Uploaded by common.user150315

Senyawa Bioaktif Alga Laut: Nanodrugs Baru?

Mata Kuliah Farmasi
Bahari
Marine Algae-Derived
Bioactive Compounds:
A New Wave of
Nanodrugs?
Oleh : Kelompok 5
Photo by Pexels
NAMA-NAMA KELOMPOK
1.
Salsadilla F2021012282.
2.
Syalwa Aulina Mualim F2021012083.
3.
Sulistiawati F2021012134.
4.
Annisa Asma Lathifah F2021011875.
5.
Yeyen Andriani F2021012276.
6.
Dian Afisa F2021012057.
7.
Nur Fadillah.T F2021012268.
8.
Fitri Sari Yudin F2021011989. ⁠
9.
Satria ruslan F20210116310.
10. Muhammad Makmur Rajab F202101174
1
Pendahuluan
Nanoformulasi berkembang pesat untuk mengatasi
keterbatasan obat berbasis peptida. Baru-baru ini, sintesis biologi
NPs menggunakan organisme seperti bakteri, jamur, virus,
tumbuhan, dan alga menjadi bidang yang menjanjikan. Alga sebagai
nanofaktori bioaktif menawarkan keunggulan seperti produksi skala
besar, biaya rendah, dan sintesis ramah lingkungan.
Alga kaya akan
senyawa
bioaktif
seperti karbohidrat,
Keunggulan utama nanopartikel (NPs) dalam
protein,
mineral,
nanotheranostics mencakup peningkatan (i)
dan
antioksidan,
biokompatibilitas; (ii) bioavailabilitas sistemik; (iii)
yang
berguna
kelarutan; (iv) biodistribusi; (v) biostabilitas; (vi)
dalam
stabilisasi
kemampuan melewati penghalang biologis; (vii) produksi
dan sintesis NPs.
skala besar; (viii) kemudahan penggunaan; (ix) efisiensi
fungsional, serta mengurangi efek samping
NPs berbasis alga meliputi NPs organik dan anorganik, yang disintesis
secara ekstraseluler atau intraseluler. NPs metalik dari alga lebih
potensial untuk aplikasi biomedis karena sifat optik dan elektronik unik
serta biokompatibilitasnya. Faktor biotik dan abiotik mempengaruhi
Photo by Pexels
produksi
biomolekul dari alga, yang berdampak pada stabilitas dan
2
Senyawa Alga yang Menarik di Bidang Medis
Selama beberapa dekade terakhir, alga laut telah menarik
perhatian sebagai sumber daya yang dapat diperbarui.
Terdapat sekitar 8000 spesies alga laut yang telah
diidentifikasi di dunia. Alga laut merupakan sumber utama
metabolit yang diketahui memiliki aktivitas sitostatik,
antivirus, antihelmintik, antijamur, dan antibakteri.
Lipid : 1,5% (Asam lemak
esensial dan PUFA, termasuk
omega 3 dan 6.
Protein : Asam amino esensial
tingkat yang mendekati rekomendasi
FAO/WHO dan protein terkonjugasi.
Protein ini memiliki aktivitas
antiinflamasi, antioksidan, antitumor,
Photo by Pexels
anti-aging,
dan protektif.
Karbohidrat : Fukan, fucoidan,
galaktan sulfat, karrageenan,
dan alginat memiliki berbagai
manfaat kesehatan termasuk
aktivitas antiviral dan
antioksidan. Fucoidan dari alga
coklat memiliki sifat antikanker
dan antimetastatik yang
signifikan.
2
Senyawa Alga yang Menarik di Bidang Medis
Alga juga
mengandung mineral,
vitamin, pigmen dan
polifenol
Mineral: Natrium, fosfor, kalium, kalsium,
magnesium, serta elemen jejak seperti besi, seng,
mangan, dan tembaga. Mineral ini penting untuk
pembentukan jaringan tubuh manusia dan
pengaturan reaksi vital sebagai kofaktor enzim.
Konsumsi alga laut dapat membantu memenuhi
kebutuhan harian mineral esensial.
