alat dan mesin pengendali gulma Metrok (ngrambet) 1. Gambar alat pengendali gulma pada padi sawah a. gagang b. mata pisau Ngarambet adalah kegiatan penyiangan padi setelah ngalandak. Kegiatan ini dilakukan kurang lebih 1 mg setelah ngalandak, dilakukan oleh ibu tani tanpa menggunakan alat bertujuan mencabut gulma yang tidak terjangkau oleh landakan. Kelemahannya adalah tangan menjadi sakit ketika tanahnya kering. METROK adalah alat ngarambet dengan cara kerja dikerok. Alat ini merupakan inovasi baru yang diciptakan untuk mempermudah kerja penyiangan padi . Fungsi masing-masing dari bagian-bagian alat -gagang : berfungsi untuk sebagai gangang pada besi untuk tempat pengangan dan menpermudah pengerjaan. Hubungan kerja alat ini dengan mata pisau adalah sebagai tempat untuk melengketnya pisau pada gagang memudahkan kita dalam mengunakannya. - Mata pisau : berfungsi untuk memotong gulma yang menggangu pada tanaman padi ynag di budidayakan . Fungsi Penyiangan • Membersihkan gulma sehingga tidak terjadi persaingan akan kebutuhan metabolisme tanaman. • Memasok udara ke dalam tanah sehingga terjadi aerasi yang baik. • Memotong akar tanaman. dengan terpotongnya akar tanaman akan memacu partumbuhan cabang cabang akar yang lebih banyak dengan banyaknya akar maka pertumbuhan tanaman akan lebih bagus Cara kerja alat carakerja alat ini sangat sesuai dengan keinginan petani karena alat ini tercipta dari ide praktis seorang petani. yaitu pengerat rumput yang sangat efektip digunakan baik di lahan kering maupun dilahan sawah. Perawatan alat Dalam merawat alat ini cukup dengan mencunci setelah digunakan kemudian dilap dan disimpan ditempat yang aman agar jauh dari jangkaun anak anak. 2. Spreyer menggunakan mesin tenaga pengerak untuk mengendalikan gulma pada padi Bagian-bagian alat dan hubungan kerjanya Berdasarkan prinsip kerjanya, maka alat penyemprot tipe gendong ini memiliki bagian utama yang terdiri : 1. Tangki dari bahan plat tahan karat, berfungsi untuk menampung cairan pestisida 2. Unit pompa, yang terdiri dari silinder pompa, piston dari kulit 3. Tangkai pompa, berfungsi untuk memompa cairan yang ada dalam tangki 4. Saluran penyemprot, terdiri dari kran, katup serta pipa yang bagian ujungnya dilengkapi nosel.Manometer, berfungsi untuk mengukur tekanan udara di dalam tangki.hubungan kerjanya adalah untuk mengetahui berpa tekanan yang ada dalam tangki agar menpermudah mengeluarkan hembusan melewati nozel. 5. Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki Katup pengendali aliran cairan bertekanan yang ke luar dari selang karet Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan dari selang menuju ke nosel 6. .Nosel, berfungsi untuk memecah cairan menjadi pertikel halus sehingga hasil semburan menjadi merata. 7. Mesin pengerak, berfungsi untuk menbantu memompa tangki untuk mengeluarkan cairan pestisida melalui nozel hubungan kerja alat ini dengan nozel yaitu untuk memonpa air yang ada dalam tangki . 