MODUL PERKULIAHAN Marketing Public Relations Brand Valuations Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Public Relations Tatap Muka 13 Kode MK Disusun Oleh MK 42020 Enjang Pera Irawan, S.Sos., M.I.Kom Abstract Kompetensi Pokok Bahasan dalam Modul Marketing Mahasiswa dapat memahami valuasi Public Relations ini antara lain: valuasi brand, brand, perusahaan, penggunaan brand dalam membangun penggunaan brand dalam membangun kepercayaan, dan hubungan nilai inti kepercayaan, dan hubungan nilai inti pada brand dan level perusahaan nilai brand pada brand dan level perusahaan nilai brand perusahaan, Introduction Tidak jarang ketika konsumen akan memilih suatu produk, terlebih dahulu melihat brand (brand). Brand sudah dianggap sebuah jaminan mutu dan kualitas dimata konsumen. Tentu para praktisi PR dan komunikasi pemasaran lah yang paling dominan dalam menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan brand produk dan jasa. Suatu brand (brand) dapat memiliki nilai yang komersil ketika upaya marketing yang dilakukan juga memiliki nilai potensial yang dapat membangun brand-brand tersebut. Brand sekali lagi merupakan hal penting dalam pasar konsumen. Brand menjadi penghubung langsung antara konsumen dan perusahaan, serta adanya kemungkinan bahwa konsumen akan membangun loyalitasnya pada brand. Dalam dunia industri dengan tingkat kompetisi tinggi, brand menjadi kunci penting bagi perusahaan untuk memposisikan dan menciptakan identitas produknya yang unik dalam benak konsumen. Untuk menarik konsumen, tidak cukup hanya dengan menguatkan brand produk semata, tetapi harus menguatkan brand perusahaan. Corporate brand yaitu menggunakan nama perusahaan (baik perusahaan induk maupun anak perusahaan atau kantor cabang) sebagai brand produk. Misalnya Toyota, Yamaha, dan Samsung. Hampir setiap brand produk branda diawali dengan brand perusahaan dan diikuti dengan brand produk yang memberi identitas terhadap tipe produknya. Kekuatan brand produk dan brand perusahaan saling dipengaruhi dan mempengaruhi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa brand perusahaan yang kuat akan mempengaruhi posisi produk atau jasa di pasar. Dari berbagai temuan dinyatakan bahwa kesuksesan brand perusahaan tidak terlepas dari campur tangan divisi public relations pada perusahaan masing-masing. Brand perusahaan harus didukung dan diperkuat oleh tindakan-tindakan yang dapat meredam permasalahan dengan pihak-pihak terkait dan justru sebaliknya dapat membangun iklim dan kerjasama yang kondusif. Misalnya saja perusahaan harus mampu mengelola tekanan konsumen, serta menjaga hubungan industrial dan parlemen. Konsisten, dengan aktivitas organisasi yang baik, serta responsive menghadapi kritikan dan cenderung beroperasi dengan dukungan public yang lebih besar. ‘13 2 Marketing Public Relations Enjang Pera Irawan, S.Sos., M.I.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pertimbangan lain selain brand dalam perilaku pembelian konsumen yaitu reputasi perusahaan itu sendiri. Artinya kekuatan brand harus didukung oleh reputasi perusahaan yang senantiasa tidak hanya memberikan keuntungan jangka pendek, tetapi dapat memberikan keuntungan jangka panjang. Berbagai penjelasan tersebut akan kita bahas pada modul kali ini. Modul ini kita akan mempelajari dan membahas terkait valuasi brand, nilai brand perusahaan, penggunaan brand dalam membangun kepercayaan, dan hubungan nilai inti pada brand dan level perusahaan. Brand Valuation Suatu brand (brand) dapat memiliki nilai yang komersil ketika upaya marketing yang dilakukan memiliki nilai potensial yang dapat membangun brandbrand tersebut (Haywood, 2005:128). Dari penjelasan Haywood dapat dimaknai bahwa kekuatan