Definisi Batuan Batuan adaiah kompleks/kumpulan

advertisement
Definisi Batuan
Batuan adaiah kompleks/kumpulan dari mineral sejenis atau tak sejenis
yang terikat secara gembur ataupun padat. Bedanya dengan mineral, batuan
tidak memiliki susunan kimiawi yang tetap, biasanya tidak homogen. Batuan
tidak perlu padat dan keras dan biasanya merupakan agregat-agregat yang
berukuran cukup besar, tetapi dapat pula dalam ukuran yang cukup kecil atau
tersusun oleh benda gelas saja.
Batuan dari segi asal dan keterdapatan di lapangan dapat digolongkan
menjadi 3 golongan besar, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf. Perkembangan batuan mengikuti suatu siklus/daur batuan yang
secara sederhana dapat dilihat dalam Gambar 6. berikut.
Gambar 6. Daur Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf
Batuan Beku
Batuan beku berasal dari pembekuan magma. Mineral-mineral yang
menghablur terutama berupa silikat-silikat. Menurut Clarke dan Washington,
kerak bumi sampai kedalaman sekitar 10 mil terdiri dari 95% batuan beku.
Klasifikasi batuan beku pada umumnya mendasarkan pada 2 faktor utama,
yaitu tekstur dan komposisi mineralogi. Rata-rata susunan mineralogis batuan
beku adalah sebagai berikut: 17% olivin, piroksin, amfibol; 4% muskovit dan
biotit; 60% felspat; 12% kwarsa; 7% mineral asesoris.
Tekstur batuan beku
Tekstur batuan beku dapat berupa faneris, porfiris, afanitis, dan glas.
Tekstur batuan berku dapat menunjukkan secara garis besar kondisi
pendinginannya dan informasi cara terjadinya. Ada 2 cara terjadinya batuan
beku, yaitu:
1. batuan beku plutonik, yang terbentuk secara intrusif, dan
2. batuan beku vulkanik, terbentuk secara ekstrusif.
Selain itu, ada juga cara terjadinya batuan beku yang lain, yaitu hypabisal,
yang terletak antara plutonik dan vulkanik. Batuan yang dihasilkan adalah
batuan beku gang.
Faneris
Jika batuannya secara keseluruhan kristalin, lebih dari 50% kristalnya dapat
diamati dengan mata biasa, dan dapat teridentifikasi baik dengan kaca
pembesar maupun tidak. Mikroskop hanya diperlukan untuk identifikasi kristal
yang lain.
Porfiris
Batuannya mengandung fenokris (kristal-kristal besar) yang dikelilingi oleh
massa dasar yang lebih halus. Fenokris cukup besar untuk dilihat mata biasa,
demikian pula dengan massa dasar yang berbutir kasar. Identifikasi dengan
mikroskop dilakukan untuk massa dasar yang berbutir sangat halus.
Afanitis
Batuannya secara keseluruhan terdiri atas kristal yang berbutir sangat halus
(mikrokristalin), seluruhnya tersusun dari glass, atau tersusun dari kristal berbutir
sangat halus dan glass. Tidak ada kristal halus yang dapat diidentifikasi dengan
mata biasa, walaupun dengan bantuan kaca pembesar.
Berasosiasi dengan tekstur tersebut, berdasarkan keasamannya ada
pembagian komposisi batuan beku.
1. Asam (acidic), memiliki kandungan ortoklas > 2/3 dari jumlah feldspar;
kwarsa banyak.
2. Menengah (intermediate), memiliki kandungan ortoklas dan plagioklas
hampir seimbang; kwarsa kurang berarti daripada dalam asam.
3. Basa (basic), memiliki kandungan plagioklas > 2/3 jumlah feldspar;
kwarsa ada dalam jumlah yang sangat kecil, tetapi mineral ferromagnesia lebih banyak.
4. Ultra Basa (ultra basic), tidak memiliki feldspar dan kwarsa; piroksin dan
olivin lebih penting dan banyak magnetit, ilminet, serta kromit.
Klasifikasi batuan beku menurut derajat keasamaannya dapat dilihat pada
Tabel3.
Tabel 3. Klasifikasi Batuan Beku
Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi dari pengendapan mineralmineral atau fragmen-fragmen batuan di dalam air atau udara yang terjadi akibat
erosi dari batuan yang lebih tua. Batuan sedimen yang lain terjadi karena
pengendapan bahan-bahan organic dari endapan kimiawi, Batuan ini ditemukan
pada kedalaman kerak bumi sampai 10 mil dengan jumlah kurang dari 5%.
