FINANCIAL INNOVATION: ALTERNATIF ‘MENJANJIKAN’ DALAM DUNIA KEUANGAN Abstract Financial innovation has more influences for company and investor who want to borrow or lending. Financial economics, law and regulator, technology change, etc. exactly will be influences successful of financial innovation. Stimulated financial innovation was importance so that could achieve maximum success. Financial market especially capital market also being more efficient and effective. But it had been supported improvement society knowledge about how financial innovation arising, why sometimes success or fail, what function and benefit from this, determining factors, and relationship with market price and asset pricing. In emerging market, financial innovation has effect to growth economic and decrease national‟s cost of capital. Social welfare will achieve because had been transfer from saving to investing until the end can decrease household cost of living. Keywords: financial innovation, financial market, growth economic, social welfare PENDAHULUAN 1 Banyak yang mengakui bahwa inovasi sangat penting dalam menjalankan produktivitas perusahaan. Saat ini inovasi-inovasi dalam sektor keuangan perusahaan juga menjadi hal yang penting karena dapat berperan dalam menfasilitasi perdagangan (Akhavein et. al., 2001). Dalam teori keuangan, financing merupakan unsur yang penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Sumber financing perusahaan dapat berasal dari internal maupun eksternal. Seperti halnya memasarkan sebuah produk, perusahaan perlu melakukan inovasi agar produk tersebut tetap survive di pasar begitu juga dengan sumber dana perusahaan memerlukan inovasi-inovasi agar sumber dana tersebut terus berkelanjutan. Selain financing, dana perusahaan juga dapat diinvestasikan agar sumber dana juga terus berkelanjutan. Financial innovation merupakan sumber inovasi bagi investasi perusahaan. Apalagi, kenyataan mengungkapkan bahwa financial innovation memegang peran penting dalam perekonomi modern seperti saat ini (Frame dan White, 2002). Pentingnya financial innovation juga banyak diungkapkan oleh penelitian: Silber (1975), Van Horne (1985), Miller (1986, 1992), Faulhaber dan Baumol (1988), Campbell (1988), Siegel (1990), Finnerty (1992), dan Miller (1992) seperti yang diungkapkan oleh Akhavein et. al. (2001). Wachter (2006) menyatakan bahwa financial innovation dapat membantu mengurangi volatility dari kegiatan perekonomian (perubahan ekonomi dari production menjadi services, perubahan pada kebijakan moneter, dan perubahaan pada manajemen persedian). Penelitian DES yang dikutip Wachter (2006) menjelaskan apabila market-driven changes dapat dikelompokkan dibawah democratization of credit yang artinya bahwa saat ini kredit tersedia bagi individu maupun bisnis untuk melakukan transaksi saat ini dengan pembayaran periode selanjutnya. Sedangkan mengenai kebijakan pemerintah, DES menekankan pada „Regulation Q‟ yang memaksa batas tertinggi rate yang dapat dibayarkan bank untuk deposito. Financial innovation juga mampu meningkatkan volatility dari exchange rate, interest rate, commodity prices, pajak dan perubahan peraturan (Jacque, 2004). Perkembangan yang cepat dan pertumbuhan yang belum pernah terjadi pada pasar keuangan internasional juga mempengaruhi kebutuhan akan financial innovation. Financial innovation memang dapat memberikan manfaat sumber dana kelanjutan bagi pelaku ekonomi, tetapi juga tidak lepas dari risiko terhadap inovasi-inovasi yang dilakukan. Seperti yang diungkapkan Bettzüge dan Hens (2000) bahwa secara harafiah setiap hari new financial assets secara besar-besaran diciptakan, ada beberapa sekuritas baru tersebut segera menjadi instrumen standar dalam financial trade tetapi yang lainnya dapat juga hilang secara cepat. Hal ini dampak proses financial innovation yang secara mendalam merubah struktur lingkup dan range dari international financial markets. Oleh karena itu, dalam menciptakan financial innovation ada baiknya jika didukung financial system yang baik. Ho (2006) mengungkapkan bahwa kenyataannya financial system yang dikembangkan secara baik akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Financial system dapat memungkinkan para