Uploaded by common.user151152

DESYA ADILA NUR AFINDA (TERJEMAHAN)

advertisement
Machine Translated by Google
Jurnal Penelitian Internasional dalam Pendidikan Matematika
Vol. 1 No. 1, Juli 2023, 25-36
Universitas Islam Negeri Prof. KH Saifuddin Zuhri Purwokerto
e-ISSN: 3025-7638, p-ISSN: 3025-1842
Pengaruh Model Divisi Prestasi Tim Mahasiswa
Dibantu GeoGebra Media tentang
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Desya Adella Nur Afinda 1ÿ
Abstrak: Penelitian ini dilakukan berdasarkan rendahnya kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1
1Universitas Islam Negeri Prof.
KH Saifuddin Zuhri Purwokerto,
Purwokerto, Indonesia
2Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, Purwokerto,
Indonesia
Purwokerto. Salah satu faktor penyebabnya adalah penggunaan model
pembelajaran yang kurang tepat. Solusi yang dianggap mampu meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep matematika adalah dengan menerapkan
model pembelajaran STAD berbantuan media Geogebra dalam proses
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
penerapan model STAD berbantuan media Geogebra dan untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh model STAD berbantuan media Geogebra terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP
ÿ
Muhammadiyah 1 Purwokerto. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
Email terkait:
dengan metode penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah
[email protected]
seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto yang berjumlah
118 siswa, dengan sampel sebanyak 38 siswa, 24 siswa dari kelas VIII B dan
Diterima 7 Juni 2023
Diterima 28 Juni 2023
Diterbitkan 31 Juli 2023
14 siswa dari kelas VIII D. Variabel penelitian adalah model STAD berbantuan
media Geogebra sebagai variabel bebas dan kemampuan pemahaman konsep
matematika sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan observasi dan tes.
https:// doi.org/ 10.24090/ ijrme.v1i1.8540
Analisis data menggunakan uji-T, dengan prasyarat uji normalitas dan
homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara
model STAD berbantuan media GeoGebra terhadap kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa.
Kata Kunci: Kemampuan pemahaman konsep matematika; Model
STAD; Media GeoGebra.
Hak Cipta © 2023 oleh Penulis. Artikel ini merupakan artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons AtribusiBerbagiSerupa 4.0 yang mengizinkan penggunaan, distribusi, dan reproduksi tanpa batas dalam media apa pun, dengan syarat karya asli dikutip dengan benar.
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara di Indonesia. Pendidikan memegang peranan penting bagi
kehidupan dan masa depan manusia. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 yang menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dasar dan pemerintah mengusahakan serta
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional (UUD, 1945). Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003,
pendidikan nasional mempunyai tujuan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya melalui kekuatan spiritual, agama, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
(Depdiknas, 2003)). Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, maka perlu adanya pembelajaran
berbagai bidang studi di setiap sekolah di Indonesia, salah satu bidang studi yang perlu dipelajari adalah
matematika.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berperan besar dan bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun tidak semua
Jurnal Penelitian Internasional dalam Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1, 2023, 25-36 | 25
Machine Translated by Google
Afinda, DAN, Pengaruh Siswa...
Masalah matematika merupakan masalah yang kompleks, dan matematika berperan penting dalam penyelesaian
masalah. Selain itu, matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran utama di setiap jenjang pendidikan
(Kamarullah, 2017). Oleh karena itu, penguasaan matematika sangat dibutuhkan di setiap jenjang pendidikan,
salah satunya pendidikan menengah. Mengingat pentingnya pembelajaran matematika bagi pendidikan dan
kelangsungan hidup, setiap siswa, baik usia dini hingga paruh baya, harus mampu menguasai matematika.
Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006, pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan menerapkan konsep atau
algoritma secara fleksibel, akurat, efisien, dan tepat dalam menyelesaikan masalah (BSNP, 2006). Selain itu,
tujuan pembelajaran matematika juga tertuang dalam Permendiknas tahun 2003 yang bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan memahami konsep matematika, melakukan penalaran, pemecahan masalah, komunikasi
matematika dengan tabel, simbol, diagram, dan lain-lain, serta memiliki sikap menghargai penerapan matematika
dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2003). Dari penjelasan tersebut untuk mencapai tujuan pembelajaran
matematika, peserta didik harus menguasai beberapa kemampuan, salah satunya adalah kemampuan pemahaman
konsep matematika.
