PROSES SOSIAL Proses sosial Gejala perubahan, penyesuaian diri, pembentukan diri yang terjadi masyarakat dengan individu sebagai sebab maupun sebaliknya Sosialisasi Proses yang membantu individu belajar untuk menyesuaikan diri dengan kelompoknya agar dapat mencapai tujuan kelompok Interaksi sosial & struktur sosial mencakup persoalan pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok pada dasarnya disebabkan adanya interaksi sosial. Tonies dan Loomis 1960 : Manusia mempunyai naluri untuk hidup dengan manusia lain yang disebut sebagai gregariousness dimana hubungan positif diantara manusia selalu bersifat gemeinschalf dan gesellschaft gemeinschalf bentuk kehidupan bersama dimana anggotaanggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta langgeng “kekal” Tonies, tiga type gemeinschalf : 1. gemeinschalf by blood, ikatan darah atau keturunan (contoh keluarga dan kekerabatan) 2. gemeinschalf by place, pada masyarakat yang bertempat tinggal berdekatan (contoh RT dan RW) 3. gemeinschalf of mind masyarakat yang mempunyai idiologi yang sama walaupun tempat tinggal berbeda dan tidak ada ikatan darah. Kelompok Gemeinschalf Mekanis Terjadi dengan sendirinya oleh pengaruh-pengaruh pertama atas manusia (ikatan geografis, biogenetis,dan keturunan). Mencapai pada tingkat solidaritas mekanis. Organisatories Funsionalis Terjadi dari kesadaran manusia untuk hidup berkelompok dan integritas terjadi karena disiplin terhadap aturan dan undang-undang yang berlaku dalam kelompok. Kelompok ethnocentis : Kelompok yang memegang teguh normanya dan menjauhkan diri dari kelompok lain untuk menjaga masuknya kebudayaan luar. Hidup terisolasi statis dan menjaga diri dari pengaruh luar. Kelompok exnocentries : Lebih menyenangi kebudayaan luar dari kelompoknya. Keutuhannya ditentukan oleh : 1. Faktor psikologis (rasa takut dicela anggota lainnya, kebutuhan mengikuti kelompok) 2. Faktor sosiologis (norma dalam kelompok , komunikasi dua arah dan kelompok sebagai perwujudan kebutuhan) Bentuk kehidupan berdama ini disebut idealtyous oleh Max Weber, karena dalam kehidupan bentuk tersebut biasanya terdapat dalam campuran saja atau blirgerliche gesellschaft. PEMBENTUKAN KELOMPOK Kelompok sosial atau social groups : Himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama oleh karena adanya saling hubungan untuk mencapai suatu tujuan. kebutuhan psikologis lebih berperan atau lebih menentukan kedinamisan dalam mencapai tujuan kelompok Anderson dan Parker (1964) : “kelompok adalah kesatuan dari dua atau lebih individu yang mengalami interaksi psikologis satu sama lain”. Kelompok terbentuk karena adanya integrasi dari berbagai faktor khususnya dari adanya pembagian tugas, peran dan harapan terhadap pencapaian tujuan. Faktornya : 1. “We Attitude” ataupun perasaan “Sense of Belonging” 2. Perbedaan tugas atau “Diversified Acts“dengan pengontrolan 3. “We Feeling” perasaan “Doing Together” atau “Thinking Together” Fase ideal suatu kelompok : Adanya perbedaan pekerjaan dan dalam kesempatan untuk mencapai tujuan namun masih dalam kondisi integrasi. kerjasama, solidaritas, integrasi dalam perbedaan kesempatan Partisipasi Derajat partisapasi seorang anggota : intensitas lingkup kesediaan kerjasama dalam kelompok Moral kerja suatu kelompok : Derajat totalitas partisipasi dari anggota-anggota kelompok. Integritas (kohesi kelompok) ditentukan oleh : Pola interaksi anggota kelompok dan identifikasi serta derajat identifikasi dari individu dengan kelompoknya. Hubungan yang terjadi dalam pencapaian tujuan akan berjalan dengan baik bila sistem nilai atau norma sebagai standar sikap ataupun perilaku dapat dilaksanakan dengan baik. Norma tuntutan dari anggota atau demended quality sebagai kualitas yang dituntut sebagai way of life dari suatu kelompok Pendekatan Teori Kelompok Anderson dan Parker, klasifikasi kelompok : 1. Kesatuan ekologi, kelompok terjadi karena adanya ikatan ekologi secara kebetulan dan terintregasi sebagai akibat dari adanya hubungan ekonomi dan sosial bersama. 2. Terbentuknya kelompok berdasarkan dorongan naluriah yang bertemu dalam lingkungan yang sama, mengadakan komunikasi saling mempengaruhi secara psikologis. 3. Lembaga-lembaga masyarakat sebagai alat untuk mencapai tujuan, karena lembaga bertugas sebagai pengawas proses dan prosedur dalam masyarakat untuk berperilaku. 