Cranium

advertisement
CRANIUM
Haryanto Alimsardjono
Departemen Anatomi-Histologi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya
Cranium
•
•
•
•
= tengkorak
tulang pembentuk kepala
bagian skeleton axiale
disusun tulang-tulang [22]
(ossa craniales)
– ketebalan bervariasi
– bentuk tidak teratur & rumit
– sepasang/tunggal
• dihubungkan oleh sutura,
articulus
temporomandibularis
Ossa craniales dikelompokan:
NEUROCRANIUM
•
•
•
•
•
•
Os frontale
(Os ethmoidale)
Os sphenoidale
Os occipitale
Os temporale
Os parietale
SPLANCHNOCRANIUM
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Os nasale
Os lacrimale
Os zygomaticum
Maxilla
Mandibula
Os ethmoidale
Vomer
Os palatinum
Concha nasalis inferior
Neurocranium
• = cranium cerebrale
• membentuk cavum
cranii, yang ditempati
encephalon (otak)
• dikelompokan:
– calvaria
– basis cranii
Splanchnocranium
• = viscerocranium
• pembentuk wajah
– rongga alat indra
– tempat masuk
• saluran pernafasan
• saluran pencernaan
– rahang, alat
pengunyah
Calvaria
• dipisahkan dengan
basis cranii oleh
bidang horizontal
yang melalui arcus
superciliaris dan linea
nuchae superior
Calvaria
• disusun oleh:
– Pars squamosa ossis
temporalis dextra &
sinistra
– Squama frontalis
– Os parietale dextra &
sinistra
– Squama occipitalis
Basis cranii
• Basis cranii interna
• Basis cranii externa
Basis cranii interna
• Tersusun oleh fossa
yang membentuk
seperti tangga
– Fossa cranialis
anterior
– Fossa cranialis media
– Fossa cranialis
posterior
Fossa cranialis anterior
• Terletak di anterior
• Ditempati lobus frontalis
cerebri
• Dibentuk:
– Pars orbitalis ossis frontalis
– Lamina cribrosa ossis
ethmoidalis
– Ala parva (minor) ossis
sphenoidalis
• Foramen caecum &
Lamina cribrosa ossis
ethmoidalis (cavitas nasi)
Fossa cranialis media
• Terletak di media, lebih
dalam, sempit di medial &
lebar di lateral
• Ditempati lobus
temporalis cerebri
• Dibentuk:
– Ala magna (major) ossis
sphenoidalis
– Corpus ossis sphenoidalis
– Facies anterior partis
petrosae ossis temporalis
– Pars squamosa ossis
temporalis
fossa cranialis media
• Foramen opticum
• Fissura orbitalis
superior (Orbita)
• Foramen rotundum
(fossa
pterygopalatina)
• Foramen spinosum
• Foramen ovale (fossa
infratemporale)
• Foramen lacerum
Fossa cranialis posterior
• Terletak di posterior,
paling dalam dan paling
luas
• Ditempati cerebellum,
pons & medulla
oblongata
• Dibentuk:
– Dorsum sellae
– Facies posterior partis
petrosae ossis temporalis,
pars mastoidea
– Os occipitale
• Porus acusticus
internus
• Foramen jugulare
– Pars venosa
– Pars nervosa
• Foramen occipitale
magnum
• Apertura externa
aquaductus vestibuli
• Canalis condyloideus
TITIK-TITIK PENGUKURAN
• Untuk mengadakan
pengukuran/pencatatan yang baik
mengenai bagian-bagian tertentu dari
cranium, diperlukan titik-titik pengukuran
yang tetap.
Sejumlah titik-titik pengukuran
• Basion: titik terdepan pada tepi foramen
occipitale magnum.
• Opisthion: titik paling belakang pada tepi
foramen occipitale magnum.
• Inion: titik pada protuberantia occipitalis
externa.
• Opisthocranium: titik paling belakang dari
cranium dalam bidang media-sagital, diukur dari
glabella. Titik ini hanya dapat diketahui
dengan menentukan jarak maximal antara
glabella dan contour cranium bagian posterior.
Sejumlah titik-titik pengukuran
• Lambda: titik pada sudut tertinggi dari sutura
lambdoidea.