dan nilai brand tidak semata-mata hanya mengandalkan nama besar brand saja, melainkan harus didukung oleh barbagai upaya komunikasi oleh marketing secara konstruktif dan baik. Menurut ISO 10668, brand valuation merupakan "Aset tidak berwujud yang diakui sebagai properti sangat dihargai atau berharga. Bisa dibilang aset tidak berwujud yang paling berharga, namun paling sedikit dipahami. Aset itu adalah brand. Istilah 'brand' didefinisikan sebagai sesuatu yang tidak bisa diraba (intangible), misalnya nama, istilah, dan logo yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan membuat gambar khas dan asosiasi di benak pemangku kepentingan, sehingga menciptakan manfaat ekonomi bagi pemilik1 Misalnya saja, perusahaan Swiss, Nestle, rela membeli Rowntree Machintos dari Inggris dalam jumlah lebih dari £2,5 Milyar ketika aset fisiknya hanya mencapai 20 persen dari harganya. Saldo tersebut digunakan untuk membayar ahli marketing, serta beberapa ahli brand. Dengan kata lain, Nestle siap untuk membayar lima kali lebih banyak sebagai aset untuk mendapatkan brand tersebut. Suatu perusahaan dapat dikatakan bernilai jika telah mencapai empat hingga lima kali nilai assetnya (Haywood, 2005:128). Valuing brand ini telah lama lahir di Inggris, dimana memiliki pasar yang terbuka dan relatif terbiasa dengan proses takeover perusahaan. Salah satu 1 http://brandfinance.com/images/upload/iso_10668_overview.pdf ‘13 3 Marketing Public Relations Enjang Pera Irawan, S.Sos., M.I.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perusahaan di Inggris yang melakukan Valuing Brand yaitu Rank Hovis McDougal. Pada tahun 1988, perusahaan ini telah memiliki kapitalisasi pasar saham sebesar £1.4 milyar dengan nett asset sebesar £265 juta. Pada waktu yang sama, penjualannya telah mencapai £1.7 milyar dan memiliki sekitar 50 atau lebih brand terkemuka yang tidak hanya di Inggris tetapi juga telah tersebar di Amerika dan Asia Pasifik. Terlihat tidak realistis ketika nilai dari beberapa brand ini tidak diakui di neraca dan bahwa RHM tidak terlalu menguntungkan bila dibandingkan dengan perusahaan lain di sektor yang sama yang memiliki brand dengan nilai yang jauh lebih kecil. Sehingga diputuskan untuk menempatkan nilai pada aset-aset yang memiliki nilai komersil. Brand RHM senilai £678 juta mampu membawa total valuasi net aset perusahaan yang jauh lebih realistis mendekati £1 milyar. Saat ini, brand ini memiliki nilai berlipat ganda yang mencerminkan investasi pemasaran dan peningkatan reputasi brand. Pertanyaan yang mungkin muncul adalah bagaimana menjaga Valuations Brand agar tetap realistis. Tidak ada formula tertentu untuk menilai suatu brand kecuali dengan harga pada pasar terbuka (open market). Manajemen yang memiliki rasa optimis yang tinggi mampu mempertahankan posisi perdagangan yang sulit dengan menempatkan valuasi yang meningkat dalam catatan perusahaannya. Pertanyaan selanjutnya yang mungkin saja dapat muncul adalah apakah evaluasi formal terhadap reputasi (goodwill dan brand value) perlu dimasukkan ke dalam neraca atau tidak, beberapa estimasi ini dapat membantu, terutama pada perusahaan yang tidak tercatat. Evaluasi formal terhadap reputasi ini akan memungkinkan manajemen untuk menyetujui anggaran untuk melakukan program manajemen isu dan marketing support untuk melindungi serta meningkatkan aset perusahaan (Haywood, 2005:129). Corporate Brand Corporate brand yaitu menggunakan nama perusahaan (baik perusahaan induk maupun anak perusahaan atau kantor cabang) sebagai brand produk (Fandy,2005:15). Misalnya Toyota, Yamaha, dan Samsung. Hampir setiap brand produk branda diawali dengan brand perusahaan dan diikuti dengan brand produk yang memberi identitas terhadap tipe produknya. ‘13 4 Marketing Public Relations Enjang Pera Irawan, S.Sos., M.I.