Dr. Piatur Pangaribuan, A.Md., S.H., MH. M.M. Gultom, S.H. UNIVERSITAS BALIKPAPAN, KALTIM 2016 I. Tinjauan Umum Penanaman Modal Pendahuluan Sejak berlakunya UU No.1 Tahun 1967 Ttg PMA dan UU No.6 Tahun 1968 Ttg PMDN, iklim PM di Indonesia relatif berkembang pesat. Hingga 1996 PM masih pesat seiring kebijakan liberalisasi Pemerintah RI. Pertumbuhan PM merosot tahun 1997 hingga akhirnya krismon (1). Bahkan permasalahan PM ini berlanjut hingga tahun 2007 (2). __________ a. 1. 2. Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal (Jakarta:P PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal.14 Jusuf Kalla mengatakan, bahwa kondisi ekonomi menjadi masalah pokok di Indonesia, seperti pengangguran dan PM. Jusuf Kalla , “Wakil Presiden Akui Ekonomi Masih Menjadi Masalah , “Kompas (Minggu, 5 Oktober 2007). Hal.1 Lanjutan…. b. Pengertian Penanaman Modal Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yakni; “segala bentuk kegiatan menanam modal, baik penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negera RI”. c. Sejarah Penanaman Modal Penanaman modal pertama kali dilakukan di Indonesia melalui kebijakan pemerintah hindia belanda yang memperkenankan masuknya modal asing eropa untuk menanamkan usahanya di bidang perkebunan pada tahun 1870 (3). _______________ 3. https://kuliahade.wordpress.com/2010/11/14/hukum-penanaman-modalsejarah-dan-perkembangan-penanaman-modal/ Lanjutan…. - Setelah 17 agustus 1945, secara yuridis Indonesia memulai babak baru dalam mengelola secara mandiri perekonomian negaranya untuk melaksanakan pembangunan nasional, meskipun saat itu untuk penanaman modal masih mengalami kemandekan (4) - Masalah politik, keamanan dalam negeri, aksi tentara colonial belanda yang masih ingin melakukan penjajahan, merupakan factor-faktor penghambat dalam menata perekonomian Indonesia (5) ___________________ 4. Ibid. 5. Ibid. Lanjutan…. Hingga peralihan kekuasaan dari rezim orde lama ke orde baru pada 11 maret 1966, mulailah penataan kembali perekonomian Indonesia dengan menjadwalulang pelunasan hutang luar negeri, menciptakan mekanisme untuk menanggulangi inflasi, merehabilitasi infrastrukyur, mendorong pertumbuhan ekonomi, memperbaiki hubungan dengan luar negeri dalam rangka mencari bantuan pinjaman dan PMA (6). - - Pendekatan perekonomian yang dilakukan oleh orde baru yang lebih pragmatis telah menunjukkan keberhasilan dengan adanya perbaikan saran dan prasarana ekonomi, menurunnya angka inflasi, infrastruktur yang membaik, pertumbuhan ekonomi yang meningkat (7). ______________ 6. 7. Ibid. Ibid. Pentingnya Penanaman Modal Bagi Pembangunan Nasional. - Pemerintah mencanagkan tahun 2003 sebagai tahun penanaman modal, peluang dan tantangan harus diwujudkan melalui gebrakan program (8). - Untuk itu harus segera direalisasikan; kepastian hukum, komitmen penegakan hukum, penciptaan kondisi iklim penanaman modal yang kondusif, jaminan keamanan, prosedur yang sederhana dan mudah, efesiensi biaya tinggi, pemperantasan KKN dan meningkatkan sarana dan prasarana pendukung (9). _____________ 8. Ermanto Fahamsyah, Hukum Penanaman Modal (Pengaturan, Pembatasan, Pengaruh Budaya dan Praktik Penanaman Modal di Indonesia, (Yogyakarta: LaksBang Pressindo, 2015), hal. 107. 9. Rosyidah Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia (Malang: Banyu Media Publishing, 2004), hal.v Klasifikasi Penanaman Modal - Pembatasan Dalam Bidang Usaha a. Bidang Usaha Yang Tertutup dan yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang PM. Bab VII Pasal 12 ayat (1) UU PM menentukan; Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Lanjutan…. Adapun bidang usaha yang tertutup bagi penanaman modal asing adalah; 1. 2. produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang dan bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang. _____________ 10. Pasal 12 ayat (2) UU No.25 Tahun 2007 Tentang Modal Penanaman Lanjutan……. Pasal 2 Perpres No.76 Tahun 2007 Tentang Kreteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal 1. Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Lanjutan….. 2. Bidang usaha yang tertutup adalah jenis usaha tertentu yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal oleh penanam modal. 3 Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan adalah jenis usaha tertentu yang dapat diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal dengan persyaratan tertentu Kepemilikan Saham PT. PMA Berapa batas kepemilikan modal asing dalam sebuah PT PMA? Bila Anda bermitra dengan orang asing, halaman berikut ini bisa jadi acuan bagi Anda. Bila orang asing mau berinvestasi di Indonesia, ia tidak otomastis dapat memiliki 100 % saham di sebuah perusahaan PMA. Ada bidang usaha yang terbuka secara penuh untuk orang asing, ada yang tertutup, ada yang terbuka dengan persyaratan khusus, dan ada juga yang dibatasi kepemilikan modalnya. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan untuk ini. Dua peratuan bisa menjadi referensi bagi Anda untuk mengetahui batas kepemilikan ini: Peraturan Presiden No. 77 Tahun 2007 dan Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2007. Secara singkat, peraturan ini mengatur batas kepemilikan saham asing di bidang usaha tertentu. Dengan kata lain, bila itu dibatasi, Warga Negara Indonesia harus memiliki sisa saham. Lanjutan… NO. BIDANG USAHA KBLI BATAS DEPARTEMEN 1. Jasa Pengeborabn Minyak dan Gas Lepas Pantai 11200 95% ESDM 2. Jasa Engineering, Procurement and Construction 74140 Services 95% ESDM 3. Pembangkit Tenaga Listrik 40101 95% ESDM 4. Hotel Bintang 1-2 Star 55115 50% Kebudayaan dan Pariwisata 5. Professional Convention Organizer (PCO) 63440 50% Kebudayaan dan Pariwisata 6. Industri Farmasi (Obat Jadi) 24232 75% Kesehatan 7. Jasa Rumah Sakit 85113 65% Kesehatan 8. Jasa Pengujian, Kalibrasi, Pemeliharaan dan Perbaikan Alat Kesehatan 74220 49% Kesehatan 9. Konsultasi Bisnis dan Manajemen untuk Rumash 74140 Sakit 65% kesehatan 85% Keuangan 10. Sewa Guna Usaha (Leasing) 65910 Lanjutan….. 11. Asuransi Jiwa 66010 80% Keuangan 12. Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi 64210 49% Pekerjaan Umum 13. Jasa Konstruksi (Site Preparation for Mine) 45100 55% Pekerjaan Umum 14. Penyediaan Air Minum 41001 95% Pekerjaan Umum 15. Pendidikan Tinggi 74140 49% Pendidikan 16. Jasa Konsultasi Bisnis dan Manajemen 74140 49% Perdagangan 17. Penjualan Langsung 52711 60% Perdagangan 18. Transportasi 49% Perhubungan 19. Pertanian 95% Pertanian 20. Penyediaan Tenaga klerja, Perkrutan dan Penempatan 74910 49% Tenaga Kerja dan Transmigrasi II. Sumber Hukum PM Hukum Nasional Bentuk hukum perusahaan PMA diatur dalam BAB II UU No 1 Tahun 1967 tentang PMA yang kemudian di ubah dengan BAB IV UU No 25 tahun 2007 tentang Penanaman modal, menurut Pasal 3 UU No 1 Tahun 1967 bentuk hukum dari PMA yang dijalankan oleh seluruhnya atau sebagian terbesar di Indonesia haruslah berbentuk badan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Apakah Perusahaan PMA dijalankan seluruhnya atau sebagian terbesar di Indonesia sebagai kesatuan perusahaan sendiri di tetapkan oleh pemerintah menurut penjelasan pasal 3 UU ini, PMA oleh seorang Asing dalam statusnya sebagai orang perseorangan dapat menimbulkan ketidaktegasan dan kesulitan dalam bidang hukum internasional karena menurut HPI, hukum privat yang berlaku atas harta kekayaan dari seseorang adalah harta kekayaan negara asalnya. Dengan diwajibkannya bentuk hukum dari perusahaan PMA berupa BH Indonesia akan