• Vertex: titik tertinggi dari cranium dibidang mediosagital, bila cranium diletakkan dalam bidang horizontal
dari Frankfurt. Titik ini sifatnya seperti opisthocranium,
jadi hanya diketahui bila jarak maximal antara bidang
Frankfurt dan contour cranium bagian atas ditemukan.
• Bregma: titik yang dibentuk oleh sutura coronalis dan
sutura sagitalis.
• Glabella: titik di atas sutura nasofrontalis pada sisi
bawah os frontale dalam bidang medio-sagital diantara
kedua arcus superciliaris.
Sejumlah titik-titik pengukuran
• Nasion: titik pada sutura nasofrontalis dibidang medio-sagital.
• Rhinion: titik pada ujung sutura internasalis di garis tengah dan
paling bawah, pada pinggi ossa nasalia.
• Nasospinale: titik terendah dari apertura piriformis, diproyeksikan
pada bidang medio-sagital.
• Prosthion: titik pada processus alveolaris maxillae yang terdepan
diantara kedua incicivi pertama.
• Infradentale: sama dengan prosthion, tetapi pada mandibula.
• Gnathion: titik pada sisi bawah mandibula yang paling bawah
dibidang mediosagital.
• Gonion: titik pertemuan antara garis melalui sisi basal dari
mandibula dan garis yang melalui tepi dorsal dari ramus
mandibulae. (titik yang paling rendah ke dorsal dan lateral).
Sejumlah titik-titik pengukuran
•
•
•
•
•
•
•
•
Orbitale: titik terendah dari tepi bawah orbita.
Porion: titik teratas dari porus acusticus externus.
Eurion: titik yang paling lateral dari dinding cranium. Titik ini hanya
diketahui bila ukuran maximal lebar cranium ditemukan.
Zygion: titik yang paling lateral pada arcus zygomaticus, sifatnya seperti
Eurion.
Zygomatico-maxillare: titik terbawah dari sutura zygomatico-maxillare.
Fronto-temporale: titik pada linea temporalis superior, tepat di atas
processus zygomaticus ossis frontalis, dan yang letaknya paling depan dan
tengah.
Staphylion: titik pada bagian belakang palatum durum yang letaknya pada
persilangan bidang medio-sagital dan garis yang ditarik melalui lekukan
paling dalam pada sisi posterior palatum durum.
Trichion: titik garis rambut yang terdepan di bidang medio-sagital. Pada
keadaan gundul, jelas titik ini tidak dapat ditentukan.
Bidang FRANKFURT
Bidang ORBITOMEATAL
Ukuran-ukuran cranium bayi
• Ukuran-ukuran distantia cranium bayi
• Ukuran-ukuran lingkaran cranium bayi
Ukuran-ukuran distantia cranium bayi
• Distantia fronto-occipitalis (12 cm):
– Jarak antara glabella dan opisthocranium
• Distantia mento-occipitalis (13,5 cm):
– Jarak antara gnathion dan opisthocranium
• Distantia suboccipito-bregmaticus (9,5 cm):
– Jarak antara bregma dan basion
• Distantia biparietalis (9,5 cm):
– Jarak terbesar antara ossa parietale dextra dan
sinistra
• Distantia bitemporalis (8 cm):
– Jarak terbesar antara sutura coronalis dextra dan
sinistra
Ukuran-ukuran cranium bayi:
• distantia fronto-occipitalis (12 cm): jarak
antara glabella-opsthocranium
• distantia mento-occipitalis (13 cm): jarak
antara gnathion-opisthocranium
• distantia suoccipito-bregmaticus (9 cm):
jarak antara bregma-basion.
• distantia biparietalis (9 cm): jarak terbesar
antara ossa dibentuk dengan garis tengah
distantia suboccipito-bregmaticus.
