Imperialisme - wayansumendra

advertisement
Imperialisme
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Imperialisme ialah sebuah [kebijakan] di mana sebuah negara besar dapat
memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa
dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negaranegara itu menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu.
Timbulnya Kata Imperialisme
Perkataan Imperialisme pertama kali Inggris pada akhir abad XIX. Disraeli,
perdana menteri Inggris, ketika itu menjelmakan politik yang ditujukan pada
perluasan kerajaan Inggris hingga suatu "impire" yang meliputi seluruh dunia.
Politik Disraeli ini mendapat opisisi yang kuat. Golongan oposisi takut kalaukalau politik Disraeli itu akan menimbulkan krisis-krisis internasional. Karena
itu mereka menghendaki pemusatan perhatian pemerintah pada
pembangunan dalam negeri dari pada berkecipuhan dalam sola-soal luar
negeri. Golongan oposisi ini disebut golongan " !" dan golongan Disraeli (Joseph
Chamberlain, Cecil Rhodes) disebut golongan "Empire" atau golongan
"Imperialisme". Timbulnya perkataan imperialis atau imperialisme, mula-mula
hanya untuk membeda-bedakan golangan Disraeli dari golongan oposisinya,
kemudian mendapat isi lain hingga mengandung arti seperti yang kita kenal
sekarang.
Asal Mula Kata Imperialisme
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya
"memerintah". Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang
yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator". Yang lazimnya diberi
imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja disebut imperator dan
kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium.
Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya,
Merkantilisme – Imprialisme - Kolonialisme
1
maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut
negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme oleh orangorang sekarang, dan kemudian ditambah dengan pengertian-pengertian lain
hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang
ini. hingga kata imperealisme ini bisa digunakan untuk dan menetap dimana
saja.
Arti Kata Imperialisme
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia
untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya.
"Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi
dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal
saja dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari
jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk
kepentingan diri sendiri. Apakah beda antara imperialisme dan kolonialisme ?
Imperialisme ialah politik yang dijalankan mengenai seluruh imperium.
Kolonialisme ialah politik yang dijalankan mengenai suatu koloni, sesuatu
bagian dari imperium jika imperium itu merupakan gabungan jajahan-jajahan.
Lazimnya imperialisme dibagi menjadi dua:
1. Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism). Inti dari imperialisme kuno
adalah semboyan gold, gospel, and glory (kekayaan, penyebaran agama
dan kejayaan). Suatu negara merebut negara lain untuk menyebarkan
agama, mendapatkan kekayaan dan menambah kejayaannya.
Imperialisme ini berlangsung sebelum revolusi industri dan dipelopori
oleh Spanyol dan Portugal.
2. Imperialisme Modern (Modern Imperialism). Inti dari imperialisme modern
ialah kemajuan ekonomi. Imperialisme modern timbul sesudah revolusi
industri. Industri besar-besaran (akibat revolusi industri) membutuhkan
bahan mentah yang banyak dan pasar yang luas. Mereka mencari
jajahan untuk dijadikan sumber bahan mentah dan pasar bagi hasilhasil industri, kemudian juga sebgai tempat penanaman modal bagi
kapital surplus.
Pembagian imperialisme dalam imperialisme kuno dan imperialisme modern
ini didasakan pada soal untuk apa si imperialis merebut orang lain.
Jika mendasarkan pendangan kita pada sektor apa yang ingin direbut si
imperialis, maka kita akan mendapatkan pembagian macam imperialisme
yang lain, yaitu:
1. Imperialisme politik. Si imperialis hendak mengusai segala-galnya dari
suatu negara lain. Negara yang direbutnya itu merupakan jajahan dalam
arti yang sesungguhnya. Bentuk imperialisme politik ini tidak umum
ditemui pada zaman modern karena pada zaman modern paham
nasionalisme sudah berkembang. Imperialisme politik ini biasanya
bersembunyi dalam bentuk protectorate dan mandate.