8. Tutup sprayer berfungsi untuk menutup agar air tidak tumpah pada tangki hubungan kerjanya adalah pada tangki yang saling untuk melengkapi agar air tidak tumpah. Kemanpuan kerja Alat ini menpunyai kemanpuan kerja yang cukup tinggi karna di gerakkan oleh mesin pengerak dan dalam pengerjaan sangat cepat karna dalam penggunaan tidak perlu lagi menggunakan pompa dalam mengendalikan hama yang menyerang pada penbudidayaan tanaman padi. prinsip Cara kerja Prinsip kerja alat penyemprot handsprayer adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus. Perawatan alat Dalam merwat alat ini cukup dengan dicuci dengan air bersih kemudian dikeringkan dan disimpan ditempat yang terhindar dari jangkaun anak anak. 3. Mesin Penyiang Bermotor Mesin penyiang bermotor untuk gulma padi lahan sawah sudah sangat diperlukan oleh petani karena kegiatan pengendalian hama, melalui penyiangan merupakan salah satu kegiatan penting dalam budidaya tanaman padi secara intensif untuk meningkatkan produktivitas hasil persatuan luas. Adanya kecenderungan pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor jasa dan industri; di beberapa daerah telah mengalami kesulitan mendapatkan tenaga kerja untuk penyiangan. Bagian-bagian alat, fungsinya dan hubungan kerjanya 1. Stang kemudi : berfungsi untuk mengatur arah jalannya mesin penyiang hubungan kerjanya dengan tuas gas yang mengatur tingginya gas. 2. Tuas gas : berfungsi untuk mengatur gas hubungan kerjanya dengan stang kemudi untuk mengatur jalan mesin penyiang . 3. Tangki bahan bakar berfungsi untuk menyimpan bahan bakar agar selalu tersedia kalau dalam pemakaiannya. Hubungan kerjanya dengan komponen yang di transper agar menjadi bahan bakar agar mesin dapat di fungsikan. 4. Mesin pengerak berfungsi untuk menberi daya kepada komponen-komponen yang ada agar menpermudah pengerjaan dalam penyiangan gulma. 5. Pelindung weeder berfungsi untuk melingdungi petani agar terhindar dari resiko bahaya. 6. Rangka berfungsi untuk tempat untuk memasang dari suatu system. 7. Ekor peluncur berfungsi untuk menahan saat mesin penyiang selesai di gunakan. 8. cakar penyiang merupakan eksekutor dalam mesin ini, cakar terdiri dari roda yang terbuat dari plat besi, dan cakar sendiri dibuat dari bahan paku baja yang dibengkokkan di ujungnya. Untuk membuat roda diperlukan plat besi yang dibentuk menggunakan pahat. Cara pengoprasian mesin penyiang Kerja mesin penyiang mekanis ini akan baik apabila kondisi lahan dan tanaman sesuai dengan persyaratan mesin ini, yaitu kondisi lahan tergenang air macak-macak setinggi 1- 5 cm, kedalaman lapisan lumpur sawah (diukur dengan cara orang berdiri di lumpur) maksimum 25 cm. Syarat dari kondisi tanaman yang dikehendaki alat ini adalah jarak tanam antar baris harus lurus dan tetap. Apabila diinginkan penyiangan dalam dua arah membujur dan melintang tanaman padi harus ditanam dalam dua arah lurus, biasanya petani menggunakan caplak untuk membentuk alur sebelum ditanam. Jarak tanam padi sawah di Indonesia sangat bervariasi tergantung kebiasaan petani. Perawatan alat Dalam melakukan perawatan terhadap alat ini cukup dibersihkan dan dijauhkan dari jangakauan anak anak. ATASI MASALAH GULMA TANAMAN KEDELE PADA SISTIM TANAM TANPA OLAH TANAH (TOT) DENGAN MESIN PENYIANG TIPE CAKAR PUTAR Penanaman kedelai dengan sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) sering dilakukan petani, karena dengan sistem ini tidak diperlukan biaya pengolahan tanah dan juga penanaman dapat segera dilakukan setelah musim tanam padi. Dalam kenyataannya karena tidak diolah maka gulma, khususnya dari golongan gramineae (rumput-rumputan) akan segera tumbuh sebelum bibit kedelai tumbuh tinggi. Kalau ini dibiarkan, maka gulma tersebut