produksi, konsumsi, harga dan ekspor kopi indonesia ke

advertisement
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
PRODUKSI, KONSUMSI, HARGA DAN EKSPOR KOPI
INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR UTAMA DI
ASIA, AMERIKA DAN EROPA
Oleh :
SILVIA VERONIKA SIREGAR
A14303027
DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
RINGKASAN
SILVIA VERONIKA SIREGAR. Produksi, Konsumsi, Harga dan Ekspor
Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Utama di Asia, Amerika dan
Eropa. (Dibimbing BONAR M. SINAGA).
Kopi merupakan salah satu komoditi subsektor perkebunan yang
memegang peranan penting dalam perekonomian nasional khususnya sebagai
sumber devisa dan penyedia lapangan kerja. Sebagai sumber devisa, kontribusi
nilai ekspor kopi terhadap nilai ekspor hasil pertanian dan nilai ekspor non migas
selama periode 1999-2003 masing- masing sebesar 11.75 persen dan 0.70 persen.
Posisi Indonesia juga cukup strategis dalam perdagangan kopi dunia, karena
Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara produsen dan pengekspor
kopi terbesar di dunia setelah Brazil, Colombia dan Vietnam. Tujuan ekspor kopi
utama Indonesia antara lain adalah ke negara- negara anggota MEE (Masyarakat
Ekonomi Eropa), negara kawasan Amerika khususnya negara Amerika Serikat
serta negara di kawasan Asia seperti Jepang, Singapura, Korea dan Malaysia
(Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI, 2005). Berdasarkan data dari Asosiasi
Eksportir Kopi Indonesia hampir 90 persen pasar ekspor kopi Indonesia berada di
tiga kawasan tersebut. Hal ini merupakan prospek yang cukup cerah bagi
Indonesia untuk dapat meningkatkan devisa negara dari ekspor kopi pada tiga
kawasan tersebut.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis keragaan kopi
Indonesia. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1)
perkembangan luas areal, produksi, produktivitas dan ekspor kopi Indonesia, (2)
perkembangan ekspor kopi Indonesia ke Asia (negara tujuan ekspor utama yaitu
Jepang dan Singapura), Amerika (negara tujuan ekspor utama yaitu Amerika
Serikat) dan Eropa (negara tujuan ekspor utama yaitu Jerman, Inggris dan Italia),
(3) faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, konsumsi dan harga domestik
kopi, dan (4) faktor- faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia ke negara
tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa. Penelitian ini menggunakan
data sekunder yang berasal dari publikasi instansi terkait baik pemerintah maupun
swasta. Periode analisis penelitian mencakup tahun 1980 sampai dengan tahun
2005 (26 tahun). Untuk menjawab tujuan pertama dan kedua digunakan analisis
deskriptif dengan menggunakan metode tabulasi dan untuk menjawab tujuan
ketiga dan keempat digunakan analisis model ekonometrika dalam bentuk
persamaa tunggal yang diduga dengan metode OLS (Ordinary Least Square) dan
diolah dengan program Minitab.
Perkembangan luas areal perkebunan kopi, produksi, produktivitas, ekspor
kopi Indonesia cenderung mengalami trend yang berfluktuasi, namun secara
rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Begitu juga dengan
perkembangan volume ekspor kopi Indonesia ke Asia (Jepang dan Singapura),
Amerika (Amerika Serikat) dan Eropa (Jerman, Inggris dan Italia) cenderung
mengalami fluktuasi, namun secara rata-rata mengalami peningkatan tiap
tahunnya.
Dari hasil dugaan persamaan produksi, konsumsi, harga domestik dan
penawaran ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan ekspor utama di Asia (Jepang
dan Singapura), Amerika (Amerika Serikat) dan Eropa (Jerman, Inggris dan Italia)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
menunjukkan bahwa semua tanda parameter sesuai dengan hipotesis yang
diharapkan. Dari hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa tidak semua peubah
penjelas yang mempengaruhi produksi, konsumsi, harga domestik dan ekspor
kopi Indonesia pada negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa
berpengaruh nyata. Untuk produksi kopi terdapat satu peubah penjelas yang
berpengaruh nyata yaitu produksi kopi Indonesia tahun sebelumnya (Qt-1). Untuk
konsumsi kopi Indonesia terdapat satu peubah penjelas yang berpengaruh nyata
yaitu harga domestik riil kopi Indonesia. Untuk harga domestik kopi Indonesia
tidak terdapat peubah penjelas yang berpengaruh nyata.Untuk ekspor kopi
Indonesia ke Jepang terdapat tiga peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu
harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang (PXJPRt), konsumsi domestik kopi
Indonesia (Ct) dan GDP per kapita Jepang (YJPRt). Untuk ekspor kopi Indonesia
ke Singapura terdapat satu peubah pejelas yang berpengaruh nyata yaitu harga
ekspor kopi Indonesia ke Singapura (PXSRt). Untuk ekspor kopi Indonesia ke
Amerika Serikat terdapat dua peubah bebas yang berpengaruh nyata yaitu GDP
per kapita Amerika Serikat (YARt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika
Serikat tahun sebelumnya (XAt-1). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Jerman
terdapat empat peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor kopi
Indonesia ke Jerman (PXJRRt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct), GDP per
kapita Jerman (YJRRt) dan nilai tukar Rupiah terhadap Euro (ERJRt). Untuk
ekspor kopi Indonesia ke Inggris terdapat tiga peubah penjelas yang berpengaruh
nyata yaitu harga ekspor kopi Indonesia ke Inggris (PXINRt), nilai tukar Rupiah
terhadap Poundsterling (ERINt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris
tahun sebelumnya (XINt-1). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Italia terdapat satu
peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu nilai tukar Rupiah terhadap Euro
(ERITt).
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
’’PRODUKSI, KONSUMSI, HARGA DAN EKSPOR KOPI INDONESIA KE
NEGARA TUJUAN UTAMA EKSPOR DI ASIA, AMERIKA DAN EROPA’’
BELUM PERNAH DIAJUKAN OLEH PERGURUAN TINGGI MANAPUN
UNTUK MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA
MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA
SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH
DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN
RUJUKAN.
Bogor, Januari 2008
SilviaVeronika Siregar
A14303027
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
PRODUKSI, KONSUMSI, HARGA DAN EKSPOR KOPI INDONESIA KE
NEGARA TUJUAN EKSPOR UTAMA DI ASIA, AMERIKA DAN EROPA
Oleh :
Silvia Veronika Siregar
A14303027
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
Pada
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Judul Skripsi
:
Nama Mahasiswa
NRP
:
:
Produksi, Konsumsi, Harga dan Ekspor Kopi Indonesia
ke Negara Tujuan Ekspor Utama di Asia, Amerika dan
Eropa
Silvia Veronika Siregar
A14303027
Disetujui :
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA
NIP. 130 517 561
Mengetahui :
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus :
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 20 Juli 1985 di Pematang Siantar . Penulis
adalah anak kedua dari tiga bersaudara keluarga Parlindungan Siregar dan Siti
Nurmawan Rajagukguk.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD RK No.3 Pematang
Siantar, Sumatera Utara pada tahun 1997. Kemudian melanjutkan ke SLTPN 7
Pematang Siantar, dan lulus pada tahun 2000. Kemudian pada tahun yang sama
penulis melanjutkan ke SMUN 2 Pematang Siantar dan lulus pada tahun 2003.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2003 melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Studi Ekonomi
Pertanian dan Sumberdaya, Jurusan Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala karunia, berkat dan mujizat
Tuhan yang selalu nyata dalam hidupku.
2. Kepada Orang tuaku tercinta, papa dan mama, serta abang dan adik.
Terima kasih untuk doa dan kasih sayang yang selalu diberikan hingga
saat ini.
3. Kepada Bpk. Prof. D r . I r .Bonar M. Sinaga, MA sebagai dosen
pembimbing skripsi. Terima kasih untuk pengertian, dorongan, semangat
dan bimbingan yang diberikan selama ini.
4. Kepada Bpk. Idqan Fahmi sebagai pembimbing akademik.
5. Kepada Dosen Penguji Utama Bapak Ir. Nindyantoro, M.SP dan Penguji
Wakil Departemen Bpk Adi Hadianto, S.P.
6. Kepada AEKI (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia), Ibu Nanik d a r i
Departemen Pertanian.
7. Kepada Harry, terimakasih untuk dukungan, doa dan semangat yang selalu
diberikan selama penyusunan skripsi ini.
8. Kepada keluarga besar EPS’40 (khususnya Christine F. Napitupulu, Tati
Herlina S, Marissa Ambarinanti) terimakasih untuk kerjasama dan
dukungannya selama ini.
9. Kepada keluarga besar Wisma Rosa (khususnya Eyang, Pak Eko, Pak
Iwan, Mbak Fitri, Mbak Enting, Dimi) untuk dukungan yang selalu
diberikan selama penyusunan skripsi ini.
10. Kepada Mbak Ruby, Mbak Yani, Mbak Azmi, Mbak Yayan, Mbak Triana,
Mbak Melia, Yudi Statistik, terimakasih untuk bantuan yang diberikan
selama penyusunan skripsi ini.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ’’Produksi, Konsumsi, Harga dan Ekspor Kopi Indonesia ke Negara
Tujuan Ekspor Utama di Asia, Amerika dan Eropa’’. Skripsi ini ditulis untuk
memenuhi persyaratan penyelesaian Program Sarjana pada Jurusan Ilmu- ilmu
Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini membahas tentang perkembangan produksi, konsumsi, harga
domestik dan ekspor kopi Indonesia. Skripsi ini juga membahas mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi produksi, konsumsi, harga domestik dan ekspor kopi
Indonesia ke negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa.
Penulis menyadari masih terdapat keterbatasan dan penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi
penulis dan bagi pihak yang membutuhkan.
Bogor, Januari 2008
SilviaVeronika Siregar
A14303027
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xvii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 7
1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ......................................... 8
II.
TINJAUAN PUSTAKA
............................................................................. 9
2.1. Sejarah Tanaman Kopi ……... …. ......................................................... 9
2.2. Komoditi Kopi di Indonesia … .............................................................. 10
2.3. Luas Areal dan Produksi Kopi Indonesia ............................................... 11
2.4. Pemasaran Kopi Indonesia ................................................................... 14
2.5. Perkembangan Harga Kopi Indonesia ................................................... 18
2.6. Ekspor Kopi Indonesia ………………………………………………... 20
2.6. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 22
III. KERANGKA PEMIKIRAN
...................................................................... 26
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................ 26
3.1.2. Teori Produksi ............................................................................ 26
3.1.3. Teori Perdagangan Internasional ................................................ 27
3.1.4. Ekspor ......................................................................................... 30
3.1.5. Pembentukan Harga .................................................................... 31
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional .......................................................... 32
IV. METODE PENELITIAN
........................................................................... 34
4.1. Perumusan Model …………………………………………………….. 34
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
4.2. Metode Analisis dan Pengolahan Data .................................................. 39
4.3. Evaluasi Model ……….......................................................................... 41
4.4. Pengukuran Elastisitas ………………………………………………… 46
4.5. Jenis dan Sumber Data
...................................................................... 47
4.6. Defenisi Operasional ............................................................................ 48
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 50
5.1. Perkembangan Luas Areal, Produksi, Produktivitas dan Ekspor Kopi
Indonesia ……………. .......................................................................... 50
5.1.1. Perkembangan Luas Perkebunan Kopi Indonesia
Tahun 1980-2005
………………………………………… 50
5.1.2. Perkembangan Produksi Kopi Indonesia Tahun 1980-2005....... 52
5.1.3. Perkembangan ProduktivitasKopi IndonesiaTahun 1980-2005.. 55
5.1.4. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 ......... 57
5.2. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor
Utama di Asia (negara tujuan Singapura dan Jepang), Amerika (negara
tujuan Amerika Serikat) dan Eropa (negara tujuan Jerman, Inggris dan
Italia) Tahun 1980-2005 ........................................................................ 60
5.2.1. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang ...................... 60
5.2.2. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura ................. 62
5.2.3. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat ....... 64
5.2.4. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman ...................... 66
5.2.5. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris ...................... 68
5.2.6. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Italia ......................... 70
5.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi, Konsumsi dan Harga
Domestik Kopi Indonesia Tahun 1985-200 ………………………….. 72
5.3.1. Produksi Kopi Indonesia ............................................................. 72
5.3.2. Konsumsi Kopi Indonesia ........................................................... 76
5.3.3. Harga Domestik Kopi Indonesia ................................................. 79
5.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke Negara
Tujuan Ekspor Utama di Asia, Amerika dan Eropa ............................. 82
5.4.1. Ekspor ke Jepang ........................................................................ 82
5.4.2. Ekspor ke Singapura ................................................................... 89
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
5.4.3. Ekspor ke Amerika Serikat ........................................................ 95
5.4.4. Ekspor ke Jerman .......................................................................102
5.4.5. Ekspor ke Inggris .......................................................................107
5.4.6. Ekspor ke Italia ...........................................................................112
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................119
6.1. Kesimpulan ……………. ......................................................................119
6.2. Saran Kebijakan…………………..........................................................120
6.3. Saran Penelitian ……….. .......................................................................121
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................122
LAMPIRAN ...................................................................................................124
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Nilai Penerimaan Devisa dari Subsektor Perkebunan
Tahun 1995-2005 ...................................................................................... 2
2.
Kontribusi Ekspor Kopi terhadap Penerimaan Devisa Subsektor
Perkebunan dan Sektor Pertanian Indonesia Tahun 1995-2005 ................ 3
3.
Perkembangan Produksi dan Ekspor Kopi Dunia Tahun 2002 ................ 3
4.
Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia Menurut Beberapa
Negara Tujuan Tahun 1998-2000 ………………………………………. 4
5.
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Kopi Menurut Jenis
Tahun 1999-2005 ..................................................................................14
6.
Perkembangan Harga Kopi Robusta dan Arabika di Pasar Domestik
Indonesia Tahun 1992-2000 ……………………………………………20
7.
Luas Areal Perkebunan Kopi di Indonesia Menurut Status
Pengusahaan Tahun 1980-2005 ................................................................51
8.
Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status
Pengusahaan Tahun 1980-2005 ...............................................................54
9. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status
Pengusahaan Tahun 1980-2005 ............................................................... 56
10. Perkembangan Ekspor Total Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 .............58
11. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang
Tahun 1980-2005 … .................................................................................61
12. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura
Tahun 1980-2005 …................................................................................. 63
13. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat
Tahun 1983-2005 ….................................................................................65
14. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman
Tahun 1980-2005 …................................................................................. 68
15. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris
Tahun 1980-2005 …................................................................................. 70
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
16. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Italia
Tahun 1980-2005 ….................................................................................71
17. Hasil Dugaan Persamaan Produksi Kopi Indonesia
Tahun 1985-2005 ..................................................................................73
18. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan
pada Persamaan Produksi Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 ..................73
19. Hasil Dugaan Persamaan Konsumsi Kopi Indonesia
Tahun 1985-2005 ..................................................................................77
20. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan
pada Persamaan Konsumsi Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 .................77
21. Hasil Dugaan Persamaan Harga Domestik Kopi Indonesia
Tahun 1985-2005 … ..................................................................................79
22. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan
pada Persamaan Harga Domestik Kopi Indonesia Tahun 1980-2005........80
23. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang
Tahun 1980-2005 ….................................................................................83
24. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan
pada Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang Tahun 1980-2005 .....84
25. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura
Tahun 1980-2005 ….................................................................................89
26. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan
pada Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura Tahun
1980-2005 …………..................................................................................90
27. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika
Serikat Tahun 1980-2005...........................................................................97
28. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan
pada Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat Tahun
1980-2005 …….. ….................................................................................97
29. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman
Tahun 1980-2005 ……………………………………………………..103
30. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan
pada Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman Tahun 1980-2005...103
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
31. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris
Tahun 1980-2005 ………………………………………………………108
32. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan
pada Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris Tahun 1980-2005... 108
33. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Italia
Tahun 1980-2005 …………………………………………………..….113
34. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang Dikuadratkan
pada Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Italia Tahun 1980-2005 …..114
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Bagan Pemasaran Biji Kopi dan Produk Olahan Indonesia ……… … 15
2. Saluran Pemasaran Kopi di Luar Negeri …………………………….. 17
3. Terjadinya Perdagangan Internasional ……………………………… 28
4. Bagan Kerangka Berpikir ……………………………………………. 33
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kopi
Indonesia Tahun 1980-2005 .............................................................. 125
2. Produksi Perkebunan Kopi Seluruh Indonesia Menurut Status
Pengusahaan, Tahun 1980-2005
..................................................... 126
3. Luas Areal Perkebunan Kopi Seluruh Indonesia Menurut Propinsi
dan Status Pengusahaan Tahun 2004 .................................................. 127
4. Produksi Perkebunan Kopi Seluruh Indonesia Menurut Propinsi
dan Status Pengusahaan Tahun 2004 .................................................... 128
5. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia
Tahun 1980-2005
............................................................................. 129
6. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Utama
Ekspor Kopi Indonesia di Asia Tahun 1980-2005 ................................ 130
7. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Utama
Ekspor Kopi Indonesia Di Amerika Tahun 1980-2005 ........................ 131
8. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Utama
Ekspor Kopi Indonesia di Eropa Tahun 1980-2005 .............................. 132
9. GDP Negara Tujuan Utama Ekspor Kopi Indonesia di Asia,
Amerika dan Eropa Tahun 1980-2005 ………….................................. 133
10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Negara Tujuan Utama
Ekspor Kopi Indonesia di Asia, Amerika dan Eropa Tahun
1980- 2005 ………………………… .................................................... 134
11. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Jepang ................................. 135
12. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Singapura ............................ 136
13. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Amerika Serikat .................. 137
14. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Jerman................................. 138
15. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Inggris ................................. 139
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
16. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Italia .................................... 140
17. Sumber Perolehan Data-Data Penelitian ............................................... 141
18. Hasil Regresi Produksi Kopi Indonesia ................................................ 142
19. Hasil Regresi Konsumsi Kopi Indonesia .............................................. 143
20. Hasil Regresi Harga Domestik Kopi Indonesia .................................... 144
21. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang .................................. 145
22. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura ............................. 146
23. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat ................... 147
24. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman ................................. 148
25. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris .................................. 149
26. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Italia ..................................... 150
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi besar dalam
produksi komoditi yang bersumber dari kekayaan alam, khususnya sektor
pertanian yang merupakan tulang punggung pembangunan perekonomian. Salah
satu subsektor pertanian yang memegang peranan penting bagi perekonomian
nasional adalah subsektor perkebunan.
Nilai ekspor komoditas subsektor perkebunan yang selalu jauh lebih
tinggi dari nilai impor merupakan andalan sektor pertanian untuk menutupi devisa
yang dikeluarkan untuk biaya impor komoditas pertanian lainnya, baik tanaman
pangan, hortikultura, maupun peternakan (Direktorat Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian, 2005).
Kopi merupakan salah satu komoditi dari subsektor perkebunan yang
memegang peranan penting bagi perekonomian nasional khususnya sebagai
sumber devisa, penyedia lapangan kerja dan sebagai sumber pendapatan bagi
petani maupun bagi pelaku ekonomi lainnya yang terlibat dalam budidaya,
pengolahan dan pemasaran hasil kopi, terutama di daerah-daerah sentra produksi
kopi seperti Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara dan Jawa Timur
(Turnip, 2002). Menurut Badan Pusat Statistik, bahwa pada tahun 2000
perkebunan kopi mampu menyerap tenaga kerja 16 juta orang, mulai dari
produksi, pengolahan hingga pemasaran komoditi kopi. Kondisi ini diperkirakan
akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang (Lubis, 2002).
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Posisi komoditi kopi dalam penerimaan devisa negara dari subsektor
perkebunan berada dalam posisi keempat setelah kelapa sawit, karet dan kakao
(Tabel 1).
Tabel 1. Nilai Penerimaan Devisa dari Subsektor Perkebunan, Tahun 1995-2005
Tahun
Kelapa Sawit
Juta USD
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005*
%
Karet
Juta USD
Kakao
%
Juta USD
%
Total Nilai
Penerimaan
Devisa dari
Subsektor
Perkebunan
Juta USD
0.13
0.13
0.10
0.14
0.11
0.08
0.06
0.04
0.04
0.04
0.05
0.08
4 183
4 658
5 180
4 079
4 092
3 887
3 148
5 024
5 771
7 811
9 674
5 227.91
Kopi
%
Juta USD
935
0.22
1 810
0.43
306
0.07
554
1 061
0.23
1 918
0.41
300
0.06
595
1 740
0.34
1 493
0.29
420
0.08
511
942
0.23
1 101
0.27
503
0.12
584
1 463
0.36
849
0.21
423
0.10
467
1 328
0.34
889
0.23
342
0.09
319
1 227
0.39
786
0.25
288
0.09
188
2 350
0.47
1 038
0.21
701
0.14
224
2 721
0.47
1 485
0.26
624
0.11
259
3 954
0.51
2 161
0.28
547
0.07
294
3 759
0.39
2 398
0.25
581
0.06
443
Rata-rata
1 952.73
0.36
1 448.00
0.28
457.73
0.09
403.45
Sumber : Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2005
*
: Data sampai Bulan Juni 2005
Perkebunan kopi di Indonesia dikelola dalam tiga bentuk pengusahaan
yaitu Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar
Swasta. Produksi kopi di Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh Perkebunan
Rakyat, yaitu rata-rata sekitar 96 persen dari total produksi dan sisanya dihasilkan
oleh Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta (Lampiran 1).
Sebagai penghasil devisa, kontribusi nilai ekspor kopi cukup besar, yaitu
sebesar 739.7 Juta Dollar Amerika per tahun selama periode 1995-2005 atau 0.08
persen dari nilai ekspor subsektor perkebunan dan 0.08 persen dari nilai ekspor
sektor pertanian (Tabel 2). Namun dilihat dari perkembangannya, kontribusi nilai
ekspor kopi cenderung berkurang. Sumbangan ekspor kopi Indonesia selama
periode 1995-1999 yaitu rata-rata 545 Juta Dollar Amerika per tahun atau 17.57
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
persen terhadap nilai ekspor hasil pertanian dan 1.41 persen terhadap nilai ekspor
non migas (Turnip, 2002).
Tabel 2. Kontribusi Ekspor Kopi terhadap Penerimaan Devisa Subsektor
Perkebunan dan Sektor Pertanian Indonesia, Tahun 1995-2005
Tahun
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005*
Rata-rata
Kopi
Nilai Ekspor
(Juta USD)
Perkebunan
554
595
511
584
467
319
188
224
259
294
443
739.7
4 183
4 658
5 180
4 079
4 092
3 887
3 148
5 024
5 771
7 811
9 674
5 227.9
Pertanian
4 607.5
5 194.3
5 549.9
4 468.4
4 696.6
4 500.3
3 696.6
5 518.3
6 417.5
8 544.0
10 564.0
5 796.1
Pangsa Ekspor Kopi terhadap
Penerimaan Devisa (%)
Perkebunan Pertanian
0.13
0.13
0.10
0.11
0.14
0.08
0.06
0.04
0.04
0.04
0.05
0.08
0.12
0.11
0.09
0.13
0.10
0.07
0.05
0.04
0.04
0.03
0.04
0.08
Sumber: Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2005
*
: Data sampai Bulan Juni 2005
Posisi Indonesia juga cukup strategis dalam perdagangan kopi dunia,
karena Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara produsen dan
pengekspor kopi terbesar di dunia (Tabel 3).
Tabel 3. Perkembangan Produksi dan Ekspor Kopi di Dunia, Tahun 2002
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Negara
Brazil
Colombia
Vietnam
Indonesia
India
Guatemala
Mexico
Ethiopia
Uganda
Peru
Lain-lain
Produksi (Ribu Ton)
48 480
11 889
11 555
6 785
4 683
4 070
4 000
3 693
2 900
2 900
10 103
Sumber: Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), 2005
Ekspor (Ribu Ton)
23 809
10 625
11966
5 173
3 441
3 330
2 893
1 939
3 153
2 638
6 567
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Tabel 4. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia Menurut Negara
Tujuan, Tahun 2001-2005
(Ribu Ton)
Tahun
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Negara Tujuan
Jepang
Singapura
Amerika Serikat
Belgia
Inggris
Perancis
Belanda
Italia
Denmark
Jerman
Maroko
Aljazair
Lainnya
2001
50.8
16.9
36.8
3.4
3.9
0.1
2.8
7.6
1.2
18.5
2.6
1.0
58.6
2002
47.5
10.8
43.0
4.5
5.3
1.7
2.9
9.0
1.1
28.8
3.4
1.5
54.0
2003
44.9
8.8
48.1
8.4
7.6
4.2
8.7
17.8
1.0
37.5
3.9
3.0
62.3
2004
55.6
6.7
72.5
6.2
6.8
1.6
2.5
15.3
1.2
37.5
4.5
8.4
54.7
2005
64.3
8.2
136.6
13.6
15.4
3.5
3.6
27.7
0.9
78.2
4.4
17.4
111.9
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2005
Tujuan ekspor kopi utama Indonesia antara lain adalah ke negara- negara
anggota MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), negara kawasan Amerika khususnya
negara Amerika Serikat serta negara di kawasan Asia seperti Jepang, Singapura,
Korea, dan Malaysia (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), 2005).
Perkembangan ekspor kopi Indonesia menurut negara tujuan periode 2001-2005
dapat dilihat pada Tabel 4.
Jika kita mengamati perkembangan ekspor kopi Indonesia dari Tabel 4,
negara-negara dari kawasan Asia, Amerika dan Eropa merupakan negara- negara
yang sangat potensial untuk ekspor kopi Indonesia. Berdasarkan data dari
Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia hampir 90 persen pasar ekspor kopi Indonesia
berada di tiga kawasan tersebut. Hal ini merupakan prospek yang cukup cerah
bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan devisa negara dari ekspor kopi pada tiga
kawasan tersebut.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
1.2.
Perumusan Masalah
Kopi merupakan salah satu bahan minuman masyarakat di seluruh dunia,
yang dikonsumsi baik di negara-negara produsen maupun di negara- negara
importir. Dari perbandingan jumlah produksi dan ekspor impor kopi di seluruh
dunia diperoleh gambaran bahwa sebagian besar hasil kopi dunia dikonsumsi di
luar wilayah produsen (Turnip, 2002). Produksi kopi Indonesia tahun 2002
misalnya, sekitar 76 persen dari produksi ditujukan untuk ekspor dan sisanya
digunakan untuk kebutuhan domestik (Tabel 3). Kondisi ini menunjukkan bahwa
produksi kopi Indonesia sebagian besar untuk tujuan ekspor ke luar negeri.
Selain itu, kopi memegang peranan penting sebagai sumber devisa negara
melalui kegiatan ekspor kopi. Namun dilihat dari perkembangannya, kontribusi
ekspor kopi Indonesia terhadap penerimaan devisa pada subsektor perkebunan
dan sektor pertanian cenderung menurun. Hal ini terlihat pada tahun 1995
kontribusi ekspor kopi terhadap subsektor perkebunan dan sektor pertanian
masing- masing sebesar 0.13 persen dan 0.12 persen dan pada tahun 2005
menurun menjadi 0.05 persen dan 0.04 persen (Tabel 2). Penurunan kontribusi
ekspor kopi terhadap penerimaan devisa ini disebabkan beberapa faktor seperti
dari sisi penawaran, peraturan untuk masuk ke beberapa negara importir yang
semakin ketat, peningkatan produksi
negara-negara produsen kopi yang
mengakibatkan terjadi overproduksi yang mengakibatkan turunnya harga kopi
dunia. Selain itu munculnya negara pesaing seperti Vietnam yang memiliki kebun
kopi relatif muda dan produktivitas yang tinggi (Tjitroresmi, 2005). Hal ini
berbeda jika dibandingkan dengan perkebunan kopi Indonesia yang sebagian
besar produksi dari perkebunan rakyat yang penanamannya masih secara
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
tradisional, dengan pengelolaan budidaya dan penanganan pasca panen masih
kurang memadai yang pada akhirnya menghasilkan kualitas kopi yang rendah jika
dibandingkan negara produsen kopi lainnya. Dengan demikian dari sisi
permintaan, permintaan akan kopi Indonesia di pasar dunia juga berkurang karena
para konsumen dunia juga memperhatikan kualitas kopi yang akan dibelinya. Hal
ini menyebabkan harga kopi Indonesia lebih rendah jika dibandingkan harga kopi
dari negara produsen kopi lain. Sehingga peningkatan volume kopi Indonesia
tidak diikuti dengan peningkatan harga ekspor kopi Indonesia. Pada Lampiran 5
menunjukkan walaupun terjadi peningkatan volume kopi Indonesia tetapi harga
ekspor kopi Indonesia mengalami penurunan. Hal ini pada akhirnya menyebabkan
penurunan penerimaan devisa dari komoditas kopi.
Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor kopi di dunia, dapat saja
mengalami perkembangan ekspor yang fluktuatif dari tahun ke tahun akibat
adanya penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran yang kurang baik
selain adanya pengaruh dari fluktuasi harga kopi dunia dan stok kopi dunia.
Dengan demikian peningkatan produksi kopi untuk ekspor tidak hanya mencakup
segi kuantitas, tetapi juga dari segi kualitas sehingga perkembangan ekspor kopi
Indonesia di pasar internasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan kondisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah yaitu:
1. Bagaimana perkembangan luas areal, produksi, produktivitas dan ekspor kopi
Indonesia ?
2. Bagaimana perkembangan ekspor kopi Indonesia ke Asia (negara tujuan
ekspor utama yaitu Jepang dan Singapura), Amerika (negara tujuan ekspor
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
utama yaitu Amerika Serikat) dan Eropa (negara tujuan ekspor utama yaitu
Jerman, Inggris dan Italia) ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi, konsumsi, harga
domestik kopi Indonesia?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah ekspor kopi Indonesia ke
negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa ?
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian adalah menganalisis :
1.
Perkembangan luas areal, produksi, produktivitas dan ekspor kopi Indonesia.
2. Perkembangan ekspor kopi Indonesia ke Asia (negara tujuan ekspor utama
yaitu Jepang dan Singapura), Amerika (negara
tujuan ekspor utama yaitu
Amerika Serikat) dan Eropa (negara tujuan ekspor utama yaitu Jerman,
Inggris dan Italia).
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, konsumsi, harga domestik kopi
Indonesia.
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi ekspor kopi di Indonesia ke negara tujuan
ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa.
1.4.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.
Pengambil Kebijakan Ekonomi, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
menentukan kebijakan dalam pengembangan produksi, konsumsi dan ekspor
kopi Indonesia di masa yang akan datang.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
2.
Kalangan akademik dan umum, dapat menambah wawasan dan referensi
yang perlu untuk dipelajari lebih lanjut sebagai pengetahuan yang penting
dalam perekonomian khususnya mengenai kopi.
1.5.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai produksi, konsumsi,
harga domestik dan ekspor kopi Indonesa ke negara tujuan ekspor utama di Asia,
Amerika dan Eropa. Dalam penelitian ini membahas mengenai komoditi kopi
secara umum, tidak secara khusus kopi jenis Robusta atau Arabika. Dengan
keterbatasan data, maka penelitian dibatasi menggunakan data periode 1980-2005.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Sejarah Tanaman Kopi
Kopi berasal dari dataran tinggi Ethiopia pada abad 9. Dari Ethiopia
kemudian menyebar ke Mesir dan Yaman dan pada abad 15 menyebar lebih luas
ke Persia, Turki dan Afrika Utara.1 Pada tahun 1511, karena efek yang
ditimbulkan maka para imam konservatif dan ortodoks melarang untuk
mengkonsumsi kopi. Pada tahun 1524, karena popularitas komoditas kopi ini
maka larangan tersebut dihilangkan oleh Sultan Selim I dari Kesultanan
Utsmaniyah Turki. Pada abad 17 kopi mulai menyebar ke Benua Eropa (Kanisius,
2005).
