Uploaded by User60563

Kasus kelolaan ARDS

advertisement
TINJAUAN KASUS KELOLAAN KEPERAWATAN KRITIS
DI RUANG ICU RS KRAKATAU MEDIKA CILEGON
Kelompok 2:
Citra, Fitra, Rahma, Wardiah
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH TANGERANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN S1 KEPERAWATAN
2020/2021
1
TINJAUAN KASUS KELOLAAN
A. Pengkajian Keperawatan
1.
Identitas Umum
Klien pria usia 50 tahun, kelahiran 13 Januari 1960 dengan inisial MY,
suku bangsa Jawa dan beragama Islam. Klien bertempat tinggal di Kamp.
Sambilangan Kota Cilegon. Klien masuk dari IGD RSKM sebagai
rujukan RS Kurnia atas indikasi Suspek Perforasi Gaster pada tanggal 4
Mei 2021 pukul 17.05 WIB. Klien dikelola oleh dr. I sebagai DPJP utama
dan dr. RS sebagai DPJP ICU. Sumber informasi secara autoanamnesa
diperoleh dari istri klien sedangkan secara alloanamnesa diperoleh dari
rekam medis klien. Keabsahan informasi yang diperoleh dari rentang 04 adalah 4.
2.
Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh mual dan nyeri perut 5 hari sebelum masuk RS. Untuk
mengatasi keluhan tersebut, klien datang berobat ke klinik dekat rumah.
Klien dinilai tidak ada indikasi kegawat daruratan dan disarankan untuk
pulang dan berobat jalan. Sepulang dari klinik, klien diare berwarna
hitam. Klien dibawa ke IGD RS Kurnia dan dilakukan foto toraks.
Karena dicurigai adanya kelainan pada foto toraks, maka klien
disarankan untuk menjalani pemeriksaan CT Scan Abdomen dan
ditemukan adanya perforasi gaster. Keluhan nyeri perut bertambah berat
hingga klien sesak napas sejak. Klien juga mengalami demam naik turun
bersamaan dengan keluhan nyeri perut. Klien diputuskan untuk dirujuk
ke RSKM untuk penanganan lebih lanjut.
Klien datang di IGD RSKM dengan kondisi hipotensi 100/70 mmHg,
takikardia 158 x/menit, takipneu 36 x/menit, saturasi oksigen 86% dan
Hb 6,4 g/dL. Hasil pemeriksaan abdomen menunjukkan adanya nyeri
epigastrium saat palpasi, pekak hepar menghilang saat perkusi dan bising
2
usus tidak terdengar saat diauskultasi. Abdomen tampak buncit dan
tegang.
Pasien dilakukan operasi Laparatomi Eksplorasi pada tanggal 5 Mei 2021
pukul 07.15 WIB. Operasi berjalan selama 3 jam dengan jumlah
perdarahan 300 cc. Pasca operasi klien diputuskan untuk dirawat di ICU
dan masuk ICU Dewasa pukul 10.00 WIB. Kesadaran awal klien pasca
operasi masih DPO (Dalam pengaruh Obat) dengan pupil isokor 2/2 dan
rekasi cahaya +/+. Pernapasan pasien menggunakan bantuan ventilasi
mekanik dengan modus Pressure Control RR 12/PEEP 5/FiO2 40%.
Hasil pemeriksaan laboratorium pasca operasi, antara lain Hb 6,4 g/dL;
Hematokrit 22,5%; Lekosit 16.410/µ, Trombosit 355.000/µ, Ureum 93
mg/dL; Kreatinin 1,10 mg/dL; eGFR 77,9 mL/menit; Albumin 1,78 g/
dL; SGOT 59 U/L; SGPT 32 U/L, Natrium 142 mEq/L; Kalium 5,23
mEq/L; Klorida 105,8 mEq/L, Kalsium Darah 6,7 mg/dL; Kalsium Ion
1,07 mmol/L; Magnesium 2,34 mg/dL; Protrombin Time (PT) 10,9 detik
dengan kontrol 10,9 detik, APTT 50,9 dengan kontrol 32,0 detik dan
Procalcitonin 73,36 ng/mL. Adapun hasil pemeriksaan penunjang
radiologi berupa toraks foto menunjukkan adanya infiltrat di perihiler dan
perikardial kanan dengan diagnosa diferensial pneumonia. Klien sudah
dilakukan pemeriksaan kultur darah dan sputum pada tanggal 6 Mei
2021.
