BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi ketika tekanan darah di atas batas normal (130/80 mmHg atau lebih). Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian. Istilah tekanan darah sendiri bisa digambarkan sebagai kekuatan dari sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan pembuluh darah utama. Besarnya tekanan yang terjadi bergantung pada resistensi dari pembuluh darah dan seberapa intens jantung untuk bekerja. Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi apabila semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan akibat sempitnya pembuluh darah pada arteri. 2.2 Klasifikasi Hipertensi 1. Prahipertensi Ketika tekanan darah sistolik sudah memasuki 120–139 atau diastolik mencapai 80– 89 mmHg, artinya ini sudah dalam masuk kategori prahipertensi. Tahapan ini cenderung jarang menunjukan gejala. Meski begitu, tetap tidak boleh abai dan perlu segera mencari penanganan. Pasalnya, prahipertensi sangat berisiko berkembang menjadi hipertensi. Langkah pencegahan yang dapat kamu lakukan yaitu mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. 2. Hipertensi tingkat 1 Hipertensi masuk ke tingkat 1 apabila tekanan darah sistolik telah mencapai 140–159 mmHg atau tekanan darah diastolik mencapai 90–99 mmHg. Kondisi ini perlu mendapat penanganan segera karena berisiko menyebabkan kerusakan organ. 3. Hipertensi tingkat 2 Selanjutnya, hipertensi tingkat 2 ditandai dengan tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 100 mmHg. Pada tahap ini, biasanya pasien membutuhkan lebih dari satu jenis obat. Sebab, hipertensi kemungkinan telah menyebabkan kerusakan organ walaupun tidak menimbulkan gejala. 4. Hipertensi krisis Tekanan darah yang sudah melampaui 180/120 mmHg sudah masuk dalam kategori hipertensi krisis. Pada tahap ini, pasien harus mendapatkan perawatan sesegera mungkin. Apalagi jika mengalami tanda-tanda kerusakan organ seperti nyeri dada, sesak napas, sakit punggung, mati rasa, perubahan penglihatan, atau kesulitan berbicara. 2.3 Penyebab Hipertensi Hipertensi terbagi menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer dan sekunder. 1. Hipertensi primer Sering kali, penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang dewasa tidak dapat diidentifikasi. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun yang akhirnya semakin parah jika tidak dilakukan penanganan. 2. Hipertensi sekunder Hipertensi jenis ini cenderung terjadi secaran tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan hipertensi primer. Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder antara lain obstruktif sleep apnea (OSA), masalah ginjal, tumor kelenjar adrenal, masalah tiroid, cacat bawaan di pembuluh darah, obatobatan, dan konsumsi obat terlarang. 2.4 Faktor Resiko Penyebab Hipertensi 1. Usia Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Pada wanita, risikonya meningkat pada usia di atas 65 tahun. Sedangkan pada pria, risikonya meningkat ketika mencapai usia 45 tahun. 2. Mengidap kondisi medis Selain usia, seseorang yang telah mengidap penyakit kronis juga lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi. Penyakit seperti, diabetes, masalah ginjal, gangguan tidur dan penyakit jantung dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. 3. Stress Gaya hidup juga memegang peranan besar dalam perkembangan tekanan darah tinggi. Stres misalnya, jika berlangsung dalam waktu lama bisa memicu terjadinya tekanan darah. 4. Konsumsi garam Garam memiliki sifat menahan cairan dalam tubuh. Jika terlalu banyak cairan yang terperangkap di dalam pembuluh darah, beban kerja jantung dan pembuluh darah meningkat. Pada akhirnya, hal ini bisa memicu terjadinya tekanan darah. 5. Kekurangan kalium Kalium membantu mengurangi retensi garam dalam tubuh. Kelebihan garam, seperti yang dijelaskan sebelumnya, dapat meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, kekurangan kalium dapat memperparah kondisi ini. 6. Kelebihan berat badan (obesitas) Tubuh yang memiliki berat badan berlebih membutuhkan lebih banyak darah untuk memasok oksigen. Semakin berat tubuh, semakin tinggi beban darah yang mengalir melalui pembuluh darah, sehingga meningkatkan tekanan pada dinding arteri. 7. Kurang aktifitas fisik Orang yang kurang aktif secara fisik cenderung memiliki detak jantung yang lebih tinggi saat istirahat dibandingkan dengan yang rutin berolahraga. Detak jantung yang tinggi dapat meningkatkan beban kerja jantung dan tekanan pada dinding pembuluh darah. 2.5 Makanan Pemicu Hipertensi Berikut adalah makanan yang harus dihindari atau dibatasi ketika seseorang mengidap hipertensi: 1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi, seperti daging merah berlemak, produk susu penuh lemak, dan makanan olahan, seringkali menjadi bagian dari pola makan seharihari banyak orang. Namun, konsumsi berlebihan makanan ini dapat memiliki dampak serius pada kesehatan. Lemak jenuh diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah, yang merupakan salah satu faktor utama penyebab penyakit jantung dan pembuluh darah. Ketika kadar kolesterol LDL meningkat, plak dapat terbentuk di dinding arteri, menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri, kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis. Hal ini dapat mengakibatkan berbagai masalah kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke. Selain risiko penyakit jantung, makanan tinggi lemak jenuh juga dapat memicu tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi adalah kondisi medis serius yang dapat merusak pembuluh darah dan jantung, serta meningkatkan risiko penyakit ginjal, stroke, dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, mengurangi konsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung dan sistem peredaran darah. Pola makan yang seimbang, yang kaya akan lemak tak jenuh dari sumber seperti ikan, kacang-kacangan, dan minyak nabati, serta serat dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat membantu mengontrol kadar kolesterol dan tekanan darah, serta mengurangi risiko penyakit kronis. 2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium, seperti biskuit, kraker, keripik, dan makanan kering yang asin, sering menjadi pilihan camilan yang mudah diakses dan digemari banyak orang. Namun, konsumsi berlebihan makanan ini dapat membawa dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan. Garam natrium dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, atau hipertensi, karena natrium menarik air ke dalam aliran darah, meningkatkan volume darah dan dengan demikian tekanan pada dinding arteri. Hipertensi adalah kondisi serius yang dapat merusak pembuluh darah dan jantung, serta meningkatkan risiko penyakit ginjal dan stroke. Selain memperburuk hipertensi, makanan tinggi garam natrium juga dapat berkontribusi pada risiko kanker, terutama kanker lambung. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi garam yang tinggi dapat merusak lapisan mukosa lambung, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi oleh Helicobacter pylori, bakteri yang diketahui dapat menyebabkan kanker lambung. Selain itu, garam yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan seluler yang mempromosikan pertumbuhan sel kanker. Oleh karena itu, mengurangi asupan makanan yang tinggi garam natrium adalah langkah penting tidak hanya untuk mencegah hipertensi, tetapi juga untuk mengurangi risiko kanker. Mengadopsi pola makan yang seimbang dengan lebih banyak buah-buahan, sayuran, dan makanan segar yang rendah garam dapat membantu menjaga kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi risiko penyakit kronis. 3. Makanan dan minuman dalam kaleng, seperti sarden, sosis, kornet, sayuran dan buahbuahan dalam kaleng, serta soft drink, sering menjadi pilihan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Namun, makanan olahan dalam kaleng ini dapat meningkatkan risiko hipertensi karena kandungan garam natriumnya yang tinggi. Selain itu, banyak dari produk ini mengandung bahan pengawet, gula tambahan, dan lemak jenuh yang dapat memicu obesitas. Obesitas sendiri merupakan faktor risiko utama untuk berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung dan stroke. Konsumsi berlebihan makanan dan minuman dalam kaleng juga dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang mengarah pada aterosklerosis dan berbagai komplikasi kesehatan serius lainnya. Oleh karena itu, penting untuk membatasi asupan makanan olahan dalam kaleng dan lebih memilih makanan segar yang kaya akan nutrisi dan rendah garam, gula, serta lemak tidak sehat untuk menjaga kesehatan jangka panjang. 4. Makanan yang diawetkan seperti dendeng, asinan sayuran atau buah-buahan, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, dan selai kacang sering menjadi pilihan karena kepraktisannya dan daya tahan yang lama. Namun, makanan yang diawetkan ini umumnya mengandung kadar garam yang sangat tinggi, yang digunakan untuk proses pengawetan. Konsumsi berlebihan makanan tinggi garam dapat meningkatkan tekanan darah secara signifikan, yang dikenal sebagai hipertensi. Hipertensi adalah kondisi yang berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan pada arteri dan jantung, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke. Selain itu, garam yang berlebihan dalam makanan dapat menyebabkan retensi cairan dalam tubuh, yang dapat memperberat kerja jantung dan memicu kondisi kesehatan lainnya. 5. Susu full cream, mentega, margarin, keju, mayones, serta sumber protein hewani tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi atau kambing), kuning telur, dan kulit ayam, adalah contoh makanan yang mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi. Lemak jenuh ini dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah, yang berkontribusi pada penyempitan dan pengerasan arteri, suatu kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis. Ketika arteri menyempit, tekanan darah meningkat, memperparah kondisi hipertensi yang sudah ada atau memicu hipertensi baru. Selain itu, kolesterol tinggi juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular lainnya, termasuk serangan jantung dan stroke. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan tersebut secara berlebihan dapat memperburuk hipertensi dan menimbulkan komplikasi kesehatan serius. Untuk menjaga kesehatan jantung dan tekanan darah yang stabil, disarankan untuk membatasi asupan lemak jenuh dan memilih sumber lemak sehat seperti lemak tak jenuh dari ikan, kacangkacangan, dan minyak nabati. 6. Bumbu-bumbu seperti kecap, MSG, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco, dan bumbu penyedap lainnya umumnya mengandung garam natrium yang tinggi. Konsumsi berlebihan makanan yang mengandung garam natrium dapat berdampak negatif pada kesehatan, khususnya pada pembuluh darah dan arteri. Garam natrium menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan menarik lebih banyak air ke dalam aliran darah, yang meningkatkan volume darah dan menambah tekanan pada dinding arteri. Seiring waktu, tekanan yang terus-menerus ini dapat merusak dan melemahkan dinding arteri, meningkatkan risiko aterosklerosis, di mana arteri menjadi kaku dan sempit. Kondisi ini memperbesar kemungkinan terjadinya stroke dan penyakit jantung, karena aliran darah yang terhambat dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan otak. Oleh karena itu, penting untuk mengendalikan asupan garam natrium dalam diet dengan memilih bumbu yang lebih rendah garam dan menggunakan rempah-rempah alami untuk menambah rasa tanpa mengorbankan kesehatan. 7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol, seperti durian dan tape, dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesehatan, terutama bagi individu dengan tekanan darah tinggi. Konsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dapat merusak dinding arteri, yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Alkohol menyebabkan peradangan dan kerusakan pada lapisan arteri, yang dapat menyebabkan pengerasan dan penyempitan pembuluh darah, memperparah kondisi hipertensi. Bagi pengidap tekanan darah tinggi, kebiasaan mengonsumsi alkohol dapat memperburuk kondisi mereka dan memicu berbagai masalah kesehatan yang lebih serius, termasuk serangan jantung dan stroke. Selain itu, alkohol dapat memengaruhi fungsi hati dan metabolisme tubuh secara keseluruhan, yang dapat memperburuk efek dari hipertensi dan meningkatkan risiko komplikasi lainnya. 2.6. Makanan Pengendali Hipertensi Di samping mendapatkan penanganan medis dari dokter, salah satu cara menurunkan darah tinggi adalah dengan mengonsumsi makanan yang tepat. Makanan penurun darah tinggi umumnya memiliki kandungan kalium yang mampu menjaga kesehatan pembuluh darah dengan baik. Kalium adalah mineral penting yang membantu mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, serta berperan dalam fungsi normal sel dan saraf. Konsumsi makanan kaya kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan mengimbangi efek natrium dalam tubuh. Natrium cenderung meningkatkan tekanan darah dengan menarik air ke dalam aliran darah, sementara kalium membantu mengeluarkan natrium melalui urine dan mengurangi tekanan pada dinding arteri. Selain itu, kalium juga berkontribusi dalam relaksasi dinding pembuluh darah, yang dapat mencegah penyempitan dan pengerasan arteri. Dengan demikian, makanan tinggi kalium tidak hanya membantu menurunkan tekanan darah tetapi juga meningkatkan kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan. Memasukkan lebih banyak makanan kaya kalium dalam diet harian adalah langkah yang efektif untuk mengelola tekanan darah tinggi dan menjaga kesehatan kardiovaskular jangka panjang.. Berikut daftar makanannya: 1. Buah Bit Bit merupakan buah penurun darah tinggi yang direkomendasikan untuk penderita hipertensi. Hal ini dikarenakan buah bit mengandung zat nitrat yang nantinya akan diolah menjadi nitrit oksida (NO) dalam tubuh. Di mana, nitrit oksida akan membantu memperlebar pembuluh darah sehingga tekanan darah tetap stabil. 2. Brokoli Brokoli dikenal sebagai salah satu sayuran penurun darah tinggi lantaran memiliki kandungan mineral seperti kalium, magnesium, dan kalsium yang memengaruhi tekanan darah. Selain itu, kandungan mineral dalam brokoli juga dapat membantu mengurangi kerusakan pembuluh darah arteri. Jadi, konsumsi brokoli secara rutin dapat membantu mencegah terjadinya berbagai macam penyakit jantung dan stroke iskemik. 3. Pisang Pisang adalah buah penurun darah tinggi yang sudah cukup dikenal manfaatnya. Hal ini dikarenakan pisang termasuk ke dalam buah tinggi kalium yang dapat menstabilkan tekanan darah. Lebih tepatnya, kandungan kalium dalam pisang akan membantu proses sekresi natrium dan air di dalam darah. Di mana natrium memicu peningkatan volume tekanan darah. Sehingga, apabila kandungan natrium dalam tubuh dapat dijaga, tekanan darah pun akan menurun. 4. Yogurt Yogurt adalah makanan yang bisa menjadi sumber kalsium bagi penderita hipertensi. Yogurt menjadi sumber kalsium yang baik untuk penderita hipertensi karena rendah lemak sehingga tidak meningkatkan kolesterol yang memicu terjadinya penyempitan pembuluh darah dan memperburuk tekanan darah tinggi. 5. Wortel Wortel baik untuk penderita tekanan darah tinggi lantaran mengandung senyawa fenolik yang dapat mengurangi peradangan serta mengendurkan pembuluh darah. 6. Bawang Putih Bawang putih adalah makanan penurun darah tinggi yang direkomendasikan untuk dikonsumsi penderita hipertensi selanjutnya. Bawang putih mengandung antibiotik alami, yaitu allicin, sehingga mengurangi risiko terjadinya peradangan yang dapat memperburuk hipertensi. Selain itu, bawang putih didapati juga mengandung senyawa yang mampu melebarkan pembuluh darah. 7. Kentang Kentang adalah sumber karbohidrat yang baik untuk penderita hipertensi. Selain mengandung karbohidrat, kentang juga memiliki kandungan magnesium, kalium, dan serat yang tinggi. Di mana kandungan tersebut dapat membantu menurunkan tekanan darah apabila dikonsumsi secara rutin. 8. Ikan Laut Ikan laut, seperti tuna dan salmon, mengandung lemak sehat omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Omega-3 memiliki efek menurunkan tekanan darah sehingga sangat disarankan untuk dikonsumsi oleh penderita hipertensi setidaknya 2 kali seminggu. 9. Buah Beri Blueberry, stroberi, dan raspberry adalah buah penurun tekanan darah tinggi yang baik dikonsumsi oleh penderita hipertensi. Buah beri tersebut memiliki senyawa flavonoid yang mampu menurunkan tekanan darah secara efektif. 10. Biji Rami Biji rami mengandung lemak omega-3 yang baik untuk tekanan darah. Bahkan, biji rami juga memiliki beberapa kandungan lain yang dipercaya mampu menstabilkan tekanan darah, seperti asam alfa linolenik, peptida, serat, dan lignan. 2.7. Pengobatan dan Pencegahan Hipertensi Menerapkan pola hidup sehat dapat dilakukan oleh penderita hipertensi sebagai salah satu upaya pengobatannya. Namun, untuk beberapa penderita hipertensi, perubahan serta penerapan pola hidup sehat harus diiringi dengan konsumsi obat antihipertensi. Dokter biasanya tidak serta merta memberikan obat antihipertensi kepada seluruh penderita hipertensi, melainkan pemberikan obat antihipertensi bergantung pada nilai tekanan darah pasien, juga berdasarkan pada tingkatan risiko pasien hipertensi mengalami komplikasi, seperti stroke atau serangan jantung. Ada dua metode paling umum pengobatan hipertensi yang mungkin dapat dilakukan sebagai langkah penanganannya, yaitu: 1. Merubah pola hidup Tekanan darah dapat menurun dalam beberapa minggu dengan merubah pola hidup menjadi pola hidup yang sehat. Umumnya dokter akan menganjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat tanpa mengonsumsi obat bila pasien hanya mengalami komplikasi ringan. Beberapa gaya hidup sehat yang dapat dijalani berupa: Menjaga berat badan ideal atau menurunkan berat badan yang berlebih Berolahraga secara rutin atau memperbanyak aktivitas fisik Memperbanyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan Membatasi konsumsi garam, tidak melebihi satu sendok the setiap harinya Menghindari konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh atau soda Tidak merokok Tidak mengonsumsi minuman beralkohol Memanajemen stres dengan baik atau melakukan terapi relaksasi untuk mengelola stress 2. Konsumsi obat-obatan Ada beberapa penderita hipertensi yang harus mengonsumsi obat penurun tekanan darah seumur hidupnya. Dokter akan meresepkan obat antihipertensi pada pasien dengan tekanan darah di atas 140/90 mmHg dan berisiko mengalami komplikasi. Jenis obat yang kerap digunakan dalam penanganan hipertensi antara lain: · Antagonis kalsium seperti amlodipine dan nifedipine · Diuretik seperti indapamide atau hydrochlorothiazide · Diuretik hemat kalium seperti spironolactone · Angiotensin-2 receptor blocker (ARB) seperti irbesartan, valsartan atau losartan · Vasolidator seperti minoxidil · Penghambat alfa seperti reserpine · Penghambat beta seperti atenolol dan bisoprolol · ACE inhibitor seperti captopril dan Ramipril · Penghambat renin seperti aliskiren Daftar Pustaka : Unknown. 2023. 7 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Hipertensi. Di akses dari https://www.halodoc.com/artikel/7-jenis-makanan-yang-harus-dihindari-pengidap-hipertensi pada 18, Juni 2024 Tim medis Siloam Hospital. 2024. 10 Makanan Penurun Darah Tinggi untuk Penderita Hipertensi. Di akses dari https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/makanan-penurun-darahtinggi pada 18, Juni 2024 Unknwon. 2024. Hipertensi, Pengobatan Dan Pencegahan. Di akses dari https://telemed.ihc.id/artikeldetail-612-Hipertensi,-Pengobatan-Dan-Pencegahan.html pada 18, Juni 2024 Dr makarim, Fadhli Rizal. “Hipertensi” www.halodoc.com. Di akses pada 18 Juni 2024. https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi Dr makarim, Fadhli Rizal. “Mengenal Klasifikasi Hipertensi dan Faktor Resiko Yang Mempengaruhinya” www.halodoc.com. Di akses pada 18 Juni 2024. https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-klasifikasi-hipertensi-dan-faktor-risiko-yangmemengaruhinya