Uploaded by User126229

Jurnal Ai Sriwenda R

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGEMBANGAN MODUL KIMIA SMK BERBASIS POE
(PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) PADA MATERI KOLOID
Ai Sriwenda Rahman1, Ashadi2 dan Sentot Budi Rahardjo3
1Program
Magister Pendidikan Sains FKIP UNS Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
2Program
Magister Pendidikan Sains FKIP UNS Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
3Program
Magister Pendidikan Sains FKIP UNS Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahap pengembangan modul berbasis POE, kualitas modul
dan efektivitas modul berbasis POE untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian dan
pengembangan modul berbasis POE menggunakan prosedur R&D Borg and Gall yang dilaksanakan
sampai tahap ke-9. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data kuantitatif dan deskriptif
kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul berbasis POE memiliki kualitas yang sangat baik
pada aspek komponen kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafisan dengan persentase penilaian
siswa sebesar 88,2% dan persentase penilaian guru sebesar 91,9%. Hasil uji efektivitas pada aspek
pengetahuan menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki rerata prestasi lebih tinggi dibanding
kelas baseline. Berdasarkan temuan di lapangan siswa yang diberi modul berbasis POE lebih antusias
untuk belajar. Dengan bantuan modul siswa dapat membangun konsep pada materi koloid berdasarkan
tahap-tahap pada model pembelajaran POE, konsep-konsep yang telah dibangun akan tersimpan,
sehingga pada saat mengerjakan soal siswa dengan mudah menggunakan konsep yang telah dimiliki.
Kata Kunci: Modul, POE, Efektivitas, Koloid
Pendahuluan
menganggap kimia erat kaitannya dengan
Pendidikan memegang peranan penting
senyawa, rumus-rumus kimia serta istilah asing
dalam perkembangan IPTEK oleh karena itu
yang sulit dihafalkan. Selain itu waktu tatap
perlu adanya pembaharuan untuk meningkatkan
muka di sekolah pada mata pelajaran kimia di
kualitas pendidikan, salah satunya adalah
SMK lebih sedikit dibanding dengan SMA yaitu
penerapan kurikulum 2013. Mengingat adanya
2 jam pertemuan tiap minggunya. Hasil analisa
perubahan kurikulum ketersediaan bahan ajar
angket kebutuhan yang telah dilakukan pada 15
yang sesuai sangat terbatas, terutama pada mata
siswa SMK N 1 Temanggung dan 10 orang
pelajaran kimia di SMK.
siswa SMK N Tembarak diperoleh hasil bahwa
Mata pelajaran kimia bagi siswa SMK
siswa belum memiliki buku pegangan dan hanya
merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit.
84% siswa memiliki fotokopi LKS. Begitupula
Terlebih bila mata pelajaran kimia tersebut
dari hasil wawancara dengan 10 siswa, mereka
masuk dalam kelompok adaptif dan tidak di UNsering menemui kesulitan dalam mempelajari
kan. Sehingga banyak siswa SMK yang kurang
commit to kimia
user karena terbatasnya bahan ajar di sekolah.
antusias dalam mempelajari kimia. Mereka
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Terlebih keberadaan kurikulum 2013 menuntut
materi kimia yang biasanya di berikan pada kelas
XII dileburkan ke kelas XI.
Hasil diskusi dengan guru kimia dalam hal
media penunjang pembelajaran yang bersifat
mudah dimengerti siswa dan memuat materimateri yang lengkap ternyata belum tersedia di
sekolah tersebut. Oleh karena adanya pergantian
kurikulum 2013 pemerintah belum memberikan
buku penunjang sehingga selama ini guru hanya
mengambil materi-materi dari berbagai sumber.
Walaupun guru sudah mengajar kimia dan
mengkaitkan dalam kehidupan sehari-hari tetapi
belum ada bahan ajar yang mengajak siswa
untuk lebih berpikir secara kritis untuk
membangun konsep dan dapat membantu siswa
menjadi pebelajar aktif baik secara hands on,
maupun secara minds on sehingga pembelajaran
dapat berlangsung interaktif. Oleh karena itu,
dibutuhkan bahan ajar dengan karakteristik
mandiri, stand alone, user friendly, adaptif dan
self contained untuk siswa (Depdiknas,2004).