2. Imperialisme Ekonomi. Si imperialis hendak menguasai hanya
ekonominya saja dari suatu negara lain. Jika sesuatu negara tidak
mungkin dapat dikuasai dengan jalan imperialisme politik, maka negara
itu masih dapat dikuasai juga jika ekonomi negara itu dapat dikuasai si
Merkantilisme – Imprialisme - Kolonialisme
2
imperialis. Imperialisme ekonomi inilah yang sekarang sangat disukai
oleh negara-negara imperialis untuk menggantikan imperialisme politik.
3. Imperialisme Kebudayaan. Si imperialis hendak menguasai jiwa (de
geest, the mind) dari suatu negara lain. Dalam kebudayaan terletak jiwa
dari suatu bangsa. Jika kebudayaannya dapat diubah, berubahlah jiwa
dari bangsa itu. Si imperialis hendak melenyapkan kebudayaan dari
suatu bangsa dan menggantikannya dengan kebudayaan si imperialis,
hingga jiwa bangsa jajahan itu menjadi sama atau menjadi satu dengan
jiwa si penjajah. Menguasai jiwa suatu bangsa berarti mengusai segalagalanya dari bangsa itu. Imperialisme kebudayaan ini adalah
imperialisme yang sangat berbahaya, karena masuknya gampang, tidak
terasa oleh yang akan dijajah dan jika berhasil sukar sekali bangsa yang
dijajah dapat membebaskan diri kembali, bahkan mungkin tidak
sanggup lagi membebaskan diri.
4. Imperialisme Militer (Military Imperialism). Si imperialis hendak
menguasai kedudukan militer dari suatu negara. Ini dijalankan untuk
menjamin keselamatan si imperialis untuk kepentingan agresif atau
ekonomi. Tidak perlu seluruh negara diduduki sebagai jajahan, cukup
jika tempat-tempat yang strategis dari suatu negara berarti menguasai
pula seluruh negara dengan ancaman militer.
Sebab-sebab Imperialisme
1. Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh
dunia (ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya. Tetapi sampai
dimanakah batas-batas kejayaan itu ? Jika suatu bangsa tidak dapat
mengendalikan keinginan ini, mudah bangsa itu menjadi bangsa
imperialis. Karena itu dapat dikatakan, bahwa tiap bangsa itu
mengandung benih imperialisme.
2. Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di
dunia ini (racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika
harga diri ini menebal, mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian
menimbulakan anggapan, bahwa merekalah bangsa teristimewa di
dunia ini, dan berhak menguasai, atau mengatur atau memimpin
bangsa-bangsa lainnya.
3. Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan
imperialisme. Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau
ideologi. Imperialisme di sini dapat timbul sebagai "bij-product" saja.
Tetapi jika penyebaran agama itu didukung oleh pemerintah negara,
maka sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi alasan
untuk membenarkan tindakan imperialisme.
4. Letak suatu negara yang diangap geografis tidak menguntungkan.
Perbatasan suatu negara mempunyai arti yang sangat penting bagi
politik negara.
5. Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan
sebab yang terpenting dari timbulnya imperialisme, teistimewa
imperialisme modern.
1. Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
2. Ingin ikut dalam perdagangan dunia
3. Ingin menguasai perdagangan
4. Keinginan untuk menjamin suburnya industri
Akibat Imperialisme
Merkantilisme – Imprialisme - Kolonialisme
3
1. Akibat politik
1. Terciptanya tanah-tanah jajahan
2. Politik pemerasan
3. Berkorbarnya perang kolonial
4. Timbulnya politik dunia (wereldpolitiek)
5. Timbulnya nasionalisme
1. Akibat Ekonomis
1. Negara imperialis merupakan pusat kekayaan, negara jajahan
lembah kemiskinan
2. Industri si imperialis menjadi besar, perniagaan bangsa jajahan
lenyap
3. Perdagangan dunia meluas
4. Adanya lalu-lintas dunia (wereldverkeer)
5. Kapital surplus dan penanamna modal di tanah jajahan
6. Kekuatan ekonomi penduduk asli tanah jajahan lenyap
2. Akibat sosial
1. Si imperialis hidup mewah sementara yang dijajah serba
kekurangan
2. Si imperialis maju, yang dijajah mundur
3. Rasa harga diri lebih pada bangsa penjajah, rasa harga diri kurang
pada bangsa yang dijajah
4. Segala hak ada pada si imperialis, orang yang dijajah tidak
memiliki hak apa-apa
5. Munculnya gerakan Eropa-isasi.
Pengertian Imperialisme: Apa itu Imperialisme? | Kata "imperialisme"
berasal dari kata "imperator" yang artinya memerintah. Kata lain yang
berhubungan dengan kata imperialisme yakni "imperium" yang dapat
diartikan sebagai sebuah kerajaan besar dengan memiliki daerah jajahan yang
amat luas. Pada masa kekaisaran Romawi, maka daerah kekuasaannya yang
sangat luas di sekitar Laut Tengah sering disebut sebagai daerah Imperium
Romanum. Namun dalam perkembangan selanjutnya, imperialisme memiliki
pengertian yaitu suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara
terhadap negara lainnya. Penjajahan dilakukan dengan membentuk
pemerintahan jajahan atau dengan menanamkan pengaruh pada semua
bidang kehidupan di daerah jajahan. Imperialisme muncul di Inggris pada
masa berkembangnya industri modern.
Pengertian Imperialisme
Merkantilisme – Imprialisme - Kolonialisme
4
Dalam sejarah perkembangannya, Imperialisme muncul dalam berbagai jenis.
Jenis-jenis imperialisme dapat dibagi berdasarkan waktu munculnya dan
tujuan penguasaannya. Berdasarkan waktu munculnya,
jenis-jenis
imperialisme antara lain sebagai berikut:


Imperialisme Kuno: Imperialisme kuno berlangsung sebelum terjadinya
revolusi industri dengan tujuan mencapai kejayaan (glory), memiliki
kekayaan (gold) dan menyebarkan agama (gospel). Contoh negara yang
menganut imperialisme kuno seperti Portugis dan Spanyol.
Imperialisme Modern: Imperialisme modern berlangsung setelah
revolusi industri. Munculnya imperialisme modern disebabkan oleh
keinginan negara penjajah mengembangkan perekonomiannya. Contoh
negara yang menganut pola imperialisme modern adalah Inggris.
Selanjutnya, jenis-jenis imperialisme berdasarkan tujuan penguasaannya
dibagi menjadi:




Imperialisme Politik: Imperialisme politik adalah upaya untuk
menguasai seluruh kehidupan politik dari negara lain. Negara yang
dikuasai itu merupakan daerah jajahan dalam arti yang sesungguhnya.
Ketika nasionalisme muncul dan semakin berkobar, maka imperialisme
politik bersembunyi dalam bentuk protektorat dan mandat.
Imperialisme Ekonomi: Imperialisme ekonomi adalah suatu upaya
untuk dapat menguasai perekonomian negara lain. Imperialisme
ekonomi berusaha mewujudkan zona-zona ekonomi di negara jajahan
yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi negara penjajah.
Imperialisme Kebudayaan: Imperialisme kebudayaan adalah suatu
upaya untuk menguasai mentalitas dan jiwa dari negara lain.
Kebudayaan suatu bangsa tercermin dari mentalitas dan jiwa bangsa
tersebut. Apabila mentalitas dan jiwa bangsa itu diubah, maka terjadi
perubahan kebudayaan pada bangsa itu.
