perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN MODUL KIMIA SMK BERBASIS POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) PADA MATERI KOLOID Ai Sriwenda Rahman1, Ashadi2 dan Sentot Budi Rahardjo3 1Program Magister Pendidikan Sains FKIP UNS Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia [email protected] 2Program Magister Pendidikan Sains FKIP UNS Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia [email protected] 3Program Magister Pendidikan Sains FKIP UNS Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahap pengembangan modul berbasis POE, kualitas modul dan efektivitas modul berbasis POE untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian dan pengembangan modul berbasis POE menggunakan prosedur R&D Borg and Gall yang dilaksanakan sampai tahap ke-9. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data kuantitatif dan deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul berbasis POE memiliki kualitas yang sangat baik pada aspek komponen kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafisan dengan persentase penilaian siswa sebesar 88,2% dan persentase penilaian guru sebesar 91,9%. Hasil uji efektivitas pada aspek pengetahuan menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki rerata prestasi lebih tinggi dibanding kelas baseline. Berdasarkan temuan di lapangan siswa yang diberi modul berbasis POE lebih antusias untuk belajar. Dengan bantuan modul siswa dapat membangun konsep pada materi koloid berdasarkan tahap-tahap pada model pembelajaran POE, konsep-konsep yang telah dibangun akan tersimpan, sehingga pada saat mengerjakan soal siswa dengan mudah menggunakan konsep yang telah dimiliki. Kata Kunci: Modul, POE, Efektivitas, Koloid Pendahuluan menganggap kimia erat kaitannya dengan Pendidikan memegang peranan penting senyawa, rumus-rumus kimia serta istilah asing dalam perkembangan IPTEK oleh karena itu yang sulit dihafalkan. Selain itu waktu tatap perlu adanya pembaharuan untuk meningkatkan muka di sekolah pada mata pelajaran kimia di kualitas pendidikan, salah satunya adalah SMK lebih sedikit dibanding dengan SMA yaitu penerapan kurikulum 2013. Mengingat adanya 2 jam pertemuan tiap minggunya. Hasil analisa perubahan kurikulum ketersediaan bahan ajar angket kebutuhan yang telah dilakukan pada 15 yang sesuai sangat terbatas, terutama pada mata siswa SMK N 1 Temanggung dan 10 orang pelajaran kimia di SMK. siswa SMK N Tembarak diperoleh hasil bahwa Mata pelajaran kimia bagi siswa SMK siswa belum memiliki buku pegangan dan hanya merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit. 84% siswa memiliki fotokopi LKS. Begitupula Terlebih bila mata pelajaran kimia tersebut dari hasil wawancara dengan 10 siswa, mereka masuk dalam kelompok adaptif dan tidak di UNsering menemui kesulitan dalam mempelajari kan. Sehingga banyak siswa SMK yang kurang commit to kimia user karena terbatasnya bahan ajar di sekolah. antusias dalam mempelajari kimia. Mereka perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Terlebih keberadaan kurikulum 2013 menuntut materi kimia yang biasanya di berikan pada kelas XII dileburkan ke kelas XI. Hasil diskusi dengan guru kimia dalam hal media penunjang pembelajaran yang bersifat mudah dimengerti siswa dan memuat materimateri yang lengkap ternyata belum tersedia di sekolah tersebut. Oleh karena adanya pergantian kurikulum 2013 pemerintah belum memberikan buku penunjang sehingga selama ini guru hanya mengambil materi-materi dari berbagai sumber. Walaupun guru sudah mengajar kimia dan mengkaitkan dalam kehidupan sehari-hari tetapi belum ada bahan ajar yang mengajak siswa untuk lebih berpikir secara kritis untuk membangun konsep dan dapat membantu siswa menjadi pebelajar aktif baik secara hands on, maupun secara minds on sehingga pembelajaran dapat berlangsung interaktif. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan ajar dengan karakteristik mandiri, stand alone, user friendly, adaptif dan self contained untuk siswa (Depdiknas,2004). Berdasarkan uraian tersebut maka diperlukan suatu pengembangan bahan ajar berupa modul. Dibuktikan dari hasil angket kebutuhan sebanyak 88% siswa membutuhkan modul. Modul merupakan sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis atau cetak yang disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran, berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri (self instructional) dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul tersebut. Hal ini memungkinkan modul dapat digunakan siswa untuk belajar secara mandiri dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain (Munadi, 2010). Prestasi siswa pelajaran kimia pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 materi kimia. Didapatkan data yang disajikan pada Tabel 1. Menurut Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada materi koloid nilai rata-rata belajar siswa rendah. Sebanyak 52% siswa kurang antusias dalam mempelajari materi koloid. Begitupun dari hasil wawancara dengan siswa dan guru kimia dalam hal materi koloid siswa memang masih menemui kesulitan terutama dalam hal mengkaitkan koloid dengan kehidupan sehari-hari, banyak istilah asing dan harus menghafal banyak istilah asing tersebut. Selain itu, guru jarang melakukan praktikum karena terbatasnya waktu, sehingga siswa kurang mendapat aktivitas yang bermakna terhadap materi koloid. Oleh karena itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan agar siswa dapat menjadi pebelajar aktif baik secara hands on, maupun secara minds on. Sehingga akan tercipta pembelajaran interaktif. Siswa tidak merasa terbebani oleh banyaknya materi yang harus dikuasai. Diharapkan, dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu prestasi belajar siswa akan meningkat. Salah satu metode pembelajaran yang dikembangkan oleh White dan Gustone cit. Kearney (2001) adalah metode pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain). POE merupakan rangkaian proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa melalui tahap prediksi atau membuat dugaan awal (predict) atau pembuktian dugaan (observe) serta penjelasan terhadap hasil pengamatan (explain). Modul dengan basis POE sangat cocok untuk karaktaristik materi koloid yang erat dengan kehidupan sehari-hari dan di dalamnya terdapat kegiatan laboratorium karena dalam langkah-langkah POE mencakup proses dimana siswa membangun suatu pengetahuan terlebih dahulu atas segala fenomena yang ada kemudian mengobservasi sendiri fenomena tersebut dalam laboratorium sampai akhirnya siswa dapat mengaitkan pengetahuan awal dengan pengetahuan baru sehingga terjadi pembelajaran yang bermakna. Model POE ini berorientasi pada konstruktivisme yang Tabel. 