Ukuran-ukuran lingkaran cranium bayi
• Circumferentia fronto-occipitalis (34 cm):
– Lingkaran yang dibentuk dengan garis tengah
distantia fronto-occipitalis
• Circumferentia mento-occipitalis (35 cm):
– Lingkaran yang dibentuk dengan garis tengah
distantia mento-occipitalis
• Circumferentia suboccipito-bregmaticus (32 cm):
– Lingkaran yang dibentuk dengan garis tengah
distantia suboccipito-bregmaticus
Sutura :
• sutura sagittalis
parietales
• sutura frontalis
frontales
• sutura coronalis
os parietale
• sutura squamosa
squama temporalis
• sutura lambdoidea
os occipitale
--- antara kedua ossa
--- antara kedua ossa
--- antara os parietale dan
--- antara os parietale dan
--- antara os parietale dan
Pada kepala bayi didapatkan:
• Fonticulus majus, berbentuk segiempat
yang merupakan tempat pertemuan dari
ossa parietales dan ossa frontales yang
belum menutup. menutup (menjadi keras)
pada bayi umur 18 bulan
• Fonticulus minus, berbentuk segitiga,
merupakan tempat pertemuan dari ossa
parietales dan os occipitale. sudah
menulang pada bayi umur 1 bulan.
CirI-ciri kelamin pada cranium
92%
Pada pria
Pada wanita
1. Sudut frontal
Kecil
Besar
2. Regio glabella
Sangat jelas
Tidak jelas
3. Regio supra orbitalis
Crista jelas
Tak begitu berkembang
4. Processus mastoideus Besar
Kecil
5. Permukaan calvaria
Kasar
Licin
6. Tuberositas
maseterica tuberositas
pterygoidea
Sangat prominent
Tidak jelas
7. Linea nuchae protube Jelas
rentia occipitalis externa
Kurang jelas
Mandibula :
• Tidak berpasangan
• terdiri dari :
– Corpus mandibulae
– Rami mandibulae
Corpus mandibulae
•
•
•
•
•
•
•
•
•
sebetulnya terdiri dari 2 bagian yang telah menjadi satu pada bidang
mediosagittal
Penyatuan ini terjadi pada umur 1-2 tahun
Tempat penyatuan ini ditandai oleh suatu cekungan
Batas bawah corpus mandibulae menebal dan disebut basis Mandibulae
dan cranial di atas basis mandibulae ini terletak pars alveolaris mandibulae.
Pada bagian yang terdepan dari basis mandibulae terdapat tonjolan tulang
= protuberantia mentalis.
Sebelah kiri dan kanan protuberantia ini terdapat tuberculum mentale.
Agak ke lateral terdapat foramen mentale. Mulai dari foramen mentale ke
arah cranial. Berjalan linea oblique sampai ke permulaan ramus
mandibulae.
Pars alveolaris adalah tempat dari dentes, cranial dari lubang-lubang gigi ini
dibatasi oleh limbus alveolaris.
Lubang-lubang gigi disebut sebagai alveoli dentales, jumlahnya ada 16.
Alveoli Dentales ini dipisahkan satu sama lain oleh septa interalveolaris.
Pada permukaan luar mandibula
• alveoli dentales menonjol ke luar dan
disebut sebagai juga alveolaris.
Pada permukaan dalam dari
mandibula
• dekat pada bidang mediosatittal terdapat 1 atau
2 spina mentalis, sebelah caudal dan lateral
masing-masing terdapat fossa digastrica, yang
pada sebelah cranialnya berjalan linea
mylohyoidea berbentuk huruf S.
• Cranial dari linea mylohyoidea terdapat fovea
sublingualis, caudal dari linea mylohyoidea
sebelah lateral terletak fovea submaxillaris.
Mulai dari foramen mandibulae ke arah
caudoventral terdapat sulcus mylohyoideus.
Ramus mandibulae
• lebar dan pipih, terletak dorsal dari corpus mandibulae dan tegak
lurus pada corpus tersebut
• Ujung cranialnya dibagi 2 oleh adanya incisura mandibulae menjadi
: processus coronoideus (muscularis) di sebelah ventral, dan
processus articularis (concyloideus) pada sebelah dorsal processus
articularis mempunyai tonjolan yang disebut capitulum mandibulae,
caudal dari capitulum ini bagian dari ramus mandibulae mengecil
dan disebut sebagai collum mandibulae. Pada permukaan medial
dari collum mandibulae ini terdapat suatu cekungan = fovea
pterygoidea.
• Pada angulus mandibulae sebelah luar terdapat tuberositas
masseterica,
• pada permukaan dalam dari angulus mandibulae terdapat
tuberositas pterygoidea. Crista buccinatoria berjalan sesuai dengan
jalannya linea oblique, tetapi letaknya pada permukaan medial dari
ramus mandibulae. Crista berjalan ke arah corpus mandibulae.