terdapat ketegasan mengenali hukum yang berlaku bagi modal yang di tanam. Lanjutan….. - - Menurut Hukum Indonesia, BH di bidang usaha ada 2 macam : a. PT (perseroan terbatas) b. Koperasi Sedangkan dalam prakteknya perusahaan PMA selalu berbentuk PT. Menurut Pasal 5 (2) penanaman Modal Asing UU No 25 Tahun 2007 tentang PMA : “Penanaman modal Asing wajib dalam bentuk PMA berdasarkan hukum Indonesia dan berkedududkan di Indonesia”. Menurut Pasal 5 (3) PMA dalam bentuk PT itu dilakukan dengan 3 cara : 1. Mengambil bagian saham pada saat pendirian PT. 2. Membeli saham 3. Melakukan cara lain sesuai dengan peraturan per-UUan. Lanjutan…. Hukum Internasional 1. United Nations Conference on Trade and Employment di Havana pada 24 Maret 1948. Pada pertemuan itu, 53 negara yang hadir sepakat menuangkan komitmen mereka pada Havana Charter. Dan salah satu komitmennya adalah pendirian organisasi untuk membahas masalah perdagangan dunia melalui the International Trade Organization --namun ITO Charter tidak pernah diratifikasi oleh Senat Amerika. Puncak keinginan untuk meniadakan hambatan perdagangan internasional kemudian dituangkan ke dalam General Agreement on Tariff and Trade (United Nations, 1949) , (11). ______________ 11. http://forum-penanaman-modal.blogspot.co.id/2010/03/spirit-kerjasama-penanaman-modal.html Lanjutan……. Hukum Internasional 2. Pada Januari 1995, keberadaan ITO digantikan oleh World Trade Organization. WTO merupakan organisasi internasional yang mengawasi persetujuanpersetujuan yang mendefinisikan tentang aturan perdagangan di antara anggotanya. Karena itu keberadaan WTO diposisikan untuk menggantikan GATT, perjanjian yang meniadakan hambatan perdagangan internasional yang disepakati oleh negara-negara dunia pasca-Perang Dunia II. Seluruh prinsip dan semangat GATT ini kemudian diambil alih dan diperluas oleh WTO. Lanjutan……. Faktor Yang mempengarushi PM Faktor Internal 1. Prosedur Penanaman Modal Harus Sederhana Para Investor umumnya mengeluhkan prosedur penanaman modal yang dianggap berbelit-belit dan terlalu birokratis. Untuk itu perlu diciptakanpengurusan prosedur yang lebih mudah one gate service atau one top service. 2. Kondisi Politik dan Keamanan yang Tidak Menentu Para investor butuh jaminan keamanan terhadap modal dan jiwa mereka. Pertikaian antar suku di wilayah di Indonesia menjadi ancaman bagi Investor asing. 3. Kualitas dan Kemampuan Tenaga Kerja yang Kurang Baik Faktor buruh menjadi salah satu faktor pertimbangan penting karena terkait dengan kualitas produksi. Begitu juga dengan upah buruh, etos kerja, perilaku, dan budaya para tenaga kerja. 4. Aspek Perlindungan Hukum dan Kepastian Hukum Undang-undang penanaman modal dirasa belum menjamin kepastian hukum bagi para Investor dengan baik. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofyan Wanandi, menegaskan bahwa kalangan pengusaha sering diperas oleh pejabat pemerintah, dikarenakan tidak adanya kepastian hukum dalam iklim investasi di Indonesia. Lanjutan….. Faktor Eksternal 1. Interdependensi Suatu Negara Tidak ada suatu negara di dunia ini yang sanggup memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya sendiri. Perbedaan secara geografi, modal, potensi alam, penduduk, kemampuan ilmu pengetahuan dan lain-lain. Menjadikan mereka membutuhkan satu sama lain, termasuk untuk memenuhi kebutuhan ekonomi negaranya melalui penanaman modal. 2. Globalisasi dan Liberalisasi Ekonomi Internasional Dengan adanya kesepakatan masyarakat internasional untuk melakukan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia maka sektor penanaman modal menjadi meluas dan nyaris tanpa hambatan. Melalui berbagai komitmen perjanjian ekonomi Internasional seperti, AFTA,GATT, WTO dan sebagainya. 