1 Nilai Rata-rata Materi Kimia Semester Genap TP menekankan para siswa untuk membangun 2014/2015 pengetahuannya sendiri. Hal ini juga sesuai Materi SMK N 1 SMK N dengan amanat kurikulum 2013 dimana Temanggung Tembarak pembelajaran harus sesuai dengan scientific Asam basa 77,5 73,6 Senyawa karbon 77,8 78,1 approach dan siswa harus membangun Koloid 77,0 73,0 commit to pengetahuannya user sendiri. Polimer 78,0 77,1 2 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Zhou Qing,et al (2010) menyatakan bahwa pembelajaran melalui aktivitas laboratorium (laboratory activities) sebagai central pembelajaran sains dimana siswa dapat mengeksplor fenomena sains yang terjadi. Fenomena sains yang terjadi dapat mendorong siswa berpikir mengenai teori, fakta dan aturan kemudian membangun pengetahuan berdasarkan pengalamannya. Sejalan dengan hasil penelitian Karamustafaoğlu,et al (2015) menunjukkan bahwa strategi POE membuat pembelajaran kimia menjadi efektif. POE membuat pembelajaran lebih menarik, dapat mengkaitkan konsep lama dengan penemuan baru sehingga pembelajaran yang diterima siswa akan lebih bermakna, serta dapat menghilangkan kesalahpahaman siswa sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Modul Kimia SMK Berbasis POE (Predict-Observe-Explain) pada Materi Koloid”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil tiap tahapan pengembangan modul kimia berbasis POE pada materi pokok koloid yang mengacu pada siklus R&D Borg and Gall, kualitas modul kimia berbasis POE pada materi pokok koloid, dan efektifitas modul kimia berbasis POE pada materi pokok koloid. dan produk akhir, 10) Desiminasi dan implementasi. Dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap ke sembilan yaitu pada langkah penyempurnaan dan produk akhir. Karena pada langkah ke sepuluh membutuhkan waktu dan biaya yang cukup lama. Sampel pada penelitian ini adalah siswa yang telah menerima materi koloid di SMK N 1 Temanggung dan SMK N Tembarak. Pada uji coba lapangan awal, produk diuji cobakan pada 10 siswa yang berasal dari 5 orang siswa kelas XII AK1 SMK N 1 Temanggung dan 5 orang siswa kelas XII EB SMK N Tembarak. Pada uji coba lapangan produk diuji cobakan pada 60 siswa yang berasal dari kelas XII AK SMK N 1 Temanggung dan XII AK SMK N Tembarak. Pada uji lapangan produk diujicobakan pada 37 siswa yang berasal dari kelas XI AK SMK N 1 Temanggung dan 35 siswa XI EB SMK N Tembarak. Uji efektivitas modul dilakukan dalam uji pelaksanaan lapangan. Sampel dalam penelitian pada uji coba pelaksanaan lapangan adalah dua kelas. Kelas eksperimen adalah kelas dengan perlakuan model POE dilengkapi modul berbasis POE dan untuk kelas baseline adalah kelas dengan menggunakan model POE tanpa modul berbasis POE. Desain yang digunakan dalam uji coba pelaksanaan lapangan adalah postest only control design. Data yang diperoleh dalam penelitian akan diolah dengan menguji kesamaan rata-rata yang digunakan adalah independent sample t test. (Sugiyono, 2012) Instrumen yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini yaitu angket, soal Metode Penelitian tes, lembar validasi, lembar penilaian antar peserta didik dan lembar observasi. Pengolahan Model pengembangan yang digunakan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dalam pengembangan modul berbasis POE ini menggunakan analisis deskriptif, meliputi adalah research and development atau penelitian analisis kelayakan dan analisis data hasil tes pengembangan. Produk yang dikembangkan belajar. Metode pengumpulan data dalam berupa modul berbasis POE pada materi koloid. penelitian ini adalah dengan teknik angket untuk Langkah-langkah pada penelitian ini mengetahui kelayakan modul dari ahli materi, merupakan modifikasi dari sepuluh langkah ahli media, ahli bahasa, praktisi pendidikan serta penelitian dan pengembangan yang respon siswa dan guru, penilaian hasil belajar dikembangkan oleh Borg & Gall (2007). keterampilan dan sikap, teknik tes untuk Kesepuluh langkah tersebut adalah: 1) Penelitian penilaian hasil belajar pengetahuan, dan teknik dan