LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS CONGESTIF HEART FAILURE (CHF) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Medikal Bedah Program Profesi Ners Angkatan XLI Disusun Oleh : Intan Maeilani Rahayu 220112200586 Pembimbing Akademik: Eka Afrima Sari, S.Kep., Ners., M.Kep PROGRAM STUDI PROFESI NERS XLI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2021 ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS CONGESTIF HEART FAILURE (CHF 1. Identitas Pasien Nama : Tn.A Umur : 56 Tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki Tanggal Lahir :Agama : Islam Pendidikan : SMA Pelaku Rawat : Intan Maeilani Rahayu Alamat : Garut Suku/bangsa : Sunda/Indonesia Tanggal pengkajian : 01 Agustus 2021 No. Medrek : 010550000 Dokter Penanggung jawab : dr. John Diagnosa Medis : Congestif Heart Failure (CHF) 2. Identitas Penanggung Jawab Nama : Ny. S Umur : 55 Tahun Hub.Dengan pasien : Istri Pasien 3. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Klien mengeluh sesak yang disertai degan keringat dingin b. Riwayat kesehatan sekarang Klien mengeluh sesak, disertai keringat dingin dan bengkak di kakinya, klien mengatakan sesak yang dirasakannya hilang timbul dimana sesak dirasakan pada saat klien melakukan aktivitas dan sesak akan hilang pada saat klien beristirahat, klien mengatakan sesak dirasakan secara tiba-tiba pada malam hari dan disertai dengan batuk. Klien mengeluh lelah dan detak jantungnya sering berdebar-debar. c. Riwayat penyakit dahulu Klien mengatakan 1 tahun yang lalu klien baru mengetahui bahwa menderita hipertensi dan pada saat diperiksa tekanan darah klien tertinggi yaitu 170/110 mmHg, kemudian klien mendapatkan pengobatan namun tidak secara rutin berobat datang ke pelayanan kesehatan. Klien juga mengatakan dirinya suka merokok dari usia 25 tahun dan baru bisa berhenti merokok dari 5 tahun yang lalu. d. Riwayat keluarga Di dalam riwayat kesehatan keluarga, ibu klien memiliki penyakit yang sama yaitu hipertensi e. Riwayat Psikososial dan Spiritual Selama dirawat di rumah sakit klien selalu ditunggu oleh istrinya. a. Citra Tubuh : Klien mengatakan bahwa kondisi nya saat ini klien terima dengan ikhlas dan lapang dada b. Peran Diri : Klien tetap berusaha menjalankan perannya sebagai suami c. Identitas Diri : Klien menyadari dirinya sebagai laki-laki dan kepala keluarga d. Harga Diri : Klien tidak merasa malu karena kondisinya saat ini e. Ideal Diri : klien berharap dapat sembuh dari penyakitnya dan menjalani aktivitas seperti biasanya f. Spiritual : Klien selalu melaksanakan shalat 5 waktu dengan posisi duduk f. Riwayat Activity Daily Living PEMERIKSAAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT NUTRISI ● Frekuensi 3x sehari 2x sehari ● Jenis Sebelum sakit klien memakan Setelah sakit klien makanan seperti nasi, lauk dan hanya memakan sayur makanan yang diberikan oleh Rumah sakit saka seperti bubur , sayur ● Pantangan Tidak ada Tidak Ada ● Keluhan Tidak Ada Terdapat rasa mual dan muntah CAIRAN DAN ELEKTROLIT ● Frekuensi 7-8 gelas/ hari 5-6 gelas/ hari ● Jenis Air putih Air putih ● Pantangan Tidak Ada Tidak ada ● Keluhan Tidak Ada Tidak Ada ELIMINASI: BAB ● Frekuensi 2x sehari 1x sehari ● Keluhan Tidak ada Dibantu untuk ke toilet oleh keluarga ELIMINASI: BAK ● Frekuensi 6-7x/hari 6-7x/hari ● Keluhan Tidak ada Terpasang kateter. ISTIRAHAT DAN TIDUR ● Kebiasaan Tidur hanya dimalam hari Tidur hanya dimalam hari ● Frekuensi 7-8 jam 3-4 jam ● Keluhan Tidak ada Klien mengatakan kesulitan tidur karena sering merasakan sesak disertai batuk