psi sosial - 201271045 – gia mudita

advertisement
HUBUNGAN INTERPERSONAL
Makalah ini
Diajukan untuk Melengkapi Nilai Tugas Mata Kuliah
Psikologi Sosial Program Semester 3
Gia Mudita
201271045
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
JAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antar pribadi dan merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial karena pada dasarnya kita tidak bisa hidup
sendiri atau menjalin hubungan dengan diri kita saja. Sejak kita lahir sampai tumbuh dewasa kita
terus melakukan hubungan interpersonal, dan sebagian waktu dalam hidup kita digunakan untuk
melakukan hubungan interpersonal salah satu contohnya ketika kita berkomunikasi dengan orang
lain itu merupakan salah satu kegiatan hubungan interpersonal.
Kegiatan interpersonal yang paling banyak kita lakukan adalah dengan berkomunikasi dengan
orang lain, ketika kita berbincang secara langsung maupun tidak langsung itu sudah dapat
dikatakan bahwa kita telah melakukan hubungan interpersonal.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hubungan Interpersonal ?
2. Apa saja jenis-jenis Hubungan Interpersonal ?
3. Apa tujuan Hubungan Interpersonal ?
4. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi Hubungan Interpersonal ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hubungan Interpersonal.
2. Menjelaskan apa saja jenis-jenis Hubungan Interpersonal.
3. Menjelaskan tujuan dari Hubungan Interpersonal.
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi Hubungan Interpersonal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah hubungan komunikasi kita yang terdiri atas dua orang atau lebih,
yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten,
bukan
sekedar
menyampaikan
isi
pesan
tetapi
juga
menentukan
kadar
hubungan
Interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan
juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi yang terjadi dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan
interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya
Menurut Pearson (1983), manusia adalah makhluk sosial. Artinya, sebagai makhluk sosial, kita
tidak dapat menjalin hubungan sendiri, kita selalu menjalin hubungan dengan orang lain,
mencoba mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi, serta
berusaha mempertahankan interaksi tersebut.
B. Jenis-Jenis Hubungan Interpersonal
Dalam Hubungan Interpersonal terdapat tipe-tipe hubungan interpersonal yaitu: tipe cinta,
Pernikahan, dan perselingkuhan sebagai berikut:
a. Cinta
Jatuh cinta memiliki makna yang berbeda-beda. Menurut Izhard (dalam strongman,1998)
cinta juga dapat mendatangkan segala jenis emosi, baik yang menyenangkan maupun
yang menyakitkan. Dalam teorinya, Stenberg mengemukakan bahwa cinta memiliki tiga
dimensi, yaitu hasrat (passion), keintiman (intimacy), dan komitmen/keputusan
(comitment/decision).

Hasrat
Dimensi ini menekankan pada intensnya perasaan (keterbangkitan) yang muncul dari
daya tarik dari daya tarik fisik dan daya tarik seksual. Pada jenis cinta ini, seseorang
mengalami ketertarikan fisik secara nyata, selalu memikirkan orang yang dicintainya
sepanjang waktu, melakukan kontak mata secara intens saat bertemu, mengalami
perasaan indah saat seperti melambung ke awan, mengagumi dan terpesona dengan
pasangan, detak jantung meningkat, mengalami perasaan sejahtera, ingin selalu bersama
pasangan yang dicintai, memiliki energi yang besar untuk melakukan sesuatu demi
pasangan mereka, merasakan adanya kesamaan dalam banyak hal, serta tentu saja merasa
sangat berbahagia.

Keintiman
Dimensi ini tertuju pada kedekatan perasaan antara dua orang dan kekuatan yang
mengikat mereka untuk bersama. Sebuah hubungan akan tercapai keintimanan emosional
jika kedua belah pihak saling mengerti, terbuka, dan saling mendukung, serta bisa
berbicara apapun tanpa merasa takut ditolak. Mereka mampu untuk saling memaafkan
dan menerimanya, khususnya ketika mereka tidak sependapat atau berbuat kesalahan.

