pedoman pelaporan keberlanjutan

advertisement
1
1. CHAPTER
PEDOMAN
PELAPORAN
KEBERLANJUTAN
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
4
2. CARA MENGGUNAKAN PANDUAN PENERAPAN
6
3. PRINSIP-PRINSIP PELAPORAN
8
3.1 Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan 9
3.2 Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan 13
4. PENGUNGKAPAN STANDAR
18
4.1 Pengungkapan Standar Umum
22
Strategi dan Analisis
23
Profil Organisasi
25
Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi
31
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
43
Profil Laporan
45
Tata Kelola
52
Etika dan Integritas
60
4.2 Pengungkapan Standar Khusus
62
Panduan untuk Pengungkapan Pendekatan Manajemen 63
Panduan untuk Indikator dan Pengungkapan
Spesifik-Aspek mengenai Pendekatan Manajemen 66
• Kategori: Ekonomi 67
• Kategori: Lingkungan
84
• Kategori: Sosial
142
– Sub-Kategori: Praktik Ketenagakerjaan dan
Kenyamanan Bekerja 143
– Sub-Kategori: Hak Asasi Manusia
173
– Sub-Kategori: Masyarakat
198
– Sub-Kategori: Tanggung Jawab atas Produk 221
5. REFERENSI
237
6. DAFTAR ISTILAH
244
7. CATATAN PELAPORAN UMUM
257
8. PENGEMBANGAN KONTEN PEDOMAN G4
260
3
1. CHAPTER
PEDOMAN
PELAPORAN
KEBERLANJUTAN
SECTION 1
BAGIAN
1
PAGE xyz-xyz
4
1
PENDAHULUAN
Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI (Pedoman)
menyediakan Prinsip-prinsip Pelaporan, Pengungkapan
Standar, dan Panduan Penerapan untuk penyusunan laporan
keberlanjutan oleh organisasi, apa pun ukuran, sektor, atau
lokasinya.
Pedoman ini juga menyediakan referensi internasional untuk
semua pihak yang terlibat dengan pengungkapan pendekatan
tata kelola serta kinerja dan dampakI lingkungan, sosial, dan
ekonomiII organisasi. Pedoman ini berguna untuk menyiapkan
berbagai jenis dokumen yang memerlukan pengungkapan
tersebut.
Pedoman disajikan dalam dua bagian:
ŸŸ Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar
ŸŸ Panduan Penerapan
Bagian pertama – Prinsip-prinsip Pelaporan dan
Pengungkapan Standar – berisi Prinsip-prinsip Pelaporan,
Pengungkapan Standar, dan kriteria yang akan diterapkan
oleh organisasi untuk menyiapkan laporan keberlanjutan
‘sesuai’ dengan Pedoman. Definisi istilah-istilah penting juga
disertakan.
Bagian kedua – Panduan Penerapan – berisi penjelasan
mengenai cara menerapkan Prinsip-prinsip Pelaporan, cara
menyiapkan informasi yang akan diungkapkan, dan cara
menginterpretasikan berbagai konsep dalam Pedoman.
Referensi ke sumber lain, daftar istilah, dan catatan pelaporan
umum juga disertakan.
Organisasi harus mengikuti Panduan Penerapan saat
menyiapkan laporan keberlanjutan.
I. D
alam Pedoman ini, kecuali dinyatakan sebaliknya, istilah ‘dampak’
merujuk pada dampak terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial yang
signifikan yang bersifat: positif, negatif, aktual, potensial, langsung,
tidak langsung, jangka pendek, jangka panjang, direncanakan, tidak
direncanakan.
II. Dimensi keberlanjutan ekonomi terkait dengan dampak organisasi
terhadap keadaan ekonomi dari para pemangku kepentingannya, dan
terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Hal ini
tidak berfokus pada kondisi keuangan organisasi.
PEDOMAN
PELAPORAN
KEBERLANJUTAN
BAGIAN 2
6
2
CARA
MENGGUNAKAN
PANDUAN
PENERAPAN
Panduan Penerapan memberikan informasi berharga
tentang:
ŸŸ Cara memahami, menginterpretasikan, dan menerapkan
konsep-konsep yang disebutkan dalam Prinsip-prinsip
Pelaporan dan Pengungkapan Standar
ŸŸ Cara memilih dan menyiapkan informasi yang akan
diungkap dalam laporan akhir; referensi yang berguna
dalam menyiapkan laporan
ŸŸ Cara menerapkan Prinsip-prinsip Pelaporan
ŸŸ Cara mengidentifikasi Aspek Material dan Boundary
ŸŸ Cara konten GRI membantu melaporkan penerapan
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(OECD), Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional,
2011 dan ‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact PBB, 2000 oleh
organisasi.
Dalam dokumen ini, Panduan Penerapan, nomor halaman
yang merujuk ke Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan
Standar atau Panduan Penerapan telah ditunjukkan dengan
jelas.
Bagian berikut dapat ditemukan dalam Panduan Penerapan ini:
3. Prinsip-prinsip Pelaporan
4. Pengungkapan Standar, dibagi sebagai berikut:
4.1 Pengungkapan Standar Umum
–– Strategi dan Analisis
–– Profil Organisasi
–– Aspek Material dan Boundary
–– Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
–– Profil Laporan
–– Tata Kelola
–– Etika dan Integritas
4.2 Pengungkapan Standar Khusus
–– Panduan untuk Pengungkapan Pendekatan
Manajemen
–– Panduan untuk Indikator dan Pengungkapan SpesifikAspek mengenai Pendekatan Manajemen
5. Referensi
Daftar lengkap referensi dapat ditemukan di Panduan
Penerapan hlm. 237-242.
Semua definisi dapat ditemukan dalam Daftar Istilah di
Panduan Penerapan hlm. 244-254.
6. Daftar Istilah
7. Catatan Pelaporan Umum
8. Pengembangan Konten Pedoman G4
Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini:
Dalam dokumen ini, ada definisi yang digarisbawahi.
Mengeklik definisi yang digarisbawahi tersebut akan
mengarahkan pengguna ke halaman tempat definisi yang
relevan berada dalam Daftar Istilah. Untuk kembali ke halaman
sebelumnya, klik “alt” + panah kiri.
PEDOMAN
PELAPORAN
KEBERLANJUTAN
BAGIAN 3
8
3
PRINSIP-PRINSIP
PELAPORAN
Prinsip Pelaporan berperan penting untuk mencapai
transparansi pelaporan keberlanjutan dan oleh karenanya
harus diterapkan oleh semua organisasi ketika menyusun
laporan keberlanjutan. Panduan Penerapan menjelaskan
proses wajib yang harus diikutioleh sebuah organisasi dalam
pengambilan keputusan agar sesuai dengan Prinsip-prinsip
Pelaporan.
Prinsip-prinsip tersebut dibagi menjadi dua kelompok: Prinsipprinsip untuk Menentukan Konten Laporan dan Prinsip-prinsip
untuk Menentukan Kualitas Laporan.
Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan
menjelaskan proses yang harus diterapkan untuk
mengidentifikasi apa konten laporan yang harus dibahas
dengan mempertimbangkan aktivitas, dampak, dan harapan
serta kepentingan yang substantif dari para pemangku
kepentingannya.
Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan
memberikan arahan berupa pilihan-pilihan untuk memastikan
kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, termasuk
penyajiannya yang tepat. Kualitas informasi adalah hal yang
penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan
dapat membuat asesmen kinerja yang masuk akal, serta
mengambil tindakan yang tepat.
Setiap Prinsip terdiri dari definisi, penjelasan mengenai cara
menerapkan Prinsip dan pengujian. Pengujian dimaksudkan
sebagai alat untuk mendiagnosis diri, bukan sebagai
pengungkapan khusus untuk dilaporkan.
9
BAGIAN 3
3.1 PRINSIP-PRINSIP UNTUK MENENTUKAN KONTEN LAPORAN
Prinsip-prinsip ini dirancang untuk digunakan secara bersamaan guna menentukan konten laporan. Penerapan semua prinsipprinsip tersebut secara bersama-sama dijelaskan dalam Panduan G4-18 di hlm. 31-40 dalam Panduan Penerapan.
PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN
Prinsip: Organisasi harus mengidentifikasi para pemangku kepentingannya, dan menjelaskan bagaimana organisasi telah
menanggapi harapan dan kepentingan wajar dari mereka.
PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Pemangku Kepentingan didefinisikan sebagai entitas atau
individu yang dengan sewajarnya diperkirakan secara
signifikan dapat terpengaruh oleh kegiatan, produk, dan
jasa organisasi; serta yang tindakannya dengan sewajarnya
diharapkan dapat memengaruhi kemampuan organisasi
untuk berhasil menerapkan strategi dan mencapai tujuannya.
Hal ini juga termasuk entitas atau individu yang hak-haknya,
berdasarkan hukum atau konvensi internasional, memfasilitasi
mereka dengan klaim yang sah sehubungan dengan
organisasi.
Pemangku Kepentingan dapat mencakup siapa saja yang
diberdayakan dalam organisasi (seperti karyawan, pemegang
saham, pemasok) serta siapa saja yang memiliki hubungan lain
dengan organisasi (seperti kelompok rentan dalam masyarakat
lokal, masyarakat sipil).
Harapan yang wajar dan kepentingan dari pemangku
kepentingan merupakan titik acuan utama bagi banyak
keputusan dalam persiapan laporan. Namun, tidak semua
pemangku kepentingan organisasi akan menggunakan
laporan tersebut. Hal ini menghadirkan tantangan dalam
menyeimbangkan kepentingan tertentu dan harapan para
pemangku kepentingan yang cukup dapat diharapkan untuk
menggunakan laporan dengan harapan akuntabilitas yang
lebih luas kepada semua pemangku kepentingan.
Untuk beberapa keputusan, seperti Cakupan atau Aspek
Boundary laporan, organisasi dapat mempertimbangkan
harapan yang wajar dan kepentingan berbagai tingkatan
pemangku kepentingan. Mungkin terdapat, misalnya,
pemangku kepentingan yang tidak mampu menjelaskan
pendapat mereka dalam laporan dan yang permasalahannya
disampaikan melalui perwakilan. Mungkin juga ada
terdapat pemangku kepentingan yang memilih untuk
tidak memberikan pendapat dalam laporan karena mereka
bergantung pada sarana komunikasi dan keterlibatan yang
berbeda.
Harapan yang wajar dan kepentingan para pemangku
kepentingan tersebut tetap harus diakui dalam keputusan
tentang konten laporan. Namun, keputusan lainnya, seperti
tingkatan detail yang diperlukan yang akan berguna bagi
para pemangku kepentingan, atau harapan dari pemangku
kepentingan yang berbeda tentang hal yang diperlukan untuk
mencapai kejelasan, mungkin akan memerlukan penekanan
yang lebih terhadap mereka yang cukup dapat diharapkan
untuk menggunakan laporan tersebut. Sangat penting untuk
mendokumentasikan proses dan pendekatan yang diterapkan
dalam membuat keputusan tersebut.
Proses hubungan dengan pemangku kepentingan dapat
berfungsi sebagai alat untuk memahami harapan yang wajar
dan kepentingan para pemangku kepentingan. Organisasi
biasanya mengadakan berbagai jenis hubungan dengan
pemangku kepentingan sebagai bagian dari kegiatan
rutinnya, yang dapat memberikan masukan berguna untuk
keputusan dalam pelaporan. Hal ini dapat mencakup,
misalnya, hubungan dengan pemangku kepentingan
untuk tujuan memenuhi standar pengakuan internasional
atau menginformasikan proses organisasi atau bisnis yang
sedang berjalan. Selain itu, hubungan dengan pemangku
kepentingan juga dapat diterapkan, khususnya untuk
menginformasikan proses persiapan laporan. Organisasi juga
dapat menggunakan sarana lain seperti media, komunitas
ilmuwan, atau kegiatan kolaborasi dengan rekan kerja dan
pemangku kepentingan. Sarana-sarana tersebut membantu
organisasi untuk lebih memahami harapan yang wajar dan
kepentingan para pemangku kepentingan.
10
BAGIAN 3
Bila proses hubungan dengan pemangku kepentingan
digunakan untuk tujuan pelaporan, hal ini harus didasarkan
pada pendekatan, metodologi, atau prinsip yang sistematis
atau yang dapat diterima secara umum. Keseluruhan
pendekatan harus cukup efektif untuk memastikan bahwa
kebutuhan informasi pemangku kepentingan telah dipahami
dengan benar.
Proses hubungan dengan pemangku kepentingan harus dapat
mengidentifikasi masukan langsung serta harapan masyarakat
yang dibangun dengan cara yang sah. Organisasi mungkin
menghadapi perbedaan pendapat atau perbedaan harapan di
antara pemangku kepentingan dan harus mampu menjelaskan
cara menengahinya guna mencapai keputusan pelaporan.
Agar laporan terjamin, proses hubungan dengan pemangku
kepentingan harus didokumentasikan. Organisasi
mendokumentasikan pendekatan yang dipilih untuk
menentukan pemangku kepentingan yang terlibat,
bagaimana dan kapan mereka dilibatkan, serta bagaimana
hubungan tersebut telah memengaruhi konten laporan dan
kegiatan keberlanjutan organisasi.
Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi dan terlibat dengan
pemangku kepentingan cenderung menghasilkan laporan
yang tidak tepat, dan oleh karenanya laporan menjadi
tidak dapat dipercaya bagi semua pemangku kepentingan.
Sebaliknya, hubungan dengan pemangku kepentingan yang
sistematis meningkatkan penerimaan pemangku kepentingan
dan kegunaan laporan. Pelaksanaan yang tepat, cenderung
menghasilkan pembelajaran berkelanjutan di dalam organisasi
dan oleh pihak luar, serta meningkatkan akuntabilitas dengan
berbagai pemangku kepentingan. Akuntabilitas memperkuat
kepercayaan di antara organisasi dan pemangku kepentingan.
Kepercayaan, pada gilirannya, membentengi kredibilitas
laporan.
Pengujian:
ŸŸ Organisasi dapat menggambarkan para pemangku
kepentingan yang mana organisasi bertanggung jawab
kepadanya
ŸŸ Konten laporan yang mengacu pada hasil proses hubungan
dengan pemangku kepentingan digunakan oleh organisasi
dalam kegiatan yang sedang berjalan, dan seperti yang
dipersyaratkan oleh rerangka hukum dan kelembagaan
tempat organisasi beroperasi
ŸŸ Konten laporan yang mengacu pada hasil dari setiap proses
hubungan dengan pemangku kepentingan dilakukan
khusus untuk laporan
ŸŸ Proses hubungan dengan pemangku kepentingan yang
menginformasikan keputusan tentang laporan sejalan
dengan Cakupan dan Aspek Boundary
KONTEKS KEBERLANJUTAN
Prinsip: Laporan harus menyajikan kinerja organisasi dalam konteks keberlanjutan yang lebih luas.
PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Informasi mengenai kinerja harus disertakan sesuai konteks.
Pertanyaan yang mendasari pelaporan keberlanjutan adalah
bagaimana sebuah organisasi berkontribusi, atau bertujuan
untuk memberikan kontribusi di masa mendatang, terhadap
peningkatan atau penurunan kondisi, pengembangan,
dan tren ekonomi, lingkungan, serta sosial di tingkat
lokal, regional, atau global. Hanya melaporkan tentang
kecenderungan dalam kinerja individual (atau efisiensi
organisasi) tidak dapat menjawab pertanyaan mendasar ini.
Oleh karena itu, laporan harus berupaya untuk menyajikan
kinerja dalam kaitannya dengan konsep keberlanjutan yang
lebih luas. Hal ini termasuk mengenai pembahasan kinerja
organisasi dalam konteks keterbatasan-keterbatasan dan
permintaan yang terletak pada sumber daya lingkungan
atau sosial di tingkat sektor, lokal, regional, maupun global.
Misalnya, ini bisa berarti bahwa selain pelaporan pada tren
dalam eko-efisiensi, organisasi juga harus menyajikan masalah
polusi yang nyata terkait dengan kapasitas ekosistem regional
untuk menyerap polusi.
Konsep ini paling sering disampaikan dengan jelas pada ranah
lingkungan dalam hal batas global penggunaan sumber
daya dan tingkat polusi. Namun, hal ini mungkin juga relevan
sehubungan dengan tujuan sosial dan ekonomi seperti
sasaran pembangunan sosial-ekonomi dan berkelanjutan
nasional atau internasional. Sebagai contoh, sebuah organisasi
dapat melaporkan tingkat upah karyawan dan manfaat sosial
terkait dengan tingkat pendapatan minimum dan ratarata nasional, dan kapasitas jaring pengaman sosial untuk
menyerap orang miskin atau orang yang dekat dengan garis
kemiskinan.
11
BAGIAN 3
Organisasi yang beroperasi di berbagai lokasi, ukuran, dan
sektor harus memikirkan cara terbaik untuk membingkai
kinerja organisasi secara keseluruhan dalam konteks
keberlanjutan yang lebih luas. Untuk melakukan hal ini,
topik atau faktor yang mendorong dampak global (seperti
perubahan iklim) dan yang lebih memiliki dampak bersifat
regional atau lokal (seperti pembangunan masyarakat)
harus dipisahkan. Bila melaporkan tentang topik yang
memiliki dampak lokal positif atau negatif, wawasan tentang
bagaimana organisasi memengaruhi masyarakat di lokasi yang
berbeda harus disertakan. Demikian pula dengan tren atau
pola dampak di berbagai operasi harus dipisahkan dengan
pengontekstualisasian lokasi kinerja menurut lokasi.
Keberlanjutan dan strategi bisnis organisasi itu sendiri
memberikan konteks untuk membahas kinerja. Hubungan
antara keberlanjutan dan strategi organisasi harus diperjelas,
sebagaimana konteks dalam kinerja dilaporkan.
Pengujian:
ŸŸ Organisasi menunjukkan pemahamannya tentang
pembangunan berkelanjutan dan mengacu pada informasi
yang obyektif dan tersedia serta langkah-langkah
pembangunan berkelanjutan untuk topik-topik yang
dicakup dalam laporan
ŸŸ Organisasi menunjukkan kinerjanya dengan mengacu pada
kondisi pembangunan berkelanjutan dan sasaran yang
lebih luas, sebagaimana tercermin dalam publikasi-publikasi
sektoral, lokal, regional, maupun global yang diakui
ŸŸ Organisasi menunjukkan kinerjanya dalam upaya untuk
menyampaikan besarnya dampak dan kontribusi dalam
konteks geografi yang sesuai
ŸŸ Laporan menggambarkan bagaimana topik keberlanjutan
terkait dengan strategi, risiko, dan peluang, termasuk topik
rantai pasokan jangka panjang organisasi
MATERIALITAS
Principle: Laporan harus mencakup Aspek yang:
Ÿ Mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan dari organisasi; atau
Ÿ Secara substantial memengaruhi asesmen dan keputusan pemangku kepentingan
PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Organisasi dihadapkan dengan beragam topik yang dapat
mereka laporkan. Topik-topik yang relevan adalah yang secara
wajar dapat dianggap penting untuk mencerminkan dampak
ekonomi, lingkungan dan sosial organisasi atau memengaruhi
keputusan pemangku kepentingan, dan oleh karena itu, sudah
seharusnya berpotensi pantas disertakan dalam laporan.
Materialitas adalah ambang batas di mana Aspek menjadi
cukup penting untuk dilaporkan. Di luar ambang ini, tidak
semua Aspek Material sama pentingnya dan penekanan
dalam laporan harus mencerminkan prioritas relatif dari Aspek
Material tersebut.
Dalam pelaporan keuangan, materialitas umumnya dianggap
sebagai ambang dalam memengaruhi keputusan ekonomi
dari pengguna laporan keuangan organisasi, khususnya
para investor. Konsep ambang juga berperan penting dalam
pelaporan keberlanjutan, tetapi berkaitan dengan berbagai
macam dampak dan pemangku kepentingan. Materialitas untuk
pelaporan keberlanjutan tidak hanya terbatas pada Aspek yang
memiliki dampak keuangan yang signifikan pada organisasi.
Menentukan materialitas untuk laporan keberlanjutan juga
termasuk mempertimbangkan dampak ekonomi, lingkungan,
dan sosial yang melewati ambang dalam memengaruhi
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Aspek
Material tersebut seringkali memiliki dampak finansial jangka
pendek atau jangka panjang yang signifikan pada organisasi.
Oleh karena itu Aspek juga relevan bagi para pemangku
kepentingan yang sangat berfokus pada kondisi keuangan
organisasi.
Kombinasi faktor internal dan eksternal harus digunakan
untuk menentukan apakah sebuah Aspek bersifat penting,
termasuk faktor-faktor seperti keseluruhan misi dan strategi
bersaing organisasi, kekhawatiran yang disampaikan langsung
oleh para pemangku kepentingan, harapan sosial yang lebih
luas, dan pengaruh organisasi di entitas hulu (seperti rantai
pasokan) dan hilir (seperti pelanggan). Asesmen materialitas
juga harus memperhitungkan harapan dasar yang disebutkan
dalam standar internasional dan perjanjian dengan organisasi
yang diharapkan dapat dipatuhi.
12
BAGIAN 3
Laporan harus menekankan informasi mengenai kinerja yang
terkait dengan Aspek yang bersifat paling material. Topik
relevan lainnya dapat disertakan, namun tidak dalam porsi yang
besar. Proses penentuan prioritas relatif Aspek harus dijelaskan.
Selain memandu pemilihan Aspek yang akan dimasukkan
ke dalam laporan, Prinsip Materialitas juga diterapkan pada
penggunaan Indikator.
Saat mengungkapkan data kinerja, terdapat berbagai
tingkatan kelengkapan dan detail yang dapat diberikan
dalam laporan. Secara keseluruhan, keputusan mengenai cara
untuk melaporkan data harus berpedoman pada pentingnya
informasi untuk menilai kinerja organisasi dan memfasilitasi
perbandingan yang sesuai.
Pelaporan mengenai Aspek Material mungkin melibatkan
data informasi yang digunakan oleh pemangku kepentingan
eksternal yang berbeda dari informasi yang digunakan
secara internal untuk tujuan manajemen harian. Namun,
informasi tersebut memang termasuk dalam laporan, yang
mungkin menginformasikan asesmen atau keputusan yang
dibuat oleh para pemangku kepentingan atau mendukung
hubungan dengan para pemangku kepentingan yang dapat
mengakibatkan tindakan yang secara signifikan memengaruhi
kinerja atau membahas topik utama yang menjadi perhatian
pemangku kepentingan.
Pengujian:
Dalam menentukan Aspek Material, organisasi harus
mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
ŸŸ Dampak, risiko, atau kesempatan keberlanjutan yang dapat
diperkirakan secara masuk akal (misalnya pemanasan global,
HIV-AIDS, kemiskinan) yang diidentifikasi melalui penelitian
yang memadai oleh orang-orang dengan keahlian yang
telah diakui, atau oleh badan ahli yang kredensial
ŸŸ Kepentingan dan topik utama keberlanjutan dan Indikator
yang disampaikan oleh pemangku kepentingan (seperti
kelompok rentan dalam masyarakat lokal, masyarakat sipil)
ŸŸ Topik utama dan tantangan di masa mendatang untuk
sektor dilaporkan oleh rekan kerja dan kompetitor
ŸŸ Undang-Undang, peraturan, perjanjian internasional, atau
koda sukarela yang relevan dengan kepentingan strategis
bagi organisasi dan para pemangku kepentingan
ŸŸ Nilai, kebijakan, strategi, sistem manajemen operasional,
sasaran, dan target utama organisasi
ŸŸ Kepentingan dan harapan para pemangku kepentingan
diinvestasikan secara khusus pada keberhasilan organisasi
(seperti karyawan, pemangku kepentingan, dan pemasok)
ŸŸ Risiko yang signifikan bagi organisasi
ŸŸ Faktor penting yang memungkinkan keberhasilan organisasi
ŸŸ Kompetensi utama organisasi dan cara organisasi
berkontribusi pada pengembangan berkelanjuta
Prioritas
ŸŸ Laporan memprioritaskan Aspek Material dan Indikator
GAMBAR 1
Presentasi visual Aspek yang diprioritaskan
PENGARUH PADA ASESMEN DAN KEPUTUSAN
PEMANGKU KEPENTINGAN
Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut harus
dipertimbangkan saat mengevaluasi pentingnya informasi
untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan
sosial yang signifikan, atau pembuatan keputusan oleh
pemangku kepentingan. Berbagai metodologi yang ada
dapat digunakan untuk menilai pentingnya dampak. Secara
umum, ‘dampak yang signifikan’ merujuk pada hal-hal yang
menjadi subjek kekhawatiran yang telah ada bagi komunitas
ahli, atau yang telah diidentifikasi menggunakan alat yang
ada seperti metodologi asesmen dampak atau asesmen siklus
hidup. Dampak yang dianggap cukup penting sehingga
membutuhkan manajemen atau keterlibatan aktif dari
organisasi cenderung dianggap signifikan.
SIGNIFIKANSI DAMPAK EKONOMI, LINGKUNGAN, DAN
SOSIAL
13
BAGIAN 3
KELENGKAPAN
Prinsip: Laporan harus berisi cakupan Aspek Material dan Boundary, cukup untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan,
dan sosial yang signifikan, serta untuk memungkinkan pemangku kepentingan dapat menilai kinerja organisasi dalam periode
pelaporan.
PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Kelengkapan terutama mencakup dimensi cakupan, batasan,
dan waktu. Konsep kelengkapan juga dapat digunakan untuk
merujuk pada praktik pengumpulan informasi (misalnya,
memastikan bahwa data yang terkumpul mencakup hasil
dari semua entitas dalam organisasi serta entitas, kelompok
entitas, atau elemen di luar organisasi yang memiliki dampak
yang signifikan) dan apakah penyajian informasi wajar dan
tepat. Topik tersebut terkait dengan kualitas laporan dan
dibahas secara lebih mendetail pada Prinsip-prinsip Ketepatan
dan Keseimbangan.
