Uploaded by User122923

LaporanKasus MedikalDaring CHF IntanMaeilaniRahayu 220112200586

advertisement
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS
CONGESTIF HEART FAILURE (CHF)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Medikal Bedah
Program Profesi Ners Angkatan XLI
Disusun Oleh :
Intan Maeilani Rahayu
220112200586
Pembimbing Akademik:
Eka Afrima Sari, S.Kep., Ners., M.Kep
PROGRAM STUDI PROFESI NERS XLI
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS
CONGESTIF HEART FAILURE (CHF
1. Identitas Pasien
Nama
: Tn.A
Umur
: 56 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Tanggal Lahir
:Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pelaku Rawat
: Intan Maeilani Rahayu
Alamat
: Garut
Suku/bangsa
: Sunda/Indonesia
Tanggal pengkajian
: 01 Agustus 2021
No. Medrek
: 010550000
Dokter Penanggung jawab : dr. John
Diagnosa Medis
: Congestif Heart Failure (CHF)
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama
: Ny. S
Umur
: 55 Tahun
Hub.Dengan pasien
: Istri Pasien
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak yang disertai degan keringat dingin
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh sesak, disertai keringat dingin dan bengkak di kakinya, klien
mengatakan sesak yang dirasakannya hilang timbul dimana sesak dirasakan pada saat
klien melakukan aktivitas dan sesak akan hilang pada saat klien beristirahat, klien
mengatakan sesak dirasakan secara tiba-tiba pada malam hari dan disertai dengan batuk.
Klien mengeluh lelah dan detak jantungnya sering berdebar-debar.
c. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan 1 tahun yang lalu klien baru mengetahui bahwa menderita hipertensi
dan pada saat diperiksa tekanan darah klien tertinggi yaitu 170/110 mmHg, kemudian
klien mendapatkan pengobatan namun tidak secara rutin berobat datang ke pelayanan
kesehatan. Klien juga mengatakan dirinya suka merokok dari usia 25 tahun dan baru
bisa berhenti merokok dari 5 tahun yang lalu.
d. Riwayat keluarga
Di dalam riwayat kesehatan keluarga, ibu klien memiliki penyakit yang sama yaitu
hipertensi
e. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Selama dirawat di rumah sakit klien selalu ditunggu oleh istrinya.
a. Citra Tubuh
: Klien mengatakan bahwa kondisi nya saat ini klien terima
dengan ikhlas dan lapang dada
b. Peran Diri
: Klien tetap berusaha menjalankan perannya sebagai suami
c. Identitas Diri
: Klien menyadari dirinya sebagai laki-laki dan kepala keluarga
d. Harga Diri
: Klien tidak merasa malu karena kondisinya saat ini
e.
Ideal Diri
: klien berharap dapat sembuh dari penyakitnya dan menjalani
aktivitas seperti biasanya
f. Spiritual
: Klien selalu melaksanakan shalat 5 waktu dengan posisi duduk
f. Riwayat Activity Daily Living
PEMERIKSAAN
SEBELUM SAKIT
SAAT SAKIT
NUTRISI
● Frekuensi
3x sehari
2x sehari
● Jenis
Sebelum sakit klien memakan Setelah sakit klien
makanan seperti nasi, lauk dan hanya
memakan
sayur
makanan
yang
diberikan oleh Rumah
sakit saka seperti
bubur , sayur
● Pantangan
Tidak ada
Tidak Ada
● Keluhan
Tidak Ada
Terdapat rasa mual dan
muntah
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
● Frekuensi
7-8 gelas/ hari
5-6 gelas/ hari
● Jenis
Air putih
Air putih
● Pantangan
Tidak Ada
Tidak ada
● Keluhan
Tidak Ada
Tidak Ada
ELIMINASI: BAB
● Frekuensi
2x sehari
1x sehari
● Keluhan
Tidak ada
Dibantu untuk ke toilet
oleh keluarga
ELIMINASI: BAK
● Frekuensi
6-7x/hari
6-7x/hari
● Keluhan
Tidak ada
Terpasang kateter.