Pemahaman konseptual merupakan kemampuan dasar yang sangat penting untuk dimiliki siswa.
Pentingnya pemahaman konsep dikemukakan oleh Santrock dalam buku Hendriana (2021) yang mengatakan
bahwa pemahaman konsep merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran. Dalam memahami konsep
siswa tidak hanya menghafal konsep yang telah dipelajarinya, tetapi juga mampu mengungkapkan kembali dalam
bahasa sendiri atau bentuk lain yang mudah dipahami, memberikan interpretasi data dan mampu menerapkan
konsep dalam berbagai pemecahan masalah (Sanjaya, 2009). Pentingnya kemampuan siswa dalam mengungkapkan
kembali konsep dalam bahasa sendiri, memberikan interpretasi data, dan menerapkan konsep dalam pemecahan
masalah adalah agar siswa dapat membangun pemahaman yang lebih mendalam dan bermakna. Hal ini sejalan
dengan pendapat Winarno yang dikemukakan dalam buku Hendriana (2021) yang mengatakan bahwa kemampuan
pemahaman konsep merupakan kemampuan yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran, terutama untuk
memperoleh pengetahuan matematika yang bermakna.
Konsep matematika menurut Dahar (2011) diibaratkan sebagai batu perkembangan dalam berpikir, artinya
siswa akan mengalami kesulitan dalam menjalani proses pembelajaran ke jenjang yang lebih tinggi apabila belum
memahami konsep tersebut. Konsep matematika memiliki hubungan dengan konsep matematika lainnya, sehingga
apabila siswa belum memahami konsep dasar, siswa akan kesulitan dalam memahami dan memecahkan masalah
matematika yang lebih kompleks. Dengan memahami konsep secara mendalam, siswa dapat memahami hubungan
antar konsep tersebut dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Hal ini akan membantu
siswa dalam memahami materi yang lebih kompleks. Selain itu, pemahaman konsep juga membantu siswa untuk
mengembangkan kemampuan matematika lainnya (Hendriana dkk., 2021). Oleh karena itu dalam pembelajaran
matematika, pemahaman konsep perlu ditekankan, siswa harus memahami konsep dasar dengan baik sebelum
beranjak ke konsep yang lebih kompleks. Dengan pemahaman konsep yang baik akan membantu siswa dalam
memecahkan masalah matematika dan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut NCTM (2000), pemahaman siswa terhadap konsep matematika dapat dilihat dari kemampuan
siswa dalam: (1) mendefinisikan konsep secara lisan dan tertulis; (2) membuat contoh dan bukan contoh; (3)
merepresentasikan konsep dengan simbol; (4) mengubah bentuk konsep.
26 | Jurnal Penelitian Internasional dalam Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1, 2023, 25-36
Machine Translated by Google
Afinda, DAN, Pengaruh Siswa...
representasi ke bentuk lain; (5) mengenal berbagai makna dan penafsiran konsep; (6) mengidentifikasi hakikat
konsep dan istilah-istilah yang mendefinisikan konsep; (7) membedakan dan membandingkan konsep.
Namun pada kenyataannya, pemahaman konsep matematika saat ini masih lemah, bahkan banyak siswa
yang masih salah dalam memahami konsep matematika. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil survei Program for
International Student Assessment (PISA) tahun 2018 yang menyatakan bahwa Indonesia berada di peringkat 72
dari 78 negara peserta survei. Skor rata-rata yang diperoleh siswa Indonesia adalah 379, di bawah skor rata-rata
siswa di negara lain, yaitu 489 (Tohir, 2019). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep di
Indonesia masih relatif rendah.