‘Cakupan’ merujuk pada berbagai Aspek keberlanjutan yang
dicakup dalam laporan. Jumlah Aspek dan Pengungkapan
Standar yang dilaporkan harus cukup untuk mencerminkan
dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan.
Laporan juga harus memungkinkan pemangku kepentingan
menilai kinerja organisasi. Dalam menentukan apakah
informasi dalam laporan sudah mencukupi, organisasi harus
mempertimbangkan hasil dari proses hubungan dengan
pemangku kepentingan dan harapan masyarakat secara luas
yang mungkin tidak tersampaikan secara langsung melalui
proses hubungan dengan pemangku kepentingan.
‘Aspek Boundary’ merujuk pada penjelasan ketika dampak
terjadi pada setiap Aspek Material. Dalam menetapkan Aspek
Boundary, organisasi harus mempertimbangkan dampak
di dalam dan di luar organisasi. Aspek Boundary bervariasi
berdasarkan pada Aspek yang dilaporkan.
‘Waktu’ merujuk pada perlunya melengkapi informasi yang
dipilih untuk jangka waktu yang ditentukan di laporan. Selama
dapat dilakukan, kegiatan, acara, dan dampak yang terjadi harus
disajikan dalam periode pelaporan. Ini termasuk pelaporan
pada kegiatan yang menghasilkan dampak jangka pendek
minimal, tetapi memiliki efek kumulatif yang signifikan dan
cukup dapat diperkirakan yang mungkin tidak dapat dihindari
atau tidak dapat diperbaiki dalam jangka panjang (seperti
polusi bio-akumulatif atau persisten). Untuk memperkirakan
dampak di masa mendatang (baik positif maupun negatif),
informasi yang dilaporkan harus berdasarkan pada perkiraan
yang masuk akal yang mencerminkan kemungkinan ukuran dan
sifat dampak. Meskipun perkiraan tersebut bersifat tidak pasti,
mereka memberikan informasi yang berguna untuk membuat
keputusan selama dasar perkiraan diungkapkan dengan jelas
dan batasan perkiraan diakui dengan jelas. Pengungkapan
sifat dan kemungkinan dampak tersebut, bahkan jika dampak
mungkin hanya terwujud di masa mendatang, sejalan dengan
sasaran untuk memberikan keseimbangan dan gambaran yang
wajar dari kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi.
Pengujian:
ŸŸ Laporan memperhitungkan dampak di dalam dan di
luar organisasi, dan mencakup dan mengutamakan
semua informasi pokok yang berlandaskan pada Prinsip
Materialitas, Konteks Keberlanjutan, dan Pelibatan
Pemangku Kepentingan
ŸŸ Informasi dalam laporan meliputi semua dampak yang
signifikan dalam periode pelaporan dan perkiraan yang
wajar dari dampak yang signifikan di masa mendatang bila
dampak tersebut dapat diperkirakan dan menjadi tidak
dapat dihindari atau tidak dapat diubah
ŸŸ Laporan tidak menghilangkan informasi yang relevan
yang memengaruhi atau menginformasikan asesmen
atau keputusan pemangku kepentingan atau yang
mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial
yang signifikan
3.2 PRINSIP-PRINSIP UNTUK MENENTUKAN KUALITAS LAPORAN
Kumpulan Prinsip ini memandu pilihan-pilihan dalam memastikan kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, termasuk
penyajian yang tepat. Keputusan yang berkaitan dengan proses persiapan informasi dalam laporan harus konsisten dengan
Prinsip-prinsip ini. Semua Prinsip-prinsip tersebut merupakan hal yang mendasar untuk mencapai transparansi. Kualitas
informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan dapat membuat asesmen kinerja yang
logis dan masuk akal, serta mengambil tindakan yang tepat.
14
BAGIAN 3
KESEIMBANGAN
Prinsip: Laporan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan negatif dari kinerja organisasi untuk memungkinkan
dilakukannya asesmen yang beralasan atas kinerja organisasi secara keseluruhan.
PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Keseluruhan penyajian konten laporan harus memberikan
gambaran yang objektif tentang kinerja organisasi. Laporan
harus menghindari format pemilihan, penghilangan, atau
penyajian yang terlalu berlebihan atau tidak tepat dalam
memengaruhi keputusan atau asesmen dari pembaca laporan.
Laporan harus menyertakan hasil yang menguntungkan
dan tidak menguntungkan, serta informasi yang dapat
memengaruhi keputusan pemangku kepentingan dalam
proporsi materialitas mereka. Laporan harus membedakan
dengan jelas antara penyajian faktual dan interpretasi
organisasi atas informasi.
Pengujian:
ŸŸ Laporan mengungkapkan baik hasil yang menguntungkan
dan tidak menguntungkan serta Aspek
ŸŸ Informasi pada laporan disajikan dalam format yang
memungkinkan pengguna melihat tren positif dan negatif
atas kinerja dari tahun ke tahun
ŸŸ Penekanan pada berbagai Aspek dalam laporan
proporsional dengan materialitas relatifnya
KOMPARABILITIAS
Prinsip: Organisasi harus memilih, mengumpulkan, dan melaporkan informasi secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus
disajikan dengan cara yang memungkinkan para pemangku kepentingan menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu
ke waktu, dan yang dapat mendukung analisis relatif terhadap organisasi lain.
PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Komparabilitas diperlukan untuk mengevaluasi kinerja.
Pemangku kepentingan yang menggunakan laporan harus
dapat membandingkan informasi yang dilaporkan mengenai
kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial terhadap kinerja
organisasi di masa lalu, terhadap tujuan organisasi, dan pada
tingkat yang memungkinkan, terhadap kinerja organisasi lain.
Konsistensi dalam pelaporan memungkinkan pihak internal
dan eksternal untuk mematok kinerja dan menilai kemajuan
sebagai bagian dari kegiatan asesmen, keputusan investasi,
program advokasi, dan kegiatan lainnya. Perbandingan yang
dilakukan di antara organisasi memerlukan kepekaan terhadap
faktor seperti perbedaan ukuran organisasi, pengaruh
geografis, dan pertimbangan lain yang dapat memengaruhi
kinerja relatif dari suatu organisasi. Bila perlu, persiapan
laporan harus mempertimbangkan untuk memberikan
konteks yang membantu pengguna laporan memahami
faktor-faktor yang mungkin berkontribusi terhadap perbedaan
kinerja di antara organisasi.
Untuk memfasilitasi keterbandingan dari waktu ke waktu,
penting untuk menjaga konsistensi dengan metode yang
digunakan untuk menghitung data; dengan tata letak laporan;
dan dengan menjelaskan metode dan asumsi yang digunakan
untuk menyiapkan informasi. Karena sifat penting sebuah
Aspek yang relatif bagi organisasi tertentu dan pemangku
kepentingan berubah dari waktu ke waktu, konten laporan
juga akan berubah.
Namun, dalam batasan Prinsip Materialitas, organisasi harus
mengutamakan konsistensi dalam laporannya dari waktu ke
waktu. Organisasi harus menyertakan jumlah total (yaitu, data
pasti seperti ton limbah) serta rasio (yaitu, data normal seperti
limbah per satuan produksi) agar perbandingan analisis dapat
dilakukan.
Bila perubahan terjadi pada Aspek Boundary, Cakupan,
lamanya periode pelaporan, atau konten (termasuk desain,
definisi, dan penggunaan Indikator dalam laporan), organisasi
harus, bila memungkinkan, menyatakan kembali data saat ini
bersama data historis (atau sebaliknya). Hal ini memastikan
bahwa informasi dan perbandingan tepercaya dan bermakna
dari waktu ke waktu. Bila pernyataan ulang tersebut tidak
diberikan, laporan harus menjelaskan alasan dan implikasi
untuk menafsirkan pengungkapan saat ini.
15
BAGIAN 3
Pengujian:
ŸŸ Laporan dan informasi yang terkandung di dalamnya dapat
dibandingkan antar tahun ke tahun
ŸŸ Kinerja organisasi dapat dibandingkan dengan tolok ukur
yang sesuai
ŸŸ Setiap variasi yang signifikan di antara periode pelaporan
mengenai Aspek Boundary, Cakupan, lamanya periode
pelaporan, atau informasi yang tercakup dalam laporan
dapat diidentifikasi dan dijelaskan
ŸŸ Bila tersedia, laporan menggunakan protokol yang berlaku
secara umum untuk mengumpulkan, mengukur, dan
menyajikan informasi, termasuk informasi yang terkandung
dalam Pedoman GRI
ŸŸ Laporan menggunakan Pengungkapan Sektor GRI, bila tersedia
AKURASI
Prinsip: Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci bagi para pemangku kepentingan untuk dapat menilai
kinerja organisasi.
PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Respon atas DMA dan Indikator ekonomi, lingkungan, dan
sosial dapat disampaikan melalui berbagai cara, mulai
dari tanggapan kualitatif sampai pengukuran kuantitatif
yang detail. Karakteristik yang menentukan keakuratan
bervariasi sesuai dengan sifat informasi dan pengguna
informasi tersebut. Misalnya, keakuratan informasi kualitatif
sebagian besar ditentukan oleh tingkat kejelasan, detail, dan
keseimbangan penyajian dalam Aspek Boundary yang sesuai.
Keakuratan informasi kuantitatif, di sisi lain, bergantung pada
metode tertentu yang digunakan untuk mengumpulkan,
menyusun, dan menganalisis data. Ambang khusus yang
diperlukan untuk akurasi sebagian bergantung pada maksud
penggunaan informasi. Keputusan tertentu memerlukan
tingkat keakuratan yang lebih tinggi pada informasi yang
dilaporkan daripada informasi lainnya.
Pengujian:
ŸŸ Laporan menunjukkan data yang telah diukur
ŸŸ Teknik pengukuran data dan dasar perhitungan
dijelaskan dengan jelas dan dapat diulang dengan hasil
yang sama
ŸŸ Margin kesalahan untuk data kuantitatif tidak akan
memengaruhi secara substansial kemampuan para
pemangku kepentingan mencapai kesimpulan akhir yang
tepat mengenai kinerja
ŸŸ Laporan menunjukkan data yang merupakan estimasi dan
dapat ditemukan asumsi dasar serta teknik yang digunakan
dalam menghasilkan estimasi tersebut atau dari mana
informasi itu diperoleh
ŸŸ Pernyataan kualitatif dalam laporan adalah valid
berdasarkan informasi pada laporan lain dan bukti lainnya
yang tersedia
KETEPATAN WAKTU
Prinsip: Organisasi harus membuat laporan dengan jadwal yang teratur sehingga informasi tersedia tepat waktu bagi para
pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat.
PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Manfaat informasi terkait erat dengan kapan informasi
tersebut disajikan kepada para pemangku kepentingan
sehingga mereka dapat mengintegrasikannya secara efektif
dalam pengambilan keputusan. Waktu penerbitan mengacu
pada keteraturan pelaporan serta kedekatannya dengan
peristiwa aktual yang dijelaskan dalam laporan.
Meskipun aliran informasi yang konstan diharapkan untuk
memenuhi tujuan tertentu, organisasi harus berkomitmen
untuk secara rutin memberikan pengungkapan terkonsolidasi
mengenai kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial mereka
pada suatu waktu tertentu. Konsistensi dalam frekuensi
pelaporan dan lama periode pelaporan juga diperlukan
untuk memastikan keterbandingan informasi dari waktu
ke waktu dan aksesibilitas laporan kepada para pemangku
kepentingan. Hal tersebut bisa menjadi nilai bagi para
pemangku kepentingan apabila jadwal untuk pelaporan
keberlanjutan dan pelaporan keuangan selaras. Organisasi
harus menyeimbangkan kebutuhan untuk memberikan
informasi secara tepat waktu dengan pentingnya memastikan
bahwa informasi tersebut tepercaya.
16
BAGIAN 3
Pengujian:
ŸŸ Informasi dalam laporan telah diungkap ketika masih relatif
dengan periode pelaporan
ŸŸ Pengumpulan dan publikasi informasi kinerja utama selaras
dengan jadwal pelaporan keberlanjutan
ŸŸ Informasi dalam laporan (termasuk laporan online)
dengan jelas menunjukkan periode waktu terkait, kapan
informasi akan diperbarui, dan kapan pembaruan terakhir
dibuat
KEJELASAN
Prinsip: Organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara yang dapat dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku
kepentingan yang menggunakan laporan.
PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Laporan harus menyajikan informasi dengan cara yang dapat
dimengerti, dapat diakses, dan digunakan oleh berbagai
pemangku kepentingan organisasi (baik dalam bentuk
cetak maupun melalui saluran lain). Pemangku kepentingan
harus dapat menemukan informasi yang diinginkan dengan
mudah. Informasi harus disajikan dengan cara yang dapat
dipahami oleh para pemangku kepentingan yang memiliki
pemahaman yang wajar mengenai organisasi dan aktivitasnya.
Grafik dan tabel data gabungan dapat membantu membuat
informasi dalam laporan dapat diakses dan dipahami. Tingkat
penggabungan informasi juga dapat memengaruhi kejelasan
laporan, apakah detail laporan memenuhi atau tidak memenuhi
harapan pemangku kepentingan.
Pengujian:
ŸŸ Laporan berisi informasi pada tingkatan yang diperlukan
oleh pemangku kepentingan, tetapi menghindari detail
yang berlebihan dan tidak perlu
ŸŸ Para pemangku kepentingan dapat menemukan informasi
yang mereka inginkan dengan mudah melalui daftar isi,
peta, tautan, atau bantuan lainnya
ŸŸ Hindari istilah teknis, singkatan, jargon, atau konten lain
yang mungkin asing bagi pemangku kepentingan di dalam
laporan, dan sebaiknya sertakan penjelasan (bila perlu) di
bagian yang relevan atau di daftar istilah
ŸŸ Data dan informasi dalam laporan tersedia untuk pemangku
kepentingan, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan akses
khusus (seperti perbedaan kemampuan, bahasa, atau teknologi)
KEANDALAN
Prinsip: Organisasi harus mengumpulkan, mencatat, menyusun, menganalisis, dan mengungkapkan informasi serta proses yang
digunakan untuk menyiapkan laporan agar dapat diuji, dan hal itu akan menentukan kualitas serta materialitas informasi.
PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Para pemangku kepentingan harus memiliki keyakinan bahwa
laporan dapat diuji untuk dapat menetapkan kebenaran isinya
dan sejauh mana Prinsip-prinsip Pelaporan telah diterapkan
dengan benar. Informasi dan data yang dimasukkan ke dalam
laporan harus didukung oleh pengendalian internal atau
dokumentasi yang dapat ditinjau oleh orang lain selain orang
yang menyiapkan laporan. Pengungkapan tentang kinerja yang
tidak didukung oleh bukti tidak boleh dimasukkan ke dalam
laporan keberlanjutan kecuali mewakili informasi penting,
dan laporan memberikan penjelasan yang jelas atas setiap
ketidakpastian yang terkait dengan informasi tersebut.
Proses pembuatan keputusan yang mendasari laporan
harus didokumentasikan dengan cara yang memungkinkan
dasar keputusan utama (seperti proses untuk menentukan
konten laporan dan Aspek Boundary atau hubungan dengan
pemangku kepentingan) diperiksa. Dalam merancang sistem
informasi, organisasi harus mengantisipasi bahwa sistem bisa
diperiksa sebagai bagian dari proses assurance eksternal.
Pengujian:
ŸŸ Cakupan dan jangkauan assurance eksternal diidentifikasi
ŸŸ Sumber asli informasi dalam laporan dapat diidentifikasi
oleh organisasi
ŸŸ Bukti yang dapat diandalkan untuk mendukung asumsi atau
perhitungan yang rumit dapat diidentifikasi oleh organisasi
ŸŸ Representasi dari data atau pemilik informasi asli,
membuktikan akurasinya dalam margin kesalahan yang
dapat diterima
PEDOMAN
PELAPORAN
KEBERLANJUTAN
BAGIAN 4
18
4
PENGUNGKAPAN
STANDAR
Terdapat dua jenis Pengungkapan Standar:
4.1 PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM
ŸŸ Strategi dan Analisis
ŸŸ Profil Organisasi
ŸŸ Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi
ŸŸ Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
ŸŸ Profil Laporan
ŸŸ Tata Kelola
ŸŸ Etika dan Integritas
4.2 PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS
ŸŸ Pengungkapan Pendekatan Manajemen
ŸŸ Indikator dan Pengungkapan Pendekatan Manajemen
khusus Aspek
Pengungkapan Standar dan penjelasan mengenai cara
menyiapkan informasi yang akan diungkapkan, dan cara
menginterpretasikan berbagai konsep dalam Pedoman
disajikan secara lebih detail pada bagian berikut.
19
BAGIAN 4
IKHTISAR PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM G4
STRATEGI DAN ANALISIS
G4-1
G4-2
PROFIL ORGANISASI
G4-3
G4-4
G4-14
G4-15
G4-5
G4-6
G4-7
G4-8
G4-9
G4-10
G4-11
UNGC
OECD/UNGC
G4-12
G4-13
G4-16
ASPEK MATERIAL DAN BOUNDARY TERIDENTIFIKASI
G4-17
G4-18
G4-19
G4-20
G4-21
G4-22
G4-23
HUBUNGAN DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
G4-24
G4-25
G4-26
G4-27
G4-29
G4-30
G4-31
G4-32
G4-33
G4-34
G4-35
G4-36
G4-37
G4-38
G4-39
G4-40
G4-41
G4-42
G4-43
G4-44
G4-45
G4-46
G4-47
G4-48
G4-49
G4-50
G4-51
G4-52
G4-53
G4-54
G4-55
PROFIL LAPORAN
G4-28
TATA KELOLA
ETIKA DAN INTEGRITAS
G4-56
G4-57
G4-58
KETERANGAN
Pengungkapan
Standar
Umum
Pengungkapan Standar
Umum Wajib untuk kedua
opsi kriteria ‘sesuai’
OECD
Tautan ke OECD
untuk Perusahaan
Multinasional
UNGC
Tautan ke ‘Sepuluh
Prinsip’ Global Compact
Perserikatan Bangsa-Bangsa
20
BAGIAN 4
IKHTISAR PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS G4
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Indikator berdasarkan Aspek
KATEGORI: LINGKUNGAN G4-DMA
Produk dan Jasa
G4-EN27
Indikator berdasarkan Aspek
KATEGORI: EKONOMI
G4-EC2
OECD
G4-EC3
G4-EN30
Lain-lain
G4-EC6
G4-EN31
Dampak Ekonomi Tidak Langsung
G4-EC7
G4-EN29
Transportasi
G4-EC4
Keberadaan di Pasar
G4-EC5
G4-EN28
Kepatuhan
Kinerja Ekonomi G4-EC1
OECD/UNGC
Asesmen Pemasok atas Lingkungan
G4-EC8
G4-EN32
Praktik Pengadaan
G4-EN33
Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan
G4-EC9
G4-EN34
KATEGORI: LINGKUNGAN OECD/UNGC
Bahan
G4-EN1
KATEGORI: SOSIAL
PRAKTIK KETENAGAKERJAAN DAN KENYAMANAN
BEKERJA OECD/UNGC
G4-EN2
Pekerjaan
Energi
G4-LA1
G4-EN3
G4-EN4
G4-EN5
G4-EN6
G4-LA2
G4-LA3
G4-EN7
Hubungan Industrial UNGC
Air
G4-LA4
G4-EN8
G4-EN9
G4-EN10
Kesehatan dan Keselamatan Kerja OECD
Keanekaragaman Hayati
G4-LA5
G4-EN11
G4-EN12
G4-EN13
G4-LA6
G4-LA7
G4-LA8
G4-EN14
Pelatihan dan Pendidikan OECD
Emisi
G4-LA9
G4-EN15
G4-EN16
G4-EN17
G4-EN18
G4-LA10
G4-LA11
G4-EN19
Keberagaman dan Kesetaraan Peluang
G4-EN20
G4-EN21
G4-LA12
Efluen dan Limbah
G4-EN22
G4-EN23
KETERANGAN
Pengungkapan
Standar Khusus
Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-laki
G4-EN24
G4-EN25
G4-EN26
G4-LA13
OECD Tautan ke OECD untuk
Perusahaan Multinasional
UNGC Tautan ke ‘Sepuluh Prinsip’ Global
Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa
21
BAGIAN 4
IKHTISAR PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS G4 (lanjutan)
Indikator berdasarkan Aspek
Indikator berdasarkan Aspek
PRAKTIK KETENAGAKERJAAN DAN
KENYAMANAN BEKERJA OECD/UNGC
Asesmen Pemasok atas Praktik Ketenagakerjaan
G4-LA14
MASYARAKAT
Masyarakat Lokal
G4-SO1
G4-LA15
Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan
OECD
HAK ASASI MANUSIA OECD/UNGC
Investasi
G4-SO2
Anti-korupsi G4-SO3
G4-LA16
OECD/UNGC
OECD/UNGC
G4-SO4
G4-SO5
Kebijakan Publik OECD/UNGC
G4-SO6
G4-HR1
G4-HR2
Anti Persaingan Non-diskriminasi OECD/UNGC
G4-HR3
OECD
G4-SO7
Kepatuhan
Kebebasan Berserikat dan
Perjanjian Kerja Bersama OECD/UNGC
OECD
G4-SO8
Asesmen Pemasok atas Dampak pada Masyarakat G4-HR4
Pekerja Anak
OECD/UNGC
G4-SO9
OECD
G4-SO10
Mekanisme Pengaduan Dampak terhadap Masyarakat OECD
G4-HR5
Pekerja Paksa atau Wajib Kerja OECD/UNGC
G4-HR6
G4-SO11
TANGGUNG JAWAB ATAS PRODUK OECD
Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan OECD
Praktik Pengamanan
G4-PR1
G4-PR2
G4-HR7
Pelabelan Produk dan Jasa
Hak Adat
G4-PR3
G4-PR4
G4-PR5
G4-HR8
Komunikasi Pemasaran
Asesmen
G4-PR6
G4-HR9
Privasi Pelanggan
Asesmen Pemasok atas Hak Asasi Manusia
G4-HR10
G4-PR8
G4-HR11
Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia
Kepatuhan
G4-PR9
G4-HR12
KETERANGAN
Pengungkapan
Standar Khusus
G4-PR7
OECD Tautan ke OECD untuk
Perusahaan Multinasional
UNGC Tautan ke ‘Sepuluh Prinsip’ Global
Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa
BAGIAN 4
4.1 PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM
Pengungkapan Standar Umum berlaku untuk semua
organisasi yang menyiapkan laporan keberlanjutan.
Bergantung pada pilihan organisasi mengenai pilihan yang
‘sesuai’ (Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar,
hlm. 11-14), organisasi harus mengidentifikasi Pengungkapan
Standar Umum yang wajib untuk dilaporkan.
Pengungkapan Standar Umum dibagi menjadi tujuh bagian:
Strategi dan Analisis, Profil Organisasi, Aspek Material dan
Boundary Teridentifikasi, Hubungan dengan Pemangku
Kepentingan, Profil Laporan, Tata Kelola, serta Etika dan
Integritas.
Bagian ini membahas Pedoman untuk Pengungkapan
Standar Umum. Setiap Pengungkapan Standar Umum
disajikan di sini, termasuk hal-hal yang tidak mengandung
elemen Pedoman.
Panduan disajikan untuk Pengungkapan Standar Umum:
PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM
ŸŸ Strategi dan Analisis: G4-1
ŸŸ Profil Organisasi: G4-9, G4-10, G4-11, G4-12, G4-13, G4-14,
G4-15
ŸŸ Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi: G4-18, G4-19,
G4-20, G4-21
ŸŸ Hubungan dengan Pemangku Kepentingan: G4-24, G4-25,
G4-26
ŸŸ Profil Laporan: G4-33
ŸŸ Tata kelola: G4-38, G4-41, G4-50, G4-51, G4-54, G4-55
ŸŸ Etika dan Integritas: G4-56, G4-57, G4-58
22
BAGIAN 4
Strategi dan Analisis
Pengungkapan Standar berikut ini memberikan gambaran strategis umum tentang keberlanjutan organisasi, untuk memberikan
konteks pada bagian laporan selanjutnya yang lebih detail dibandingkan bagian-bagian dalam Pedoman. Strategi dan Analisis
dapat diambil dari informasi yang ada pada bagian lain dalam laporan, namun sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan
wawasan tentang topik strategis bukan sekadar ringkasan konten laporan.
G4-1
a.Berikan pernyataan dari pembuat keputusan yang paling senior di organisasi (seperti CEO, Pimpinan, atau posisi senior yang
setara) tentang relevansi keberlanjutan terhadap organisasi dan strategi organisasi untuk menghadapi keberlanjutan.
Pernyataan tersebut harus menghadirkan visi dan strategi keseluruhan untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang, khususnya terkait dengan penanganan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan yang diakibatkan
oleh organisasi dan memberikan kontribusi terhadap hal tersebut, atau dampak tertentu yang dapat dihubungkan pada
aktivitas organisasi karena hubungannya dengan yang pihak-pihak lain (seperti pemasok, masyarakat, atau organisasi di
masyarakat lokal). Pernyataan tersebut harus menyertakan:
ŸŸ Prioritas strategis dan topik utama dalam jangka pendek dan menengah sehubungan dengan keberlanjutan, termasuk
perhatian terhadap standar yang diakui secara internasional dan bagaimana standar tersebut dikaitkan dengan strategi dan
kesuksesan organisasi dalam jangka panjang
ŸŸ Kecenderungan yang lebih luas (seperti ekonomi makro atau politik) yang memengaruhi organisasi dan memengaruhi
prioritas keberlanjutan
ŸŸ Peristiwa penting, pencapaian, dan kegagalan selama periode pelaporan
ŸŸ Gambaran mengenai kinerja terkait dengan target
ŸŸ Pandangan akan tantangan dan target utama organisasi untuk tahun yang akan datang serta sasaran untuk 3-5 tahun
mendatang
ŸŸ Hal-hal lain yang berhubungan dengan pendekatan strategis organisasi
PANDUAN
Referensi
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka
Kerja “Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan”
Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia, 2008.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John
Ruggie, 2011.