akan mendominasi pertumbuhan kedelai, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi. Untuk menghindari kondisi seperti ini biasanya petani mulai melakukan penyiangan setelah tanaman kedelai berumur 15 hari dengan cara mencangkul gulma yang tumbuh diantara tanaman kedelai. Pekerjaan ini memerlukan biaya dan tenaga yang cukup besar, sehingga sistim penanaman TOTyang bertujuan untuk menghemat biaya pengolahan tanah tidak akan efektif. Kelompok tani “ Sari Makmur “ merupakan salah satu kelompok tani yang sebagian besar anggota kelompok taninya dalam menanam kedelai menerapkan sistim tanam TOT. Kendala utama pada sistim ini adalah munculnya gulma sebelum tanaman kedelai tumbuh tinggi. Sehingga kalau gulma ini dibiarkan, maka akan menggangu pertumbuhan bibit kedelai. Dengan demikian penyiangan gulma pada sistim Tanam TOT harus dilakukan. Penyiangan gulma ini dilakukan dengan memborongkan dengan dengan biaya sekitar Rp. 350.000,-/ha. Dengan pertimbangan seperti tersebut di atas maka keberadaan alat penyiang gulma tanaman kedelai pada sistim tanaman TOT akan sangat diharapkan oleh petani untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman sehingga hasil panen akan meningkat. PERUMUSAN MASALAH Penanaman kedelai dengan sistim tanam TOT mempunyai kelemahan yaitu: a. Gulma tumbuh subur sebelum tanam kedelai tumbuh tinggi sehingga kalau dibiarkan akan mengganggu pertumbuhan tanamant kedelai b. Pemupukan tanaman akan kurang efektif apabila dengan tumbuhnya gulma disekitar tanaman. c. Penyiangan gulma memerlukan biaya sekitar Rp. 350,000,-/ha Penyiangan gulma yang dilakukan secara manual mempunyai kelemahan yaitu: a. Penyiangan membutuhkan tenaga yang banyak sekitar 3 – 4 orang dengan ongkos borongan Rp. 350.000,-/ha b. Penyiangan kurang bersih c. Waktu penyiangan cukup lama sekitar 5 hari d. Melihat kondisi tersebut diatas maka keberadaan alat penyiang gulma tanaman Kedelai sangat diharapkan oleh para petani untuk dapat meningkatkan hasil panennya. TINJAUAN PUSTAKA Gulma Gulma adalah tumbuhan yang tumbuhnya salah tempat. Sebagai tumbuhan, gulma selalu berada disekitar tanaman yang dibudidayakan dan berasosiasi dengannya secara khas. Gulma tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai yang kaya nutrisi. Sifat inilah yang membedakan gulma dengan tanaman yang dibudidayakan. Kemampuan gulma mengadakan regenerasi besar sekali, khususnya pada gulma perennial. Gulma perennial dapat menyebar dengan cara vegetatif. Luasnya penyebaran karena daun dapat dimodifikasikan , demikian pula pada bagian-bagian lain. Disamping itu, gulma juga dapat membentuk biji dalam jumlah banyak sehingga gulma cepat berkembang biak. Secara fisik, gulma bersaing dengan tanaman budidaya untuk ruang, cahaya dan secar kimiawi untuk air, nutrisi, gas-gas penting, dan dalam peristiwa allelopati. Persaingan dapat berlangsung bila komponen yang dibutuhkan oleh, baik gulma maupun tanaman budidaya, berada pada jumlah yang patut diperebutkan (Adisarwanto T.,1999). Penanaman Kedelai Ada dua macam cara yang biasa dipraktekkan para petani dalam menanam Kedelai, yaitu dengan menabur dan membuat tugalan. Menanam dengan cara menabur mengandung beberapa kelemahan, antara lain pertumbuhan tanaman tidak seragam dan tidak merata, sebagian benih dapat tumbuh pesat, yang lain kerdil, bahkan ada pula yang sama sekali