• Permukaan lateral ramus mandibulae adalah
licin. Permukaan medial ramus mandibulae di
tengah-tengahnya terdapat foramen
mandibulare yang meneruskan diri ke dalam
canalis mandibulae dan akhirnya ke luar pada
foramen mentale.
• Sebelah medial dari foramen mandibulare
dibatasi oleh tonjolan tulang = lingual
mandibulae. Dorsal dari gigi molare 3 terdapat
trigonum retromandibulare.
• Celah-celah yang berada diantara gigi-gigi
disebut sebagai spatium interdentale.
Os Hyoid :
• terdiri dari :
– corpus
– cornua majora
– cornua minora.
Corpus os hyoid
• pada sisi ventral dan cranialnya convex,
• pada sisi dorsal concaaf.
Cornu majus os hyoid,
•
•
•
•
tipis,
terletak sebelah lateral
pipih
lebih panjang dari corpus os hyoid.
Cornu minur os hyoid
• kecil,
• kadang-kadang masih berupa tulang
rawan
• terletak pada perbatasan corpus-cornu
majoris,
• arahnya ke cranial, di atas perbatasan
corpus-cornu majoris tersebut.
Rongga-rongga pada cranium :
•
•
•
•
•
Fossa temporalis
Fossa infra temporalis
Fossa pterygopalatina
Cavum orbitae
Cavum nasi
Fossa temporalis :
• letaknya kiri dan kanan dari cranium
• terbuka pada bagian cranial
• ke arah medial dan caudal, menuju ke
fossa infratemporalis
Batas-batas Fossa temporalis :
• Medial :
–
–
–
–
Facies parietalis ossis parietalis
Facies temporalis squama temporalis
Facies temporalis osis frontalis
Facies temporalis ala magna ossis sphenoidalis
• Lateral :
– Arcus zygomaticus
• Ventral :
– Facies temporalis ossis frontalis
– Facies temporalis ossis zygomaticus
Fossa infra temporalis :
• Terletak kiri dan kanan, caudal dan medial dari
arcus zygomaticus.
• Batas-batasnya :
– Cranial :
• Facies infra temporalis ala magna ossis sphenoidalis
– Ventral :
• Facies infra temporlais corpus maxillae
• Facies temporalis ossis zygomaticus
– Medial :
• Lamina lateralis processus pterygoideus
– Lateral :
• Ramus mandibulae
Hubungan-hubungan fossa infra
temporalis
• dengan rongga-rongga lainnya :
• --- Ke medial, melalui fissura pterygomaxillare --menuju ke fossa pterygopalatina.
• --- Ke ventral, masuk foramen alveolare pada
tuber maxillae --- canalis alveolaris --- sinus
maxillaris.
• --- Ke ventral lateral, melalui fissura orbitalis
inferior bagian lateral --- ke cavum orbitae.
• Ke ventral lateral, melalui canalis infra-orbitalis -- ke fossa canina.
• --- Ke cranial, menuju ke fossa temporalis.
Fossa pterygopalatina :
• Berbentuk pyramida, terletak diantara os maxilla, os
sphenoidale dan os palatinum.
• Batas-batasnya :
– Medial :
• - Facies lateralis pars perpendicularis ossis paaltini
– Cranial :
• - Bagian lateral dan ventral dari corpus ossis sphenoidalis.
– DORSAL :
• - Facies ventralis processus pterygoideus + sulcus pterygopalatinus
• - Ala magna ossis sphenoidalis
– Ventral :
• - Processus orbitalis ossis palatini
• - Facies posterior corpus maxillae
Hubungan-hubungannya Fossa
pterygopalatina :
• Ke Medial :
– Melalui foramen sphenopalatinum menuju ke cavum nasi.
• Ke Dorsal :
–
–
–
–
Melalui foramen rotundum menuju ke fosa cranii media
Melalui canalis pterygoideus vidii menuju ke basis cranii externa.
Melalui canalis pharyngeus menuju ke basis cranii externa
Melalui canalis basipharyngeus menuju ke basis cranii externa.
• Ke Caudal :
– Menuju ke canalis palatinus, melalui foramen palatinum majus/minus
menuju ke cavum oris.