Imperialisme Militer: Imperialisme militer adalah suatu upaya untuk
menguasai daerah-daerah dari negara lain yang dianggap strategis
dengan menggunakan kekuatan angkatan bersenjata. Pada daerah yang
dianggap strategis, negara imperialis membangun pangkalan militer.
Pembangunan pangkalan militer ini bertujuan untuk menjamin
kepentingan ekonomi dan keamanan daerah tersebut dari ancaman
militer negara imperialisme lainnya, yang juga memiliki daerah tersebut.
Pengertian Kolonialisme Dan Imperialisme
Abad ke-15 merupakan era pencerahan atau renaisans di Benua Eropa.
Renaisans merupakan awal dari bangkitnya ilmu pengetahuan di Eropa yang
sebelumya sangat sulit berkembang karena doktrin-doktrin gereja yang sangat
mengekang. Salah satu pencapaian yang sangat besar pada masa itu adalah
munculnya teori heliosentris yang mengatakan bahwa matahari adalah pusat
tata surya dan bumi berbentuk bulat.
Paham heliosentris inilah yang menjadi salah satu faktor yang mendorong
bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan ke seluruh dunia.
Merkantilisme – Imprialisme - Kolonialisme
5
Selain karena kepercayaan bahwa bumi itu bulat, bangsa Eropa terdorong
untuk melakukan penjelajahan dengan tujuan untuk mendatangi negerinegeri timur yang kaya raya. Namun pada akhirnya, tujuan tersebut berubah
menjadi praktik penjajahan dan Indonesia pun tak luput dari penjajahan yang
dilakukan bangsa barat tersebut (selengkapnya: Negara Yang Pernah Menjajah
Indonesia). Praktik penjajahan yang dilakukan oleh bangsa barat dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu kolonialisme dan imperialisme. Dua
istilah tersebutlah yang akan kita bahas di artikel kali ini.
Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha
untuk untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara
tersebut. Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi
ekonomi atas sumber daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah.
Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan
mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme.
Pengertian Imperialisme
Imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk
menguasai negara lain. Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
imperialisme kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung
sebelum revolusi industri dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold),
mencapai kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan
portugis adalah negara yang menjalankan imperialisme kuno. Sementara
Inggris merupakan negara yang menganut imperialisme modern.
Perbedaan kolonialisme dan imperialisme
1. Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam dari
negara yang bersangkutan untuk diangkut ke negara induk.
2. Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua
bidang kehidupan negara yang bersangkutan.
Persamaan kolonialisme dan imperialisme
Persamaan kolonialisme dan imperialisme adalah akan membuat negara
penjajah menjadi makmur, sementara yang dijajah semakin menderita.
Kolonialisme dan imperialisme mulai berkembang sekitar abad ke-15 yang
diawali dengan adanya gejala pembaruan di Eropa di bidang ekonomi, politik,
sosial, maupun budaya dalam bentuk gerakan Renaisans dan Humanisme
yang berpikiran maju.
Merkantilisme – Imprialisme - Kolonialisme
6
Renaisans adalah hasrat dan semangat untuk berpikiran maju (progresif) dari
kondisi atau masa sebelumnya. Sementara Humanisme adalah suatu doktrin
yang menekankan pada kepentingan kemanusiaan dan idealisme. Adapun
pusat-pusat perkembangan Renaisans pada awalnya terdapat di kota-kota
pelabuhan Italia, seperti Florence, Genoa, dan Venesia.
Kemampuan berpikir yang berhaluan maju inilah yang kemudian
menghasilkan banyak penemuan-penemuan baru seperti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, sosial-ekonomi, dan kebudayaan.
1. Di Bidang Ilmu Pengetahuan
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan ditandai dengan munculnya teori
Heliosentris (tata surya) oleh Nicolaus Copernicus, seorang ahli ilmu pasti dan
astronomi dari Polandia. Ajaran Copernicus yang muncul pada tahun 1543
menjelaskan bahwa matahari sebagai pusat dari seluruh benda-benda
antariksa dan ia menyatakan pula bahwa bentuk bumi adalah bulat seperti
bola. Pernyataan Copernicus ini sesungguhnya pernah muncul jauh
sebelumnya, yakni bersumber dari pengalaman Marco Polo yang melakukan
perjalanan dari Venesia (Italia) melalui jalur darat ke negeri Cina antara tahun
1271 - 1292 hingga kembali ke tempat asalnya.
