This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com PRODUKSI, KONSUMSI, HARGA DAN EKSPOR KOPI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR UTAMA DI ASIA, AMERIKA DAN EROPA Oleh : SILVIA VERONIKA SIREGAR A14303027 DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com RINGKASAN SILVIA VERONIKA SIREGAR. Produksi, Konsumsi, Harga dan Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Utama di Asia, Amerika dan Eropa. (Dibimbing BONAR M. SINAGA). Kopi merupakan salah satu komoditi subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional khususnya sebagai sumber devisa dan penyedia lapangan kerja. Sebagai sumber devisa, kontribusi nilai ekspor kopi terhadap nilai ekspor hasil pertanian dan nilai ekspor non migas selama periode 1999-2003 masing- masing sebesar 11.75 persen dan 0.70 persen. Posisi Indonesia juga cukup strategis dalam perdagangan kopi dunia, karena Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara produsen dan pengekspor kopi terbesar di dunia setelah Brazil, Colombia dan Vietnam. Tujuan ekspor kopi utama Indonesia antara lain adalah ke negara- negara anggota MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), negara kawasan Amerika khususnya negara Amerika Serikat serta negara di kawasan Asia seperti Jepang, Singapura, Korea dan Malaysia (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI, 2005). Berdasarkan data dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia hampir 90 persen pasar ekspor kopi Indonesia berada di tiga kawasan tersebut. Hal ini merupakan prospek yang cukup cerah bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan devisa negara dari ekspor kopi pada tiga kawasan tersebut. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis keragaan kopi Indonesia. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) perkembangan luas areal, produksi, produktivitas dan ekspor kopi Indonesia, (2) perkembangan ekspor kopi Indonesia ke Asia (negara tujuan ekspor utama yaitu Jepang dan Singapura), Amerika (negara tujuan ekspor utama yaitu Amerika Serikat) dan Eropa (negara tujuan ekspor utama yaitu Jerman, Inggris dan Italia), (3) faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, konsumsi dan harga domestik kopi, dan (4) faktor- faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari publikasi instansi terkait baik pemerintah maupun swasta. Periode analisis penelitian mencakup tahun 1980 sampai dengan tahun 2005 (26 tahun). Untuk menjawab tujuan pertama dan kedua digunakan analisis deskriptif dengan menggunakan metode tabulasi dan untuk menjawab tujuan ketiga dan keempat digunakan analisis model ekonometrika dalam bentuk persamaa tunggal yang diduga dengan metode OLS (Ordinary Least Square) dan diolah dengan program Minitab. Perkembangan luas areal perkebunan kopi, produksi, produktivitas, ekspor kopi Indonesia cenderung mengalami trend yang berfluktuasi, namun secara rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Begitu juga dengan perkembangan volume ekspor kopi Indonesia ke Asia (Jepang dan Singapura), Amerika (Amerika Serikat) dan Eropa (Jerman, Inggris dan Italia) cenderung mengalami fluktuasi, namun secara rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dari hasil dugaan persamaan produksi, konsumsi, harga domestik dan penawaran ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan ekspor utama di Asia (Jepang dan Singapura), Amerika (Amerika Serikat) dan Eropa (Jerman, Inggris dan Italia) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com menunjukkan bahwa semua tanda parameter sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Dari hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa tidak semua peubah penjelas yang mempengaruhi produksi, konsumsi, harga domestik dan ekspor kopi Indonesia pada negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa berpengaruh nyata. Untuk produksi kopi terdapat satu peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu produksi kopi Indonesia tahun sebelumnya (Qt-1). Untuk konsumsi kopi Indonesia terdapat satu peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu harga domestik riil kopi Indonesia. Untuk harga domestik kopi Indonesia tidak terdapat peubah penjelas yang berpengaruh nyata.Untuk ekspor kopi Indonesia ke Jepang terdapat tiga peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang (PXJPRt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct) dan GDP per kapita Jepang (YJPRt). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Singapura terdapat satu peubah pejelas yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor kopi Indonesia ke Singapura (PXSRt). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat terdapat dua peubah bebas yang berpengaruh nyata yaitu GDP per kapita Amerika Serikat (YARt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tahun sebelumnya (XAt-1). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Jerman terdapat empat peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor kopi Indonesia ke Jerman (PXJRRt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct), GDP per kapita Jerman (YJRRt) dan nilai tukar Rupiah terhadap Euro (ERJRt). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Inggris terdapat tiga peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor kopi Indonesia ke Inggris (PXINRt), nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling (ERINt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris tahun sebelumnya (XINt-1). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Italia terdapat satu peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu nilai tukar Rupiah terhadap Euro (ERITt). This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ’’PRODUKSI, KONSUMSI, HARGA DAN EKSPOR KOPI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN UTAMA EKSPOR DI ASIA, AMERIKA DAN EROPA’’ BELUM PERNAH DIAJUKAN OLEH PERGURUAN TINGGI MANAPUN UNTUK MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN. Bogor, Januari 2008 SilviaVeronika Siregar A14303027 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com PRODUKSI, KONSUMSI, HARGA DAN EKSPOR KOPI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR UTAMA DI ASIA, AMERIKA DAN EROPA Oleh : Silvia Veronika Siregar A14303027 Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Judul Skripsi : Nama Mahasiswa NRP : : Produksi, Konsumsi, Harga dan Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Utama di Asia, Amerika dan Eropa Silvia Veronika Siregar A14303027 Disetujui : Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA NIP. 130 517 561 Mengetahui : Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019 Tanggal Lulus : This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com RIWAYAT HIDUP Penulis lahir pada tanggal 20 Juli 1985 di Pematang Siantar . Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara keluarga Parlindungan Siregar dan Siti Nurmawan Rajagukguk. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD RK No.3 Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tahun 1997. Kemudian melanjutkan ke SLTPN 7 Pematang Siantar, dan lulus pada tahun 2000. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMUN 2 Pematang Siantar dan lulus pada tahun 2003. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2003 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Jurusan Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com UCAPAN TERIMA KASIH 1. Kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala karunia, berkat dan mujizat Tuhan yang selalu nyata dalam hidupku. 2. Kepada Orang tuaku tercinta, papa dan mama, serta abang dan adik. Terima kasih untuk doa dan kasih sayang yang selalu diberikan hingga saat ini. 3. Kepada Bpk. Prof. D r . I r .Bonar M. Sinaga, MA sebagai dosen pembimbing skripsi. Terima kasih untuk pengertian, dorongan, semangat dan bimbingan yang diberikan selama ini. 4. Kepada Bpk. Idqan Fahmi sebagai pembimbing akademik. 5. Kepada Dosen Penguji Utama Bapak Ir. Nindyantoro, M.SP dan Penguji Wakil Departemen Bpk Adi Hadianto, S.P. 6. Kepada AEKI (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia), Ibu Nanik d a r i Departemen Pertanian. 7. Kepada Harry, terimakasih untuk dukungan, doa dan semangat yang selalu diberikan selama penyusunan skripsi ini. 8. Kepada keluarga besar EPS’40 (khususnya Christine F. Napitupulu, Tati Herlina S, Marissa Ambarinanti) terimakasih untuk kerjasama dan dukungannya selama ini. 9. Kepada keluarga besar Wisma Rosa (khususnya Eyang, Pak Eko, Pak Iwan, Mbak Fitri, Mbak Enting, Dimi) untuk dukungan yang selalu diberikan selama penyusunan skripsi ini. 10. Kepada Mbak Ruby, Mbak Yani, Mbak Azmi, Mbak Yayan, Mbak Triana, Mbak Melia, Yudi Statistik, terimakasih untuk bantuan yang diberikan selama penyusunan skripsi ini. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ’’Produksi, Konsumsi, Harga dan Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Utama di Asia, Amerika dan Eropa’’. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Program Sarjana pada Jurusan Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini membahas tentang perkembangan produksi, konsumsi, harga domestik dan ekspor kopi Indonesia. Skripsi ini juga membahas mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi produksi, konsumsi, harga domestik dan ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa. Penulis menyadari masih terdapat keterbatasan dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pihak yang membutuhkan. Bogor, Januari 2008 SilviaVeronika Siregar A14303027 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xvii I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................................ 5 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7 1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 7 1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ......................................... 8 II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9 2.1. Sejarah Tanaman Kopi ……... …. ......................................................... 9 2.2. Komoditi Kopi di Indonesia … .............................................................. 10 2.3. Luas Areal dan Produksi Kopi Indonesia ............................................... 11 2.4. Pemasaran Kopi Indonesia ................................................................... 14 2.5. Perkembangan Harga Kopi Indonesia ................................................... 18 2.6. Ekspor Kopi Indonesia ………………………………………………... 20 2.6. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 22 III. KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................................... 26 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................ 26 3.1.2. Teori Produksi ............................................................................ 26 3.1.3. Teori Perdagangan Internasional ................................................ 27 3.1.4. Ekspor ......................................................................................... 30 3.1.5. Pembentukan Harga .................................................................... 31 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional .......................................................... 32 IV. METODE PENELITIAN ........................................................................... 34 4.1. Perumusan Model …………………………………………………….. 34 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 4.2. Metode Analisis dan Pengolahan Data .................................................. 39 4.3. Evaluasi Model ……….......................................................................... 41 4.4. Pengukuran Elastisitas ………………………………………………… 46 4.5. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 47 4.6. Defenisi Operasional ............................................................................ 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 50 5.1. Perkembangan Luas Areal, Produksi, Produktivitas dan Ekspor Kopi Indonesia ……………. .......................................................................... 50 5.1.1. Perkembangan Luas Perkebunan Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 ………………………………………… 50 5.1.2. Perkembangan Produksi Kopi Indonesia Tahun 1980-2005....... 52 5.1.3. Perkembangan ProduktivitasKopi IndonesiaTahun 1980-2005.. 55 5.1.4. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 ......... 57 5.2. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Utama di Asia (negara tujuan Singapura dan Jepang), Amerika (negara tujuan Amerika Serikat) dan Eropa (negara tujuan Jerman, Inggris dan Italia) Tahun 1980-2005 ........................................................................ 60 5.2.1. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang ...................... 60 5.2.2. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura ................. 62 5.2.3. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat ....... 64 5.2.4. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman ...................... 66 5.2.5. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris ...................... 68 5.2.6. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Italia ......................... 70 5.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi, Konsumsi dan Harga Domestik Kopi Indonesia Tahun 1985-200 ………………………….. 72 5.3.1. Produksi Kopi Indonesia ............................................................. 72 5.3.2. Konsumsi Kopi Indonesia ........................................................... 76 5.3.3. Harga Domestik Kopi Indonesia ................................................. 79 5.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Utama di Asia, Amerika dan Eropa ............................. 82 5.4.1. Ekspor ke Jepang ........................................................................ 82 5.4.2. Ekspor ke Singapura ................................................................... 89 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 5.4.3. Ekspor ke Amerika Serikat ........................................................ 95 5.4.4. Ekspor ke Jerman .......................................................................102 5.4.5. Ekspor ke Inggris .......................................................................107 5.4.6. Ekspor ke Italia ...........................................................................112 VI. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................119 6.1. Kesimpulan ……………. ......................................................................119 6.2. Saran Kebijakan…………………..........................................................120 6.3. Saran Penelitian ……….. .......................................................................121 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................122 LAMPIRAN ...................................................................................................124 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Nilai Penerimaan Devisa dari Subsektor Perkebunan Tahun 1995-2005 ...................................................................................... 2 2. Kontribusi Ekspor Kopi terhadap Penerimaan Devisa Subsektor Perkebunan dan Sektor Pertanian Indonesia Tahun 1995-2005 ................ 3 3. Perkembangan Produksi dan Ekspor Kopi Dunia Tahun 2002 ................ 3 4. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia Menurut Beberapa Negara Tujuan Tahun 1998-2000 ………………………………………. 4 5. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Kopi Menurut Jenis Tahun 1999-2005 ..................................................................................14 6. Perkembangan Harga Kopi Robusta dan Arabika di Pasar Domestik Indonesia Tahun 1992-2000 ……………………………………………20 7. Luas Areal Perkebunan Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2005 ................................................................51 8. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2005 ...............................................................54 9. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2005 ............................................................... 56 10. Perkembangan Ekspor Total Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 .............58 11. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang Tahun 1980-2005 … .................................................................................61 12. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura Tahun 1980-2005 …................................................................................. 63 13. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1983-2005 ….................................................................................65 14. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman Tahun 1980-2005 …................................................................................. 68 15. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris Tahun 1980-2005 …................................................................................. 70 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 16. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Italia Tahun 1980-2005 ….................................................................................71 17. Hasil Dugaan Persamaan Produksi Kopi Indonesia Tahun 1985-2005 ..................................................................................73 18. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Produksi Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 ..................73 19. Hasil Dugaan Persamaan Konsumsi Kopi Indonesia Tahun 1985-2005 ..................................................................................77 20. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Konsumsi Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 .................77 21. Hasil Dugaan Persamaan Harga Domestik Kopi Indonesia Tahun 1985-2005 … ..................................................................................79 22. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Harga Domestik Kopi Indonesia Tahun 1980-2005........80 23. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang Tahun 1980-2005 ….................................................................................83 24. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang Tahun 1980-2005 .....84 25. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura Tahun 1980-2005 ….................................................................................89 26. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura Tahun 1980-2005 …………..................................................................................90 27. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1980-2005...........................................................................97 28. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1980-2005 …….. ….................................................................................97 29. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman Tahun 1980-2005 ……………………………………………………..103 30. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman Tahun 1980-2005...103 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 31. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris Tahun 1980-2005 ………………………………………………………108 32. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris Tahun 1980-2005... 108 33. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Italia Tahun 1980-2005 …………………………………………………..….113 34. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Italia Tahun 1980-2005 …..114 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Bagan Pemasaran Biji Kopi dan Produk Olahan Indonesia ……… … 15 2. Saluran Pemasaran Kopi di Luar Negeri …………………………….. 17 3. Terjadinya Perdagangan Internasional ……………………………… 28 4. Bagan Kerangka Berpikir ……………………………………………. 33 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 .............................................................. 125 2. Produksi Perkebunan Kopi Seluruh Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2005 ..................................................... 126 3. Luas Areal Perkebunan Kopi Seluruh Indonesia Menurut Propinsi dan Status Pengusahaan Tahun 2004 .................................................. 127 4. Produksi Perkebunan Kopi Seluruh Indonesia Menurut Propinsi dan Status Pengusahaan Tahun 2004 .................................................... 128 5. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 ............................................................................. 129 6. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Utama Ekspor Kopi Indonesia di Asia Tahun 1980-2005 ................................ 130 7. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Utama Ekspor Kopi Indonesia Di Amerika Tahun 1980-2005 ........................ 131 8. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Utama Ekspor Kopi Indonesia di Eropa Tahun 1980-2005 .............................. 132 9. GDP Negara Tujuan Utama Ekspor Kopi Indonesia di Asia, Amerika dan Eropa Tahun 1980-2005 ………….................................. 133 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Negara Tujuan Utama Ekspor Kopi Indonesia di Asia, Amerika dan Eropa Tahun 1980- 2005 ………………………… .................................................... 134 11. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Jepang ................................. 135 12. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Singapura ............................ 136 13. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Amerika Serikat .................. 137 14. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Jerman................................. 138 15. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Inggris ................................. 139 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 16. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Italia .................................... 140 17. Sumber Perolehan Data-Data Penelitian ............................................... 141 18. Hasil Regresi Produksi Kopi Indonesia ................................................ 142 19. Hasil Regresi Konsumsi Kopi Indonesia .............................................. 143 20. Hasil Regresi Harga Domestik Kopi Indonesia .................................... 144 21. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang .................................. 145 22. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura ............................. 146 23. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat ................... 147 24. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman ................................. 148 25. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris .................................. 149 26. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Italia ..................................... 150 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi besar dalam produksi komoditi yang bersumber dari kekayaan alam, khususnya sektor pertanian yang merupakan tulang punggung pembangunan perekonomian. Salah satu subsektor pertanian yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional adalah subsektor perkebunan. Nilai ekspor komoditas subsektor perkebunan yang selalu jauh lebih tinggi dari nilai impor merupakan andalan sektor pertanian untuk menutupi devisa yang dikeluarkan untuk biaya impor komoditas pertanian lainnya, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun peternakan (Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2005). Kopi merupakan salah satu komoditi dari subsektor perkebunan yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional khususnya sebagai sumber devisa, penyedia lapangan kerja dan sebagai sumber pendapatan bagi petani maupun bagi pelaku ekonomi lainnya yang terlibat dalam budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil kopi, terutama di daerah-daerah sentra produksi kopi seperti Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara dan Jawa Timur (Turnip, 2002). Menurut Badan Pusat Statistik, bahwa pada tahun 2000 perkebunan kopi mampu menyerap tenaga kerja 16 juta orang, mulai dari produksi, pengolahan hingga pemasaran komoditi kopi. Kondisi ini diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang (Lubis, 2002). This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Posisi komoditi kopi dalam penerimaan devisa negara dari subsektor perkebunan berada dalam posisi keempat setelah kelapa sawit, karet dan kakao (Tabel 1). Tabel 1. Nilai Penerimaan Devisa dari Subsektor Perkebunan, Tahun 1995-2005 Tahun Kelapa Sawit Juta USD 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005* % Karet Juta USD Kakao % Juta USD % Total Nilai Penerimaan Devisa dari Subsektor Perkebunan Juta USD 0.13 0.13 0.10 0.14 0.11 0.08 0.06 0.04 0.04 0.04 0.05 0.08 4 183 4 658 5 180 4 079 4 092 3 887 3 148 5 024 5 771 7 811 9 674 5 227.91 Kopi % Juta USD 935 0.22 1 810 0.43 306 0.07 554 1 061 0.23 1 918 0.41 300 0.06 595 1 740 0.34 1 493 0.29 420 0.08 511 942 0.23 1 101 0.27 503 0.12 584 1 463 0.36 849 0.21 423 0.10 467 1 328 0.34 889 0.23 342 0.09 319 1 227 0.39 786 0.25 288 0.09 188 2 350 0.47 1 038 0.21 701 0.14 224 2 721 0.47 1 485 0.26 624 0.11 259 3 954 0.51 2 161 0.28 547 0.07 294 3 759 0.39 2 398 0.25 581 0.06 443 Rata-rata 1 952.73 0.36 1 448.00 0.28 457.73 0.09 403.45 Sumber : Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2005 * : Data sampai Bulan Juni 2005 Perkebunan kopi di Indonesia dikelola dalam tiga bentuk pengusahaan yaitu Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta. Produksi kopi di Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh Perkebunan Rakyat, yaitu rata-rata sekitar 96 persen dari total produksi dan sisanya dihasilkan oleh Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta (Lampiran 1). Sebagai penghasil devisa, kontribusi nilai ekspor kopi cukup besar, yaitu sebesar 739.7 Juta Dollar Amerika per tahun selama periode 1995-2005 atau 0.08 persen dari nilai ekspor subsektor perkebunan dan 0.08 persen dari nilai ekspor sektor pertanian (Tabel 2). Namun dilihat dari perkembangannya, kontribusi nilai ekspor kopi cenderung berkurang. Sumbangan ekspor kopi Indonesia selama periode 1995-1999 yaitu rata-rata 545 Juta Dollar Amerika per tahun atau 17.57 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com persen terhadap nilai ekspor hasil pertanian dan 1.41 persen terhadap nilai ekspor non migas (Turnip, 2002). Tabel 2. Kontribusi Ekspor Kopi terhadap Penerimaan Devisa Subsektor Perkebunan dan Sektor Pertanian Indonesia, Tahun 1995-2005 Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005* Rata-rata Kopi Nilai Ekspor (Juta USD) Perkebunan 554 595 511 584 467 319 188 224 259 294 443 739.7 4 183 4 658 5 180 4 079 4 092 3 887 3 148 5 024 5 771 7 811 9 674 5 227.9 Pertanian 4 607.5 5 194.3 5 549.9 4 468.4 4 696.6 4 500.3 3 696.6 5 518.3 6 417.5 8 544.0 10 564.0 5 796.1 Pangsa Ekspor Kopi terhadap Penerimaan Devisa (%) Perkebunan Pertanian 0.13 0.13 0.10 0.11 0.14 0.08 0.06 0.04 0.04 0.04 0.05 0.08 0.12 0.11 0.09 0.13 0.10 0.07 0.05 0.04 0.04 0.03 0.04 0.08 Sumber: Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2005 * : Data sampai Bulan Juni 2005 Posisi Indonesia juga cukup strategis dalam perdagangan kopi dunia, karena Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara produsen dan pengekspor kopi terbesar di dunia (Tabel 3). Tabel 3. Perkembangan Produksi dan Ekspor Kopi di Dunia, Tahun 2002 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Negara Brazil Colombia Vietnam Indonesia India Guatemala Mexico Ethiopia Uganda Peru Lain-lain Produksi (Ribu Ton) 48 480 11 889 11 555 6 785 4 683 4 070 4 000 3 693 2 900 2 900 10 103 Sumber: Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), 2005 Ekspor (Ribu Ton) 23 809 10 625 11966 5 173 3 441 3 330 2 893 1 939 3 153 2 638 6 567 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Tabel 4. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia Menurut Negara Tujuan, Tahun 2001-2005 (Ribu Ton) Tahun No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Negara Tujuan Jepang Singapura Amerika Serikat Belgia Inggris Perancis Belanda Italia Denmark Jerman Maroko Aljazair Lainnya 2001 50.8 16.9 36.8 3.4 3.9 0.1 2.8 7.6 1.2 18.5 2.6 1.0 58.6 2002 47.5 10.8 43.0 4.5 5.3 1.7 2.9 9.0 1.1 28.8 3.4 1.5 54.0 2003 44.9 8.8 48.1 8.4 7.6 4.2 8.7 17.8 1.0 37.5 3.9 3.0 62.3 2004 55.6 6.7 72.5 6.2 6.8 1.6 2.5 15.3 1.2 37.5 4.5 8.4 54.7 2005 64.3 8.2 136.6 13.6 15.4 3.5 3.6 27.7 0.9 78.2 4.4 17.4 111.9 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2005 Tujuan ekspor kopi utama Indonesia antara lain adalah ke negara- negara anggota MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), negara kawasan Amerika khususnya negara Amerika Serikat serta negara di kawasan Asia seperti Jepang, Singapura, Korea, dan Malaysia (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), 2005). Perkembangan ekspor kopi Indonesia menurut negara tujuan periode 2001-2005 dapat dilihat pada Tabel 4. Jika kita mengamati perkembangan ekspor kopi Indonesia dari Tabel 4, negara-negara dari kawasan Asia, Amerika dan Eropa merupakan negara- negara yang sangat potensial untuk ekspor kopi Indonesia. Berdasarkan data dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia hampir 90 persen pasar ekspor kopi Indonesia berada di tiga kawasan tersebut. Hal ini merupakan prospek yang cukup cerah bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan devisa negara dari ekspor kopi pada tiga kawasan tersebut. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 1.2. Perumusan Masalah Kopi merupakan salah satu bahan minuman masyarakat di seluruh dunia, yang dikonsumsi baik di negara-negara produsen maupun di negara- negara importir. Dari perbandingan jumlah produksi dan ekspor impor kopi di seluruh dunia diperoleh gambaran bahwa sebagian besar hasil kopi dunia dikonsumsi di luar wilayah produsen (Turnip, 2002). Produksi kopi Indonesia tahun 2002 misalnya, sekitar 76 persen dari produksi ditujukan untuk ekspor dan sisanya digunakan untuk kebutuhan domestik (Tabel 3). Kondisi ini menunjukkan bahwa produksi kopi Indonesia sebagian besar untuk tujuan ekspor ke luar negeri. Selain itu, kopi memegang peranan penting sebagai sumber devisa negara melalui kegiatan ekspor kopi. Namun dilihat dari perkembangannya, kontribusi ekspor kopi Indonesia terhadap penerimaan devisa pada subsektor perkebunan dan sektor pertanian cenderung menurun. Hal ini terlihat pada tahun 1995 kontribusi ekspor kopi terhadap subsektor perkebunan dan sektor pertanian masing- masing sebesar 0.13 persen dan 0.12 persen dan pada tahun 2005 menurun menjadi 0.05 persen dan 0.04 persen (Tabel 2). Penurunan kontribusi ekspor kopi terhadap penerimaan devisa ini disebabkan beberapa faktor seperti dari sisi penawaran, peraturan untuk masuk ke beberapa negara importir yang semakin ketat, peningkatan produksi negara-negara produsen kopi yang mengakibatkan terjadi overproduksi yang mengakibatkan turunnya harga kopi dunia. Selain itu munculnya negara pesaing seperti Vietnam yang memiliki kebun kopi relatif muda dan produktivitas yang tinggi (Tjitroresmi, 2005). Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan perkebunan kopi Indonesia yang sebagian besar produksi dari perkebunan rakyat yang penanamannya masih secara This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com tradisional, dengan pengelolaan budidaya dan penanganan pasca panen masih kurang memadai yang pada akhirnya menghasilkan kualitas kopi yang rendah jika dibandingkan negara produsen kopi lainnya. Dengan demikian dari sisi permintaan, permintaan akan kopi Indonesia di pasar dunia juga berkurang karena para konsumen dunia juga memperhatikan kualitas kopi yang akan dibelinya. Hal ini menyebabkan harga kopi Indonesia lebih rendah jika dibandingkan harga kopi dari negara produsen kopi lain. Sehingga peningkatan volume kopi Indonesia tidak diikuti dengan peningkatan harga ekspor kopi Indonesia. Pada Lampiran 5 menunjukkan walaupun terjadi peningkatan volume kopi Indonesia tetapi harga ekspor kopi Indonesia mengalami penurunan. Hal ini pada akhirnya menyebabkan penurunan penerimaan devisa dari komoditas kopi. Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor kopi di dunia, dapat saja mengalami perkembangan ekspor yang fluktuatif dari tahun ke tahun akibat adanya penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran yang kurang baik selain adanya pengaruh dari fluktuasi harga kopi dunia dan stok kopi dunia. Dengan demikian peningkatan produksi kopi untuk ekspor tidak hanya mencakup segi kuantitas, tetapi juga dari segi kualitas sehingga perkembangan ekspor kopi Indonesia di pasar internasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan kondisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu: 1. Bagaimana perkembangan luas areal, produksi, produktivitas dan ekspor kopi Indonesia ? 2. Bagaimana perkembangan ekspor kopi Indonesia ke Asia (negara tujuan ekspor utama yaitu Jepang dan Singapura), Amerika (negara tujuan ekspor This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com utama yaitu Amerika Serikat) dan Eropa (negara tujuan ekspor utama yaitu Jerman, Inggris dan Italia) ? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi, konsumsi, harga domestik kopi Indonesia? 4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa ? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian adalah menganalisis : 1. Perkembangan luas areal, produksi, produktivitas dan ekspor kopi Indonesia. 2. Perkembangan ekspor kopi Indonesia ke Asia (negara tujuan ekspor utama yaitu Jepang dan Singapura), Amerika (negara tujuan ekspor utama yaitu Amerika Serikat) dan Eropa (negara tujuan ekspor utama yaitu Jerman, Inggris dan Italia). 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, konsumsi, harga domestik kopi Indonesia. 4. Faktor- faktor yang mempengaruhi ekspor kopi di Indonesia ke negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa. 1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Pengambil Kebijakan Ekonomi, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan menentukan kebijakan dalam pengembangan produksi, konsumsi dan ekspor kopi Indonesia di masa yang akan datang. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 2. Kalangan akademik dan umum, dapat menambah wawasan dan referensi yang perlu untuk dipelajari lebih lanjut sebagai pengetahuan yang penting dalam perekonomian khususnya mengenai kopi. 1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai produksi, konsumsi, harga domestik dan ekspor kopi Indonesa ke negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa. Dalam penelitian ini membahas mengenai komoditi kopi secara umum, tidak secara khusus kopi jenis Robusta atau Arabika. Dengan keterbatasan data, maka penelitian dibatasi menggunakan data periode 1980-2005. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Kopi Kopi berasal dari dataran tinggi Ethiopia pada abad 9. Dari Ethiopia kemudian menyebar ke Mesir dan Yaman dan pada abad 15 menyebar lebih luas ke Persia, Turki dan Afrika Utara.1 Pada tahun 1511, karena efek yang ditimbulkan maka para imam konservatif dan ortodoks melarang untuk mengkonsumsi kopi. Pada tahun 1524, karena popularitas komoditas kopi ini maka larangan tersebut dihilangkan oleh Sultan Selim I dari Kesultanan Utsmaniyah Turki. Pada abad 17 kopi mulai menyebar ke Benua Eropa (Kanisius, 2005). Komoditas kopi merupakan spesies tanaman berbentuk pohon kecil yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Di seluruh dunia kini terdapat sekitar 4 500 jenis kopi yang dapat dibagi dalam empat kelompok besar, yaitu: (1) Coffea Canephora, yang salah satu jenis varietasnya menghasilkan kopi dagang Robusta, (2) Coffea Arabica menghasilkan kopi dagang Arabika, (3) Coffea Excelsa menghasilkan kopi dagang Excelsa, dan (4) Coffea Liberica menghasilkan kopi dagang Liberika. Tanaman kopi tumbuh tegak, bercabang, bila dibiarkan dapat tumbuh mencapai tinggi hingga 12 meter, memiliki daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan mempunyai sistem percabangan yang berbeda dengan tanaman lain (Siswoputranto, 1993). 1 http//www.wikipedia.org This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Genus Coffea merupakan salah satu genus penting yang mempunyai nilai ekonomi dan dikembangkan secara komersial, terutama Coffea Arabica (Kopi Arabika), Coffea Canephora dengan varietas Robusta (Kopi Robusta) dan Coffea Liberica (Kopi Liberika) (Turnip, 2002). 2.2. Komoditi Kopi di Indonesia Tanaman kopi sudah diusahakan sejak masa penjajahan Belanda yaitu pada tahun 1669 dengan jenis kopi Arabika. Namun tanaman kopi baru berhasil dibudidayakan pada tahun 1699, setelah Belanda menduduki Pulau Jawa. Dari Pulau Jawa kopi menyebar ke Pulau Sumatera, Sulawesi, Bali dan Timor. Sejak itulah tanaman kopi mulai berkembang dan diusahakan dalam perkebunan besar maupun perkebunan rakyat (Spillane, 1990). Kopi jenis Arabika merupakan jenis kopi yang pertama kali dibudidayakan di Indonesia. Kopi jenis ini menjadi andalan ekspor pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama Kopi Jawa atau Java Coffee. Setelah hampir 100 tahun Java Coffee menjadi andalan ekspor pemerintah Belanda, pasca tahun 1876 terjadi penurunan produksi kopi jenis Arabika akibat serangan penyakit jamur Hemileia Vastratix B. Akibat penyakit ini, produksi kopi menurun sebesar lebih dari 60 persen. Untuk mengantisipasi kekurangan produksi kopi, maka sejak tahun 1900 pemerintah Belanda membudidayakan kopi jenis Robusta setelah sebelumnya gagal membudidayakan kopi jenis Liberika. Kopi jenis Robusta yang relatif tahan penyakit kemudian berkembang hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Pada pasca perang dunia kedua, Indonesia dikenal sebagai penghasil kopi terbesar ketiga dunia, setelah Brazil dan Kolombia (Lubis, 2002). This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Kopi jenis Robusta ditanam hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan daerah sentra produksi di pulau Sumatera adalah Sumatera Selatan, Lampung dan Sumatera Utara, sedangkan di pulau Jawa berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Turnip, 2002). Kopi jenis Arabika masih dibudidayakan tetapi ditanam hanya di wilayah tertentu saja yang dianggap memenuhi persyaratan tumbuh kopi jenis Arabika yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sulawesi Selatan, Bali dan Jawa Timur (Sihotang, 1996). 2.3. Luas Areal dan Produksi Kopi Indonesia Perkebunan kopi di Indonesia dikelola dalam tiga bentuk pengusahaan yaitu Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta. Dari seluruh luas areal perkebunan kopi Indonesia, 93.07 persen luas areal perkebunan kopi dimiliki oleh Perkebunan Rakyat, sedangkan sisanya oleh Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta masing- masing sebesar 3.93 persen dan 3.62 persen. Jenis kopi yang ditanam oleh Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta meliputi dua jenis kopi, yaitu kopi jenis Robusta sebesar 93 persen dan kopi jenis Arabika sebesar 3 persen (Lubis, 2002). Pengenalan kopi jenis Robusta sejak tahun 1900 di Indonesia berdampak pada peningkatan hasil produksi. Kopi jenis ini tahan penyakit, keras dan memberi hasil yang tinggi. Walaupun kopi jenis Robusta memperoleh harga yang lebih rendah dari kopi jenis Arabika, namun adanya pertumbuhan permintaan dunia akan kopi jenis ini berdampak pada permintaan kopi jenis Robusta. Pada tahun 1930 luas areal perkebunan kopi meningkat mencapai 130 300 hektar dan produksi kopi keseluruhan meningkat sepanjang tahun 1930. Kemudian, This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com penurunan harga kopi pada tahun 1932 berdampak pada pengurangan luas penanaman kopi sebesar 96 100 hektar (Spillane, 1990). Pada tahun 1940 peranan perkebunan besar lebih menonjol dibandingkan dengan perkebunan rakyat, menghasilkan sekitar 69 persen dari seluruh nilai ekspor kopi Indonesia. Namun pada periode selanjutnya, areal perkebunan besar merosot hampir seperempat dari luas areal sebelumnya. Sementara itu, luas areal dan produksi perkebunan rakyat terus berkembang (Siswoputranto, 1993). Hal ini menunjukkan adanya biaya yang berbeda-beda menurut masing- masing perkebunan. Perkebunan rakyat dengan biaya produksi yang rendah dan tenaga kerja yang dari keluarga sendiri lebih menguntungkan dibandingkan dengan perkebunan besar dengan biaya produksi tinggi dan lebih bergantung pada buruh upahan (Spillane, 1990). Pada tahun 1955, luas areal perkebunan rakyat mencapai 148 000 hektar dan perkebunan besar mencapai 47 100 hektar. Produksi perkebunan rakyat mencapai 47 300 ton dan produksi perkebunan besar hanya menghasilkan 15 200 ton. Pada periode tahun 1961-1970, luas areal perkebunan rakyat semakin meningkat, yang diikuti dengan peningkatan produksi dari perkebunan rakyat (Spillane, 1990). Pada tahun 1980 luas areal Perkebunan Rakyat sebesar 663 601 hektar dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 1 202 392 hektar. Sedangkan Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta tidak banyak mengalami perubahan luas areal masing- masing sebesar 20 925 hektar dan 22 938 hektar pada tahun 1980 dan hanya meningkat menjadi 26 641 hektar dan 26 239 hektar pada tahun 2005 (Lampiran 1). Perkembangan luas areal pada Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta yang cenderung tidak banyak mengalami This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com perubahan disebabkan adanya kebijakan pemerintah Indonesia untuk membatasi perluasan areal, khususnya untuk Perkebunan Besar guna mencegah terjadi surplus produksi. Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta hanya boleh memperbaiki tanaman yang rusak dan melakukan peremajaan tanaman kopi ( Retnandari dan Tjokrowinoto, 1991 dalam Sihotang, 1996). Areal perkebunan kopi tersebar di seluruh wilayah Negara Indonesia. Areal perkebunan kopi yang paling luas pada tahun 2004 terletak di Propinsi Sumatera Selatan seluas 272 542 hektar dan yang tidak mempunyai wilayah perkebunan kopi sama sekali adalah Propinsi DKI Jakarta (Lampiran 3). Produksi kopi di Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh Perkebunan Rakyat, yaitu rata-rata sekitar 96 persen dari total produksi dan sisanya dihasilkan oleh Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta (Lampiran 1). Produksi kopi dari Perkebunan Rakyat pada tahun 1980 adalah sebesar 276 295 ton dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 615 556 ton. Sedangkan produksi kopi dari Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta pada tahun 1980 masing- masing sebesar 13 212 ton dan 5 466 ton dan pada tahun 2005 hanya meningkat menjadi 17 034 ton dan 7 775 ton (Lampiran 2). Produksi kopi terbesar pada tahun 2004 berasal dari Propinsi Sumatera Selatan sebesar 144 162 ton (Lampiran 4). Hampir seluruh luas areal tanaman kopi yang diusahakan adalah kopi jenis Robusta. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 1999 dari seluruh luas areal tanaman kopi (1 127 277 hektar) sekitar 89.9 persen ditanami oleh kopi jenis Robusta dan hanya sekitar 10.1 persen ditanami oleh kopi jenis Arabika. Pada tahun 2005, dari seluruh luas areal tanaman kopi (1 302 043 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com hektar) luas areal yang ditanami oleh kopi jenis Robusta meningkat menjadi sekitar 91.5 persen dari total luas areal perkebunan kopi (Tabel 4). Tabel 5. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Berdasarkan Jenis, Tahun 1999-2005 Kopi Arabika Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005* Luas Areal (Ha) 113 407 107 465 82 807 91 293 99 393 110 416 110 486 Kopi Robusta Produksi Luas Areal (Ton) (Ha) 72 766 42 988 23 071 25 116 43 356 46 985 47 030 Kopi 1 013 870 1 153 222 1 230 576 1 280 891 1 195 495 1 190 377 1 191 557 Indonesia Jumlah Produksi LuasAreal (Ton) (Ha) Produksi (Ton) 458 923 511 586 546 163 656 963 628 273 627 553 627 821 531 689 554 574 569 234 682 079 671 629 674 538 674 851 1 127 277 1 260 687 1 313 383 1 372 184 1 294 888 1 300 793 1 302 043 *) Estimasi Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2006 2.4. Pemasaran Kopi Indonesia Kopi di Indonesia dihasilkan oleh perkebunan kopi milik rakyat dan perkebunan-perkebunan yang tersebar di berbagai propinsi wilayah Indonesia. Keadaan demikian menimbulkan jaringan tataniaga yang beragam untuk menampung dan menyalurkan produksi kopi setiap tahunnya. Tataniaga kopi merupakan mata rantai kegiatan yang panjang dari jutaan petani dan pekebunpekebun kopi dan perusahaan-perusahaan eksportir (Turnip, 2002). Gambaran umum pola tataniaga kopi rakyat di beberapa propinsi penghasil kopi ditandai dengan berperannya pedagang pengumpul, pedagang lokal dan pedagang eksportir. Kebun-kebun kopi rakyat yang umumnya terletak di tempattempat yang jauh dari kota-kota pelabuhan dan umumnya masih dengan kondisi jalan yang kurang baik. Oleh karena itu, tumbuh pedagang desa yang mempunyai tengkulak-tengkulak yang datang ke desa untuk mengumpulkan biji kopi hasil perkebunan rakyat melalui pasar-pasar desa (Siswoputranto, 1993). This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com PETANI KOPI TENGKULAK PERKEBUNAN KOPI PEMILIK HULLER PEDAGANG PENGUMPUL DESA PEDAGANG PENGUMPUL KECAMATAN PEDAGANG PENGUMPUL KABUPATEN AGEN PROPINSI EKSPORTIR INDUSTRI KOPI PASAR DOMESTIK EKSPOR Gambar 1: Bagan Pemasaran Biji Kopi dan Produk Olahan Indonesia Sumber : Diadaptasi dari Siswoputranto (1993) Fungsi pedagang pengumpul yang terdiri dari pedagang di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten adalah melayani permintaan pedagang-pedagang eksportir. Kopi dibeli dari petani-petani yang datang pada hari- hari pasar atau dengan cara pembelian langsung di rumah-rumah petani di desa. Kopi yang dikumpulkan umumnya terdiri dari kopi asalan yang kemudian diangkut untuk disetorkan ke pedagang eksportir (Gambar1). Di beberapa daerah, pemilik mesin pengupas kopi (huller) berfungsi sebagai pedagang pengumpul di tingkat desa. Pedagang pengumpul biasanya memiliki hubungan khusus dengan petani kopi, dalam hal pemberian pinjaman uang pada masa-masa paceklik atau untuk This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com kepentingan mendadak dan juga hubungan antara pedagang pengumpul dengan pedagang eksportir dalam hal pemberian modal. Perkebunan-perkebunan besar mengusahakan pengolahan biji kopi secara cermat untuk menghasilkan biji kopi yang bermutu baik. Untuk kepentingan ini, maka dibangun fasilitas pengolahan biji kopi dengan peralatan lengkap untuk fermentasi dan pencucian serta pengeringan biji kopi. Bangunan ini dilengkapi juga dengan fasilitas untuk sortasi biji kopi, baik secara manual oleh tenaga manusia maupun secara teknologi dengan mesin- mesin sortasi yang bekerja secara elektronik (Siswoputranto, 1993). Pemasaran hasil dilakukan oleh perkebunan sendiri, yang memiliki unit khusus untuk pemasaran ekspor maupun untuk lokal. Perkebunan-perkebunan ini umumnya mempunyai dan membina hubungan baik dengan pihak-pihak pembeli dari luar negeri. Perkembangan pasar luar negeri diikuti secara terus menerus, baik mengenai laju perkembangan harga maupun perkembangan produksi kopi di berbagai negara. Distribusi kopi tidak berhenti di pedagang eksportir tapi diteruskan ke perusahaan-perusahaan pengolahan kopi (roaster) melalui importir dan akhirnya melalui pedagang pengecer sampai ke konsumen. Kopi yang dijual melalui pusatpusat pasar komoditas umumnya sampai ke perusahaan-perusahaan atau pabrikpabrik pengolahan kopi melalui perantaraan agen atau broker. Agen inilah yang banyak berhubungan dengan pedagang perantara di negara-negara impor serta mengetahui sumber-sumber kopi yang baik di berbagai negara produsen. Melalui agen tersebut, perusahaan dan pabrik pengolahan kopi dapat terjamin dalam This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com memperoleh kopi dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhannya (Gambar 2). EKSPORTIR IMPORTIR BROKER ROASTER PENGECER Gambar 2. Saluran Pemasaran Kopi di Luar Negeri Sumber : Diadaptasi dari Spillane (1990) Pada umumnya kopi dijual dengan sistem harga yang disebut free on board (FOB), tetapi beberapa organisasi perdagangan menjual dengan sistem harga cost insurance and freight (CIF). Selain penjualan seperti diatas, masih dilaksanakan pula penjualan secara konsinyasi. Kopi dikirim ke negara-negara impor, walaupun belum ada pembelinya. Kopi ini baru ditawarkan dan dilaksanakan penjualannya setelah sampai di negara impor. Beberapa negara termasuk Indonesia melakukan penjualan kopi di negaranegara masing- masing. Pihak-pihak importir membeli langsung dari perusahaanperusahaan perkebunan atau perusahaan-perusahaan eksportir, yang selanjutnya diurus oleh pihak pembeli. Ada juga yang menawarkan kopi melalui pusat-pusat pasaran komoditi, terutama melalui Coffee and Sugar Exchange di New York, Terminal Market di London,di Paris, Los Angeles. Di pusat pasaran kopi inilah bertemu para broker, baik yang mewakili perusahaan-perusahaan penjualan yang ada di banyak negara produsen maupun perusahaan-perusahaan impor. 2.5. Perkembangan Harga Kopi Indonesia Komoditas kopi merupakan salah satu komoditas yang harganya fluktuatif. Harga internasional yang fluktuatif sangat berpengaruh pada harga domestik kopi Indonesia. Hal ini disebabkan produksi kopi Indonesia yang sebagian besar This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com ditujukan untuk ekspor. Fluktuasi harga internasional terutama berkaitan dengan kebijakan yang diambil ICO dari sisi produksi, terutama produksi kopi di Brazil. Sebagai contoh, karena frost di Brazil dan gangguan iklim di Columbia pada tahun 1976, harga kopi meningkat tajam. Kemudian, ICO mengontrol harga namun kurang berhasil sehingga harga kopi cenderung menurun dan tidak stabil sampai dengan tahun 1982 (Akiyama, 1994). Kemarau panjang di Cote d’Ivoire pada tahun 1983 sempat meningkatkan harga kopi pada tahun tersebut, namun turun kembali sebagai akibat belum seimbangnya antara penawaran dan permintaan. Tahun 1985 harga kembali meningkat sebagai akibat kemarau panjang di Brazil. Pada periode 1986-1989, harga kopi terus menurun. Pada tahun 1989, harga kopi Arabika dan Robusta masing- masing hanya USD 0.85 dan USD 0.52 per kg. Kecenderungan harga yang terus menurun menunjukkan bahwa ICO tidak lagi efektif dalam mengontrol harga kopi dunia. Oleh sebab itu, sejak tahun 1988 ICO tidak lagi mengintervensi harga kopi. Dengan stok yang menumpuk, harga kopi terus menurun pada titik terendah yaitu USD 0.64 dan USD 0.42 masing- masing untuk kopi Arabika dan Robusta (Boye and Lord, 1994). Tabel 6 menunjukkan perkembangan harga kopi Indonesia di pasar domestik untuk jenis Robusta, karena jenis kopi ini merupakan jenis kopi Indonesia yang paling banyak diekspor ke luar negeri dan untuk jenis Arabika. Harga kopi jenis Robusta dan Arabika mengalami peningkatan dari 1 889 Rupiah pada tahun 1993 menjadi 4 295 Rupiah pada tahun 1994 (Tabel 6). Peningkatan harga kopi Indonesia pada tahun 1994 disebabkan adanya peningkatan kembali harga kopi dunia. Sejak tahun 1988 pasar kopi dunia tidak This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com lagi dikendalikan oleh ICO. Pelepasan stok kopi dunia tahun sebelumnya menyebabkan harga kopi menurun tajam dan mencapai titik terendah pada tahun 1992. Mengingat harga terus menurun, ICO kembali memperbarui perjanjiannya guna mengontrol harga kopi. Kebijakan yang diintroduksikan adalah menggunakan universal kuota, pemisahan antara kuota Arabika dan Robusta, serta pengaturan stok. Kebijakan ini cukup efektif untuk meningkatkan harga kopi. Kenaikan harga tersebut berhubungan pula dengan penurunan produksi yang dialami Brazil sebagai akibat sering terjadinya frost. Dengan adanya perjanjian baru tersebut harga kopi dunia mulai mengalami peningkatan sejak tahun 1993. Peningkatan harga dunia berpengaruh pada peningkatan harga kopi Indonesia dalam negeri. Adanya peningkatan harga kopi Indonesia kembali mendatangkan investasi- investasi baru di sektor industri kopi dan meningkatkan kembali penggunaan input, tenaga kerja maupun pemeliharaan tanaman kopi. Tabel 5. Perkembangan Harga Kopi Robusta dan Arabika di Pasar Domestik Indonesia,Tahun 1992-2000 Tahun Harga Kopi Robusta Harga Kopi Arabika (Rp/Kg) (Rp/Kg) 1992 1 409 5 033 1993 1 889 6 345 1994 4 295 7 115 1995 4 768 7 261 1996 4 308 7 357 1997 4 738 12 333 1998 12 321 21 410 1999 13 439 14 950 2000 8 800 13 197 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2006 2.6. Ekspor Kopi Indonesia This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Ekspor kopi diatur oleh peraturan-peraturan dari Organisasi Kopi Internasional (International Coffee Organization). Pelaksanaan ekspor kopi oleh Indonesia, sebagai salah satu produsen dan pengekspor kopi anggota ICO juga berdasarkan pada peraturan-peraturan dari ICO. Disamping peraturan-peraturan dari ICO, kegiatan ekspor kopi Indonesia juga diatur melalui Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 04/ KP/ I/ 78 tanggal 4 Januari 1978 (Suryono, 1991). Kuota ekspor kopi yang diperoleh dari ICO dibagikan kepada eksportir kopi yang telah terdaftar di wilayah-wilayah penghasil kopi di seluruh Indonesia berdasarkan surat keputusan dari Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Distribusi jatah ekspor kepada para eksportir kopi yang telah terdaftar diatur dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 85/KP/ III/ 86 tanggal 7 Maret 1986 tentang Ketentuan Jatah Nasional Ekspor Kopi (Suryono, 1991). Jatah ekspor kopi nasional tersebut diperhitungkan berdasarkan besarnya produksi kopi di dalam negeri dikurangi konsumsi domestik serta penyediaan penyangga yang perlu dipertahankan. Dalam rangka pembinaan eksportir, secara nasional telah dibentuk Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) dan setiap eksportir kopi yang telah terdaftar diwajibkan menjadi anggota asosiasi tersebut (Lubis, 2002). Berdasarkan data Bank Rakyat Indonesia pada tahun 1987, negara tujuan ekspor kopi dibagi menjadi dua kelompok yaitu: (1) negara anggota ICO atau negara kuota sebanyak 22 negara, antara lain Jepang, Amerika Serikat, Italia, Jerman, Australia, Selandia Baru, Belanda dan lain- lain dan (2) negara non anggota ICO atau negara non kuota yang mencapai sekitar 44 negara, antara lain RRC, Korea Selatan, Maroko, Taiwan, Bulgaria, Mesir, Kuwait, Kuba dan lain- lain (Suryono, 1991). This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi Indonesia pada periode tahun 1980-2005 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, dengan tingkat fluktusi nilai ekspor yang lebih tinggi dari volume ekspornya (Lampiran 5). Periode 1980-2005, volume ekspor tertinggi terjadi pada tahun 1990 sebesar 421 833 ton. Hal ini berkaitan dengan dicabutnya kuota (jatah yang telah ditetapkan) ekspor kopi yang diatur oleh International Coffee Organization (ICO), yang kemudian ditindak lanjuti oleh pemerintah Indonesia dengan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 265/KP/X/89 tanggal 21 Oktober 1989, yang berisi pembebasan setiap eksportir untuk mengekspor kopi ke pasaran dunia (Lubis, 2002). Kemudian, volume ekspor kopi mengalami penurunan pada periode 1990-1995. Pada tahun 1990 volume ekspor kopi sebesar 421 833 ton dan pada tahun 1995 menurun menjadi 230 201 ton (Lampiran 5). Hal ini disebabkan musim kemarau yang melanda Indonesia dan kebanyakan petani kopi melakukan konversi tanaman selain kopi akibat dari harga kopi yang rendah (Hutabarat, 2004). Nilai ekspor kopi Indonesia pada periode 1980-2005 juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan nilai ekspor kopi Indonesia tertinggi dicapai pada tahun 1986 dengan tingkat pertumbuhan sebesar 109.68 persen dan tahun 1994 dengan tingkat pertumbuhan sebesar 116.65 persen sedangkan pertumbuhan nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 1981 sebesar -47.26 dan tahun 2000 sebesar -43.25 (Lampiran 5). Tingkat pertumbuhan nilai kopi yang tinggi pada tahun 1986 disebabkan kenaikan harga kopi karena kekeringan yang melanda sebagian besar negara produsen kopi (Siswoputranto, 1993). Pada tahun 1994 harga kopi meningkat kembali karena frost dan kekeringan yang terjadi Brazil (Turnip, 2002). Ekspor This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com kopi yang mengalami penurunan pada tahun 2000 terjadi karena harga kopi dunia yang menurun akibat over supply kopi dari negara produsen terutama Brazil dan Vietnam. 2.6. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai perdagangan kopi Indonesia di pasar dalam negeri dan internasional dilakukan oleh Darmansyah (1986) dengan mengunakan model regresi. Dalam penelitiannya mengkaji daya saing kopi Indonesia di pasar internasional dan integrasi pasar kopi Indonesia di pasar internasional, baik horizontal maupun vertikal. Diperoleh hasil bahwa Indonesia mempunyai daya saing dari segi produksi kopi jenis Robusta dibanding negara- negara produsen dan eksportir kopi lainnya dan integrasi pasar horizontal antara Indonesia dengan negara-negara produsen kopi lainnya kurang baik, terdapat kecenderungan bahwa naiknya harga kopi negara lain diikuti dengan turunnya harga kopi Indonesia. Pada penelitian Suryono (1991) mengkaji struktur ekspor kopi Indonesia serta penawaran dan permintaan kopi di dalam negeri pada periode 1966-1989. Hasil dari penelitian ini bahwa ekspor kopi Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh faktor- faktor non ekonomi seperti produksi, sedangkan faktor ekonomi seperti harga dan pendapatan tidak berpengaruh. Penawaran kopi dalam negeri dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang, kebijaksanaan devaluasi dan penawaran kopi tahun sebelumnya sedangkan permintaan kopi dipengaruhi oleh harga. Penelitian ini menggunakan model persamaan simultan, model regresi linier dan non linier berganda. Sihotang (1996) dalam penelitiannya mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan permintaan kopi di pasar domestik pada periode This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 1969-1993. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan sistem yang menggunakan model ekonometrika dengan pendugaan parameter dilakukan dengan metode 3SLS. Hasil dari penelitian ini bahwa produksi kopi Indonesia tidak responsif terhadap harga kopi dan komoditas subsitusi di pasar domestik, harga ekspor, luas areal dan tingkat upah, kecuali kopi jenis Robusta yang responsif terhadap luas areal dalam jangka panjang. Permintaan kopi di pasar domestik tidak responsif terhadap harga kopi, harga komoditi subsitusi dan komplementer dan pendapatan per kapita, namun sangat responsif terhadap pasokan ekspor. Lifianthi (1999) dalam penelitiannya mengkaji dampak kebijakan ekonomi terhadap produksi dan ekspor kopi di Propinsi Sumatera Selatan pada periode 1970-1996. Penelitian ini menggunakan model ekonometrika persamaan simultan dengan metode Three Stage Least Squares (3SLS), model grafik dan model ARIMA. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kebijakan menaikkan harga pupuk berdampak pada pada penurunan produksi kopi, penerimaan petani dan ekspor kopi Propinsi Sumatera Selatan. Sedangkan penerapan kuota ekspor kopi akan menambah produksi kopi, penerimaan petani dan ekspor kopi Propinsi Sumatera Selatan. Penghapusan sistem standar mutu kopi akan mengurangi penerimaan devisa cukup besar dan hanya akan menaikkan penerimaan petani dengan persentase yang kecil. Pada penelitian Lubis (2002) mengkaji mengenai dampak liberalisasi perdagangan terhadap industri kopi Indonesia dan perdagangan kopi dunia pada periode 1985-1997 dengan menggunakan model persamaan simultan dengan metode 2SLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan kebijakan This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com domestik pada penurunan suku bunga bank 20 persen, kenaikan harga pupuk 25 persen, kenaikan tingkat upah di subsektor perkebunan sebesar 25 persen dan devaluasi Rupiah terhadap USD sebesar 50 persen akan menyebabkan harga domestic dan penerimaan devisa negara meningkat. Selain itu, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD lebih meningkatkan penerimaan devisa negara dibandingkan kebijakan tunggal lainnya. Perubahan kebijakan domestik yang menyebabkan berubahnya harga kopi Robusta dunia merupakan indikasi bahwa kopi Robusta Indonesia memiliki peran penting bagi perdagangan kopi dunia. Perubahan harga ekspor Indonesia sebagai akibat perubahan faktor eksternal juga merubah harga dunia. Turnip (2002) dalam penelitiannya mengkaji potensi ekonomi beberapa negara tujuan ekspor kopi Indonesia yang dipengaruhi oleh jumlah penduduk, pendapatan per kapita dan perubahan nilai tukar mata uang negara tujuan ekspor. Berdasarkan indikator di atas maka Amerika Serikat, Portugis dan Inggris memiliki potensi pasar untuk tujuan ekspor kopi Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model regresi linier berganda berdasarkan Metode Kuadrat Terkecil Biasa (OLS). Pada penelitian Sambudi (2005) mengkaji mengenai pengaruh variabel yang mempengaruhi produksi dan ekspor kopi jenis Arabika. Penelitian ini meyimpulkan bahwa variabel trend waktu dan dummy tahun krisis tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi jenis Arabika. Variabel pendapatan dan trend waktu tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor kopi jenis Arabika. Variabel harga dan nilai tukar berpengaruh nyata pada produksi maupun ekspor This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com kopi jenis Arabika. Penelitian ini menggunakan model regresi berganda dengan pendugaan parameter dilakukan dengan metode OLS. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Suatu proses produksi melibatkan suatu hubungan yang erat antara faktorfaktor produksi yang digunakan dengan produk yang dihasilkan. Produksi adalah tindakan dalam membuat komoditi, baik barang maupun jasa (Lipsey, 1995). Dalam pertanian, proses produksi begitu kompleks dan terus menerus berubah seiring dengan kemajuan teknologi. Tidak ada produk yang dihasilkan dengan menggunakan satu input. Dalam produksi banyak digunakan input-input untuk menghasilkan output. Hubungan antara input dan output ini dapat dicirikan dengan suatu fungsi produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fungsi yang memperlihatkan output maksimum yang dapat diproduksi oleh setiap input dan oleh kombinasi berbagai sesungguhnya begitu kompleks dapat digambarkan tingkah lakunya. Dari fungsi produksi dapat dilihat hubungan teknis antara faktor produksi dengan produksi yang dihasilkan serta suatu gambaran dari semua metode produksi yang efisien. Secara matematis, fungsi produksi neoklasik dapat ditulis sebagai berikut : Y = f (X1 , X2 , X3 ,..., Xm ; Z1 , Z2 , Z3 ,..., Zn ) atau Y = f (Xn ; Zj) dimana : Y = Jumlah produksi yang dihasilkan dalam proses produksi Xi = Faktor- faktor produksi tidak tetap (variabel) yang digunakan dalam proses produksi This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Zj = Faktor- faktor produksi tetap yang digunakan dalam proses produksi f = Bentuk hubungan yang mentransformasikan faktor- faktor produksi ke dalam hasil produksi 3.1.2. Teori Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antara beberapa negara serta bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara (Saleh, 2005). Gonarsyah (1987) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mendorong timbulnya perdagangan internasional (ekspor- impor) suatu negara dengan negara lain, yaitu : (1) keinginan untuk memperluas pemasaran komoditi ekspor, (2) memperbesar penerimaan devisa bagi kegiatan pembangunan, (3) adanya perbedaan penawaran dan permintaan antar negara, (4) tidak semua negara mampu menyediakan kebutuhan masyarakatnya dan (5) akibat adanya perbedaan biaya relatif dalam menghasilkan komoditi tertentu. Kindleberger dan Linder (1977) menyatakan bahwa dalam kegiatan ekspor, volume ekspor suatu komoditi tertentu dari suatu negara ke negara lain merupakan selisih antara penawaran domestik dan permintaan domestik yang disebut sebagai kelebihan penawaran (excess supply), sedangkan di lain pihak kelebihan penawaran dari negara tersebut merupakan permintaan impor bagi negara lain atau merupakan kelebihan permintaan (excess demand). Secara teoritis, suatu negara (misalnya negara A) akan mengekspor suatu komoditi (kopi) ke negara lain (misalnya negara B) apabila harga domestik di negara A (sebelum terjadinya perdagangan) relatif lebih rendah bila This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com dibandingkan dengan harga domestik di negara B (Gambar 3 ). Struktur harga yang relatif lebih rendah di negara A tersebut disebabkan karena adanya kelebihan penawaran (excess supply) yaitu produksi domestik melebihi konsumsi domestik. Dalam hal ini faktor produksi di negara A r e latif berlimpah. Dengan demikian negara A mempunyai kesempatan menjual kelebihan produksinya ke negara lain. Negara B m engalami kekurangan suplai kopi karena konsumsi domestiknya melebihi produksi domestik (excess demand) sehingga harga menjadi lebih tinggi. Pada kesempatan ini negara B berkeinginan untuk membeli komoditi kopi dari negara lain yang harganya lebih murah. Apabila kemudian terjadi komunikasi antara negara A dan negara B, maka akan terjadi perdagangan antara kedua negara tersebut. Dalam hal ini negara A akan mengekspor kopi ke negara B. Gambar 3. Kurva Perdagangan Internasional Sumber : Diadaptasi dari Salvatore, 1997 Keterangan : PA : Harga domestik di negara A (pengekspor) tanpa perdagangan internasional Q1Q2 : Jumlah komoditi yang diekspor oleh negara A This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com PB : Harga domestik di negara B (pengimpor) tanpa perdagangan internasional Q3Q4 : Jumlah komoditi yang diimpor oleh negara B Pw : Harga keseimbangan di kedua negara setelah perdagangan internasional 0Qw : Keseimbangan penawaran dan permintaan antar kedua negara dimana jumlah yang diekspor (X) sama dengan jumlah yang diimpor (M) Pada Gambar 3, sebelum terjadinya perdagangan internasional, harga di negara A adalah sebesar PA sedangkan di negara B adalah sebesar PB. Suplai di pasar internasional akan terjadi jika harga internasional lebih besar dari PA, sedangkan permintaan di pasar internasional akan terjadi jika harga internasional lebih rendah dari PB. Pada saat harga internasional sama dengan PW maka di negara B terjadi kelebihan permintaan (ED), sedangkan jika harga internasional sebesar P W maka di negara A t erjadi kelebihan suplai (ES). Perpaduan antara kelebihan penawaran di negara A dan kelebihan permintaan di negara B akan menentukan harga yang terjadi di pasar internasional, yaitu sebesar PW. Dengan adanya perdagangan tersebut maka negara A akan mengekspor kopi sebesar X, dan negara B akan mengimpor kopi sebesar M. Harga yang terjadi di pasar internasional merupakan harga keseimbangan antara penawaran dan permintaan dunia. Perubahan dalam produksi dunia akan mempengaruhi penawaran dunia, sedangkan perubahan dalam konsumsi dunia akan mempengaruhi permintaan dunia. Kedua perubahan tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi harga dunia. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 3.1.4. Ekspor Teori penawaran bertujuan untuk menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi penawaran. Penawaran suatu komoditi baik barang maupun jasa adalah jumlah komoditi yang ditawarkan kepada konsumen pada suatu pasar dan pada tingkat harga serta waktu serta waktu tertentu. Besar kecilnya penawaran terhadap suatu komoditi pada umumya dipengaruhi oleh harga yang barang yang bersangkutan, harga barang subsitusi/komplementer, nilai tukar mata uang, kemampuan produksi (kapasitas produksi), kebijakan yang ada dan lain- lain. Dalam hal ini peubah-peubah yang akan digunakan dalam model penawaran ekspor komoditi kopi Indonesia adalah sebagai berikut : Peubah Harga, merupakan faktor penting dalam fungsi penawaran yang dapat menentukan tingkat penawaran suatu barang. Sebagai peubah bebas dalam suatu model penawaran, peubah harga dapat merupakan harga barang yang bersangkutan, harga barang secara domestik. Peubah Produksi, kapasitas produksi kopi Indonesia adalah besarnya total produksi kopi Indonesia per tahun. Peubah Konsumsi, kapasitas konsumsi kopi Indonesia adalah besarnya total konsumsi kopi Indonesia per tahun. Peubah Pendapatan, merupakan GDP negara tujuan ekspor kopi Indonesia. Peubah Nilai Tukar, pada umumnya eksportir menghitung pendapatannya dalam mata uang domestik, sedangkan harga biasanya dinyatakan mata uang asing. Oleh karena itu, agar harga barang dapat mencerminkan harga barang yang terjadi maka dimasukkan peubah nilai tukar ini. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Peubah Ekspor Tahun Sebelumnya, peubah lag ini dimasukkan dalam model dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh jangka panjang dalam kegiatan ekspor. Dengan demikian secara keseluruhan faktor- faktor yang berpengaruh dalam penawaran ekspor kopi Indonesia ke pasar internasional adalah sebagai berikut : Xt = f (PXt , PDt , Qt , Ct , Yt , ERt , Xt-1 ) dimana : Xt = Volume ekspor kopi Indonesia tahun ke-t PXt = Harga ekspor kopi Indonesia tahun ke-t PDt = Harga kopi domestik tahun ke-t Qt = Jumlah produksi domestik kopi Indonesia tahun ke-t. Ct = Konsumsi kopi domestik kopi Indonesia tahun ke-t Yt = GDP negara tujuan ekspor kopi Indonesia tahun ke-t ERt = Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara tujuan ekspor kopi Indonesia tahun ke-t Xt-1 = Volume ekspor kopi tahun sebelumnya 3.1.5. Pembentukan Harga Pembentukan harga suatu komoditi sangat dipengaruhi oleh kekuatankekuatan yang mempengaruhi perubahan penawaran ekspor maupun karena kekuatan yang mempengaruhi perubahan permintaan impor atau karena pengaruh kedua-duanya secara bersama-sama. Selain karena faktor tesebut, yang dapat mempengaruhi harga suatu komoditi adalah harga komoditi tersebut pada tahun sebelumnya. Fungsi persamaan harga dapat dituliskan sebagai berikut : This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Pt = f (Xt , Mt , Pt-1 ) dimana : 3.2. Pt = Harga suatu komoditi suatu negara pada tahun ke-t Xt = Jumlah ekspor komoditi suatu negara pada tahun ke-t Mt = Jumlah impor komoditi suatu negara pada tahun ke-t Pt-1 = Harga komoditi suatu negara pada tahun sebelumnya Kerangka Pemikiran Operasional Posisi Indonesia cukup strategis dalam perdagangan kopi dunia karena pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara produsen dan pengekspor kopi terbesar di dunia. Selain itu, kopi memegang peranan penting sebagai sumber devisa negara melalui kegiatan ekspor kopi. Namun dilihat dari perkembangannya, kontribusi ekspor kopi Indonesia terhadap penerimaan devisa pada subsektor perkebunan dan sektor pertanian cenderung menurun. Hal ini terlihat pada tahun 1995 kontribusi ekspor kopi terhadap subsektor perkebunan dan sektor pertanian masing- masing sebesar 0.13 persen dan 0.12 persen dan pada tahun 2005 menurun menjadi 0.05 persen dan 0.04 persen (Tabel 2). Penurunan kontribusi ekspor kopi ini disebabkan beberapa faktor seperti peraturan untuk masuk ke beberapa negara importir yang semakin ketat, peningkatan produksi negara-negara produsen kopi yang mengakibatkan terjadi overproduksi yang mengakibatkan turunnya harga kopi dunia. Selain itu munculnya negara pesaing seperti Vietnam yang memiliki kebun kopi relatif muda dan produktivitas yang tinggi (Tjitroresmi, 2005). Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan perkebunan kopi Indonesia yang sebagian besar produksi This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com dari perkebunan rakyat yang penanamannya masih secara tradisional, dengan pengelolaan budidaya dan penanganan pasca panen masih kurang memadai yang pada akhirnya menghasilkan kualitas kopi yang rendah jika dbandingkan negara produsen kopi lainnya. Gambar 4. Bagan Kerangka Berpikir Dengan demikian permintaan akan kopi Indonesia di pasar dunia juga berkurang karena para konsumen dunia juga memperhatikan kualitas kopi yang akan dibelinya. Adanya penurunan harga kopi dunia mempengaruhi harga kopi domestik. Penurunan harga kopi domestik berakibat pada penurunan produksi kopi domestik, yang pada akhirnya mempengaruhi penerimaan devisa dari komoditas kopi. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com IV. METODE PENELITIAN 4.1. Perumusan Model Dalam penelitian ini, ekspor kopi Indonesia berdasarkan negara tujuan ekspornya dikelompokkan dalam tiga pasar yaitu Asia, Amerika dan Eropa dari tahun 1980-2005. Ekspor kopi Indonesia ke Asia meliputi Jepang dan Singapura, ekspor kopi Indonesia ke Amerika yaitu negara Amerika Serikat, sedangkan ekspor kopi Indonesia ke Eropa meliputi negara Jerman, Inggris dan Italia. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya serta berbagai alternatif spesifikasi model yang telah dicoba, maka persamaan produksi, konsumsi, harga domestik dan model penawaran ekspor kopi Indonesia ke negara Jepang dan Singapura sebagai importir utama kopi Indonesia di Asia, negara Amerika Serikat sebagai importir utama kopi Indonesia di Amerika serta negara Jerman, Inggris dan Italia sebagai importir utama kopi Indonesia di Eropa dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Persamaan Produksi Kopi Indonesia Qt = a0 + a1 Lt + a2 PDRt + a3 Qt-1 + u1t dimana : Qt = Produksi kopi Indonesia (ton) Lt = Total luas areal perkebunan kopi Indonesia (ha) PDRt = Harga domestik riil kopi Indonesia (Rp/ton) Qt-1 = Produksi kopi Indonesia tahun sebelumnya (ton) u1t = Kesalahan pengganggu (Error term) a0 = Intersep ai = Parameter dugaan This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) : a1 , a2 > 0 ; 0 < a3 < 1 2. Persamaan Konsumsi Kopi Indonesia Ct = b0 + b1 YIRt + b2 PDRt + u2t dimana : Ct = Konsumsi domestik kopi Indonesia (ton) YIRT = GDP per kapita riil Indonesia (USD) PDRt = Harga domestik riil kopi Indonesia (Rp/ton) u2t = Kesalahan pengganggu (Error term) b0 = Intersep bi = Parameter dugaan Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) : b1 > 0 ; b2 < 0 3. Persamaan Harga Domestik Kopi Indonesia PDRt = c0 + c1 SDt + c2 Ct + c3 ERAt + u3t dimana : PDRt = Harga domestik kopi Indonesia (Rp/ton) SDt = Penawaran domestik kopi Indonesia (ton) Ct = Konsumsi domestik kopi Indonesia (ton) ERAT = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat u3t = Kesalahan pengganggu (Error term) c0 = Intersep ci = Parameter dugaan Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) : c2 , c3 > 0 ; c1 < 0 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com ASIA 4. Ekspor Kopi Indonesia Ke Jepang XJPt = d0 + d1 PXJPRt + d2 Ct + d3 YJPRt + d4 ERJPt + d5 XJPt-1 + u4t dimana : XJPt = Volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang (ton) PXJPRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Jepang (USD/ton) Ct = Konsumsi domestik kopi Indonesia (ton) YJPRt = GDP per kapita riil Negara Jepang (USD) ERJPt = Nilai riil tukar Rupiah terhadap Yen Jepang (Rp/¥) XJPt-1 = Ekspor kopi Indonesia ke Jepang tahun sebelumnya (ton) u4t = Kesalahan pengganggu (Error term) d0 = Intersep di = Parameter dugaan Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah : d1 , d3 , d4 > 0 ; d2 < 0 ; 0 < d5 < 1 5. Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura XSt = e0 + e1 PXSRt + e2Qt + e3 YSRt + e4 ERRt + e5 XSt-1 + u5t dimana : XSt = Volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura (ton) PXSRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Singapura (USD/ton) Qt = Produksi domestik kopi Indonesia (ton) YSRt = GDP per kapita riil Negara Jepang (USD) ERSt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Singapura (Rp/SGD) XSt-1 = Ekspor kopi Indonesia ke Jepang tahun sebelumnya (ton) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com u5t = Kesalahan pengganggu (Error term) e0 = Intersep ei = Parameter dugaan Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah : e1 , e2 , e3, e4 > 0 ; 0 < e5 < 1 AMERIKA 6. Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat XAt = f0 + f1 PXARt + f2 PDRt + f3 YARt + f4 ERAt + f5 XAt-1 + u6t dimana : XAt = Volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat (ton) PXARt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Amerika Serikat (USD/ton) PDRt = Harga domestik riil kopi Indonesia (Rp/ton) YARt = GDP per kapita riil Negara Amerika Serikat (USD) ERAt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Amerika (Rp/USD) XAt-1 = Ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tahun sebelumnya (ton) u6t = Kesalahan pengganggu (Error term) f0 = Intersep fi = Parameter dugaan Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah : f1 , f3 , f4 > 0 ; f2 < 0 ; 0 < f5 < 1 EROPA 7. Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman XJRt = g0 + g1 PXJRRt + g2 Ct + g3 YJRt + g4 ERJRt + g5 XJRt-1 + u7t This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com dimana : XJRt = Volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman (ton) PXJRRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Jerman (USD/ton) Ct YJRt = Konsumsi domestik kopi Indonesia (ton/tahun) = GDP per kapita riil Negara Jerman (USD) ERJRt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Euro (Rp/€) XJRt-1 = Ekspor kopi Indonesia ke Jerman tahun sebelumnya (ton) u7t = Kesalahan pengganggu (Error term) g0 = Intersep gi = Parameter dugaan Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah : g1 , g3 , g4 > 0 ; g2 < 0 ; 0 < g5 < 1 8. Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris XINt = h0 + h1 PXINRt + h2 YINRt + h3 ERINt + h4 XINt-1 + u8t dimana : XINt = Volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris (ton) PXINRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Inggris (USD/ton) YINRt = GDP per kapita riil Negara Inggris (USD) ERINt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Poundsterling Inggris (Rp/GBP) XINt-1 = Ekspor kopi Indonesia ke Inggris tahun sebelumnya (ton) u8t = Kesalahan pengganggu (Error term) h0 = Intersep hi = Parameter dugaan This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah : h1 ,h2 , h3 > 0 ; 0 < h4 < 1 9. Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Italia XITt = i0 + i1 PXITRt + i2 Ct + i3 YITRt + i4 ERITt + i5 XITt-1 + u9t dimana : XITt = Volume ekspor kopi Indonesia ke Italia (ton) PXITRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Italia (USD/ton) Ct = Konsumsi domestik kopi Indonesia (ton) YITRt = GDP per kapita riil Negara Italia (USD) ERITt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Euro (Rp/€) XITt-1 = Ekspor kopi Indonesia ke Italia tahun sebelumnya (ton) u9t = Kesalahan pengganggu (Error term) i0 = Intersep ii = Parameter dugaan Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah : i1 , i3 , i4 > 0 ; i2 < 0 ; 0 < i5 < 1 4.2. Metode Analisis dan Pengolahan Data Dalam penelitian ini perkembangan luas areal, produksi, produktivitas dan ekspor komoditi kopi di Indonesia serta ekspor kopi Indonesia dianalisis secara deskriptif dengan tabulasi, sedangkan faktor- faktor yang mempengaruhi produksi, konsumsi, harga domestik dan penawaran ekspor kopi Indonesia dianalisis dengan menggunakan regresi berganda dengan model persamaan tunggal dengan metode OLS. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Minitab This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 14. Analisis deskriptif dalam penulisan digunakan untuk memberikan penjelasan dan interpretasi atas data dan informasi pada tabulasi data. Analisis Regresi Linier Berganda Model yang digunakan untuk menganalisis ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa adalah model regresi linier berganda dengan persamaan tunggal karena bentuk ini mampu menunjukkan berapa persen variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen dengan nilai R2 , kemudian dapat melihat apakah variabel- variabel independennya berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen dengan melihat uji-F dan uji-t serta perhitungannya lebih sederhana. Bentuk umum dari fungsi regresi tersebut adalah: Yt = ao + a t Xt + ut dimana : Yt = variabel dependen ao = intersep at = parameter penduga Xi Xt = variabel independen yang menjelaskan variabel Y ut = pengaruh sisa (error term) t = 1,2,...,n yaitu banyaknya peubah dalam fungsi tersebut. Model tersebut diduga dengan Metode Kuadrat Terkecil Biasa (Ordinary Least Squares/ OLS). Supranto (1984) menyatakan bahwa dalam OLS terdapat asumsi-asumsi yaitu : 1. Nilai rata-rata kesalahan pengganggu sama dengan nol, yaitu E (et ) = 0 untuk t = 1, 2, 3, ..., n. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 2. Varian (e i) = E (ej ) = σ2 , sama untuk semua kesalahan pengganggu (homoskedastisitas). 3. Tidak ada autokorelasi antara kesalahan pengganggu berarti kovarian (ei, ej) = 0, i j. 4. Variabel bebas Xi, X2 , ..., Xk konstan dalam sampling yang terulang dan bebas t terhadap kesalahan pengganggu, E (Xi, ei) = 0. 5. Tidak ada kolinearitas ganda di antara variabel bebas X. 6. e i N (0 ; σ 2 ), artinya kesalahan pengganggu mengikuti distribusi normal dengan rata-rata nol dan varian σ 2 . Dengan dipenuhinya asumsi di atas, maka koefisien regresi (parameter) yang diperoleh merupakan penduga linier terbaik yang tidak bias (BLUE = Best Linier Unbiased Estimator). Pengujian dilakukan terhadap variabel- variabel independen yang diduga berpengaruh besar terhadap ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia di Asia (Jepang dan Singapura), Amerika (Amerika Serikat) dan Eropa (Jerman, Inggris dan Italia). 4.3. Evaluasi Model Terdapat tiga kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi model ekonometrika yaitu : (1) kriteria ekonomi, (2) kriteria statistik, dan kriteria ekonometrika (Koutsoyiannis, 1977). Berdasarkan kriteria ekonomi model dievaluasi dengan melihat apakah tanda dan besarnya parameter dugaan peubahpeubah penjelas dalam persamaan sesuai dengan hipotesis. Berdasarkan kriteria statistik, akan dilihat besarnya nilai koefisien determinasi (R2 ) dan nilai uji F. Pada kriteria ekonometrik lebih diutamakan untuk melihat apakah terdapat This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com hubungan multikolinear pada peubah-peubah penjelas dalam setiap persamaan. Berikut serangkaian evaluasi model yang dilakukan : 1. Koefisien Determinasi (Goodness Of Fit) Koefisien determinasi (R2 ) bertujuan untuk mengukur keragaman variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. R2 menunjukkan besarnya semua variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut: R2 = Jumlah Kuadrat regresi Jumlah Kuadrat Galat = 1Jumlah Kuadrat total Jumlah Kuadrat Total Selang R2 yang digunakan adalah 0 < R2 < 1. R2 = 1 berarti semua variasi respon dari variabel dapat dijelaskan dengan fungsi regresi, sedangkan R2 = 0 berarti tidak satupun variasi pada variabel dapat dijelaskan oleh fungsi regresi. Dalam kenyataannya nilai R2 berada dalam selang 0 sampai 1 dengan intrepretasi relatif terhadap ekstrim 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi semakin mendekati 1, maka model tersebut semakin baik. 2. Uji F Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama dapat menjelaskan variabel dependen. Pengujian yang dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai kritis F dengan nilai f- hitung yang terdapat pada hasil analisis. Langkah langkah analisis dalam pengujian hipotesis terhadap variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi nilai variabel independen adalah sebagai berikut: 1. Perumusan Hipotesis This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com H0 = variasi perubahan nilai variabel independen tidak dapat menjelaskan variasi perubahan nilai variabel dependen. H1 = variasi perubahan nilai variabel independen dapat menjelaskan variasi perubahan nilai variabel dependen. 2. Perhitungan nilai kritis F-tabel dan F-hitung Jumlah kuadrat regresi Fhitung = k Jumlah kuadrat sisa (n - k - 1) dimana: n = jumlah pengamatan (j = 1, 2, 3, …,n) k = jumlah peubah bebas (i = 1, 2, 3,...,k) 3. Penentuan penerimaan atau penolakan H0 Fhitung < Ftabel , ( α/2 ; n-k-1) ............. terima H0 Fhitung > Ftabel , ( α/2 ; n-k-1) .............. tolak H0 4. Apabila keputusan yang diperoleh adalah tolak H0 maka dapat disimpulkan bahwa variasi perubahan nilai variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi perubahan nilai semua variabel independen. Artinya, semua variabel independen secara bersama-sama dapat berpengaruh terhadap variabel dependen. 3. Uji t Pengujian hipotesis dari koefisien dari masing- masing peubah bebas dilakukan dengan uji t. Langkah- langkah analisis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi adalah: 1. Perumusan hipotesis H0 : ai = 0 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com H1 : ai < 0 atau ai > 0 2. Penentuan nilai kritis Nilai kritis dapat ditentukan dengan mengunakan tabel distribusi normal dengan memperhatikan tingkat signifikansi (α ) dan banyaknya sampel yang digunakan. 3. Nilai t- hitung masing- masing koefisien regresi dapat diketahui dari hasil perhitungan komputer. Statistik uji yang digunakan dalam uji-t adalah : thitung = ai Se(ai ) dimana: ai = nilai koefisien regresi atau parameter Se(ai) = standar kesalahan dugaan parameter Kriteria uji: t hitung < t tabel , (α/2 ; n-k-1) .......... terima H0 t hitung > t tabel , (α/2; n-k-1) .......... tolak H0 4. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan letak nilai t-hitung masingmasing koefisien regresi pada kurva normal yang digunakan dalam penentuan nilai kritis. Jika letak t- hitung suatu koefisien regresi berada pada daerah penerimaan H0 , maka keputusannya adalah menerima H0 , artinya koefisien regresi tersebut tidak berbeda dengan nol. Dengan kata lain, variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap nilai variabel dependen. Sebaliknya jika thitung menyatakan tolak H0 maka koefisien regresi berbeda dengan nol dan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 4. Uji Multikolinieritas Dalam model regresi linear yang mencakup lebih dari dua variabel independen, sering dijumpai adanya kolinear ganda (multikoloinear). Adanya multikolinear menyebabkan pendugaan koefisien regresi tidak nyata walaupun nilai R2 tinggi, tanda koefisien tidak sesuai dengan teori dan dengan metode OLS, penduga koefisien mempunyai simpangan baku yang sangat besar. Pengujian multikolinieritas dapat dilakukan dengan membandingkan R2 dengan r2 , jika R2 > r 2 artinyawalaupun ada kolinearitas tetapi dapat diabaikan karena dianggap tidak serius. Dengan r2 merupakan kuadrat korelasi sederhana peubah bebas. 5. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah error pada suatu persamaan bersifat independen atau dependen. Pengujian kemungkinan adanya autokorelasi dilakukan dengan uji d Durbin Watson. Langkah- langkah pengujian: 1. Perumusan model H0 = tidak ada autokorelasi positif dan negatif H1 = ada autokorelasi positif atau negatif 2. Rumus Durbin Watson: n å (e - e ) t d= t -1 t =2 , dimana 0 < d < 4 n åe t t =1 3. Penentuan penerimaan atau penolakan H0 KS hitung < KS tabel maka terima H0 KS hitung > KS tabel maka tolak H0 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Nilai hitung statistik d dibandingkan dengan nilai d tabel, yaitu dengan batas bawah (dL) dan batas atas (dU). Hasil perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti sebagai berikut: 1. Jika d < dL, berarti ada autokorelasi positif 2. Jika d > 4-dL, berarti ada autokorelasi negatif 3. Jika dL < d < 4-dU, berarti tidak terjadi autokorelasi positif ataupun negatif 4. Jika dL d dU atau 4-dU d 4.4. 