Penuaan cepat dari sel T setelah infeksi HIV dapat membantu menjelaskan kanker, penyakit yang terkait dengan penuaan Oleh: aidsmap.com, 27 Januari 2011 Infeksi HIV dapat menyebabkan sub kelompok dari CD4 sel T tertentu untuk menua sebanyak 20 sampai 30 tahun dalam tiga tahun setelah terinfeksi virus tersebut. Hal ini dilaporkan oleh para peneliti Amerika. Proses penuaan ini dapat membantu untuk menjelaskan tingkat yang tidak biasa dari penyakit yang terkait dengan penuaan pada orang dengan HIV yang berusia separuh baya, mereka berspekulasi. Kanker, penyakit jantung dan osteoporosis telah diamati pada tingkat yang tinggi atau pada usia yang lebih muda pada orang dengan infeksi HIV, menyebabkan spekulasi bahwa infeksi HIV dan peradangan berhubungan dengan aktivasi yang berkepanjangan dari sistem kekebalan tubuh oleh virus dapat menyebabkan penyakit penuaan dini pada orang HIV positif. Banyak kondisi yang berkaitan dengan penuaan yang dipengaruhi oleh hilangnya fungsi kekebalan tubuh dengan bertambahnya usia. Beberapa peneliti tertarik untuk menentukan apakah HIV memiliki pengaruh langsung pada sistem kekebalan tubuh yang mempercepat proses penuaan, sehingga secara efektif menyebabkan orang dengan infeksi HIV mengalami proses penuaan lebih cepat. Penuaan sel T dapat diukur dengan melihat ujung-ujung kromosom dalam sel. Ujung kromosom dilindungi oleh telomer, yang mencegah mereka untuk menjadi rusak atau menyatu. Dengan bertambahnya usia, telomer menjadi lebih pendek. Pada akhirnya, telomer menjadi begitu pendek sehingga sel berhenti berfungsi dengan baik. Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal PLoS One ini dilakukan oleh UCLA AIDS Institute, menunjukkan bahwa di antara orang yang terinfeksi HIV, dua himpunan bagian dari sel T CD4 naif menunjukkan tanda-tanda yang setara dari pemendekan telomer yang setara dengan 20 sampai 30 tahun penuaan dalam dua sampai tiga tahun infeksi. Tingkat penuaan yang serupa terjadi pada usia yang lebih muda (20 sampai 39 tahun) dan lebih tua (39 sampai 58 tahun). Pasien juga mengalami penurunan jumlah CD4 naif dibandingkan dengan kontrol usia yang dicocokkan, meskipun kelompok sel CD4 ini bukan merupakan target utama dari infeksi HIV, dan juga bukan sub kelompok utama yang habis sebagai hasil dari infeksi HIV. Memang, subset ini lebih habis dibandingkan dengan subset sel CD4 lainnya. Sel CD4 naif dibutuhkan untuk menanggapi infeksi baru. Semakin kita bertambah usia, sel Cd4 naif menjadi semakin sedikit, sehingga lebih sulit bagi sistem kekebalan tubuh orang yang lebih tua untuk menanggapi infeksi baru yang belum pernah didapat sebelumnya. Sel ini juga dibutuhkan untuk mengembangkan kekebalan sesudah vaksinasi, hal ini menyebabkan orang yang lebih tua kurang mungkin untuk mengembangkan perlindungan setelah vaksinasi dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Pada kelompok orang dewasa dengan HIV berusia 20-39 tahun, subset sel naif adalah 2,9 kali lipat lebih kecil dibandingkan kelompok kontrol yang memiliki usia serupa (p = 0,0007). Perbedaan dalam subset ini tidak signifikan pada kelompok usia 39 sampai 58 tahun. Terlebih lagi, subset sel CD4 naif yang dipelajari (CD31-CD4+) tidak kembali ke tingkat normal untuk usia seseorang pada saat mereka memulai terapi antiretroviral. Melihat sampel pasien yang berbeda dari Multicenter AIDS Cohort Study, para peneliti menemukan bahwa subset sel CD4 ini tetap lebih kecil secara signifikan pada orang HIV positif pada dua tahun setelah memulai terapi antiretroviral. Para peneliti berspekulasi bahwa tingkat peningkatan beberapa kanker terlihat pada orang dengan HIV bila dibandingkan dengan kontrol yang cocok secara usia, serta tingkat yang lebih tinggi dari beberapa infeksi, mungkin disebabkan karena cacat kekebalan yang terdeteksi oleh penelitian ini. Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/ Penuaan cepat dari sel T setelah infeksi HIV dapat membantu menjelaskan kanker, penyakit yang terkait dengan penuaan Para peneliti juga menunjukkan bahwa percepatan perkembangan penyakit HIV pada usia lebih dari 50 tahun dapat menjadi konsekuensi dari efek tambahan dari infeksi HIV dan penuaan pada kelompok subset sel T ini. “Temuan kami memiliki implikasi penting untuk kesehatan orang dewasa yang terinfeksi HIV-1,” kata pemimpin peneliti Tammy M. Rickabaugh, seorang asisten penelitian imunologi di divisi hematologi dan onkologi di David Geffen School of Medicine di UCLA. “Mereka menggarisbawahi pentingnya pengembangan pendekatan baru untuk memperkuat fungsi kekebalan tubuh untuk melengkapi pengobatan yang ada saat ini, yang secara khusus ditujukan terhadap virus.” Ringkasan: Rapid ageing of T-cells after HIV infection could help explain cancers, diseases of ageing Sumber: Rickabaugh TM et al. The dual impact of HIV-1 infection and aging on naïve CD4+ T-cells: additive and distinct patterns of impairment. PLoS One 6 (1): e16459, 2011. doi:10.1371/journal.pone.0016459. –2–