Komitmen/keputusan
Pada dimensi komitmen/keputusan, seseorang berkeputusan untuk tetap bersama dengan
seorang pasangan dalam hidupnya. Komitmen dapat bermakna mencurahkan perhatian,
melakukan sesuatu untuk menjaga suatu hubungan tetap langgeng, melindungi hubungan
tersebut dari bahaya, serta memperbaiki bila hubungan dalam keadaan kritis.
B. Pernikahan
Pernikahan adalah sebuah komitmen yang serius antar pasangan dan dengan mengadakan
pesta pernikahan, berarti secara sosial diakui bahwa saat itu pasangan telah resmi menjadi
suami istri. Duvall & Miller (1985) menjelaskan bahwa pernikahan adalah hubungan pria
dan wanita yang diakui secara sosial, yang ditunjuk untuk melegalkan hubungan seksual,
melegitimasi membesarkan anak, dan membangun pembagian peran di antarasesama
pasangan.
Alasan utama melakukan pernikahan adalah adanya cinta dan komitmen yang dibagi
bersama pasangan. Pasangan memiliki hasrat untuk membagi dirinya dalam hubungan
yang berlanjut dan hangat (Turner & Helms, 1995).
Penelitian tentang pernikahan sudah banyak di indonesia, salah satunya adalah penelitian
yang dibuat oleh Dewi Latifa dengan judul fungsi dan dampak persahabatan Lawan Jenis
terhadap Kepuasan Pernikahan Dewasa Muda dan Dewasa Madya. Dari hasil penelitian
ini, diperoleh bahwa dapat menerima perubahan, mampu hidup dengan hal-hal yang tidak
dapat mereka ubah, mampu menerima ketidaksamaan pasangan dan pernikahan,saling
percaya,saling membutuhkan,serta menikmati kebersamaan (Latifah, 2005). Anak adalah
salah satu faktor kepuasan pernikahan. Faktor-faktor yang mendukung kepuasan
pernikahan adalah adanya komunikasi yang terbuka, ekspresi perasaan secara terbuka,
saling percaya, tidak adanya dominasi pasangan, hubungan seksual yang memuaskan,
kehidupan sosial, tempat tinggal, penghasilan yang cukup, anak, keyakinan beragama dan
hubungan dengan mertua/ipar (Latifah, 2005).
C. Perselingkuhan
Mengapa seseorang melakukan perselingkuhan? Terdapat banyak alasan bagi seseorang
untuk dapat melakukan perselingkuhan. Misalnya kurangnya perhatian istri terhadap
suami merupakan alasan paling umum bagi suami untuk mencari perhatian dari Wanita
lain. Apalagi, jika istri terlalu sibuk bekerja dan sibuk dengan urusannya dirumah
maupun diluar, dan postur tubuh istri yang menggemuk(penampilan) juga menjadi salah
satu faktor penyebab terjadinya perselingkuhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perselingkuhan yang dilakukan oleh suami merupakan suatu hal yang menyakitkan bagi
istri. Perselingkuhan tersebut terjadi karena faktor-faktor yang ada dalam diri subjek,
seperti kurang perhatian atau tidak terpenuhinya harapan suami terhadap istri. Berikut
adalah alasan seseorang melakukan perselingkuhan, yaitu variasi seksual, untuk
kesenangan, companionship dengan wanita lain, kepuasan akan tantangan, merasa
tertarik kepada wanita yang lebih muda, memanfaatkan kesempatan yang ada, keinginan
untuk melanggar sesuatu yang dilarang, kebosanan akan pernikahan, istri tidak lagi
menarik secara fisik (tidak memiliki daya seksual), ingin menyakiti istri, istri menjadi
gemuk, istri terlalu fokus pada kerjaan, dan untuk mendapatkan pengalaman romantis.