Berdasarkan uraian tersebut maka
diperlukan suatu pengembangan bahan ajar
berupa modul. Dibuktikan dari hasil angket
kebutuhan sebanyak 88% siswa membutuhkan
modul. Modul merupakan sarana pembelajaran
dalam bentuk tertulis atau cetak yang disusun
secara sistematis, memuat materi pembelajaran,
metode, tujuan pembelajaran, berdasarkan
kompetensi dasar atau indikator pencapaian
kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri
(self instructional) dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menguji diri sendiri melalui
latihan yang disajikan dalam modul tersebut. Hal
ini memungkinkan modul dapat digunakan
siswa untuk belajar secara mandiri dengan
bantuan seminimal mungkin dari orang lain
(Munadi, 2010).
Prestasi siswa pelajaran kimia pada
semester genap tahun pelajaran 2014/2015
materi kimia. Didapatkan data yang disajikan
pada Tabel 1.
Menurut Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada
materi koloid nilai rata-rata belajar siswa rendah.
Sebanyak 52% siswa kurang antusias dalam
mempelajari materi koloid. Begitupun dari hasil
wawancara dengan siswa dan guru kimia dalam
hal materi koloid siswa memang masih menemui
kesulitan terutama dalam hal mengkaitkan
koloid dengan kehidupan sehari-hari, banyak
istilah asing dan harus menghafal banyak istilah
asing tersebut. Selain itu, guru jarang melakukan
praktikum karena terbatasnya waktu, sehingga
siswa kurang mendapat aktivitas yang bermakna
terhadap materi koloid.
Oleh karena itu diperlukan suatu metode
pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan
agar siswa dapat menjadi pebelajar aktif baik
secara hands on, maupun secara minds on.
Sehingga akan tercipta pembelajaran interaktif.
Siswa tidak merasa terbebani oleh banyaknya
materi yang harus dikuasai. Diharapkan, dengan
menggunakan metode pembelajaran tertentu
prestasi belajar siswa akan meningkat.
Salah satu metode pembelajaran yang
dikembangkan oleh White dan Gustone cit.
Kearney (2001) adalah metode pembelajaran
POE
(Predict-Observe-Explain).
POE
merupakan rangkaian proses pemecahan
masalah yang dilakukan oleh siswa melalui
tahap prediksi atau membuat dugaan awal
(predict) atau pembuktian dugaan (observe)
serta penjelasan terhadap hasil pengamatan
(explain). Modul dengan basis POE sangat
cocok untuk karaktaristik materi koloid yang
erat dengan kehidupan sehari-hari dan di
dalamnya terdapat kegiatan laboratorium karena
dalam langkah-langkah POE mencakup proses
dimana siswa membangun suatu pengetahuan
terlebih dahulu atas segala fenomena yang ada
kemudian mengobservasi sendiri fenomena
tersebut dalam laboratorium sampai akhirnya
siswa dapat mengaitkan pengetahuan awal
dengan pengetahuan baru sehingga terjadi
pembelajaran yang bermakna. Model POE ini
berorientasi pada konstruktivisme yang
Tabel. 1 Nilai Rata-rata Materi Kimia Semester Genap TP
menekankan para siswa untuk membangun
2014/2015
pengetahuannya sendiri. Hal ini juga sesuai
Materi
SMK N 1
SMK N
dengan amanat kurikulum 2013 dimana
Temanggung
Tembarak
pembelajaran harus sesuai dengan scientific
Asam basa
77,5
73,6
Senyawa karbon
77,8
78,1
approach dan siswa harus membangun
Koloid
77,0
73,0
commit to pengetahuannya
user
sendiri.
Polimer
78,0
77,1
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Zhou Qing,et al (2010) menyatakan
bahwa
pembelajaran
melalui
aktivitas
laboratorium (laboratory activities) sebagai
central pembelajaran sains dimana siswa dapat
mengeksplor fenomena sains yang terjadi.
Fenomena sains yang terjadi dapat mendorong
siswa berpikir mengenai teori, fakta dan aturan
kemudian
membangun
pengetahuan
berdasarkan pengalamannya.
