PERBEDAAN EFEK KECEPATAN SIKAT GIGI LISTRIK TERHADAP KEBERSIHAN PLAK GIGI (The Different of The Effect Frequency Movement of Electric Toothbrushes to Plaque Removal) Tiurma Arta Sere Bagian Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya – Indonesia ABSTRACT The progression of electric toothbrush beside the movement of toothbrush head may affect the addition of the frequency movement. Acoustic energy with 200 Hz frequency can damage the boundary of Actinomyces viscosus that have important role in maturation of dental plaque. The aim of this study was to investigate the effect of the different frequency movements of electric toothbrushes to plaque removal. The electric toothbrushes used were electric toothbrush with Omron brand 38 Hz and 200 Hz frequency that was modified from Omron electric toothbrush. The experiment was done to 10 samples and given two kinds of treatment with PretestPosttest Design. Plaque score was measured before and after treatment with PHP method. After that, data of score plaque analyzed with t-test. The study result shown that there was significant difference between the effect of electric toothbrushes movement with 38 Hz and 200 Hz frequency to plaque removal. Keywords: electric toothbrush, frequency movement of electric toothbrush, plaque removal. Korespondensi (correspondence): Tiurma Arta Sere, c/o: Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Jln. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo No. 47 Surabaya 60132, Indonesia PENDAHULUAN Plak memegang peranan penting dalam proses perusakan jaringan keras gigi dan inflamasi jaringan lunak sekitar gigi.1,2 Pembersihan plak dapat secara mekanis maupun kimiawi, dan pembersihan secara mekanis merupakan cara yang paing efektif bila dilakukan dengan baik dan benar.3 Sikat gigi merupakan alat yang digunakan hampir di seluruh dunia untuk keperluan oral fisiotherapy.4 Sikat gigi dibedakan menjadi sikat gigi konvensional dan sikat gigi listrik. Sikat gigi konvensional banyak dijumpai di pasaran tetapi minat terhadap sikat gigi listrikpun mulai meluas melihat kenyataan bahwa para praktisi sering dihadapkan pada kebersihan mulut yang tidak memadai dan orang ingin bermain dengan teknik.5 26 Coontz6 dan Boyd7 melaporkan bahwa sikat gigi listrik lebih efektif dalam menghilangkan debris dan plak dibandingkan dengan sikat gigi konvensional. Selain itu, sikat gigi listrik mempunyai efek lebih baik daripada sikat gigi konvensioal pada pembersihan plak gigi pada orang yang cacat jasmaninya.8 Namun sebaliknya Chilton9 menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara sikat gigi konvensional dengan sikat gigi listrik diukur dengan indeks PMA. Manson10 menyatakan sikat gigi konvensional akan sama efektifnya dengan sikat gigi listrik jika digunakan dengan cara yang benar. Kemajuan sikat gigi listrik selain berpusat pada gerakan kepala sikat yang berputar11 juga pada ISSN : 0024 - 9548 Sere : Perbedaan efek kecepatan sikat gigi listrik terhadap kebersihan plak gigi penambahan frekuensi gerakan sikat.12 Pendapat kedua dikemukakan sehubungan dengan sikat gigi baru yaitu sikat gigi sonik yang mempunyai frekuensi 260 Hz yang secara kinis tidak menimbulkan tandatanda abormalitas pada gingiva dan lebih baik daripada sikat gigi konvensional dalam membersihkan plak gigi, dimana sikat gigi sonik dapat mengurangi plak dua kali lebih besar daripada sikat gigi konvensional.13 Penemuan sikat gigi ini didasarkan pada hasil percobaan Mc. Innes 14 , 15 yang membuktikan kemampuan energi akustik dengan frekuensi 200 Hz dapat merusak perlekatan bakteri Actinomyces Viscosus pada disk hidroksiapatit. Menurut Khambay dan Walmsley16 pada dasarnya acoustic microstreaming dihasilkan oleh semua jenis sikat gigi listrik dan keefektifannnya dipengaruhi oleh penataan dan kekakuan bulu-bulu sikat, gerakan mekanis sikat serta frekuensi gerakan sikat yang berperan dalam menghasilkan efek akustik. Salah satu sikat gigi listrik yang dipasarkan di Indonesia adalah merek Omron dan masih merupakan barang impor. Melihat beberapa keuntungan dari sikat gigi listrik dan keefektifan energi akustik 200 Hz, diperlukan alternatif sikat gigi listrik yang baru yaitu sikat gigi listrik dengan kecepatan 200 Hz. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan antara efek kecepatan sikat gigi listrik 38 Hz (merek Omron) dengan sikat gigi listrik 200 Hz (modifikasi sikat gigi Omron) terhadap kebersihan plak gigi. BAHAN DAN METODE Penelitian ini adalah eksperimental klinis dengan rancangan pretest-posttest design dan same subject design.17 Subyek penelitian ini sebanyak 10 orang mahasiswi FKG –UGM angkatan tahun 1992 dan 1993 dengan kriteria yaitu mempunyai kesehatan umum yang baik, menyikat gigi minimal 2 kali sehari, susunan gigi-geligi baik, bebas karies/karies sangat rendah, gigi posterior sampai M2 dan tidak ada tambalan yang menggantung. Sikat gigi listrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sikat gigi listrik merek Omron dan sikat gigi listrik frekuensi 200 Hz yang merupakan modifikasi sikat gigi listrik Omron yang skemanya dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2. Modifikasi tersebut dengan menamba tegangan/batu baterei pada sikat gigi listrik merek Omron yang mempunyai kecepatan 38 Hz. Kemudian sikat gigi listrik diukur kecepatannya dengan alat ukur frekuensi berupa Frequency Counter dan Optocopler. Gambar 1. Bagan bagian dalam sikat gigi listrik merek Omron A : sumber arus listrik (1 sel baterei, I= 0,21 ampere, V= 1,5 volt) B : motor listrik C : mekanika alat (berupa roda gila) D : kepala sikat gigi (f= 38 + 2%) Gambar 2. Bagan bagian dalam sikat gigi listrik frekuensi 200 Hz (modifikasi dari sikat gigi I) A : sumber arus listrik DC (2 sel baterei, I= 0,4 ampere, V= 3 volt) B : motor listrik C : mekanika alat (berupa roda gila) D : kepala sikat gigi (f= 200 + 5%) ISSN : 0024 - 9548 27 JURNAL PDGI, Vol 58 No. 1, Januari-April 2008 : 26-30 Pengujian perbedaan efektivitas ke-2 macam sikat gigi listrik dilakukan terhadap 10 orang subyek penelitian yang telah memnuhi kriteria yang ditentukan. Sebelum diberi perlakuan, subyek penelitian diberi latihan menyikat gigi dengan sikat gigi listrik dan dilakukan penilaian plak. Pada minggu I, diberi perlakuan I yaitu menyikat gigi dengan sikat gigi listrik frekuensi 38 Hz selama 2 menit dengan metode up and down. Pada minggu ke 2 diberi perlakuan II yaitu menyikat gigi dengan sikat gigi listrik frekuensi 20 Hz dengan waktu dan metode menyikat yang sama. Penyikatan gigi dilakukan pada gigi posterior bagian bukal dan lingual dan waktu menyikat gigi untuk masing-masing kuadran 30 detik. Penilaian plak dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan dengan memakai indeks plak PHP dari Podshadley dan Haley. Cara penilaian dengan metode PHP ini dilakukan dengan membagi permukaan bukal dan lingual gigi dalam 5 sub bagian yaitu 1/3 permukaan dekat gingiva, 1/3 pemukaan tengah area tengah, 1/3 permukaan dekat oklusal area tengah, 1/3 area distal dan 1/3 area mesial. Pemberian zat warna gigi akan menyebabkan plak berwarna merah terang pada permukaan gigi. Apabila plak terlihat hanya pada satu sub bagian gigi skornya 1, plak terlihat 2-3 sub bagian gigi skornya 3, plak pada hampir semua sub bagian gigi skornya 4 sedangkan bila tidak terlihat adanya plak pada sub bagian gigi skornya 0. Perlakuan pada masing-masing sampel diulang 3 kali dengan selang waktu satu hari dan jangka waktu perlakuan satu dengan perlakua 2 adalah 1 minggu (6 hari). Untuk mengetahui perbedaan efektivitas