Uploaded by common.user150973

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN

advertisement
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYULUHAN TENTANG GIZI IBU HAMIL DAN PEMBAGIAN PMT
PADA IBU HAMIL DI KELURAHAN BATU URIP, RT 01 & 02,
KECAMATAN LUBUK LINGGAU UTARA 2,
KOTA LUBUK LINGGAU, PROVINSI
SUMATERA SELATAN
Disusun Oleh :
Kelompok 1B
1. Destya Indanitry
(22230219P)
2. Dewi Lestari
(22230212P)
3. Githa Tallia Oktadinova Putri
(22230211P)
4. Hamka Tanjung
(22230210P)
5. Endang Priyanti
(22270106P)
6. Ayu Maria Lestari
(22270103P)
7. Renny Yensi
(22270141P)
8. Witri Ayu
(22270090P)
9. Rike Ardiani
(22270102P)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (SI)
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (SI)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2024
LEMBAR PENGESAHAN
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu 2024
Batu Urip,
Juni 2024
Ketua Pelaksana
Sekretaris
(Asmi Muqaromah)
(Ayu Permatasari)
Mengetahui
CI Pembimbing Lapangan
Puskesmas
CI Pembimbing Lapangan
Puskesmas
(Ns. Widya Anggraini, S. Kep)
(Liza Triana, S. ST)
Kepada Dusun II
Desa Pekik Nyaring
(Robby Anggara)
Penangganggung Jawab
(Bd.Ronalen Br Situmorang, SST,M.Keb)
ii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdullilah kami ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan kegiatan ”Penyuluhan Tentang Gizi Ibu Hamil Dan
Pembagian PMT Pada Ibu Hamil”. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dijalan yang benar sampai akhir
zaman.
Dalam pelaksanaan penyusunan laporan kegiatan ini kami ucapkan banyak
terima kasih kepada dosen pembimbing lapangan yang telah membimbing kami
sampai kini.
Kami menyadari dalam penulisan laporan kegiatan ini masih banyak
kekurangan, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan laporan kegiatan kami ini. Kami harap laporan kegiatan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Selanjutnya, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu sehingga laporan ini dapat dilaksanakan.
Ucapan terimakasih khususnya penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Husaini, S.E.,M.Si,Ak Selaku Rektor Universitas Dehasen
Bengkulu
2. Ibu Dr. Tuti Rohani,S,Si.T.,M.Kes Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Dehasen Bengkulu
3. Bapak Darmawansyah,SKM.,M.Kes, Selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu
4. Ibu Dra. Hj. Ice Rakizah Syafrie, M.Kes, Selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu
5. Ibu Ns. Danur Azissah RS,S.Kep.,M,Kes, Selaku
Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan (S1) Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah banyak membantu
penulis dalam penyusunan Laporan Pelaksanaan Kegiatan.
iii
6. Ibu Bd. Syami Yulianti, S.S.T.,M.Keb Selaku
Ketua Prodi Ilmu
Kebidanan (S1) Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah banyak membantu
penulis dalam penyusunan Laporan Pelaksanaan Kegiatan.
7. Ibu Bd.Ronalen Br Situmorang, SST,M.Keb Selaku Dosen Pembimbing
Lapangan yang telah banyak membantu penulisan Laporan Pelaksanaan
Kegiatan.
8. Ibu Ns. Widya Anggraini, S. Kep Selaku CI yang telah banyak membantu
penulisan Laporan Pelaksanaan Kegiatan.
9. Ibu Liza Triana, S. ST Selaku CI yang telah banyak membantu penulisan
Laporan Pelaksanaan Kegiatan.
10. Bapak Robby Anggara Selaku Kepala RT Kelurahan Batu Urip yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan.
Batu Urip,
Penulis
iv
Juni 2024
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 10
A. Latar Belakang ........................................................................................... 10
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10
C. Tujuan Kegiatan ......................................................................................... 11
D. Manfaat Kegiatan ....................................................................................... 11
E. Khalayak Sasaran ....................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAK ............................................................................. 13
A. Konsep Dasar Gizi ..................................................................................... 13
B. Konsep Dasar Kehamilan........................................................................... 15
C. Konsep Dasar Ibu ....................................................................................... 23
D. Konsep Dasar Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ............................. 23
E. Konsep Dasar Pengetahuan ........................................................................ 31
BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................. 35
A. Keterkaitan Kegiatan .................................................................................. 35
B. Jadwal Pelaksanaan .................................................................................... 35
C. Kegiatan ..................................................................................................... 36
D. Anggaran Belanja ....................................................................................... 37
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 38
A. Hasil Kegiatan ............................................................................................ 38
B. Pembahasan ................................................................................................ 38
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 39
A. Kesimpulan ................................................................................................ 39
B. Saran ........................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40
vi
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul Tabel
Halaman
3.1
Jadwal Kegiatan
35
3.2
Anggaran Belanja
37
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Leaflet
Lampiran 2
Dokumentasi Kegiatan
viii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Penyuluhan Tentang Gizi Ibu Hamil Dan Pembagian PMT Pada Ibu Hamil
ini sangat penting untuk diberikan kepada masyarakat yang saat ini tengah
mengalami terutama Ibu sedang hamil. Maka dari itu penyuluhan ini di berikan
untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya Ibu hamil bahwa
gizi pada Ibu hamil itu sangat penting, dan setelah dilakukan penyuluhan ini
diharapkan Ibu hamil dapat memahami mengenai gizi pada ibu hamil dan
pembagian PMT yang cocok untuk Ibu hamil.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu.
Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami
dimana para calon ibu harus sehat dan mempunyai kecukupan gizi
sebelum dan setelah hamil. Agar kehamilan berjalan sukses, keadaan gizi
ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil
mendapatkan tambahan protein, minimal seperti zat besi dan kalsium,
vitamin, asam folat dan energi. Kekurangan atau kelebihan makanan pada
masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu, janin yang dikandung
serta jalannya persalinan. Jika zat gizi yang diterima dari ibu tidak
mencukupi maka janin yang ada dalam kandungan ibu akan mengalami
kurang gizi dan lahir dengan berat badan rendah yang mempunyai
konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya. Oleh
karena itu, perhatian terhadap gizi dan pengawasan berat badan (BB)
selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam pengawasan
kesehatan pada masa hamil.
Sejak abad ke-16 telah diketahui bahwa janin dalam kandungan
membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat memberikannya. Oleh
sebab itu makanan ibu harus cukup untuk berdua, yaitu untuk ibu dan anak
dalam kandungannya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa apabila
jumlah makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil kurang maka berat
bayi yang dilahirkan menjadi lebih kecil. Gizi yang adekuat selama hamil
akan mengurangi resiko dan komplikasi pada ibu untuk menjamin
pertumbuhan jaringan sehingga bayi baru lahir memiliki berat badan
optimal (Depkes, 2008).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
kegiatan ini adalah “gizi pada ibu hamil”.
10
C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Pada akhir proses penyuluhan, seluruh lansia dan pra-lansia di
Dusun II Desa Pekik Nyaring dapat mengerti dan memahami tentang
penyakit Diabetes Mellitus.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 25 menit, diharapkan
lansia Dusun II Desa Pekik Nyaring mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian dari Diabetes Mellitus
b. Menjelaskan tentang penyebab dari Diabetes Mellitus
c. Menjelaskan tentang tanda dan gejala dari Diabetes Mellitus
d. Menjelaskan tentang komplikasi Diabetes Mellitus
e. Menjelaskan tentang pantangan maakanan Diabetes Mellitus
f. Menjelaskan tentang cara penanganan Diabetes Mellitus
D. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengetahui komplikasi serta faktor yang berhubungan
dengan tingkat diabetes mellitus.
b. Dapat mengetahui cara menangani diabetes mellitus.
2. Bagi tenaga Kesehatan
a. Membantu mengurangi gejala diabetes mellitus.
b. Membantu memberikan informasi mengenai diabetes mellitus
kepada masyarakat.
3. Bagi masyarakat
a. Meningkatkan informasi masyarakat tentang apa itu diabetes
mellitus, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, pantangan
makanan dan cara penanganan diabetes mellitus.
b. Masyarakat mengetahui tentang faktor yang berhubungan dengan
diabetes mellitus.
11
E. Khalayak Sasaran
Masyarakat Dusun II Desa Pekik Nyaring khususnya bagi PraLansia hingga Lansia yang tengah mengalami diabetes mellitus maupun
yang berisiko mengalami diabetes mellitus.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Gizi
1. Definisi
Gizi adalah zat makanan pokok yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Gizi seimbang adalah susunan
makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh yaitu jenis kelamin,
umur dan status kesehatan. Pola makan yang tidak bergizi
seimbang beresiko menyebabkan kekurangan gizi seperti anemia
dan berat badan kurang, dapat pula terjadi gizi berlebih (obesitas)
yang dapat beresiko terjadinya penyakit degeneratif seperti
hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes melitus.
2. Klasifikasi
Dalam ilmu gizi dikenal lima macam zat gizi, yaitu
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Secara umum
fungsi dari zat-zat makanan adalah:
a. Sumber energi atau tenaga. Jika fungsi ini terganggu, orang
menjadi berkurang geraknya atau kurang giat dan merasa cepat
lelah.
b. Menyokong pertumbuhan badan, yaitu penambahan sel baru
pada sel yang sudah ada.
c. Memelihara jaringan tubuh, mengganti yang rusak atau aus
terpakai, seperti mengganti sel yang tampak jelas pada luka
tubuh yaitu terjadinya jaringan penutup luka.
d. Mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan dalam
cairan tubuh (keseimbangan air, asam basa, dan mineral)
e. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap
berbagai penyakit sebagai antioksidan dan antibodi lainnya.
3. Pilar
13
Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang
pada
dasarnya
merupakan
rangkaian
upaya
untuk
menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang
masuk dengan memantau berat badan secara teratur.
4 (empat) Pilar Gizi seimbang mencakup :
a. Mengonsumsi anekaragam pangan dengan proporsi makanan
yang seimbang (karbohidrat, lemak, protein, mineral dan
vitamin)
b. Membiasakan perilaku hidup bersih
c. Melakukan aktivitas fisik yang teratur
d. Memantau
Berat
Badan
(BB)
secara
teratur
untuk
mempertahankan berat badan normal
Dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas
fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan
normal akan dapat mencegah terjadinya masalah gizi.
4. Jenis Makanan Yang Sehat
Untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak
mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan,
melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan.
Dalam memilih asupan makanan bukan hanya dilihat dari
faktor menyenangkan saja, tetapi juga perlu memilih makanan
yang menyehatkan.
a. Pilih makanan yang seimbang sesuai kebutuhan, seimbang
nutrisi dan nilai gizinya. Makanan yang tidak seimbang akan
menyebabkan kurang sehatnya tubuh.
b. Tubuh harus mendapatkan makanan lengkap yang seimbang
mulai dari karbohidrat yang didapatkan dari beras dan tepung,
protein dari lauk seperti daging dan ikan, sayuran yang banyak
mengandung serat, dan buah-buahan yang kaya vitamin.
c. Sajikan makanan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi tubuh (sehat/sakit)
14
d. Siapkan makanan sesuai piramida makanan yang baik dan
menyehatkan. Makanan yang berada di piramid paling bawah
merupakan makanan yang semestinya dikonsumsi dalam
jumlah terbesar, demikian sampai ke atas merupakan makanan
yang dikonsumsi dalam jumlah paling sedikit
e. Masaklah makanan dan pilih makanan di luar yang tidak
mengandung perasa, pewarna, dan pengawet buatan dan
berbahaya bagi tubuh.
f. Dianjurkan mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buahbuahan.
g. Makanan yang mengandung gula, garam dan lemak dianjurkan
untuk dikurangi karena dapat meningkatkan resiko beberapa
penyakit.
h. Minum air dalam jumlah yang cukup telah dimasukkan dalam
komponen gizi seimbang oleh karena pentingnya air dalam
proses metabolisme dan dalam pencegahan dehidrasi.
