IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR PUSTAKA Achjadi K. 2013. Manajemen Kesehatan Reproduksi dan Biosekuriti. Makalah Pertemuan Swasembada Persusuan di Indonesia. Yogyakarta.Juni 2013. Affandhy, L., W.C. Pratiwi, dan D. Ratnawati. 2007. Petunjuk Teknis Penanganan Gangguan Reproduksi pada Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Pasuruan. Allrich, R.D. 2001. Ovarian Cysts in Dairy Cattle. Department of Animal Sciences Purdue University, West Lafayette. Indiana. Anonim.2010a. Pedoman Pelaksanaan Inseminasi Buatan pada Ternak Sapi. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Jakarta Arsyad, dan Yudistira.2011. Penaggulangan Kesehatan Hewan (Kasus Gangguan Reproduksi Pada Ternak Sapi. //http://www.disnak-kewan.lampungprov.go.id/brosur/penyakit_reproduksi.pdf.[12.Januari 2013]. Bearden, H. Joe, J.W. Fuquay, and S.T. Willard. 2004. Applied Animal Reproduction. Upper Saddle River. New Jersey. Blakely, J. dan D. H. Bade. 1994. Ilmu Peternakan. Edisi keempat. Terjemahan : B. Srogandono. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Bonnett, B.N., W.G. Etherington, S.W. Martin and W.H. Johnson. (2006). Effects of a single administration of prostaglandin F2alpha, or a combination of prostaglandin F2alpha and prostaglandin E2, or placebo on fertility variables in dairy cows 3–5 weeks post partum, a randomized, doubleblind clinical trial. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa timur 2015. Populasi Ternak Bulan Desember 2015 di Kabupaten Lamongan. Biro Humas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa timur. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan Jawa timur 2016. Rekapitulasi Gangguan Reproduksi di Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan. Biro Humas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2016. Pedoman Teknis Optimalisasi Reproduksi dan Penanggulangan Gangguan Reproduksi Pada Ternak Sapi atau kerbau Tahun 2016. Kementrian Pertanian, Jakarta. 1 SKRIPSI 38 KEJADIAN GANGGUAN REPRODUKSI AZHARUDDIN A. IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 39 Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Republik Indonesia. 2016. Jenis Sapi Potong. Kementrian Pertanian, Jakarta. 1 Hafez, E. S. E. 2000. Reproduction in Farm Animals. Edition 7th ed. Lippincott William & Wilkins. Maryland. USA. 165. Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Hardjopranjoto, 1995.Beternak sapi perah, Kanisus, Jakarta. Hariadi, M., S. Hardjopranjoto., Wurlina., H.A. Hermadi., B, Utomo., Rimayanti., I.N. Triana dan H. Ratnani. 2011. Buku Ajar Ilmu Kemajiran Pada Ternak. Airlangangga University Press. Surabaya. Hayati dan Choliq, 2009. Ilmu Reproduksi Hewan. PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta. Herwiyanti, E.M.P, 2006. Makalah Seminar Pelatihan Inseminator pada Sapi atau Kerbau BIB Singosari: Malang Jelantik, I G.N., Manggol, Y.H., Jegho, Y., Sutedjo, H., Keban, A., Kune, P., Deno Ratu, R., Kleden, M.M., Sogen, J., Kleden, P., Jermias, J. Dan Leo Penu, C. 2007. Kajian Mutu Genetik Sapi Bali Di Nusa Tenggara Timur. Laporan Akhir. Fapet Undana. Khamas DJ. 2011. Hormonal Treatments of Inactive Ovaries of Cows and Buffaloes. Jurnal Veterinary Science. 44 (2): 7-13. KPDE (Kantor Pengelola Data Elektronik) Kabupaten Lamongan, 2008. Kilas Lamongan. Kilas Balik Lamongan. 43 Kumar, V. and G.N. Purohit. 2009. Ultrasonographic Diagnosis of the Bovine Genital Tract Disorders. Vet.Scan 4(2): 43. Laven, R. 2013. Fertility in Dairy Herds: Uterine Infection. BVetMed MRCVS. Magata F, Shirasuna K, Struve K, Herzog K, Shimizu T, Bollwein H, dan Miyamoto A. 2012. Gene Expressions in The Persistent Corpus Luteum on Dairy Cattle: Distinct Profile From The Corpora Lutea of The Estrous Cycle and Pregnancy. Jurnal reproduction and development 58(4): 4450452. Mani, A.U., W.A.C. McKelvey, and E.D. Watson. 