Sedangkan menurut thens (1998) alasan yang sering digunakan untuk melakukan
perselingkuhan adalah sebagai pelarian karena pernikahannya tidak bahagia ataupun
untuk mendapatkan cinta. Selain itu, perbedaan kelas sosial, agama, dan kebiasaan juga
dapat dijadikan alasan perselingkuhan. Selain itu, ketidak siapan dalam menerima
perbedaan dan keunikan masing-masing merupakan salah satu faktor seseorang
melakukan perselingkuhan (satidarma, 2001).
Namun juga ada yang membagi jenis – jenis hubungan interpersonal menjadi beberapa
jenis, yaitu:
a) berdasarkan jumlah individu yang terlibat
b) berdasarkan tujuan yang ingin dicapai
c) berdasarkan jangka waktu
d) berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman.
Hubungan interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2,
yaitu hubungan diad dan hubungan triad.
-Hubungan diad merupakan hubungan atara dua individu. Kebanyakan hubungan kita
dengan orang lain bersifat diadik. William Wilmotmengemukakan beberapa ciri khas
hubungan diad, dimana setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus, individu dalam
hubungan diad menampilkan wajah yang berbeda dengan ‘wajah’ yang ditampilkannya
dalam hubungan diad yang lain, dan pada hubungan diad berkembang pola komunikasi
(termasuk pola berbahasa) yang unik/ khas yang akan membedakan hubungan tersebut
dengan hubungan diad yang lain.
-Sedangkan hubungan triad merupakan hubungan antara tiga orang. Hubungan triad ini
memiliki ciri lebih kompleks, tingkat keintiman/ kedekatan anatar individu lebih rendah,
dan keputusan yang diambil lebih didasarkan voting atau suara terbanyak (dalam
hubungan diad, keputusan diambil melalui negosiasi).
Hubungan interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dibagi menjadi 2, yaitu
hubungan tugas dan hubungan sosial.
- Hubungan tugas merupakan sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan
menyelesaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu sendirian. Misalnya
hubungan antara pasien dengan dokter, hubungan mahasiswa dalam kelompok untuk
mengerjakan tugas, dan lainlain.
- Sedangkan hubungan sosial merupakan hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan
untuk menyelesaikan sesuatu. Hubungan ini terbentuk (baik secara personal dan sosial).
Sebagai contoh adalah hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua orang kenalan saat
makan siang dan sebagianya.
Hubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi 2, yaitu hubungan
jangka pendek dan hubungan jangka panjang.
-Hubungan jangka pendek merupakan hubungan yang hanya berlangsung sebentar.
Misalnya hubungan antara dua orang yang saling menyapa ketika bertemu di jalan.
-Sedangkan hubungan jangka panjang berlangsung dalam waktu yang lama. Semakin
lama suatu hubungan semakin banyak investasi yang ditanam didalamnya (misalnya
berupa emosi atau perasaaan, materi, waktu, komitmen dan sebagainya). Dan karena
investasi yang ditanam itu banyak maka semakin besar usaha kita untuk
mempertahankannya.
Selain ketiga jenis hubungan interpersonal yang sudah dijelaskan di atas, masih terdapat
satu lagi jenis hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau
keintiman, yaitu hubungan biasa dan hubungan akrab atau intim. Hubungan biasa
merupakan hubungan yang sama sekali tidak dalam atau impersonal atau ritual.
Sedangkan hubungan akrab atau intim ditandai dengan penyingkapan diri (selfdisclosure). Makin intim suatu hubungan, makin besar kemungkinan terjadinya
penyingkapan diri tentang hal-hal yang sifatnya pribadi. Hubungan intim terkait dengan
jangka waktu, dimana keintiman akan tumbuh pada jangka panjang. Karena itu hubungan
intim akan cenderung dipertahankan karena investasi yang ditanamkan individu di
dalamnya dalam jangka waktu yang lama telah banyak. Hubungan ini bersifat personal
dan terbebas dari hal-hal yang ritual.
C. Tahapan Hubungan Interpersonal
Adapun tahap-tahap untuk menjalin hubungan interpersoanal, antara lain:
a.
Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah
menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang
permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari
reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap
dan nilai pihak yang lain. bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses
mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia,
pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
b. Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara
dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk
mengembalikan keseimbangan. Ada empat
faktor penting dalam
memelihara
keseimbangan ini, yaitu: keakraban, kontrol, respon yang tepat, dan nada emosional yang
tepat.
Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal
akan terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang
diperlukan. Faktor kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa,
dan bilamana. Jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil
kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan
siapakah yang dominan. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa,
atau tidak ada pihak yang mau mengalah.
c. Ketepatan Respon
Faktor ketiga adalah ketepatan respon. Dimana, respon A harus diikuti oleh respon yang
sesuai dari B. Dalam percakapan misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban,
lelucon dengan tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan. Respon ini bukan saja
berkenaan dengan pesanpesan verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika
pembicaraan yang serius dijawab dengan main-main, ungkapan wajah yang bersungguhsungguh diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, maka
hubungan interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti kita sudah memberikan respon
yang tidak tepat.
d. Keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung
Faktor terakhir yang dapat memelihara hubungan interpersonal adalah keserasian suasana
emosional ketika komunikasi sedang berlangsung. Walaupun mungkin saja terjadi
interaksi antara dua orang dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu
tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau
mengubah suasana emosi.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hubungan Interpersonal
Dalam melakukan hubungan interpersonal, ada tiga faktor yang mempengaruhi suatu
ketertarikan interpersonal (interpersonal attraction), yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan
faktor interaksi.
a. Faktor Internal
Menurut buku dari Baron dan Byrne,2008 mengatakan bahwa faktor intern ialah faktor yang
terdapat dari dalam diri kita sendiri, meliputi dua hal yaitu kebutuhan untuk berinteraksi
(need for affiliation) dan pengaruh perasaan.
a.
Kebutuhan untuk berinteraksi (Need For Affiliation)
Menurut McClelland, kebutuhan berinteraksi adalah suatu keadaan di mana seseorang
berusaha untuk mempertahankan suatu hubungan, bergabung dalam kelompok,
berpartisipasi dalam kegiatan, menikmati aktivitas bersama keluarga atau teman,
menunjukan perilaku saling bekerja sama, saling mendukung, dan konformitasi. Kita
cenderung ingin berinteraksi dengan orang lain, namun dilain waktu, terkadang kita tidak
ingin berinteraksi atau ingin sendirian. Seseorang yang membutuhkan untuk berinteraksi,
berusaha mencapai kepuasan terhadap kebutuhan ini, agar disukai, diterima oleh orang
lain, serta mereka cenderung untuk memilih bekerja bersama orang yang mementingkan
keharmonisan dan kekompakan kelompok.
b.
Pengaruh perasaan
Jika kita membuat orang lain senang saat kita bertemu dengannya, maka interkasi akan
lebih mudah terjalin. Sebaliknya, ketika kita bertemu orang tersebut dan kita membuat
perasaannya negatif (kesal, marah), orang tersebut akan lebih sulit untuk berinteraksi
dengan kita. Dalam berbagai situasi dosial, humor dapat digunakan secara umum untuk
mencairkan suasana dan memfasilitasi interaksi pertemanan. Humor yang menghasilkan
tawa dapat membuat kita lebih mudah berinteraksi, sekalipun dengan orang yang belum
dikenal. Jadi, kita akan lebih mudah berinteraksi dengan orang lain pada saat kondisi
perasaan kita senang dibandingkan jika kondisi perasaan kita sedang negatif. Hal ini
terjadi karena pada saat senang, kita lebih mudah terbuka untuk melakukan komunikasi.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi dimulainya suatu hubungan interpersonal adalah
kedekatan dan daya tarik fisik.
a.
Kedekatan
Witing trisno jalaran soko kulino, pepatah jawa ini memberikan arti bahwa ketika kita
sering bertemu dengan orang disekitar kita, maka kita akan terbiasa melihat orang
tersebut dan memungkinkan kita untuk menjadi lebih dekat serta kemudian saling jatuh
cinta.menurut Baron & Byrne menjelaskan bahwa kedekatan secar fisik antara dua orang
yang tinggal dalam satu lingkungan yang sama seperti di kantor dan di kelas, menunjukan
bahwa semakin dekat jarak geografis di antar mereka, semakin besar kemungkinan kedua
orang tersebut untuk sering bertemu. Selanjutnya, pertemuan tersebut akan menghasilkan
penilaian positif satu sama lain, sehingga timbul ketertarikan diantara mereka.
b.
