493 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014 HUBUNGAN KEDALAMAN PERAIRAN DENGAN KONSENTRASI FOSFAT (PO4) PADA SEDIMEN DASAR PERAIRAN DI TELUK GAYUN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG Rezki Antoni Suhaimi dan Ruzkiah Asaf Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selatan E-mail: [email protected] ABSTRAK Kabupaten Pesawaran merupakan sebuah Kabupaten Daerah Otonomi Baru yang merupakan daerah pemekaran Kabupaten Lampung Selatan. Teluk Gayun terletak di Kecamatan Punduh Pidada dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Padang Cermin. Sedimentasi yang terjadi di Teluk Gayun berasal dari aliran sungai yang bermuara di teluk Gayun, disamping pengikisan daerah pantai oleh faktor oseanografi dan mengendap di teluk Gayun tersebut. Fosfat (PO4) merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi. PO4 di dalam air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Sumber PO4diperairan laut pada wilayah pesisir adalah sungai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013 dan bertujuan untuk melihat hubungan antara kedalaman dengan konsentrasi PO4. Pengukuran kedalaman dilakukan dengan menggunakan Echo Sounder. Waktu dan koordinat pengukuran dicari dengan menggunakan GPS. Pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan menggunakan grab sampler, posisi dan waktu pengambilan sampel disesuaikan dengan pengukuran kedalaman. Untuk penentuan konsentrasi PO4 digunakan teknik spektrofotometrik, dengan metode Olsen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perbandingan kedalaman perairan terhadap konsentrasi PO4 dapat dilihat bahwa konsentrasi PO4 tertinggi berada pada kedalaman 10 – 12 m dengan nilai konsentrasi 112,98 ppm dan standar deviasi ± 33,59 ppm. Sedangkan untuk konsentrasi PO4 terendah ditemukan pada kedalaman 1820 m dengan konsentrasi sebesar 77,54 dan standar deviasi ± 22,87 ppm. Konsentrasi PO4 yang terkandung dalam dasar, cenderung akan meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman. Akan tetapi, pada kedalaman setelah 12 m, konsentrasi akan kembali menurun. KATA KUNCI : konsentrasi PO4, kedalaman, Teluk Gayun Lampung PENDAHULUAN Kabupaten Pesawaran merupakan sebuah Kabupaten Daerah Otonomi Baru yang merupakan daerah pemekaran Kabupaten Lampung Selatan. Kabupaten Pesawaran terdiri dari tujuh Kecamatan, yakni Kecamatan Padang Cermin, Kecamatan Punduh Pidada, Kecamatan Kedondong, Kecamatan Way Lima, Kecamatan Gedong Tataan, Kecamatan Negeri Katon dan Kecamatan Tegineneng, dan pada tahun 2012 dimekarkan kembali dengan penambahan Kecamatan Marga Punduhdan Kecamatan Way Khilau (BPS Kabupaten Pesawaran, 2013) Teluk Gayun terletak di Kecamatan Punduh Pidada dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Padang Cermin (BPS Kabupaten Pesawaran, 2013). Perkembangan inovasi dalam budidaya, telah banyak terdapat tambak intensif di Kecamatan Punduh Pidada dan Teluk Gayun. Budidaya melalui tambak intensif, sangat erat kaitannya dengan pergantian air. Pergantian air tersebut melibatkan perairan yang berada disekitarnya, dalam hal ini adalah air laut. Air yang dilepaskan oleh tambak intensif tersebut merupakan salah satu sumber tersedianya nutrien di perairan. Nutrien yang dilepaskan oleh tambak tersebut ada yang mengalami pengendapan sehingga terikat pada sedimen dasar perairan. Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahanpecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut. Page 509 of 1000 Page 1 of 6 Hubungan kedalaman perairan dengan konsentrasi fosfat ..... (Rezki Antoni Suhaimi) 494 Sedimentasi yang terjadi di Teluk Gayun berasal dari aliran sungai yang bermuara di Teluk Gayun, disamping pengikisan daerah pantai oleh faktor oseanografi dan mengendap di Teluk Gayun tersebut. Pasir dan lumpur yang berasal dari arus dan proses–proses yang berlangsung di pinggir pantai akan dipisahkan oleh angkutan fraksi dan pengangkutan suspensi. Pasir yang lebih besar butirannya ke dalam angkutan fraksi membatasi terutama untuk zona sepanjang pantai, dimana seperti angkutan suspensi dari lempung dan lanau dapat dibawa untuk jarak yang jauh ke arah laut lepas. Faktor yang penting dalam endapan sedimen klastik halus adalah efek koagulasi atau ion terlarut di air laut. Partikel lempung disuspensi air tawar membawa ion adsorbsi yang dapat berubah menjadi ion lain di larutan garam, dimana lempung (clay) akan membentuk gumpalan (agregats). Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa lempung (clay) dalam pengendapannya lebih cepat turun dan mengendap dalam bentuk gumpalan daripada mengendap sendiri-sendiri (Krumbein & Sloss, 1963 dalam Stefanus, 2002) Di perairan unsur PO4 tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat. Senyawa PO4 membentuk kompleks ion besi dan kalsium pada kondisi aerob, bersifat tidak larut, dan mengendap pada sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh alga akuatik (Jeffries & Mill, 1996 dalam Effendi, 2003). PO4 merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sebagai sumber energi. PO4 di dalam air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Dalam bentuk senyawa organik, PO4 dapat berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya, nukloeprotein dan fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk senyawa anorganik meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam air laut pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu organisme (Hutagalung et al., 1997). Sumber fosfat diperairan laut pada wilayah pesisir dan paparan benua adalah sungai. Karena sungai membawa hanyutan sampah maupun sumber fosfat daratan lainnya, sehingga sumber fosfat dimuara sungai lebih besar dari sekitarnya. Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai menjadi senyawa ionisasi, antara lain dalam bentuk ion H2PO4-, HPO42-, PO43-. Fosfat diabsorpsi oleh fitoplankton dan seterusnya masuk ke dalam rantai makanan. Senyawa fosfat dalam perairan berasal daari sumber alami seperti erosi tanah, buangan dari hewan dan pelapukan tumbuhan, dan dari laut sendiri. Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi (blooming) fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan kematian ikan secara massal. Batas optimum fosfat untuk pertumbuhan plankton adalah 0,27–5,51 mg/liter (Hutagalung et al., 1997). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perubahan kedalaman terhadap konsentrasi fosfat (PO4) pada sedimen dasar perairan di Teluk Gayun Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada musim kemarau di Teluk Gayun Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung pada bulan April 2013 (Gambar 1). Pengukuran kedalaman dilakukan dengan menggunakan Echo Sounder pada tiap-tiap stasiun pengukuran. Waktu dan koordinat pengukuran, dicari dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). Titik pengukuran kedalaman diusahakan dapat mewakili nilai kedalaman pada lokasi. Sampel sedimen diambil secara acak guna mewakili variasi kedalaman. Pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan menggunakan grab sampler, posisi dan waktu pengambilan sampel disesuaikan dengan pengukuran kedalaman (Gambar 2). Sedimen yang telah diambil selanjutnya langsung dimasukkan ke dalam polybag dengan kondisi sampel masih terendam air. Kondisi lain yang dilakukan adalah udara yang masih terdapat di dalam polybag dikeluarkan terlebih lalu, baru kemudian diikat rapat (Idham 2010). Semua sampel sedimen selanjutnya disimpan pada cool box agar suhu sampel terjaga untuk kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengamatan. Sampel sedimen tersebut kemudian dianalisa di Laboratorium Tanah Page 510 of 1000 Page 2 of 6 495 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014 Gambar 1. Lokasi Penelitian di Teluk Gayun Lampung Gambar 2. Cara pengambilan sedimen dasar perairan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros. Untuk penentuan konsentrasi PO4 digunakan teknik spektrofotometrik, dengan metode Olsen (Balittanah, 2005). Cara kerjanya adalah Fosfat dalam suasana netral/alkalin dalam tanah akan terikat sebagai Ca, Mg-PO4. Pengekstrak NaHCO3 akan mengendapkan Ca, Mg-CO3 sehingga PO4-3 dibebaskan ke dalam larutan. Pengekstrak ini biasanya digunakan pada tanah dengan pH > 5,5. Selanjutnya setelah didapat konsentrasi fosfat, kemudian dibandingkan dengan variasi kedalaman saat pengambilan sampel sedimen tersebut. Data dianalisis secara deskriptif statistik dengan menghitung rata-rata konsentrasi PO 4 untuk setiap kedalaman. Di samping nilai rata-rata juga diperhitungkan standar deviasi untuk masing-masing kedalaman sebagai control mengenai adanya variasi spasial. HASIL DAN BAHASAN Pengambilan sampel dan titik kedalaman di Teluk Gayun Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung berjumlah 100 titik (Gambar 3). Pengambilan titik sampling ini didasarkan pada keterwakilan atas tiap posisi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya perbedaan. Page 511 of 1000 Page 3 of 6 Hubungan kedalaman perairan dengan konsentrasi fosfat ..... (Rezki Antoni