B. Konsep Dasar Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari), dan terbagi dalam periode 3 triwulan /
trimester (Nugroho, 2014).
Menurut
Federasi
Obstetri
Ginekologi
Internasional,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester. Trimester
pertama berlangsung selama 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga
13 minggu (minggu ke 28 hingga minggu ke 40) (Prawirohardjo,
2009).
2. Fisiologi Proses Kehamilan
15
Menurut Manuaba (2010) proses kehamilan akan terjadi
jika terdapat 5 aspek berikut:
a. Ovum
Merupakan sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelius yang
dilindungi oleh zona pelusida dan korona radiata.
b. Spermatozoa
Bentuk sperma seperti cebong yang terdiri atas kepala
(lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher
(penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10
kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak). Pada
saat berhubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang
mengandung 40-60 juta sperma setiap cc.
c. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti sperma disebut konsepsi
atau fertilisasi dan membentuk zigot. proses konsepsi dapat
berlangsung seperti berikut :
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, dilindungi
oleh korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah
sitoplasma yng disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang, nutrisi
yang dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona
pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang
paling luas yang dindingnya penuh dengan jonjot dan
tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai hidup
terlama di dalam ampula tuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48
jam. Sperma menyebar, masuk melalui kanalis servikalis
dengan kekuatan sendiri. Pada
kavum
uteri,
terjadi
proses kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma
16
sehingga
mampu
mengadakan
fertilisasi.
Sperma
melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi. Sperma hidup
selama tiga hari di dalam genetalia interna. Sperma akan
mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis
korona
radiata
dan
zona
pelusida
dengan
proses
hialurodinase. Melalui stoma, sperma mamasuki ovum.
Setelah kepala sperma masuk kedalam ovum, ekornya lepas
dan tertinggal diluar. Inti ovum dan inti sperma bertemu
dengan membentuk zigot.
d. Nidasi atau Implantasi
Masuknya inti sperma kedalam sitoplasma membangkitkan
kembali pembelahan dalam inti ovum. Pembelahan terus
terjadidan
di
dalam
morula
terbentuk
ruangan
yang
mengandung cairan yang disebut blastula.Sementara itu pada
fase sekresi, endometrium semakin tebal dan semakin banyak
mengandung glikogen yang disebut desidua. Sel trofoblas
merupakan sel yang melapisi blastula melakukan destruksi
enzimatik proteolitik sehingga dapat menanamkan diri di dalam
endometrium. Proses penanaman blastula terjadi pada hari ke 6
sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke
dalam endometrium , mungkin terjadi perdarahan yang disebut
tanda hartman.
e. Plasentasi
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di
dinding
depan
atau
belakang.
Sel
trofoblas
akan
menghancurkan endometrium sampai terjadi pembentukan
plasenta yang berasal dari primer vili korealis. Dengan
terjadinya nidasi maka desidua terbagi menjadi desidua basalis
yang berhadapan dengan korion frondusum yang berkembang
menjadi plasenta, desidua kapularis yang menutupi hasil
konsepsi, desidua yang berlawanan dengan desidua kapularis
17
adalah desidua parietalis. Vili korealis yang tumbuh tidak subur
disebut korion leaf.
3. Tanda-Tanda Kehamilan
Menurut Hani (2010), tanda kehamilan terdiri atas tanda tidak
pasti kehamilan, tanda kemungkinan kehamilan, tanda pasti
kehamilan.
a. Tanda Tidak Pasti (Presumtive Sign)
Tanda tidak pasti adalah perubahan – perubahan fisiologis
yang dapat dikenali dan yang dirasakan oleh wanita hamil.
1) Amenorea
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya
pembenbtukan folikel de graf dan ovulasi sehingga
menstruasi
tidak
terjadi.
Lamanya
amenore
dapat
dikonfirmasikan dengan memastikan hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan digunakan untuk memperkirakan usia
kehamilan dan taksiran persalinan. Tetapi amenorea juga
dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor
pituitary, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi dan
biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan
kehamilan. HPHT adalah Hari Pertama Haid Terakhir
seorang wanita sebelum hamil, HPHT yang tepat adalah
tanggal dimana ibu baru mengeluarkan darah menstruasi
dengan frekuensi dan lama seperti menstruasi biasa. HPHT
dapat digunakan sebagai perhitungan taksiran persalinan.
Tanggal
perkiraan
persalinan
atau
Estimated
Date
Confinement (EDC) atau bisa digunakan istilah Estimated
Date Delivery (EDD) dapat diperkirakan menggunakan
teori Neagle, yaitu:
a) Bila HPHT antara bulan April sampai Desember (Hari
+ 7) (Bulan – 3) (Tahun + 1) = Tafsiran Persalinan
b) Bila HPHT antara bulan Januari sampai Maret (Hari +
7) (Bulan + 9) = Tafsiran Persalinan
18
2) Mual dan Muntah
Pengaruh
pengeluaran
estrogen
asam
dan
lambung
progesterone
yang
terjadi
berlebihan
dan
menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi
hari yang disebut morning sickness. Dalam batas tertentu
hal ini masih fisoilogis tetapi bila terlampau sering dapat
menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan
hyperemesis gravidarum.