Daya tarik fisik
Saat saya masih kecil, orang tua saya sering menasihati saya, “janganlah menilai orang
dari tampak luarnya saja, belum tentu orang tersebut seperti yang kita perkirakan”.
Nassihat tersebut ditunjukkan agar kita jangan terburu-buru menilai orang dari luarnya
atau penampilannyadan kita harus berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang tersebut.
Pengalaman memberikan pelajaran bahwa seperti apapun orang yang baru kenal baik
secara fisik menarik ataupun tidak. Jadi, “don’t judge a book by its cover”. Sebuah
penelitian mengenai daya tarik fisik menunjukan bahwa sebagian besar orang percaya
bahwa laki-laki dan perempuan yang menarik menampilkan ketenangan, mudah bergaul,
mandiri, dominan, gembira, seksi, mudah beradaptasi, sukses, lebih maskulin (untuk lakilaki), lebih feminin (untuk perempuan) dari pada orang yang tidak menarik.
c.
Faktor Interaksi
Pada faktor interaksi terdapat dua hal, yaitu persamaan-perbedaan danReciprocal Liking.
a.
Persamaan-perbedaan
Bukankah sangat senang ketika kita mengetahui bahwa orang yang berbesa disamping
kita ternyata memiliki hobi yang sama. Sangat menyenagkat ketika kita menemukan
orang yang mirip dengan kita dan saling berbagi asal-usul, minat, dan pengalaman yang
sama. Semakin banyak kesamaan semakin juga saling menyukai. Tidak hanya persamaan
perbedaan juga terasa menyenangkan dari pada persamaan karena kita dapat mengetahui
apa yang belum kita ketahui dan dapat berbagi pengalaman, dari pengalamanpengalaman masing-masing kita dapat melakukan bersama-sama perbedaan diantara kita.
Keuntungan yang di dapatkan dari perbedaan adalah kita dapat lebih belajar hal yang
baru dan bernilai darinya.
b.
Reciprocal Liking
Faktor lain yang juga mempengaruhi ketertarikan kita kepada orang lain adalah
bagaimana orang tersebut menyukai kita. Secara umu, kita menyukai orang yang juga
menyukai kita dan tidak menyukai orang yang tidak juga menyukai kita. Dengan kata
lain, kita memberikan kembali (reciprocate) persaan yang diberikan orang lain kepada
kita. Pada dassarnya, ketika kita disukai orang lain, hal tersebut dapat meningkatkan self
esteem (harga diri), membuat kita merasa bernilai, dan akhirnya mendapatkan positive
reinforcement.
E. Data Questioner
Inisial nama responden : T
1. Apakah anda mempunya hubungan interpersonal?jika ya,hubungan apa saja yang sedang
and jalani? Pernikahan.
2. Sudah berapa lama anda menjalani hubungan interpersonal yang anda sebutkan diatas?
9thn
3. Faktor apa yang membuat anda merasa nyaman melakukan hubungan interpersonal
tersebut?jelaskan!
Karena adanya rasa saling mebutuhkan,tuntutan orang tua yang menyuruh untuk cepat
menikah,dan yang pasti karena dulu udah cinta banget.
4. Apa kah anda pernah berselingkuh?dan mengapa itu bisa terjadi?
Ya pernah,karena suami saya suka kasar dan malas bekerja. Serta pergaulan dimana
lingkungan kerja saya masih belum menikah dan memiliki banyak kenalan dan itu
membuat saya merasa tertantang serta ketika bercerita dengan teman saya bisa
nyambung. Awalnya sih cuma iseng- iseng tapi malah keterusan abis saya jadi ngerasa
ada yang merhatiin dan sayang sama saya dan pacar saya yang sekarang juga lebih
romantis.
