II BAB_II - e

advertisement
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Media Pembelajaran
2.1.1
Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berasal dari bahasa
latin “medius” yang berarti tengah, perantara, atau pengantar (Sadiman,2009:6).
Sedangkan dalam bahasa indonesia, kata “mediumi” dapat diartikan sebagai
“antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat pada suatu pengantar
atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima
pesan. Jadi media adalah sebagai perantara dalam bentuk saluran yang dapat
digunakan dalam satu proses penyajian informasi.
Menurut Arsyad (2002:3), media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis atau elektronik untuk menangkap, memproses, menyusun kembali
informasi visual dan verbal. Seperti yang diutarakan oleh Sanaky (2009:19)
bahwa “media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan
untuk menyampaikan tujuan pembelajaran”.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan dapat disimpulkan pengertian
media pembelajaran secara umum adalah suatu alat bantu dalam penyampaian
tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran sehingga tercipta lingkungan
belajar yang kondusif.
9
2.1.2
Tujuan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru
bahkan dapat memotivasi dan merangsang kegiatan belajar serta membawa
pengaruh psikologis terhadap siswa (Hamalik, 2002:19). Tujuan pemanfaatan
media pembelajaran adalah (1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menimbulkan motivasi, (2) Bahan pelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, (3) Metode mengajar
akan lebih bervariasi dan (4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
2.1.3
Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Sadiman (2009:17), media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya:
1. Obyek terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model.
2. Obyek yang kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor atau gambar.
3. Gerak yang terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau highspeedphotography.
4. Kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran
film, video, foto, maupun CD.
5. Konsep yang terlalu luas dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar,
dan lain-lain.
10
Selain itu, manfaat media pembelajaran menurut Rusman (2013:164), yaitu :
1. Pada proses pembelajaran yang dilakukan, dapat menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih jelas maknanya sehingga mudah
dipahami oleh siswa.
3. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi sehingga membuat siswa tidak
cepat bosan dan mempermudah bagi guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran dengan cepat tanpa menghabiskan tenaga.
4. Dapat membantu siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, tidak hanya
mendengarkan penjelasan guru, tetapi siswa juga dapat mengamati,
melakukan serta mendemonstrasikan.
2.2.
Pemrograman Animasi Kartun
Animasi kartun merupakan salah satu media yang berisi pelajaran meliputi
gambar-gambar kartun, teks, suara serta tanda simbol yang mengingatkan atau
menuntun siswa pada sesuatu yang berhubungan dengan animasi tersebut
(Hendratman, 2011:33). Animasi Kartun dapat menghasilkan aplikasi atau
Software yang dapat bekerja dengan aplikasi pendukung Macromedia Flash 8 dan
Photpshop Cs3 pada sistem operasi Windows XP, Windows 7 dan Windows 8.
Membuat animasi kartun tidak lengkap dengan hanya gambar saja, melainkan
diharuskan memberikan efek suara (sounds) agar animasi menjadi lebih hidup dan
menarik. Misalnya suara orang sedang berbicara, suara mobil jika pada animasi
menyertakan adanya mobil atau kendaraan, sounds effect untuk suara binatang
atau suara petir, hujan dan sebagainya. Suara dalam animasi kartun sangat penting
digunakan, sehingga perlu memberikan efek suara pada animasi yang akan buat.
11
Menurut Astuti (2009:53), pengolahnya yaitu Eximious Soft GIF Creator
adalah tool desain untuk animasi visual file GIF. Program tersebut dapat
membantu membuat animasi dan banner dalam waktu yang sangat singkat.
Program ini sudah tersedia tool pengolah gambar layaknya professional termasuk
Selection Tool seperti Magic Wand Tool dan Lasso Tool seperti di Adobe
Photoshop dan sejumlah selection tool geometris lain. Setelah memilih sebuah
animasi, dapat langsung mengeditnya dalam area kerja tanpa takut akan
mempengaruhi frame yang lain. Sebagai tambahan, juga dapat menjalankan fungsi
kopi, edit, pindah dan hapus sesuai kebutuhan. Eximioussoft Gif Creator memiliki
dukungan penuh terhadap sejumlah file grafis berbasis vektor.
Eximioussoft GIF Creator dapat membuat sekian model teks dan simbol
dengan kualitas tinggi. Cukup dengan menambahkan Outline atau Shadow, teks
atau simbol yang dibuat akan memiliki efek tampilan 3 dimensi yang menarik.