pelaku ekonomi untuk mendiversifikasikan portfolio mereka dan menemukan likuiditas yang diinginkan. Sumber-sumber keuangan yang ada lebih dapat dialokasikan pada cara yang 2 efisien dan solusi manajemen risiko tersedia. Keberadaan elemen keuangan ini dapat mendorong kemungkinan produksi ekonomi yang sangat tinggi (melebihi batas target) dan diharapkan pertumbuhan potensial akan tinggi dalam jangka panjang. Berdasarkan hal tersebut, maka tampak bahwa apabila financial system beroperasi secara efisien maka akan dapat meningkatkan inovasi dan memiliki dampak yang positif pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Terdapat dua kategori pihak yang memanfaatkan financial innovation pada sektor keuangan. Pihak pertama yang dikenal dengan financial intermediaries dan pihak kedua yang dikenal dengan financial facilitator (White, 1996). Financial intermediaries adalah perusahaan yang memegang aset keuangan (seperti loans, mortgages, bonds, equity securities) dan issue liabilities (seperti deposits, insurance policies, pension obligation, mutual fund shares, dan lain-lain). Financial facilitator merupakan pihak yang menfasilitasi transaksi keuangan antara primary issuers dari financial liabilities (seperti governments, enterprises, dan hosehold borrowers) dan investor yang membeli instrument tersebut yang kemudian memegangnya sebagai financial asset mereka. Ho (2006) menjelaskan bahwa financial innovation akan mempengaruhi struktur dari pasar keuangan, perilaku keuangan dari pelaku ekonomi, dan tipe-tipe dari produk keuangan yang diperdagangkan. Hal ini karena, financial innovation timbul sebagai antisipasi dari keuntungan material berdasarkan analisis cost-benefit. Maka dari penjelasan tersebut tampak bahwa financial innovation dapat dijadikan menjadi pilihan tepat sebagai alternatif „jitu‟ baik untuk financing maupun investing bagi financial intermediaries dan financial facilitator untuk kelangsungan dana mereka. Financial innovation juga berdampak positif untuk kelangsungan pertumbuhan ekonomi bagi suatu negara. SEJARAH MUNCULNYA FINANCIAL INNOVATION Apabila dunia bebas dari semua ketidaksempurnaan, seperti pajak, pemerintah, asimetris informasi, biaya transaksi, dan moral hazard, dan jika pasar sempurna (Teori MM) merupakan akibat wajar dipandang sebagai financial innovation. Financial innovation akan memberikan manfaat baik pada sebagian individu maupun masyarakat. Berlawanan dengan latar belakang tersebut, berbagai literatur berusaha untuk memahami bagaimana berbagai ketidaksempurnaan pasar dan berbagai perubahan dalam ketidaksempurnaan tersebut menstimulasi financial innovation (Tufano, 2002). Ketidaksempurnaan ini menjaga para pelaku ekonomi memperoleh efisiensi fungsi yang mereka butuhkan dalam sistem keuangan. Oleh karena itu, menurut Tufano (2002) perlu untuk membangun financial innovation yang optimal dalam merespon berbagai masalah dasar atau berbagai kesempatan, seperti pasar yang tidak sempurna (mencegah pergantian risiko atau informasi yang tidak sistematik). Beberapa analisis yang dilakukan institusi tidak secara eksplisit mempertimbangkan peran innovator dalam proses inovasi tersebut, tetapi beberapa institusi lain menggunakan peran institusi keuangan untuk bersaing dalam inovasi. Selain itu, meningkatnya sektor keuangan dalam ekonomi modern juga meningkatkan peran inovasi pada sektor tersebut. Hal ini ditunjukkan banyak yang tertarik mengenai penelitian financial innovation (Van Horne 1985; Miller 3 1986, 1992; Mayer 1986; Cooper 1986; Faulhaber and Baumol 1988; Campbell 1988, ch. 16; Siegel 1990; Finnerty 1992; Miller 1992; Kopcke 1995; Tufano 1995; Lea 1996; Finnerty and Emery, 2002; dikutip Frame dan White, 2002). Berbagai penelitian tersebut menyoroti mulai dari hanya berupa literatur deskripsi sampai dengan memunculkan berbagai hipotesis. Inovasi jelas tampak merupakan fenomena yang penting dalam berbagai sektor pada ekonomi modern. Walupun berdasarkan standar teori mikroekonomi fokusnya hanya pada perhatian tentang masalah-masalah alokasi sumberdaya yang statis dan efisiensi ekonomi, namun sedikit banyak apresiasi umum tentang kinerja sepanjang waktu dijalankan oleh berbagai faktor dinamis termasuk inovasi. Pusat dari