23
BAGIAN 4
G4-2
a. Berikan uraian mengenai dampak, risiko, dan peluang utama.
Organisasi harus menyediakan dua bagian narasi singkat tentang dampak utama, risiko, dan peluang.
Bagian Satu harus fokus pada dampak utama organisasi terhadap keberlanjutan dan pengaruhnya bagi pemangku
kepentingan, termasuk hak-hak yang diatur menurut undang-undang nasional dan standar yang relevan yang diakui
secara internasional. Hal ini harus memperhitungkan berbagai harapan dan kepentingan yang wajar dari para pemangku
kepentingan organisasi. Bagian ini harus berisi:
ŸŸ Uraian mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi yang signifikan, dan peluang serta tantangan terkait.
Termasuk di dalamnya pengaruh terhadap hak-hak para pemangku kepentingan sebagaimana yang didefinisikan menurut
undang-undang nasional dan harapan dalam standar dan norma yang diakui secara internasional
ŸŸ Penjelasan tentang pendekatan dalam rangka memprioritaskan tantangan dan peluang tersebut
ŸŸ Kesimpulan utama tentang perkembangan dalam menangani topik tersebut dan kinerja terkait dalam periode pelaporan.
Termasuk di dalamnya asesmen penyebab buruk atau baiknya kinerja
ŸŸ Uraian tentang proses utama yang diterapkan untuk menangani kinerja dan perubahan-perubahan yang relevan
Bagian Dua harus fokus pada dampak adanyakecenderungan, risiko, dan peluang keberlanjutan terhadap prospek dan kinerja
finansial organisasi dalam jangka panjang. Dalam hal ini harus dikonsentrasikan secara khusus pada informasi yang relevan
bagi pemangku kepentingan finansial atau yang di masa depan dapat menjadi informasi yang relevan. Bagian Dua harus
berisi hal berikut:
ŸŸ Uraian mengenai risiko dan peluang yang paling penting bagi organisasi yang ditimbulkan oleh tren keberlanjutan
ŸŸ Prioritas topik keberlanjutan utama sebagai risiko dan peluang berdasarkan relevansinya dengan strategi organisasi jangka
panjang, posisi kompetitif, nilai finansial kualitatif dan (jika memungkinkan) nilai kuantitatif;
ŸŸ Tabel yang meringkas:
–– Target, kinerja terhadap target, dan pelajaran yang diambil untuk periode pelaporan berjalan
–– Target untuk periode pelaporan berikutnya serta tujuan dan sasaran jangka menengah (yaitu 3-5 tahun) terkait dengan
risiko dan peluang utama
ŸŸ Uraian ringkas mengenai mekanisme tata kelola yang diterapkan yang secara khusus mengelola risiko dan peluang
tersebut, serta identifikasi risiko dan peluang terkait lainnya
24
BAGIAN 4
Profil Organisasi
Pengungkapan Standar ini menyajikan gambaran keseluruhan mengenai karakteristik organisasi, untuk memberikan konteks
bagi rincian-rincian dalam laporan dibandingkan dengan bagian-bagian yang ada dalam Pedoman.
G4-3
a. Laporkan nama organisasi.
G4-4
a. Laporkan merek, produk, dan layanan utama.
G4-5
a. Laporkan lokasi kantor pusat organisasi.
G4-6
a. Laporkan jumlah negara tempat organisasi beroperasi, dan nama negara tempat organisasi menjalankan operasi yang
signifikan maupun yang relevan secara khusus dengan topik keberlanjutan yang dibahas dalam laporan.
G4-7
a.Laporkan sifat kepemilikan dan badan hukum.
G4-8
a. Laporkan pasar yang dilayani (termasuk pengelompokan geografis, sektor yang dilayani, dan jenis pelanggan dan penerima manfaat).
25
26
BAGIAN 4
G4-9
a. Laporkan skala organisasi, termasuk:
ŸŸ Jumlah total karyawan
ŸŸ Jumlah total operasi
ŸŸ Penjualan bersih (untuk organisasi sektor swasta) atau pendapatan bersih (untuk organisasi sektor publik)
ŸŸ Total modal yang diperinci berdasarkan utang dan ekuitas (untuk organisasi sektor swasta)
ŸŸ Kuantitas produk atau jasa yang disediakan
PANDUAN
Selain semua yang disebutkan di atas, organisasi dihimbau
untuk memberikan informasi tambahan yang relevan, seperti:
ŸŸ Aset total
ŸŸ Pemilik Manfaat (termasuk identitas dan persentase
kepemilikan para pemegang saham terbesar)
ŸŸ Pengelompokkan menurut negara atau wilayah dari yang
berikut:
–– Penjualan dan pendapatan menurut negara atau
wilayah yang menghasilkan hingga 5% atau lebih dari
pendapatan total
–– Biaya menurut negara atau wilayah yang menghasilkan
hingga 5% atau lebih dari pendapatan biaya
–– Karyawan
G4-10
a. Laporkan jumlah total karyawan menurut kontrak kerja dan gender
b. Laporkan jumlah total karyawan tetap menurut jenis pegawai dan gender
c. Laporkan total tenaga kerja menurut pekerja dan pengawas/mandor menurut gender.
d. Laporkan total tenaga kerja menurut wilayah dan gender.
e. Laporkan jika sebagian besar pekerjaan organisasi dilakukan oleh pekerja yang secara hukum dianggap sebagai wirausaha,
atau oleh individu selain karyawan atau pengawas/mandor, termasuk karyawan dan karyawan kontraktor yang diawasi.
f. Laporkan variasi yang signifikan dalam jumlah pekerjaan (misalnya variasi pekerjaan musiman dalam industri pariwisata atau
pertanian).
PANDUAN
Relevansi
Jumlah tenaga kerja memberikan wawasan tentang
skala dampak yang diciptakan dari masalah tenaga kerja.
Mengelompokkan tenaga kerja menurut jenis pekerjaan,
kontrak kerja, dan wilayah (wilayah mengacu pada ‘negara’
atau ‘wilayah geografis’) akan menunjukkan bagaimana
organisasi mengatur sumber daya manusia yang dimilikinya
untuk menerapkan strategi secara keseluruhan. Hal ini juga
memberikan wawasan tentang model bisnis organisasi dan
menunjukkan indikasi stabilitas kerja dan tingkat imbalan
yang ditawarkan oleh organisasi. Mengelompokkan data
ini menurut gender memungkinkan pemahaman tentang
keterwakilan gender di seluruh organisasi dan penggunaan
tenaga kerja dan bakat yang tersedia secara optimal. Sebagai
dasar perhitungan di beberapa Indikator, jumlah tenaga
kerja merupakan faktor untuk normalisasi standar bagi
banyak Indikator lainnya. Kenaikan atau penurunan bersih
dalam pemberian kerja, yang ditunjukkan dengan data yang
dilaporkan selama tiga tahun atau lebih, merupakan elemen
penting dari kontribusi organisasi terhadap pembangunan
ekonomi secara keseluruhan dan keberlanjutan angkatan
kerja.
27
BAGIAN 4
G4-10 LANJUTAN
Penyusunan
Identifikasi total tenaga kerja (karyawan dan pengawas/
mandor) berdasarkan gender yang bekerja untuk organisasi di
akhir periode pelaporan. Pekerja dalam rantai pasokan tidak
termasuk dalam Pengungkapan Standar ini.
Identifikasi jenis kontrak dan status karyawan purnawaktu dan
paruh waktu berdasarkan definisi menurut hukum nasional
negara tempat mereka berada.
Gabungkan statistik berdasarkan negara untuk menghitung
statistik global dengan mengabaikan perbedaan definisi
hukum. Meskipun definisi mengenai jenis kontrak dan
hubungan karyawan purnawaktu atau paruh waktu berbedabeda di berbagai negara, angka global tersebut masih dapat
mencerminkan hubungan tersebut sesuai dengan hukum.
Jumlah karyawan dapat dinyatakan sebagai jumlah orang atau
Setara Purnawaktu (Full Time Equivalent (FTE)). Pendekatan
ini harus dijelaskan dan diterapkan secara konsisten dalam
periode dan antara periode laporan.
Kecuali terjadi perubahan penting pada periode pelaporan,
angka yang dipergunakan adalah angka pada akhir periode
pelaporan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Jenis pekerjaan
ŸŸ Karyawan
ŸŸ Kontrak kerja
ŸŸ Pekerja
ŸŸ Pengawas/mandor
ŸŸ Total tenaga kerja
Sumber Dokumentasi
Sumber informasi yang potensial menyertakan informasi
pembayaran gaji dan sumber daya manusia yang tersedia di
tingkat nasional atau lokasi.
Referensi
ŸŸ Organisasi Buruh Internasional (ILO), Key Indikator of the
Labour Market (KILM), http://kilm.ilo.org/kilmnet, diakses
1 Mei 2013.
ŸŸ Organisasi Buruh Internasional (ILO), LABORSTA Internet,
http://laborsta.ilo.org/, diakses 1 Mei 2013.
ŸŸ Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Resolution concerning
the International Classification of Status in Employment
(ICSE)’, 1993.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Composition of macro
geographical (continental) regions, geographical subregions, and selected economic and other groupings,
http://unstats.un.org/unsd/methods/m49/m49regin.htm,
diakses 1 Mei 2013.
Tautan
‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa
Pengungkapan Standar ini membantu melaporkan penerapan
Prinsip ke-6 dari ‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan
Bangsa-Bangsa, 2000.
28
BAGIAN 4
G4-11
a. Laporkan persentase total karyawan yang tercakup dalam perjanjian kerja bersama.
PANDUAN
Relevansi
Kebebasan berserikat adalah hak asasi manusia seperti
yang diatur dalam deklarasi dan konvensi internasional,
khususnya Konvensi ILO 87 ‘Kebebasan Berserikat dan
Perlindungan Hak untuk Berorganisasi’, dan Konvensi ILO 98,
‘Hak Berorganisasi dan Perundingan Bersama’. Perundingan
Bersama merupakan bentuk penting hubungan dengan
pemangku kepentingan dan sangat relevan untuk pedoman
pelaporan. Hal ini merupakan bentuk hubungan dengan
pemangku kepentingan untuk membangun rerangka kerja
kelembagaan dan dipandang oleh banyak orang sebagai
kontribusi bagi kestabilan dalam masyarakat. Bersama dengan
tata kelola perusahaan, perundingan bersama merupakan
bagian dari keseluruhan rerangka kerja yang berkontribusi
pada manajemen yang bertanggung jawab. Hal ini juga
menjadi instrumen yang digunakan oleh berbagai pihak
untuk memfasilitasi upaya kolaboratif yang ditujukan untuk
meningkatkan dampak sosial yang positif dari sebuah
organisasi. Persentase karyawan yang tercakup dalam
perjanjian perundingan bersama merupakan hal yang paling
langsung menunjukkan praktik organisasi terkait dengan
kebebasan berserikat.
Penyusunan
Gunakan data dari G4-10 sebagai dasar untuk menghitung
persentase Pengungkapan Standar ini.
Identifikasi jumlah total karyawan yang tercakup dalam
perjanjian perundingan bersama. Gunakan data ini untuk
menghitung persentase.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Karyawan
ŸŸ Perjanjian kerja bersama
Sumber Dokumentasi
Dokumen resmi perjanjian pengakuan dan perjanjian bersama
yang ditandatangani oleh serikat pekerja independen
biasanya disimpan oleh bagian sumber daya manusia atau
bagian personalia organisasi.
Definisi
ŸŸ Konvensi 87 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Kebebasan
Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi’, 1948.
ŸŸ Konvensi 98 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Hak untuk Berorganisasi dan Perundingan Bersama, 1949.
ŸŸ Konvensi 135 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
tentang Perwakilan Pekerja’, 1971.
ŸŸ Konvensi 154 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
tentang Perundingan Bersama’, 1981.
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
tentang Prinsip-prinsip Dasar dan Hak-hak di Tempat Kerja’,
1998.
ŸŸ Rekomendasi 91 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Rekomendasi tentang Perjanjian Kerja Bersama’, 1951.
ŸŸ Rekomendasi 163 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Rekomendasi tentang Perundingan Bersama’, 1981.
Tautan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar ini membantu melaporkan penerapan
Bab V. Pekerjaan dan Hubungan Industrial dari Organisasi
untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD),
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional, 2011.
‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan BangsaBangsa’
Pengungkapan Standar ini membantu melaporkan penerapan
Prinsip ke-3 dari ‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan
Bangsa-Bangsa, 2000.
29
BAGIAN 4
G4-12
a.Jelaskan rantai pasokan organisasi.
PANDUAN
Relevansi
Pengungkapan Standar ini menentukan konteks keseluruhan
untuk memahami rantai pasokan organisasi.
Penyusunan
Jelaskan elemen utama rantai pasokan terkait dengan
kegiatan, produk, dan layanan utama organisasi.
Contoh elemen yang dapat menentukan struktur dan
karakteristik rantai pasokan organisasi meliputi:
ŸŸ Rangkaian kegiatan atau pihak yang menyediakan produk
dan jasa kepada organisasi
ŸŸ Jumlah total pemasok yang dipakai oleh organisasi dan
perkiraan jumlah pemasok dalam rantai pasokan
ŸŸ Lokasi pemasok menurut negara atau wilayah
ŸŸ Jenis pemasok (seperti kontraktor, pialang, pedagang grosir,
pemegang lisensi). Lihat definisi pemasok untuk contoh
pemasok
ŸŸ Perkiraan nilai moneter dari pembayaran yang dilakukan
kepada pemasok
ŸŸ Karakteristik khusus sektor dari rantai pasokan (seperti padat
karya)
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Jasa
ŸŸ Pemasok
ŸŸ Produk
ŸŸ Rantai pasokan
G4-13
a. Laporkan perubahan yang signifikan selama periode pelaporan sehubungan dengan ukuran, struktur, kepemilikan, atau rantai
pasokan organisasi, termasuk:
ŸŸ Perubahan lokasi, atau perubahan di dalam operasi-operasi organisasi, termasuk pembukaan, penutupan, dan ekspansi
fasilitas
ŸŸ Perubahan dalam stuktur modal saham dan bentuk permodalan lainnya, pemeliharaan, dan perubahan operasi (untuk
organisasi sektor swasta)
ŸŸ Perubahan pada lokasi pemasok, struktur rantai pasokan, atau yang berhubungan dengan pemasok, termasuk pemilihan
dan pemutusan hubungan
PANDUAN
Penyusunan
Identifikasi hanya perubahan yang mengakibatkan dampak
yang signifikan terkait rantai pasokan.
Contoh perubahan dengan dampak signifikan dalam rantai
pasokan adalah:
ŸŸ Memindahkan bagian rantai pasokan dari satu negara ke
negara lain
ŸŸ Keputusan strategis untuk mengubah struktur rantai
pasokan (seperti keputusan untuk melakukan alih daya di
bagian penting dari kegiatan organisasi)
30
BAGIAN 4
KOMITMEN TERHADAP INISIATIF EKSTERNAL
G4-14
a. Laporkan apakah dan bagaimana pendekatan atau prinsip kehati-hatian dilakukan oleh organisasi.
PANDUAN
Prinsip ke-15 ‘Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan
Pembangunan’ memperkenalkan pendekatan kehati-hatian.
Tanggapan yang diberikan atas Pengungkapan Standar ini
dapat menjelaskan pendekatan yang dilakukan organisasi
dalam manajemen risiko perencanaan operasional atau
pengembangan dan pengenalan produk baru.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Prinsip Kehati-hatian
Referensi
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi Rio
tentang Lingkungan dan Pembangunan’, 1992.
G4-15
a. Buat daftar piagam, prinsip-prinsip, atau inisiatif lainnya di bidang ekonomi ekonomi, lingkungan dan sosial, yang
dikembangkan secara eksternal, di mana organisasi ikut serta atau memberikan dukungan.
PANDUAN
Penyusunan
Cantumkan tanggal adopsi, negara atau tempat operasi di
mana diterapkan, dan berbagai pemangku kepentingan yang
terlibat dalam pengembangan dan tata kelola atas inisiatif-
inisiatif tersebut (seperti beberapa pemangku kepentingan).
Bedakan antara inisiatif sukarela yang tidak mengikat dan
yang mengikat terhadap organisasi.
G4-16
a. Cantumkan keanggotaan asosiasi (seperti asosiasi industri) dan organisasi advokasi nasional atau internasional di mana
organisasi tersebut:
ŸŸ Memegang posisi di badan tata kelola
ŸŸ Berpartisipasi dalam proyek atau komite
ŸŸ Memberikan pendanaan yang substantif di luar biaya keanggotaan rutin
ŸŸ Menganggap keanggotaan itu sebagai strategis
Hal ini mengacu terutama pada keanggotaan yang dilakukan di tingkat organisasi.
31
BAGIAN 4
Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi
Pengungkapan Standar ini memberikan gambaran keseluruhan tentang proses yang telah diikuti oleh organisasi untuk
menentukan Konten Laporan, Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi, serta pernyataan ulang.
G4-17
a. Buat daftar semua entitas yang disertakan dalam laporan keuangan konsolidasi organisasi atau dokumen lain yang setara.
b. Laporkan apabila entitas yang disertakan dalam laporan keuangan konsolidasi organisasi atau dokumen lain yang setara tidak
dicakup dalam laporan.
Organisasi dapat melaporkan Pengungkapan Standar ini dengan cara mereferensikan informasi dalam laporan keuangan
konsolidasi yang tersedia bagi publik atau dokumen yang sejenis.
G4-18
a. Jelaskan proses untuk menentukan konten laporan dan Aspek Boundary.
b. Jelaskan bagaimana organisasi telah menerapkan Prinsip-prinsip Pelaporan untuk Menentukan Konten Laporan.
PANDUAN
Pendahuluan
Untuk memulai proses penentuan konten laporan, organisasi
diwajibkan untuk memilih Aspek MaterialIII.
keberlanjutan. Kata ‘Aspek’ digunakan dalam Pedoman ini
merujuk pada daftar subjek yang dicakup oleh Pedoman, di
mana Indikator GRI dan DMA telah dikembangkan
Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang dapat diikuti
oleh organisasi, menggunakan Prinsip-prinsip Pelaporan
untuk Menentukan Konten Laporan, untuk mengidentifikasi
Aspek Material dan dampak materialnya.
Catatan awal yang penting
ŸŸ Sangat penting untuk mendokumentasikan proses
menentukan konten laporan, termasuk metodologi, asumsi,
dan keputusan yang diambil oleh organisasi. Catatan yang
akurat memudahkan analisis dan pemastian, membantu
memenuhi Pengungkapan Standar Umum di bagian ‘Aspek
Material dan Boundary Teridentifikasi’ (Panduan Penerapan
hlm. 31-42), dan menjadikan organisasi dapat menjelaskan
pendekatan yang dipilih
ŸŸ Tak dapat dihindari bahwa proses menentukan konten
laporan memerlukan dilakukannya asesmen subyektif.
Organisasi diharapkan untuk transparan dengan keputusankeputusannya. Hal ini akan memungkinkan para pemangku
kepentingan internal dan eksternal untuk memahami proses
dalam menentukan konten laporan. Pembuat keputusan
senior di organisasi diharapkan untuk terlibat secara aktif
dalam proses menentukan konten laporan dan harus
menyetujui setiap keputusan strategis terkait
Setelah identifikasi dilakukan, organisasi dapat menentukan
Indikator dan Pengungkapan Pendekatan Manajemen (DMA)
yang akan dilaporkan.
Definisi awal yang penting
Dalam Pedoman:
ŸŸ Berbagai Aspek yang tercakup dalam laporan disebut
‘Cakupan’
ŸŸ Uraian tempat terjadinya dampak untuk setiap Aspek
Material disebut ‘Aspek Boundary’
ŸŸ ‘ Topik’ merujuk ke semua kemungkinan subjek
III Untuk daftar Aspek yang tercakup dalam Pedoman, lihat Prinsip-prinsip
Pelaporan dan Data Standar hlm. 9 dan hlm. 44, dan Panduan Penerapan
hlm. 62.
32
BAGIAN 4
G4-18 LANJUTAN
MENENTUKAN ASPEK MATERIAL DAN BOUNDARY: PROSES
Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang dapat dilakukan
oleh organisasi untuk menentukan konten tertentu dari laporan.
Langkah-langkah yang dijelaskan di sini telah dirancang untuk
memberikan Panduan cara menerapkan Prinsip-prinsip untuk
Menentukan Konten Laporan.
Meskipun langkah-langkah berikut ini bukan merupakan
persyaratan untuk memenuhi kriteria ‘sesuai’ dengan
Pedoman, penerapan Prinsip-prinsip Pelaporan merupakan
persyaratan. Prinsip-prinsip Pelaporan sangat penting untuk
mencapai transparansi dalam pelaporan keberlanjutan dan
karenanya harus diterapkan oleh semua organisasi ketika
menyusun laporan keberlanjutan.
Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan diterapkan
untuk mengidentifikasi informasi yang akan diungkap, dengan
mempertimbangkan kegiatan, dampak, serta harapan dan
kepentingan yang substantif dari para pemangku kepentingan.
Ada empat Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan:
Materialitas, Hubungan dengan Pemangku Kepentingan,
Konteks Keberlanjutan, dan Kelengkapan (lihat Prinsip-prinsip
Pelaporan dan Pengungkapan Standar hlm. 16-17, dan Panduan
Penerapan hlm. 9-13). Masing-masing Prinsip Pelaporan
memiliki dua komponen: definisi dan penjelasan cara-caranya
serta alasan penerapan Prinsip tersebut. Organisasi harus
mempertimbangkan kedua komponen tersebut.
Gambar 2 menunjukkan Prinsip-prinsip Pelaporan yang
dapat diterapkan dalam langkah-langkah proses yang
berbeda. Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
diterapkan di seluruh proses, dalam berbagai tingkatan.
Penerapan metodologi pada langkah-langkah berikut dapat
dilakukan dengan cara yang berbeda di setiap organisasi.
Terdapat keadaan-keadaan khusus seperti model bisnis,
konteks operasional sektor, geografis, budaya, dan hukum,
struktur kepemilikan, serta ukuran dan sifat dari dampak
yang memengaruhi cara organisasi mengidentifikasi Aspek
Material dan topik material lain yang akan dilaporkan. Dengan
mempertimbangkan kekhususan organisasi, langkah-langkah
untuk menentukan konten laporan diharapkan sistematis,
terdokumentasi dan dapat diulang, serta digunakan secara
konsisten pada setiap periode pelaporan. Perubahanperubahan yang terjadi pada pendekatan asesmen, dan
implikasinya, diharapkan terdokumentasi.
LANGKAH 1: IDENTIFIKASI – IKHTISAR
Proses ini dimulai dengan melakukan Identifikasi Aspek dan
topik relevan lainnya, dan Boundary, yang dipertimbangkan
untuk dilaporkan. Identifikasi ini didasarkan pada Prinsip Konteks
Keberlanjutan dan Pelibatan Pemangku Kepentingan. Saat
menilai sejumlah kemungkinan topik yang relevan, organisasi
harus melakukan uji yang mendasari kedua Prinsip tersebut.
Organisasi harus mengidentifikasi Aspek dan topik lainnya
yang relevan berdasarkan dampak yang terkait dengan semua
kegiatan, produk, layanan, dan hubungan, terlepas dari apakah
dampak tersebut terjadi di dalam atau di luar organisasiIV.
IV Ÿ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan untuk
Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Kerangka Kerja “Melindungi,
Menghormati, dan Memulihkan” Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
Ÿ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati, dan
Memulihkan: Kerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, 2008.
Ÿ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan Khusus Sekretaris
Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan Korporasi Transnasional dan
Perusahaan Bisnis Lainnya, John Ruggie, 2011.
GAMBAR 2
Topik
Menentukan
Aspek Material
dan Boundary ikhtisar proses
Aspek
Pengungkapan Pendekatan Manajemen + Indikator
LANGKAH 1
IDENTIFIKASI
Konteks
Keberlanjutan
LANGKAH 2
PRIORITASI
Materialitas
LANGKAH 3
VALIDASI
Kelengkapan
Pelibatan Pemangku Kepentingan
LANGKAH 4
REVIU
Konteks Keberlanjutan
Pelibatan Pemangku
Kepentingan
LAPORAN
33
BAGIAN 4
G4-18 LANJUTAN
Bagi organisasi yang baru mengenal pelaporan keberlanjutan
biasanya akan fokus pada dampak yang terjadi di dalam
organisasi, selanjutnya sejalan dengan semakin matangnya
praktik pelaporan, dampak di luar organisasi yang lebih luas
harus dipertimbangkan.
LANGKAH 2: PRIORITASI – IKHTISAR
Langkah selanjutnya dalam menentukan konten laporan
adalah Prioritasi Aspek dan topik relevan lainnya dari
Langkah 1, untuk mengidentifikasi hal-hal yang material dan
akan dilaporkan. Prioritas harus berdasarkan pada Prinsip
Materialitas dan Pelibatan Pemangku Kepentingan. Saat
menetapkan tingkat prioritas, organisasi harus melakukan uji
yang mendasari kedua Prinsip ini.
LANGKAH 3: VALIDASI – IKHTISAR
Langkah ini diikuti dengan Validasi di mana Prinsip
Kelengkapan dan Pelibatan Pemangku Kepentingan
diterapkan untuk mematangkan proses identifikasi konten
laporan. Saat memvalidasi Aspek Material yang teridentifikasi
(atau topik material lainnya), organisasi harus melakukan uji
yang mendasari kedua Prinsip ini.
