Uploaded by User147894

120-192-1-PB

advertisement
81
PLANTROPICA Journal of Agricultural Science. 2016. 1(2): 81-86
PENGARUH APLIKASI POLIMER SUPERABSORBEN PADA BEBERAPA
KADAR LENGAS TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT
TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.)
EFFECT OF SUPERABSORBENT POLYMER APPLICATION IN SEVERAL
LEVELS OF SOIL MOISTURE ON THE GROWTH OF SEEDLINGS OF
SUGARCANE (Saccharum officinarum L.)
Yohanes Kristantyo*), Sri Winarsih2), Setyono Yudo Tyasmoro1) dan Yogi Sugito1)
1)
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
Jl. Veteran No. 65145 Malang, Jawa Timur, Indonesia
2)
Pusat Percobaan Perkebunan Gula Indonesia
Jl. Pahlawan No. 25 Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia
*)
Email : [email protected]
ABSTRAK
Tanah marginal masih menjadi masalah
terhadap pertumbuhan tanaman tebu.
Tanah yang kering dengan kandungan air
yang terbatas mengakibatkan kebutuhan air
tanaman tebu tidak terpenuhi. Cara untuk
mengatasi masalah tersebut ialah dengan
meningkatkan kadar lengas tanah melalui
penambahan
polimer
superabsorben.
Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan
dosis polimer superabsorben dan kadar
lengas optimum pada budidaya tanaman
tebu. Bahan yang digunakan adalah tebu
varietas PS 862, polimer superabsorben,
dan media tanam berupa tanah 3 : 1 pasir.
Percobaan ini menggunakan Rancangan
Petak Terbagi yang terdiri dari dua faktor
dan diulang sebanyak tiga kali. Faktor
pertama adalah kadar lengas tanah (K)
yang terdiri dari empat taraf yaitu 100%
kapasitas lapang (K1), 75% kapasitas
lapang (K2), 50% kapasitas lapang (K3) dan
25% kapasitas lapang (K4). Faktor kedua
ialah dosis polimer superabsorben (P) yang
terdiri dari lima taraf yaitu tanpa polimer
superabsorben (P0), 0,5 g polibag-1 (P1), 1
g polibag-1 (P2), 1,5 g polibag-1 (P3) dan 2 g
polibag-1 (P4). Analisis data yang digunakan
adalah uji F. Percobaan ini dilaksanakan di
Pusat
Penelitian
Perkebunan
Gula
Indonesia (P3GI) Pasuruan pada bulan
Januari 2015 hingga April 2015. Hasil
percobaan menunjukkan bahwa tidak
tedapat
interaksi
pada
persentase
perkecambahan, panjang tanaman, jumlah
daun, jumlah anakan, tinggi batang dan
jumlah batang. Faktor tunggal kadar lengas
tanah menunjukkan beda nyata parameter
panjang tanaman, jumlah daun, jumlah
anakan, tinggi batang dan jumlah batang,
sedangkan
faktor
tunggal
polimer
superabsorben
berbeda
nyata
pada
parameter panjang tanaman dan jumlah
batang.
Kata kunci: Kadar Lengas, Polimer
Superabsorben, Tanah Marginal, Kapasitas
Lapang.
ABSTRACT
Marginal soil still be problem to sugarcane.
Soil with limited water, finally water required
for surgarcane fulfilled. To settle the
problem
it
by
increases
through
superabsorben polymer. Purpose of this
experiment are knowing
determine
optimum doses and moisture content of
superabsorbent polymer in the seedling of
sugarcane. Material used are PS 862
variety sugarcane, superabsorben polymer
and soil as 3 : 1 sand. The experiment are
arranged Split Plot design that consisted of
two factors and repeated three times. First
factor is soil mouisture (K) = 100% field
capacity (K1), 75% field capacity (K2), 50%
field capacity (K3) and 25% field capacity
82
Yohanes Kristantyo, et al.: Pengaruh Aplikasi Polimer Superabsorben Pada Beberapa Kadar......