3) Ngidam
Wanita
hamil
sering
menginginkan
sesuatu
makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut
ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan – bulan pertama
kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya
kehamilan.
4) Pingsan (Syncope)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala
menyebabkan
iskemia
susunan
saraf
pusat
dan
menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi
terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya
akan hilang setelah 16 minggu.
5) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama akibat dari
penurunan kecepatan basal metabolisme pada kehamilan
yang akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan
akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.
6) Payudara Tegang
Estrogen meningkat perkembangan sistem duktus
pada payudara, sedangkan progesteron menstimulasi
perkembangan sistem alveolar payudara. Menimbulkan
pembesaran payudara, perasaan tegang dan nyeri selama 2
bulan pertama kehamilan lebih dari 16 minggu.
7) Konstipasi
19
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic
usus (tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
8) Sering Miksi (BAK)
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung
kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi
kencing yang sering terjadi pada trimester pertama akibat
desakan uterus terhadap kandung kemih. Pada trimester
kedua umumnya keluhan ini akan berkurang karena uterus
yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir
trimester, gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke
rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.
9) Pigmentasi Kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12
minggu. Terjadi akibat pengaruh hormone kortikosteroid
plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi
ini meliputi tempat – tempat berikut ini :
a) Sekitar pipi terdapat cloasma gravidarum (penghitam
pada daerah dahi, hidung, pipi dan leher).
b) Sekitar leher tampak lebih hitam.
c) Dinding perut tampak strie lividae/
(terdapat
pada
seorang
primigravida,
gravidarum
warnanya
membiru), linea alba, linea nigra.
d) Hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk
areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap
wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit putih,
coklat tua pada wanita kulit coklat dan hitam pada
wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montogomeri
menonjol dan pembuluhdarah menifes sekitar payudara.
e) Sekitar pantat dan paha atas terdapat striae akibat
pembesaran bagian tersebut.
10) Epulis
20
Hipertrofi papilla gingivae atau gusi. Hal ini sering
terjadi pada triwulan pertama.
11) Varises atau Penampakan Pembuluh Darah Vena
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan
pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita yang
mempunyai bakat. Varises dapat terjadi di sekitar genetalia
eksterna, kaki dan betis serta payudara.
b. Tanda Mungkin (Probability Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan – perubahan
fisiologis yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan
melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil.
1) Abdomen Membesar
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi
pada bulan keempat kehamilan.
2) Tanda Hegar
Tanda
hegar
adalah
perlunakan
dan
dapat
ditekannya ismus uteri.
3) Tanda Goodel
Tanda goodel adalah perlunakan serviks. Pada
wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung,
sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
4) Tanda Piscaceck
Merupakan pembesaran asimetris akibat implantasi
pada satu area kornu. Terjadi pada minggu ke-8 hingga ke10.
5) Tanda Chadwicks
Perubahan warna vulva dan mukosa vagina menjadi
agak biru atau ungu, termasuk pada porsio lunak.
6) Kontraksi Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel – sel otot uterus akibat
meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini
tidak beritmik, sporadic, tidak nyeri biasanya timbul pada
21
kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat di amati dari
pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini
akan
terus
meningkat
frekuensinya.
Lamanya
dan
kekuatannya sampai mendekati persalinan.
7) Teraba Ballotement
Hal ini harus ada dalam pemeriksaan kehamilan
karena perabaan seperti bentuk janin saja tidak cukup
karena dapat saja merupakan mioma uteri.
8) Pemeriksaan Tes Biologi Kehamilan Positif (Planotest)
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya
Human Corionic Gonadotropin (HCG) yang di produksi
oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon ini
disekresi di peredaran darah (pada plasma darah) dan
diekskresi oleh urine ibu. Hormone ini dapat dideteksi pada
26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada
hari ke 30 – 60 usia getasi dan menurun pada hari ke 100 –
130.
c. Tanda Pasti (Positive Sign)
Tanda pasti adalah yang menunjukkan langsung keberadaan
janin yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
1) Gerakan Janin dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat teraba dengan jelas
oleh pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada
usia kehamilan sekitar 20 minggu.
2) Denyut Jantung Janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan
menggunakan
alat
Fetal
Elektrocardiograf
(misalnya
dopler). Dengan stetoskop laenecc, DJJ baru dapat didengar
pada usia kehamilan 18 – 20 minggu.
3) Bagian – Bagian Janin
Bagian – bagian janin yaitu bagian besar janin
(kepala dan bokong) serta bagian kecil janin yaitu (lengan
22
dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan
trimester akhir. Bagian janin ini dapat dilihat dengan
sempurna menggunakan USG.
4) Kerangka Janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen
maupun USG.
C. Konsep Dasar Ibu
Ibu adalah sebutan untuk menghormati kodrat perempuan dan
sebagai satu-satunya jenis kelamin yang mampu untuk melahirkan
anak, menikah atau tidak mempunyai kedudukan atau tidak. Istilah ibu
diberikan pada ibu yang telah menikah dan mempunyai anak. Peranan
ibu dinilai paling penting, melebihi peranan yang lain (Febrianti,
2022).
Ibu berperan sentral dalam merawat dan menjaga kesehatan anak.
Mereka adalah pengasuh pertama yang mengetahui adanya tanda-tanda
penyakit atau masalah kesehatan pada anak. Peran proaktif Ibu dalam
perawatan kesehatan anak membantu mencegah penyakit dan
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak (Fadli, 2021).
