Gereja Ortodoks, adalah denominasi gereja Kristen yang

advertisement
PGO
Oleh Redaksi Mukinews.com
Jumat, 16 November 2012 15:08
Gereja Ortodoks, adalah denominasi gereja Kristen yang pengikutnya terutama berada di Eropa
Timur dan daerah pesisir timur Laut Tengah. Selain itu, Gereja Ortodoks juga terdapat di India,
Jepang, dan sekarang juga di Indonesia.
Umat gereja Ortodoks beribadat mengikuti Ritus Bizantin dan tata-tertib gerejawi Bizantium
karena pengaruh Gereja Konstantinopel (Bizantium). Selama milenium (seribu tahun) pertama
Kekristenan, lima wilayah yaitu Jerusalem, Aleksandria, Antiokhia, Roma dan Konstantinopel
berada dalam persekutuan dan mengaku sebagai Gereja yang Satu, Kudus (Suci), Katolik
(Penuh/Universal) dan Apostolik (Rasuli).
Perkembangan politik dan jatuhnya Romawi Barat ke tangan suku-suku Jerman mengakibatkan
jarangnya komunikasi antara Gereja Barat (Roma) dan Gereja Timur (Jerusalem, Aleksandria,
Antiokhia dan Konstantinopel). Pada tahun 1054 utusan Paus Roma ke Konstantinopel
mengekskomunikasi Patriarkh Konstantinopel, yang membalas dengan tindakan serupa.
Menurut pandangan Roma (satu-satunya wilayah patriarkhal Gereja Barat), Gereja Ortodoks
yang memisahkan diri dari Gereja Yang Satu yaitu Gereja Katolik Roma.
Tapi menurut pandangan Gereja Timur (empat wilayah patriarkhal), Roma lah yang jatuh dalam
kesesatan (dengan memaksakan kekuasaan paus dan mengubah Pengakuan Iman Nicea) dan
memisahkan diri dari Gereja Yang Satu. Perpecahan ini disebut skisma. Sampai sekarang
Gereja Ortodoks tetap menganggap dirinya sebagai Gereja Yang Satu, Kudus, Katolik dan
Apostolik. Gereja Katolik Roma juga mengklaim hal yang sama.
Perbedaan dengan gereja barat
Ada perbedaan dengan Gereja Katolik Roma namun banyak pula persamaannya. Kalangan
Kristen lainnya cenderung menganggap bahwa perbedaan utamanya ialah bahwa Gereja
Ortodoks banyak menekankan ritus dan doa dalam bahasa tertentu, terutama dalam Bahasa
Yunani Kuno atau Bahasa Slavonik Kuno Gerejawi (Old Church Slavonic).
Sebenarnya Gereja Ortodoks menganut prinsip bahwa ibadah atau liturgi hendaknya dimengerti
oleh umat. Oleh karena itu sejak permulaan, Gereja Ortodoks mendukung usaha penerjemahan
Kitab Suci dan liturgi ke bahasa setempat. Bahasa Yunani Perjanjian Baru (Koine) adalah
bahasa asli Kitab Suci Perjanjian Baru, jadi bahasa ini menduduki tempat khusus dalam
kehidupan Gereja. Namun, di Yunani sekarang ibadah dirayakan dalam bahasa Yunani yang
dimengerti umat, bukan bahasa Yunani abad pertama.
1/2
PGO
Oleh Redaksi Mukinews.com
Jumat, 16 November 2012 15:08
Pemakaian bahasa Slavonik sebenarnya merupakan bukti prinsip penerjemahan tersebut.
Santo Cyril dan Santo Methodius menyebarkan agama Kristen (Ortodoks) ke bangsa-bangsa
Slavia (Eropa Timur) pada abad ke-10 dan menerjemahkan Kitab Suci dan liturgi ke bahasa
mereka saat itu. Bahasa Slavonik yang dipakai mereka menjadi semacam bahasa klasik bagi
bangsa-bangsa Slavia termasuk Rusia.
Walau mungkin gereja-gereja di sana masih memakai bahasa Slavonik Kuno, secara prinsip
Gereja Ortodoks menekankan bahwa bahasa liturgi hendaklah dimengerti oleh umat.
Gereja-gereja Ortodoks di Eropa Barat, Amerika dan Asia biasanya memakai bahasa setempat.
Lalu teologi gereja Ortodoks lebih bersifat mistik. Gereja-gereja Ortodoks juga cenderung
menjadi gereja nasional, misalkan Gereja Ortodoks Rusia, Yunani dan sebagainya.
Ortodoks Timur dan Ortodoks Oriental
Gereja Ortodoks Oriental adalah sebutan bagi Gereja-Gereja Kristen Timur yang hanya
mengakui tiga konsili ekumenis, yakni Konsili Nicea Pertama, Konsili Konstantinopel Pertama,
dan Konsili Efesus Pertama. Mereka menolak rumusan-rumusan dogmatik dari Konsili
Kalsedon (451). Oleh karena itu, Gereja-Gereja Ortodoks Oriental ini juga disebut
Gereja-Gereja Oriental Lama atau Gereja-Gereja Non Kalsedonia. Gereja-Gereja ini tidak
berada dalam jalinan persekutuan dengan Gereja-Gereja Ortodoks Timur, namun kedua belah
pihak sedang berdialog untuk bersatu kembali.
Meskipun nomenklaturnya dapat menimbulkan kesalahpahaman (Oriental berarti Timur),
Gereja-Gereja Ortodoks Oriental berbeda dari Gereja-Gereja yang secara kolektif disebut
Gereja Ortodoks Timur. Persekutuan Ortodoks Oriental terdiri atas enam Gereja, yakni Gereja
Ortodoks Koptik, Gereja Ortodoks Ethiopia, Gereja Ortodoks Eritrea, Gereja Ortodoks Suryani,
Gereja Suriah Ortodoks Malankara (India), dan Gereja Apostolik Armenia.[2] Keenam Gereja
ini, meskipun menjalin persekutuan satu sama lain, secara hirarki bersifat mandiri.
Gereja Ortodoks Oriental terpisah dari keseluruhan Gereja akibat perbedaan terminologi
Kristologis. Konsili Nicea Pertama (325) menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Allah,
"sehakikat" (konsubstansial) dengan Bapa; dan Konsili Efesus Pertama (431) menyatakan
bahwa Yesus, sekalipun bersifat ilahi sekaligus insani, hanya satu pribadi (hipostasis). Dua
puluh tahun sesudah Konsili Efesus, Konsili Kalsedon menyatakan bahwa Yesus adalah satu
pribadi dengan dua sifat yang sempurna, insani dan ilahi. Pihak-pihak penentang keputusan
Konsili Kalsedon menganggap ajaran Konsili itu sama saja dengan ajaran bidaah Nestorius,
yang dikutuk dalam Konsili Efesus, bahwa Kristus adalah dua pribadi yang berbeda, satu
pribadi bersifat ilahi (Sang Sabda) dan satu pribadi lagi bersifat insani (Yesus).
2/2
Download