Vitamin: Vitamin larut air (seperti vitamin B dan C)
dan vitamin larut lemak (seperti vitamin A, D, E, dan
K) yang penting untuk berbagai aktivitas biologis.
Konsumsi alga seperti Spirulina, yang kaya akan
provitamin A dan B12, dapat meningkatkan
kesehatan usus dan penyerapan vitamin.
Pigmen: Klorofil, karotenoid, dan fikobilin.
Karotenoid digunakan dalam suplemen
makanan dan produk kosmetik karena sifat
antioksidannya yang dapat
mengurangi risiko
Photo by Pexels
penyakit kardiovaskular, kanker, dan penyakit
Polifenol: Bromofenol, asam fenolat, dan
flavonoid, sementara alga coklat terutama
mengandung florotanin. Florotanin dari Ecklonia
kurome efektif sebagai antibakteri terhadap
bakteri patogen seperti MRSA, Campylobacter
spp., dan Streptococcus pyogenes.
3
Aspek Kualitatif dan Kuantitatif Biokomponen dari Alga
Analisis fitokimia alga mengungkap adanya berbagai
fitokimia dengan sifat medis penting seperti antimikroba,
anti-inflamasi, dan antioksidan. Analisis dilakukan dengan
Teknik HPLC, GC, TLC, MS dan NMR.
Metode ekstraksi menggunakan metanol
menunjukkan daya reduksi tertinggi
dibandingkan dengan pelarut lainnya
seperti etanol, kloroform, dan aseton.
Metode ini efektif dalam mengekstraksi
senyawa bioaktif dari alga, yang penting
untuk aplikasi terapeutik dan farmasi.
Photo by Pexels
Alga merah dan coklat diketahui memiliki
kandungan senyawa fenolik yang tinggi, seperti
tanin dan flavonoid, yang memiliki potensi
antimikroba yang signifikan. Spesies seperti
Hypnea musciformis dan Enteromorpha intestinalis
yang ditemukan di Teluk Bengal adalah contoh
alga yang kaya akan senyawa fenolik ini.
3
Aspek Kualitatif dan Kuantitatif Biokomponen dari Alga
Pelarut metanol digunakan untuk menguji kandungan tannin dalam berbagai
jenis alga. Tannin diuji dengan FeCl3 untuk alga coklat seperti Dictyota
dichotoma dan Sargassum wightii, alga hijau seperti Cladophora glomerata,
Ulva lactuca, dan Ulva reticulata, serta alga merah seperti Jania rubens,
Corallina mediterranea, dan Pterocladia capillacea. Uji Mayer digunakan untuk
mengidentifikasi kandungan alkaloid pada Dictyota dichotoma, Jania rubens,
Cystoseira mediterranea, dan Pterocladiella capillacea, sedangkan uji NaOH
mengidentifikasi kuantitas coumarin yang tinggi pada spesies Rhodophyta
seperti Gracilaria salicornia dan Mastophora rosea.wa fenolik yang tinggi,
seperti tanin dan flavonoid, yang memiliki potensi antimikroba yang signifikan.
Spesies seperti Hypnea musciformis dan Enteromorpha intestinalis yang
ditemukan di Teluk Bengal adalah contoh alga yang kaya akan senyawa
fenolik ini.
Analisis kandungan makro- dan mikro-elemen seperti Ca, Na, Mg, K, P, I, Fe, dan Zn dilakukan
menggunakan metode semi-kuantitatif dan diskriminan. Kandungan kalium (K) ditemukan
tinggi pada spesies Phaeophyta seperti Padina arborescens, Hizikia fusiforme, dan Sargassum
thunbergia. Kandungan kalsium (Ca) tinggi pada spesies Phaeophyta seperti Scytosiphon
lomentaria dan Sargassum tortile, sementara kandungan magnesium (Mg) tinggi pada
Chlorophyta seperti Ulva conglobata, Ulva pertusa, dan Enteromorpha compressa. Selain itu,
kandungan klorin (Cl) ditemukan tinggi pada Pseudocodium devriesii, Gracilaria salicornia, dan
Mastophora rosea. Photo by Pexels
4
Aspek Kualitatif dan Kuantitatif Biokomponen dari Alga
Penelitian terkini telah difokuskan pada peningkatan sintesis
dan maksimalisasi produksi senyawa biologis berharga dari
budidaya alga. Faktor lingkungan memberikan pengaruh
terhadap produksi senyawa biologis alga.