Sejalan
dengan
hasil
penelitian
Karamustafaoğlu,et al (2015) menunjukkan
bahwa strategi POE membuat pembelajaran
kimia menjadi efektif. POE membuat
pembelajaran lebih menarik, dapat mengkaitkan
konsep lama dengan penemuan baru sehingga
pembelajaran yang diterima siswa akan lebih
bermakna,
serta
dapat
menghilangkan
kesalahpahaman siswa sehingga berpengaruh
terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, maka
dilakukan
penelitian
dengan
judul
“Pengembangan Modul Kimia SMK Berbasis
POE (Predict-Observe-Explain) pada Materi
Koloid”.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hasil tiap tahapan
pengembangan modul kimia berbasis POE pada
materi pokok koloid yang mengacu pada siklus
R&D Borg and Gall, kualitas modul kimia
berbasis POE pada materi pokok koloid, dan
efektifitas modul kimia berbasis POE pada
materi pokok koloid.
dan produk akhir, 10) Desiminasi dan
implementasi. Dalam penelitian ini hanya
dilakukan sampai tahap ke sembilan yaitu pada
langkah penyempurnaan dan produk akhir.
Karena pada langkah ke sepuluh membutuhkan
waktu dan biaya yang cukup lama.
Sampel pada penelitian ini adalah siswa
yang telah menerima materi koloid di SMK N 1
Temanggung dan SMK N Tembarak. Pada uji
coba lapangan awal, produk diuji cobakan pada
10 siswa yang berasal dari 5 orang siswa kelas
XII AK1 SMK N 1 Temanggung dan 5 orang
siswa kelas XII EB SMK N Tembarak. Pada uji
coba lapangan produk diuji cobakan pada 60
siswa yang berasal dari kelas XII AK SMK N 1
Temanggung dan XII AK SMK N Tembarak.
Pada uji lapangan produk diujicobakan pada 37
siswa yang berasal dari kelas XI AK SMK N 1
Temanggung dan 35 siswa XI EB SMK N
Tembarak. Uji efektivitas modul dilakukan
dalam uji pelaksanaan lapangan. Sampel dalam
penelitian pada uji coba pelaksanaan lapangan
adalah dua kelas. Kelas eksperimen adalah kelas
dengan perlakuan model POE dilengkapi modul
berbasis POE dan untuk kelas baseline adalah
kelas dengan menggunakan model POE tanpa
modul berbasis POE. Desain yang digunakan
dalam uji coba pelaksanaan lapangan adalah
postest only control design. Data yang diperoleh
dalam penelitian akan diolah dengan menguji
kesamaan rata-rata yang digunakan adalah
independent sample t test. (Sugiyono, 2012)
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian pengembangan ini yaitu angket, soal
Metode Penelitian
tes, lembar validasi, lembar penilaian antar
peserta didik dan lembar observasi. Pengolahan
Model pengembangan yang digunakan
data dalam penelitian ini dilakukan dengan
dalam pengembangan modul berbasis POE ini
menggunakan analisis deskriptif, meliputi
adalah research and development atau penelitian
analisis kelayakan dan analisis data hasil tes
pengembangan. Produk yang dikembangkan
belajar. Metode pengumpulan data dalam
berupa modul berbasis POE pada materi koloid.
penelitian ini adalah dengan teknik angket untuk
Langkah-langkah pada penelitian ini
mengetahui kelayakan modul dari ahli materi,
merupakan modifikasi dari sepuluh langkah
ahli media, ahli bahasa, praktisi pendidikan serta
penelitian
dan
pengembangan
yang
respon siswa dan guru, penilaian hasil belajar
dikembangkan oleh Borg & Gall (2007).
keterampilan dan sikap, teknik tes untuk
Kesepuluh langkah tersebut adalah: 1) Penelitian
penilaian hasil belajar pengetahuan, dan teknik
dan pengumpulan data, 2) Perencanaan, 3)
penilaian antar peserta didik untuk sikap.
Pengembangan draf awal, 4) Uji coba lapangan
Pada tahap pengembangan draf awal
awal, 5) Revisi hasil uji coba, 6) Uji coba
modul direvisi berdasarkan saran/masukan dari
lapangan, 7) Revisi hasil uji coba lapangan,
8) to user
commit
para ahli. Sebelum diujicobakan modul yang
Uji pelaksanaan lapangan, 9) Penyempurnaan
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dikembangkan divalidasi oleh ahli materi, ahli
media, ahli bahasa dan praktisi pendidikan
dengan menggunakan validitas aiken. Kriteria
yang digunakan adalah jika hasil validasi 0,751,00 (8 rater) maka analisis dapat dilanjutkan
(Aiken,1985).
beberapa kekurangan menurut siswa yaitu
komponen kegrafikan mendapat persentase
rendah sebesar 70% dikarenakan cover modul
tampak monoton, serta komposisi tulisan, warna
yang kurang menarik. Kemudian dilakukan
revisi sesuai saran dan masukkan seperti yang
disajikan pada Tabel 4.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel 4. Hasil Angket Respon Siswa pada Uji Coba
Lapangan
No.