keuangan pada perekonomian dan pentingnya hal tersebut untuk pertumbuhan ekonomi menimbulkan financial innovation menjadi penting. Semenjak keuangan merupakan input seluruh aktivitas produksi dan aktivitas konsumsi, perbaikan-perbaikan dalam sektor keuangan memiliki dampak positif. Saving dan investment semakin banyak ketika better finance, pengambilan keputusan investasi juga menjadi lebih baik (lebih produktif). Hal ini menunjukkan efek tidak langsung yang positif dari financial innovation tetap tinggi. Vanhanen (2006) pada presentasinya didepan Direktorat Umum untuk Perusahaan dan Industri mengungkapkan bahwa instrumen keuangan dibutuhkan agar menjadi lebih baik dalam adaptasi praktek-prakter yang bagus, utilisasi single market, berfokus pada eco-innovation dan new markets. Perusahaan maupun individu dalam mencari profit (profit-seeking) dilakukan dengan cara mencari sesuatu yang baru dan memperbaiki produk, proses, dan struktur organisasi yang akan mengurangi biaya produksi, permintaan kepuasan pelanggan yang lebih baik, dan mendapatkan profit yang tinggi. Kadang-kadang pencarian tersebut dilakukan melalui program R&D, kadang kala juga melalui pemikiranpemikiran informal melalui trial and error. Ketika pencarian tersebut sukses maka hasilnya adalah inovasi (Frame dan White, 2002). Apabila pencarian dan kesuksesan yang ada relatif konstan, inovasi akan cenderung tampak mengalir konstan. Namun kenyataannya, inovasi bukan terlihat seragam tetapi lintas perusahaan, lintas industri, atau bahkan lintas periode waktu. Secara umum, inovasi tidak dapat mengcover kondisi lingkungan yang ada. Berdasarkan literatur umum seperti Cohen dan Levin (1989) dan Cohen (1995) dikutip oleh Frame dan White (2002), terdapat 5 kondisi struktural yaitu (1) kekuatan pasar perusahaan, (2) ukuran perusahaan, (3) kesempatan teknologi, (4) appropriability, dan (5) kondisi permintaan pasar produk. Sementara kondisi yang mempengaruhi tingkat „equilibrium‟ dari financial innovation adalah (1) underlying technologies, (2) macroeconomic conditions, (3) regulation (legal environment), dan (4) taxes. Faktor lingkungan jelas mempengaruhi keseimbangan aliran dari financial innovation. Maka, ketika perubahaan terjadi akan menimbulkan kekacauan pada financial innovation yang merupakan respon awal. Selanjutnya aliran financial innovation tadi lama kelamaan akan stabil dan membentuk aliran keseimbangan baru yang menjelaskan kondisi lingkungan yang baru. Respon terhadap faktor perubahaan lingkungan saat ini muncul pada level dan variasi dalam interest rate, 4 fixed exchange rates, perubahaan teknologi yang cepat dalam komunikasi dan proses data, dan terobosan-terobosan intelektual seperti model Black-Scholes. Perubahaan peraturan dan tingkat pajak juga menciptakan lingkungan yang menyebabkan aliran keseimbangan dihindari/dimotivasi oleh inovasi, kemungkinan gerakan inovasi yang tinggi diawal sebagai partisipasi dalam financial market yang disesuaikan dengan new environment. Produk-produk keuangan dan instrumen-instrumen yang tersedia saat ini sebagai akibat adanya financial innovation, secara diam-diam telah bener-benar membuat kejutan. Sebenarnya financial innovation yang dikembangkan perusahaan meliputi preferred stock, common stock, obligation, equity-index debt, convertibles, amortizing principal notes, dan lain-lain. Selama ini produk keuangan yang dikenal hanya terbatas pada deposito (perbankan). Instrumen deposito yang ada selama ini masih memiliki keterbatasan seperti interest yang fixed dan jangka waktu deposito. Adanya keterbatasan tersebut mendorong inovasi terhadap produk keuangan yang selama ini ada. Inovasi dilakukan terkait dengan pembayaran interest yang didasarkan pada stock market returns, hasil pilihan-pilihan yang sesuai dengan permintaan investor. Fernandes (2005) juga mengungkapkan bahwa perkembangan keuangan dan pertumbuhan ekonomi tidak lepas kaitannya dengan teknologi. Kemungkinan dengan menghubungkan antara teknologi dengan financial innovation dapat menyebabkan terjadinya risk-sharing. Adanya teknologi baru akan menciptakan permintaan untuk kontrak risk-sharing yang baru. Sementara, Flood (1992) menyatakan bahwa financial innovation terbentuk karena