pada malam hari. PERSONAL HYGINE ● Mandi dan 3x sehari 2x sehari gosok gigi ● Berpakaian 2x sehari 2x sehari ● Berhias 2x sehati 2x sehari ● Keluhan Tidak ada Dibantu oleh keluarga MOBILITAS FISIK ● Keluhan 4. Pemeriksaan Fisik Tidak ada Dibantu oleh keluarga a. Keadaan Umum KONDISI YANG DIKAJI Tingkat kesadaran Kesulitan bernapas Napas dangkal Batuk Warna kulit Struktur tubuh dan mobilitas Ekspresi wajah Mood dan kemampuan bicara b. Tanda-tanda vital TTV YANG DIKAJI TB BB LLA BMI Temperatur Respirasi Denyut Nadi TD MAP HASIL PENGKAJIAN 165 cm 79 kg (bertambang 2 kg dalam 2 minggu) 35 cm 29,0 kg/m3 37 C 28x/menit 101x/menit 180/100 mmHg 126 mmHg c. Pemeriksaan menyeluruh Kepala, Leher, dan Wajah HAL YANG DIKAJI KEPALA Rambut Bentuk Ukuran Arteri temporal WAJAH Simetri Warna kulit Fungsi N VII Edema Sensasi Nyeri tekan LEHER Kesimetrisan Deviasi Trakea ROM leher ekstensi, rotasi) HASIL PENGKAJIAN Compos Mentis (E4V5M6) ditemukan ada kesulitan bernapas ditemukan keluhan jenis ini ditemukan keluhan jenis ini Terlihat bersih Tidak terlihat lordosis, kifosis, skoliosis dan tidak menggunakan alat bantu jalan Wajah klien terlihat memerah karena menahan sakit dada diakibatkan kurangnya oksigen yang masuk Tidak ditemukan tanda-tanda abnormal HASIL PENGKAJIAN Terlihat bersih dan tidak terdapat kotoran Bulat, normal Tidak ditemukan hidrosefalus dan mikrosefalus Teraba kuat Ya Coklat, dengan flek hitam Klien mampu tersenyum dan meringis saat diberi perintah Tidak ada Terasa Tidak ada Simetris Tidak ada (Fleksi, Terdapat keterbatasan rentang gerak karena adanya keletihan Fungsi NXI Mampu melawan tahanan Nodus Limfatikus Tidak teraba Kelenjar Ludah Tidak mengalami pembesaran Kelenjar tiroid Tidak teraba Pulsasi Karotis Teraba kuat JVP Meningkat Ekspresi wajah : klien dapat melakukan semua ekspresi wajah tanpa hambatan otot fasialis yang berarti Mata HAL YANG DIKAJI HASIL PENGKAJIAN STRUKTUR KELENGKAPAN MATA Alis Lengkap, sejajar, normal Bulu mata Ada di kedua sisi mata Kelopak mata Ada di kedua sisi mata Konjungtiva Anemis Sklera Tidak ikterik STRUKTUR DAN FUNGSI MATA Kejernihan kornea Jernih Blinking refleks + posisi pupil Isometris Nyeri tekan tidak ada Lapang Pandang 90:90:60:50 Refleks Cahaya Pupil mengecil secara bersamaan di kedua sisi OTOT MATA Tidak ditemukan abnormalitas N III, IV, VI Telinga : HAL YANG DIKAJI HASIL PENGKAJIAN TELINGA BAGIAN LUAR Posisi Bentuk Sejajar dengan apeks mata, tidak ditemukan kelainan bentuk Ukuran sama besar kedua sisi dan struktur kelengkapan telinga luar lengkap Warna Sesuai dengan wajah dan area tubuh lain Kebersihan (bau, kotoran) Tidak bau dan tidak ditemukan kotoran KETAJAMAN PENDENGARAN Tes bisik Tidak ditemukan adanya gangguan pendengaran Hidung HAL YANG DIKAJI HASIL PENGKAJIAN HIDUNG BAGIAN LUAR Kesimetrisan Simetris Lesi dan Inflamasi Tidak ditemukan lesi dan inflamasi SALURAN HIDUNG Kepatenan jalan napas Kelembaban Mukosa Tidak ada hambatan jalan nafas Lembab Normal Sekresi Lesi Edema PEMERIKSAAN SINUS Frontal Ethmoidal Maxilar Mulut dan Rongga mulut HAL YANG DIKAJI MULUT Warna dan kelembaban mukosa Kondisi gigi Karakteristik permukaan lidah Kemampuan melawan tahanan TENGGOROKAN Tonsil Eksudat Uvula Refleks Menelan Normal Tidak ada Tidak ada Tidak dirasakan adanya nyeri Tidak dirasakan adanya nyeri Tidak dirasakan adanya nyeri HASIL PENGKAJIAN Merah, mukosa lembab Lengkap terdapat karang gigi Papila tidak ditemukan ada yang meradang, lidah putih sedikit berbau tanpa ditemukan adanya fungi pada lidah lidah Baik Tidak ditemukan tanda-tanda