Peran Dan Dampak Terapi Komplementer/ Alternatif

advertisement
OPINI
Peran dan Dampak Terapi Komplementer/
Alternatif bagi Pasien Kanker
Dradjat Ryanto Suardi
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Onkologi Indonesia
Pada umumnya, saat seseorang didiagnosis
kanker akan terjadi kepanikan. Saat ini
merupakan masa kritis. Informasi yang
masuk dapat membingungkan untuk keputusan menjatuhkan pilihan menjalani terapi
medis. Seperti diketahui, banyak pilihan
terapi alternatif yang tersedia. Pencarian
informasi terapi alternatif di internet dengan
kata kunci “alternative cancer medicine” di
Google.com menghasilkan lebih dari 16 juta
hasil. Suatu survei mengemukakan bahwa
sekitar 36% hingga 55% pengguna internet
mengakses website untuk tujuan mendapatkan informasi kesehatan dan berpotensi
mempengaruhi pilihan terapi.1
Penyakit kanker merupakan target promosi
terapi alternatif yang didorong oleh berbagai alasan dan motivasi, seperti ingin segera
sembuh, takut operasi, biaya medis yang
mahal dan lain sebagainya. Maka tak jarang
terapi alternatif merupakan terapi utama
yang ditempuh dengan meninggalkan
terapi medis. Alasan pasien kanker menggunakan terapi komplementer/alternatif
yaitu untuk:2
- membantu mengurangi/mengatasi efek
samping terapi kanker, seperti mual, nyeri,
dan rasa lelah
- membuat diri merasa lebih nyaman dan
mengurangi stres psikis
- membuat mereka merasa dapat melakukan sesuatu yang lebih dalam terapinya
- berusaha menyembuhkan penyakit
kanker yang dideritanya
Suatu survei yang melibatkan 36 pasien kanker payudara mengungkapkan bahwa motivasi pasien menggunakan terapi komplementer/alternatif yaitu : membantu tubuh
dalam proses penyembuhan (75%), meningkatkan sistem kekebalan tubuh (56%), dan
membuat merasa berbuat sesuatu dalam
terapinya (56%). Sebanyak 88% responder
menggunakan terapi komplementer/alternatif ini bersama dengan terapi medis.3
Menurut survei Datamonitor 2002, sekitar
80% pasien kanker menggunakan terapi
komplementer/alternatif, dan cenderung
548
meningkat. Data penelitian Women's Healthy
Eating and Living menunjukkan bahwa hingga 80% pasien kanker payudara stadium IV
menggunakan suplemen seperti vitamin,
anti-oksidan, dan herbal. Demikian pula pada
pasien kanker anak, dilaporkan sekitar 3184% menggunakan terapi alternatif/komplementer. Suatu penelitian di Mexico menyimpulkan bahwa pasien wanita muda,
stadium penyakit lanjut, dan berpendidikan
tinggi merupakan faktor yang berhubungan
dengan tingginya penggunaan terapi alternatif/komplementer. Di antara beragam jenis
terapi alternatif/komplementer, herbal, vitamin, atau produk nutraseutikal merupakan
yang paling populer digunakan.3-6
Terapi Alternatif dan Komplementer
Terapi alternatif/komplementer merupakan
istilah umum terhadap berbagai praktik
ataupun produk yang umumnya tidak
dianggap bagian terapi medis/konvensional.5 Perlu dibedakan bahwa ada 2 istilah
yang sering dianggap sama dengan terapi
alternatif, yaitu terapi alternatif itu sendiri
dan terapi komplementer.
Perbedaannya adalah: 2,4,7
- Terapi komplementer merupakan terapi
tambahan di luar terapi utama (medis) dan
berfungsi sebagai terapi pendukung untuk
mengontrol gejala, meningkatkan kualitas
hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan.
- Terapi alternatif merupakan terapi pengganti dari terapi utama/medis dan pasien
tidak menjalani terapi medis.