3. Persaingan Antaranegara Berkembang Komitmen membentuk kawasan perdagangan dan investasi bebas menyebabkan persaingan di bidang investasi semakin tinggi. Terutama negara berkembang, mereka “mempercantik diri” untuk menarik investasi asing negara maju agar masuk ke negaranya. III. Alih Teknologi Dalam PM Pengertian Alih Teknologi Menurut Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2005 Tentang Alih teknologi kekayaan intelektual Serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan oleh perguruan tinggi dan Lembaga penelitian dan pengembangan, definisi alih teknologi dikemukakan sebagai berikut: “ Alih teknologi adalah pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi antar lembaga, badan atau orang, baik yang berada dalam lingkungan dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri ke dalam negeri atau sebaliknya.” Lanjutan….. Menurut Pasal 10 ayat (4) UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal menentukan: “Perusahaan penanaman modal yang mempekerjakan tenaga kerja asing diwajibkan menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja warga negara Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan” Lanjutan…… Manfaat Alih Teknologi Peluang Indonesia sebagai negara tujuan investasi asing memilikibeberapa keunggulan, yakni keunggulan mutlak (absolute advantage) (12) dan keunggulan komparatif (comparative advantage). Keunggulan mutlak (absolute advantage) yang dimiliki Indonesia adalah terkait dengan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki. Sedangkan keunggulan komparatif (comparative advantage) yang dimiliki Indonesia adalah berkaitan dengan ketersediaan faktor produksi yakni terkait dengan tenaga kerja dan bahan baku yang lebih murah. ______________ 12. Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis Transaksi Bisnis Internasional: Ekspor-Impor dan Imbal-Beli, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2001), h. 2. IV. Bentuk Penanaman Modal Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu (Pandji Anoraga, 1995: 46) : 1) Investasi Portofolio Investasi portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi. Dalam investasi portofolio, dana yang masuk ke perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emiten), belum tentu membuka lapangan kerja baru. Sekalipun ada emiten yang setelah mendapat dana dari pasar modal untuk memperluas usahanya atau membuka usaha baru, hal ini berarti pula membuka lapangan kerja. Tidak sedikit pula dana yang masuk ke emiten hanya untuk memperkuat struktur modal atau mungkin malah untuk membayar hutang bank. Selain itu, dalam proses ini tidak terjadi alih teknologi atau alih keterampilan manajemen Lanjutan…… 2) Investasi Langsung Investasi langsung atau disebut juga dengan penanaman modal asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Penanaman modal asing (PMA) atau Foreign direct investment (FDI) lebih banyak mempunyai kelebihan. Selain sifatnya yang permanen/ jangka panjang, penanaman modal asing memberi andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen dan membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini penting diperhatikan, mengingat bahwa masalah menyediakan lapangan kerja merupakan masalah yang cukup memusingkan pemerintah. Penanaman Modal Asing hanya meliputi PMA secara langsung (foreign direct investment/FDI) berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 1970 maka pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari investasi tersebut. Lanjutan…… Jenis Kerja Sama Penanaman Modal Menurut Ismail Suny ada 3 (tiga) macam kerjasama antara modal a sing dengan modal nasional berdasarkan undang-undang penanaman modal asing No. 1 Tahun 1967 yaitu joint venture, joint enterprise dan kontrak