4 -dL, berarti tidak dapat disimpulkan. Pengukuran Elastisitas Pengukuran elastisitas dilakukan untuk melihat seberapa besar derajat kepekaan (respon) peubah dependen terhadap perubahan yang terjadi pada peubah independen yang mempengaruhinya. Apabila suatu persamaan : Yt = a0 + a1 X1t + a2 X2t + a3 X3t + ... + aiXit Maka nilai elastisitas dari model linear berganda diperoleh dari perhitungan berikut: æ ¶Yt ö E (Yt Xit) = ç ÷ è ¶Xt ø æ X it ö æ X it ö ç ÷ ç ÷ ç Y it ÷ = (ai ) ç Y it ÷ è ø è ø dimana: E (Yt Xit) = elastisitas variabel Yt terhadap variabel Xit ai = koefisien regresi variabel independen Xi X it = rata-rata variabel independen Xi Y it = rata-rata variabel dependen (Yt ) Apabila nilai elastisitas lebih besar dari 1 (E > 1) dikatakan elastis (responsif) karena perubahan satu persen variabel independen mengakibatkan perubahan variabel dependen lebih dari satu persen. Jika nilai elastisitas antara nol This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com dan satu (0 < E < 1) dikatakan inelastis (tidak responsif) karena perubahan satu persen variabel independen akan mengakibatkan perubahan variabel independen kurang dari satu persen. Sedangkan nilai elastisitas sama dengan nol (E = 0) artinya inelastis sempurna, dan nilai elastisitas tak hingga (E = ~) artinya elastisitas sempurna, dan jika nilai elastisitas sama dengan satu (E = 1) disebut unitari elastis. 4.5. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time series. Data time series meliputi data tahunan selama 26 tahun (tahun 1980-2005). Semua data yang dikumpulkan diperoleh dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, Departemen Pertanian, Departemen Perdagangan, dan Pusat Penelitian Studi Ekonomi serta literatur-literatur dan situs-situs yang terkait dengan penelitian ini. Data yang digunakan dalam analisis ekspor kopi Indonesia berdasarkan negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa adalah: 1. Volume ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan (ton) 2. Harga ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan (USD/ton) 3. Harga kopi domestik (Rp/ton) 4. Produksi kopi Indonesia (ton) 5. Konsumsi kopi Indonesia (ton) 6. Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara tujuan ekspor kopi Indonesia (Rp/mata uang negara tujuan ekspor kopi Indonesia) 7. GDP per kapita negara tujuan ekspor kopi Indonesia (USD) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 4.6. Definisi Operasional 1. Kopi Indonesia yang dimaksud adalah kopi hasil produksi yang dijual dalam keadaan belum/ tanpa diolah terlebih dahulu. 2. Produksi domestik kopi Indonesia merupakan jumlah total produksi kopi Indonesia yang dihasilkan oleh Perkebunan Negara (PBN), Swasta (PBS) dan Perkebunan Rakyat (PR) yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia yang dinyatakan dalam satuan ton. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2005. 3. Konsumsi domestik kopi Indonesia merupakan jumlah total konsumsi kopi Indonesia yang dinyatakan dalam satuan ton. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2005. 4. Volume ekspor kopi adalah jumlah kopi yang diekspor ke luar negeri, tidak termasuk ekspor ilegal, dinyatakan dalam satuan ton. Periode waktu yang digunakan adalah tahun 1980-2005. 5. Harga domestik kopi adalah harga produsen dari kopi mentah belum/tanpa olahan setelah disesuaikan dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia yang terjadi di pasar dalam negeri, dinyatakan dalam satuan Rp /ton. Periode waktu yang digunakan adalah tahun 1980-2005. 6. Harga ekspor kopi adalah harga di tingkat eksportir (FOB) yang dinyatakan dalam satuan ribu USD/ton. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2005. 7. Luas areal tanam merupakan luas seluruh areal tanam perkebunan kopi Indonesia dan dinyatakan dalam satuan hektar (ha). Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2005. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 7. Nilai tukar yaitu nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara tujuan ekspor kopi Indonesia. Kebijakan nilai tukar yang dipakai oleh Indonesia adalah kebijakan nilai tukar mengambang. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2005. 8. Pendapatan yaitu GDP per kapita negara tujuan ekspor kopi Indonesia. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2005. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Luas Areal, Produksi, Produktivitas dan Ekspor Komoditi Kopi Indonesia 5.1.1. Perkembangan Luas Areal Perkebunan Kopi Indonesia Tahun 19802005 Komoditi kopi dalam perdagangan internasional pada saat ini menduduki urutan. Hingga tahun 1997 Indonesia termasuk produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Colombia. Namun sejak tahun 1998, kedudukan Indonesia digeser oleh Vietnam. Hal ini disebabkan keberhasilan Vietnam dalam meningkatkan produksi kopinya lebih dari 10 kali lipat dalam waktu 10 tahun (1990-2000) dan menempatkan Vietnam sebagai produsen kopi terbesar ketiga di dunia (Budhijana, 2002). Pengembangan areal perkebunan kopi terus berlanjut setelah Indonesia merdeka, dan perkembangan yang paling pesat terjadi pada periode 1975-1985. Pada tahun 1980 luas areal perkebunan kopi Indonesia tercatat 707 464 hektar. Kemudian perkembangan areal perkebunan kopi berjalan lambat bahkan terjadi penyusutan setelah terjadi peningkatan luas areal perkebunan kopi tertinggi pada tahun 1997 yaitu 1 170 028 hektar (Tabel 7). Penyusutan areal perkebunan kopi berlangsung dari tahun 1998 dari 1 153 369 hektar menjadi 1 127 277 hektar pada tahun 1999. Hal ini disebabkan terjadinya krisis perdagangan kopi dunia. Produksi kopi dunia yang berada diatas konsumsi kopi dunia menyebabkan harga kopi dunia menurun. Menurunnya harga kopi dunia berdampak pada perkembangan luas areal perkebunan kopi Indonesia. Petani kopi memilih untuk melakukan konversi tanaman, dengan menanam tanaman lain selain kopi. Pada tahun 2000 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com areal perkebunan kopi Indonesia mengalami peningkatan menjadi 1 260 687 hektar. Areal perkebunan kopi Indonesia terus mengalami peningkatan sampai tahun 2004 seluas 1 303 943 hektar. Kemudian mengalami penyusutan kembali pada tahun 2005 menjadi seluas 1 255 272 hektar. Tabel 7. Luas Areal Perkebunan Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2005 Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Luas Areal Perkebunan (Ha) Rakyat Negara Swasta 663601 749829 759182 766134 837488 874340 888862 908584 969789 984234 1014125 1063289 1076474 1090050 1080532 1109499 1103615 1105114 1068064 1059245 1192322 1258628 1318020 1240222 1251326 1202 392 20925 23016 23635 24426 22440 23499 23593 24280 25484 21800 25834 25891 26092 26325 26593 25616 24619 32232 39139 39316 40645 26954 26954 26597 26597 26641 22938 24001 20211 24427 34283 33290 22744 28776 30674 30516 29889 30674 31332 31192 33260 32396 31295 32682 46166 28716 27720 27801 27210 25091 26020 26239 Total 707464 796846 803028 814987 894211 931129 935199 961640 1025947 1036550 1069848 1119854 1133898 1147567 1140385 1167511 1159079 1170028 1153369 1127277 1260687 1313383 1372184 1291910 1303943 1255272 Pangsa (%) Perkembangan (%) 12.63 7.75 1.48 9.72 4.12 0.43 2.82 6.68 1.03 3.21 4.67 1.25 1.20 -0.62 2.37 -0.72 0.94 -1.42 -2.26 11.83 4.17 4.47 -5.85 9.31 -3.73 Rakyat Negara Swasta 94 94 95 94 94 94 95 94 94 95 95 95 95 95 95 95 95 94 93 94 95 96 96 96 96 96 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 Rata-rata Perkembangan Luas Total Areal Perkebunan Kopi Indonesia = 3.02 % Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2005 Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa selama kurun waktu 1980-2005 rata-rata perkembangan luas total areal perkebunan kopi di Indonesia sebesar 3.02 persen. Peningkatan tertinggi luas areal perkebunan kopi di Indonesia terjadi pada periode tahun 1999-2000 sebesar 11.83 persen, sedangkan perkembangan terendah berupa penyusutan areal perkebunan kopi terjadi pada periode tahun 2002-2003, yaitu sebesar 5.85 persen. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Perkebunan kopi Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat, pada tahun 1980 total luas areal perkebunan rakyat seluas 663 601 hektar atau 94 persen meningkat menjadi 1 202 392 hektar atau 96 persen pada tahun 2005 dari total luas areal perkebunan kopi Indonesia, sementara areal perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta masing- masing seluas 26 641 hektar (2 persen) dan 26 239 hektar (2 persen). Perkembangan luas areal pada Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta yang cenderung tidak banyak mengalami perubahan disebabkan adanya kebijakan pemerintah Indonesia untuk membatasi perluasan areal, khususnya untuk Perkebunan Besar guna mencegah terjadi surplus produksi. Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta hanya boleh memperbaiki tanaman yang rusak dan melakukan peremajaan tanaman kopi (Retnandari dan Tjokrowinoto, 1991 dalam Sihotang, 1996). 5.1.2. Perkembangan Produksi Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 Sejalan dengan perkembangan luas areal perkebunan kopi Indonesia, produksi kopi Indonesia juga mengalami peningkatan. Perkembangan produksi kopi Indonesia paling pesat terjadi pada periode 1986-1996 Pada tahun 1986 produksi kopi Indonesia tercatat sebesar 356 822 ton, kemudian mengalami peningkatan menjadi sebesar 459 206 ton pada tahun 1996. Kemudian pada tahun 1997 produksi kopi Indonesia mengalami penurunan menjadi sebesar 428 418 ton. Pada tahun 1998 produksi kopi mengalami peningkatan sebesar 20.08 persen dari tahun sebelumnya. Setelah itu perkembangan produksi berjalan lambat bahkan terjadi penurunan produksi setelah mencapai produksi tertinggi sebesar 682 019 ton pada tahun 2002 (Tabel 8). This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Dalam kurun waktu 1980-2005, perkembangan produksi kopi Indonesia rata-rata sebesar 3.37 persen tiap tahunnya. Perkembangan tertinggi produksi kopi Indonesia terjadi pada periode tahun 1997-1998, yaitu sebesar 20.08 persen, sedangkan perkembangan terendah berupa penurunan produksi kopi Indonesia terjadi pada pada periode tahun 1996-1997, yaitu menurun sebesar 6.70 persen. Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa produksi kopi di perkebunan rakyat lebih besar dibandingkan dengan produksi kopi di perkebunan besar negara dan besar swasta. Hal ini disebabkan luas areal pada perkebunan rakyat yang lebih besar dibandingkan perkebunan besar negara dan swasta. Dalam kurun waktu 1983-2003, produksi kopi pada perkebunan rakyat meningkat lebih dua kali lipatnya. Apabila pada tahun 1983 produksi kopi pada perkebunan rakyat sebesar 287 183 ton, maka pada tahun 2003 produksi kopi pada perkebunan rakyat meningkat menjadi 644 657 ton. Setelah itu produksi kopi mengalami penurunan, pada tahun 2005 produksi kopi Indonesia menjadi sebesar 615 556 ton. Pada kurun waktu 1980-1996 terjadi fluktuasi produksi kopi pada perkebunan besar negara. Kemudian perkembangan produksi kopi pada perkebunan besar negara berjalan lambat bahkan terjadi penurunan produksi kopi setelah mencapai produksi tertinggi sebesar 29 754 ton pada tahun 2000 (Tabel 8). Fluktuasi produksi kopi juga terjadi pada perkebunan besar swasta. Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa setelah terjadi fluktuasi produksi kopi sampai tahun 1998, pada tahun 1999 produksi kopi terbesar tercapai sebesar 19 021 ton. Kemudian perkembangan produksi kopi pada perkebunan besar swasta mengalami penurunan, pada tahun 2005 tercatat produksi kopi pada perkebunan besar swasta sebesar 7 775 ton. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Tabel 8. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2005 Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Produksi (Ton) Rakyat Negara 276295 290401 262247 287183 291291 288404 329605 367835 362311 376579 384464 399088 408808 410048 421682 429569 435757 396155 469671 493940 514896 541476 654281 644657 618227 615556 13212 16189 13297 10147 14775 12635 17664 13043 16072 13466 15566 16755 16890 17266 17468 16824 13184 21050 25759 26208 29754 18111 18128 17007 17025 17034 Swasta 5466 8309 5707 8318 9423 10359 9553 7791 12712 11003 12737 12462 11232 11554 11041 11408 10265 11213 19021 11539 9924 9467 9610 9591 12134 7775 Total 294973 314899 281251 305648 315489 311398 356822 388669 391095 401048 412767 428305 436930 438868 450191 457801 459206 428418 514451 531687 554574 569234 682019 671255 647385 640365 Pangsa (%) Perkembangan (%) 6.76 -10.68 8.67 3.21 -1.29 14.58 8.92 0.62 2.54 2.92 3.76 2.01 0.44 2.58 1.69 0.30 -6.70 20.08 3.35 4.30 2.64 19.81 -1.57 -3.55 -1.08 Rakyat Negara Swasta 94 92 93 94 92 93 92 95 93 94 93 93 93 93 94 94 95 92 91 93 93 95 96 96 95 96 4 5 5 3 5 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 2 1 1 2 1 Rata-rata Perkembangan Produksi Kopi Indonesia = 3.37 % Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2005 Ditinjau dari perkembangan pangsa produksi kopi Indonesia, maka pangsa produksi kopi pada perkebunan rakyat lebih besar dibandingkan dengan produksi kopi pada perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta (Tabel 8). Hal ini disebabkan adanya kebijakan pemerintah Indonesia untuk membatasi perluasan areal perkebunan, khususnya untuk Perkebunan Besar guna mencegah terjadi surplus produksi. Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta hanya boleh memperbaiki tanaman yang rusak dan melakukan peremajaan tanaman kopi (Retnandari dan Tjokrowinoto, 1991 dalam Sihotang, 1996). This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Pembatasan perluasan areal produksi perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta berdampak pada produksi kopi yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan produksi pada perkebunan rakyat. Namun terdapat kecenderungan fluktuasi produksi kopi baik pada perkebunan rakyat maupun pada perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta. 5.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 Sejalan dengan perkembangan luas areal perkebunan kopi Indonesia dan produksi kopi Indonesia, perkembangan produktivitas mengalami pertumbuhan fluktuasi yang cenderung menurun tiap tahunnya (Tabel 9). Penurunan produktivitas ini sering disebabkan akibat umur tanaman (umumnya diatas 20 tahun), jenis tanaman (hampir seluruhnya terdiri atas tanaman semaian dari pohon-pohon induk lokal), kurangnya pemeliharaan tanaman kopi, sehingga hal ini menurunkan produksi kopi Indonesia disamping faktor hama dan penyakit akibat perubahan musim juga turut mempengaruhi perkembangan produktivitas kopi Indonesia. Pada dasarnya produktivitas kopi dapat diketahui dengan perhitungan membagi jumlah produksi kopi dengan jumlah luas areal tanaman yang menghasilkan dimana satuan besaran produktivitas adalah ton/ha. Dalam kurun waktu 1980-2005, perkembangan produktivitas total kopi Indonesia rata-rata sebesar 0.97 persen tiap tahunnya. Pertumbuhan tertinggi produktivitas kopi Indonesia terjadi pada periode tahun 1997-1998 sebesar 18.92 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada periode tahun 1996-1997 sebesar -7.50 persen (penurunan). Untuk lebih jelasnya perkembangan This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com produktivitas kopi Indonesia menurut status pengusahaannya dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2005 Produktivitas (Ton/Ha) Perkembangan (%) Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata Rakyat 0.41 0.38 0.34 0.37 0.35 0.33 0.37 0.40 0.37 0.38 0.38 0.37 0.38 0.38 0.39 0.39 0.39 0.36 0.44 0.46 0.43 0.43 0.49 0.51 0.49 0.51 0.40 Negara 0.63 0.70 0.56 0.41 0.66 0.54 0.75 0.54 0.63 0.61 0.60 0.65 0.65 0.65 0.65 0.66 0.53 0.65 0.66 0.66 0.73 0.67 0.67 0.64 0.64 0.63 0.63 Swasta 0.24 0.35 0.28 0.34 0.27 0.31 0.42 0.27 0.41 0.36 0.43 0.41 0.36 0.37 0.33 0.35 0.33 0.34 0.41 0.40 0.35 0.34 0.35 0.38 0.46 0.29 0.35 Total 0.42 0.39 0.35 0.37 0.35 0.33 0.38 0.40 0.38 0.39 0.38 0.38 0.38 0.38 0.39 0.39 0.40 0.37 0.44 0.46 0.44 0.43 0.49 0.51 0.50 0.51 0.41 Rakyat -7.32 -10.53 8.11 -5.40 -5.71 12.12 8.11 -7.5 2.70 0 -2.63 2.70 0 2.63 0 0 -7.69 22.22 4.54 -6.52 0 13.95 4.08 -3.92 4.08 1.08 Negara 11.11 -2.00 -26.79 60.97 -18.18 38.88 -28.00 16.67 -3.17 -1.64 8.33 0 0 0 1.54 -19.70 22.64 1.54 0 10.61 -8.22 0 -4.48 21.05 -1.56 3.06 Swasta 45.83 -20.00 21.43 -20.59 14.81 35.48 -35.72 51.85 -12.19 19.44 -4.65 -12.19 2.78 -10.81 6.06 -5.71 3.03 20.59 -2.44 -12.50 -2.86 2.94 8.57 21.05 -36.96 2.97 Total -7.14 -10.26 5.71 -5.40 -5.71 15.15 5.26 -5.00 2.63 -2.56 0 0 0 2.63 0 2.56 -7.50 18.92 4.54 -4.35 -2.27 13.95 4.08 -1.96 2.00 0.97 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2005 Pada Tabel 9 terlihat bahwa selama kurun waktu 1980-2005 pertumbuhan produktivitas kopi Indonesia pada Perkebunan Rakyat rata-rata meningkat sebesar 1.08 persen per tahun. Pertumbuhan produktivitas tertinggi terjadi pada periode tahun 1997-1998 sebesar 22.22 persen,sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada periode tahun 1996-1997 sebesar -7.69 persen (penurunan). Sementara itu, produktivitas kopi pada Perkebunan Rakyat tertinggi dicapai pada tahun 2003 dan This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 2005 sebesar 0.51 ton/ha dan produktivitas kopi pada Perkebunan Rakyat terendah dicapai pada tahun 1997 sebesar 0.36 ton/ha. Dalam kurun waktu 1980-2005 pertumbuhan produktivitas kopi Indonesia pada Perkebunan Besar Negara (PBN) rata-rata meningkat sebesar 3.06 persen per tahun. Pertumbuhan produktivitas tertinggi terjadi pada periode tahun 1983-1984 sebesar 60.97 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada periode tahun 1986-1987 sebesar -28.00 persen (penurunan). Sementara itu, produktivitas kopi PBN tertinggi dicapai pada tahun 1986 sebesar 0.75 ton/ha dan produktivitas PBN terendah dicapai pada tahun 1983 sebesar 0.41 ton/ha. Dalam kurun waktu 1980-2005 produktivitas kopi Indonesia pada Perkebunan Besar Swasta (PBS) secara rata-rata mengalami pertumbuhan yang meningkat yaitu sebesar 2.97 persen per tahun. Pertumbuhan produktivitas tertinggi terjadi pada periode tahun 1985-1986 sebesar 35.48 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada periode 2004-2005 sebesar -36.96 persen (penurunan). Sementara itu, produktivitas kopi PBS tertinggi dicapai pada tahun 2004 sebesar 0.46 ton/ha dan produktivitas PBS terendah dicapai pada tahun 1980 dan tahun 1987 sebesar 0.24 ton/ha (Tabel 9). 5.1.4 Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 Peranan Indonesia dalam suplai kopi dunia cukup penting, sebab hingga saat ini Indonesia menduduki urutan keempat dalam produksi kopi dunia setelah Brazil, Colombia dan Vietnam. Peranan Indonesia dalam suplai kopi dunia semakin menurun setelah sebelumnya menduduki posisi ketiga dalam produksi kopi dunia setelah digeser oleh Vietnam. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Tabel 10. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 Ekspor Kopi Indonesia Tahun Volume (Ton) 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata 238677 210595 226985 241 238 294 471 282 671 298 124 286 316 298 998 357 035 421 833 380 666 269 352 349 916 289 288 230 201 366 602 313 430 357 550 352 967 340 887 250 818 325 009 323 520 344 077 445 829 311425.19 Kenaikan (%) -11.76 7.78 6.28 22.06 -4.01 5.47 -3.96 4.43 19.41 18.15 -9.76 -29.24 27.18 -17.33 -20.42 59.25 -14.50 14.08 -1.34 -20.21 -26.42 29.58 -4.58 6.35 29.57 3.31 Nilai (Ribu USD) 656005 345943 341701 427 258 265 261 556 203 818 387 535 566 550 237 493 549 377 154 372 431 236 774 344 208 745 744 606 369 595 268 511 284 584 244 467 858 326 256 188 493 223 916 258 795 294 113 503 836 447186.65 Kenaikan (%) -47.27 -1.23 25.03 -39.91 109.68 47.14 -34.56 2.74 -10.30 -23.58 -1.25 -36.42 45.37 116.65 -18.69 -1.83 -14.11 14.27 -20.10 -43.25 -42.22 18.79 15.58 13.65 71.31 5.69 Pangsa Ekspor terhadap Produksi Total (%) 80.91 66.88 80.71 78.93 93.34 90.77 83.55 73.66 76.45 89.02 97.85 88.88 61.65 79.73 64.23 50.28 79.83 73.16 69.50 66.39 61.47 44.06 47.65 48.20 53.15 69.62 71.92 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2005 Dalam kurun waktu 1980-2005 Indonesia mengekspor kopi rata-rata tiap tahunnya sebesar 311 425.19 ton ke pasar internasional dengan nilai sebesar USD 447 186.65 ribu. Dengan kata lain bahwa selama kurun waktu tersebut Indonesia mampu mengekspor kopi ke pasar internasional sebesar. Sedangkan bila dibandingkan dengan total produksi dalam negeri, ekspor kopi Indonesia ratarata sebesar 71.92 persen dari total produksi kopi Indonesia (Tabel 10). Berdasarkan Tabel 10, pertumbuhan volume dan nilai ekspor total kopi Indonesia pada periode tahun 1980-2005 mengalami trend yang berfluktuasi, tetapi secara rata-rata volume dan nilai ekspor meningkat tiap tahunnya masing- This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com masing sebesar 3.31 persen dan 5.69 persen. Pertumbuhan volume ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1995-1996 yaitu sebesar 59.25 persen dan pertumbuhan terendah terjadi pada periode tahun 1991-1992 yaitu sebesar -29.24 persen (penurunan). Sedangkan pertumbuhan nilai ekspor terbesar terjadi pada periode tahun 1993-1994 yaitu sebesar 116.65 persen dan pertumbuhan nilai ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1999-2000 yaitu sebesar -43.25 persen (penurunan). Pertumbuhan yang berfluktuasi ini disebabkan oleh adanya beberapa kebijaksanaan pemerintah pada saat-saat tertentu. Misalnya kebijakan yang berorientasi pada kegiatan ekspor kopi ke luar negeri sejak tahun 1990. Dengan dicabutnya kuota (jatah yang telah ditetapkan) ekspor kopi yang diatur oleh International Coffee Organization (ICO), yang kemudian ditindak lanjuti oleh pemerintah Indonesia dengan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 265/KP/X/89 tanggal 21 Oktober 1989, yang berisi pembebasan setiap eksportir untuk mengekspor kopi ke pasaran dunia (Lubis, 2002). Hal ini mengakibatkan ekspor kopi Indonesia mengalami peningkatan. Selain faktor adanya kebijaksanaan pemerintah, fluktuasi ekspor kopi juga disebabkan oleh faktor musim di Indonesia dan kondisi perkopian internasional (Hutabarat, 2004). Pada Tabel 10 terlihat pula bahwa pada tahun 1980 ekspor kopi Indonesia hanya 238 677 ton dengan nilai USD 656 005 ribu. Pada tahun 1990 ekspor kopi Indonesia meningkat hampir dua kali lipat menjadi 421 833 ton tetapi dengan nilai ekspor yang lebih rendah yaitu sebesar USD 377 154 ribu. Disini terlihat walaupun volume ekspor kopi Indonesia mengalami peningkatan tetapi dari segi nilai ekspor kopi Indonesia mengalami penurunan. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 5.2. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Utama di Asia (negara tujuan Jepang dan Singapura), Amerika (Amerika Serikat) dan Eropa (Jerman, Inggris dan Italia) Tahun 19802005 Seperti telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa selama ini lebih dari 90 persen ekspor kopi Indonesia ditujukan ke kawasan Asia, Eropa dan Amerika dan sisanya tersebar ke berbagai penjuru dunia. Pada uraian berikut ini akan dibahas satu per satu perkembangan ekspor kopi Indonesia ke beberapa negara tujuan ekspor utama di kawasan Asia, Amerika dan Eropa. 5.2.1. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang Tahun 1980-2005 Negara Jepang merupakan satu-satunya negara tujuan ekspor utama kopi Indonesia di kawasan Asia yang selalu kontinyu menerima ekspor kopi dari Indonesia walaupun dari segi jumlah dan nilai masih relatif kecil dibandingkan negara-negara di Amerika dan Eropa. Namun Jepang masih cukup potensial untuk peningkatan ekspor kopi Indonesia di masa mendatang mengingat semakin meningkatnya kegemaran akan mengkonsumsi kopi. Selama periode 1980-2005 volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tiap tahun rata-rata sebesar 51.2 ribu ton dan nilai ekspor tiap tahun rata-rata sebesar USD 88.3 juta. Volume ekspor kopi tertinggi terjadi pada tahun 1991 sebesar 69.3 ribu ton dan nilai ekspor kopi tertinggi terjadi pada tahun 1995 sebesar USD 154.2 juta. Sementara itu volume ekspor terendah terjadi pada tahun 1980 sebesar 23.4 ribu ton dan nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 2003 sebesar USD 44.9 juta (Tabel 11). This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Tabel 11. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang, Tahun 1980-2005 Tahun Ekspor 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata Volume (Ribu Ton) 23.4 24.5 29.7 31.8 42.3 45.5 45.5 64.0 49.7 59.8 63.6 69.3 57.2 53.5 44.2 57.3 62.4 54.2 56.6 67.5 65.9 58.7 56.6 52.4 45.3 49.5 51.2 Perkembangan Nilai (USD Juta) 61.2 64.3 70.9 77.7 114.5 113.4 138.1 132.0 101.5 105.2 69.8 86.1 62.1 60.6 127.9 154.2 114.1 98.8 104.6 101.2 75.4 50.8 47.5 44.9 55.6 64.3 88.3 Harga (USD/Ton) 2615.4 2624.5 2387.2 2443.4 2706.9 2492.3 3035.2 2062.5 2042.3 1759.2 1097.5 1242.4 1085.7 1132.7 2893.7 2691.1 1828.5 1822.9 1848.1 1499.3 1144.2 865.4 839.2 856.9 1023.9 1299.0 1820.75 Volume (%) Nilai (%) 4.70 21.22 7.07 33.01 7.56 0 40.66 -22.34 20.32 6.35 8.96 -17.46 -6.47 -17.38 29.64 8.90 -13.14 4.43 19.26 -2.37 -10.93 -3.58 -7.42 3.63 -8.84 4.07 Harga (%) 5.06 10.26 9.59 47.36 -0.96 21.78 -4.42 -23.11 3.65 -33.65 23.35 -27.87 -2.42 110.06 20.56 -26.01 -13.41 5.87 -3.25 -25.49 -32.63 -6.50 -5.47 23.83 15.65 3.53 0.35 -9.02 2.35 10.78 -7.93 21.78 -32.04 -0.98 -13.86 -37.61 13.20 -12.66 4.33 155.47 -7.00 -29.80 -0.31 1.38 -18.87 -23.68 -24.37 -3.03 2.11 19.49 26.87 1.42 Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah) Pada Tabel 11 terlihat bahwa perkembangan volume dan nilai ekspor kopi Indonesia ke Jepang dalam kurun waktu 1980-2005 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun secara rata-rata mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005 pertumbuhan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang rata-rata meningkat sebesar 4.07 persen dengan pertumbuhan nilai ekspor rata-rata sebesar 3.53 persen. Pertumbuhan volume ekspor tertinggi terjadi pada periode 1986-1987 sebesar 40.66 persen dan pertumbuhan nilai ekspor tertinggi terjadi pada periode 1993-1994 sebesar 110.06 persen. Sedangkan pertumbuhan volume terendah terjadi pada periode 1987-1988 sebesar -22.34 persen This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com (penurunan) dan nilai ekspor terendah terjadi pada periode 1989-1990 sebesar -33.65 persen (penurunan). Begitu pula dengan perkembangan harga ekspor kopi Indonesia yang juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun secara rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama periode 1980-2005, pertumbuhan harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang rata-rata meningkat tiap tahunnya sebesar 1.42 persen. Pertumbuhan harga ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1993-1994 sebesar 155.47 persen sedangkan pertumbuhan harga ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1989-1990 sebesar -37.61 persen (penurunan). Sementara itu, selama Indonesia mengekspor kopi ke Jepang pada periode 1980-2005, Indonesia pernah memperoleh harga tertinggi sebesar 3035.2 USD/ton pada tahun 1986 dan harga terendah sebesar 839.2 USD/ton pada tahun 2002. 5.2.2. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura Tahun 1980-2005 Seperti halnya Negara Jepang, Negara Singapura merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia di kawasan Asia dan masih cukup potensial untuk peningkatan ekspor di masa mendatang. Selama periode 19802005 volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tiap tahun rata-rata sebesar 9.4 ribu ton dan nilai ekspor rata-rata sebesar USD 12.9 juta. Volume dan nilai ekspor kopi tertinggi ke Singapura terjadi pada tahun 1996 sebesar 23.3 ribu ton dan USD 40.3 juta. Sedangkan volume ekspor terendah terjadi pada tahun 1981 sebesar 0.2 ribu ton dan nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 1981 dan 1982 sebesar USD 0.3 juta (Tabel 12). This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Tabel 12. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura Tahun 1980-2005 Tahun Ekspor 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata Volume (Ribu Ton) 0.3 0.2 0.3 0.4 0.9 1.1 2.7 5.4 6.1 8.5 14.9 19.2 8.8 16.4 12.9 14.2 23.3 10.7 10.3 16.0 15.6 11.1 12.5 8.8 9.9 13.2 9.4 Perkembangan Nilai (USD Juta) 0.4 0.3 0.3 0.4 1.7 1.6 7.2 9.1 10.3 10.4 12.8 17.1 8.8 17.9 28.6 37.1 40.3 17.9 17.5 25.4 16.9 10.8 8.8 6.7 8.2 20.3 12.9 Harga (USD/Ton) 1333.3 1500.0 1000.0 1000.0 1888.9 1454.5 2666.7 1685.2 1688.5 1223.5 859.1 890.6 1000.0 1091.5 2217.1 2612.7 1729.6 1672.9 1699.0 1587.5 1083.3 973.0 704.0 761.4 828.3 1537.9 1411.1 Volume (%) Nilai (%) -33.33 50.00 33.33 125.00 22.22 145.45 100.00 12.96 39.34 75.29 28.86 -54.17 86.36 -21.34 10.08 64.08 -54.08 -3.74 55.34 -2.50 -28.85 12.61 -29.60 12.50 33.33 26.12 Harga (%) -25.00 0 33.33 325.00 -5.88 350.00 26.39 13.19 0.97 23.08 33.60 -48.53 103.41 59.78 29.72 8.63 -55.58 -2.23 45.14 -33.46 -36.09 -18.52 -23.86 22.39 147.56 37.42 12.50 -33.33 0 88.89 -22.99 83.34 -36.81 0.19 -27.54 -29.78 3.67 12.28 9.15 103.12 17.84 -33.80 -3.28 1.56 -6.56 -31.76 -10.18 -27.65 8.15 8.79 85.67 6.59 Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah) Berdasarkan Tabel 12, perkembangan volume dan nilai ekspor kopi Indonesia ke Singapura dalam kurun waktu 1980-2005 mengalami pertumbuhan yang berfluktuasi dari tahun ke tahun namun secara rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005 pertumbuhan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura rata-rata meningkat sebesar 26.12 persen tiap tahunnya dengan nilai ekspor rata-rata sebesar 37.42 persen. Pertumbuhan volume dan nilai ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1985-1986 masing- masing sebesar 145.45 persen dan 350 persen. Sedangkan pertumbuhan volume ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1991-1992 sebesar -54.17 persen (penurunan) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com dan nilai ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1996-1997 sebesar -55.58 persen(penurunan). Begitu pula dengan perkembangan harga ekspor kopi Indonesia yang juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun secara rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005, pertumbuhan harga ekspor kopi Indonesia ke Singapura rata-rata meningkat tiap tahunnya sebesar sebesar 6.59 persen. Pertumbuhan harga ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1993-1994 sebesar 103.12 persen, sedangkan pertumbuhan harga ekspor terendah terjadi pada periode tahun 198-1987 sebesar -36.81persen (penurunan). Sementara itu, selama Indonesia mengekspor kopi ke Singapura pada periode tahun 1980-2005, Indonesia pernah memperoleh harga tertinggi sebesar 266.7 USD/ton pada tahun 1986 dan harga terendah sebesar 704.0 USD/ton pada tahun 2002. 