Terdapat hal yang kontradiktif, dari suatu
survei pasien mengatakan bahwa tujuan
penggunaan terapi komplementer/alternatif ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan fisiologis dan psikososial, namun
pada beberapa kasus malahan terjadi
sebaliknya, yaitu meningkatnya distres
psikososial serta memburuknya kualitas
hidup.4
Dampak Terapi Alternatif
Terapi alternatif menjadi suatu masalah ter-
sendiri di kalangan dokter yang menangani
kasus onkologi. Keterlambatan penanganan
dapat menyebabkan penurunan bahkan hilangnya kemungkinan tercapainya remisi
atau kesembuhan. Sebab makin dini suatu
kanker ditangani, maka makin tinggi kemungkinannya untuk disembuhkan. Kanker
payudara dini mempunyai angka harapan
hidup 5 tahun 90 %, bahkan bila ditemukan
pada saat sangat dini (stadium 0) maka
angka harapan hidup 10 tahunnya mencapai
98%. Tapi bila datang dalam stadium lanjut
maka angka harapan hidupnya hanya 15%.
Kanker leher rahim stadium dini bahkan
dapat sembuh 100%. Dengan menjalankan
terapi alternatif bukan saja menyebabkan
terjadinya penundaan terapi medis, tetapi
juga karena cara terapi alternatif sering
berpotensi membahayakan penderita dan
memerlukan biaya yang tidak sedikit.4
Umumnya, berbagai terapi alternatif tidak
memiliki bukti ilmiah dan kerapkali menjanjikan kesembuhan. Informasi mengenai terapi alternatif ini umumnya berasal dari sumber yang kurang dapat dipercaya seperti
testimonial. Hasil analisis tentang sumber
dari internet (hasil analisis 32 website mengenai terapi alternatif/komplementer untuk
kanker) menemukan bahwa kualitas informasi yang disampaikan sangat bervariasi
dan banyak dari website tersebut yang
menganjurkan terapi yang belum terbukti
bahkan tidak benar dan membahayakan.1
Hingga kini belum ada bukti memadai
mengenai manfaat terapi alternatif dalam
mencegah atau menyembuhkan kanker.
Kendatipun ada, masih terbatas pada penelitian awal.5
Terapi alternatif menjanjikan penyembuhan
dengan metode pengobatan sederhana
dengan cara minum ramuan, dipijat,
acupressure, ditotok, ataupun dengan metode yang tak dapat dicerna oleh akal sehat
seperti penyakitnya dipindahkan ke binatang, mengkonsumsi racun ular, disengat
lebah bahkan ada yang mengkonsumsi urin
sendiri. Hal ini tentu dilakukan dengan harapan dapat sembuh tanpa perlu dioperasi
CDK 188 / vol. 38 no. 7 / November 2011
OPINI
atau diradiasi, terlebih lagi diberikan kemoterapi. Jika terapi alternatif tersebut gagal,
pemberi jasa pengobatan alternatif memakai alasan tidak berjodoh atau tidak cocok.
Salah satu terapi alternatif yang cukup banyak digunakan adalah herbal. Tidak seperti
obat yang umumnya mengandung 1 atau
beberapa zat aktif yang telah terstandarisasi
dan teruji, herbal mengandung berbagai zat
aktif beserta kandungan lainnya yang belum
terdokumentasi. Efeknya juga tidak selalu
dapat diprediksi. Badan Pengawasan Obat
dan Makanan tidak melakukan kajian khasiat
dan keamanan menyeluruh mengenai herbal dan hanya beberapa produk herbal yang
dilakukan uji toksisitas atau kontrol kualitas.
Demikian pula dengan studi interaksi antara
herbal dengan obat yang masih jarang
dilakukan. Produk herbal/nutraseutikal dapat berinteraksi dengan obat kemoterapi,
menyebabkan sensitisasi kulit terhadap
radioterapi, gangguan tekanan darah, serta
potensi interaksi lain dengan obat anestesi
selama prosedur pembedahan. Beberapa
herbal seperti garlic, ginger, dan ginkgo
memiliki sifat anti-koagulan dan perlu
dihindari bagi pasien yang memiliki kecenderungan perdarahan atau yang mendapat
anti-koagulan.4,5
Dampak ekonomi penggunaan terapi komplementer/alternatif juga terbilang besar.
