Pertemuan 12 PREDIKSI KEBANGKRUTAN PENGANTAR • Bab ini dan dua bab berikutnya membicarakan topik khusus di analisis keuangan • Tiga topik tersebut adalah o o o Prediksi Kebangkrutan Analisis Pemberian Pinjaman Informasi pasar dalam analisis keuangan • Prediksi kebangkrutan bermanfaat, karena manajemen bisa melakukan langkah-langkah perbaikan sejak dini PENGGUNA PREDIKSI KEBANGKRUTAN • • • • • Pemberi Pinjaman Investor Pihak Pemerintah Akuntan Manajemen MASALAH DALAM KEBANGKRUTAN • Kesulitan keuangan sulit didefinisikan Tidak dalam Dalam Kesulitan Kesulitan Keuangan Keuangan Tidak Bangkrut I II Bangkrut III IV • Perusahaan yang benar-benar bangkrut adalah dalam kuadran IV KONTINUM KESULITAN KEUANGAN • Kesulitan keuangan merupakan kontinum, dari yang ringan seperti kesulitan likuiditas jangka pendek, sampai dengan yang paling berat, seperti tidak solvabel • Kesulitan keuangan jangka pendek bersifat sementara dan belum begitu parah. Tetapi kesulitan semacam ini apabila tidak ditangani bisa berkembang menjadi kesulitan yang berat, seperti tidak solvabel ALTERNATIF PERBAIKAN • Pemecahan secara informal, apabila o o masalah belum begitu parah masalah perusahaan hanya bersifat sementara, prospek masa depan masih bagus • Cara pemecahan informal: o o Perpanjangan (Ekstension) Komposisi (Composition) ALTERNATIF PERBAIKAN • Pemecahan secara formal, apabila o masalah sudah parah, kreditur ingin mempunyai jaminan keamanan • Cara Pemecahan secara formal o a. Apabila nilai perusahaan diteruskan > nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan Reorganisasi, misal dengan merubah struktur modal menjadi struktur modal yang layak o b. Apabila nilai perusahaan diteruskan < nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan Likuidasi, yaitu menjual aset-aset perusahaan INDIKATOR KEBANGKRUTAN • Internal o Analisis aliran kas o Analisis strategi perusahaan o Laporan keuangan perusahaan • Eksternal o Lembaga perating PREDIKSI KEBANGKRUTAN: ANALISIS UNIVARIATE • Menggunakan rasio keuangan secara tunggal (terpisah) • Contoh: prediksi kebangkrutan perusahaan kereta api di Amerika Serikat, menggunakan dua rasio keuangan, yaitu (1) Rasio Biaya Transportasi terhadap Pendapatan Operasional (BT/PO). (2) Rasio Times Interest Earned (TIE) yang merupakan rasio EBIT (Earning Before Taxes)/Interest. PREDIKSI KEBANGKRUTAN: ANALISIS UNIVARIATE • Rata-rata nilai rasio BT/PO untuk kedua grup perusahaan adalah sebagai berikut: Tidak bangkrut: 0,356 Bangkrut: 0,473 • Rata-rata rasio TIE untuk kedua kelompok tersebut adalah: Tidak bangkrut: 2,49 Bangkrut: - 0,26 • Kesimpulan?? BEBERAPA ISU • Bagaimana menentukan angka cut-off ? • Berapa besar akurasi prediksi dengan rasio keuangan secara univariate? • Bagaimana jika terjadi inkonsistensi antar variabel yang digunakan? • Untuk mengatasi masalah inkonsistensi, bisa digunakan model multivariate VARIABEL YANG BISA MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN KONSISTEN • Tingkat return (rate of return). Perusahaan yang bangkrut mempunyai tingkat return yang lebih rendah. • Penggunaan Hutang. Perusahaan yang bangkrut menggunakan hutang yang lebih tinggi. • Perlindungan terhadap biaya tetap (Fixed payment coverage). Perusahaan yang bangkrut mempunyai perlindungan terhadap biaya tetap yang lebih kecil. • Fluktuasi return saham. Perusahaan yang bangkrut mempunyai rata-rata return yang lebih rendah dan mempunyai fluktuasi return saham yang lebih tinggi. PREDIKSI KEBANGKRUTAN: ANALISIS MULTIVARIATE • Bisa mengatasi kemungkinan inkonsistensi variabel individual • Idealnya, pemilihan variabel (indikator) untuk prediksi kebangkrutan, didasarkan pada teori ekonomi yang bisa mendasari masalah kebangkrutan. • Sayangnya tidak tersedia teori yang cukup • Karena itu kita menggunakan penelitian terdahulu atau mencari data-data yang relevan dalam pemilihan variabel-variabel bebas. BEBERAPA TEHNIK MULTIVARIATE • • • • • Model probabilitas linear Model logit Model probit Model diskriminan Model diskriminan lebih dari dua kategori MODEL DISKRIMINAN ALTMAN (1968) • Zi = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0 X5 dimana • X1 = (Aktiva lancar - Hutang lancar)/Total Aktiva • X2 = Laba Yang Ditahan/Total Aset • X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak/Total Aset • X4 = Nilai Pasar saham biasa dan preferen/Nilai Buku total hutang • X5 = Penjualan/Total Aset MODEL ALTMAN UNTUK PERUSAHAAN NON-PUBLIK • Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X2 + 0,998 X5 dimana • X1 = Rasio Modal kerja / Total aset • X2 = Rasio Laba yang ditahan / Total aset • X3 = Rasio Laba sebelum bunga dan pajak / Total aset • X4 = Rasio Nilai buku saham preferen dan saham biasa/Nilai buku total hutang • X5 = Rasio Penjualan / Total aset Klasifikasi Z Altman Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z yang diperoleh, yaitu: • Bila Z > 2.67, maka termasuk perusahaan sehat • Bila Z < 1.81, maka termasuk perusahaan yang bangkrut • Bila Z berada diantara 1.81 sampai 2.67, maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan) BEBERAPA ISU • Teori-teori kebangkrutan relatif masih kurang dan hal ini membuat penelitian empiris kurang mempunyai arah • Penelitian memfokuskan pada pemilihan variabel dengan coba-coba, misal mengumpulkan banyak variabel kemudian diuji satu-satu • Isu sampel, apakah sudah cukup representatif KEGAGALAN PER-INDUSTRI