Hasil dari tiga langkah pertama di atas adalah daftar Aspek
Material (dan topik material lainnya) dan Boundary. Daftar final
Aspek Material (dan topik material lainnya) akan menentukan
daftar Pengungkapan Standar Khusus apa yang harus disusun
oleh organisasi terkait dengan aspek tersebut, yang harus
diungkapkan dalam laporan.
LANGKAH 4: REVIU– IKHTISAR
Terakhir, setelah laporan diterbitkan, organisasi harus
melakukan reviu terhadap laporannya – Langkah 4. Reviu
ini dilakukan saat organisasi sedang menyiapkan siklus
pelaporan berikutnya. Reviu berfokus tidak hanya pada Aspek
Material dalam periode pelaporan sebelumnya tetapi juga
mempertimbangkan kembali Prinsip Pelibatan Pemangku
Kepentingan dan Konteks Keberlanjutan. Temuan-temuan dari
kegiatan ini akan memberikan informasi dan masukan bagi
Langkah Identifikasi pada siklus pelaporan berikutnya.
Pada akhir teks panduan ini, terdapat ringkasan dari tindakan
yang harus diambil untuk setiap Langkah.
LANGKAH 1
Identifikasi
1.1 MENGIDENTIFIKASI TOPIK YANG RELEVAN
Sebelum menentukan daftar Aspek Material atau
topik material lainnya, organisasi disarankan untuk
mempertimbangkan sebuah daftar luas yang berisi topik awal
yang dapat dimasukkan ke dalam laporan. Daftar ini disebut
sebagai daftar ‘topik yang relevan’.
‘Topik yang relevan’ adalah topik yang sewajarnya dianggap
penting yang mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan
dan sosial organisasi; atau memengaruhi asesmen dan
keputusan pemangku kepentingan. Semua topik yang
demikian dapat dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam
laporan keberlanjutan.
Semua Aspek GRI dan Pengungkapan Standar terkait dalam
setiap Kategori di Pedoman dan Pengungkapan Sektor GRI
dapat dipertimbangkan dan pada tahap ini, kemudian dapat
dijadikan sebagai daftar topik awal untuk melakukan langkah
identifikasi. Lihat Tabel 1 atau 5 di Prinsip-prinsip Pelaporan
dan Pengungkapan Standar hlm. 9 atau hlm. 44, dan Tabel 1 di
Panduan Penerapan hlm. 62 untuk ikhtisar semua Aspek GRI.
Pengungkapan Sektor GRI dapat ditemukan di
www.globalreporting.org/reporting/sector-guidance
Pelaksanaan identifikasi topik yang relevan dilakukan dengan
mempertimbangkan dampak yang terkait dengan semua
kegiatan, produk, layanan, dan hubungan organisasi, terlepas dari
apakah dampak tersebut terjadi di dalam atau di luar organisasi.
Untuk setiap topik relevan yang teridentifikasi, organisasi
harus menilai dampak yang terkait dengan hal ini dan
mengidentifikasi Boundary. Topik boundary menentukan tempat
terjadinya dampak: di dalam atau di luar organisasi. Boundary ini
harus dijelaskan dengan rincian yang cukup untuk menentukan:
ŸŸ Dampak terjadi di dalam organisasi
ŸŸ Dampak terjadi di luar organisasi
Identifikasi topik yang relevan yang dilakukan oleh organisasi
diharapkan agar sistematis dan mempertimbangkan prinsip
kehati-hatianV. Selain itu, bila memungkinkan, organisasi
disarankan untuk menerapkan pendekatan pengukuran yang
ilmiah dan divalidasi secara internasional, dan menggunakan
keahlian yang telah terbukti dan penelitian yang otoritatif.
Dalam menilai sejumlah kemungkinan topik yang relevan,
organisasi harus menggunakan uji yang mendasari Prinsip
Konteks Keberlanjutan dan Pelibatan Pemangku Kepentingan.
V Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi Rio tentang
Lingkungan dan Pembangunan’, 1992.
34
BAGIAN 4
G4-18 LANJUTAN
1.2 MENENTUKAN BOUNDARY UNTUK TOPIK YANG RELEVAN
Bagian ini menjelaskan konsep-konsep yang membantu
dalam menentukan Boundary dari topik yang relevan dan
Aspek Material.
Dampak yang menjadikan topik-topik tersebut menjadi relevan
dapat terjadi di dalam atau di luar organisasi, atau keduanya.
‘Boundary’ merujuk pada penjelasan mengenai di mana
dampak itu terjadi pada setiap Aspek Material (Aspek Material
potensial). Dalam menetapkan Boundary, organisasi harus
mempertimbangkan dampak di dalam dan di luar organisasi.
Topik Boundary akan beragam.
a. Di dalam organisasi
Dampak yang menjadikan topik tersebut relevan dapat terjadi
di dalam organisasi. Pada Pedoman, ‘di dalam organisasi’
berarti dalam kelompok entitas yang dilaporkan dalam G4-17.
Dampak tidak terjadi terus menerus di keseluruhan organisasi.
Dalam kaitan ini, organisasi harus mengevaluasi entitas di
dalam organisasi yang mengalami dampak tersebut. Lihat
Pengungkapan Standar Umum G4-20.
GAMBAR 3
Contoh di mana topik anti korupsi hanya
relevan bagi entitas tertentu di dalam
organisasi
PEMASOK 1
b. Di luar organisasi
Suatu dampak yang menjadikan topik menjadi relevan dapat
terjadi di luar organisasi. Tidak ada daftar lengkap tertentu
yang berisi semua pihak luar yang harus dipertimbangkan
untuk keperluan ini. Sebaliknya, organisasi harus menjelaskan
peristiwa-peristiwa yang terjadi saat dampak yang relevan
terjadi. Dampak yang relevan ini dapat digambarkan sebagai
dampak langsung atau tidak langsung untuk beberapa topik
tertentu, atau selain itu digambarkan sebagai disebabkan
oleh, berkontribusi terhadap, atau terkait dengan organisasiVI.
Untuk tujuan asesmen, dampak yang membuat topik yang
relevan di luar organisasi dapat dikelompokkan menurut
lokasi geografis mereka atau sifat hubungan organisasi
terhadap mereka (seperti pemasok di negara X). Rujuk ke
Pengungkapan Standar Umum G4-21.
VI Ÿ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan untuk
Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Kerangka Kerja “Melindungi,
Menghormati, dan Memulihkan” Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
Ÿ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati, dan
Memulihkan: Kerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, 2008.
Ÿ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan Khusus Sekretaris
Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan Korporasi Transnasional dan
Perusahaan Bisnis Lainnya, John Ruggie, 2011.
GAMBAR 4
Contoh di mana topik pekerja anak hanya
relevan bagi entitas tertentu di luar organisasi
ANTI-KORUPSI
PEKERJA ANAK
AR ORGANISASI
DI LU
AR ORGANISASI
DI LU
PEMASOK 2
PEMASOK 2
O RG
USAHA
BERSAMA 2
ANISASI
KONSUMEN 2
PEMASOK 1
O RG
USAHA
BERSAMA 2
ANAK
PERUSAHAAN 1
INDUK
USAHA
BERSAMA 1
USAHA
BERSAMA 1
KONSUMEN 1
DISTRIBUTOR 1
KONSUMEN 2
ANAK
PERUSAHAAN 1
INDUK
ANAK
PERUSAHAAN 2
PEMASOK 3
ANISASI
ANAK
PERUSAHAAN 2
KONSUMEN 1
PEMASOK 3
DISTRIBUTOR 1
35
BAGIAN 4
G4-18 LANJUTAN
c. Di dalam dan di luar organisasi
Dampak yang membuat suatu topik menjadi relevan dapat
terjadi di dalam dan di luar organisasi. Saat menjelaskan
Boundary untuk topik tersebut, organisasi harus
mengkombinasikan pertimbangan untuk menetapkan
Boundary di dalam maupun di luar organisasi, seperti yang
dijelaskan sebelumnya.
Di akhir Langkah 1, organisasi telah menyelesaikan identifikasi
daftar topik yang relevan, dengan Boundary. Pada langkah
selanjutnya, daftar ini diases berdasarkan materialitas, prioritas
laporan, dan kedalaman ulasan dalam laporan.
GAMBAR 5
Contoh di mana topik emisi hanya relevan bagi
entitas tertentu di dalam dan di luar organisasi
EMISI
AR ORGANISASI
DI LU
PEMASOK 2
PEMASOK 1
O RG
USAHA
BERSAMA 2
ANISASI
KONSUMEN 2
ANAK
PERUSAHAAN 1
INDUK
USAHA
BERSAMA 1
ANAK
PERUSAHAAN 2
KONSUMEN 1
PEMASOK 3
DISTRIBUTOR 1
LANGKAH 2
Prioritasi
2.1 APA YANG HARUS DIANALISIS
Setelah mencermati daftar topik relevan yang mungkin akan
diulas dalam laporan– yaitu berupa daftar yang berisi Aspek
GRI dan Pengungkapan Sektor GRI yang terpilih dan jika perlu
dilengkapi dengan topik lain – organisasi harus melakukan
prioritasi. Termasuk didalamnya mempertimbangkan tingkat
signifikansinya terhadap dampak ekonomi, lingkungan, dan
sosial atau pengaruh substantifnya terhadap asesmen dan
keputusan para pemangku kepentingan.
Untuk kemudahan, ‘topik-topik yang relevan’ yang
diidentifikasi pada Langkah 1 selanjutnya disebut ‘Aspek’.
Definisi Prinsip Materialitas:
“Laporan harus mencakup Aspek yang:
ŸŸ Mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang
signifikan dari organisasi; atau
ŸŸ Secara substansial memengaruhi asesmen dan keputusan
pemangku kepentingan”
Konsekuensinya, analisis kualitatif, asesmen kuantitatif, dan
diskusi diperlukan untuk menentukan material tidaknya suatu
Aspek. Strategi dan konteks kegiatan organisasi merupakan
bagian penting dari analisis dan diskusi ini.
Fakta bahwa sebuah topik sulit diukur, tidak berarti bahwa
topik tersebut tidak material. Keputusan tentang apa yang
akan dilaporkan pada Aspek Material yang teridentifikasi akan
dipertimbangkan kemudian. Yang menjadi fokus sekarang
adalah analisis bagi poin-poin di atas.
Prioritas harus berdasarkan pada Prinsip Materialitas dan Pelibatan
Pemangku Kepentingan. Saat menilai tingkat prioritas, organisasi
harus menggunakan uji yang mendasari kedua Prinsip ini.
36
BAGIAN 4
G4-18 LANJUTAN
2.2 ANALISIS MENGENAI ‘PENGARUH PADA ASESMEN
DAN KEPUTUSAN PEMANGKU KEPENTINGAN’ DAN
‘SIGNIFIKANSI DAMPAK EKONOMI, LINGKUNGAN, DAN
SOSIAL ORGANISASI’
Untuk menerapkan Prinsip Materialitas, setiap Aspek harus
dinilai terhadap ‘Pengaruh pada asesmen dan keputusan
pemangku kepentingan’ dan ‘Signifikansi dampak ekonomi,
lingkungan, dan sosial organisasi’.
Sudut pandang tersebut mungkin tumpang tindih hingga
batas tertentu terkait dengan pemangku kepentingan
internal. Kepentingan dan harapan pemangku kepentingan
yang diinvestasikan secara khusus pada keberhasilan
organisasi (seperti pekerja, pemegang saham, dan pemasok)
menginformasikan analisis dari kedua sudut pandang.
a. Pengaruh pada asesmen dan keputusan pemangku
kepentingan
Analisis sudut pandang ini meliputi asesmen terhadap
pandangan yang diungkapkan para pemangku kepentingan
sebelum dan selama periode pelaporan.
Dengan menerapkan Prinsip Pelibatan Pemangku
Kepentingan, organisasi harus mampu mengidentifikasi dan
mempertimbangkan pemangku kepentingan utamanya, serta
pandangan dan kepentingan masing-masing, dan bagaimana
pandangan mereka dapat memengaruhi pengambilan
keputusan tentang konten laporan. Analisis ini mengharuskan
organisasi untuk menerjemahkan pendapat yang beragam
dari pemangku kepentingan yang berbeda dalam serangkaian
keputusan tentang apa yang disertakan dan tidak disertakan
dari laporan.
Pedoman ini mengharuskan adanya pengungkapan tentang
hubungan dengan pemangku kepentingan pada G4-24
hingga G4-27 (Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan
Standar hlm. 29-30, dan Panduan Penerapan hlm. 43-44).
Organisasi diharuskan untuk menjelaskan bagaimana para
pemangku kepentingan diidentifikasi dan diprioritaskan,
bagaimana masukan-masukan dari mereka telah atau tidak
digunakan, dan bagaimana melakukan asesmen terhadap
harapan dan kepentingan yang berbeda-beda, serta alasan di
balik pendekatan yang dipilih organisasi.
Pandangan para pemangku kepentingan dapat berasal dari
mekanisme hubungan yang berjalan, serta dari hubungan
dengan pemangku kepentingan yang dikhususkan untuk
menentukan konten laporan keberlanjutan. Selama proses
keterlibatan ini, Prinsip Pelibatan Pemangku Kepentingan
harus diterapkan dengan rinci.
Proses hubungan dengan pemangku kepentingan yang
dijelaskan di sini bertujuan untuk mengidentifikasi Aspek
yang penting bagi pemangku kepentingan utama dan untuk
mengenali kesenjangan di antara persepsi organisasi dan
pemangku kepentingan. Aspek dengan signifikansi tinggi
bagi pemangku kepentingan utama harus menjadi material,
terutama Aspek yang menyangkut kepentingan pemangku
kepentingan itu sendiri.
Sifat dari dampak dan Aspek Boundary organisasi
dipertimbangkan saat menentukan fokus geografis
suatu Keterlibatan. Proses hubungan dengan pemangku
kepentingan harus bersesuaian dengan jenis kelompok
pemangku kepentingan. Hubungan dengan pemangku
kepentingan juga mengidentifikasi kepentingan yang bisa
disampaikan pemangku kepentingan tertentu (seperti
generasi penerus, fauna, ekosistem). Organisasi harus
mengidentifikasi proses untuk mempertimbangkan
pandangan tersebut dalam menentukan materialitas,
termasuk kepada kepentingan pemangku kepentingan yang
tidak memiliki dialog yang terus menerus atau jelas.
Proses hubungan dengan pemangku kepentingan yang tepat
adalah bersifat dua arah, sistematis, dan objektif. Beberapa proses
hubungan dengan kelompok pemangku kepentingan tertentu,
seperti pekerja dan komunitas, diharapkan dilakukan secara
independen terhadap manajemen dan terdapat mekanisme bagi
para pemangku kepentingan untuk mengungkapkan pandangan
secara kolektif terkait dengan di mana mereka berada.
Analisis atas Aspek yang teridentifikasi oleh para pemangku
kepentingan meliputi:
ŸŸ Persepsi masing-masing kelompok pemangku kepentingan
mengenai dampak organisasi terhadap kelompok
pemangku kepentingan
ŸŸ Persepsi masing-masing kelompok pemangku kepentingan
mengenai ketergantungan kelompok pada organisasi
ŸŸ Lokasi geografis pemangku kepentingan dan signifikansi
Aspek tersebut bagi wilayah mereka
ŸŸ Keragaman dan rentang pemangku kepentingan yang
menyampaikan kepentingan mereka dan/atau yang
dipengaruhi
ŸŸ Harapan pemangku kepentingan mengenai tindakan dan
tanggapan terhadap sebuah Aspek
ŸŸ Harapan pemangku kepentingan mengenai transparansi
pada Aspek tertentu
Selain itu, memprioritaskan pemangku kepentingan akan
memerlukan analisis mengenai bagaimana para pemangku
kepentingan dikaitkan dengan organisasi dan Aspek yang
sedang dibahas. Proses ini bisa tergantung pada seberapa
besar pemangku kepentingan tersebut:
ŸŸ Tertarik, dipengaruhi oleh, atau memiliki potensi untuk
terpengaruh oleh dampak dari kegiatan, produk, layanan,
dan hubungan organisasi
37
BAGIAN 4
G4-18 LANJUTAN
ŸŸ Memiliki kemampuan untuk memengaruhi hasil di dalam
organisasi
ŸŸ Berinvestasi dalam keberhasilan/kegagalan organisasi
ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi’, organisasi bisa
mengidentifikasi Aspek berdasarkan kedua sudut pandang
tersebut.
Kegiatan, produk, layanan, dan hubungan organisasi
mengakibatkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Beberapa dampak keberlanjutan ini terlihat oleh pemangku
kepentingan, yang mengungkapkan kepentingan mereka secara
langsung. Tetapi, tidak semua dampak keberlanjutan dapat
diketahui oleh para pemangku kepentingan. Beberapa dampak
bisa jadi bersifat lambat dan kumulatif. Lainnya terjadi di tempat
yang jauh dari pemangku kepentingan, sehingga hubungan
sebab akibat yang terjadi mungkin menjadi tidak jelas.
Organisasi selanjutnya menetapkan nilai ambang (kriteria)
yang membuat suatu Aspek menjadi penting. Analisis dari
dua sudut pandang tersebut harus tergambarkan pada nilai
ambang ini.
b. Signifikansi dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial
organisasi
Tujuan dari analisis ini adalah untuk memprioritaskan
Aspek yang mungkin berpengaruh positif atau negatif pada
kemampuan organisasi untuk melaksanakan visi dan strateginya.
Penetapan tersebut dilakukan dengan diskusi, analisis
kualitatif, dan asesmen kuantitatif untuk memahami seberapa
signifikan sebuah Aspek.
Untuk memprioritaskan Aspek untuk pelaporan, asesmen yang
dilakukan organisasi meliputi, antara lain, unsur-unsur berikut:
ŸŸ Kemungkinan dampak
ŸŸ Tingkat keparahan dampak
ŸŸ Kemungkinan risiko atau peluang yang timbul dari sebuah
Aspek
ŸŸ Seberapa kritikal dampak tersebut bagi kinerja jangka
panjang organisasi
ŸŸ Peluang bagi organisasi untuk tumbuh atau mendapatkan
keuntungan dari dampak tersebut
Elemen informasi ini mungkin tersedia melalui kebijakan
internal yang dibuat, praktik, dan prosedur (seperti
strategi, KPI, asesmen risiko, dan laporan keuangan), serta
pengungkapan yang diminta peraturan.
Di antara kemungkinan unsur-unsur lain, analisis dapat
meliputi:
ŸŸ Implikasi finansial dan non-finansial saat ini dan di masa
mendatang
ŸŸ Dampak pada strategi, kebijakan, proses, hubungan, dan
komitmen organisasi
ŸŸ Dampak terhadap keunggulan kompetitif/kepiawaian
manajemen
2.3 MENENTUKAN ASPEK MATERIAL
a. Nilai Ambang
Setelah melakukan analisis ‘Pengaruh pada asesmen dan
keputusan pemangku kepentingan’ dan ‘Signifikansi dampak
Definisi nilai ambang oleh organisasi memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap laporan. Nilai ambang dan kriteria
yang dijadikan dasar harus didefinisikan, didokumentasikan,
dan dikomunikasikan dengan jelas oleh organisasi.
Fakta terhadap sebuah topik yang sulit dikuantifikasi bukan
berarti bahwa topik tersebut tidak material. Keputusan
tentang apa saja yang mungkin untuk diulas terkait Aspek
Material yang terindentifikasi akan dipertimbangkan
kemudian.
Dalam menentukan nilai ambang, organisasi harus
menetapkan bagaimana menjelaskan Aspek yang lebih
penting daripada Aspek lain pada sebuah sudut pandang.
Aspek tidak harus sangat signifikan di kedua sudut pandang
agar dapat dianggap prioritas untuk pelaporan.
Isu-isu yang mengemuka – Contohnya adalah sebuah Aspek
bisa menjadi relevan tergantung pada waktu. Signifikansi pada
salah satu sudut pandang lebih penting daripada memilih
berdasarkan konvergensi di kedua sudut pandang yang
berbeda, dan hindari menetapkan skala pembanding yang
sangat rendah. Selain itu, seperti disebutkan sebelumnya,
Aspek dengan signifikansi tinggi pada pemangku kepentingan
utama yang menyangkut kepentingan pemangku
kepentingan itu sendiri dapat dianggap penting untuk
pelaporan.
Untuk memberikan gambaran visual proses identifikasi ini,
pada Gambar 6 area di antara dua sumbu menyertakan Aspek
yang diidentifikasi selama Langkah Identifikasi. Di sini, Aspek
ditempatkan sehubungan dengan ‘Pengaruh pada asesmen
dan keputusan pemangku kepentingan’ dan ‘Signifikansi
dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi’. Semua
Aspek dalam grafik harus dipertimbangkan dalam Langkah
Prioritasi.
38
BAGIAN 4
G4-18 LANJUTAN
Presentasi visual Aspek yang diprioritaskan
PENGARUH PADA ASESMEN DAN KEPUTUSAN
PEMANGKU KEPENTINGAN
GAMBAR 6
relatif terhadap prioritas dalam laporan:
ŸŸ Aspek dengan prioritas pelaporan rendah dilaporkan untuk
memenuhi peraturan atau persyaratan pelaporan lainnya.
Bisa saja diputuskan untuk tidak disajikan dalam laporan jika
tidak material.
ŸŸ Aspek dengan prioritas pelaporan menengah harus
dipertimbangkan untuk disajikan dalam laporan. Bisa saja
diputuskan untuk tidak disajikan dalam laporan jika tidak
material.
ŸŸ Aspek dengan prioritas pelaporan tinggi harus dilaporkan
secara mendetail.
DMA mengijinkan pembahasan mengenai tantangan dan
dilema, jika organisasi tidak memiliki pendekatan manajemen
untuk Aspek Material (lihat Prinsip-prinsip Pelaporan dan
Pengungkapan Standar hlm. 45).
Selain itu, Indikator harus dilaporkan dengan DMA atas Aspek
Material yang menimbulkan dampak di dalam organisasi.
SIGNIFIKANSI DAMPAK EKONOMI, LINGKUNGAN,
DAN SOSIAL
b. Tingkat cakupan
Tingkat cakupan merujuk pada seberapa bagus, seberapa
banyak jumlah data, dan penjelasan naratif yang diungkapkan
oleh organisasi pada Aspek Material. DMA, Indikator, atau
kombinasi daripadanya menunjukkan perbedaan tingkat
cakupan.
Organisasi dapat mempertimbangkan hal berikut sebagai
contoh tentang bagaimana menjelaskan tingkat cakupan
Untuk Aspek Material yang menimbulkan dampak di luar
organisasi, Indikator dapat dilaporkan jika kualitas dan
ketersediaan data memungkinkan.
Di akhir Langkah Prioritasi, organisasi memiliki daftar semua
Aspek Material yang akan disertakan dalam laporan, bersama
dengan Boundary dan tingkat cakupannya.
Organisasi harus melaporkan bila informasi yang disajikan
pada DMA atau Indikator tidak mencakup Boundary yang
teridentifikasi pada Aspek Material dalam Pengungkapan
Standar Umum G4-20 dan G4-21 (Prinsip-prinsip Pelaporan
dan Pengungkapan Standar hlm. 29, dan Panduan Penerapan
hlm. 41).
LANGKAH 3
Validasi
Pada Langkah Validasi dilakukan asesmen pada semua Aspek
Material yang terindentifikasi terhadap Prinsip ‘Kelengkapan’
(Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar hlm. 17,
dan Panduan Penerapan hlm. 12-13) sebelum mengumpulkan
informasi yang akan dilaporkan.
Langkah Validasi meliputi asesmen Aspek Material terhadap:
1. Cakupan – berbagai Aspek yang dicakup dalam laporan
2. Aspek Boundary – Uraian tempat terjadinya dampak untuk
setiap Aspek Material
3. Waktu – kelengkapan informasi yang dipilih berdasarkan
periode pelaporan
Validasi dilakukan dengan tujuan untuk memastikan laporan
memberikan representasi yang wajar dan seimbang mengenai
kinerja keberlanjutan organisasi, termasuk dampak positif dan
negatifnya.
Prinsip Kelengkapan dan Pelibatan Pemangku Kepentingan
diterapkan di sini untuk memfinalisasi proses identifikasi
39
BAGIAN 4
G4-18 LANJUTAN
konten laporan. Saat memvalidasi Aspek Material yang
teridentifikasi (atau topik material lainnya), organisasi harus
melakukan uji yang mendasari kedua Prinsip ini.
Adalah sangat penting supaya daftar Aspek Material yang
teridentifikasi disetujui terlebih dulu oleh pembuat keputusan
senior internal yang relevan di organisasi. Beberapa organisasi
dapat melibatkan pemangku kepentingan eksternal untuk
proses persetujuan ini. Proses Validasi harus terdokumentasi.
Setelah daftar Aspek Material yang teridentifikasi disetujui,
Aspek Material yang terindentifikasi harus diterjemahkan
menjadi Pengungkapan Standar – DMA dan Indikator –
untuk dilaporkan. Setelah Langkah Validasi, organisasi
mengumpulkan semua informasi yang akan dilaporkan atas
setiap Aspek Material, dan menyusun laporan akhir. Dalam
mengumpulkan informasi, Prinsip-prinsip untuk Menentukan
Kualitas Laporan diterapkan (Prinsip-prinsip Pelaporan dan
VII Jika Aspek telah diidentifikasi sebagai penting dan organisasi tidak
memiliki informasi yang cukup untuk melaporkannya, laporan
keberlanjutan harus menyatakan tindakan yang akan diambil untuk
mengatasi kesenjangan, dan jangka waktu untuk melakukannya.