Pemahaman konsep matematika yang rendah juga terjadi di SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti saat pelaksanaan Praktik Pengalaman
Lapangan pada bulan Maret 2023, terlihat bahwa masih banyak siswa yang hanya menghafal rumus-rumus yang
telah diberikan oleh guru, sehingga ketika siswa diberikan soal yang berbeda dengan contoh, mereka akan
kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut. Begitu pula ketika siswa diberikan soal cerita, sebagian besar dari
mereka kesulitan untuk menuliskannya kembali ke dalam bahasa matematika. Kemudian ketika guru menunjuk
siswa untuk menjelaskan kembali materi yang telah dipelajarinya, siswa tidak dapat menjelaskan tanpa melihat
dari buku catatan yang telah ditulisnya. Selain itu, ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, tidak ada satupun siswa yang bertanya, padahal banyak dari mereka yang belum memahami materi
tersebut.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti (2015) salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa adalah proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Bahkan,
dalam proses pembelajaran, guru masih menggunakan model konvensional atau ceramah, yang menjadikan guru
sebagai pusat informasi, sehingga siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep matematika, guru harus menerapkan model pembelajaran yang inovatif, agar
siswa lebih aktif selama proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa
untuk aktif adalah model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD).
Model Student Team Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu jenis model pembelajaran
kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan di Hopkin University (Nurdyansyah & Fahyuni,
2016). Dalam model Student Team Achievement Divisions (STAD), mahasiswa akan
dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen berdasarkan kemampuan akademik mereka dalam berdiskusi dan
bekerja sama memecahkan masalah. Saat belajar berkelompok, siswa didorong untuk membantu menjelaskan
kepada teman-temannya, sehingga semua anggota dalam setiap kelompok dapat memahami konsep yang
dipelajari. Setelah belajar berkelompok, setiap siswa akan diuji melalui kuis atau tes, dan mereka tidak
diperbolehkan bekerja sama.
Diskusi atau pembelajaran kelompok, menurut sintaksisnya, dilakukan untuk mendukung model Student
Team Achievement Divisions (STAD). Selain itu, untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa,
perlu diterapkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Menurut Azhar (2011), media pembelajaran
adalah media yang dapat memperlancar penyampaian materi kepada siswa sehingga dapat diterima dengan baik
dan menarik minat belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran yang interaktif dan menarik akan membuat
siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Jurnal Penelitian Internasional dalam Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1, 2023, 25-36 | 27
Machine Translated by Google
Afinda, DAN, Pengaruh Siswa...
dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu media yang dapat memudahkan siswa
memahami konsep matematika adalah media Geogebra.
Geogebra merupakan salah satu media pembelajaran berbasis komputer yang dapat mendukung
pembelajaran matematika. Geogebra diciptakan oleh Markus Hohenwarter pada tahun 2001, dan
dikembangkan untuk memecahkan masalah matematika, terutama yang berkaitan dengan geometri dan
aljabar (Priatna & Arsani, 2019). Menurut Syahbana (2016), Geogebra adalah program komputer yang
digunakan sebagai alat bantu untuk mengkonstruksi dan memvisualisasikan atau mendemonstrasikan
konsep matematika secara interaktif dan dinamis. GeoGebra menyediakan alat bantu untuk
mengkonstruksi titik, garis, bangun datar, bangun geometri, dan geometri lainnya yang disertai dengan
perhitungan geometri. Melalui Geogebra, konsep matematika yang abstrak dapat divisualisasikan
sehingga siswa dapat lebih mudah memahami konsep matematika.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini penting untuk dilakukan, hal ini sejalan dengan
pentingnya kemampuan pemahaman konsep matematika dalam pembelajaran matematika. Untuk
memudahkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika, guru harus
menerapkan model dan media pembelajaran yang inovatif, agar siswa lebih aktif selama proses
pembelajaran. Salah satu model dan media pembelajaran yang dinilai cocok untuk memudahkan dan
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep adalah model pembelajaran Student Team Achievement
Divisions (STAD) berbantuan media GeoGebra. Dari hal tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian
terkait pengaruh model pembelajaran STAD berbantuan media GeoGebra terhadap kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa yang peneliti tuliskan dalam judul, “Pengaruh Model Student
Team Achviement Divisions Berbantuan Media Geogebra terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika”.
B. Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental
adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji hipotesis tentang hubungan kausal antara dua variabel
atau lebih. Dalam penelitian eksperimental, peneliti melakukan perlakuan dengan menciptakan kondisi
tertentu dengan mengendalikan atau memanipulasi satu atau lebih variabel independen untuk melihat
pengaruhnya terhadap variabel dependen (Kountur, 2009). Dalam penelitian ini, variabel independennya
adalah "Model Pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) berbantuan Media Geogebra"
dan variabel dependennya adalah "Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa".
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto yang beralamat di Jl. Perintis
Kemerdekaan No. 6, Penisian, Purwokerto Kulon, Kec. Purwokerto Sel., Kabupaten Banyumas, Jawa
Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2022/2023 pada semester II atau semester
genap, tepatnya pada bulan Mei 2023 sampai selesai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto tahun ajaran 2022/2023 yang terdiri dari 5 kelas
yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, dan VIII E dengan jumlah keseluruhan 118 siswa. Sampel
merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel praktis, yaitu peneliti
memilih sampel karena bersedia dan bersedia untuk diteliti (Creswell, 2012). Dari lima kelas dengan
total 118 siswa, peneliti mengambil 38 siswa untuk dijadikan subjek penelitian.
28 | Jurnal Penelitian Internasional dalam Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1, 2023, 25-36
Machine Translated by Google
Afinda, DAN, Pengaruh Siswa...
sampelnya, 24 siswa berasal dari kelas VIII B dan 14 siswa berasal dari kelas VIII D. Kelas VIII B menjadi kelas
eksperimen dan kelas VIII D menjadi kelas kontrol.
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan tes. Observasi dilakukan
untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran STAD berbantuan media geogebra, instrumen yang
digunakan untuk mengamati keterlaksanaan adalah lembar observasi yang dilakukan oleh dua orang observer.
Tes uraian merupakan tes yang pertanyaannya menghendaki jawaban uraian, di mana jawaban tersebut merupakan
pendapat dari pengetahuan yang dimiliki oleh seorang individu (Asrul dkk., 2014). Dalam penelitian ini, peneliti
mengumpulkan data dengan cara tes uraian yaitu pretest dan posttest. Pretest diberikan sebelum penelitian
dilakukan sedangkan posttest diberikan setelah penelitian dilakukan.
Selanjutnya metode analisis data, untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran STAD berbantuan
media geogebra dari lembar observasi, maka pedoman pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Pedoman Pengambilan Keputusan Implementasi
Deskripsi Skor Rata-rata Implementasi
3,25 ÿ x ÿ 4,00 Sangat baik
Bagus
2,50 ÿ x < 3,25
1,75 ÿ x < 2,50 Cukup Baik
Tidak Baik
1,00 ÿ x < 1,75
Kemudian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh media pembelajaran STAD berbantuan
Model pembelajaran terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika geogebra dilakukan dengan menguji
perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika menggunakan model pembelajaran
STAD berbantuan media geogebra. Untuk menguji perbedaan tersebut menggunakan data pretest dan posttest
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang kemudian dianalisis dengan uji T dengan taraf signifikansi 0,05. Uji
T dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS, sebelum melakukan uji T terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang
harus dipenuhi yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Kriteria pengujian pada uji T, jika nilai signifikansi (2-tailed)
< 0,05 maka ditolak dan diterima. Jika nilai signifikansi (2-tailed) > 0,05 maka diterima dan ditolak. Hipotesisnya
adalah sebagai berikut:
1
0
=
0:
1
1:
1
ÿ
1
0
2
2
C. Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Data Implementasi Model Pembelajaran STAD Berbantuan Media Geogebra Berdasarkan data
implementasi yang diambil dari lembar
observasi yang diberikan kepada pengamat, pengambilan keputusan untuk analisis data implementasi
dapat dilihat pada Tabel 1. Berikut adalah hasil observasi implementasi yang diisi oleh pengamat:
Jurnal Internasional Penelitian Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1, 2023, 25-36 | 29
Machine Translated by Google
Afinda, DAN, Pengaruh Siswa...
Tabel 2. Hasil Observasi Implementasi
Pengamat
TIDAK.
1
Wiji Satrianingrum, S.Pd.
2
Sisfi Sulistiani, S.Pd.
3
Wiji Satrianingrum, S.Pd.