peradangan Tidak ada Ada, bergetar + Dada JENIS PEMERIKSAAN Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Keluhan Abdomen HAL YANG DIKAJI Kesimetrisan dada Prosesus Spinosus Skapula JVP Suara resonansi paru Perkusi batas jantung HASIL PENGKAJIAN Simetris Lurus Sejajar Meningkat Redup pada sebagian lapang paru, Redup pada area jantung (posterior, anteuor) Terdapat perubahan posisi jantung Auskultasi katup Ditemukan suara jantung jantung tambahan krekles (+) Ditemukan suara Gallop di ICS katup trikusmitral dan aorta Auskultasi lapang paru Tidak ditemukan suara nafas tambahan Kesulitan bernafas dan terasa sesak JENIS PEMERIKSAAN Inspeksi Auskultasi Palpasi 4 kuadran Perkusi 4 kuadran HAL YANG DIKAJI Warna kulit HASIL PENGKAJIAN Warna kulit abdomen sama dengan bagian tubuh yang lain. Ukuran Perut Perut membesar terdapat distensi abdomen Bising Usus suara bising usus 15x/menit. Arteri Aorta Suara arteri aorta perut (bruit) terdengar Tekstur Lembut Kekakuan Tidak ditemukan kekakuan Massa Tidak ditemukan massa Nyeri Nyeri tekan dan lepas pada RUQ dan LUQ tidak nyeri saat ginjal dilakukan palpasi, terasa pembesaran pada hati (Hepatomegali) di RUQ dan Spleen di LUQ Palpasi dalam hepar, Teraba adanya pembesaran hepar limpa, dan ginjal Suara timpani Area kolon, ileum, jejunum, lambung (Kuadran 2,3,4) Suara Dullness Hati (kuadran 1) Tidak Ada Keluhan Ekstremitas HAL YANG DIKAJI EKSTREMITAS ATAS Warna, keutuhan, kelembaban, turgor Kondisi persendian Palpasi ekstremitas (suhu akral, nyeri, CRT) Kekuatan otot ROM aktif Refleks HASIL PENGKAJIAN Warna sama dengan area tubuh lain, lembab, utuh dan lengkap, turgor kulit baik Tidak ditemukan nyeri sendi Suhu akral (jari tangan) hangat, tidak ada nyeri, CRT <2 detik 5:5 Tidak ditemukan keterbatasan rentang gerak Brachioradialis: + Bisep: + Trisep: + EKSTREMITAS BAWAH Warna, keutuhan, warna sama dengan area tubuh lain, lembab, utuh dan kelembaban, turgor, massa lengkap, turgor kulit baik terdapat keterbatasan otot gerak. Terlihat adanya edema dengan derajat 3 Kondisi persendian Tidak ditemukan nyeri sendi pada bagian kanan palpasi ekstremitas (suhu suhu akral dingin, CRT kembali dalam 7 detik dan akral, nyeri, CRT) berkeringat baik pada kaki kanan dan kiri Kekuatan otot 5:5 ROM aktif ditemukan keterbatasan rentang gerak pada bagian kaki kanan Refleks Achilles: + Patella: + Tidak ada Keluhan Genital HAL YANG DIKAJI Keluhan area genital BAB BAK HASIL PENGKAJIAN Tidak ada Dibantu oleh keluarga Dibantu oleh keluarga 5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK a. Pemeriksaan Laboratorium Tanggal :07 Mei 2021 No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal 1. Kolesterol Total 210 Mg/dl <200 LDL 160 Mg/dl <100 HDL 35 Mg/dl <40 Trigesilerin Mg/dl 150-199 2. Analisa Gas Darah pH 7,47 7,35-7,45 pCO2 33 mmHg 35-45 pO2 70 mmHg 80-100 HCO3 24 Mmol/L 22-26 SpO2 90 % >95 3. SPOGT 45 μ/L 5-40 SPGT 60 μ/L 7-56 b. c. Interpretasi Meningkat Meningkat Normal Meningkat Meurun Menurun Normal Menurun Meningkat Meningkat EKG: Sinus rhytm, SV1+RV5 = 36 mm, RV1/SV1 = 2. Rontgen: Cardio Thoracic Ratio 0,6 dan bendungan paru 6. Terapi No. Obat/Terapi Dosis Pemberian Indikasi 1. Ramipril 1x2,5 mg IV Sebagai ACE, inhibitor mengatasi hipertensi 2 Furosemide 20 amp 3 Digoxin mg IV 0,125 mg Oral tab untuk Obat jenis diuretik yang digunakan untuk mengeluarkan kelebihan cairan yang ada didalam tubuh Obat ini digunakan untuk penyakit gagal jantung dan aritmia yang diberikan pada dewasa dengan mempengaruhi beberapa mineral yang penting jenis 7. Analisa