JANUARY 18, 2015 Second Sunday of Ordinary Time Lectionary: 65 Reading 11 S M 3:3B - 1 0 , 1 9 Responsorial Psalm PS 40 :2 , 4, 7 - 8, 8- 9, 1 0 Reading 21 C O R 6:1 3C - 1 5A , 1 7 -2 0 Gospel J N 1 :35 - 42 Dalam bacaan kedua Santu Paulus bicara tentang “the body is the temple of the Holy Spirit.” Kenisah adalah tempat ibadah bagi orang Yahudi. Karena itu kenisah adalah tempat yang suci/kudus atau sakral. Kualitas ini menyebabkan kenisah berbeda dari bangunan lain seperti rumah tinggal sekalipun. Tapi apa yang membuat daging manusia ini bisa menjadi kenisah Roh Kudus. Bagaimana daging bisa diandalkan untuk menjaga kekuatan Roh Kudus yang maha dashyat itu? Santu Paulus tentu pertama-tama menemukan keindahan dari tubuh manusia. Dalam buku Kejadian dikatakan bahwa Allah menciptakan manusia menurut citra/image/gambar dari Allah sendiri. Bukan image dari orang lain-orangtua sekalipun. Maka seluruh organ tubuh manusia adalah milik Tuhan begitu kesimpulannya. Dari surat Santu Paulus jadi jelas. Ia melihat tubuh sebagai Kenisah Roh Kudus karena diciptakan oleh Allah sendiri dan Allah sendiri tinggal atau menghuni kenisah itu. Di sini dapat dilihat hubungan antara yang kudus atau yang sakral dengan Allah. Tak ada yang membuat sesuatu jadi sakral/kudus/suci kecuali Tuhan. Maka tepat kalau tubuh adalah kenisah Allah. Dalam bacaan pertama hari ini diceritakan tentang panggilan Samuel. Ia semula tidak tahu siapa yang memanggilnya. Ia mencari tahu dari anggota keluarganya. Lantas, ia diberitahu kalau seandainya Tuhan yang memanggilnya, ia mesti jawab bahwa dia siap untuk segala tugas atau perintah dari Tuhan. Samuel kemudian bukan saja mengenal suara itu tapi tahu siapa pemilik suara itu. Dia langsung berkontak dengan sumber dari mana suara itu datang. Jadi ada sesuatu yang menghasilkan dan memiliki suara itu. Pemilik suara itu tidak lain adalah Tuhan sendiri. Samuel kemudian membiarkan diri dipakai/diutus oleh Tuhan. Ia yang pertama-tama ragu akan suara itu, sekarang mengenal, menerima tugas dari orang yang memanggilnya. Tuhan pertama-tama memanggil Samuel. Tentu untuk suatu maksud tertentu dan maksud itu jelas ketika ia menerima tugas jadi nabi. Berarti mewartakan kebenaran sebagai hal yang utama karena ia percaya bahwa panggilannya yang berasal dari Allah itu benar. Allah tidak mencoba-coba Samuel dengan menjadikannya sebagai nabi pada saat itu sampai kemudian hari. Bacaan Injil hari ini menunjukkan dengan jelas tugas Yohanes dan murid-muridnya. Yesus mengatakan “mari dan lihat” sesudah Ia ditanya di mana tempat Ia tinggal. Yesus syaratkan pertama untuk datang sebelum lihat. Yesus tentu akan tunjukkan tempat. Tapi mereka juga datang untuk diajar sebagaimana mereka memanggil dan mengenal Yesus sebagai Rabbi-guru. Ada banyak hal yang tentu diajarkan kepada mereka namun yang pasti dalam bacaan injil adalah undangan Yesus bagi mereka untuk datang. Mereka harus datang ke Yesus. Mereka tidak bisa mendapatkan ajaran atau pengajaran dariNya kalau mereka tidak datang-berdiri jauh-jauh-memisahkan diri-tidak bergaul atau berdiam dengan Yesus. Mereka diundang untuk datang dan lihat. Tentu apa yang pertama-tama mereka lihat mestinya orang yang memanggil atau undang. Mereka mesti merasa pasti dan percaya kepada orang yang memanggil mereka. Dan di satu sisi, seorang guru selalu ajar yang hal baik bukan hal buruk. Jadi mereka yakin dan merasa pasti karena apa yang diajarkan oleh Rabbi yang mereka bertemu, akan mengajar yang baik. Sama seperti Samuel yang semula binggung siapa memanggilnya. Namun kemudian dia serahkan diri ketika ia tahu bahwa orang yang memanggilnya itu adalah Tuhan. Yohanes dan Murid-muridnya mengikuti gurunya yang adalah Yesus-guru-mengajar kebaikan-dan kebaikan menghidupkan. Bisa kelihatan sekali hubungan yang kuat dan tak terpisahkan antara Allah dan manusia. Santu Paulus menegaskan tentang kenisah Roh Kudus-karena dibangun oleh Allah sendiri. Jadi semakin orang datang kepada Tuhan, ia akan semakin kudus atau dikuduskan. Sebab yang dilihat pertama-tama adalah orang yang memanggil dan mengutus. Atau dengan kata lain, Allah mengambil inisiatip panggil manusia. Dan karena itu dari Allah maka ada kualitas kekudusan. Yang ilahi menguduskan yang profan-bukan ilahi. Panggilan untuk jadi murid atau pengikut Kristus adalah inisiatip Allah dan dilakukan pertama-tama oleh Allah terhadap orang atau kelompok orang yang mau datang kepadaNya atau mencariNya. Orang yang berdiri jauh akan melihat secara samar-samar-kurang jelas. Parahnya kalau ia buat kesimpulan dari penglihatan yang samar-samar. Begitu pula orang yang pasif tak akan tahu dari mana sumber atau asal dari suara itu. Tapi orang yang aktif mencari dari mana sumber suara meskipun masih samar-samar, ia akan bisa menentukan sikap dan keputusan apakah ia akan terus menjawab suara itu atau ia hanya hidup dalam sebuah mimpi kalau bukan ilusi dan halusinasi. Karena inisiatip datang dari Allah yang memanggil kita untuk datang dan lihat, maka sebagai guru-Allah akan mengajarkan yang baik atau orang yang datang kepada Allah akan selalu menerima yang baik. Dan Allah tahu siapa yang sanggup dan siap terima yang baik dariNya. Amin