4. Himpunan ataupun bentuk kolektivitas manusia dengan interaksi psikologis Charles Cooley (1909) dalam surjono (1977) : Primary group : Ditemukan dalam masyarakat agraris, hubungan erat dengan komunikasi intensif tatap mukan, dan ikatan psikologis erat. Secondary group : Kelompok yang mempunyai hubungan lebih renggang dan hubungan resmi, adanya unsur obyektif. Gitter ( 1952) : Kelompok resmi (formal), mempunyai peraturan yang tegas, dan dengan sengaja dibentuk agar dapat mengatur hubungan dalam mencapai tujuan. Kelompok ini mempunyai struktur , hirarkis, pembagian tugas, loyal kepada peraturan yang tertulis Kelompok tidak resmi (non formal), tidak mempunyai struktur, terbentuk karena adanya pertemuan yang berulang kali yang menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama. Kelompok non formal loyal terhadap sesama anggota , peraturan tidak tertulis, hubungan dilakukan dengan komunikasi interpersonal. Merton (1959) Membership group : Merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok. 1. Nominal group members anggota masih berinteraksi dengan kelompok walaupun sangat jarang 2. Peripheral group members interaksi anggota sudah tidak terlihat lagi. Reference group : Laswell, Kaplan dan Friedrich (1969), Ditinjau dari segi kepentingan individu : 1. Kelompok berkepentingan / interest groups, yang menitik beratkan realisasi dari tujuan bersama tanpa mempermasalahkan loyalitasnya kepada kelompok. 2. Kelompok berkepentingan khusus / spcial interst groups, disini kepentingan menjadi target utama untuk dicapai. Sehingga kepentingan umumpun dapat dikorbankan demi realisasi kepentingan kelompok. 3. Kelompok berkepentingan umum general interest groups, merupakan kelompok yang berusaha untuk mewujudkan kepentingan kelompok dan kepentingan umum. Mac Iver dan Page (1985) Kelompok didasarkan atas hubungan antar manusia dan membagi kelompok sebagai berikut : 1. Kelompok yang didasarkan atas territorial 2. Didasaarkan atas kepentingan bersama dengan pengorganisasian 3. Didasarkan atas kepentingan bersama dengan pengorganisasian, misalnya: kelompok karyawan, tani dan sebagainya Selo Soemardjan (1969) : Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Mac Iver dan Page (1969) : Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, wewenang, kerja sama antara berbagai kelompok dan pengelompokan serta adanya pengendalian sosial Masyarakat jalinan hubungan sosial yang selalu berubah Individu yang memikirkan kebutuhan kelompok (groupistic thinking) Pembentuk Kelompok M a s y a r a k a t Individu yang memikirkan kebutuhan pribadi (particularistic thinking) Pembentuk Kelompok SISTEMATIKA KELOMPOK DALAM STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT (Mac Iver 1959) Katagori • Kesatuan Wilayah Tipe Kriteria • Kepentingan tempat • Community • Suku • Bangsa tinggal • Daerah • Kepentingan • Kelas • kasta • Kemampuan untuk yang ama • Entis • Elite berpindah dari satu tanpa kelompok ke • Ras • Warna kulit organisasi yang kelompok lain • Perbedaan dalam tetap kedudukan • Kesatuan atas • Primary • Keluarga • Kepentingan terbatas kepentingan group • Klub • Organisasi formal • Organisasi • Negara yang sama • Gereja besar • Persatuan buruh DINAMIKA KELOMPOK Penilaian pencapaian dari tujuan kelompok Proses Interaksi Kelompok mengikuti suatu struktur tertentu Tujuan Kelompok Dan Tujuan Pribadi Faktor Utama 1. Anggota atau individu dan pemimppin kelompok. 2. Adanya interaksi antar manusia dalam melakukan tugas. 3. Interaksi yang berlaku dapat diterangkan dan diukur menurut suatu struktur. 4. Tujuan kelompok dan, 5. Tujuan pribadi dari anggota kelompok. Anatomi Kelompok 1. Tujuan kelompok, pencapaian kegiatan kelompok, ditentukan tujuan pribadi dalam kelompok. Bila searah efektif dan efisien. 2. Struktur kelompok, pengaturan diri dalam pencapaian tujuan. 3. Fungsi dan tugas, yang dikerjakan para pelaku dalam kelompok dalam pencapaian tujuan. 4. Pembinaan kelompok, usaha untuk meningkatkan partisipasi anggota. Terutama menambah anggota baru bagian dari pembinaan. 5. Kesatuan kelompok, rasa keterikatan antar anggota dan saling mempercayai/menghargai. 6. Atmosfir kelompok, kebebasan anggota berpartisipasi sehingga timbul suasana untuk dinamika dari kelompok. 7. Tekanan pada kelompok, hal yang menimbulkan ketegangan untuk menumbuhkan kedinamisan baik dari luar dan dari dalam kelompok. 