Data Data Yang Menyimpang Etiologi Masalah DS: - Pasien mengeluh sesak - Sesak dirasakan saat beraktifitas dan hilang jika beristirahat DO: - AGD: pH =7,47 (alkalosis, 7,357,45) pCO2= 33 (alkalosis respiratorik, 3545) pO2= 70 (hipoksemia, 80-100) SpO2= 90% (rendah, 95100%) - Dyspnea - nadi 101x/menit (takikardi) - frekuensi nafas 28x/menit (takipnea) - Cardio Thoracic Ratio 0,6 dan bendungan paru DS: - Pasien mengatakan adanya bengkak di kaki - Pasien mengatakan bertambah berat badan 2 kg dalam 2 minggu - Pasien mengeluh sesak, disertai keringat dingin DO: - Dyspnea - JVP meningkat - crackles (+) - bunyi jantung S (+) Faktor Resiko Gangguan pertukaran gas Gagal Jantung (Chf) Gangguan pompa Ventrikel Kiri Backward Failure LEVD ↑ Tekanan Pulmonalis ↑ Tekanan Kapiler Paru ↑ Edema Paru Ronkhi Basah Gangguan pertukaran gas Gagal jantung Renal flow RAA Retensi Na+H2O Kelebihan volume cairan Kelebihan volume cairan - Kekuatan otot 3/3 edema ekstrimitas bawah derajat 3 - tekanan darah 180/110 mmHg - BMI : 29,0 DS: - Pasien mengatakan bertambah berat badan 2 kg dalam 2 minggu - Pasien mengatakan cepat lelah DO: - dyspnea - crackles (+) - JVP meningkat - Edema - adanya bunyi S3 (+) - tekanan darah 180/110 mmHg - frekuensi nadi 101x/menit - frekuensi nafas 28x/menit (takipnea) - Sinus rhytm, SV1+RV5 = 36 mm, RV1/SV1 = 2. DS : Klien mengatakan malas untuk berobat ke pelayanan Gagal jantung Penurunan curah jantung Gangguan pompa ventrikel kiri Penurunan curah jantung Kondisi dan prognosi penyakit Ketidakpatuhan Ketidakpatuhan pengobatan DO : Klien mendapatkan pengobatan namun tidak secara rutin berobat ke pelayanan kesehatan 8. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas 1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas ditandai dengan: Data Subjektif : Data Objektif : - Pasien mengatakan bertambah berat - Dyspnea badan 2 kg dalam 2 minggu - JVP meningkat - Pasien mengatakan cepat lelah - crackles (+) - bunyi jantung S (+) - edema ekstrimitas bawah derajat 3 - tekanan darah 180/110 mmHg Sinus rhytm, SV1+RV5 = 36 mm, RV1/SV1 = 2. 2. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan edema paru ditandai dengan: Data Subjektif : Data Objektif: - Pasien mengeluh sesak - AGD: - Sesak dirasakan saat beraktifitas dan pH =7,47 (alkalosis, 7,35hilang jika beristirahat 7,45) pCO2= 33 (alkalosis respiratorik, 35-45) pO2= 70 (hipoksemia, 80100) SpO2= 90% (rendah, 95100%) - Dyspnea - nadi 101x/menit (takikardi) - frekuensi nafas 28x/menit (takipnea) - Cardio Thoracic Ratio 0,6 dan bendungan paru 3. : Kelebihan Volume berhubungan dengan kelebihan cairan ditandai dengan: Data Subjektif : Data Objektif : - Pasien mengatakan adanya bengkak di - dyspnea kaki - crackles (+) - Pasien mengatakan bertambah berat - JVP meningkat badan 2 kg dalam 2 minggu - Edema - Pasien mengeluh sesak, disertai keringat - adanya bunyi S3 (+) dingin - tekanan darah 180/110 mmHg - frekuensi nadi 101x/menit - frekuensi nafas 28x/menit (takipnea) - bendungan paru - IMT : 29 4. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman yang ditandai dengan : DS : DO : Klien mengatakan malas untuk berobat ke Klien mendapatkan pengobatan namun pelayanan tidak secara rutin berobat ke pelayanan Kesehatan 9. Rencana Asuhan Keperawatan (Nursing Care Plan) Nama Pasien Nama Mahasiswa : Tn. A : Intan Maeilani Rahayu PERENCANAAN DX TUJUAN Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas INTERVENSI RASIONAL Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung Perawatan Jantung keperawatan 3x24 jam diharapkan - Identifikasi tanda/gejala primer - Penurunan curah jantung dapat curah jantung meningkat. Penurunan curah jantung diidentifikasi melalui gejala primer Kriteria hasil : (meliputi dispenea, kelelahan, yang muncul (meliputi dispenea, adema ortopnea paroxysmal kelelahan, adema ortopnea paroxysmal - Tanda vital dalam rentang normal nocturnal dyspenea, peningkatan nocturnal dyspenea, peningkatan CPV) CPV) - Kekuatan nadi - Penurunan curah jantung dapat perifer meningkat - Identifikasi tanda /gejala diidentifikasi melalui gejala sekunder sekunder penurunan curah yang muncul (meliputi peningkatan - Tidak ada edema jantung (meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali ditensi vena berat badan, hepatomegali ditensi jugularis, palpitasi, ronkhi basah, vena jugularis, palpitasi, ronkhi oliguria, batuk, kulit pucat) basah, oliguria, batuk, kulit pucat) - Untuk membantu penegakan diagnostic - Monitor tekanan darah (termasuk - Untuk menegakkan diagnostic yang tekanan darah ortostatik, jika sesuai perlu) - Untuk mengetahui sirkulasi oksigen ke - Monitor nilai laboratorium perifer - Monitor saturasi oksigen - Mengetaui irama jantung apakah ada - Monitor aritmia (kelainan irama kelainan atau tidak dan frekwensi) - - - - - Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi sebelum dan sesudah aktifitas Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi sebelum pemberian obat (rampril 1x2,5 mg) Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi hidup sehat Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika perlu Berikan dukungan emosional dan spiritual Berikan oksigen untuk memepertahankan saturasi oksigen >94% Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian - - - - - - Mengetahui tekanan darah dan frekuesnsi nadi sebelum dan sesusah melakukan aktifitas Mengetahui tekanan darah dan frekuesnsi nadi sebelum pemberian terapi obat Posisi semi fowler/fowler diberikanagar klien nyaman dan membuat sirkulasi darah berjalan dengan baik Gaya hidup yang sehat dapat membantu perubahan pola hidup sehingga pasien dalam ruang lingkup sehat dan menjadi lebih sehat Agar kesehatan mental pasien menjadi sehat Untuk mempertahankan saturasi oksigen Agar pasien tidak mengalami kelelahan Untuk menangani kondisi aritmia atau ketika jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat atau tidak teratur Menurut penelitian (Isnaeni & Puspitasari, 2018) Pemberian Aktivitas Bertahap Untuk Mengatasi Masalah Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Chf terdapat pengaruh, sehingga dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan - Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan edema paru Kolaborasi pemberian antiaritmia (digoxin 0,125 mg tab) Rujuk ke program rehabilitasi jantung Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Respirasi keperawatan 3x24 jam diharapkan - Monitor frekuensi irama, pertukaran gas meningkat dengan kedalaman dan upaya nafas kriterian hasil : - Monitor pola nafas - Monitor kemampuan batuk - Dipsnea menurun efektif - Bunyi nafas - Monitor nilai AGD tambahan menurun - Monitor saturasi oksigen - Pola nafas membaik - Auskultasi bunyi nafas - PCO2 dan pO2, pH - Dokumentasikan hasil membaik pemantauan - Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan - Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktifitas dan/atau tidur tenaga kesehatan khususnya perawat dapat mengaplikasikan latihan aktivitas secara bertahap untuk meningkatkan toleransi pasien CHF. - Keluarga dan pasien mampu mengukur BB secara mandiri - Keluarga