karya. a. Joint Venture Joint venture merupakan kerjasama antara pemilik modal asing denga pemilik modal nasional sematamata berdasarkan suatu perjanjian belaka (contractual). Misalnya bentuk kerjasama antara Van Sickle Associates Inc.,(suatu badan hukum yang berkedudukan di Delaware, Amerika Serikat) dengan PT Kalimantan Plywood Factory (suatu badan hukum Indonesia) untuk bersama-sama mengolah kayu di Kalimantan Selatan. Kerjasama ini juga biasa disebut dengan “Contract of Cooperation” yang tidak membentuk suatu badan hukum Indonesia seperti yang dipersyaratkan dalam Pasal 3 UU PMA Lanjutan…… b. Joint Enterprise Joint enterprise merupakan suatu kerjasama antara penanaman modal asing dengan penanaman modal dalam negeri dengan membentuk suatu perusahaan atau badan hukum baru sesuai dengan yang diisyaratkan dalam Pasal 3 UU PMA. Joint Enterprise merupakan suatu perusahaan terbatas, yang modalnya terdiri dari modal dalam nilai rupiah maupun dengan modal yang dinyatakan dalam valuta asing c. Kontrak Karya Pengertian kontrak karya (contract of work) sebagai suatu bentuk usaha kerjasama antara penanaman modal asing dengan modal nasional terjadi apabila penanam modal asing membentuk badan hukum Indonesia dan badan hukum ini mengadakan perjanjian kerja sama dengan suatu badan hukum yang mempergunakan modal nasional. Bentuk kerjasama kontrak karya ini hanya terdapat dalam perjanjian kerja sama antara badan hukum milik negara (BUMN) seperti; Kontrak karya antara PT. Pertamina dengan PT. Caltex International Petroleum yang berkedudukan di Amerika Serikat. Lanjutan…… Disamping ketiga bentuk kerjasama di atas masih terdapat bentuk kerjasama yang lain seperti production sharing, management contract, penanaman modal asing dengan disc-rupiah dan kredit untuk proyek (barang modal). Keberadaan penanaman modal asing secara langsung (for eign direct investment) tidak dapat dipungkiri telah memberi banyak manfaat bagi negara penerima modal (host country), begitu pula bagi investor maupun bagi negara asal (home country). Terlepas dari pendapat pro dan kontra terhadap kehadiran investasi asing, namun secara teoritis, bahwa kehadiran investor asing di suatu negara mempunyai manfaat yang cukup luas (multiplier effect). Lanjutan…. Penyelesaian Sengketa dalam PM Pasal 32 ayat (1) UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal “Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara Pemerintah dengan penanam modal, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan sengketa tersebut melalui musyawarah dan mufakat”. Lanjutan….. Penyelesaian Sengketa dalam PM Pasal 32 ayat (2) UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal “Dalam hal penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, penyelesaian sengketa tersebut dapat dilakukan melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan”. Lanjutan….. Penyelesaian Sengketa dalam PM Pasal 32 ayat (3) UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal “Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara Pemerintah dengan penanam modal dalam negeri, para pihak dapat menyelesaikan sengketa tersebut melalui arbitrase berdasarkan kesepakatan para pihak, dan jika penyelesaian sengketa melalui arbitrase tidak disepakati, penyelesaian sengketa tersebut akan dilakukan di pengadilan” Lanjutan….. Penyelesaian Sengketa dalam PM Pasal 32 ayat (4) UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal “Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara Pemerintah dengan penanam modal asing, para pihak akan menyelesaikan sengketa tersebut melalui arbitrase internasional yang harus disepakati oleh para pihak”. V. Tata Cara Penanaman Modal Keppres No. 29/2004 ttg penyelenggaraan penanam modal dalam