Pandangan Akademisi terhadap Rancangan

advertisement
Pandangan Akademisi terhadap
Rancangan Teknokratik RPJM 2015
2015-2019:
2019:
Ekonomi Berbasis Ilmu Pengetahuan?
Prof. Dr. Bustanul Arifin
b ifi @
[email protected]
l
i
Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA
Dewan Pendiri/Ekonom Senior INDEF-Jakarta
Anggota Komite Inovasi Nasional (KIN)
Penjaringan Aspirasi Masyarakat terhadap RPJM 2015-2019, Bappenas-Unand, 17 Februari 2014 di Padang
Pembangunan: Dayasaing dan Peradaban Bangsa
Kompetitif
diciptakan
berkah
Peningkatan
g
Produktivitas
Supremasi
Nasional
Komparatif
Aset (Kekayaan) Nasional
- Basis sumberdaya alam
- Intensif tenaga kerja
- Intensif kapital
- Tenaga kerja terampil
- Intensif teknologi
- Basis kapabilitas teknologi
Peningkatan kapabilitas perekonomian
Ekonomi basis pertanian
Didorong sumberdaya
Ekonomi basis industri
Ekonomi basis inovasi
Didorong investasi
Didorong inovasi
Master Plan Ekonomi Indonesia 2025
Telaah Tiga Dokumen RPJM 2015-2019:
Ekonomi SDA
Ekonomi,
SDA-LH
LH dan Infrastruktur
• Ekonomi: Keberlanjutan fiskal dan stabilitas moneter, sektor riil
penggerakk ekonomi,
k
i investasi
i
t i berkelanjutan
b k l j t dan
d pembiayaannya,
bi
perdagangan berkelanjutan, pertumbuhan yang lebih inklusif
• SDA-LH:
SDA LH R
Regulator
l t vs operator,
t integrated
i t
t d fforest-based
t b d cluster
l t
industry, ketahanan, kemandirian & kedaulatan pangan, preferensi
konsumen kelas menengah,
menengah ketahanan energi,
energi pengembangan
energi baru-terbarukan & konservasi energi, mainstreaming
sustainable development,
p
ppenurunan CO2 26% & 41% ppada 2020.
• Infrastruktur: Konektivitas untuk keseimbangan pembangunan,
ketahanan pangan, air dan energi, sistem transportasi massal
perkotaan, pemenuhan infrastruktur dasar, governansi kerjasama
pemerintah-swasta-masyarakat.
Rekomendasi Tiga Bidang RPJM 2015-2019
• Ekonomi: Peningkatan tax ratio, penajaman subsidi, lebih serius
untuk memerangi ketimpangan pendapatan, penghapusan jenis
pungutan yg membenai investasi,
investasi langkah,
langkah hilirasi produk basis
SDA, diplomasi perdagangan dan pembukaan pasar2 baru,
keadilan ekonomi, pperbankan inklusif dan akses kebutuhan dasar.
• SDA-LH: Prioritas nasional, enforcement UU 18/2013, fokus hutan
tanaman, swasembada pangan selektif dan berdayasaing, hak
atas
t pangan, pertanian
t i bioindustri
bi i d t i berkelanjutan,
b k l j t continentti t
maritime-based economy, micro-algae for renewable energy,
ppasar jjasa lingkungan
g g hidup,
p, ggrassroots-based REDD+ strategies;
g ;
• Infrastruktur: Penyempurnaan sistem logistik nasional, pelabuhan
dan pendaratan ikan, dimensi psikologi dari transportasi massal,
i t kt dasar
instruktur
d
perkotaan
k t
( i sewage, gas ddan listrik),
(air,
li t ik) prioritas
i it
khusus pada infrastruktur daerah tertinggal dan terluar Indonesia>.
Ekonomi: Tumpuan Melewati Middle-Income Trap
• T
Tahapan
h
pembangunan
b
d i negara agraris
dari
i (tahap
(t h 1)
ke industri sederhana (tahap 2) dan industri terintegrasi
d FDI (t(tahap
dan
h 3) umumnya berjalan
b j l cukup
k mulus;
l
• Dari tahap 3 menuju negara industri berteknologi tinggi
(
(tahap
4)) sering terkena jebakan. Dari tahap 4 menuju
ekonomi kreatif dan inovatif (tahap 5), juga agak mulus.