ISTIRAHAT DAN TIDUR
● Kebiasaan
Tidur hanya dimalam hari
Tidur hanya dimalam
hari
● Frekuensi
7-8 jam
3-4 jam
● Keluhan
Tidak ada
Klien
mengatakan
kesulitan tidur karena
sering
merasakan
sesak disertai batuk
pada malam hari.
PERSONAL HYGINE
● Mandi
dan
3x sehari
2x sehari
gosok gigi
● Berpakaian
2x sehari
2x sehari
● Berhias
2x sehati
2x sehari
● Keluhan
Tidak ada
Dibantu oleh keluarga
MOBILITAS FISIK
● Keluhan
4. Pemeriksaan Fisik
Tidak ada
Dibantu oleh keluarga
a. Keadaan Umum
KONDISI YANG DIKAJI
Tingkat kesadaran
Kesulitan bernapas
Napas dangkal
Batuk
Warna kulit
Struktur tubuh dan mobilitas
Ekspresi wajah
Mood dan kemampuan bicara
b. Tanda-tanda vital
TTV YANG
DIKAJI
TB
BB
LLA
BMI
Temperatur
Respirasi
Denyut Nadi
TD
MAP
HASIL PENGKAJIAN
165 cm
79 kg (bertambang 2 kg dalam 2 minggu)
35 cm
29,0 kg/m3
37 C
28x/menit
101x/menit
180/100 mmHg
126 mmHg
c. Pemeriksaan menyeluruh
Kepala, Leher, dan Wajah
HAL YANG DIKAJI
KEPALA
Rambut
Bentuk
Ukuran
Arteri temporal
WAJAH
Simetri
Warna kulit
Fungsi N VII
Edema
Sensasi
Nyeri tekan
LEHER
Kesimetrisan
Deviasi Trakea
ROM
leher
ekstensi, rotasi)
HASIL PENGKAJIAN
Compos Mentis (E4V5M6)
ditemukan ada kesulitan bernapas
ditemukan keluhan jenis ini
ditemukan keluhan jenis ini
Terlihat bersih
Tidak terlihat lordosis, kifosis, skoliosis dan
tidak menggunakan alat bantu jalan
Wajah klien terlihat memerah karena
menahan sakit dada diakibatkan kurangnya
oksigen yang masuk
Tidak ditemukan tanda-tanda abnormal
HASIL PENGKAJIAN
Terlihat bersih dan tidak terdapat kotoran
Bulat, normal
Tidak ditemukan hidrosefalus dan mikrosefalus
Teraba kuat
Ya
Coklat, dengan flek hitam
Klien mampu tersenyum dan meringis saat diberi
perintah
Tidak ada
Terasa
Tidak ada
Simetris
Tidak ada
(Fleksi, Terdapat keterbatasan rentang gerak karena adanya
keletihan
Fungsi NXI
Mampu melawan tahanan
Nodus Limfatikus
Tidak teraba
Kelenjar Ludah
Tidak mengalami pembesaran
Kelenjar tiroid
Tidak teraba
Pulsasi Karotis
Teraba kuat
JVP
Meningkat
Ekspresi wajah
: klien dapat melakukan semua ekspresi wajah tanpa hambatan
otot fasialis yang berarti
Mata
HAL YANG DIKAJI
HASIL PENGKAJIAN
STRUKTUR KELENGKAPAN MATA
Alis
Lengkap, sejajar, normal
Bulu mata
Ada di kedua sisi mata
Kelopak mata
Ada di kedua sisi mata
Konjungtiva
Anemis
Sklera
Tidak ikterik
STRUKTUR DAN FUNGSI MATA
Kejernihan kornea
Jernih
Blinking refleks
+
posisi pupil
Isometris
Nyeri tekan
tidak ada
Lapang Pandang
90:90:60:50
Refleks Cahaya
Pupil mengecil secara bersamaan di kedua sisi
OTOT MATA
Tidak ditemukan abnormalitas
N III, IV, VI
Telinga :
HAL YANG DIKAJI
HASIL PENGKAJIAN
TELINGA BAGIAN LUAR
Posisi Bentuk
Sejajar dengan apeks mata, tidak ditemukan kelainan
bentuk
Ukuran
sama besar kedua sisi dan struktur kelengkapan
telinga luar lengkap
Warna
Sesuai dengan wajah dan area tubuh lain
Kebersihan (bau, kotoran) Tidak bau dan tidak ditemukan kotoran
KETAJAMAN PENDENGARAN