Hasil suatu survei yang dilakukan di Amerika
Serikat, menunjukkan terjadinya peningkatan kunjungan pasien ke terapis alternatif/
komplementer dari 427 juta pada tahun
1990 menjadi 629 juta pada tahun 1997, melebihi kunjungan ke seluruh dokter umum di
Amerika Serikat. Biaya yang dikeluarkan
diperkirakan sekitar US$ 27 milyar.4
Manfaat Terapi Komplementer
Sebenarnya pengobatan medis juga
menggunakan obat-obatan yang berasal
dari tumbuhan seperti contohnya obat
kemoterapi paclitaxel berasal dari kulit
pohon sejenis pinus yang disebut Taxus
baccata di Amerika dan Taxus chinensis di
Asia. Contoh lain, vincristine berasal dari
bunga Vinca rosea dari Madagaskar tapi
kemudian dicari dan dipisahkan zat aktifnya
sehingga dapat ditentukan dosisnya secara
akurat. Sebaliknya pengobatan alternatif
yang menggunakan herbal dengan tanpa
mengetahui zat aktifnya langsung dipasarkan ke masyarakat.
CDK 188 / vol. 38 no. 7 / November 2011
Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer dikategorikan menjadi 5,
yaitu :2
- Biological Based Practice : herbal, vitamin,
dan suplemen lain
- Mind-body techniques : meditasi
- Manipulative and body-based practice : pijat,
refleksi
- Energy therapies : terapi medan magnet
- Ancient medical systems : obat tradisional
chinese, ayurvedic, akupunktur
Akhir–akhir ini, beberapa terapi komplementer telah semakin teruji manfaat dan keamanannya sehingga dapat menjadi terintegrasi dengan terapi medis. Beberapa
metode terapi komplementer seperti terapi
hipnosis dan relaksasi serta akupunktur
dapat membantu pasien mengatasi rasa
nyeri. Pada konferensi konsensus National
Institutes of Health, 1997, akupunktur diketahui bermanfaat dalam tatalaksana mual
dan muntah yang diinduksi kemoterapi serta
dalam penanganan nyeri pasca-operasi. Selain itu terapi komplementer lainnya dapat
membantu mengatasi keluhan mual, kelelahan, ansietas, dan gejala-gejala lainnya.4,5
Penggunaan herbal/vitamin/nutraseutikal
untuk tujuan sebagai terapi komplementer
juga perlu hati-hati terhadap potensi interaksi dengan obat, yang umumnya belum
banyak diketahui.
Komplikasi akupunktur umumnya sangat
jarang terjadi sejauh jarum yang digunakan
adalah jarum steril dan menggunakan
prosedur yang benar. Terapi pijat umumnya
aman. Namun pijatan dalam dan dengan
tekanan kuat, terutama pada daerah tumor
tidak dianjurkan.5
Sebaliknya apa kandungan zat aktif buah
merah? Berapa kandungannya setiap
sendok minyak? Berapa kali harus dimakan?
Untuk berapa lama? Apakah dosis untuk
setiap orang sama? Untuk penyakit apa
sajakah indikasinya? Pertanyaan yang sama
bisa kita ajukan untuk herbal lainnya dan
jawabannya juga akan sama yaitu tidak tahu.
Guna meningkatkan evidens terapi komplementer, diperlukan uji klinik dengan metode
yang baik. National Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM) kini
tengah melakukan uji klinik terhadap bebe-
rapa terapi komplementer seperti elektroakupuntur, nutraseutikal dan herbal, reiki,
dan yoga pada pasien kanker. Sebagai
pertimbangan sebelum menggunakan
terapi komplementer, National Cancer
Institute menyarankan agar diketahui dulu
dengan jelas mengenai manfaat dan
risikonya, rasio risiko : manfaat, efek samping
yang telah diketahui, serta interaksinya
dengan terapi standar.8
Beberapa contoh terapi komplementer yang
telah teruji dalam uji klinik dan terlihat memiliki hasil positif yaitu :
- Terapi pijat membantu mengurangi rasa
nyeri dan memperbaiki kualitas hidup pada
380 pasien kanker stadium lanjut yang
mengalami keluhan nyeri sedang-berat.9
- Hipnosis mengurangi keluhan hot flashes
sebesar 68% pada 60 pasien wanita kanker
payudara yang mendapat terapi hormonal.10
Contoh terapi komplementer yang kurang/
tidak memiliki manfaat berdasarkan hasil uji
klinik yaitu kartilago ikan hiu (shark
cartilage). Suatu uji klinik fase III yang
menguji manfaat kartilago ikan hiu terhadap
harapan hidup pasien kanker paru jenis
bukan sel kecil, payudara, dan kolorektal menunjukkan hasil negatif/sebanding dengan
plasebo.11,12
Penutup
Beberapa hal yang patut dipertimbangkan
dan dipikirkan dalam-dalam sebelum
memutuskan terapi alternatif/komplementer:
- Sebagian besar pasien kanker menggunakan terapi alternatif/komplementer.