Komoditas kopi merupakan spesies tanaman berbentuk pohon kecil yang
termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Di seluruh dunia kini
terdapat sekitar 4 500 jenis kopi yang dapat dibagi dalam empat kelompok besar,
yaitu: (1) Coffea Canephora, yang salah satu jenis varietasnya menghasilkan kopi
dagang Robusta, (2) Coffea Arabica menghasilkan kopi dagang Arabika, (3)
Coffea Excelsa menghasilkan kopi dagang Excelsa, dan (4) Coffea Liberica
menghasilkan kopi dagang Liberika.
Tanaman kopi tumbuh tegak, bercabang, bila dibiarkan dapat tumbuh
mencapai tinggi hingga 12 meter, memiliki daun berbentuk bulat telur dengan
ujung agak meruncing dan mempunyai sistem percabangan yang berbeda dengan
tanaman lain (Siswoputranto, 1993).
1
http//www.wikipedia.org
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Genus Coffea merupakan salah satu genus penting yang mempunyai nilai
ekonomi dan dikembangkan secara komersial, terutama Coffea Arabica (Kopi
Arabika), Coffea Canephora dengan varietas Robusta (Kopi Robusta) dan Coffea
Liberica (Kopi Liberika) (Turnip, 2002).
2.2.
Komoditi Kopi di Indonesia
Tanaman kopi sudah diusahakan sejak masa penjajahan Belanda yaitu
pada tahun 1669 dengan jenis kopi Arabika. Namun tanaman kopi baru berhasil
dibudidayakan pada tahun 1699, setelah Belanda menduduki Pulau
Jawa.
Dari
Pulau Jawa kopi menyebar ke Pulau Sumatera, Sulawesi, Bali dan Timor. Sejak
itulah tanaman kopi mulai berkembang dan diusahakan dalam perkebunan besar
maupun perkebunan rakyat (Spillane, 1990).
Kopi jenis Arabika merupakan jenis kopi yang pertama kali dibudidayakan
di Indonesia. Kopi jenis ini menjadi andalan ekspor pemerintah Belanda yang
dikenal dengan nama Kopi Jawa atau Java Coffee. Setelah hampir 100 tahun Java
Coffee menjadi andalan ekspor pemerintah Belanda, pasca tahun 1876 terjadi
penurunan produksi kopi jenis Arabika akibat serangan penyakit jamur Hemileia
Vastratix B. Akibat penyakit ini, produksi kopi menurun sebesar lebih dari 60
persen. Untuk mengantisipasi kekurangan produksi kopi, maka sejak tahun 1900
pemerintah Belanda membudidayakan kopi jenis Robusta setelah sebelumnya
gagal membudidayakan kopi jenis Liberika. Kopi jenis Robusta yang relatif tahan
penyakit kemudian berkembang hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Pada pasca
perang dunia kedua, Indonesia dikenal sebagai penghasil kopi terbesar ketiga
dunia, setelah Brazil dan Kolombia (Lubis, 2002).
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Kopi jenis Robusta ditanam hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan
daerah sentra produksi di pulau Sumatera adalah Sumatera Selatan, Lampung dan
Sumatera Utara, sedangkan di pulau Jawa berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur
(Turnip, 2002). Kopi jenis Arabika masih dibudidayakan tetapi ditanam hanya di
wilayah tertentu saja yang dianggap memenuhi persyaratan tumbuh kopi jenis
Arabika yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sulawesi Selatan, Bali dan Jawa
Timur (Sihotang, 1996).
2.3.
Luas Areal dan Produksi Kopi Indonesia
Perkebunan kopi di Indonesia dikelola dalam tiga bentuk pengusahaan
yaitu Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar
Swasta. Dari seluruh luas areal perkebunan kopi Indonesia, 93.07 persen luas
areal perkebunan kopi dimiliki oleh Perkebunan Rakyat, sedangkan sisanya oleh
Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta masing- masing sebesar
3.93 persen dan 3.62 persen. Jenis kopi yang ditanam oleh Perkebunan Rakyat,
Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta meliputi dua jenis kopi,
yaitu kopi jenis Robusta sebesar 93 persen dan kopi jenis Arabika sebesar 3
persen (Lubis, 2002).
Pengenalan kopi jenis Robusta sejak tahun 1900 di Indonesia berdampak
pada peningkatan hasil produksi. Kopi jenis ini tahan penyakit, keras dan memberi
hasil yang tinggi. Walaupun kopi jenis Robusta memperoleh harga yang lebih
rendah dari kopi jenis Arabika, namun adanya pertumbuhan permintaan dunia
akan kopi jenis ini berdampak pada permintaan kopi jenis Robusta. Pada tahun
1930 luas areal perkebunan kopi meningkat mencapai 130 300 hektar dan
produksi kopi keseluruhan meningkat sepanjang tahun 1930. Kemudian,
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
penurunan harga kopi pada tahun 1932 berdampak pada pengurangan luas
penanaman kopi sebesar 96 100 hektar (Spillane, 1990).
Pada tahun 1940 peranan perkebunan besar lebih menonjol dibandingkan
dengan perkebunan rakyat, menghasilkan sekitar 69 persen dari seluruh nilai
ekspor kopi Indonesia. Namun pada periode selanjutnya, areal perkebunan besar
merosot hampir seperempat dari luas areal sebelumnya. Sementara itu, luas areal
dan produksi perkebunan rakyat terus berkembang (Siswoputranto, 1993). Hal
ini
menunjukkan adanya biaya yang berbeda-beda menurut masing- masing
perkebunan. Perkebunan rakyat dengan biaya produksi yang rendah dan tenaga
kerja yang dari keluarga sendiri lebih menguntungkan dibandingkan dengan
perkebunan besar dengan biaya produksi tinggi dan lebih bergantung pada buruh
upahan (Spillane, 1990). Pada tahun 1955, luas areal perkebunan rakyat mencapai
148 000 hektar dan perkebunan besar mencapai 47 100 hektar. Produksi
perkebunan rakyat mencapai 47 300 ton dan produksi perkebunan besar hanya
menghasilkan 15 200 ton. Pada periode tahun 1961-1970, luas areal perkebunan
rakyat semakin meningkat, yang diikuti dengan peningkatan produksi dari
perkebunan rakyat (Spillane, 1990).
Pada tahun 1980 luas areal Perkebunan Rakyat sebesar 663 601 hektar
dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 1 202 392 hektar. Sedangkan
Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta tidak banyak mengalami
perubahan luas areal masing- masing sebesar 20 925 hektar dan 22 938 hektar
pada tahun 1980 dan hanya meningkat menjadi 26 641 hektar dan 26 239 hektar
pada tahun 2005 (Lampiran 1). Perkembangan luas areal pada Perkebunan Besar
Negara dan Perkebunan Besar Swasta yang cenderung tidak banyak mengalami
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
perubahan disebabkan adanya kebijakan pemerintah Indonesia untuk membatasi
perluasan areal, khususnya untuk Perkebunan Besar guna mencegah terjadi
surplus produksi. Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta hanya
boleh memperbaiki tanaman yang rusak dan melakukan peremajaan tanaman kopi
( Retnandari dan Tjokrowinoto, 1991 dalam Sihotang, 1996).
Areal perkebunan kopi tersebar di seluruh wilayah Negara Indonesia.
Areal perkebunan kopi yang paling luas pada tahun 2004 terletak di Propinsi
Sumatera Selatan seluas 272 542 hektar dan yang tidak mempunyai wilayah
perkebunan kopi sama sekali adalah Propinsi DKI Jakarta (Lampiran 3).
Produksi kopi di Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh Perkebunan
Rakyat, yaitu rata-rata sekitar 96 persen dari total produksi dan sisanya dihasilkan
oleh Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta (Lampiran 1).
Produksi kopi dari Perkebunan Rakyat pada tahun 1980 adalah sebesar
276 295 ton dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 615 556 ton. Sedangkan
produksi kopi dari Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta pada
tahun 1980 masing- masing sebesar 13 212 ton dan 5 466 ton dan pada tahun 2005
hanya meningkat menjadi 17 034 ton dan 7 775 ton (Lampiran 2). Produksi kopi
terbesar pada tahun 2004 berasal dari Propinsi Sumatera Selatan sebesar 144 162
ton (Lampiran 4).
Hampir seluruh luas areal tanaman kopi yang diusahakan adalah kopi jenis
Robusta. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 1999 dari
seluruh luas areal tanaman kopi (1 127 277 hektar) sekitar 89.9 persen ditanami
oleh kopi jenis Robusta dan hanya sekitar 10.1 persen ditanami oleh kopi jenis
Arabika. Pada tahun 2005, dari seluruh luas areal tanaman kopi (1 302 043
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
hektar) luas areal yang ditanami oleh kopi jenis Robusta meningkat menjadi
sekitar 91.5 persen dari total luas areal perkebunan kopi (Tabel 4).
Tabel 5. Luas Areal dan Produksi Perkebunan
Berdasarkan Jenis, Tahun 1999-2005
Kopi Arabika
Tahun
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005*
Luas Areal
(Ha)
113 407
107 465
82 807
91 293
99 393
110 416
110 486
Kopi Robusta
Produksi Luas Areal
(Ton)
(Ha)
72 766
42 988
23 071
25 116
43 356
46 985
47 030
Kopi
1 013 870
1 153 222
1 230 576
1 280 891
1 195 495
1 190 377
1 191 557
Indonesia
Jumlah
Produksi LuasAreal
(Ton)
(Ha)
Produksi
(Ton)
458 923
511 586
546 163
656 963
628 273
627 553
627 821
531 689
554 574
569 234
682 079
671 629
674 538
674 851
1 127 277
1 260 687
1 313 383
1 372 184
1 294 888
1 300 793
1 302 043
*)
Estimasi
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2006
2.4.
Pemasaran Kopi Indonesia
Kopi di Indonesia dihasilkan oleh perkebunan kopi milik rakyat dan
perkebunan-perkebunan yang tersebar di berbagai propinsi wilayah Indonesia.
Keadaan demikian menimbulkan jaringan tataniaga yang beragam untuk
menampung dan menyalurkan produksi kopi setiap tahunnya. Tataniaga kopi
merupakan mata rantai kegiatan yang panjang dari jutaan petani dan pekebunpekebun kopi dan perusahaan-perusahaan eksportir (Turnip, 2002).
Gambaran umum pola tataniaga kopi rakyat di beberapa propinsi penghasil
kopi ditandai dengan berperannya pedagang pengumpul, pedagang lokal dan
pedagang eksportir. Kebun-kebun kopi rakyat yang umumnya terletak di tempattempat yang jauh dari kota-kota pelabuhan dan umumnya masih dengan kondisi
jalan yang kurang baik. Oleh karena itu, tumbuh pedagang desa yang mempunyai
tengkulak-tengkulak yang datang ke desa untuk mengumpulkan biji kopi hasil
perkebunan rakyat melalui pasar-pasar desa (Siswoputranto, 1993).
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
PETANI KOPI
TENGKULAK
PERKEBUNAN KOPI
PEMILIK HULLER
PEDAGANG PENGUMPUL
DESA
PEDAGANG PENGUMPUL
KECAMATAN
PEDAGANG PENGUMPUL
KABUPATEN
AGEN PROPINSI
EKSPORTIR
INDUSTRI KOPI
PASAR DOMESTIK
EKSPOR
Gambar 1: Bagan Pemasaran Biji Kopi dan Produk Olahan Indonesia
Sumber : Diadaptasi dari Siswoputranto (1993)
Fungsi pedagang pengumpul yang terdiri dari pedagang di tingkat desa,
kecamatan dan kabupaten adalah melayani permintaan pedagang-pedagang
eksportir. Kopi dibeli dari petani-petani yang datang pada hari- hari pasar atau
dengan cara pembelian langsung di rumah-rumah petani di desa. Kopi yang
dikumpulkan umumnya terdiri dari kopi asalan yang kemudian diangkut untuk
disetorkan ke pedagang eksportir (Gambar1). Di beberapa daerah, pemilik mesin
pengupas kopi (huller) berfungsi sebagai pedagang pengumpul di tingkat desa.
Pedagang pengumpul biasanya memiliki hubungan khusus dengan petani kopi,
dalam hal pemberian pinjaman uang pada masa-masa paceklik atau untuk
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
kepentingan mendadak dan juga hubungan antara pedagang pengumpul dengan
pedagang eksportir dalam hal pemberian modal.
Perkebunan-perkebunan besar mengusahakan pengolahan biji kopi secara
cermat untuk menghasilkan biji kopi yang bermutu baik. Untuk kepentingan ini,
maka dibangun fasilitas pengolahan biji kopi dengan peralatan lengkap untuk
fermentasi dan pencucian serta pengeringan biji kopi. Bangunan ini dilengkapi
juga dengan fasilitas untuk sortasi biji kopi, baik secara manual oleh tenaga
manusia maupun secara teknologi dengan mesin- mesin sortasi yang bekerja secara
elektronik (Siswoputranto, 1993).
Pemasaran hasil dilakukan oleh perkebunan sendiri, yang memiliki unit
khusus untuk pemasaran ekspor maupun untuk lokal. Perkebunan-perkebunan ini
umumnya mempunyai dan membina hubungan baik dengan pihak-pihak pembeli
dari luar negeri. Perkembangan pasar luar negeri diikuti secara terus menerus,
baik mengenai laju perkembangan harga maupun perkembangan produksi kopi di
berbagai negara.
Distribusi kopi tidak berhenti di pedagang eksportir tapi diteruskan ke
perusahaan-perusahaan pengolahan kopi (roaster) melalui importir dan akhirnya
melalui pedagang pengecer sampai ke konsumen. Kopi yang dijual melalui pusatpusat pasar komoditas umumnya sampai ke perusahaan-perusahaan atau pabrikpabrik pengolahan kopi melalui perantaraan agen atau broker. Agen inilah yang
banyak berhubungan dengan pedagang perantara di negara-negara impor serta
mengetahui sumber-sumber kopi yang baik di berbagai negara produsen. Melalui
agen tersebut, perusahaan dan pabrik pengolahan kopi dapat terjamin dalam
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
memperoleh kopi dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhannya
(Gambar 2).
EKSPORTIR
IMPORTIR
BROKER
ROASTER
PENGECER
Gambar 2. Saluran Pemasaran Kopi di Luar Negeri
Sumber : Diadaptasi dari Spillane (1990)
Pada umumnya kopi dijual dengan sistem harga yang disebut free on board
(FOB), tetapi beberapa organisasi perdagangan menjual dengan sistem harga cost
insurance and freight (CIF). Selain penjualan seperti diatas, masih dilaksanakan
pula penjualan secara konsinyasi. Kopi dikirim ke negara-negara impor, walaupun
belum ada pembelinya. Kopi ini baru ditawarkan dan dilaksanakan penjualannya
setelah sampai di negara impor.
Beberapa negara termasuk Indonesia melakukan penjualan kopi di negaranegara masing- masing. Pihak-pihak importir membeli langsung dari perusahaanperusahaan perkebunan atau perusahaan-perusahaan eksportir, yang selanjutnya
diurus oleh pihak pembeli. Ada juga yang menawarkan kopi melalui pusat-pusat
pasaran komoditi, terutama melalui Coffee and Sugar Exchange di New York,
Terminal Market di London,di Paris, Los Angeles. Di pusat pasaran kopi inilah
bertemu para broker, baik yang mewakili perusahaan-perusahaan penjualan yang
ada di banyak negara produsen maupun perusahaan-perusahaan impor.
2.5.
Perkembangan Harga Kopi Indonesia
Komoditas kopi merupakan salah satu komoditas yang harganya fluktuatif.
Harga internasional yang fluktuatif sangat berpengaruh pada harga domestik kopi
Indonesia. Hal ini disebabkan produksi kopi Indonesia yang sebagian besar
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
ditujukan untuk ekspor. Fluktuasi harga internasional terutama berkaitan dengan
kebijakan yang diambil ICO dari sisi produksi, terutama produksi kopi di Brazil.
Sebagai contoh, karena frost di Brazil dan gangguan iklim di Columbia pada
tahun 1976, harga kopi meningkat tajam. Kemudian, ICO mengontrol harga
namun kurang berhasil sehingga harga kopi cenderung menurun dan tidak stabil
sampai dengan tahun 1982 (Akiyama, 1994).
Kemarau panjang di Cote d’Ivoire pada tahun 1983 sempat meningkatkan
harga kopi pada tahun tersebut, namun turun kembali sebagai akibat belum
seimbangnya antara penawaran dan permintaan. Tahun 1985 harga kembali
meningkat sebagai akibat kemarau panjang di Brazil. Pada periode 1986-1989,
harga kopi terus menurun. Pada tahun 1989, harga kopi Arabika dan Robusta
masing- masing hanya USD 0.85 dan USD 0.52 per kg. Kecenderungan harga
yang terus menurun menunjukkan bahwa ICO tidak lagi efektif dalam mengontrol
harga kopi dunia. Oleh sebab itu, sejak tahun 1988 ICO tidak lagi mengintervensi
harga kopi. Dengan stok yang menumpuk, harga kopi terus menurun pada titik
terendah yaitu USD 0.64 dan USD 0.42 masing- masing untuk kopi Arabika dan
Robusta (Boye and Lord, 1994).
Tabel 6 menunjukkan perkembangan harga kopi Indonesia di pasar
domestik untuk jenis Robusta, karena jenis kopi ini merupakan jenis kopi
Indonesia yang paling banyak diekspor ke luar negeri dan untuk jenis Arabika.
Harga kopi jenis Robusta dan Arabika mengalami peningkatan dari 1 889
Rupiah pada tahun 1993 menjadi 4 295 Rupiah pada tahun 1994 (Tabel 6).
Peningkatan harga kopi Indonesia pada tahun 1994 disebabkan adanya
peningkatan kembali harga kopi dunia. Sejak tahun 1988 pasar kopi dunia tidak
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
lagi dikendalikan oleh ICO. Pelepasan stok kopi dunia tahun sebelumnya
menyebabkan harga kopi menurun tajam dan mencapai titik terendah pada tahun
1992. Mengingat harga terus menurun, ICO kembali memperbarui perjanjiannya
guna mengontrol harga kopi. Kebijakan yang diintroduksikan adalah
menggunakan universal kuota, pemisahan antara kuota Arabika dan Robusta, serta
pengaturan stok. Kebijakan ini cukup efektif untuk meningkatkan harga kopi.
Kenaikan harga tersebut berhubungan pula dengan penurunan produksi yang
dialami Brazil sebagai akibat sering terjadinya frost. Dengan adanya perjanjian
baru tersebut harga kopi dunia mulai mengalami peningkatan sejak tahun 1993.
Peningkatan harga dunia berpengaruh pada peningkatan harga kopi
Indonesia dalam negeri. Adanya peningkatan harga kopi Indonesia kembali
mendatangkan investasi- investasi baru di sektor industri kopi dan meningkatkan
kembali penggunaan input, tenaga kerja maupun pemeliharaan tanaman kopi.
Tabel 5. Perkembangan Harga Kopi Robusta dan Arabika di Pasar
Domestik Indonesia,Tahun 1992-2000
Tahun
Harga Kopi Robusta
Harga Kopi Arabika
(Rp/Kg)
(Rp/Kg)
1992
1 409
5 033
1993
1 889
6 345
1994
4 295
7 115
1995
4 768
7 261
1996
4 308
7 357
1997
4 738
12 333
1998
12 321
21 410
1999
13 439
14 950
2000
8 800
13 197
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2006
2.6.
Ekspor Kopi Indonesia
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Ekspor kopi diatur oleh peraturan-peraturan dari Organisasi Kopi
Internasional (International Coffee Organization). Pelaksanaan ekspor kopi oleh
Indonesia, sebagai salah satu produsen dan pengekspor kopi anggota ICO juga
berdasarkan pada peraturan-peraturan dari ICO. Disamping peraturan-peraturan
dari ICO, kegiatan ekspor kopi Indonesia juga diatur melalui Surat Keputusan
Menteri Perdagangan No. 04/ KP/ I/ 78 tanggal 4 Januari 1978 (Suryono, 1991).
Kuota ekspor kopi yang diperoleh dari ICO dibagikan kepada eksportir
kopi yang telah terdaftar di wilayah-wilayah penghasil kopi di seluruh Indonesia
berdasarkan surat keputusan dari Departemen Perdagangan Republik Indonesia.
Distribusi jatah ekspor kepada para eksportir kopi yang telah terdaftar diatur
dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 85/KP/ III/ 86 tanggal 7 Maret
1986 tentang Ketentuan Jatah Nasional Ekspor Kopi (Suryono, 1991). Jatah
ekspor kopi nasional tersebut diperhitungkan berdasarkan besarnya produksi kopi
di dalam negeri dikurangi konsumsi domestik serta penyediaan penyangga yang
perlu dipertahankan.
Dalam rangka pembinaan eksportir, secara nasional telah dibentuk Asosiasi
Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) dan setiap eksportir kopi yang telah terdaftar
diwajibkan menjadi anggota asosiasi tersebut (Lubis, 2002). Berdasarkan data
Bank Rakyat Indonesia pada tahun 1987, negara tujuan ekspor kopi dibagi
menjadi dua kelompok yaitu: (1) negara anggota ICO atau negara kuota sebanyak
22 negara, antara lain Jepang, Amerika Serikat, Italia, Jerman, Australia, Selandia
Baru, Belanda dan lain- lain dan (2) negara non anggota ICO atau negara non
kuota yang mencapai sekitar 44 negara, antara lain RRC, Korea Selatan, Maroko,
Taiwan, Bulgaria, Mesir, Kuwait, Kuba dan lain- lain (Suryono, 1991).
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi Indonesia pada periode tahun
1980-2005 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, dengan tingkat fluktusi nilai
ekspor yang lebih tinggi dari volume ekspornya (Lampiran 5). Periode 1980-2005,
volume ekspor tertinggi terjadi pada tahun 1990 sebesar 421 833 ton. Hal ini
berkaitan dengan dicabutnya kuota (jatah yang telah ditetapkan) ekspor kopi yang
diatur oleh International Coffee Organization (ICO), yang kemudian ditindak
lanjuti oleh pemerintah Indonesia dengan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri
Perdagangan No. 265/KP/X/89 tanggal 21 Oktober 1989, yang berisi pembebasan
setiap eksportir untuk mengekspor kopi ke pasaran dunia (Lubis, 2002).
Kemudian, volume ekspor kopi mengalami penurunan pada periode 1990-1995.
Pada tahun 1990 volume ekspor kopi sebesar 421 833 ton dan pada tahun 1995
menurun menjadi 230 201 ton (Lampiran 5). Hal ini disebabkan musim kemarau
yang melanda Indonesia dan kebanyakan petani kopi melakukan konversi
tanaman selain kopi akibat dari harga kopi yang rendah (Hutabarat, 2004).
Nilai ekspor kopi Indonesia pada periode 1980-2005 juga mengalami
fluktuasi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan nilai ekspor kopi Indonesia tertinggi
dicapai pada tahun 1986 dengan tingkat pertumbuhan sebesar 109.68 persen dan
tahun 1994 dengan tingkat pertumbuhan sebesar 116.65 persen sedangkan
pertumbuhan nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 1981 sebesar -47.26 dan
tahun 2000 sebesar -43.25 (Lampiran 5).
Tingkat pertumbuhan nilai kopi yang tinggi pada tahun 1986 disebabkan
kenaikan harga kopi karena kekeringan yang melanda sebagian besar negara
produsen kopi (Siswoputranto, 1993). Pada tahun 1994 harga kopi meningkat
kembali karena frost dan kekeringan yang terjadi Brazil (Turnip, 2002). Ekspor
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
kopi yang mengalami penurunan pada tahun 2000 terjadi karena harga kopi dunia
yang menurun akibat over supply kopi dari negara produsen terutama Brazil dan
Vietnam.
2.6. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai perdagangan kopi Indonesia di pasar dalam negeri dan
internasional dilakukan oleh Darmansyah (1986) dengan mengunakan model
regresi. Dalam penelitiannya mengkaji daya saing kopi Indonesia di pasar
internasional dan integrasi pasar kopi Indonesia di pasar internasional, baik
horizontal maupun vertikal. Diperoleh hasil bahwa Indonesia mempunyai daya
saing dari segi produksi kopi jenis Robusta dibanding negara- negara produsen dan
eksportir kopi lainnya dan integrasi pasar horizontal antara Indonesia dengan
negara-negara produsen kopi lainnya kurang baik, terdapat kecenderungan bahwa
naiknya harga kopi negara lain diikuti dengan turunnya harga kopi Indonesia.
Pada penelitian Suryono (1991) mengkaji struktur ekspor kopi Indonesia
serta penawaran dan permintaan kopi di dalam negeri pada periode 1966-1989.
Hasil dari penelitian ini bahwa ekspor kopi Indonesia lebih banyak dipengaruhi
oleh faktor- faktor non ekonomi seperti produksi, sedangkan faktor ekonomi
seperti harga dan pendapatan tidak berpengaruh. Penawaran kopi dalam negeri
dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang, kebijaksanaan devaluasi dan
penawaran kopi tahun sebelumnya sedangkan permintaan kopi dipengaruhi oleh
harga. Penelitian ini menggunakan model persamaan simultan, model regresi
linier dan non linier berganda.
Sihotang (1996) dalam penelitiannya mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi dan permintaan kopi di pasar domestik pada periode
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
1969-1993. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan sistem yang
menggunakan model ekonometrika dengan pendugaan parameter dilakukan
dengan metode 3SLS. Hasil dari penelitian ini bahwa produksi kopi Indonesia
tidak responsif terhadap harga kopi dan komoditas subsitusi di pasar domestik,
harga ekspor, luas areal dan tingkat upah, kecuali kopi jenis Robusta yang
responsif terhadap luas areal dalam jangka panjang. Permintaan kopi di pasar
domestik tidak responsif terhadap harga kopi, harga komoditi subsitusi dan
komplementer dan pendapatan per kapita, namun sangat responsif terhadap
pasokan ekspor.
Lifianthi (1999) dalam penelitiannya mengkaji dampak kebijakan ekonomi
terhadap produksi dan ekspor kopi di Propinsi Sumatera Selatan pada periode
1970-1996. Penelitian ini menggunakan model ekonometrika persamaan simultan
dengan metode Three Stage Least Squares (3SLS), model grafik dan model
ARIMA. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kebijakan menaikkan harga
pupuk berdampak pada pada penurunan produksi kopi, penerimaan petani dan
ekspor kopi Propinsi Sumatera Selatan. Sedangkan penerapan kuota ekspor kopi
akan menambah produksi kopi, penerimaan petani dan ekspor kopi Propinsi
Sumatera Selatan. Penghapusan sistem standar mutu kopi akan mengurangi
penerimaan devisa cukup besar dan hanya akan menaikkan penerimaan petani
dengan persentase yang kecil.
Pada penelitian Lubis (2002) mengkaji mengenai dampak liberalisasi
perdagangan terhadap industri kopi Indonesia dan perdagangan kopi dunia pada
periode 1985-1997 dengan menggunakan model persamaan simultan dengan
metode 2SLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan kebijakan
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
domestik pada penurunan suku bunga bank 20 persen, kenaikan harga pupuk 25
persen, kenaikan tingkat upah di subsektor perkebunan sebesar 25 persen dan
devaluasi Rupiah terhadap USD sebesar 50 persen akan menyebabkan harga
domestic dan penerimaan devisa negara meningkat. Selain itu, melemahnya nilai
tukar Rupiah terhadap USD lebih meningkatkan penerimaan devisa negara
dibandingkan kebijakan tunggal lainnya. Perubahan kebijakan domestik yang
menyebabkan berubahnya harga kopi Robusta dunia merupakan indikasi bahwa
kopi Robusta Indonesia memiliki peran penting bagi perdagangan kopi dunia.
Perubahan harga ekspor Indonesia sebagai akibat perubahan faktor eksternal juga
merubah harga dunia.
Turnip (2002) dalam penelitiannya mengkaji potensi ekonomi beberapa
negara tujuan ekspor kopi Indonesia yang dipengaruhi oleh jumlah penduduk,
pendapatan per kapita dan perubahan nilai tukar mata uang negara tujuan ekspor.
Berdasarkan indikator di atas maka Amerika Serikat, Portugis dan Inggris
memiliki potensi pasar untuk tujuan ekspor kopi Indonesia. Penelitian ini
menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model regresi linier berganda
berdasarkan Metode Kuadrat Terkecil Biasa (OLS).
Pada penelitian Sambudi (2005) mengkaji mengenai pengaruh variabel
yang mempengaruhi produksi dan ekspor kopi jenis Arabika. Penelitian ini
meyimpulkan bahwa variabel trend waktu dan dummy tahun krisis tidak
berpengaruh nyata terhadap produksi kopi jenis Arabika. Variabel pendapatan dan
trend waktu tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor kopi jenis Arabika.
Variabel harga dan nilai tukar berpengaruh nyata pada produksi maupun ekspor
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
kopi jenis Arabika. Penelitian ini menggunakan model regresi berganda dengan
pendugaan parameter dilakukan dengan metode OLS.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Teori Produksi
Suatu proses produksi melibatkan suatu hubungan yang erat antara faktorfaktor produksi yang digunakan dengan produk yang dihasilkan. Produksi adalah
tindakan dalam membuat komoditi, baik barang maupun jasa (Lipsey, 1995).
Dalam pertanian, proses produksi begitu kompleks dan terus menerus berubah
seiring dengan kemajuan teknologi. Tidak ada produk yang dihasilkan dengan
menggunakan satu input. Dalam produksi banyak digunakan input-input untuk
menghasilkan output.
Hubungan antara input dan output ini dapat dicirikan dengan suatu fungsi
produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fungsi yang memperlihatkan output
maksimum yang dapat diproduksi oleh setiap input dan oleh kombinasi berbagai
sesungguhnya begitu kompleks dapat digambarkan tingkah lakunya. Dari fungsi
produksi dapat dilihat hubungan teknis antara faktor produksi dengan produksi
yang dihasilkan serta suatu gambaran dari semua metode produksi yang efisien.
Secara matematis, fungsi produksi neoklasik dapat ditulis sebagai berikut :
Y = f (X1 , X2 , X3 ,..., Xm ; Z1 , Z2 , Z3 ,..., Zn ) atau
Y = f (Xn ; Zj)
dimana :
Y = Jumlah produksi yang dihasilkan dalam proses produksi
Xi = Faktor- faktor produksi tidak tetap (variabel) yang digunakan
dalam proses produksi
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Zj
=
Faktor- faktor produksi tetap yang digunakan dalam proses
produksi
f
= Bentuk hubungan yang mentransformasikan faktor- faktor produksi
ke dalam hasil produksi
3.1.2. Teori Perdagangan Internasional
Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan arah serta
komposisi perdagangan antara beberapa negara serta bagaimana efeknya terhadap
struktur perekonomian suatu negara (Saleh, 2005). Gonarsyah (1987) menyatakan
bahwa terdapat beberapa faktor yang mendorong timbulnya perdagangan
internasional (ekspor- impor) suatu negara dengan negara lain,
yaitu : (1)
keinginan untuk memperluas pemasaran komoditi ekspor, (2) memperbesar
penerimaan devisa bagi kegiatan pembangunan, (3) adanya perbedaan penawaran
dan permintaan antar negara, (4) tidak semua negara mampu menyediakan
kebutuhan masyarakatnya dan (5) akibat adanya perbedaan biaya relatif dalam
menghasilkan komoditi tertentu.
Kindleberger dan Linder (1977)
menyatakan bahwa dalam kegiatan
ekspor, volume ekspor suatu komoditi tertentu dari suatu negara ke negara lain
merupakan selisih antara penawaran domestik dan permintaan domestik yang
disebut sebagai kelebihan penawaran (excess supply), sedangkan di lain pihak
kelebihan penawaran dari negara tersebut merupakan permintaan impor bagi
negara lain atau merupakan kelebihan permintaan (excess demand).