tidak tubuh. Disamping itu ada tanaman yang tumbuh mengelompok, sebaliknya ada pula tanaman yang tumbuh terpisah. Kelemahan lain ialah bahwa kebutuhan bibit sangat banyak. Kelebihan menanam dengan cara tugalan adalah jarak tanam bisa diatur, sehingga jumlah biji yang dibutuhkan dapat diperhitungkan sebelumnya, pertumbuhan tanaman seragam. Jarak tanam pada penanam dengan membuat tugalan berkisar antara 20 – 40 cm. jarak tanam hendaknya diatur, agur tanaman memperoleh raung tumbuh yang seragam dan mudah disiangi. Jarak tanam Kedelai tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan sifat tanaman yang bersangkutan. Pada tanah yang subur, jarak tanam lebih renggang, dan sebaliknya pada tanah tandus jarak tanaman dapat dirapatkan. Jarak tanam pada penanam benih Kedelai berdasarkan tipe pertumbuhan tegak dapat diperpendek, sebaliknya pada penanaman benih dengan tipe pertumbuhan agak condong (batang bercabang banyak) jarak tanam diusahakan agak panjang, supaya pertumbuhan tanaman yang satu tidak terganggu tanaman yang lain. Pemeliharaan Kedelai Usaha pemeliharaan sebaiknya sejak awal, dimulai dengan pemeliharaan tanah sebelum biji Kedelai ditanam, sebab apabila tanah yang telah diolah itu dibiarkan selama kurang lebih dua minggu, kemungkinan besar tanah hasil olahan tadi sudah ditumbuhi guma (tumbuhan liar) yang biasanya mulai tumbuh 10 – 15 hari setelah pengolahan tanah. Oleh karena itu, pemeliharaan tanah mutlak perlu dilakukan sebaik-baiknya. Dalam pemeliharaan tanaman Kedelai beberpa hal yang perlu diperhatikan ialah: penyiangan Penyiangan Gulma Kedelai Menyiangi berarti mencabuti rumput atau tanaman penganggu lain, kemudian membenamkannya ke dalam tanah agar tidak dapat tumbuh lagi. Rumput-rumput yang tidak disiangi akan sangat merugikan karena: merintangi perkembangan akar dan bakal buah menghisap garam-garam mineral ataupun pupuk menghisap air dari dalam tanah mengganggu masuknya sinar matahari dan pengolaan. Penyiangan pertama dilakukan sebelum biji ditanam agar pada saat biji ditanam dapat tumbuh dan tidak terganggu akar-akar rumput. Tanaman Kedelai yang baru tumbuh sangat peka terhadap lingkungan seperti gangguan gulma, hujan lebat, hama dan sebagainya. Penyiangan berikutnya dilakukan setelah tanaman berumur 3 – 4 minggu, sebab pada saat itu biasanya rumput telah tumbuh lagi memenuhi areal tanaman. Penyiangan yang baik dapat dilakukan sampai ke akar-akarnya, dapat pula disertai dengan mendangir, yakni menggemburkan tanah dengan cara mengaduk dan membolak-balik tanah. Pendangiran tanah perlu dilakukan agar tanah yang telah memadat akibat hujan lebat menjadi gembur dan lembab kembali sehigga akar dapat berkembang dengan leluasa dan peredaran udara serta air tidak terhalang. Alat Penyiang Penyiangan biasanya dilakukan secara mekanis, yakni dengan membongkar gulma dengan menggunakan cangkul atau brujul (alat untuk melubangi tanah, berbentuk seperti garu, ditarik oleh ternak). Penyiangan dengan menggunakan cangkul pada umumnya lebih baik karena dengan cara ini penyiangan dapat dilakukan dengan teliti meskipun hasilnya sedikit dan memakan banyak waktu. Sebaliknya penyiangan dengan menggunakan brujul lebih cepat, tetapi hasilnya kurang baik karena tanaman sering rusak terinjak-injak oleh ternak yang menarik brujul. Kalau gulma yang tumbuh sangat banyak, perlu dilakukan