Topik Utama 4-48.pmd

advertisement
Topik Utama
SUMBER DAYA MINERAL PERAIRAN PULAU WETAR,
MALUKU BARAT DAYA
Hersenanto Cw
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
[email protected]
SARI
Pulau Wetar bagian selatan merupakan daerah mineralisasi epitermal di mana mineral logam
terperangkap pada cebakan berupa stok urat halusyang terisi mineral, kuarsa, kalsit, mineralmineral sulphida, dan oksida besi. Proses mineralisasi batuan induk yang berupa batuan gunungapi
(breksi lahar, tufa, lava andesit-dasit, batugamping klastik) diterobos oleh batuan andesit-dasitik.
Proses pelapukan, erosi dan transportasi kemudian terjadi hingga endapan plaser terperangkap
dalam sedimen pantai dan dasar laut.
Hasil dari analisa keseluruhan contoh sedimen pesisir dan dasar laut menunjukkan kadar unsur
logam, yaitu, Au (0,007-0,057ppm), Ag(1,5-4,3ppm), Cu(16-571ppm), Zn (11,3-574,3ppm), Pb(22,61051,1ppm), Fe(1-14,27%), Mn(7-568ppm).Jejak unsurjarang (REE, rare earth element): Sr(1237380ppm), Ba(132-232ppm), Y(13-24ppm), Nb(1-14ppm), V (3,2-860ppm), Sc (12-53ppm),
Cl(1130-6730ppm).
Hasil penyelidikan tersebut menunjukkan bahwa di daerah ini terdapat indikasi mineral yang dapat
dikembangkan keekonomiannya, baik dilihat dari hasil analisa terhadap batuan insitu maupun
sedimen pantai hingga dasar laut.
Kata kunci : perairan Pulau Wetar, sumber daya mineral logam.
1. PENDAHULUAN
P. Wetar merupakan bagian dari Busur Banda
Dalam (inner Banda arc) dalam sistem tektonik
regional Indonesia timur (Gambar 1, Hamilton,
1979; Asikin, 2007).Daerah selatan P.
Wetar(Ilwaki-Wetar) secara merupakan daerah
mineralisasi logam dasar/REE (Cu,Mn, Zn,Sr,V,
Ba) dan logam mulia(Au, Ag). Mineralisasi
tersebut terdapat secara sporadis di darat (onshore) dan sebagian di lepas pantai(offshore).
Proses mineralisasi hidrothermal merupakan
terubahnya batuan asal andesit-basalt
terpiritisasi dan terpropilitisasi dengan deposit
logam tembaga, emas, barit.(Sunarya, 1999). Di
daerah selatan P. Wetar mineralisasi terjadi pada
batuan dasit, riolit, dan andesit-basalt yang
berumur 7,78 - 3,03 Ma.Batuan-batuan ini
kemudian tertutup oleh batugamping globerina
yang berumur antara 5,2 - 3,9 Ma (Supriyatna,
1980).
Sumber Daya Mineral Perairan Pulau Wetar, Maluku Barat Daya, Prov. Maluku ; Harsenanto Cw
23
Topik Utama
Gambar 1 . Diagram Tektonik Lempeng Daerah Wetar
(Hamilton, 1979; Asikin, 2007)
2. KEGIATAN PENYELIDIKAN DAN HASIL
PENYELIDIKAN
Metode penyelidikan mencakup studi literatur,
pengambilan data geologi permukaan pantai dan
laut, pemetaan batimetri, pemboran dangkal,
analisa konsentrat pendulangan, dan analisa
laboratorium yang berupa AAS, Fire assay, dan
XRF.
Hasil pemetaan batimetri memperlihatkan peta
morfologi dasar laut seperti pada Gambar 2.
Lokasi penyelidikan mempunyai kedalaman
antara 10-90 m di bawah permukaan laut dengan
kemiringan lereng antara 5% - 45%.