(K4). The second factor is superabsorben
polymer
dose (P) = without the
superabsorbent polymer (S0), 0,5 g per
polybag superabsorbent polymer (S1), 1 g
polybag-1 superabsorbent polymer (S2), 1,5
g polybag-1 superabsorbent polymer (S3)
and 2 g polybag-1 superabsorbent polymer
(S4). The data were statistically analyzed
according to the design used is the analysis
of variance 5% level. Experiment has been
conducted on January 2015 to April 2015 in
Indonesian Sugar Research Institute,
Pasuruan. Result observation
showed
there is not interaction on germination
percentage, plant lenght, number of leaf,
number of tillers, stem hight and number of
stem. Soil moisture factors showed that
there is significantly different on the plant
lenght, number of leaf, number of tillers,
stem hight
and number of stem.
Superabsorben polymer factor showed that
there is significantly different on the plant
length and number of stem.
Keywords: Soil Moisture, Superabsorben
Polymer, Marginal Land, Field Capacity.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan
tanaman
ialah
pertambahan ukuran yang dapat diketahui
dengan adanya pertambahan panjang dan
pertambahan
volume
tanaman.
Pertumbuhan makhluk hidup bersifat tidak
dapat
kembali
ke
kondisi
semula
(irreversible). Cara untuk meningkatkan
gula nasional adalah dengan ekstensifikasi
atau dengan cara perluasan area tanam.
Terbatasnya
lahan-lahan
subur
mengakibatkan
lahan-lahan
marginal
digunakan sebagai lahan budidaya tebu.
Lahan marginal dapat diartikan sebagai
lahan yang memiliki mutu rendah karena
memiliki beberapa faktor pembatas jika
digunakan untuk suatu keperluan tertentu.
Lahan marginal dengan kesuburan rendah
dan kemampuan mengikat air yang rendah
menjadi masalah yang harus ditindak lebih
lanjut. Masalah yang berkaitan dengan
kadar air dalam tanah adalah kadar lengas
tanah. Kadar lengas tanah sering disebut
sebagai kandungan air (moisture) yang
terdapat dalam pori tanah (Suharto, 2006).
Faktor yang mempengaruhi kandungan
lengas dalam tanah antara lain iklim,
kandungan bahan organik, fraksi lempung
tanah, topografi, dan adanya bahan
penutup tanah baik organik maupun
anorganik (Andriyanti, 2012).
Polimer superabsorben (PAM) adalah
polimer sintetis rantai panjang yang
bertindak sebagai agen penguatan tanah
(Meizal, 2008). Partikel pengikat bersama
tanah dan akibatnya akan menjadi partikel
yang lebih besar dan lebih berat sehingga
tidak dapat dihapus dengan mudah oleh air.
Interaksi antara polimer bergantung pada
properti dari polimer dan sifat tanah.
Pemberian PAM ke dalam tanah efektif
dalam
menstabilkan
agregat
tanah,
mengurangi
erosi
tanah
dan
air
meningkatkan infilitrasi air dan juga secara
tidak langsung sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil tanaman. PAM
merupakan salah satu conditioner tanah
yang paling banyak digunakan.
Percobaan ini bertujuan untuk
mempelajari respon tanaman tebu pada
aplikasi polimer superabsorben (PAM) pada
beberapa kadar lengas tanah dan
mempelajari peningkatan pertumbuhan
tanaman tebu akibat perlakuan polimer
superabsorben.
BAHAN DAN METODE
Percobaan dilaksanakan pada bulan
Januari 2015 hingga April 2015 di Rumah
Kaca Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Indonesia (P3GI) Pasuruan, Jawa Timur.