Dokter yang menangani kasus onkologi
perlu mendapatkan informasi terapi
alternatif/komplementer yang digunakan
pasien dan juga perlu memahami terapi/
herbal yang lazim digunakan sehingga
dapat mengarahkan pasien dalam menggunakan terapi tersebut. Perlu diingat juga
potensi interaksinya dengan terapi
standar.
- Terapi alternatif yang notabene belum
teruji, dapat menghambat dan menunda
terapi utama sehingga berpotensi menurunkan angka kesembuhan. Penggunaan
terapi alternatif tidak pernah dianjurkan.
Hal tersebut sesuai dengan anjuran
National Center for Complementary and
Alternative Medicine. Sedangkan terapi
549
OPINI
komplementer, terutama yang telah teruji,
perlu diintegrasikan terhadap penanganan pasien secara holistik sehingga tercapai
perbaikan kualitas hidup, kepuasan pasien,
serta hubungan antara klinisi dengan
pasien.
Di Indonesia, terdapat 9.600 jenis tanaman
obat, tetapi yang dimanfaatkan baru 350
jenis. Sedangkan yang sudah diuji klinik
sehingga disebut fitofarmaka baru 5 jenis
yang tidak satupun indikasinya terhadap
kanker Uji klinik terhadap tanaman obat itu
penting dilakukan bukan untuk mempersulit pengembangan pengobatan alternatif
tetapi sebagai upaya untuk menghargai hak
pasien terhadap informasi yang benar dan
tidak menyesatkan.
Tulisan ini dibuat dengan tujuan mendudukkan perkara pada tempatnya serta
memberikan informasi yang seimbang dan
dari tangan pertama kapada masyarakat
sehingga tidak terkecoh oleh harapan yang
dihembuskan para pemberi pengobatan
alternatif. Berpikir kritislah dan tanyakan
segala sesuatu kepada ahlinya. Saya yakin
suatu saat nanti ada peneliti yang benarbenar ingin berbuat sesuatu untuk umat
manusia tidak terburu-buru ingin memetik
keuntungan secara finansial, mengikuti
kaidah penelitian yang benar dan didukung
dengan dana penelitian yang cukup
sehingga lahir obat kanker baru yang berasal
dari khasanah flora Indonesia sehingga
dapat mengharumkan nama bangsa
Indonesia.
550
DAFTAR PUSTAKA
1. Schmidt K, Ernst E. Assessing website on complementary and alternative medicine for cancer.Annals of
Oncology.2004;15:733-42.
2. National Cancer Institute.Thinking about complementary and alternative medicine: a guide for people
with cancer.2005.Available from: www.cancer.gov
3. Helyer LK, et al.The use of complementary and alternative medicines among patients with locally
advanced breast cancer – a descriptive study.BMC Cancer.2006;6(39);DOI:10.1186/1471-2407-6-39.
4. Cassileth BR, Deng G.Complementary and alternative therapies for cancer.The Oncologist.2004;9:80-9.
5. National Center for Complementary and Alternative Medicine.Cancer and CAM: at a Glance.2010.
6. Gerson-Cwilich R, Serrano-Olvera A, Villalobos-Prieto A.Complementary and alternative medicine
(cam) in Mexican patients with cancer.Clin Transl Oncol.2006;8(3):200-7.
7. MedlinePlus.Cancer alternative therapies.2011.Available from: www.nlm.nih.gov
8. National Cancer Institute.Complementary and alternative medicine in cancer.2009.Avilable from:
www.cancer.gov
9. Kutner J, Smith M, Corbin S, et al.Massage therapy versus simple touch to improve pain and mood in
patients with advanced cancer: a randomized trial.Annals of Internal Medicine.2008;149(6):369-79
10. National Center for Complementary and Alternative Medicine.Hypnosis may reduce hot flashes in
breast cancer survivors.2008.Available from: http://nccam.nih.gov
11. Lu C, Lee JJ, Komacki R, et al.Chemoradiotherapy with or without ae-941 in stage iii non-small cell lung
cancer: a randomized phase III trial.Journal of National Cancer Institute.2010;102(2):1-7.
12. National Center for Complementary and Alternative Medicine.Powdered shark cartilage for advanced
breast and colorectal cancer.2005. Available from: http://nccam.nih.gov
CDK 188 / vol. 38 no. 7 / November 2011
Download