BAB I

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan didirikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang ingin
dicapai oleh berbagai perusahaan umumnya dapat dikatakan sama atau hampir
sama, hanya prioritasnya yang berbeda. Salah satu dari tujuan itu adalah untuk
mencapai kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Hal ini semakin
disadari karena dalam iklim bisnis yang semakin maju, yang ditandai dengan
semakin kompleknya liku-liku dunia usaha, makin canggihnya teknologi serta
semakin ketatnya persaingan, maka dirasakan penting untuk menetapkan strategi
yang tepat untuk menghadapi kondisi seperti saat ini.
Dimasa sekarang ini persaingan bisnis juga melanda industri transportasi.
Transportasi mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan sarana
perhubungan yang turut menentukan kelancaran arus perekonomian. Terutama di
Indonesia, khususnya pulau Jawa, transportasi merupakan sarana perhubungan
yang sangat penting, dengan transportasi, mobilitas kehidupan masyarakat
menjadi lancar. Seiring dengan mobilitas masyarakat semakin tinggi maka
kebutuhan manusia akan transportasi juga semakin tinggi pula. Bus malam
sebagai salah satu alat transportasi umum di Indonesia khususnya pulau Jawa,
Bali, dan Lombok yang prasarana jalannya sudah cukup baik digunakan sebagai
jasa angkutan yang menghubungkan berbagai daerah yang jaraknya berjauhan.
1
2
Dengan melihat kondisi tersebut menunjukkan bahwa permintaan terhadap
jasa angkutan bus akan cenderung meningkat dari hari ke hari. Akan tetapi dilain
pihak meningkatnya permintaan terhadap jasa angkutan bus diikuti pula oleh
meningkatnya jumlah penawaran jasa angkutan bus, sehingga persaingan usaha
dibidang inipun semakin ketat.
Menyadari keadaan tersebut PO Safari Dharma Raya Temanggung sebagai
salah satu perusahaan jasa angkutan yang bertrayek dari Temanggung dengan
tujuan Denpasar, Jakarta, Malang, dan Mataram pada kurun waktu tertentu akan
mengadakan investasi mengganti bus-bus yang sudah habis umur ekonomisnya
karena dirasa bus-bus tersebut sangat menghambat bisnis yang dijalankan,
misalnya saja tiba-tiba AC bus mati ataupun mesin yang sudah tidak bisa
beroperasi lagi dalam jarak jauh. Padahal untuk dapat bersaing dengan perusahaan
sejenis, perusahaan harus mampu memenuhi selera maupun tuntutan penumpang.
Dimana konsumen menginginkan kecepatan, ketepatan, keramahan, dan
kenyamanan.
Dalam memuaskan konsumennya yang bepergian jarak jauh, PO Safari
Dharma Raya melengkapi bus malamnya dengan fasilitas-fasilitas yang
memungkinkan konsumen benar-benar dapat menikmati perjalanannya. Selain itu
agar dapat memenuhi selera maupun tuntutan pemakai jasa, dibutuhkan armada
bus yang kondisinya bagus ditinjau dari mesin maupun fisiknya, dan kondisi
tersebut dapat tercapai apabila diadakan penggantian terhadap armada bus yang
sudah habis umur ekonomisnya.
Dalam investasi penggantian aktiva tetap atas bus ini pimpinan PO Safari
Dharma Raya dihadapkan pada dua alternatif investasi, yaitu :
3
1.
Mengganti bus lama (yang sudah habis umur ekonomisnya) dengan membeli
bus baru.
2.
Merehabilitasi bus baik mesin maupun karoseri yang sudah habis umur
ekonomisnya.
Apabila PO Safari Dharma Raya memilih alternatif rehabilitasi, modal yang
dibutuhkan relatif kecil dibanding alternatif membeli bus baru meskipun nantinya
kemampuan untuk menarik penumpang bus yang direhabilitasi lebih pendek
dibanding dengan bus baru.