Setiap program mengekspor file animasi GIF, sistem akan melakukan optimalisasi
file sehingga dapat dihasilkan sebuah file GIF dengan ukuran minimal. Perlu
mengukur sendiri kesesuaian ukuran file dan kualitas gambar yang dihasilkan.
Begitu selesai dapat langsung melihat dan mengedit hasilnya. Berdasarkan
pendapat diatas disimpulkan bahwa program ini mendukung berbagai format
animasi dan image Macromedia Director seperti GIF, AVI, MPG (Movie Clip),
Photoshop Cs3 dan MP3 (Audio) (Hendratman, 2011 : 34).
12
Adapun tampilan membuat animasi bergerak yang akan muncul ketika
ditunjukkan pada Gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1 Tampilan Star Page Macromedia Flash 8
2.3 Kelebihan dan kelemahan Animasi Kartun
Menurut Hamzah (2009:74-76), beberapa kelebihan animasi kartun
kart
sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Banyak digemari anak-anak
anak anak dan orang dewasa karena perwatakannya yang
lucu sehingga dapat menarik minat pembaca.
2. Menjadikan proses pembelajaran berjalan
berjalan dalam suasana yang gembira
dengan telatah kartun dan secara tidak langsung dapat menyampaikan pesan
dan lebih mudah dipahami.
3. Menimbulkan rangsangan
rangsanga serta motivasi untuk belajar.
4. Mudah dan murah diperoleh.
13
5. Tidak memerlukan banyak peralatan.
6. Mudah digunakan.
7. Dapat digunakan untuk semua tingkatan pembelajaran.
8. Mempersingkat ide yang kompleks.
Selain memiliki kelebihan tersebut, animasi kartun juga memiliki kelemahan
yaitu sebagai berikut:
1. Kemampuan durasinya singkat.
2. Berbentuk dua dimensi.
3. Jika tidak digunakan dengan hati-hati, siswa akan lebih tertarik pada gambargambar kartun bukan pada materi yang ingin disampaikan guru.
4. Jika guru yang tidak banyak mengetahui teknik penyampaian materi dengan
menggunakan kartun dapat menyebabkan siswa cepat merasa bosan.
2.4 Simulasi dalam Pembelajaran Biologi
Menurut Arsyad (2002:56), “simulasi pada komputer memberikan
kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif, dan perorangan. Dengan
simulasi lingkungan pekerjaan yang kompleks dapat ditata hingga menyerupai
dunia nyata. Untuk mensimulasikan suatu situasi, komputer harus menanggapi
tindakan siswa seperti halnya yang terjadi dalam situasi kehidupan sesungguhnya.
Simulasi komputer seringkali dikenal sebagai eksperimen komputer,
karena simulasi sangat mirip dengan eksperimen. Simulasi komputer digunakan
untuk meniru situasi kehidupan sebenarnya dan mahasiswa menjadi pengendali
situasi itu. Karakteristik suatu sistem dalam kondisi tertentu dapat diperlihatkan
dengan komputer dan perangkat lunaknya.
14
2.5 Tinjauan Materi
Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup tergantung pada
pembesaran dan perbanyakan sel penyusunnya. Pembelahan sel terjadi karena dua
proses, yaitu kariokinesis (pembelahan inti) dan sitokinesis (bagian sitoplasma).
Pada umumnya kariokinesis diikuti oleh sitokinesis, proses sitokinesis sel hewan
berbeda dengan sel tumbuhan. Pembelahan sel pada hewan maupun tumbuhan
yaitu terbagi menjadi mitosis dan meiosis.
2.5.1
Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis merupakan pembelahan tipe pembelahan sel yang
menghasilkan 2 sel anakan yang serupa secara genetis. Artinya, kedua sel anakan
yang terbentuk mempunyai susunan genetika yang sama dengan induknya.
Pembelahan terjadi di dalam inti sel, baik pada eukariotik diploid (2n) ataupun
haploid (n). Pada kejadian tersebut akan dihasilkan dua nukleus sel anak yang
sama persis dengan sel induk secara genetis. Pembelahan mitosis sangat penting
untuk pertumbuhan, perbaikan dan penggantian sel yang tua atau rusak, dan
reproduksi aseksual. Pembelahan sel secara mitosis berlangsung dalam beberapa
tahap yaitu profase, metafase, anafase dan telofase (Priadi, 2009: 60-61).
