23 BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Public Relations (PR) Menurut Firsan Nova (2009:32) PR merupakan salah satu fungsi manajemen yang menjadi jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya. Dengan demikian publik diharapkan dapat memahami, menerima, dan bekerjasama apabila terdapat suatu masalah yang berkaitan dengan kepentingan publik. Di Inggris, Chartered Institue of Public Relations (CIPR) menawarkan sebuah definisi yang mengenalkan dimensi baru yang berbeda: ‘Public Relations adalah tentang reputasi – hasil dari apa yang anda lakukan, apa yang anda katakan, dan apa yang orang lain katakan tentang anda.’ Praktik PR adalah disiplin ilmu yang bertugas menjaga reputasi – dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman dan dukungan, serta mempengaruhi opini dan perilaku. Kegiatan ini merupakan usaha yang terencana dan berkesinambungan untuk membangun dan mempertahankan niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan publiknya. (Butterick.K, 2012:8) Rhenald Kasali, dari perspektif yang berbeda menyatakan PR sebagai fungsi strategi dalam manajemen yang melakukan komunikasi guna melahirkan pemahaman dan penerimaan publik. (Iriantara, 2010: 6) Sedangkan menurut Frank Jefkins (2010:10), ‘PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.’ 23 Berdasarkan definisi PR yang telah dijelaskan oleh para ahli tersebut, penulis mencoba mengartikan PR sebagai suatu fungsi strategi di dalam organisasi yang menjembatani organisasi/perusahaan dengan publiknya, dalam rangka menyampaikan apa yang menjadi tujuan perusahaan kepada publiknya, dan juga apa yang diinginkan oleh publiknya dapat dipahami oleh perusahaan sehingga nantinya reputasi perusahaan dapat terjaga dengan baik. 2.1.2 Strategi Public Relations Menurut Ruslan yang dikutip oleh Firsan Nova (2009: 41-43) terdapat 7 Strategi Public Relations atau yang lebih dikenal dengan bauran Public Relations yang dapat disingkat menjadi PENCILS, yaitu: 1. Publications (Publikasi) Fungsi dan tugas PR adalah menyelenggarakan publikasi, menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahan atau organisasi yang perlu diketahui oleh publik. Disini, tugas PR adalah menciptakan berita untuk mendapatkan publisitas melalui kerjasama dengan pihak pers/wartawan dengan tujuan mengguntungkan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya. 2. Event Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi opini publik. 23 3. News (Berita) Berupa menciptakan berita melalui press release, newsletter, bulletin, dan lainlain. Seorang PR harus mempunyai kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas. 4. Community involvement (Keterlibatan komunitas) Keterlibatan tugas sehari-hari seorang PR adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik (community relations and humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. 5. Inform or Image (Memberitahukan atau meraih citra) Ada dua fungsi utama dari PR, yaitu memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif. 6. Lobbying and negotiation (Melobi atau bernegosiasi) Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PR. Tujuan lobi adalah untuk mencapai kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. 7. Social Responsibility (tanggung jawab sosial) Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas PR menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Hal ini akan meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Saat ini banyak perusahaan menjadikan kegiatan sosial sebagai aktivitas yang harus dilakukan. 23 Strategi PR yang digunakan dalam masalah yang diteliti ini adalah Strategi CSR atau tanggung jawab sosial dan keterlibatan komunitas sosial dalam kegiatan CSR Money Minded yang dijalankan oleh perusahaan. Teori mengenai CSR dan komunitas sosial akan dibahas lebih lanjut di dalam teori khusus. 2.1.3 Citra Citra (image) adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik, terhadap perusahaan yang sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi (Ardianto, 2009:29). Menurut Katz dalam Nurjaman dan Umam (2012: 125), Citra adalah cara pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, komite, atau aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, banker, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perushaan. Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik atau persepsi publik tentang perusahaan menyangkut pelayananannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya. Pada akhirnya persepsi akan mempengaruhi sikap publik, apakah mendukung, netral, atau memusuhi. (Kriyanto.R, 2012:9) Jadi dapat disimpulkan bahwa citra adalah gambaran atau cara pandang publik tentang sebuah objek, individu, maupun perusahaan, dimana gambaran atau pandangan yang diberikan itu dapat mempengaruhi publik untuk mendukung, netral, atau memusuhi objek, individu, ataupun perusahaan tersebut. 23 2.1.4 Jenis-Jenis Citra Dalam bukunya yang berjudul Public Relations, Frank Jefkins dalam Daniel Yadin (2004:20-22), mengelompokkan citra menjadi lima jenis, yaitu: 1. Citra Bayangan (Mirror Image) Citra ini dianut oleh pihak internal atau anggota-anggota organisasi, biasanya adalah pemimpinnya, mengenai pandangan pihak eksternal tentang organisasinya. Melalui penelitian yang dalam mengenai citra, citra ini dianggap hampir selalu tidak tepat atau tidak sesuai kenyataaan, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan, ataupun pemahaman yang dimiliki oleh pihak internal organisasi mengenai pandangan pihak eksternal. 2. Citra yang Berlaku (Current Images) Kebalikan dari citra bayangan, citra atau pandangan yang dianut oleh pihakpihak eksternal mengenai suatu organisasi. Sama halnya dengan citra bayangan, citra ini cenderung negatif. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya, dimana mereka sendiri tidak menjadi anggota di dalam organisasi tersebut. 3. Citra yang Diharapkan (Wish Images) Citra harapan adalah suatu citra yang diharapkan oleh pihak manajemen terhadap organisasinya. Citra yang diharapkan itu cenderung positif, lebih baik, lebih menyenangkan, dan biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya. 23 4. Citra Perusahaan (Corporate Image) Citra perusahaan yang dimaksud adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Citra perusahaan itu terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah, atau riwayat hidup perusahaan yang berprestasi, keberhasilan dan stabilitas di bidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, dan komitemen untuk mengadakan riset. Suatu citra perusahaan yang positif jelas menunjang keberhasilan dalam menjual produknya. 5. Citra Majemuk Banyaknya jumlah pegawai, cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumalah pegawai yang dimilikinya. Maka diperlukan generalisasi di perusahaan untuk menegakkan citra perusahaan, seperti menyamakan seragam, pelatihan staf, design atau logo di setiap cabangnya, dll. Citra yang dipakai dalam penelitian ini adalah citra perusahaan yang akan dibahas lebih lanjut di dalam teori khusus. 2.2 Landasan Konseptual: Teori Khusus 2.2.1 Corporate Social Responsibility (CSR) CSR menurut World Business Council on Sustainable Development adalah Komitmen bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis dalam berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup 23 karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat luas (Nurjaman dan Umam, 2012: 127). Di dalam Green Paper Komisi Masyarakat Eropa 2001 dinyatakan bahwa kebanyakan definisi CSR (tanggung jawab sosial korporat) menunjukan konsep tentang pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan para stakeholdger-nya. Ada dua hal yang terkait dengan CSR, yaitu pertimbangan sosial dan lingkungan hidup serta interaksi sukarela. (Iriantara, 2010: 49) Menurut Reza Rahman (2009:33), CSR bukan program yang dilakukan secara periodik, mengikuti tren, atau tanpa rencana. Program ini dapat mempengaruhi citra perusahaan apabila dilakukan secara sustainable dan menciptakan hubungan jangka panjang dengan komunitas. Menurut Fauset, CSR itu, ‘membantu memunculkan citra bahwa suatu perusahaan peduli pada lingkungan, untuk menutupi dampak negatif dengan memenuhi media dengan citra positif tentang pesan CSR perusahaan. CSR memungkinkan bisnis mengklaim adanya kemajuan pada saat terdapat bukti tidak adanya perkembangan positif. Karena banyak kasus bisnis untuk CSR bergantung pada perusahaan yang dianggap bertanggung jawab secara sosial, CSR akan lebih mudah dan murah digunakan untuk mengalihkan isu daripada mengubah suatu keadaan yang sudah terlanjur buruk.’ (Butterick,K, 2012:98). Dalam Jurnalnya, Suherma Kusniadji (2011:55-56), mengungkapkan bahwa kesuksesan program CSR amat ditentukan oleh pemilihan isu yang tepat dalam fokus kegiatannya. Pemilihan isu tersebut perlu mempertimbangkan sejumlah data lapangan, atau mengambil isu yang sedang hangat dibicarakan, kemudian menyesuaikannya dengan kebutuhan stakeholder. Dengan demikian, pemilihan isu 23 CSR yang menarik dan mengandung isu yang sedang hangat dibicarakan akan dapat mengundang media untuk membantu mengkomunikasikan program CSR kepada seluruh stakeholders. Setelah perusahaan merealisasikan aktivitas kegiatan CSR, pada tahapan berikutnya, perusahaan mengkomunikasikan program CSR. Tujuan dari aktivitas komunikasi adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada seluruh stakeholders yang berhubungan dengan aktivitas CSR yang dilakukan. Hal seperti ini juga dapat mendorong perusahaan lain untuk melakukan aktivitas CSR. 2.2.2 Program CSR Di dalam bukunya Kotler & Lee (2005:22-24) menjelaskan CSR sebagai corporate social initiatives (inisiatif sosial perusahaan) yang mana tugas utamanya dijalankan oleh perusahaan untuk mendukung masalah-masalah sosial dan memenuhi komitmen untuk tanggung jawab sosial perusahaan. Ada 6 pilihan untuk berbuat kebaikan (six option for doing good) sebagai inisiatif sosial perusahaan dalam menjalankan CSR, yaitu: 1. Cause promotion Perusahaan menyediakan dana, kontribusi yang setimpal, atau sumber daya perusahaan lainnya untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian tentang masalah sosial atau untuk mendukung pengumpulan uang, partisispasi, atau perekrutan sukarelawan untuk suatu tujuan. 2. Cause-Related Marketing Perusahaan berkomitmen untuk berkontribusi mengkoordinasikan sejumlah presentasi dari pendapatnya untuk sebuah masalah spesifik berdasarkan penjualan produk. 23 3. Corporate social marketing Perusahaan perilaku mendukung pengembangan dan penerapan kampanye perubahan yang diharapkan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, keselamatan, lingkungan, atau kesejahteraan komunitas. 4. Corporate Philanthropy Perusahaan membuat kontribusi langsung untuk sumbangan, seringkali dalam bentuk hibah tunai, donasi, dan/atau pelayanan yang sepadan. 5. Community Volunteering Perusahaan mendukung dan menguatkan karyawan, partner retail, atau anggota franchise untuk menyumbangkan waktu mereka mendukung organisasi komunitas lokal. 6. Socially Responsible Business Practice Perusahaan mengadopsi dan menggunakan aktivitas bisnis dan investasi sukarela yang mendukung permasalahan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan lingkungan. Program CSR: Money Minded yang dijalankan oleh PT. Bank ANZ ini tergolong ke dalam insiatif sosial Corporate Philanthropy, dimana perusahaan membuat kontribusi langsung untuk memberikan sumbangan berupa pelayanan, penyedian dana serta kelengkapan yang dibutuhkan dalam program tersebut. Program ini juga dapat digolongkan dalam Community Volunteering yaitu perusahaan mendorong karyawannya untuk ikut terlibat menjadi volunteer untuk melaksanakan program tersebut bersama komunitas lokal yang diajak bekerja sama. 23 2.2.3 Hubungan Komunitas (Community Relations) Menurut Iriantara, komunitas adalah sekelompok orang yang hidup di tempat yang sama, kepemerintahan yang sama, dan mempunyai kebudayaan dan sejarah yang umumnya turun temurun. Orang-orang yang hidup dalam komunitas dan lembaga-lembaganya membuat mereka saling bergantung antara satu dengan yang lainnya. Mereka tidak dapat menikmati kehidupan yang baik tanpa lembaga-lembaga tersebut. Begitu pula lembaga tersebut tidak dapat hidup tanpa ijin dan dukungan dari komunitas (Iriantara, 2010:22). Dalam Jurnalnya, Arum Yudarwati (2012:145), mengatakan bahwa community relations sebagai bagian dari public relations merupakan wujud tanggung jawab sosial organisasi. Hubungan komunitas dimaknai sebagai rencana perusahaan yang secara aktif dan melanjutkan partisipasi dengan dan dalam masyarakat untuk mempertahankan dan meningkatkan lingkungan untuk kepentingan perusahaan dan masyarakat. Adanya saling tergantungan antara perusahaan dan community relations ini, memotivasi perusahaan untuk mendesain program