Penelitian semacam ini juga pernah dilakukan oleh Saudara Eko Agus
Nugroho yang mengambil tempat di PO Harta Sanjaya Sragen. Dari hasil
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa merehabilitasi bus ternyata
menjadi alternatif yang dipilih karena nilai payback period yang kecil dan nilai
internal rate of return yang besar.
Sebelum memutuskan untuk memilih salah satu alternatif tersebut, PO Safari
Dharma Raya harus melakukan penilaian masing-masing alternatif investasi
tersebut, sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan yang paling baik
dan menguntungkan perusahaan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Analisis Pemilihan Alternatif Investasi Aktiva Tetap
Antara Membeli Atau Merehabilitasi Bus, Studi Kasus Pada PO. Safari Dharma
Raya di Temanggung”
4
B. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini, yang menjadi pokok permasalahan dalam pengambilan
keputusan investasi penggantian bus yang sudah habis umur ekonomisnya antara
membeli atau merehabilitasi bus lama, penulis mencoba merumuskannya dalam
bentuk :
Manakah alternatif yang lebih menguntungkan bagi PO Safari Dharma Raya
antara membeli atau merehabilitasi bus-bus yang sudah habis umur ekonomisnya.
C. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui perkembangan pasar (jumlah penumpang) yang akan
datang
2.
Untuk mengetahui seberapa besar taksiran cash outlays yang harus
dikeluarkan untuk membiayai masing-masing alternatif
3.
Untuk mengetahui aliran kas bersih yang akan diperoleh dari masing-masing
alternatif
4.
Untuk mengetahui alternatif keputusan mana yang lebih menguntungkan
antara membeli bus baru atau merehabilitasi bus yang sudah habis umur
ekonomisnya.
D.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan ini dapat diambil beberapa kegunaan atau
manfaat, yaitu antara lain :
5
1.
Bagi Penulis
Penelitian ini menjadi salah satu wahana untuk memperdalam dan
menerapkan pengetahuan penulis khususnya dalam bidang manajemen keuangan.
2.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan
dalam mengambil keputusan di bidang investasi aktiva tetap.
3.
Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian yang
sejenis.
E. Kerangka Pemikiran
Dalam melaksanakan investasinya PO Safari Dharma Raya pertama-tama
adalah menganalisa kondisi pasar jasa angkutan bus tahun-tahun terakhir, yaitu
mengenai jumlah penumpang bus yang beroperasi, sehingga dapat diketahui
kondisi persaingan pada saat ini. Dengan melihat pada kondisi tersebut, maka
investasi penggantian yang akan dilakukan oleh PO Safari Dharma Raya terhadap
armada bus yang sudah habis umur ekonomisnya haruslah dilaksanakan.
Dalam investasi penggantian bus tersebut PO Safari Dharma Raya
dihadapkan pada 2
alternatif keputusan, yaitu alternatif membeli atau
merehabilitasi bus yang sudah habis umur ekonomisnya.
Selanjutnya perlu sekali dibuat estimasi aliran kas masing-masing alternatif
yang dihadapi, kemudian akan diadakan penilaian terhadap masing-masing
6
alternatif dengan menggunakan metode payback period, metode net present value,
dan metode internal rate of return.
Dari hasil penilaian yang dilakukan, maka dapat dipilih alternatif mana
yang dapat dilaksanakan.
Kondisi Pasar
Rencana Investasi
Alternatif I
Alternatif II
Membeli
Rehabilitasi
Estimasi
Cash
Estimasi
Flow
Flow
Penilaian Proyek
1.
Payback Period
2.
NPV
3.
IRR
Keputusan Pemilihan Alternatif
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran
Cash
7
F. Hipotesis
Berdasarkan pokok permasalahan yang dihadapi perusahaan maka dalam
penelitian ini penulis mengajukan hipotesis yang merupakan anggapan sementara
yang dijadikan pedoman untuk mempermudah jalannya penelitian. Penulis
mengambil suatu hipotesis bahwa diduga dengan merehabilitasi bus akan lebih
menguntungkan dibanding pembelian bus baru.