rangka PMA dan PMDN melalui system pelayanan satu atap. Meningkatkan efektivitas dalam menarik investor, maka perlu menyederhanakan system pelayanan penyelenggaraan penanaman modal dengan metode pelayanan satu atap. Diundangkan peraturan perundang-undnagan yang berkaitan dengan otonomi daerah, maka perlu ada kejelasan prosedur pelayanan PMA dan PMDN Instansi pemerintah yang menangani kegiatan penanaman modal dalam rangka PMA dan PMDN Pelayanan persetujuan, perizinan, fasilitas penanaman modal dalam rangka PMA dan PMDN dilaksanakan oleh BKPM berdasarkan pelimpahan kewenagan dari Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Dept yang membina bidang-bidang usaha investasi yang bersangkutan melalui pelayanan satu atap. Lanjutan….. Pasal 25 ayat (1-5) UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menentukan, Bentuk Perizinan Penanaman Modal; (1) Penanam modal yang melakukan penanaman modal di Indonesia harus sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Undang-Undang ini. (2) Pengesahan pendirian badan usaha penanaman modal dalam negeri yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Pengesahan pendirian badan usaha penanaman modal asing yang berbentuk perseroan terbatas dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (4) Perusahaan penanaman modal yang akan melakukan kegiatan usaha wajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dari instansi yang memiliki kewenangan, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang. (5) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu. VI. Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal Pada Pasal 32 ayat (1) dan (2) UndangUndang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ditentukan bahwa: Para pihak terlebih dahulu menyelesaikan sengketa tersebut melalui musyawarah dan mufakat, bila tidak tercapai penyelesaian sengketa tersebut dapat dilakukan melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Lanjutan…. Pada Pasal 32 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ditentukan bahwa: Apabila sengketa yang terjadi antara investor domestik dengan pihak Pemerintah Indonesia dan masyarakat sekitarnya, tidak tercapai sebagaimana dapat menempuh jalur hukum sebagai berikut; “Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara Pemerintah dengan penanam modal dalam negeri, para pihak dapat menyelesaikan sengketa tersebut melalui arbitrase berdasarkan kesepakatan para pihak, dan jika penyelesaian sengketa melalui arbitrase tidak disepakati, penyelesaian sengketa tersebut akan dilakukan di pengadilan” Lanjutan…… Pada Pasal 32 ayat (4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ditentukan bahwa: “Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara Pemerintah dengan penanam modal asing, para pihak akan menyelesaikan sengketa tersebut melalui arbitrase internasional yang harus disepakati oleh para pihak.” Penyelesaian sengketa melalui arbitrase internasional merupakan cara untuk mengakhiri perselisihan yang timbul antara Pemerintah Indonesia dengan investor asing, dimana kedua belah pihak sepakat menggunakan lembaga arbitrase atau arbiter perorangan di luar wilayah hukum Republik Indonesia Lanjutan…… Indonesia telah meratifikasi Konvensi ICSID (International Centre for the Settlement of Investment Dispute ) dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1968 (Lembaran Negara No. 32 Tahun 1968) yakni undang-undang persetujuan atas konvensi tentang penyelesaian perselisihan antara negara dan warga negara asing mengenai penanaman modal Dengan telah diratifikasinya konvensi tersebut, secara yuridis Indo nesia terikat dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam konvensi tersebut, sehingga setiap penyelesaian perselisihan atau