Modul Kewirausahaan I [TM6]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
KEWIRAUSAHAAN
I
Fakultas
Program Studi
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen
Abstract
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
06
90024
Eko Putra Boediman
Kompetensi
Kewirausahaan adalah mata kuliah Mahasiswa dapat menyadari dan
yang
membahas
tentang mampu untuk berkreatifitas dan
berinovasi dalam berwirausaha
pengetahuan-pengetahuan
mendasar mengenai bagaimana
seseorang
dapat
menciptakan
sebuah usaha yang dihadapkan
dengan resiko dan ketidakpastian
dalam memperoleh keuntungan dan
mengembangkan bisnis dengan
cara mengidentifikasi kesempatan
dan memanfaatkan sumber daya
yang diperlukan. Dengan demikian
mata kuliah ini dirancang untuk
meningkatkan
pengetahuan,
keterampilan, sikap dan pola pikir
mahasiswa tentang kesiapannya
untuk menjadi wirausaha sebagai
salah satu alternatif pilihan hidupnya
apabila telah lulus menjadi sarjana,
atau bahkan justru dapat menjadi
pendorong bagi mereka untuk
melakukan aktivitas wirausaha saat
ini sewaktu masuh kuliah di usianya
yang
relatif
muda.
Sehingga
akhirnya mereka menyadari bahwa
bangsa ini memerlukan banyak
entrepreneur muda yang kreatif,
inovatif dan memiliki semangat yang
tinggi untuk membangun bangsa
dan
menciptakan
sumber
pertumbuhan
ekonomi
yang
berkelanjutan.
‘13
2
Kewirausahaan II (Pilihan)
Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kreatifitas dan Inovasi Dalam Berwirausaha
A. Kreativitas dan inovasi Kewirausahaan

Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara
baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing).

Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan
masalah dan menemukan peluang (doing new thing).

Proses berpikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah (value added),
dan hal ini merupakan sumber peluang bagi wirausaha.
Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausaha menggunakan produk,
proses dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Wirausaha
dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang
melalui kreativitasnya dan akhirnya menjadi pengendali usaha (business driven).
Menurut Zimmerer, kreativitas
wirausaha dapat menciptakan peluang
untuk
memenuhi kebutuhan riil pasar dan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi
peluang usaha. Wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko
yang mungkin terjadi dengan cara :
1.
Pengurangan resiko melalui strategi proaktif.
2.
Penyebaran resiko pada aspek yang paling mungkin.
3.
Pengelolaan resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Terdapat tiga jenis resiko yang dapat dievaluasi :
1.
Resiko pasar atau persaingan, karena adanya ketidakpastian pasar.
2.
Resiko finansial, akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya.
3.
Resiko teknik, akibat adanya kegagalan teknik .
Banyak kreativitas yang betul-betul baru, akan tetapi sebagian besar peluang
tercipta ketika wirausaha memiliki cara pandang baru terhadap ide lama. Hasil dari
ide-ide secara keseluruhan adalah perubahan bentuk arahan atau petunjuk bagi
perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang dihasilkan perusahaan. Terdapat
beberapa cara agar ide dapat menjadi peluang, yaitu :
1.
Ide dapat digerakan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang
lebih baik untuk melayani dan memuaskan kebutuhan pelanggan.
‘13
3
2.
Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk atau jasa baru.
3.
Ide dapat dihasilkan dalam bentuk dalam bentuk modifikasi.
Kewirausahaan II (Pilihan)
Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Banyak wirausaha yang berhasil bukan atas idenya sendiri tetapi
pengamatan dan penerapan ide orang lain yang bisa dijadikan peluang.
A. HAMBATAN KREATIVITAS
Hambatan kreativitas dapat berupa :
1. Hambatan Psikologis
Hambatan yang lebih condong kepada ego sebagai orang terdidik yang terjun
menjadi wirausaha mulai dari nol.
2. Hambatan Budaya
Hambatan berupa kebiasaan yang lazim yang harus dirubah menjadi sesuatu yang
tidak biasa seperti biasa menjadi pegawai dan merubah menjadi wirausaha.
3. Hambatan Lingkungan
Lingkungan yang tidak mendukung menjadi penghambat orang mulai wirausaha.
4. Hambatan bahasa berpikir
Kebiasaan cara berpikir yang sesuai teori menjadi penghambat dalam merubah
bahasa berpikir.
5. Hambatan keterpakuan Fungsional
Hambatan dalam kebiasaan memfungsikan peralatan,orang,teknologi ataupun ide
dengan satu cara.
6. Hambatan kebiasaan memandang
Cara pandang yang keliru bisa menghambat kreativitas.
Cara mengatasi hambatan / meningkatkan kreativitas dalam proses pemecahan masalah.