pengumpulan data, 2) Perencanaan, 3) penilaian antar peserta didik untuk sikap. Pengembangan draf awal, 4) Uji coba lapangan Pada tahap pengembangan draf awal awal, 5) Revisi hasil uji coba, 6) Uji coba modul direvisi berdasarkan saran/masukan dari lapangan, 7) Revisi hasil uji coba lapangan, 8) to user commit para ahli. Sebelum diujicobakan modul yang Uji pelaksanaan lapangan, 9) Penyempurnaan 3 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dikembangkan divalidasi oleh ahli materi, ahli media, ahli bahasa dan praktisi pendidikan dengan menggunakan validitas aiken. Kriteria yang digunakan adalah jika hasil validasi 0,751,00 (8 rater) maka analisis dapat dilanjutkan (Aiken,1985). beberapa kekurangan menurut siswa yaitu komponen kegrafikan mendapat persentase rendah sebesar 70% dikarenakan cover modul tampak monoton, serta komposisi tulisan, warna yang kurang menarik. Kemudian dilakukan revisi sesuai saran dan masukkan seperti yang disajikan pada Tabel 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Tabel 4. Hasil Angket Respon Siswa pada Uji Coba Lapangan No. Modul berbasis POE yang telah dikembangkan kemudian divalidasi oleh 8 rater yang terdiri dari 1 ahli materi, 2 ahli media, 1 ahli bahasa dan 4 praktisi pendidikan berdasarkan kriteria kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafisan. Berdasarkan validasi aiken diperoleh hasil validasi berkisar antara 0,75-1,00 yang menunjukkan bahwa modul layak di ujicobakan setelah saran dan masukkan para validator dilaksanakan. Adapun hasil dan saran tiap tahap uji coba disajikan sebagai berikut : 1. Uji Coba Lapangan Awal Dalam uji coba lapangan awal diperoleh hasil angket respon dari siswa dan guru seperti pada Tabel 2 serta saran dan masukkan pada Tabel 3. 1. 2. 80,0 78,3 80,5 70,0 77,9 B B B B B 92,0 91,0 90,5 83,3 89,5 Bahasanya yang digunakan kurang komunikatif Bahasa yang digunakan sudah diperbaiki menjadi lebih komunikatif Merubah gambar, warna dan jenis huruf agar cover lebih menarik. Uji Coba Lapangan Dalam uji coba lapangan awal diperoleh hasil angket respon dari siswa dan guru seperti pada Tabel 5 serta saran dan masukkan pada Tabel 6. SB SB SB SB SB Tabel 5. Hasil Angket Respon Siswa dan Guru pada Uji Coba Lapangan Aspek Isi Bahasa Penyajian Kegrafikan Rata-Rata Tabel 3. Hasil Saran dan Masukkan Guru dan Siswa Uji Coba Lapangan Awal No. 1. 2. 3. 4. Perbaikan 2. Tabel 2. Hasil Angket Respon Siswa dan Guru pada Uji Coba Lapangan Awal Aspek Ps (%) Kategori Ps (%) Kategori Siswa Guru Isi Bahasa Penyajian Kegrafikan Rata-Rata Saran dan Masukkan Cover kurang menarik, warna cover perlu di perbaiki kombinasinya. Saran dan Masukkan dari Siswa dan Guru Cover kurang menarik Warnanya monoton Bahasanya kurang komunikatif Masih terdapat salah ketik Ps (%) Siswa 84,9 82,4 85,0 87,1 85,0 Kategori SB SB SB SB SB Ps (%) Guru 92,4 92,2 92,0 88,8 91,3 Kategori SB SB SB SB SB Tabel 6. Hasil Saran dan Masukkan Guru dan Siswa Uji Coba Lapangan No. Saran dan Masukkan dari Siswa dan Guru Pada uji coba lapangan awal penilaian 1. Penulisan glosarium masih kurang rapi persentase dari guru cenderung lebih tinggi 2. Terdapat daftar isi yang tidak sesuai antara nomor dan dikarenakan guru tertarik dengan modul dengan halaman naskah pembelajaran yang menuntut siswa berpikir kritis dan aktif seperti yang disajikan dalam Hasil penilaian siswa pada uji coba modul POE. Terlebih modul tersebut sesuai lapangan terhadap modul pada aspek komponen dengan kurikulum 2013. Menurut guru, modul kualitas isi, bahasa, penyajian dan kegrafisan sangat mudah dipahami dan runtut dalam