• Ke Ventral :
– Melalui fissura orbitalis inferior menuju ke cavum orvitae.
• Ke lateral :
– Melalui fissura pterygomaxillare menuju ke fossa infra temporalis.
Cavum orbitae :
• Lubang masuknya yang besar disebut
aditus orbitae.
Batas-batas dari aditus orbitae
adalah :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
- Cranial : Margo supra-orbitalis yang dibentuk oleh :
. Margo supraorbitalis ossis frontalis
. Processus zygomaticus ossis frontalis
- Caudal : Margo infra-orbitalis yang dibentuk oleh :
. Corpus maxillae
. Os zygomaticum
- Lateral : Os zygomaticum
- Medial :
. Pars nasalis ossis frontalis
. Processus frontalis maxillae
Batas-batasnya cavum orbitae
adalah :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
- Medial :
. Os lacrimale
. Lamina papyracea ossis ethmoidalis
- Lateral :
. Facies orbitalis ossis zygomaticus
. Facies orbitalis ala magna ossis sphenoidalis
. FACIES MEDIALIS PROCESSUS ZYGOMATICUS OSSIS FRON- TALIS
- Inferior :
. Facies orbitalis corpus maxillae
. Facies orbitalis ossis zygomaticus
. Processus orbitalis ossis palatini
- Superior :
. Pars orbitalis ossis frontalis
. Ala parva ossis sphenoidalis
Hubungan-hubungan dengan
cavum orbitae :
•
•
•
•
•
- Melalui foramen opticum --- fossa cranii media
- Melalui fissura orbitalis superior --- Fossa cranii media
- Melalui fissura orbitalis inferior --- fossa pterygopalatina
- Melalui fissura orbitalis inferior --- fossa infra temporalis
- Melalui foramen ethmoidale anternus dan posterius -cavum nasi.
• - Melalui foramen zygomatico orbitale --- foramen
zygomatico-temporale --- fossa temporalis.
• - Melalui canalis nasolacrimalis --- cavum nasi.
Batas-batas Cavum nasi :
• Lateral :
–
–
–
–
–
–
–
Facies medialis processus frontalis maxillae
Facies nasalis corpus maxillae
Os lacrimale
Labyrinthus ethmoidalis dinding medial
Concha nasalis inferior
Facies nasalis pars perpendicularis ossis palatini
Facies medialis lamina medialis processus
pterygoideus ossis sphenoidalis
• Medial : Septum nasi.
Septum nasi terdiri dari :
• Pars cartilagines,
– terdiri dari tulang rawan
– terletak ventro-caudal.
• Septum nasi osseum,
– yang terletak dorso-cranial
– Terdiri dari :
• Lamina berpendicularis ossis ethmoidalis (sebelah
cranial)
• Vomer (sebelah caudal)
Septum nasi osseum berhubungan
dengan :
• Cranial --- dengan spina frontalis pars
nasalis ossis frontalis dan lamina cribrosa
ossis ethmoidalis.
• Caudal --- crista nasalis dorsal --- rostrum
sphenoidale dan crista sphenoidalis.
Batas-batas Cavum nasi:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Cranial :
- Lamina cribrosa ossis ethmoidalis
Caudal :
- Permukaan canial dari processus palatini maxillae dan partes horizontals
ossis palatini.
Ventral atas :
- Ossa nasalia
- Spina frontalis pars nasalis ossis frontalis
Ventral bawah :
- Apertura priformis
Apertura priformis ini mempunyai batas-batas sebagai berikut :
. Canial
: Ossa nasalia
. Caudal
: . Ossa incisiva
. Spina nasalis anterior
. Lateral
: Surae? nasals maxillae kanan dan kiri
Dorsal : Choane
Choane
• batas dorsal cavum nasi
• disebut juga meatus nasopharyngeus
• ada 2, kiri dan kanan
Batas-batas dari choane adalah :
• Cranial :
–
–
–
–
Facies inferior corpus sphenoidalis
Processus vaginalis dari processus pterygoideus
Ala vomeris
Processus sphenoidalis ossis palatini
• Caudal :
– Pars horizontalis ossis palatini
• Lateral :
– Pars perpendicularis ossis paaltini
– Lamina medialis processus pterygoideus
• Medial :
– Vomer
• Cavum nasi dengan adanya septum nasi, dibagi menjadi 2 bagian
dan pada tiap-tiap bagian tersebut, oleh adanya conchae nasale,
dibagi lagi menjadi :
• - Meatus nasi superior, bagian dari cavum nasi yang terletak caudal
dari concha nasalis superior.