Tes bisik
Tidak ditemukan adanya gangguan pendengaran
Hidung
HAL YANG DIKAJI
HASIL PENGKAJIAN
HIDUNG BAGIAN LUAR
Kesimetrisan
Simetris
Lesi dan Inflamasi
Tidak ditemukan lesi dan inflamasi
SALURAN HIDUNG
Kepatenan jalan napas
Kelembaban
Mukosa
Tidak ada hambatan jalan nafas
Lembab
Normal
Sekresi
Lesi
Edema
PEMERIKSAAN SINUS
Frontal
Ethmoidal
Maxilar
Mulut dan Rongga mulut
HAL YANG DIKAJI
MULUT
Warna dan kelembaban
mukosa
Kondisi gigi
Karakteristik permukaan
lidah
Kemampuan
melawan tahanan
TENGGOROKAN
Tonsil
Eksudat
Uvula
Refleks Menelan
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak dirasakan adanya nyeri
Tidak dirasakan adanya nyeri
Tidak dirasakan adanya nyeri
HASIL PENGKAJIAN
Merah, mukosa lembab
Lengkap terdapat karang gigi
Papila tidak ditemukan ada yang meradang, lidah
putih sedikit berbau tanpa ditemukan adanya fungi
pada lidah
lidah Baik
Tidak ditemukan tanda-tanda peradangan
Tidak ada
Ada, bergetar
+
Dada
JENIS
PEMERIKSAAN
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Keluhan
Abdomen
HAL YANG DIKAJI
Kesimetrisan dada
Prosesus Spinosus
Skapula
JVP
Suara resonansi paru
Perkusi batas jantung
HASIL PENGKAJIAN
Simetris
Lurus
Sejajar
Meningkat
Redup pada sebagian lapang paru,
Redup
pada
area
jantung
(posterior, anteuor)
Terdapat perubahan posisi jantung
Auskultasi
katup Ditemukan
suara
jantung
jantung
tambahan krekles (+)
Ditemukan suara Gallop di ICS
katup trikusmitral dan aorta
Auskultasi lapang paru Tidak ditemukan suara nafas
tambahan
Kesulitan bernafas dan terasa
sesak
JENIS
PEMERIKSAAN
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi 4 kuadran
Perkusi 4 kuadran
HAL YANG
DIKAJI
Warna kulit
HASIL PENGKAJIAN
Warna kulit abdomen sama dengan
bagian tubuh yang lain.
Ukuran Perut
Perut membesar terdapat distensi
abdomen
Bising Usus
suara bising usus 15x/menit.
Arteri Aorta
Suara arteri aorta perut (bruit)
terdengar
Tekstur
Lembut
Kekakuan
Tidak ditemukan kekakuan
Massa
Tidak ditemukan massa
Nyeri
Nyeri tekan dan lepas pada RUQ dan
LUQ tidak nyeri saat ginjal
dilakukan palpasi, terasa pembesaran
pada hati (Hepatomegali) di RUQ
dan Spleen di LUQ
Palpasi dalam hepar, Teraba adanya pembesaran hepar
limpa, dan ginjal
Suara timpani
Area kolon, ileum, jejunum,
lambung
(Kuadran 2,3,4)
Suara Dullness
Hati (kuadran 1)
Tidak Ada
Keluhan
Ekstremitas
HAL YANG DIKAJI
EKSTREMITAS ATAS
Warna,
keutuhan,
kelembaban, turgor
Kondisi persendian
Palpasi ekstremitas (suhu
akral, nyeri, CRT)
Kekuatan otot
ROM aktif
Refleks
HASIL PENGKAJIAN
Warna sama dengan area tubuh lain, lembab, utuh
dan lengkap, turgor kulit baik
Tidak ditemukan nyeri sendi
Suhu akral (jari tangan) hangat, tidak ada nyeri, CRT
<2 detik
5:5
Tidak ditemukan keterbatasan rentang gerak
Brachioradialis: +
Bisep: +
Trisep: +
EKSTREMITAS BAWAH
Warna,
keutuhan, warna sama dengan area tubuh lain, lembab, utuh dan
kelembaban, turgor, massa lengkap, turgor kulit baik terdapat keterbatasan
