Lakukanlah identifikasi risiko di salah satu organisasi yang sudah memiliki badan hukum, lalu rumuskan konteks internal dan eksternal organisasi tersebut. Pilihlah salah satu posisi jabatan di organisasi tersebut sebagai pemilik risiko yang akan menjadi objek observasi. Selanjutnya identifikasilah sebanyak 5 risiko terbesar bagi penanggungjawab unit kerja tersebut. Tempat : UPTD Puskesmas Tanjonge Kec. Marioriwawo Kab.Soppeng Rumusan Konteks Eksternal 1) Ekonomi Pada Pusat Kesehatan Masyarakat penetapan tarif layanan disesuaikan dengan kemampuan penerima layanan kesehatan dan regulasi yang ada (Peraturan Daerah (Perda) / Peraturan Bupati (Perbu). Oleh karena itu tarif layanan satu daerah dengan daerah lainnya berbeda-beda. Sehingga pada pusat layanan kesehatan semakin banyak orang yang sakit dan mendapatkan pelayanan kesehatan maka pembiayaan meningkat. Adapun bagi orang yang menerima pelayanan kesehatan biaya untuk mendapatkan pelayanan akan meningkat dan tidak dapat diprediksi tergantung berat dan ringannya masalah yang dihadapi ketika menerima pelayanan. 2) Peraturan Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Pusat Kesehatan Masyarakat memberikan layanan yang sesuai dengan standar operasional dan bagi yang memberikan pelayanan harus sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan terhadap jenis layanan yang diberikan. Sesuai dengan Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Selain itu juga berdasarkan pada Peraturan Daerah (Perda) dan Peratutaran Bupati (Perbu). 3) Teknologi Saat ini perkembangan teknologi sangatlah pesat sehingga semua aspek kehidupan saat ini harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Selain itu saat ini terjadi pandemic covid-19 yang mengharuskan kita untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan sehingga perkembanagn teknologi sangat membantu. Oleh karena itu, saat ini Pusat Kesehatan Masyarakat menggunakan berbagai teknologi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Maka dapat dikatakan, saat ini pusat Kesehatan masyarakat padat akan teknologi yang digunakan. 4) Masyarakat Pusat layanan Kesehatan akan memberikan pelayanan yang membantu masyarakat secara individu, keluarga, dan komunitas yang pada akhirnya masyarakat akan hidup sehat dan produktif. Rumusan Konteks Internal 1. Visi dan Misi Visi adalah suatu rangkaian kata yang memuat impian, cita-cita, nilai, masa depan dari suatu organisasi, baik di dalam Lembaga hingga perusahaan. Sedangkan misi adalah sekumpulan rencana atau cara yang ditentukan untuk mewujudkan visi yang telah ditentukan. Sehingga setiap Pusat Layanan Kesehatan memiliki visi dan misi. Visi dari UPTD Puskesmas Tanjonge yaitu Terwujudnya layanan Kesehatan yang unggul dan inovatif di wilayah Puskesmas tanjonge menuju kabupaten soppeng lebih baik. Misi dari UPTD Puskesmas Tanjonge yaitu : 1.Memberikan pelayanan Kesehatan yang bermutu, proaktif, terjangkau dan terintegritas 2.menjadikan Puskesmas sebagai pusat pembangunan Kesehatan 3.Menggerakkan pembangunan berwawasan Kesehatan. 4.Menajaga kualitas lingkungan kerja. Setiap pusat layanan Kesehatan memiliki visi dan misi yang berbeda-beda tetapi pada umumnya visi dan misinya yaitu memberikan layanan kepada masyarakat untuk hidup sehat dan produktif. Dengan adanya visi dan misi diharapkan pusat layanan Kesehatan dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan tujuannya dapat tercapai. 2. Tata Kelola Di setiap pusat layanan Kesehatan dibutuhkan tata Kelola yang baik. Tata Kelola yang baik yaitu suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggung jawabkan secara bersama. Sebagaimana kita ketahui dalam pusat layanan Kesehatan memiliki pegawai yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berbeda-beda. Sehingga dibutuhkan pembagian tugas yang baik. Oleh karena itulah dibuatlah struktur organisasi yang dapat membagi peran-peran dengan baik. Sehingga di Setiap pusat layanan Kesehatan memiliki struktur organisasi dalam menjalankan tugasnya. Untuk menjalankan perannya dengan baik dibuatlah struktur organisasi dengan menempatkan pegawai/karyawan sesuai dengan pengetahuan,kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Sehingga pegawai/karyawan tersebut ditempatkan/ditugaskan sesuai dengan bidangnya.Hal tersebutnya juga sesuai dengan peraturan yang ada dimana harus dibuat struktur organisasi di setiap Puskesmas yang ada. Secara umum struktur organisasi yang ada di Puskesmas yaitu : Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha Sistem Informasi Puskesmas Kepegawaian & Rumah Tangga UKM Pengembangan UKP, Kefarmasian dan Laboratorium Jaringan Pelaysnan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan Promkes Kes.Jiwa Poli Umum Puskesmas Pembantu UKS