antisipasi dari keuntungan material. Hal ini memerlukan pemahaman mengenai analisis costbenefit: keuntungan potensial baru merupakan insentif dari inovasi. Pengurangan biaya potensial dapat menyebabkan inovasi. Biaya transaksi dan biaya ketidaklikuidan pasar merupakan faktor yang paling sering mempengaruhi produksi dan kesuksesan financial innovation. Pengurangan biaya potensial dari berbagai aktivitas dapat meningkatkan pendapatan. Munculnya financial innovation distimulasi oleh berbagai alasan yang berbeda, hanya penyebab inovasi masih merupakan black box. New assets dapat terus menerus masuk dalam pasar, yang membedakan struktur aset yang stabil dengan yang dimodifikasi melalui inovasi new financial product adalah tingkat partisipasi pasar. Tingat partisipasi pasar terhadap sekuritas keuangan yang pasti menjadi kunci penentu apakah tetap survive atau tidak. DEFINISI FINANCIAL INNOVATION Miller (1992) menunjukkan bahwa fungsi utama dari sistem keuangan adalah memfasilitasi pengalokasian dan penyebaran sumber-sumber ekonomi di lingkungan yang tidak pasti. Fungsi ini menekankan sistem pembayaran dengan perubahaan medium, transfer sumberdaya dari savers menjadi investor-user, pengumpulan dana untuk tujuan transformasi waktu seperti penundaan konsumsi, dan pengurangan risiko melalui asuransi dan diversifikasi (Frame dan White, 2002). Operasional dari sistem keuangan meliputi resource costs seperti tenaga kerja, material, dan menggunakan modal dari perantara keuangan (seperti bank, 5 perusahaan asuransi, dan lain-lain) dan fasilitator keuangan (seperti stock brokers, market makers, financial advisor, dan lain-lain). Periode waktu perlu dipertimbangkan mengingat bahwa hal tersebut merupakan karakteristik penting dalam keuangan karena dapat menimbulkan risiko ketidakpastian di masa yang akan datang. Adanya kemungkinan produk/jasa/instrumen keuangan yang baru akan dapat lebih menyakinkan bahwa permintaan partisipasi sistem keuangan akan selalu ada. Berdasarkan hal tersebut maka tampak bahwa financial innovation mencerminkan sesuatu yang baru yang dapat mengurangi cost, risiko, atau menyediakan produk/jasa/instrumen yang lebih baik sesuai permintaan para partisipasi/pelaku. Menurut Jacque (2004) financial innovation menyatakan berbagai development dalam sistem keuangan internasional atau sistem keuangan internasional untuk: mempertinggi allocational efficiency dari proses intermediasi keuangan dan memperbaiki operational efficiency dari sistem keuangan dengan mengurangi costs dan atau risk of transactions pada pasar primer atau sekunder di mana instrument keuangan tersebut diperdagangkan. Berdasarkan penelitiannya, hasil dari financial innovation dapat diklasifikasikan seperti berikut ini: - new financial intermediaries (contoh venture capital funds) - new financial instruments (contoh collaterilized mortagage obligations atau credit derivatives) - new financial markets (contoh insurance derivatives) - new financial services (contoh e-trading atau e-banking) - new financial technique (contoh V@R atau LBOs) Sedangkan Dyan, Elmendorf, dan Sichel (DES) melihat financial innovation termasuk perubahan pasar untuk konsumen dan business debt (Wachter, 2006). Aktivitas financial innovations meliputi: 1. menciptakan new financial products dengan payoffs yang dinginkan/disepakati dengan konsumen (product innovations) 2. menyediakan new financial services (process innovations) seperti ATM, cash card, combo card, dan lain-lain. Tufano (2002) mengungkapkan bahwa financial innovation merupakan kegiatan menciptakan dan kemudian mempopulerkan new financial instruments dan juga new financial technologies, institutions dan markets. Menurut Tufano, contoh-contoh dalam inovasi meluputi derivatives, risk transfer products, ETFs, tax-deductible equity. Inovasi dapat dijabarkan sebagai penemuan (R&D) dan difusi/penyebaran (adoption). Tufano mengklasifikasikan target dari inovasi menjadi produk (contoh derivatives, structured notes, dan lain-lain) dan proses (contoh pricing mechanism atau platform, setting new of distributing securities, dan lain-lain). Dalam penelitiannya, Tufano juga menunjukkan taksonomi dalam financial innovatio dengan tujuan untuk menyempurnakan ketidaksempurnaan