dalam kebersihan plak antara ke-2 macam kecepatan sikat gigi listrik maka rata-rata penurunan skor plak dianalisis secara statistik dengan uji-t dengan tingkat kemaknaan 95%. HASIL Dari penelitian di atas didapatkan hasil berupa rerata penurunan skor plak dari perlakuan I (sikat gigi listrik 38 Hz) dan perlakuan II (sikat gigi listrik 200 Hz). Penurunan skor plak didapat dari selisih skor plak sebelum dan sesudah perlakuan pada bagian bukal dan lingual gigi. Rerata penurunan skor plak pada bagian bukal dan lingual pada perlakuan I dan II dapat dilihat pada tabel 1. Penuruan skor plak pada perlakuan II lebih besar dari perlakuan I dimana dengan uji-t didapat terdapat perbedaan yang 28 Tabel 1. Rerata penurunan skor plak bagian bukal (B) dan lingual (L) pada perlakuan I dan perlakuan II Subyek Penelitian (n=10) Rerata Penurunan Skor Plak B L I (sikat f= 38 Hz) 27,569 + 6,467 26,168 + 8,729 II (sikat f= 200 Hz) 35,368 + 5,891 36.033 + 6,5 bermakna antara perlakuan I (sikat f= 38 Hz) dengan perlakuan II (sikat f= 200 Hz) dalam pembersihan plak bagian bukal p= 0,035 (p<0,05) maupun bagian lingual p= 0,001 (p<0,05). Rerata penurunan skor plak dari perlakuan I sebesar 53,737 + 8,72 dan perlakuan II sebesar 71,401 + 7,329 dimana dengan uji t didapatkan perbedaan yang bermakna antara perlakuan I dan II p= 0,035 (p<0,05) Tabel 2. Rerata penurunan skor plak dari perlakuan I (sikat f= 38 Hz) dan perlakuan II (sikat f= 200 Hz) Subyek Penelitian (n=10) Rerata Penurunan Skor Plak I (sikat f= 38 Hz) 53,737 + 8,72 II (sikat f= 200 Hz) 71,401 + 7,329 PEMBAHASAN Sikat gigi listrik dengan frekuensi 200 Hz terbukti lebih efektif dalam menurunkan skor plak dibandingkan dengan sikat gigi listrik dengan frekuensi 38 Hz. Mc. Innes14 dalam penelitiannnya membuktikan bahwa energi akustik sebesar 200 Hz dapat mengurangi perlekatan dan melepaskan ikatan bakteri pada model gigi disk hidroksiapatit. Demikian juga Mc. Innes 15 membuktikan bahwa energi akustik dengan frekuensi 200 Hz yang berasal dari generator dapat mengurangi jumlah fimbria Actinomyces Viscosus dari 81,6% menjadi 38,8% dan panjang fimbria berkurang dari 3,54 menjadi 1,42. Efek biologi dari energi akustik pada sel yang tersuspensi dalam cairan merupakan hasil darik aktivitas gelembung yang berupa kavitasi dan microstreaming. ISSN : 0024 - 9548 Sere : Perbedaan efek kecepatan sikat gigi listrik terhadap kebersihan plak gigi Sikat gigi listrik mempunyai dua aktivitas, yaitu aktivitas mekanis dari kepala sikat dan aktivitas cairan. Aktvitas cairan berupa adanya kavitasi dan gaya aliran yang ditimbulkan oleh energi akustik, dan aktivasi cairan yang timbul dipengaruhi oleh besar frekuensi energi akustik yang diaplikasikan. Efek biologi energi akustik dengan frekuensi tinggi (> 20 KHz) telah lama diketahui dan telah digunakan secara meluas, misalnya untuk sterilisasi, tetapi ternyata energi akustik dalam rentang frekuensi sonik (200 Hz) dapat mempengaruhi bakteri Actinomyces Viscosus yang berperan penting dalam proses maturitas plak karena merupakan bakteri yang pertama kali terbentuk dan dapat menambah patogenitas bakteri lain seperti Streptococus Mutans dan Porphyromonas Gingivalis bila berikatan dengannnya. 15 Engel 12 dalam penelitiannnya melakukan aplikasi energi akustik sebesar 200 Hz pada sikat gigi listrik dan diteliti keamanannya pada 6 ekor anjing, dimana dilakukan penyikatan gigi selama 7,5 menit setiap hari selama 2 bulan. Hasil pemeriksaan klinis dan histologis menunjukkkan tidak adanya abrasi, resesi mauun tanda-tanda peradangan pada gingiva. Perbedaan yang bermakna antara perlakuan I dan II walaupun keduanya merupakan sikat gigi listrik disebabkan oleh perbedaan frekuensi antara kedua jenis sikat gigi tersebut. Besarnya frekuensi mempengaruhi besarnya energi dan kecepatan karena energi yang dihasilkan sikat gigi listrik ini sebanding dengan kuadrat frekuensi. 