Batuan sedimen terbentuk apabila akumulasi material yang diendapkan telah
mengalami pembatuan atau litifikasi yang dinamakan diagenesis.
Susunan batuan sedimen pada umumnya berpangkal pada mineral
penyusunnya. Mineral-mineral yang umum dijumpai dalam batuan sedimen,
yaitu: kuarts, kalsit, dolomit, lempung, feldspar, siderit, hematit, limonit, gypsum,
kalsedon, dan halit. Atas dasar mineralnya, batuan sedimen dapat berupa
batuan yang tersusun oleh material klastis, khemikal, atau organik.
1. Material klastis, mencakup konglomerat, batupasir, batudebu, dan shale;
2. Material khemikal, mencakup kalsium karbonat, magnesium karbonat,
silika, pelikan besi, sodium klorida, kalsium sulfat, magnesium sulfat,
potasium sulfat, dan senyawa klorida;
3. Material organik, mencakup endapan bergamping, bersilikat, dan
berkarbon.
Tekstur batuan sedimen
1. Tekstur ktastik, jika batuan sedimen tersusun oleh hasil hancuran
(fragmen) batuan lain yang sudah ada teriebih dahulu.
2. Tekstur non-klastik, jika batuan sedimen tersebut tersusun oleh hasil
reaksi kimia yang bersifat anorganik maupun biologik.
Struktur batuan sedimen
Struktur sedimen umumnya dikelompokkan menjadi struktur internal,
yang mencakup perlapisan, ripple mark, konkresi, fosil, dan sebagainya; serta
struktur eksternal, mencakup ukuran, bentuk dan sifat-sifat dari batas-batas
satuan batuan dan juga tipe lipatan yang terjadi pada satuan batuan tersebut.
Selain itu, struktur batuan sedimen juga dibedakan atas waktu terbentuknya,
yang dibedakan menjadi struktur primer dan struktur sekunder.
1. Struktur primer, yaitu struktur yang terbentuk sewaktu pengendapan, dan
2. Struktur sekunder, yartu struktur yang terbentuk setelah pengendapan.
Klasifikasi batuan sedimen dapat dilihat dalam Tabel 4.
Tabel 4, Klasifikasi Batuan Sedimen
Batuan Metamorf
Batuan metamorf, kadang disebut juga batuan ubah/batuan malihan,
adalah batuan yang terjadi dikarenakan adanya perubahan-perubahan atau
peralihan (kristalisasi kembali, pembentukan mineral baru, atau perubahan
struktur) dari batuan yang lebih tua, yang disebabkan oleh tekanan, panas, atau
kehilangan/pengambilan zat.
Metamorfisme
termal/kontak/sentuh,
dibagi
menjadi
metamorfisme
tiga
macam,
dinamo/kinematik,
yaitu
metamorfisme
dan
metamorfisme
regional.
1. Metamorfisme termal
Batuan metamorf yang terbentuk pada zone kontak dengan magma,
intrusi maupun ekstrusi, yang memiliki tekanan 1.000 - 3.000 atm dan
suhu 300°C -800°C.
2. Metamorfisme dynamo
Proses metamorfisme yang membentuk batuan trjadi pada daerah yang
mengalami pensesaran intensif.
3. Metamorfisme regional
Batuan metamorf yang terbentuk dihasilkan oleh proses metamorfisme
pada daerah yang luas akibat orogenesis, yang memiliki tekanan dan
suhu yang tinggi.
Proses metamorfisme terjadi di dalam atau pada kerak bumi. Metamorfisme
regional terjadi di dalam kerak bumi di bawah zone pelapukan dan penyemenan,
tetapi di atas zone peleburan, yaitu pada kedalaman 30.000 - 40.000 kaki,
dengan tekanan 2.000 -13.000 bar, dan suhu 200°C - 800°C.
Ditinjau dari strukturnya, batuan metamorf memiliki struktur sebagai berikut,
yaitu, schist, gneiss, hornfelsik, kataklastik, dan flaser. Mineral-mieral yang umum
dijumpai pada batuan metamorf adalah kuarts, peldspar potasium, plagioklas,
kalsit, dolomit, muskovit, serivit, biotrt, klorit, serpentin, hornblende, dan piroksen.
Klasifikasi batuan metamorf dapat dilihat dalam Tabel 5.
Tabel 5. Klasifikasi Batuan Metamorf
Download