otot
gerak. Terlihat adanya edema dengan derajat 3
Kondisi persendian
Tidak ditemukan nyeri sendi pada bagian kanan
palpasi ekstremitas (suhu suhu akral dingin, CRT kembali dalam 7 detik dan
akral, nyeri, CRT)
berkeringat baik pada kaki kanan dan kiri
Kekuatan otot
5:5
ROM aktif
ditemukan keterbatasan rentang gerak pada bagian
kaki kanan
Refleks
Achilles: +
Patella: +
Tidak ada
Keluhan
Genital
HAL YANG
DIKAJI
Keluhan area genital
BAB
BAK
HASIL PENGKAJIAN
Tidak ada
Dibantu oleh keluarga
Dibantu oleh keluarga
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal :07 Mei 2021
No
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
1. Kolesterol Total
210
Mg/dl
<200
LDL
160
Mg/dl
<100
HDL
35
Mg/dl
<40
Trigesilerin
Mg/dl
150-199
2. Analisa Gas Darah
pH
7,47
7,35-7,45
pCO2
33
mmHg
35-45
pO2
70
mmHg
80-100
HCO3
24
Mmol/L
22-26
SpO2
90
%
>95
3. SPOGT
45
μ/L
5-40
SPGT
60
μ/L
7-56
b.
c.
Interpretasi
Meningkat
Meningkat
Normal
Meningkat
Meurun
Menurun
Normal
Menurun
Meningkat
Meningkat
EKG:
Sinus rhytm, SV1+RV5 = 36 mm, RV1/SV1 = 2.
Rontgen:
Cardio Thoracic Ratio 0,6 dan bendungan paru
6. Terapi
No.
Obat/Terapi
Dosis
Pemberian
Indikasi
1.
Ramipril
1x2,5 mg
IV
Sebagai ACE, inhibitor
mengatasi hipertensi
2
Furosemide
20
amp
3
Digoxin
mg IV
0,125 mg Oral
tab
untuk
Obat jenis diuretik yang digunakan
untuk mengeluarkan kelebihan
cairan yang ada didalam tubuh
Obat ini digunakan untuk penyakit
gagal jantung dan aritmia yang
diberikan pada dewasa dengan
mempengaruhi
beberapa
mineral yang penting
jenis
7. Analisa Data
Data Yang Menyimpang
Etiologi
Masalah
DS:
- Pasien mengeluh sesak
- Sesak dirasakan saat
beraktifitas dan hilang
jika beristirahat
DO:
- AGD:
 pH
=7,47
(alkalosis, 7,357,45)
 pCO2=
33
(alkalosis
respiratorik, 3545)
 pO2=
70
(hipoksemia,
80-100)
 SpO2=
90%
(rendah,
95100%)
- Dyspnea
- nadi
101x/menit
(takikardi)
- frekuensi
nafas
28x/menit (takipnea)
- Cardio Thoracic Ratio
0,6 dan bendungan paru
DS:
- Pasien
mengatakan
adanya bengkak di kaki
- Pasien
mengatakan
bertambah
berat
badan 2 kg dalam 2
minggu
- Pasien
mengeluh
sesak,
disertai
keringat dingin
DO:
- Dyspnea
- JVP meningkat
- crackles (+)
- bunyi jantung S (+)
Faktor Resiko
Gangguan pertukaran gas
Gagal Jantung (Chf)
Gangguan pompa Ventrikel
Kiri
Backward Failure
LEVD ↑
Tekanan Pulmonalis ↑
Tekanan Kapiler Paru ↑
Edema Paru
Ronkhi Basah
Gangguan pertukaran gas
Gagal jantung
Renal flow
RAA
Retensi Na+H2O
Kelebihan volume cairan
Kelebihan volume cairan
-
Kekuatan otot 3/3
edema
ekstrimitas
bawah derajat 3
- tekanan darah 180/110
mmHg
- BMI : 29,0
DS:
- Pasien
mengatakan
bertambah
berat
badan 2 kg dalam 2
minggu
- Pasien
mengatakan
cepat lelah
DO:
- dyspnea
- crackles (+)
- JVP meningkat
- Edema
- adanya bunyi S3 (+)
- tekanan darah 180/110
mmHg
- frekuensi
nadi
101x/menit
- frekuensi
nafas
28x/menit (takipnea)
- Sinus rhytm, SV1+RV5
= 36 mm, RV1/SV1 =
2.