Tanggal 6 Mei 2021 pukul 06.00 WIB, berdasarkan hasil AGD dengan
modus ventilator Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation
(SIMV) PC 12/RR 12/PEEP 5/FiO2 40% diperoleh data PaO2 69,5
mmHg dan produksi sputum banyak, kental dan kotor. Modus ventilator
diubah menjadi Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
PC 12/PEEP 7/FiO2 55%.
Tanggal 6 Mei 2021 pukul 15.00, SaO2 di monitor turun menjadi 94%,
3
modus ventilator lalu diubah menjadi SIMV PC 12/RR12/PEEP 10/ FiO2
55%. Tanggal 7 Mei 2016, dengan modus ventilator SIMV PC 12/ RR
12/PEEP 10/FiO2 55% diperoleh hasil PaO2 80,8 mmHg dan saturasi di
monitor berada di kisaran 94-96%. Tanggal 9 Mei 2021, hasil PaO2 71,4
mmHg dengan FiO2 55% , maka ditegakkan diagnosa ARDS berdasarkan
hasil perbandingan antara PaO2 dan FiO2 yaitu < 140.
3.
Riwayat Penyakit Dulu
Klien dengan riwayat Cerebral Vascular Disease (CVD). Hasil
anamnesis menunjukkan yang diketahui jenis stroke yang diderita klien
hemoragik atau iskemik dan berapa lama klien menderita stroke. Klien
adalah seorang heavy smoker dengn riwayat minum jamu-jamuan selama
3 tahun terakhir. Klien pernah dirawat di RSUD Kota Cilegon dengan
Cerebral Vascular Disease (CVD) pada bulan Januari 2020. Klien
diketahui memiliki hipertensi yang dikontrol dengan pengobatan
Amlodipin 10 miligram per hari. Riwayat maag dan kencing manis
disangkal keluarga. Klien belum pernah memiliki riwayat operasi
sebelumnya.
4.
Anamnesis
3.1.4.1 Pengkajian Primer
- Airway
Klien terintubasi, jalan napas paten dengan Endotracheal Tube
(ETT) no. 7,5 dan batas bibir 22 cm. Produksi sputum purulen,
kental dan banyak. Refleks batuk dan suction lemah.
- Breathing
Respirasi disupport ventilasi mekanik dengan modus SIMV
PC 12/RR 12/PEEP 10/FiO2 55%. Ronkhi +/+ dimkedua
lapang paru, wheezing -/-, vesikuler +/+. RR 18-24 x/menit,
SaO2 95-96%, Tidal Volume 350-400 cc, Minute Volume 67,2 liter/menit. Pergerakan dada simetris dan tidak ada
penggunaan otot bantu pernapasan.
4
- Circulation
Pengisian kapiler < 3 detik, ekstremitas teraba hangat dengan
suhu perifer 38,3 ℃, urin output 910 cc/24 jam, balance 482,8
cc/24 jam dengan diuresis 1,5 cc/kgBB/jam. Pulsasi arteri
karotis tidak begitu jelas terlihat dengan nilai Central Venous
Pressure (CVP) 11-12 mmHg. Tekanan darah klien berada di
kisaran 115/50-155/80 (84-98) mmHg tanpa vasopresor. Nadi
takikardia di kisaran110-115 x/menit.
- Disability
Kesadaran Dalam Pengaruh Obat (DPO) dengan GCS :
E2M2VETT. Kedua pupil isokor 2/2, reaksi cahaya +/+, refleks
batuk dan menelan (+), refleks berkedip (+), refleks hammer
(+), refleks babinski (-), facial drop (-), paralisis (-),
genggaman tangan kanan dan kiri sama kuat. Pemeriksaan
Mini Muscle Test (MMT) pada keempat ekstremitas
4444 4444
4444 4444
- Exposure
Klien terpasang Central Venous Catheher (CVC) di vena
juguler interna dekstra, Endotracheal Tube (ETT) no. 7,5
dengan batas di bibir kanan 22 cm, kateter urin nomor 16
French balon 25 cc, Naso Gastric Tube (NGT) nomor 16
French dan drain intra abdomen dekstra dengan Naso Gastric
Tube (NGT) nomor 16 French. Klien bed rest total, kulit
kering, mukosa lembab, terdapat lecet kemerahan di punggung
± 3 cm di punggung.
3.1.4.2 Pengkajian Sekunder
- Kepala : normocephal, konjungtiva anemis, sklera tidak
ikterik;
- Leher : jejas/memar (-), tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening, tidak tampak adanya peningkatan Juguler Venous
5
Pressure (JVP), terpasang Central Venous Catheher (CVC) di
vena juguler interna dekstra, krepitasi (-);
- Jantung : a) Inspeksi : tidak tampak kardiomegali, tidak
tampak jelas pergerakan jantung; b) Palpasi : nadi per palpasi
arteri radialis 100-115 x/menit, irama reguler, kualitas kuat; c)
Perkusi : timpani; d) Auskultasi : bunyi S1 dan S2 terdengar
jelas, murmur (-), gallop (-).