Modul berbasis POE yang telah
dikembangkan kemudian divalidasi oleh 8 rater
yang terdiri dari 1 ahli materi, 2 ahli media, 1 ahli
bahasa dan 4 praktisi pendidikan berdasarkan
kriteria kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan
kegrafisan. Berdasarkan validasi aiken diperoleh
hasil validasi berkisar antara 0,75-1,00 yang
menunjukkan bahwa modul layak di ujicobakan
setelah saran dan masukkan para validator
dilaksanakan. Adapun hasil dan saran tiap tahap
uji coba disajikan sebagai berikut :
1. Uji Coba Lapangan Awal
Dalam uji coba lapangan awal diperoleh
hasil angket respon dari siswa dan guru seperti
pada Tabel 2 serta saran dan masukkan pada
Tabel 3.
1.
2.
80,0
78,3
80,5
70,0
77,9
B
B
B
B
B
92,0
91,0
90,5
83,3
89,5
Bahasanya
yang
digunakan kurang
komunikatif
Bahasa yang digunakan sudah
diperbaiki
menjadi
lebih
komunikatif
Merubah gambar, warna dan
jenis huruf agar cover lebih
menarik.
Uji Coba Lapangan
Dalam uji coba lapangan awal diperoleh
hasil angket respon dari siswa dan guru seperti
pada Tabel 5 serta saran dan masukkan pada
Tabel 6.
SB
SB
SB
SB
SB
Tabel 5. Hasil Angket Respon Siswa dan Guru pada Uji
Coba Lapangan
Aspek
Isi
Bahasa
Penyajian
Kegrafikan
Rata-Rata
Tabel 3. Hasil Saran dan Masukkan Guru dan Siswa Uji
Coba Lapangan Awal
No.
1.
2.
3.
4.
Perbaikan
2.
Tabel 2. Hasil Angket Respon Siswa dan Guru pada Uji
Coba Lapangan Awal
Aspek
Ps (%)
Kategori Ps (%) Kategori
Siswa
Guru
Isi
Bahasa
Penyajian
Kegrafikan
Rata-Rata
Saran dan
Masukkan
Cover
kurang
menarik,
warna
cover perlu di
perbaiki
kombinasinya.
Saran dan Masukkan dari Siswa dan Guru
Cover kurang menarik
Warnanya monoton
Bahasanya kurang komunikatif
Masih terdapat salah ketik
Ps (%)
Siswa
84,9
82,4
85,0
87,1
85,0
Kategori
SB
SB
SB
SB
SB
Ps (%)
Guru
92,4
92,2
92,0
88,8
91,3
Kategori
SB
SB
SB
SB
SB
Tabel 6. Hasil Saran dan Masukkan Guru dan Siswa Uji
Coba Lapangan
No. Saran dan Masukkan dari Siswa dan Guru
Pada uji coba lapangan awal penilaian
1.
Penulisan glosarium masih kurang rapi
persentase dari guru cenderung lebih tinggi
2.
Terdapat daftar isi yang tidak sesuai antara nomor dan
dikarenakan guru tertarik dengan modul dengan
halaman naskah
pembelajaran yang menuntut siswa berpikir
kritis dan aktif seperti yang disajikan dalam
Hasil penilaian siswa pada uji coba
modul POE. Terlebih modul tersebut sesuai
lapangan terhadap modul pada aspek komponen
dengan kurikulum 2013. Menurut guru, modul
kualitas isi, bahasa, penyajian dan kegrafisan
sangat mudah dipahami dan runtut dalam
nilai persentase rata-rata sebesar
commit to memperoleh
user
penemuan konsep. Disisi lain masih ada
85% dengan kategori sangat baik. Hal ini
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menunjukkan bahwa penilaian pada uji coba
lapangan lebih tinggi di banding penilaian pada
uji coba lapangan awal. Hal ini terjadi karena
kekurangan-kekurangan pada uji coba lapangan
awal telah diperbaiki sehingga menghasilkan
penilaian yang meningkat pada uji coba
lapangan.