1996. Effects of Under Nutrition on Gonadotrophin Profiles in Non-Pregnant, Cycling Goats. Journal of Animal Science and Technology. Anim. Reprod. Sci. 43:25— 33. SKRIPSI KEJADIAN GANGGUAN REPRODUKSI AZHARUDDIN A. IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 40 Manspeaker, J.E. 1996. Metritis and Endometritis. Dairy Integrated Reproductive Management IRM-22. Noakes DE, Pearson H, Parkinson TJ. 2008. Arthur’s Veterinary Reproduction and Obstetric. Philadelphia (US): Saunders. Nogueria, G . P. 2004 . Puberty in South American Bos indicus (Zebu) cattle . Anim . Rep . Sci . 82-83 : 361- 372. Nuswantara, L.K. 2002. Ilmu Makanan Ternak Ruminansia. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Diponogoro. Semarang Pirlo, G., F. Miflior, dan M. Speroni . 2000. Effect of age at first calving on production traits and difference between milk yield and returns and rearing cost in Italian Holsteins . Journal of Dairy Science . cost 6 Italia Pradhan, R. 2008. Reproductive Disorders in Cattle due to Nutritional Status. Journal of International Development and Cooperation. 14 (1): 45-66. Prihatno, S.A. 2012. Penyakit Gangguan Reproduksi dan Penanganannya pada Ruminansia Besar. //http://www.dokterhewanjogja.com/wpcontent/uploads/2012/03/makalah-Drh-Surya-Agus-Prihatna.pdf. [3 januari 2013]. Purba, 2008. Gangguan reproduksi sapi perah di PT Greenfield Indonesia, Malang. Direktorat Program Diploma IPB. Rahman. 2012. Reproduksi Ternak Ruminansia. // peternakanunhalu.blogspot.com. [28 Desember 2012] http://rahman- Ratnawati, D, W.C Pratiwi, dan L Affandhy. 2007. Petunjuk Teknis Penanganan Gangguan Reproduksi Pada Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Pasuruan. Riady. 2006 Implementasi Program Menuju Swasembada daging. http://Lolitsapi.Litbang.Deptan.Go.Id/Ind/Images/Stories/Juknis/Gangguan % 2 reproduksi.Pdf. [14 juni 2013]. Santosa, U. 2002. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta. Sayuti, A., J. Melia, Amrozi, Syafruddin, Roslizawaty dan Y. Fahrimal. 2012. Gambaran Klinis Sapi Piometra Sebelum dan Setelah Terapi dengan Antibiotik dan Prostaglandin Secara Intra Uteri. Jurnal Kedokteran Hewan 6(2). SKRIPSI KEJADIAN GANGGUAN REPRODUKSI AZHARUDDIN A. IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 41 Sejrsen, K. and S . Purup . 1997 . Influence of prepubertal feeding level on milk yield potential of dairy heifers : A Review. J . Dairy Sci . 75 : 828 – 835. Siregar, S. 1999. Jenis, Tehnik Pemerahan, dan Analisis Usaha Sapi Perah. Penebar Swadaya. Jakarta. Sugeng, Y.B. 2003. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta. Wahyudi, L. T Susilawati,. Dan S Wahyuningsih,. 2013. Tampilan produksi sapi perah pada berbagai paritas di Desa Kemiri Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Jurnal Ternak Tropika. 14 (2): 13-22. Wahyuni, D. S. 2008. Fermentabilitas dan degradabilitas in vitro serta produksi biomassa mikroba ransum komplit kombinasi rumput lapang, konsentrat dan suplemen kaya nutrien. Skripsi. Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Winugroho, M. 2002. Strategi Pemberian Pakan Tambahan Untuk Memperbaiki Efisiensi Reproduksi Induk Sapi. Balai Penelitian Ternak. Jurnal litbang pertanian 21 (1); 19-23. Wurlina.2009. Strategi Pencapaian Swasembada Daging Sapi Penanganan Gangguan Reproduksi dan Pemanfaatan Pertanian.Ailangga University Press. Surabaya. SKRIPSI KEJADIAN GANGGUAN REPRODUKSI Melalui Limbah AZHARUDDIN A.