4
Tanggal Pengamat Skor
Pengamatan
Total
Skor
Selasa, 16 Mei
2023
40
3.33
Selasa, 16 Mei
2023
42
3.50
45
3,75
47
3.92
Pengamat Rata-rata
Skor
3,42
Senin, 22
Mei 2023
Senin, 22
Sisfi Sulistiani, S.Pd.
Mei 2023
Hasil Skor Observasi
3,84
3,63
Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa total skor rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi
implementasi oleh Wiji Satrianingrum, S.Pd. dan Sisfi Sulistiani adalah 3,63. Berdasarkan
pedoman pengambilan keputusan pada Tabel 1, nilai 3,63 termasuk dalam kategori "Sangat
Baik". Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa implementasi model pembelajaran Student
Team Achievement Divisions (STAD) berbantuan Geogebra pada kelas eksperimen sangat baik.
2. Analisis Data Pengaruh Model Pembelajaran Student Team Achievement
Divisions (STAD) Berbantuan Media Geogebra terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika
Pada analisis data pengaruh, hasil pretest dan posttest dari
Kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan beserta penjelasannya:
a. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data pretes kemampuan pemahaman konsep matematika pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol diperoleh sebelum penerapan model pembelajaran Student Team Achievement
Divisions (STAD) berbantuan media GeoGebra dan model pembelajaran konvensional. Hasil
data pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Pretest Pretest
TIDAK.
1 AHP 75
2 AWU 71
3 ANW 71
4 DDK 61
5 DP 71
6 DRA 61
7 EVP 61
8 FSM 54
9 FSM 68
10 JBA 83
11 KAD 75
12 KSS 43
13 MMP 50
14 MFT 43
15 NDA 16
NAR 17 NK 18
PAR 19 RJP
20 RTW
64 AHA
46 AAP
43 AAM 71
BK
DAZ 75
75
DKS
EDT
54
EBH 39
54
JAUH
57 MFK
86 MNA
64 NF 86
SPR
79 VDH 75
82
39
61
54
79
30 | Jurnal Penelitian Internasional dalam Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1, 2023, 25-36
Machine Translated by Google
Afinda, DAN, Pengaruh Siswa...
21
SD
22 SL
23 TSK
24 ZAP
46
43
79
61
Jumlah
tahun 1512
63
Rata-rata
Jumlah
887
63.35714
Rata-rata
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa skor pretes kelas eksperimen memiliki skor terendah 30 dan skor
tertinggi 86, dengan skor rata-rata 63 dari 24 siswa yang mengerjakan. Sementara itu, kelas kontrol memiliki skor
terendah 43 dan skor tertinggi 83, dengan skor rata-rata 63,35 dari 14 siswa yang mengerjakan. Selisih skor ratarata kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda, yaitu 0,35, yang berarti kemampuan awal siswa dari
kedua kelas tersebut sama.
Hal ini dapat dibuktikan lebih lanjut dengan menguji hipotesis data pretes. Dalam penelitian ini, uji hipotesis yang
digunakan adalah uji-t dengan uji prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas.
Kemudian uji normalitas, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
dengan aplikasi SPSS versi 25. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian tersebut adalah bahwa angka
signifikansi uji Kolmogorov Smirnov Sig. ÿ 0,05 maka data terdistribusi normal dan jika angka signifikansi adalah
uji Shapiro Wilk Sig. < 0,05 yang berarti data tidak terdistribusi normal (Sugiyono, 2015). Berikut adalah hasil uji
normalitas data nilai pretes:
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Pretest
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistik
Tanda tangan df df .097
pretes
.131
38
Statistik
.945
Tanda tangan.
38
.063
a. Koreksi Signifikansi Lilliefors
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada hasil pretes lebih besar dari 0,05 yaitu
0,063 > 0,05 artinya ditolak dan diterima, sehingga dapat
1 hasil pretes kelas eksperimen
0 dikatakan bahwa data
dan kelas kontrol merupakan data yang berdistribusi normal.