Setelah
dilakukan
perbaikan
berdasarkan saran pada masukkan pada uji coba
lapangan awal, tampilan cover baik dari segi
komposisi tulisan maupun warna menjadi lebih
baik dan menarik. Terlihat pada penilaian
tampilan cover merupakan komponen kegrafisan
pada uji coba lapangan memperoleh nilai ratarata sebesar 87,1% dengan kategori penilaian
sangat baik. Begitu pula pada aspek bahasa
mengalami kenaikan dari semula hanya 78,3%
menjadi 82,4%. Hal ini dikarenakan bahasa yang
kurang komunikatif telah diperbaiki agar lebih
komunikatif.
Pada penilaian aspek kualitas isi, bahasa,
penyajian dan kegrafisan oleh guru memperoleh
nilai rata-rata sebesar 91,3% dengan kategori
sangat baik. Pada uji coba lapangan siswa dan
guru juga memberikan saran dan masukan antara
lain penulisan glosarium yang kurang rapi dan
terdapat daftar isi yang tidak sesuai dengan
nomor halaman. Kemudian dilakukan revisi
sesuai saran dan masukkan agar produk dapat
digunakan untuk uji lapangan.
yang dikembangkan memiliki kategori sangat
baik. Berdasarkan penilaian siswa dan guru pada
uji coba pelaksanaan lapangan diperoleh hasil
bahwa modul berbasis POE layak digunakan
untuk pembelajaran dengan beberapa perbaikan.
Pada uji coba pelaksanaan lapangan siswa dan
guru juga memberikan saran dan masukkan demi
kesempurnaan modul yang dihasilkan. Saran dan
masukkan pada uji coba pelaksanaan lapangan
adalah soal pada latihan dimohon untuk
diletakkan di akhir bab penutup. Selanjutnya
dilakukan penyempurnaan modul sesuai saran
dan masukkan dari guru dan siswa. Adapun
penyempurnaan yang dilakukan adalah
memindahkan kunci jawaban yang semula
terletak ditiap akhir kegiatan belajar dipindahkan
menjadi satu setelah bab penutup.
Pada tahap ini juga dilakukan uji
efektivitas dari modul yang dikembangkan yaitu
dengan membandingkan kelas ekperimen dan
kelas baseline di setiap sekolah. Pada uji
efektivitas kedua kelas di masing-masing
sekolah diuji dengan menggunakan penilaian
yang sama yang meliputi aspek pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Kelas yang akan
digunakan untuk penelitian baik di SMK N 1
Temanggung dan SMK N Tembarak diuji
prasyarat yang meliputi uji normalitas,
homogenitas dan uji kesetaraan. Rangkuman uji
kesetaraan di SMK N 1 Temanggung dapat
dilihat pada Tabel 8 dan uji kesetaraan di SMK
N Tembarak pada Tabel 9.
3.
Uji Lapangan
Dalam uji coba lapangan diperoleh hasil
angket respon dari siswa dan guru seperti pada
Tabel 7.