- Abdomen : datar, supel, jejas (-), nyeri tekan (-), bising usus
5-8 x/menit di setiap kuadran, luka operasi di regio medial
dengan ukuran 18 cm x 3 cm, rembesan (+) warna serous, luka
operasi basah dan berbau, warna dasar luka merah, pus (+),
lingkar perut 77 cm, perubahan kandung kemih tidak ada,
hemmoroid tidak ada;
- Data tambahan : berat badan 50 kilogram, tinggi badan 160
cm, IMT 19,5 kg/m2, LILA 26 cm, kulit kering, membran
mukosa lembab, oedem (+). Diet via enteral dengan Peptamen
80 cc/jam sebanyak 15 kali pemberian (1200 kkal). Perkiraan
kebutuhan nutrisi klien dibagi menjadi kebutuhan energi 1304
kkal (26 kkal/kgBB) dan asupan protein 50 gram (1
gram/kgBB). Nutrisi via enteral adekuat dan mampu diserap
seluruhnya. Skor Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS)
klien berdasarkan nilai lekosit, suhu, karakteristik
sputum, perbandingan antara PaO2/FiO2, gambaran dan
progress thoraks foto serta hasil kutur pada tanggal 10 Mei
2016 adalah 6.
5.
Pemeriksaan Penunjang
3.1.5.1 Laboratorium
Tabel 3.1 Pemeriksaan Laboratorium
Jenis
Pemeriksaan
6
Jenis
Pemeriksaan
Tanggal
9 Mei 2021
Nilai
Rujukan
Hemoglobin
*Post transfusi
11,0
13,0 - 16,0 g/dL
Hematokrit
33,1
40,0 - 48,0 %
Lekosit
11.900
5000 - 10.000/µ
Trombosit
178.000
150.000 - 400.000/µ
Ureum
33
< 50 mg/dL
eGFR
110
79,00 - 117,00 mL/menit/1,73 m2
Kreatinin
0,70
0,80 - 1,30 mg/dL
Natrium
139
132 - 147 mEq/L
Kalium
3,39
3,30 - 5,40 mEq/L
Klorida
94,7
94,0 - 111,0 mEq/L
Kalsium Darah
8,7
8,4 - 10,2 mg/dL
Kalsium Total
1,22
1,01 - 1,31 mmol/L
Magnesium
1,58
1,70 - 2,55 mg/dL
pH
7,432
7,35 - 7,45 mmHg
PaO2
71,4
75 - 100 mmHg
PaCO2
49,8
35 - 45 mmHg
HCO3
33,5
22 - 32 mmol/L
BE
7,6
-2 - 2 mmol/L
AGD Arteri
7
Jenis
Pemeriksaan
Tanggal
9 Mei 2021
SaO2
Nilai
Rujukan
94,2
95 - 99 %
pH
7,418
7,38 mmHg
PaO2
38,4
35 - 49 mmHg
PaCO2
53,8
41 - 51 mmHg
HCO3
35,1
24 - 28 mmol/L
BE
9,7
0 - 4 mmol/L
SvO2
72,1
70 -75 %
AGD Vena
Sumber : Rekam Medik No. 4125740 (2021)
3.1.5.2 Radiologi
Gambar 3.1
Foto Thoraks 5/5/2021
Sumber : Rekam Medik No. 4125740 (2021)
8
Gambar 3.2
Foto Thoraks 7/5/2021
Sumber : Rekam Medik No. 4125740 (2021)
Gambar 3.3 Foto
Thoraks 9/5/2021
Sumber : Rekam Medik No. 4125740 (2021)
Tabel 3.2 Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan
Kesan
CT Scan Abdomen
4 Mei 2021
Perforasi GIT (gaster?), pleuritis kanan
dan kiri, kista ginjal kanan dan kiri.
Foto Toraks
5 Mei 2021
Infiltrat di perihiler dan perikardial kanan
dengan diagnosa diferensial pneumonia
9
Pemeriksaan
Kesan
Foto Toraks
7 Mei 2021
- Dibandingkan radiografi thoraks
Foto Toraks
9 Mei 2021
- Dibandingkan radiografi thoraks
sebelumnya, saat ini infiltrat di perihiler
dan perikardial bilateral relatif status
quo.
- CVC dengan tip di proyeksi vena cava
superior relatif status quo.
