Mutu dan Keamanan Pangan Seringkali konsumen menilai produk pangan tidak aman berdasarkan karakteristik sensorik (tampilan, rasa dan tekstur serta baunya). Tampilan, rasa dan tekstur serta bau merupakan mutu dari suatu produk pangan. Jika suatu pangan mengalami penurunan mutu misalnya rasa, tampilan, dan bau nya sudah tidak baik maka konsumen menganggap pangan tersebut tidak aman untuk dikonsumsi. Menurut Clarke et al, pangan yang sudah mengalami penurunan mutu dianggap sebagai pangan rusak namun tidak berarti bahwa pangan tersebut sudah tidak aman lagi untuk dikonsumsi, dijelaskan pula bahwa kerusakan pangan bukan menjadi indikator suatu pangan tidak aman. Sedangkan menurut Peter J. Lillford dalam buku Food Safety and Food Quality (2001), disebutkan bahwa mutu pangan adalah pangan yang memenuhi kriteria mutu tertentu, misalnya mutu sensorik (rasa, warna, aroma, tekstur, penampakan) dan nilai gizi. Dijelaskan pula bahwa mutu suatu produk pangan ditentukan oleh komposisi dan karakteristik sensorik. Namun, apabila pada saat proses penyimpanan dan pendistribusian terjadi penurunan mutu pangan, belum tentu pangan tersebut menjadi tidak aman. Produk pangan baik bahan baku maupun produk jadi mengalami proses pengolahan yang dipersyaratkan pada industri pangan. Bahan baku maupun produk jadi pangan harus aman baik dari zat beracun, bakteri, ataupun bahan berbahaya lainnya yang dikenal sebagai keamanan pangan. Keamanan pangan tidak terbatas terbebas dari cemaran mikrobiologi, namun juga terbebas dari cemaran fisik dan kimia. Keamanan pangan bukan hanya mencakup risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat secara langsung, tetapi juga mencakup pencegahan terjadinya risiko. Kasus yang pernah terjadi akibat adanya cemaran biologi pada pangan ialah BSE (bovine spongiform encephalopathy atau penyakit sapi gila) serta gejala keracunan shok anafilaktik setelah memakan kacang. Dioxin yang dimasukkan ke dalam pangan hewan dan masuk ke dalam tubuh manusia serta benzen yang ada pada air mineral dan residu pestisida pada produk hasil pertanian merupakan contoh kasus yang pernah terjadi akibat cemaran kimia. Sementara kasus akibat adanya cemaran fisik yang pernah terjadi ialah masuknya pecahan gelas atau paku ke dalam makanan. Gambar 1. Cemaran Biologi Gambar 2. Cemaran Kimia Gambar 3. Cemaran Fisik