Pengungkapan Standar hlm. 17-18, dan Panduan Penerapan
hlm. 13-16). Organisasi menentukan Aspek yang sudah ada
pengelolaannya dan informasi mengenai kinerjanya, serta
Aspek yang masih membutuhkan pengaturan pendekatan
manajemen dan sistem pengukuran kinerjaVII.
Organisasi dapat mengidentifikasi topik penting yang tidak
tercakup dalam daftar Aspek dan Indikator di Pedoman atau
dalam Pengungkapan Sektor GRI. Untuk membahas topik ini,
organisasi dapat menerapkan DMA Generik. Komplemen atas
DMA Generik, organisasi juga dapat menggunakan indikator
alternatif, atau dari spesifik sektor, atau mengembangkan
indikator sendiri. Indikator spesifik organisasi yang
digunakan dalam laporan harus tunduk pada Prinsip-prinsip
Pelaporan yang sama dan memiliki sisi teknis sama seperti
Pengungkapan Standar GRI.
Organisasi juga dapat melakukan pendekatan untuk
melakukan asesmen materialitas atas Indikator dalam Langkah
Validasi. Jika sebuah Indikator dianggap material sedangkan
Aspek yang terkait dengannya tidak material, maka Aspek
tersebut menjadi dianggap material.
LANGKAH 4
Reviu
Reviu dilakukan setelah laporan diterbitkan, dan organisasi
sedang menyiapkan siklus pelaporan berikutnya. Reviu ini
fokus pada Aspek yang material dalam periode pelaporan
sebelumnya dan juga mempertimbangkan masukan
pemangku kepentingan. Temuan dari reviu ini memberikan
informasi dan masukan pada Langkah Identifikasi untuk siklus
pelaporan berikutnya.
Prinsip Pelibatan Pemangku Kepentingan dan Konteks
Keberlanjutan, serta uji yang terkait dalam Pedoman,
menginformasikan reviu yang dilakukan pada sebuah laporan.
Hal tersebut berfungsi untuk memeriksa penyajian dan
evaluasi konten laporan, serta memeriksa proses pelaporan
secara keseluruhan.
Organisasi dapat memilih untuk melibatkan para pemangku
kepentingan internal dan eksternal dalam memeriksa
apakah konten laporan memberikan gambaran yang wajar
dan seimbang atas dampak dan kinerja keberlanjutan
organisasi, serta apakah proses yang dilaporkan dalam laporan
menunjukkan maksud dari Prinsip-prinsip Pelaporan.
40
BAGIAN 4
G4-18 LANJUTAN
PROSES UNTUK MENENTUKAN KONTEN PELAPORAN – RINGKASAN
LANGKAH 1
LANGKAH 3
Identifikasi
Validasi
ŸŸ Pertimbangkan daftar Aspek GRI dan topik penting lainnya
ŸŸ Terapkan Prinsip Konteks Keberlanjutan dan Pelibatan
Pemangku Kepentingan: Identifikasi Aspek – dan topik
relevan lainnya – berdasarkan dampak yang relevan
terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial yang terkait
dengan semua kegiatan, produk, layanan, dan hubungan
organisasi, atau pada pengaruh yang dimilikinya terhadap
asesmen dan keputusan pemangku kepentingan
ŸŸ Identifikasi tempat terjadinya dampak: di dalam atau di luar
organisasi
ŸŸ Cantumkan Aspek dan topik lainnya yang dianggap relevan,
serta Boundary
ŸŸ Terapkan Prinsip Kelengkapan dan Pelibatan Pemangku
Kepentingan: Lakukan asesmen pada daftar Aspek
Material terhadap Cakupan, Aspek Boundary, dan
Periode untuk memastikan bahwa laporan tersebut
memberikan representasi yang wajar dan seimbang
dari dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi
yang signifikan dan memungkinkan para pemangku
kepentingan untuk menilai kinerja organisasi
ŸŸ Setujui daftar Aspek Material yang terindentifikasi bersama
pembuat keputusan senior internal yang relevan
ŸŸ Siapkan sistem dan proses untuk mengumpulkan
informasi yang diperlukan untuk diungkapkan
ŸŸ Terjemahkan Aspek Material teridentifikasi menjadi
Pengungkapan Standar – DMA dan Indikator – sebagai
dasar laporan.
ŸŸ Tentukan informasi yang tersedia dan jelaskan mana
yang masih diperlukan untuk membuat pendekatan
manajemen dan sistem pengukuran
LANGKAH 2
Prioritasi
ŸŸ Terapkan Prinsip Materialitas dan Pelibatan Pemangku
Kepentingan: Nilai setiap Aspek dan topik lainnya yang
dianggap relevan pada:
–– signifikansi dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial
organisasi
–– pengaruh terhadap asesmen dan keputusan pemangku
kepentingan
ŸŸ Identifikasi Aspek Material dengan menggabungkan
asesmen tersebut
ŸŸ Tentukan dan dokumentasikan nilai ambang (kriteria) untuk
menentukan sebuah Aspek menjadi material
ŸŸ Untuk setiap Aspek Material yang terindentifikasi, putuskan
tingkat cakupan, jumlah data, dan penjelasan naratif yang
akan diungkapkan
ŸŸ Cantumkan Aspek Material yang akan disertakan dalam
laporan, beserta Boundary dan tingkat cakupannya
LANGKAH 4
Reviu
ŸŸ Terapkan Prinsip Konteks Keberlanjutan dan Hubungan
dengan Pemangku Kepentingan: Tinjau Aspek yang penting
dari pelaporan periode sebelumnya
ŸŸ Gunakan hasil reviu untuk menjelaskan Langkah 1
Identifikasi untuk siklus pelaporan berikutnya
Lihat juga ‘Definisi Istilah-istilah Penting’:
Aspek, Aspek Boundary, Cakupan, Topik (Lihat Daftar Istilah
pada Panduan Penerapan, hlm. 244)
GAMBAR 7
Topik
Menentukan Aspek Material
dan Boundary - ikhtisar
proses
Aspek
Pengungkapan Pendekatan Manajemen + Indikator
LANGKAH 1
IDENTIFIKASI
LANGKAH 2
PRIORITASI
Konteks
Keberlanjutan
Materialitas
LANGKAH 3
VALIDASI
Kelengkapan
Pelibatan Pemangku Kepentingan
LANGKAH 4
REVIU
Konteks Keberlanjutan
Pelibatan Pemangku Kepentingan
LAPORAN
BAGIAN 4
G4-19
a. Cantumkan semua Aspek Material yang terindentifikasi dalam proses untuk menentukan konten laporan.
PANDUAN
Lihat Panduan untuk G4-18, Panduan Penerapan hlm. 31-40.
G4-20
a. Untuk setiap Aspek Material, laporkan Aspek Boundary dalam organisasi, sebagai berikut:
ŸŸ Laporkan apakah Aspek tersebut bersifat material di dalam organisasi
ŸŸ Jika Aspek tersebut tidak material untuk semua entitas dalam organisasi (seperti yang dijelaskan dalam G4-17), pilih salah
satu dari dua pendekatan berikut dan laporkan:
–– Daftar entitas atau kelompok entitas sebagaimana disebutkan dalam G4-17 di mana Aspek-aspek tersebut tidak menjadi
material atau
–– Daftar entitas atau kelompok entitas yang disebutkan dalam G4-17 di mana Aspek-aspek tersebut menjadi material
ŸŸ Laporkan setiap batasan spesifik terkait dengan Aspek Boundary di dalam organisasi
PANDUAN
Lihat Panduan untuk G4-18, Panduan Penerapan hlm. 31-40.
G4-21
a. Untuk setiap Aspek Material, laporkan Aspek Boundary di luar organisasi, sebagai berikut:
ŸŸ Laporkan apakah Aspek tersebut bersifat material di luar organisasi
ŸŸ Jika Aspek tersebut adalah material di luar organisasi, identifikasi entitas, kelompok entitas atau elemen di mana Aspekaspek tersebut menjadi material. Selain itu, jelaskan lokasi geografis di mana Aspek tersebut menjadi material bagi entitas
yang teridentifikasi
ŸŸ Laporkan batasan spesifik terkait dengan Aspek Boundary di luar organisasi
PANDUAN
Lihat Panduan untuk G4-18, Panduan Penerapan hlm. 31-40.
41
BAGIAN 4
G4-22
a.Laporkan pengaruh dari pernyataan ulang atas informasi yang diberikan pada laporan sebelumnya dan alasan pernyataan
ulang tersebut.
PANDUAN
Penyajian ulang mungkin disebabkan oleh:
ŸŸ Merger atau akuisisi
ŸŸ Perubahan tahun atau periode dasar
ŸŸ Sifat bisnis
ŸŸ Metode pengukuran
G4-23
a. Laporkan perubahan yang signifikan dari periode pelaporan sebelumnya pada Cakupan dan Aspek Boundary.
42
BAGIAN 4
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
Pengungkapan Standar tersebut merupakan gambaran keseluruhan tentang hubungan dengan pemangku kepentingan
organisasi selama periode pelaporan. Pengungkapan Standar ini tidak hanya terbatas pada keterlibatan yang dilakukan untuk
tujuan penyusunan laporan.
G4-24
a.Susun daftar kelompok-kelompok pemangku kepentingan yang dilibatkan oleh organisasi.
PANDUAN
Contoh kelompok pemangku kepentingan adalah:
ŸŸ Masyarakat Sipil
ŸŸ Pelanggan
ŸŸ Karyawan, pekerja lainnya, dan serikat pekerja
ŸŸ Masyarakat lokal
ŸŸ Pemegang saham dan pemodal
ŸŸ Pemasok
G4-25
a. Laporkan dasar identifikasi dan pemilihan pemangku kepentingan yang akan dilibatkan.
PANDUAN
Penyusunan
Jelaskan proses penentuan kelompok pemangku kepentingan
organisasi dan penentuan kelompok yang akan dilibatkan dan
yang tidak.
43
BAGIAN 4
G4-26
a.Laporkan pendekatan organisasi dalam hubungan dengan pemangku kepentingan, termasuk frekuensi hubungan menurut
jenis dan menurut kelompok pemangku kepentingan, dan sebuah indikasi mengenai apakah terdapat hubungan yang
dilakukan secara khusus dalam proses persiapan laporan.
PANDUAN
Termasuk di sini adalah survei-survei yang dilakukan(seperti
survei pemasok), kelompok fokus, panel komunitas,
panel penasihat perusahaan, komunikasi tertulis, struktur
manajemen atau serikat, dan sarana lainnya.
G4-27
a.Laporkan topik dan permasalahan utama yang pernah diajukan melalui hubungan dengan pemangku kepentingan dan
bagaimana organisasi menanggapi topik dan permasalahan utama tersebut, termasuk melalui pelaporan ini. Laporkan
kelompok pemangku kepentingan yang pernah mengajukan topik dan permasalahan utama.
44
BAGIAN 4
Profil Laporan
Pengungkapan Standar ini menyajikan gambaran keseluruhan tentang informasi dasar mengenai laporan, Indeks Konten GRI,
dan pendekatan untuk memperoleh assurance eksternal.
G4-28
a. Periode pelaporan (misalnya tahun fiskal atau tahun kalender) untuk informasi yang diberikan.
G4-29
a.Tanggal laporan sebelumnya yang paling terakhir (jika ada).
G4-30
a.Siklus pelaporan (misalnya tahunan, dua tahunan).
G4-31
a. Berikan kontak yang dapat dihubungi bila ada pertanyaan mengenai laporan atau kontennya.
45
46
BAGIAN 4
INDEKS KONTEN GRI
G4-32
a.Laporkan opsi ‘sesuai’ yang dipilih organisasi.
b.Laporkan Indeks Konten GRI untuk opsi yang dipilih (lihat tabel di bawah ini).
c.Laporkan referensi ke Laporan Assurance eksternal, jika laporan telah dijamin secara eksternal. GRI merekomendasikan
penggunaan assurance eksternal, namun hal ini bukan persyaratan agar dapat ‘sesuai’ dengan Pedoman.
Indeks Konten GRI untuk ‘Sesuai’ – Inti
PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM
Pengungkapan Standar Umum
STRATEGI DAN ANALISIS
G4-1
PROFIL ORGANISASI
G4-3
G4-4
G4-5
G4-6
G4-7
G4-8
G4-9
G4-10
G4-11
G4-12
G4-13
G4-14
G4-15
G4-16
Halaman
Assurance Eksternal
Tunjukkan apakah Item Pengungkapan Standar telah dijamin secara
eksternal. Jika ya, sertakan referensi halaman untuk Pernyataan Assurance
Eksternal di laporan.
47
BAGIAN 4
G4-32 LANJUTAN
PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM
Pengungkapan Standar Umum
Halaman
Assurance Eksternal
Tunjukkan apakah Item Pengungkapan Standar telah dijamin secara
eksternal. Jika ya, sertakan referensi halaman untuk Pernyataan Assurance
Eksternal di laporan.
ASPEK MATERIAL DAN BOUNDARY TERIDENTIFIKASI
G4-17
G4-18
G4-19
G4-20
G4-21
G4-22
G4-23
HUBUNGAN DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
G4-24
G4-25
G4-26
G4-27
PROFIL LAPORAN
G4-28
G4-29
G4-30
G4-31
G4-32
G4-33
TATA KELOLA
G4-34
ETIKA DAN INTEGRITAS
G4-56
PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS
Aspek Material
(Seperti dalam G4-19)
Cantumkan Aspek Material
teridentifikasi.
DMA dan Indikator
Cantumkan Pengungkapan
Standar Khusus terkait
dengan tiap Aspek Material
teridentifikasi, dengan
nomor halaman (atau
tautan).
Tidak Dicantumkan
Dalam kasus tertentu, jika
tidak dimungkinkan untuk
mencantumkan informasi
wajib tertentu, berikan alasan
untuk tidak mencantumkannya
(seperti yang didefinisikan dalam
Prinsip-prinsip Pelaporan dan
Pengungkapan Standar hlm. 13).
Assurance Eksternal
Tunjukkan apakah
Pengungkapan Standar telah
dijamin secara eksternal.
Jika ya, sertakan referensi
halaman untuk Pernyataan
Assurance Eksternal di laporan.
48
BAGIAN 4
G4-32 LANJUTAN
Indeks Konten GRI untuk ‘Sesuai’ – Komprehensif
PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM
Pengungkapan
Standar Umum
Halaman Tidak Dicantumkan
Dalam kasus tertentu, jika tidak dimungkinkan
untuk mencantumkan informasi wajib tertentu,
berikan alasan untuk tidak mencantumkannya
(sebagaimana ditentukan dalam Prinsip-prinsip
Pelaporan dan Pengungkapan Standar hlm. 13).
STRATEGI DAN ANALISIS
G4-1
Tidak berlaku
G4-2
Tidak berlaku
PROFIL ORGANISASI
G4-3
Tidak berlaku
G4-4
Tidak berlaku
G4-5
Tidak berlaku
G4-6
Tidak berlaku
G4-7
Tidak berlaku
G4-8
Tidak berlaku
G4-9
Tidak berlaku
G4-10
Tidak berlaku
G4-11
Tidak berlaku
G4-12
Tidak berlaku
G4-13
Tidak berlaku
G4-14
Tidak berlaku
G4-15
Tidak berlaku
G4-16
Tidak berlaku
ASPEK MATERIAL DAN BOUNDARY TERIDENTIFIKASI
G4-17
Tidak berlaku
G4-18
Tidak berlaku
G4-19
Tidak berlaku
G4-20
Tidak berlaku
G4-21
Tidak berlaku
G4-22
Tidak berlaku
G4-23
Tidak berlaku
HUBUNGAN DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
G4-24
Tidak berlaku
G4-25
Tidak berlaku
G4-26
Tidak berlaku
G4-27
Tidak berlaku
Assurance Eksternal
Tunjukkan apakah Item Pengungkapan
Standar telah dijamin secara eksternal.
Jika ya, sertakan referensi halaman untuk
Pernyataan Assurance Eksternal di laporan.
49
BAGIAN 4
G4-32 LANJUTAN
PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM
Pengungkapan
Standar Umum
Halaman Tidak Dicantumkan
Dalam kasus tertentu, jika tidak dimungkinkan
untuk mencantumkan informasi wajib tertentu,
berikan alasan untuk tidak mencantumkannya
(sebagaimana ditentukan dalam Prinsip-prinsip
Pelaporan dan Pengungkapan Standar hlm. 13).
PROFIL LAPORAN
G4-28
Tidak berlaku
G4-29
Tidak berlaku
G4-30
Tidak berlaku
G4-31
Tidak berlaku
G4-32
Tidak berlaku
G4-33
Tidak berlaku
TATA KELOLA
G4-34
Tidak berlaku
G4-35
G4-36
G4-37
G4-38
G4-39
G4-40
G4-41
G4-42
G4-43
G4-44
G4-45
G4-46
G4-47
G4-48
G4-49
G4-50
G4-51
G4-52
G4-53
G4-54
G4-55
ETIKA DAN INTEGRITAS
G4-56
G4-57
G4-58
Tidak berlaku
Assurance Eksternal
Tunjukkan apakah Item Pengungkapan
Standar telah dijamin secara eksternal.
Jika ya, sertakan referensi halaman untuk
Pernyataan Assurance Eksternal di laporan.
50
BAGIAN 4
G4-32 LANJUTAN
PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS
Aspek Material
(Seperti dalam G4-19)
Cantumkan Aspek Material
teridentifikasi.
DMA dan Indikator
Cantumkan Pengungkapan
Standar Khusus terkait
dengan tiap Aspek Material
teridentifikasi, dengan nomor
halaman (atau tautan).
Pelaporan Pengungkapan Standar
Wajib dengan Menggunakan
Referensi
Informasi yang terkait dengan Pengungkapan Standar
yang diwajibkan oleh opsi ‘sesuai’ bisa saja sudah disajikan
dalam laporan lain yang dibuat oleh organisasi, misalnya
laporan tahunan untuk pemegang saham atau laporan
wajib maupun sukarela lainnya. Dalam kondisi demikian,
organisasi dapat memilih untuk tidak mengulang informasi
tersebut dalam laporan keberlanjutannya, dan alih-alih
menambahkan rujukan di mana informasi yang relevan
dapat ditemukan.
Tidak Dicantumkan
Dalam kasus tertentu, jika
tidak dimungkinkan untuk
mencantumkan informasi
wajib tertentu, berikan alasan
untuk tidak mencantumkannya
(seperti yang didefinisikan dalam
Prinsip-prinsip Pelaporan dan
Pengungkapan Standar hlm. 13).
Assurance Eksternal
Tunjukkan apakah
Pengungkapan Standar telah
dijamin secara eksternal.
Jika ya, sertakan referensi
halaman untuk Pernyataan
Assurance Eksternal di laporan.
web dan laporan cetakan atau hanya menggunakan salah
satu media saja. Misalnya, organisasi dapat memilih untuk
memberikan laporan yang terperinci dalam situs web,
sedangkan ringkasan eksekutif, termasuk informasi strategi
dan analisis serta kinerja disajikan dalam bentuk cetakan.
Pemilihan media bergantung pada keputusan organisasi
terkait dengan periode pelaporan, cara untuk memperbarui
konten laporan, pengguna laporan umumnya, dan faktor
praktis lainnya, misalnya strategi distribusi.
Setidaknya satu media (web atau cetakan) harus dapat
memberikan akses bagi pengguna kepada kumpulan
informasi yang lengkap untuk periode pelaporan tersebut.
Penyajian ini dapat diterima selama referensinya spesifik
(misalnya, referensi umum berupa laporan tahunan untuk
para pemegang saham saja tidak dapat diterima, kecuali
mencantumkan bagian, tabel, dll.) dan informasi tersebut
tersedia secara umum dan dapat diakses dengan mudah. Hal
ini dapat terjadi bila laporan keberlanjutan disajikan dalam
format elektronik atau berbasis web dan tautan disediakan
ke laporan elektronik atau berbasis web lainnya.
Catatan mengenai Laporan yang
Tidak Disusun ‘Sesuai’ dengan
Pedoman
MEDIA PELAPORAN
Pelaporan elektronik atau berbasis web dan laporan cetakan
adalah media yang tepat untuk pelaporan. Organisasi dapat
memilih untuk menggunakan kombinasi laporan berbasis
“Laporan ini berisi Pengungkapan Standar dari Pedoman
Pelaporan Berkelanjutan GRI”. Sebuah daftar Pengungkapan
Standar dan lokasinya dalam laporan organisasi harus
disediakan bersamaan dengan pernyataan ini.
Jika organisasi melaporkan Pengungkapan Standar dari
Pedoman namun belum memenuhi semua persyaratan dalam
opsi ‘sesuai’, laporan tersebut harus mencantumkan pernyataan
berikut:
51
BAGIAN 4
ASSURANCE
G4-33
a. Laporkan kebijakan organisasi dan praktik yang sedang berjalan sehubungan dengan memperoleh assurance eksternal untuk laporan.
b. Jika tidak disertakan dalam laporan assurance yang menyertai laporan keberlanjutan, laporkan cakupan dan dasar assurance
eskternal yang diberikan.
c. Laporkan hubungan antara organisasi dan penyedia assurance.
d. Laporkan apakah badan tata kelola tertinggi atau eksekutif senior terlibat dalam memperoleh assurance untuk laporan
keberlanjutan organisasi.
PANDUAN
Relevansi
Organisasi menggunakan beragam pendekatan untuk
meningkatkan kredibilitas laporannya.
GRI merekomendasikan penggunaan assurance eksternal
untuk laporan keberlanjutan selain sumber daya internal,
tetapi bukan merupakan keharusan.
GRI menggunakan istilah ‘assurance eksternal’ untuk merujuk
pada aktivitas yang dirancang untuk menghasilkan keputusan
yang dipublikasikan mengenai kualitas laporan dan informasi
(baik dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif ) yang
terkandung di dalamnya. Assurance eksternal juga merujuk
ke aktivitas yang dirancang untuk menghasilkan keputusan
yang dipublikasikan mengenai sistem atau proses (misalnya
proses untuk menentukan konten laporan, termasuk
penerapan Prinsip Materialitas atau proses hubungan dengan
pemangku kepentingan). Aktivitas ini berbeda dari aktivitas
yang dirancang untuk menilai atau memvalidasi kualitas
atau tingkat kinerja sebuah organisasi, seperti menerbitkan
sertifikasi kinerja atau asesmen kepatuhan.
Beragam pendekatan saat ini digunakan oleh penyusun
laporan guna menerapkan assurance eksternal, termasuk
menggunakan penyedia assurance profesional, atau kelompok
maupun perorangan eksternal lainnya. Apa pun pendekatan
khusus yang diterapkan, assurance eksternal harus dilaksanakan
oleh kelompok atau perorangan yang kompeten di luar dari
organisasi, yang mengikuti standar profesional untuk assurance,
atau yang menerapkan proses sistematis, terdokumentasi, dan
berdasarkan bukti-bukti (‘penyedia assurance).
Secara keseluruhan, untuk assurance eksternal laporan yang
menggunakan Pedoman, penting bahwa penyedia assurance
yang dimaksud untuk:
ŸŸ Independen dari organisasi dan oleh karena itu dapat
menjangkau dan memublikasikan opini atau keputusan yang
objektif dan tidak memihak dalam laporan
ŸŸ Terbukti kompeten untuk pokok permasalahan dan praktik assurance
ŸŸ Menerapkan prosedur pengendalian mutu dalam
pelaksanaan pekerjaan assurance
ŸŸ Melaksanakan pekerjaan dengan cara yang sistematis,
terdokumentasi, berdasarkan bukti-bukti, dan ditunjukkan
dengan prosedur yang ditetapkan
ŸŸ Menilai apakah laporan menyajikan presentasi kinerja yang
wajar dan seimbang, yang mempertimbangkan kebenaran
data dalam laporan serta pemilihan konten secara keseluruhan
ŸŸ Menilai sejauh mana penyusun laporan telah menerapkan
Pedoman selama proses pengambilan kesimpulan
ŸŸ Menerbitkan laporan tertulis yang tersedia bagi publik dan
mencantumkan opini atau kumpulan kesimpulan, Uraian
tanggung jawab penyusun laporan dan penyedia assurance,
serta ringkasan pelaksanaan pekerjaan untuk menjelaskan
sifat assurance yang diberikan dalam laporan assurance
Sebuah organisasi dimungkinkan untuk memiliki sistem
pengendalian internal dan aturan tata kelola perusahaan,
pada sejumlah yurisdiksi, yang mengharuskan direktur untuk
memeriksa, dan jika dirasa cukup untuk mengonfirmasi
kecukupan pengendalian internal organisasi untuk laporan
tahunannya. Organisasi juga dapat membuat dan mengelola
fungsi audit internal, sebagai bagian dari proses manajemen
risiko dan untuk mengelola serta melaporkan informasi.
Sistem internal tersebut juga penting berkaitan dengan
integritas dan kredibilitas laporan secara keseluruhan.
Sebuah organisasi dapat menyelenggarakan diskusi panel para
pemangku kepentingan untuk meninjau pendekatan secara
keseluruhan pada pelaporan berkelanjutan atau memberikan
saran mengenai konten laporan berkelanjutan tersebut.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Badan tata kelola tertinggi
ŸŸ Eksekutif senior
BAGIAN 4
Tata Kelola
Pengungkapan Standar ini memberikan gambaran keseluruhan tentang:
ŸŸ Struktur tata kelola dan komposisinya
ŸŸ Peran badan tata kelola tertinggi dalam menetapkan tujuan, nilai, dan strategi organisasi
ŸŸ Kompetensi dan evaluasi kinerja badan tata kelola tertinggi
ŸŸ Peran badan tata kelola tertinggi dalam manajemen risiko
ŸŸ Peran badan tata kelola tertinggi dalam pelaporan keberlanjutan
ŸŸ Peran badan tata kelola tertinggi dalam mengevaluasi kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial
ŸŸ Remunerasi dan insentif
Referensi
ŸŸ Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa LEAD, A New Agenda for the Board of Directors: Adoption and Oversight of Corporate
Sustainability, 2012.