pasar, menunjukkan agency concerns dan information asymmetries, meminimalkan transaction cost, merespon pajak atau regulasi, dan stimulasi dengan technological shocks. Taksonami tersebut seperti pada gambar berikut ini: Gambar 1. Taxonomi dari financial innovations 6 Sumber: Tufano, 2002 Sedangkan Flood (1992) mengungkapkan bahwa financial innovation diciptakan untuk mengantisipasi material gain. Pemahaman mengenai analisis cost-benefit menjadi new potential profit yang merupakan insentif dari inovasi yang dilakukan. Flood (1992) juga menjelaskan bahwa terdapat dua pendekatan yang mendorong perusahaan untuk mengembangkan new financial contracts atau teknologi. Pendekatan pertama dimotivasi oleh imperfect success rate untuk new securities yang difokuskan pada perbaikan produk-produk keuangan berdasarkan prinsip-prinsip teori keuangan dengan proses desain kontrak dalam securities markets. Pendekatan kedua banyak dimotivasi oleh konsentrasi bank sentral mengenai efek dari inovasi pada kebijakan moneter yang difokuskan pada alasan mengapa financial innovation terjadi. MANFAAT DAN FUNGSI FINANCIAL INNOVATION Untuk dapat memahami manfaat dan fungsi financial innovation maka terlebih dahulu perlu memahami fungsi ekonomi secara umum dan pasar keuangan secara terpisah. Penentuan tingkat dan tipe dari financial innovation akan membantu menyediakan fungsi-fungsi ekonomi dan sistem keuangan. Financial innovation lebih dari sekedar aksi bisnis dari perusahaan swasta, tetapi kenyataannya hal tersebut dapat mempengaruhi secara besar pada kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral atau pemerintah (Ho, 2006). Target kebijakan moneter dalam kepastian variabel-variabel makroekonomi merupakan esensial proses finansial. Dengan sistem keuangan sebagai penghubung kebijakan bank sentral dan ekonomi riil melalui mekanisme transmisi moneter. Berbagai pengembangan inovasi memiliki pengaruh pada struktur dan kondisi pasar keuangan yang memiliki efek terhadap mekanisme transmisi. Menurut Pianalto (2007), financial innovasi memberikan manfaat menjaga konsumen dari ketidakadilan dan praktek kasar. Tuffano (2002) menyebutkan bahwa fungsi dari financial innovation bermanfaat untuk menyempurnakan pasar yang tidak sempurna, menunjukkan agency concerns dan information asymmetries, meminimalkan biaya transaksi, merespon pajak atau peraturan, 7 merespon risiko dan globalisasi, dan menstimulasi technological shocks. White (1996) menyatakan bahwa financial innovation memberikan manfaat bagi pasar keuangan dan aturan-aturan keuangan. Sementara Miller (1986) menjelaskan bahwa innovasi merupakan sebuah kesuksesan dan segala hal yang berhubungan dengan improvement. Sejalan dengan perkembangannya, inovasi lebih dari sekedar improvement dengan kemunculan produk keuangan. Kesuksesan financial innovation tersebut membantu satu atau lebih fungsi-fungsi dalam pasar modal dan sistem ekonomi secara umum. Keputusan produk keuangan baru, mengindikasikan inovasi berada memainkan peran maginal jangka panjang yang terbaik dalam sistem ekonomi. Fungsi financial innovation salah satunya adalah dalam kebijakan moneter oleh bank sentral (Ho, 2006). Apabila financial innovation meningkatkan efisiensi dari sistem keuangan, maka seharusnya efeknya dipertimbangkan dalam fungsi ekonomi sekara keseluruhan. Financial innovation meningkatkan ketersedian dana untuk kegiatan bisnis yang nantinya berdampak pada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Hal inilah salah satu alasan mengapa bank central membutuhkan financial innovation dalam kebijakan moneter yang akan dibuat. Selain Miller (1992) dalam Tufano (2002) menjelaskan bahwa terdapat 6 fungsi financial innovation yang dapat merespon berbagai masalah maupun opportunities seperti incomplete markets, risk shifting atau asymmetric information. Keenam fungsi yang dimasukkan dalam sistem keuangan adalah (1) perpindahan dana lintas waktu dan wilayah; (2) pooling dana; (3) mengelola risiko; (4) menggali informasi untuk mendukung pengambilan keputusan; (5) menunjukkan moral hazard dan masalah informasi asimetris; dan (6) manfasilitasi penjualan produk dan jasa melalui sistem pembayaran. Finnerty (1992) mengidentifikasi fungsi