5.2.3. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1980-2005 Amerika merupakan salah satu negara yang turut mempengaruhi ekspor kopi Indonesia karena secara rata-rata ekspor Indonesia ke negara ini memiliki volume dan nilai ekspor terbesar dibandingkan dengan negara tujuan ekspor kopi Indonesia. Selama periode 1980-2005 volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tiap tahun rata-rata sebesar 48.4 ribu ton dan nilai ekspor tiap tahun ratarata sebesar USD 86.5 juta. Volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat mencapai puncak pada tahun 1985 sebesar 69.4 ribu ton dan nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun 1986 sebesar USD 176.1 juta. Sementara volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat terendah terjadi pada tahun 1994 sebesar 19.7 ribu This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com ton dan nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 1992 sebesar USD 19.5 juta (Tabel 13). Tabel 13. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1980-2005 Tahun Ekspor 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata Volume (Ribu Ton) 56.7 58.9 62.8 64.9 65.6 69.4 67.6 55.1 30.3 26.6 45.2 23.7 21.2 24.0 19.7 25.9 60.8 60.8 65.5 36.6 33.2 36.8 43.0 48.1 72.5 84.1 48.4 Perkembangan Nilai (USD Juta) 120.9 132.4 135.6 141.5 163.8 158.8 176.1 97.0 54.8 36.0 41.3 22.5 19.5 28.0 58.7 68.0 96.6 108.2 115.5 60.6 51.1 42.2 50.3 54.9 79.1 136.6 86.5 Harga (USD/Ton) 2132.3 2247.9 2159.2 2180.3 2497.0 2288.2 2605.0 1760.4 1808.6 1353.4 913.7 949.4 919.8 1166.7 2979.7 2625.5 1588.8 1779.6 1763.4 1655.7 1539.2 1146.7 1169.8 1141.4 1091.0 1624.3 1771.8 Volume (%) Nilai (%) 3.88 6.62 3.34 1.08 5.79 -2.59 -18.49 -45.00 -12.21 69.92 -47.57 -10.55 5.34 -17.92 31.47 134.75 0 7.73 -44.12 2.48 10.84 16.85 11.86 50.73 1.60 6.37 9.51 2.42 4.35 15.76 -3.05 10.89 -44.92 -43.51 -34.31 14.72 -45.52 -13.33 43.59 109.64 15.84 42.06 12.01 6.47 -47.53 -15.68 -17.42 19.19 9.14 44.08 72.69 6.43 Harga (%) 5.42 -3.95 0.98 14.52 -8.36 13.84 -32.421.79 -25.17 -32.49 3.91 -3.12 26.84 155.39 -11.89 -39.49 12.01 -9.10 -6.11 -7.04 -25.50 2.01 -2.43 -4.41 48.88 2.93 Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah) Pada Tabel 13 terlihat bahwa perkembangan volume dan nilai ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat dalam kurun waktu 1980-2005 mengalami pertumbuhan yang berfluktuasi dari tahun ke tahun namun secara rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005 pertumbuhan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat rata-rata meningkat sebesar 6.37 persen dengan pertumbuhan nilai ekspor rata-rata sebesar 6.43 persen. Pertumbuhan volume ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 1995-1996 sebesar 134.75 persen dan pertumbuhan volume ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1990-1991 sebesar -47.57 persen (penurunan). Sementara pertumbuhan nilai ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 19931994 sebesar 109.64 persen dan pertumbuhan nilai ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1998-1999 sebesar -47.53 persen (penurunan). Begitu pula dengan perkembangan harga ekspor kopi Indonesia yang juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun secara rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005, pertumbuhan harga ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat rata-rata meningkat tiap tahunnya sebesar 2.93 persen. Pertumbuhan harga ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1993-1994 sebesar 155.39 persen, sedangkan pertumbuhan harga ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1995-1996 sebesar -39.49 persen (penurunan). Sementara itu, selama Indonesia mengekspor kopi ke Amerika Serikat pada periode 1980-2005, Indonesia pernah memperoleh harga tertinggi sebesar 2979.7 USD/ton pada tahun 1994 dan harga terendah sebesar 913.7 USD/ton pada tahun 1990. 5.2.4. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman Tahun 1980-2005 Jerman merupakan salah satu negara di Eropa yang cukup potensial untuk ekspor kopi Indonesia. Selama periode 1980-2005 volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman rata-rata sebesar 45.3 ribu ton tiap tahunnya dengan nilai ekspor ratarata sebesar USD 55.6 juta. Volume ekspor kopi tertinggi ke Jerman terjadi pada tahun 1990 sebesar 131.5 ribu ton dan volume ekspor terendah terjadi pada tahun 1981 sebesar 10.8 ribu ton. Sementara nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 1986 sebesar USD 106.2 juta dan nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 1981 sebesar USD 21.9 juta (Tabel 14). Berdasarkan Tabel 14, perkembangan volume dan nilai ekspor kopi Indonesia ke Jerman selama periode 1980-2005 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, tetapi secara rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005 pertumbuhan volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman rata-rata meningkat sebesar 16.68 persen tiap tahunnya dengan pertumbuhan nilai ekspor rata-rata sebesar 16.15 persen. Pertumbuhan volume dan nilai ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1985-1986 masing- masing sebesar 165.07 persen dan 262.46 persen. Sedangkan pertumbuhan volume ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1991-1992 sebesar -43.89 persen (penurunan) dan nilai ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1986-1987 sebesar -52.07 persen (penurunan). Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa perkembangan harga ekspor kopi Indonesia ke Jerman mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun secara ratarata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005, pertumbuhan harga ekspor kopi Indonesia ke Jerman rata-rata meningkat tiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005 pertumbuhan harga ekspor kopi Indonesia ke Jerman rata-rata meningkat tiap tahunnya sebesar 2.14 persen. Pertumbuhan harga ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1993-1994 sebesar 150.79 persen, sedangkan pertumbuhan harga terendah terjadi pada periode tahun 1995-1996 sebesar -37.68 persen (penurunan). Sementara itu, selama Indonesia mengekspor kopi ke Jerman pada periode tahun 1980-2005, Indonesia pernah This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com memperoleh harga tertinggi sebesar 2492.4 USD/ton pada tahun 1995 dan harga terendah sebesar 538.3 pada tahun 2002. Tabel 14. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman Tahun 1980-2005 Tahun Ekspor 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata Volume (Ribu Ton) 11.9 10.8 12.7 13.1 15.4 14.6 38.7 28.9 30.5 54.8 131.5 93.2 52.3 62.7 38.0 32.9 58.2 50.2 56.7 50.3 47.7 29.4 53.5 57.6 53.8 78.8 45.3 Perkembangan Nilai (USD Juta) 23.9 21.9 25.9 27.2 37.1 29.3 106.2 50.9 54.7 64.2 100.8 78.9 42.2 57.9 88.0 82.0 90.4 79.4 87.8 58.8 37.4 18.5 28.8 37.5 37.5 78.2 55.6 Harga (USD/Ton) 2008.4 2027.8 2039.4 2076.3 2409.1 2006.8 2744.2 1761.1 1793.4 1171.5 766.5 846.6 806.9 923.4 2315.8 2492.4 1553.3 1581.7 1548.5 1169.0 784.1 629.3 538.3 651.0 697.0 992.4 1474.4 Volume (%) Nilai (%) -9.24 17.59 3.15 17.56 -5.19 165.07 -25.32 5.54 79.67 139.96 -29.12 -43.89 19.89 -39.39 -13.42 76.90 -13.75 12.95 -11.29 -5.17 -38.36 81.97 7.66 -6.60 46.47 16.68 Harga (%) -8.37 18.26 5.02 36.40 -21.02 262.46 -52.07 7.47 17.37 57.01 -21.73 -46.51 37.20 51.99 -6.82 10.24 -12.17 10.58 -33.03 -36.39 -50.53 55.67 30.21 0 108.53 16.15 0.97 0.57 1.81 16.03 -16.70 36.75 -35.82 1.83 -34.68 -34.57 10.45 -4.69 14.44 150.79 7.63 -37.68 1.83 -2.10 -24.51 -32.93 -19.74 -14.46 20.94 7.07 42.38 2.14 Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah) 5.2.5. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris Tahun 1980-2005 Sampai saat ini, Inggris masih merupakan salah satu negara di Eropa yang cukup potensial untuk ekspor kopi Indonesia. Selama periode tahun 19802005 volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris rata-rata sebesar 9.0 ribu ton tiap tahunnya dengan nilai ekspor rata-rata sebesar USD 11.5 juta. Volume ekspor kopi Indonesia tertinggi ke Inggris terjadi pada tahun 1993 sebesar 23.7 ribu ton dan volume ekspor terendah terjadi pada tahun 1980, 1983 dan 1985 sebesar 0.2 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com ribu ton. Sementara nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun 1994 sebesar USD 50.9 juta dan nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 1980 sebesar USD 0.3 juta (Tabel 15). Berdasarkan Tabel 15, perkembangan volume dan nilai ekspor kopi Indonesia ke Inggris selama periode 1980-2005 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, tetapi secara rata-rata mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005 pertumbuhan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris rata-rata meningkat sebesar 52.84 persen tiap tahunnya dengan pertumbuhan nilai ekspor rata-rata sebesar 50.27 persen. Pertumbuhan volume ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1988-1989 sebesar 476.47 persen dan pertumbuhan nilai ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1985-1986 sebesar 440.00 persen. Sedangkan pertumbuhan volume dan nilai ekspor terendah terjadi pada periode 1984-1985 masing- masing sebesar -66.67 persen dan -64.29 persen (penurunan). Pada Tabel 15 terlihat pula bahwa perkembangan harga ekspor kopi Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun secara rata-rata meningkat tiap tahunnya sebesar 1.53 persen. Pertumbuhan harga ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1993-1994 sebesar 152.79 persen sedangkan pertumbuhan harga ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1995-1996 sebesar -38.04 persen (penurunan). Sementara itu, selama Indonesia mengekspor kopi ke Inggris pada periode tahun 1980-2005 sebesar 2700.00 USD/ ton pada tahun 1986 dan harga terendah sebesar 504.8 USD/ton pada tahun 2002. Tabel 15. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris Tahun 1980-2005 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Tahun Ekspor 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata Volume (Ribu Ton) 0.2 0.5 0.3 0.2 0.6 0.2 1.0 2.2 1.7 9.8 14.3 13.3 11.0 23.7 21.4 16.5 20.9 9.9 8.2 12.0 11.2 5.9 10.5 12.2 10.5 16.4 9.0 Perkembangan Nilai (USD Juta) 0.3 0.8 0.5 0.5 1.4 0.5 2.7 4.0 3.1 13.1 12.7 11.1 7.8 22.3 50.9 42.3 33.2 14.8 13.8 14.7 8.7 3.9 5.3 7.6 6.8 15.4 11.5 Harga (USD/Ton) 1500.0 1600.0 1666.7 2500.0 2333.3 2500.0 2700.0 1818.2 1823.5 1336.7 888.1 834.6 709.1 940.9 2378.5 2563.6 1588.5 1494.9 1682.9 1225.0 776.8 661.0 504.8 623.0 647.6 939.0 1470.6 Volume (%) Nilai (%) 150.00 -40.00 -33.33 200.00 -66.67 400.00 120.00 -22.73 476.47 45.92 -6.99 -17.29 115.45 -9.70 -22.90 26.67 -52.63 -17.17 46.34 -6.67 -47.32 77.97 16.19 -13.93 56.19 52.84 Harga (%) 166.67 -37.50 0 180.00 -64.29 440.00 48.15 -22.50 322.58 -3.05 -12.60 -29.73 185.90 128.25 -16.90 -21.51 -55.42 -6.76 6.52 -40.82 -55.17 35.90 43.40 -10.53 126.47 50.27 6.67 4.17 49.98 -6.67 7.14 8.00 -32.66 0.29 -26.70 -33.56 -6.02 -15.04 -15.04 152.79 7.78 -38.04 -5.89 12.58 -27.21 -36.59 -14.91 -23.63 23.42 3.95 44.99 1.53 Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah) 5.2.6. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Italia Tahun 1980-2005 Seperti halnya negara Jerman dan Inggris, Italia merupakan salah satu negara di Eropa yang potensial untuk ekspor kopi Indonesia. Selama periode 1980-2005 volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tiap tahun meningkat ratarata sebesar 13.1 ribu ton dengan nilai ekspor rata-rata sebesar USD 18.8 juta. Volume dan nilai ekspor kopi tertinggi ke Italia terjadi pada tahun 2005 masing- masing sebesar 30.5 ribu ton dan USD 27.7 juta (Tabel 16). Berdasarkan Tabel 16, perkembangan volume dan nilai ekspor kopi Indonesia ke Italia dalam kurun waktu 1980-2005 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, tetapi secara rata-rata mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selama This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com periode tahun 1980-2005 pertumbuhan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia rata-rata meningkat sebesar 9.38 persen tiap tahunnya dengan pertumbuhan nilai ekspor rata-rata sebesar 11.97 persen. Pertumbuhan volume ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 2002-2003 sebesar 66.00 persen dan nilai ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1992-1993 sebesar 170.65 persen. Sedangkan pertumbuhan volume ekspor terendah terjadi pada periode tahun 2000-2001 sebesar -41.24 persen dan pertumbuhan nilai ekspor terendah terjadi periode tahun 2000-20015 sebesar 4.49 persen (penurunan). Tabel 16. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Italia Tahun 1980-2005 Tahun Ekspor 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata Volume (Ribu Ton) 6.7 7.6 8.0 8.4 10.3 9.1 13.4 10.4 7.7 10.9 12.5 10.3 10.0 12.6 8.0 9.7 13.0 14.1 14.9 19.7 19.4 11.4 15.0 24.9 21.3 30.5 13.1 Perkembangan Nilai (USD Juta) 12.9 13.6 18.5 19.1 25.0 20.8 36.5 19.6 16.1 15.9 12.2 10.2 9.2 24.9 20.8 24.9 21.2 22.0 24.3 25.7 16.7 7.6 9.0 17.8 15.3 27.7 18.8 Harga (USD/Ton) 1925.4 1789.5 2312.5 2273.8 2427.2 2285.7 2723.9 1884.6 2090.9 1458.7 976.0 990.3 920.0 1976.2 2600.0 2567.0 1630.8 1560.3 1630.8 1304.6 860.8 666.7 600.0 714.9 718.3 908.2 1484.8 Volume (%) 13.43 5.26 5.00 22.62 -11.65 47.25 -22.39 -25.96 41.56 14.68 -17.60 -2.91 26.00 -36.51 21.25 34.02 8.46 5.67 32.21 -1.52 -41.24 31.58 66.00 -14.46 43.19 9.38 Nilai (%) Harga (%) 5.42 36.03 3.24 30.89 -16.80 75.48 -46.30 -17.86 -1.24 -23.27 -16.39 -9.80 170.65 -16.47 19.71 -14.86 3.77 10.46 5.76 -35.02 -54.49 18.42 97.78 -14.46 81.05 11.97 -7.06 29.23 -1.67 6.75 -5.83 19.17 -30.81 10.95 -30.24 -33.09 1.47 -7.10 114.80 31.57 -1.27 -36.47 -4.32 4.52 -20.00 -34.02 -22.55 -10.00 19.15 0.47 26.44 0.77 Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Pada Tabel 16 terlihat pula bahwa perkembangan harga ekspor kopi Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun secara rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama periode 1980-2005 pertumbuhan harga ekspor kopi Indonesia ke Italia rata-rata meningkat tiap tahunnya sebesar 0.77 persen. Pertumbuhan harga ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 19921993 sebesar 114.80 persen, sedangkan pertumbuhan harga ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1995-1996 sebesar -36.47 persen (penurunan). Indonesia pernah memperoleh harga ekspor tertinggi sebesar 2723.9 USD/ton pada tahun 1986 dan harga terendah sebesar 714.9 USD/ton pada tahun 2003. 5.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi, Konsumsi dan Harga Domestik Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 5.3.1. Produksi Kopi Indonesia Hasil dugaan persamaan produksi kopi Indonesia menunjukkan bahwa semua tanda parameter dugaan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan (Tabel 17). Peubah penjelas yang digunakan meliputi total luas areal perkebunan kopi Indonesia (Lt), harga domestik kopi Indonesia (PDRt) dan produksi kopi Indonesia tahun sebelumnya (Qt-1). Sementara peubah endogen adalah produksi kopi Indonesia (Qt). Dari hasil regresi persamaan produksi diperoleh koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 93.4 persen yang berarti 93.4 persen perubahan (naik/turun) produksi kopi Indonesia dapat dijelaskan oleh variasi peubah-peubah penjelas dalam persamaan yaitu oleh Lt, PDRt dan Qt-1. Sedangkan 6.6 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Variabel penjelas pada persamaan secara bersama-sama dapat menjelaskan keragaman variabel endogen yang ditunjukkan oleh nilai F statistik yang nyata pada taraf 5 persen. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Tabel 17. Hasil Dugaan Persamaan Produksi Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 Variabel Notasi Intersep Intersep Total luas areal perkebunan kopi Lt Harga domestik riil kopi Indonesia PDRt Produksi kopi tahun sebelumnya Qt-1 R2 = 93.4 % Durbin Watson (d* ) = 2.07 Keterangan : a = nyata pada taraf 5% Parameter dugaan Taraf Nyata Elastisitas Jangka Pendek Elastisitas Jangka Panjang 16559 0.788 - - 0.023 0.948 0.05 0.05 0.0025 0.932 0.02 0.02 0.026 0.000a F statistik = 26.77 P value = 0.000 - Tabel 18. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) y a n g Dikuadratkan pada Persamaan Produksi kopi Indonesia Tahun 1980-2005 Peubah Qt Lt PDRt Lt 0.850 PDRt 0.151 0.123 Qt-1 0.933 0.823 0.164 Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d* Durbin Watson (DW) dan diperoleh DW sebesar 2.07 yang nyata pada taraf 5 persen. Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai sebesar 1.14 dan 4-du sebesar 2.35, sehingga nilai DW sebesar 2.07 menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya mulikolinearitas maka dilakukan dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R 2 ) dengan koefisien korelasi sederhana peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 18). Dengan memperhatikan matriks tesebut menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar dari r 2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas. Berapa This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com besar pengaruh peubah-peubah penjelas terhadap produksi kopi Indonesia dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini : 1. Total Luas Areal Perkebunan Indonesia (Lt) Parameter dugaan pada peubah total luas areal perkebunan Indonesia bernilai 0.023, artinya bila terjadi peningkatan total luas areal perkebunan Indonesia sebesar satu ha, maka akan meningkatkan produksi kopi Indonesia sebesar 0.023 ton. Total luas areal perkebunan Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.05, artinya bila terjadi peningkatan total luas areal perkebunan Indonesia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan produksi kopi Indonesia 5 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.05 ini menunjukkan bahwa produksi kopi Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan total luas areal perkebunan Indonesia dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.05, artinya bila terjadi peningkatan total luas areal perkebunan Indonesia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan produksi kopi Indonesia sebesar 5 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.05 ini menunjukkan bahwa produksi kopi Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan total luas areal perkebunan Indonesia dalam jangka panjang. 2. Harga Domestik Kopi Indonesia (PDRt) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Parameter dugaan pada peubah harga domestik kopi Indonesia bernilai 0.0025, artinya bila terjadi peningkatan harga domestik kopi Indonesia sebesar satu Rp/ton, maka akan meningkatkan produksi kopi Indonesia sebesar 0.0025 ton. Harga domestik kopi Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.02, artinya bila terjadi peningkatan harga domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan produksi kopi Indonesia 2 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.02 ini menunjukkan bahwa produksi kopi Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga domestik kopi Indonesia dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.02, artinya bila terjadi peningkatan harga domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan produksi kopi Indonesia sebesar 2 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.02 ini menunjukkan bahwa produksi kopi Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga domestik kopi Indonesia dalam jangka panjang. 3. Produksi Kopi Indonesia Tahun Sebelumnya (Qt-1) Parameter dugaan pada peubah produksi kopi Indonesia tahun sebelumnya bernilai 0.026, artinya bila terjadi peningkatan produksi kopi Indonesia tahun sebelumnya sebesar satu ton, maka akan meningkatkan produksi kopi Indonesia sebesar 0.026 ton. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Produksi kopi Indonesia tahun sebelumnya berpengaruh nyata pada taraf 5% terhadap produksi kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. 5.3.2. Konsumsi Kopi Indonesia Hasil dugaan persamaan konsumsi kopi Indonesia menunjukkan bahwa semua tanda parameter dugaan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan (Tabel 19). Peubah penjelas yang digunakan meliputi GDP per kapita riil Indonesia (YIRt) dan harga domestik riil kopi Indonesia (PDRt). Sementara peubah endogen adalah konsumsi kopi Indonesia (Ct). Dari hasil regresi persamaan produksi diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 68.0 persen yang berarti 68.0 persen perubahan (naik/turun) konsumsi kopi Indonesia dapat dijelaskan oleh variasi peubah-peubah penjelas dalam persamaan yaitu oleh YIRt dan PDRt. Sedangkan 32 persen dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Variabel penjelas pada persamaan secara bersama-sama dapat menjelaskan keragaman variabel endogen yang ditunjukkan oleh nilai F statistik yang nyata pada taraf 5 persen. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d* Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 1.98 yang nyata pada taraf 5 persen. Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai sebesar 1.22 dan 4-du sebesar 2.45, sehingga nilai DW sebesar 1.98 menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Tabel 19. Hasil Dugaan Persamaan Konsumsi Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 Variabel Notasi Parameter Taraf Elastisitas dugaan Nyata Intersep Intersep 84707 0.022a GDP per kapita riil Indonesia YIRt 0.130 0.407 0.0008 Harga domestik riil kopi Indonesia PDRt -0.005 0.064a 0.11 2 R = 68.0 % F statistik = 9.09 Durbin Watson (d* ) = 1.98 P value = 0.001 Keterangan : a= nyata pada taraf 10% Untuk mengetahui ada tidaknya mulikolinearitas maka dilakukan dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi sederhana peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 20). Dengan memperhatikan matriks tesebut menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas. Tabel 20. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Beba s ( r ij) y a n g Dikuadratkan pada Persamaan Konsumsi Kopi IndonesiaTahun 1980-2005 Peubah Ct YIRt YIRt 0.279 PDRt 0.219 0.016 Berapa besar pengaruh peubah-peubah penjelas terhadap produksi kopi Indonesia dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini : 1. GDP Indonesia (YIRt) Parameter dugaan pada peubah GDP Indonesia bernilai 0.130, artinya bila terjadi peningkatan GDP Indonesia sebesar satu USD, maka akan meningkatkan konsumsi kopi Indonesia sebesar 0.130 ton. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com GDP Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.0008, artinya bila terjadi peningkatan GDP I ndonesia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan konsumsi kopi Indonesia 0.08 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas sebesar 0.0008 ini menunjukkan bahwa konsumsi kopi Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan GDP Indonesia. 2. Harga Domestik Kopi Indonesia (PDRt) Parameter dugaan pada peubah harga domestik kopi Indonesia bernilai 0.005, artinya bila terjadi peningkatan harga domestik kopi Indonesia sebesar satu Rp/ton, maka akan mengakibatkan penurunan pada konsumsi kopi Indonesia sebesar 0.005 ton. Harga domestik kopi Indonesia berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap konsumsi kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.11, artinya bila terjadi peningkatan harga domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan konsumsi kopi Indonesia 11 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.11 ini menunjukkan bahwa konsumsi kopi Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga domestik kopi Indonesia. 5.3.3. Harga Domestik Kopi Indonesia Hasil dugaan persamaan harga domestik kopi Indonesia menunjukkan bahwa semua tanda parameter dugaan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com (Tabel 21). Peubah penjelas yang digunakan meliputi penawaran domestik kopi Indonesia (SDt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct) dan nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (ERAt). Sementara peubah endogen adalah harga domestik kopi Indonesia (PDRt). Dari hasil regresi persamaan produksi diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 39.6 persen yang berarti 39.6 persen perubahan (naik/turun) harga domestik kopi Indonesia dapat dijelaskan oleh variasi peubah-peubah penjelas dalam persamaan yaitu oleh SDt, Ct dan ERIt. Sedangkan 60.4 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Tabel 21. Hasil Dugaan Persamaan Harga Domestik Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 Variabel Notasi Parameter Taraf Elastisitas dugaan Nyata Intersep Intersep 34017 0.149 Penawaran domestik SDt -1.45 0.761 -0.06 Konsumsi domestik kopi Indonesia Ct 13.2 0.359 0.58 Nilai tukar riil Rupiah terhadap Amerika Serikat ERAt 294 0.588 0.24 R2 = 39.6 % F statistik = 3.02 Durbin Watson (d* ) = 1.62 P value = 0.001 Variabel penjelas pada persamaan secara bersama-sama dapat menjelaskan keragaman variabel endogen yang ditunjukkan oleh nilai F statistik yang nyata pada taraf 5 persen. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d* Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 1.62 yang nyata pada taraf 5 persen. Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai sebesar 1.14 dan 4-du sebesar 2.35, sehingga nilai DW sebesar 1.62 menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Tabel 22. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) y a n g Dikuadratkan pada Persamaan Harga Domestik Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 Peubah PDRt SDt Ct SDt 0.097 Ct 0.219 0.221 ERIt 0.023 0.123 0.053 Untuk mengetahui ada tidaknya mulikolinearitas maka dilakukan dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi sederhana peubah bebas (rij) y a n g dikuadratkan (lihat Tabel 22). Dengan memperhatikan matriks tesebut menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas. Berapa besar pengaruh peubah-peubah penjelas terhadap produksi kopi Indonesia dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini : 1. Penawaran Domestik (SDt) Parameter dugaan pada peubah penawaran domestik bernilai -1.45, artinya bila terjadi peningkatan penawaran domestik sebesar satu ton, maka akan mengakibatkan penurunan pada harga domestik kopi Indonesia sebesar 1.45 Rp/ton. Penawaran domestik tidak berpengaruh nyata terhadap harga domestik kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar -0.06, artinya bila terjadi peningkatan penawaran domestik sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan harga domestik kopi Indonesia 6 persen, ceteris paribus. Nilai This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com elastisitas sebesar 0.06 ini menunjukkan bahwa harga domestik kopi Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan penawaran domestik. 2. Konsumsi Domestik Kopi Indonesia (Ct) Parameter dugaan pada peubah konsumsi domestik kopi Indonesia bernilai 13.2, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar satu ton, maka akan mengakibatkan penurunan pada harga domestik kopi Indonesia sebesar 13.2 Rp/ton. Konsumsi domestik kopi Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap harga domestik kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.58, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan harga domestik kopi Indonesia 58 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas sebesar 0.58 ini menunjukkan bahwa harga domestik kopi Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan konsumsi domestik kopi Indonesia. 3. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (ERAt) Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat bernilai 294, artinya bila terjadi peningkatan sebesar satu ton, maka akan mengakibatkan penurunan pada harga domestik kopi Indonesia sebesar 294 Rp/ton. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata terhadap harga domestik kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.24, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan harga domestik kopi Indonesia 24 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas sebesar 0.24 ini menunjukkan bahwa harga domestik kopi Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. 5.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Utama di Asia, Amerika dan Eropa 5.4.