Setelah data diuji normalitasnya, dilanjutkan dengan uji homogenitas, uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama. Uji homogenitas dapat
dilakukan jika kelompok data berdistribusi normal. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian tersebut
adalah jika skor signifikansi untuk uji tersebut homogen ÿ 0,05 yang berarti data homogen dan jika skor signifikansi
untuk uji tersebut homogen < 0,05 yang berarti data tidak homogen (Nuryadi et al., 2017). Dalam penelitian ini uji
homogenitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 25. Berikut adalah hasil uji homogenitas dari
data nilai pretes:
Jurnal Internasional Penelitian Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1, 2023, 25-36 | 31
Machine Translated by Google
Afinda, DAN, Pengaruh Siswa...
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Pretest
Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa data hasil pretes pada rata-rata memiliki nilai signifikansi 0,194,
yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data hasil pretes bersifat homogen.
Uji-t dilakukan setelah data penelitian terdistribusi normal dan homogen. Hipotesis dalam penelitian ini diuji
dengan uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami konsep matematika.
Berikut hasil uji-t menggunakan aplikasi SPSS versi 25:
Tabel 6. Hasil Uji T Data Pretest
Uji Levene untuk
Kesetaraan
Varians
Uji t untuk Kesetaraan Rata-rata
Standar.
Tanda tangan (2-
F
T
Tanda tangan.
df
berekor)
1.754 .194 -.074 36
pra-tes Varians
yang sama
Berarti
Kesalahan
Berbeda
Berbeda
ini
ini
.942 -.35714 4.84340
Interval Kepercayaan
95% dari Perbedaan
Bawah Atas
- 9.46572
10.180
01
diasumsikan
-.078 32.44
Varians
yang sama
-
0,938 -0,35714 4,55689
9
8.91991
9.6341
9
bukan
diasumsikan
Berdasarkan tabel 6, dari uji-t yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yang diperoleh
pada data pretes sebesar 0,942. Nilai signifikansi 0,942 > 0,05, maka diterima dan ditolak, 0 yang berarti
bahwa
0
=
hasil nilai kelas eksperimen dan kelas
2,
kontrol
tidak berbeda secara signifikan. Dengan demikian, dapat dikatakan
1
ÿ
1
bahwa kemampuan awal siswa mengenai pemahaman konsep matematika, baik dari kelas eksperimen maupun
kelas kontrol, memiliki kemampuan yang sama. Sehingga model pembelajaran STAD berbantuan geogebra dapat
diterapkan pada kelas yang dikenal sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas VIII B dan model pembelajaran
konvensional diterapkan pada kelas kontrol, yaitu kelas VIII D.
b. Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data posttest kemampuan pemahaman konsep matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh setelah penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) berbantuan media
GeoGebra dan model pembelajaran konvensional. Hasil data posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
disajikan dalam tabel berikut:
32 | Jurnal Penelitian Internasional dalam Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1, 2023, 25-36
Machine Translated by Google
Afinda, DAN, Pengaruh Siswa...
Tabel 7. Data nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Kontrol Posttest Posttest
Kelas Eksperimen 1 AHP
80 AHA 77
83 AAP
43
2 AWU
80 AAM
70
3 ANW
4 DDK
BK
90
47
5 DP
93 DAZ
67
6 DRA
77
90 DKS
77
93
7 EVP
EBH
80
80
8 FSM
JAUH
60
90
9 FSM
60 MFK
67
10 JBA
11 KAD
93 MNA
67
97 NF
90
12 KSS
13 MMP
87
73
SPR
14 MFT
60
87 VDH
15 NDA
97
16 NAR
93
17 NK
93
18 PAR
50
83
19 RJP
70
20 RTW
100
21 SD
73
22 SL
70
23 TSK
24 ZAP
100
tahun
Jumlah
Jumlah
971
2016 84
69.3571
Rata-rata
Rata-rata
TIDAK.
Waktu Standar Timur
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa skor posttest kedua kelas berbeda.
Kelas eksperimen memiliki nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 100, dengan nilai rata-rata
84 dari 24 siswa yang mengerjakannya. Sementara itu, kelas kontrol memiliki nilai terendah
43 dan nilai tertinggi 93, dengan nilai rata-rata 69,35 dari 14 siswa yang mengerjakannya.