Mencegah penyebaran penyakit infeksi seperti diare adalah salah
satu tugas dari peran Ibu dalam menjaga kesehatan balita. Peran Ibu
dalam melakukan pencegahan diare pada balita adalah memberikan
ASI Ekslusif, memberi makanan pendamping ASI, menggunakan air
yang bersih, dan mencuci tangan dengan sabun (Astuti, 2022).
D. Konsep Dasar Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
1. Definisi
Masa balita merupakan periode penting dalam proses
tumbuh kembang manusia. Masa tumbuh kembang di usia ini
merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah
terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa
keemasan.Setiap balita memerlukan nutrisi dengan menu seimbang
dan porsi yang tepat, tidak berlebihan dan disesuaikan dengan
23
kebutuhan. Jika pemberian nutrisi pada anak balita kurang baik
dari segi kualitas maupun kuantitasnya maka pertumbuhan dan
perkembangan anak balita akan berjalan lambat (Sibagariang, 2010
dalam Oktavia, 2017).
Ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis (KEK) dapat
berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan bayinya. Kurang
Energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan kekurangan
makanan dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan ukuran
Indeks Massa Tubuhnya (IMT) di bawah normal kurang dari 18,5
untuk orang dewasa (Persagi, 2009). Oleh karena itu, Pemberian
makanan tambahan khususnya bagi kelompok rawan merupakan
salah satu strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi
(Kemenkes RI, 2017).
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dapat digolongkan
menjadi dua macam yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Penyuluhan
dan
Pemberian
Makanan
Tambahan
(PMT)
Pemulihan. Makanan tambahan penyuluhan adalah makanan
tambahan yang diberikan kepada sasaran untuk mempertahankan
status gizi normal dengan waktu pemberian maksimal selama 1
bulan. Makanan tambahan pemulihan adalah makanan tambahan
yang diberikan untuk meningkatkan status gizi pada sasaran
(Kemenkes 2017).
Menurut Persagi (2009), pemberian tambahan makanan di
samping makanan yang dimakan sehari-hari dengan tujuan
memulihkan keadaan gizi dan kesehatan. PMT dapat berupa
makanan lokal atau makanan pabrik.
2. Tujuan
Masalah berat badan kurang pada balita disebabkan karena
konsumsi gizi yang tidak mencukupi kebutuhannya dalam waktu
tertentu. Kekurangan berat badan yang berlangsung pada anak
yang sedang tumbuh merupakan masalah serius. Kondisi ini
mencerminkan kebiasaan makan yang buruk (Adriani, 2012).
24
Masalah gizi pada ibu hamil salah satunya adalah Kurang
Energi Kronis (KEK). Di Indonesia batas ambang LILA dengan
risiko KEK adalah 23,5 cm hal ini berarti ibu hamil dengan risiko
KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Bila bayi lahir
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) akan mempunyai risiko
kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan
perkembangan anak. Untuk mencegah risiko KEK pada ibu hamil
sebelum kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi
yang baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm
(Adriani, 2012).
Pemberian makanan tambahan kepada kelompok rawan gizi
pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi yang
pada akhirnya dapat meningkatkan status gizi sasaran. Peran serta
semua pihak sangat diharapkan dalam mendukung keberhasilan
kegiatan pemberian makanan tambahan kepada sasaran (Kemenkes
RI, 2017).
3. Sasaran
Sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 salah satunya adalah
meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan anak. Untuk
mencapai sasaran RPJMN, Kementerian kesehatan telah menyusun
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 yang menyebutkan
bahwa sasaran Program Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak antara
lain meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat. Indikator
pencapaian sasaran tersebut diantaranya pemberian pemberian
makanan tambahan ibu hamil KEK dan balita kurus (Kemenkes,
2017).
Pemberian makanan tambahan ditujukan untuk sasaran
kelompok rawan gizi yang meliputi balita kurus 6-59 bulan
maupun anak Sekolah Dasar/MI dengan kategori kurus yaitu balita
dan anak sekolah yang berdasarkan hasil pengukuran berat badan
25
menurut Panjang Badan/Tinggi Badan lebih kecil dari minus dua
Standar Deviasi (<-2 Sd), serta ibu hamil risiko Kurang Energi
Kronis (KEK) yaitu ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) lebih kecil dari 23,5 cm (Kemenkes, 2017).
4. Kandungan Gizi
Menurut Irianto (2007) secara umum ada 3 kegunaan
makanan bagi tubuh (triguna makanan), yakni sumber tenaga
(karbohidrat, lemak dan protein), sumber zat pembangun (protein,
air) dan sumber zat pengatur (vitamin dan mineral).
Zat gizi terbagi menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat
gizi mikro. Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam
jumlah besar. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi makro
yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Zat gizi mikro adalah zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit tetapi
ada dalam makanan. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi
mikro adalah mineral dan vitamin (Almatsier, 2009).
a. Karbohidrat
Menurut Almatsier (2009) fungsi dari karbohidrat antara lain:
1) Sebagai
sumber
energi,
satu
gram
karbohidrat
menghasilkan 4 kalori.
2) Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya pada
monosakarida pada disakarida.
3) Penghemat protein, jika karbohidrat makanan tidak
tercukupi maka protein akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan energi dengan mengalahkan fungsi utamanya
sebagai zat pembangun.
4) Pengatur metabolisme lemak, karbohidrat akan mencegah
terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat,
aseton, dan asam beta-hidro-butirat. Bahan- bahan ini
dibentuk dalam hati dan dikeluarkan melalui urine dengan
mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini dapat
26
menyebabkan ketidak seimbangan natrium dan dehidrasi,
serta PH cairan tubuh menurun.