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam beberapa tahun ini, perusahaan-perusahaan yang memiliki orientasi pemasaran yang kuat, menempatkan posisi public relation branda tepat dibelakang brand branda. Perusahaan-perusahaan dibalik brand ini berhadapan dengan beberapa kemungkinan resiko melalui pengadopsian pendekatan low-profile seperti permasalahan pada public goodwill, tekanan konsumen, serta hubungan industrial dan parlemen. Selalu konsisten, dengan aktivitas organisasi yang baik, serta responsive menghadapi kritikan dan cenderung beroperasi dengan dukungan public yang lebih besar (Haywood, 2005:129). Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa brand perusahaan yang kuat akan mempengaruhi posisi produk atau jasa di pasar. Dari berbagai temuan dinyatakan bahwa kesuksesan brand perusahaan tidak terlepas dari campur tangan divisi public relations pada perusahaan masing-masing. Brand perusahaan harus didukung dan diperkuat oleh tindakan-tindakan yang dapat meredam permasalahan dengan pihak-pihak terkait dan justru sebaliknya dapat membangun iklim dan kerjasama yang kondusif. Misalnya saja perusahaan harus mampu mengelola tekanan konsumen, serta menjaga hubungan industrial dan parlemen. Konsisten, dengan aktivitas organisasi yang baik, serta responsive menghadapi kritikan dan cenderung beroperasi dengan dukungan public yang lebih besar. Sebagai penjelajah dan petualang yang membuka dunia, perdagangan menjadi rute untuk mempengaruhi serta kemakmuran umat manusia. Dengan pasar utama dunia, tenaga kerja dan bahan baku yang murah, dan revolusi industri mampu membuat bisnis manufaktur menjadi lebih maju. Seiring bertambahnya pelaku usaha di pasar dunia, hal ini mengakibatkan tumbuhnya persaingan dan pertarungan strategi marketing semakin kuat. Hal inilah yang kemudian memperkuat kajian-kajian disiplin ilmu, khususnya bidang marketing. Banyak perusahaan yang percaya bahwa brand adalah segalanya. Meskipun semua aset perusahaan memberikan kontribusi dalam keberhasilan perusahaan, akan tetapi brand dapat membuat perusahaan lebih hebat. Sebagaimana yang tercatat dalam konvensi akuntansi di seluruh dunia bahwa memungkinkan brand untuk ditampilkan dalam neraca sebagai aset keuangan. Hal ini berarti, dana yang digunakan untuk melindungi dan mempromosikan brand dapat dilihat sebagai sebuah investasi dalam pertumbuhan modal dari nilai brand. Hal ini akan menjadi sangat penting baik bagi reputasi perusahaan maupun para PR professional (Haywood, 2005:130). ‘13 5 Marketing Public Relations Enjang Pera Irawan, S.Sos., M.I.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Meskipun brand sangat berharga, hal ini bukan berarti bahwa penghormatan akan selalu didapatkan oleh perusahaan. Strategi yang tepat, pemasaran dan promosi yang tepat, dapat mengubah suatu nama yang tidak disukai menjadi brand dengan ekuitas yang nyata. Banyak nama-nama besar dan terkenal hanya mencerminkan nama-nama para pendiri dan tidak satu sen pun dihabiskan dalam pengembangan brand. Apakah terdapat banyak perbedaan bahwa Ford merupakan keluarga pendiri, nama perusahaan dan brand produk dibandingkan dengan General Motors yang hanya merupakan nama perusahaan dan bahkan hampir menjadi sebuah brand? Mungkin saja tidak. Keduanya dapat bekerja jika ada nilai-nilai brand dibalik sebuah nama, yang didukung dengan pemasaran dan promosi yang tepat serta penekanan yang tepat pada reputasi (Haywood, 2005:130). Using The Corporate Brand to Build Confidence Kepala Eksekutif Lever Brothers dalam konferensi Marketing Society, beberapa tahun silam, menyatakan bahwa nilai-nilai