Metode percobaan yang digunakan
ialah Rancangan Petak Terbagi (RPT)
dimana petak utama adalah kadar lengas
tanah, terdiri atas empat taraf yaitu 100%
kapasitas lapang (K1), 75% kapasitas
lapang (K2), 50% kapasitas lapang (K3) dan
25% kapasitas lapang (K4) sedangkan anak
petak adalah dosis polimer superabsorben
poliakrilamida, terdiri atas lima taraf yaitu
tanpa polimer superabsorben (P0), 0,5 g
polibag-1 polimer superabsorben (P1), 1 g
polibag-1 polimer superabsorben (P2), 1,5 g
polibag-1 polimer superabsorben (P3) dan 2
g polibag-1 polimer superabsorben (P4),
sehingga
didapatkan
20
kombinasi
perlakuan dan masing-masing kombinasi
83
Yohanes Kristantyo, et al.: Pengaruh Aplikasi Polimer Superabsorben Pada Beberapa Kadar......
perlakuan menggunakan ulangan sebanyak
tiga kali. Parameter pengamatan yang
dilakukan
meliputi
persentase
berkecambah, panjang tanaman, jumlah
daun, jumlah anakan, tinggi batang dan
jumlah batang. Data hasil pengamatan
dianalisis statistika sesuai rancangan yang
digunakan ialah dengan analisis ragam (uji
F) pada taraf 5%. Jika perlakuan
menunjukkan perbedaan nyata pada Fhitung maka dilanjutkan dengan uji lanjut
dengan BNJ 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persentase Perkecambahan
Perkecambahan adalah masa kritis di
dalam
kehidupan
tanaman
tebu,
perkecambahan yang baik berarti suatu
permulaan yang baik dan memberikan
landasan
bagi
suatu
tanaman.
Perkecambahan ditekankan pada terjadinya
perkembangan tubuh atau organ yang
terdapat di bagal atau batang tebu, yaitu
mata yang merupakan suatu miniatur
batang dengan titik tumbuhnya dan
primordia daun dan akar, menjadi tunas
atau tanaman baru (Pawirosemadi, 2011).
Hasil
pengamatan
pada
parameter
persentase perkecambahan bibit tanaman
tebu (Tabel 1) menunjukkan bahwa tidak
terdapat interaksi antara beberapa kadar
lengas tanah dengan berbagai dosis
polimer
superabsorben
terhadap
persentase perkecambahan. Perlakuan
kadar lengas tanah (K) dengan aplikasi
dosis polimer superabsorben (P) tidak
berpengaruh nyata terhadap rata-rata
persentase perkecambahan.
Kondisi yang jenuh air menyebabkan
ruang pori makro maupun mikro terisi oleh
air sehingga tidak terdapat ruang udara
yang cukup untuk akar melakukan respirasi,
selain itu pada kondisi yang jenuh air akan
menghambat proses dekomposisi bahan
organik dalam tanah sehingga nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman belum mampu
disuplai dengan baik oleh tanah menuju
tanaman. Menurut Soemarno (1995)
dekomposisi bahan organik akan meningkat
seiring dengan peningkatan suhu, lengas
tanah dan suplai oksigen dalam tanah,
dekomposisi yang berlangsung pada
kondisi tergenang akan berlangsung lebih
lambat. Pawirosemadi (2011) menyatakan
bahwa ada beberapa faktor yang perlu
mendapat perhatian anatara lain : (1) zat
pengatur tumbuh, (2) varietas, (3) status
hara, (4) gradien perkecambahan, (5)
panjang potongan bagal, (6) letak mata
pada
penanaman,
(7)
penundaan
penanaman, (8) adanya klaras atau pelepah
(9) aerasi dan ketebalan tutup tanah.
Panjang Tanaman
Tebu menyimpan hasil fotosintesis
sebagian besar berupa sukrosa pada
batangnya. Pemanjangan batang tebu
dipengaruhi oleh faktpr eksternal dan
internal. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa tidak terdapat interaksi antara
perlakuan kadar lengas tanah (K) dan dosis
polimer superabsorben (P) terhadap
pengamatan panjang tanaman namun
faktor
tunggal
dari
masing-masing
perlakuan menunjukkan hasil beda nyata
(Tabel 1). Rekomendasi hasil percobaan
menyarankan agar faktor kadar lengas dan
aplikasi polimer superabsorben diterapkan
secara terpisah atau salah satu saja, hal ini
menunjukkan bahwa fungsi faktor kadar
lengas dan aplikasi polimer superabsorben
bersifat
antagonis
(saling
menekan
pengaruh masing-masing sehingga akan
merugikan jika diterapkan bersama.