Ketersediaan nutrisi seperti nitrogen,
fosfor, dan kalium memainkan peran
penting dalam mendukung pertumbuhan
dan produksi senyawa biologis alga.
Nutrisi yang cukup diperlukan agar alga
dapat mensintesis senyawa biologis
seperti protein, karbohidrat, dan lemak
dengan efisien. Kekurangan atau
kelebihan nutrisi dapat mengganggu
keseimbangan biokimia dalam alga dan
mengurangi produksi senyawa biologis
yang diinginkan.
Photo by Pexels
Salinitas air laut yang tepat memastikan
keseimbangan osmotik dalam sel alga dan
mendukung penyerapan nutrisi. Salinitas yang
ekstrem dapat menyebabkan stres osmotik pada
alga, yang pada gilirannya dapat menghambat
pertumbuhan dan produksi senyawa biologis.
Suhu lingkungan yang optimal mempercepat laju
metabolisme alga dan meningkatkan produksi
senyawa biologisnya. Fluktuasi suhu yang ekstrem
dapat mengganggu aktivitas enzim dan proses
metabolik dalam alga, menghambat produksi
senyawa biologis yang diinginkan.
4
Pengaruh Faktor Biotik dan Abiotik dalam Produksi
Biosenyawa Alga
Ketersediaan karbondioksida
mempengaruhi laju fotosintesis alga dan
produksi senyawa biologisnya.
Konsentrasi CO2 yang cukup penting
untuk mendukung fotosintesis yang
efisien dan akumulasi senyawa biologis
yang optimal dalam alga.
Faktor musiman seperti suhu, cahaya,
dan ketersediaan nutrisi dapat berubah
sepanjang tahun, memengaruhi
pertumbuhan dan produksi senyawa
biologis alga. Pengambilan sampel yang
dilakukan pada musim yang berbeda
dapat menghasilkan komposisi senyawa
biologis alga yang bervariasi.
Intensitas cahaya yang memadai diperlukan
untuk mendukung laju fotosintesis dan produksi
senyawa biologis alga. Cahaya yang kurang atau
berlebihan dapat mengganggu proses fotosintesis
dan menghambat produksi senyawa biologis yang
diinginkan.
pH air laut yang stabil memastikan keseimbangan
ion dalam sel alga dan mendukung penyerapan
nutrisi. Perubahan signifikan dalam pH air laut
dapat menyebabkan stres pada alga dan
mengganggu proses pertumbuhan serta produksi
senyawa biologisnya.
Usia daun alga mempengaruhi tingkat
metabolisme dan akumulasi senyawa biologisnya.
Daun yang lebih muda cenderung memiliki laju
pertumbuhan dan produksi senyawa biologis yang
lebih tinggi dibandingkan dengan daun yang lebih
tua.
5
Senyawa yang Berasal dari Alga dan Nanoteranostik
untuk Diabetes
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit yang cepat berkembang secara global. Pada
tahun 2013, jumlah penderita diabetes diperkirakan melebihi 382 juta, dengan potensi
peningkatan hingga 600 juta kasus pada tahun 2035. DM adalah masalah kesehatan
global yang signifikan, mempengaruhi individu muda dan dewasa, meningkatkan
morbiditas dan mortalitas. DM didefinisikan sebagai penyakit metabolik endokrin yang
ditandai oleh hiperglikemia yang berkepanjangan dan persisten akibat produksi insulin
yang tidak memadai atau tindakan insulin yang tidak efektif.
Penyakit autoimun kompleks dan
kerusakan sel β pankreas
Resistensi insulin perifer dan
cacat genetik pada fungsi sel β
pankreas
Photo by Pexels
Diabetes memiliki 2 tipe yakni
diabetes melitus tipe 1 yang
merupakan hasil dari reaksi
autoimun terhadap protein sel
pulau pankreas, kemudian
diabetes tipe 2 yangmana
disebabkan oleh kombinasi faktor
genetik yang berhubungan
dengan gangguan sekresi insulin,
resistensi insulin dan faktor
lingkungan seperti obesitas,
makan berlebihan, kurang makan,
olahraga dan stres, serta penuaan
(Ozougwu et al., 2013).