Inisial nama responden : B
1. Apakah anda mempunya hubungan interpersonal?jika ya,hubungan apa saja yang sedang
and jalani? Pacaran
2. Sudah berapa lama anda menjalani hubungan interpersonal yang anda sebutkan diatas?
pacaran 2tahun
3. Faktor apa yang membuat anda merasa nyaman melakukan hubungan interpersonal
tersebut?jelaskan! Saya merasa nyaman, karena yang pertama saya butuh seseorang mau
mendengarkan cerita,keluh kesah dan masalah yang saya miliki. Dan yang kedua faktor
lingkungan dimana teman – teman sudah berpacaran jadi saya juga harus berpacaran.
4. Apa kah anda pernah berselingkuh?dan mengapa itu bisa terjadi?
Hampir pernah karena saya kesal dengan pasangan saya,namun itu tidak sampai terjadi.
F. Pembahasan Dari Hasil Questioner.
Dari hasil data questioner pertama bisa dilihat,responden yang mempunyai hubungan
pernikahan pada dasarnya memiliki alasan utama yakni adanya rasa cinta seperti yang di
ungkapkan oleh Turner & Helms, 1995. Dan mengapa responden melakukan perselingkuhan
karena adanya ketidakpuasan akan harapan yang ia inginkan, untuk kesenangan dan
kebutuhan kasih sayang yang ia tidak dapatkan lagi dari suami dan untuk mendapatkan
pengalaman romantis.
Dan dari hasil data questioner yang kedua pun melakukan hubungan interpersonal diad yaitu
dimana dalam hubungan pacaran ada dua orang terlibat didalamnya, dan dalam hubungan
pacaran ini juga terdapat cinta didalamnya,yang menurut srenberg cinta memiliki tiga
dimensi,yaitu hasrat,keintiman,dan komitmen. Dimana responden ini memiliki hasrat atau
perasaan yang muncul dari daya tarik fisik, keintimanan atau kedekatan perasaan atara dua
orang dan kekuatan yang mengikat mereka untuk bersama.sehingga mereka bisa saling
mengerti,terbuka dan sling mendukung,serta bisa berbicara tanpa merasa takut ditolak saat
menceritakan keluh kesahnya, serta adanya komitmen dalam membuat keputusan untuk
pacaran dan yang membuat mereka bertahan selama 2 tahun,serta ketika ingin melakukan
perselingkuhan pun responden berfikir ulang sehingga perselingkuhan tersebut tidak sampai
terjadi karena ia ingin menjaga hubungannya dan berusaha memperbaiki hubungannya ketika
hubungannya sedang kritis.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam hubungan interpersonal yang terjadi pada seseorang biasa karena adanya rasa
nyaman dan komunikasi yang baik serta kebutuhan untuk berinteraksi baik dalam
penyaluran keluh kesah maupun meminta bantuan ketika sedang menghadapi masalah.
Komitmen, pengertian dan rasa cinta sangat dibutuhkan untuk mencegah perselingkuhan
dan memepertahankan hubungan pernikahan maupun pacaran.
B. Saran
Dalam hubungan interpersonal perlu adanya komunikasi yang baik dan kita juga harus
salling mengerti, sebagai pelaku hubugan interpersonal sebaiknya kita melihat kedalam
diri kita dan berusaha untuk mengerti dan memposisikan diri kita sesuai dengan peranan
kita agar hubungan interpersonal yang kita jalani berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.psychologymania.com/2013/04/teori-hubungan-interpersonal.html
Wirawan, Sarlito S. 2002. Individu dan teori-teori psikologi social. Jakarta: Balai Pustaka
Aronson ,Elliot .(2005).social psychology .upper saddle river :person prentice hall
http://ulfana.blogspot.com/2011/06/hubungan-interpersonal-setiap-kali.kita.html
Sarwono, Sarlito W dan Eko A, Weinarno.2009. Psikologi sosial . Jakarta : salemba humanika
Download