dan pasien mampu mengukur kebutuhan cairan secara mandiri - Mengurangi beban kerja jantung dengan terapi farmakologis - Untuk menindaklanjuti program perngobatan yang tepat Pemantauan Respirasi - Berguna dalam derajat distress pernafasan atau kronisnya proses penyakit - Untuk memastikan masih ada suara nafas tidak normal apa tidak - Kental, tebal, dan banyknya sekresi adalah sumber utama gangguan pertukaran gas pada jalan nafas kecil, penghisafan dibutuhkan bila batuk tidak efektif - Menurunnya saturasi oksigen (PaO2) atau meningkatnya PCO2 menunjukkan perlunya penanganan yang lebih adekuat atau perubahan terapi - - Kelebihan Volume berhubungan dengan kelebihan cairan Bunyi nafas mungkin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi, adanya mengi mengindikasikan spasme bronkus/tertahannya secret. Kreckles basah menyebar menunjukkan cairan pada intertisial/dekompensasi jantung Sebagai informasi hasil pemantauan Menurut penelitian (mugihartadi & mei rika handayani, 2020) pemberian terapi oksigenasi pada pasien CHF terjadi perubahan pola nafas menjadi lebih baik, tidak mengalami sesak dan frekuensi pernafasan normal setelah diberikan terapi oksigenasi. Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipervolemia Manajemen hipervolemia keperawatan 3x24 jam diharapkan - Periksa tanda dan gejala - Mengetahui tanda dan gejala keseimbangan cairan meningkat. hipervolemia hypervolemia Kriterian hasil : (mis: ortopnes,dipsnea,edema, - Mengetahui intake dan ouput cairan - Terbebas dari JVP/CVP meningkat,suara nafas - Membatasi cairan dalam tubuh edema tambahan) - Untuk mengitung output urin - Keluaran urin - Monitor intake dan output cairan - Untuk membuang kelebihan garam dan meningkat - Batasi asupan cairan dan garam air dari dalam tubuh melalui urine. - Mampu mengontrol - Untuk mengeluarkan kelebihan cairan asupan cairan yang ada didalam tubuh - - Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman Anjurkan melapor haluaran urin <0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam Ajarkan cara membatasi cairan Kolaborasi pemberian diuretic (furosemide 20 mg amp) Anjurkan untuk melakukan pijat kaki - Menurut penelitian (Kasron, 2019) Pijat Kaki Efektif Menurunkan Foot Edema pada Penderita Congestive Heart Failure (CHF) dengan hasil penelitian terdapat perbedaan lingkar oedema angkle, instep, dan MP-joint pada hari kedua dan ketiga setelah pemijatan kaki pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki. Perlu penelitian lanjutan untuk penatalaksanaan oedema kaki pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki. Setelah dilakukan tindakan Dukungan kepatuhan program Dukungan kepatuhan program pengobatan keperawatan 3x24 jam, diharapkan pengobatan - Mengetahui tingkat kepatuhan klien tingkat kepatuhan meningkat, - Identifikasi kepatuhan menjalani - Agar klien menjalani pengobatan dengan dengan kriteria hasil : program pengobatan baik - Verbalisasi kemauan - Buat komitmen menjalani program - Agar pengobatan klien terjadwal mematuhi program pengobatan dengan baik - Untuk mengetahui apa saya yang dapat perawatan atau pengobatan - Buat jadwal pendampingan mendukung dan menghambat proses meningkat keluarga untuk bergantian pengobatan - Verbalisasi mengikuti menemani pasien selama menjalani - Menambah informasi terkait program anjuran meningkat program pengobatan, jika perlu pengobatan, manfaat pengobatan - Perilaku mengikuti anjuran - Dokumentasikan aktivitas selama - Agar klien merasa mendapat dukungan meningkat menjalani proses pengobatan keluarga