Anggapan Dasar
1.
Keadaan perekonomian nasional secara umum relatif stabil, serta tidak ada
kebijaksanaan baru yang memungkinkan terjadinya perubahan yang drastis
terhadap keadaan perekonomian.
2.
Semua pembiayaan yang menyangkut investasi pengganti bus ini dapat
dipenuhi, artinya apapun alternatif investasi nantinya yang terpilih semua dana
yang dibutuhkan dapat terpenuhi.
3.
Operasional bus sesuai dengan umur ekonomis masing-masing.
4.
Discount factor yang digunakan dalam penilaian investasi ini adalah 27 %.
Discount factor 27 % ini disesuaikan dengan rata-rata tingkat pengembalian
investasi perusahaan sejenis.
5.
Dikarenakan penulis kesulitan dalam memperoleh laporan neraca perusahaan
maka perhitungan modal kerja ditiadakan.
G. Metode Penelitian
1.
Ruang Lingkup Penelitian
8
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi kasus pada PO. Safari
Dharma Raya di Temanggung dengan pertimbangan :
2.
a.
Tersedianya data yang dibutuhkan oleh peneliti.
b.
Lokasi penelitian dekat dengan peneliti.
Sumber Data
a.
Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan otobus yang diteliti.
b.
Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang diteliti. Data
sekunder perusahaan yang akan diperoleh meliputi :
1).Jumlah Penumpang Jurusan Denpasar, Jakarta, Mataram, dan Malang
2). Harga Perolehan serta Nilai Sisa Bus Lama
3). Harga perolehan serta taksiran nilai sisa bus baru
4). Kebutuhan dana masing-masing alternatif investasi
5). Biaya operasional bus dan biaya lain-lainnya
6). Jumlah pendapatan operasional selama 5 tahun terakhir
3.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data primer penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan yaitu :
a.
Observasi
Yaitu mengadakan penelitian langsung di perusahaan yang sedang
diteliti, untuk mamperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi.
9
b.
Wawancara
Yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
pimpinan maupun karyawan yang telah ditunjuk.
4.
Rencana Analisis Data
a.
Forecast Penjualan
Dalam analisa forecast penjualan, data yang dipakai adalah data
mengenai jumlah penumpang jurusan Denpasar, Jakarta, Mataram, dan
Malang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Hal ini untuk mengetahui
keadaan pasar sekarang dan prospek perkembangan dalam masa yang
akan datang selama umur ekonomis aktiva. Mengenai hal tersebut dicari
dengan menggunakan estimasi berdasarkan konsep trend dengan
metode least square.
Analisis persamaan trend tersebut gunanya untuk mengetahui dan
meramal jumlah penumpang dimasa akan datang.
Djarwanto PS (1993:274-275) memberikan persamaan untuk trend garis
lurus sebagai berikut :
Y = a + b dimana,
a=

n
 : hasil peramalan
 : variabel waktu
a : besarnya data pada tahun ke-0
b : besarnya lereng garis lurus
n : jumlah data
b=


10
b.
Pendekatan Keuangan
Dalam analisis terhadap penggantian maupun rehabilitasi bus yang
sudah habis umur ekonomisnya akan digunakan pendekatan keuangan.
Dalam hal ini akan dibahas mengenai biaya-biaya yang diperkirakan
akan terjadi serta pendapatan yang akan diperoleh pada tahun-tahun
mendatang selama umur ekonomis aktiva dari masing-masing alternatif
investasi yang dihadapi. Untuk selanjutnya akan dipergunakan aplikasi
excel dalam manajemen keuangan.
Dengan diketahuinya biaya serta pendapatan, maka dapat dilakukan
penilaian terhadap masing-masing alternatif, untuk penilaian tersebut
digunakan beberapa metode yaitu metode payback period, metode net
present value, metode internal rate of return.