5
Senyawa yang Berasal dari Alga dan Nanoteranostik
untuk Diabetes
Photo by Pexels
5
Senyawa yang Berasal dari Alga dan Nanoteranostik
untuk Diabetes
Alga Coklat
Menunjukkan aktivitas
antidiabetes yang
efektif karena senyawa
seperti klorotanin,
fukosterol, fucoidan,
asam alginat, dan
fikoxantin. Senyawa ini
mengatur kadar
glukosa darah dan
meningkatkan
Photo by Pexels
sensitivitas insulin.
Alga Merah
Mengandung
bromofenol yang
bertindak sebagai
penghambat enzim
terkait DM.
Alga Hijau
Polisakarida dari Ulva
lactuca dapat
menurunkan glukosa
darah dengan
menghambat
pencernaan dan
penyerapan pati.
5
Senyawa yang Berasal dari Alga dan Nanoteranostik
untuk Diabetes
Florotanin telah diidentifikasi sebagai agen potensial
antidiabetes, sementara fukosterol ditemukan dapat
menurunkan kadar glukosa serum pada tikus diabetes.
Selain itu, ekstrak seperti Pelvetia babingtonii
menunjukkan aktivitas penghambatan α-glukosidase
yang efektif dalam menekan hiperglikemia postprandial.
Aplikasi Nanomedisin: Biosintesis nanopartikel logam
(NPs) menggunakan alga menawarkan alternatif ramah
lingkungan untuk aplikasi medis, termasuk pengobatan
antidiabetes. Phytocomponents seperti terpenoid,
polisakarida, poliol, dan flavon berperan dalam
pembentukan NPs yang stabil.
5
Senyawa yang Berasal dari Alga dan Nanoteranostik
untuk Diabetes
Mikroalga juga mengandung asam lemak tak
jenuh ganda (PUFA) dalam proporsi yang memadai.
PUFA yang berasal dari mikroalga antara lain asam
dokosaheksanat (DHA), asam eikosapentanat (EPA)
dan asam arakidonat (AA) (Sukardi et al., 2014).
DHA dan EPA, dua asam lemak omega-3, memiliki efek anti-inflamasi
yang signifikan dan dapat meningkatkan sensitivitas insulin serta
mengurangi peradangan, membantu pengelolaan dan pencegahan
diabetes tipe 2. AA, meskipun merupakan asam lemak omega-6 yang
sering dianggap pro-inflamasi, diperlukan dalam keseimbangan
dengan omega-3. AA yang seimbang dengan DHA dan EPA dapat
meningkatkan kesehatan metabolik dan mengatur respon inflamasi,
yang berpengaruh pada diabetes.
Kandungan Algae Potensial sebagai
Antidiabetes
Photo by Pexels
Kandungan Algae Potensial sebagai
Antidiabetes
Berbagai jenis alga (misalnya, Cyanophyceae,
Chlorophyceae, Phaeophyceae, Rhodophyceae)
dapat dianggap sebagai kandidat dalam biosintesis
AgNPs (nanopartikel perak) karena sifatnya yang
tumbuh cepat, kandungan organik yang melimpah,
dan kemampuan akumulasi logam yang tinggi.
AgNPs yang biosintesis dari alga merah makro laut
Halymenia poryphyroides menunjukkan aktivitas
antidiabetes in vitro dengan menghambat enzim αamilase dan α-glukosidase secara tergantung dosis.