untuk menjalani pengobatan - Perilaku mengikuti program - Diskusikan hal-hal yang dapat - Agar mengetahui keadaan klien secara perawatan/pengobatan mendukung atau menghambat berkala - - - berjalannya program pengobatan libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani Informasikan program pengobatan yang harus dijalani Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien selama menjalani program pengobatan Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat, jika perlu - Memberikan informasi terkait program pengobatan yang harus dijalani pasien - Memberikan informasi terkait manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan - Agar pasien medapatkan pengobatan secara tepat TABEL EVIDENCE BASED PRACTICE UNTUK INTERVENSI No Dx Negara Penulis/Tahun Judul Tujuan Sampel & Metode Hasil Penelitian 1 Indonesia Peulis dan Tahun: (mugihartadi & mei rika handayani, 2020) Pemberian terapi oksigenasi dalam mengurangi ketidakefektifan pola nafas pada pasien CHF diruangan ICU/ICCU RSUD Dr.Soedirman Kebumen Untuk mengetahui penerapan pemberian terapi oksigenasi untuk mengurangi ketidakefektifan pola nafas pasien CHF Sampel: 2 orang pasien dengan CHF Metode : Deskriptif Menunjukkan bahwa ada perubahan pola nafas menjadi lebih baik, tidak mengalami sesak dan frekuensi pernafasan normal setelah diberikan terapi oksigenasi. 2. Indonesia Peulis dan Pemberian Aktivitas Bertahap Untuk Tahun: (Isnaeni & Mengatasi Masalah Puspitasari, Intoleransi Aktivitas 2018) Pada Pasien Chf untuk memperoleh pembelajaran dalam mengimplementasika n prosedur pemberian aktivitas bertahap untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas. Sampel: 2 orang pasien dengan kriteria inklusi adalah Pasien CHF dengan Intoleransi Aktivitas Metoda: Deskriptif Ada pengaruh latihan aktivitas secara bertahap untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas pada pasien CHF, sehingga dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan khususnya perawat dapat mengaplikasikan latihan aktivitas secara bertahap untuk meningkatkan toleransi pasien CHF. 3. Indonesia Penulis dan Pijat Kaki Efektif Menurunkan Foot Tahun: (Kasron, 2019) Edema pada Penderita Congestive untuk mengetahui pengaruh pijat kaki terhadap penurunan oedema kaki pada Metoda quasi-experiment dengan pendekatan pre-post test without control group. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna lingkar oedema pada kaki kanan Heart Failure (CHF) pasien CHF setelah hari kedua dan ketiga dengan p-value <0,001. Kesimpulan penelitian adalah terdapat perbedaan lingkar oedema angkle, instep, dan MPjoint pada hari kedua dan ketiga setelah pemijatan kaki pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki. Perlu penelitian lanjutan untuk penatalaksanaan oedema kaki pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki. DAFTAR PUSTAKA Isnaeni, N. N., & Puspitasari, E. (2018). Pemberian Aktivitas Bertahap Untuk Mengatasi Masalah Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Chf. Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan, 2(1), 1–6. https://doi.org/10.33655/mak.v2i1.28 Kasron, K. (2019). Pijat Kaki Efektif Menurunkan Foot Edema pada Penderita Congestive Heart Failure (CHF). Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, 2(1), 14. https://doi.org/10.32584/jikmb.v2i1.203 mugihartadi & mei rika handayani. (2020). Pemberian Terapi Oksigenasi Dalam Mengurangi Ketidakefektifan Pola Nafas Pada Pasien Congestive Heart Failure (Chf) Di Ruang Icu/Iccu Rsud Dr. Soedirman Kebumen. NASPA Journal, 42(4), 1.