Definisi
Untuk semua Pengungkapan Standar pada bagian Tata Kelola, harap pertimbangkan definisi berikut:
ŸŸ Badan tata kelola tertinggi
ŸŸ Eksekutif senior
ŸŸ Sistem dewan dua tingkat
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
STRUKTUR DAN KOMPOSISI TATA KELOLA
Transparansi pada struktur dan komposisi tata kelola organisasi penting untuk memastikan akuntabilitas lembaga dan individu
yang terkait. Pengungkapan Standar ini menggambarkan bagaimana badan tata kelola tertinggi ditetapkan dan dibentuk dalam
mendukung tujuan organisasi, dan bagaimana tujuan tersebut dikaitkan dengan dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial.
G4-34
a. Laporkan struktur tata kelola organisasi, termasuk komite-komite badan tata kelola tertinggi. Identifikasi komite yang
bertanggung jawab dalam pembuatan keputusan terkait dengan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial.
G4-35
a.Laporkan proses pelimpahan otoritas untuk topik ekonomi, lingkungan dan sosial dari badan tata kelola tertinggi kepada
eksekutif senior dan karyawan lainnya.
G4-36
a.Laporkan apakah organisasi telah menetapkan jabatan atau jabatan-jabatan tingkat eksekutif dengan tanggung jawab untuk
topik ekonomi, lingkungan, dan sosial, dan apakah pemegang jabatan melapor langsung kepada badan tata kelola tertinggi.
52
BAGIAN 4
G4-37
a. Laporkan proses konsultasi antara pemangku kepentingan dan badan tata kelola tertinggi tentang topik ekonomi,
lingkungan, dan sosial. Jika proses konsultasi didelegasikan, jelaskan kepada siapa dan masukan-masukan mana yang
diproses kepada badan tata kelola tertinggi.
G4-38
a. Laporkan komposisi badan tata kelola tertinggi dan komite-komitenya menurut:
ŸŸ Eksekutif atau non-eksekutif
ŸŸ Independensi
ŸŸ Masa jabatan di badan tata kelola
ŸŸ Jumlah posisi dan komitmen lain yang signifikan pada setiap individu dan sifat komitmen tersebut
ŸŸ Gender
ŸŸ Keanggotaan bagi kelompok sosial yang kurang terwakili
ŸŸ Kompetensi yang berkaitan dengan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial
ŸŸ Perwakilan pemangku kepentingan
PANDUAN
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Kelompok sosial yang kurang terwakili
G4-39
a. Laporkan apakah Pimpinan badan tata kelola tertinggi juga merupakan pejabat eksekutif (dan, jika ya, apa fungsinya dalam
manajemen organisasi dan alasan untuk pengaturan ini).
G4-40
a. Laporkan proses pencalonan dan pemilihan untuk badan tata kelola tertinggi dan komite-komitenya, serta kriteria yang
digunakan untuk mencalonkan dan memilih anggota badan tata kelola tertinggi, termasuk:
ŸŸ Apakah dan bagaimana keberagaman dipertimbangkan
ŸŸ Apakah dan bagaimana independensi dipertimbangkan
ŸŸ Apakah dan bagaimana keahlian dan pengalaman yang berkaitan dengan topik ekonomi, lingkungan, dan sosial
dipertimbangkan
ŸŸ Apakah dan bagaimana pemangku kepentingan (termasuk pemegang saham) dilibatkan
53
54
BAGIAN 4
G4-41
a. Laporkan proses pada badan tata kelola tertinggi untuk memastikan konflik kepentingan dihindari dan dikelola. Laporkan
apakah konflik kepentingan diungkapkan kepada pemangku kepentingan, termasuk, setidaknya:
ŸŸ Keanggotaan lintas dewan
ŸŸ Lintas kepemilikan saham dengan pemasok dan pemangku kepentingan lain
ŸŸ Keberadaan pemegang saham pengendali
ŸŸ Pengungkapan tentang pihak yang berelasi
PANDUAN
Selaraskan definisi pemegang saham pegendali dengan
definisi yang digunakan untuk tujuan laporan keuangan
konsilidasi organisasi atau dokumen yang setara.
Referensi
ŸŸ Prinsip-prinsip Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD), ’Prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan’, 2004.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Konflik kepentingan
PERAN BADAN TATA KELOLA TERTINGGI DALAM MENETAPKAN TUJUAN, NILAI, DAN STRATEGI
Badan tata kelola tertinggi menetapkan budaya organisasi, dan memiliki peran yang besar dalam menetapkan tujuan, nilai-nilai,
dan strateginya.
G4-42
a. Laporkan peran badan tata kelola tertinggi dan eksekutif senior dalam pengembangan, persetujuan, dan pembaruan tujuan,
pernyataan nilai atau misi, strategi, kebijakan, dan sasaran organisasi yang berkaitan dengan dampak ekonomi, lingkungan,
dan sosial.
KOMPETENSI DAN EVALUASI KINERJA BADAN TATA KELOLA TERTINGGI
Pengungkapan Standar ini menjelaskan kesediaan dan kemampuan badan tata kelola tertinggi dan eksekutif senior untuk
memahami, membahas, dan menanggapi secara efektif dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial; serta menunjukkan apakah
sebuah proses diterapkan, dilaksanakan secara internal atau eksternal, guna memastikan keefektifan berkelanjutan dari badan
tata kelola tertinggi.
G4-43
a. Laporkan tindakan yang diambil untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan kolektif badan tata kelola tertinggi
mengenai topik ekonomi, lingkungan, dan sosial.
BAGIAN 4
G4-44
a. Laporkan proses untuk evaluasi kinerja badan tata kelola tertinggi sehubungan dengan tata kelola topik ekonomi, lingkungan,
dan sosial. Laporkan apakah evaluasi tersebut independen atau tidak, dan frekuensinya. Laporkan apakah evaluasi tersebut
merupakan asesmen yang dilakukan sendiri.
b. Laporkan tindakan yang diambil sebagai tanggapan terhadap evaluasi kinerja badan tata kelola tertinggi terkait dengan tata
kelola topik ekonomi, lingkungan, dan sosial, termasuk, setidaknya, perubahan dalam keanggotaan dan praktik di tingkat
organisasi.
PERAN BADAN TATA KELOLA TERTINGGI DALAM MANAJEMEN RISIKO
Pengungkapan Standar ini menjelaskan apakah badan tata kelola tertinggi bertanggung jawab terhadap proses manajemen
risiko dan keefektifannya secara keseluruhan. Pertimbangan-pertimbangan dari badan tata kelola tertinggi dan eksekutif senior
terkait dengan elemen-elemen risiko untuk jangka yang lebih panjang dan cakupan yang lebih luas, serta pengintegrasiannya ke
dalam perencanaan strategi, merupakan pengungkapan penting dalam tata kelola.
Referensi
ŸŸ Prinsip-prinsip Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan’, 2004.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka Kerja
“Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan” Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia, 2008.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan Korporasi
Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John Ruggie, 2011.
G4-45
a.Laporkan peran badan tata kelola tertinggi dalam identifikasi dan pengelolaan dampak, risiko, dan peluang ekonomi,
lingkungan, dan sosial. Sertakan peran badan tata kelola tertinggi dalam penerapan proses uji tuntas.
b.Laporkan apakah konsultasi pemangku kepentingan digunakan untuk mendukung identifikasi dan manajemen oleh badan
tata kelola tertinggi mengenai dampak, risiko, serta peluang ekonomi, lingkungan, dan sosial.
G4-46
a. Laporkan peran badan tata kelola tertinggi dalam meninjau keefektifan proses manajemen risiko organisasi untuk topik
ekonomi, lingkungan, dan sosial.
G4-47
a. Laporkan frekuensi reviu badan tata kelola tertinggi mengenai dampak, risiko, dan peluang ekonomi, lingkungan, dan sosial.
55
BAGIAN 4
PERAN BADAN TATA KELOLA TERTINGGI DALAM PELAPORAN KEBERLANJUTAN
Pengungkapan Standar ini menunjukkan sejauh mana keterlibatan badan tata kelola tertinggi dalam menyusun dan menyetujui
pengungkapan keberlanjutan organisasi, dan pada tingkatan mana hal ini dapat diselaraskan dengan proses pelaporan finansial.
G4-48
a.Laporkan komite atau posisi tertinggi yang secara resmi meninjau dan menyetujui laporan keberlanjutan organisasi dan
memastikan bahwa semua Aspek Material tercakup.
PERAN BADAN TATA KELOLA TERTINGGI DALAM MENGEVALUASI KINERJA EKONOMI, LINGKUNGAN, DAN SOSIAL
Pengungkapan Standar ini menunjukkan sejauh mana badan tata kelola tertinggi terlibat dalam memantau dan bereaksi terhadap
kinerja organisasi untuk topik ekonomi, lingkungan, dan sosial. Kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial mengakibatkan risiko dan
peluang besar di mana badan tata kelola tertinggi harus memastikan pemantauan dan, bila sesuai, penanganannya. Pengungkapan
Standar ini juga membahas proses organisasi untuk menyampaikan permasalahan penting pada badan tata kelola tertinggi.
G4-49
a. Laporkan proses penyampaian permasalahan penting kepada badan tata kelola tertinggi.
G4-50
a.Laporkan sifat dan jumlah total permasalahan penting yang dikomunikasikan kepada badan tata kelola tertinggi dan
mekanisme yang digunakan untuk membahas dan menyelesaikannya.
PANDUAN
Bila permasalahan yang sebenarnya bersifat sensitif karena
pembatasan oleh peraturan atau undang-undang, respon
terhadap Pengungkapan Standar ini harus dibatasi pada
informasi yang dapat disajikan oleh organisasi tanpa
membahayakan kerahasiaannya.
56
57
BAGIAN 4
REMUNERASI DAN INSENTIF
Pengungkapan Standar ini berfokus pada kebijakan remunerasi yang ditetapkan untuk memastikan bahwa pengaturan
remunerasi dapat mendukung tujuan strategis organisasi, selaras dengan kepentingan pemangku kepentingan, dan
memungkinkan untuk dapat merekrut, memotivasi, serta mempertahankan anggota badan tata kelola tertinggi, eksekutif senior,
dan karyawan.
Referensi
ŸŸ Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa LEAD dan Prinsip-prinsip Investasi yang Bertanggung Jawab (PRI), Integrating ESG
issues into Executive Pay, 2012.
G4-51
a.Laporkan kebijakan remunerasi untuk badan tata kelola tertinggi dan eksekutif senior untuk jenis remunerasi di bawah ini:
ŸŸ Gaji tetap dan gaji tidak tetap:
–– Gaji berbasis kinerja
–– Gaji berbasis ekuitas
–– Bonus
–– Saham tangguhan atau saham vested (hak karyawan)
ŸŸ Bonus kontrak atau pembayaran insentif perekrutan
ŸŸ Pembayaran uang pesangon
ŸŸ Clawback
ŸŸ Tunjangan pensiun, termasuk perbedaan antara skema tunjangan dan tingkat kontribusi untuk badan tata kelola tertinggi,
eksekutif senior, dan semua karyawan lainnya
b.Laporkan bagaimana kriteria kinerja dalam kebijakan remunerasi dikaitkan dengan tujuan ekonomi, lingkungan, dan sosial
kepada badan tata kelola tertinggi dan eksekutif senior.
PANDUAN
Penyusunan
Jika digunakan pembayaran terkait kinerja, jelaskan
bagaimana kriteria kinerja dalam kebijakan remunerasi
dikaitkan dengan tujuan ekonomi, lingkungan, dan sosial oleh
badan tata kelola tertinggi dan eksekutif senior untuk masa
pelaporan dan periode berikutnya.
Jika digunakan pembayaran terkait kinerja, jelaskan
bagaimana pembayaran remunerasi dan terkait insentif untuk
eksekutif senior dirancang untuk memberikan penghargaan
atas kinerja jangka panjang.
Jika digunakan pembayaran uang pesangon, jelaskan apakah:
ŸŸ Periode pemberitahuan untuk anggota badan tata kelola dan
eksekutif senior berbeda dari karyawan lainnya
ŸŸ Pembayaran uang pesangon untuk anggota badan tata kelola
dan eksekutif senior berbeda dari karyawan lainnya
ŸŸ Pembayaran apa pun selain dari pembayaran yang terkait
dengan periode yang telah ditentukan dibayarkan kepada
anggota badan tata kelola dan eksekutif senior yang
meninggal dunia
ŸŸ Klausa keringanan apapun yang termasuk dalam pengaturan
tentang PHK
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Clawback
ŸŸ Pembayaran uang pesangon
58
BAGIAN 4
G4-52
a. Laporkan proses untuk menentukan remunerasi. Laporkan apakah konsultan remunerasi dilibatkan dalam penentuan
remunerasi dan apakah mereka terpisah dari manajemen. Laporkan hubungan lainnya yang dimiliki konsultan remunerasi
dengan organisasi.
G4-53
a. Laporkan bagaimana pandangan pemangku kepentingan diminta dan dipertimbangkan terkait dengan remunerasi, termasuk
hasil pemungutan suara pada kebijakan dan usulan remunerasi, jika berlaku.
G4-54
a. Laporkan rasio total kompensasi tahunan untuk individu yang memperoleh pendapatan paling tinggi dalam organisasi di
setiap negara dari operasi yang signifikan terhadap median peningkatan total kompensasi tahunan untuk semua karyawan
(tidak termasuk individu yang memperoleh pendapatan paling tinggi) di negara yang sama.
PANDUAN
Penyusunan
Untuk setiap negara dengan operasi yang signifikan:
ŸŸ Identifikasi individu yang memperoleh pendapatan
untuk tahun pelaporan, berdasarkan total kompensasi.
Definisikan dan ungkapkan komposisi total kompensasi
tahunan individu yang memperoleh pendapatan paling
tinggi
ŸŸ Hitung median total kompensasi tahunan untuk semua
karyawan kecuali individu yang memperoleh pendapatan
paling tinggi. Tentukan dan ungkapkan komposisi total
kompensasi tahunan untuk semua karyawan sebagai
berikut:
–– Cantumkan jenis kompensasi yang termasuk dalam
penghitungan
–– Identifikasikan apakah karyawan purnawaktu, paruh
waktu dan kontrak disertakan dalam penghitungan ini.
Jika yang digunakan adalah rasio pembayaran setara
dengan purnawaktu untuk setiap karyawan paruh
waktu, identifikasikan hal ini
–– Jika organisasi memilih untuk tidak mengonsolidasikan
rasio ini untuk keseluruhan organisasi, identifikasikan
operasi atau negara mana yang disertakan dengan jelas
ŸŸ Hitung rasio total kompensasi tahunan individu yang
memperoleh pendapatan paling tinggi terhadap median
total kompensasi tahunan untuk semua karyawan
Berdasarkan kebijakan remunerasi organisasi dan ketersediaan
data, komponen berikut dapat dipertimbangkan untuk
penghitungan:
ŸŸ Gaji pokok: kompensasi tunai yang dijamin, jangka pendek,
non-variabel
ŸŸ Kompensasi tunai: jumlah gaji pokok + tunjangan tunai +
bonus + komisi + pembagian keuntungan tunai + bentuk
pembayaran variabel tunai lainnya
ŸŸ Kompensasi langsung: jumlah total kompensasi tunai
+ nilai wajar total dari semua insentif jangka panjang
tahunan (seperti hadiah opsi saham, pembagian atau unit
saham yang dibatasi, pembagian atau unit saham kinerja,
pembagian saham phantom, hak apresiasi saham, dan
hadiah tunai jangka panjang)
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Total kompensasi tahunan
59
BAGIAN 4
G4-55
a. Laporkan rasio peningkatan persentase dalam total kompensasi tahunan untuk individu yang memperoleh pendapatan
paling tinggi dalam organisasi di setiap negara dari operasi yang signifikan terhadap peningkatan persentase median dalam
total kompensasi tahunan untuk semua karyawan (tidak termasuk individu yang memperoleh pendapatan paling tinggi) di
negara yang sama.
PANDUAN
Penyusunan
Untuk setiap negara dengan operasi yang signifikan:
ŸŸ Identifikasi individu yang memperoleh pendapatan paling tinggi
untuk tahun pelaporan, ditentukan oleh total kompensasi
ŸŸ Hitung peningkatan persentase dalam kompensasi individu
yang memperoleh pendapatan paling tinggi mulai dari
tahun sebelumnya sampai tahun pelaporan
ŸŸ Hitung median total kompensasi tahunan untuk semua
karyawan kecuali individu yang memperoleh pendapatan
paling tinggi
ŸŸ Tentukan dan ungkapkan komposisi total kompensasi
tahunan untuk individu memperoleh pendapatan paling
tinggi dan semua karyawan sebagai berikut:
–– Cantumkan jenis kompensasi yang termasuk dalam
penghitungan
–– Indikasikan apakah karyawan purnawaktu, paruh waktu
dan kontrak disertakan dalam penghitungan ini. Jika
yang digunakan adalah rasio pembayaran setara dengan
purnawaktu untuk setiap karyawan paruh waktu,
indikasikan hal ini
–– Jika organisasi memilih untuk tidak mengonsolidasikan
rasio ini untuk keseluruhan organisasi, tentukan
operasi atau negara mana yang disertakan dengan
jelas
ŸŸ Hitung peningkatan persentase median total kompensasi
tahunan mulai dari tahun sebelumnya sampai tahun
pelaporan
ŸŸ Hitung rasio total kompensasi tahunan peningkatan
persentase individu yang memperoleh pendapatan
paling tinggi terhadap median total kompensasi tahunan
peningkatan persentase untuk semua karyawan
Berdasarkan kebijakan remunerasi organisasi dan ketersediaan
data, komponen berikut dapat dipertimbangkan untuk
penghitungan:
ŸŸ Gaji pokok: kompensasi tunai yang dijamin, jangka pendek,
non-variabel
ŸŸ Kompensasi tunai: jumlah gaji pokok + tunjangan tunai +
bonus + komisi + pembagian keuntungan tunai + bentuk
pembayaran tunai variabel lainnya
ŸŸ Kompensasi langsung: jumlah total kompensasi tunai
+ nilai wajar total dari semua insentif jangka panjang
tahunan (seperti hadiah opsi saham, pembagian atau unit
saham yang dibatasi, pembagian atau unit saham kinerja,
pembagian saham kosong, hak apresiasi saham, dan hadiah
tunai jangka panjang)
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Total kompensasi tahunan
60
BAGIAN 4
Etika dan Integritas
Pengungkapan Standar ini merupakan gambaran keseluruhan tentang:
ŸŸ Nilai, prinsip, standar, dan norma organisasi
ŸŸ Mekanisme internal dan eksternal untuk memperoleh masukan mengenai perilaku etis dan taat hukum
ŸŸ Mekanisme internal dan eksternal untuk melaporkan permasalahan tentang perilaku yang tidak etis atau melanggar hukum
dan masalah integritas
G4-56
a. Jelaskan nilai, prinsip, standar, dan norma perilaku organisasi seperti pedoman perilaku dan kode etik.
PANDUAN
Penyusunan
Identifikasi bagaimana nilai, prinsip, standar, dan norma
perilaku organisasi (seperti pedoman perilaku, kode etik) telah
dikembangkan, disetujui, dan diterapkan, termasuk:
ŸŸ Apakah pelatihan diberikan secara rutin kepada semua
anggota badan tata kelola, karyawan, dan mitra bisnis yang
ada serta yang baru.
ŸŸ Apakah perlu dibaca dan ditandatangani secara rutin oleh
semua anggota badan tata kelola, karyawan, dan mitra
bisnis yang ada serta yang baru.
ŸŸ Apakah organisasi telah menetapkan posisi tingkat eksekutif
atau posisi dengan tanggung jawab untuk semua itu
ŸŸ Jika berlaku, apakah tersedia dalam berbagai bahasa untuk
menjangkau semua anggota badan tata kelola, karyawan,
mitra bisnis dan pemangku kepentingan lainnya
Peran badan tata kelola tertinggi dan eksekutif senior dalam
mengembangkan, menyetujui, dan memperbarui laporan nilai
organisasi yang tercakup dalam G4-42.
G4-57
a. Laporkan mekanisme internal dan eksternal untuk memperoleh masukan tentang perilaku etis dan sah menurut hukum, dan
perkara yang berkaitan dengan integritas organisasi, seperti saluran bantuan atau saluran saran.
PANDUAN
Uraian mekanisme internal dan eksternal untuk
mendapatkan saran mengenai perilaku yang beretika
dan taat hukum, serta persoalan yang berkaitan dengan
integritas, bisa termasuk:
ŸŸ Siapa yang ditunjuk untuk tanggung jawab keseluruhan atas
mekanisme untuk memperoleh masukan
ŸŸ Apakah ada mekanisme untuk mendapatkan saran dari luar
organisasi
ŸŸ Apakah dan bagaimana karyawan, mitra bisnis, dan
pemangku kepentingan lainnya diinformasikan mengenai
mekanisme memperoleh masukan
ŸŸ Ketersediaan dan aksesibilitas mekanisme untuk
memperoleh masukan melalui karyawan dan mitra
bisnis (seperti jumlah total jam per hari, hari per minggu,
ketersediaan dalam bahasa lokal)
ŸŸ Apakah permintaan masukan diperlakukan sebagai hal yang
sifatnya rahasia
ŸŸ Apakah mekanisme untuk mendapatkan saran
memperbolehkan permintaan masukan secara anonim
ŸŸ Jumlah total permintaan masukan yang diterima selama
periode pelaporan melalui mekanisme organisasi untuk
mendapatkan masukan, termasuk persentase permintaan
yang dijawab selama periode pelaporan dan Uraian jenis
permintaan yang diterima
ŸŸ Tingkat kepuasan bagi pihak yang menggunakan
mekanisme untuk mendapatkan masukan tersebut
61
BAGIAN 4
G4-58
a. Laporkan mekanisme internal dan eksternal untuk melaporkan masalah terkait perilaku tidak etis dan melanggar hukum, dan
masalah yang terkait dengan integritas organisasi, seperti eskalasi melalui manajemen lini, mekanisme pengungkapan, atau
hotline.
PANDUAN
Uraian mekanisme internal dan eksternal untuk permasalahan
pelaporan tentang perilaku yang tidak etis atau melanggar
hukum, serta perkara yang berkaitan dengan integritas, bisa
termasuk:
ŸŸ Siapa yang ditunjuk atas tanggung jawab keseluruhan
tentang mekanisme pelaporan
ŸŸ Apakah ada mekanisme pelaporan untuk mendapatkan
masukan dari luar organisasi
ŸŸ Ketersediaan dan aksesibilitas mekanisme pelaporan bagi
karyawan dan mitra bisnis (seperti jumlah total jam per hari,
hari per minggu, ketersediaan dalam bahasa lokal)
ŸŸ Apakah dan bagaimana karyawan, mitra bisnis dan
pemangku kepentingan lainnya diinformasikan mengenai
mekanisme pelaporan
ŸŸ Apakah pelatihan tentang mekanisme pelaporan diberikan
kepada karyawan dan mitra bisnis
ŸŸ Apakah permasalahan diperlakukan sebagai rahasia
ŸŸ Apakah mekanisme memungkinkan pelaporan
permasalahan secara anonim, jika diizinkan oleh undangundang
ŸŸ Apakah organisasi memiliki kebijakan non-pembalasan
ŸŸ Proses yang digunakan untuk menginvestigasi
permasalahan
ŸŸ Jumlah total permasalahan yang diungkapkan selama periode
pelaporan, termasuk persentase yang ditangani, diselesaikan
dan ditemukan tidak terbukti kebenarannya selama periode
pelaporan, dan jenis pelanggaran yang dilaporkan
ŸŸ Tingkat kepuasan bagi pihak yang menggunakan
mekanisme pelaporan tersebut
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Mekanisme untuk melaporkan permasalahan tentang
perilaku tidak etis atau melanggar hukum dan masalah yang
terkait dengan integritas
62
BAGIAN 4
4.2 PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS
Pedoman ini mengatur Pengungkapan Standar Khusus ke
dalam tiga Kategori - Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial.
Kategori Sosial lebih lanjut dibagi ke dalam empat subKategori, yaitu Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan
Bekerja, Hak Asasi Manusia, Masyarakat, dan Tanggung Jawab
atas Produk.
Aspek GRI ditetapkan dalam setiap Kategori. Tabel 1 di bawah
ini memberikan gambaran keseluruhan mengenai Kategori
dan Aspek.
Laporan keberlanjutan organisasi menyajikan informasi terkait
dengan Aspek Material, yaitu aspek yang mencerminkan
dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi; atau
yang secara nyata memengaruhi asesmen dan pengambilan
keputusan para pemangku kepentingan.
Prinsip-Prinsip Pelaporan untuk Menentukan Konten Laporan
dirancang untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi
Aspek Material dan Boundary dan untuk menunjukkan di
mana pengaruhnya diidentifikasi sebagai penting. (Uraian
Prinsip-prinsip tersebut, sekaligus Pedoman tentang cara
menerapkannya, dapat ditemukan dalam Panduan Penerapan
di hlm. 9-13 dan hlm. 31-40).
Informasi yang dilaporkan untuk setiap Aspek Material yang
teridentifikasi dapat diungkapkan sebagai DMA dan sebagai
Indikator.
Dimensi keberlanjutan ekonomi terkait dengan dampak
organisasi terhadap keadaan ekonomi dari para pemangku
kepentingannya, dan terhadap sistem ekonomi di tingkat
lokal, nasional, dan global. Hal ini tidak berfokus pada kondisi
keuangan organisasi.