Secara teoritis, suatu negara (misalnya negara A) akan mengekspor suatu
komoditi (kopi) ke negara lain (misalnya negara B) apabila harga domestik di
negara A
(sebelum terjadinya perdagangan) relatif
lebih rendah bila
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
dibandingkan dengan harga domestik di negara B (Gambar 3 ). Struktur harga
yang relatif lebih rendah di negara A tersebut disebabkan karena adanya kelebihan
penawaran (excess supply) yaitu produksi domestik melebihi konsumsi domestik.
Dalam hal ini faktor produksi di negara A r e latif berlimpah. Dengan demikian
negara A mempunyai kesempatan menjual kelebihan produksinya ke negara lain.
Negara B m engalami kekurangan suplai kopi karena konsumsi domestiknya
melebihi produksi domestik (excess demand) sehingga harga menjadi lebih tinggi.
Pada kesempatan ini negara B berkeinginan untuk membeli komoditi kopi dari
negara lain yang harganya lebih murah. Apabila kemudian terjadi komunikasi
antara negara A dan negara B, maka akan terjadi perdagangan antara kedua negara
tersebut. Dalam hal ini negara A akan mengekspor kopi ke negara B.
Gambar 3. Kurva Perdagangan Internasional
Sumber : Diadaptasi dari Salvatore, 1997
Keterangan :
PA
: Harga domestik di negara A (pengekspor) tanpa perdagangan
internasional
Q1Q2 : Jumlah komoditi yang diekspor oleh negara A
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
PB
: Harga domestik di negara B (pengimpor) tanpa perdagangan
internasional
Q3Q4
: Jumlah komoditi yang diimpor oleh negara B
Pw
: Harga keseimbangan di kedua negara setelah perdagangan internasional
0Qw
: Keseimbangan penawaran dan permintaan antar kedua negara dimana
jumlah yang diekspor (X) sama dengan jumlah yang diimpor (M)
Pada Gambar 3, sebelum terjadinya perdagangan internasional, harga di
negara A adalah sebesar PA sedangkan di negara B adalah sebesar PB. Suplai di
pasar internasional akan terjadi jika harga internasional lebih besar dari PA,
sedangkan permintaan di pasar internasional akan terjadi jika harga internasional
lebih rendah dari PB. Pada saat harga internasional sama dengan PW maka di
negara B terjadi kelebihan permintaan (ED), sedangkan jika harga internasional
sebesar P W maka di negara A t erjadi kelebihan suplai (ES). Perpaduan antara
kelebihan penawaran di negara A dan kelebihan permintaan di negara B akan
menentukan harga yang terjadi di pasar internasional, yaitu sebesar PW. Dengan
adanya perdagangan tersebut maka negara A akan mengekspor kopi sebesar X,
dan negara B akan mengimpor kopi sebesar M.
Harga yang terjadi di pasar internasional merupakan harga keseimbangan
antara penawaran dan permintaan dunia. Perubahan dalam produksi dunia akan
mempengaruhi penawaran dunia, sedangkan perubahan dalam konsumsi dunia
akan mempengaruhi permintaan dunia. Kedua perubahan tersebut pada akhirnya
akan mempengaruhi harga dunia.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
3.1.4. Ekspor
Teori penawaran bertujuan untuk menentukan faktor- faktor yang
mempengaruhi penawaran. Penawaran suatu komoditi baik barang maupun jasa
adalah jumlah komoditi yang ditawarkan kepada konsumen pada suatu pasar dan
pada tingkat harga serta waktu serta waktu tertentu.
Besar kecilnya penawaran terhadap suatu komoditi pada umumya
dipengaruhi oleh harga yang barang yang bersangkutan, harga barang
subsitusi/komplementer, nilai tukar mata uang, kemampuan produksi (kapasitas
produksi), kebijakan yang ada dan lain- lain. Dalam hal ini peubah-peubah yang
akan digunakan dalam model penawaran ekspor komoditi kopi Indonesia adalah
sebagai berikut :
Peubah Harga, merupakan faktor penting dalam fungsi penawaran yang dapat
menentukan tingkat penawaran suatu barang. Sebagai peubah bebas dalam suatu
model penawaran, peubah harga dapat merupakan harga barang yang
bersangkutan, harga barang secara domestik.
Peubah Produksi, kapasitas produksi kopi Indonesia adalah besarnya total
produksi kopi Indonesia per tahun.
Peubah Konsumsi, kapasitas konsumsi kopi Indonesia adalah besarnya total
konsumsi kopi Indonesia per tahun.
Peubah Pendapatan, merupakan GDP negara tujuan ekspor kopi Indonesia.
Peubah Nilai Tukar, pada umumnya eksportir menghitung pendapatannya dalam
mata uang domestik, sedangkan harga biasanya dinyatakan mata uang asing. Oleh
karena itu, agar harga barang dapat mencerminkan harga barang yang terjadi
maka dimasukkan peubah nilai tukar ini.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Peubah Ekspor Tahun Sebelumnya, peubah lag ini dimasukkan dalam model
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh jangka panjang dalam kegiatan ekspor.
Dengan demikian secara keseluruhan faktor- faktor yang berpengaruh
dalam penawaran ekspor kopi Indonesia ke pasar internasional adalah sebagai
berikut :
Xt = f (PXt , PDt , Qt , Ct , Yt , ERt , Xt-1 )
dimana :
Xt
= Volume ekspor kopi Indonesia tahun ke-t
PXt
= Harga ekspor kopi Indonesia tahun ke-t
PDt
= Harga kopi domestik tahun ke-t
Qt
= Jumlah produksi domestik kopi Indonesia tahun ke-t.
Ct
= Konsumsi kopi domestik kopi Indonesia tahun ke-t
Yt
= GDP negara tujuan ekspor kopi Indonesia tahun ke-t
ERt
= Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara tujuan ekspor kopi
Indonesia tahun ke-t
Xt-1
= Volume ekspor kopi tahun sebelumnya
3.1.5. Pembentukan Harga
Pembentukan harga suatu komoditi sangat dipengaruhi oleh kekuatankekuatan yang mempengaruhi perubahan penawaran ekspor maupun karena
kekuatan yang mempengaruhi perubahan permintaan impor atau karena pengaruh
kedua-duanya secara bersama-sama. Selain karena faktor tesebut, yang dapat
mempengaruhi harga suatu komoditi adalah harga komoditi tersebut pada tahun
sebelumnya. Fungsi persamaan harga dapat dituliskan sebagai berikut :
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Pt = f (Xt , Mt , Pt-1 )
dimana :
3.2.
Pt
= Harga suatu komoditi suatu negara pada tahun ke-t
Xt
= Jumlah ekspor komoditi suatu negara pada tahun ke-t
Mt
= Jumlah impor komoditi suatu negara pada tahun ke-t
Pt-1
= Harga komoditi suatu negara pada tahun sebelumnya
Kerangka Pemikiran Operasional
Posisi Indonesia cukup strategis dalam perdagangan kopi dunia karena
pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara produsen
dan pengekspor kopi terbesar di dunia. Selain itu, kopi memegang peranan
penting sebagai sumber devisa negara melalui kegiatan ekspor kopi. Namun
dilihat dari perkembangannya, kontribusi ekspor kopi Indonesia terhadap
penerimaan devisa pada subsektor perkebunan dan sektor pertanian cenderung
menurun.
Hal ini terlihat pada tahun 1995 kontribusi ekspor kopi terhadap subsektor
perkebunan dan sektor pertanian masing- masing sebesar 0.13 persen dan 0.12
persen dan pada tahun 2005 menurun menjadi 0.05 persen dan 0.04 persen (Tabel
2). Penurunan kontribusi ekspor kopi ini disebabkan beberapa faktor seperti
peraturan untuk masuk ke beberapa negara importir yang semakin ketat,
peningkatan produksi negara-negara produsen kopi yang mengakibatkan terjadi
overproduksi yang mengakibatkan turunnya harga kopi dunia. Selain itu
munculnya negara pesaing seperti Vietnam yang memiliki kebun kopi relatif
muda dan produktivitas yang tinggi (Tjitroresmi, 2005). Hal ini berbeda jika
dibandingkan dengan perkebunan kopi Indonesia yang sebagian besar produksi
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
dari perkebunan rakyat yang penanamannya masih secara tradisional, dengan
pengelolaan budidaya dan penanganan pasca panen masih kurang memadai yang
pada akhirnya menghasilkan kualitas kopi yang rendah jika dbandingkan negara
produsen kopi lainnya.
Gambar 4. Bagan Kerangka Berpikir
Dengan demikian permintaan akan kopi Indonesia di pasar dunia juga
berkurang karena para konsumen dunia juga memperhatikan kualitas kopi yang
akan dibelinya. Adanya penurunan harga kopi dunia mempengaruhi harga kopi
domestik. Penurunan harga kopi domestik berakibat pada penurunan produksi
kopi domestik, yang pada akhirnya mempengaruhi penerimaan devisa dari
komoditas kopi.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
IV. METODE PENELITIAN
4.1.
Perumusan Model
Dalam penelitian ini, ekspor kopi Indonesia berdasarkan negara tujuan
ekspornya dikelompokkan dalam tiga pasar yaitu Asia, Amerika dan Eropa dari
tahun 1980-2005. Ekspor kopi Indonesia ke Asia meliputi Jepang dan Singapura,
ekspor kopi Indonesia ke Amerika yaitu negara Amerika Serikat, sedangkan
ekspor kopi Indonesia ke Eropa meliputi negara Jerman, Inggris dan Italia.
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya serta berbagai alternatif
spesifikasi model yang telah dicoba, maka persamaan produksi, konsumsi, harga
domestik dan model penawaran ekspor kopi Indonesia ke negara Jepang dan
Singapura sebagai importir utama kopi Indonesia di Asia, negara Amerika Serikat
sebagai importir utama kopi Indonesia di Amerika serta negara Jerman, Inggris
dan Italia sebagai importir utama kopi Indonesia di Eropa dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Persamaan Produksi Kopi Indonesia
Qt = a0 + a1 Lt + a2 PDRt + a3 Qt-1 + u1t
dimana :
Qt
= Produksi kopi Indonesia (ton)
Lt
= Total luas areal perkebunan kopi Indonesia (ha)
PDRt = Harga domestik riil kopi Indonesia (Rp/ton)
Qt-1
= Produksi kopi Indonesia tahun sebelumnya (ton)
u1t
= Kesalahan pengganggu (Error term)
a0
= Intersep
ai
= Parameter dugaan
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) : a1 , a2 > 0 ; 0 < a3 < 1
2. Persamaan Konsumsi Kopi Indonesia
Ct = b0 + b1 YIRt + b2 PDRt + u2t
dimana :
Ct
= Konsumsi domestik kopi Indonesia (ton)
YIRT = GDP per kapita riil Indonesia (USD)
PDRt = Harga domestik riil kopi Indonesia (Rp/ton)
u2t
= Kesalahan pengganggu (Error term)
b0
= Intersep
bi
= Parameter dugaan
Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) : b1 > 0 ; b2 < 0
3. Persamaan Harga Domestik Kopi Indonesia
PDRt = c0 + c1 SDt + c2 Ct + c3 ERAt + u3t
dimana :
PDRt = Harga domestik kopi Indonesia (Rp/ton)
SDt
= Penawaran domestik kopi Indonesia (ton)
Ct
= Konsumsi domestik kopi Indonesia (ton)
ERAT = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat
u3t
= Kesalahan pengganggu (Error term)
c0
= Intersep
ci
= Parameter dugaan
Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) : c2 , c3 > 0 ; c1 < 0
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
ASIA
4. Ekspor Kopi Indonesia Ke Jepang
XJPt = d0 + d1 PXJPRt + d2 Ct + d3 YJPRt + d4 ERJPt + d5 XJPt-1 + u4t
dimana :
XJPt
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang (ton)
PXJPRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Jepang (USD/ton)
Ct
= Konsumsi domestik kopi Indonesia (ton)
YJPRt
= GDP per kapita riil Negara Jepang (USD)
ERJPt
= Nilai riil tukar Rupiah terhadap Yen Jepang (Rp/¥)
XJPt-1
= Ekspor kopi Indonesia ke Jepang tahun sebelumnya (ton)
u4t
= Kesalahan pengganggu (Error term)
d0
= Intersep
di
= Parameter dugaan
Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah :
d1 , d3 , d4 > 0 ; d2 < 0 ; 0 < d5 < 1
5. Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura
XSt = e0 + e1 PXSRt + e2Qt + e3 YSRt + e4 ERRt + e5 XSt-1 + u5t
dimana :
XSt
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura (ton)
PXSRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Singapura (USD/ton)
Qt
= Produksi domestik kopi Indonesia (ton)
YSRt = GDP per kapita riil Negara Jepang (USD)
ERSt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Singapura (Rp/SGD)
XSt-1 = Ekspor kopi Indonesia ke Jepang tahun sebelumnya (ton)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
u5t
= Kesalahan pengganggu (Error term)
e0
= Intersep
ei
= Parameter dugaan
Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah :
e1 , e2 , e3, e4 > 0 ; 0 < e5 < 1
AMERIKA
6. Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat
XAt = f0 + f1 PXARt + f2 PDRt + f3 YARt + f4 ERAt + f5 XAt-1 + u6t
dimana :
XAt
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat (ton)
PXARt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Amerika Serikat (USD/ton)
PDRt = Harga domestik riil kopi Indonesia (Rp/ton)
YARt = GDP per kapita riil Negara Amerika Serikat (USD)
ERAt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Amerika (Rp/USD)
XAt-1 = Ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tahun sebelumnya
(ton)
u6t
= Kesalahan pengganggu (Error term)
f0
= Intersep
fi
= Parameter dugaan
Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah :
f1 , f3 , f4 > 0 ; f2 < 0 ; 0 < f5 < 1
EROPA
7. Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman
XJRt = g0 + g1 PXJRRt + g2 Ct + g3 YJRt + g4 ERJRt + g5 XJRt-1 + u7t
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
dimana :
XJRt
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman (ton)
PXJRRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Jerman (USD/ton)
Ct
YJRt
= Konsumsi domestik kopi Indonesia (ton/tahun)
= GDP per kapita riil Negara Jerman (USD)
ERJRt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Euro (Rp/€)
XJRt-1 = Ekspor kopi Indonesia ke Jerman tahun sebelumnya (ton)
u7t
= Kesalahan pengganggu (Error term)
g0
= Intersep
gi
= Parameter dugaan
Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah :
g1 , g3 , g4 > 0 ; g2 < 0 ; 0 < g5 < 1
8. Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris
XINt = h0 + h1 PXINRt + h2 YINRt + h3 ERINt + h4 XINt-1 + u8t
dimana :
XINt
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris (ton)
PXINRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Inggris (USD/ton)
YINRt = GDP per kapita riil Negara Inggris (USD)
ERINt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Poundsterling Inggris (Rp/GBP)
XINt-1 = Ekspor kopi Indonesia ke Inggris tahun sebelumnya (ton)
u8t
= Kesalahan pengganggu (Error term)
h0
= Intersep
hi
= Parameter dugaan
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah :
h1 ,h2 , h3 > 0 ; 0 < h4 < 1
9. Penawaran Ekspor Kopi Indonesia ke Italia
XITt = i0 + i1 PXITRt + i2 Ct + i3 YITRt + i4 ERITt + i5 XITt-1 + u9t
dimana :
XITt
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Italia (ton)
PXITRt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Italia (USD/ton)
Ct
= Konsumsi domestik kopi Indonesia (ton)
YITRt
= GDP per kapita riil Negara Italia (USD)
ERITt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Euro (Rp/€)
XITt-1
= Ekspor kopi Indonesia ke Italia tahun sebelumnya (ton)
u9t
= Kesalahan pengganggu (Error term)
i0
= Intersep
ii
= Parameter dugaan
Nilai dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah :
i1 , i3 , i4 > 0 ; i2 < 0 ; 0 < i5 < 1
4.2.
Metode Analisis dan Pengolahan Data
Dalam penelitian ini perkembangan luas areal, produksi, produktivitas dan
ekspor komoditi kopi di Indonesia serta ekspor kopi Indonesia dianalisis secara
deskriptif dengan tabulasi, sedangkan faktor- faktor yang mempengaruhi produksi,
konsumsi, harga domestik dan penawaran ekspor kopi Indonesia dianalisis dengan
menggunakan regresi berganda dengan model persamaan tunggal dengan metode
OLS. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Minitab
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
14. Analisis deskriptif dalam penulisan digunakan untuk memberikan penjelasan
dan interpretasi atas data dan informasi pada tabulasi data.
Analisis Regresi Linier Berganda
Model yang digunakan untuk menganalisis ekspor kopi Indonesia ke
negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa adalah model regresi
linier berganda dengan persamaan tunggal karena bentuk ini mampu menunjukkan
berapa persen variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen
dengan nilai R2 , kemudian dapat melihat apakah variabel- variabel independennya
berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen dengan melihat uji-F
dan uji-t serta perhitungannya lebih sederhana. Bentuk umum dari fungsi regresi
tersebut adalah:
Yt = ao + a t Xt + ut
dimana :
Yt
= variabel dependen
ao
= intersep
at
= parameter penduga Xi
Xt
= variabel independen yang menjelaskan variabel Y
ut
= pengaruh sisa (error term)
t
= 1,2,...,n yaitu banyaknya peubah dalam fungsi tersebut.
Model tersebut diduga dengan Metode Kuadrat Terkecil Biasa (Ordinary
Least Squares/ OLS). Supranto (1984) menyatakan bahwa dalam OLS terdapat
asumsi-asumsi yaitu :
1. Nilai rata-rata kesalahan pengganggu sama dengan nol, yaitu E (et ) = 0 untuk
t = 1, 2, 3, ..., n.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
2. Varian (e i) = E (ej ) = σ2 , sama untuk semua kesalahan pengganggu
(homoskedastisitas).
3. Tidak ada autokorelasi antara kesalahan pengganggu berarti kovarian (ei, ej) =
0, i
j.
4. Variabel bebas Xi, X2 , ..., Xk konstan dalam sampling yang terulang dan bebas t
terhadap kesalahan pengganggu, E (Xi, ei) = 0.
5. Tidak ada kolinearitas ganda di antara variabel bebas X.
6. e i
N (0 ; σ 2 ), artinya kesalahan pengganggu mengikuti distribusi normal
dengan rata-rata nol dan varian σ 2 .
Dengan dipenuhinya asumsi di atas, maka koefisien regresi (parameter)
yang diperoleh merupakan penduga linier terbaik yang tidak bias (BLUE = Best
Linier Unbiased Estimator). Pengujian dilakukan terhadap variabel- variabel
independen yang diduga berpengaruh besar terhadap ekspor kopi Indonesia ke
negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia di Asia (Jepang dan Singapura),
Amerika (Amerika Serikat) dan Eropa (Jerman, Inggris dan Italia).
4.3.
Evaluasi Model
Terdapat tiga kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi model
ekonometrika yaitu : (1) kriteria ekonomi, (2) kriteria statistik, dan kriteria
ekonometrika (Koutsoyiannis, 1977). Berdasarkan kriteria ekonomi model
dievaluasi dengan melihat apakah tanda dan besarnya parameter dugaan peubahpeubah penjelas dalam persamaan sesuai dengan hipotesis. Berdasarkan kriteria
statistik, akan dilihat besarnya nilai koefisien determinasi (R2 ) dan nilai uji F.
Pada kriteria ekonometrik lebih diutamakan untuk melihat apakah terdapat
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
hubungan multikolinear pada peubah-peubah penjelas dalam setiap persamaan.
Berikut serangkaian evaluasi model yang dilakukan :
1.
Koefisien Determinasi (Goodness Of Fit)
Koefisien determinasi (R2 ) bertujuan untuk mengukur keragaman variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. R2 menunjukkan
besarnya semua variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien
determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
R2 =
Jumlah Kuadrat regresi
Jumlah Kuadrat Galat
= 1Jumlah Kuadrat total
Jumlah Kuadrat Total
Selang R2 yang digunakan adalah 0 < R2 < 1. R2 = 1 berarti semua variasi
respon dari variabel dapat dijelaskan dengan fungsi regresi, sedangkan R2 = 0
berarti tidak satupun variasi pada variabel dapat dijelaskan oleh fungsi regresi.
Dalam kenyataannya nilai R2 berada dalam selang 0 sampai 1 dengan intrepretasi
relatif terhadap ekstrim 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi semakin mendekati 1,
maka model tersebut semakin baik.
2.
Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen secara bersama-sama
dapat menjelaskan variabel dependen.
Pengujian yang dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan
antara nilai kritis F dengan nilai f- hitung yang terdapat pada hasil analisis.
Langkah langkah analisis dalam pengujian hipotesis terhadap variasi nilai
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi nilai variabel independen
adalah sebagai berikut:
1. Perumusan Hipotesis
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
H0 = variasi perubahan nilai variabel independen tidak dapat menjelaskan
variasi perubahan nilai variabel dependen.
H1 = variasi perubahan nilai variabel independen dapat menjelaskan variasi
perubahan nilai variabel dependen.
2. Perhitungan nilai kritis F-tabel dan F-hitung
Jumlah kuadrat regresi
Fhitung =
k
Jumlah kuadrat sisa
(n - k - 1)
dimana:
n = jumlah pengamatan (j = 1, 2, 3, …,n)
k = jumlah peubah bebas (i = 1, 2, 3,...,k)
3. Penentuan penerimaan atau penolakan H0
Fhitung < Ftabel , ( α/2 ; n-k-1) ............. terima H0
Fhitung > Ftabel , ( α/2 ; n-k-1) .............. tolak H0
4. Apabila keputusan yang diperoleh adalah tolak H0 maka dapat disimpulkan
bahwa variasi perubahan nilai variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi
perubahan nilai semua variabel independen. Artinya, semua variabel
independen secara bersama-sama dapat berpengaruh terhadap variabel
dependen.
3.
Uji t
Pengujian hipotesis dari koefisien dari masing- masing peubah bebas
dilakukan dengan uji t. Langkah- langkah analisis dalam pengujian hipotesis
terhadap koefisien regresi adalah:
1. Perumusan hipotesis
H0 : ai = 0
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
H1 : ai < 0 atau ai > 0
2. Penentuan nilai kritis
Nilai kritis dapat ditentukan dengan mengunakan tabel distribusi normal
dengan memperhatikan tingkat signifikansi (α ) dan banyaknya sampel yang
digunakan.
3. Nilai t- hitung masing- masing koefisien regresi dapat diketahui dari hasil
perhitungan komputer.
Statistik uji yang digunakan dalam uji-t adalah :
thitung =
ai
Se(ai )
dimana:
ai
= nilai koefisien regresi atau parameter
Se(ai) = standar kesalahan dugaan parameter
Kriteria uji:
t hitung < t tabel , (α/2 ; n-k-1) .......... terima H0
t hitung > t tabel , (α/2; n-k-1) .......... tolak H0
4. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan letak nilai t-hitung masingmasing koefisien regresi pada kurva normal yang digunakan dalam penentuan
nilai kritis. Jika letak t- hitung suatu koefisien regresi berada pada daerah
penerimaan H0 , maka keputusannya adalah menerima H0 , artinya koefisien
regresi tersebut tidak berbeda dengan nol. Dengan kata lain, variabel tersebut
tidak berpengaruh nyata terhadap nilai variabel dependen. Sebaliknya jika thitung menyatakan tolak H0 maka koefisien regresi berbeda dengan nol dan
berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
4.
Uji Multikolinieritas
Dalam model regresi linear yang mencakup lebih dari dua variabel
independen, sering dijumpai adanya kolinear ganda (multikoloinear). Adanya
multikolinear menyebabkan pendugaan koefisien regresi tidak nyata walaupun
nilai R2 tinggi, tanda koefisien tidak sesuai dengan teori dan dengan metode OLS,
penduga koefisien mempunyai simpangan baku yang sangat besar.
Pengujian multikolinieritas dapat dilakukan dengan membandingkan R2
dengan r2 , jika R2 > r 2 artinyawalaupun ada kolinearitas tetapi dapat diabaikan
karena dianggap tidak serius. Dengan r2 merupakan kuadrat korelasi sederhana
peubah bebas.
5.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah error pada suatu
persamaan bersifat independen atau dependen. Pengujian kemungkinan adanya
autokorelasi dilakukan dengan uji d Durbin Watson. Langkah- langkah pengujian:
1. Perumusan model
H0 = tidak ada autokorelasi positif dan negatif
H1 = ada autokorelasi positif atau negatif
2. Rumus Durbin Watson:
n
å (e - e )
t
d=
t -1
t =2
, dimana 0 < d < 4
n
åe
t
t =1
3. Penentuan penerimaan atau penolakan H0
KS hitung < KS tabel maka terima H0
KS hitung > KS tabel
maka tolak H0
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Nilai hitung statistik d dibandingkan dengan nilai d tabel, yaitu dengan batas
bawah (dL) dan batas atas (dU). Hasil perbandingan akan menghasilkan
kesimpulan seperti sebagai berikut:
1. Jika d < dL, berarti ada autokorelasi positif
2. Jika d > 4-dL, berarti ada autokorelasi negatif
3. Jika dL < d < 4-dU, berarti tidak terjadi autokorelasi positif ataupun negatif
4. Jika dL d dU atau 4-dU d
4.4.
4 -dL, berarti tidak dapat disimpulkan.
Pengukuran Elastisitas
Pengukuran elastisitas dilakukan untuk melihat seberapa besar derajat
kepekaan (respon)
peubah dependen terhadap perubahan yang terjadi pada
peubah independen yang mempengaruhinya. Apabila suatu persamaan :
Yt = a0 + a1 X1t + a2 X2t + a3 X3t + ... + aiXit
Maka nilai elastisitas dari model linear berganda diperoleh dari perhitungan
berikut:
æ ¶Yt ö
E (Yt Xit) = ç
÷
è ¶Xt ø
æ X it ö
æ X it ö
ç
÷
ç
÷
ç Y it ÷ = (ai ) ç Y it ÷
è
ø
è
ø
dimana:
E (Yt Xit)
= elastisitas variabel Yt terhadap variabel Xit
ai
= koefisien regresi variabel independen Xi
X it
= rata-rata variabel independen Xi
Y it
= rata-rata variabel dependen (Yt )
Apabila nilai elastisitas lebih besar dari 1 (E > 1) dikatakan elastis
(responsif) karena perubahan satu persen variabel independen mengakibatkan
perubahan variabel dependen lebih dari satu persen. Jika nilai elastisitas antara nol
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
dan satu (0 < E < 1) dikatakan inelastis (tidak responsif) karena perubahan satu
persen variabel independen akan mengakibatkan perubahan variabel independen
kurang dari satu persen. Sedangkan nilai elastisitas sama dengan nol (E = 0)
artinya inelastis sempurna, dan nilai elastisitas tak hingga (E = ~) artinya
elastisitas sempurna, dan jika nilai elastisitas sama dengan satu (E = 1) disebut
unitari elastis.
4.5.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berupa data time series. Data time series meliputi data tahunan selama 26 tahun
(tahun 1980-2005). Semua data yang dikumpulkan diperoleh dari Asosiasi
Eksportir Kopi Indonesia, Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, Departemen
Pertanian, Departemen Perdagangan, dan Pusat Penelitian Studi Ekonomi serta
literatur-literatur dan situs-situs yang terkait dengan penelitian ini.
Data yang digunakan dalam analisis ekspor kopi Indonesia berdasarkan
negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa adalah:
1. Volume ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan (ton)
2. Harga ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan (USD/ton)
3. Harga kopi domestik (Rp/ton)
4. Produksi kopi Indonesia (ton)
5. Konsumsi kopi Indonesia (ton)
6. Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara tujuan ekspor kopi
Indonesia (Rp/mata uang negara tujuan ekspor kopi Indonesia)
7. GDP per kapita negara tujuan ekspor kopi Indonesia (USD)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
4.6.
Definisi Operasional
1.
Kopi Indonesia yang dimaksud adalah kopi hasil produksi yang dijual
dalam keadaan belum/ tanpa diolah terlebih dahulu.
2.
Produksi domestik kopi Indonesia merupakan jumlah total produksi kopi
Indonesia yang dihasilkan oleh Perkebunan Negara (PBN), Swasta (PBS)
dan Perkebunan Rakyat (PR) yang tersebar di seluruh propinsi di
Indonesia yang dinyatakan dalam satuan ton. Periode waktu yang
digunakan adalah 1980-2005.
3.
Konsumsi domestik kopi Indonesia merupakan jumlah total konsumsi kopi
Indonesia yang dinyatakan dalam satuan ton. Periode waktu yang
digunakan adalah 1980-2005.
4.
Volume ekspor kopi adalah jumlah kopi yang diekspor ke luar negeri,
tidak termasuk ekspor ilegal, dinyatakan dalam satuan ton. Periode waktu
yang digunakan adalah tahun 1980-2005.
5.
Harga domestik kopi adalah harga produsen dari kopi mentah belum/tanpa
olahan setelah disesuaikan dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia
yang terjadi di pasar dalam negeri, dinyatakan dalam satuan Rp /ton.
Periode waktu yang digunakan adalah tahun 1980-2005.
6.
Harga ekspor kopi
adalah harga di tingkat eksportir (FOB) yang
dinyatakan dalam satuan ribu USD/ton. Periode waktu yang digunakan
adalah 1980-2005.
7.
Luas areal tanam merupakan luas seluruh areal tanam perkebunan kopi
Indonesia dan dinyatakan dalam satuan hektar (ha). Periode waktu yang
digunakan adalah 1980-2005.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
7.
Nilai tukar yaitu nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara tujuan
ekspor kopi Indonesia. Kebijakan nilai tukar yang dipakai oleh Indonesia
adalah kebijakan nilai tukar mengambang. Periode waktu yang digunakan
adalah 1980-2005.
8.
Pendapatan yaitu GDP per kapita negara tujuan ekspor kopi Indonesia.
Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2005.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Perkembangan Luas Areal, Produksi, Produktivitas dan Ekspor
Komoditi Kopi Indonesia
5.1.1. Perkembangan Luas Areal Perkebunan Kopi Indonesia Tahun 19802005
Komoditi kopi dalam perdagangan internasional pada saat ini menduduki
urutan. Hingga tahun 1997 Indonesia termasuk produsen kopi terbesar ketiga di
dunia setelah Brazil dan Colombia. Namun sejak tahun 1998, kedudukan
Indonesia digeser oleh Vietnam. Hal ini disebabkan keberhasilan Vietnam dalam
meningkatkan produksi kopinya lebih dari 10 kali lipat dalam waktu 10 tahun
(1990-2000) dan menempatkan Vietnam sebagai produsen kopi terbesar ketiga di
dunia (Budhijana, 2002).
Pengembangan areal perkebunan kopi terus berlanjut setelah Indonesia
merdeka, dan perkembangan yang paling pesat terjadi pada periode 1975-1985.
Pada tahun 1980 luas areal perkebunan kopi Indonesia tercatat 707 464 hektar.
Kemudian perkembangan areal perkebunan kopi berjalan lambat bahkan terjadi
penyusutan setelah terjadi peningkatan luas areal perkebunan kopi tertinggi pada
tahun 1997 yaitu 1 170 028 hektar (Tabel 7). Penyusutan areal perkebunan kopi
berlangsung dari tahun 1998 dari 1 153 369 hektar menjadi 1 127 277 hektar pada
tahun 1999. Hal ini disebabkan terjadinya krisis perdagangan kopi dunia. Produksi
kopi dunia yang berada diatas konsumsi kopi dunia menyebabkan harga kopi
dunia menurun. Menurunnya harga kopi dunia berdampak pada perkembangan
luas areal perkebunan kopi Indonesia. Petani kopi memilih untuk melakukan
konversi tanaman, dengan menanam tanaman lain selain kopi. Pada tahun 2000
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
areal perkebunan kopi Indonesia mengalami peningkatan menjadi 1 260 687 hektar. Areal
perkebunan kopi Indonesia terus mengalami
peningkatan sampai tahun 2004 seluas
1 303 943 hektar. Kemudian mengalami penyusutan kembali pada tahun 2005 menjadi
seluas 1 255 272 hektar.