8. Efektifitas kelompok, mempunyai pengaruh timbal balik dengan dinamika kelompok. Kelompok yang efektif akan mengikuti kedinamisan dari kelompok. “produktifitas diukur dari keberhasilan mencapai tujuan, moral dilihat dari motivasi dan sikap para anggota, dan efektifitas dapat dari sisi produktifitas, moral, dan sikap anggota. Kehidupan Kelompok Berdasarkan Proses Pelaksanaan Fungsi Dan Peran Yang Telah Ditetapkan 1. Hubungan antar peran, setiap anggota kelompok mempunyai peran melekat dalam menjalankan tugas dan aktifitasnya. Hubungan antar peran haruslah dipahami oleh masing-masing pihak. 2. Komunikasi, perlu diperhatikan ketepatan waktu dan pemahaman makna dari pesan yang disampaikan. 3. Pengawasan, sebagai control terhadap pelaksanaan tugas dan peran dari anggota. 4. Koordinasi, proses dalam menjaga pelaksanaan tugas dan peran untuk menghindari tumpang tindih fungsi dan peran dalam kelompok. 5. Sosialisai, proses belajar anggota baru untuk kehidupan dalam kelompok agar dapat melaksanakan fungsi secara baik. 6. Pembinaan anggota, usaha untuk meningkatkan kemampuan anggota dalam melaksanakan tugas dan perannya dengan pendidikan formal atau informal. 7. Hubungan dengan kelompok lain, proses ini dilakukan agar terdapat nilai tambah dari hasil hubungan dengan kelompok lain. KELOMPOK TANI NELAYAN Peran dan Fungsi : Sebagai kelas belajar, unit produksi usaha tani nelayan dan wahana kerjasama antar anggota kelompok dan pihak lain. KEPMENTAN No. 881/kpts/OT.210/12/1988 dan SK Sekretariat BP Bimas No. 22/SK/SEK/BPB/V/1990 : Arti Kelompok Tani Dan Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Tingkat Kemampuan Kelompok Tani “Kelompok tani adalah sekumpulan petani yang terikat secara non formal atas dasar keserasian, kesempatan kondisi lingkungan sosial, ekonomi dan sumber daya, keakraban, kepentingan bersama, saling percaya dan mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama” Semakin besar suatu kelompok tani, maka semakin kecil adanya kegiatan kolektif dalam bentuk partisipasi, namun kemungkinan terjadinya free rider akan semakin besar Tujuan Penilaian Kelompok Tani 1. Tumbuh dan berkembangnya rasa bangga petani atas eksitensi dan prestasi kelompok tani sebagai piranti belajar, kerjasama usaha tani dan penghubung dengan agribisnis dalam meningkatkan produktifitas dan pendapatan. 2. Tumbuh dan berkembangnya dinamika kelompok tani dalam berorganisasi untuk memanfaatkan peluang ekonomi. 3. Terbinanya metode binaan dan bimbingan serta pelayanan yang sesuai dengan tingkat kemampuan kelompok tani. Aspek Penilaian Kelompok (10 Jurus Kemampuan) dan Bobot Nilainya 1. Kemampuan mencari, menyampaikan, memanfaatkan dan meneruskaninformasi jurus informasi skor = 50 2. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktifitas usaha tani memanfaatkan sumber daya alam secara optimal jurus rencana skor = 200 3. Kemampuan kerjasama kelompok dalam melaksanakan rencana secara konsisten jurus kerjasama, skor = 200 4. Kemampuan mengadakan dan mengembangkan fasilitas sarana kerja yang diperlukan kelompok jurus pengembangan fasilitas, skor = 100 5. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian, dengan pihak lain jurus ketaatan terhadap perjanjian, skor = 50 Aspek Penilaian Kelompok (10 Jurus Kemampuan) dan Bobot Nilainya 6. Kemampuan pemupukan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional jurus pemupukan modal, skor = 100 7. Kemampuan mengatasi keadaan darurat jurus mengatasi keadaan daurat, skor = 50 8. Pengembangan kader kepemimpinan dan keahlian dari anggota kelompok untuk melaksanakan tugas khusus jurus pengembangan kader, skor = 50 9. Hubungan yang melembaga antar kelompok tani dan KUD jurus hubungan kerja KUD, skor = 100 10. Tingkat produktifitas dari usaha tani para anggota jurus produktivitas, skor = 100 Katagori kelompok 1. Kelompok Pemula skor 0 – 250 2. Kelompok Lanjut skor 250 – 500 3. Kelompok Madya skor 501 – 750 4. Kelompok Utama skor 751 – 1000 Dalam penilaian hendaknya dapat diketahui jurus-jurus kemampuan yang masih lemah dan perlu ditingkatkan Peningkatan kemampuan diselenggarakan berdasarkan suatu perencanaan dan mencari alternatif yang paling efektif dan sesuai dengan kondisi yang ada. Perencanaan dan pelaksanaan diselenggarakan melalui suatu kegiatan Penyuluh Lapangan secara Kontinyu