interaksi dan tindakan sosial

advertisement
INTERAKSI, TINDAKAN
SOSIAL DAN SOSIAL PROSES
SOSIAL
(2)
Departemen Sosiologi
FISIP Universitas Airlangga
Kompetensi
Mampu menjelaskan
 Tindakan Sosial
 Proses sosial
 Bentuk-bentuk proses sosial
Manfaat dalam kehidupan sehari-hari
 Bertindak dengan pertimbangan matang
 Bertindak dengan sudut pandang pihak lain
 Bertindak dengan media yang tepat.
Orang-orang optimis memandangi mawar dan bukan durinya. Orang pesimis memandangi
duri dan mengabaikan mawarnya (Kahlil Gibran)
Tindakan Sosial
 Seluruh perilaku manusia yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu.
 Tidak semua perilaku dapat dimengerti sebagai
suatu manifestasi rasionalitas. Misal: ada orang
yang bersedia membeli lukisan abstrak –seperti
lukisan Affandi atau Picasso, atau perangko kuno
dengan harga jutaan  ada orang yang
mengatakan sebagai tindakan orang yang membeli
lukisan itu adalah tidak rasional.
 tetapi kalau kita mau berpikir lebih mendalam
maka tahu alasan subyektif mereka hingga
bersedia mengeluarkan uang begitu banyak untuk
sebuah lukisan,

Menurut Max Weber, metode yang
bisa dipergunakan untuk
memahami arti-arti subyektif
tindakan sosial seseorang adalah
dengan verstehen.
 kemampuan untuk berempati atau
kemampuan untuk menempatkan diri
dalam kerangka berpikir orang lain yang
perilakunya mau dijelaskan dan situasi
serta tujuan-tujuannya mau dilihat
menurut perspektif itu
Max Weber mengklasifikasikan ada empat jenis
tindakan sosial
1. Rasionalitas instrumental. Di sini tindakan sosial
yang dilakukan seseorang didasarkan atas
pertimbangan dan pilihan sadar yang
berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan
ketersediaan alat yang dipergunakan untuk
mencapainya.
2. Rasionalitas yang berorientasi nilai. Sifat
rasionalnya adalah bahwa alat-alat yang ada
hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan
yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah
ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai
individu yang bersifat absolut. Contoh perilaku
beribadah.
Apapun yang Anda berikan kepada orang lain, akan kembali kepada Anda (Estee Lauder)
3. Tindakan tradisional. Dalam tindakan
jenis ini, seseorang memperlihatkan
perilaku tertentu karena kebiasaan yang
diperoleh dari nenek moyang, tanpa
refleksi yang sadar atau perencanaan.
4. Tindakan afektif. Tipe tindakan ini
didominasi perasaan atau emosi tanpa
refleksi intelektual atau perencanaan
sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan,
tidak rasional, dan merupakan ekspresi
emosional dari individu.
Orang Bahagia merencanakan tindakan, bukan merencanakan hasil (Dennis Wholey)
“Pengambilan Peran” Dalam
Interaksi Sosial
 Secara teoritis, tindakan sosial dan interaksi
sosial adalah dua konsep yang berbeda arti.
 Tindakan sosial adalah hal-hal yang dilakukan
individu atau kelompok kepada individu
lainnya di dalam interaksi dan situasi sosial
tertentu.
 Sedangkan yang dimaksud dengan interaksi
sosial adalah proses di mana antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok
atau kelompok dengan kelompok
berhubungan satu dengan yang lain.
Interaksi sosial adalah syarat utama bagi terjadinya
aktivitas sosial dan hadirnya kenyataan sosial.
 Max Weber melihat kenyataan sosial sebagai
sesuatu yang didasarkan pada motivasi individu
dan tindakan-tindakan sosial
 Ketika berinteraksi, seseorang atau kelompok
sebenarnya tengah berusaha atau belajar
bagaimana memahami tindakan sosial orang atau
kelompok lain.
 Sebuah interaksi sosial akan kacau bilamana
antara pihak-pihak yang berinteraksi tidak saling
memahami motivasi dan makna tindakan sosial
yang mereka lakukan.
Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio,
katahati dan perbuatan
Menurut Goffman
Ketika berinteraksi –yang itu berarti seseorang tampil
di panggung depan (frontstage)-- maka yang bakal
ditampilkan adalah pernyataan yang diberikan
sesuai dengan identitas macam apa yang ingin
dikesankan si pembicara.
 Sedangkan, bila seseorang berada di panggung
belakang (backstage), pernyataan dan perilaku
apapun yang ditampilkan si pembicara tidaklah
menjadi persoalan.
 Seseorang yang berada di kamar mandi, misalnya, ia
tentu tanpa canggung sedikit pun untuk bertindak apa
saja karena di hadapannya tidak ada orang lain yang
diperhitungkan reaksinya.

Orang sukses selalu mencari kesempatan untuk membantu orang lain. Orang gagal selalu
bertanya, apa yang akan saya dapat (Brian Tracy)
Menurut George Herbert Mead
Agar interaksi sosial bisa berjalan dengan tertib dan teratur
dan agar anggota masyarakat bisa berfungsi secara
“normal”,
 maka yang diperlukan
 bukan hanya kemampuan untuk bertindak sesuai dengan
konteks sosialnya,
 tetapi juga memerlukan kemampuan untuk menilai secara
obyektif perilaku kita sendiri dari sudut pandang orang
lain.
 Pertanyaan umum yang lazim muncul adalah: apakah
perilaku atau tindakan kita sudah cukup pantas di
hadapan si X atau si Y?
Bahagia ada pada titik temu antara pikiran/rasio,
katahati dan perbuatan
George Herbert Mead
 Seseorang atau kelompok yang telah mampu
berempati dan menilai diri sendiri sesuai dengan
pandangan orang lain disebut sebagai “diri” (the self).
 “Diri” dibentuk dan diubah melalui interaksi dengan
orang lain: seseorang tidak dilahirkan dengan identitas
dan karakteristik ”diri” yang telah menjadi, melainkan ia
akan dibentuk oleh lingkungannya melalui simbolsimbol dan sosialisasi.
 Mead menyebut kemampuan untuk menyesuaikan
perilaku seseorang sebagai tanggapan terhadap
situasi-situasi sosial tertentu sebagai “pengambilan
peran”(role-taking).
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
Menurut para penganut pendekatan interaksionisme
simbolik, setiap tindakan “pengambilan peran” pada
dasarnya harus memperhatikan dua faktor
dugaan orang sebelumnya terhadap tanggapan yang akan
diberikan oleh orang lain kepada mereka.
 pemikiran atau pandangan orang mengenai perilaku
mereka sendiri dengan mengingat tafsiran mereka terhadap
tanggapan orang lain.
 Mead lebih lanjut menyatakan bahwa dalam “diri” terdapat
dua komponen yakni I dan me.
 Perilaku yang diperbuat dengan memperhitungkan
kemungkinan reaksi atau sikap-sikap orang lain
mencerminkan apa yang oleh Mead dinamakan me.
 Sedangkan I adalah perwujudan dari identitas pribadi orang
per orang yang khas.

Bahagia ada pada titik temu
antara pikiran/rasio, katahati dan
PROSES SOSIAL
 Cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila
para individu dan kelompok-kelompok saling
bertemu dan menentukan sistem serta bentuk
hubungan tersebut
 Setiap interaksi sosial yang berlangsung
dalam jangka waktu tertentu, sedemikan rupa
hingga menunjukkan pola-pola pengulangan
hubungan perilaku dalam kehidupan
masyarakat.
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
INTERAKSI SOSIAL
Merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis
yang menyangkut hubungan antara orang perorangan,
kelompok dengan kelompok atau orang perorangan
dengan kelompok.
Interaksi sosial telah terjadi karena masing-masing
sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan
terjadinya perubahan dalam perasaan maupun syaraf
orang-orang ybs.
 karena bau keringat, minyak wangi, suara tertentu
dll. yang menimbulkan kesan dalam pikiran seseorang
kemudian menentukan tindakan apa yang akan
dilakukan.