2. Di Bidang Teknologi
Selain di bidang ilmu pengetahuan, Nicolaus Copernicus juga mampu
mengembangkan teknologi dengan cara membuat kompas yang dapat
digunakan untuk menunjukkan arah dalam pelayaran. Pada tahun 1610,
muncul ilmuwan baru dari Italia bernama Galileo yang mendukung dan
memperjelas pokok-pokok ajaran Heliosentris dari Copernicus. Pada saat itu,
Galileo telah mampu mengembangkan teknologi dengan cara membuat
teropong jauh (teleskop).
3. Di Bidang Sosial Ekonomi
Pada tahun 1453, bangsa Turki Usmani berhasil merebut wilayah
Konstantinopel (terutama Bandar Bizantium yang biasa digunakan sebagai
bandar penghubung perdagangan antara Asia dan Eropa). Peristiwa itu
mengakibatkan terputusnya jalur perdagangan antara Asia dan Eropa
sehingga para pedagang sulit untuk mendapatkan rempah-rempah. Kondisi
sosial ekonomi para pedagang Eropa menurun akibat krisis lalu lintas
perdagangan ini, dan memaksa mereka untuk mencari jalan lain dalam
menemukan daerah penghasil rempah-rempah dan membelinya secara
langsung dengan cara berlayar menjelajahi samudera.
Perjalanan Marco Polo dari Venesia (Italia) ke negeri Cina dan ajaran
Copernicus yang menyatakan bahwa bentuk bumi bulat seperti bola, telah
mampu mempengaruhi dan mendorong pelaut-pelaut Eropa lain seperti
bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Perancis untuk berlayar
Merkantilisme – Imprialisme - Kolonialisme
7
mengarungi samudera ke segala penjuru dunia hingga dapat menemukan
daerah-daerah baru yang kemudian dikuasai sebagai daerah jajahannya.
Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu aliran/filsafat ekonomi yang tumbuh dan
berkembang dengan pesat pada abad ke 16 sampai abad ke 18 di Eropa
Barat. Pada awal abad ke 16 beberapa kota yang relatif besar mulai
bermunculan seperti London, Paris dan Napoli. Di kota-kota itu produk
untuk keperluan mulai dibuat oleh pengrajin, seperti alat rumah tangga, alatalat dapur, gerabah dan pakaian jadi. Periode ini menandai kemunculan
masyarakat Pasar.
Pada dasarnya merkantilime adalah sebuah tahap dalam perkembangan
sejarah kebijakan ekonomi, sebuah sistem tentang kebijakan ekonomi yang
banyak dipraktekkan oleh banyak bangsawan Eropa dalam rangka menjamin
kesatuan politik dan kekuatan nasional. Merkantilis sendiri dapat dibedakan
antara kelompok bullionist dan merkantilist murni. Kelompok bullionist
berkembang sebagai awal perkembangan kelompok merkantilist murni, Ide
dasarnya sebenarnya sama, yaitu berusaha mencapai kemakmuran negara,
yang membedakan adalah usaha untuk mencapai kemakmuran tersebut
Kelompok Bullionist, yang dipelopori oleh Gerald Malynes, mengaitkan
kemakmuran negara dengan banyaknya logam mulia, semakin besar stok
logam mulia di dalam negeri mencerminkan kemakmuran, kekuasaan dan
kemegahan. Oleh karena itu kebijakan dalam perdagangan adalah mendorong
ekspor sebesar-besarnya, kecuali logam mulia dan melarang impor dengan
ketat, kecuali logam mulia, sehingga apabila terdapat surplus ekspor, maka
surplus ekspor ini akan dibayar dengan logam mulia. Menjual barang ke luar
negeri selalu lebih baik dari membeli barang dari negara lain, karena menjual
barang dari negara lain akan dibayar dengan logam mulia sedangkan membeli
barang dari negara lain akan mengurangi logam mulia.