Geologi daerah Ilwaki-Wetar berdasarkan hasil
penyelidikan lapangan yang dilaksanakan di laut
Gambar 2. Morfologi bawah laut daerah penyelidikan
24
M&E Vol. 9, No. 2, Juni 2011
Topik Utama
dan pesisir pantai dapat diketahui beberapa
singkapan batuan sebagai berikut:
450 m. Batuan ini tersingkap di sepanjang
pantai Ilwaki.
1) Terumbu karang (±35% cakupan area).
Satuan ini hampir menempati sebagian
besar sedimen dasar laut, pada morfologi
landai-sangat terjal dari pesisir hingga
kedalaman <40 meter, umumnya berupa
batu karang tepi (fringing reefs) dan
sebagian kecil terumbu karang penghalang
(barrier reefs) berkembang menjadi banyak
individu (koloni, memiliki bentuk unik dan
warna beraneka rupa). [1] Satuan ini
merupakan habitat bagi berbagai spesies
tumbuhan laut, hewan laut, dan
mikroorganisme laut. Terumbu karang di
daerah ini masih alami belum mengalami
kerusakan.
6) Batuan andesitis-dasitis (3%) berupa dyke
dengan intensitas alterasi rendah-tinggi
berupa oksida dan khlorit,warna oksidasi
merah kecoklatan- kuning kecoklatan. Hasil
oksidasiterhadap fenokris dan masa dasar
berupa hematit.Secara keseluruhan batuan
berada pada tempat yang teralterasi oleh
aktivitas hidrotermal dengan menunjukkan
warna abu, abu-keputihan hingga putih,
dengan veinlet halus (0,5-2mm), kandungan
bijih (hematit) bervariasi antara 1-5%.
2) Endapan pasir-lempungan (±5%) satuan
ini berwarna abu-abu- putih kecoklatan kekuningan sedikit kemerahan, lapuk kuatsedang, komposisi fragmen berukuran
pasir-kerikil (60%) sisanya lempunganlanauan (40%).Fragmen berupa tufa,
andesit- dasit-syenit, cangkang kerang, dan
koral.
3) Endapan kerikil-kerakal (±15 %), berwarna
umum abu-abu kehitaman -putih,
kekuningan-kecoklatan berbutir sangat
kasar, sortasi jelek-sedang, lapuk-segar,
fragmen batuan (50-80%) berupa andesit,
dasit, andesit dan matriks pasiran,
konglomerat, breksi polimik. Ukuran
butirpasir kasar hingga boulder dengan
matrik berukuran pasir halus (0,1-2 mm).
Endapan ini tersingkap disepanjang pesisir
pantai.
4) Satuan batugamping klastik (±15%) warna
coklat kekuningan, fragmen dan matriks
berupa fosil, kalsit, aragonit, ketebalan 3-10
meter. Satuan ini dijumpai sepanjang
pesisisir pantai.
5) Satuan batuan gunungapi (±27%) warna
abu-abu -keputihan-kehitaman, berukuran
pasir-kerakal, terdiri atas:breksi lahar, lava
andesit-dasit,tufa,fragmen andesit-basalt,
dasit-riolit, lava vasikuler berwarna hijau
(terkhloritisasi) dengan ketebalan berkisar
Hasil analisa lebih lanjut terhadap batuan
termineralisasi (batuan andesit-dasitik
porphyri)didapatkan bahwa tipe mineralisasi
adalah hidrothermal epithermal. Asosiasi mineral
yang terkandung adalah: barite, magnetik ,
hematit, ilmenit, pirit, azurit, malakit,
yangketerdapannya terikat dengan struktur
patahan, rekahan, jaringan urat (stockworks).
Hasil analisa unsur menunjukan kadarAu ( 0,0070,057ppm)., Ag (1,5-4,3 ppm), Cu (16-571ppm),
Zn (11,3-574,3ppm), Pb (22,6-1051,1ppm), Fe
(1-14,27%), Mn (7-568ppm). Jejak unsur jarang
(REE)Sr(123-7380ppm), Ba(132-232ppm),
Y(13-24ppm), Nb(1-14ppm), V (3,2-860ppm), Sc
(12-53ppm), Cl(1130-6730ppm).