perusahaan yang dipegang oleh suatu brand, merupakan kebijakan yang disengaja untuk mempertahankan organisasi yang low-profile dibelakang produk. Ketika terjadi hal yang tidak baik, Lever Brothers telah mengubah kebijakannya. Tentu saja, perusahaan ini pada akhirnya memiliki catatan yang sangat baik dan dapat dibanggakan di beberapa bidang seperti pengembangan produk, keselamatan konsumen, hubungan karyawan, keselamatan dan lingkungan, akan tetapi tidak merasa bahwa ini akan menjadi sama pentingnya dengan promosi sebuah brand. Kesimpulannya yaitu memastikan bahwa kekuatan promosi produk tidak mempengaruhi proyeksi perusahaan, tetapi nilai-nilai perusahaan, integritas dan kualitas kepemimpinan lah yang dapat berpengaruh terhadap proyeksi perusahaan (Haywood, 2005:131). Dalam dekade terakhir, penekanan pemasaran telah bergeser menuju kepada retailer (pengecer). Pengecer saat ini branda lebih dekat dengan pelanggan utama. Bahkan perusahaan-perusahaan yang tidak menyediakan produk-produk langsung ke konsumen menyadari akan pentingnya sebuah brand dan reputasi perusahaan. Intel dan Cisco akan menjadi contoh yang baik. Sejalan dengan hal tersebut, komunikasi yang mendukung akan menjadi penting sebagaimana kita menuntut untuk mengetahui lebih jauh tentang perusahaan yang mempengaruhi kehidupan kita (Haywood, 2005:131). ‘13 6 Marketing Public Relations Enjang Pera Irawan, S.Sos., M.I.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kepercayaan diri pada sebuah perusahaan salah satunya didukung oleh corporate brand kuat. Namun mengandalkan corporate brand saja tidaklah cukup. Untuk meningkatkan kepercayaan diri sebuah perusahaan harus didukung oleh kualitas produk, nilai-nilai perusahaan, integritas perusahaan, dan leadership (kepemimpinan) yang senantiasa memutuskan berbagai kebijakan yang memikirkan kesejahteraan pelanggan dan stakeholder nya dalam jangka panjang. Linking Corporate Values at Brand and Corporate Level Tentu saja reputasi lebih diperhitungkan dan diapresiasi lebih di tingkat perusahaan, kemudian brand dianggap memiliki reputasi sendiri. Namun idealnya reputasi perusahaan dan reputasi brand harus saling berbagi dan memperkuat. Hal ini dikarenakan keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Jika suatu produk dan brand memiliki kualitas yang baik, maka akan berpengaruh pada reputasi perusahaan. Kemudian jika perusahaan memiliki reputasi baik, maka produk dan brand yang diproduksi akan lebih dipercaya oleh konsumen. Kadang-kadang, reputasi perusahaan dan produk dengan identitas yang hampir sama memiliki keuntungan tersendiri, misalnya seperti Birds Eye, Boeing, Cadbury’s, Electrolux, dan Kawasaki. Namun beberapa perusahaan lebih memilih untuk tetap menjaga identitas dan brand branda berbeda seperti ICI, GlaxoSmithKline, Merck, Pearson Publishing, Procter & Gamble dan Unilever. Tentu keduanya memiliki pertimbangan tersendiri sesusi dengan mempertimbangkan pilihan dan membuat keputusan pada strategi terbaik untuk memenuhi ambisi perusahaan (Haywood, 2005:132). Reputasi dan brand perusahaan tentu tidak statis. Reputasi dan brand perusahaan akan mengalami kenaikan dan penurunan, tergantung pada kinerja perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, manajemen dapat mengontrol kualitas dirinya, serta senantiasa meningkatkan kepuasan konsumen, oleh sebab itu reputasi harus dapat dikembangkan dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, Tesco, sebuah grup supermarket, tumbuh dari kios pasar yang sederhana. Setelah lepas dari pendiri yang asli, Jack Cohen, perubahan kompetitif terjadi dengan strategi baru, melalui slogan (tagline) toko kelontong yang murah dan ceria. Seiring waktu, para manajer memindahkan Tesco secara perlahan dari toko kelontongan menjadi perusahaan grosir yang tidak hanya menjual dengan murah, tetapi juga ‘13 7 Marketing Public Relations Enjang Pera Irawan, S.Sos., M.I.