Suhaimi) 496 Gambar 3. Peta titik sampling penelitian Dari titik kedalaman yang diambil saat pengukuran langsung di lapangan, didapat nilai kedalaman yang bervariasi antara 0,5–19,5m. Kedalaman perairan teluk cenderung mengikuti pola teluk, semakin ke tengah akan semakin dalam. Kondisi yang agak berbeda adalah dengan ditemukannya gosong karang, sehingga kedalaman lebih bervariasi di sekitar gosong tersebut (Gambar 4). Gambar 4. Peta kedalaman daerah penelitian Dari 100 titik pengambilan sampel sedimen kemudian dikelompokkan berdasarkan kedalaman saat pengambilan sampel. Urutan pengelompokkan berdasarkan rentang kedalaman 2 meter untuk tiap kelompok, sehingga didapat 10 kelompok yang mewakili konsentrasi PO4 terhadap kedalaman (Tabel 1). Dari tabel kedalaman perairan terhadap konsentrasi PO4 dapat dilihat bahwa konsentrasi PO4 tertinggi berada pada kelompok kedalaman 10–12 m dengan nilai konsentrasi 112,98 ppm dan standar deviasi ± 33,59 ppm. Sedangkan untuk konsentrasi PO4 terendah ditemukan pada kelompok kedalaman 18-20 m dengan konsentrasi sebesar 77,54 dan standar deviasi ± 22,87 ppm. Page 512 of 1000 Page 4 of 6 497 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014 Tabel 1. Nilai konsentrasi PO4 sedimen untuk tiap kedalaman Kedalaman (m) 0­2 2­4 4­6 6­8 8­10 10­12 12­14 14­16 16­18 18­20 Rata-rata Konsentrasi PO4 (ppm) 86,52 84,93 84,83 86,56 91,31 112,98 91,23 91,83 80,26 77,54 Standar Deviasi 30,19 38,7 4,13 19,56 19,79 33,59 21,18 29,31 18,67 22,87 Tingginya nilai standar deviasi menunjukkan adanya perbedaan yang cukup mencolok antar nilai yang berada dalam satu kelompok, dan sebaiknya semakin kecil nilai standar deviasi, maka nilai yang berada dalam satu kelompok akan cenderung homogen. Hubungan konsentrasi PO4 dengan kedalaman menunjukkan bahwa konsentrasi PO4 pada sedimen akan bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman. Hal ini dapat disebabkan adanya pengadukan yang digerakkan oleh gelombang dan arus yang masih mempengaruhi sedimen dasar yang berada pada kedalaman yang dangkal. Sementara itu, bertambahnya kedalaman turut meminimalisir pengaruh dinamika laut terhadap sedimen dasar, sehingga PO4 yang berada pada sedimen akan menumpuk dan berakibat dengan meningkatnya konsentrasi PO4 pada sedimen. Pada kondisi kedalaman tertentu, dalam hal ini setelah melewati kedalaman 12 m, konsentrasi PO4 justru akan menurun. Apabila kita meyakini bahwa pengaruh dinamika laut tidak akan sampai ke dasar perairan, maka seharusnya semakin dalam perairan akan menyebabkan peningkatan konsentrasi PO4 pada sedimen dasar, kemungkinan adanya kecenderungan untuk kedalaman perairan lebih dari 12 m berada pada jarak yang jauh dari sumber nutrien, dalam hal ini sungai, sehingga PO4 yang terdapat dalam butiran sedimen tidak bisa sampai pada kedalaman dasar perairan tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Thornbury (1969), yang menyatakan ukuran material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut. KESIMPULAN 1. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai konsentrasi PO 4 yang terkandung dalam dasar, cenderung akan meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman. Akan tetapi, pada kedalaman setelah 12 m, konsentrasi akan kembali menurun. 2. Selain kedalaman perairan, perlu dikaji lebih lanjut mengenai faktor dinamika oseanografi yang lain, guna memperoleh faktor apa saja yang turut mempengaruhi konsentrasi PO4 pada sedimen dasar Perairan. DAFTAR ACUAN A.G. Gross, The rhetoric of science, (Harvard University Press, Cambridge Massachusetts, 1990) Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten Pasawaran. 2013. Kabupaten Pesawaran dalam Angka, Pesawaran, 2013 Balittanah. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah, Bogor. 136 hal. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius Page 513 of 1000 Page 5 of 6 Hubungan kedalaman perairan dengan konsentrasi fosfat ..... (Rezki Antoni Suhaimi) 498 Hutagalung, Horas P, Deddy Setiapermana, dan Hadi Riyono. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen, dan Biota. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Idham F. 2010. Potensi sedimen laut perairan Teluk Jakarta sebagai substrat Sediment Microbial Fuel Cell. [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Krumbein, W.C and Sloss, L.L. 1963. Stratigraphy and Sedimentation. M.H. Freeman and Company, san Fransisco : 460 p. PO4 Thornbury, W.D.1969. Principles of Geomorphology. John Wiley and Sons, New York. Page 514 of 1000 Page 6 of 6