Penelitian telah dilakukan pada sedimen pantai
dan muara sungai yang umumnya dibentuk oleh
fraksi pasir dan kerikil berwarna hitam hingga
coklat keputihan- putih coklat kekuningan
(Gambar 3). Bentuk butir pasir dan kerikil
membundar hingga membundar tanggung
dengan sortasi relatif baik. Penyusun utama
sedimen adalah kuarsa, kalsit, magnetit,
pecahan koral, dan biogenik lainnya.
Hasil esktraksi konsentrat dulang pada sedimen
pantai dari 6 lokasi contoh bor tangan
memperlihatkan bahwa kadar emas termasuk
ikutannya berkisar antara 3 hingga 57 ppb.
Dengan persentase kandungan emas terhadap
ikutannya 60:40%, maka didapat kadar emas
(Au) berkisar pada 60% dan ikutannya 40%
berupa perak (Ag) atau tembaga (Gambar 4).
Sumber Daya Mineral Perairan Pulau Wetar, Maluku Barat Daya, Prov. Maluku ; Harsenanto Cw
25
Topik Utama
Kandungan emas di muara sungai Wear
Wetasahu mempunyai kadar berkisar antara 6
- 61 ppb, di pantai barat dekat muara Sungai
Werdunan mempunyai kadar 30 ppb dan di
Tanjung Eden berkadar 2 hingga 5 ppb.
UCAPAN TERIMAKASIH
Puslitbang Geologi Kelautan (PPPGL), Pemda
Maluku Barat Daya, pihak yang membantu
dalam kegiatan di Ilwaki, Wetar, dan
Laboratorium Kimia Pusat Survei Geologi yang
telah membantu dalam analisa contoh.
DAFTAR PUSTAKA
Mufti, A., 2009.Studi Awal Mengenai Alterasi dan
Mineralisasi Pada Endapan Volcanic
Massive Sulphide. Jurusan Teknik Geologi
- Pasca Sarjana FTG-UNPAD.
Asikin S., 2007.Geodynamic evolution of
Halmahera. Bahan Presentasi Ilmiah.
Folk, R.L., 1980.Petrology of Sedimentary
Rocks.Austin, USA, Hemphill Publishing
Company.
Gambar 3. Foto mikroskopis butiran emas
dalam fragmen kuarsa kristalin
pada lokasi WBG-11
3. KESIMPULAN
1) Telah terjadi mineralisasi pada batuan
andesit, dasitik porphyri di Ilwaki, Wetar
dengan asosiasi mineral barite, magnetik ,
hematit, ilmenit, pirit, azurit, malakit.
2) Sedimen permukaan dasar laut di daerah
penelitian didominasi oleh fraksi lempung,
pasir halus, pasir kasar, dan kerakal.
3) Kandungan emas dalam sedimen antara
0,002 hingga 0,061 ppm, sedangkan
kandungan perak antara 5 hingga 4,5 ppm.
26
Hamilton, W., 1979. Tectonics of the Indonesian
Region. USGS,Los Angeles, California.
Le Bas, M. J., Le Maitre, R. W., Streickeisen, A.,
Zanettin, B., 1985. A chemical classification
of volcanic rocksbased on the total alkalisilica diagram IUSGS. Subcommission on
the Systematics of Igneous Rocks.
Supriyatna, S., 1980. Peta Geologi Lembar
Morotai, Maluku Utara. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
Setiagraha, D., 1987. Batuan dan Mineral.
Penerbit Nova.Bandung.
Sunarya, Y., 1999. Konsep dan Model Geologi
Deposit. Pusat Pengembangan Tenaga
Pertambangan, Bandung.
M&E Vol. 9, No. 2, Juni 2011
Gambar 4. Peta lokasi pengambilan contoh dan hasil analisis kadar emas daerah Ilwaki, Wetar
Topik Utama
Sumber Daya Mineral Perairan Pulau Wetar, Maluku Barat Daya, Prov. Maluku ; Harsenanto Cw
27
Download