Orang sukses selalu mencari kesempatan untuk membantu orang lain. Orang gagal selalu bertanya,
apa yang akan saya dapat (Brian Tracy)
Faktor yang mendasari Proses
Interaksi Sosial
1. Faktor Imitasi
Positif karena mendorong seseorang untuk
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
 Negatif karena meniru tindakan yang menyimpang
dan mematikan daya kreasi
2. Faktor Sugesti
 berlangsung apabila seseorang memberi suatu
pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya
kemudian diterima pihak lain.
 berlangsung karena pihak yang menerima dilanda
emosi, sehingga menghambat daya berpikir secara
rasional.
Misal: orang yang memberi pandangan adalah orang
yang berkuasa, berwibawa atau mayoritas
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
3. Faktor identifikasi
 kecenderungan atau keinginan dalam diri
seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
 lebih dalam dari imitasi, karena kepribadian dapat
terbentuk atas dasar ini.
4. Faktor simpati
 suatu proses dimana orang tertarik pada pihak lain,
perasaan pegang peran penting
 dorongan utama simpati adalah keinginan untuk
memahami pihak lain dan untuk bekerjasama
Bahagia ada pada titik temu antara
dengannya.
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
Proses sosial

Adalah setiap interaksi sosial yang
berlangsung dalam suatu jangka waktu
tertentu, sedemikian rupa hingga
menunjukkan pola-pola pengulangan
hubungan perilaku dalam kehidupan
masyarakat. Secara garis besar, proses
sosial bisa dibedakan ke dalam dua jenis,
yaitu proses sosial yang assosiatif, dan
proses sosial yang dissosiatif.
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
Bentuk-bentuk Proses Sosial
Proses sosial dibedakan ke dalam 2 jenis
1. Proses sosial yang asosiatif
 Apabila proses itu mengindikasikan adanya
“gerak pendekatan atau penyatuan”
2. Proses sosial yang disosiatif
 Apabila proses itu mengindikasikan adanya
“gerak perenggangan atau disintegrasi”
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
1. Proses Sosial yang Asosiatif
terdiri dari :
1. Kerjasama
2. Akomodasi
3. Asimilasi
Tindakan tidak selalu mendatangkan kebahagiaan, tetapi tidak akan
ada kebahagiaan tanpa tindakan (William James)
Kerjasama
muncul karena orientasi orang
perorangan thd kelompoknya (in-groupnya) dan kelompok lainnya (out-groupnya)
 CH Cooley
Kerjasama terjadi jika orang sadar
memiliki kepentingan yang sama dan
pada saat yang bersamaan memiliki
pengetahuan dan pengendalian diri
terhadap kepentingannya.

Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
Bentuk Kerjasama
1. Kerukunan
 mencakup gotong royong dan tolong
menolong
 kerjasama spontan
2. Bargaining, Yaitu
 pelaksanaan perjanjian/ tawar
menawar mengenai pertukaran barang
atau jasa antara dua organisasi atau
lebih sehingga mencapai kesepakatan
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
3. Cooptation,
usaha ke arah kerjasama yang dilakukan
dengan jalan menyepakati pimpinan yang
akan ditunjuk untuk mengendalikan
jalannya organisasi atau kelompok
4. Coalition, yaitu ;
yaitu usaha dua organisasi atau lebih yang-sekalipun mempunyai struktur berbedabeda--hendak mengajar tujuan yang sama
dengan cara yang kooperatif;

5. Joint venture, yaitu yaitu usaha bersama
untuk mengusahakan sesuatu kegiatan, demi
keuntungan bersama yang akan dibagi nanti,
secara proporsional dengan cara saling mengisi
kekurangan masing-masing partner
6. Social Exchange, yaitu
 suatu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih saling memberi dan atau/
saling menerima sesuatu, dengan atau tanpa
memperhitungkan untung rugi
Bahagia ada pada titik temu
antara pikiran/rasio, katahati dan
perbuatan
Akomodasi,
menunjuk pada suatu keadaan yaitu keseimbangan
(equilibrium) dalam interaksi terkait dengan norma dan nilai
sosial yang berlaku dalam masy
 Menunjuk pada suatu proses usaha untuk meredakan
pertentangan atau mencapai kestabilan
 Menurut Gilliin dan Gillin, akomodasi sebagai suatu
proses dimana orang atau kelompok manusia mengadakan
penyesuaian diri (adaptation) untuk mengatasi keteganganketegangan.

