bab i pendahuluan - Repository Universitas Internasional Batam

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa indonesia adalah negara kepulauan terbesar didunia, yang
memliliki kurang lebih
17.480 pulau dengan garis pantai sepanjang
95.181 km, berdasarkan Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) 1982, serta
memiliki sumber daya hayati perairan yang sangat beranekaragam.
Keanekaragaman sumber daya perairan Indonesia meliputi sumber daya
ikan maupun sumber daya terumbu karang. Terumbu karang yang dimiliki
Indonesia luasnya sekitar 7000 km2 dan memiliki lebih dari 480 jenis
karang yang telah berhasil dideskripsikan. Luasnya daerah karang yang
ada menjadikan Indonesia sebagai Negara yang memiliki kenakaragaman
ikan yang tinggi khususnya ikan-ikan karang yaitu lebih dari 1.650 jenis
spesies ikan.1
Indonesia memiliki sumber daya laut yang besar baik ditinjau dari
kuantitas maupun keagamannya, sumber daya laut tersebut bila ditinjau
dari kuantitas sangat besar, adapun keragaman sumber daya laut untuk
jenis ikan diketahui terdapat 8.500 jenis ikan pada kolom perairan yang
sama, 1.800 jenis rumput laut dan 20.000 jenis moluska. Potensi perikanan
tangkap diperkirakan mencapai 6,26 juta ton per tahun dengan jumlah
tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,007 juta ton atau 80% dari MSY
1
Poberson Naibaho "Kerusakan Ekosistem Perairan Khususnya Terumbu Karang Akibat
Alat Tangkap Ikan Yang Ilegal'' http https://pobersonaibaho. wordpress.com/2011/05/11/
kerusakan-ekosistem-perairan-terumbu-karang-akibat-cara-penangkapan-yang-ilegal/. diunduh 12
Juni 2016.
1
Beny Kurniawan, Penanggulangan Kejahatan Tindak Pidana Pencurian Ikan (Illegal Fishing) di Kepulauan Riau (Studi Kasus
No. 17/pid.susprk/2015/pn.tpg, no 11/pid.sus-Prk/2015/pn.tpg dan no 16/pid.sus-prk/2015/pn.tpg), 2016
UIB Repository (c) 2016
2
(Maximum Sustainable Yield). Hingga saat ini jumlah tangkapan mencapai
3,5 juta ton sehingga tersisa peluang sebesar 1,5 ton/tahun. Seluruh potensi
perikanan tangkap tersebut diperkirakan memiliki nilai ekonomi sebesar
US$15.1 milyar.2
Sumber daya perikanan juga memiliki potensi yang besar hingga
sering disebut bahwa sektor perikanan merupakan raksasa yang sedang
tidur (the sleeping giant). Hasil riset Komisi Stok Ikan Nasional
menyebutkan bahwa stok sumber daya perikanan nasional diperkirakan
sebesar 6,7 juta ton per tahun. Hal ini tentu estimasi kasar karena belum
mencakup potensi ikan di perairan daratan (inland waters fisheries).
Demikian juga dengan sumber daya alam kelautan lainnya seperti sumber
daya minyak yang berkontribusi secara signifikan terhadap total produksi
minyak dan gas (67%), gas dan mineral laut lainnya, dan potensi material
untuk bioteknologi yang diperkirakan mencapai kapitalisasi pasar triliunan
rupiah. Total kontribusi sektor perikanan dan kelautan terhadap PDB
nasional mencapai 25% dan menyumbang lebih dari 15% lapangan
pekerjaan.3
Indonesia setidaknya terdapat wilayah yang sangat rawan terhadap
kegiatan illegal fishing. Ketiga perairan tersebut adalah Perairan Natuna.