TABEL 1: KATEGORI DAN ASPEK DALAM PEDOMAN
Kategori
Ekonomi
Lingkungan
Aspek VIII
ŸŸ Kinerja Ekonomi
ŸŸ Keberadaan di Pasar
ŸŸ Dampak Ekonomi Tidak Langsung
ŸŸ Praktik Pengadaan
ŸŸ Bahan
ŸŸ Energi
ŸŸ Air
ŸŸ Keanekaragaman Hayati
ŸŸ Emisi
ŸŸ Efluen dan Limbah
ŸŸ Produk dan Jasa
ŸŸ Kepatuhan
ŸŸ Transportasi
ŸŸ Lain-lain
ŸŸ Asesmen Pemasok atas Lingkungan
ŸŸ Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan
Kategori
Sosial
SubKategori
Praktik Ketenagakerjaan Hak Asasi Manusia
dan Kenyamanan Bekerja
Aspek VIII
ŸŸ Kepegawaian
ŸŸ Hubungan Industrial
ŸŸ Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
ŸŸ Pelatihan dan
Pendidikan
ŸŸ Keberagaman dan
Kesetaraan Peluang
ŸŸ Kesetaraan Remunerasi
Perempuan dan Laki-laki
ŸŸ Asesmen Pemasok atas
Praktik Ketenagakerjaan
ŸŸ Mekanisme
Pengaduan Masalah
Ketenagakerjaan
ŸŸ Investasi
ŸŸ Non-diskriminasi
ŸŸ Kebebasan Berserikat dan
Perjanjian Kerja Bersama
ŸŸ Pekerja Anak
ŸŸ Pekerja Paksa atau
Wajib Kerja
ŸŸ Praktik Pengamanan
ŸŸ Hak Adat
ŸŸ Asesmen
ŸŸ Asesmen Pemasok atas
Hak Asasi Manusia
ŸŸ Mekanisme Pengaduan
Masalah Hak Asasi Manusia
Masyarakat
Tanggung Jawab atas
Produk
ŸŸ Masyarakat Lokal
ŸŸ Anti-korupsi
ŸŸ Kebijakan Publik
ŸŸ Anti Persaingan
ŸŸ Kepatuhan
ŸŸ Asesmen Pemasok
atas Dampak pada
Masyarakat
ŸŸ Mekanisme
Pengaduan Dampak
terhadap Masyarakat
ŸŸ Kesehatan dan
Keselamatan
Pelanggan
ŸŸ Pelabelan Produk dan
Jasa
ŸŸ Komunikasi Pemasaran
ŸŸ Privasi Pelanggan
ŸŸ Kepatuhan
VIII Kata topik digunakan dalam Pedoman ini untuk merujuk pada semua kemungkinan subjek keberlanjutan. Kata Aspek digunakan dalam Pedoman
untuk merujuk pada daftar subjek yang tercakup dalam Pedoman.
63
BAGIAN 4
Panduan untuk Pengungkapan Pendekatan Manajemen (DMA)
Introduksi
DMA dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi
organisasi untuk menerangkan bagaimana pengelolaan
dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang berkaitan
dengan Aspek Material.
Aspek Material ditetapkan oleh organisasi menggunakan
Prinsip-Prinsip Pelaporan untuk Menentukan Konten Laporan
(lihat Panduan untuk G4-18 dalam Panduan Penerapan
hlm. 31-40). Aspek Material adalah aspek yang mencerminkan
dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi yang
signifikan; atau yang secara substantif memengaruhi asesmen
dan pengambilan keputusan para pemangku kepentingan.
DMA merupakan informasi naratif tentang bagaimana
organisasi mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon
dampak aktual maupun potensial dari material ekonomi,
lingkungan, dan sosial.
DMA juga memberikan konteks untuk kinerja yang dilaporkan
oleh Indikator.
Menata Informasi
DMA disediakan untuk Aspek GRI, untuk melaporkan praktik
manajemen spesifik.
Jika pendekatan manajemen yang dilakukan organisasi atau
komponen-komponennya (seperti kebijakan atau tindakan
khusus) berlaku secara umum bagi lebih dari satu Aspek
GRI, DMA tersebut boleh dibuat satu kali saja dalam laporan,
kemudian tidak perlu diulang sepanjang laporan untuk setiap
Kategori, Aspek, atau Indikator GRI. Bila DMA digabungkan
untuk sekelompok Aspek, laporan menyatakan dengan jelas
Aspek mana yang tercakup dalam setiap pengungkapan.
Jenis Pengungkapan yang berbeda mengenai Pendekatan
Manajemen
Panduan untuk DMA dibagi menjadi dua jenis: Panduan
Generik dan Spesifik-Aspek. Panduan DMA Generik dirancang
untuk digunakan dengan Aspek mana pun. Panduan DMA
spesifik-Aspek dirancang untuk memberikan rincian tambahan
tentang informasi yang akan dilaporkan untuk Aspek tersebut.
Saat melaporkan pendekatan manajemen, organisasi memulai
dengan membahas Panduan DMA Generik. Jika Panduan
spesifik-Aspek tersedia, organisasi akan menggunakannya
untuk melaporkan pendekatan manajemen mereka untuk
Aspek tersebut secara lebih rinci.
Panduan DMA spesifik-Aspek belum dikembangkan untuk
setiap Aspek dalam Pedoman ini.
Panduan DMA spesifik-Aspek tersedia untuk Aspek berikut:
ŸŸ Dampak Ekonomi Tidak Langsung
ŸŸ Praktik Pengadaan
ŸŸ Energi
ŸŸ Keanekaragaman Hayati
ŸŸ Emisi
ŸŸ Asesmen Pemasok atas Lingkungan
ŸŸ Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan
ŸŸ Kepegawaian
ŸŸ Kesehatan dan Keselamatan Kerja
ŸŸ Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-laki
ŸŸ Asesmen Pemasok atas Praktik Ketenagakerjaan
ŸŸ Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan
ŸŸ Investasi
ŸŸ Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Bersama
ŸŸ Asesmen Pemasok atas Hak Asasi Manusia
ŸŸ Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia
ŸŸ Masyarakat Lokal
ŸŸ Anti-korupsi
ŸŸ Kebijakan Publik
ŸŸ Asesmen Pemasok atas Dampak pada Masyarakat
ŸŸ Mekanisme Pengaduan Dampak terhadap Masyarakat
ŸŸ Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan
ŸŸ Pelabelan Produk dan Jasa
Untuk panduan tentang DMA Generik, yang dapat diterapkan
untuk setiap Aspek Material, dan untuk DMA spesifik-Aspek,
yang dirancang untuk memberikan detail tambahan ke
laporan tentang Aspek khusus, lihat hlm. 64 dan hlm. 66 di
Panduan Penerapan.
Pengungkapan Pendekatan Manajemen Generik
DMA harus berisi informasi yang memadai untuk menjelaskan
tanggapan organisasi terhadap Aspek Material. Proses
pemilihan Aspek Material diuraikan di Panduan untuk G4-18,
Panduan Penerapan hlm. 31-40.
Organisasi harus melapor jika informasi yang diberikan untuk
DMA tidak mencakup Boundary yang teridentifikasi untuk Aspek
Material dalam Pengungkapan Standar Umum G4-20 dan G4-21.
DMA meliputi Pengungkapan Standar sebagai berikut:
64
BAGIAN 4
G4-DMA
a.Laporkan mengapa Aspek tersebut material. Laporkan dampak yang membuat Aspek ini material.
b.Laporkan cara organisasi mengelola Aspek Material atau dampak dari Aspek tersebut.
c.Laporkan evaluasi pendekatan manajemen, termasuk:
ŸŸ Mekanisme untuk mengevaluasi keefektifan pendekatan manajemen yang dilakukan
ŸŸ Hasil evaluasi pendekatan manajemen
ŸŸ Perubahan-perubahan yang dilakukan terkait dengan pendekatan manajemen
PANDUAN
Panduan untuk G4-DMA­-a
Jelaskan mengapa Aspek tersebut material. Setidaknya, ini
mencakup informasi mengenai dampak organisasi, baik yang
positif atau negatif, terkait dengan Aspek tersebut. Untuk
Panduan tambahan mengenai cara mengidentifikasi Aspek
Material, lihat Panduan untuk G4-18 (Panduan Penerapan
hlm. 31-40).
Jelaskan proses apa pun yang digunakan organisasi untuk
mengidentifikasi dampak yang sebenarnya atau potensi
dampaknya, misalnya melalui uji tuntas.
Panduan untuk G4-DMA-­b
Berikan informasi yang memadai untuk pengguna laporan
untuk dapat memahami pendekatan organisasi untuk
mengelola Aspek Material dan dampaknya.
Jelaskan apakah pendekatan manajemen ditujukan untuk
menghindari, mengurangi, atau memulihkan dampak negatif,
atau meningkatkan dampak positif.
Jika ada Aspek Material yang pendekatan manajemennya
tidak dimiliki organisasi, identifikasikan rencana apa pun untuk
menerapkan pendekatan manajemen, atau alasan untuk
belum memilikinya.
Jelaskan komponen pendekatan manajemen. Walaupun
Pedoman berikut ini tidak sepenuhnya lengkap, komponen
pendekatan manajemen dapat mencakup (tanpa urutan
tertentu):
ŸŸ Kebijakan
ŸŸ Komitmen
ŸŸ Tujuan dan target
ŸŸ Tanggung Jawab
ŸŸ Sumber daya
ŸŸ Tindakan khusus
Kebijakan
Berikan informasi tentang kebijakan yang digunakan untuk
memandu pendekatan organisasi untuk mengelola Aspek
Material.
Termasuk di dalamnya abstrak, ringkasan, atau tautan ke
kebijakan yang tersedia untuk publik yang membahas Aspek
Material. Berikan informasi berikut tentang kebijakan tersebut:
ŸŸ Rentang enititas yang dicakup dalam kebijakan dan
lokasinya
ŸŸ Identifikasi orang atau komite yang bertanggung jawab
untuk menyetujui kebijakan
ŸŸ Referensi tentang standar internasional dan inisiatif yang
dikenal secara luas
ŸŸ Tanggal penerbitan dan tanggal reviu terakhir
Komitmen
Berikan pernyataan yang diujukan untuk mengelola dampak
dari Aspek Material.
Bila tidak terdapat pernyataan semacam itu yang tersedia,
jelaskan:
ŸŸ Posisi organisasi terhadap Aspek Material
ŸŸ Apakah komitmen untuk mengelola Aspek Material didasarkan
pada kepatuhan terhadap peraturan atau melebihi hal itu
ŸŸ Kepatuhan terhadap standar internasional dan inisiatif yang
dikenal secara luas terkait dengan Aspek ini
Tujuan dan target
Jelaskan:
ŸŸ Garis dasar dan konteks untuk sasaran dan target
ŸŸ Rentang entitas yang dicakup dalam tujuan dan target
beserta lokasinya
ŸŸ Hasil yang diharapkan (kuantitatif atau kualitatif )
ŸŸ Tata waktu yang diharapkan untuk mencapai setiap tujuan
dan target
ŸŸ Apakah tujuan dan target merupakan kewajiban (berdasarkan
perundang-undangan) atau sukarela, dan jika memang
kewajiban, cantumkan perundang-undangan yang relevan
65
BAGIAN 4
G4-DMA LANJUTAN
Tanggung jawab
Identifikasi:
ŸŸ Siapa yang diberikan tanggung jawab untuk mengelola
Aspek Material
ŸŸ Apakah tanggung jawab dihubungkan pada asesmen
kinerja atau mekanisme insentif
Untuk Panduan tentang pengungkapan tanggung jawab
badan tata kelola tertinggi, lihat bagian ‘Tata Kelola’ pada ‘4.1
Pengungkapan Standar Umum’ di Panduan Penerapan
(hlm. 52-59).
Sumber daya
Identifikasi sumber daya yang dialokasikan untuk mengelola
Aspek Material, seperti keuangan, manusia, atau teknologi,
dan jelaskan dasar pemikiran untuk pengalokasian tersebut.
Tindakan khusus
Identifikasi tindakan khusus yang terkait dengan Aspek
Material dan jelaskan tindakan yang diambil untuk mencapai
tujuan dan target. Tindakan khusus mungkin mencakup:
ŸŸ Proses
ŸŸ Proyek
ŸŸ Program
ŸŸ Inisiatif
Untuk setiap tindakan khusus yang diidentifikasi, organisasi
dapat mencoba menjelaskan:
ŸŸ Rentang entitas yang dicakup berdasarkan tindakan dan
lokasinya
ŸŸ Apakah tindakan tersebut merupakan ad hoc atau
sistemik
ŸŸ Apakah tindakan tersebut berjangka pendek, menengah
atau panjang
ŸŸ Bagaimana tindakan diprioritaskan
ŸŸ Apakah tindakan khusus merupakan bagian dari proses
uji tuntas dan ditujukan untuk menghindari, mengurangi,
atau memulihkan dampak negatif Aspek Material
ŸŸ Apakah tindakan diinformasikan melalui norma atau standar
internasional (seperti Pedoman OECD untuk Perusahaan
Multinasional, Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan:
Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia PBB dan
‘Prinsip-prinsip Panduan untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia’
PBB).
Panduan untuk G4­-DMA­-c
Saat mengungkapkan evaluasi pendekatan manajemennya,
sebuah organisasi dapat memfokuskan penjelasannya pada
tiga hal:
ŸŸ Mekanisme untuk memantau keefektifan pendekatan
manajemen. Hal itu dapat mencakup:
–– Audit atau verifikasi internal atau eksternal (jenis, sistem,
cakupan)
–– Sistem pengukuran
–– Peringkat kinerja eksternal
–– Tolok ukur
–– Masukan dari pemangku kepentingan
ŸŸ Hasil:
–– Indikator GRI atau indikator khusus organisasi yang
digunakan untuk melaporkan hasil
–– Kinerja terhadap tujuan dan target - keberhasilan dan
kelemahan utama
–– Bagaimana hasil dikomunikasikan
–– Tantangan dan kesenjangan dalam pendekatan
manajemen
–– Rintangan apa pun yang dihadapi, usaha keras yang
tidak berhasil, dan pelajaran apa pun yang didapat
dalam proses tersebut
–– Kemajuan dalam menerapkan pendekatan manajemen
ŸŸ Apa yang dilakukan organisasi secara berbeda sebagai
hasilnya?
–– Perubahan dalam alokasi sumber daya, sasaran,
target, dan tindakan khusus yang ditujukan untuk
meningkatkan kinerja
–– Perubahan lain terhadap pendekatan manajemen
Referensi
ŸŸ Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(OECD), Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional,
2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan
Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka Kerja
“Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan” Perserikatan
Bangsa-Bangsa, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia, 2008.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John
Ruggie, 2011.
66
BAGIAN 4
Panduan untuk Indikator dan Pengungkapan Spesifik-Aspek mengenai
Pendekatan Manajemen
Indikator memberikan informasi tentang kinerja atau dampak
ekonomi, lingkungan, dan sosial dari suatu organisasi terkait
dengan Aspek materialnya.
Aspek Material adalah Aspek yang mencerminkan dampak
ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan dari organisasi
tersebut; atau secara substantif memengaruhi asesmen dan
keputusan pemangku kepentingan.
Indikator dan Panduan terkait disajikan untuk setiap Aspek,
seperti diuraikan di Tabel 1, Panduan Penerapan hlm. 62.
Bagian ini memuat Panduan untuk setiap Indikator pada
masing-masing Kategori dan Aspek. Panduan ini juga
mencakup Panduan DMA spesifik-Aspek. Pada waktu
publikasi, panduan DMA spesifik-Aspek belum dikembangkan
untuk setiap Aspek dalam Pedoman.
Organisasi harus melaporkan jika informasi yang disajikan
untuk Indikator atau DMA spesifik-Aspek tidak mencakup
Boundary yang diidentifikasi untuk Aspek Material dalam
Pengungkapan Standar Umum G4-20 dan G4-21.
Konten disajikan melalui cara berikut:
Untuk setiap Kategori (atau sub­Kategori):
ŸŸ Pendahuluan
ŸŸ Tautan, jika berlaku
–– Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
–– ‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan BangsaBangsa
ŸŸ Referensi (untuk Kategori), jika berlaku
Untuk setiap Aspek:
ŸŸ Ikhtisar Pengungkapan Standar
ŸŸ Panduan DMA spesifik-Aspek, jika berlaku
ŸŸ Indikator (yang berisi semua atau beberapa sub-item
berikut: Pengungkapan Standar, Relevansi, Penyusunan,
Definisi, Dokumentasi, Referensi)
ŸŸ Tautan, jika berlaku
–– Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
–– ‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan BangsaBangsa
ŸŸ Referensi (untuk Aspek), jika berlaku
67
BAGIAN 4
KATEGORI: EKONOMI
Pendahuluan
Dimensi keberlanjutan ekonomi berkaitan dengan dampak
organisasi terhadap keadaan ekonomi bagi pemangku
kepentingannya, dan terhadap sistem ekonomi di tingkat
lokal, nasional, dan global.
Kategori Ekonomi menggambarkan arus modal di antara
pemangku kepentingan yang berbeda, dan dampak ekonomi
utama dari organisasi di seluruh lapisan masyarakat.
Dalam menyiapkan respon atas Indikator Ekonomi, ada
gunanya mengumpulkan informasi dari angka-angka yang
ada di laporan keuangan organisasi yang telah diaudit, bila
memungkinkan, atau akun manajemen yang diaudit secara
internal. Pada semua kasus, kumpulkan data menggunakan:
ŸŸ Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) yang
relevan dan Interpretasi Standar, yang dipublikasikan oleh
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) (Panduan
untuk sejumlah Indikator yang merujuk pada IFRS khusus,
yang perlu dikonsultasikan)
ŸŸ Standar nasional atau regional yang diakui secara
internasional untuk tujuan pelaporan keuangan
68
BAGIAN 4
Aspek: Kinerja Ekonomi
Jika Aspek ini teridentifikasi sebagai material, Pedoman menyediakan Pengungkapan Standar dan Panduan berikut:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-EC1
G4-EC2
G4-EC3
G4-EC4
Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan
Panduan hlm. 69-70
Implikasi finansial dan risiko serta peluang lainnya kepada kegiatan organisasi karena perubahan iklim
Panduan hlm. 71-72
Cakupan kewajiban organisasi atas program imbalan pasti
Panduan hlm. 73
Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah
Panduan hlm. 74
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab V. Pekerjaan dan
Hubungan Industrial dan XI. Perpajakan Organisasi untuk Kerja
Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD
untuk Perusahaan Multinasional, 2011.
69
BAGIAN 4
Indikator
G4-EC1
NILAI EKONOMI LANGSUNG YANG DIHASILKAN DAN DIDISTRIBUSIKAN
a. Laporkan nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan (Economic Value Generated & Distributed - EVG&D) dengan
basis akrual termasuk komponen dasar untuk pengoperasian global organisasi seperti tercantum di bawah ini. Jika data disajikan
dalam basis kas, laporkan justifikasi untuk keputusan ini dan laporkan komponen-komponen dasar di bawah ini:
ŸŸ Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan:
–– Pendapatan
ŸŸ Nilai ekonomi yang didistribusikan:
–– Biaya operasional
–– Upah dan tunjangan karyawan
–– Pembayaran kepada pemodal
–– Pembayaran kepada pemerintah (berdasarkan negara – Lihat Panduan di bawah ini)
–– Investasi masyarakat
ŸŸ Nilai ekonomi yang ditahan (dihitung sebagai ‘Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan’ dikurangi ‘Nilai ekonomi yang
didistribusikan’)
b. Untuk menilai dampak ekonomi lokal dengan lebih baik, laporkan EVG&D secara terpisah pada tingkat negara, regional, atau
pasar yang signifikan. Laporkan kriteria yang digunakan untuk menentukan signifikansi.
PANDUAN
Relevansi
Informasi mengenai pembuatan dan distribusi nilai
ekonomi memberikan indikasi dasar tentang cara organisasi
memberikan kekayaan bagi pemangku kepentingan. Beberapa
komponen nilai ekonomi yang dihasilkan dan didistribusikan
(EVG&D) juga memberikan profil ekonomi organisasi tersebut,
yang mungkin bermanfaat untuk menormalisasikan figur
performa lainnya. Jika disajikan dalam detail tingkat negara,
EVG&D dapat memberikan gambaran yang berguna tentang
nilai moneter langsung yang ditambahkan ke ekonomi lokal.
Penyusunan
Kumpulkan data EVG&D, bila memungkinkan, dari data dalam
laporan keuangan atau laba dan rugi (P&L) organisasi yang
telah diaudit, atau akun manajemen yang telah diaudit secara
internal.
Pendapatan
ŸŸ Penjualan bersih setara dengan penjualan kotor dari produk
dan jasa dikurangi retur, diskon dan tunjangan
ŸŸ Pendapatan dari investasi finansial termasuk dana tunai
yang diterima sebagai bunga dalam pinjaman finansial,
sebagai dividen dari pemegang saham, sebagai royalti, dan
sebagai pendapatan langsung yang dihasilkan dari aset
(seperti penyewaan properti)
ŸŸ Pendapatan dari penjualan aset termasuk aset fisik (seperti
properti, infrastruktur, dan peralatan) dan tidak berwujud
(seperti hak kekayaan intelektual, desain, dan merek)
Biaya operasional
ŸŸ Pembayaran tunai yang dilakukan ke luar organisasi
untuk material, komponen produk, fasilitas, dan jasa yang
dibeli. Mencakup sewa properti, biaya lisensi, pembayaran
fasilitasi (karena mempunyai tujuan komersial yang jelas),
royalti, pembayaran untuk pekerja kontrak, biaya pelatihan
karyawan (dengan pelatih yang didatangkan dari luar
organisasi), atau pakaian pelindung untuk karyawan
Upah dan tunjangan karyawan
ŸŸ Jumlah gaji terdiri dari gaji karyawan, termasuk jumlah yang
dibayarkan kepada lembaga-lembaga pemerintah (seperti
pajak karyawan, retribusi, dan dana pengangguran) atas
nama karyawan. Non-karyawan yang bekerja dalam peran
operasional biasanya tidak termasuk di sini, melainkan di
bawah biaya operasional sebagai jasa yang dibeli
70
BAGIAN 4
G4-EC1 LANJUTAN
ŸŸ Jumlah tunjangan mencakup kontribusi rutin (seperti dana
pensiun, asuransi, kendaraan perusahaan, dan kesehatan
pribadi), serta tunjangan karyawan lainnya seperti
perumahan, pinjaman bebas bunga, bantuan transportasi
umum, hibah pendidikan, dan pembayaran redundansi.
Tidak meliputi pelatihan, biaya peralatan pelindung, atau
item biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan fungsi
pekerjaan karyawan
Pembayaran kepada pemodal
ŸŸ Dividen untuk semua pemegang saham
ŸŸ Pelunasan bunga yang dilakukan untuk penyedia
pinjaman. Ini mencakup bunga pada semua bentuk utang
dan pinjaman (tidak hanya utang jangka panjang) juga
tunggakan dividen yang disebabkan oleh pemegang saham
yang terpilih
Pembayaran kepada pemerintah
ŸŸ Semua pajak organisasi (seperti perusahaan, pendapatan,
properti) dan pembayaran denda terkait lainnya di tingkat
internasional, nasional dan lokal. Perhitungan ini tidak
mencakup pajak yang ditangguhkan karena belum dapat
dibayarkan. Untuk organisasi yang beroperasi di lebih dari
satu negara, laporkan pajak yang dibayarkan berdasarkan
negara. Laporkan definisi segmentasi yang digunakan
Investasi masyarakat
ŸŸ Donasi sukarela dan investasi dana dalam masyarakat yang
lebih luas dengan pihak penerima manfaat target berasal
di luar organisasi. Termasuk di dalamnya kontribusi untuk
amal, LSM dan institut penelitian (tidak terkait dengan divisi
Litbang komersial organisasi), dana untuk mendukung
infrastruktur masyarakat (seperti fasilitas rekreasi) dan biaya
langsung program sosial (termasuk acara bertema seni
dan pendidikan). Jumlah tersebut termasuk akun untuk
pengeluaran sesungguhnya dalam periode pelaporan,
bukan komitmen
ŸŸ Untuk investasi infrastruktur, penghitungan investasi
total dimaksudkan untuk mencakup biaya barang dan
tenaga kerja, selain biaya modal. Untuk dukungan fasilitas
atau program (seperti organisasi yang mendanai operasi
sehari-hari pada fasilitas umum) yang sedang berlangsung,
investasi yang dilaporkan termasuk biaya operasi
ŸŸ Di sini tidak termasuk kegiatan yang legal dan komersial
atau yang investasinya bertujuan komersial secara eksklusif.
Termasuk sumbangan untuk partai politik, tetapi juga
dibahas terpisah secara lebih terperinci dalam G4-SO6
ŸŸ Setiap investasi infrastruktur yang terutama didorong oleh
kebutuhan bisnis pokok (seperti membangun jalan ke
tambang atau pabrik) atau untuk memfasilitasi operasi bisnis
organisasi tidak termasuk. Penghitungan investasi dapat
mencakup infrastruktur yang dibangun di luar aktivitas
bisnis utama dalam organisasi, seperti sekolah atau rumah
sakit untuk karyawan dan keluarganya
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal, keuangan,
dan akuntansi organisasi.
Referensi
ŸŸ Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), IAS 12 Pajak
Penghasilan, 2001.
ŸŸ Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), IAS 18
Pendapatan, 2001.
ŸŸ Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), IAS 19
Imbalan Kerja, 2001.
ŸŸ Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), IFRS 8 Segmen
Operasi, 2006.