Semua masalah menjadi lebih kecil jika anda tidak mengelaknya, tapi penghadapinya (William F. Halsey)
Tujuan akomodasi
• Untuk mengurangi pertentangan antara orang
•
•
•
perorangan atau kelompoksbg akibat perbedaan
paham
Mencegah meledaknya suatu pertentangan
untuk sementara atau temporer
Memungkinkan terjadinya kerjasama antar klp
yang hidup terpisah akibat faktor psikologis,
kebudayaan dll
Mengusahakan peleburan antar kelompok sosial
yang terpisah, melalui perkawinan campuran
atau asimilasi dalam
arti
luas.
Bahagia
ada pada
titik temu
antara pikiran/rasio, katahati dan
perbuatan
Bentuk bentuk akomodasi
2.1. Coercion, yaitu
 Penyelesaian pertentangan dengan cara
paksa. Biasanya dilakukan oleh atasan (yang
punya kekuatan) terhadap bawahan (ada pihak
yang lemah dan ada yang kuat)
2.2 Compromise, yaitu
Penyelesaian pertentangan yang dilakukan
oleh mereka yang bersengketa dengan cara
saling mengurangi tuntutannya sehingga dapat
mencapai kesepakatan
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
2.3 Mediation, yaitu
Penyelesaian pertentangan yang
menggunakan jasa pihak ketiga yang
dipilih oleh kedua belah pihak dan
bersifat netral.
2.4. Arbitration, yaitu
Penyelesaian pertentangan yang
menggunakan jasa pihak ketiga yang
kedudukannya lebih tinggi dari pihakpihak yang bersengketa
Bahagia ada pada titik temu
antara pikiran/rasio, katahati dan
perbuatan
2.5. Conciliation, yaitu
Penyelesaian pertentangan yang
dilakukan oleh pihak ketiga yang
mempunyai kewenangan terhadap
penyelesaian masalah itu.
2.6. Adjudikasi, yaitu
Penyelesaian pertetangan yang dilakukan
oleh pengadilan atau institusi pemerintah
yang diberi kewenangan menyelesaian
konflik
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
2.7. Stalemate (jalan buntu), yaitu
Penyelesaian pertentangan yang
berhenti karena kekuatan masing-masing
pihak yang seimbang, sehingga saling diam.
2.8. Toleration, yaitu
Penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh
masing-masing pihak yang bersengketa secara
tidak sengaja dan tidak terencana dan tanpa
persetujuan yang formal.
Bahagia ada pada titik temu
antara pikiran/rasio, katahati dan
perbuatan
Asimilasi
Adalah pembauran dua atau lebih kelompok
yang berbeda secara horizontal. Seperti
perbedaan agama, suku/ethnis, agama,
bahasa, adat istiadat dan sejenisnya.
 Perbedaan yang bersifat horizontal yang
ada pada masyarakat memungkinkan
terjadinya disintegrasi sosial ataupun konflik,
oleh karena itu perlu adanya upaya
pembauran.