5) Membantu pengeluaran faeses dengan cara mengatur
peristaltic usus dan memberi bentuk pada faeses.
b. Protein
Menurut Almatsier (2009) fungsi protein yaitu :
1) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan dan sel-sel tubuh.
2) Pembentukan
ikatan-ikatan
esensial
tubuh,
hormon-
hormon seperti tiroid, insulin, dan epinerfin adalah protein,
demikian pula berbagai enzim.
3) Mengatur keseimbangan air, cairan-cairan tubuh terdapat
dalam tiga kompartemen: intraseluler (di dalam sel),
ekstraseluler/ interselular (di luar sel), intravaskular (di
dalam pembuluh darah).
4) Memelihara netralitas tubuh, protein tubuh bertindak
sebagai buffer, yaitu bereaksi dengan asam basa untuk pH
pada taraf konstan.
5) Pembentukan
anti
bodi,
kemampuan
tubuh
untuk
memerangi infeksi bergantung pada kemampuan tubuh
memproduksi anti bodi.
6) Mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna ke dalam darah,
dari darah ke jaringan-jaringan, dan melalui membran sel
ke dalam sel-sel.
7) Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat
karena menghasilkan 4 kalori/g protein.
c. Lemak
Menurut almatsier (2009) klasifikasi lipida menurut fungsi
biologisnya di dalam tubuh yaitu :
1) Lemak simpanan yang terutama terdiri atas trigliserida yang
disimpan di dalam depot-depot di dalam jaringan tumbuhtumbuhan dan hewan. Lemak merupakan simpanan sumber
27
zat gizi esensial. Komposisi asam lemak trigliserida
simpanan lemak ini bergantung pada susunan lemak.
2) Lemak struktural yang terutama terdiri atas fosfolipida dan
kolestrol. Di dalam jaringan lunak lemak struktural ini,
sesudah protein merupakan ikatan struktural paling penting
di dalam tubuh. Di dalam otak lemak-lemak struktural
terdapat dalam konsentrasi tinggi.
Fungsi lemak menurut Almatsier (2009) adalah sebagai
berikut:
1) Lemak merupakan sumber energi paling padat yang
menghasilkan 9 kalori untuk setiap gram, yaitu 2,5 kali
besar 17 energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan
protein dalam jumlah yang sama.
2) Lemak merupakan sumber asam lemak esensial, asam
linoleat, dan linolinat.
3) Alat
angkut
vitamin
larut
lemak
yaitu
membantu
transportasi dan absorpsi vitamin larut lemak A, D, E, dan
K.
4) Menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein,
sehingga protein tidak digunakan sebagai sumber energi.
5) Memberi rasa kenyang dan kelezatan, lemak memperlambat
sekresi asam lambung, dan memperlambat pengosongan
lambung, sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih
lama. Disamping itu lemak memberi tekstur yang disukai
dan memberi kelezatan khusus pada makanan.
6) Sebagai
pelumas
dan
membantu
pengeluaran
sisa
pencernaan.
7) Memelihara suhu tubuh, lapisan lemak dibawah kulit
mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas secara
cepat, dengan demikian lemak berfungsi juga dalam
memelihara suhu tubuh.
28
8) Pelindung organ tubuh, lapisan lemak yang menyelubungi
organ tubuh seperti jantung, hati, dan ginjal membantu
menahan organ tersebut tetap di tempatnya dan melindungi
terhadap benturan dan bahaya lain.
d. Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan
dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat
dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari
makanan.
Vitamin
termasuk
kelompok
zat
pengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin
mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin
adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena
penyimpanan dan pengolahan. Fungsi utama vitamin adalah
mengatur proses metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
Menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi dua, yaitu
vitamin larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K, dan vitamin
yang larut dalam air yaitu vitamin B dan C (Almatsier, 2009).
Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan oleh
tubuh dalam jumlah sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi
tubuh yang spesifik, seperti pertumbuhan normal, memelihara
kesehatan dan reproduksi (Irianto, 2007).
e. Mineral
Menurut Irianto (2007) mineral merupakan zat organik
yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk
membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk memelihara
keteraturan metabolisme. Dalam tubuh manusia mineral
terdapat sekitar kurang lebih 4%. Mineral paling banyak dalam
tubuh manusia adalah kalsium yang terdapat lebih dari 99%,
sedangkan mineral paling banyak kedua dalam tubuh manusia
setelah kalsium adalah fosfor sekitar 85%. Kedua mineral
dalam tubuh ini banyak terdapat dalam tulang.
29
Mineral merupakan unsur yang dibutuhan oleh tubuh
manusia yang mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan. Unsur ini digolongkan ke
dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah
mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100
mg
sehari,
misalnya
natrium,
klor,
kalsium,
kalium,
magnesium, sulfur dan fosfor, sedangkan mineral mikro
dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari, misalnya besi, iodium,
mangan, tembaga, zink, kobalt dan fluor (Almatsier, 2009).
5. Prinsip Dasar PMT Pada Ibu Hamil
Pemberian Makanan Tambahan kepada sasaran perlu
dilakukan secara benar sesuai aturan konsumsi yang dianjurkan.
Pemberian makanan tambahan yang tidak tepat sasaran, tidak
sesuai aturan konsumsi, akan menjadi tidak efektif dalam upaya
pemulihan
status
gizi
sasaran
serta
dapat
menimbulkan
permasalahan gizi. Berikut standar pemberian makanan tambahan
untuk setiap kelompok sasaran menurut Petunjuk Teknik
Pemberian Makanan Tambahan Kemenkes RI Tahun 2017.
Prinsip Dasar Pemberian Makanan Tambahan ibu hamil
adalah untuk memenuhi kecukupan gizi dengan ketentuan
pemberian sebagai berikut:
1) Makanan tambahan diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu
hamil yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
dibawah 23,5 cm.
2) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil
terintegrasi dengan pelayanan Antenatal Care (ANC).
3) Tiap bungkus makanan tambahan ibu hamil berisi 3 keping
biskuit lapis (60 gram).
4) Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga
ibu hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi
30
Kronis (KEK) sesuai dengan pemeriksaan Lingkar Lengan
Atas (LiLA).
5) Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari
hingga ibu hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang
Energi Kronis (KEK) sesuai dengan pemeriksaan Lingkar
Lengan Atas (LiLA).
6) Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan
berat badan ibu hamil. Apabila berat badan sudah sesuai
standar kenaikan berat badan selanjutnya mengonsumsi
makanan keluarga gizi seimbang.
E. Konsep Dasar Pengetahuan
1. Definisi
Prinsip Dasar Pemberian Makanan Tambahan ibu hamil
adalah untuk memenuhi kecukupan gizi dengan ketentuan
pemberian sebagai berikut:
a. Makanan tambahan diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu
hamil yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
dibawah 23,5 cm.
b. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil
terintegrasi dengan pelayanan Antenatal Care (ANC).
c. Tiap bungkus makanan tambahan ibu hamil berisi 3 keping
biskuit lapis (60 gram).
d. Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga
ibu hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi
Kronis (KEK) sesuai dengan pemeriksaan Lingkar Lengan
Atas (LiLA).
e. Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari
hingga ibu hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang
Energi Kronis (KEK) sesuai dengan pemeriksaan Lingkar
Lengan Atas (LiLA).
f. Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan
berat badan ibu hamil. Apabila berat badan sudah sesuai
31
standar kenaikan berat badan selanjutnya mengonsumsi
makanan keluarga gizi seimbang.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
ada tujuh, yaitu (Yuliana, 2017) :
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan
tinggi seseorang akan mendapatkan informasi baik dari orang
lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang
masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan.
Jenjang pendidikan formal yang terdiri atas (Topan, 2019) :
1) Pendidikan dasar, dapat berbentuk Sekolah Dasar (SD),
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk yang lain yang
sederajat.
2) Pendidikan menengah, berbentuk Sekolah Menengah Atas
(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan
bentuk lainnya yang sederajat.
3) Pendidikan tinggi, merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, dan Dokter yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
b. Umur
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan
daya tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh
akan
semakin
banyak.
32
Semakin
cukup
umur
tingkat
pematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir, belajar, bekerja sehingga pengetahuanpun akan
bertambah. Berikut kategori umur (Febrianti et al., 2022) :
1) Masa balita : 1 – 5 tahun
2) Masa kanak-kanak : 5 – 11 tahun
3) Masa remaja awal : 12 – 16 tahun
4) Masa remaja akhir : 17 – 25 tahun
5) Masa dewasa awal : 26 – 35 tahun
6) Masa dewasa akhir : 36 – 45 tahun
7) Masa lansia awal : 46 – 55 tahun
8) Masa lansia akhir : 56 – 65 tahun
9) Masa manula : >65 tahun
c. Pengalaman
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi
ataupun pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan
dengan kata lain merupakan sumber pengetahuan.
d. Pekerjaan
Pengalaman akan membentuk pengetahuan dan ketrampilan
serta sikap yang lebih menyatu pada diri seseorang, jika bidang
pekerjaan yang ditangani selama masih bekerja merupakan
bidang yang sejenis yang pada akhirnya akan membentuk
spesialisasi pengalaman kerja diperoleh selama seseorang
bekerja pada suatu perusahaan dari mulai masuk hingga saat
ini.
e. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan
berpengaruh
terhadap
proses
masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada pada lingkungan
tersebur. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi timbal
balik yang akan direspon sebagai pengetahuan.
33
f. Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun non formal dapat memberikan pengetahuan jangka
pendek (immediate impact), sehingga menghasilkan perubahan
dan
peningkatan
pengetahuan.
Kemajuan
teknologi
menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi
baru.
g. Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan itu baik atau tidak.
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan ketersediaan
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga
status ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
3. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan
seseorang
dapat
diketahui
dan
di
interpresentasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif, yaitu
(Febrianti et al., 2022) :
a. Baik : hasil presentasi 76% - 100%
b. Cukup : hasil presentasi 56% - 75%
c. Kurang : hasil presentase >56%
34
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Keterkaitan Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan tentang gizi ibu hamil dan pemberian PMT
pada ibu hamil ini dilakukan bersamaan, pada hari Rabu, 26 Juni 2024,
jam 14.00 WIB sampai jam 16.00 WIB. Kedua kegiatan ini merupakan
kegiatan yang dipandang sangat penting bagi para ibu hamil terutama di
kelurahan Batu Urip.
B. Jadwal Pelaksanaan
No
1.
2.
Uraian Kegiatan
Tempat
Waktu
Posko KKN-PPM Jum’at, 21 Juni
Penyusunan Proposal
Permohonan CI Puskesmas
Kelompok 1B
2024
Puskesmas
Sabtu, 22 Juni
2024
3.
4.
5.
6.
7.
Permohonan Kepala Desa
Pengurusan Izin
Penyebaran Undangan
Persiapan
Pelaksanaan Kegiatan
Kepala Desa
Sabtu, 22 Juni
Pekik Nyaring
2024
Kelurahan Batu
Minggu, 23 Juni
Urip
2024
Keluarahan Batu
Senin. 24 Juni
Urip
2024
Posko KKN-PPM
Selasa, 25 Juni
Kelompok 1B
2024
Posko KKN-PPM
Rabu, 26 Juni 2024
Kelompok 1B
8.