Photo by Pexels
Senyawa yang Berasal dari Alga dan Nanoteranostik untuk Gangguan
Neurodegeneratif
Penyakit neurodegeneratif diperkirakan akan menjadi ancaman
terbesar di masa depan, melampaui kanker sebagai penyebab
kematian kedua paling umum di kalangan lansia setelah penyakit
kardiovaskular (CVD) pada tahun 2040. Diperkirakan lebih dari 130
juta orang di seluruh dunia akan mengalami demensia pada tahun
Senyawa dari alga laut seperti
2050.
fukosterol,
fukosantin,
oligosakarida
sulfat,
dan
Gangguan neurologis dicirikan oleh kehilangan
florotanin (dieckol) menunjukkan
neuron secara spesifik di area tertentu, termasuk
efek neuroprotektif terkait dengan
berbagai kondisi patologis seperti penyakit
aktivitas
penangkap
ROS,
Alzheimer (AD), Parkinson (PD), multiple sclerosis
penghambatan
kolinesterase,
(MS), Huntington (HD), amyotrophic lateral sclerosis
dan
perlindungan
terhadap
(ALS), dan cedera otak traumatis (TBI). AD dan PD
agregasi
β-amiloid
dan
adalah penyakit neurodegeneratif yang paling umum
kerusakan
neuron
serta
di kalangan lansia.
pengontrol
aktivitas
enzim
AChE
AD terkait dengan beberapa faktor yang berkontribusi pada
Fukosantin,
sebagai
pigmen
coklat
khas
pada
rumput
laut,
perkembangannya, termasuk kerusakan progresif neuron sinaptik, stres
telah diteliti karena potensinya
oksidatif, akumulasi Aβ di otak, serta penurunan kadar neurotransmiter
dalam meningkatkan metabolisme
asetilkolin (ACh) di hipokampus dan korteks. PD terutama ditandai
lemak, meningkatkan resistensi
insulin, dan memperbaiki aktivitas
dengan degenerasi neuron dopaminergik, agregasi tangles
enzim pengatur glukosa hati
Photo
by Pexels
neurofibrillary (NFT), serta
akumulasi
ekstraseluler dan agregasi protein
(Ukratalo et al., 2024).
α-synuclein dari badan Lewy (LB).
Efek Penghambatan oleh AdO
Oligosakarida turunan alginat (AdO) dari alga
coklat laut pada peradangan neuro yang diinduksi
oleh lipopolisakarida (LPS)/β-amiloid (Aβ) dan
fagositosis mikroglia Aβ mengungkapkan efek
ganda dari AdO pada sel mikroglia BV2, di mana
AdO memiliki efek penghambatan pada respons
inflamasi yang diaktifkan oleh LPS/Aβ dan
mendorong fagositosis mikroglia terhadap Aβ.
Photo by Pexels
Stress Oksidatif Berdampak pada Metabolisme Sel
Stres oksidatif (OS) telah terlibat dalam patogenesis penyakit
neurodegeneratif termasuk Alzheimer (AD), Parkinson (PD), dan
multiple sclerosis (MS). OS terjadi karena ketidakseimbangan status
redoks (tingkat pro-oksidan dan antioksidan) atau disfungsi sistem
antioksidan yang menyebabkan
produksi berlebihan spesies oksigen
Photo by Pexels
reaktif (ROS)
Stres oksidatif secara
umum disebabkan
oleh beberapa kondisi,
salah satunya yaitu
meningkatnya
produksi Reactive
Oxygen Species
(ROS) karena
berkurangnya kadar
antioksidan (Kurnia et
al., 2019).
Mekanisme Alga Mengatasi ROS (Rezayian et al., 2019)
Alga menerapkan dua strategi defensif untuk mengatasi ROS sebelum
mereka dapat merusak komponen perbedaan seluler (Gbr. 2). Sistem
pertama terdiri dari enzim antioksidan (berat molekul tinggi) seperti
dismutase superoksida, glutation reduktase, katalase, askorbat
peroksidase dan non-enzimatik (berat molekul rendah) yang terdiri dari
askorbat, flavonoid, karotenoid, glutathione, tokoferol dan fenol.
Mekanisme kedua adalah memperbaiki enzim yang memperbaiki dan
menghilangkan
Photo by Pexels makromolekul yang rusak.
Antioksidan enzimatik
penting dalam
detoksifikasi efek
destruktif dari ROS
yang terbentuk oleh
elektron
transportasi (O2 −,
H2O2, HO•), tetapi
antioksidan nonenzimatik adalah
lebih efektif dalam
pencegahan prodction
ROS dengan eksitasi
transfer energi (1
O2)
Stress Oksidatif Berdampak pada Metabolisme Sel
Senyawa
alga
seperti
dieckol
dan
phlorofucofluoroekol telah terbukti memiliki aktivitas
meningkatkan daya ingat dan menghambat AChE.