• - Meatus nasi medius, bagian dari cavum nasi yang terletak caudal
dari concha nasalis media.
• - Meatus nasi inferior, bagian dari cavum nasi yang terletak caudal
dari concha nasalis inferior.
• Ketiga meatus nasi tersebut ke arah medial bergabung menjadi satu
rongga dan disebut sebagai meatus nasi communis.
• Rongga di sebelah cranial dari concha nasalis superior disebut
sebagai recessus sphenoethmoidalis, merupakan tempat
bermuaranya sinus sphenoidalis.
• Hubungan-hubungan dari cavum nasi :
• - Ke cranial, melalui lamina cribrosa --- fossa
cranii anterior
• - Ke cranial, melalui foramen ethmoidale
anterius et posterius --- cavum nasi.
• - Ke lateral, melalui foramen sphenopalatina --fossa pterygopalatina.
• - Ke lateral, melalui canalis nasolacrimalis --cavum orbitae.
• - Ke caudal, melalui foramen incisivum --- cavum
oris.
Sinus para nasalis,
• adalah rongga-rongga yang berada di sekitar cavum
nasi dan bermuara di dalam cavum nasi.
• Terdiri dari :
• - Sinus maxillaris (2), melalui hiatus maxillaries,
bermuara pada meatus nasi media.
• - Sinus frontalis (2), melalui infudinbulum, bermuara
pada meatus nasi media.
• - Sinus ethmoidalis anterior (2), bermuara pada ameatus
nasi media.
• - Sinus ethmoidalis posterior (2), bermuara pada meatus
nasi superior.
• - Sinus sphenoidalis (2), bermuara pada recessus
sphenoethmoidalis.
ARTICULATIO MANDIBULAE
• ARTICULATIO
TEMPOROMANDIBULARIS
Komponen Articulatio temporomandibularis
• Komponen pasif
• Komponen aktif
Komponen pasif
Articulatio temporomandibularis :
•
•
•
•
•
Fossa mandibularis ossis temporalis
Capitulum mandibulae
Capsula articularis
Discus articularis
Ligamenta
Capsula articularis
• melekat pada
– tuberculum articulare,
– fissura squamotympanica
– tepi lateral fossa mandibularis.
Discus articulare
• berbentuk oval,
• terdiri dari jaringan ikat fibrous
• melekat pada
– capsula articulare
– tendo m. pterygoideus lateralis
– capitulum mandibulae
• membagi cavum articulare menjadi 2
bagian, sehingga gerakan membuka
maupun menutup mulut masingmasing terdiri dari 2 phase.
Ligamentum
sekitar articulus mandibulae
• Lig. temporamandibulare laterale yang
melekat dari tuberculum articulare ke arah sisi
lateral collum mandibulae
• Lig. sphenomandibulare, letaknya medial dari
articulus mandibulae. Melekat pada : 1. fissura
petrotympanica 2. spina angularis
• Lig. stylomandibulare, berasal dari fascia colli
profundus (fascia gld. Parotis). Melekat pada
processus styloideus, angulus mandibulae dan
tepi dorsal ramus mandibulae
• berfungsi untuk mencegah gerakan yang
berlebihan
Komponen aktif
Articulatio temporomandibularis :
• terdiri dari otot-otot masticatorius
• yang dikelompokkan menjadi:
– A. Otot pengunyah utama
– B. Otot pembantu
– C. Otot yang memfixir os hyoid
Komponen aktif
Articulatio temporomandibularis :
• A. Otot pengunyah utama :
•
•
•
•
M. masseter
M. pterygoideus medialis
M. pterygoideus lateralis
M. temporalis
Komponen aktif
Articulatio temporomandibularis :
• B. Otot pembantu :
•
•
•
•
M digastricus v.anterior )
M. mylohyoid
) otot dasar mulut
M. geniohyoid
)
M. buccinator
Komponen aktif
Articulatio temporomandibularis :
• C. Otot yang memfixir os hyoid :
• Ke arah dorsal :
– M. stylohyoid
– M. digastricus venter posterior
• Ke arah cranial : otot dasar mulut
• Ke arah caudal : otot-otot pretracheales
M. Masseter :
• berbentuk segi 4, tebal, terdiri dari 2 lapisan :
• Lapisan superficial :
– Origo : processus zygomaticus ossis maxillae 2/3 ventral, dari
tepi caudal arcus zygomaticus
– Insertio: sabut-sabutnya ke arah caudodorsal menuju ke
tuberositas masseterica.