Perairan Natuna merupakan wilayah yang paling sering terjadinya
kegiatan illegal fishing. Rentannya wilayah perairan tersebut menjadi
2
Dinas Kelautan Dan Perikanan''Pusat Data Dan Statistik Depatermen Kelautan Dan
Perikanan'' http://www.dkp.go.id/content.php?c=145. diunduh 12 April 2016.
3
Tridoyo Kusumastanto, Revitalisasi Perikanan Dan Kelautan Secara Berkelanjutan,
Institute Pertanian Bogor, Bogor, 2006, hlm 2.
Universitas Internasional Batam
Beny Kurniawan, Penanggulangan Kejahatan Tindak Pidana Pencurian Ikan (Illegal Fishing) di Kepulauan Riau (Studi Kasus
No. 17/pid.susprk/2015/pn.tpg, no 11/pid.sus-Prk/2015/pn.tpg dan no 16/pid.sus-prk/2015/pn.tpg), 2016
UIB Repository (c) 2016
3
kegiatan illegal fishing tidak terlepas dari potensi perikanan yang cukup
besar yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat dijelaskan dari
keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. 45
Tahun 2011 tentang Estimasi Potensi Sumber Daya Ikan Di WPP-RI yang
menyatakan bahwa perairan di WPP 711 (Laut Natuna, Perairan Selat
Kalimantan dan Laut Cina Selatan) memiliki potensi sumber daya ikan
terbesar yaitu 1.059 ton/tahun.4
Pada tanggal 22 Maret 2015 sekitar pukul 10.00 WIB terdapat 2
(dua) kapal berasal dari Pelabuhan Kien Giang Vietnam KM. KG 92728
TS di nakhodai oleh Le Ngoc Truong dan KM. KG 90540 TS di nakhodai
oleh Tran Van De memasuki ke Indonesia, kedua kapal tersebut
melakukan penangkapan ikan di Perairan Republik
Indonesia dengan
menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau dengan sistem pair trawl
(satu alat tangkap di tarik oleh dua kapal) dan hasil pemeriksaan dokumen
di atas kapal KM. KG 92728 TS yang di nakhodai oleh Le Ngoh Truong
tidak memiliki dokumen berupa Surat Izin Usaha Perikanan (selanjutnya
disebut sebagai SIUP) dan ditemukan hasil tangkapan sebanyak 2000 Kg
(dua ribu kilogram) didalam kapal.
Pada tanggal 13 Agustus 2015 sekitar pukul 15.00 WIB satu kapal
berbendera Indonesia yang di nakhodai oleh Herianto Hartono Bin
Abdulah atas kapal KM. Citra Baru GT.06 R.16 No.4673 Exs KL.No 0185
yang berasal dari desa penuba Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga
4
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-09/S46026-Bob%20Ivan diakses pada tanggal 12
april 2016, Pukul 16.22 WIB
Universitas Internasional Batam
Beny Kurniawan, Penanggulangan Kejahatan Tindak Pidana Pencurian Ikan (Illegal Fishing) di Kepulauan Riau (Studi Kasus
No. 17/pid.susprk/2015/pn.tpg, no 11/pid.sus-Prk/2015/pn.tpg dan no 16/pid.sus-prk/2015/pn.tpg), 2016
UIB Repository (c) 2016
4
menuju perairan Selengseng untuk melakukan penangkapan ikan
menggunakan alat tangkap pukat harimau yang memiliki lebar 2 (dua)
meter, dan hasil tangkapan sebanyak 50 Kg (lima puluh kilogram) dan di
jual kepada penampung yaitu Ahwat, setelah melakukan pembongkaran
kapal KM. Citra Baru GT.06 R.16 No.4673 Exs KL.No.0185 melakukan
perjalanan menuju perairan Selengseng Kabupaten Lingga dan kembali
melakukan penangkapan ikan menggunakan pukat harimau selama dua
hari, sampai hari Sabtu tanggal 15 Agustus 2015 sekitar pukul 06.00 WIB
kapal diberhentikan oleh kapal patroli polisi XXXI.