Tabel 8.Rangkuman Uji Kesetaraan di SMK N 1
Temanggung
Uji yang Dilakukan
a. Uji Normalitas
Kelas XI A1
Kelas XI A2
Kelas XI A3
b. Uji Homogenitas
c. Uji Kesetaraan
Tabel 7. Hasil Angket Respon Siswa dan Guru pada Uji
Lapangan
Aspek
Ps (%)
Kategori Ps (%) Kategori
Siswa
Guru
Isi
Bahasa
Penyajian
Kegrafikan
Rata-Rata
89,8
86,5
87,0
89,8
88,2
SB
SB
SB
SB
SB
93,1
92,2
93,8
88,8
91,9
SB
SB
SB
SB
SB
Sig
0,200
0,200
0,180
0,905
0,439
Kesimpulan
Normal
Normal
Normal
Normal
Homogen
Setara
Tabel 9.Rangkuman Uji Kesetaraan di SMK N Tembarak
Uji yang Dilakukan
a. Uji Normalitas
Kelas XI A
Kelas XI B
Kelas XI C
b. Uji Homogenitas
c. Uji Kesetaraan
Sig
Kesimpulan
Normal
Normal
Normal
Normal
Homogen
Setara
0,129
Data hasil penilaian siswa terhadap
0,200
kualitas modul yang dikembangkan diperoleh
0,089
nilai rata-rata persentase skor sebesar 88,2. Hal
0,920
0,903
ini menunjukkan bahwa modul yang dihasilkan
memiliki kategori sangat baik, sedangkan dari
hasil penilaian guru diperoleh nilai rata-rata
commit to user Berdasarkan Tabel 8 dan Tabel 9
menunjukkan bahwa masing-masing kelas di
sebesar 91,9 yang menunjukkan bahwa modul
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 12. Hasil Uji-t nilai hasil beajar kelas eksperimen dan
kelas baseline
sekolah tersebut normal, homogen dan setara
sehingga pemilihan kelas eksperimen dan
baseline diambil secara cluster random
sampling. Penelitian yang dilakukan di SMK N
1 Temanggung menggunakan kelas XI A2
sebagai kelas eksperimen dan kelas XI A1
sebagai kelas baseline, sedangkan penelitian
yang dilakukan di SMK N Tembarak
menggunakan kelas XI B sebagai kelas
eksperimen dan kelas XI C sebagai kelas
baseline.
Data yang diperoleh pada uji coba
pelaksanaan lapangan meliputi data hasil belajar
aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan di
SMK N 1 Temanggung dan SMK N Tembarak
terangkum dalam Tabel 10 dan Tabel 11.
Hasil Belajar
Jenis Uji
Pengetahuan
Independent
sample t
Independent
sample t
Independent
sample t
Ketrampilan
Sikap
Nilai Sig. (2-tailed)
SMK N 1
SMK N
Temanggung
Tembarak
0,000
0,027
H0 ditolak
H0 ditolak
0,351
0,239
H0 diterima
H0 diterima
0,061
0,948
H0 diterima
H0 diterima
Deskripsi hasil uji coba pelaksanaan
lapangan di SMK N 1 Temanggung
menunjukkan bahwa rerata aspek pengetahuan
kelas baseline adalah 80,36 sedangkan rerata
kelas eksperimen adalah 85,04. Sedangkan di
SMK N Tembarak menunjukkan rerata nilai
kelas baseline adalah 78,88 dan rerata nilai kelas
eksperimen adalah 83,14. Hasil uji-t dua pihak
Tabel 10. Data Penilaian Uji Coba Pelaksanaan Lapangan
pada kelas di SMK N 1 Temanggung diperoleh
di SMK N 1 Temanggung
nilai sig 0.000 (sig <0.05) menunjukkan bahwa
Aspek Penilaian
Kelas
Kelas
Baseline
Experiment
ada perbedaan antara kelas baseline dan kelas
Mean
Mean
eksperimen. Begitupula hasil uji-t dua pihak di
Pengetahuan
80,36
85,04
SMK N Tembarak diperoleh nilai sig 0.027 (sig
Sikap
81,98
84,49
<0.05) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan
Keterampilan
81,08
82,34
antara kelas baseline dan kelas eksperimen.
Berdasarkan temuan di lapangan siswa
Tabel 11. Data Penilaian Uji Coba Pelaksanaan Lapangan
yang
diberi
modul berbasis POE lebih antusias
di SMK N Tembarak
untuk
belajar.
Pembelajaran menggunakan
Aspek Penilaian
Kelas
Kelas
Baseline
Experiment
modul berbasis POE memperoleh nilai rata-rata
Mean
Mean
yang lebih tinggi pada aspek pengetahuan.
Pengetahuan
78,88
83,14
Dengan bantuan modul siswa dapat membangun
Sikap
79,87
79,56
konsep pada materi koloid berdasarkan tahapKeterampilan
79,11
80,95
tahap pada model pembelajaran POE, konsepkonsep yang telah dibangun akan tersimpan,
Untuk mengetahui apakah perbedaan ratasehingga pada saat mengerjakan soal siswa
rata skor hasil belajar pengetahuan, ketrampilan
dengan mudah menggunakan konsep yang telah
dan sikap dari kelas baseline dan kelas
dimiliki.