Kadar lengas tanah yang berbeda
menyebabkan
terjadinya
perbedaan
panjang
tanaman,
setiap
kenaikan
kelengasan tanah direspon oleh tanaman
dengan peningkatan tinggi tanaman.
Pemberian dosis polimer superabsorben 1 g
polibag-1 atau setara dengan 20 kg Ha-1
memberikan nilai paling tinggi pada
parameter panjang tanaman, hal ini diduga
karena dengan pemberian dosis polimer
superabsorben 1 g polibag-1 mampu
meningkatkan laju infiltrasi dalam tanah dan
agregat tanah sehingga mampu menyokong
tanaman dengan kuat dan tanaman mampu
tumbuh dengan tegak. Hal ini didukung
dengan percobaan Shainberg (1990) yang
menyatakan bahwa penerapan dosis
polimer superabsorben 20 kg ha -1 adalah
paling efektif dalam memelihara ketinggian
laju infiltrasi.
84
Yohanes Kristantyo, et al.: Pengaruh Aplikasi Polimer Superabsorben Pada Beberapa Kadar......
Tabel 1 Pengaruh Aplikasi Polimer Superabsorben pada Beberapa Kadar Lengas Tanah
terhadap Persentase Perkecambahan, Panjang Tanaman, Jumlah Daun, Jumlah
Anakan, Tinggi Batang dan Jumlah Batang
Parameter Pengamatan
Perlakuan
Kadar Lengas
K1 (100% KL)
K2 (75% KL)
K3 (50% KL)
K4 (25% KL)
BNJ 5%
Dosis Polimer
P0 (Tanpa Polimer)
P1 (0.5 g polibag-1)
P2 (1 g polibag-1)
P3 (1.5 g polibag-1)
P4 (2 g polibag-1)
BNJ 5%
Persentase
Perkecambahan
(%)
Panjang
Tanaman
(cm)
Jumlah
Daun
Jumlah
Anakan
Tinggi
Batang
(cm)
Jumlah
Batang
64.44
91.11
86.66
84.44
tn
204.39 c
171.83 b
160.51 b
127.32 a
122.49 a
22.91 b
21.17 b
19.80 b
13.66 a
3.52 a
03.84 b
03.80 b
03.56 b
01.98 a
1.26 b
101.64 c
052.24 b
046.07 b
031.44 a
109.70 a
04.80 b
04.62 b
04.33 b
03.22 a
0.79 b
83.33
74.99
77.77
88.88
83.33
tn
156.19 a
167.84 ab
174.38 b
170.18 b
161.45 a
12.48
17.52
20.33
21.22
19.69
18.16
tn
02.91
03.36
03.72
03.40
03.02
tn
55.55
58.65
62.06
59.01
53.95
tn
3.89 a
4.39 ab
4.89 b
4.25 ab
3.81 a
0.90 a
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf 0,05; tn = tidak nyata ; KL = Kapasitas
Lapang.
Jumlah Daun
Daun adalah organ terpenting bagi
tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya
karena tumbuhan
adalah organisme
autotrof obligat yang harus memasok
kebutuhan energinya sendiri melalui
konversi energi cahaya matahari menjadi
energi kimia. Daun berfungsi sebagai
penangkapan energi dari cahaya matahari
untuk fotosintesis. Menurut Sudaryono
(2006) terjadinya kehilangan air yang tinggi
kemudian diikuti dengan masuknya air ke
dalam tanaman pada kecepatan yang sama
akan menyebabkan turgor sel menurun,
sebagai akibatnya daun tanaman menjadi
layu. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
pada faktor tunggal kadar lengas 100%
kapasitas lapang (Tabel 1) memberikan nilai
jumlah daun paling tinggi.