Tahap-tahap yang berlangsung pada pembelahan mitosis adalah sebagai
berikut :
A. Profase
Tahap ini merupakan fase pembelahan mitosis yang paling lama dan
paling banyak memerlukan energi. Selama profase terjadi perubahan pada nukleus
benang-benang kromatin menebal dan memendek membentuk kromosom.
Kromosom tersebut dapat diamati dibawah mikroskop cahaya. Tiap lengan
15
kromosom berduplikasi membentuk dua kromatid (kromatid kembar)
kemb yang terikat
pasa sentromer, selanjutnya
elanjutnya nukleus menghilang.
Di dalam sitoplasma terbentuk gelendong pembelahan (spidel) yang
terdiri dari mikrotubula dan protein. Selanjutnya, gelendong pembelahan
berpindah tempat ke kutub-kutub berlawanan dalam sel. Pada profase pada
pad
pembelahan
han mitosis dapat dilihat pada Gambar
G
2.2 berikut ini:
Gambar 2.2
2. Tahap profase pada Pembelahan Mitosis (Priadi, 2009)
2009
B. Metafase
Pada tahap ini kromosom terletak berjajar pada bidang ekuator. Bagian
sentromer kromosom
romosom berikatan dengan bagian kinetokor yang berhubungan
dengan spindel.
ndel. Pada fase ini kromosom tampak
ta pak paling jelas terlihat sehingga
jumlahnya mudah diindentifikasi. Metafase adalah tahap yang memerlukan energi
terkecill dan waktu yang paling singkat.
singkat
Adapun tahap
Gambar 2.3 berikut ini:
metafase pada pembelahan
pembelahan mitosis dapat dilihat pada
16
Gambar 2.3
2. Tahap Metafase pada Pembelahan Mitosis (Priadi, 2009)
2009
C. Anafase
Tahap anafase dimulai ketika kedua sentromer yang tadi menempel pada
kromatid
kembar menjadi terpisah. Kromosom anak mulai bergerak ke arah
kutub yang berlawanan dalam sel. Hal demikian dapat
d
terjadi
adi karena benang
gelendong kinetokor mengalami pemendekan. Pada akhir anafase, satu set
kromosom lengkap telah tersusun pada masing-masing
masing masing kutub sel.
sel Adapun tahap
anafase pada pembelahan
lahan mitosis dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini:
Gambar 2.4
2. Tahap Anafase pada Pembelahan Mitosis (Priadi, 2009)
2009
17
D. Telofase
Pada tahap telofase, masing-masing
masing masing kromosom kembali pada keadaan
semula, seperti pada tahap interfase.
inte
Kromosom terurai menjadi benang-benang
benang
kromatin
tin yang tipis dan panjang. Struktur
Struktur kromosom yang demikian sulit diamati
d
di bawah mikroskop. Selanjutnya membran inti kembali terbentuk mengelilingi
setiap set kromosom. Pada akhir tahap ini gelondong pembelahan lenyap,
sedangkann anak inti sel (nukleolus) kembali terbentuk. Demikian pembelahan inti
mitosis telah selesai. Namun sebelum pembelahan mitosis telah terjadi peristiwa
sitokinesis.
Sitokinesis
sis merupakan peristiwa pembelahan sitoplasma yang berlangsung
sebelum proses pemebelahan
pemebel
inti sel selesai. Sitokinesis
sis pada hewan ditandai
dengan pembentukan kerutan pada bagian tengah sel ke arah dalam sehingga
akhirnya membagi sel menjadi dua. Sitokinesis pada tumbuhan diawali
di
dengan
pengangkutan selulosa dan material penyususn dinding sel lainya ke dalam tengah
sel. Dinding
ing sel baru terbentuk dan memisahkan
memisahkan sel menjadi dua bagian. Adapun
tahap
ahap telofase pada pembelahan mitosis dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut
beri
ini:
Gambar 2.5
2. Tahap Telofase pada Pembelahan Mitosis (Priadi, 2009)
2009
18
2.5.2
Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi, yaitu pengurangan
jumlah kromosom pada sel-sel kelamin (sel gamet jantan dan sel gamet betina).