financial innovation sebagai berikut: (1) reallocating risk; (2) reducing agency cost; dan (3) polling function (increasing liquidity). Sedangkan BIS (1986) dalam Tufano (2002) menunjukkan skema yang berbeda untuk mengidentifikasikan fungsi financial innovation berfokus pada transfer dari risiko (harga dan kredit), mempertinggi likuiditas, dan membangkitkan dana untuk mendukung perusahaan (melalui kredit dan ekuitas). FAKTOR-FAKTOR PENENTU FINANCIAL INNOVATION Legitimasi financial innovation merupakan ide di mana produk keuangan muncul untuk membantu mencapai fungsi dari sistem ekonomi. Produk seperti derivatif secara umum dipertimbangkan menjadi bagian dari sistem keuangan yang nantinya akan menyediakan fungsi pasar modal yang baik. ECONOMI DAN SISTEM KEUANGAN Sistem ekonomi merupakan mekanisme sosial yang membantu manusia menunjukkan masalah kelangkaan sumberdaya. Knight (1933) menyatakan bahwa berbagai fungsi sistem ekonomi harus menunjukkan lima fungsi yang saling berhubungan. Kelima fungsi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1. Fungsi Sistem Ekonomi 8 No 1. Fungsi Menentapkan standards 2. Pengalokasian 3. Pendistribusian 4. Perawatan dan pengakumulasian faktor-faktor produksi 5. Konsistensi kepastian pada rencana jangka pendek Tujuan Memaksimumkan efisiensi alokasi sumberdaya Menfasilitasi sumberdaya langka yang penggunaannya memberikan nilai tinggi Menyakinan ketepatan distribusi sesuai pengalokasian dan kemungkinan mencari alokasi lain didasarkan kebutuhan konsumen dan produsen Mendukung pertumbuhan populasi dan tenaga kerja yang merupakan sumberdaya dasar serta menfasilitasi proses informasi modal dan akumulasi modal yaitu berbagai faktor yang mendukung produksi sepanjang waktu Merekonsiliasi konsumsi dan rencana produksi jangka pendek serta mengkoordinasi fungsi-funsi untuk menjaga konsumsi dan rencana produksi konsisten antara berbagai individu yang berbeda dan perusahaan Sumber: Knight, 1993 TIMING DARI INOVASI Fungsi financial innovation menunjukkan bahwa timing dari inovasi mencerminkan respon terhadap perubahan dalam lingkungan. Keberagaman produk-produk keuangan yang tersedia dalam pasar modal secara umum diklasifikasikan oleh Miller (1986) menjadi tiga kategori yaitu unexpected innovation, successfull innovation, dan successful significant new product. Berdasarkan taksonomi Miller juga menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor penggerak yang mempengaruhi timing dan rate dari financial innovation yaitu: (1) Pajak atau pemerintah, (2) Transfer risiko dan “Completing Market”, (3) Permintaan institusi dan Pasar keuangan, dan (4) Agency cost FINANCIAL – INNOVATION SPIRAL Peran pasar modal dan sistem keuangan dalam sistem ekonomi bukan hanya melalui ketersediaan produk keuangan seperti derivative. Sistem keuangan merupakan kombinasi institusi, produk, dan pasar yang secara bersama-sama membentuk pasar modal. Dimensi penting dalam financial innovation adalah seberapa banyak inovasi mempengaruhi institusi dalam pasar. Banyak financial innovation dimulai dari customize transaction kemudian distandardisasikan supaya seragam dengan kontrak yang sama. Dalam perkembangannya, produk keuangan cenderung dimulai melalui negosiasi bilateral antara institusi dan intermediaris diorganisasi oleh pasar keuangan disebut dengan commodization. Securitization merupakan proses di mana aset dari suatu institusi dilabel ulang dan ditransformasikan dalam sekuritas yang dapat diperdagangkan dalam pasar terbuka. Namun tidak customize contract distandardisasikan, instrumen keuangan yang diperdagangkan hanya yang 9 melalui proses commodization. Kadang hal tersebut menimbulkan perubahan evolusioner dalam proses kontrak awal yang sudah dinegosiasikan. Inovasi yang dimulai dengan customization kemudian berkembang menjadi standardization yang pada kedepannya dapat menurukan invasi. Miller (1992) menyebut keadaan tersebut sebagai “financial-innovation spiral” FINANCIAL INNOVATION – MARKET PRICE – ASSET PRICING Aset yang tidak berlebihan dapat dimodifikasi dalam pasar keuangan yang dapat menurunkan market premium dan meningkatkan interest rate. Investor dapat bebas meminjam dan pinjam, tetapi diharuskan membayar fee yang tetap ketika