Kes.UKGM Poli Gilut Puskesmas Keliling Kesling Kestradikom Poli KIA/KB Bidan Desa KIA/KB Kes.Olahraga UGD Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan Gizi Kesmas Kes.Indera Gizi P2 Kes.Lansia Persalinan Perkesmas Kes.Kerja Rawat Inap UKM Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Farmasi Laboratorium Keuangan 3. Strategi Strategi yang dilaksanan oleh pusat layanan Kesehatan yaitu menguntungkan kedua belah pihak yaitu pihak yang menerima layanan dan pihak yang memberi layanan. Oleh karena itu pihak yang memberikan layanan harus memberikan layanan yang sesuai dengan standar operasional dan bagi yang memberikan pelayanan harus sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan terhadap jenis layanan yang diberikan. Sehingga pemberi pelayanan harus memiliki pengetahuan, kemampuan dan kompetensi yang sesuai dengan bidang yang ia tempati. Contohnya jika ia berada di bagian gizi maka ia harus mempunyai pengetahuan dan kompetensi dalam bidang gizi. Output yang dihasilkan dari pelayanan yang diberikan tidak boleh bertentangan dengan lingkungan, baik dilingkungan tempat pelayanan maupun limbah yang dihasilkan yang dihasilkan dari pelayanan tersebut. 4. Sasaran Setiap Pusat Kesehatan Masyarakat memiliki sasaran yaitu penduduk yang berada di wilayah kerja pusat layanan tersebut berada. Penduduk yang berada di wilayah kerja pusat layanan tersebut diberikan pelayanan baik secara promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. 5. Hubungan dengan Pemangku Kepentingan Pusat Kesehatan masyarakat melaksanakan pelayanan teknis terhadap seluruh penduduk wilayah kerjanya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Maka diperlukan dukungan dari semua pemangku kepentinngan yang ada di wilayah tersebut dengan membuat regulasi yang sesuai Undang-undang yang berlaku. 6. Standar Standar Operasional yang digunakan sesuai dengan Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Daerah (Perda) Peraturan Gubernur (Pergub) dan Peraturan Bupati (Perbup) 5 Risiko Terbesar pada Tim Vaksinasi Covid-19 a) Risiko Tertular Pemberian vaksinasi harus dilakukan dengan mengikuti SOP. Ketika pemberian vaksin tidak mengikuti SOP dengan maka kemungkinan terjadinya penularan baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal terhadap petugas vaksinasi dan pasien harus dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan dengan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menajaga jarak). Dengan menerapkan hal tersebut kita dapat mencegah penularan covid-19. b) Risiko Tidak tercapai Sasaran Pemberian vaksin merupakan salah satu upaya yang dinilai paling efektif untuk mengatasi pandemic covid-19 yang masih terus berlangsung. Puskesmas diharuskan memberikan vaksinasi sebanyak 70% dari komunitas yang ada dikarenakan perlindungan baru bisa berjalan efektif jika 70% tersebut tercapai. Oleh karena itu setiap Puskesmas dianjurkan untuk melakukan vaksinasi disetiap wilayah kerjanya. Untuk itu perlu diberikan informasi yang tepat kepada masyarakat sehingga target dapat tercapai. c) Risiko Vaksin Rusak Vaksin merupakan produk biologi yang diberikan kepada seseorang untuk melindungi diri dari penyakit sehingga vaksin merangsang pembentukan kekebalan terhadap penyakit tertentu pada tubuh seseorang. Oleh karena itu vaksin dapat mengalami kerusakan. Vaksin biasanya di simpan pada tempat yang memiliki suhu ruangan yang rendah seperti didalam kulkas. Sehingga apabila terjadi kerusakan listrik maka vaksin akan mengalami kerusakan maka vaksin tersebut tidak dapat digunakan lagi. d) Risiko Limbah Alat yang digunakan pada saat vaksinasi merupakan alat sekali pakai sehingga setelah dipakai akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut harus diolah/ dibuang dengan benar dikarenakan apabilah tidak dibuang dengan benar akan mengakibatkan penularan virus covid-19 serta pencemaran lingkungan. Sehingga tidak boleh diolah/ dibuang denga asal-asalan. e) Risiko Masyarakat Pemberian vaksin merupakan salah satu upaya yang dinilai paling efektif untuk mengatasi pandemic covid-19 yang masih terus berlangsung. Dalam upaya vaksinasi masih ada masyarakat yang menolak untuk divaksin dikarenakan informasi yang kurang tepat. Banyaknya informasi yang kurang tepat yang menyebar mengakibatkan masyarakat untuk takut melakukan vaksin. Oleh karena itu diperlukan untuk penyampaikan informasi yang tepat oleh pihak tenaga kesehatan dengan melakukan penyuluhan ke daerah-daerah. Padahal vaksinasi bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh agar dapat mengurangi resiko penularan. Semakin banyak individu yang melakukan vaksin di sebuah daerah maka herd immunity akan tercapai, sehingga meminimalisir risiko paparan dan mutase dari virus covid-19.