Evaluasi Kegiatan
Posko KKN-PPM
Rabu, 26 Juni 2024
Kelompok 1B
9.
Penyelesaian Laporan
Posko KKN-PPM
Jum’at. 27 Juni
Kelompok 1B
2024
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan
35
C. Kegiatan
1. Penyuluhan Tentang Diabetes Mellitus pada Lansia
a. Metode
Ceramah dan tanya jawab
b. Media dan Alat Peraga
1) Laptop
2) Speaker dan Mikrofon
3) Leaflet
c. Rangkaian Kegiatan
Rangkaian kegiatan dimulai dengan pemberian kuesioner
sebagai pre-test pengetahuan gizi pada ibu hamil, kemudian
memberikan penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil. Setelah
diberikan penyuluhan, lalu memberikan lagi kuesioner yang sama
sebagai post-test pengetahuan gizi pada ibu hamil
d. Penanggungjawab
1) Penyaji
: Asmi Muqaromah
2) Notulen
: Ayu Permatasari
Delta Andini
3) Moderator
: Siski Nurfadilah
4) Observer
: Ahmad Zubiyo
5) Operator
: Miska Khairunnisa
6) Fasilitator
: Diah Putri Susilawati
Iza Nuvriyanti
Sela Nova Lestari A
7) Dokumenter
: Susi Lestari
Anggun Cahaya Marlina
8) Peserta
: Lansia Dusun II Desa Pekik Nyaring
2. Senam Diabetes Mellitus pada Lansia
a. Metode
Pemberian PMT pada ibu hamil
b. Media dan Alat Peraga
Speaker dan Mikrofon
36
c. Rangkaian Kegiatan
Rangkaian kegiatan dimulai dengan melakukan pemberian
PMT pada ibu hamil.
D. Anggaran Belanja
Rencana anggaran kegiatan (RAB) penyuluhan tentang gizi pada
ibu hamil di Kelurahan Batu Urip sebagai berikut :
No.
Kebutuhan
Biaya
1.
Leaflet
Rp.20.000,-
2.
Snack
Rp.100.000,-
3.
Door prize
Rp.30.000,-
Jumlah
Rp.150.000,Tabel 3.2 Anggaran Belanja
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan ada 2 yaitu penyuluhan tentang gizi pada
ibu hamil dan pemberian PMT pada ibu hamil.
1. Kegiatan Penyuluhan Tentang Gizi Pada Ibu Hamil
Rangkaian kegiatan dimulai dengan pemberian kuesioner sebagai
pre-test pengetahuan gizi pada ibu hamil, kemudian memberikan
penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil. Setelah diberikan penyuluhan,
lalu memberikan lagi kuesioner yang sama sebagai post-test
pengetahuan gizi pada ibu hamil.
2. Kegiatan Pemberian PMT pada Ibu Hamil
Rangkaian kegiatan dimulai dengan melakukan pemberian PMT
pada ibu hamil.
B. Pembahasan
1. Penyuluhan Tentang Gizi Pada Hamil
Kegiatan ini dilakukan pada hari Rabu, 26 Juni 2024, jam 14.00
WIB sampai jam 16.00 WIB di Kelurahan Batu Urip. Kegiatan dimulai
dengan pemberian kuesioner sebagai pre-test pengetahuan gizi pada
ibu hamil, kemudian memberikan penyuluhan tentang gizi pada ibu
hamil. Setelah diberikan penyuluhan, lalu memberikan lagi kuesioner
yang sama sebagai post-test pengetahuan gizi pada ibu hamil.
2. Pemberian PMT pada Ibu Hamil
Kegiatan ini dilakukan pada hari Rabu, 26 Juni 2024, jam 14.00
WIB sampai jam 16.00 WIB di Kelurahan Batu Urip. Kegiatan dimulai
dengan melakukan pemberian PMT pada ibu hamil.
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi adalah zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan
dan kesehatan tubuh. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari
yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh yaitu jenis kelamin, umur dan status kesehatan. Pola
makan yang tidak bergizi seimbang beresiko menyebabkan kekurangan
gizi seperti anemia dan berat badan kurang, dapat pula terjadi gizi berlebih
(obesitas) yang dapat beresiko terjadinya penyakit degeneratif seperti
hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes melitus.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dapat digolongkan menjadi
dua macam yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan dan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan. Makanan tambahan
penyuluhan adalah makanan tambahan yang diberikan kepada sasaran
untuk mempertahankan status gizi normal dengan waktu pemberian
maksimal selama 1 bulan. Makanan tambahan pemulihan adalah makanan
tambahan yang diberikan untuk meningkatkan status gizi pada sasaran
(Kemenkes 2017).
B. Saran
1. Secara teoritis
Dapat memberikan pengetahuan tentang gizi pada ibu hamil dan
pemberian PMT pada ibu hamil.
2. Secara praktik
Para warga memiliki pengetahuan dan informasi tentang gizi pada
ibu hamil dan mendapatkan pemberian PMT pada Ibu Hamil.
Terutama bagi para Ibu Hamil yang berada di Kelurahan Batu Urip
39
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Putri. 2014. Penyebab Kelainan Kongenital pada Bayi
Almatsier, S. Perinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta: 2006.
Cuninningham, F. Gary,dkk., 2001. Obstetri Williams. Jakarta: Buka Kedokteran
EGC
Depkes, RI. (2008). Tumbuh Kembang Balita. Jakarta.
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta:2005.
Kartasapoerta, Drs. G. Ilmu Gizi. Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta : 2003.
Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. Ilmu Gizi. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta :
2006.
Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
40
LAMPIRAN 1
LEAFLET
41
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG GIZI IBU
HAMIL DAN PEMBERIAN PMT PADA IBU HAMIL
42
43
Download