• Lapisan profundus : lebih kecil daripada lapisan
superficial.
– Origo: 1/3 dorsal, dari tepi caudal arcus zygomaticus. Seluruh
facies medialis arcus zygomaticus.
– Insertio: Sabut-sabutnya ke arah caudo ventral menuju ke ½
ramus mandibulae dan facies lateralis proc. Muscularis
mandibulae.
M. Temporalis :
• berbentuk kipas, terletak di dalam fossa
temporalis.
• Origo: dari dasar fossa temporalis caudal
dari linea temporalis inferior dan dari
fascia temporalis lapisan yang profundus.
• Insertio : prosessus coronoideus; Tepi
ventral ramus mandibulae
M. Pterygoideus medialis :
• terletak pada permukaan medial dari ramus mandibulae.
• Berdasarkan origonya mempunyai 2 caput yaitu caput
profundus yang lebih besar dan caput superficialis.
• Caput superficial :
– Origo :
• Lamina lateralis processus pterygoideus facies medialis
• Processus pyramidalis ossis palatine
• Caput profundus :
– Origo :
• Proc. Pyramidalis ossis palatine
• Tuber maxillae
• Insertio dari kedua bagian tersebut :Tuberositas
pterygoidea pada bagian dalam dari angulus
mandibulae.
M. Pterygoideus lateralis :
• mengisi fossa infra temporalis
• berdasarkan origonya terdiri dari 2 caput, caput
inferior lebih besar.
• Origo :
– Caput superior : facies infra temporalis dan crista
infra temporalis ala magna ossis sphenoidalis.
– Caput inferior : facies lateralis lamina lateralis proc.
Pterygoideus.
• Insertio : sebagian pada capsula dan discus
artic., Proc. Articularis mandibulae, sebagian
pada fovea pterygoidea dari collum mandibulae.
Persarafan Otot-otot masticatorius:
• yang utama semua mendapat persarafan
dari cabang-cabang n. mandibularis.
• Otot-otot pembantu
Gerakan articulus mandibulae :
• termasuk gynglimo-arthmoidal joint,
biventricularis.
• Gerakannya dipengaruhi oleh :
– Kontraksi/relaxi otot-otot masticatorius
– Gravitasi
Phase Pembukaan mulut :
• Mula-mula m. pterygoideus lateralis pars inferior
berkontraksi dengan akibat discus articulare menekan
capitulum mandibulae, sedang capsula articulare
meregang.
• Kontraksi kemudian diikuti oleh pars superior dengan
akibat discus articulae dan capitulum mandibulae
meluncur ke depan sampai tuberculum articulare.
• Oleh kontraksi otot-otot dasar mulut dan pengaruh
gravitasi maka mandibula terdorong ke caudal,
sementara itu os hyoid difixir oleh kelompok otot-otot
yang telah disebutkan di atas.
Phase Penutupan mulut :
• Mula-mula m. temporalis pars horizontalis
berkontraksi sehingga capitulum
mandibulae ditarik ke dorsal kembali ke
fossa mandibularis.
• Oleh kontraksi m. masseter disertai m.
temporalis pars verticalis mandibula ditarik
ke cranial maka terjadi penutupan mulut.
Fungsi otot-otot dapat
dikelompokkan :
• Depresi :
– M. pterygoideus lateralis
– Mm. dasar mulut
– Gravitasi
• Protrusi :
– M. pterygoideus lateralis
• Retraksi :
– M. temporalis (pars horizontalis)
• Elevasi :
– M. temporalis pars verticalis
– M. masseter
• Gerakan ke lateral :
– m. pterygoideus lateralis
• Fungsi m. buccinator : lihat pada otot mimik
Download