DS :
Klien mengatakan malas
untuk berobat ke pelayanan
Gagal jantung
Penurunan curah jantung
Gangguan pompa ventrikel
kiri
Penurunan curah jantung
Kondisi dan prognosi
penyakit
Ketidakpatuhan
Ketidakpatuhan pengobatan
DO :
Klien
mendapatkan
pengobatan namun tidak
secara rutin berobat ke
pelayanan kesehatan
8. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas
ditandai dengan:
Data Subjektif :
Data Objektif :
- Pasien mengatakan bertambah berat - Dyspnea
badan 2 kg dalam 2 minggu
- JVP meningkat
- Pasien mengatakan cepat lelah
- crackles (+)
- bunyi jantung S (+)
- edema ekstrimitas bawah derajat 3
- tekanan darah 180/110 mmHg
Sinus rhytm, SV1+RV5 = 36 mm,
RV1/SV1 = 2.
2. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan edema paru ditandai
dengan:
Data Subjektif :
Data Objektif:
- Pasien mengeluh sesak
- AGD:
- Sesak dirasakan saat beraktifitas dan
 pH =7,47 (alkalosis, 7,35hilang jika beristirahat
7,45)
 pCO2=
33
(alkalosis
respiratorik, 35-45)
 pO2= 70 (hipoksemia, 80100)
 SpO2= 90% (rendah, 95100%)
- Dyspnea
- nadi 101x/menit (takikardi)
- frekuensi nafas 28x/menit (takipnea)
- Cardio Thoracic Ratio 0,6 dan
bendungan paru
3. : Kelebihan Volume berhubungan dengan kelebihan cairan ditandai dengan:
Data Subjektif :
Data Objektif :
- Pasien mengatakan adanya bengkak di - dyspnea
kaki
- crackles (+)
- Pasien mengatakan bertambah berat - JVP meningkat
badan 2 kg dalam 2 minggu
- Edema
- Pasien mengeluh sesak, disertai keringat - adanya bunyi S3 (+)
dingin
- tekanan darah 180/110 mmHg
- frekuensi nadi 101x/menit
- frekuensi nafas 28x/menit (takipnea)
- bendungan paru
- IMT : 29
4. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman yang
ditandai dengan :
DS :
DO :
Klien mengatakan malas untuk berobat ke Klien mendapatkan pengobatan namun
pelayanan
tidak secara rutin berobat ke pelayanan
Kesehatan
9. Rencana Asuhan Keperawatan
(Nursing Care Plan)
Nama Pasien
Nama Mahasiswa
: Tn. A
: Intan Maeilani Rahayu
PERENCANAAN
DX
TUJUAN
Penurunan curah jantung
berhubungan dengan
Perubahan kontraktilitas
INTERVENSI
RASIONAL
Setelah
dilakukan
tindakan Perawatan Jantung
Perawatan Jantung
keperawatan 3x24 jam diharapkan
- Identifikasi tanda/gejala primer
- Penurunan curah jantung dapat
curah
jantung
meningkat.