1). Metode Payback Period
Dalam metode payback period adanya suatu periode untuk dapat
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan
proceeds atau aliran kas netto oleh Riyanto (1998:116). Dengan
demikian payback period dari suatu investasi menggambarkan
panjangnya waktu yang diperlukan agar dana suatu investasi dapat
diperoleh kembali seluruhnya.
Selanjutnya jika harus memilih salah satu dari beberapa usulan
investasi, maka atas dasar metode ini yang dipilih adalah investasi
dimana payback periodnya paling pendek.
Masalah utama dari metode ini adalah sulitnya menentukan periode
payback maksimum yang disyaratkan, untuk dipergunakan sebagai
11
angka pembanding. Sedangkan kelemahan yang lain adalah
diabaikannya nilai waktu dari uang dan diabaikannya aliran kas
setelah periode payback (Husnan dan Suwarsono, 1999:209).
2). Metode Net Present Value (NPV)
Metode ini memperhatikan proceeds maupun nilai waktu dari uang.
Menurut Brigham dan Houston (1998:456) merumuskan NPV
sebagai berikut :
n
NPV  
t=0
CFt
( 1 + k )t
Dimana ,
k : discount rate yang digunakan, penentuan dari tingkat bunga
tertentu
tersebut
menunjukkan
atau
mendasarkan
pada
“required net of return” yang diinginkan dan disajikan dalam
tabel present value dari Rp 1,00
CFt : cash flow pada periode t
n
: periode terakhir cash flow
t
: periode tahun
Dalam metode ini yang pertama-tama dihitung adalah nilai sekarang
(present value) dari proceeds yang diharapkan atas dasar discount
rate tertentu. Kemudian jumlah present value (PV) dari keseluruhan
proceeds selama usianya dikurangi dengan PV dari jumlah
investasinya (initial investment). Selisih antara PV dari keseluruhan
proceeds dengan PV dari pengeluaran modal dinamakan nilai
sekarang netto (NPV). Apabila jumlah PV dari keseluruhan proceeds
12
yang diharapkan lebih besar daripada PV dari investasinya maka
usul investasi dapat diterima.
Selanjutnya jika harus memilih salah satu dari beberapa usulan
investasi, maka atas dasar metode ini yang dipilih adalah investasi
dimana net present value paling besar dan bernilai positif.
c). Metode Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat bunga
yang akan menjadikan jumlah nilai akhir sekarang dari proceeds
yang diharapkan akan diterima
(PV of future proceeds) sama
dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal. Pada
dasarnya internal rate of return harus dicari dengan cara trial and
error (Riyanto, 1995: 120).
Dalam menggunakan IRR dipergunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1). Menghitung PV dari proceeds tiap tahunnya atas dasar tingkat
bunga yang dipilih.
2). Dengan menggunakan 2 tingkat bunga yang dipilih diadakan
interpolasi untuk menemukan tingkat bunga yang mendekati rate
sesungguhnya.
3). Dari interpolasi yang dihasilkan NPV positif dan negatif, maka
dapat diketahui IRR sebenarnya yng terletak antara 2 tingkat
bunga yang dipilih.
13
Dengan membandingkan interpolasi menurut Riyanto (1995 : 120)
dapat merumuskan sebagai berikut :
r = P1

C1
P2 – P1
C2 – C1
Dimana,
r
: Internal Rate of Return
P1
: Tingkat bunga ke-1
P2
: Tingkat bunga ke-2
C1
: NPV ke-1
C2
: NPV ke-2
Apabila tingkat bunga (r) lebih besar atau sama (r≥) daripada tingkat
bunga yang disyaratkan, maka investasi dikatakan menguntungkan.
Dan jikalau sebaliknya yaitu lebih kecil maka merugikan. Dengan
metode ini jika dihadapkan pada beberapa usulan investasi maka
alternatif investasi yang dipilih adalah dengan IRR yang paling
besar.
Download