Pada tanggal 7 November 2015 sekitar pukul 09.00 Abdul Rahman
Alias Emmang Bin Rani selaku nakhoda KM. Gunadi Jaya. Kapal yang
berbendera indonesia ini melakukan penangkapan ikan di perairan Alang
Kabupaten Lingga dan setelah di periksa oleh Kapal Patroli Polisi XXXI32-2001 ternyata kapal KM. Gunadi Jaya tidak dilengkapi dengan Surat
Izin Penangkapan Ikan (selanjutnya disebut sebagai SIPI), ikan hasil
tangkapan berjumlah 20 Kg (dua puluh kilogram) dan terdapat satu set
jaring pukat harimau, Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis
tertarik
melakukan
penelitian
dengan
judul
"PENANGGULAN
KEJAHATAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURI IKAN
(ILEGAL FISHING) DI KEPULAUAN RIAU" (STUDI KASUS NO
17/PID.SUS PRK/2015/PN.TPG, NO 11/PID.SUS-PRK/2015/PN.TPG
DAN NO 16/PID.SUS-PRK/2015/PN.TPG)
Universitas Internasional Batam
Beny Kurniawan, Penanggulangan Kejahatan Tindak Pidana Pencurian Ikan (Illegal Fishing) di Kepulauan Riau (Studi Kasus
No. 17/pid.susprk/2015/pn.tpg, no 11/pid.sus-Prk/2015/pn.tpg dan no 16/pid.sus-prk/2015/pn.tpg), 2016
UIB Repository (c) 2016
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
penerapan
diatas,
maka
terdapat
beberapa
pertimbangan yang menjadi dasar perumusan masalah dalam laporan
skripsi ini. Diantaranya sebagai berikut :
1. Bagaimana
penerapan
sanksi
terhadap
pelaku
kejahatan
pencurian ikan (illegal fishing) diperairan Kepulauan Riau?
2. Bagaimana penanggulangan kejahatan terhadap tindakan pidana
pencurian ikan (illegal fishing) di perairan Kepulauan Riau?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam menyusun laporan skripsi ini adalah
untuk mengungkapkan jawaban atas permasalahan yang diangkat penulis
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis mengenai penerapan hukum
yang akan diterapkan kepada pelaku kejahatan pencurian ikan
(illegal fishing) yang terjadi di Kepulauan Riau.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis mengenai penanggulagan
yang diberikan kepada kejahatan pencurian ikan (illegal fishing)
di Kepulauan Riau.
D. Manfaat Penelitian
Secara operasional, manfaat yang diharapkan dari makalah ini
adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoristis yang
diharapkan adalah pembaca dapat memahami lebih mendalam tentang apa
Universitas Internasional Batam
Beny Kurniawan, Penanggulangan Kejahatan Tindak Pidana Pencurian Ikan (Illegal Fishing) di Kepulauan Riau (Studi Kasus
No. 17/pid.susprk/2015/pn.tpg, no 11/pid.sus-Prk/2015/pn.tpg dan no 16/pid.sus-prk/2015/pn.tpg), 2016
UIB Repository (c) 2016
6
itu artian illegal fishing dalam kesulurahan makna ataupun dalam artian
per kata . Manfaat praktis yang dapat diharapkan dari makalah ini adalah
bagi pembaca, makalah ini dapat menambah pemahaman dan pengetahuan
kepada masyarakat untuk mengetahui pelaksanaan tindak pidana illegal
fishing.
Universitas Internasional Batam
Beny Kurniawan, Penanggulangan Kejahatan Tindak Pidana Pencurian Ikan (Illegal Fishing) di Kepulauan Riau (Studi Kasus
No. 17/pid.susprk/2015/pn.tpg, no 11/pid.sus-Prk/2015/pn.tpg dan no 16/pid.sus-prk/2015/pn.tpg), 2016
UIB Repository (c) 2016
Download