Sel gamet jantan pada hewan (mamalia) dibentuk di dalam testis dan gamet
betinanya dibentuk di dalam ovarium. Gamet jantan pada tumbuhan dibentuk di
dalam organ reproduksi berupa benang sari, sedangkan gamet betinanya dibentuk
di dalam putik. Sel kelamin betina pada hewan berupa sel telur, sedangkan pada
tumbuhan berupa putik. Pada dasarnya, tahap pembelahan meiosis serupa dengan
pembelahan mitosis. Hanya saja, pada meiosis terjadi dua kali pembelahan , yaitu
meiosis I dsn meiosis II. Masing-masing pembelahan meiosis terdiri dari tahaptahap yang sama, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase (Sudjadi, Bagod
dan Siti, 2007:87).
A. Tahap Meiosis I
Seperti halnya pembelahan mitosis, sebelum mengalami pembelahan
meiosis, sel kelamin perlu mempersiapkan diri. Fase persiapan ini disebut tahap
interfase. Pada tahap ini, sel melakukan persiapan berupa penggandaan DNA dari
satu salinan menjadi dua salinan (seperti interfase pada mitosis). Tingkah laku
kromosom masih belum jelas terlihat karena masih berbentuk benang-benang
halus (kromatin) sebagaimana interfase pada mitosis. Selain itu, sentrosom juga
bereplikasi menjadi dua (masing-masing dengan 2 sentriol), seperti tampak pada
gambar di samping. Sentriol berperan dalam menentukan arah pembelahan sel.
Setelah terbentuk salinan DNA, barulah sel mengalami tahap pembelahan meiosis
I yang diikuti tahap meiosis II. Tahap meiosis I terdiri atas profase I, metafase I,
anafase I, dan telofase I, serta sitokinesis I. (Sudjadi, Bagod dan Siti, 2007:88).
19
1) Profase I
Pada tahap meiosis I, profase I merupakan fase terpanjang atau terlama
dibandingkan fase lainnya bahkan lebih lama dari pada tahap profase pada
pembelahan mitosis. Profase I dapat berlangsung dalam beberapa hari. Biasanya,
profase I membutuhkan waktu sekitar 90% dari keseluruhan waktu yang
dibutuhkan dalam pembelahan meiosis. Tahapan ini terdiri dari lima subfase,
yaitu leptoten, zigoten, pakiten, iploten, dan diakinesis.
2) Metafase I
Pada metafase I, kromatid hasil duplikasi kromosom homolog berjajar
berhadap-hadapan di sepanjang daerah ekuatorial inti (bidang metafase I).
Membran inti mulai menghilang. Mikrotubulus kinetokor dari salah satu kutub
melekat pada satu kromosom di setiap pasangan. Sementara mikrotubulus dari
kutub berlawanan melekat pada pasangan homolognya. Dalam hal ini, kromosom
masih bersifat diploid.
3) Anafase I
Setelah tahap metafase I selesai, gelendong mikrotubulus mulai menarik
kromosom homolog sehingga pasangan kromosom homolog terpisah dan masingmasing menuju ke kutub yang berlawanan. Peristiwa ini mengawali tahap anafase
I. Namun, kromatid masih terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu
unit tunggal. Inilah perbedaan antara anafase pada mitosis dan meiosis. Pada
mitosis, mikrotubulus memisahkan kromatid yang bergerak ke arah berlawanan.
20
4) Telofase I
Pada telofase, setiap kromosom homolog telah mencapai kutub-kutub
yang berlawanan. Ini berarti setiap kutub mempunyai satu set kromosom haploid.
Akan tetapi, setiap kromosom tetap mempunyai dua kromatid kembar. Pada fase
ini, membran inti muncul kembali. Peristiwa ini kemudian diikuti tahap
selanjutnya yaitu sitokinesis.
5) Sitokinesis
Sitokinesis merupakan proses pembelahan sitoplasma. Tahap sitokinesis
terjadi secara simultan dengan telofase artinya terjadi secara bersama-sama.
Tahap ini merupakan tahap di antara dua pembelahan meiosis, alur pembelahan
atau pelat sel mulai terbentuk. Pada tahap ini tidak terjadi perbanyakan (replikasi)
DNA.