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Jepang dan matriks korelasi antar peubah-peubah bebas (rij) masing- masing disajikan pada Tabel 23 dan 24. Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Jepang menunjukkan bahwa semua tanda paramater dugaan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Peubah bebas yang digunakan meliputi harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang (PXJPRt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct), GDP Jepang (YJPRt), nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang (ERRt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tahun sebelumnya (XJPt-1). Sementara peubah tidak bebasnya adalah volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang (XJPt). This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Tabel 23. Hasil Dugaan Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang Tahun 1980-2005 Variabel Notasi Intersep Intersep Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Jepang PXJPRt Konsumsi domestik kopi Indonesia Ct GDP per kapita riil Jepang YJPRt Nilai tukar riil Rupiah terhadap Yen Jepang ERJPt Volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tahun sebelumnya XJPt-1 R2 = 83.5 % Durbin Watson (d* ) = 1.64 Keterangan : a = nyata pada taraf 10% Parameter dugaan Taraf Nyata 77948 0.000a 5.003 0.001a 0.29 0.32 -0.147 0.245 0.002a 0.071a - 0.44 0.13 - 0.48 0.14 0.050 0.969 0.078 0.700 F statistik = 20.27 P value = 0.000 Elastisitas Jangka Pendek - 0.002 Elastisitas Jangka Panjang - 0.0002 - - Dari hasil regresi persamaan penawaran ekspor kopi ke Jepang diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 83.5 persen yang berarti 83.5 persen perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang dapat dijelaskan oleh variasi peubah-peubah bebas dalam persamaan yaitu oleh PXJPRt, Ct, YJPRt, ERRt dan XJPt-1. Sedangkan 16.5 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Dengan menggunakan uji-F, diperoleh F-hitung sebesar 20.27 yang nyata pada taraf 5%, yang berarti secara bersama-sama semua peubah bebas dalam persamaan dapat menjelaskan dengan baik perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang. Tabel 24. Peubah PXJPRt Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang Tahun 1980-2005 XJPt PXJPRt Ct YJPRt ERJPt 0.646 Ct 0.030 0.353 YJPRt 0.000 0.098 0.063 ERJPt 0.237 0.448 0.278 XJPt-1 0.681 0.740 0.112 0.031 0.003 0.260 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d* Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 1.64 yang nyata pada taraf 5%. Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai dl sebesar 0.98 dan 4du sebesar 2.12, sehingga nilai DW sebesar 1.64 menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi sederhana peubah-peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 24). Dengan memperhatikan matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas yang serius. Berapa besar pengaruh peubah-peubah bebas terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini : 1. Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang (PXJPRt) Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang bernilai 5.003, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar satu USD/ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 5.003 USD/ton Harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.29, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 29 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.29 ini menunjukkan bahwa volume ekspor This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.32, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 32 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.32 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang dalam jangka panjang. 2. Konsumsi Domestik Kopi Indonesia (Ct) Parameter dugaan pada peubah konsumsi domestik kopi Indonesia bernilai -0.147, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar satu ton, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 0.147 ton. Konsumsi domestik kopi Indonesia berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang. Sementara itu, parameter dugaan bertanda negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar -0.44, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 44 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar -0.44 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan konsumsi domestik kopi Indonesia kopi Indonesia dalam jangka pendek. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar -0.48, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 48 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar -0.48 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan konsumsi domestik kopi Indonesia kopi Indonesia dalam jangka panjang. 3. GDP Jepang (YJPRt) Parameter dugaan pada peubah GDP Jepang bernilai 0.245, artinya bila terjadi peningkatan GDP Jepang sebesar satu USD, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 0.245 USD. GDP Jepang berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.13, artinya bila terjadi peningkatan GDP Jepang sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 13 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.13 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif responsif (inelastis) terhadap perubahan GDP Jepang dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.14, artinya bila terjadi peningkatan GDP Jepang sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 14 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.14 ini menunjukkan bahwa volume ekspor This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif responsif (inelastis) terhadap perubahan GDP Jepang dalam jangka panjang. 4. Nilai Tukar Rupiah terhadap Yen Jepang (ERRt) Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang bernilai 0.050, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang sebesar satu Rp/¥, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 0.050 Rp/¥. Nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.002, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 0.2 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.002 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.0002, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 0.02 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.0002 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang dalam jangka panjang. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 5. Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang Tahun Sebelumnya (XJPt-1) Parameter dugaan pada peubah volume ekspor tahun sebelumnya bernilai 0.078, artinya bila terjadi peningkatan volume ekspor tahun sebelumnya sebesar satu ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 0.078 ton. Volume ekspor tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. 5.4.2. Ekspor ke Singapura Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Singapura dan matriks korelasi antar peubah-peubah bebas (rij) masing- masing disajikan pada Tabel 25 dan 26. Tabel 25. Hasil Dugaan Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura Tahun 1980-2005 Variabel Notasi Intersep Intersep Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Singapura PXSRt P r o d u k s i d omestik kopi Indonesia Qt GDP per kapita riil Singapura YSRt Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Singapura ERSt Volume ekspor kopi Indonesia keSingapura tahun sebelumnya XSt-1 R2 = 66.7 % Durbin Watson (d* ) = 2.06 Keterangan : a = nyata pada taraf 10% Parameter dugaan 0.693 Elastisitas Jangka Pendek - Elastisitas Jangka Panjang - 2.011 0.084a 0.43 0.49 0.017 0.510 0.348 0.126 0.81 0.83 0.93 0.96 0.930 0.547 0.16 0.18 - - -4640 Taraf Nyata 0.131 0.630 F statistik = 8.02 P value = 0.000 Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Singapura menunjukkan bahwa semua tanda paramater dugaan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Peubah bebas yang digunakan meliputi harga ekspor kopi Indonesia ke Singapura (PXSRt), produksi domestik kopi Indonesia(Qt), GDP Singapura This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com (YSRt), nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura (ERRt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tahun sebelumnya (XSt-1). Sementara peubah tidak bebasnya adalah volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura (XSt). Dari hasil regresi persamaan penawaran ekspor kopi ke Singapura diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 66.7 persen yang berarti 66.7 persen perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura dapat dijelaskan oleh variasi peubah-peubah bebas dalam persamaan yaitu oleh PXSRt, Qt, YSRt, ERRt dan XSt-1. Sedangkan 33.3 persen diterangkan oleh faktorfaktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Tabel 26. Peubah PXSRt Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura Tahun 1980-2005 XSt PXSRt Qt YSRt ERSt 0.511 Qt 0.340 0.661 YSRt 0.000 0.155 0.401 ERSt 0.203 0.202 0.284 XSt-1 0.546 0.487 0.335 0.069 0.008 0.284 Dengan menggunakan uji-F, diperoleh F-hitung sebesar 8.02 yang nyata pada taraf 5 %, yang berarti secara bersama-sama semua peubah bebas dalam persamaan dapat menjelaskan dengan baik perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d* Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 2.06 yang nyata pada taraf 5%. Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai dl sebesar 0.98 dan 4- This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com du sebesar 2.12, sehingga nilai DW sebesar 2.06 menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi sederhana peubah-peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 26). Dengan memperhatikan matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas yang serius. Berapa besar pengaruh peubah-peubah bebas terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini : 1. Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura (PXSRt) Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Singapura bernilai 2.011, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar satu USD/ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 2.011 USD/ton. Harga ekspor kopi Indonesia ke Singapura berpengaruh nyata pada taraf 5% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.43, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 43 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.43 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Singapura dalam jangka pendek. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.49, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 49 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.49 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Singapura dalam jangka panjang. 2. Produksi Domestik Kopi Indonesia (Qt) Parameter dugaan pada peubah produksi domestik kopi Indonesia bernilai 0.017, artinya bila terjadi peningkatan produksi domestik kopi Indonesia sebesar satu ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 0.017 ton. Produksi domestik kopi Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.81, artinya bila terjadi peningkatan produksi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 81 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.81 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan produksi domestik kopi Indonesia dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.93, artinya bila terjadi peningkatan produksi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 93 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.93 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan produksi domestik kopi Indonesia dalam jangka panjang. 3. GDP Singapura (YSRt) Parameter dugaan pada peubah GDP Singapura bernilai 0.510, artinya bila terjadi peningkatan GDP Singapura sebesar satu USD, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 0.510 USD. GDP Singapura berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.83, artinya bila terjadi peningkatan GDP Singapura sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 83 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.83 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan GDP Singapura dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.96, artinya bila terjadi peningkatan GDP Singapura sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 96 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.96 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan GDP Singapura dalam jangka panjang. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 4. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura (ERSt) Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura bernilai 0.930, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura sebesar satu Rp/SGD, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 0.930 Rp/ SGD. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.16 persen, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 16 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.16 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.18 persen, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 18 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.18 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura dalam jangka panjang. 5. Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura Tahun Sebelumnya (XSt-1) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Parameter dugaan pada peubah volume ekspor tahun sebelumnya bernilai 0.131, artinya bila terjadi peningkatan volume ekspor tahun sebelumnya sebesar satu ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 0.131 ton. Volume ekspor kopi tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. 5.4.3. Ekspor ke Amerika Serikat Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat dan matriks korelasi antar peubah-peubah bebas (r ij) masing- masing disajikan pada Tabel 27 dan 28. Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat menunjukkan bahwa semua tanda paramater dugaan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Peubah bebas yang digunakan meliputi harga ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat (PXARt), harga domestik kopi Indonesia (PDRt), GDP Amerika Serikat (YARt), nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (ERRt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tahun sebelumya (XAt-1). Sementara peubah tidak bebasnya adalah volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat (XAt). Dari hasil regresi persamaan penawaran ekspor kopi ke Amerika Serikat diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 64.0 persen yang berarti 64.0 persen perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat dapat dijelaskan oleh variasi peubah-peubah bebas dalam persamaan yaitu oleh PXARt, This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com PDRt, YARt, ERRt dan XAt-1. Sedangkan 36.0 persen diterangkan oleh faktorfaktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Dengan menggunakan uji-F, diperoleh F-hitung sebesar 7.11 yang nyata pada taraf 5%, yang berarti secara bersama-sama semua peubah bebas dalam persamaan dapat menjelaskan dengan baik perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d* Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 2.00 yang nyata pada taraf 5%. Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai dl sebesar 0.98 dan 4du sebesar 2.12, sehingga nilai DW sebesar 2.00 menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi sederhana peubah-peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 28). Tabel 27. Hasil Dugaan Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1980-2005 Variabel Notasi Intersep Intersep Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Amerika Serikat PXARt H a r g a d o m e s t i k riil kopi Indonesia PDRt GDP per kapita riil Amerika Serikat YARt Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat ERAt Volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tahun sebelumnya XAt-1 R2 = 64.0 % Durbin Watson (d* ) = 2.00 Keterangan : a = nyata pada taraf 10% Parameter dugaan Taraf Nyata 45513 0.013a Elastisitas Jangka Pendek - 2.578 0.335 0.14 0.76 -0.001 0.581 -0.07 -0.38 0.874 0.073a 0.50 2.70 5.304 0.287 0.32 1.73 0.815 0.000a F statistik = 7.11 P value = 0.001 - Elastisitas Jangka Panjang - - This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Tabel 28. Peubah PXARt Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1980-2005 XAt PXARt PDRt YARt ERAt 0.092 PDRt 0.026 0.142 YARt 0.000 0.691 ERAt 0.000 0.231 XAt-1 0.527 0.187 0.092 0.023 0.169 0.199 0.038 0.032 Dengan memperhatikan matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas yang serius. Berapa besar pengaruh peubah-peubah bebas terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini : 1. Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat (PXARt) Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat bernilai 2.578, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar satu USD/ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 2.578 USD/ton. Harga ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.14, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 14 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.14 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak responsif (inelastis) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.76, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 76 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.76 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat dalam jangka panjang. 2. Harga Domestik Kopi Indonesia (PDRt) Parameter dugaan pada peubah harga domestik kopi Indonesia bernilai -0.001, artinya bila terjadi peningkatan harga domestik kopi Indonesia sebesar satu ton, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 0.001 ton. Harga domestik kopi Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat. Sementara itu, parameter dugaan bertanda negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar -0.07 persen, artinya bila terjadi peningkatan harga domestik kopi sebesar seratus persen, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 7 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar -0.07 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com responsif (inelastis) terhadap perubahan harga domestik kopi Indonesia dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar -0.38 persen, artinya bila terjadi peningkatan harga domestik kopi sebesar seratus persen, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 38 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar -0.38 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga domestik kopi Indonesia dalam jangka panjang. 3. GDP Amerika Serikat (YARt) Parameter dugaan pada peubah GDP Amerika Serikat bernilai 0.874, artinya bila terjadi peningkatan GDP Amerika Serikat sebesar satu USD, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 0.874 USD. GDP Amerika Serikat berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.50, artinya bila terjadi peningkatan GDP Amerika Serikat sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 50 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.50 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com responsif (inelastis) terhadap perubahan GDP Amerika Serikat dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 2.70, artinya bila terjadi peningkatan GDP Amerika Serikat sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 270 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 2.70 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat responsif (elastis) terhadap perubahan GDP Amerika Serikat dalam jangka panjang. 4. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (ERAt) Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat bernilai 5.304, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sebesar satu Rp/USD, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 5.304 Rp/ USD. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.32, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 32 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.32 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat dalam jangka pendek. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 1.73, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 173 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 1.73 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat responsif (elastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat dalam jangka panjang. 5. Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat Tahun Sebelumnya (XAt-1) Parameter dugaan pada peubah volume ekspor tahun sebelumnya bernilai 0.185, artinya bila terjadi peningkatan volume ekspor tahun sebelumnya sebesar satu ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 0.185 ton. Volume ekspor kopi tahun sebelumnya berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. 5.5.4. Ekspor ke Jerman Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Jerman dan matriks korelasi antar peubah-peubah bebas (rij) masing- masing disajikan pada Tabel 29 dan 30. Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Jerman menunjukkan bahwa semua tanda paramater dugaan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Peubah bebas yang digunakan meliputi harga ekspor kopi Indonesia ke Jerman (PXJRRt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct), GDP Jerman This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com (YJRRt) dan nilai tukar Rupiah terhadap Euro (ERJRt). Sementara peubah tidak bebasnya adalah volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman (XJRt). Dari hasil regresi persamaan penawaran ekspor kopi ke Jerman diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 67.7% yang berarti 67.7 persen perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman dapat dijelaskan oleh variasi peubah-peubah bebas dalam persamaan yaitu oleh PXJRRt, Ct, YJRRt dan ERJRt. Sedangkan 32.3 persen diterangkan oleh faktor- faktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Dengan menggunakan uji-F, diperoleh F-hitung sebesar 10.98 yang nyata pada taraf 5%, yang berarti secara bersama-sama semua peubah bebas dalam persamaan dapat menjelaskan dengan baik perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman. Tabel 29. Hasil Dugaan Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman Tahun 1980-2005 Variabel Intersep Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Jerman Konsumsi domestik Indonesia GDP per kapita riil Jerman Nilai tukar riil Rupiah terhadap Euro R2 = 67.7% Durbin Watson (d* ) = 1.97 Keterangan : a = nyata pada taraf 10% Tabel 30. Notasi Intersep Parameter dugaan 52426 PXJRRt 10.660 Ct -0.221 YJRRt 1.352 ERJRt 11.718 F statistik = 10.98 P value = 0.000 Taraf Nyata 0.074a Elastisitas 0.000a 0.089a 0.008a 0.104a 0.57 -0.75 0.68 0.45 - Peubah PXJRRt Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman Tahun 1980-2005 XJRt PXJRRt Ct YJRRt 0.458 Ct 0.035 0.345 YJRRt 0.007 0.326 0.226 ERJRt 0.307 0.549 0.311 0.312 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d* Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 1.97 yang nyata pada taraf 5%. Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai dl sebesar 1.06 dan 4du sebesar 2.24, sehingga nilai DW sebesar 1.97 menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi sederhana peubah-peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 30). Dengan memperhatikan matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas yang serius. Berapa besar pengaruh peubah-peubah bebas terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini : 1. Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman (PXJRRt) Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Jerman bernilai 10.660, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke Jerman sebesar satu USD/ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman sebesar 10.660 USD/ton. Harga ekspor kopi Indonesia ke Jerman berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.57, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman sebesar 57 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas sebesar 0.57 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Jerman tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Jerman. 2. Konsumsi Domestik Kopi Indonesia (Ct) Parameter dugaan pada peubah konsumsi domestik kopi Indonesia bernilai -0.221, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar satu ton, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman sebesar 0.221 ton. Konsumsi domestik kopi Indonesia berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman. Sementara itu, parameter dugaan bertanda negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar -0.75, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman sebesar 75 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas sebesar -0.75 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan konsumsi kopi Indonesia ke Jerman. 3. GDP Jerman (YJRRt) Parameter dugaan pada peubah GDP Jerman bernilai 1.352, artinya bila terjadi peningkatan GDP Amerika Serikat sebesar satu USD, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 1.352 USD. GDP Jerman berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.68, artinya bila terjadi peningkatan GDP Jerman sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman sebesar 68 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas sebesar 0.68 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan GDP Jerman. 4. Nilai Tukar Rupiah terhadap Euro (ERJRt) Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Euro bernilai 11.718, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Euro sebesar satu Rp/€, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman sebesar 11.598 Rp/€. Nilai tukar Rupiah terhadap Euro berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.45, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Euro sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman sebesar 45 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas sebesar 0.45 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Euro. 5.5.5. Ekspor ke Inggris Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Inggris dan matriks korelasi antar peubah-peubah bebas (rij) masing- masing disajikan pada Tabel 31 dan 32. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Inggris menunjukkan bahwa semua tanda paramater dugaan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Peubah bebas yang digunakan meliputi harga ekspor kopi Indonesia ke Inggris (PXINRt), GDP Inggris (YINRt), nilai tukar Rupiah terhadap Pounsdterling (ERINt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris tahun sebelumnya (XINt-1). Sementara peubah tidak bebasnya adalah volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris (XINt). Dengan menggunakan uji-F, diperoleh F-hitung sebesar 22.19 yang nyata pada taraf 5%, yang berarti secara bersama-sama semua peubah bebas dalam persamaan dapat menjelaskan dengan baik perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris. Dari hasil regresi persamaan penawaran ekspor kopi ke Inggris diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 80.9 persen yang berarti 80.9 persen perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris dapat dijelaskan oleh variasi peubah-peubah bebas dalam persamaan yaitu oleh PXINRt, YINRt, ERINt dan XINt-1. Sedangkan 10.1 persen diterangkan oleh faktor- faktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Tabel 31. Hasil Dugaan Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris Tahun 1980-2005 Peubah Intersep Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Inggris GDP per kapita riil Inggris Nilai tukar riil Rupiah terhadap Poundsterling Volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris tahun sebelumnya R2 = 80.9 % Durbin Watson (d* ) = 1.92 Keterangan : a = nyata pada taraf 10% Notasi Parameter dugaan Taraf Nyata 0.001a Elastisitas Jangka Pendek - Elastisitas Jangka Panjang - Intersep 18996 PXINRt YINRt 2.341 0.082 0.001a 0.530 0.61 0.17 1.18 0.33 ERINt 2.152 0.004a 1.11 2.15 XINt-1 0.483 0.001a F statistik = 22.19 P value = 0.000 - - This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Tabel 32. Peubah PXINRt Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris Tahun 1980-2005 XINt PXINRt YINRt XINt-1 0.506 YINRt 0.112 0.348 ERINt 0.007 0.338 XINt-1 0.646 0.416 0.118 0.106 0.052 Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d* Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 1.92 yang nyata pada taraf 5%. Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai dl sebesar 0.98 dan 4du sebesar 2.12, sehingga nilai DW sebesar 1.92 menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi sederhana peubah-peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 32). Dengan memperhatikan matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas yang serius. Berapa besar pengaruh peubah-peubah bebas terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini : 1. Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris (PXINRt) Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Inggris bernilai 2.341, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke Inggris sebesar satu USD/ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris sebesar 2.341 USD/ton. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Harga ekspor kopi Indonesia ke Inggris berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.61, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris sebesar 61 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.61 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Inggris dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 1.18, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris sebesar 118 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 1.18 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris responsif (elastis) terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Inggris dalam jangka panjang. 2. GDP Inggris (YINRt) Parameter dugaan pada peubah harga GDP Inggris bernilai 0.082, artinya bila terjadi peningkatan GDP Inggris sebesar satu USD, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris sebesar 0.082 USD. GDP Inggris tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.17, artinya bila terjadi peningkatan GDP Inggris sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris 17 sebesar persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.17 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan GDP Inggris dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.33, artinya bila terjadi peningkatan GDP Inggris sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris 33 sebesar persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.33 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan GDP Inggris dalam jangka panjang. 3. Nilai Tukar Rupiah terhadap Poundsterling (ERINt) Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling bernilai 2.152 artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling sebesar satu Rp/, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris sebesar 2.152 Rp/Poundsterling. Nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 1.11, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris sebesar 111 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 1.11 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris responsif (elastis) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 2.15, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris sebesar 215 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 2.15 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris responsif (elastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling dalam jangka panjang. 4. Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris Tahun Sebelumnya (XINt1) Parameter dugaan pada peubah volume ekspor tahun sebelumnya bernilai 0.483, artinya bila terjadi peningkatan volume ekspor tahun sebelumnya sebesar satu ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris sebesar 0.483 ton. Volume ekspor kopi tahun sebelumnya berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. 5.5.6. Ekspor ke Italia Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Italia dan matriks korelasi antar peubah-peubah bebas (rij) masing- masing disajikan pada Tabel 33 dan 34. Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Italia menunjukkan bahwa semua tanda paramater dugaan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Peubah bebas yang digunakan meliputi harga ekspor kopi Indonesia This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com ke Italia (PXITRt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct), GDP Italia (YITRt), nilai tukar Rupiah terhadap Euro (ERITt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tahun sebelumnya (XITt-1). Sementara peubah tidak bebasnya adalah volume ekspor kopi Indonesia ke Italia (XITt). Dari hasil regresi persamaan penawaran ekspor kopi ke Italia diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 78.0 persen yang berarti 78.0 persen perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Italia dapat dijelaskan oleh variasi peubah-peubah bebas dalam persamaan yaitu oleh PXITRt, Ct, YITRt, ERITt dan XITt-1. Sedangkan 22.0 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Dengan menggunakan uji-F, diperoleh F-hitung sebesar 14.21 yang nyata pada taraf 5%, yang berarti secara bersama-sama semua peubah bebas dalam persamaan dapat menjelaskan dengan baik perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Italia. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d* Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 2.10 yang nyata pada taraf 5%. Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai dl sebesar 0.98 dan 4du sebesar 2.12, sehingga nilai DW sebesar 2.10 menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi. Tabel 33. Hasil Dugaan Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Italia Tahun 1980-2005 Variabel Notasi Parameter dugaan Taraf Nyata 0.013a Elastisitas Jangka Pendek - Elastisitas Jangka Panjang - Intersep Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Italia Konsumsi domestik kopi Indonesia GDP Italia Nilai tukar riil Rupiah terhadap Intersep 16555 PXITRt 0.622 0.145 0.12 0.18 Ct YITRt -0.027 0.172 0.246 0.143 -0.32 0.24 -0.47 0.35 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Euro ERITt Volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tahun sebelumnya XITt-1 R2 = 78.0 % Durbin Watson (d* ) = 2.10 Keterangan : a = nyata pada taraf 10% 2.529 0.002a 0.12 0.18 - - 0.318 0.144 F statistik = 14.21 P value = 0.000 Tabel 34. Peubah PXITRt Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan pada Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Italia Tahun 1980-2005 XITt PXITRt Ct YITRt ERITt 0.434 Ct 0.225 0.352 YITRt 0.438 0.258 0.341 ERITt 0.588 0.222 0.237 XITt-1 0.561 0.504 0.306 0.285 0.399 0.332 Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi sederhana peubah-peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 34). Dengan memperhatikan matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas yang serius. Berapa besar pengaruh peubah-peubah bebas terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Italia dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini : 1. Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Italia (PXITRt) Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Italia bernilai 0.622, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar satu USD/ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 0.622 USD/ton. Harga ekspor kopi Indonesia ke Italia berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Italia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.12, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 12 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.12 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Italia dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.18, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 18 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.18 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Italia dalam jangka panjang. 2. Konsumsi Domestik Kopi Indonesia (Ct) Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Italia bernilai -0.027, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar satu ton, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 0.027 ton. Konsumsi domestik kopi Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Italia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar -0.32, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 32 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar -0.32 ini menunjukkan This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan konsumsi domestik kopi Indonesia dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar -0.47, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 47 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar -0.47 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan konsumsi domestik kopi Indonesia dalam jangka panjang. 3. GDP Italia (YITRt) Parameter dugaan pada peubah GDP Italia bernilai 0.172, artinya bila terjadi peningkatan GDP Italia sebesar satu USD, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 0.172 USD. GDP Italia berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Italia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.24, artinya bila terjadi peningkatan GDP Italia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 24 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.24 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tidak (inelastis) terhadap perubahan GDP Italia dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.35, artinya bila terjadi peningkatan GDP Italia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 35 persen, ceteris paribus. Nilai This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com elastisitas jangka panjang sebesar 0.35 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tidak (inelastis) terhadap perubahan GDP Italia dalam jangka panjang. 4. Nilai Tukar Rupiah terhadap Euro (ERITt) Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Euro bernilai 2.529, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Euro sebesar satu Rp/€, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 2.529 Rp/€. Nilai tukar Rupiah terhadap Euro berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Italia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.12, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Euro sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 12 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.12 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Euro dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.18, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Euro sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 18 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.18 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Euro dalam jangka panjang. 5. Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Italia Tahun Sebelumnya (XITt-1) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Parameter dugaan pada peubah volume ekspor tahun sebelumnya bernilai 0.318, artinya bila terjadi peningkatan volume ekspor tahun sebelumnya sebesar satu ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 0.318 ton. Volume ekspor tahun sebelumnya berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Italia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Perkembangan luas areal perkebunan kopi, produksi, produktivitas dan ekspor kopi Indonesia mengalami trend yang berfluktuasi tiap tahunnya dan secara rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya. 2. Dalam periode waktu 1980-2005 perkembangan volume ekspor kopi Indonesia ke Asia (Jepang dan Singapura), Amerika (Amerika Serikat) dan Eropa (Jerman, Inggris dan Italia) cenderung mengalami fluktuasi dan secara ratarata mengalami peningkatan tiap tahunnya. 3. Dari hasil dugaan persamaan produksi, konsumsi, harga domestik dan penawaran ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan ekspor utama di Asia (Jepang dan Singapura), Amerika (Amerika Serikat) dan Eropa (Jerman, Inggris dan Italia) menunjukkan bahwa semua tanda parameter sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. 4. Dari hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa tidak semua peubah penjelas yang mempengaruhi produksi, konsumsi, harga domestik dan ekspor kopi Indonesia pada negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa berpengaruh nyata. Untuk produksi kopi terdapat satu peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu produksi kopi Indonesia tahun sebelumnya (Qt-1). Untuk konsumsi kopi Indonesia terdapat satu peubah penjelas y a n g berpengaruh nyata yaitu harga domestik riil kopi Indonesia. Untuk harga domestik kopi Indonesia tidak terdapat peubah penjelas yang berpengaruh nyata.Untuk ekspor kopi Indonesia ke Jepang terdapat tiga peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com (PXJPRt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct) dan GDP per kapita Jepang (YJPRt). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Singapura terdapat satu peubah pejelas yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor kopi Indonesia ke Singapura (PXSRt). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat terdapat dua peubah bebas yang berpengaruh nyata yaitu GDP per kapita Amerika Serikat (YARt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tahun sebelumnya (XAt-1). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Jerman terdapat empat peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor kopi Indonesia ke Jerman (PXJRRt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct), GDP per kapita Jerman (YJRRt) dan nilai tukar Rupiah terhadap Euro (ERJRt). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Inggris terdapat tiga peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor kopi Indonesia ke Inggris (PXINRt), nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling (ERINt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris tahun sebelumnya (XINt-1). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Italia terdapat satu peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu nilai tukar Rupiah terhadap Euro (ERITt). 5.2. Saran Kebijakan 1. Mengintensifkan ekspor kopi olahan untuk meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar internasional karena selama ini Indonesia mengekspor kopi tanpa olahan atau masih berupa biji. 2. Meningkatkan ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan ekspor kopi potensial selain enam negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia untuk memperbesar pemasukan devisa dan memperluas pangsa pasar ekspor kopi Indonesia. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com 3. Perlu perhatian yang cermat dari para eksportir terhadap tingkat responsifitas faktor- faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor kopi Indonesia, sehingga para eksportir dapat mengetahui kapan melakukan penambahan atau pengurangan jumlah ekspor dengan proporsi tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi. Dan hal ini tentunya akan memberikan tambahan penerimaan devisa yang lebih besar bagi Indonesia dari ekspor kopi. 5.3. Saran Penelitian 1. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menganalisis ekspor kopi Indonesia dengan ruang lingkup yang lebih luas berkaitan dengan negara tujuan ekspor kopi Indonesia. 2. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan adanya respesifikasi dari model bagi peneliti selanjutnya dengan mengganti atau menambah peubah-peubah lainnya yang lebih relevan seperti harga dan volume ekspor kopi negara pesaing utama ekspor kopi Indonesia, permintaan kopi dunia maupun pengaruh volume ekspor dari negara-negara eksportir lainnya. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com DAFTAR PUSTAKA Akiyama, T. and P. N. Varingis. 1994. The Impact of The International Cofee Agreement on Producing Countries. The World Bank Economic Review, 4(2): 157-173. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. 2005. Statistik Kopi Tahun 2003-2005. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2005. Indikator Ekonomi Tahun 2005. Badan Pusat Statistik, Jakarta. Boye, G. R. and M. J. Lord. 1994. The International Coffee Retention Scheme and Its Impact on The World Cofee Market. Licht. F.O. Coffee Economics. Budhijana, B. 2002. Pasar Uni Eropa dan Peluang Ekspor Bagi Hasil Pertanian Indonesia. Universitas Tarumanegara. Jurnal Ekonomi, 7(1):36-52. Darmansyah, S. 1986. Analisis Perdagangan Kopi Indonesia di Pasar Kopi Internasional. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Gonarsyah, I. 1987. Landasan Perdagangan Internasional. Jurusan Ilmu- Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Gujarati, D. 1999. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta. Hakim, L. 2002. Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Utama di Asia dan Eropa. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hutabarat, B. 2004. Kondisi Pasar Dunia dan Dampaknya terhadap Kinerja Industri Perkopian Nasional. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Jurnal Agro Ekonomi, 22 (2): 147-166. Kanisius, A. G. 2005. Kopi : Prospek Cerah Komoditas Pertanian Bernilai Ekonomis Tinggi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Koutsoyianis, A. 1978. Theory of Econometrics : An Introductory Exposition of Econometric Method. Harper and Row Publisher Inc, New York. Lifianthi. 1999. Dampak Kebijakan Ekonomi terhadap Produksi dan Ekspor Kopi Sumatera Selatan. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lipsey, R. 1995. Pengantar Mikroekonomi. Edisi Kesepuluh. Jilid Satu. Binarupa Aksara, Jakarta. Lubis, S. N. 2002. Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Keragaan Industri Kopi Indonesia dan Perdagangan Kopi Dunia. Disertasi Doktor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Resmisari, Y. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Teh PT. Perkebunan Nusantara VIII. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Saleh, Y. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Ekspor Tomat Segar Indonesia. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Salvatore. 1997. Ekonomi Internasional. Penerbit Erlangga, Jakarta. Sambudi, S. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Ekspor Kopi Arabika Indonesia. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sihotang, J. 1996. Analisis Penawaran dan Permintaan Kopi Indonesia dan Permintaan Kopi Indonesia di Pasar Domestik dan Internasional. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Siswoputranto, P. S. 1993. Kopi Internasional dan Indonesia. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Spillane, J. 1990. Komoditi Kopi: Peranannya dalam Perekonomian Indonesia. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Sunarni, Y. D. 2002. Analisis Industri dan Strategi Peningkatan Daya Saing Industri Kopi Indonesia. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu- Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Suryono, D. W. 1991. Analisis Perdagangan Kopi Indonesia di Pasar Dalam Negeri dan Internasional. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tjitroresmi, E. 2005. Kondisi Perkembangan dan Pangsa Pasar Internasional Komoditi Perkebunan Indonesia : Kasus Kakao, Kopi dan Karet. Mimbar Sosek. . Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 13 (1): 27-59 Turnip, C. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor dan Aliran Perdagangan Kopi Indonesia. Skripsi Sarjana. Jurusan IlmuIlmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com LAMPIRAN This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kopi Indonesia, Tahun 1980-2005 Tahun Perkebunan Rakyat 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 663 601 749 829 759 182 766 134 837 488 874 340 888 862 908 584 969 789 984 234 1 014 125 1 063 289 1 076 474 1 090 050 1 080 532 1 109 499 1 103 615 1 105 114 1 068 064 1 059 245 1 192 322 1 258 628 1 318 020 1 240 222 1 251 326 1 202 392 Luas Areal (Ha) Perkebunan Perkebunan Negara Swasta 20 925 23 016 23 635 24 426 22 440 23 499 23 593 24 280 25 484 21 800 25 834 25 891 26 092 26 325 26 593 25 616 24 619 32 232 39 139 39 316 40 645 26 954 26 954 26 597 26 597 26 641 22 938 24 001 20 211 24 427 34 283 33 290 22 744 28 776 30 674 30 516 29 889 30 674 31 332 31 192 33 260 32 396 31 295 32 682 46 166 28 716 27 720 27 801 27 210 25 091 26 020 26 239 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2006 Total Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 707 464 796 846 803 028 814 987 894 211 931 129 935 199 961 640 1 025 947 1036 550 1 069 848 1 119 854 1 133 898 1 147 567 1 140 385 1 167 511 1 159 079 1 170 028 1 153 369 1 127 277 1 260 687 1 313 383 1 372 184 1 291 910 1 303 943 1 255 272 294 973 314 899 281 251 305 648 315 489 311 398 356 822 388 669 391 095 401 048 412 767 428 305 436 930 438 868 450 191 457 801 459 206 428 418 512 165 524 687 554 574 569 234 682 019 663 571 647 385 640 365 0.42 0.39 0.35 0.37 0.35 0.33 0.38 0.40 0.38 0.39 0.38 0.38 0.38 0.38 0.39 0.39 0.40 0.37 0.44 0.46 0.44 0.43 0.49 0.51 0.50 0.51 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 2. Produksi Perkebunan Kopi Seluruh Indonesia Menurut Status Pengusahaan,Tahun 1980-2005 Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Perkebunan Rakyat 276 295 290 401 262 247 287 183 291 291 288 404 329 605 367 835 362 311 376 579 384 464 399 088 408 808 410 048 421 682 429 569 435 757 396 155 469 671 493 940 514 896 541 476 654 281 644 657 618 227 615 556 Produksi (Ton) Perkebunan Perkebunan Negara Swasta 13 212 5 466 16 189 8 309 13 297 5 707 10 147 8 318 14 775 9 423 12 635 10 359 17 664 9 553 13 043 7 791 16 072 12 712 13 466 11 003 15 566 12 737 16 755 12 462 16 890 11 232 17 266 11 554 17 468 11 041 16 824 11 408 13 184 10 265 21 050 11 213 25 759 19 021 26 208 11 539 29 754 9 924 18 111 9 647 18 128 9 610 17 007 9 591 17 025 12 134 17 034 7 775 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2006 Total 294 973 314 899 281 251 305 648 315 489 311 398 356 822 388 669 391 095 401 048 412 767 428 305 436 930 438 868 450 191 457 801 459 206 428 418 514 451 531 687 554 574 569 234 682 019 671 255 647 385 640 365 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 3. Luas Areal Perkebunan Kopi Seluruh Indonesia Menurut Propinsi dan Status Pengusahaan,Tahun 2004 No Propinsi Perkebunan Rakyat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 30. Luas Areal (Ha) Perkebunan Perkebunan Negara Swasta Nanggroe Aceh 97 816 Sumatera Utara 70 774 Sumatera Barat 48 714 Riau 11 234 Jambi 28 400 Sumatera Selatan 272 542 Bangka Belitung 109 Bengkulu 122 066 Lampung 166 058 DKI Jakarta 0 Jawa Barat 16 065 Banten 8 905 Jawa Tengah 37 344 D.I. Yogyakarta 1 911 Jawa Timur 50 826 Bali 36 234 NTB 11 636 NTT 64 301 Kalimantan Barat 14 673 Kalimantan Tengah 8 793 Kalimantan Selatan 7 699 Kalimantan Timur 16 105 Sulawesi Utara 12 388 Gorontalo 1 345 Sulawesi Tengah 17 199 Sulawesi Selatan 64 196 Sulawesi Barat 31 215 Sulawesi Tenggara 10 540 Maluku 3 925 Maluku Utara 6 707 Papua 8 585 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2004 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 007 0 23 590 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 75 651 621 0 0 0 0 576 0 0 360 0 757 0 18 340 64 855 204 0 0 0 0 0 0 0 3 592 0 0 0 0 0 Total 97 891 71 425 49 335 11 234 28 400 272 542 109 122 642 166 058 0 16 426 8 905 41 108 1 911 92 756 36 298 12 491 64 504 14 673 8 793 7 699 16 105 12 388 1 345 17 199 67 788 31 125 10 540 3 925 6 707 8 585 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 4. Produksi Perkebunan Kopi Seluruh Indonesia Menurut Propinsi dan Status Pengusahaan, Tahun 2004 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. Propinsi Nanggroe Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Perkebunan Rakyat 37 380 56 774 23 661 2 043 5 217 144 162 59 73 111 142 599 0 7 776 1 095 12 496 351 20 157 19 065 4 509 15 637 4 092 3 614 1 975 5 831 8 886 1 399 5 508 31 033 10 759 3 587 555 784 2 627 Produksi (Ton) Perkebunan Perkebunan Negara Swasta 0 0 0 577 0 396 0 0 0 0 0 0 0 0 0 938 0 0 0 0 0 31 0 0 1 438 233 0 0 15 569 7 559 0 18 0 416 0 85 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 623 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2006 Total 37 380 57 351 24 057 2 043 5 217 144 162 59 74 048 142 599 0 7 807 1 095 14 167 351 43 285 19 083 4 925 15 723 4 092 3 614 1 975 5 831 8 886 1 399 5 508 31 656 10 759 3 587 555 784 2 627 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 5. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2005 Ekspor Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata Volume (Ton) Nilai (Ribu USD) Harga (Ribu USD/Ton) 238 677 210 595 226 985 241 238 294 471 282 671 298 124 286 316 298 998 357 035 421 833 380 666 269 352 349 916 289 288 230 201 366 602 313 430 357 550 352 967 340 887 250 818 325 009 323 520 344 077 445 829 323 883.32 656 005 345 943 341 701 427 258 265 261 556 203 818 387 535 566 550 237 493 549 377 154 372 431 236 774 344 208 745 744 606 369 595 268 511 284 584 244 467 858 326 256 188 493 223 916 258 795 294 113 503 836 465 074.12 2.75 1.64 1.51 1.77 0.90 1.97 2.75 1.87 1.84 1.38 0.89 0.98 0.88 0.98 2.58 2.63 1.62 1.63 1.63 1.33 0.96 0.75 0.69 0.80 0.85 1.13 1.49 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2006 Pertumbuhan (%) Volume Nilai - 11.76 7.78 6.27 22.06 -4.01 5.47 -3.96 4.43 19.41 18.15 -9.76 -29.24 27.18 -17.33 -20.42 59.25 -14.50 14.08 -1.34 -20.21 -26.42 29.58 -4.58 6.35 29.57 4.00 - 47.26 1.27 25.03 - 37.91 109.68 47.14 -34.56 2.74 -10.30 -23.58 -1.25 -36.42 45.37 116.65 -18.69 -1.83 -14.11 14.27 -20.10 -43.25 -42.22 18.79 15.58 13.65 71.31 6.00 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 6. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Utama Ekspor Kopi Indonesia di Asia, Tahun 1980-2005 Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Volume (Ribu Ton) 23.4 24.5 29.7 31.8 42.3 45.5 45.5 64.0 49.7 59.8 63.6 69.3 57.2 53.5 44.2 57.3 62.4 54.2 56.6 67.5 65.9 58.7 56.6 52.4 54.3 49.5 Jepang Nilai (Juta USD) 61.2 64.3 70.9 77.7 114.5 113.4 138.1 132.0 101.5 105.2 69.8 86.1 62.1 60.6 127.9 154.2 114.1 98.8 104.6 101.2 75.4 50.8 47.5 44.9 55.6 64.3 Harga (USD/Ton) Volume (Ribu Ton) Singapura Nilai (Juta USD) 0.3 0.2 0.3 0.4 0.9 1.1 2.7 5.4 6.1 8.5 14.9 19.2 8.8 16.4 12.9 14.2 23.3 10.7 10.3 16.0 15.6 11.1 12.5 8.8 9.9 13.2 0.4 0.3 0.3 0.4 1.7 1.6 7.2 9.1 10.3 10.4 12.8 17.1 8.8 17.9 28.6 37.1 40.3 17.9 17.5 25.4 16.9 10.8 8.8 6.7 8.2 20.3 2615.4 2624.5 2387.3 2443.4 2706.9 2492.3 3035.2 2062.5 2042.3 1759.2 1097.5 1242.4 1085.7 1132.7 2893.7 2691.1 1828.5 1822.9 1848.1 1499.3 1144.2 865.4 839.2 856.9 1023.9 1299.0 Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah) Harga (USD/Ton) 1333.3 1500.0 1000.0 1000.0 1888.9 1454.5 2666.7 1685.2 1688.5 1223.5 859.1 890.6 1000.0 1091.5 2217.1 2612.7 1729.6 1672.9 1699.0 1587.5 1083.3 973.0 704.0 761.4 828.3 1537.9 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 7. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Utama Ekspor Kopi Indonesia di Amerika, Tahun 1980-2005 Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Volume (Ribu Ton) 56.7 58.9 62.8 64.9 65.6 69.4 67.6 55.1 30.3 26.6 45.2 23.7 21.2 24.0 19.7 25.9 60.8 60.8 65.5 36.6 33.2 36.8 43.0 48.1 72.5 84.1 Amerika Serikat Nilai (Juta USD) 120.9 132.4 135.6 141.5 163.8 158.8 176.1 97.0 54.8 36.0 41.3 22.5 19.5 28.0 58.7 68.0 96.6 108.2 115.5 60.6 51.1 42.2 50.3 54.9 79.1 136.6 Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah) Harga (USD/Ton) 2132.6 2247.9 2159.2 2180.3 2497.0 2288.2 2605.0 1760.4 1808.6 1353.4 913.7 949.4 919.8 1166.7 2979.7 2625.5 1588.8 1779.6 1763.4 1655.7 1539.2 1146.7 1169.8 1141.4 1091.0 1624.3 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 9 . GDP Negara Tujuan Utama Ekspor Kopi Indonesia Di Asia, Amerika dan Eropa Tahun 1980-2005 Tahun Jepang 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Singapura GDP (USD) Amerika Serikat Jerman 8966.76 4853.18 11990.88 11656.68 9834.25 5637.89 13313.43 9808.87 9073.14 6057.02 13074.03 9519.41 9829.50 6729.74 14735.63 9507.68 10393.47 7093.13 16221.03 8958.93 11062.40 6531.55 17228.57 9038.35 16305.22 6516.63 18035.03 12929.72 19680.78 7325.87 18963.96 16072.60 23792.60 8903.98 20222.19 17234.53 23711.60 10331.59 21514.28 17026.92 24249.62 12233.67 22529.64 21494.33 27633.31 13951.73 23029.17 22632.18 30062.15 15670.83 24086.88 25647.93 34400.98 17819.80 25031.57 24780.83 37762.51 20928.93 26311.24 26395.25 41496.57 24131.98 27233.77 30891.43 36724.98 25793.40 28484.40 29768.66 33561.68 25889.21 29956.03 26320.82 30383.76 21587.81 31235.27 26578.07 34229.27 21056.19 32766.51 26055.73 36601.33 23078.66 34364.50 23076.48 32113.44 20897.00 35107.18 22941.07 30620.15 21250.61 35944.96 24467.46 33124.87 21974.13 37313.33 29566.27 35840.84 25161.05 39535.61 33288.20 35593.26 26996.61 41768.15 33799.53 15707.78 25452.13 22432.98 Rata-rata 26121.69 Sumber : Statistik Tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Tahun 1980-2005 Inggris 9654.82 9145.90 8695.11 8229.19 7721.34 8132.85 9956.33 12183.98 14763.42 14865.01 17433.88 18152.60 18763.50 16798.24 18116.95 19658.13 20587.08 22854.88 24459.67 25056.75 24591.51 24372.13 26597.51 30458.63 35847.01 36850.60 18613.35 Italia 8124.03 7332.00 7260.63 7528.75 7455.67 7693.34 10900.82 13714.66 15170.53 15791.18 19983.79 21039.61 22237.39 17894.39 18431.32 19651.94 21944.94 20741.55 21144.39 20833.74 19013.19 19332.19 21060.26 26002.37 29716.39 30338.99 17320.69 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Negara Tujuan Utama Ekspor Kopi di Asia, Amerika dan Eropa, Tahun 1980-2005 Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Jepang (Rp/JPY) 234.09 219.08 226.78 240.15 415.80 561.74 1027.75 1340.75 1387.04 1252.48 1420.38 1594.19 1657.51 1890.61 2206.11 2246.35 2058.39 3578.31 7000.49 6947.19 8357.00 7916.00 7540.00 7317.00 9042.00 8342.00 Singapura (Rp/SGD) 109.54 123.50 138.89 140.25 240.78 561.74 1027.75 1340.84 1387.04 1252.48 1095.02 1224.76 1257.91 1315.08 1506.14 1634.27 1704.97 2772.83 4835.80 4260.43 5539.00 5621.00 5154.00 4977.00 5683.00 5907.00 Rata-rata 3308.74 2338.89 Mata Uang AS Jerman (Rp/USD) (Rp/€) 634.00 220.18 643.00 234.97 692.00 264.37 994.12 256.92 1075.87 298.10 1130.70 458.19 1655.40 844.20 1651.70 1036.75 1729.38 979.23 1795.48 1034.75 1901.00 1276.10 1992.00 1312.13 2062.00 1278.16 2110.00 1218.08 2200.00 1415.15 2308.00 1608.22 2383.00 1535.98 4650.00 2597.77 8025.00 4776.93 7100.00 3654.56 9595.00 4557.00 10400.00 4698.00 8940.00 8192.00* 8465.00 9188.00* 9290.00 9370.00* 9830.00 10643.00* 3971.26 2805.72 Inggris (Rp/GBP) 980.76 989.09 1028.34 1135.75 1305.25 1626.11 2417.50 3075.86 3138.20 2872.83 3671.46 3725.39 3121.95 3122.62 3441.20 3581.57 4036.98 7708.79 13335.97 11494.92 14299.00 15081.00 14335.00 15706.00 17888.00 16947.00 Italia (Rp/€) 40.76 42.89 43.15 49.15 56.50 62.15 121.28 140.47 133.07 142.42 169.18 173.20 140.44 123.56 136.48 145.71 156.15 264.36 482.45 369.15 460.00 475.00 8192.00* 9188.00* 9370.00* 10643.00* 6541.02 1589.25 *) Sejak tahun 2002 Jerman dan Italia yang tergabung dalam negara-negara Uni Eropa menggunakan mata uang yang sama, yaitu Euro Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bank Indonesia, Tahun 1980-2005 Keterangan : Japanese Yen (JPY) : mata uang Negara Jepang Singapore Dollar (SGD) : mata uang Negara Singapura United States Dollar (USD) : mata uang Negara Amerika Serikat Euro (€) : mata uang Negara Jerman Great Britain Poundsterling (GBP) : mata uang Negara Inggris Euro (€) : mata uang Negara Italia This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 11. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Jepang Tahun XJPt PXJPNt PXJPRt Ton USD/Ton USD/Ton 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 23400 24500 29700 31800 42300 45500 45500 64000 49700 59800 63600 69300 57200 53500 44200 57300 62400 54200 56600 67500 65900 58700 56600 52400 45300 49500 51169.23 2615.38 2624.49 2387.20 2443.39 2706.86 2492.31 3035.17 2062.50 2042.25 1759.20 1097.48 1242.42 1085.66 1132.71 2893.67 2691.09 1828.53 1822.88 1848.06 1499.26 1144.16 865.42 839.22 856.87 1023.94 1298.99 1820.74 9018.55 8201.53 6820.57 6265.10 6151.95 5418.07 6323.27 3891.51 3582.89 2883.93 1688.43 1749.89 1409.95 1348.46 3179.86 2691.09 1108.20 1585.11 1015.42 687.73 504.04 342.06 296.54 283.73 331.37 412.38 2968.91 Rata-rata Ct YJPNt YJPRt ERJPNt ERJPt XJPt-1 IHK Ton USD USD Rp/JPY Rp/JPY Ton 1995=1 118300 120800 120800 125000 136700 110000 116700 116700 119200 121700 124200 125000 132700 191700 231200 205000 150000 183333 166667 133333 166666 200000 183333 200000 200000 200000 153808.92 8966.76 9834.25 9073.14 9829.50 10393.47 11062.4 16305.22 19680.78 23792.6 23711.6 24249.62 27633.31 30062.15 34400.98 37762.51 41496.57 36724.98 33561.68 30383.76 34229.27 36601.33 32113.44 30620.15 33124.87 35840.84 35593.26 26040.32 30919.86 30732.03 25923.26 25203.85 23621.52 24048.70 33969.21 37133.55 41741.40 38871.48 37307.11 38920.15 39041.75 40953.55 41497.26 41496.57 22257.56 29184.07 16694.37 15701.50 16123.93 12693.06 10819.84 10968.50 11598.98 11299.45 27258.56 234.09 219.08 226.78 240.15 415.80 561.74 1027.75 1340.75 1387.04 1252.48 1420.38 1594.19 1657.51 1890.61 2206.11 2246.35 2058.39 3578.31 7000.49 6947.19 8357.00 7916.00 7540.00 7317.00 9042.00 8342.00 3308.43 807.21 684.63 647.94 615.77 945.00 1221.17 2141.15 2529.72 2433.40 2053.25 2185.20 2245.34 2152.61 2250.73 2424.30 2246.35 1247.51 3111.57 3846.42 3186.78 3681.50 3128.85 2664.31 2422.85 2926.21 2648.25 2171.08 22500 23400 24500 29700 31800 42300 45500 45500 64000 49700 59800 63600 69300 57200 53500 44200 57300 62400 54200 56600 67500 65900 58700 56600 52400 45300 50107.41 0.29 0.32 0.35 0.39 0.44 0.46 0.48 0.53 0.57 0.61 0.65 0.71 0.77 0.84 0.91 1.00 1.65 1.15 1.82 2.18 2.27 2.53 2.83 3.02 3.09 3.15 1.27 Keterangan : XJPt = Volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang (Ton) PXJPNt = Harga ekspor nominal kopi Indonesia ke Jepang (USD/Ton) PXJPRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Jepang (USD/Ton) Ct = Konsumsi domestik kopi Indonesia (Ton) YJPNt = GDP per kapita nominal Jepang (USD) YJPRt = GDP per kapita riil Jepang (USD) ERJPNt = Nilai tukar nominal Rupiah terhadap Yen Jepang (Rp/JPY) ERJPRt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Yen Jepang (Rp/JPY) XJPt-1 = Volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tahun sebelumnya (Ton) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 12. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Singapura Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata XSt PXSNt PXSRt Qt Ton USD/Ton USD/Ton Ton 1333.33 1500.00 1000.00 1000.00 1888.89 1454.54 2666.67 1685.19 1688.53 1223.53 859.06 890.66 1000.00 1091.15 2217.05 2612.68 1729.61 1672.90 1699.03 1587.50 1083.33 972.97 704.00 761.36 828.28 1537.88 1411.08 4597.69 4687.50 2857.14 2564.10 4292.93 3162.04 5555.56 3179.60 2962.33 2005.79 1321.63 1254.45 1298.70 1298.99 2436.32 2612.68 1048.25 1454.70 933.53 728.21 477.24 384.57 248.76 252.11 268.05 488.22 2014.27 294973 314899 281251 305648 315489 311398 356822 388669 391095 401048 412767 428305 436930 438868 450191 457801 459206 428418 514451 531687 554574 569234 682019 663571 647385 640365 449117.85 300 200 300 400 900 1100 2700 5400 6100 8500 14900 19200 8800 16400 12900 14200 23300 10700 10300 16000 15600 11100 12500 8800 9900 13200 9373.08 YSNt YSRt ERSNt ERSRt XSTt-1 IHK USD USD Rp/SGD Rp/SGD Ton 1995=1 4853.18 5637.89 6057.02 6729.74 7093.13 6531.55 6516.63 7325.87 8903.98 10331.59 12233.67 13951.73 15670.83 17819.8 20928.93 24131.98 25793.40 25889.21 21587.81 21056.19 23078.66 20897.00 21250.61 21974.13 25161.05 26996.61 15707.78 16735.10 17618.41 17305.77 17255.74 16120.75 14199.02 13576.31 13822.40 15621.02 16937.03 18821.03 19650.32 20351.73 21214.05 22998.82 24131.98 15632.36 22512.36 11861.43 9658.80 10166.81 8259.68 7509.05 7276.20 8142.73 8570.35 15228.82 109.54 123.50 138.89 140.25 240.78 561.74 1027.75 1340.84 1387.04 1252.48 1095.02 1224.76 1257.91 1315.08 1506.14 1634.27 1704.97 2772.83 4835.80 4260.43 5539.00 5621.00 5154.00 4977.00 5683.00 5907.00 2338.89 377.72 385.94 396.83 359.62 547.23 1221.17 2141.15 2529.89 2433.40 2053.25 1684.65 1725.01 1633.65 1565.57 1655.10 1634.27 1033.32 2411.16 2657.03 1954.33 2440.09 2221.74 1821.20 1648.01 1839.16 1875.24 1624.83 Keterangan : XSt = Volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura (Ton) PXSNt = Harga ekspor nominal kopi Indonesia ke Singapura (USD/Ton) PXSRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Singapura (USD/Ton) Qt = Produksi domestik kopi Indonesia (Ton) YSNt = GDP per kapita nominal Singapura (USD) YSRt = GDP per kapita riil Singapura (USD) ERSNt = Nilai tukar nominal Rupiah terhadap Dollar Singapura (Rp/SGD) ERSRt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Singapura (Rp/SGD) XSt-1 = Volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tahun sebelumnya (Ton) 210 300 200 300 400 900 1100 2700 5400 6100 8500 14900 19200 8800 16400 12900 14200 23300 10700 10300 16000 15600 11100 12500 8800 9900 9033.70 0.29 0.32 0.35 0.39 0.44 0.46 0.48 0.53 0.57 0.61 0.65 0.71 0.77 0.84 0.91 1.00 1.65 1.15 1.82 2.18 2.27 2.53 2.83 3.02 3.09 3.15 1.27 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 13. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Amerika Serikat Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata XAt PXANt PXARt PDNt Ton USD/Ton USD/Ton Rp/Ton Rp/Ton 1050000 1067000 1160000 1250000 1325000 4000000 4000000 2500000 2650000 2320830 1516670 1350000 1437750 1409170 1972580 4295330 4768250 4299830 4820920 12320800 13438500 7812500 5318000 4940000 4840000 5739000 3907774 3620690 3334375 3314286 3205128 3011364 8695652 8333333 4716981 4649123 3804639 2333338 1901408 1867208 1677583 2167670 4295330 2889848 3738983 2648857 5651743 5920044 3087945 1879152 1635762 1566343 1821905 3529565 56700 58900 62800 64900 65600 69400 67600 55100 30300 26600 45200 23700 21200 24000 19700 25900 60800 60800 65500 36600 33200 36800 43000 48100 72500 84100 48423.08 2132.28 2247.88 2159.24 2180.28 2496.95 2288.18 2605.03 1760.44 1808.58 1353.38 913.72 949.37 919.81 1166.67 2979.70 2625.48 1588.82 1779.61 1763.36 1655.74 1539.16 1146.74 1169.77 1141.37 1091.03 1624.26 1734.11 7352.69 7024.63 6169.26 5590.46 5674.89 4974.30 5427.15 3321.58 3172.95 2218.66 1405.72 1337.14 1194.56 1388.89 3274.40 2625.48 962.92 1547.49 968.88 759.51 678.04 453.26 413.35 377.94 353.08 515.64 2660.88 PDRt YANt YARt ERANt ERARt XAt-1 IHK USD USD Rp/USD Rp/USD Ton 1995=1 11990.88 13313.43 13074.03 14735.63 16221.03 17228.57 18035.03 18963.96 20222.19 21514.28 22529.64 23029.17 24086.88 25031.57 26311.24 27233.77 28484.4 29956.03 31235.27 32766.51 34364.5 35107.18 35944.96 37313.33 39535.61 41768.15 25384.51 41347.86 41604.47 37354.37 37783.67 36865.98 37453.41 37572.98 35781.06 35477.53 35269.31 34660.98 32435.45 31281.66 29799.49 28913.45 27233.77 17263.27 26048.72 17162.24 15030.51 15138.55 13876.36 12701.40 12355.41 12794.70 13259.73 27556.40 634.00 643.00 692.00 994.12 1075.87 1130.7 1655.4 1651.7 1729.38 1795.48 1901.00 1992.00 2062.00 2110.00 2200.00 2308.00 2383.00 4650.00 8025.00 7100.00 9595.00 10400.0 8940.00 8465.00 9290.00 9830.00 3971.26 58100 56700 58900 62800 64900 65600 69400 67600 55100 30300 26600 45200 23700 21200 24000 19700 25900 60800 60800 65500 36600 33200 36800 43000 48100 72500 48781.48 0.29 0.32 0.35 0.39 0.44 0.46 0.48 0.53 0.57 0.61 0.65 0.71 0.77 0.84 0.91 1.00 1.65 1.15 1.82 2.18 2.27 2.53 2.83 3.02 3.09 3.15 1.27 Keterangan : XAt = Volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika (Ton) PXANt = Harga ekspor nominal kopi Indonesia ke Amerika (USD/Ton) PXARt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Amerika (USD/Ton) PDNt = Harga domestik riil kopi Indonesia (Rp/Ton) PDRt = Harga domestik riil kopi Indonesia (Rp/Ton) YANt = GDP per kapita nominal Amerika (USD) YARt = GDP per kapita riil Amerika (USD) ERANt = Nilai tukar nominal Rupiah terhadap Dollar Amerika (Rp/USD) ERARt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Amerika (Rp/USD) XAt-1 = Volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika tahun sebelumnya (Ton) 2186.21 2009.38 1977.14 2549.03 2445.16 2458.04 3448.75 3116.42 3034.00 2943.41 2924.62 2805.63 2677.92 2511.90 2417.58 2308.00 1444.24 4043.48 4409.34 3256.88 4226.87 4110.67 3159.01 2802.98 3006.47 3120.63 2899.76 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 14. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Jerman Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata XJRt PXJRNt PXJRRt Ct Ton USD/Ton USD/Ton Ton 11900 10800 12700 13100 15400 14600 38700 28900 30500 54800 131500 93200 52300 62700 38000 32900 58200 50200 56700 50300 47700 29400 53500 57600 53800 78800 45315.38 2008.40 2027.78 2039.37 2076.34 2409.09 2006.85 2744.19 1761.25 1793.44 1171.53 766.54 846.57 806.88 923.44 2315.79 2492.40 1553.27 1581.67 1548.50 1168.99 784.07 629.25 538.32 651.04 697.03 992.39 1474.40 6925.52 6336.81 5826.77 5323.95 5475.20 4362.72 5717.06 3323.11 3146.39 1920.54 1179.29 1192.35 1047.90 1099.33 2544.82 2492.40 941.38 1375.37 850.82 536.23 345.41 248.72 190.22 215.58 225.58 315.04 2429.17 118300 120800 120800 125000 136700 110000 116700 116700 119200 121700 124200 125000 132700 191700 231200 205000 150000 183333 166667 133333 166666 200000 183333 200000 200000 200000 153808.92 YJRNt USD 11656.68 9808.87 9519.41 9507.68 8958.93 9038.35 12929.72 16072.60 17234.53 17026.92 21494.33 22632.18 25647.93 24780.83 26395.25 30891.43 29768.66 26320.82 26578.07 26055.73 23076.48 22941.07 24467.46 29566.27 33288.20 33799.53 21133.00 YJRRt ERJNt ERJRt IHK USD 40195.45 30652.72 27198.31 24378.67 20361.20 19648.59 26936.92 30325.66 30236.02 27912.98 33068.20 31876.31 33309.00 29500.99 29005.77 30891.43 18041.61 22887.67 14603.34 11952.17 10165.85 9067.62 8645.75 9790.16 10772.88 10730.01 22775.21 Rp/€ Rp/€ 1995=1 220.18 234.97 264.37 256.92 298.10 458.19 844.20 1036.75 979.23 1034.75 1276.10 1312.13 1278.16 1218.08 1415.15 1608.22 1535.98 2597.77 4776.93 3654.56 4557.00 4698.00 8192.00 9188.00 9370.00 10643.00 2805.72 759.24 734.28 755.34 658.77 677.50 996.07 1758.75 1956.13 1717.95 1696.31 1963.23 1848.07 1659.95 1450.10 1555.11 1608.22 930.90 2258.93 2624.69 1676.40 2007.49 1856.92 2894.70 3042.38 3032.36 3378.73 1749.94 0.29 0.32 0.35 0.39 0.44 0.46 0.48 0.53 0.57 0.61 0.65 0.71 0.77 0.84 0.91 1.00 1.65 1.15 1.82 2.18 2.27 2.53 2.83 3.02 3.09 3.15 1.27 Keterangan : XJRt = Volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman (Ton) PXJRNt = Harga ekspor nominal kopi Indonesia ke Jerman (USD/Ton) PXJRRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Jerman (USD/Ton) Ct = Konsumsi domestik kopi Indonesia (Ton) YJRNt = GDP per kapita nominal Jerman (USD) YJRRt = GDP per kapita riil Jerman (USD) ERJNt = Nilai tukar nominal Rupiah terhadap Euro (Rp/€) ERJRt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Euro (Rp/€) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 15. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Inggris Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata XINt PXINNt PXINRt Ton USD/Ton USD/Ton 1500.00 1600.00 1666.67 2500.00 2333.33 2500.00 2700.00 1818.18 1823.53 1336.76 888.11 834.59 709.09 940.93 2378.51 2563.64 1588.52 1494.94 1682.93 1225.00 776.79 661.01 504.76 622.95 647.62 939.02 1470.65 5172.41 5000.00 4761.91 6410.26 5303.02 5434.78 5625.00 3430.53 3199.18 2191.41 1366.32 1175.48 920.90 1120.15 2613.75 2563.64 962.74 1299.95 924.69 561.93 342.20 261.26 178.36 206.27 209.59 298.10 2366.69 200 500 300 200 600 200 1000 2200 1700 9800 14300 13300 11000 23700 21400 16500 20900 9900 8200 12000 11200 5900 10500 12200 10500 16400 9023.77 YINNt YINRt ERINNt ERINRt XINt-1 IHK USD USD Rp/GBP Rp/GBP Ton 1995=1 9654.82 9145.90 8695.11 8229.19 7721.34 8132.85 9956.33 12183.98 14763.42 14865.01 17433.88 18152.6 18763.50 16798.24 18116.95 19658.13 20587.08 22854.88 24459.67 25056.75 24591.51 24372.13 26597.51 30458.63 35847.01 36850.60 18613.35 33292.48 28580.94 24843.17 21100.49 17548.50 17680.11 20742.35 22988.64 25900.74 24368.87 26821.35 25567.04 24368.18 19997.90 19908.74 19658.13 12477.02 19873.81 13439.38 11493.92 10833.26 9633.25 9398.41 10085.64 11600.97 11698.60 18996.23 170 200 500 300 200 600 200 1000 2200 1700 9800 14300 13300 11000 23700 21400 16500 20900 9900 8200 12000 11200 5900 10500 12200 10500 8695.19 0.29 0.32 0.35 0.39 0.44 0.46 0.48 0.53 0.57 0.61 0.65 0.71 0.77 0.84 0.91 1.00 1.65 1.15 1.82 2.18 2.27 2.53 2.83 3.02 3.09 3.15 1.27 980.76 989.09 1028.34 1135.75 1305.25 1626.11 2417.50 3075.86 3138.20 2872.83 3671.46 3725.39 3121.95 3122.62 3441.20 3581.57 4036.98 7708.79 13335.97 11494.92 14299.00 15081.00 14335.00 15706.00 17888.00 16947.00 6541.02 3381.93 3090.91 2938.11 2912.18 2966.48 3535.02 5036.46 5803.51 5505.61 4709.56 5648.40 5247.03 4054.48 3717.40 3781.54 3581.57 2446.65 6703.30 7327.46 5272.90 6299.12 5960.87 5065.37 5200.66 5789.00 5380.00 4667.52 Keterangan : XINt = Volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris (Ton) PXINNt = Harga ekspor nominal kopi Indonesia ke Inggris (USD/Ton) PXINRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Inggris (USD/Ton) YINNt = GDP per kapita nominal Inggris (USD) YINRt = GDP per kapita riil Inggris (USD) ERINNt = Nilai tukar nominal Rupiah terhadap Poundsterling Inggris (Rp/GBP) ERINRt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Poundsterling (Rp/GBP) XINt-1 = Volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris tahun sebelumnya (Ton) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 16. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Italia Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata XITt PXITNt PXITRt Ct Ton USD/Ton USD/Ton Ton 2615.38 2624.49 2387.20 2443.39 2706.86 2492.31 3035.17 2062.50 2042.25 1759.20 1097.48 1242.42 1085.66 1132.71 2893.67 2691.09 1828.53 1822.88 1848.06 1499.26 1144.16 865.42 839.22 856.87 1023.94 1298.99 1820.74 6639.21 5592.09 6607.14 5830.28 5516.32 4968.93 5674.75 3555.89 3668.26 2391.34 1501.54 1394.77 1194.81 2352.61 2857.14 2567.01 988.35 1356.77 896.03 598.43 379.22 263.51 212.01 236.71 232.46 288.32 2606.30 118300 120800 120800 125000 136700 110000 116700 116700 119200 121700 124200 125000 132700 191700 231200 205000 150000 183333 166667 133333 166666 200000 183333 200000 200000 200000 153808.92 6700 7600 8000 8400 10300 9100 13400 10400 7700 10900 12500 10300 10000 12600 8000 9700 13000 14100 14900 19700 19400 11400 15000 24900 21300 30500 13069.23 YITNt YITRt ERITNt ERITRt XITt-1 IHK USD USD 8966.76 9834.25 9073.14 9829.50 10393.47 11062.40 16305.22 19680.78 23792.60 23711.60 24249.62 27633.31 30062.15 34400.98 37762.51 41496.57 36724.98 33561.68 30383.76 34229.27 36601.33 32113.44 30620.15 33124.87 35840.84 35593.26 26040.32 28013.90 22912.50 20744.66 19304.49 16944.70 16724.65 22710.04 25876.72 26614.96 25887.18 30744.29 29633.25 28879.73 21302.85 20254.20 19651.94 13299.96 18036.13 11617.80 9556.76 8375.85 7641.18 7441.79 8610.06 9616.95 9631.42 18462.61 Rp/€ Rp/€ Ton 1995=1 40.76 42.89 43.15 49.15 56.50 62.15 121.28 140.47 133.07 142.42 169.18 173.20 140.44 123.56 136.48 145.71 156.15 264.36 482.45 369.15 460.00 475.00 8192.00 9188.00 9370.00 10643.00 1589.25 140.55 134.03 123.29 126.03 128.41 135.11 252.67 265.04 233.46 233.48 260.28 243.94 182.39 147.10 149.98 145.71 94.64 229.88 265.08 169.33 202.64 187.75 2894.70 3042.38 3032.36 3378.73 630.73 5600 6700 7600 8000 8400 10300 9100 13400 10400 7700 10900 12500 10300 10000 12600 8000 9700 13000 14100 14900 19700 19400 11400 15000 24900 21300 12792.59 0.29 0.32 0.35 0.39 0.44 0.46 0.48 0.53 0.57 0.61 0.65 0.71 0.77 0.84 0.91 1.00 1.65 1.15 1.82 2.18 2.27 2.53 2.83 3.02 3.09 3.15 1.27 Keterangan : XITt = Volume ekspor kopi Indonesia ke Italia (Ton) PXITNt = Harga ekspor nominal kopi Indonesia ke Italia(USD/Ton) PXITRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Italia (USD/Ton) Ct = Konsumsi domestik kopi Indonesia (Ton) YITNt = GDP per kapita nominal Italia (USD) YITRt = GDP per kapita riil Italia (USD) ERITNt = Nilai tukar nominal Rupiah terhadap Euro (Rp/€) ERITRt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Euro (Rp/€) XITt-1 = Volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tahun sebelumnya (Ton) This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 17. Sumber Perolehan Data-Data Penelitian No. 1. Perihal Harga ekspor kopi Indonesia Sumber Statistik Indonesia, Badan Pusat Statistik, 1980-2005 2. Harga domestik kopi Indonesia Laporan Mingguan Bank Indonesia, 1980-2005 3. Produksi kopi Indonesia Statistik Perkebunan Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan, 19802005 3. Konsumsi kopi Indonesia Statistik Kopi, Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, 1980-2005 4. Ekspor kopi Indonesia Statistik Perkebunan Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan, 19802005 5. 6. GDP negara tujuan utama Statistik tahunan Perserikatan Bangsa- ekspor kopi Indonesia Bangsa, Tahun 1980-2005 Nilai tukar Rupiah terhadap Statistik Ekonomi Keuangan Bank mata uang negara tujuan utama Indonesia, Tahun 1980-2005 ekspor kopi Indonesia 7. Indeks harga konsumen Indeks Harga Konsumen Indonesia, Indonesia Badan Pusat Statistik, 1980-2005 This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 18. Hasil Regresi Produksi Kopi Indonesia Regression Analysis: Qt versus Lt, PDRt, Qt-1 The regression equation is Qt = 16559 + 0.023 Lt + 0.0025 PDRt + 0.026 Qt-1 Predictor Constant Lt PDRt Qt-1 Coef 16559 0.02302 0.002545 0.0262 S = 29938 SE Coef 48924 0.07937 0.003448 0.1232 R-Sq = 93.4% T 1.24 2.18 0.03 6.03 P 0.788 0.948 0.932 0.000 R-Sq(adj) = 92.4% Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total Source Lt PDRt Qt-1 DF SS MS 3 3.40862E+11 1.13621E+11 22 19718450621 896293210 25 3.60580E+11 F 26.77 P 0.000 DF Seq SS 1 3.06551E+11 1 1763287312 1 32546965888 Unusual Observations Obs Lt Qt 19 1153369 514451 23 1372184 682019 Fit 456920 599445 SE Fit 9427 12736 Residual 57531 82574 R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 2.07 Correlations: Qt, Lt, PDRt, Qt-1 Lt PDRt Qt-1 Qt 0.922 -0.389 0.966 Lt PDRt -0.351 0.907 -0.405 Cell Contents: Pearson correlation St Resid 2.02R 3.05R This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 19. Hasil Regresi Konsumsi Kopi Indonesia Regression Analysis: Ct versus YIRt, PDRt The regression equation is Ct = 84707 + 0.130 YIRt - 0.005 PDRt Predictor Constant YIRt PDRt Coef 84707 0.1301 -0.0054 S = 29027 SE Coef 15485 0.0142 0.0030 R-Sq = 68.0% T 13.89 3.03 -2.59 P 0.022 0.407 0.064 R-Sq(adj) = 67.1% Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total Source YIRt PDRt DF 1 1 DF SS 2 15325977803 23 19378958039 25 34704935842 MS 7662988902 842563393 F 9.09 P 0.001 Seq SS 9681921508 5644056295 Unusual Observations Obs YIRt Ct 15 1102 231200 16 1130 205000 Fit 159574 141662 SE Fit 7389 6383 Residual 71626 63338 R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 1.98 Correlations: Ct, YIRt, PDRt YIRt PDRt Ct -0.528 -0.468 YIRt 0.128 Cell Contents: Pearson correlation St Resid 2.55R 2.24R This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 20. Hasil Regresi Harga Domestik Kopi Indonesia Regression Analysis: PDRt versus SDt, Ct, ERIt The regression equation is PDRt = 34017 – 1.45 SDt + 13.2 Ct + 294 ERIt Predictor Constant SDt Ct ERIt Coef 34017 -1.45 13.2 294 SE Coef 21383 2.948 10.24 245.4 S = 1706077 R-Sq = 39.6% T 2.51 -0.20 1.91 1.49 P 0.149 0.761 0.359 0.588 R-Sq(adj) = 35.7% Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total Source SDt Ct ERIt DF SS MS 3 2.63736E+13 8.79121E+12 22 6.40354E+13 2.91070E+12 25 9.04090E+13 F 3.02 P 0.001 DF Seq SS 1 8.74343E+12 1 1.11564E+13 1 6.47380E+12 Unusual Observations Obs SDt PDRt 6 28727 8695652 7 58698 8333333 Fit 4410719 4957590 SE Fit 540503 602037 Residual 4284933 3375743 R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 1.62 Correlations: PDRt, SDt, Ct, ERIt SDt Ct ERIt PDRt -0.311 -0.468 0.153 SDt Ct 0.722 0.350 0.230 Cell Contents: Pearson correlation St Resid 2.65R 2.11R This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 21. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang Regression Analysis: XJPt versus PXJPRt, Ct, YJPRt, ERJPt, XJPt-1 The regression equation is XJPt = 77948 + 5.00 PXJPRt - 0.147 Ct + 0.245 YJPRt + 0.05 ERJPt + 0.078 XJPt-1 Predictor Coef Constant 77948 PXJPRt 5.003 Ct -0.14733 YJPRt 0.2449 ERJPt 0.050 XJPt-1 0.0779 S = 5804 SE Coef 16714 1.323 0.04261 0.1285 1.269 0.1991 T 4.66 3.78 -3.46 1.91 0.04 0.39 R-Sq = 83.5% P 0.000 0.001 0.002 0.071 0.969 0.700 Variable Hrg Ekspor Riil Konsumsi Dmstik GDP Riil JPG Nilai Tkr Riil Ekspor Sblmnya R-Sq(adj) = 79.4% Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total Source PXJPRt Ct YJPRt ERJPt XJPt-1 DF 1 1 1 1 1 DF 5 20 25 SS 3413711369 673644016 4087355385 MS 682742274 33682201 F 20.27 P 0.000 Seq SS 2641030190 581992441 185526790 12302 5149645 Unusual Observations Obs PXJPRt XJPt 26 1039 49500 Fit 54115 SE Fit 5079 Residual -4615 X denotes an observation whose X value gives it large influence. Durbin-Watson statistic = 1.64 Correlations: XJPt, PXJPRt, Ct, YJPRt, ERJPt, XJPt-1 PXJPRt Ct YJPRt ERJPt XJPt-1 XJPt -0.804 0.174 -0.020 0.487 0.825 PXJPRt Ct YJPRt ERJPt -0.594 0.313 -0.669 -0.860 -0.250 0.527 0.355 -0.175 -0.055 0.510 Cell Contents: Pearson correlation St Resid -1.64 X This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 22. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura Regression Analysis: XSt versus PXSRt, Qt, YSRt, ERSt, XSt-1 The regression equation is XSt = - 4640 + 2.01 PXSRt + 0.0170 Qt + 0.510 YSRt + 0.93 ERSt + 0.131 XSt-1 Predictor Constant PXSRt Qt YSRt ERSt XSt- Coef -4640 2.011 0.01699 0.5097 0.930 0.1308 S = 4202 SE Coef 11595 1.105 0.01766 0.3188 1.519 0.2670 T -0.40 1.82 0.96 0.60 0.61 0.49 R-Sq = 66.7% P 0.693 0.084 0.348 0.126 0.547 0.630 Variable Hrg Ekspor Riil Produksi Dmstik GDP Riil SGPURA Nilai Tkr Riil Ekspor Sblmnya R-Sq(adj) = 58.4% Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total DF 5 20 25 Source PXSRt Qt YSRt ERSt XSt-1 Seq SS 542707922 18865 147554966 13462462 4234038 DF 1 1 1 1 1 SS 707978253 353192901 1061171154 Unusual Observations Obs PXSRt XSt 17 1048 23300 MS 141595651 17659645 Fit 11839 F 8.02 SE Fit 1846 P 0.000 Residual 11461 R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 2.06 Correlations: XSt, PXSRt, Qt, YSRt, ERSt, XSt-1 PXSRt Qt YSRt ERSt XSt-1 XSt -0.715 0.583 -0.003 0.450 0.739 PXSRt Qt YSRt ERRt -0.818 0.394 -0.449 -0.698 -0.633 0.533 0.579 -0.263 0.090 0.532 Cell Contents: Pearson correlation St Resid 3.04R This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 23. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat Regression Analysis: XAt versus PXARt, PDRt, YARt, ERAt, XAt-1 The regression equation is XAt = 45513 + 2.58 PXARt - 0.00089 PDRt + 0.874 YARt + 5.30 ERAt + 0.815 XAt-1 Predictor Coef Constant 45513 PXARt 2.578 PDRt -0.000891 YARt 0.8738 ERAt 5.304 XAt-1 0.8151 S = 12646 SE Coef 16732 2.608 0.001590 0.4619 4.847 0.1961 R-Sq = 64.0% T 2.72 0.99 -0.56 1.89 1.09 4.16 P 0.013 0.335 0.581 0.073 0.287 0.000 Variable Hrg Ekspor Riil Hrg Dmstik Riil GDP Riil Amerika Nilai Tkr Riil Ekspor Sblmnya R-Sq(adj) = 55.0% Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total Source PXARt PDRt YARt ERAt XAt-1 DF 1 1 1 1 1 DF 5 20 25 SS 5688546247 3198199907 8886746154 MS 1137709249 159909995 F 7.11 P 0.001 Seq SS 813957862 23226335 2007877224 79637981 2763846845 Unusual Observations Obs PXARt XAt 11 1406 45200 20 760 36600 Fit 22941 65414 SE Fit 6056 6637 Residual 22259 -28814 R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 2.00 Correlations: XAt, PXARt, PDRt, YARt, ERAt, XAt-1 PXARt PDRt YARt ERAt XAt-1 XAt 0.303 0.161 -0.013 -0.016 0.726 PXARt PDRt YARt ERAt 0.377 0.831 -0.481 0.433 0.304 0.153 0.411 -0.446 0.195 0.179 Cell Contents: Pearson correlation St Resid 2.01R -2.68R This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 24. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman Regression Analysis: XJRt versus PXJRRt, Ct, YJRRt, ERJRt The regression equation is XJRt = 52426 + 10.7 PXJRRt - 0.211 Ct + 1.35 YJRRt + 11.7 ERJRt Predictor Constant PXJRRt Ct YJRRt ERJRt Coef 52426 10.660 -0.2114 1.3523 11.718 S = 17181 SE Coef 27928 2.469 0.1185 0.4645 6.887 R-Sq = 67.7% T 1.88 4.32 -1.78 2.91 1.70 P 0.074 0.000 0.089 0.008 0.104 Variable Hrg Ekspor Riil Konsumsi Dmstik GDP Riil Jerman Nilai Tkr Riil R-Sq(adj) = 61.5% Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total Source PXJRRt Ct YJRRt ERJRt DF SS 4 12965651170 21 6198702676 25 19164353846 MS 3241412793 295176318 F 10.98 P 0.000 DF Seq SS 1 8795469406 1 1298571022 1 2017065102 J 1 854545641 Unusual Observations Obs PXJRRt XJRt 11 1179 131500 Fit 81318 SE Fit 8054 Residual 50182 R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 1.97 Correlations: XJRt, PXJRRt, Ct, YJRRt, ERJRt PXJRRt Ct YJRRt ERJRt XJRt -0.677 0.187 -0.081 0.554 PXJRRt Ct YJRRt -0.587 0.571 -0.741 -0.475 0.558 -0.559 Cell Contents: Pearson correlation St Resid 3.31R This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 25. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris Regression Analysis: XINt versus PXINRt, YINRt, ERINt, XINt-1 The regression equation is XINt = 18996 + 2.34 PXINRt + 0.082 YINRt + 2.15 ERINt + 0.483 XINt-1 Predictor Constant PXINRt YINRt ERINt XINt-1 Coef 18996 2.3413 0.0820 2.1523 0.4830 S = 3478 SE Coef 4834 0.6041 0.1285 0.6626 0.1285 R-Sq = 80.9% T 3.93 3.88 0.64 3.25 3.76 P 0.001 0.001 0.530 0.004 0.001 Variable Hrg Ekspor Riil GDP Riil Inggris Nilai Tkr Riil Ekspor Sblmnya R-Sq(adj) = 77.2% Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total DF 4 21 25 Source PXINRt YINRt ERINt XINt-1 Seq SS 671074733 11977541 219562577 170997500 DF 1 1 1 1 SS 1073612351 254053803 1327666154 Unusual Observations Obs PXINRt XINt 14 1120 23700 MS 268403088 12097800 Fit 15325 F 22.19 SE Fit 1316 P 0.000 Residual 8375 R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 1.92 Correlations: XINt, PXINRt, YINRt, ERINt, XINt-1 PXINRt YINRt ERINt XINt-1 XINt -0.711 -0.343 0.083 0.804 PXINRt YINRt ERINt 0.590 -0.582 -0.645 -0.344 -0.325 0.229 Cell Contents: Pearson correlation St Resid 2.60R This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com Lampiran 26. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Italia Regression Analysis: XITt versus PXITRt, Ct, YITRt, ERITt, XITt-1 The regression equation is XITt = 16555 + 0.622 PXITRt - 0.0269 Ct + 0.172 YITRt + 2.53 ERITt + 0.318 XITt-1 Predictor Constant PXITRt Ct YITRt ERITt XITt-1 Coef 16555 0.6224 -0.02694 0.1717 2.5294 0.3182 S = 3044 SE Coef 6046 0.4102 0.02252 0.1126 0.7317 0.2094 R-Sq = 78.0% T 2.74 1.52 -1.20 1.52 3.46 1.52 P 0.013 0.145 0.246 0.143 0.002 0.144 Variable Hrg Ekspor Riil Konsumsi Dmstik GDP Riil Italia Nilai Tkr Riil Ekspor Sblmnya R-Sq(adj) = 72.5% Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total DF 5 20 25 Source PXITRt Ct YITRt ERITt XITt-1 Seq SS 366067014 8973439 115349978 146324604 21384631 DF 1 1 1 1 1 SS 658099665 185275720 843375385 Unusual Observations Obs PXITRt XITt 23 212 15000 26 288 30500 MS 131619933 9263786 Fit 21156 24659 F 14.21 SE Fit 2088 1783 P 0.000 Residual -6156 5841 R denotes an observation with a large standardized residual Durbin-Watson statistic = 2.10 Correlations: XITt, PXITRt, Ct, YITRt, ERITt, XITt-1 PXITRt Ct YITRt ERITt XITt-1 XITt -0.659 0.474 -0.662 0.767 0.749 PXITRt Ct YITRt ERITt -0.593 0.508 -0.472 -0.710 -0.584 0.487 0.553 -0.534 -0.632 0.576 Cell Contents: Pearson correlation St Resid -2.78R 2.37R