Tabel 7. Luas Areal Perkebunan Kopi di Indonesia Menurut Status
Pengusahaan Tahun 1980-2005
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Luas Areal Perkebunan (Ha)
Rakyat
Negara
Swasta
663601
749829
759182
766134
837488
874340
888862
908584
969789
984234
1014125
1063289
1076474
1090050
1080532
1109499
1103615
1105114
1068064
1059245
1192322
1258628
1318020
1240222
1251326
1202 392
20925
23016
23635
24426
22440
23499
23593
24280
25484
21800
25834
25891
26092
26325
26593
25616
24619
32232
39139
39316
40645
26954
26954
26597
26597
26641
22938
24001
20211
24427
34283
33290
22744
28776
30674
30516
29889
30674
31332
31192
33260
32396
31295
32682
46166
28716
27720
27801
27210
25091
26020
26239
Total
707464
796846
803028
814987
894211
931129
935199
961640
1025947
1036550
1069848
1119854
1133898
1147567
1140385
1167511
1159079
1170028
1153369
1127277
1260687
1313383
1372184
1291910
1303943
1255272
Pangsa (%)
Perkembangan
(%)
12.63
7.75
1.48
9.72
4.12
0.43
2.82
6.68
1.03
3.21
4.67
1.25
1.20
-0.62
2.37
-0.72
0.94
-1.42
-2.26
11.83
4.17
4.47
-5.85
9.31
-3.73
Rakyat
Negara
Swasta
94
94
95
94
94
94
95
94
94
95
95
95
95
95
95
95
95
94
93
94
95
96
96
96
96
96
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
2
3
4
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
2
2
2
2
2
Rata-rata Perkembangan Luas Total Areal Perkebunan Kopi Indonesia = 3.02 %
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2005
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa selama kurun waktu 1980-2005 rata-rata
perkembangan luas total areal perkebunan kopi di Indonesia sebesar 3.02 persen.
Peningkatan tertinggi luas areal perkebunan kopi di Indonesia terjadi pada periode tahun
1999-2000 sebesar 11.83 persen, sedangkan perkembangan terendah berupa penyusutan
areal perkebunan kopi terjadi pada periode tahun 2002-2003, yaitu sebesar 5.85 persen.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Perkebunan kopi Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat, pada tahun
1980 total luas areal perkebunan rakyat seluas 663 601 hektar atau 94 persen
meningkat menjadi 1 202 392 hektar atau 96 persen pada tahun 2005 dari total
luas areal perkebunan kopi Indonesia, sementara areal perkebunan besar negara
dan perkebunan besar swasta masing- masing seluas 26 641 hektar (2 persen) dan
26 239 hektar (2 persen). Perkembangan luas areal pada Perkebunan Besar Negara
dan Perkebunan Besar Swasta yang cenderung tidak banyak mengalami
perubahan disebabkan adanya kebijakan pemerintah Indonesia untuk membatasi
perluasan areal, khususnya untuk Perkebunan Besar guna mencegah terjadi
surplus produksi. Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta hanya
boleh memperbaiki tanaman yang rusak dan melakukan peremajaan tanaman kopi
(Retnandari dan Tjokrowinoto, 1991 dalam Sihotang, 1996).
5.1.2. Perkembangan Produksi Kopi Indonesia Tahun 1980-2005
Sejalan dengan perkembangan luas areal perkebunan kopi Indonesia,
produksi kopi Indonesia juga mengalami peningkatan. Perkembangan produksi
kopi Indonesia paling pesat terjadi pada periode 1986-1996 Pada tahun 1986
produksi kopi Indonesia tercatat sebesar 356 822 ton, kemudian mengalami
peningkatan menjadi sebesar 459 206 ton pada tahun 1996. Kemudian pada tahun
1997 produksi kopi Indonesia mengalami penurunan menjadi sebesar 428 418 ton.
Pada tahun 1998 produksi kopi mengalami peningkatan sebesar 20.08 persen dari
tahun sebelumnya. Setelah itu perkembangan produksi berjalan lambat bahkan
terjadi penurunan produksi setelah mencapai produksi tertinggi sebesar 682 019
ton pada tahun 2002 (Tabel 8).
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Dalam kurun waktu 1980-2005, perkembangan produksi kopi Indonesia
rata-rata sebesar 3.37 persen tiap tahunnya. Perkembangan tertinggi produksi
kopi Indonesia terjadi pada periode tahun 1997-1998, yaitu sebesar 20.08 persen,
sedangkan perkembangan terendah berupa penurunan produksi kopi Indonesia
terjadi pada pada periode tahun 1996-1997, yaitu menurun sebesar 6.70 persen.
Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa produksi kopi di perkebunan rakyat
lebih besar dibandingkan dengan produksi kopi di perkebunan besar negara dan
besar swasta. Hal ini disebabkan luas areal pada perkebunan rakyat yang lebih
besar dibandingkan perkebunan besar negara dan swasta.
Dalam kurun waktu 1983-2003, produksi kopi pada perkebunan rakyat
meningkat lebih dua kali lipatnya. Apabila pada tahun 1983 produksi kopi pada
perkebunan rakyat sebesar 287 183 ton, maka pada tahun 2003 produksi kopi pada
perkebunan rakyat meningkat menjadi 644 657 ton. Setelah itu produksi kopi
mengalami penurunan, pada tahun 2005 produksi kopi Indonesia menjadi sebesar
615 556 ton. Pada kurun waktu 1980-1996 terjadi fluktuasi produksi kopi pada
perkebunan besar negara. Kemudian perkembangan produksi kopi pada
perkebunan besar negara berjalan lambat bahkan terjadi penurunan produksi kopi
setelah mencapai produksi tertinggi sebesar 29 754 ton pada tahun 2000 (Tabel 8).
Fluktuasi produksi kopi juga terjadi pada perkebunan besar swasta.
Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa setelah terjadi fluktuasi produksi kopi sampai
tahun 1998, pada tahun 1999 produksi kopi terbesar tercapai sebesar 19 021 ton.
Kemudian perkembangan produksi kopi pada perkebunan besar swasta
mengalami penurunan, pada tahun 2005 tercatat produksi kopi pada perkebunan
besar swasta sebesar 7 775 ton.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Tabel 8. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status
Pengusahaan Tahun 1980-2005
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Produksi (Ton)
Rakyat
Negara
276295
290401
262247
287183
291291
288404
329605
367835
362311
376579
384464
399088
408808
410048
421682
429569
435757
396155
469671
493940
514896
541476
654281
644657
618227
615556
13212
16189
13297
10147
14775
12635
17664
13043
16072
13466
15566
16755
16890
17266
17468
16824
13184
21050
25759
26208
29754
18111
18128
17007
17025
17034
Swasta
5466
8309
5707
8318
9423
10359
9553
7791
12712
11003
12737
12462
11232
11554
11041
11408
10265
11213
19021
11539
9924
9467
9610
9591
12134
7775
Total
294973
314899
281251
305648
315489
311398
356822
388669
391095
401048
412767
428305
436930
438868
450191
457801
459206
428418
514451
531687
554574
569234
682019
671255
647385
640365
Pangsa (%)
Perkembangan
(%)
6.76
-10.68
8.67
3.21
-1.29
14.58
8.92
0.62
2.54
2.92
3.76
2.01
0.44
2.58
1.69
0.30
-6.70
20.08
3.35
4.30
2.64
19.81
-1.57
-3.55
-1.08
Rakyat
Negara
Swasta
94
92
93
94
92
93
92
95
93
94
93
93
93
93
94
94
95
92
91
93
93
95
96
96
95
96
4
5
5
3
5
4
5
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
5
5
5
5
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
4
2
2
1
1
2
1
Rata-rata Perkembangan Produksi Kopi Indonesia = 3.37 %
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2005
Ditinjau dari perkembangan pangsa produksi kopi Indonesia, maka pangsa
produksi kopi pada perkebunan rakyat lebih besar dibandingkan dengan produksi kopi
pada perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta (Tabel 8). Hal ini
disebabkan adanya kebijakan pemerintah Indonesia untuk membatasi perluasan areal
perkebunan, khususnya untuk Perkebunan Besar guna mencegah terjadi surplus
produksi. Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta hanya boleh
memperbaiki tanaman yang rusak dan melakukan peremajaan tanaman kopi (Retnandari
dan Tjokrowinoto, 1991 dalam Sihotang, 1996).
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Pembatasan perluasan areal produksi perkebunan besar negara dan
perkebunan besar swasta berdampak pada produksi kopi yang jumlahnya lebih
sedikit dibandingkan dengan produksi pada perkebunan rakyat. Namun terdapat
kecenderungan fluktuasi produksi kopi baik pada perkebunan rakyat maupun pada
perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta.
5.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi Indonesia Tahun 1980-2005
Sejalan dengan perkembangan luas areal perkebunan kopi Indonesia dan
produksi kopi Indonesia, perkembangan produktivitas mengalami pertumbuhan
fluktuasi yang cenderung menurun tiap tahunnya (Tabel 9). Penurunan
produktivitas ini sering disebabkan akibat umur tanaman (umumnya diatas 20
tahun), jenis tanaman (hampir seluruhnya terdiri atas tanaman semaian dari
pohon-pohon induk lokal), kurangnya pemeliharaan tanaman kopi, sehingga hal
ini menurunkan produksi kopi Indonesia disamping faktor hama dan penyakit
akibat perubahan musim juga turut mempengaruhi perkembangan produktivitas
kopi Indonesia.
Pada dasarnya produktivitas kopi dapat diketahui dengan perhitungan
membagi jumlah produksi kopi dengan jumlah luas areal tanaman yang
menghasilkan dimana satuan besaran produktivitas adalah ton/ha.
Dalam kurun waktu 1980-2005, perkembangan produktivitas total kopi
Indonesia rata-rata sebesar 0.97 persen tiap tahunnya. Pertumbuhan tertinggi
produktivitas kopi Indonesia terjadi pada periode tahun 1997-1998 sebesar 18.92
persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada periode tahun 1996-1997
sebesar -7.50 persen (penurunan). Untuk lebih jelasnya perkembangan
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
produktivitas kopi Indonesia menurut status pengusahaannya dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut
Status Pengusahaan Tahun 1980-2005
Produktivitas (Ton/Ha)
Perkembangan (%)
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
Rakyat
0.41
0.38
0.34
0.37
0.35
0.33
0.37
0.40
0.37
0.38
0.38
0.37
0.38
0.38
0.39
0.39
0.39
0.36
0.44
0.46
0.43
0.43
0.49
0.51
0.49
0.51
0.40
Negara
0.63
0.70
0.56
0.41
0.66
0.54
0.75
0.54
0.63
0.61
0.60
0.65
0.65
0.65
0.65
0.66
0.53
0.65
0.66
0.66
0.73
0.67
0.67
0.64
0.64
0.63
0.63
Swasta
0.24
0.35
0.28
0.34
0.27
0.31
0.42
0.27
0.41
0.36
0.43
0.41
0.36
0.37
0.33
0.35
0.33
0.34
0.41
0.40
0.35
0.34
0.35
0.38
0.46
0.29
0.35
Total
0.42
0.39
0.35
0.37
0.35
0.33
0.38
0.40
0.38
0.39
0.38
0.38
0.38
0.38
0.39
0.39
0.40
0.37
0.44
0.46
0.44
0.43
0.49
0.51
0.50
0.51
0.41
Rakyat
-7.32
-10.53
8.11
-5.40
-5.71
12.12
8.11
-7.5
2.70
0
-2.63
2.70
0
2.63
0
0
-7.69
22.22
4.54
-6.52
0
13.95
4.08
-3.92
4.08
1.08
Negara
11.11
-2.00
-26.79
60.97
-18.18
38.88
-28.00
16.67
-3.17
-1.64
8.33
0
0
0
1.54
-19.70
22.64
1.54
0
10.61
-8.22
0
-4.48
21.05
-1.56
3.06
Swasta
45.83
-20.00
21.43
-20.59
14.81
35.48
-35.72
51.85
-12.19
19.44
-4.65
-12.19
2.78
-10.81
6.06
-5.71
3.03
20.59
-2.44
-12.50
-2.86
2.94
8.57
21.05
-36.96
2.97
Total
-7.14
-10.26
5.71
-5.40
-5.71
15.15
5.26
-5.00
2.63
-2.56
0
0
0
2.63
0
2.56
-7.50
18.92
4.54
-4.35
-2.27
13.95
4.08
-1.96
2.00
0.97
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2005
Pada Tabel 9 terlihat bahwa selama kurun waktu 1980-2005 pertumbuhan
produktivitas kopi Indonesia pada Perkebunan Rakyat rata-rata meningkat sebesar
1.08 persen per tahun. Pertumbuhan produktivitas tertinggi terjadi pada periode
tahun 1997-1998 sebesar 22.22 persen,sedangkan pertumbuhan terendah terjadi
pada periode tahun 1996-1997 sebesar -7.69 persen (penurunan). Sementara itu,
produktivitas kopi pada Perkebunan Rakyat tertinggi dicapai pada tahun 2003 dan
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
2005 sebesar 0.51 ton/ha dan produktivitas kopi pada Perkebunan Rakyat terendah
dicapai pada tahun 1997 sebesar 0.36 ton/ha.
Dalam kurun waktu 1980-2005 pertumbuhan produktivitas kopi Indonesia
pada Perkebunan Besar Negara (PBN) rata-rata meningkat sebesar 3.06 persen per
tahun. Pertumbuhan produktivitas tertinggi terjadi pada periode tahun 1983-1984
sebesar 60.97 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada periode tahun
1986-1987 sebesar -28.00 persen (penurunan). Sementara itu, produktivitas kopi
PBN tertinggi dicapai pada tahun 1986 sebesar 0.75 ton/ha dan produktivitas
PBN terendah dicapai pada tahun 1983 sebesar 0.41 ton/ha.
Dalam kurun waktu 1980-2005 produktivitas kopi Indonesia pada
Perkebunan Besar Swasta (PBS) secara rata-rata mengalami pertumbuhan yang
meningkat yaitu sebesar 2.97 persen per tahun. Pertumbuhan produktivitas
tertinggi terjadi pada periode tahun 1985-1986 sebesar 35.48 persen, sedangkan
pertumbuhan terendah terjadi pada periode 2004-2005 sebesar -36.96 persen
(penurunan). Sementara itu, produktivitas kopi PBS tertinggi dicapai pada tahun
2004 sebesar 0.46 ton/ha dan produktivitas PBS terendah dicapai pada tahun 1980
dan tahun 1987 sebesar 0.24 ton/ha (Tabel 9).
5.1.4 Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 1980-2005
Peranan Indonesia dalam suplai kopi dunia cukup penting, sebab hingga
saat ini Indonesia menduduki urutan keempat dalam produksi kopi dunia setelah
Brazil, Colombia dan Vietnam. Peranan Indonesia dalam suplai kopi dunia
semakin menurun setelah sebelumnya menduduki posisi ketiga dalam produksi
kopi dunia setelah digeser oleh Vietnam.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Tabel 10. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 1980-2005
Ekspor Kopi Indonesia
Tahun
Volume
(Ton)
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
238677
210595
226985
241 238
294 471
282 671
298 124
286 316
298 998
357 035
421 833
380 666
269 352
349 916
289 288
230 201
366 602
313 430
357 550
352 967
340 887
250 818
325 009
323 520
344 077
445 829
311425.19
Kenaikan
(%)
-11.76
7.78
6.28
22.06
-4.01
5.47
-3.96
4.43
19.41
18.15
-9.76
-29.24
27.18
-17.33
-20.42
59.25
-14.50
14.08
-1.34
-20.21
-26.42
29.58
-4.58
6.35
29.57
3.31
Nilai
(Ribu USD)
656005
345943
341701
427 258
265 261
556 203
818 387
535 566
550 237
493 549
377 154
372 431
236 774
344 208
745 744
606 369
595 268
511 284
584 244
467 858
326 256
188 493
223 916
258 795
294 113
503 836
447186.65
Kenaikan
(%)
-47.27
-1.23
25.03
-39.91
109.68
47.14
-34.56
2.74
-10.30
-23.58
-1.25
-36.42
45.37
116.65
-18.69
-1.83
-14.11
14.27
-20.10
-43.25
-42.22
18.79
15.58
13.65
71.31
5.69
Pangsa Ekspor
terhadap
Produksi Total
(%)
80.91
66.88
80.71
78.93
93.34
90.77
83.55
73.66
76.45
89.02
97.85
88.88
61.65
79.73
64.23
50.28
79.83
73.16
69.50
66.39
61.47
44.06
47.65
48.20
53.15
69.62
71.92
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2005
Dalam kurun waktu 1980-2005 Indonesia mengekspor kopi rata-rata tiap
tahunnya sebesar 311 425.19 ton ke pasar internasional dengan nilai sebesar
USD 447 186.65 ribu. Dengan kata lain bahwa selama kurun waktu tersebut
Indonesia mampu mengekspor kopi ke pasar internasional sebesar. Sedangkan
bila dibandingkan dengan total produksi dalam negeri, ekspor kopi Indonesia ratarata sebesar 71.92 persen dari total produksi kopi Indonesia (Tabel 10).
Berdasarkan Tabel 10, pertumbuhan volume dan nilai ekspor total kopi
Indonesia pada periode tahun 1980-2005 mengalami trend yang berfluktuasi,
tetapi secara rata-rata volume dan nilai ekspor meningkat tiap tahunnya masing-
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
masing sebesar 3.31 persen dan 5.69 persen. Pertumbuhan volume ekspor
tertinggi terjadi pada periode tahun 1995-1996 yaitu sebesar 59.25 persen dan
pertumbuhan terendah terjadi pada periode tahun 1991-1992 yaitu sebesar -29.24
persen (penurunan). Sedangkan pertumbuhan nilai ekspor terbesar terjadi pada
periode tahun 1993-1994 yaitu sebesar 116.65 persen dan pertumbuhan nilai
ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1999-2000 yaitu sebesar
-43.25
persen (penurunan). Pertumbuhan yang berfluktuasi ini disebabkan oleh adanya
beberapa kebijaksanaan pemerintah pada saat-saat tertentu. Misalnya kebijakan
yang berorientasi pada kegiatan ekspor kopi ke luar negeri sejak tahun 1990.
Dengan dicabutnya kuota (jatah yang telah ditetapkan) ekspor kopi yang diatur
oleh International Coffee Organization (ICO), yang kemudian ditindak lanjuti
oleh pemerintah Indonesia dengan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri
Perdagangan No. 265/KP/X/89 tanggal 21 Oktober 1989, yang berisi pembebasan
setiap eksportir untuk mengekspor kopi ke pasaran dunia (Lubis, 2002). Hal ini
mengakibatkan ekspor kopi Indonesia mengalami peningkatan. Selain faktor
adanya kebijaksanaan pemerintah, fluktuasi ekspor kopi juga disebabkan oleh
faktor musim di Indonesia dan kondisi perkopian internasional (Hutabarat, 2004).
Pada Tabel 10 terlihat pula bahwa pada tahun 1980 ekspor kopi Indonesia
hanya 238 677 ton dengan nilai USD 656 005 ribu. Pada tahun 1990 ekspor kopi
Indonesia meningkat hampir dua kali lipat menjadi 421 833 ton tetapi dengan nilai
ekspor yang lebih rendah yaitu sebesar USD 377 154 ribu. Disini terlihat
walaupun volume ekspor kopi Indonesia mengalami peningkatan tetapi dari segi
nilai ekspor kopi Indonesia mengalami penurunan.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
5.2.
Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor
Utama di Asia (negara tujuan Jepang dan Singapura), Amerika
(Amerika Serikat) dan Eropa (Jerman, Inggris dan Italia) Tahun 19802005
Seperti telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa selama ini lebih
dari 90 persen ekspor kopi Indonesia ditujukan ke kawasan Asia, Eropa dan
Amerika dan sisanya tersebar ke berbagai penjuru dunia. Pada uraian berikut ini
akan dibahas satu per satu perkembangan ekspor kopi Indonesia ke beberapa
negara tujuan ekspor utama di kawasan Asia, Amerika dan Eropa.
5.2.1. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang Tahun 1980-2005
Negara Jepang merupakan satu-satunya negara tujuan ekspor utama kopi
Indonesia di kawasan Asia yang selalu kontinyu menerima ekspor kopi dari
Indonesia walaupun dari segi jumlah dan nilai masih relatif kecil dibandingkan
negara-negara di Amerika dan Eropa. Namun Jepang masih cukup potensial untuk
peningkatan ekspor kopi Indonesia di masa mendatang mengingat semakin
meningkatnya kegemaran akan mengkonsumsi kopi.
Selama periode 1980-2005 volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tiap
tahun rata-rata sebesar 51.2 ribu ton dan nilai ekspor tiap tahun rata-rata sebesar
USD 88.3 juta. Volume ekspor kopi tertinggi terjadi pada tahun 1991 sebesar
69.3 ribu ton dan nilai ekspor kopi tertinggi terjadi pada tahun 1995 sebesar USD
154.2 juta. Sementara itu volume ekspor terendah terjadi pada tahun 1980 sebesar
23.4 ribu ton dan nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 2003 sebesar USD 44.9
juta (Tabel 11).
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Tabel 11. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang,
Tahun 1980-2005
Tahun
Ekspor
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
Volume
(Ribu Ton)
23.4
24.5
29.7
31.8
42.3
45.5
45.5
64.0
49.7
59.8
63.6
69.3
57.2
53.5
44.2
57.3
62.4
54.2
56.6
67.5
65.9
58.7
56.6
52.4
45.3
49.5
51.2
Perkembangan
Nilai
(USD Juta)
61.2
64.3
70.9
77.7
114.5
113.4
138.1
132.0
101.5
105.2
69.8
86.1
62.1
60.6
127.9
154.2
114.1
98.8
104.6
101.2
75.4
50.8
47.5
44.9
55.6
64.3
88.3
Harga
(USD/Ton)
2615.4
2624.5
2387.2
2443.4
2706.9
2492.3
3035.2
2062.5
2042.3
1759.2
1097.5
1242.4
1085.7
1132.7
2893.7
2691.1
1828.5
1822.9
1848.1
1499.3
1144.2
865.4
839.2
856.9
1023.9
1299.0
1820.75
Volume
(%)
Nilai
(%)
4.70
21.22
7.07
33.01
7.56
0
40.66
-22.34
20.32
6.35
8.96
-17.46
-6.47
-17.38
29.64
8.90
-13.14
4.43
19.26
-2.37
-10.93
-3.58
-7.42
3.63
-8.84
4.07
Harga
(%)
5.06
10.26
9.59
47.36
-0.96
21.78
-4.42
-23.11
3.65
-33.65
23.35
-27.87
-2.42
110.06
20.56
-26.01
-13.41
5.87
-3.25
-25.49
-32.63
-6.50
-5.47
23.83
15.65
3.53
0.35
-9.02
2.35
10.78
-7.93
21.78
-32.04
-0.98
-13.86
-37.61
13.20
-12.66
4.33
155.47
-7.00
-29.80
-0.31
1.38
-18.87
-23.68
-24.37
-3.03
2.11
19.49
26.87
1.42
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah)
Pada Tabel 11 terlihat bahwa perkembangan volume dan nilai ekspor kopi
Indonesia ke Jepang dalam kurun waktu 1980-2005 mengalami fluktuasi dari
tahun ke tahun, namun secara rata-rata mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Selama periode tahun 1980-2005 pertumbuhan volume ekspor kopi Indonesia ke
Jepang rata-rata meningkat sebesar 4.07 persen dengan pertumbuhan nilai ekspor
rata-rata sebesar 3.53 persen. Pertumbuhan volume ekspor tertinggi terjadi pada
periode 1986-1987 sebesar 40.66 persen dan pertumbuhan nilai ekspor tertinggi
terjadi pada periode 1993-1994 sebesar 110.06 persen. Sedangkan pertumbuhan
volume terendah terjadi pada periode 1987-1988 sebesar -22.34 persen
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
(penurunan) dan nilai ekspor terendah terjadi pada periode 1989-1990 sebesar
-33.65 persen (penurunan).
Begitu pula dengan perkembangan harga ekspor kopi Indonesia yang juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun secara rata-rata mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Selama periode 1980-2005, pertumbuhan harga ekspor
kopi Indonesia ke Jepang rata-rata meningkat tiap tahunnya sebesar 1.42 persen.
Pertumbuhan harga ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1993-1994 sebesar
155.47 persen sedangkan pertumbuhan harga ekspor terendah
terjadi pada
periode tahun 1989-1990 sebesar -37.61 persen (penurunan). Sementara itu,
selama Indonesia mengekspor kopi ke Jepang pada periode 1980-2005, Indonesia
pernah memperoleh harga tertinggi sebesar 3035.2 USD/ton pada tahun 1986 dan
harga terendah sebesar 839.2 USD/ton pada tahun 2002.
5.2.2. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura Tahun 1980-2005
Seperti halnya Negara Jepang, Negara Singapura merupakan salah satu
negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia di kawasan Asia dan masih cukup
potensial untuk peningkatan ekspor di masa mendatang. Selama periode 19802005 volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tiap tahun rata-rata sebesar 9.4
ribu ton dan nilai ekspor rata-rata sebesar USD 12.9 juta. Volume dan nilai ekspor
kopi tertinggi ke Singapura terjadi pada tahun 1996 sebesar 23.3 ribu ton dan
USD 40.3 juta. Sedangkan volume ekspor terendah terjadi pada tahun 1981
sebesar 0.2 ribu ton dan nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 1981 dan 1982
sebesar USD 0.3 juta (Tabel 12).
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Tabel 12. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura
Tahun 1980-2005
Tahun
Ekspor
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
Volume
(Ribu Ton)
0.3
0.2
0.3
0.4
0.9
1.1
2.7
5.4
6.1
8.5
14.9
19.2
8.8
16.4
12.9
14.2
23.3
10.7
10.3
16.0
15.6
11.1
12.5
8.8
9.9
13.2
9.4
Perkembangan
Nilai
(USD Juta)
0.4
0.3
0.3
0.4
1.7
1.6
7.2
9.1
10.3
10.4
12.8
17.1
8.8
17.9
28.6
37.1
40.3
17.9
17.5
25.4
16.9
10.8
8.8
6.7
8.2
20.3
12.9
Harga
(USD/Ton)
1333.3
1500.0
1000.0
1000.0
1888.9
1454.5
2666.7
1685.2
1688.5
1223.5
859.1
890.6
1000.0
1091.5
2217.1
2612.7
1729.6
1672.9
1699.0
1587.5
1083.3
973.0
704.0
761.4
828.3
1537.9
1411.1
Volume
(%)
Nilai
(%)
-33.33
50.00
33.33
125.00
22.22
145.45
100.00
12.96
39.34
75.29
28.86
-54.17
86.36
-21.34
10.08
64.08
-54.08
-3.74
55.34
-2.50
-28.85
12.61
-29.60
12.50
33.33
26.12
Harga
(%)
-25.00
0
33.33
325.00
-5.88
350.00
26.39
13.19
0.97
23.08
33.60
-48.53
103.41
59.78
29.72
8.63
-55.58
-2.23
45.14
-33.46
-36.09
-18.52
-23.86
22.39
147.56
37.42
12.50
-33.33
0
88.89
-22.99
83.34
-36.81
0.19
-27.54
-29.78
3.67
12.28
9.15
103.12
17.84
-33.80
-3.28
1.56
-6.56
-31.76
-10.18
-27.65
8.15
8.79
85.67
6.59
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah)
Berdasarkan Tabel 12, perkembangan volume dan nilai ekspor kopi
Indonesia ke Singapura dalam kurun waktu 1980-2005 mengalami pertumbuhan
yang berfluktuasi dari tahun ke tahun namun secara rata-rata mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005 pertumbuhan volume
ekspor kopi Indonesia ke Singapura rata-rata meningkat sebesar 26.12 persen tiap
tahunnya dengan nilai ekspor rata-rata sebesar 37.42 persen. Pertumbuhan volume
dan nilai ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1985-1986 masing- masing
sebesar 145.45 persen dan 350 persen. Sedangkan pertumbuhan volume ekspor
terendah terjadi pada periode tahun 1991-1992 sebesar -54.17 persen (penurunan)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
dan nilai ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1996-1997 sebesar -55.58
persen(penurunan).
Begitu pula dengan perkembangan harga ekspor kopi Indonesia yang juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun secara rata-rata mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005, pertumbuhan harga
ekspor kopi Indonesia ke Singapura rata-rata meningkat tiap tahunnya sebesar
sebesar 6.59 persen. Pertumbuhan harga ekspor tertinggi terjadi pada periode
tahun 1993-1994 sebesar 103.12 persen, sedangkan pertumbuhan harga ekspor
terendah terjadi pada periode tahun 198-1987 sebesar -36.81persen (penurunan).
Sementara itu, selama Indonesia mengekspor kopi ke Singapura pada periode
tahun 1980-2005, Indonesia pernah memperoleh harga tertinggi sebesar 266.7
USD/ton pada tahun 1986 dan harga terendah sebesar 704.0 USD/ton pada tahun
2002.
5.2.3.
Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat Tahun
1980-2005
Amerika merupakan salah satu negara yang turut mempengaruhi ekspor
kopi Indonesia karena secara rata-rata ekspor Indonesia ke negara ini memiliki
volume dan nilai ekspor terbesar dibandingkan dengan negara tujuan ekspor kopi
Indonesia. Selama periode 1980-2005 volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika
Serikat tiap tahun rata-rata sebesar 48.4 ribu ton dan nilai ekspor tiap tahun ratarata sebesar USD 86.5 juta. Volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat
mencapai puncak pada tahun 1985 sebesar 69.4 ribu ton dan nilai ekspor tertinggi
terjadi pada tahun 1986 sebesar USD 176.1 juta. Sementara volume ekspor kopi
Indonesia ke Amerika Serikat terendah terjadi pada tahun 1994 sebesar 19.7 ribu
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
ton dan nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 1992 sebesar USD 19.5 juta
(Tabel 13).
Tabel 13. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat
Tahun 1980-2005
Tahun
Ekspor
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
Volume
(Ribu Ton)
56.7
58.9
62.8
64.9
65.6
69.4
67.6
55.1
30.3
26.6
45.2
23.7
21.2
24.0
19.7
25.9
60.8
60.8
65.5
36.6
33.2
36.8
43.0
48.1
72.5
84.1
48.4
Perkembangan
Nilai
(USD Juta)
120.9
132.4
135.6
141.5
163.8
158.8
176.1
97.0
54.8
36.0
41.3
22.5
19.5
28.0
58.7
68.0
96.6
108.2
115.5
60.6
51.1
42.2
50.3
54.9
79.1
136.6
86.5
Harga
(USD/Ton)
2132.3
2247.9
2159.2
2180.3
2497.0
2288.2
2605.0
1760.4
1808.6
1353.4
913.7
949.4
919.8
1166.7
2979.7
2625.5
1588.8
1779.6
1763.4
1655.7
1539.2
1146.7
1169.8
1141.4
1091.0
1624.3
1771.8
Volume
(%)
Nilai
(%)
3.88
6.62
3.34
1.08
5.79
-2.59
-18.49
-45.00
-12.21
69.92
-47.57
-10.55
5.34
-17.92
31.47
134.75
0
7.73
-44.12
2.48
10.84
16.85
11.86
50.73
1.60
6.37
9.51
2.42
4.35
15.76
-3.05
10.89
-44.92
-43.51
-34.31
14.72
-45.52
-13.33
43.59
109.64
15.84
42.06
12.01
6.47
-47.53
-15.68
-17.42
19.19
9.14
44.08
72.69
6.43
Harga
(%)
5.42
-3.95
0.98
14.52
-8.36
13.84
-32.421.79
-25.17
-32.49
3.91
-3.12
26.84
155.39
-11.89
-39.49
12.01
-9.10
-6.11
-7.04
-25.50
2.01
-2.43
-4.41
48.88
2.93
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah)
Pada Tabel 13 terlihat bahwa perkembangan volume dan nilai ekspor
kopi Indonesia ke Amerika Serikat dalam kurun waktu 1980-2005 mengalami
pertumbuhan yang berfluktuasi dari tahun ke tahun namun secara rata-rata
mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005
pertumbuhan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat rata-rata
meningkat sebesar 6.37 persen dengan pertumbuhan nilai ekspor rata-rata sebesar
6.43 persen. Pertumbuhan volume ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
1995-1996 sebesar 134.75 persen dan pertumbuhan volume ekspor terendah
terjadi pada periode tahun 1990-1991 sebesar -47.57 persen (penurunan).
