PM Tiongkok, Ketua IMF Bahas Situasi Ekonomi, Politik Lewat Telepon http://news.xinhuanet.com/english/2016-01/28/c_135054909.htm Foto: Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang bertemu dengan Christine Lagarde, Direktur Pelaksana Lembaga Moneter Internasional (IMF), di ibukota Tiongkok, Beijing, 23 Maret, 2015 (Xinhua/Pang Xinglei) Perdana Menteri Li Keqiang Kamis berbicara dengan Direktur Pelaksana Lembaga Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde lewat sambungan telepon atas permintaan Lagarde mengenai informasi terkini situasi ekonomi dan politik global dan Tiongkok. Li mengatakan perekonomian dunia, yang sedang mengalami masa penyesuaian keseluruhan, masih berada dalam situasi yang rumit, terbebani oleh pemulihan yang lemah dan ketidak pastian yang meningkat. Kesepakatan internasional telah muncul atas perlunya mendorong pertumbuhan, mempercepat perbaikan ekonomi dan meningkatkan kerjasama. Li mengatakan perekonomian Tiongkok telah menyatu secara keseluruhan dengan perekonomian global. Seiring dengan lambannya pertumbuhan ekonomi dunia dan perdagangan dan gejolak pasar keuangan internasional. Kemampuan Tiongkok mencapai angka pertumbuhan sebesar 6.9 persen tahun lalu, tingkat ketenaga kerjaan yang solid, pendapatan per kapita dan pertumbuhan simpnanan yang lebih tinggi ketimbang produk domestik bruto (PDB), dan lingkungan yang membaik bukanlah hal yang mudah. PM Li menunjukkan bahwa reformasi menjadi kunci bagi pembangunan Tiongkok. Menghadapi teknanan lesunya ekonomi global dan ketidak seimbangan di dalam negeri, Tiongkok akan menguatkan solusi-solusi bagi perekonomiannya, menyiapkan diri menghadapi tantangan dan memanfaatkan potensi ekonomi yang besar, ketangguhan dan menyediakan ruang bagi manuver ekonomi lewat perpaduan kebijakan, ujarnya. “Sementara memperluas permintaan tetap dilakukan dengan cara yang layak, kami akan bersemangat menuju perbaikan struktural, terutama reformasi struktural sisi penawaran,”ujarnya. PM Li mengatakan Tiongkok akan terus menjalankan kebijakan fiskal proaktif dan kebijakan moneter secara hati-hati mendorong strategi pembangunan yang didorong inovasi dan mendukung kewirausahaan dan inovasi masal untuk membangkitkan minat dan kreatifitas masyarakat. Semua ini akan membantu menghasilkan dorongan baru dan lebih kuat bagi pembangunan dan meningkatkan mesin-mesin pertumbuhan tradisional, sehingga memungkinkan Tiongkok menjaga kestabilan pertumbuhan ekonominya, ujarnya. Ketika berbicara mengenai nilai tukar RMB, Li menekankan bahwa pemerintah Tiongkok tidak punya niat meningkatkan ekspor dengan menurunkan nilai tukar yuan. Jika itu terjadi maka Tiongkok akan menghadapi perang dagang. Faktanya adalah nilai tukar RMB tetap stabil terhadap mata-mata uang IMF lainnya. Lagipula, tidak ada dasar bagi dilakukannya depresiasi yuan yang berkelanjutan. “Kami akan terus berjalan dengan reformasi mekanisme nilai tukar RMB yang sejalan dengan prinsip kemandirian, perubahan bertahap dan pengawasan, meningkatkan komunikasi dengan pasar, dan menjaga nilai tukar RMB stabil pada level keseimbangan (equilibrium),”ujar PM Li. Li memuji peran aktif IMF selama bertahun-tahun dalam meningkatkan pertumbuhan global dan menjaga stabilitas keuangan. Ia mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok akan memperdalam dialog dengan IMF dan lembaga keuangan dunia lainnya mengenai pembangunan ekonomi dan kebijakan makro, dan bekerja dengan negara-negara dan pihak-pihak lain untuk mengirim signal positif kepada pemulihan ekonomi dan pertumbuhan serta memperkuat kepercayaan pasar. Lagarde mengungkapkan kepercayaannya pada pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang stabil lewat penerapan beberapa langkah-langkah efektif seperti kebijakan makro yang kuat, reformasi struktural, kebijakan nilai tukar yang jelas, dan komunikasi dengan pasar yang meningkat. IMF akan meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan Tiongkok untuk bersama-sama menyampaikan kepada pasar komitmen terhadap reformasi dan kepercayaan pada pertumbuhan, ujar Lagarde.