19 Besarnya energi yang dihasilkan akan mempengaruhi efek dari aktivitasnya, dalam hal ini aktivitas cairan yang berupa kavitasi dan gaya aliran. Sikat gigi listrik frekuensi 200 Hz mempunyai energi hapir 40 kali lipat dari sikat gigi listrik merek Omron sehingga aktivitas cairan makin besar dan makin efektif dalam membersihkan plak. Ackerman20 mengatakan bahwa peningkatan energi akustik dapat menimbulkan arus dan aliran yang kontinyu dalam cairan, yang menyebabkan terjadinya gelembung dan gerak yang hebat, yang mana dapat menyebabkan rusaknya sel mikroorganisme. Dari penelitian di atas terbukti bahwa kecepatan sikat gigi listrik 38 Hz berbeda efektivitasnya dalam membersihkan plak gigi dibandingkan dengan sikat gigi listrik dengan kecepata 200 Hz. Sikat gigi listrik 200 Hz lebih baik daripada sikat gigi listrik 38 Hz (merek Omron) dalam pembersihan plak gigi, sehingga dapat dijadikan alternatif baru dalam usaha pengontrolan plak. ISSN : 0024 - 9548 DAFTAR PUSTAKA 1. Be Kien Nio. Preventive Dentistry II. Bandung: Yayasan kesehatan Indonesia; 1982. h. 1-21, 5758. 2. Prayitno SW. Gingivitis. Jakarta: Forum Ilmiah FKG USAKTI; 1987. h. 27 3. Sabaruddin A, Kanzil LB. Peran Khlorhesidin Dalam Menghambat Proses Pembentukan Plak. Jakarta: Majalah Ilmiah FKG USAKTI; 1991. h. 134 4. Wilkins, Ester M, Cullogh, Practicise A. Clinical Practice of The Dental Hygienist. ed. 2. Philadelphia: Lea & Ferbiger Co; 1968. h. 271 5. Tan H. Kesehatan Mulut. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan (terj). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 1993. h. 276,289 6. Coontz EJ. The Effectiveness of A New Oral Hygiene Device on Plaque Removal. J. Quintess Int 1983; 7:739-741 7. Boyd R, Murray P, Robertson PB. Effect on Periodontal Status of Rotary Electric Tothbrushes Vs Manual Toothbrushes During Periodontal Maintenance. J. Period 1989; 60(7):390-394 8. Bratel J, Berggren U. Hirsch JM, Electric or Manual Toothbrush? A Comparison of The Effects on The Oral Health of Mentally Handicapped Adults. J. Clin Prev Dent 1988; 10(3): 23-26 9. Chilton NW. Didia A. Rothner JT. Comparison of The Clinical Effectiveness of An Electric and A Standard Toothbrush in Normal Individuals. J. Am Dent Ass 1962; 64:777-782 10. Manson JD. Periodontics. ed.3. London: Henry Kimpton Publisher; 1975. h.58 11. Van der Weijden GA. Timmerman MF. Nijboer A. Lie MA. Van der Velden U. A Comparative Study of Electric Toothbrush for The Effectiveness of Plaque Removal in Relation to Toothbrush Duration. J. Clin Period 1993; 20:476-481 12. Engel D. Nessly M. Morton T. Martin RW. Safety Testing of A New Electronic Toothbrush. J. Period 1993; 64:941-946 13. Johnson BD. Mc. Innes C. Clinical Evaluation of The Efficacy and Safety of A New Sonic Toothbrush. J. Period 1994; 65:692-697 14. Mc. Innes C. Engel D. Moncla BJ. Martin RW. Reduction in Adherence Actinomyces Viscosus After Exposure to Low Frequency Acoustic Energy. J. Oral Microbiol Immunol 1992; 7:171-176 29 15. Mc. Innes C. Engel D. Martin RW. Fimbria Damage and Removal of Adherent Bacteria After Exposure to Acoustic Energy. J. Oral Microbiol Immunol 1993; 8:277-282 18. Hadi S. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset, 1988. h. 243, 271-273 16. Khambay BS. Walmsley AD. An In Vitro Evaluation of Electric Toothbrushes. J. Quintess Int 1995; 26(12): 841-848 20. Ackerman E. Ellis BM. Williams LE. Ilmu Biofisika (terj). Surabaya: Airlangga University Press; 1988. h. 288-303 19. Sears. Zemansky. Fisika Untuk Universitas Jilid I. Jakarta: Binacipta; 1994 17. Nazir M. Metode Penelitian. Ed.3. Jakarta: Ghalia Indonesia; 1988. h. 279-280 30 ISSN : 0024 - 9548