Faktor tunggal aplikasi dosis polimer
superabsorben tidak menunjukkan beda
nyata hal ini karena efektivitas dari
pengaplikasian
polimer
superabsorben
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
tanah, suhu dan sinar UV dari matahari
yang mampu merusak ikatan kimia dari
polimer superabsorben. Seybold (1994)
menyatakan
bahwa
perlakuan
PAM
berhubungan pada faktor lingkungan seperti
cahaya matahari dan hidrolisis kimia.
Jumlah Anakan per Tanaman
Hasil
percobaan
(Tabel
1)
menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi
antara perlakuan kadar lengas tanah
dengan dosis polimer superabsorben
terhadap
rata-rata
jumlah
anakan.
Perlakuan kadar lengas tanah berbeda
nyata dan kadar lengas 100% kapasitas
lapang memberikan hasil terbaik pada
parameter jumlah anakan. Tanah dengan
100%
kapasitas
lapang
memiliki
perbandingan udara dan air yang seimbang
yang mengakibatkan aerasi dan draenase
baik sehingga respirasi akar tanaman tidak
terhambat, hal ini direspon dengan jumlah
anakan paling banyak pada 100% kapasitas
lapang, sedangkan perlakuan dosis polimer
superabsorben tidak berbeda nyata pada
semua pengamatan namun dosis 1 g
polibag-1 dianggap paling baik untuk
pertumbuhan anakan hal ini dapat dilihat
bahwa sampai 25% kapasitas lapang, dosis
1 g polibag-1 mampu memberikan hasil
jumlah anakan paling banyak, hal ini baik
diterapkan pada lahan-lahan yang marginal
dimana kebutuhan air sangat terbatas,
85
Yohanes Kristantyo, et al.: Pengaruh Aplikasi Polimer Superabsorben Pada Beberapa Kadar......
namun sebaliknya apabila pemberian dosis
polimer superabsorben dilakukan secara
berlebihan atau melebihi dosis rekomendasi
akan memberikan dampak negatif terhadap
pertumbuhan tanaman (Seybold, 1994).
Tinggi Batang
Tinggi batang dapat dihitung apabila
tanaman tebu sudah memiliki ruas. Ruas
setiap batang mampu menghasilkan satu
mata tunas. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa tidak terdapat interaksi pada
perlakuan beberapa kadar lengas tanah dan
dosis polimer superabsorben terhadap
tinggi batang. Hasil percobaan (Tabel 1)
menunjukkan bahwa perlakuan kadar
lengas tanah memberikan pengaruh nyata
pada parameter tinggi batang sedangkan
aplikasi polimer superabsorben tidak
memberikan
pengaruh
nyata
pada
parameter tinggi batang, hal ini diduga
karena
pada
berbagai
perlakuan
peningkatan jumlah batang sudah tidak
terjadi lagi sehingga jumlah anakan relatif
sama.
Pertambahan tinggi pada batang tebu
diikuti
bersamaan
dengan
waktu
perpanjangan ruas dan diameter batang,
namun hingga 112 hst ruas pada batang
tebu masih belum nampak secara jelas
karena masih tertutup oleh pelepah. Hal ini
didukung dengan pernyataan Wardani
(2013) menyatakan bahwa pada tanaman
tebu,
pemanjangan
ruas
batang
berlangsung
setelah
tunas
tumbuh
sempurna.
Jumlah Batang
Peningkatan jumlah anakan akan
sebanding dengan peningkatan jumlah
batang pada satu rumpun tanaman tebu.
Hasil percobaan (Tabel 1) menunjukkan
bahwa perlakuan kadar lengas tanah
memberikan hasil beda nyata, hal ini diduga
karena
pada
berbagai
perlakuan
peningkatan jumlah batang sudah tidak
terjadi lagi sehingga jumlah anakan relatif
sama.
Keberhasilan
aplikasi
polimer
superabsorben dipenagruhi oleh faktor
teknis, meskipun pada 25% kapasitas
lapang memberikan hasil paling sedikit
pada jumlah batang namun pemberian
dosis 1 g polibag-1 pada kadar lengas tanah
75%, 50% dan 25% mampu memberikan
hasil paling baik pada jumlah batang
sehingga baik diterapkan pada lahan-lahan
marginal yang kekurangan air. Hal ini
didukung oleh percobaan Bjorneberg (1998)
menyatakan bahwa keberhasilan PAM
berpengaruh secara signifikan semasa
proses campuran dan penyemprotan
sehubungan dengan satu pengurangan di
rangkainya PAM panjang.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat interaksi antara aplikasi berbagai
dosis
polimer
superabsorben
pada
beberapa kadar lengas tanah terhadap
persentase
perkecambahan,
panjang
tanaman, jumlah daun, jumlah anakan,
tinggi
batang
dan
jumlah
batang.
Pertumbuhan tanaman tebu pada kadar
lengas 50% dan 75% kapasitas lapang
memberikan hasil tidak beda nyata dengan
pemberian air 100% kapasitas lapang.
Pemberian polimer superabsorben yang
mampu
meningkatkan
pertumbuhan
tanaman tebu pada pemberian 1 g polibag-1
dimana tidak beda nyata dengan dengan
dosis polimer superabsorben 0,5 g polibag-1
dan 1,5 g polibag-1.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada
Pusat
Penelitian
Perkebunan
Gula
Indonesia, Pasuruan, Jawa Timur yang
telah
memberikan
sarana
dalam
pelaksanaan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanti, W. 2012. Pembuatan dan
karakterisasi polimer superabsorben
dari
ampas
tebu.
Prosiding
Pertemuan dan Presentasi Ilmiah
Teknologi
Akselerator
dan
Aplikasinya. 1 (13) : 1-7.
Bjorneberg, D. L. 1998. Temperature,
concentration, and pumping effects
on PAM Viscosity. Jurnal ASAE. 41
(6): 1651-1655.
86
Yohanes Kristantyo, et al.: Pengaruh Aplikasi Polimer Superabsorben Pada Beberapa Kadar......
Meizal. 2008. Pengaruh kompos ampas
tebu dengan pemberian berbagai
kedalaman terhadap sifat fisik tanah
pada lahan tembakau deli. Jurnal
Ilmiah Abdi Ilmu. 1 (1) : 83-88.
Mubin, Ahmad, dan Ratnanto Fitriadi,
2005. Upaya penurunan biaya
produksi
dengan
memanfaatkan
ampas tebu sebagai pengganti bahan
penguat dalam proses produksi
asbes semen. Jurnal Teknik Gelagar.
1 (16) 10-19.
Pawirosemadi, M. 2011. Dasar-dasar
teknologi
budidaya
tebu
dan
pengolahan hasilnya. Universitas
Negeri Malang. Malang: UM Press.
pp 39-545.
Seybold, C. A. 1994. Polyacrylamide
review:
soil
conditioning
and
environmental fate. commun. Journal
of Soil Science. 25 (11&12): 21712185.
Shainberg, I., and G. L. Levy. 1994.
Organic polymers and soil sealing in
cultivated soils. Journal of Soil
Science. 158(4): 267-273.
Sudaryono, 2006. Pengaruh pemberian
lapisan
lempung
terhadap
peningkatan lengas tanah pada lahan
marginal berpasir. Jurnal Teknologi
Lingkungan. 2 (7) : 198-205.
Suharto, E. 2006. Kapasitas simpanan air
tanah pada sistem tata guna lahan
LPP Tahura Raja Lelo Bengkulu.
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia.
1 (8) : 44-49.
Wardani, A.K. 2013. Produksi etanol dari
tetes tebu oleh Saccharomyces
Cerevisiae pembentuk flok (Nrrl – Y
265). Jurnal Agritech. 2 (33) : 131139.
Download