community relations, yang dapat dibedakan menjadi dua tipe. Tipe program yang pertama merupakan program yang fokus pada aktivitas untuk membantu komunikasi perusahaan dengan pemimpin komunitas lokal. Sementara program kedua fokus pada aktivitas yang melibatkan perusahaan pada aktivitas komunitas, seperti dukungan pendidikan, maupun memberikan donasi. Rogovsky dalam penelitiannya menguraikan manfaat keterlibatan komunitas dalam organisasi, yaitu: (a) Memperkaya kapabilitas karyawan yang telah menyelesaikan tugas bekerja bersama komunitas, (b) Peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas, (c) Meningkatkan pengetahuan tentang komunitas 23 lokal, (d) Meningkatkan citra dan profil perusahaan karena para karyawan menjadi ‘duta besar’ bagi perusahaan. (Iriantara, 2010:71) Iriantara (2010:32) juga memandang community relations berdasarkan dua pendekatan: 1. Dalam konsep lama yang memosisikan organisasi sebagai pemberi donasi, program community relations hanyalah bagian dari aksi dan komunikasi dalam proses PR. Apabila berdasarkan pengumpulan fakta dan perumusan masalah ditemukan bahwa permasalahan yang mendesak adalah menangani komunitas, dalam perencanaan akan disusun program community relations. Hal ini dijalankan melalui aksi dan komunikasi. 2. Memosisikan komunitas sebagai mitra, dan konsep komunitasnya bukan sekedar kumpulan orang yang berdiam di sekitar wilayah opersi organisasi, community relations dianggap sebagai program tersendiri yang merupakan wujud tanggung jawab sosial organisasi. Dari penjelasan tersebut maka pendekatan hubungan komunitas yang dipakai adalah yang kedua dimana komunitas diposisikan sebagai mitra perusahaan untuk membantu perusahaan dalam mewujudkan tanggung jawab sosial milik perusahaan. 2.2.4 Citra Perusahaan (Corporate Image) Menurut Rachmat Kriyantono (2012:12), Citra korporat adalah citra keseluruhan yang dibangun dari semua komponen (tubuh) perusahaan, seperti kualitas produk, keberhasilan ekspor, kesehatan, keuangan, perilaku karyawan, tanggung jawab sosial terhadap lingkungan atau pengalaman konsumen yang menyenangkan atau menyedihkan tentang pelayanan perusahaan. 23 Siti Khadijah (2011:4) mengungkapkan dalam jurnalnya bahwa citra perusahaan dibangun atas reputasi dan prestasi. Citra merupakan aset yang bersifat intangible dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan berupa penilaian positif dan negatif yang dirasakan oleh publik. Dalam jurnal penelitian Apisiti Chattananon bersama rekan-rekannya (2011: 231), mereka mengatakan bahwa citra perusahaan memiliki dua komponen utama, yaitu Fungsi dan Emosi. Komponen fungsional berkaitan dengan karakteristik nyata yang dapat dengan mudah diukur, sedangkan komponen emosional berkaitan dengan dimensi psikologis yang dimanifestasikan oleh evaluasi, perasaan, dan sikap terhadap perusahaan. Citra perusahaan adalah hasil bersih dari interaksi keyakinan seseorang, ide, perasaan dan kesan tentang perusahaa Rhenaldi Kasali (2003:28) menjelaskan pemahaman yang lengkap mengenai citra perusahaan melalui 4 element, yaitu: 1. Personalitas Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial. 2. Reputasi Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain. 3. Nilai Nilai-Nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggaran, karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan. 23 4. Identitas Perusahaan Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna, slogan. 2.3 Kerangka Teori Berdasarkan hasil pemaparan teori diatas, peneliti berusaha merangkumnya ke dalam bagan teori berikut ini: Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Penulis 23 2.4 Kerangka Pikir Gambar 2.2 Kerangka Pikir Sumber: Penulis 23 Penjelasan: Berdasarkan bagan kerangka pikir di atas, penulis ingin menjelaskan mengenai permasalahan yang akan dikaji/diteliti di dalam penulisan tersebut. Dimana yang menjadi objek penelitian adalah Public Relations PT Bank ANZ Indonesia, dan peneliti ingin menganalisis apakah strategi yang dilakukan oleh PR PT Bank ANZ Indonesia dalam menjalankan program CSR nya yang bekerja sama dengan komunitas sosial dapat berhasil meningkatkan citra perusahaan atau tidak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan feedback positif kepada PR PT Bank ANZ Indonesia.