Sedangkan golongan merkantilis murni, hal yang paling menonjol adalah
aspek suku bunga. Suku bunga yang rendah akan menguntungkan pencari
kredit, dan ini diperlukan untuk mendorong kegiatan ekonomi. Agar kegiatan
ekonomi dapat berkembang maka harga barang juga harus meningkat dan
peningkatan harga barang dapat terjadi apabila jumlah uang beredar
meningkat. Agar uang yang berupa logam mulia dapat diperbanyak maka
jalan yang paling mudah adalah melakukan perdagangan internasional. Oleh
karena itu setiap negara wajib berusaha memperoleh neraca perdagangan
yang menguntungkan (favorable balance of trade). Surplus ekspor dapat
menambah logam mulia, dan dengan masuknya logam mulai maka negara
akan menjadi makmur dan kuat.
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
a. Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
b. Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang
positif akan dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan
Merkantilisme – Imprialisme - Kolonialisme
8
demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam
mulia yang diperoleh dari luar negeri.
c.
Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pembayaran,sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan
menjadi makmur dan kuat
d.
Logam mulia yang banyak tersebut dapat
digunakan untuk
membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan
penyebaran agama
e.
Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan
luar negeri diikuti dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia
Pendukung utama keompok merkantilis murni adalah Thomas Mun di
Inggris, Colbert di Perancis sehingga merkantilis di Perancis dinamakan
colbertisme yang lebih menitik beratkan pada perkembangan industri dalam
negeri daripada perda-gangan internasional, Von Hornigh dan Becker di
Jerman dan Austria dan sistemnya disebut sebagai cameralisme.
Ide pokok merkantilis yang mengatakan negara atau raja akan menjadi
kuat dengan semakin banyaknya logam mulia mendapat kritikan dari David
Hume, yang menyatakan bahwa semakin banyak logam mulia maka ini berarti
jumlah uang beredar (money supply) akan semakin banyak. Bila money supply
naik sedangkan produksi tetap, maka tentu akan terjadi inflasi dan kenaikan
harga. Kenaikan harga di dalam negeri akan menaikkan harga barang-barang
ekspor, sehingga kuantitas ekspor akan menurun.
Naiknya jumlah uang beredar yang diikuti dengan peningkatan inflasi
akan menyebabkan harga barang-barang impor menjadi lebih rendah,
sehingga kuantitas impor akan meningkat. Perkembangan yang demikian
akan akan menyebabkan impor lebih besar dari ekspor dan pada akhirnya
logam mulia akan menurun atau berkurang (untuk membiayai impor).
Dengan berkurangnya logam mulia yang dimiliki maka negara atau raja
menjadi lebih miskin
Dengan adanya kritik David Hume ini, maka teori praklasik
merkantilisme menjadi tidak relevan. Selanjutnya muncullah teori klasik
atau absolute advantage dari Adam Smith.
Merkantilisme adalah aliran yang mengajarkan proteksi ekonomi negara.
Aliran ini sangat kuat pengaruhnya, sehingga pada abad ke-18 berkembang
menjadi politik ekonomi di negara-negara Eropa Barat.
Tujuan dari merkantilisme adalah untuk melindungi perkembangan industri
perdagangan dan melindungi kekayaan negara yang ada di masing-masing
negara. Oleh karena nilai uang disamakan dengan emas, masing-masing
negara berusaha untuk mendapatkan emas seperti yang dilakukan oleh
Spanyol di Amerika Latin.