• Strategi:
g
economyy ((KBE))
-Knowledge-based
-Innovation-driven economy, sinergi Kemitraan ABGC
-Peran research universities di seluruh Indonesia
-Pola ilmiah pokok dan kekhasan universitas daerah
Dana R&D menuju Innovation-Driven Economy
Kreativitas: Gelombang ke-4 Peradaban
SDA-LH: Target Swasembada Pangan Selektif
•
•
•
•
•
•
•
Harapan besar, tapi fakta belum didukung oleh langkah konkrit.
Padi, dari 54,09 juta ton (2004) menjadi 70,87 juta (2013);
Jagung, dari 11,23 juta ton (2004) menjadi 18,51 juta ton (2013);
Kedelai dari 723 ribu ton (2004) menjadi 808 ribu ton (2013);
Kedelai,
Gula, dari 2,05 juta ton (2004) menjadi 2,27 juta ton (2013);
Tapi pangan mempengaruhi laju inflasi: harga cabe merah dsb
Strategi:
-Evidence-based
Evidence based policy making,
making bukan voting suara terbanyak
-Peningkatan peran profesi ekonomi pertanian di daerah
-Pembumian
P b i (ground-truthing)
(
d t thi ) GAP dan
d pertanian
t i presisi
i i
-Universitas daerah harusnya mengembangkan pangan lokal
Pertanian Masa Depan: Konsekuensi dan Solusi
Trend Perubahan
Energi fosil makin langka
Kebutuhan pangan, pakan,
energi dan serat
Perubahan iklim global
Kelangkaan lahan dan air
Konsekuensi dan Solusi
Transformasi ekonomi ke bioenergi
Urgensi bioproduk, pola hidup sehat,
dan pola konsumsi biokultura.
Kapasitas adaptasi dan mitigasi
Keniscayaan efisiensi & konservasi
Permintaan terhadap jasa Pertanian ekologis dan bioservices
lingkungan
g g hidupp
Petani marjinal meningkat Pluriculture: sistem biosiklus terpadu
Kemajuan iptek bioscience Pengembangan bioekonomi
dan bioengineering
Global Governance: Perubahan Strategi
• M
Mempertahankan
t h k dayasaing
d
i secara abadi
b di tentu
t t sulit,
lit baik
b ik
pada skala makro negara, maupun skala mikro bisnis.
• Gaya hidup kaum urban mempengaruhi jatuh-bangun
jatuh bangun merek
kopi bubuk. Kedai Starbucks & Exelso fokus pada blending &
cupping mengubah loyalitas konsumen, selera berubah cepat.
Infrastruktur: Pembenahan Total Sistem Logistik
Pengembangan Skema Pembiayaan Alternatif
Sumber: Bappenas, 2014
Penutup: Operasionalisasi Strategi
• Ketiga rancangan teknokratik RPJM 2015-2019
2015 2019 untuk bidang
ekonomi, sumberdaya alam dan lingkungan, serta sarana dan
pprasarana telah berbentuk dan memiliki landasan teori yyangg
cukup solid. Dmensi kelengkapan (comprehensiveness) dari
teori yang digunakan masih perlu disempurnakan.
• Pengembangan KBE (knowledge-based
(knowledge based economy) wajib
dijadikan acuan utama. KBE mengarah evidence-based policy
yyangg mampu
p mengurangi
g
g kejenuhan
j
ppada ppolitik ppraktis.
• Misalnya, ekonomi kreatif hanya lahir dari masyarakat kreatif,
penuh gagasan dan imaginasi untuk maju, mengubah dunia
dan mengantisipasi perubahan dan trend yang akan terjadi;
• Akademisi (plus masyarakat politik dan masyarakat bisnis)
juga perlu berkontribusi pada perbaikan lingkungan kebijakan
di internal birokrasi dan lintas institusi untuk mendorong
efisiensi & efektivitas perjalanan kebijakan pembangunan.
Download