Perumusan masalah secara kreatif

Bartanya dan bertanya

Curah gagasan, untuk dapat melakukan curah gagasan yang efektif, perlu
diperhatikan 3 kondisi berikut ini:
 Selama proses mencurahkan gagasan jangan melakukan penilaian.
 Proses pencurahan gagasan harus benar-benar bebas.
 Usahakan sebanyak mungkin gagasan dapat dilontarkan. Hambatan
Lingkungan.
‘13

Orang aneh (orang yang tidak biasa dilibatkan)

Iklim kreatif
4
Kewirausahaan II (Pilihan)
Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Arti penting Inovasi dalam Kewirausahaan

Ada lima jenis inovasi yang penting dilakukan wirausaha, yaitu:
–
Pengenalan barang baru atau perbaikan barang yang sudah ada.
–
Pengenalan metode produksi baru.
–
Pembukaan pasar baru, khususnya pasar ekspor atau daerah yang baru.
–
Penciptaan/pengadaan persediaan (supply) bahan mentah atau setengah jadi
baru.
–
Penciptaan suatu bentuk organisasi industri baru.
Teknik Mengembangkan Inovasi

Untuk membangun perusahaan inovatif, Kotler menekankan pentingnya sejumlah
faktor sebagai berikut:
–
adanya budaya penemuan, setiap organisasi bisnis harus disesaki orangorang yang punya semangat inovasi.
–
mengembangkan inovasi sebaiknya berdasarkan riset, sebab, perusahaan
dikatakan inovatif kalau secara sengaja membangun dan melakukan proses
untuk menghasilkan temuan baru.

Seorang wirausaha harus segera menterjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi
untuk mengembangkan bisnisnya.
Inovasi
adalah
kreativitas
yang
diterjemahkan
menjadi
sesuatu
yang
dapat
diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki.
B. Sumber-Sumber Potensial Peluang
Proses penjaringan ide disebut ide screening yang merupakan suatu cara
terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa riil. Adapun langkahlangkah dalam idea screening dilakukan dengan cara menciptakan produk baru dan
berbeda, mengamati pintu
peluang, analisis produk dan proses produksi secara
mendalam, menaksir biaya awal, dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.
Sumber-sumber potensial peluang dapat digali dari:
1. Menciptakan produk baru yang berbeda, agar berguna barang dan jasa yang
dihasilkan harus bernilai bagi pelanggan atau konsumen potensial lainnya, oleh
sebab itu wirausaha harus mengetahui mengenai perilaku konsumen di pasar.
Pengamatan perilaku konsumen di pasar dapat dilakukan dengan memperhatikan
paling sedikit dua unsur berikut :
a. Permintaan terhadap barang dan jasa.
‘13
5
Kewirausahaan II (Pilihan)
Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.
Secara spesifik apabila wirausaha baru memfokuskan usahanya pada satu segmen
pasar maka peluangnya akan sangat tergantung pada perilaku segmen pasar tersebut.
Kemampuan untuk memperoleh peluang tergantung pada kemampuan wirausaha untuk
menganalisis pasar yang meliputi tiga aspek, yaitu :
1. Demografi pasar
2. Sikap dan tingkah laku pesaing
3. Keunggulan bersaing dan kefakuman pesaing yang dianggap dapat
menciptakan peluang.
Mengamati pintu peluang, dilakukan melalui pengamatan dan evaluasi terhadap pesaing.
Pintu peluang dapat diperoleh dengan cara sepert gambar berikut :
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya :
a. Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru
b. Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru
c. Dukungan keuangan
d. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar
Menganalisis produk dan proses secara mendalam, untuk menjamin bahwa jumlah dan
kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Kemampuan pesaing untuk
mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan
dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Pintu peluang usaha baru dapat diperoleh dengan cara (Zimmerer):
a. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat
b. Kerugian teknik harus rendah
c.
Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya
d. Pesaing tidak memiliki teknologi yang canggih
e. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya
f.
Perusahaan
baru
memiliki
kemampuan
menghasilkan produk barunya.
‘13
6
Kewirausahaan II (Pilihan)
Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dan
sumbe-sumber
untuk
2. Menaksir biaya awal yang diperlukan untuk memulai usaha baru.
Biaya awal yang akan dikeluarkan untuk menjalankan operasional usaha perlu
dibuatkan perkiraannya, supaya kebutuhan dana dapat diketahui pada waktu
pelaksanaannya.
3. Memperhitungkan resiko, misalnya resiko teknik, resiko finansial dan resiko pesaing.
Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi,antara lain :
a. Resiko
pesaing,
kemampuan
dan
kesediaan
pesaing
untuk
mempertahankan posisi pasarnya :

Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing

Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan
produk

Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan
produk
b. Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk.
c. Sedangkan
resiko
finansial
adalah
kegagalan
yang
timbul
akibat
ketidakcukupan dana.
C. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan
Watak
kewirausahaan
ditentukan
oleh
keterampilan
dan
kemampuan.
Kemampuan ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman. Seorang wirausaha
memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi yang tercermin
dalam kemauan untuk memulai usaha (start up), mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), mencari peluang baru (opportunity), berani menanggung resiko (risk bearing)
dan mengembangkan ide dan meramu sumber daya.
Kemampuan dan kemauan seorang wirausaha diperlukan untuk :
1.
Menghasilkan produk dan jasa baru
2.
Menghasilkan nilai tambah baru
3.
Merintis usaha baru
4.
Melakukan proses dan teknik baru
5.
Mengembangkan organisasi baru.
Wirausahawan berfungsi sebagai :
1.
Perencana(planner). Sebagai perencana wirausaha berperan sebagai :
a. Merancang perusahaan (corporate plan)
b. Mengatur strategi perusahaan (corporate strategy)
c. Pemrakarsa ide-ide perusahaan (corporate image)
d. Pemegang visi untuk kepemimpinan (visioner leader)
‘13
7
Kewirausahaan II (Pilihan)
Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.
Pelaksana usaha (businessman). Sebagai pelaksana usaha, wirausaha
berperan sebagai :
a. Menemukan, menciptakan dan menerapkan ide-ide baru yang berbeda
b. Meniru dan menduplikasi
c. Mengembangkan produk baru
Kemampuan kewirausahaan meliputi :
1.
Self knowledge, memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan.
2.
Imagination, memiliki imajinasi, ide dan perspektif serta tidak mengandalkan
pada sukses masa lalu.
3.
Practical knowledge, memiliki pengetahuan praktis.
4.
Search skill, kemampuan untuk menemukan, berkreasi dan berimajinasi.
5.
Foresight, berpandangan jauh kedepan
6.
Computation skill, berkemampuan menghitung dan memprediksi kemasa yang
akan dating.
7.
Communication skill, berkemampuan berkomunikasi, bergaul dan berhubungan
dengan orang lain.
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki
adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut
dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri
ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman.
Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam
berkreasi dan berinovasi, ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut tercermin dalam :
1.
Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up)
2.
Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative)
3.
Kemampuan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity)
4.
Kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing)
5.
Kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya
Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk :
‘13
8
1.
Menghasilkan produk atau jasa baru
2.
Menghasilkan nilai tambah baru
3.
Merintis usaha baru
4.
Melakukan proses/teknik baru
Kewirausahaan II (Pilihan)
Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5.
Mengembangkan organisasi baru
Dengan beberapa keterampilan dasar di atas, maka seseorang akan memiliki
kemampuan (kompetensi) dalam kewirausahaan. Menurut Dan & Bradstreet Business Credit
Service (1993), terdapat 10 kompetensi yang harus dimiliki, wirausahawan, yaitu:
1.
Knowing Your Business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, seorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan lakukan. Misalnya, seorang
yang akan melakukan bisnis perhotelan maka ia harus memiliki pengetahuan
tetang perhotelan. Untuk bisnis pemasaran komputer, ia harus memiliki
pengetahuan pemasaran kommputer.
2.
Knowing The Basic Business Management, yaitu mengetahui dasar-dasar
pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan dan
mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi,
mengadministrasikan dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui
manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua
sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.
3.
Having The Proper Attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha
yang
dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang,
industriawan,
pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan tidak setengah hati.
4.
Having Adequate Capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya
bentuk materi, tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan
modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu cukup uang,
cukup tenaga, tempat, dan mental.
5.
Managing Finances Effectively, yaitu memiliki kemampuan mengatur/mengelola
keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya
secara tepat, serta mengendalikannya secara akurat
6.
Managing Time Efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin.
Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
‘13
9
Kewirausahaan II (Pilihan)
Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7.
Managing People, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan,
menggerakan (memotivasi), dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan
perusahaan.
8.
Satisfying Customer by Providing High Quality Product, yaitu memberi kepuasan
kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu,
bermanfaat, dan memuaskan.
9.
Knowing Hozu to Compete, yaitu mengatahui strategi/ cara bersaing. Wirausaha,
harus dapat mengungkap kekuatan (strenghts), kelemahan (weaks), peluang
(opportunity), dan ancaman (threat) dirinya dan pesaing. Ia harus menggunakan
analisis SWOT baik terhadap dirinya maupun terhadap pesaing.
10. Copying with Regulations and Paperwork, yaitu membuat aturan/pedoman yang
jelas tersurat tidak tersirat.
Di samping keterampilan dan kemampuan, wirausaha juga harus memiliki
pengalaman yang seimbang. Menurut A. Kuriloff, John M. Memphil, Jr dan Douglas Cloud
(1993:8) ada empat kemampuan utama yang diperlukan untuk mencapai pengalaman yang
seimbang agar kewirausahaan berhasil, di antaranya :
1.
Technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang bangun
(know-how) sesuai dengan bentuk usaha yang akan dipilih. Misalnya, kemampuan
dalam bidang teknik produksi dan desain produksi. Ia harus betul-betul
mengetahui bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan dan disajikan.
2.
Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang
cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Ia harus mengetahui bagaimana menemukan peluang pasar yang spesifik,
misalnya pelanggan dan harga khusus yang belum digarap pesaing.
3.
Financial competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan,
mengatur pembelian, penjualan, pembukuan, dan perhitungan laba/rugi. Ia harus
mengetahui bagaimana mendapatkan dana dan cara menggunakannya.
4.
Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan
per-sonal, seperti kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar perusahaan.
Ia harus mengetahui hubungan interpersonal secara sehat.
Sedangkan menurut Norman M. Scarborough (1993), kompetensi kewirausahaan
yang diperlukan sebagai syarat-syarat bisnis tersebut, meluputi:
‘13
1.
Proaktif, yaitu selalu ada inisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas.
2.
Berorientasi pada prestasi/kemajuan, cirinya :
10
Kewirausahaan II (Pilihan)
Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3.
a.
Selalu mencari peluang
b.
Berorientasi pada efisiensi
c.
Konsen untuk kerja keras
d.
Perencanaan yang sistematis
e.
Selalu memonitor (cek and recek)
Komitmen terhadap perusahaan atau orang lain, cirinya:
a.
Selalu penuh komitmen dalam mengadakan kontrak kerja.
b.
Mengenal tentang betapa penting hubungan bisnis.
Pada umumnya, wirausaha yang memiliki kompetensi-kompetensi tersebut,
cenderung berhasil dalam berwirausaha. Oleh karena itu, bekal kewirausahaan yang berupa
pengetahuan dan bekal keterampilan kewirausahaan perlu dimiliki. Beberapa bekal
pengetahuan yang perlu dimiliki misalnya:
1.
Bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha yang ada
disekitarnya.
2.
Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
3.
Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.
4.
Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
5.
Pengetahuan tentang siapa konsumennya.
Dalam lingkungan usaha yang semakin kompetitif, pengetahuan keahlian dalam
bidang perusahaan yang dilakukan mutlak diperlukan bagi seorang wirausaha. Pengetahuan
keahlian dalam bidang perusahaan itu di antaranya pengetahuan tentang pasar dan strategi
pemasarannya, pengetahuan tentang konsumen (pelanggan), pengetahuan tentang
pesaing, baik yang baru masuk maupun yang sudah ada, pengetahuan tentang pemasok
(suplier), pengetahuan tentang cara mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan,
termasuk kemampuan menganalisis dan mendiagnosis pelanggan, mengidentifikasi
segmentasi, dan motivasinya. Di samping itu, sangat penting pengetahuan spesifik seperti
pengetahuan
tentang
prinsip-prinsip
akuntansi
dan
pembukuan,
jadwal
produksi,
manajemen personalia, manajemen keuangan, pemasaran, dan perencanan.
A. Tuntutan Kreatifitas Dalam Bisnis Masa
Kini
‘13
11
Kewirausahaan II (Pilihan)
Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Referensi :
Payne, Adrian, Pemasaran Jasa; The Essence of Service Marketing, Andi: Yogyakarta,
1995
‘13
12
Kewirausahaan II (Pilihan)
Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download