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengedepankan kualitas dan nilai. Penelitian menunjukkan bahwa Tesco memiliki reputasi yang baik, dan dapat menyusul banyak pesaingnya. Reputasi ini sebagai faktor kunci dalam pergeseran pelanggan dari satu supermarket ke supermarket lainnya. Reputasi perusahaan dan reputasi brand, baik dengan nama yang sama ataupun tidak, harus mendapat pengelolaan secara serius dan komprehensif. Biasanya konsumen pada saat memilih brand akan didasarkan pada nilai tambah yang diberikan, janji yang dibuat, harapan konsumen terhadap penampilan brand tersebut, nilai ataupun perangkat tambahan lainnya yang menambah kualitas brand tersebut. Hal lain yang menjadi bahan pertimbangan konsumen yaitu terkait tanggung jawab sosial perusahaan, kebijakan lingkungan, catatan kesehatan, keselamatan kerja dan sebagainya. Ini merupakan bagian dari aspek reputasi perusahaan yang kadang kala juga berada di tingkat reputasi brand. (Haywood, 2005:133). Brand baru maupun lama dapat menjadi trendi, progresif dan stabil, hal ini dikarenakan kerja keras para professional marketing. Para profesional marketing mempromosikan dan membangun kepribadian brand melalui teknik komunikasi yang komprehensif, sehingga dapat memperkuat reputasinya di pasar. Tentu upaya penguatan reputasi ini tidak dilakukan sendiri, melainkan didukung oleh berbagai pihak yang ada di perusahaan, khususnya divisi PR. Pesan-pesan PR dinilai lebih dapat dipercaya dan lebih baik dalam mengkomunikasikan brand dan reputasi perusahaan kepada publik. Brand juga dapat memiliki sejarah yang panjang dan bahkan dapat berubah seiring berjalannya waktu, namun hal yang harus dilakukan yaitu tetap mempertahankan loyalitas konsumen melalui kualitas reputasi yang selalu dikembangkan. (Haywood, 2005:135). Dari pernyataan ini dapat dilihat bahwa perusahaan disarankan untuk terus menerus mengembangkan inovasi dalam mendukung peningkatan kualitas produk branda. Konsumen saat ini akan memilih produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan branda. . Banyak direktur pemasaran yang prihatin, bukan semata-mata karna masalah pengelolaan profil brand atau memikirkan strategi promosi yang tepat, akan tetapi melihat lebih jauh kepada aspek reputasi. Kita harus berhati-hati dalam menganalisis hal ini. Beberapa brand terkenal ditemukan mengalami penurunan persentase pasar karena publik tidak senang dengan kebijakan mereka. Perusahaan akan disorot dan ‘13 8 Marketing Public Relations Enjang Pera Irawan, S.Sos., M.I.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id berada di bawah tekanan pemegang saham, pesaing, ataupun media. Tentu pada posisi ini perusahaan akan sangat rentan. Konsumen akan dengan mudah pindah ke perusahaan pesaing yang dianggap jauh lebih memperhatikan layanan terhadap pelanggan. Semua aspek dalam reputasi adalah hal yang menguntungkan pada saat ini dan dapat menjadi asuransi di masa yang akan datang (Haywood, 2005:135). ‘13 9 Marketing Public Relations Enjang Pera Irawan, S.Sos., M.I.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bibliography Fandy, Tjiptono. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Penerbit ANDI. 2005 Roger Haywood, Corporate Reputation, The Brand & The Bottom Line, 3rd Edition, British Library Cataloguing-in-Publication Data, 2005 http://brandfinance.com/images/upload/iso_10668_overview.pdf ‘13 10 Marketing Public Relations Enjang Pera Irawan, S.Sos., M.I.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id