Penurunan
curah
jantung
diidentifikasi melalui gejala primer
Kriteria hasil :
(meliputi dispenea, kelelahan,
yang muncul (meliputi dispenea,
adema ortopnea paroxysmal
kelelahan, adema ortopnea paroxysmal
- Tanda
vital
dalam
rentang normal
nocturnal dyspenea, peningkatan
nocturnal dyspenea, peningkatan CPV)
CPV)
- Kekuatan
nadi
- Penurunan curah jantung dapat
perifer meningkat
- Identifikasi
tanda
/gejala
diidentifikasi melalui gejala sekunder
sekunder
penurunan
curah
yang muncul (meliputi peningkatan
- Tidak ada edema
jantung (meliputi peningkatan
berat badan, hepatomegali ditensi vena
berat badan, hepatomegali ditensi
jugularis, palpitasi, ronkhi basah,
vena jugularis, palpitasi, ronkhi
oliguria, batuk, kulit pucat)
basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
- Untuk membantu penegakan diagnostic
- Monitor tekanan darah (termasuk
- Untuk menegakkan diagnostic yang
tekanan darah ortostatik, jika
sesuai
perlu)
- Untuk mengetahui sirkulasi oksigen ke
- Monitor nilai laboratorium
perifer
- Monitor saturasi oksigen
- Mengetaui irama jantung apakah ada
- Monitor aritmia (kelainan irama
kelainan atau tidak
dan frekwensi)
-
-
-
-
-
Periksa tekanan darah dan
frekwensi nadi sebelum dan
sesudah aktifitas
Periksa tekanan darah dan
frekwensi
nadi
sebelum
pemberian obat (rampril 1x2,5
mg)
Posisikan pasien semi-fowler atau
fowler dengan kaki kebawah atau
posisi nyaman
Fasilitasi pasien dan keluarga
untuk modifikasi hidup sehat
Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stres, jika perlu
Berikan dukungan emosional dan
spiritual
Berikan
oksigen
untuk
memepertahankan
saturasi
oksigen >94%
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
cairan harian
-
-
-
-
-
-
Mengetahui tekanan darah dan
frekuesnsi nadi sebelum dan sesusah
melakukan aktifitas
Mengetahui tekanan darah dan
frekuesnsi nadi sebelum pemberian
terapi obat
Posisi
semi
fowler/fowler
diberikanagar klien nyaman dan
membuat sirkulasi darah berjalan
dengan baik
Gaya hidup yang sehat dapat membantu
perubahan pola hidup sehingga pasien
dalam ruang lingkup sehat dan menjadi
lebih sehat
Agar kesehatan mental pasien menjadi
sehat
Untuk
mempertahankan
saturasi
oksigen
Agar pasien tidak mengalami kelelahan
Untuk menangani kondisi aritmia atau
ketika jantung berdetak terlalu cepat
atau terlalu lambat atau tidak teratur
Menurut penelitian (Isnaeni &
Puspitasari, 2018) Pemberian Aktivitas
Bertahap Untuk Mengatasi Masalah
Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Chf
terdapat pengaruh, sehingga dengan
adanya hasil penelitian ini diharapkan
-
Gangguan Pertukaran
Gas berhubungan dengan
edema paru
Kolaborasi pemberian antiaritmia
(digoxin 0,125 mg tab)
Rujuk ke program rehabilitasi
jantung
Setelah
dilakukan
tindakan Pemantauan Respirasi
keperawatan 3x24 jam diharapkan
- Monitor
frekuensi
irama,
pertukaran gas meningkat dengan
kedalaman dan upaya nafas
kriterian hasil :
- Monitor pola nafas
- Monitor
kemampuan
batuk
- Dipsnea menurun
efektif
- Bunyi
nafas
- Monitor nilai AGD
tambahan menurun
- Monitor saturasi oksigen
- Pola nafas membaik
- Auskultasi bunyi nafas
- PCO2 dan pO2, pH
- Dokumentasikan
hasil
membaik
pemantauan
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Kolaborasi penggunaan oksigen
saat aktifitas dan/atau tidur
tenaga kesehatan khususnya perawat
dapat mengaplikasikan latihan aktivitas
secara bertahap untuk meningkatkan
toleransi pasien CHF.
- Keluarga dan pasien mampu mengukur
BB secara mandiri
- Keluarga dan pasien mampu mengukur
kebutuhan cairan secara mandiri
- Mengurangi beban kerja jantung
dengan terapi farmakologis
- Untuk
menindaklanjuti
program
perngobatan yang tepat
Pemantauan Respirasi
- Berguna dalam derajat distress
pernafasan atau kronisnya proses
penyakit
- Untuk memastikan masih ada suara
nafas tidak normal apa tidak
- Kental, tebal, dan banyknya sekresi
adalah sumber utama gangguan
pertukaran gas pada jalan nafas kecil,
penghisafan dibutuhkan bila batuk
tidak efektif
- Menurunnya saturasi oksigen (PaO2)
atau
meningkatnya
PCO2
menunjukkan perlunya penanganan
yang lebih adekuat atau perubahan
terapi
-
-
Kelebihan Volume
berhubungan dengan
kelebihan cairan
Bunyi nafas mungkin redup karena
penurunan aliran udara atau area
konsolidasi,
adanya
mengi
mengindikasikan
spasme
bronkus/tertahannya secret. Kreckles
basah menyebar menunjukkan cairan
pada intertisial/dekompensasi jantung
Sebagai informasi hasil pemantauan
Menurut penelitian (mugihartadi & mei
rika handayani, 2020) pemberian terapi
oksigenasi pada pasien CHF terjadi
perubahan pola nafas menjadi lebih
baik, tidak mengalami sesak dan
frekuensi pernafasan normal setelah
diberikan terapi oksigenasi.