Senyawa yang diisolasi dari ekstrak mikroalga hijau
laut termasuk Nannochloropsis oculata, Chlorella
minutissima, Tetraselmis chuii, dan mikroalga merah
Rhodomonas salina telah terbukti menghambat
aktivitas AChE in vitro. Kekurangan omega-3 PUFAs
telah dikaitkan dengan onset dini AD, sedangkan
PUFAs telah menunjukkan aktivitas neuroprotektif
dan dapat meningkatkan neurotransmisi pada neuron
kolinergik.
Photo by Pexels
Senyawa Alga yang Dapat
dinanoenkapsulasi untuk Gangguan
Neurodegeneratif
Photo by Pexels
Senyawa Alga yang Dapat
dinanoenkapsulasi untuk Gangguan
Neurodegeneratif
Photo by Pexels
6
Kesimpulan
Alga laut tetap menjadi reservoir produk teranostik alami yang belum banyak
dieksplorasi (misalnya antioksidan, antimikroba) yang bisa lebih lanjut
dinanoenkapsulasi untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan. Baik faktor
biotik maupun abiotik dapat memengaruhi produksi senyawa tersebut oleh
alga. Menariknya, pendekatan hijau dalam sintesis NP menggunakan alga mati
atau hidup dapat digunakan untuk menanoenkapsulasi senyawa alga.
Senyawa bioaktif seperti phlorotannins dan derivatif eckol, yang banyak
terdapat dalam alga coklat, telah diidentifikasi sebagai sumber obat (adjuvant)
potensial untuk diabetes dan penyakit Alzheimer, masing-masing. Penelitian
lebih lanjut perlu dilakukan untuk pengembangan senyawa alga dan
nanokomponen untuk mengobati penyakit kronis kompleks.
Photo by Pexels
Sumber Literatur:
Menaa, F., Wijesinghe, U., Thiripuranathar, G., Althobaiti, N. A., Albalawi, A. E., Khan, B. A., & Menaa, B.
(2021). Marine algae-derived bioactive compounds: a new wave of nanodrugs?. Marine
drugs, 19(9), 484. (Jurnal utama)
FITRI, N. S. (2021). UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI SENYAWA POLISAKARIDA SULFAT DARI ALGA
COKLAT (Sargassum polycystum) SECARA IN VIVO= IN VIVO ANTI-INFLAMMATORY
ACTIVITY TEST OF SULFATED POLYSACCHARIDE COMPOUNDS FROM BROWN ALGAE
(Sargassum polycystum) (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Kurnia, Y., Widiastuti, E. L., & Nurcahyani, E. (2019, January). Efek Antioksidan Taurine, Lamun (Enhalus
acoroides L.), dan Alga Merah (Eucheuma cottonii L.) Terhadap Stres Oksidatif Pada Beberapa
Organ Homeostasis Mencit Yang Diinduksi Glifosat. In Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan
Obat Indonesia Ke 55 (Vol. 1, No. 1, pp. 296-303). Penerbit: Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat-Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPM-PMP) Universitas Tidar.
Ukratalo, A. M., Amahoru, G., Manery, D. E., Zuneldi, T., Pangemanan, V. O., & Loilatu, M. F. (2024).
Perubahan Berat Badan Mencit (Mus musculus) Model Diabetes Melitus Tipe 1 yang Diterapi
Ekstrak Alga Coklat Sargassum sp. Jurnal Anestesi, 2(3), 39-47.
Ozougwu, J. C., Obimba, K. C., Belonwu, C. D., & Unakalamba, C. B. (2013). The pathogenesis and
pathophysiology of type 1 and type 2 diabetes mellitus. J Physiol Pathophysiol, 4(4), 46-57.
Rezayian, M., Niknam, V., & Ebrahimzadeh, H. (2019). Oxidative damage and antioxidative system in
algae. Toxicology reports, 6, 1309-1313.