nilai persentase rata-rata sebesar commit to memperoleh user penemuan konsep. Disisi lain masih ada 85% dengan kategori sangat baik. Hal ini 4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menunjukkan bahwa penilaian pada uji coba lapangan lebih tinggi di banding penilaian pada uji coba lapangan awal. Hal ini terjadi karena kekurangan-kekurangan pada uji coba lapangan awal telah diperbaiki sehingga menghasilkan penilaian yang meningkat pada uji coba lapangan. Setelah dilakukan perbaikan berdasarkan saran pada masukkan pada uji coba lapangan awal, tampilan cover baik dari segi komposisi tulisan maupun warna menjadi lebih baik dan menarik. Terlihat pada penilaian tampilan cover merupakan komponen kegrafisan pada uji coba lapangan memperoleh nilai ratarata sebesar 87,1% dengan kategori penilaian sangat baik. Begitu pula pada aspek bahasa mengalami kenaikan dari semula hanya 78,3% menjadi 82,4%. Hal ini dikarenakan bahasa yang kurang komunikatif telah diperbaiki agar lebih komunikatif. Pada penilaian aspek kualitas isi, bahasa, penyajian dan kegrafisan oleh guru memperoleh nilai rata-rata sebesar 91,3% dengan kategori sangat baik. Pada uji coba lapangan siswa dan guru juga memberikan saran dan masukan antara lain penulisan glosarium yang kurang rapi dan terdapat daftar isi yang tidak sesuai dengan nomor halaman. Kemudian dilakukan revisi sesuai saran dan masukkan agar produk dapat digunakan untuk uji lapangan. yang dikembangkan memiliki kategori sangat baik. Berdasarkan penilaian siswa dan guru pada uji coba pelaksanaan lapangan diperoleh hasil bahwa modul berbasis POE layak digunakan untuk pembelajaran dengan beberapa perbaikan. Pada uji coba pelaksanaan lapangan siswa dan guru juga memberikan saran dan masukkan demi kesempurnaan modul yang dihasilkan. Saran dan masukkan pada uji coba pelaksanaan lapangan adalah soal pada latihan dimohon untuk diletakkan di akhir bab penutup. Selanjutnya dilakukan penyempurnaan modul sesuai saran dan masukkan dari guru dan siswa. Adapun penyempurnaan yang dilakukan adalah memindahkan kunci jawaban yang semula terletak ditiap akhir kegiatan belajar dipindahkan menjadi satu setelah bab penutup. Pada tahap ini juga dilakukan uji efektivitas dari modul yang dikembangkan yaitu dengan membandingkan kelas ekperimen dan kelas baseline di setiap sekolah. Pada uji efektivitas kedua kelas di masing-masing sekolah diuji dengan menggunakan penilaian yang sama yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kelas yang akan digunakan untuk penelitian baik di SMK N 1 Temanggung dan SMK N Tembarak diuji prasyarat yang meliputi uji normalitas, homogenitas dan uji kesetaraan. Rangkuman uji kesetaraan di SMK N 1 Temanggung dapat dilihat pada Tabel 8 dan uji kesetaraan di SMK N Tembarak pada Tabel 9. 3. Uji Lapangan Dalam uji coba lapangan diperoleh hasil angket respon dari siswa dan guru seperti pada Tabel 7. Tabel 8.Rangkuman Uji Kesetaraan di SMK N 1 Temanggung Uji yang Dilakukan a. Uji Normalitas Kelas XI A1 Kelas XI A2 Kelas XI A3 b. Uji Homogenitas c. Uji Kesetaraan Tabel 7. Hasil Angket Respon Siswa dan Guru pada Uji Lapangan Aspek Ps (%) Kategori Ps (%) Kategori Siswa Guru Isi Bahasa Penyajian Kegrafikan Rata-Rata 89,8 86,5 87,0 89,8 88,2 SB SB SB SB SB 93,1 92,2 93,8 88,8 91,9 SB SB SB SB SB Sig 0,200 0,200 0,180 0,905 0,439 Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Homogen Setara Tabel 9.Rangkuman Uji Kesetaraan di SMK N Tembarak Uji yang Dilakukan a. Uji Normalitas Kelas XI A Kelas XI B Kelas XI C b. Uji Homogenitas c. Uji Kesetaraan