Setelah
dilakukan
tindakan Manajemen hipervolemia
Manajemen hipervolemia
keperawatan 3x24 jam diharapkan
- Periksa
tanda
dan
gejala
- Mengetahui
tanda
dan
gejala
keseimbangan cairan meningkat.
hipervolemia
hypervolemia
Kriterian hasil :
(mis:
ortopnes,dipsnea,edema,
- Mengetahui intake dan ouput cairan
- Terbebas
dari
JVP/CVP meningkat,suara nafas
- Membatasi cairan dalam tubuh
edema
tambahan)
- Untuk mengitung output urin
- Keluaran
urin
- Monitor intake dan output cairan
- Untuk membuang kelebihan garam dan
meningkat
- Batasi asupan cairan dan garam
air dari dalam tubuh melalui urine.
- Mampu
mengontrol
- Untuk mengeluarkan kelebihan cairan
asupan cairan
yang ada didalam tubuh
-
-
Ketidakpatuhan
berhubungan dengan
ketidakadekuatan
pemahaman
Anjurkan melapor haluaran urin
<0,5
mL/kg/jam dalam 6 jam
Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi pemberian diuretic
(furosemide 20 mg amp)
Anjurkan untuk melakukan pijat
kaki
-
Menurut penelitian (Kasron, 2019)
Pijat Kaki Efektif Menurunkan Foot
Edema pada Penderita Congestive
Heart Failure (CHF) dengan hasil
penelitian terdapat perbedaan lingkar
oedema angkle, instep, dan MP-joint
pada hari kedua dan ketiga setelah
pemijatan kaki pada pasien CHF yang
mengalami oedema kaki. Perlu
penelitian
lanjutan
untuk
penatalaksanaan oedema kaki pada
pasien CHF yang mengalami oedema
kaki.
Setelah
dilakukan
tindakan Dukungan
kepatuhan
program Dukungan kepatuhan program pengobatan
keperawatan 3x24 jam, diharapkan pengobatan
- Mengetahui tingkat kepatuhan klien
tingkat kepatuhan meningkat,
- Identifikasi kepatuhan menjalani - Agar klien menjalani pengobatan dengan
dengan kriteria hasil :
program pengobatan
baik
- Verbalisasi
kemauan
- Buat komitmen menjalani program - Agar pengobatan klien terjadwal
mematuhi
program
pengobatan dengan baik
- Untuk mengetahui apa saya yang dapat
perawatan atau pengobatan
- Buat
jadwal
pendampingan
mendukung dan menghambat proses
meningkat
keluarga
untuk
bergantian
pengobatan
- Verbalisasi
mengikuti
menemani pasien selama menjalani - Menambah informasi terkait program
anjuran meningkat
program pengobatan, jika perlu
pengobatan, manfaat pengobatan
- Perilaku mengikuti anjuran
- Dokumentasikan aktivitas selama - Agar klien merasa mendapat dukungan
meningkat
menjalani proses pengobatan
keluarga untuk menjalani pengobatan
- Perilaku mengikuti program
- Diskusikan hal-hal yang dapat - Agar mengetahui keadaan klien secara
perawatan/pengobatan
mendukung atau menghambat
berkala
-
-
-
berjalannya program pengobatan
libatkan keluarga untuk mendukung
program pengobatan yang dijalani
Informasikan program pengobatan
yang harus dijalani
Informasikan manfaat yang akan
diperoleh jika teratur menjalani
program pengobatan
Anjurkan
keluarga
untuk
mendampingi dan merawat pasien
selama
menjalani
program
pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga
melakukan konsultasi ke pelayanan
kesehatan terdekat, jika perlu
-
Memberikan informasi terkait program