Sementara pertumbuhan nilai ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 19931994 sebesar 109.64 persen dan pertumbuhan nilai ekspor terendah terjadi pada
periode tahun 1998-1999 sebesar -47.53 persen (penurunan).
Begitu pula dengan perkembangan harga ekspor kopi Indonesia yang juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun secara rata-rata mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005, pertumbuhan harga
ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat rata-rata meningkat tiap tahunnya
sebesar 2.93 persen. Pertumbuhan harga ekspor tertinggi terjadi pada periode
tahun 1993-1994 sebesar 155.39 persen, sedangkan pertumbuhan harga ekspor
terendah terjadi pada periode tahun 1995-1996 sebesar -39.49 persen (penurunan).
Sementara itu, selama Indonesia mengekspor kopi ke Amerika Serikat pada
periode 1980-2005, Indonesia pernah memperoleh harga tertinggi sebesar 2979.7
USD/ton pada tahun 1994 dan harga terendah sebesar 913.7 USD/ton pada tahun
1990.
5.2.4.
Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman Tahun 1980-2005
Jerman merupakan salah satu negara di Eropa yang cukup potensial untuk
ekspor kopi Indonesia. Selama periode 1980-2005 volume ekspor kopi Indonesia
ke Jerman rata-rata sebesar 45.3 ribu ton tiap tahunnya dengan nilai ekspor ratarata sebesar USD 55.6 juta. Volume ekspor kopi tertinggi ke Jerman terjadi pada
tahun 1990 sebesar 131.5 ribu ton dan volume ekspor terendah terjadi pada tahun
1981 sebesar 10.8 ribu ton. Sementara nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
1986 sebesar USD 106.2 juta dan nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 1981
sebesar USD 21.9 juta (Tabel 14).
Berdasarkan Tabel 14, perkembangan volume dan nilai ekspor kopi
Indonesia ke Jerman selama periode 1980-2005 mengalami fluktuasi dari tahun ke
tahun, tetapi secara rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama
periode tahun 1980-2005 pertumbuhan volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman
rata-rata meningkat sebesar 16.68 persen tiap tahunnya dengan pertumbuhan nilai
ekspor rata-rata sebesar 16.15 persen. Pertumbuhan volume dan nilai ekspor
tertinggi terjadi pada periode tahun 1985-1986 masing- masing sebesar 165.07
persen dan 262.46 persen. Sedangkan pertumbuhan volume ekspor terendah
terjadi pada periode tahun 1991-1992 sebesar -43.89 persen (penurunan) dan nilai
ekspor terendah terjadi pada periode tahun 1986-1987 sebesar -52.07 persen
(penurunan).
Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa perkembangan harga ekspor kopi
Indonesia ke Jerman mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun secara ratarata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005,
pertumbuhan harga ekspor kopi Indonesia ke Jerman rata-rata meningkat tiap
tahunnya. Selama periode tahun 1980-2005 pertumbuhan harga ekspor kopi
Indonesia ke Jerman rata-rata meningkat tiap tahunnya sebesar 2.14 persen.
Pertumbuhan harga ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1993-1994 sebesar
150.79 persen, sedangkan pertumbuhan harga terendah terjadi pada periode tahun
1995-1996 sebesar -37.68 persen (penurunan). Sementara itu, selama Indonesia
mengekspor kopi ke Jerman pada periode tahun 1980-2005, Indonesia pernah
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
memperoleh harga tertinggi sebesar 2492.4 USD/ton pada tahun 1995 dan harga
terendah sebesar 538.3 pada tahun 2002.
Tabel 14. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman
Tahun 1980-2005
Tahun
Ekspor
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
Volume
(Ribu Ton)
11.9
10.8
12.7
13.1
15.4
14.6
38.7
28.9
30.5
54.8
131.5
93.2
52.3
62.7
38.0
32.9
58.2
50.2
56.7
50.3
47.7
29.4
53.5
57.6
53.8
78.8
45.3
Perkembangan
Nilai
(USD Juta)
23.9
21.9
25.9
27.2
37.1
29.3
106.2
50.9
54.7
64.2
100.8
78.9
42.2
57.9
88.0
82.0
90.4
79.4
87.8
58.8
37.4
18.5
28.8
37.5
37.5
78.2
55.6
Harga
(USD/Ton)
2008.4
2027.8
2039.4
2076.3
2409.1
2006.8
2744.2
1761.1
1793.4
1171.5
766.5
846.6
806.9
923.4
2315.8
2492.4
1553.3
1581.7
1548.5
1169.0
784.1
629.3
538.3
651.0
697.0
992.4
1474.4
Volume
(%)
Nilai
(%)
-9.24
17.59
3.15
17.56
-5.19
165.07
-25.32
5.54
79.67
139.96
-29.12
-43.89
19.89
-39.39
-13.42
76.90
-13.75
12.95
-11.29
-5.17
-38.36
81.97
7.66
-6.60
46.47
16.68
Harga
(%)
-8.37
18.26
5.02
36.40
-21.02
262.46
-52.07
7.47
17.37
57.01
-21.73
-46.51
37.20
51.99
-6.82
10.24
-12.17
10.58
-33.03
-36.39
-50.53
55.67
30.21
0
108.53
16.15
0.97
0.57
1.81
16.03
-16.70
36.75
-35.82
1.83
-34.68
-34.57
10.45
-4.69
14.44
150.79
7.63
-37.68
1.83
-2.10
-24.51
-32.93
-19.74
-14.46
20.94
7.07
42.38
2.14
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah)
5.2.5.
Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris Tahun 1980-2005
Sampai saat ini, Inggris masih merupakan salah satu negara di Eropa
yang cukup potensial untuk ekspor kopi Indonesia. Selama periode tahun 19802005 volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris rata-rata sebesar 9.0 ribu ton tiap
tahunnya dengan nilai ekspor rata-rata sebesar USD 11.5 juta. Volume ekspor
kopi Indonesia tertinggi ke Inggris terjadi pada tahun 1993 sebesar 23.7 ribu ton
dan volume ekspor terendah terjadi pada tahun 1980, 1983 dan 1985 sebesar 0.2
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
ribu ton. Sementara nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun 1994 sebesar USD
50.9 juta dan nilai ekspor terendah terjadi pada tahun 1980 sebesar USD 0.3 juta
(Tabel 15).
Berdasarkan Tabel 15, perkembangan volume dan nilai ekspor kopi
Indonesia ke Inggris selama periode 1980-2005 mengalami fluktuasi dari tahun ke
tahun, tetapi secara rata-rata mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selama
periode tahun 1980-2005 pertumbuhan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris
rata-rata meningkat sebesar 52.84 persen tiap tahunnya dengan pertumbuhan nilai
ekspor rata-rata sebesar 50.27 persen. Pertumbuhan volume ekspor tertinggi
terjadi pada periode tahun 1988-1989 sebesar 476.47 persen dan pertumbuhan
nilai ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 1985-1986 sebesar 440.00 persen.
Sedangkan pertumbuhan volume dan nilai ekspor terendah terjadi pada periode
1984-1985 masing- masing sebesar -66.67 persen dan -64.29 persen (penurunan).
Pada Tabel 15 terlihat pula bahwa perkembangan harga ekspor kopi
Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun secara rata-rata
meningkat tiap tahunnya sebesar 1.53 persen. Pertumbuhan harga ekspor
tertinggi terjadi pada periode tahun 1993-1994 sebesar 152.79 persen
sedangkan pertumbuhan harga ekspor terendah terjadi pada periode tahun
1995-1996 sebesar -38.04 persen (penurunan). Sementara itu, selama Indonesia
mengekspor kopi ke Inggris pada periode tahun 1980-2005 sebesar 2700.00
USD/ ton pada tahun 1986 dan harga terendah sebesar 504.8 USD/ton pada
tahun 2002.
Tabel 15. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris
Tahun 1980-2005
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Tahun
Ekspor
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
Volume
(Ribu Ton)
0.2
0.5
0.3
0.2
0.6
0.2
1.0
2.2
1.7
9.8
14.3
13.3
11.0
23.7
21.4
16.5
20.9
9.9
8.2
12.0
11.2
5.9
10.5
12.2
10.5
16.4
9.0
Perkembangan
Nilai
(USD Juta)
0.3
0.8
0.5
0.5
1.4
0.5
2.7
4.0
3.1
13.1
12.7
11.1
7.8
22.3
50.9
42.3
33.2
14.8
13.8
14.7
8.7
3.9
5.3
7.6
6.8
15.4
11.5
Harga
(USD/Ton)
1500.0
1600.0
1666.7
2500.0
2333.3
2500.0
2700.0
1818.2
1823.5
1336.7
888.1
834.6
709.1
940.9
2378.5
2563.6
1588.5
1494.9
1682.9
1225.0
776.8
661.0
504.8
623.0
647.6
939.0
1470.6
Volume
(%)
Nilai
(%)
150.00
-40.00
-33.33
200.00
-66.67
400.00
120.00
-22.73
476.47
45.92
-6.99
-17.29
115.45
-9.70
-22.90
26.67
-52.63
-17.17
46.34
-6.67
-47.32
77.97
16.19
-13.93
56.19
52.84
Harga
(%)
166.67
-37.50
0
180.00
-64.29
440.00
48.15
-22.50
322.58
-3.05
-12.60
-29.73
185.90
128.25
-16.90
-21.51
-55.42
-6.76
6.52
-40.82
-55.17
35.90
43.40
-10.53
126.47
50.27
6.67
4.17
49.98
-6.67
7.14
8.00
-32.66
0.29
-26.70
-33.56
-6.02
-15.04
-15.04
152.79
7.78
-38.04
-5.89
12.58
-27.21
-36.59
-14.91
-23.63
23.42
3.95
44.99
1.53
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah)
5.2.6. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Italia Tahun 1980-2005
Seperti halnya negara Jerman dan Inggris, Italia merupakan salah satu
negara di Eropa yang potensial untuk ekspor kopi Indonesia. Selama periode
1980-2005 volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tiap tahun meningkat ratarata sebesar 13.1 ribu ton dengan nilai ekspor rata-rata sebesar USD 18.8 juta.
Volume dan nilai ekspor kopi tertinggi ke Italia terjadi pada tahun 2005
masing- masing sebesar 30.5 ribu ton dan USD 27.7 juta (Tabel 16).
Berdasarkan Tabel 16, perkembangan volume dan nilai ekspor kopi
Indonesia ke Italia dalam kurun waktu 1980-2005 mengalami fluktuasi dari tahun
ke tahun, tetapi secara rata-rata mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selama
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
periode tahun 1980-2005 pertumbuhan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia
rata-rata meningkat sebesar 9.38 persen tiap tahunnya dengan pertumbuhan nilai
ekspor rata-rata sebesar 11.97 persen. Pertumbuhan volume ekspor tertinggi
terjadi pada periode tahun 2002-2003 sebesar 66.00 persen dan nilai ekspor
tertinggi terjadi pada periode tahun 1992-1993 sebesar 170.65 persen. Sedangkan
pertumbuhan volume ekspor terendah terjadi pada periode tahun 2000-2001
sebesar -41.24 persen dan pertumbuhan nilai ekspor terendah terjadi periode
tahun 2000-20015 sebesar 4.49 persen (penurunan).
Tabel 16. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Italia
Tahun 1980-2005
Tahun
Ekspor
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
Volume
(Ribu Ton)
6.7
7.6
8.0
8.4
10.3
9.1
13.4
10.4
7.7
10.9
12.5
10.3
10.0
12.6
8.0
9.7
13.0
14.1
14.9
19.7
19.4
11.4
15.0
24.9
21.3
30.5
13.1
Perkembangan
Nilai
(USD Juta)
12.9
13.6
18.5
19.1
25.0
20.8
36.5
19.6
16.1
15.9
12.2
10.2
9.2
24.9
20.8
24.9
21.2
22.0
24.3
25.7
16.7
7.6
9.0
17.8
15.3
27.7
18.8
Harga
(USD/Ton)
1925.4
1789.5
2312.5
2273.8
2427.2
2285.7
2723.9
1884.6
2090.9
1458.7
976.0
990.3
920.0
1976.2
2600.0
2567.0
1630.8
1560.3
1630.8
1304.6
860.8
666.7
600.0
714.9
718.3
908.2
1484.8
Volume
(%)
13.43
5.26
5.00
22.62
-11.65
47.25
-22.39
-25.96
41.56
14.68
-17.60
-2.91
26.00
-36.51
21.25
34.02
8.46
5.67
32.21
-1.52
-41.24
31.58
66.00
-14.46
43.19
9.38
Nilai
(%)
Harga
(%)
5.42
36.03
3.24
30.89
-16.80
75.48
-46.30
-17.86
-1.24
-23.27
-16.39
-9.80
170.65
-16.47
19.71
-14.86
3.77
10.46
5.76
-35.02
-54.49
18.42
97.78
-14.46
81.05
11.97
-7.06
29.23
-1.67
6.75
-5.83
19.17
-30.81
10.95
-30.24
-33.09
1.47
-7.10
114.80
31.57
-1.27
-36.47
-4.32
4.52
-20.00
-34.02
-22.55
-10.00
19.15
0.47
26.44
0.77
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Pada Tabel 16 terlihat pula bahwa perkembangan harga ekspor kopi
Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun secara rata-rata
mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama periode 1980-2005 pertumbuhan
harga ekspor kopi Indonesia ke Italia rata-rata meningkat tiap tahunnya sebesar
0.77 persen. Pertumbuhan harga ekspor tertinggi terjadi pada periode tahun 19921993 sebesar 114.80 persen, sedangkan pertumbuhan harga ekspor terendah
terjadi pada periode tahun 1995-1996 sebesar -36.47 persen (penurunan).
Indonesia pernah memperoleh harga ekspor tertinggi sebesar 2723.9 USD/ton
pada tahun 1986 dan harga terendah sebesar 714.9 USD/ton pada tahun 2003.
5.3.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi, Konsumsi dan Harga
Domestik Kopi Indonesia Tahun 1980-2005
5.3.1. Produksi Kopi Indonesia
Hasil dugaan persamaan produksi kopi Indonesia menunjukkan bahwa
semua tanda parameter dugaan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan (Tabel
17). Peubah penjelas yang digunakan meliputi total luas areal perkebunan kopi
Indonesia (Lt), harga domestik kopi Indonesia (PDRt) dan produksi kopi
Indonesia tahun sebelumnya (Qt-1). Sementara peubah endogen adalah produksi
kopi Indonesia (Qt). Dari hasil regresi persamaan produksi diperoleh koefisien
determinasi (R 2 ) sebesar 93.4 persen yang berarti 93.4 persen perubahan
(naik/turun) produksi kopi Indonesia dapat dijelaskan oleh variasi peubah-peubah
penjelas dalam persamaan yaitu oleh Lt, PDRt dan Qt-1. Sedangkan 6.6 persen
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Variabel
penjelas pada persamaan secara bersama-sama dapat menjelaskan keragaman
variabel endogen yang ditunjukkan oleh nilai F statistik yang nyata pada taraf 5
persen.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Tabel 17. Hasil Dugaan Persamaan Produksi Kopi Indonesia Tahun
1980-2005
Variabel
Notasi
Intersep
Intersep
Total
luas
areal
perkebunan kopi
Lt
Harga domestik riil kopi
Indonesia
PDRt
Produksi kopi tahun
sebelumnya
Qt-1
R2
= 93.4 %
Durbin Watson (d* ) = 2.07
Keterangan : a = nyata pada taraf 5%
Parameter
dugaan
Taraf
Nyata
Elastisitas
Jangka
Pendek
Elastisitas
Jangka
Panjang
16559
0.788
-
-
0.023
0.948
0.05
0.05
0.0025
0.932
0.02
0.02
0.026
0.000a
F statistik = 26.77
P value = 0.000
-
Tabel 18. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) y a n g
Dikuadratkan pada Persamaan Produksi kopi Indonesia Tahun
1980-2005
Peubah
Qt
Lt
PDRt
Lt
0.850
PDRt
0.151
0.123
Qt-1
0.933
0.823
0.164
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d*
Durbin Watson (DW) dan diperoleh DW sebesar 2.07 yang nyata pada taraf 5
persen. Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai sebesar 1.14
dan 4-du sebesar 2.35, sehingga nilai DW sebesar 2.07 menunjukkan tidak ada
masalah autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya mulikolinearitas maka
dilakukan dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R 2 ) dengan
koefisien korelasi sederhana peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 18).
Dengan memperhatikan matriks tesebut menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar
dari r 2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas. Berapa
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
besar pengaruh peubah-peubah penjelas terhadap produksi kopi Indonesia dapat
dijelaskan dalam uraian berikut ini :
1.
Total Luas Areal Perkebunan Indonesia (Lt)
Parameter dugaan pada peubah total luas areal perkebunan Indonesia
bernilai 0.023, artinya bila terjadi peningkatan total luas areal perkebunan
Indonesia sebesar satu ha, maka akan meningkatkan produksi kopi Indonesia
sebesar 0.023 ton.
Total luas areal perkebunan Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap
produksi kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai
dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.05, artinya bila
terjadi peningkatan total luas areal perkebunan Indonesia sebesar seratus persen,
maka akan meningkatkan produksi kopi Indonesia 5 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas jangka pendek sebesar 0.05 ini menunjukkan bahwa produksi kopi
Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan total luas areal
perkebunan Indonesia dalam jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.05, artinya bila
terjadi peningkatan total luas areal perkebunan Indonesia sebesar seratus persen,
maka akan meningkatkan produksi kopi Indonesia sebesar 5 persen, ceteris
paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.05 ini menunjukkan bahwa
produksi kopi Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan total luas
areal perkebunan Indonesia dalam jangka panjang.
2.
Harga Domestik Kopi Indonesia (PDRt)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Parameter dugaan pada peubah harga domestik kopi Indonesia bernilai
0.0025, artinya bila terjadi peningkatan harga domestik kopi Indonesia sebesar
satu Rp/ton, maka akan meningkatkan produksi kopi Indonesia sebesar 0.0025
ton.
Harga domestik kopi Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap produksi
kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan
hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.02, artinya bila
terjadi peningkatan harga domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka
akan meningkatkan produksi kopi Indonesia 2 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas jangka pendek sebesar 0.02 ini menunjukkan bahwa produksi kopi
Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga domestik kopi
Indonesia dalam jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.02, artinya bila
terjadi peningkatan harga domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka
akan meningkatkan produksi kopi Indonesia sebesar 2 persen, ceteris paribus.
Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.02 ini menunjukkan bahwa produksi
kopi Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga domestik kopi
Indonesia dalam jangka panjang.
3.
Produksi Kopi Indonesia Tahun Sebelumnya (Qt-1)
Parameter dugaan pada peubah produksi kopi Indonesia tahun sebelumnya
bernilai 0.026, artinya bila terjadi peningkatan produksi kopi Indonesia tahun
sebelumnya sebesar satu ton, maka akan meningkatkan produksi kopi Indonesia
sebesar 0.026 ton.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Produksi kopi Indonesia tahun sebelumnya berpengaruh nyata pada taraf
5% terhadap produksi kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda
positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
5.3.2. Konsumsi Kopi Indonesia
Hasil dugaan persamaan konsumsi kopi Indonesia menunjukkan bahwa
semua tanda parameter dugaan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan (Tabel
19). Peubah penjelas yang digunakan meliputi GDP per kapita riil Indonesia
(YIRt) dan harga domestik riil kopi Indonesia (PDRt). Sementara peubah endogen
adalah konsumsi kopi Indonesia (Ct). Dari hasil regresi persamaan produksi
diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 68.0 persen yang berarti 68.0 persen
perubahan (naik/turun) konsumsi kopi Indonesia dapat dijelaskan oleh variasi
peubah-peubah penjelas dalam persamaan yaitu oleh YIRt dan PDRt. Sedangkan
32 persen dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan.
Variabel penjelas pada persamaan secara bersama-sama dapat menjelaskan
keragaman variabel endogen yang ditunjukkan oleh nilai F statistik yang nyata
pada taraf 5 persen. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji
dengan d* Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 1.98 yang nyata pada
taraf 5 persen. Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai
sebesar 1.22 dan 4-du sebesar 2.45, sehingga nilai DW sebesar 1.98 menunjukkan
tidak ada masalah autokorelasi.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Tabel 19. Hasil Dugaan Persamaan Konsumsi Kopi Indonesia Tahun
1980-2005
Variabel
Notasi
Parameter
Taraf
Elastisitas
dugaan
Nyata
Intersep
Intersep
84707
0.022a
GDP per kapita riil
Indonesia
YIRt
0.130
0.407
0.0008
Harga domestik riil kopi
Indonesia
PDRt
-0.005
0.064a
0.11
2
R
= 68.0 %
F statistik = 9.09
Durbin Watson (d* ) = 1.98
P value = 0.001
Keterangan : a= nyata pada taraf 10%
Untuk mengetahui ada tidaknya mulikolinearitas maka dilakukan dengan
cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi
sederhana peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 20). Dengan
memperhatikan matriks tesebut menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar dari r2 ,
sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas.
Tabel 20. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Beba s ( r ij) y a n g
Dikuadratkan pada Persamaan Konsumsi Kopi IndonesiaTahun
1980-2005
Peubah
Ct
YIRt
YIRt
0.279
PDRt
0.219
0.016
Berapa besar pengaruh peubah-peubah penjelas terhadap produksi kopi
Indonesia dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :
1.
GDP Indonesia (YIRt)
Parameter dugaan pada peubah GDP Indonesia bernilai 0.130, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Indonesia sebesar satu USD, maka akan meningkatkan
konsumsi kopi Indonesia sebesar 0.130 ton.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
GDP Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi kopi
Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan
hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.0008, artinya bila terjadi
peningkatan GDP I ndonesia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
konsumsi kopi Indonesia 0.08 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas sebesar
0.0008 ini menunjukkan bahwa konsumsi kopi Indonesia tidak responsif
(inelastis) terhadap perubahan GDP Indonesia.
2.
Harga Domestik Kopi Indonesia (PDRt)
Parameter dugaan pada peubah harga domestik kopi Indonesia bernilai
0.005, artinya bila terjadi peningkatan harga domestik kopi Indonesia sebesar satu
Rp/ton, maka akan mengakibatkan penurunan pada konsumsi kopi Indonesia
sebesar 0.005 ton.
Harga domestik kopi Indonesia berpengaruh nyata pada taraf 10%
terhadap konsumsi kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda
negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.11, artinya bila terjadi
peningkatan harga domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan
meningkatkan konsumsi kopi Indonesia 11 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas
jangka pendek sebesar 0.11 ini menunjukkan bahwa konsumsi kopi Indonesia
tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga domestik kopi Indonesia.
5.3.3. Harga Domestik Kopi Indonesia
Hasil dugaan persamaan harga domestik kopi Indonesia menunjukkan
bahwa semua tanda parameter dugaan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
(Tabel 21). Peubah penjelas yang digunakan meliputi penawaran domestik kopi
Indonesia (SDt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct) dan nilai tukar riil
Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (ERAt). Sementara peubah endogen
adalah harga domestik kopi Indonesia (PDRt). Dari hasil regresi persamaan
produksi diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 39.6 persen yang berarti
39.6 persen perubahan (naik/turun) harga domestik kopi Indonesia dapat
dijelaskan oleh variasi peubah-peubah penjelas dalam persamaan yaitu oleh SDt,
Ct dan ERIt. Sedangkan 60.4 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
terdapat dalam persamaan.
Tabel 21.
Hasil Dugaan Persamaan Harga Domestik Kopi Indonesia
Tahun 1980-2005
Variabel
Notasi
Parameter
Taraf
Elastisitas
dugaan
Nyata
Intersep
Intersep
34017
0.149
Penawaran domestik
SDt
-1.45
0.761
-0.06
Konsumsi domestik kopi
Indonesia
Ct
13.2
0.359
0.58
Nilai tukar riil Rupiah
terhadap Amerika Serikat
ERAt
294
0.588
0.24
R2
= 39.6 %
F statistik = 3.02
Durbin Watson (d* )
= 1.62
P value = 0.001
Variabel penjelas pada persamaan secara bersama-sama dapat menjelaskan
keragaman variabel endogen yang ditunjukkan oleh nilai F statistik yang nyata
pada taraf 5 persen. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji
dengan d* Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 1.62 yang nyata pada
taraf 5 persen. Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai
sebesar 1.14 dan 4-du sebesar 2.35, sehingga nilai DW sebesar 1.62 menunjukkan
tidak ada masalah autokorelasi.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Tabel 22. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) y a n g
Dikuadratkan pada Persamaan Harga Domestik Kopi Indonesia
Tahun 1980-2005
Peubah
PDRt
SDt
Ct
SDt
0.097
Ct
0.219
0.221
ERIt
0.023
0.123
0.053
Untuk mengetahui ada tidaknya mulikolinearitas maka dilakukan dengan
cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi
sederhana peubah bebas (rij) y a n g dikuadratkan (lihat Tabel 22). Dengan
memperhatikan matriks tesebut menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar dari r2 ,
sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas. Berapa besar
pengaruh peubah-peubah penjelas terhadap produksi kopi Indonesia dapat
dijelaskan dalam uraian berikut ini :
1.
Penawaran Domestik (SDt)
Parameter dugaan pada peubah penawaran domestik bernilai -1.45, artinya
bila terjadi peningkatan penawaran domestik sebesar satu ton, maka akan
mengakibatkan penurunan pada harga domestik kopi Indonesia sebesar 1.45
Rp/ton.
Penawaran domestik tidak berpengaruh nyata terhadap harga domestik
kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda negatif sesuai dengan
hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar -0.06, artinya bila terjadi
peningkatan
penawaran
domestik sebesar
seratus
persen,
maka
akan
meningkatkan harga domestik kopi Indonesia 6 persen, ceteris paribus. Nilai
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
elastisitas sebesar 0.06 ini menunjukkan bahwa harga domestik kopi Indonesia
tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan penawaran domestik.
2.
Konsumsi Domestik Kopi Indonesia (Ct)
Parameter dugaan pada peubah konsumsi domestik kopi Indonesia bernilai
13.2, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar
satu ton, maka akan mengakibatkan penurunan pada harga domestik kopi
Indonesia sebesar 13.2 Rp/ton.
Konsumsi domestik kopi Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap
harga domestik kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif
sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.58, artinya bila terjadi
peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan
meningkatkan harga domestik kopi Indonesia 58 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas sebesar 0.58 ini menunjukkan bahwa harga domestik kopi Indonesia
tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan konsumsi domestik kopi Indonesia.
3.
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (ERAt)
Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar
Amerika Serikat bernilai 294, artinya bila terjadi peningkatan sebesar satu ton,
maka akan mengakibatkan penurunan pada harga domestik kopi Indonesia sebesar
294 Rp/ton.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat tidak berpengaruh
nyata terhadap harga domestik kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan
bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.24, artinya bila terjadi
peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sebesar seratus
persen, maka akan meningkatkan harga domestik kopi Indonesia 24 persen,
ceteris paribus. Nilai elastisitas sebesar 0.24 ini menunjukkan bahwa
harga
domestik kopi Indonesia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar
Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat.
5.4.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke
Negara Tujuan Ekspor Utama di Asia, Amerika dan Eropa
5.4.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang
Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Jepang dan
matriks korelasi antar peubah-peubah bebas (rij) masing- masing disajikan pada
Tabel 23 dan 24.
Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Jepang
menunjukkan bahwa semua tanda paramater dugaan sesuai dengan hipotesis yang
diharapkan. Peubah bebas yang digunakan meliputi harga ekspor kopi Indonesia
ke Jepang (PXJPRt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct), GDP Jepang
(YJPRt), nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang (ERRt) dan volume ekspor kopi
Indonesia ke Jepang tahun sebelumnya (XJPt-1). Sementara peubah tidak
bebasnya adalah volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang (XJPt).
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Tabel 23. Hasil Dugaan Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia
ke Jepang Tahun 1980-2005
Variabel
Notasi
Intersep
Intersep
Harga ekspor riil kopi Indonesia
ke Jepang
PXJPRt
Konsumsi
domestik
kopi
Indonesia
Ct
GDP per kapita riil Jepang
YJPRt
Nilai tukar riil Rupiah terhadap
Yen Jepang
ERJPt
Volume ekspor kopi Indonesia
ke Jepang tahun sebelumnya
XJPt-1
R2
= 83.5 %
Durbin Watson (d* ) = 1.64
Keterangan : a = nyata pada taraf 10%
Parameter
dugaan
Taraf
Nyata
77948
0.000a
5.003
0.001a
0.29
0.32
-0.147
0.245
0.002a
0.071a
- 0.44
0.13
- 0.48
0.14
0.050
0.969
0.078
0.700
F statistik = 20.27
P value = 0.000
Elastisitas
Jangka
Pendek
-
0.002
Elastisitas
Jangka
Panjang
-
0.0002
-
-
Dari hasil regresi persamaan penawaran ekspor kopi ke Jepang diperoleh
koefisien determinasi (R2 ) sebesar 83.5 persen yang berarti 83.5 persen perubahan
(naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang dapat dijelaskan oleh variasi
peubah-peubah bebas dalam persamaan yaitu oleh PXJPRt, Ct, YJPRt, ERRt dan
XJPt-1. Sedangkan 16.5 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak
terdapat dalam persamaan.
Dengan menggunakan uji-F, diperoleh F-hitung sebesar 20.27 yang nyata
pada taraf 5%, yang berarti secara bersama-sama semua peubah bebas dalam
persamaan dapat menjelaskan dengan baik perubahan (naik/turun) volume ekspor
kopi Indonesia ke Jepang.
Tabel 24.
Peubah
PXJPRt
Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang
Dikuadratkan pada Persamaan Penawaran Ekspor Kopi
Indonesia ke Jepang Tahun 1980-2005
XJPt
PXJPRt
Ct
YJPRt
ERJPt
0.646
Ct
0.030
0.353
YJPRt
0.000
0.098
0.063
ERJPt
0.237
0.448
0.278
XJPt-1
0.681
0.740
0.112
0.031
0.003
0.260
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d*
Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 1.64 yang nyata pada taraf 5%.
Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai dl sebesar 0.98 dan 4du sebesar 2.12, sehingga nilai DW sebesar 1.64 menunjukkan tidak ada masalah
autokorelasi.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan
dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi
sederhana peubah-peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 24).
Dengan memperhatikan matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R2
lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas
yang serius. Berapa besar pengaruh peubah-peubah bebas terhadap volume ekspor
kopi Indonesia ke Jepang dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :
1.
Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang (PXJPRt)
Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang
bernilai 5.003, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke
Jepang sebesar satu USD/ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi
Indonesia ke Jepang sebesar 5.003 USD/ton
Harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang berpengaruh nyata pada taraf 10%
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang. Sementara itu, parameter
dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.29, artinya bila
terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 29 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas jangka pendek sebesar 0.29 ini menunjukkan bahwa volume ekspor
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga
ekspor kopi Indonesia ke Jepang dalam jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.32, artinya bila
terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 32 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas jangka panjang sebesar 0.32 ini menunjukkan bahwa volume ekspor
kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga
ekspor kopi Indonesia ke Jepang dalam jangka panjang.
2.
Konsumsi Domestik Kopi Indonesia (Ct)
Parameter dugaan pada peubah konsumsi domestik kopi Indonesia
bernilai -0.147, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia
sebesar satu ton, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang
sebesar 0.147 ton.
Konsumsi domestik kopi Indonesia berpengaruh nyata pada taraf 10%
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang. Sementara itu, parameter
dugaan bertanda negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar -0.44, artinya bila
terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen,
maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 44
persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar -0.44 ini
menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif
(inelastis) terhadap perubahan konsumsi domestik kopi Indonesia kopi Indonesia
dalam jangka pendek.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar -0.48, artinya bila
terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen,
maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 48
persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar -0.48 ini
menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif
(inelastis) terhadap perubahan konsumsi domestik kopi Indonesia kopi Indonesia
dalam jangka panjang.
3.
GDP Jepang (YJPRt)
Parameter dugaan pada peubah GDP Jepang bernilai 0.245, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Jepang sebesar satu USD, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 0.245 USD.
GDP Jepang berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor
kopi Indonesia ke Jepang. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai
dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.13, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Jepang sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 13 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas jangka pendek sebesar 0.13 ini menunjukkan bahwa volume ekspor
kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif responsif (inelastis) terhadap perubahan
GDP Jepang dalam jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.14, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Jepang sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 14 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas jangka panjang sebesar 0.14 ini menunjukkan bahwa volume ekspor
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif responsif (inelastis) terhadap perubahan
GDP Jepang dalam jangka panjang.
4.
Nilai Tukar Rupiah terhadap Yen Jepang (ERRt)
Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang
bernilai 0.050, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Yen
Jepang sebesar satu Rp/¥, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia
ke Jepang sebesar 0.050 Rp/¥.
Nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang tidak berpengaruh nyata
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang. Sementara itu, parameter
dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.002, artinya bila
terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang sebesar seratus
persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar
0.2 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.002 ini
menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif
(inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang dalam
jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.0002, artinya bila
terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang sebesar seratus
persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar
0.02 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.0002 ini
menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif
(inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang dalam
jangka panjang.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
5. Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang Tahun Sebelumnya (XJPt-1)
Parameter dugaan pada peubah volume ekspor tahun sebelumnya bernilai
0.078, artinya bila terjadi peningkatan volume ekspor tahun sebelumnya sebesar
satu ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang
sebesar 0.078 ton.
Volume ekspor tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap
volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang. Sementara itu, parameter dugaan
bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
5.4.2.
Ekspor ke Singapura
Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Singapura
dan matriks korelasi antar peubah-peubah bebas (rij) masing- masing disajikan
pada Tabel 25 dan 26.
Tabel 25. Hasil Dugaan Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia
ke Singapura Tahun 1980-2005
Variabel
Notasi
Intersep
Intersep
Harga ekspor riil kopi Indonesia
ke Singapura
PXSRt
P r o d u k s i d omestik
kopi
Indonesia
Qt
GDP per kapita riil Singapura
YSRt
Nilai tukar riil Rupiah terhadap
Dollar Singapura
ERSt
Volume ekspor kopi Indonesia
keSingapura tahun sebelumnya
XSt-1
R2
= 66.7 %
Durbin Watson (d* ) = 2.06
Keterangan : a = nyata pada taraf 10%
Parameter
dugaan
0.693
Elastisitas
Jangka
Pendek
-
Elastisitas
Jangka
Panjang
-
2.011
0.084a
0.43
0.49
0.017
0.510
0.348
0.126
0.81
0.83
0.93
0.96
0.930
0.547
0.16
0.18
-
-
-4640
Taraf
Nyata
0.131
0.630
F statistik = 8.02
P value = 0.000
Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Singapura
menunjukkan bahwa semua tanda paramater dugaan sesuai dengan hipotesis yang
diharapkan. Peubah bebas yang digunakan meliputi harga ekspor kopi Indonesia
ke Singapura (PXSRt), produksi domestik kopi Indonesia(Qt), GDP Singapura
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
(YSRt), nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura (ERRt) dan volume ekspor
kopi Indonesia ke Singapura tahun sebelumnya (XSt-1). Sementara peubah tidak
bebasnya adalah volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura (XSt).
Dari hasil regresi persamaan penawaran ekspor kopi ke Singapura
diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 66.7 persen yang berarti 66.7 persen
perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura dapat
dijelaskan oleh variasi peubah-peubah bebas dalam persamaan yaitu oleh PXSRt,
Qt, YSRt, ERRt dan XSt-1. Sedangkan 33.3 persen diterangkan oleh faktorfaktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan.
Tabel 26.
Peubah
PXSRt
Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang
Dikuadratkan pada Persamaan Penawaran Ekspor Kopi
Indonesia ke Singapura Tahun 1980-2005
XSt
PXSRt
Qt
YSRt
ERSt
0.511
Qt
0.340
0.661
YSRt
0.000
0.155
0.401
ERSt
0.203
0.202
0.284
XSt-1
0.546
0.487
0.335
0.069
0.008
0.284
Dengan menggunakan uji-F, diperoleh F-hitung sebesar 8.02 yang nyata
pada taraf 5 %, yang berarti secara bersama-sama semua peubah bebas dalam
persamaan dapat menjelaskan dengan baik perubahan (naik/turun) volume ekspor
kopi Indonesia ke Singapura.
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d*
Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 2.06 yang nyata pada taraf 5%.
Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai dl sebesar 0.98 dan 4-
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
du sebesar 2.12, sehingga nilai DW sebesar 2.06 menunjukkan tidak ada masalah
autokorelasi.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan
dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi
sederhana peubah-peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 26).
Dengan memperhatikan matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R2
lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas
yang serius. Berapa besar pengaruh peubah-peubah bebas terhadap volume ekspor
kopi Indonesia ke Jepang dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :
1.
Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura (PXSRt)
Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Singapura
bernilai 2.011, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke
Singapura sebesar satu USD/ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi
Indonesia ke Singapura sebesar 2.011 USD/ton.
Harga ekspor kopi Indonesia ke Singapura berpengaruh nyata pada taraf
5% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura. Sementara itu,
parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.43, artinya bila
terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 43 persen, ceteris paribus.
Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.43 ini menunjukkan bahwa volume
ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan
harga ekspor kopi Indonesia ke Singapura dalam jangka pendek.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.49, artinya bila
terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 49 persen, ceteris paribus.
Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.49 ini menunjukkan bahwa volume
ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan
harga ekspor kopi Indonesia ke Singapura dalam jangka panjang.
2.
Produksi Domestik Kopi Indonesia (Qt)
Parameter dugaan pada peubah produksi domestik kopi Indonesia bernilai
0.017, artinya bila terjadi peningkatan produksi domestik kopi Indonesia sebesar
satu ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura
sebesar 0.017 ton.
Produksi domestik kopi Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap
volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura. Sementara itu, parameter dugaan
bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.81, artinya bila
terjadi peningkatan produksi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen,
maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 81
persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.81 ini
menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif
(inelastis) terhadap perubahan produksi domestik kopi Indonesia dalam jangka
pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.93, artinya bila
terjadi peningkatan produksi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen,
maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 93
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.93 ini
menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif
(inelastis) terhadap perubahan produksi domestik kopi Indonesia dalam jangka
panjang.
3.
GDP Singapura (YSRt)
Parameter dugaan pada peubah GDP Singapura bernilai 0.510, artinya
bila terjadi peningkatan GDP Singapura sebesar satu USD, maka akan
meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 0.510 USD.
GDP Singapura berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume
ekspor kopi Indonesia ke Singapura. Sementara itu, parameter dugaan bertanda
positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.83, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Singapura sebesar seratus persen, maka akan
meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 83 persen,
ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.83 ini menunjukkan
bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif (inelastis)
terhadap perubahan GDP Singapura dalam jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.96, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Singapura sebesar seratus persen, maka akan
meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 96 persen,
ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.96 ini menunjukkan
bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tidak responsif (inelastis)
terhadap perubahan GDP Singapura dalam jangka panjang.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
4.
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura (ERSt)
Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar
Singapura bernilai 0.930, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah
terhadap Dollar Singapura sebesar satu Rp/SGD, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 0.930 Rp/ SGD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura tidak berpengaruh nyata
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura. Sementara itu, parameter
dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.16 persen, artinya
bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura sebesar
seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke
Singapura sebesar 16 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek
sebesar 0.16 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura
tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar
Singapura dalam jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.18 persen, artinya
bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Singapura sebesar
seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke
Singapura sebesar 18 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang
sebesar 0.18 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura
tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar
Singapura dalam jangka panjang.
5.
Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura Tahun Sebelumnya
(XSt-1)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Parameter dugaan pada peubah volume ekspor tahun sebelumnya bernilai
0.131, artinya bila terjadi peningkatan volume ekspor tahun sebelumnya sebesar
satu ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura
sebesar 0.131 ton.
Volume ekspor kopi tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap
volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura. Sementara itu, parameter dugaan
bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
5.4.3.
Ekspor ke Amerika Serikat
Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Amerika
Serikat dan matriks korelasi antar peubah-peubah bebas (r ij) masing- masing
disajikan pada Tabel 27 dan 28.
Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Amerika
Serikat menunjukkan bahwa semua tanda paramater dugaan sesuai dengan
hipotesis yang diharapkan. Peubah bebas yang digunakan meliputi harga ekspor
kopi Indonesia ke Amerika Serikat (PXARt), harga domestik kopi Indonesia
(PDRt), GDP Amerika Serikat (YARt), nilai tukar Rupiah terhadap Dollar
Amerika Serikat (ERRt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat
tahun sebelumya (XAt-1). Sementara peubah tidak bebasnya adalah volume
ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat (XAt).
Dari hasil regresi persamaan penawaran ekspor kopi ke Amerika Serikat
diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 64.0 persen yang berarti 64.0 persen
perubahan (naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat dapat
dijelaskan oleh variasi peubah-peubah bebas dalam persamaan yaitu oleh PXARt,
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
PDRt, YARt, ERRt dan XAt-1. Sedangkan 36.0 persen diterangkan oleh faktorfaktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan.
Dengan menggunakan uji-F, diperoleh F-hitung sebesar 7.11 yang nyata
pada taraf 5%, yang berarti secara bersama-sama semua peubah bebas dalam
persamaan dapat menjelaskan dengan baik perubahan (naik/turun) volume ekspor
kopi Indonesia ke Amerika Serikat.
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d*
Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 2.00 yang nyata pada taraf 5%.
Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai dl sebesar 0.98 dan 4du sebesar 2.12, sehingga nilai DW sebesar 2.00 menunjukkan tidak ada masalah
autokorelasi.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan
dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi
sederhana peubah-peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 28).
Tabel 27. Hasil Dugaan Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia
ke Amerika Serikat Tahun 1980-2005
Variabel
Notasi
Intersep
Intersep
Harga ekspor riil kopi Indonesia
ke Amerika Serikat
PXARt
H a r g a d o m e s t i k riil
kopi
Indonesia
PDRt
GDP per kapita riil Amerika
Serikat
YARt
Nilai tukar riil Rupiah terhadap
Dollar Amerika Serikat
ERAt
Volume ekspor kopi Indonesia
ke Amerika Serikat tahun
sebelumnya
XAt-1
R2
= 64.0 %
Durbin Watson (d* ) = 2.00
Keterangan : a = nyata pada taraf 10%
Parameter
dugaan
Taraf
Nyata
45513
0.013a
Elastisitas
Jangka
Pendek
-
2.578
0.335
0.14
0.76
-0.001
0.581
-0.07
-0.38
0.874
0.073a
0.50
2.70
5.304
0.287
0.32
1.73
0.815
0.000a
F statistik = 7.11
P value = 0.001
-
Elastisitas
Jangka
Panjang
-
-
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Tabel 28.
Peubah
PXARt
Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang
Dikuadratkan pada Persamaan Penawaran Ekspor Kopi
Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1980-2005
XAt
PXARt
PDRt
YARt
ERAt
0.092
PDRt
0.026
0.142
YARt
0.000
0.691
ERAt
0.000
0.231
XAt-1
0.527
0.187
0.092
0.023
0.169
0.199
0.038
0.032
Dengan memperhatikan matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R2
lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas
yang serius. Berapa besar pengaruh peubah-peubah bebas terhadap volume ekspor
kopi Indonesia ke Amerika Serikat dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :
1.
Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat (PXARt)
Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Amerika
Serikat bernilai 2.578, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi
Indonesia ke Amerika Serikat sebesar satu USD/ton, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 2.578 USD/ton.
Harga ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat. Sementara itu,
parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.14, artinya bila
terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 14 persen, ceteris
paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.14 ini menunjukkan bahwa
volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak responsif (inelastis)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat dalam jangka
pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.76, artinya bila
terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 76 persen, ceteris
paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.76 ini menunjukkan bahwa
volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak responsif (inelastis)
terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat dalam jangka
panjang.
2.
Harga Domestik Kopi Indonesia (PDRt)
Parameter dugaan pada peubah harga domestik kopi Indonesia bernilai
-0.001, artinya bila terjadi peningkatan harga domestik kopi Indonesia sebesar
satu ton, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika
Serikat sebesar 0.001 ton.
Harga domestik kopi Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap volume
ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat. Sementara itu, parameter dugaan
bertanda negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar -0.07 persen,
artinya bila terjadi peningkatan harga domestik kopi sebesar seratus persen, maka
akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 7
persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar -0.07 ini
menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
responsif (inelastis) terhadap perubahan harga domestik kopi Indonesia dalam
jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar -0.38 persen,
artinya bila terjadi peningkatan harga domestik kopi sebesar seratus persen, maka
akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 38
persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar -0.38 ini
menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak
responsif (inelastis) terhadap perubahan harga domestik kopi Indonesia dalam
jangka panjang.
3.
GDP Amerika Serikat (YARt)
Parameter dugaan pada peubah GDP Amerika Serikat bernilai 0.874,
artinya bila terjadi peningkatan GDP Amerika Serikat sebesar satu USD, maka
akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar
0.874 USD.
GDP Amerika Serikat berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume
ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat. Sementara itu, parameter dugaan
bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.50, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Amerika Serikat sebesar seratus persen, maka akan
meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 50
persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.50 ini
menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
responsif (inelastis) terhadap perubahan GDP Amerika Serikat dalam jangka
pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 2.70, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Amerika Serikat sebesar seratus persen, maka akan
meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 270
persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 2.70 ini
menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat responsif
(elastis) terhadap perubahan GDP Amerika Serikat dalam jangka panjang.
4.
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (ERAt)
Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar
Amerika Serikat bernilai 5.304, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah
terhadap Dollar Amerika Serikat sebesar satu Rp/USD, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 5.304 Rp/ USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat tidak berpengaruh
nyata terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat. Sementara itu,
parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.32, artinya bila
terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sebesar
seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke
Amerika Serikat sebesar 32 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek
sebesar 0.32 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika
Serikat tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap
Dollar Amerika Serikat dalam jangka pendek.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 1.73, artinya bila
terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sebesar
seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke
Amerika Serikat sebesar 173 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka
panjang sebesar 1.73 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke
Amerika Serikat responsif (elastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah
terhadap Dollar Amerika Serikat dalam jangka panjang.
5.
Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat Tahun
Sebelumnya (XAt-1)
Parameter dugaan pada peubah volume ekspor tahun sebelumnya bernilai
0.185, artinya bila terjadi peningkatan volume ekspor tahun sebelumnya sebesar
satu ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika
Serikat sebesar 0.185 ton.
Volume ekspor kopi tahun sebelumnya berpengaruh nyata pada taraf 10%
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika. Sementara itu, parameter
dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
5.5.4.
Ekspor ke Jerman
Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Jerman dan
matriks korelasi antar peubah-peubah bebas (rij) masing- masing disajikan pada
Tabel 29 dan 30.
Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Jerman
menunjukkan bahwa semua tanda paramater dugaan sesuai dengan hipotesis yang
diharapkan. Peubah bebas yang digunakan meliputi harga ekspor kopi Indonesia
ke Jerman (PXJRRt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct), GDP Jerman
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
(YJRRt) dan nilai tukar Rupiah terhadap Euro (ERJRt). Sementara peubah tidak
bebasnya adalah volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman (XJRt).
Dari hasil regresi persamaan penawaran ekspor kopi ke Jerman diperoleh
koefisien determinasi (R2 ) sebesar 67.7% yang berarti 67.7 persen perubahan
(naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman dapat dijelaskan oleh variasi
peubah-peubah bebas dalam persamaan yaitu oleh PXJRRt, Ct, YJRRt dan
ERJRt. Sedangkan 32.3 persen diterangkan oleh faktor- faktor lain yang tidak
terdapat dalam persamaan.
Dengan menggunakan uji-F, diperoleh F-hitung sebesar 10.98 yang nyata
pada taraf 5%, yang berarti secara bersama-sama semua peubah bebas dalam
persamaan dapat menjelaskan dengan baik perubahan (naik/turun) volume ekspor
kopi Indonesia ke Jerman.
Tabel 29. Hasil Dugaan Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia
ke Jerman Tahun 1980-2005
Variabel
Intersep
Harga ekspor riil kopi Indonesia ke
Jerman
Konsumsi domestik Indonesia
GDP per kapita riil Jerman
Nilai tukar riil Rupiah terhadap Euro
R2
= 67.7%
Durbin Watson (d* ) = 1.97
Keterangan : a = nyata pada taraf 10%
Tabel 30.
Notasi
Intersep
Parameter
dugaan
52426
PXJRRt
10.660
Ct
-0.221
YJRRt
1.352
ERJRt
11.718
F statistik = 10.98
P value = 0.000
Taraf
Nyata
0.074a
Elastisitas
0.000a
0.089a
0.008a
0.104a
0.57
-0.75
0.68
0.45
-
Peubah
PXJRRt
Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang
Dikuadratkan pada Persamaan Penawaran Ekspor Kopi
Indonesia ke Jerman Tahun 1980-2005
XJRt
PXJRRt
Ct
YJRRt
0.458
Ct
0.035
0.345
YJRRt
0.007
0.326
0.226
ERJRt
0.307
0.549
0.311
0.312
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d*
Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 1.97 yang nyata pada taraf 5%.
Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai dl sebesar 1.06 dan 4du sebesar 2.24, sehingga nilai DW sebesar 1.97 menunjukkan tidak ada masalah
autokorelasi.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan
dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi
sederhana peubah-peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 30).
Dengan memperhatikan matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R2
lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas
yang serius. Berapa besar pengaruh peubah-peubah bebas terhadap volume ekspor
kopi Indonesia ke Jerman dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :
1.
Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman (PXJRRt)
Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Jerman
bernilai 10.660, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke
Jerman sebesar satu USD/ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi
Indonesia ke Jerman sebesar 10.660 USD/ton.
Harga ekspor kopi Indonesia ke Jerman berpengaruh nyata pada taraf 10%
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman. Sementara itu, parameter
dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.57, artinya bila terjadi
peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman sebesar 57 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas sebesar 0.57 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Jerman tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia
ke Jerman.
2.
Konsumsi Domestik Kopi Indonesia (Ct)
Parameter dugaan pada peubah konsumsi domestik kopi Indonesia
bernilai -0.221, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia
sebesar satu ton, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman
sebesar 0.221 ton.
Konsumsi domestik kopi Indonesia berpengaruh nyata pada taraf 10%
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman. Sementara itu, parameter
dugaan bertanda negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai
elastisitas
yang diperoleh sebesar -0.75, artinya bila terjadi
peningkatan konsumsi kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan
menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman sebesar 75 persen, ceteris
paribus. Nilai elastisitas sebesar -0.75 ini menunjukkan bahwa volume ekspor
kopi Indonesia ke Jerman tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan konsumsi
kopi Indonesia ke Jerman.
3.
GDP Jerman (YJRRt)
Parameter dugaan pada peubah GDP Jerman bernilai 1.352, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Amerika Serikat sebesar satu USD, maka akan
meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 1.352
USD.
GDP Jerman berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor
kopi Indonesia ke Jerman. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif
sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.68, artinya bila terjadi
peningkatan GDP Jerman sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman sebesar 68 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas sebesar 0.68 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke
Jerman tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan GDP Jerman.
4.
Nilai Tukar Rupiah terhadap Euro (ERJRt)
Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Euro bernilai
11.718, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Euro sebesar
satu Rp/€, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman
sebesar 11.598 Rp/€.
Nilai tukar Rupiah terhadap Euro berpengaruh nyata pada taraf 10%
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman. Sementara itu, parameter
dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.45, artinya bila terjadi
peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Euro sebesar seratus persen, maka akan
meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman sebesar 45 persen, ceteris
paribus. Nilai elastisitas sebesar 0.45 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi
Indonesia ke Jerman tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan nilai tukar
Rupiah terhadap Euro.
5.5.5.
Ekspor ke Inggris
Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Inggris dan
matriks korelasi antar peubah-peubah bebas (rij) masing- masing disajikan pada
Tabel 31 dan 32.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Inggris
menunjukkan bahwa semua tanda paramater dugaan sesuai dengan hipotesis yang
diharapkan. Peubah bebas yang digunakan meliputi harga ekspor kopi Indonesia
ke Inggris (PXINRt), GDP Inggris
(YINRt), nilai tukar Rupiah terhadap
Pounsdterling (ERINt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris tahun
sebelumnya (XINt-1). Sementara peubah tidak bebasnya adalah volume ekspor
kopi Indonesia ke Inggris (XINt).
Dengan menggunakan uji-F, diperoleh F-hitung sebesar 22.19 yang nyata
pada taraf 5%, yang berarti secara bersama-sama semua peubah bebas dalam
persamaan dapat menjelaskan dengan baik perubahan (naik/turun) volume ekspor
kopi Indonesia ke Inggris.
Dari hasil regresi persamaan penawaran ekspor kopi ke Inggris diperoleh
koefisien determinasi (R2 ) sebesar 80.9 persen yang berarti 80.9 persen perubahan
(naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris dapat dijelaskan oleh variasi
peubah-peubah bebas dalam persamaan yaitu oleh PXINRt, YINRt, ERINt dan
XINt-1. Sedangkan 10.1 persen diterangkan oleh faktor- faktor lain yang tidak
terdapat dalam persamaan.
Tabel 31. Hasil Dugaan Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia
ke Inggris Tahun 1980-2005
Peubah
Intersep
Harga ekspor riil kopi Indonesia ke
Inggris
GDP per kapita riil Inggris
Nilai tukar riil Rupiah terhadap
Poundsterling
Volume ekspor kopi Indonesia ke
Inggris tahun sebelumnya
R2
= 80.9 %
Durbin Watson (d* ) = 1.92
Keterangan : a = nyata pada taraf 10%
Notasi
Parameter
dugaan
Taraf
Nyata
0.001a
Elastisitas
Jangka
Pendek
-
Elastisitas
Jangka
Panjang
-
Intersep
18996
PXINRt
YINRt
2.341
0.082
0.001a
0.530
0.61
0.17
1.18
0.33
ERINt
2.152
0.004a
1.11
2.15
XINt-1
0.483
0.001a
F statistik = 22.19
P value = 0.000
-
-
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Tabel 32.
Peubah
PXINRt
Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang
Dikuadratkan pada Persamaan Penawaran Ekspor Kopi
Indonesia ke Inggris Tahun 1980-2005
XINt
PXINRt
YINRt
XINt-1
0.506
YINRt
0.112
0.348
ERINt
0.007
0.338
XINt-1
0.646
0.416
0.118
0.106
0.052
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d*
Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 1.92 yang nyata pada taraf 5%.
Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai dl sebesar 0.98 dan 4du sebesar 2.12, sehingga nilai DW sebesar 1.92 menunjukkan tidak ada masalah
autokorelasi.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan
dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi
sederhana peubah-peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 32).
Dengan memperhatikan matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R2
lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas
yang serius. Berapa besar pengaruh peubah-peubah bebas terhadap volume ekspor
kopi Indonesia ke Inggris dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :
1.
Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris (PXINRt)
Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Inggris
bernilai 2.341, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke
Inggris sebesar satu USD/ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi
Indonesia ke Inggris sebesar 2.341 USD/ton.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Harga ekspor kopi Indonesia ke Inggris berpengaruh nyata pada taraf 10%
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris. Sementara itu, parameter
dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.61, artinya bila
terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris sebesar 61 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas jangka pendek sebesar 0.61 ini menunjukkan bahwa volume ekspor
kopi Indonesia ke Inggris tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga
ekspor kopi Indonesia ke Inggris dalam jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 1.18, artinya bila
terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris sebesar 118 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas jangka panjang sebesar 1.18 ini menunjukkan bahwa volume ekspor
kopi Indonesia ke Inggris responsif (elastis) terhadap perubahan harga ekspor kopi
Indonesia ke Inggris dalam jangka panjang.
2.
GDP Inggris (YINRt)
Parameter dugaan pada peubah harga GDP Inggris bernilai 0.082, artinya
bila terjadi peningkatan GDP Inggris sebesar satu USD, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris sebesar 0.082 USD.
GDP Inggris tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi
Indonesia ke Inggris. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai
dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.17, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Inggris sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris 17 sebesar persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas jangka pendek sebesar 0.17 ini menunjukkan bahwa volume ekspor
kopi Indonesia ke Inggris tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan GDP
Inggris dalam jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.33, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Inggris sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris 33 sebesar persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas jangka panjang sebesar 0.33 ini menunjukkan bahwa volume ekspor
kopi Indonesia ke Inggris tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan GDP
Inggris dalam jangka panjang.
3.
Nilai Tukar Rupiah terhadap Poundsterling (ERINt)
Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling
bernilai 2.152 artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap
Poundsterling sebesar satu Rp/, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi
Indonesia ke Inggris sebesar 2.152 Rp/Poundsterling.
Nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling berpengaruh nyata pada taraf
10% terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris. Sementara itu, parameter
dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 1.11, artinya bila
terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling sebesar seratus
persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris
sebesar 111 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 1.11 ini
menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris responsif (elastis)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling dalam jangka
pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 2.15, artinya bila
terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling sebesar seratus
persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris
sebesar 215 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 2.15
ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris responsif
(elastis) terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Poundsterling dalam
jangka panjang.
4.
Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris Tahun Sebelumnya (XINt1)
Parameter dugaan pada peubah volume ekspor tahun sebelumnya bernilai
0.483, artinya bila terjadi peningkatan volume ekspor tahun sebelumnya sebesar
satu ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris
sebesar 0.483 ton.
Volume ekspor kopi tahun sebelumnya berpengaruh nyata pada taraf 10%
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris. Sementara itu, parameter
dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
5.5.6.
Ekspor ke Italia
Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Italia dan
matriks korelasi antar peubah-peubah bebas (rij) masing- masing disajikan pada
Tabel 33 dan 34.
Hasil dugaan persamaan penawaran ekspor kopi Indonesia ke Italia
menunjukkan bahwa semua tanda paramater dugaan sesuai dengan hipotesis yang
diharapkan. Peubah bebas yang digunakan meliputi harga ekspor kopi Indonesia
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
ke Italia (PXITRt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct), GDP Italia (YITRt),
nilai tukar Rupiah terhadap Euro (ERITt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke
Italia tahun sebelumnya (XITt-1). Sementara peubah tidak bebasnya adalah
volume ekspor kopi Indonesia ke Italia (XITt).
Dari hasil regresi persamaan penawaran ekspor kopi ke Italia diperoleh
koefisien determinasi (R2 ) sebesar 78.0 persen yang berarti 78.0 persen perubahan
(naik/turun) volume ekspor kopi Indonesia ke Italia dapat dijelaskan oleh variasi
peubah-peubah bebas dalam persamaan yaitu oleh PXITRt, Ct, YITRt, ERITt dan
XITt-1. Sedangkan 22.0 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak
terdapat dalam persamaan.
Dengan menggunakan uji-F, diperoleh F-hitung sebesar 14.21 yang nyata
pada taraf 5%, yang berarti secara bersama-sama semua peubah bebas dalam
persamaan dapat menjelaskan dengan baik perubahan (naik/turun) volume ekspor
kopi Indonesia ke Italia.
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d*
Durbin Watson (DW), dan diperoleh DW sebesar 2.10 yang nyata pada taraf 5%.
Nilai DW ini berada pada selang dl < d* < 4-du dengan nilai dl sebesar 0.98 dan 4du sebesar 2.12, sehingga nilai DW sebesar 2.10 menunjukkan tidak ada masalah
autokorelasi.
Tabel 33. Hasil Dugaan Persamaan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia
ke Italia Tahun 1980-2005
Variabel
Notasi
Parameter
dugaan
Taraf
Nyata
0.013a
Elastisitas
Jangka
Pendek
-
Elastisitas
Jangka
Panjang
-
Intersep
Harga ekspor riil kopi Indonesia
ke Italia
Konsumsi
domestik
kopi
Indonesia
GDP Italia
Nilai tukar riil Rupiah terhadap
Intersep
16555
PXITRt
0.622
0.145
0.12
0.18
Ct
YITRt
-0.027
0.172
0.246
0.143
-0.32
0.24
-0.47
0.35
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Euro
ERITt
Volume ekspor kopi Indonesia ke
Italia tahun sebelumnya
XITt-1
R2
= 78.0 %
Durbin Watson (d* ) = 2.10
Keterangan : a = nyata pada taraf 10%
2.529
0.002a
0.12
0.18
-
-
0.318
0.144
F statistik = 14.21
P value = 0.000
Tabel 34.
Peubah
PXITRt
Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) yang
Dikuadratkan pada Persamaan Penawaran Ekspor Kopi
Indonesia ke Italia Tahun 1980-2005
XITt
PXITRt
Ct
YITRt
ERITt
0.434
Ct
0.225
0.352
YITRt
0.438
0.258
0.341
ERITt
0.588
0.222
0.237
XITt-1
0.561
0.504
0.306
0.285
0.399
0.332
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan
dengan cara membandingkan koefisien determinasi (R2 ) dengan koefisien korelasi
sederhana peubah-peubah bebas (rij) yang dikuadratkan (lihat Tabel 34).
Dengan memperhatikan matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R2
lebih besar dari r2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas
yang serius. Berapa besar pengaruh peubah-peubah bebas terhadap volume ekspor
kopi Indonesia ke Italia dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :
1.
Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Italia (PXITRt)
Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Italia
bernilai 0.622, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke
Italia sebesar satu USD/ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi
Indonesia ke Italia sebesar 0.622 USD/ton.
Harga ekspor kopi Indonesia ke Italia berpengaruh nyata pada taraf 10%
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Italia. Sementara itu, parameter dugaan
bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.12, artinya bila
terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 12 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas jangka pendek sebesar 0.12 ini menunjukkan bahwa volume ekspor
kopi Indonesia ke Italia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga
ekspor kopi Indonesia ke Italia dalam jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.18, artinya bila
terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 18 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas jangka panjang sebesar 0.18 ini menunjukkan bahwa volume ekspor
kopi Indonesia ke Italia tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga
ekspor kopi Indonesia ke Italia dalam jangka panjang.
2.
Konsumsi Domestik Kopi Indonesia (Ct)
Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Italia
bernilai -0.027, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke
Italia sebesar satu ton, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke
Italia sebesar 0.027 ton.