Merkantilisme – Imprialisme - Kolonialisme
9
Hasil produksi ekspor ditingkatkan, sebaliknya barang impor dibatasi dan
dikenakan biaya yang tinggi. Daerah jajahan dipaksa untuk menghasilkan
bahan mentah untuk industri dan membeli hasil industri negara induk.
Di India, Inggris memaksa penduduk menanam kapas, dan di Amerika mereka
melarang penduduk koloni mengimpor barang-barang kecuali dari Inggris. Di
Inggris politik merkantilisme diberlakukan pada masa Raja Henry VIII dan di
Prancis pada masa Perdana Menteri Colbert.
Merkantilisme berkembang bersama munculnya negara-negara nasional dan
menghilang dengan sendirinya sejak abad ke-19 setelah lahirnya sistem
ekonomi liberal. Banyak negara tidak mau menerima atau memboikot barangbarang dari negara yang memberlakukan kebijakan merkantilisme.
pakah definisi merkantilisme? Merkantilisme adalah suatu kebijaksanaan
politik ekonomi negara imperialis yang bertujuan untuk menumpuk kekayaan
berupa logam mulia sebanyak-banyaknya sebagai ukuran kekayaan,
kesejahteraan dan kekuasaan negara tersebut. Paham merkantilisme
berkembang pada abad ke-16 sampai abad ke-18. Pelopor merkantilisme
adalah Thomas Mun dan Sir James Stuart dari Inggris, Jean Baptiste Colbert
dari
Perancis,
dan
Antonio
Serra
dari
Italia.
Pelaksanaan merkantilisme dilatarbelakangi oleh penjelajahan samudera.
Dalam perdagangan dan ekspansi pelayaran, bangsa Eropa sudah mengenal
uang. Karena uang sama nilainya dengan emas, maka para pedagang
berupaya memperoleh emas sebanyak-banyaknya untuk menimbun kekayaan
mereka. Bangsa Eropa juga melakukan pemerasan terhadap daerah koloni.
Contoh daerah koloni yang dirampas oleh Spanyol adalah Kerajaan Maya dan
Aztec di Meksiko, serta Kerajaan Indian Inka di Peru.
Perkembangan ekonomi Inggris semakin meningkat pada jaman Raja Henry
VII. Tujuan Inggris menjalankan politik ekonomi merkantilisme adalah untuk
mendapatkan neraca perdagangan aktif, yaitu memperoleh keuntungan besar
dari perdagangan luar negeri. Merkantilisme mendorong pemerintah untuk
menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan sebagai daerah monopoli
perdagangannya.
Merkantilisme – Imprialisme - Kolonialisme
10
Politik merkantilisme melahirkan terbentuknya persekutuan dagang
masyarakat Eropa, seperti EIC di India dan VOC di Indonesia. Berkat
merkantilisme, Inggris bangkit sejalan dengan era penjelajahan samudera
untuk mencari daerah-daerah baru yang akan dijadikan daerah koloni. Begitu
juga dengan masyarakat Eropa lain seperti Belanda, Perancis dan Spanyol.
Oleh karena itu, dalam perkembangannya politik ekonomi merkantilisme telah
menimbulkan perebutan daerah koloni antar negara Eropa.
Kehidupan seni budaya dalam era merkantilisme bersifat istana-sentris dan
gereja-sentris. Hal ini berarti seluruh kegiatan seni budaya diarahkan untuk
memenuhi keagungan istana serta mengabdi kepada gereja. Kegiatan industri
dan perdagangan Inggris menjelang revolusi industri mengalami perubahan
yang mendasar. Misalnya bentuk usaha domestic system berubah menjadi
manufacture system. Dengan demikian, politik ekonomi merkantilisme
mendukung berlangsungnya revolusi industri yang berkembang di negara
Inggris.
Mudah-mudahan artikel ini bisa menambah pengetahuan Anda seputar
sejarah ekonomi dunia.
Merkantilisme – Imprialisme - Kolonialisme
11
Download