NAMA NIM SEMESTER PRODI MATA KULIAH : GRACIA PRISCILLA SIMANJUNTAK : 19311650 : IV : TEOLOGI : ANTROPOLOGI Integrasi antara Teologi dan Antropologi : Dari hasil perdebatan di kelas mengenai mana lebih dulu antara ilmu antropologi atau ilmu teologi. Dan disini saya akan memaparkan penjelasan terkait hal itu. Menurut saya, tentu kita bisa mengklasifikasikan tentang mana yang termasuk dalam bagian ilmu teologi dan yang mana bagian dari ilmu antropologi disebabkan dan dipengaruhi oleh adanya sejarah dan pengaruh dari hasil sumbangsih para peneliti atau para ahli yang telah memaparkan pendapat dan temuan mereka. Kita bisa mengetahui sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu sejarah masuk klasifikasi antropologi atau teologi bermula dari adanya para ahli filsuf yang telah mengkotak-kotakkan teori dan juga mengkalsifikasikan cakupan divisi dari tiap teori mereka. Dari proses belajar dan meningkatkan literasi, kita tahu bahwa kisah penciptaan termasuk dalam bagian ilmu teologi, namun sebelum kita menyadari klasifikasi tersebut seperti saat ini, tentu ada yang Namanya proses menggali informasi dan diawali dengan adanya rasa keingin tahuan terhadap segala sesuatu yang terjadi. Disamping itu, secara tidak sadar kita telah hidup berantropologi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia secara nature akan memenuhi kebutuhan jasmaninya terlebih dahulu. Dan ini termasuk pada contoh antroposentris yang dimana manusia memusatkan pikirannya untuk dirinya. Secara etimologi, Antropologi berasal dari Bahasa Yunani antropos yang artinya manusia dan logos yang artinya ilmu. Jadi antropologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia. Sedangkan, Teologi berasal dari Bahasa Yunani Teos yang artinya keTuhanan dan logos yang artinya ilmu. Berarti Teologi adalah sebuah ilmu yang mengkaji tentang ke Tuhanan. Mana lebih dulu, Ilmu Teologi/Antropologi Menurut saya, semua berawal dari adanya keingin tahuan dari manusia tentang asal usul dunia hingga bisa berkembang saat itu, dan seiringan dengan itu, budaya sudah berjalan. Pola kehidupan sudah diatur oleh suatu norma atau kaidah yang berlaku sebagai bentuk tatanan dari kelangsungan hidup pada masa itu. Berawal dari rasa ingin tahu “kekuatan” apa yang mampu menciptakan ini semua. Disamping itu, sejak abad ke 7 pola piker manusia sudah dipengaruhi oleh pandangan filsafat yang dimana kemunculannya dipengaruhi oleh rasa ingin tahu terhadap asal mula penciptaan. Semua rasa ingin tahu dicapai dengan penalaran manusia. Apalagi, pada saat itu banyak orang yang atheis. Sehinga menurut saya terlalu banyak gagasan untuk menyatakan mana lebih dulu Ilmu Antropologi kah Atau Teologi? Dari sudut pandang orang Atheis, Tuhan ada karena manusia yang menciptakan dan mendefinisikan sendiri (tidak merasakan bahwa Tuhan nyata ada). Hingga saat ini saja aninisme dinamisme masih tetap eksis keberadaannya. Sejarah juga mengatakan bahwa zaman dahulu orang menyembah apa yang dianggap “berkuasa” dan “menolong” serta juga “berharga”. Dulu pohon bisa disembah, gunung disembah serta melakukan ritual lainlainnya semua terjadi karena pada masa itu gunung dan pohon telah banyak berjasa bagi kehidupan, sehingga keberadaannya di-tuhankan. Jadi bermunculanlah banyak gagasan dan teori yang simpang siur. Sama seperti contoh pernyataan tentang kisah penciptaan menurut sudut pandang umat beragama dan sudut pandang ilmuwan. Tapi dari itu semua saya simpulkan bahwa semua berawal dari Antropologi. Dimana manusia awalnya bertanya tentang adakah keberadaan “Yang Maha Kuasa” dari apa yang telah ada siapakah yang meng-adakannya? Mungkin kira-kira seperti itulah pertanyaan mereka. Sedangkan budaya sudah berjalan (entah itu kebiasaan seharihari yang dilakukan secara berkesinambungan dan kemudian menjadi sebuah kebudayaan.) barulah muncul ilmuan dan ahli ahli lainnya yang mulai mengklasifikasikannya melalui tuangan teori dan temuan mereka masing masing. Sehingga saat ini kita jadi tahu bahwa kisah penciptaan adalah karya Tuhan karena kita membaca sejarahnya di Alkitab. Seperti juga contoh tentang sebuah ilustrasi tentang bagaimana memahami ilmu mana yang lebih dulu ada dari antara teologi dan antropologi. Sama hal nya seperti contoh, manakah yang lebih dahulu kita pikirkan? Tentu itu berpusat pada diri kita sendiri. Entah itu tentang pemenuhan kebutuhan sehari-hari tentu itu termasuk pada paham antroposentris. Dan baru setelah dirasa tidak mampu memenuhinya disitu kita ingat untuk mendoakannya. Jadi ya tidak bisa di pungkiri bahwa memang secara tak sadar antropologi sudah melekat juga dalam diri kita. Antropologi dan Teologi tidak bisa dipisahkan keberadaannya karena banyak contoh dalam penerapannya, keduanya saling beriringan dan saling melengkapi. Tidak mungkin berdiri sendiri karena sejatinya hidup yang kita jalani ini pun antropologi dan teologi Nampak beriringan. Karena kehidupan ini terdiri dari kegiatan yang secara berkesinambungan dilakukan lalu dihasilkan sebuah budaya. Budaya tersebut masuk dalam kajian antropologi. Dan budaya tidak selalu hanya tercakup dalam suatu adat atau ritual. Apapun yang terus dilakukan berkesinambungan termasuk dalam budaya.