penyiangan ketiga yakni saat Kedelai berumur 60 hari. Penyiangan tidak boleh dilakukan waktu Kedelai sedang berbunga karena akan mengakibatkan bunga rontok. METODE PELAKSANAAN PROGRAM Studi pustaka dan observasi lapang Dalam merekayasa mesin penyiang gulma tanaman kedelai diperlukan studi pustaka mengenai : a. Teknik budidaya tanaman kedelai sistim tanam TOT meliputi : cara penanaman, pemupukan, pengairan, penyiangan dan pemanenan. b. Sifat-sifat dan jenis gulma tanaman Kedelai c. Teknik penyiangan meliput: cara penyiangan, macam peralatan penyiangan. d. Teknik perancangan alat dan mesin pertanian khususnya mesin penyiang gulma. Studi Lapang yang dilakukan adalah: Mengamati pertumbuhan gulma pada tanaman Kedelai mulai dari penanam sampai panen. Mengamati cara penyiangan gulma yang dilakukan secara manual. Mengamati peralatan yang dipergunakan untuk penyiangan. Rancang Bangun Mesin Penyiang Gulma untuk Tanaman Kedelai Mesin penyiang gulma didesain untuk tanaman Kedelai dengan jarak tanaman membujur antara 40 cm sampai 60 cm. Kerja mesin penyiang ini menggunakan sistim cakar dengan pisau cakar berderet pada sebuah as. Dengan sistim ini diharapkan gulma akan tercabut sampai keakarnya. Tenaga penggerak untuk memutar pisau menggunakan motor bensin 5,5 HP sedangkan untuk berjalan menggunakan tenaga dorong manusia. Gambaran mesin penyiang gulma untuk tanaman kedelei secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. Mesin penyiang gulma untuk tanaman kedelei yang dibuat ini terdiri dari beberapa bagian utama yaitu: Unit Pencakar Gulma Unit ini sangat menentukan keberhasilan penyiangan gulma untuk itu pembuatan unit ini sangat diperhatikan. Komponen utama terdiri dari pisau cakar dan as. Pisau cakar terbuat dari bahan baja dengan bentuk modifikasi dari pisau bajak rotary. Jumlah pisau cakar sebanyak 5 buah dengan jarak masing-masing 10 cm. As yang digunakan besi as diameter ¾ dim yang digerakkan dengan sistim transmisi rantai. Unit Transmisi Transmisi yang digunakan untuk menggerak pisau cakar menggunakan sistim rantai diharapkan tidak akan ada slip tenaga. Untuk keamanas motor penggerak sudah terdapat didalam sistim tramisi motor itu sendiri. Rantai yang digunakan ukuran kecil untuk mengurangi beban motor terlalu besar. Unit Roda Untuk dapat berjalan mesin penyiang ini dilengkapi roda jalan dengan diameter disesuaikan dengan bentuk rangka sehingga pisau cakar dapat menyentuh tanah. Roda depan didesain dengan diamter yang besar untuk melancarkan jalanya mesin karena lahan yang tidak rata. Sedangkan roda belakang hanya berfungsi untuk penyangga dan sebagai pengendali. Roda depan terbut dari besi beton dengan ditambah sirip-sirip roda untuk menopang bebeang mesin. Tenaga untuk berjalan berasal dari tenaga dorong manusia, sehingga tidak ada sistim transmisi ke unit ini. Unit Tenaga Penggerak Tenaga penggerak menggunakan motor bensin 5,5 HP. Daya ini diharapkan sudah aman untuk menggerak pisau cakar untuk melakukan penyiangan pada kondisi tanah sawah ataupun tegal. Unit Rangka Rangka dirancang seergonomis mungkin sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam melakukan penyiang gulma. Rangka ini dibuat untuk menopang motor penggerak, pisau cakar, sistim transmisi, roda dan batang pendorong. Rangka terbuat dari besi siku dan pipa air disesuaikan dengan kebutuhan.