124-Siaran Pers_KSI Knowledge Sharing_20170201

advertisement
Siaran Pers
Untuk Diterbitkan Segera
“KEADILAN GENDER DALAM PENELITIAN DAN PENDIDIKAN TINGGI”
Sebuah Sesi Knowledge Sharing, oleh
KNOWLEDGE SECTOR INITIATIVE (KSI)
JAKARTA, 01 Februari 2017 – Knowledge Sector Initiative (KSI) menyelenggarakan sesi
Knowledge Sharing bertema “Keadilan Gender dalam Penelitian dan Pendidikan Tinggi” pada
Rabu, 01 Februari 2017 di hotel JS Luwansa, Jakarta. Sesi Knowledge Sharing KSI kali ini
memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara Indonesia dan Australia untuk
memicu kolaborasi antara kedua negara dalam mengatasi masalah keadilan gender di bidang
pendidikan tinggi. Di samping itu, sesi diskusi yang dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari berbagai
lembaga pemerintah, institusi pendidikan tinggi, organisasi masyarakat sipil dan lembaga
penelitian juga bermaksud meningkatkan pengetahuan tentang keadilan gender di lembagalembaga penelitian dan pendidikan tinggi baik dalam tren global serta dalam perspektif Indonesia,
berdasarkan praktek terkini dan pengalaman sehari-hari.
Acara ini dibuka oleh Prof. Ocky Karna Radjasa, Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat,
Kemenristekdikti dan menghadirkan narasumber peneliti dan akademisi senior dari
Kemenristekdikti, Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), berbagai Pusat Studi Wanita dan
perguruan tinggi papan atas di Indonesia seperti Universitas Indonesia dan Institut Teknologi
Bandung, serta lembaga riset kebijakan mitra KSI, Sajogyo Institute. Selain itu tiga peneliti dan
staf senior dari Australian National University (ANU), Dr Renée McKibbin, Prof. Veronica Taylor,
dan Dr Nadine White juga hadir untuk berdiskusi dan memberi presentasi tentang penerapan
Athena SWAN Charter di ANU. Kehadiran peneliti dan staf senior ANU ini merupakan tindak lanjut
dari partisipasi Prof. Ocky K. Radjasa, Prof. Jamaluddin Jompa serta Dr. Hasnawati Saleh dari
ALMI dalam simposium Science in Australia Gender Equality atau Sains dalam Keadilan Gender
di Australia pada bulan Juni 2016 dimana ANU merupakan salah satu universitas pemrakarsa.
Salah satu agenda Sesi Knowledge Sharing kali ini adalah untuk berbagi kemajuan dan temuan
awal dari scoping study atau studi pendahuluan yang didukung oleh KSI dan dilaksanakan oleh
Sajogyo Institut dengan arahan Kemenristekdikti dari tahun 2013-2015 tentang gender dan inklusi
sosial (GESI) dalam penelitian dan pendidikan tinggi di Indonesia. Temuan awal dari studi
pendahuluan menunjukkan walaupun jumlah penelitian dan anggaran skema hibah penelitian
Dikti terus meningkat dari 2013 hingga 2015, dan jumlah penelitian yang memuat topik gender
secara eksplisit juga ikut meningkat, namun persentasenya yang sekitar 2% tidak mengalami
peningkatan. Di samping itu, belum terlihat peningkatan kualitas cara pandang dan perspektif atas
gender dan inklusi sosial. Hal ini disebabkan karena mayoritas penelitian yang memuat topik
gender menjadikan kata perempuan hanya pelengkap judul dan menempatkan perempuan
sebagai obyek pemberdayaan dan rekayasa sosial dalam skema kebijakan pembangunan.
Sementara itu Petra Kareltji, pimpinan proyek KSI, dalam sambutannya menyatakan komitmen
KSI untuk mendukung integrasi GESI dalam penelitian untuk kebijakan. “Kesetaraan gender dan
inklusi sosial seringkali tidak konsisten atau diabaikan. Tata nilai sosial kita masih membedakan
peran sosial berdasarkan gender, antara perempuan dan laki-laki. Untuk itu penting bagi
penelitian mengintegrasi perspektif gender karena kondisi dan kebutuhan laki-laki dan perempuan
yang berbeda membutuhkan respon atau kebijakan yang berbeda, agar memastikan kebijakan
inklusif yang memfasilitasi individu yang berbagai ragam, tidak hanya gender namun juga
disabilitas”, demikian jelas Petra Kareltji. Knowledge Sharing Session menjadi forum di mana para
pengambil kebijakan dan para ahli dalam bidangnya bisa saling bertemu, berinteraksi dan
berdiskusi untuk saling belajar, mengambil pembelajaran dan berupaya menerapkan hal-hal yang
relevan di dalam lingkungan, riset atau kebijakan dimana mereke memiliki kendali.
Catatan untuk Editor:
Tiga narasumber dari ANU adalah: Dr Renée McKibbin, Profesor Ekonomi di Crawford School of
Public Policy, Prof. Veronica Taylor Profesor Hukum dan Regulasi di School of Regulation and
Global Governance (RegNet) di ANU, dan Dr Nadine White, Direktur Sumber Daya Manusia di
Australian National University (ANU). Mereka berbagi pengalaman ANU dalam upaya integrasi
keadilan gender dalam penelitian dan pendidikan tinggi, termasuk pelaksanaan Program Athena
SWAN (Scientific Women’s Academic Network) Awards oleh ANU sejak tahun 2014. Athena
Swan charter ini adalah program akreditasi yang diadopsi di Australia dari Inggris yang memberi
pengakuan dan menyoroti praktik terbaik yang memajukan keadilan gender, yaitu meningkatkan
representasi perempuan dalam berbagai disiplin akademis, peran kepemimpinan manajemen
maupun fungsi pendukung di universitas dan lembaga penelitian, dan berusaha mengatasi
hambatan-hambatan yang dhadapi perempuan dalam meniti jalur karir sebagai akademisi dan
peneliti Saat ini ada 40 badan di Australiia yang sudah menerapkan program tersebut, termasuk
30 universitas, enam lembaga penelitian medis dan empat organisasi sains pemerintah.
Tentang Knowledge Sector Initiative (KSI)
KSI adalah sebuah program kerjasama antara pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah
Australia yang bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Indonesia melalui kebijakan
publik yang berbasis pada penelitian, analisis dan bukti. Dukungan KSI terhadap peningkatan
kualitas riset di perguruan tinggi (research and higher education) dimulai sejak Desember 2015
Informasi lebih lanjut mengenai KSI dapat diakses di situs http://www.ksi-indonesia.org/
Email: [email protected]
2
Download