eksperimen berbeda secara signifikan, maka
Hasil belajar pada aspek sikap dan
dilakukan uji statistik yaitu independent sample
keterampilan di SMK N 1 Temanggung pada
t test. Penggunaan uji t ini memerlukan uji
kelas eksperimen dan kelas baseline menurut
prasyarat yang harus dipenuhi yaitu uji
perhitungan statistik uji-t dua pihak mendapat
normalitas dan homogenitas.
nilai sig 0.061 dan 0.351 (sig >0.05) yang
Hasil uji statistik tersebut menunjukkan
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan.
bahwa ada perbedaan hasil belajar pengetahuan,
Begitupula hasil perhitungan statistik aspek
ketrampilan dan sikap antara kelas baseline dan
sikap dan keterampilan di SMK N Tembarak
kelas eksperimen. Hasil uji-t ditunjukkan pada
pada kelas eksperimen dan kelas baseline
Tabel 12.
diperoleh sig 0.948 dan 0.239 (sig >0.05) yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan.
Pada aspek sikap dan keterampilan tidak
commit to terdapat
user perbedaan yang signifikan dikarenakan
sikap dan keterampilan siswa tidak hanya
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ratings. Educational and
Measurement, 45, 131- 142
Psychological
dipengaruhi oleh media pembelajaran namun
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Serta
untuk menilai sikap dan keterampilan siswa
dibutuhkan waktu yang lama, tidak cukup hanya
dalam kurun waktu penelitian saja.
Depdiknas.2008. Teknik Penyusunan Modul. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Depdiknas
Kesimpulan dan Rekomendasi
Gall, M.D., & Borg, W.R. 2007. Educational
Research. Boston: Person Education, Inc.
Kearney,M., Treagust, F., Yeo, S., & Zadnik, M.G.
2001. Student and Teacher Perceptions of the
Use of Multimedia Supported Predict–
Observe–Explain
Tasks
to
Probe
Understanding.
Research
in
Science
Education 31: 589–615, 2001. Netherlands :
Kluwer Academic Publishers.
Kesimpulan
Penelitian dan pengembangan modul
berbasis POE pada materi koloid dilakukan
berdasarkan
tahapan
penelitian
dan
pengembangan Borg and Gall yang meliputi: 1)
tahap penelitian dan pengumpulan data, 2) tahap
perencanaan, 3) tahap pengembangan draft
produk, 4) uji coba lapangan awal, 5) merevisi
hasil uji coba, 6) uji coba lapangan, 7)
penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan,
8) uji pelaksanaan lapangan, dan 9)
penyempurnaan produk akhir. Kualitas modul
berbasis POE pada materi koloid pada aspek
komponen kualitas isi, bahasa, penyajian dan
kegrafisan dengan persentase sebesar 88,2%
penilaian siswa dan 91,9% penilaian dari guru.
Hasil uji efektivitas pada aspek pengetahuan
terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan
kelas baseline, sedangkan pada aspek sikap dan
keterampilan tidak terdapat perbedaan.
Karamustafaoğlu, S. & Mamlok-Naaman,R. (2015).
Understanding Electrochemistry Concepts
using the Predict-Observe-Explain Strategy.
Eurasia Journal of Mathematics, Science &
Technology Education, 2015, 11(5), 923-936
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Munadi,Y. 2010. Media Pembelajaran Sebuah
Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada
Pers
Zhou Qing, Guo Jing &Wang Yan. 2010. Promoting
Preservise Teachers’ Critical Thinking Skills
By Inquiry-Based Chemical Experiment.
Procedia Social and Behavioral Science.
www. sciencedirect.com. Diakses Tanggal 11
Agustus 2014.
Rekomendasi
Kepada guru: 1) Sebelum melakukan
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran POE hendaknya guru memberikan
perhatian lebih terutama saat mengkonfirmasi
antara hasil prediksi siswa dan hasil observasi
yang telah ditemukan siswa agar tujuan
pembelajaran tercapai.
Kepada peneliti lain: 1) hasil penelitian
dan pengembangan dapat digunakan sebagai
acuan untuk penelitian berikutnya yang sejenis
dengan materi yang berbeda, 2) gunakan modul
berbasis POE dengan kualitas cetak yang baik
agar hasil juga maksimal.
Daftar Pustaka
Aiken, Lewis R. 1985. Three Coefficientscommit
for
to
Analyzing The Reliability and Validity of
7
user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Download