Konsumsi domestik kopi Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap
volume ekspor kopi Indonesia ke Italia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda
negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar -0.32, artinya bila
terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen,
maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 32 persen,
ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar -0.32 ini menunjukkan
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tidak responsif (inelastis) terhadap
perubahan konsumsi domestik kopi Indonesia dalam jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar -0.47, artinya bila
terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen,
maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 47 persen,
ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar -0.47 ini menunjukkan
bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tidak responsif (inelastis) terhadap
perubahan konsumsi domestik kopi Indonesia dalam jangka panjang.
3.
GDP Italia (YITRt)
Parameter dugaan pada peubah GDP Italia bernilai 0.172, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Italia sebesar satu USD, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 0.172 USD.
GDP Italia berpengaruh nyata pada taraf 10% terhadap volume ekspor
kopi Indonesia ke Italia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai
dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.24, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Italia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 24 persen, ceteris paribus. Nilai
elastisitas jangka pendek sebesar 0.24 ini menunjukkan bahwa volume ekspor
kopi Indonesia ke Italia tidak (inelastis) terhadap perubahan GDP Italia dalam
jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.35, artinya bila
terjadi peningkatan GDP Italia sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan
volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 35 persen, ceteris paribus. Nilai
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
elastisitas jangka panjang sebesar 0.35 ini menunjukkan bahwa volume ekspor
kopi Indonesia ke Italia tidak (inelastis) terhadap perubahan GDP Italia dalam
jangka panjang.
4.
Nilai Tukar Rupiah terhadap Euro (ERITt)
Parameter dugaan pada peubah nilai tukar Rupiah terhadap Euro bernilai
2.529, artinya bila terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Euro sebesar
satu Rp/€, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia
sebesar 2.529 Rp/€.
Nilai tukar Rupiah terhadap Euro berpengaruh nyata pada taraf 10%
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Italia. Sementara itu, parameter dugaan
bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.12, artinya bila
terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Euro sebesar seratus persen, maka
akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 12 persen,
ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.12 ini menunjukkan
bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tidak responsif (inelastis) terhadap
perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Euro dalam jangka pendek.
Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.18, artinya bila
terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Euro sebesar seratus persen, maka
akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar 18 persen,
ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.18 ini menunjukkan
bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tidak responsif (inelastis) terhadap
perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Euro dalam jangka panjang.
5.
Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Italia Tahun Sebelumnya (XITt-1)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Parameter dugaan pada peubah volume ekspor tahun sebelumnya bernilai
0.318, artinya bila terjadi peningkatan volume ekspor tahun sebelumnya sebesar
satu ton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Italia sebesar
0.318 ton.
Volume ekspor tahun sebelumnya berpengaruh nyata pada taraf 10%
terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Italia. Sementara itu, parameter dugaan
bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Perkembangan luas areal perkebunan kopi, produksi, produktivitas dan ekspor
kopi Indonesia mengalami trend yang berfluktuasi tiap tahunnya dan secara
rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya.
2. Dalam periode waktu 1980-2005 perkembangan volume ekspor kopi Indonesia
ke Asia (Jepang dan Singapura), Amerika (Amerika Serikat) dan Eropa
(Jerman, Inggris dan Italia) cenderung mengalami fluktuasi dan secara ratarata mengalami peningkatan tiap tahunnya.
3. Dari hasil dugaan persamaan produksi, konsumsi, harga domestik dan
penawaran ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan ekspor utama di Asia
(Jepang dan Singapura), Amerika (Amerika Serikat) dan Eropa (Jerman,
Inggris dan Italia) menunjukkan bahwa semua tanda parameter sesuai dengan
hipotesis yang diharapkan.
4. Dari hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa tidak semua peubah penjelas
yang mempengaruhi produksi, konsumsi, harga domestik dan ekspor kopi
Indonesia pada negara tujuan ekspor utama di Asia, Amerika dan Eropa
berpengaruh nyata. Untuk produksi kopi terdapat satu peubah penjelas yang
berpengaruh nyata yaitu produksi kopi Indonesia tahun sebelumnya (Qt-1).
Untuk konsumsi kopi Indonesia terdapat satu peubah penjelas y a n g
berpengaruh nyata yaitu harga domestik riil kopi Indonesia. Untuk harga
domestik kopi Indonesia tidak terdapat peubah penjelas yang berpengaruh
nyata.Untuk ekspor kopi Indonesia ke Jepang terdapat tiga peubah penjelas
yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
(PXJPRt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct) dan GDP per kapita Jepang
(YJPRt). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Singapura terdapat satu peubah
pejelas yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor kopi Indonesia ke
Singapura (PXSRt). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat terdapat
dua peubah bebas yang berpengaruh nyata yaitu GDP per kapita Amerika
Serikat (YARt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tahun
sebelumnya (XAt-1). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Jerman terdapat empat
peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor kopi Indonesia ke
Jerman (PXJRRt), konsumsi domestik kopi Indonesia (Ct), GDP per kapita
Jerman (YJRRt) dan nilai tukar Rupiah terhadap Euro (ERJRt). Untuk ekspor
kopi Indonesia ke Inggris terdapat tiga peubah penjelas yang berpengaruh
nyata yaitu harga ekspor kopi Indonesia ke Inggris (PXINRt), nilai tukar
Rupiah terhadap Poundsterling (ERINt) dan volume ekspor kopi Indonesia ke
Inggris tahun sebelumnya (XINt-1). Untuk ekspor kopi Indonesia ke Italia
terdapat satu peubah penjelas yang berpengaruh nyata yaitu nilai tukar Rupiah
terhadap Euro (ERITt).
5.2. Saran Kebijakan
1. Mengintensifkan ekspor kopi olahan untuk meningkatkan daya saing kopi
Indonesia di pasar internasional karena selama ini Indonesia mengekspor kopi
tanpa olahan atau masih berupa biji.
2. Meningkatkan ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan ekspor kopi potensial
selain enam negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia untuk memperbesar
pemasukan devisa dan memperluas pangsa pasar ekspor kopi Indonesia.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
3. Perlu perhatian yang cermat dari para eksportir terhadap tingkat responsifitas
faktor- faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor kopi Indonesia, sehingga
para eksportir dapat mengetahui kapan melakukan penambahan atau
pengurangan jumlah ekspor dengan proporsi tertentu untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar lagi. Dan hal ini tentunya akan memberikan
tambahan penerimaan devisa yang lebih besar bagi Indonesia dari ekspor kopi.
5.3. Saran Penelitian
1. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menganalisis ekspor kopi Indonesia
dengan ruang lingkup yang lebih luas berkaitan dengan negara tujuan ekspor
kopi Indonesia.
2. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan adanya respesifikasi dari model bagi
peneliti selanjutnya dengan mengganti atau menambah peubah-peubah lainnya
yang lebih relevan seperti harga dan volume ekspor kopi negara pesaing utama
ekspor kopi Indonesia, permintaan kopi dunia maupun pengaruh volume ekspor
dari negara-negara eksportir lainnya.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
DAFTAR PUSTAKA
Akiyama, T. and P. N. Varingis. 1994. The Impact of The International Cofee
Agreement on Producing Countries. The World Bank Economic Review,
4(2): 157-173.
Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. 2005. Statistik Kopi Tahun 2003-2005.
Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2005. Indikator Ekonomi Tahun 2005. Badan Pusat
Statistik, Jakarta.
Boye, G. R. and M. J. Lord. 1994. The International Coffee Retention Scheme and
Its Impact on The World Cofee Market. Licht. F.O. Coffee Economics.
Budhijana, B. 2002. Pasar Uni Eropa dan Peluang Ekspor Bagi Hasil Pertanian
Indonesia. Universitas Tarumanegara. Jurnal Ekonomi, 7(1):36-52.
Darmansyah, S. 1986. Analisis Perdagangan Kopi Indonesia di Pasar Kopi
Internasional. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Gonarsyah, I. 1987. Landasan Perdagangan Internasional. Jurusan Ilmu- Ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Gujarati, D. 1999. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hakim, L. 2002. Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor
Utama di Asia dan Eropa. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hutabarat, B. 2004. Kondisi Pasar Dunia dan Dampaknya terhadap Kinerja
Industri Perkopian Nasional. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Jurnal Agro Ekonomi, 22 (2):
147-166.
Kanisius, A. G. 2005. Kopi : Prospek Cerah Komoditas Pertanian Bernilai
Ekonomis Tinggi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Koutsoyianis, A. 1978. Theory of Econometrics : An Introductory Exposition of
Econometric Method. Harper and Row Publisher Inc, New York.
Lifianthi. 1999. Dampak Kebijakan Ekonomi terhadap Produksi dan Ekspor Kopi
Sumatera Selatan. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lipsey, R. 1995. Pengantar Mikroekonomi. Edisi Kesepuluh. Jilid Satu. Binarupa
Aksara, Jakarta.
Lubis, S. N. 2002. Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Keragaan Industri
Kopi Indonesia dan Perdagangan Kopi Dunia. Disertasi Doktor. Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Resmisari, Y. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Teh PT.
Perkebunan Nusantara VIII. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Saleh, Y. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Ekspor
Tomat Segar Indonesia. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Salvatore. 1997. Ekonomi Internasional. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sambudi, S. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan
Ekspor Kopi Arabika Indonesia. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sihotang, J. 1996. Analisis Penawaran dan Permintaan Kopi Indonesia dan
Permintaan Kopi Indonesia di Pasar Domestik dan Internasional. Tesis
Magister Sains. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Siswoputranto, P. S. 1993. Kopi Internasional dan Indonesia. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Spillane, J. 1990. Komoditi Kopi: Peranannya dalam Perekonomian Indonesia.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sunarni, Y. D. 2002. Analisis Industri dan Strategi Peningkatan Daya Saing
Industri Kopi Indonesia. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu- Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suryono, D. W. 1991. Analisis Perdagangan Kopi Indonesia di Pasar Dalam
Negeri dan Internasional. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tjitroresmi, E. 2005. Kondisi Perkembangan dan Pangsa Pasar Internasional
Komoditi Perkebunan Indonesia : Kasus Kakao, Kopi dan Karet. Mimbar
Sosek. . Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 13 (1): 27-59
Turnip, C. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor
dan Aliran Perdagangan Kopi Indonesia. Skripsi Sarjana. Jurusan IlmuIlmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
LAMPIRAN
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas
Kopi Indonesia, Tahun 1980-2005
Tahun
Perkebunan
Rakyat
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
663 601
749 829
759 182
766 134
837 488
874 340
888 862
908 584
969 789
984 234
1 014 125
1 063 289
1 076 474
1 090 050
1 080 532
1 109 499
1 103 615
1 105 114
1 068 064
1 059 245
1 192 322
1 258 628
1 318 020
1 240 222
1 251 326
1 202 392
Luas Areal
(Ha)
Perkebunan Perkebunan
Negara
Swasta
20 925
23 016
23 635
24 426
22 440
23 499
23 593
24 280
25 484
21 800
25 834
25 891
26 092
26 325
26 593
25 616
24 619
32 232
39 139
39 316
40 645
26 954
26 954
26 597
26 597
26 641
22 938
24 001
20 211
24 427
34 283
33 290
22 744
28 776
30 674
30 516
29 889
30 674
31 332
31 192
33 260
32 396
31 295
32 682
46 166
28 716
27 720
27 801
27 210
25 091
26 020
26 239
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2006
Total
Produksi
(Ton)
Produktivitas
(Ton/Ha)
707 464
796 846
803 028
814 987
894 211
931 129
935 199
961 640
1 025 947
1036 550
1 069 848
1 119 854
1 133 898
1 147 567
1 140 385
1 167 511
1 159 079
1 170 028
1 153 369
1 127 277
1 260 687
1 313 383
1 372 184
1 291 910
1 303 943
1 255 272
294 973
314 899
281 251
305 648
315 489
311 398
356 822
388 669
391 095
401 048
412 767
428 305
436 930
438 868
450 191
457 801
459 206
428 418
512 165
524 687
554 574
569 234
682 019
663 571
647 385
640 365
0.42
0.39
0.35
0.37
0.35
0.33
0.38
0.40
0.38
0.39
0.38
0.38
0.38
0.38
0.39
0.39
0.40
0.37
0.44
0.46
0.44
0.43
0.49
0.51
0.50
0.51
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 2. Produksi Perkebunan Kopi Seluruh Indonesia Menurut Status
Pengusahaan,Tahun 1980-2005
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Perkebunan
Rakyat
276 295
290 401
262 247
287 183
291 291
288 404
329 605
367 835
362 311
376 579
384 464
399 088
408 808
410 048
421 682
429 569
435 757
396 155
469 671
493 940
514 896
541 476
654 281
644 657
618 227
615 556
Produksi
(Ton)
Perkebunan
Perkebunan
Negara
Swasta
13 212
5 466
16 189
8 309
13 297
5 707
10 147
8 318
14 775
9 423
12 635
10 359
17 664
9 553
13 043
7 791
16 072
12 712
13 466
11 003
15 566
12 737
16 755
12 462
16 890
11 232
17 266
11 554
17 468
11 041
16 824
11 408
13 184
10 265
21 050
11 213
25 759
19 021
26 208
11 539
29 754
9 924
18 111
9 647
18 128
9 610
17 007
9 591
17 025
12 134
17 034
7 775
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2006
Total
294 973
314 899
281 251
305 648
315 489
311 398
356 822
388 669
391 095
401 048
412 767
428 305
436 930
438 868
450 191
457 801
459 206
428 418
514 451
531 687
554 574
569 234
682 019
671 255
647 385
640 365
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 3. Luas Areal Perkebunan Kopi Seluruh Indonesia Menurut
Propinsi dan Status Pengusahaan,Tahun 2004
No
Propinsi
Perkebunan
Rakyat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
30.
Luas Areal
(Ha)
Perkebunan
Perkebunan
Negara
Swasta
Nanggroe Aceh
97 816
Sumatera Utara
70 774
Sumatera Barat
48 714
Riau
11 234
Jambi
28 400
Sumatera Selatan
272 542
Bangka Belitung
109
Bengkulu
122 066
Lampung
166 058
DKI Jakarta
0
Jawa Barat
16 065
Banten
8 905
Jawa Tengah
37 344
D.I. Yogyakarta
1 911
Jawa Timur
50 826
Bali
36 234
NTB
11 636
NTT
64 301
Kalimantan Barat
14 673
Kalimantan Tengah
8 793
Kalimantan Selatan
7 699
Kalimantan Timur
16 105
Sulawesi Utara
12 388
Gorontalo
1 345
Sulawesi Tengah
17 199
Sulawesi Selatan
64 196
Sulawesi Barat
31 215
Sulawesi Tenggara
10 540
Maluku
3 925
Maluku Utara
6 707
Papua
8 585
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2004
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3 007
0
23 590
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
75
651
621
0
0
0
0
576
0
0
360
0
757
0
18 340
64
855
204
0
0
0
0
0
0
0
3 592
0
0
0
0
0
Total
97 891
71 425
49 335
11 234
28 400
272 542
109
122 642
166 058
0
16 426
8 905
41 108
1 911
92 756
36 298
12 491
64 504
14 673
8 793
7 699
16 105
12 388
1 345
17 199
67 788
31 125
10 540
3 925
6 707
8 585
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 4. Produksi Perkebunan Kopi Seluruh Indonesia Menurut
Propinsi dan Status Pengusahaan, Tahun 2004
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Propinsi
Nanggroe Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
NTB
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Maluku
Maluku Utara
Papua
Perkebunan
Rakyat
37 380
56 774
23 661
2 043
5 217
144 162
59
73 111
142 599
0
7 776
1 095
12 496
351
20 157
19 065
4 509
15 637
4 092
3 614
1 975
5 831
8 886
1 399
5 508
31 033
10 759
3 587
555
784
2 627
Produksi
(Ton)
Perkebunan Perkebunan
Negara
Swasta
0
0
0
577
0
396
0
0
0
0
0
0
0
0
0
938
0
0
0
0
0
31
0
0
1 438
233
0
0
15 569
7 559
0
18
0
416
0
85
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
623
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2006
Total
37 380
57 351
24 057
2 043
5 217
144 162
59
74 048
142 599
0
7 807
1 095
14 167
351
43 285
19 083
4 925
15 723
4 092
3 614
1 975
5 831
8 886
1 399
5 508
31 656
10 759
3 587
555
784
2 627
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 5. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia,
Tahun 1980-2005
Ekspor
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
Volume
(Ton)
Nilai
(Ribu USD)
Harga
(Ribu USD/Ton)
238 677
210 595
226 985
241 238
294 471
282 671
298 124
286 316
298 998
357 035
421 833
380 666
269 352
349 916
289 288
230 201
366 602
313 430
357 550
352 967
340 887
250 818
325 009
323 520
344 077
445 829
323 883.32
656 005
345 943
341 701
427 258
265 261
556 203
818 387
535 566
550 237
493 549
377 154
372 431
236 774
344 208
745 744
606 369
595 268
511 284
584 244
467 858
326 256
188 493
223 916
258 795
294 113
503 836
465 074.12
2.75
1.64
1.51
1.77
0.90
1.97
2.75
1.87
1.84
1.38
0.89
0.98
0.88
0.98
2.58
2.63
1.62
1.63
1.63
1.33
0.96
0.75
0.69
0.80
0.85
1.13
1.49
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2006
Pertumbuhan
(%)
Volume
Nilai
- 11.76
7.78
6.27
22.06
-4.01
5.47
-3.96
4.43
19.41
18.15
-9.76
-29.24
27.18
-17.33
-20.42
59.25
-14.50
14.08
-1.34
-20.21
-26.42
29.58
-4.58
6.35
29.57
4.00
- 47.26
1.27
25.03
- 37.91
109.68
47.14
-34.56
2.74
-10.30
-23.58
-1.25
-36.42
45.37
116.65
-18.69
-1.83
-14.11
14.27
-20.10
-43.25
-42.22
18.79
15.58
13.65
71.31
6.00
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 6. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan
Utama Ekspor Kopi Indonesia di Asia, Tahun 1980-2005
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Volume
(Ribu Ton)
23.4
24.5
29.7
31.8
42.3
45.5
45.5
64.0
49.7
59.8
63.6
69.3
57.2
53.5
44.2
57.3
62.4
54.2
56.6
67.5
65.9
58.7
56.6
52.4
54.3
49.5
Jepang
Nilai
(Juta USD)
61.2
64.3
70.9
77.7
114.5
113.4
138.1
132.0
101.5
105.2
69.8
86.1
62.1
60.6
127.9
154.2
114.1
98.8
104.6
101.2
75.4
50.8
47.5
44.9
55.6
64.3
Harga
(USD/Ton)
Volume
(Ribu Ton)
Singapura
Nilai
(Juta USD)
0.3
0.2
0.3
0.4
0.9
1.1
2.7
5.4
6.1
8.5
14.9
19.2
8.8
16.4
12.9
14.2
23.3
10.7
10.3
16.0
15.6
11.1
12.5
8.8
9.9
13.2
0.4
0.3
0.3
0.4
1.7
1.6
7.2
9.1
10.3
10.4
12.8
17.1
8.8
17.9
28.6
37.1
40.3
17.9
17.5
25.4
16.9
10.8
8.8
6.7
8.2
20.3
2615.4
2624.5
2387.3
2443.4
2706.9
2492.3
3035.2
2062.5
2042.3
1759.2
1097.5
1242.4
1085.7
1132.7
2893.7
2691.1
1828.5
1822.9
1848.1
1499.3
1144.2
865.4
839.2
856.9
1023.9
1299.0
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah)
Harga
(USD/Ton)
1333.3
1500.0
1000.0
1000.0
1888.9
1454.5
2666.7
1685.2
1688.5
1223.5
859.1
890.6
1000.0
1091.5
2217.1
2612.7
1729.6
1672.9
1699.0
1587.5
1083.3
973.0
704.0
761.4
828.3
1537.9
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 7. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia ke Negara
Tujuan Utama Ekspor Kopi Indonesia di Amerika,
Tahun 1980-2005
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Volume
(Ribu Ton)
56.7
58.9
62.8
64.9
65.6
69.4
67.6
55.1
30.3
26.6
45.2
23.7
21.2
24.0
19.7
25.9
60.8
60.8
65.5
36.6
33.2
36.8
43.0
48.1
72.5
84.1
Amerika Serikat
Nilai
(Juta USD)
120.9
132.4
135.6
141.5
163.8
158.8
176.1
97.0
54.8
36.0
41.3
22.5
19.5
28.0
58.7
68.0
96.6
108.2
115.5
60.6
51.1
42.2
50.3
54.9
79.1
136.6
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 1980-2005 (Data diolah)
Harga
(USD/Ton)
2132.6
2247.9
2159.2
2180.3
2497.0
2288.2
2605.0
1760.4
1808.6
1353.4
913.7
949.4
919.8
1166.7
2979.7
2625.5
1588.8
1779.6
1763.4
1655.7
1539.2
1146.7
1169.8
1141.4
1091.0
1624.3
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 9 . GDP Negara Tujuan Utama Ekspor Kopi Indonesia
Di Asia, Amerika dan Eropa Tahun 1980-2005
Tahun
Jepang
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Singapura
GDP
(USD)
Amerika Serikat
Jerman
8966.76
4853.18
11990.88
11656.68
9834.25
5637.89
13313.43
9808.87
9073.14
6057.02
13074.03
9519.41
9829.50
6729.74
14735.63
9507.68
10393.47
7093.13
16221.03
8958.93
11062.40
6531.55
17228.57
9038.35
16305.22
6516.63
18035.03
12929.72
19680.78
7325.87
18963.96
16072.60
23792.60
8903.98
20222.19
17234.53
23711.60
10331.59
21514.28
17026.92
24249.62
12233.67
22529.64
21494.33
27633.31
13951.73
23029.17
22632.18
30062.15
15670.83
24086.88
25647.93
34400.98
17819.80
25031.57
24780.83
37762.51
20928.93
26311.24
26395.25
41496.57
24131.98
27233.77
30891.43
36724.98
25793.40
28484.40
29768.66
33561.68
25889.21
29956.03
26320.82
30383.76
21587.81
31235.27
26578.07
34229.27
21056.19
32766.51
26055.73
36601.33
23078.66
34364.50
23076.48
32113.44
20897.00
35107.18
22941.07
30620.15
21250.61
35944.96
24467.46
33124.87
21974.13
37313.33
29566.27
35840.84
25161.05
39535.61
33288.20
35593.26
26996.61
41768.15
33799.53
15707.78
25452.13
22432.98
Rata-rata 26121.69
Sumber : Statistik Tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Tahun 1980-2005
Inggris
9654.82
9145.90
8695.11
8229.19
7721.34
8132.85
9956.33
12183.98
14763.42
14865.01
17433.88
18152.60
18763.50
16798.24
18116.95
19658.13
20587.08
22854.88
24459.67
25056.75
24591.51
24372.13
26597.51
30458.63
35847.01
36850.60
18613.35
Italia
8124.03
7332.00
7260.63
7528.75
7455.67
7693.34
10900.82
13714.66
15170.53
15791.18
19983.79
21039.61
22237.39
17894.39
18431.32
19651.94
21944.94
20741.55
21144.39
20833.74
19013.19
19332.19
21060.26
26002.37
29716.39
30338.99
17320.69
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Negara Tujuan
Utama Ekspor Kopi di Asia, Amerika dan Eropa,
Tahun 1980-2005
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Jepang
(Rp/JPY)
234.09
219.08
226.78
240.15
415.80
561.74
1027.75
1340.75
1387.04
1252.48
1420.38
1594.19
1657.51
1890.61
2206.11
2246.35
2058.39
3578.31
7000.49
6947.19
8357.00
7916.00
7540.00
7317.00
9042.00
8342.00
Singapura
(Rp/SGD)
109.54
123.50
138.89
140.25
240.78
561.74
1027.75
1340.84
1387.04
1252.48
1095.02
1224.76
1257.91
1315.08
1506.14
1634.27
1704.97
2772.83
4835.80
4260.43
5539.00
5621.00
5154.00
4977.00
5683.00
5907.00
Rata-rata
3308.74
2338.89
Mata Uang
AS
Jerman
(Rp/USD)
(Rp/€)
634.00
220.18
643.00
234.97
692.00
264.37
994.12
256.92
1075.87
298.10
1130.70
458.19
1655.40
844.20
1651.70
1036.75
1729.38
979.23
1795.48
1034.75
1901.00
1276.10
1992.00
1312.13
2062.00
1278.16
2110.00
1218.08
2200.00
1415.15
2308.00
1608.22
2383.00
1535.98
4650.00
2597.77
8025.00
4776.93
7100.00
3654.56
9595.00
4557.00
10400.00
4698.00
8940.00
8192.00*
8465.00
9188.00*
9290.00
9370.00*
9830.00 10643.00*
3971.26
2805.72
Inggris
(Rp/GBP)
980.76
989.09
1028.34
1135.75
1305.25
1626.11
2417.50
3075.86
3138.20
2872.83
3671.46
3725.39
3121.95
3122.62
3441.20
3581.57
4036.98
7708.79
13335.97
11494.92
14299.00
15081.00
14335.00
15706.00
17888.00
16947.00
Italia
(Rp/€)
40.76
42.89
43.15
49.15
56.50
62.15
121.28
140.47
133.07
142.42
169.18
173.20
140.44
123.56
136.48
145.71
156.15
264.36
482.45
369.15
460.00
475.00
8192.00*
9188.00*
9370.00*
10643.00*
6541.02
1589.25
*)
Sejak tahun 2002 Jerman dan Italia yang tergabung dalam negara-negara Uni Eropa
menggunakan mata uang yang sama, yaitu Euro
Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bank Indonesia, Tahun 1980-2005
Keterangan :
Japanese Yen (JPY)
: mata uang Negara Jepang
Singapore Dollar (SGD)
: mata uang Negara Singapura
United States Dollar (USD)
: mata uang Negara Amerika Serikat
Euro (€)
: mata uang Negara Jerman
Great Britain Poundsterling (GBP) : mata uang Negara Inggris
Euro (€)
: mata uang Negara Italia
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 11. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Jepang
Tahun
XJPt
PXJPNt
PXJPRt
Ton
USD/Ton
USD/Ton
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
23400
24500
29700
31800
42300
45500
45500
64000
49700
59800
63600
69300
57200
53500
44200
57300
62400
54200
56600
67500
65900
58700
56600
52400
45300
49500
51169.23
2615.38
2624.49
2387.20
2443.39
2706.86
2492.31
3035.17
2062.50
2042.25
1759.20
1097.48
1242.42
1085.66
1132.71
2893.67
2691.09
1828.53
1822.88
1848.06
1499.26
1144.16
865.42
839.22
856.87
1023.94
1298.99
1820.74
9018.55
8201.53
6820.57
6265.10
6151.95
5418.07
6323.27
3891.51
3582.89
2883.93
1688.43
1749.89
1409.95
1348.46
3179.86
2691.09
1108.20
1585.11
1015.42
687.73
504.04
342.06
296.54
283.73
331.37
412.38
2968.91
Rata-rata
Ct
YJPNt
YJPRt
ERJPNt
ERJPt
XJPt-1
IHK
Ton
USD
USD
Rp/JPY
Rp/JPY
Ton
1995=1
118300
120800
120800
125000
136700
110000
116700
116700
119200
121700
124200
125000
132700
191700
231200
205000
150000
183333
166667
133333
166666
200000
183333
200000
200000
200000
153808.92
8966.76
9834.25
9073.14
9829.50
10393.47
11062.4
16305.22
19680.78
23792.6
23711.6
24249.62
27633.31
30062.15
34400.98
37762.51
41496.57
36724.98
33561.68
30383.76
34229.27
36601.33
32113.44
30620.15
33124.87
35840.84
35593.26
26040.32
30919.86
30732.03
25923.26
25203.85
23621.52
24048.70
33969.21
37133.55
41741.40
38871.48
37307.11
38920.15
39041.75
40953.55
41497.26
41496.57
22257.56
29184.07
16694.37
15701.50
16123.93
12693.06
10819.84
10968.50
11598.98
11299.45
27258.56
234.09
219.08
226.78
240.15
415.80
561.74
1027.75
1340.75
1387.04
1252.48
1420.38
1594.19
1657.51
1890.61
2206.11
2246.35
2058.39
3578.31
7000.49
6947.19
8357.00
7916.00
7540.00
7317.00
9042.00
8342.00
3308.43
807.21
684.63
647.94
615.77