Sig Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Homogen Setara 0,129 Data hasil penilaian siswa terhadap 0,200 kualitas modul yang dikembangkan diperoleh 0,089 nilai rata-rata persentase skor sebesar 88,2. Hal 0,920 0,903 ini menunjukkan bahwa modul yang dihasilkan memiliki kategori sangat baik, sedangkan dari hasil penilaian guru diperoleh nilai rata-rata commit to user Berdasarkan Tabel 8 dan Tabel 9 menunjukkan bahwa masing-masing kelas di sebesar 91,9 yang menunjukkan bahwa modul 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 12. Hasil Uji-t nilai hasil beajar kelas eksperimen dan kelas baseline sekolah tersebut normal, homogen dan setara sehingga pemilihan kelas eksperimen dan baseline diambil secara cluster random sampling. Penelitian yang dilakukan di SMK N 1 Temanggung menggunakan kelas XI A2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI A1 sebagai kelas baseline, sedangkan penelitian yang dilakukan di SMK N Tembarak menggunakan kelas XI B sebagai kelas eksperimen dan kelas XI C sebagai kelas baseline. Data yang diperoleh pada uji coba pelaksanaan lapangan meliputi data hasil belajar aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan di SMK N 1 Temanggung dan SMK N Tembarak terangkum dalam Tabel 10 dan Tabel 11. Hasil Belajar Jenis Uji Pengetahuan Independent sample t Independent sample t Independent sample t Ketrampilan Sikap Nilai Sig. (2-tailed) SMK N 1 SMK N Temanggung Tembarak 0,000 0,027 H0 ditolak H0 ditolak 0,351 0,239 H0 diterima H0 diterima 0,061 0,948 H0 diterima H0 diterima Deskripsi hasil uji coba pelaksanaan lapangan di SMK N 1 Temanggung menunjukkan bahwa rerata aspek pengetahuan kelas baseline adalah 80,36 sedangkan rerata kelas eksperimen adalah 85,04. Sedangkan di SMK N Tembarak menunjukkan rerata nilai kelas baseline adalah 78,88 dan rerata nilai kelas eksperimen adalah 83,14. Hasil uji-t dua pihak Tabel 10. Data Penilaian Uji Coba Pelaksanaan Lapangan pada kelas di SMK N 1 Temanggung diperoleh di SMK N 1 Temanggung nilai sig 0.000 (sig <0.05) menunjukkan bahwa Aspek Penilaian Kelas Kelas Baseline Experiment ada perbedaan antara kelas baseline dan kelas Mean Mean eksperimen. Begitupula hasil uji-t dua pihak di Pengetahuan 80,36 85,04 SMK N Tembarak diperoleh nilai sig 0.027 (sig Sikap 81,98 84,49 <0.05) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan Keterampilan 81,08 82,34 antara kelas baseline dan kelas eksperimen. Berdasarkan temuan di lapangan siswa Tabel 11. Data Penilaian Uji Coba Pelaksanaan Lapangan yang diberi modul berbasis POE lebih antusias di SMK N Tembarak untuk belajar. Pembelajaran menggunakan Aspek Penilaian Kelas Kelas Baseline Experiment modul berbasis POE memperoleh nilai rata-rata Mean Mean yang lebih tinggi pada aspek pengetahuan. Pengetahuan 78,88 83,14 Dengan bantuan modul siswa dapat membangun Sikap 79,87 79,56 konsep pada materi koloid berdasarkan tahapKeterampilan 79,11 80,95 tahap pada model pembelajaran POE, konsepkonsep yang telah dibangun akan tersimpan, Untuk mengetahui apakah perbedaan ratasehingga pada saat mengerjakan soal siswa rata skor hasil belajar pengetahuan, ketrampilan dengan mudah menggunakan konsep yang telah dan sikap dari kelas baseline dan kelas dimiliki. eksperimen berbeda secara signifikan, maka Hasil belajar pada aspek sikap dan dilakukan uji statistik yaitu independent sample keterampilan di SMK N 1 Temanggung pada t test. Penggunaan uji t ini memerlukan uji kelas eksperimen dan kelas baseline menurut prasyarat yang harus dipenuhi yaitu uji perhitungan statistik uji-t dua pihak mendapat normalitas dan homogenitas. nilai