pengobatan yang harus dijalani pasien
- Memberikan informasi terkait manfaat
yang akan diperoleh jika teratur
menjalani program pengobatan
- Agar pasien medapatkan pengobatan
secara tepat
TABEL EVIDENCE BASED PRACTICE UNTUK INTERVENSI
No
Dx
Negara
Penulis/Tahun
Judul
Tujuan
Sampel & Metode
Hasil Penelitian
1
Indonesia
Peulis
dan
Tahun:
(mugihartadi &
mei
rika
handayani,
2020)
Pemberian
terapi
oksigenasi
dalam
mengurangi
ketidakefektifan pola
nafas pada pasien
CHF
diruangan
ICU/ICCU RSUD
Dr.Soedirman
Kebumen
Untuk mengetahui
penerapan pemberian
terapi
oksigenasi
untuk
mengurangi
ketidakefektifan pola
nafas pasien CHF
Sampel:
2 orang pasien dengan CHF
Metode :
Deskriptif
Menunjukkan bahwa ada
perubahan pola nafas
menjadi lebih baik, tidak
mengalami sesak dan
frekuensi
pernafasan
normal setelah diberikan
terapi oksigenasi.
2.
Indonesia
Peulis
dan Pemberian Aktivitas
Bertahap
Untuk
Tahun:
(Isnaeni
& Mengatasi Masalah
Puspitasari,
Intoleransi Aktivitas
2018)
Pada Pasien Chf
untuk memperoleh
pembelajaran dalam
mengimplementasika
n prosedur pemberian
aktivitas
bertahap
untuk
mengatasi
masalah intoleransi
aktivitas.
Sampel:
2 orang pasien dengan
kriteria inklusi adalah Pasien
CHF dengan Intoleransi
Aktivitas
Metoda:
Deskriptif
Ada pengaruh latihan
aktivitas secara bertahap
untuk mengatasi masalah
intoleransi aktivitas pada
pasien CHF, sehingga
dengan
adanya
hasil
penelitian ini diharapkan
tenaga
kesehatan
khususnya perawat dapat
mengaplikasikan latihan
aktivitas secara bertahap
untuk
meningkatkan
toleransi pasien CHF.
3.
Indonesia
Penulis
dan Pijat Kaki Efektif
Menurunkan
Foot
Tahun:
(Kasron, 2019) Edema
pada
Penderita Congestive
untuk
mengetahui
pengaruh pijat kaki
terhadap penurunan
oedema kaki pada
Metoda
quasi-experiment
dengan
pendekatan pre-post test
without control group.
Hasil analisis menunjukan
bahwa terdapat perbedaan
yang bermakna lingkar
oedema pada kaki kanan
Heart Failure (CHF)
pasien CHF
setelah hari kedua dan
ketiga dengan p-value
<0,001.
Kesimpulan
penelitian adalah terdapat
perbedaan lingkar oedema
angkle, instep, dan MPjoint pada hari kedua dan
ketiga setelah pemijatan
kaki pada pasien CHF yang
mengalami oedema kaki.
Perlu penelitian lanjutan
untuk
penatalaksanaan
oedema kaki pada pasien
CHF yang mengalami
oedema kaki.
DAFTAR PUSTAKA
Isnaeni, N. N., & Puspitasari, E. (2018). Pemberian Aktivitas Bertahap Untuk Mengatasi
Masalah Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Chf. Jurnal Manajemen Asuhan
Keperawatan, 2(1), 1–6. https://doi.org/10.33655/mak.v2i1.28
Kasron, K. (2019). Pijat Kaki Efektif Menurunkan Foot Edema pada Penderita
Congestive Heart Failure (CHF). Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, 2(1),
14. https://doi.org/10.32584/jikmb.v2i1.203
mugihartadi & mei rika handayani. (2020). Pemberian Terapi Oksigenasi Dalam
Mengurangi Ketidakefektifan Pola Nafas Pada Pasien Congestive Heart Failure
(Chf) Di Ruang Icu/Iccu Rsud Dr. Soedirman Kebumen. NASPA Journal, 42(4), 1.
Download