945.00
1221.17
2141.15
2529.72
2433.40
2053.25
2185.20
2245.34
2152.61
2250.73
2424.30
2246.35
1247.51
3111.57
3846.42
3186.78
3681.50
3128.85
2664.31
2422.85
2926.21
2648.25
2171.08
22500
23400
24500
29700
31800
42300
45500
45500
64000
49700
59800
63600
69300
57200
53500
44200
57300
62400
54200
56600
67500
65900
58700
56600
52400
45300
50107.41
0.29
0.32
0.35
0.39
0.44
0.46
0.48
0.53
0.57
0.61
0.65
0.71
0.77
0.84
0.91
1.00
1.65
1.15
1.82
2.18
2.27
2.53
2.83
3.02
3.09
3.15
1.27
Keterangan :
XJPt
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang (Ton)
PXJPNt
= Harga ekspor nominal kopi Indonesia ke Jepang (USD/Ton)
PXJPRt
= Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Jepang (USD/Ton)
Ct
= Konsumsi domestik kopi Indonesia (Ton)
YJPNt
= GDP per kapita nominal Jepang (USD)
YJPRt
= GDP per kapita riil Jepang (USD)
ERJPNt
= Nilai tukar nominal Rupiah terhadap Yen Jepang (Rp/JPY)
ERJPRt
= Nilai tukar riil Rupiah terhadap Yen Jepang (Rp/JPY)
XJPt-1
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tahun sebelumnya (Ton)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 12. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Singapura
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
XSt
PXSNt
PXSRt
Qt
Ton
USD/Ton
USD/Ton
Ton
1333.33
1500.00
1000.00
1000.00
1888.89
1454.54
2666.67
1685.19
1688.53
1223.53
859.06
890.66
1000.00
1091.15
2217.05
2612.68
1729.61
1672.90
1699.03
1587.50
1083.33
972.97
704.00
761.36
828.28
1537.88
1411.08
4597.69
4687.50
2857.14
2564.10
4292.93
3162.04
5555.56
3179.60
2962.33
2005.79
1321.63
1254.45
1298.70
1298.99
2436.32
2612.68
1048.25
1454.70
933.53
728.21
477.24
384.57
248.76
252.11
268.05
488.22
2014.27
294973
314899
281251
305648
315489
311398
356822
388669
391095
401048
412767
428305
436930
438868
450191
457801
459206
428418
514451
531687
554574
569234
682019
663571
647385
640365
449117.85
300
200
300
400
900
1100
2700
5400
6100
8500
14900
19200
8800
16400
12900
14200
23300
10700
10300
16000
15600
11100
12500
8800
9900
13200
9373.08
YSNt
YSRt
ERSNt
ERSRt
XSTt-1
IHK
USD
USD
Rp/SGD
Rp/SGD
Ton
1995=1
4853.18
5637.89
6057.02
6729.74
7093.13
6531.55
6516.63
7325.87
8903.98
10331.59
12233.67
13951.73
15670.83
17819.8
20928.93
24131.98
25793.40
25889.21
21587.81
21056.19
23078.66
20897.00
21250.61
21974.13
25161.05
26996.61
15707.78
16735.10
17618.41
17305.77
17255.74
16120.75
14199.02
13576.31
13822.40
15621.02
16937.03
18821.03
19650.32
20351.73
21214.05
22998.82
24131.98
15632.36
22512.36
11861.43
9658.80
10166.81
8259.68
7509.05
7276.20
8142.73
8570.35
15228.82
109.54
123.50
138.89
140.25
240.78
561.74
1027.75
1340.84
1387.04
1252.48
1095.02
1224.76
1257.91
1315.08
1506.14
1634.27
1704.97
2772.83
4835.80
4260.43
5539.00
5621.00
5154.00
4977.00
5683.00
5907.00
2338.89
377.72
385.94
396.83
359.62
547.23
1221.17
2141.15
2529.89
2433.40
2053.25
1684.65
1725.01
1633.65
1565.57
1655.10
1634.27
1033.32
2411.16
2657.03
1954.33
2440.09
2221.74
1821.20
1648.01
1839.16
1875.24
1624.83
Keterangan :
XSt
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura (Ton)
PXSNt
= Harga ekspor nominal kopi Indonesia ke Singapura (USD/Ton)
PXSRt
= Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Singapura (USD/Ton)
Qt
= Produksi domestik kopi Indonesia (Ton)
YSNt
= GDP per kapita nominal Singapura (USD)
YSRt
= GDP per kapita riil Singapura (USD)
ERSNt
= Nilai tukar nominal Rupiah terhadap Dollar Singapura (Rp/SGD)
ERSRt
= Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Singapura (Rp/SGD)
XSt-1
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura tahun sebelumnya (Ton)
210
300
200
300
400
900
1100
2700
5400
6100
8500
14900
19200
8800
16400
12900
14200
23300
10700
10300
16000
15600
11100
12500
8800
9900
9033.70
0.29
0.32
0.35
0.39
0.44
0.46
0.48
0.53
0.57
0.61
0.65
0.71
0.77
0.84
0.91
1.00
1.65
1.15
1.82
2.18
2.27
2.53
2.83
3.02
3.09
3.15
1.27
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 13. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Amerika Serikat
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
XAt
PXANt
PXARt
PDNt
Ton
USD/Ton
USD/Ton
Rp/Ton
Rp/Ton
1050000
1067000
1160000
1250000
1325000
4000000
4000000
2500000
2650000
2320830
1516670
1350000
1437750
1409170
1972580
4295330
4768250
4299830
4820920
12320800
13438500
7812500
5318000
4940000
4840000
5739000
3907774
3620690
3334375
3314286
3205128
3011364
8695652
8333333
4716981
4649123
3804639
2333338
1901408
1867208
1677583
2167670
4295330
2889848
3738983
2648857
5651743
5920044
3087945
1879152
1635762
1566343
1821905
3529565
56700
58900
62800
64900
65600
69400
67600
55100
30300
26600
45200
23700
21200
24000
19700
25900
60800
60800
65500
36600
33200
36800
43000
48100
72500
84100
48423.08
2132.28
2247.88
2159.24
2180.28
2496.95
2288.18
2605.03
1760.44
1808.58
1353.38
913.72
949.37
919.81
1166.67
2979.70
2625.48
1588.82
1779.61
1763.36
1655.74
1539.16
1146.74
1169.77
1141.37
1091.03
1624.26
1734.11
7352.69
7024.63
6169.26
5590.46
5674.89
4974.30
5427.15
3321.58
3172.95
2218.66
1405.72
1337.14
1194.56
1388.89
3274.40
2625.48
962.92
1547.49
968.88
759.51
678.04
453.26
413.35
377.94
353.08
515.64
2660.88
PDRt
YANt
YARt
ERANt
ERARt
XAt-1
IHK
USD
USD
Rp/USD
Rp/USD
Ton
1995=1
11990.88
13313.43
13074.03
14735.63
16221.03
17228.57
18035.03
18963.96
20222.19
21514.28
22529.64
23029.17
24086.88
25031.57
26311.24
27233.77
28484.4
29956.03
31235.27
32766.51
34364.5
35107.18
35944.96
37313.33
39535.61
41768.15
25384.51
41347.86
41604.47
37354.37
37783.67
36865.98
37453.41
37572.98
35781.06
35477.53
35269.31
34660.98
32435.45
31281.66
29799.49
28913.45
27233.77
17263.27
26048.72
17162.24
15030.51
15138.55
13876.36
12701.40
12355.41
12794.70
13259.73
27556.40
634.00
643.00
692.00
994.12
1075.87
1130.7
1655.4
1651.7
1729.38
1795.48
1901.00
1992.00
2062.00
2110.00
2200.00
2308.00
2383.00
4650.00
8025.00
7100.00
9595.00
10400.0
8940.00
8465.00
9290.00
9830.00
3971.26
58100
56700
58900
62800
64900
65600
69400
67600
55100
30300
26600
45200
23700
21200
24000
19700
25900
60800
60800
65500
36600
33200
36800
43000
48100
72500
48781.48
0.29
0.32
0.35
0.39
0.44
0.46
0.48
0.53
0.57
0.61
0.65
0.71
0.77
0.84
0.91
1.00
1.65
1.15
1.82
2.18
2.27
2.53
2.83
3.02
3.09
3.15
1.27
Keterangan :
XAt
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika (Ton)
PXANt = Harga ekspor nominal kopi Indonesia ke Amerika (USD/Ton)
PXARt = Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Amerika (USD/Ton)
PDNt
= Harga domestik riil kopi Indonesia (Rp/Ton)
PDRt
= Harga domestik riil kopi Indonesia (Rp/Ton)
YANt
= GDP per kapita nominal Amerika (USD)
YARt
= GDP per kapita riil Amerika (USD)
ERANt = Nilai tukar nominal Rupiah terhadap Dollar Amerika (Rp/USD)
ERARt = Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Amerika (Rp/USD)
XAt-1
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika tahun sebelumnya (Ton)
2186.21
2009.38
1977.14
2549.03
2445.16
2458.04
3448.75
3116.42
3034.00
2943.41
2924.62
2805.63
2677.92
2511.90
2417.58
2308.00
1444.24
4043.48
4409.34
3256.88
4226.87
4110.67
3159.01
2802.98
3006.47
3120.63
2899.76
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 14. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Jerman
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
XJRt
PXJRNt
PXJRRt
Ct
Ton
USD/Ton
USD/Ton
Ton
11900
10800
12700
13100
15400
14600
38700
28900
30500
54800
131500
93200
52300
62700
38000
32900
58200
50200
56700
50300
47700
29400
53500
57600
53800
78800
45315.38
2008.40
2027.78
2039.37
2076.34
2409.09
2006.85
2744.19
1761.25
1793.44
1171.53
766.54
846.57
806.88
923.44
2315.79
2492.40
1553.27
1581.67
1548.50
1168.99
784.07
629.25
538.32
651.04
697.03
992.39
1474.40
6925.52
6336.81
5826.77
5323.95
5475.20
4362.72
5717.06
3323.11
3146.39
1920.54
1179.29
1192.35
1047.90
1099.33
2544.82
2492.40
941.38
1375.37
850.82
536.23
345.41
248.72
190.22
215.58
225.58
315.04
2429.17
118300
120800
120800
125000
136700
110000
116700
116700
119200
121700
124200
125000
132700
191700
231200
205000
150000
183333
166667
133333
166666
200000
183333
200000
200000
200000
153808.92
YJRNt
USD
11656.68
9808.87
9519.41
9507.68
8958.93
9038.35
12929.72
16072.60
17234.53
17026.92
21494.33
22632.18
25647.93
24780.83
26395.25
30891.43
29768.66
26320.82
26578.07
26055.73
23076.48
22941.07
24467.46
29566.27
33288.20
33799.53
21133.00
YJRRt
ERJNt
ERJRt
IHK
USD
40195.45
30652.72
27198.31
24378.67
20361.20
19648.59
26936.92
30325.66
30236.02
27912.98
33068.20
31876.31
33309.00
29500.99
29005.77
30891.43
18041.61
22887.67
14603.34
11952.17
10165.85
9067.62
8645.75
9790.16
10772.88
10730.01
22775.21
Rp/€
Rp/€
1995=1
220.18
234.97
264.37
256.92
298.10
458.19
844.20
1036.75
979.23
1034.75
1276.10
1312.13
1278.16
1218.08
1415.15
1608.22
1535.98
2597.77
4776.93
3654.56
4557.00
4698.00
8192.00
9188.00
9370.00
10643.00
2805.72
759.24
734.28
755.34
658.77
677.50
996.07
1758.75
1956.13
1717.95
1696.31
1963.23
1848.07
1659.95
1450.10
1555.11
1608.22
930.90
2258.93
2624.69
1676.40
2007.49
1856.92
2894.70
3042.38
3032.36
3378.73
1749.94
0.29
0.32
0.35
0.39
0.44
0.46
0.48
0.53
0.57
0.61
0.65
0.71
0.77
0.84
0.91
1.00
1.65
1.15
1.82
2.18
2.27
2.53
2.83
3.02
3.09
3.15
1.27
Keterangan :
XJRt
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman (Ton)
PXJRNt
= Harga ekspor nominal kopi Indonesia ke Jerman (USD/Ton)
PXJRRt
= Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Jerman (USD/Ton)
Ct
= Konsumsi domestik kopi Indonesia (Ton)
YJRNt
= GDP per kapita nominal Jerman (USD)
YJRRt
= GDP per kapita riil Jerman (USD)
ERJNt
= Nilai tukar nominal Rupiah terhadap Euro (Rp/€)
ERJRt
= Nilai tukar riil Rupiah terhadap Euro (Rp/€)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 15. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Inggris
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
XINt
PXINNt
PXINRt
Ton
USD/Ton
USD/Ton
1500.00
1600.00
1666.67
2500.00
2333.33
2500.00
2700.00
1818.18
1823.53
1336.76
888.11
834.59
709.09
940.93
2378.51
2563.64
1588.52
1494.94
1682.93
1225.00
776.79
661.01
504.76
622.95
647.62
939.02
1470.65
5172.41
5000.00
4761.91
6410.26
5303.02
5434.78
5625.00
3430.53
3199.18
2191.41
1366.32
1175.48
920.90
1120.15
2613.75
2563.64
962.74
1299.95
924.69
561.93
342.20
261.26
178.36
206.27
209.59
298.10
2366.69
200
500
300
200
600
200
1000
2200
1700
9800
14300
13300
11000
23700
21400
16500
20900
9900
8200
12000
11200
5900
10500
12200
10500
16400
9023.77
YINNt
YINRt
ERINNt
ERINRt
XINt-1
IHK
USD
USD
Rp/GBP
Rp/GBP
Ton
1995=1
9654.82
9145.90
8695.11
8229.19
7721.34
8132.85
9956.33
12183.98
14763.42
14865.01
17433.88
18152.6
18763.50
16798.24
18116.95
19658.13
20587.08
22854.88
24459.67
25056.75
24591.51
24372.13
26597.51
30458.63
35847.01
36850.60
18613.35
33292.48
28580.94
24843.17
21100.49
17548.50
17680.11
20742.35
22988.64
25900.74
24368.87
26821.35
25567.04
24368.18
19997.90
19908.74
19658.13
12477.02
19873.81
13439.38
11493.92
10833.26
9633.25
9398.41
10085.64
11600.97
11698.60
18996.23
170
200
500
300
200
600
200
1000
2200
1700
9800
14300
13300
11000
23700
21400
16500
20900
9900
8200
12000
11200
5900
10500
12200
10500
8695.19
0.29
0.32
0.35
0.39
0.44
0.46
0.48
0.53
0.57
0.61
0.65
0.71
0.77
0.84
0.91
1.00
1.65
1.15
1.82
2.18
2.27
2.53
2.83
3.02
3.09
3.15
1.27
980.76
989.09
1028.34
1135.75
1305.25
1626.11
2417.50
3075.86
3138.20
2872.83
3671.46
3725.39
3121.95
3122.62
3441.20
3581.57
4036.98
7708.79
13335.97
11494.92
14299.00
15081.00
14335.00
15706.00
17888.00
16947.00
6541.02
3381.93
3090.91
2938.11
2912.18
2966.48
3535.02
5036.46
5803.51
5505.61
4709.56
5648.40
5247.03
4054.48
3717.40
3781.54
3581.57
2446.65
6703.30
7327.46
5272.90
6299.12
5960.87
5065.37
5200.66
5789.00
5380.00
4667.52
Keterangan :
XINt
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris (Ton)
PXINNt
= Harga ekspor nominal kopi Indonesia ke Inggris (USD/Ton)
PXINRt
= Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Inggris (USD/Ton)
YINNt
= GDP per kapita nominal Inggris (USD)
YINRt
= GDP per kapita riil Inggris (USD)
ERINNt
= Nilai tukar nominal Rupiah terhadap Poundsterling Inggris (Rp/GBP)
ERINRt
= Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Poundsterling (Rp/GBP)
XINt-1
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Inggris tahun sebelumnya (Ton)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 16. Data yang Digunakan dalam Model Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Italia
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
XITt
PXITNt
PXITRt
Ct
Ton
USD/Ton
USD/Ton
Ton
2615.38
2624.49
2387.20
2443.39
2706.86
2492.31
3035.17
2062.50
2042.25
1759.20
1097.48
1242.42
1085.66
1132.71
2893.67
2691.09
1828.53
1822.88
1848.06
1499.26
1144.16
865.42
839.22
856.87
1023.94
1298.99
1820.74
6639.21
5592.09
6607.14
5830.28
5516.32
4968.93
5674.75
3555.89
3668.26
2391.34
1501.54
1394.77
1194.81
2352.61
2857.14
2567.01
988.35
1356.77
896.03
598.43
379.22
263.51
212.01
236.71
232.46
288.32
2606.30
118300
120800
120800
125000
136700
110000
116700
116700
119200
121700
124200
125000
132700
191700
231200
205000
150000
183333
166667
133333
166666
200000
183333
200000
200000
200000
153808.92
6700
7600
8000
8400
10300
9100
13400
10400
7700
10900
12500
10300
10000
12600
8000
9700
13000
14100
14900
19700
19400
11400
15000
24900
21300
30500
13069.23
YITNt
YITRt
ERITNt
ERITRt
XITt-1
IHK
USD
USD
8966.76
9834.25
9073.14
9829.50
10393.47
11062.40
16305.22
19680.78
23792.60
23711.60
24249.62
27633.31
30062.15
34400.98
37762.51
41496.57
36724.98
33561.68
30383.76
34229.27
36601.33
32113.44
30620.15
33124.87
35840.84
35593.26
26040.32
28013.90
22912.50
20744.66
19304.49
16944.70
16724.65
22710.04
25876.72
26614.96
25887.18
30744.29
29633.25
28879.73
21302.85
20254.20
19651.94
13299.96
18036.13
11617.80
9556.76
8375.85
7641.18
7441.79
8610.06
9616.95
9631.42
18462.61
Rp/€
Rp/€
Ton
1995=1
40.76
42.89
43.15
49.15
56.50
62.15
121.28
140.47
133.07
142.42
169.18
173.20
140.44
123.56
136.48
145.71
156.15
264.36
482.45
369.15
460.00
475.00
8192.00
9188.00
9370.00
10643.00
1589.25
140.55
134.03
123.29
126.03
128.41
135.11
252.67
265.04
233.46
233.48
260.28
243.94
182.39
147.10
149.98
145.71
94.64
229.88
265.08
169.33
202.64
187.75
2894.70
3042.38
3032.36
3378.73
630.73
5600
6700
7600
8000
8400
10300
9100
13400
10400
7700
10900
12500
10300
10000
12600
8000
9700
13000
14100
14900
19700
19400
11400
15000
24900
21300
12792.59
0.29
0.32
0.35
0.39
0.44
0.46
0.48
0.53
0.57
0.61
0.65
0.71
0.77
0.84
0.91
1.00
1.65
1.15
1.82
2.18
2.27
2.53
2.83
3.02
3.09
3.15
1.27
Keterangan :
XITt
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Italia (Ton)
PXITNt
= Harga ekspor nominal kopi Indonesia ke Italia(USD/Ton)
PXITRt
= Harga ekspor riil kopi Indonesia ke Italia (USD/Ton)
Ct
= Konsumsi domestik kopi Indonesia (Ton)
YITNt
= GDP per kapita nominal Italia (USD)
YITRt
= GDP per kapita riil Italia (USD)
ERITNt
= Nilai tukar nominal Rupiah terhadap Euro (Rp/€)
ERITRt
= Nilai tukar riil Rupiah terhadap Euro (Rp/€)
XITt-1
= Volume ekspor kopi Indonesia ke Italia tahun sebelumnya (Ton)
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 17. Sumber Perolehan Data-Data Penelitian
No.
1.
Perihal
Harga ekspor kopi Indonesia
Sumber
Statistik Indonesia, Badan Pusat
Statistik, 1980-2005
2.
Harga domestik kopi Indonesia
Laporan Mingguan Bank Indonesia,
1980-2005
3.
Produksi kopi Indonesia
Statistik Perkebunan Indonesia,
Direktorat Jenderal Perkebunan, 19802005
3.
Konsumsi kopi Indonesia
Statistik Kopi, Asosiasi Eksportir Kopi
Indonesia, 1980-2005
4.
Ekspor kopi Indonesia
Statistik Perkebunan Indonesia,
Direktorat Jenderal Perkebunan, 19802005
5.
6.
GDP negara tujuan utama
Statistik tahunan Perserikatan Bangsa-
ekspor kopi Indonesia
Bangsa, Tahun 1980-2005
Nilai tukar Rupiah terhadap
Statistik Ekonomi Keuangan Bank
mata uang negara tujuan utama
Indonesia, Tahun 1980-2005
ekspor kopi Indonesia
7.
Indeks harga konsumen
Indeks Harga Konsumen Indonesia,
Indonesia
Badan Pusat Statistik, 1980-2005
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 18. Hasil Regresi Produksi Kopi Indonesia
Regression Analysis: Qt versus Lt, PDRt, Qt-1
The regression equation is
Qt = 16559 + 0.023 Lt + 0.0025 PDRt + 0.026 Qt-1
Predictor
Constant
Lt
PDRt
Qt-1
Coef
16559
0.02302
0.002545
0.0262
S = 29938
SE Coef
48924
0.07937
0.003448
0.1232
R-Sq = 93.4%
T
1.24
2.18
0.03
6.03
P
0.788
0.948
0.932
0.000
R-Sq(adj) = 92.4%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
Lt
PDRt
Qt-1
DF
SS
MS
3 3.40862E+11 1.13621E+11
22 19718450621
896293210
25 3.60580E+11
F
26.77
P
0.000
DF
Seq SS
1 3.06551E+11
1 1763287312
1 32546965888
Unusual Observations
Obs
Lt
Qt
19
1153369
514451
23
1372184
682019
Fit
456920
599445
SE Fit
9427
12736
Residual
57531
82574
R denotes an observation with a large standardized residual
Durbin-Watson statistic = 2.07
Correlations: Qt, Lt, PDRt, Qt-1
Lt
PDRt
Qt-1
Qt
0.922
-0.389
0.966
Lt
PDRt
-0.351
0.907
-0.405
Cell Contents: Pearson correlation
St Resid
2.02R
3.05R
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 19. Hasil Regresi Konsumsi Kopi Indonesia
Regression Analysis: Ct versus YIRt, PDRt
The regression equation is
Ct = 84707 + 0.130 YIRt - 0.005 PDRt
Predictor
Constant
YIRt
PDRt
Coef
84707
0.1301
-0.0054
S = 29027
SE Coef
15485
0.0142
0.0030
R-Sq = 68.0%
T
13.89
3.03
-2.59
P
0.022
0.407
0.064
R-Sq(adj) = 67.1%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
YIRt
PDRt
DF
1
1
DF
SS
2 15325977803
23 19378958039
25 34704935842
MS
7662988902
842563393
F
9.09
P
0.001
Seq SS
9681921508
5644056295
Unusual Observations
Obs
YIRt
Ct
15
1102
231200
16
1130
205000
Fit
159574
141662
SE Fit
7389
6383
Residual
71626
63338
R denotes an observation with a large standardized residual
Durbin-Watson statistic = 1.98
Correlations: Ct, YIRt, PDRt
YIRt
PDRt
Ct
-0.528
-0.468
YIRt
0.128
Cell Contents: Pearson correlation
St Resid
2.55R
2.24R
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 20. Hasil Regresi Harga Domestik Kopi Indonesia
Regression Analysis: PDRt versus SDt, Ct, ERIt
The regression equation is
PDRt = 34017 – 1.45 SDt + 13.2 Ct + 294 ERIt
Predictor
Constant
SDt
Ct
ERIt
Coef
34017
-1.45
13.2
294
SE Coef
21383
2.948
10.24
245.4
S = 1706077
R-Sq = 39.6%
T
2.51
-0.20
1.91
1.49
P
0.149
0.761
0.359
0.588
R-Sq(adj) = 35.7%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
SDt
Ct
ERIt
DF
SS
MS
3 2.63736E+13 8.79121E+12
22 6.40354E+13 2.91070E+12
25 9.04090E+13
F
3.02
P
0.001
DF
Seq SS
1 8.74343E+12
1 1.11564E+13
1 6.47380E+12
Unusual Observations
Obs
SDt
PDRt
6
28727
8695652
7
58698
8333333
Fit
4410719
4957590
SE Fit
540503
602037
Residual
4284933
3375743
R denotes an observation with a large standardized residual
Durbin-Watson statistic = 1.62
Correlations: PDRt, SDt, Ct, ERIt
SDt
Ct
ERIt
PDRt
-0.311
-0.468
0.153
SDt
Ct
0.722
0.350
0.230
Cell Contents: Pearson correlation
St Resid
2.65R
2.11R
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 21. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang
Regression Analysis: XJPt versus PXJPRt, Ct, YJPRt, ERJPt, XJPt-1
The regression equation is
XJPt = 77948 + 5.00 PXJPRt - 0.147 Ct + 0.245 YJPRt + 0.05 ERJPt + 0.078
XJPt-1
Predictor
Coef
Constant
77948
PXJPRt
5.003
Ct
-0.14733
YJPRt
0.2449
ERJPt
0.050
XJPt-1
0.0779
S = 5804
SE Coef
16714
1.323
0.04261
0.1285
1.269
0.1991
T
4.66
3.78
-3.46
1.91
0.04
0.39
R-Sq = 83.5%
P
0.000
0.001
0.002
0.071
0.969
0.700
Variable
Hrg Ekspor Riil
Konsumsi Dmstik
GDP Riil JPG
Nilai Tkr Riil
Ekspor Sblmnya
R-Sq(adj) = 79.4%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
PXJPRt
Ct
YJPRt
ERJPt
XJPt-1
DF
1
1
1
1
1
DF
5
20
25
SS
3413711369
673644016
4087355385
MS
682742274
33682201
F
20.27
P
0.000
Seq SS
2641030190
581992441
185526790
12302
5149645
Unusual Observations
Obs
PXJPRt
XJPt
26
1039
49500
Fit
54115
SE Fit
5079
Residual
-4615
X denotes an observation whose X value gives it large influence.
Durbin-Watson statistic = 1.64
Correlations: XJPt, PXJPRt, Ct, YJPRt, ERJPt, XJPt-1
PXJPRt
Ct
YJPRt
ERJPt
XJPt-1
XJPt
-0.804
0.174
-0.020
0.487
0.825
PXJPRt
Ct
YJPRt
ERJPt
-0.594
0.313
-0.669
-0.860
-0.250
0.527
0.355
-0.175
-0.055
0.510
Cell Contents: Pearson correlation
St Resid
-1.64 X
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 22. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke
Singapura
Regression Analysis: XSt versus PXSRt, Qt, YSRt, ERSt, XSt-1
The regression equation is
XSt = - 4640 + 2.01 PXSRt + 0.0170 Qt + 0.510 YSRt + 0.93 ERSt + 0.131
XSt-1
Predictor
Constant
PXSRt
Qt
YSRt
ERSt
XSt-
Coef
-4640
2.011
0.01699
0.5097
0.930
0.1308
S = 4202
SE Coef
11595
1.105
0.01766
0.3188
1.519
0.2670
T
-0.40
1.82
0.96
0.60
0.61
0.49
R-Sq = 66.7%
P
0.693
0.084
0.348
0.126
0.547
0.630
Variable
Hrg Ekspor Riil
Produksi Dmstik
GDP Riil SGPURA
Nilai Tkr Riil
Ekspor Sblmnya
R-Sq(adj) = 58.4%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
5
20
25
Source
PXSRt
Qt
YSRt
ERSt
XSt-1
Seq SS
542707922
18865
147554966
13462462
4234038
DF
1
1
1
1
1
SS
707978253
353192901
1061171154
Unusual Observations
Obs
PXSRt
XSt
17
1048
23300
MS
141595651
17659645
Fit
11839
F
8.02
SE Fit
1846
P
0.000
Residual
11461
R denotes an observation with a large standardized residual
Durbin-Watson statistic = 2.06
Correlations: XSt, PXSRt, Qt, YSRt, ERSt, XSt-1
PXSRt
Qt
YSRt
ERSt
XSt-1
XSt
-0.715
0.583
-0.003
0.450
0.739
PXSRt
Qt
YSRt
ERRt
-0.818
0.394
-0.449
-0.698
-0.633
0.533
0.579
-0.263
0.090
0.532
Cell Contents: Pearson correlation
St Resid
3.04R
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 23. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika
Serikat
Regression Analysis: XAt versus PXARt, PDRt, YARt, ERAt, XAt-1
The regression equation is
XAt = 45513 + 2.58 PXARt - 0.00089 PDRt + 0.874 YARt + 5.30 ERAt + 0.815
XAt-1
Predictor
Coef
Constant
45513
PXARt
2.578
PDRt
-0.000891
YARt
0.8738
ERAt
5.304
XAt-1
0.8151
S = 12646
SE Coef
16732
2.608
0.001590
0.4619
4.847
0.1961
R-Sq = 64.0%
T
2.72
0.99
-0.56
1.89
1.09
4.16
P
0.013
0.335
0.581
0.073
0.287
0.000
Variable
Hrg Ekspor Riil
Hrg Dmstik Riil
GDP Riil Amerika
Nilai Tkr Riil
Ekspor Sblmnya
R-Sq(adj) = 55.0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
PXARt
PDRt
YARt
ERAt
XAt-1
DF
1
1
1
1
1
DF
5
20
25
SS
5688546247
3198199907
8886746154
MS
1137709249
159909995
F
7.11
P
0.001
Seq SS
813957862
23226335
2007877224
79637981
2763846845
Unusual Observations
Obs
PXARt
XAt
11
1406
45200
20
760
36600
Fit
22941
65414
SE Fit
6056
6637
Residual
22259
-28814
R denotes an observation with a large standardized residual
Durbin-Watson statistic = 2.00
Correlations: XAt, PXARt, PDRt, YARt, ERAt, XAt-1
PXARt
PDRt
YARt
ERAt
XAt-1
XAt
0.303
0.161
-0.013
-0.016
0.726
PXARt
PDRt
YARt
ERAt
0.377
0.831
-0.481
0.433
0.304
0.153
0.411
-0.446
0.195
0.179
Cell Contents: Pearson correlation
St Resid
2.01R
-2.68R
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 24. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman
Regression Analysis: XJRt versus PXJRRt, Ct, YJRRt, ERJRt
The regression equation is
XJRt = 52426 + 10.7 PXJRRt - 0.211 Ct + 1.35 YJRRt + 11.7 ERJRt
Predictor
Constant
PXJRRt
Ct
YJRRt
ERJRt
Coef
52426
10.660
-0.2114
1.3523
11.718
S = 17181
SE Coef
27928
2.469
0.1185
0.4645
6.887
R-Sq = 67.7%
T
1.88
4.32
-1.78
2.91
1.70
P
0.074
0.000
0.089
0.008
0.104
Variable
Hrg Ekspor Riil
Konsumsi Dmstik
GDP Riil Jerman
Nilai Tkr Riil
R-Sq(adj) = 61.5%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
PXJRRt
Ct
YJRRt
ERJRt
DF
SS
4 12965651170
21 6198702676
25 19164353846
MS
3241412793
295176318
F
10.98
P
0.000
DF
Seq SS
1 8795469406
1 1298571022
1 2017065102
J 1
854545641
Unusual Observations
Obs
PXJRRt
XJRt
11
1179
131500
Fit
81318
SE Fit
8054
Residual
50182
R denotes an observation with a large standardized residual
Durbin-Watson statistic = 1.97
Correlations: XJRt, PXJRRt, Ct, YJRRt, ERJRt
PXJRRt
Ct
YJRRt
ERJRt
XJRt
-0.677
0.187
-0.081
0.554
PXJRRt
Ct
YJRRt
-0.587
0.571
-0.741
-0.475
0.558
-0.559
Cell Contents: Pearson correlation
St Resid
3.31R
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 25. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Inggris
Regression Analysis: XINt versus PXINRt, YINRt, ERINt, XINt-1
The regression equation is
XINt = 18996 + 2.34 PXINRt + 0.082 YINRt + 2.15 ERINt + 0.483 XINt-1
Predictor
Constant
PXINRt
YINRt
ERINt
XINt-1
Coef
18996
2.3413
0.0820
2.1523
0.4830
S = 3478
SE Coef
4834
0.6041
0.1285
0.6626
0.1285
R-Sq = 80.9%
T
3.93
3.88
0.64
3.25
3.76
P
0.001
0.001
0.530
0.004
0.001
Variable
Hrg Ekspor Riil
GDP Riil Inggris
Nilai Tkr Riil
Ekspor Sblmnya
R-Sq(adj) = 77.2%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
4
21
25
Source
PXINRt
YINRt
ERINt
XINt-1
Seq SS
671074733
11977541
219562577
170997500
DF
1
1
1
1
SS
1073612351
254053803
1327666154
Unusual Observations
Obs
PXINRt
XINt
14
1120
23700
MS
268403088
12097800
Fit
15325
F
22.19
SE Fit
1316
P
0.000
Residual
8375
R denotes an observation with a large standardized residual
Durbin-Watson statistic = 1.92
Correlations: XINt, PXINRt, YINRt, ERINt, XINt-1
PXINRt
YINRt
ERINt
XINt-1
XINt
-0.711
-0.343
0.083
0.804
PXINRt
YINRt
ERINt
0.590
-0.582
-0.645
-0.344
-0.325
0.229
Cell Contents: Pearson correlation
St Resid
2.60R
This watermark does not appear in the registered version - http://www.clicktoconvert.com
Lampiran 26. Hasil Regresi Ekspor Kopi Indonesia ke Italia
Regression Analysis: XITt versus PXITRt, Ct, YITRt, ERITt, XITt-1
The regression equation is
XITt = 16555 + 0.622 PXITRt - 0.0269 Ct + 0.172 YITRt + 2.53 ERITt
+ 0.318 XITt-1
Predictor
Constant
PXITRt
Ct
YITRt
ERITt
XITt-1
Coef
16555
0.6224
-0.02694
0.1717
2.5294
0.3182
S = 3044
SE Coef
6046
0.4102
0.02252
0.1126
0.7317
0.2094
R-Sq = 78.0%
T
2.74
1.52
-1.20
1.52
3.46
1.52
P
0.013
0.145
0.246
0.143
0.002
0.144
Variable
Hrg Ekspor Riil
Konsumsi Dmstik
GDP Riil Italia
Nilai Tkr Riil
Ekspor Sblmnya
R-Sq(adj) = 72.5%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
5
20
25
Source
PXITRt
Ct
YITRt
ERITt
XITt-1
Seq SS
366067014
8973439
115349978
146324604
21384631
DF
1
1
1
1
1
SS
658099665
185275720
843375385
Unusual Observations
Obs
PXITRt
XITt
23
212
15000
26
288
30500
MS
131619933
9263786
Fit
21156
24659
F
14.21
SE Fit
2088
1783
P
0.000
Residual
-6156
5841
R denotes an observation with a large standardized residual
Durbin-Watson statistic = 2.10
Correlations: XITt, PXITRt, Ct, YITRt, ERITt, XITt-1
PXITRt
Ct
YITRt
ERITt
XITt-1
XITt
-0.659
0.474
-0.662
0.767
0.749
PXITRt
Ct
YITRt
ERITt
-0.593
0.508
-0.472
-0.710
-0.584
0.487
0.553
-0.534
-0.632
0.576
Cell Contents: Pearson correlation
St Resid
-2.78R
2.37R
Download