berinvestasi dalam aset yang berisiko. Selama tiga dekade ini financial innovation mulai berkembang. Financial innovation merupakan bentuk partisipasi investor, memperbaiki praktek manajemen risiko, meningkatkan interest rate, dan mengurangi premium risiko. Berdasarkan penelitian Calvet, Gonzalez-Eiras, dan Sodini (2001) tampak bahwa financial innovation memiliki pengaruh crosssectoral yang kuat dalam perekonomian dengan berbagai sumber risiko. Adanya ketidaksempurnaan pasar, dapat menaikkan return dari kegiatan perdagangan dan dapat memodifikasi risk premia dari sekuritas. Financial innovation memiliki efek yang berbeda-beda dan dapat meningkatkan expected return. Kontribusi terbesar dari financial innovation ini adalah dapat menurunkan equity premium dan menjelaskan pricing effect. Spread financial innovation pada multisektor dalam ekonomi didapatkan melalui diversifikasi portfolio dari produk-produk keuangan yang baru. Hal ini memiliki efek memperkaya expected return. Financial innovation juga memberikan diversifikasi opportunities bagi investor individual. Teori keuangan menyatakan bahwa inovasi tersebut memungkinkan memiliki implikasi sangat besar pada pilihan portfolio, asset pricing, dan alokasi risiko cross-sectional. Hal ini sesuai dengan penelitian Kihlstrom, Romer, dan Williams (1981), Nachman (1982), serta Campbell dan Viceira (2002) dalam Calvet, Gonzalez-Eiras, dan Sodini (2001), yaitu bahwa instrumen baru akan mengurangi eksposur terhadap idiosyncratic atau shock latarbelakang yang akan meingkatkan permintaan atas saham dan menurunkan market premium. Perubahan harga juga memudahkan investor meninggalkan pasar keuangan. Inovasi kemudian diindikasi sebagai masuk dan keluarnya investor secara simultan. Financial innovation juga memiliki implikasi dalam hal hedge yang lebih baik dalam mengatasi faktor risiko yang umum terjadi. Karena pada kenyataannya, investor dan perusahaan mencari berbagai sumber income, dan dengan inovasi maka mereka mampu menghedge risiko yang sebelumnya tidak pasti. Financial innovation juga mengindikasikan bentuk pengurangan dalam tindakan mencegah penawaran pada saving yang akan menaikkan peran interest dan beberapa perbankan secara kuat seperti gambar berikut. Gambar 2. Efek financial innovation terhadap market participation 10 Sumber: Calvet; Gonzalez-Eiras; dan Sodini, 2001 Pemilihan financial innovation tidak terlepas dari preferensi terhadap risiko dan hedging yang dilakukan. Perbedaan tersebut memiliki efek dan fitur penting dalam multifactor ecomony. Perbedaan yang terjadi memperkenalkan sekuritas spesifik pada sektornya yang mana perubahaan akan berdampak pada pasar sekuritas secara keseluruhan, seperti pengurangan dalam pajak atau biaya transaksi. Efek perbedaan dalam financial innovation dapat dilihat seperti gambar berikut: Gambar 3. Efek Perbedaan Financial Innovation Sumber: Calvet; Gonzalez-Eiras; dan Sodini, 2001 SIMPULAN 11 Financial innovation menunjukkan alternatif baik financing maupun investasi bagi perusahaan maupun investor. Aktivitas financial innovation sebenarnya sangat luas tetapi sejauh ini belum banyak literatur yang membahasnya secara mendalam. Banyak manfaat dan fungsi financial innovation yang membantu perusahaan, investor, maupun pemerintah dalam meningkatkan perekonomian. Hal penting yang harus dipertimbangkan adalah terkait dengan financial innovation timing agar semua manfaat dan fungsi financial innovation dapat tercapai. Timing dari financial innovation mencerminkan respon terhadap perubahaan yang pada akhirnya akan menentukan keberhasilan dari inovasi. Keberhasilan financial innovation akan memiliki banyak dampak baik bagi perusahaan maupun investor. Dampak tersebut meliputi (1) transfer risiko yang lebih baik dan pengurangan minat terhadap saving, (2) tidak memiliki pengaruh harga dalam standard meanvariance settings dengan fixed participation, (3) mengurangi exposure pada idiosyncratic atau background shock, dan (4) memberikan hedging yang lebih baik terhadap berbagai faktor common risk. Financial innovation juga perlu distimuli agar keberhasilannya dapat tercapai maksimal. Pada awalnya dengan memperkenalkan index fund yang diinginkan investor agar dapat mengatur