penyelesaian sengketa penanaman modal asing akan dilakukan menurut tata cara dan prosedur yang diatur dala m International Centre for the Settlement of Investment Dispute (ICSID). VII. Permasalahan Penanaman Modal di Daerah Sebagai tindak lanjut pengaturan mengenai pembagian urusan pemerintahan, termasuk di bidang penanaman modal, pada tanggal 9 Juni 2007 pemerintah telah menerbitkan PP No.38 Tahun 2007 Tentang pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Pembagian urusan pemerintahan dengan harapan koordinasi lebih mudah (satu pintu) dan tindak saling tumpang tindih kewenangan atara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Lanjutan….. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri adalah sebagai berikut: a) Potensi dan karakteristik suatu daerah b) c) Budaya masyarakat Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional Peta politik daerah dan nasional Kecermatan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan local dan peraturan daerah yang menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia bisnis dan investasi d) e) Lanjutan…… Hambatan Penanaman Modal 1. Peraturan Daerah yang cenderung menghambat Pelaksanaan modal. Perda yang dikeluarkan pasca otonomi daerah justru menciptakan high cost economy bagi para investor. Hal ini terlihat dari pembatalan Perda sebanyak 537, sejak tahun 1999 s/d 2006. Tahun 2005 sekitar 130 dibatalkan pemerintah pusat yang sebagian besar mengenai pungutan (13). ___________ 13. Op.Cit., hal. 93. Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal (Jakarta:P PT. Raja Grafindo Persada, 2007). Lanjutan…… Hambatan Penanaman Modal 2. Peran aparat di daerah dalam kegiatan Penanaman modal Aparatur hukum mempunyai peran besar dalam menarik investor untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam penanaman modal yang meliputi badan yudikatif, legislatif dan eksekutif. Melalui legislatif perda yang friendly terhadap investor , melalui yudikatif kepastian hukum dan eksekutif melalui pelayanan yang efesien, cepat dan adil (14). ___________ 14. Ibid., hal. 95. Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal (Jakarta:P PT. Raja Grafindo Persada, 2007). Lanjutan…… Hambatan Penanaman Modal Data BKPM menunjukan kalou pada tahun 1997 nilai PMDN Rp. 119T dengan jumlah proyek 723 unit, pada tahun 2003 nilai PMDN turun menjadi 50T dengan jumlah proyek 196 unit. ___________ 16. Ibid., hal. 96. Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal (Jakarta:P PT. Raja Grafindo Persada, 2007). Lanjutan….. Dalam suatu berita di media online, Presiden Jokowi mengutarakan kejengkelan terhadap proses pengurusan SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) yang membutuhkan waktu 2 minggu. Birokrasi pelayanan publik yang berbelit-belit membuat Indonesia kalah bersaing dalam menarik minat investor masuk ke Indonesia (17) Ada 10 Permasalahan Investasi di Indonesia: 1. Pembenahan kebijakan, dan implementasi investasi 2. Masalah hambatan birokrasi 3. Ketidakpastian dalam interpretasi dan implementasi otonomi daerah. 4. Sumber daya manusia dan permasalahan kebijakaan ketenagakerjaan 5. Tingkat korupsi yang masih tinggi _____________ 17. http://beritadaerah.co.id/2014/12/10/10-permasalahan-investasi-di-indonesia/ Lanjutan………. 6. 7. 8. 9. 10. Kurangnya insentif bidang pajak maupun non pajak Rendahnya jaminan dan perlindungan investasi Lemahnya penegakan dan kepastian hukum Lemahnya koordinasi antar kelembagaan Masalah stabilitas politik dan keamanan (18). ______________ 18. Fu Handi , Executive Director Lepmida (Lembaga Pengembangan Manajemen dan Investasi Daerah), http://beritadaerah.co.id/2014/12/10/10-permasalahan-investasi-di-indonesia/ Lanjutan…….. SEKIAN DAN TERIMAKASIH…...!!!!