- ETT dengan tip sekitar 6 cm di atas
karina status quo.
sebelumnya, saat ini infiltrat di perihiler
dan perikardial bilateral relatif status
quo.
- Posisi CVC dan ETT relatif status quo.
- Tidak tampak pneumothoraks,
pneumomediastinum maupun emfisema
subkutis.
Sumber : Rekam Medik No. 4125740 (2021)
6.
Penatalaksanaan Medis
Tabel 3.3 Daftar Medikasi Klien
Nama Obat
Midazolam
Tramadol
Furosemid
Dosis
Cara
Pemberian
Indikasi
1 mg/8 jam
Intra vena Merupakan salah satu jenis agonis
benzodiazepin yang terikat dengan
spesifisitas yang tinggi pada reseptor
benzodiazepin yang meningkatkan
daya hambat neurotransmitter susunan
saraf pusat di reseptor GABA sentral.
100 mg/8 jam Intra vena Tramadol adalah obat analgetik
opioid yang digunakan untuk
meredakan nyeri sedang sampai berat.
Kegunaan tramadol adalah untuk
mengobati nyeri sedang sampai berat,
baik itu nyeri akut maupun kronis
2 mg/jam
misalnya nyeri pasca operasi.
Intra vena Furosemide adalah obat yang
t ermasuk loop diuretic yang
merupakan turunan asam antranilat.
Obat ini bekerja dengan cara
membuang cairan berlebih di dalam
tubuh.
10
Nama Obat
Dosis
Cara
Pemberian
Indikasi
Omeprazole
40 mg/5 jam
Intra vena
Omeprazole bekerja menghambat
sekresi asam lambung dengan cara
berikatan pada pompa H+, K+ dan
ATP-ase (pompa proton) untuk
kemudian diaktivasi sehingga terjadi
pertukaran ion kalium dan ion
hydrogen dalam lumen sel.
Sistenol
4 x 500 mg
Per oral
Sistenol merupakan perpaduan antara
parasetamol dan n-acetylcysteine.
Parasetamol memberikan efek
analgesik dan antipiretik dengan
mekanisme kerja seperti asam
salisilat. Parasetamol bekerja di
daerah hipotalamus dan berperan
pada proses vasodilatasi pembuluh
darahperifer.Sedangkan
Acet ylcysteine memiliki efek
mukolitik yang dapat mengurangi
viskositas sekresi paru.
Cefoperazone
Sulbactam
2 x 2 gram
Intra vena
Cefoperazone adalah antibiotika jenis
cephalosporin generasi ketiga, yang
bekerja terhadap organisme yang
sensitif pada tahap pembelahan aktif
dengan cara menghambat biosintesis
mukopeptida pada dinding sel.
Sulbactam mencegah kerusakan
penicillin dan sefalosporin oleh
organisme yang resisten.
Amikasin
1 x 1 gram
Intra vena
Amikasin adalah antibiotik golongan
aminoglikosida yang merupakan hasil
sintesis dari kanamycin yang
digunakan secara luas untuk
pengobatan infeksi bakteri. Antibiotik
ini bekerja dengan cara mengikat
ribosom 30-s pada bakteri yang
menyebabkan kegagalan pembacaan
mRNA sehingga bakteri tidak mampu
mensintesaproteinuntuk
pertumbuhannya.
Metronidazole
3 x 500 mg
Intra vena
Metronidazole merupakan antibiotika
golongan nitroimidazole yang
memiliki spektrum aktivitas yang
terbatas meliputi berbagai protozoa,
bakteri Gram positif dan bakteri
Gram negatif anaerob.
Sumber : Rekam Medik No. 4125740 (2021);
http://www.mims.com (2021)
11
7.
Analisa Data
Tabel 3.4 Analisa Data
Tgl
9/5
Data Fokus
Masalah
Airway
Ketidakefektifan bersihan
jalan napas
DS :
--DO :
- Klien terintubasi dengan ETT no. 7,5 batas
bibir 22 cm;
- Ronkhi +/+ di kedua lapang paru;
- Produksi sputum purulen, kental dan banyak;
- Refleks batuk dan suction lemah.
9/5
Gangguan pertukaran gas
Breathing
DS :
--DO :
- Respirasi disupport ventilasi mekanik dengan
modus SIMV PC 12/RR 12/PEEP 10/FiO2
55%;
- Ronkhi +/+ di kedua lapang paru;
- SaO2 95-96%;
- Hasil Laboratorium AGD Arteri 9/5/16 : PaO2
71,4 mmHg;
- PaO2/FiO2 = 129,8;
- Balance cairan = + 482,8 cc/24 jam;
- Hasil Laboratorium 7/5/2016 :
Albumin 2,95 g/dL;
- Hasil Radiologi Thoraks Foto 7/5/16 : Infiltrat
di perihiler dan perikardial kanan dengan
diagnosa diferensial pneumonia.
9/5
Circulation
Hipertermi
DS :
--DO :
- Suhu = 38,4 ℃;
- Akral teraba panas;
- Hasil Laboratorium 7/5/2016 :
PCT 31,29 ng/mL
9/5/2016 :
Lekosit 11.900/µ
12
Tgl
9/5
Data Fokus
Masalah
Expossure
Kerusakan integritas kulit
DS :
--DO :
- Klien bed rest total;
- Lecet di daerah punggung ukuran ± 3 cm,
warna merah;
- Kulit kering;
- Luka operasi di regio medial dengan ukuran 18
cm x 3 cm, rembesan (+) warna serous;
- Hasil Laboratorium 7/5/2016 :
Albumin 2,95 g/dL.
10/5
Gangguan kebutuhan
nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
Nutrisi
DS :
--DO :
- Antropometri BB = 50 kg, TB = 160 cm, IMT
19,5 kg/m2; LILA = 27 cm;
- Biochemical : GDS = 120 g/dL; Albumin 2,95
g/dL; Hb = 11,0 g/dL;
- Clinical : konjungtiva anemis, oedem (+)
- Diet : Enteral Peptamen 80 cc/jam sebanyak 15
kali pemberian (1200 kkal), residu NGT 300
kecoklatan/24 jam.
10/5
Risiko tinggi penyebaran
infeksi
Keamanan
Faktor Risiko :
- Luka operasi di regio medial dengan ukuran 18
cm x 3 cm, basah dan berbau, rembesan (+)
warna serous, pus (+), warna dasar luka merah;
- Hasil Laboratorium 7/5/2016 : PCT 31,29 ng/
mL; 10/5/2016 : Lekosit 9.980/µ;
- Suhu = 38 ℃;
- Nilai CPIS 6;
- Hasil Radiologi Thoraks Foto 9/5/16 : Infiltrat
di perihiler dan perikardial kanan dengan
diagnosa diferensial pneumonia.
13
Tgl
10/5
Data Fokus
Masalah
Eliminasi
Gangguan eliminasi
fekal : diare
DS :
--DO :
- BAB cair, warna coklat, bau khas feses,
frekuensi 5 x/24 jam;
- Area kulit sekitar stoma kemerahan;
- Balance cairan = +558 cc/24 jam;
- Kulit kering, mukosa lembab, turgor kulit baik;
- Hasil Analisis Feses 10/5/2016 : Darah samar
(+), lendir (+); Kalium 10/5/2016 : 3,87 mEq/
L.
3.2 Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.5 Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas
No.
Diagnosa Keperawatan
Tanggal
Ditemukan
1
Gangguan pertukaran gas
9/5/2021
2
Ketidakefektifan bersihan jalan
napas
9/5/2021
3
Hipertermi
9/5/2021
4
Kerusakan integritas kulit
9/5/2021
5
Risiko tinggi penyebaran infeksi
10/5/2021
6
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh
10/5/2021
7
Gangguan eliminasi fekal : diare
10/5/2021
14
Tanggal
Teratasi
Rencana Keperawatan
Rencana Keperawatan Sesuai Kasus
Tgl
9/5
Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas
Definisi :
Kelebihan atau kekurangan dalam
oksigenasi dan atau pengeluaran
karbon dioksida di dalam membran
kapiler alveoli (NANDA, 2015).
DS :
---
Tujuan dan Kriteria Hasil
Nursing Outcomes Criteria (NOC)
Respiratory Status :
Pertukaran Gas
Keseimbangan Asam Basa
Respiratory Status :
Ventilasi, Hemodinamik
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam gangguan pertukaran gas
klien teratasi.
DO :
- Respirasi disupport ventilasi
Kriteria Hasil :
mekanik dengan modus SIMV
PC 12/RR 12/PEEP 10/FiO2
55%;
- Ronkhi +/+ di kedua lapang
paru;
- SaO2 95-96%;
- Hasil Laboratorium AGD Arteri
9/5/16 : PaO2 71,4 mmHg;
- PaO2/FiO2 = 129,8;
- Balance cairan = + 482,8 cc/24
jam;
- Hasil Laboratorium 7/5/2021 :
Albumin 2,95 g/dL;
- Hasil Radiologi Thoraks Foto
9/5/21 : Infiltrat di perihiler dan
perikardial kanan dengan
diagnosa diferensial pneumonia.
- Klien mampu disapih dari ventilasi
mekanik;
Ronkhi -/-;
- SaO2 > 97%;
- PaO2 > 100 mmHg;
- PaO2/FiO2 > 300;
- Balance cairan -500 cc sampai dengan
seimbang;
- Hasil Albumin = 3,0 - 4,5 g/dL;
- Hasil thoraks foto tidak menunjukkan
adanya infiltrat.
48
Intervensi Keperawatan
Nursing Intervention Criteria (NIC)
Mandiri
1. Monitor status respirasi klien : RR, SaO2,
kedalaman pernapasan, pergerakan
dinding dada dan penggunaan otot bantu
pernapasan setiap jam;
2. Auskultasi suara napas dan catat bila ada
bunyi napas tambahan pada klien tiap
shift;
3. Pantau kebutuhan oksigenasi klien :
weaning bertahap sesuai klinis klien,
pemantauan terhadap minute volume yang
mampu dihasilkan klien;
4. Pantau keseimbangan cairan klien tiap
shift;
Kolaborasi
5. Evaluasi hasil pemeriksaan AGD dan
Albumin klien setiap pagi atau sesuai
klinis;
6. Evaluasi hasil thoraks foto per 3 hari atau
sesuai klinis klien.
Paraf
Tgl
9/5
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan
napas
Definisi :
Ketidakmampuan untuk
membersihkan sekresi atau
obstruksi dari saluran pernapasan
untuk mempertahankan kebersihan
jalan napas Doengoes, M.E;
Moorhouse, M.F & Geissler, A.C.
(2010).
Tujuan dan Kriteria Hasil
Nursing Outcomes Criteria (NOC)
Respiratory status : Ventilation, Airway
Patency, Aspiration Control
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam ketdakefektifan bersihan
jalan napas klien teratasi.
Kriteria Hasil :
- Klien mampu disapih dari ventilasi
mekanik;
DS :
---
- Produksi sputum berkurang, jernih dan
encer;
- Refleks batuk dan suction kuat.
DO :
- Klien terintubasi dengan ETT
no. 7,5 batas bibir 22 cm;
- Ronkhi +/+ di kedua lapang
paru;
- Produksi sputum purulen, kental
dan banyak;
- Refleks batuk dan suction lemah.
Intervensi Keperawatan
Nursing Intervention Criteria (NIC)
Mandiri
1. Monitor status respirasi klien : RR, SaO2,
kedalaman pernapasan, pergerakan
dinding dada dan penggunaan otot bantu
pernapasan setiap jam;
2. Auskultasi suara napas dan catat bila ada
bunyi napas tambahan pada klien tiap
shift;
3. Atur posisi klien head of bed setiap shift;
4. Lakukan penghisapan lendir via oral/ETT
tiap 4 jam atau bila dibutuhkan;
5. Berikan dan pantau humidifikasi pada
ventilator klien tiap shift;
6. Lakukan fisioterapi dada klien tiap shift;
7. Monitor kepatenan posisi ETT dan NGT
tiap shift;
8. Lakukan perawatan ETT pada klien tiap
shift;
9. Lakukan pengukuran cuff ETT klien tiap
shift;
Kolaborasi
10. Berikan klien terapi bronkodilator via
inhalasi : Ventolin 1 flash + NaCl 1 cc per
6 jam sesuai program medis;
11. Berikan klien terapi mukolitik via
inhalasi : Bisolvon 1 cc + NaCl 1 cc per 6
jam sesuai program medis;
12. Lakukan dan evaluasi hasil pemeriksaan
AGD klien setiap pagi atau sesuai klinis;
13. Evaluasi hasil thoraks foto per 3 hari atau
sesuai klinis klien.
49
Paraf
Tgl
9/5
Diagnosa Keperawatan
Hipertermi
Definisi :
Suhu tubuh naik di atas normal
(NANDA, 2015).
DS :
--DO :
- Suhu = 38,4 ℃;
- Akral teraba panas;
- Hasil Laboratorium 7/5/2021 :
Tujuan dan Kriteria Hasil
Nursing Outcomes Criteria (NOC)
Thermoregulation
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam hipertermi klien teratasi.
Kriteria Hasil :
- Klien bebas febris, Suhu = 36 - 37 ℃;
- Akral teraba hangat;
- Hasil PCT < 0,05 ng/mL dan Lekosit
5.000 - 10.000/µ.
PCT 31,29 ng/mL
9/5/2021 :
Lekosit 11.900/µ.
50
Intervensi Keperawatan
Nursing Intervention Criteria (NIC)
Mandiri
1. Monitor TTV : suhu klien tiap 4 jam;
2. Pantau status hidrasi (balance dan CVP)
klien tiap shift;
3. Berikan kompres hangat klien tiap terjadi
peningkatan suhu tubuh;
Kolaborasi
4. Berikan antipiretik : Sistenol 4 x 500 mg
per oral sesuai pesanan medis;
5. Berikan klien terapi antibiotik : Amikasin
1 x 1 gram via intravena dan
Cefoperazone Sulbactam 2 x 2 gram via
intravena;
6. Lakukan dan evaluasi hasil pemeriksaan
PCT dan Lekosit klien sesuai pesanan
medis.
Paraf
Tgl
9/5
Diagnosa Keperawatan
Kerusakan integritas kulit
Definisi :
Kerusakan pada membran mukosa,
jaringan kornea, integumen atau
subkutan (NANDA, 2015).
DS :
--DO :
- Klien bed rest total;
- Lecet di daerah punggung
ukuran ± 3 cm, warna merah;
- Kulit kering;
- Luka operasi di regio medial
dengan ukuran 18 cm x 3 cm,
rembesan (+) warna serous;
Tujuan dan Kriteria Hasil
Nursing Outcomes Criteria (NOC)
Tissue Integrity : skin-mucous membranes
Wound Healing : primary and secondary
Intervensi Keperawatan
Nursing Intervention Criteria (NIC)
Mandiri
1. Ubah posisi klien tiap shift;
Tujuan :
2. Letakkan bantalan pelindung di bawah
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
kaki atau di sekitar area dengan
selama 3 x 24 jam kerusakan integritas kulit
penonjolan tulang;
klien teratasi.
3. Lakukan massase dan back rub klien tiap
shift;
Kriteria Hasil :
4. Pantau kebutuhan nutrisi klien tiap hari;
- Tidak ada luka tekan/lecet/bullae baru
yang muncul;
Kolaborasi
- Kulit lembab;
5. Lakukan perawatan luka operasi klien
- Turgor kulit baik dan elastis;
sesuai program medis;
- Tidak ada tanda-tanda infeksi luka
6. Pantau dan koreksi nilai Albumin klien
operasi;
per 3 hari atau sesuai pesanan medis.
- Hasil Albumin = 3,0 - 4,5 g/dL.
- Hasil Laboratorium 7/5/2021 :
Albumin 2,95 g/dL.
- Lecet di daerah punggung
ukuran 3 cm, warna merah;
- Kulit kering;
- Luka operasi di regio medial
dengan ukuran 18 cm x 3 cm,
rembesan (+) warna serous;
- Hasil Laboratorium 7/5/2021 :
Albumin 2,95 g/dL.
51
Paraf
Tgl
Diagnosa Keperawatan
10/5 Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
Tujuan dan Kriteria Hasil
Nursing Outcomes Criteria (NOC)
Nutritional status: Adequacy of Nutrient,
Food and Fluid Intake, Weight Control
Definisi :
Intake nutrisi tidak cukup untuk
keperluan metabolisme tubuh
(NANDA, 2015).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi klien teratasi.
DS :
---
- BB dipertahankan dan tidak mengalami
DO :
- Antropometri BB = 50 kg, TB =
160 cm, IMT 19,5 kg/m2; LILA
= 27 cm;
- Biochemical : GDS = 120 g/dL;
Albumin 2,95 g/dL; Hb = 11,0 g/
dL;
- Clinical : konjungtiva anemis,
oedem (+)
- Diet : Enteral Peptamen 80 cc/
jam sebanyak 15 kali pemberian
(1200 kkal), residu NGT 300
kecoklatan/24 jam.
Kriteria Hasil :
penurunan;
- IMT = 20,1-25,0 kg/m2;
- LILA ± 29,3 cm;
- Nilai laboratorium dalam batas normal :
GDS = 80-140 g/dL, Albumin = 3,5-5,2
g/dL dan Hb = 13,0-16,0 g/dL;
- Konjungtiva tidak anemis;
- Tidak ada oedem;
- Diet enteral adekuat dan dapat diserap
100%.
52
Intervensi Keperawatan
Nursing Intervention Criteria (NIC)
Mandiri
1. Cek posisi dan kepatenan NGT klien
sebelum pemberian diet;
2. Atur posisi klien semi fowler/fowler
selama pemberian diet;
3. Pantau kemampuan penyerapan lambung
klien sebelum pemberian diet;
4. Catat jumlah residu NGT dan jumlah
dietyang mampu diserap klien setiap
shift;
5. Pantau adanya penurunan BB, ukur LILA
dan IMT klien tiap hari;
6. Observasi adanya oedem dan konjungtiva
klien setiap shift;
Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan klien;
8. Berikan klien anti emetik : Alinamin F 3
x 25 mg via intra vena dan
Metochlopramide 3 x 10 mg via intra
vena sesuai program medis;
9. Berikan klien PPI : Omeprazole 40 mg/5
jam via intra vena sesuai program medis;
10. Pantau nilai laboraorium Hb, Albumin
dan GDS sesuai program medis.
Paraf
Badi,
Grace,
Lasma,
Rahma
Tgl
Diagnosa Keperawatan
10/5 Risiko tinggi penyebaran infeksi
Definisi :
Peningkatan resiko
organisme patogen
2015).
Tujuan dan Kriteria Hasil
Nursing Outcomes Criteria (NOC)
Tujuan :
masuknya Setelah dilakukan tindakan keperawatan
(NANDA, selama 3 x 24 jam penyebaran infeksi pada
klien tidak terjadi.
Faktor Risiko :
- Luka operasi di regio medial
dengan ukuran 18 cm x 3 cm,
basah dan berbau, rembesan (+)
warna serous, pus (+), warna
dasar luka merah;
- Hasil Laboratorium 7/5/2021 :
PCT 31,29 ng/mL; 10/5/2021 :
Lekosit 9.980/µ;
- Suhu = 38 ℃;
- Nilai CPIS 6;
- Hasil Radiologi Thoraks Foto
9/5/16 : Infiltrat di perihiler dan
perikardial kanan dengan
diagnosa diferensial pneumonia.
Kriteria Hasil :
- Luka operasi kering, tidak berbau, tidak
ada pus, tidak ada rembesan, epitelisasi
dan granulasi baik;
- Hasil Laboratorium dalam batas normal :
PCT < 0,5 ng/mL dan Lekosit
5.000-10.000/µ;
- Suhu = 36-37,5 ℃;
- Nilai CPIS mengalami perbaikan dan
tidak bertambah buruk;
- Hasil thoraks foto tidak menunjukkan
adanya infiltrat.
53
Intervensi Keperawatan
Nursing Intervention Criteria (NIC)
Mandiri
1. Observasi tanda-tanda infeksi di luka
operasi klien : warna, bau, ada tidaknya
rembesan, ada tidaknya pus, dan kondisi
jaringan luka setiap shift;
2. Obeservasi tanda-tanda vital klien : suhu
tiap shift;
3. Lakukan tindakan ke klien dengan
tekhnik aseptik;
4. Lakukan kebersihan tangan setiap 5
momen perlakuan ke klien;
5. Patuhi kewaspadaan standard untuk
setiap prosedur ke klien;
6. Evaluasi nilai CPIS klien setiap hari;
Kolaborasi
7. Pantau dan evaluasi hasil PCT dan
Lekosit klien sesuai program medis;
8. Evaluasi hasil thoraks foto klien sesuai
program medis.
Paraf
Tgl
Diagnosa Keperawatan
10/5 Gangguan eliminasi fekal : diare
Tujuan dan Kriteria Hasil
Nursing Outcomes Criteria (NOC)
Definisi :
Buang air besar tidak normal dan
berbentuk cair dengan frekuensi
lebih banyak dari biasanya (Dewi,
2013 dalam Noviyanti, 2015)
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam gangguan eliminasi
fekal : diare pada klien teratasi.
DS :
---
- Tidak terjadi diare;
- Tidak tampak tanda-tanda infeksi di area
DO :
- BAB cair, warna coklat, bau
khas feses, frekuensi 5 x/24 jam;
- Area kulit sekitar stoma
kemerahan;
- Balance cairan = +558 cc/24
jam;
- Kulit kering, mukosa lembab,
turgor kulit baik;
- Hasil Analisis Feses 10/5/2021 :
Darah samar (+), lendir (+);
Kalium 10/5/2016 : 3,87 mEq/L.
- Balance cairan seimbang;
- Tugor kulit normal dan mukosa lembab;
- Hasil Analisis Feses tidak menunjukan
Kriteria Hasil :
sekitar stoma klien;
adanya darah samar dan lendir;
- Hasil Kalium dalam batas normal :
3,5-5,2 mEq/L.
54
Intervensi Keperawatan
Nursing Intervention Criteria (NIC)
Mandiri
1. Catat karakteristik feses klien tiap BAB;
2. Lakukan penggantian kantong kolostomi
klien setiap hari atau bila diperlukan;
3. Lakukan perineal hygiene pada klien
setiap hari atau bila BAB;
4. Monitor balance cairan dan tanda-tanda
dehidrasi klien akibat diare tiap shift;
Kolaborasi
5. Evaluasi hasil analisis feses dan kalium
klien sesuai program medis.
Paraf
Download