sig 0.061 dan 0.351 (sig >0.05) yang Hasil uji statistik tersebut menunjukkan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan. bahwa ada perbedaan hasil belajar pengetahuan, Begitupula hasil perhitungan statistik aspek ketrampilan dan sikap antara kelas baseline dan sikap dan keterampilan di SMK N Tembarak kelas eksperimen. Hasil uji-t ditunjukkan pada pada kelas eksperimen dan kelas baseline Tabel 12. diperoleh sig 0.948 dan 0.239 (sig >0.05) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan. Pada aspek sikap dan keterampilan tidak commit to terdapat user perbedaan yang signifikan dikarenakan sikap dan keterampilan siswa tidak hanya 6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ratings. Educational and Measurement, 45, 131- 142 Psychological dipengaruhi oleh media pembelajaran namun dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Serta untuk menilai sikap dan keterampilan siswa dibutuhkan waktu yang lama, tidak cukup hanya dalam kurun waktu penelitian saja. Depdiknas.2008. Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas Kesimpulan dan Rekomendasi Gall, M.D., & Borg, W.R. 2007. Educational Research. Boston: Person Education, Inc. Kearney,M., Treagust, F., Yeo, S., & Zadnik, M.G. 2001. Student and Teacher Perceptions of the Use of Multimedia Supported Predict– Observe–Explain Tasks to Probe Understanding. Research in Science Education 31: 589–615, 2001. Netherlands : Kluwer Academic Publishers. Kesimpulan Penelitian dan pengembangan modul berbasis POE pada materi koloid dilakukan berdasarkan tahapan penelitian dan pengembangan Borg and Gall yang meliputi: 1) tahap penelitian dan pengumpulan data, 2) tahap perencanaan, 3) tahap pengembangan draft produk, 4) uji coba lapangan awal, 5) merevisi hasil uji coba, 6) uji coba lapangan, 7) penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, 8) uji pelaksanaan lapangan, dan 9) penyempurnaan produk akhir. Kualitas modul berbasis POE pada materi koloid pada aspek komponen kualitas isi, bahasa, penyajian dan kegrafisan dengan persentase sebesar 88,2% penilaian siswa dan 91,9% penilaian dari guru. Hasil uji efektivitas pada aspek pengetahuan terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas baseline, sedangkan pada aspek sikap dan keterampilan tidak terdapat perbedaan. Karamustafaoğlu, S. & Mamlok-Naaman,R. (2015). Understanding Electrochemistry Concepts using the Predict-Observe-Explain Strategy. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2015, 11(5), 923-936 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Munadi,Y. 2010. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada Pers Zhou Qing, Guo Jing &Wang Yan. 2010. Promoting Preservise Teachers’ Critical Thinking Skills By Inquiry-Based Chemical Experiment. Procedia Social and Behavioral Science. www. sciencedirect.com. Diakses Tanggal 11 Agustus 2014. Rekomendasi Kepada guru: 1) Sebelum melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE hendaknya guru memberikan perhatian lebih terutama saat mengkonfirmasi antara hasil prediksi siswa dan hasil observasi yang telah ditemukan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai. Kepada peneliti lain: 1) hasil penelitian dan pengembangan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian berikutnya yang sejenis dengan materi yang berbeda, 2) gunakan modul berbasis POE dengan kualitas cetak yang baik agar hasil juga maksimal. Daftar Pustaka Aiken, Lewis R. 1985. Three Coefficientscommit for to Analyzing The Reliability and Validity of 7 user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 8