Hasil
pembelahan
meiosis
I
menghasilkan
dua
sel
haploid
yang mengandung setengah jumlah kromosom homolog. Meskipun demikian,
kromosom tersebut masih berupa kromatid saudara (kandungan DNA-nya masih
rangkap). Untuk menghasilkan sel anakan yang mempunyai kromosom haploid
diperlukan proses pembelahan selanjutnya, yaitu meiosis II. Jarak waktu antara
meiosis I dengan meiosis II disebut dengan sitokinesis .
Jadi, tujuan meiosis II adalah membagi kedua salinan DNA pada sel
anakan yang baru hasil dari meiosis I. Meiosis II terjadi pada tahap-tahap yang
serupa seperti meiosis I.
B. Tahap Meiosis II
Tahap meiosis II juga terdiri dari profase, metafase, anafase, dan telofase.
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap meiosis I. Masing-masing sel anakan
hasil pembelahan meiosis I akan membelah lagi menjadi dua. Sehingga, ketika
21
pembelahan meiosis telah sempurna, dihasilkan empat sel anakan. Hal yang perlu
diingat adalah bahwa jumlah kromosom keempat sel anakan ini tidak lagi diploid
(2n) tetapi sudah haploid (n). Proses pengurangan jumlah kromosom ini terjadi
pada tahap meiosis II.
a.
Profase II
Fase pertama pada tahap pembelahan meiosis II adalah profase II. Pada
fase ini, kromatid saudara pada setiap sel anakan masih melekat pada sentromer
kromosom. Sementara itu, benang mikrotubulus mulai terbentuk dan kromosom
mulai bergerak ke arah bidang metafase. Tahap ini terjadi dalam waktu yang
singkat karena diikuti tahap berikutnya.
b.
MetafaseII
Pada metafase II, setiap kromosom yang berisi dua kromatid, merentang
atau berjajar pada bidang metafase II. Pada tahap ini, benang-benang spindel
(benang mikrotubulus) melekat pada kinetokor masing-masing kromatid.
c.
AnafaseII
Fase ini mudah dikenali karena benang spindel mulai menarik kromatid
menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan. Akibatnya kromosom
memisahkan kedua kromatidnya untuk bergerak menuju kutub yang berbeda.
Kromatid yang terpisah ini selanjutnya berfungsi sebagai kromosom individual.
22
d.
TelofaseII
Pada telofase II, kromatid yang telah menjadi kromosom mencapai kutub
pembelahan. Hasil akhir telofase II adalah terbentuknya 4 sel haploid, lengkap
dengan satu salinan DNA pada inti selnya (nuklei).
e.
SitokinesisII
Selama telofase II, terjadi pula sitokinesis II ditandai adanya sekat sel
yang memisahkan tiap inti sel, akhirnya terbentuk 4 sel kembar yang haploid.
Berdasarkan uraian di depan, sel-sel anakan sebagai hasil pembelahan meiosis
mempunyai sifat genetis yang bervariasi satu sama lain. Variasi genetis yang
dibawa sel kelamin orang tua menyebabkan munculnya keturunan yang bervariasi
juga (Sudjadi, Bagod dan Siti, 2007:88).
2.6 Penelitian yang Relevan
Pada
penelitian
ini
berdasarkan
dari
penelitian-penelitian
yang
sebelumnya, dimana pada penelitian tersebut dijadikan salah satu alasan untuk
menetukan dari judul dan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil
penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Anwar (2012) menunjukkan bahwa
rata-rata dari ahli media termasuk kategori sangat layak digunakan. Berdasarkan
penilaian siswa terhadap media animasi kartun ini mencapai kategori layak
dengan persentase 79,07% yang artinya media pembelajaran sangat mendukung
baik ujicoba kelompok kecil maupun ujicoba kelompok besar.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Annu’man (2013:3) menunjukan
bahwa media yang dikembangkan tergolong dalam kategori “sangat baik” dengan
persentase 78,25% hal menunjukkan bahwa media ini layak dan menarik untuk
digunakan sebagai media pembelajaran.
23
Jadi berdasarkan hasil tersebut, bahwasanya media yang dihasilkan bisa
digunakan sebagai media dalam pembelajaran untuk mempermudah pemahaman
materi dalam proses belajar mengajar. Sementara itu, berdasarkan hasil tersebut
peneliti ingin melakukan pengembangan media animasi kartun dengan
menggunakan macromedia flash 8. Media tersebut akan dapat digunakan sebagai
media dalam pembelajaran biologi khusunya materi pembelahan sel kelas XII
SMA.
Download