71
BAGIAN 4
G4-EC2
IMPLIKASI FINANSIAL DAN RISIKO SERTA PELUANG LAINNYA KEPADA KEGIATAN ORGANISASI KARENA PERUBAHAN
IKLIM
a. Laporkan risiko dan peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim di mana terdapat potensi untuk menghasilkan
perubahan substantif dalam operasional, pendapatan, atau pengeluaran, termasuk:
ŸŸ Uraian risiko atau peluang dan klasifikasinya misalnya fisik, peraturan, atau lainnya
ŸŸ Uraian tentang dampak terkait dengan risiko atau peluang
ŸŸ Implikasi finansial dari risiko atau peluang sebelum tindakan diambil
ŸŸ Metode yang digunakan untuk mengelola risiko atau peluang
ŸŸ Biaya yang timbul dari tindakan-tindakan yang diambil untuk mengelola risiko atau peluang
PANDUAN
Relevansi
Perubahan iklim menimbulkan risiko dan peluang bagi
organisasi, investor, dan pemangku kepentingan.
Organisasi mungkin menghadapi risiko dan peluang fisik yang
disebabkan karena perubahan dalam sistem iklim dan pola
cuaca. Ini mencakup:
ŸŸ Dampak terjadinya badai yang lebih sering dan intens
ŸŸ Perubahan permukaan laut, suhu lingkungan, dan
ketersediaan air
ŸŸ Dampak terhadap tenaga kerja, misalnya, efek kesehatan
(seperti sakit atau penyakit yang berhubungan dengan
suhu tubuh yang meningkat) atau kebutuhan untuk
memindahkan operasi
Seiring dengan upaya pemerintah untuk mengatur kegiatan
yang berkontribusi terhadap perubahan iklim, organisasi yang
secara langsung atau tidak langsung bertanggung jawab
atas emisi menghadapi risiko dan peluang yang berkaitan
dengan peraturan. Risiko dapat mencakup peningkatan
biaya atau faktor lain yang memengaruhi daya saing. Namun
demikian, pembatasan pada emisi gas rumah kaca (GRK) dapat
menciptakan peluang bagi organisasi dengan penciptaan
teknologi dan pasar baru. Terutama terjadi pada organisasi
yang dapat lebih efektif menggunakan atau menghasilkan
energi dan produk hemat energi.
Penyusunan
Identifikasi risiko dan peluang yang ditimbulkan oleh
perubahan iklim yang memiliki potensi untuk menghasilkan
perubahan substantif dalam operasional, pendapatan, dan
pengeluaran untuk organisasi. Untuk risiko dan peluang yang
teridenfikasi, ungkapkan karakteristik berikut:
ŸŸ Penyebab risiko atau peluang – kategorikan risiko atau
peluang:
–– Fisik
–– Peraturan
–– Lainnya
ŸŸ Penjelasan mengenai penyebab risiko atau peluang identifikasi bagian tertentu dari undang-undang, atau
penyebab fisik seperti kelangkaan air
ŸŸ Dampak potensial – jelaskan dampak potensial pada
umumnya, termasuk, setidaknya:
–– Peningkatan atau pengurangan biaya modal dan
operasional
–– Peningkatan atau penurunan permintaan untuk produk
dan jasa
–– Peningkatan atau penurunan ketersediaan modal dan
peluang investasi
ŸŸ Proyeksi rerangka waktu dengan risiko atau peluang
diharapkan memiliki implikasi finansial yang substantif
ŸŸ Dampak langsung dan tidak langsung - apakah dampaknya
akan secara langsung memengaruhi organisasi, atau tidak
langsung memengaruhi organisasi melalui rangkaian nilai
ŸŸ Kemungkinan – probabilitas dampak terhadap organisasi
ŸŸ Besarnya dampak – sejauh mana dampaknya, jika terjadi,
akan memengaruhi organisasi secara finansial
ŸŸ Implikasi finansial dari risiko atau peluang sebelum tindakan
dilakukan
ŸŸ Metode yang digunakan untuk mengelola risiko atau
peluang (seperti penangkapan dan penyimpanan karbon;
substitusi bahan bakar; penggunaan energi terbarukan dan
jejak karbon yang lebih rendah; meningkatkan efisiensi
energi; pengurangan suar bakar, venting, dan emisi fugitif;
sertifikat energi terbarukan, dan penggunaan offset karbon)
ŸŸ Biaya yang terkait dengan tindakan tersebut
72
BAGIAN 4
G4-EC2 LANJUTAN
Dalam kasus bila organisasi tidak memiliki sistem untuk
menghitung implikasi finansial atau biaya atau membuat
proyeksi pendapatan, mengidentifikasi rencana dan jadwal
untuk mengembangkan sistem yang diperlukan dalam hal ini.
Risiko dan peluang dapat diklasifikasikan sebagai:
ŸŸ Fisik – karena perubahan fisik yang terkait dengan
perubahan iklim (seperti banjir, kekeringan, dan
penyakit yang berhubungan dengan panas)
ŸŸ Peraturan – karena perubahan dalam tata peraturan
ŸŸ Lain-lain – seperti ketersediaan teknologi, produk,
atau layanan baru untuk menghadapi tantangan yang
berkaitan dengan perubahan iklim, atau perubahan
perilaku pelanggan
Sumber dokumentasi
Potensi sumber informasi termasuk catatan atau berita acara
badan tata kelola organisasi, termasuk komite lingkungan
serta laporan laba dan rugi terhadap lingkungan. Informasi
mengenai dampak fisik atas perubahan iklim dapat disediakan
melalui bagian sarana-prasarana, atau dinyatakan dalam
kontrak asuransi.
Referensi
ŸŸ Carbon Disclosure Project (CDP), Panduan for companies
responding to the Investor CDP Information Request,
diperbarui setiap tahun.
ŸŸ Climate Disclosure Standards Board (CDBS), Climate Change
Reporting Framework – Edition 1.0, 2010 dan Climate Change
Reporting Framework Boundary Update, Juni 2012.
73
BAGIAN 4
G4-EC3
CAKUPAN KEWAJIBAN ORGANISASI ATAS PROGRAM IMBALAN PASTI
a. Bila kewajiban-kewajiban yang direncanakan yang dipenuhi oleh sumber daya umum organisasi, laporkan taksiran nilai
kewajiban tersebut.
b. Bila terdapat sumber dana terpisah untuk membayar kewajiban rencana pensiun, laporkan:
ŸŸ Sejauh mana skema kewajiban-kewajiban tersebut diestimasikan dapat dibayarkan dengan aset yang disisihkan untuk
membayarnya
ŸŸ Dasar yang dijadikan landasan estimasi tersebut
ŸŸ Kapan estimasi tersebut dibuat
c. Bila dana yang disiapkan untuk membayar kewajiban rencana pensiun tidak sepenuhnya dapat ditanggung, jika ada, jelaskan
strategi yang dipilih oleh perusahaan untuk memastikan agar sepenuhnya dapat ditanggung, dan skala waktu, jika ada, yang
diharapkan perusahaan untuk dapat mencapai pertanggungan penuh.
d. Laporkan persentase gaji yang dikontribusikan, menurut karyawan atau pemberi kerja.
e. Laporkan tingkat partisipasi pada rencana pensiun (misalnya partisipasi dalam skema wajib atau sukarela, skema berdasarkan
negara atau regional, atau skema dengan dampak finansial).
PANDUAN
Relevansi
Bila organisasi memberikan rencana pensiun bagi
karyawannya, tunjangan tersebut dapat menjadi komitmen
yang direncanakan oleh para anggota skema tersebut untuk
kesejahteraan ekonominya dalam jangka panjang. Program
imbalan pasti memiliki implikasi potensial bagi pengusaha
dalam hal kewajiban yang harus dipenuhi. Jenis rencana
lainnya, seperti program iuran pasti, tidak menjamin akses ke
rencana pensiun atau kualitas tunjangan. Jenis rencana yang
dipilih memiliki implikasi untuk karyawan dan pengusaha.
Sebaliknya rencana pensiun yang didanai secara baik dapat
membantu menarik dan mempertahankan tenaga kerja
yang stabil dan mendukung keuangan jangka panjang serta
perencanaan yang strategis dari pihak pengusaha.
Penyusunan
Identifikasi apakah struktur rencana pensiun yang ditawarkan
kepada karyawan didasarkan pada:
ŸŸ Program imbalan pasti
ŸŸ Program iuran pasti
ŸŸ Jenis tunjangan pensiun lainnya
Untuk program imbalan pasti, identifikasikan apakah kewajiban
pengusaha untuk membayar dana pensiun berdasarkan rencana
tersebut harus dibayarkan secara langsung oleh sumber daya
umum organisasi atau melalui dana yang disimpan dan dikelola
secara terpisah dari sumber daya organisasi.
Pada yurisdiksi yang berbeda (seperti negara) terdapat
perbedaan interpretasi dan panduan berkenaan dengan
penghitungan yang digunakan untuk menentukan cakupan
manfaat pasti. Hitung sesuai dengan peraturan dan metode
untuk yurisdiksi yang relevan serta laporkan total gabungan
penghitungan tersebut. Teknik konsolidasi harus sama dengan
teknik yang diterapkan dalam menyiapkan laporan keuangan
organisasi. Perlu diketahui bahwa rencana pensiun adalah
bagian dari IASB IAS 19 Imbalan Kerja16, namun, IAS 19
mencakup lebih banyak hal.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pertanggungan penuh
ŸŸ Program imbalan pasti
ŸŸ Program iuran pasti
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian keuangan atau
akuntansi pada organisasi.
Referensi
ŸŸ Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), IAS 19 Imbalan
Kerja, 2001.
74
BAGIAN 4
G4-EC4
BANTUAN FINANSIAL YANG DITERIMA DARI PEMERINTAH
a. Laporkan nilai moneter total dari bantuan finansial yang diterima oleh organisasi dari pemerintah selama periode pelaporan,
termasuk, setidaknya:
ŸŸ Keringanan pajak dan kredit pajak
ŸŸ Subsidi
ŸŸ Bantuan investasi, bantuan penelitian dan pengembangan, dan jenis bantuan lainnya yang relevan
ŸŸ Penghargaan
ŸŸ Pembebasan pembayaran royalti
ŸŸ Bantuan finansial dari Badan Kredit Ekspor (Export Credit Agencies - ECAs)
ŸŸ Insentif finansial
ŸŸ Tunjangan finansial lainnya yang diterima atau dapat diterima dari pemerintah untuk operasi apapun
b. Laporkan informasi di atas berdasarkan negara.
c. Laporkan apakah, dan sejauh mana, pemerintah ada dalam struktur pemegang saham.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini memberikan ukuran kontribusi yang diberikan
oleh pemerintahan yang berwenang terhadap organisasi.
Bantuan finansial yang cukup besar yang diterima dari
pemerintah, dibandingkan dengan pajak yang telah
dibayarkan, dapat berguna untuk menggambarkan
keseimbangan transaksi antara organisasi dan pemerintah.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Bantuan finansial
Penyusunan
Identifikasi nilai moneter bantuan tersebut yang diberikan
oleh pemerintah untuk setiap kategori yang disebutkan.
Identifikasi hal ini melalui konsistensi penerapan prinsipprinsip akuntansi yang diterima secara umum.
Referensi
ŸŸ Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), IAS 20
Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan. Bantuan
Pemerintah, 2001.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal organisasi
atau bagian keuangan, perbendaharaan, atau akuntansi.
75
BAGIAN 4
Aspek: Keberadaan di Pasar
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-EC5
Rasio upah standar pegawai pemula (entry level) menurut gender dibandingkan dengan upah minimum
regional di lokasi-lokasi operasional yang signifikan
Panduan hlm. 76
G4-EC6
Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari masyarakat lokal di lokasi operasi yang signifikan
Panduan hlm. 77
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Wanita (CEDAW)’, 1979.
76
BAGIAN 4
Indikator
G4-EC5
RASIO UPAH STANDAR PEGAWAI PEMULA (ENTRY LEVEL) MENURUT GENDER DIBANDINGKAN DENGAN UPAH
MINIMUM REGIONAL DI LOKASI-LOKASI OPERASIONAL YANG SIGNIFIKAN
a. Bila sebagian besar tenaga kerja dibayar berdasarkan upah yang harus mematuhi aturan upah minimum, laporkan rasio upah
pegawai pemula (entry level) terhadap upah minimum berdasarkan gender di lokasi-lokasi operasi yang signifikan.
b. Laporkan jika aturan upah minimum regional tidak berlaku atau bervariasi di lokasi-lokasi operasi yang signifikan, berdasarkan
gender. Dalam keadaan memaksa di mana angka minimum yang berbeda-beda dapat digunakan sebagai acuan, laporkan
angka minimum yang digunakan.
c. Laporkan definisi yang digunakan untuk ‘lokasi operasi yang signifikan’.
PANDUAN
Relevansi
Kesejahteraan ekonomi adalah salah satu cara organisasi
berinvestasi pada karyawannya. Indikator ini membantu
menunjukkan cara organisasi berkontribusi terhadap
kesejahteraan ekonomi karyawannya di lokasi-lokasi operasi
yang signifikan. Indikator ini juga menunjukkan indikasi daya
saing upah yang diberikan organisasi, dan informasi yang
relevan untuk menilai efek pemberian upah pada pasar tenaga
kerja lokal. Memberikan upah di atas upah minimum adalah
salah satu faktor dalam membangun hubungan masyarakat
yang solid, loyalitas karyawan, dan memperkuat lisensi sosial
organisasi untuk beroperasi.
Indikator ini adalah paling relevan untuk organisasi di mana
sebagian besar tenaga kerja diberi kompensasi dengan cara
atau skala yang berhubungan erat dengan undang-undang
atau peraturan tentang upah minimum.
Penyusunan
Untuk semua lokasi operasi yang signifikan, identifikasi dan
bandingkan (dalam hal persentase) upah minimum regional
atas upah pegawai pemula (entry level) dalam organisasi
berdasarkan gender.
Untuk organisasi yang hanya menawarkan pekerjaan yang
bergaji, konversikan gaji ke dalam taksiran gaji per jam.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Upah minimum regional
ŸŸ Upah pegawai pemula (entry level)
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial mencakup divisi penggajian
dalam organisasi atau bagian keuangan, perbendaharaan,
atau akuntansi. Undang-undang yang bersangkutan di setiap
negara atau wilayah operasi juga dapat memberikan informasi
untuk Indikator ini.
77
BAGIAN 4
G4-EC6
PERBANDINGAN MANAJEMEN SENIOR YANG DIPEKERJAKAN DARI MASYARAKAT LOKAL DI LOKASI OPERASI YANG
SIGNIFIKAN
a. Laporkan persentase manajemen senior yang dipekerjakan dari masyarakat lokal di lokasi operasi yang signifikan.
b. Laporkan definisi ‘manajemen senior’ yang digunakan.
c. Laporkan definisi geografis organisasi tentang ‘lokal’ .
d. Laporkan definisi yang digunakan untuk ‘lokasi operasi yang signifikan’.
PANDUAN
Relevansi
Memastikan bahwa manajemen senior diambil dari masyarakat
lokal dapat memberi keuntungan bagi masyarakat lokal.
Keberagaman dalam tim manajemen dan penyertaan anggota
dari masyarakat lokal dapat meningkatkan SDM, keuntungan
ekonomi untuk masyarakat setempat, dan kemampuan
organisasi untuk memahami kebutuhan masyarakat lokal.
Penyusunan
Hitung persentase ini menggunakan data karyawan
purnawaktu.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Karyawan lokal
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian personalia atau
SDM.
78
BAGIAN 4
Aspek: Dampak Ekonomi Tidak Langsung
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 78
G4-DMA
INDIKATOR
G4-EC7
G4-EC8
Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang diberikan
Panduan hlm. 79
Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk besarnya dampak
Panduan hlm. 80-81
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA-­a.
Jelaskan pekerjaan yang dilakukan untuk memahami dampak
ekonomi tidak langsung di tingkat nasional, regional atau
lokal.
Jelaskan signifikansi dampak ekonomi tidak langsung
dalam konteks tolok ukur eksternal dan prioritas pemangku
kepentingan, seperti standar nasional dan internasional,
protokol, dan agenda kebijakan.
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA-­b.
Jelaskan apakah organisasi melakukan asesmen kebutuhan
masyarakat untuk menentukan kebutuhan infrastruktur
dan layanan lainnya. Jika demikian, jelaskan hasil asesmen
tersebut.
79
BAGIAN 4
Indikator
G4-EC7
PEMBANGUNAN DAN DAMPAK DARI INVESTASI INFRASTRUKTUR DAN JASA YANG DIBERIKAN
a. Laporkan sejauh mana pembangunan investasi infrastruktur dan jasa yang diberikan signifikan.
b. Laporkan dampak saat ini atau yang diperkirakan, pada masyarakat dan ekonomi lokal. Laporkan dampak positif dan negatif
bila relevan.
c. Laporkan apakah investasi dan jasa tersebut merupakan keterlibatan komersial, natura, atau secara cuma-cuma.
PANDUAN
Relevansi
Selain menghasilkan dan mendistribusikan nilai ekonomi,
organisasi dapat memengaruhi perekonomian melalui
investasi dalam infrastruktur. Dampak investasi infrastruktur
dapat melampaui cakupan operasi organisasi sendiri dan
pada jangka waktu yang lebih lama. Termasuk di sini jaringan
transportasi, utilitas, fasilitas sosial masyarakat, pusat olahraga,
atau pusat kesehatan dan kesejahteraan. Bersamaan dengan
investasi di dalam operasinya sendiri, hal ini merupakan salah
satu ukuran kontribusi modal organisasi bagi perekonomian.
Penyusunan
Identifikasi ukuran, biaya, dan durasi setiap investasi
infrastruktur yang signifikan atau layanan yang diberikan yang
telah dilaksanakan.
Identifikasi dampak saat ini dan yang diperkirakan dari
setiap investasi infrastruktur atau jasa dukungan. Kumpulkan
informasi mengenai dampak positif dan negatif pada
masyarakat atau ekonomi lokal. Jika komunitas atau ekonomi
lokal yang berbeda dipengaruhi oleh operasi organisasi,
kumpulkan informasi tersebut.
Identifikasi pengaturan keuangan yang terkait dengan
masing-masing investasi infrastruktur atau jasa dukungan.
Kelompokkan semua itu ke dalam tiga kategori komersial,
dalam bentuk barang atau cuma-cuma.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Infrastruktur
ŸŸ Jasa dukungan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal, keuangan,
dan akuntansi organisasi.
80
BAGIAN 4
G4-EC8
DAMPAK EKONOMI TIDAK LANGSUNG YANG SIGNIFIKAN, TERMASUK BESARNYA DAMPAK
a. Laporkan contoh dampak ekonomi tidak langsung positif dan negatif signifikan yang teridentifikasi dimiliki organisasi. Hal ini
termasuk:
ŸŸ Yang mengubah produktivitas organisasi, sektor, atau ekonomi secara keseluruhan
ŸŸ Perkembangan ekonomi di daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi
ŸŸ Dampak ekonomi yang timbul dari perbaikan atau kemerosotan keadaan sosial atau lingkungan
ŸŸ Ketersediaan produk dan jasa bagi mereka yang berpendapatan rendah
ŸŸ Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan pada kelompok profesional tertentu atau di daerah geografis tertentu
ŸŸ Pekerjaan yang tersedia dalam rantai pasokan atau rantai distribusi
ŸŸ Menstimulasi, memampukan, atau membatasi investasi asing langsung
ŸŸ Dampak ekonomi dari perubahan lokasi operasional atau kegiatan
ŸŸ Dampak ekonomi dari penggunaan produk dan jasa
b. Laporkan tingkat signifikansi dampak dalam konteks tolok ukur eksternal dan prioritas pemangku kepentingan, seperti
standar nasional dan internasional, protokol, serta agenda kebijakan.
PANDUAN
Relevansi
Dampak ekonomi tidak langsung merupakan bagian
penting dalam pengaruh ekonomi organisasi dalam
konteks pengembangan berkelanjutan. Meskipun dampak
ekonomi langsung dan pengaruh pasar cenderung fokus
pada konsekuensi arus moneter langsung pada pemangku
kepentingan, dampak ekonomi tidak langsung mencakup
dampak tambahan yang dihasilkan saat uang diputarmelalui
perekonomian.
Dampak ekonomi langsung sering kali diukur sebagai nilai
transaksi antara organisasi dan pemangku kepentingannya,
sedangkan dampak ekonomi tidak langsung merupakan
hasil dari transaksi- terkadang non-moneter. Dampak tidak
langsung adalah aspek penting dari peran organisasi sebagai
pelaku atau agen perubahan sosial ekonomi, terutama dalam
pengembangan perekonomian. Dampak tidak langsung
menjadi penting terutama untuk menilai dan melaporkan hal
yang terkait dengan masyarakat lokal dan ekonomi regional.
Manfaat bagi manajemen, dampak ekonomi tidak langsung
adalah indikasi penting tentang di mana risiko terhadap
reputasi dapat meningkat, atau di mana peluang dapat
muncul untuk memperluas akses pasar atau lisensi sosial
untuk beroperasi.
Penyusunan
Identifikasi contoh dampak ekonomi tidak langsung yang
signifikan, baik positif dan negatif. Termasuk di dalamnya:
ŸŸ Perubahan produktivitas organisasi, sektor, atau keseluruhan
ekonomi (seperti melalui adopsi atau distribusi teknologi
informasi yang lebih besar)
ŸŸ Perkembangan ekonomi di daerah dengan kemiskinan
tinggi (seperti jumlah total tanggungan yang disokong
melalui pendapatan dari satu pekerjaan)
ŸŸ Dampak ekonomi dari perbaikan atau kemerosotan keadaan
sosial atau lingkungan (seperti pasar pekerjaan yang
berubah di wilayah yang dikonversi dari tanah pertanian
keluarga kecil menjadi perkebunan besar atau dampak
polusi terhadap ekonomi)
ŸŸ Ketersediaan produk dan jasa untuk mereka yang
berpendapatan rendah (seperti harga preferensial obatobatan berkontribusi pada masyarakat yang lebih sehat
yang dapat berpartisipasi secara lebih penuh dalam
perekonomian; struktur penetapan harga yang melampaui
kapasitas ekonomi dari mereka yang berpendapatan
rendah)
ŸŸ Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan antara
kelompok profesional tertentu atau di daerah geografis
tertentu (seperti kebutuhan untuk basis pemasok
menciptakan magnet bagi organisasi dengan pekerja ahli,
yang pada akhirnya melahirkan institusi pembelajaran baru)
ŸŸ Pekerjaan yang tersediakan dalam rantai pasokan atau rantai
distribusi (seperti asesmen dampak pertumbuhan atau
kontraksi organisasi pada pemasoknya)
ŸŸ Menstimulasi, mengizinkan, atau membatasi investasi
langsung pihak asing (seperti ekspansi atau penutupan
layanan infrastruktur dalam mengembangkan negara
BAGIAN 4
G4-EC8 LANJUTAN
dapat menghasilkan peningkatan atau penurunan investasi
langsung pihak asing)
ŸŸ Dampak ekonomi dari perubahan lokasi operasional atau
kegiatan (seperti pengalihdayaan pekerjaan ke lokasi
mancanegara)
ŸŸ Dampak ekonomi dari penggunaan produk dan jasa
(seperti hubungan antara pola pertumbuhan ekonomi dan
penggunaan produk dan jasa tertentu)
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Dampak ekonomi
ŸŸ Dampak ekonomi tidak langsung
81
82
BAGIAN 4
Aspek: Praktik Pengadaan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
G4-DMA
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 82
INDIKATOR
G4-EC9
Perbandingan pembelian dari pemasok lokal di lokasi operasional yang signifikan
Panduan hlm. 83
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Jelaskan tindakan yang diambil untuk mengidentifikasi
dan menyesuaikan praktik pengadaan organisasi yang
menyebabkan atau berkontribusi pada dampak negatif dalam
rantai pasokan, termasuk:
ŸŸ Bagaimana dialog dengan pemasok digunakan untuk
mengidentifikasi praktik pengadaan organisasi yang
menyebabkan atau berkontribusi pada dampak negatif
dalam rantai pasokan
ŸŸ Tindakan yang diambil untuk menyesuaikan kebijakan dan
prosedur pembayaran
Praktik pengadaan yang menyebabkan atau berkontribusi
pada dampak negatif dalam rantai pasokan dapat mencakup:
ŸŸ Stabilitas atau lamanya hubungan dengan pemasok
ŸŸ Masa tenggang
ŸŸ Rutinitas pemesanan dan pembayaran
ŸŸ Harga pembelian
ŸŸ Perubahan atau pembatalan pesanan
Jelaskan kebijakan dan praktik yang digunakan untuk memilih
pemasok berbasis lokal, baik di seluruh organisasi atau untuk
lokasi tertentu.
Jelaskan latar belakang dan metodologi untuk menelusuri
sumber, asal, atau kondisi produksi dari materi mentah dan
input produksi yang dibeli, jika ada.
Jelaskan kebijakan dan praktik yang digunakan untuk
mempromosikan inklusi ekonomi saat memilih pemasok.
Bentuk inklusi ekonomi dapat mencakup:
ŸŸ Pemasok yang dimiliki oleh perempuan
ŸŸ Pemasok yang dimiliki atau dikelola oleh anggota kelompok
sosial yang rentan, terpinggirkan, atau kurang terwakili
ŸŸ Pemasok skala kecil dan menengah
83
BAGIAN 4
Indikator
G4-EC9
PERBANDINGAN PEMBELIAN DARI PEMASOK LOKAL DI LOKASI OPERASIONAL YANG SIGNIFIKAN
a. Laporkan persentase anggaran pengadaan yang digunakan di lokasi operasi yang signifikan yang dibelanjakan pada pemasok
lokal pada operasi yang dimaksud (seperti persentase produk dan jasa yang dibeli secara lokal).
b. Laporkan definisi geografis organisasi tentang ