ORGANISASI MASSA ISLAM Muhammad Hanif Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya Malang Raehan Hangambar Bayu Aji Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya Malang Rima Safara Najmi Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya Malang Risalya Shafa Cahyasendari Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya Malang Shinta Nadya Salzabilla Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya Malang Abstrak LLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL LLLn. Kata Kunci : . dalam 1. Pendahuluan konteks sosial, 1.1 Latar Belakang (alya) pendekatan yang 1.2 Rumusan Masalah (raehan) agama, dan psikologi. diperlukan meliputi sosial, Organisasi massa atau Ormas sangat 1. Perspektif Teori Teori Resource Mobilization (raehan) penting bagi dinamika sosial, politik, dan budaya Indonesia. Khususnya di 2. Pembahasan 2.1 Apa Itu Organisasi Massa Islam Organisasi kemasyarakatan, atau negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia ini, ormas Islam telah yang lebih dikenal dengan sebutan berkontribusi Ormas, merupakan kelompok yang kerukunan antar-unsur bangsa dan dibentuk oleh agama. Contoh organisasi massa Islam tujuan yang mengutamakan keadilan sosial, secara masyarakat sukarela dengan dalam berpartisipasi dalam pembangunan dan pendidikan, mencapai cita-cita Negara Kesatuan masyarakat selain masalah spiritual Republik Indonesia yang berlandaskan adalah Nahdlatul Ulama (NU) dan Pancasila. Ormas ini dibentuk karena Muhammadiyah. adanya kesamaan dalam kebutuhan, Di dan menjaga Indonesia, kesejahteraan pemahaman dan kepentingan, aspirasi, dan perhatian. peningkatan unsur-unsur keagamaan Dengan demikian, ormas Islam bisa melalui ormas seringkali memerlukan dipahami sebagai organisasi berbasis strategi yang beragam. Sementara massa yang terintegrasi dalam upaya pendekatan psikologis berguna untuk menegakkan memahami dinamika individu dan ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah serta kelompok memajukan umat Islam di berbagai pendekatan sosial diperlukan untuk aspek pendidikan, memahami konteks sosial dan interaksi sosial, dan budaya. Ormas Islam antar umat beragama, pendekatan selama ini dianggap efektif dalam keagamaan membina umat Islam karena tujuannya memperkuat landasan spiritual dan yang jelas untuk memenuhi kebutuhan nilai-nilai Islam. Di Indonesia, ormas anggotanya di bidang keberagamaan. Islam Untuk memahami aspek keberagamaan politik, dan ekonomi selain masalah seperti agama, dalam keberagamaan, digunakan menangani masalah untuk sosial, keagamaan untuk terus melayani Islam sebagai aktor kunci dalam kebutuhan masyarakat dan menjaga dinamika politik Indonesia. (yg ni masi stabilitas negara. ragu yeah) 2.2 Sumber Kekuatan Politik dan 2.3 Bagaimana posisi dan relasi Bagaimana Kekuatan Politik yang organisasi massa islam di antara Ada Pada Mereka Digunakan konstelasi dan komposisi kekuatan Kekuatan politik ormas Islam di politik yang ada serta Indonesia seringkali berperan sebagai perkembangannya dari masa ke penyeimbang masa (shinta & hanif) kekuasaan. dalam Ormas struktur keagamaan, meskipun tidak tergolong sebagai lembaga pemerintahan, memiliki peran 2.4 Bagaimana Organisasi Massa signifikan dalam pemberdayaan Islam sebagai kekuatan politik dapat masyarakat dan pembangunan mempengaruhi kekuatan sosial politik. Keberadaan berbagai aspek? (Hanif) organisasi Islam di Indonesia menjadi Organisasi massa Islam seringkali fenomena yang menarik untuk dikaji, memiliki peran yang cukup dominan mengingat bahwa mereka merupakan dalam representasi dari mayoritas umat Islam. mempengaruhi kebijakan pemerintah, Dengan bahkan merupakan salah satu yang demikian, ormas Islam membentuk opini dalam publik, menjadi kekuatan sosial dan politik diperhitungkan kontestasi yang tak bisa diabaikan dalam arena politik yang ada. Organisasi massa politik nasional. Islam memiliki basis masyarakat dan Sumber kekuatan politik ormas struktur yang rapi sehingga membuat Islam terletak pada kemampuannya alur koordinasi maupun komunikasi untuk mengorganisir dan memobilisasi mereka berjalan dengan baik, yang massa, memberikan suara kepada kemudian seringkali dijadikan alat aspirasi serta politik oleh orang-orang yang memiliki mempengaruhi kebijakan melalui lobi kepentingan dalam suatu kontestasi politik dan partisipasi aktif dalam politik untuk proses politik. Ini menjadikan ormas masyarakat pada masyarakat, menggerakkan masa Pemilihan Umum (Pemilu) ataupun Pemilihan kontroversial Basuki Kepala Daerah dan Wakil Kepala Tjahaja Purnama (Ahok) dijadikan Daerah (Pilkada)1. momentum untuk menginisiasi sebuah Salah satu studi kasus pengaruh gerakan kolektif oleh FPI yaitu Aksi organisasi massa Islam adalah saat Bela Islam yang secara terstruktur Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. FPI dengan membawa sentimen agama. (Front adalah Aksi yang dilakukan hingga 7 jilid ini organisasi massa Islam yang memiliki tidak dilakukan oleh FPI sendiri tetapi pengaruh dalam Pilkada DKI Jakarta juga dibersamai oleh organisasi Islam tahun 2017. Organisasi yang dibentuk lainnya oleh Habib Rizieq Syihab pada 17 Ma’ruf Amin yang merupakan tokoh agustus 1998 ini memiliki visi sosial dari Nahdlatul Ulama. Selain itu MUI untuk juga turut melakukan kajian terhadap Pembela Islam) melakukan terhadap perlindungan seperti GNPF-MUI serta masyarakat yang pernyataan kontroversial Ahok dan oleh negara. menyatakan bahwa pernyataan tersebut Syarifuddin Jurdi mengkategorikan adalah penistaan agama. FPI berperan FPI sebagai salah satu organisasi Islam besar dalam mengkapitalisasi kondisi- radikal Indonesia karena fokus isu dan kondisi eksternal yang datang dari gerakan yang dilakukan oleh FPI masyarakat hingga menjadikan aksi berfokus pada pemberantasan tempat dilakukan secara terstruktur. FPI dan maksiat yang dilakukan dalam bentuk GNPF-MUI juga menggelar sebuah reaksi fisik secara frontal, berbeda gerakan untuk mengawal pemungutan dengan Muhammadiyah maupun NU suara di berbagai TPS di DKI Jakarta yang mengembangkan intelektual umat untuk dan ekonomi.2 kecurangan dalam Pilkada.3 termarginalkan 1 Pernyataan Harahap, D., & Sardini, N. H. (2019). Peranan Front Pembela Islam (FPI) dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Tahun 2017. Journal of Politic and Government Studies, 8(02), Hal: 112. 2 Jurdi, S. (2016). Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia. Kencana.Hal: 243-244 3 mengantisipasi tindak Harahap, D., & Sardini, N. H. (2019). Peranan Front Pembela Islam (FPI) dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Tahun 2017. Journal of Politic and Government Studies, 8(02), Hal: 116-117. Contoh lainnya adalah dipilihnya Ma’ruf terbukti berhasil, berdasarkan Ma’ruf Amin sebagai calon wakil survei yangdilakukan oleh LSI denny presiden untuk mendampingi Joko JA Widodo selaku calon presiden pada menunjukkan bahwa pasokan suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang berasal dari Nahdliyin lebih dari (Pilpres) 2019. Ma’ruf Amin pada 52 persen. 65 persen suara yang awalnya tidak pernah diprediksi akan diperoleh pasangan Jokowi-Ma’ruf di dipilih sebagai calon wakil presiden, Jawa Timur juga membuktikan secara namanya kualitatif organisasi massa ini mampu menguat di detik-detik serta Data Alvara Research terakhir. Dipilihnya Ma’ruf Amin berkoordinasi bertujuan simpati dengan baik secara struktural maupun politik yang berasal dari kalangan kultural, faksi-faksi yang ada di Islam terutama NU supaya dapat dalamnya sampai kyai-kyai.5 untuk menarik dan terkonsolidasi meredam gerakan politik Islam dan membatasi ruang gerak lawan politik 3. Kesimpulan (raehan) Joko Widodo yang diprediksi akan menggunakan strategi Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan menjadikan gerakan politik umat Islam menjadi “liar”.4 Ditunjuknya Ma’ruf Amin sebagai cawapres Jokowi pada Pilpres 2019 menunjukkan besarnya kekuatan politik yang dimiliki oleh NU dan kemampuan NU untuk mengkonsolidasikan anggotanya untuk memenangkan 4 pasangan Jokowi- Mujab, S., & Irfansyah, A. (2020). Komunikasi Politik Identitas KH Ma’ruf Amin sebagai Strategi Depolarisasi Agama pada Kontestasi Demokrasi Pilpres 2019. Warta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, 3(01), 61. 5 Sonny, Sonny. "Nilai Strategis Kefiguran KH Ma'ruf Amin sebagai Pasangan Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019." Jurnal Renaissance, vol. 4, no. 02, 13 Aug. 2019, pp. 546-548, DAFTAR PUSTAKA Faiz, A., & Masyhudi, F. (2023). Studi Kritis Peran Ormas Islam Dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Pada Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Dan Perti. Journal of International Multidisciplinary Research, 1(2), 515-525. Harahap, D., & Sardini, N. H. (2019). Peranan Front Pembela Islam (FPI) dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Tahun 2017. Journal of Politic and Government Studies, 8(02), 111-120. Jurdi, S. (2016). Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia. Kencana Mahdi, I. (2017). Pembubaran Ormas “Radikal” Dalam Persepektif Perundang-Undangan (Kajian Khusus Perppu No. 02 Tahun 2017). Nuansa, 10(2). Mujab, S., & Irfansyah, A. (2020). Komunikasi Politik Identitas KH Ma’ruf Amin sebagai Strategi Depolarisasi Agama pada Kontestasi Demokrasi Pilpres 2019. Warta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, 3(01), 54-66. Sonny, Sonny. "Nilai Strategis Kefiguran KH Ma'ruf Amin sebagai Pasangan Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019." Jurnal Renaissance, vol. 4, no. 02, 13 Aug. 2019, pp. 541-550