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
Proses Pembauran Dapat terjadi
secara :
1. Alamiah (Sukarela atau tanpa
campur tangan pihak lain)
2. Rekayasa (sengaja diupayakan
oleh pihak lain)
Masalah adalah sebuah kesempatan bagi anda untuk mengerahkan yang
terbaik dari diri anda (Duke Ellington)
Faktor yang memperlancar Asimilasi
1. Kesamaan berbagai unsur budaya
2. Perkawinan campuran
3. Ciri fisik yang sama
4. Sikap toleran thdp perbedaan
5. Kesempatan sama dlm Bid.
Ekonomi/lapangan pekerjaan
6. Sikap terbuka para penguasa
Bertindaklah seakan kita mustahil gagal (Dorothe Brande)
Faktor yang menghambat asimilasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Terisolasinya kehidupan golongan tertentu
dlm masyarakat (minoritas)
Kurangnya pengetahuan ttg kebudayaan yang
dihadapi
Perasaan takut thd kekuatan suatu
kebudayaan yang dihadapi
Perasaan bhw suatu kebudayaan golongan ttt
lebih tinggi drpd kebud golongan lain
Perbedaan warna kulit
In-group feeling
Gangguan dari golongan yang berkuasa thd
golongan minoritas
Perbedaan kepentingan
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
Amalgamasi
Merupakan peleburan dua kelompok
budaya yang kemudian melahirkan
budaya baru. Biasanya dapat terjadi
dengan sukarela maupun dengan
pemaksaan
Di mana ada harapan, impian akan menjadi kenyataan ( Geniene
Bondy)
Proses sosial yang
Disosiatif
proses yang sosial yang
memungkinkan terjadinya
disintegrasi sosial atau perceraiberaian atau putusnya interaksi
sosial.
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
Proses sosial disosiatif terdiri
dari :
1. Kompetisi
2. Konflik
3. Kontravensi
Bahagia ada pada titik
temu antara pikiran/rasio,
Kompetisi
Merupakan interaksi sosial yang mengandung
perjuangan untuk mendapatkan sesuatu yang
terbatas dan diinginkan oleh orang banyak
Bentuk Kompetisi/persaingan:
1. Kompetisi personal  Persaingan antar individu
2. Kompetisi impersonal  Persaingan antar kelompok
atau organisasi
Bahagia ada pada titik temu
antara pikiran/rasio, katahati dan
perbuatan
Bidang Kompetisi meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
Bidang Ekonomi
Bidang Sosial
Bidang politik
Bidang agama
Bidang Kebudayaan
Bahagia ada pada titik
temu antara pikiran/rasio,
Konflik
Pertentangan dalam prakteknya tidak saja
terjadi sebagai proses yang bersifat untuk
mempertahankan eksistensi
individu/kelompok, tetapi dapat juga
bertujuan untuk membinasakan lawannya
Penyebab Konflik, a.l.
• Perbedaan pemikiran, pandangan,
pendapat dll. Tentang nilai, norma/ajaran,
kepentingan dan tindakan tertentu.( sosial,
ekonomi, politik, budaya, agama dll)
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
Bentuk konflik a.l. ;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Konflik latent
Konflik manifest
Konflik Ideologis
Konflik politis
Konflik realistis
Konflik non realistis
Bahagia ada pada titik temu
antara pikiran/rasio, katahati dan
Bentuk khusus konflik
 Pertentangan pribadi
 Pertentangan rasial
 Pertentangan antar kelas sosial
 Pertentangan Politik
 Petentangan Internasional
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
Fungsi dan Dampak Konflik
Fungsi Konflik
1. Menumbuhkan perubahan
2. Meningkatkan solidaritas kelompok
dalam (in-group)
Dampak Negatif Konflik a.l. ;
1. Kerugian harta
2. Hilangnya hak hidup
3. Renggang bahkan
putusnya kerjasama
Bahagia ada pada titik
temu antara pikiran/rasio,
Kontravensi
Merupakan bentuk proses sosial yang
berada antara persaingan dan
pertentangan atau pertikaian.
Merupakan sikap mental yang
tersembunyi terhadap orang lain atau
unsur-unsur kebudayaan baru
Merupakan aktivitas untuk
merintangi/ menghalangi pihak lain
dalam mencapai tujuan, yang
dilandasi unsur ketidak senangan,
karena dianggap merugikan
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
Cara-cara kontravensi
1. Kasar dan halus.
2. Terbuka dan tersembunyi.
3. Resmi dan tidak resmi.
Bahagia/sukses ada pada titik temu antara pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
Bahagia ada pada titik temu antara
pikiran/rasio, katahati dan perbuatan
Download