Selisih nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang signifikan,
yaitu 14,65 yang berarti kemampuan pemahaman konsep matematika kedua kelas tersebut
berbeda setelah diberikan perlakuan, kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih
tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini dapat dibuktikan lebih lanjut dengan menguji hipotesis
data posttest. Dalam penelitian ini, uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t dengan uji
prasyarat adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
Kemudian uji normalitas, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan aplikasi SPSS versi 25. Kriteria pengambilan
keputusan dalam pengujian tersebut adalah angka signifikansi uji Kolmogorov Smirnov Sig.
ÿ 0,05 maka data terdistribusi normal dan jika angka signifikansi uji Shapiro Wilk Sig. < 0,05
yang berarti data tidak terdistribusi normal (Sugiyono, 2015). Berikut adalah hasil uji
normalitas data nilai posttest:
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Posttest
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistik
Statistik df Sig. df .177
hasil_posttest
.121
38
.947
Tanda tangan.
38
.070
a. Koreksi Signifikansi Lilliefors
Jurnal Penelitian Internasional dalam Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1, 2023, 25-36 | 33
Machine Translated by Google
Afinda, DAN, Pengaruh Siswa...
Berdasarkan Tabel 8, terlihat bahwa nilai signifikansi pada hasil posttest lebih besar
dari 0,05, yaitu 0,07 > 0,05, yang berarti diterima.
Dengan
dan
demikian,
1 dapat dikatakan bahwa
0 ditolak
data hasil posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
Setelah data diuji normalitasnya, dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji homogenitas
dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang
sama. Uji homogenitas dapat dilakukan jika kelompok data berdistribusi normal. Kriteria
pengambilan keputusan dalam pengujian adalah jika nilai signifikansi untuk uji homogen ÿ
0,05 yang berarti data homogen dan jika nilai signifikansi untuk uji homogen < 0,05 yang
berarti data tidak homogen. Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan
menggunakan aplikasi SPSS versi 25. Berikut adalah hasil uji homogenitas dari data nilai
posttest:
Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas Posttest
Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa data posttest berdasarkan mean memiliki
nilai signifikansi 0,768, yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data hasil
posttest bersifat homogen.
Uji t dilakukan setelah diketahui bahwa data penelitian yang ada terdistribusi normal dan homogen. Untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji T. Dalam penelitian ini, uji T dilakukan untuk mengetahui
apakah Divisi Prestasi Tim Mahasiswa
Model pembelajaran (STAD) berbantuan media GeoGebra berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Berikut hasil uji-t menggunakan aplikasi
SPSS:
Tabel 10. Hasil Uji T Data Posttest
milik Levene
Uji untuk
Kesetaraan
Varians
Uji t untuk Kesetaraan Rata-rata
Berarti
Tanda tangan (2-
Tanda Tangan F.
posttest Varians
yang sama
T
0,089 0,768 3,302 36
df
berekor)
Standar.
Keyakinan 95%
Kesalahan
Interval dari
Berbeda Berbeda
ence
.002 14.642
ini
Perbedaan
Bawah Atas
4.43436 5.6495
86
diasumsikan
34 | Jurnal Penelitian Internasional dalam Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1, 2023, 25-36
23.6361
6
5
Machine Translated by Google
Afinda, DAN, Pengaruh Siswa...
Varians
yang sama
3.198 24.73
.004 14.642
7
4.57938 5.2063
86
24.0793
6
5
bukan
diasumsikan
Selanjutnya, berdasarkan tabel 10, dari uji t yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yang diperoleh
pada data posttest adalah 0,002. Nilai signifikansi 0,002 < 0,05 berarti 0 ditolak dan 1 diterima , yang berarti terdapat perbedaan
ÿ
2, kelas kontrol yang menggunakan model
hasil kelas eksperimen yang menggunakan model
dan
1 STAD berbantuan media Geogbra
1
konvensional. Kemudian, jika dilihat dari tabel 4.7, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen adalah 84 dan
kelas kontrol adalah 69,35.
Artinya nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Dari kemampuan awal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, setelah diberikan perlakuan, yaitu kelas
eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran STAD berbantuan geogebra dan kelas kontrol yang diberi
perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil posttest atau hasil akhir pada kedua
kelas, yaitu kelas eksperimen memperoleh nilai yang lebih baik daripada kelas kontrol. Dengan demikian dapat dikatakan terdapat
pengaruh model Student Team Achievement Divisions (STAD) berbantuan media geogebra terhadap kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa pada materi lingkaran kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto.
Dari hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD)
berbantuan media Geogebra dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Pitri Oktaviani, Nurhanurawati, dan Coesamin (2013) yang menyatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika siswa dan juga hasil penelitian Ramantia (2016)
yang menyatakan adanya pengaruh penggunaan Geogebra terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada hasil observasi yang dilakukan oleh Wiji Satrianingrum, S.Pd.
dan Sisfi Sulistiani memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,63.
Berdasarkan pedoman pengambilan keputusan diperoleh nilai 3,63 termasuk dalam kategori “Sangat Baik”, sehingga dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) berbantuan media GeoGebra
pada kelas eksperimen sangat baik.
Penerapan model Student Team Achievement Divisions (STAD) berbantuan media geogebra berpengaruh terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto. Hal ini dapat dibuktikan dari
hasil uji hipotesis menggunakan uji-t yaitu diperoleh nilai signifikansi 0,002 < 0,05, ditolak dan diterima yang artinya terdapat
perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perbedaan
tersebut kemudian terlihat
1 dari nilai rata - rata yang diperoleh kelas eksperimen yang menerapkan model STAD
berbantuan media geogebra lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menerapkan model konvensional.
Jurnal Penelitian Internasional dalam Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1, 2023, 25-36 | 35
Machine Translated by Google
Afinda, DAN, Pengaruh Siswa...
Referensi
Asrul, Ananda, R., & Rosinta. (2014). Evaluasi Pembajalaran. Di Ciptapustaka Media.
Azhar, A. (2011). Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada.
BSNP. (2006). Permendiknas No.22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas.
Creswell, JW (2012). Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Penelitian Pendidikan
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Nebraska.
Dahar, RW (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Depdiknas.
Hendriana, H., Rohaeti, EE, & Sumarmo, U. (2021). Hard Skill dan Soft Skill Matematik Siswa. Refika Aditama.
Kamarullah, K. (2017). Pendidikan Matematika Di Sekolah Kita. Al Khawarizmi: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Matematika, 21. https://doi.org/10.22373/jppm.v1i1.1729
1(1),
Kountur, R. (2009). Metode Penelitian Untuk Penyusunan Skripsi Dan Tesis. Percetakan
Buana Printing.
NCTM. (2000). Prinsip dan Standar Matematika Sekolah. Dewan Nasional Guru Matematika.
Nurdyansyah, & Fahyuni, EF (2016). Model Inovasi Sesuai Pembelajaran Kurikulum 2013.
Di Nizmania Learning Center.
Nuryadi, Astuti, TD, Utami, ES, & Budiantara, M. (2017). Buku Ajar Dasar-dasar Statistik Penelitian. Sibuku Media.
Oktaviani, P., Nurhanurawati, & Coesamin, M. (2013). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal Universitas
Lampung, 1(5), 2–8.
Priatna, N., & Arsani, M. (2019). Media Pembelajaran Matematika Dengan Geogebra. Remaja
Rosdakarya.
Ramantia, E. (2016). Pengaruh Penggunaan Geogebra Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis.
UniversitasLampung.
Sanjaya. (2009). Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan. Prenada.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Alfabeta.
Syahbana, A.
(tahun 2016).
Belajar Menguasai https://
Ali
Syahbana.
syahbanaumb.files.wordpress.com/2016/06/buku-geogebra-pdf.pdf
Tohir, M. (2019). Hasil PISA Indonesia Tahun 2018 Turun Dibanding Tahun 2015. Makalah Matematohir, 2(1), 1–
2. https://matematohir.wordpress.com/2019/12/03/hasil-pisa-indonesia-tahun-2018-turun-dibandingtahun-2015/
UUD. (1945). Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1. Republik Indonesia.
Widyastuti, E. (2015). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Komunikasi Matematis Siswa Dengan
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 3.
36 | Jurnal Penelitian Internasional dalam Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1, 2023, 25-36
Download