keputusan konsumsi investasi mereka dalam pasar yang efisien/sempurna. Inovasi sebagai solusi ekonomi dengan biaya transaksi yang tinggi akan menjaga banyak investor dari kecenderungan hanya pada satu sekuritas yang ada pada pasar ekuitas. Selain itu, perlu adanya pengetahuan bahwa inovasi juga tidak lepas dari teknologi. Teknologi akan mendukung suksesnya inovasi yang diciptakan karena teknologi merupakan gabungan antara intelektual dan kemampuan sistem dalam merespon pajak dan faktor regulasi, yang digerakkan oleh adanya asimetris informasi dan biaya transaksi ketika perdagangan terjadi. Adanya financial innovation membuat efisien dan respon dalam pasar keuangan khusunya pasar modal menjadi lebih efektif. Hal ini didukung dengan perbaikan dalam pemahaman masyarakat tentang bagaimana financial innovation timbul, mengapa terjadi kesuksesan dan kegagalan, apa manfaat dan fungsinya, faktor-faktor penentu, dan hubungannya dengan harga pasar dan asset pricing. Terlebih untuk negara sedang berkembang, financial innovation membuat pasar modal nasional akan semakin berkembang dari yang awalnya embrio menuju kedewasaan sehingga pada akhirnya meningkatkan kemakmuran negara dan menurunkan biaya modal secara nasional. Pasar semakin sempurna dan kompetitif dalam ekonomi dunia dan tingkat pertumbuhan ekonomi terpacu. Dinamika pasar keuangan menjadi berubah. Pasar keuangan berkembang dari saving financial intermediaries (bank komersial) menjadi investing pada sekuritas keuangan yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya hidup masyarakat. REFERENSI Akhavein, J., Frame, W.S., and White, L.W.; 2001; The Diffusion of Financial Innovations: An Examination of the Adaption of Small Business Credit Scoring By Large Banking Organizations; Working Paper at the Federal Reserve Bank of Philadelphia. 12 Bettz¨uge, M.O. and Hens, T.; 2000; An Evolutionary Approach to Financial Innovation; Working Paper; Institute for Empirical Research in Economics. Universit¨at Z¨urich. Switzerland. Calvet, L., Gonzalez-Eiras, M., and Sodini, P.; 2001; Financial Innovation, Market Partisipation and Asset Prices; Working paper; August. Fernandes, A.; 2005; Knowledge, Technology Adoption and Financial Innovation. Working Paper; University of Bern and Stern School of Business. Finnerty, J.D.; 1992; An overview of corporate securities innovation; Journal of Applied Corporate Finance; 4(4); pp. 23-39. Flood, M.D.; 1992; Two faces of Innovation; Working Paper; Federal Reserve Bank. Frame, W.S. and White, L.J.; 2002; Emperical Studies of Financial Innovation: Lots of Talk, Little Action? Working Paper; Federal Reserve Bank of Philadelphia‟s conference on “Innovation in Financial Services and Payments” and the 2002 Western Economic Association International meetings. Ho, N.W.; 2006; Financial Innovation and Its Impact on Central-Bank Policies; Monetary Authority of Macao; pp.82 – 94. Jacque, L.L.; 2004; Financial Innovations and the Dynamics of Emerging Capital Markets; Working Paper; Fletcher School of Law and Diplomacy; Tufts University and HEC School of Management. Knight, 1993, ………. Miller, M.H.; 1992; Financial Innovation: Achievements and Prospects; Journal of Applied Corporate Finance; 4; pp. 4-12. Miller, M.H.; 1986; Financial innovation: The last twenty years and the next; Journal Financial and Quantitative Analysis; 21(4). Pianalto, S.; 2007; Financial innovation: benefit and challenges; Presentation to the Community Development Policy Summit, Cleveland, Ohio; 22 June. Wachter, J.A.; 2006; Comment on: “Can financial innovation help to explain the reduced volatility of economic activity?”; Journal of Monetary Economics; 53; pp.151 – 154. White, L.J.; 1996; Technological change, financial innovation, and financial regulation in the U.S.: The Challenges for Public Policy; Working paper; Stern School of Business. New York Univerisity. Tufano, P.; 2002; Financial Innovation; Chapter on The Handbook of Economics of Finance; North Holland. <www.google.com/search/financial innovation.html., access on February 2008> Vanhanen, V.; 2006; Financing innovation and SMEs; Presentation on Directorate-General for Enterprise and Industry about Financing SMEs, entrepreneurs and innovators. 13