Unduh

advertisement
WIDYASARI PUTRI
REANOVILLA
DESSY

Kebidanan berasal dari kata bidan yang
artinya adalah seseorang yang telah
mengikuti pendidikan tersebut dan lulus
serta terdaftar atau mendapat ijin
melakukan praktek kebidanan.

Ketuban pecah dini adalah bocornya
amnion sebelum mulainya persalinan,
terjadi pada kira – kira 7 sampai 12
persen kehamilan. Paling sering, ketuban
pecah pada atau mendekati saat
persalinan ; persalinan terjadi secara
spontan dalam beberapa jam.
PERAN BIDAN
Peran Bidan yg Diharapkan;
 1. Sebagai pelaksana
 2. Peran sebagai pengelola
 3. Peran sebagai pendidik
 4. Peran sebagai peneliti

FUNGSI BIDAN
1. Fungsi Pelaksana
2. Fungsi Pengelola
3. Fungsi Pendidik
4. Fungsi Peneliti
TANDA DAN GEJALA
• Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban
merembes melalui vagina. Aroma air ketuban
berbau manis dan tidak seperti bau amoniak,
mungkin cairan tersebut masih merembes atau
menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna
darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering
karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila
Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah
terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau
“menyumbat” kebocoran untuk sementara.
PENYEBAB KETUBAN PECAH DINI
Beberapa faktor risiko dari KPD :
Inkompetensi serviks (leher rahim)
Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)
Riwayat KPD sebelumya
Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
Kehamilan kembar
Trauma
Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada
usia kehamilan 23 minggu
 Infeksi pada kehamilan seperti bakterial
vaginosis









Pemeriksaan secara langsung cairan yang merembes
tersebut dapat dilakukan dengan kertas nitrazine,
kertas ini mengukur pH (asam-basa). pH normal dari
vagina adalah 4-4,7 sedangkan pH cairan ketuban
adalah 7,1-7,3. Tes tersebut dapat memiliki hasil positif
yang salah apabila terdapat keterlibatan trikomonas,
darah, semen, lendir leher rahim, dan air seni.
Pemeriksaan melalui ultrasonografi (USG) dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi jumlah air ketuban
yang terdapat di dalam rahim.
KOMPLIKASI KPD

Komplikasi paling sering terjadi pada KPD
sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah
sindrom distress pernapasan, yang terjadi
pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi
meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu
hamil dengan KPD prematur sebaiknya
dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya
korioamnionitis (radang pada korion dan
amnion). Selain itu kejadian prolaps atau
keluarnya tali pusar dapat terjadi pada
KPD.
 Risiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada
KPD preterm. Hipoplasia paru merupakan komplikasi
fatal yang terjadi pada KPD preterm. Kejadiannya
mencapai hampir 100% apabila KPD preterm ini
terjadi pada usia kehamilan kurang dari 23 minggu.
PENANGANAN KETUBAN PECAH
DIRUMAH





Apabila terdapat rembesan atau aliran cairan dari
vagina, segera hubungi dokter atau petugas
kesehatan dan bersiaplah untuk ke Rumah Sakit
Gunakan pembalut wanita (jangan tampon) untuk
penyerapan air yang keluar
Daerah vagina sebaiknya sebersih mungkin untuk
mencegah infeksi, jangan berhubungan seksual atau
mandi berendam
Selalu membersihkan dari arah depan ke belakang
untuk menghindari infeksi dari dubur
Jangan coba melakukan pemeriksaan dalam sendiri
TERAPI
• a. Pasien yang sedang dalam persalinan
Tidak ada usaha yang dapat dilakukan untuk
menghentikan proses persalinan dan
memperlama kehamilan jika sudah ada his yang
teratur dan pada pemeriksaan dalam didapatkan
pendataran servix 100 % dan dilatasi servix lebih
dari 4 cm. Penggunaan tokolitik tidak efektif dan
akan mengakibatkan oedem pulmo.
LANJUTAN;
• b. Pasien dengan paru-paru janin yang matur
Maturitas paru janin dapat diketahui dari rasio
lesitin-spingomielin, phosphatidylglycerol dan
rasio albumin-surfaktan. Maturitas paru janin
diperlukan untuk amniosintesis pada evaluasi
awal pasien dengan ketuban pecah dini.
LANJUTAN;
• c. Pasien dengan cacat janin
Terapi konservatif dengan risiko infeksi pada ibu
tidak perlu dilakukan bila janin mempunyai
kalainan yang membahayakan. Namun pada
janin dengan kelainan yang tidak
membahayakan harus diperlakukan sebagai
janin normal, namun input yang tepat
merupakan terapi yang sangat penting.
LANJUTAN;
• d. Pasien dengan fetal distress
Kompresi tali pusat dan prolps tali pusat merupakan
komplikasi tersering ketuban pecah dini, terutama
padapresentasi bokong yang tidak maju (engaged),
letak lintang dan oligohidramnion berat. Jika DJJ
menunjukkan pola deselerasi sedang atau berat
maka pasien harus cepat diterminasi. Jika janin
dalam presentasi belakang kepala, maka dapat
dilakukan amnioinfusion, induksi dan dapat
dilakukan persalinan pervaginam. Namun bila janin
tidak dalam presentasi kepala maka terapi yang
dapat dilakukan adalh section cesaria.
LANJUTAN;
• e. Pasien dengan infeksi
Pasien dengan chorioamnionitis harus
dilakukan induksi bila tidak ada kontraindikasi
untuk dilakukan persalinan pervaginam dan bila
belum dalam persalinan. Bila ada kontraindikasi
untuk persalinan pervaginam, maka dilakukan
section cesaria setelah pemberian antibiotic
yang dimaksudkan untuk menurunkan
komplikasi pada ibu dan janin.
PENCEGAHAN
 Beberapa pencegahan dapat dilakukan
namun belum ada yang terbukti cukup
efektif. Mengurangi aktivitas atau istirahat
pada akhir triwulan kedua atau awal
triwulan ketiga dianjurkan.
WASSALAMUALAIKUM WR WB
WIDYASARI PUTRI
REANOVILLA DESSY
PRODI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SEMARANG
TERIMAKASIH
Download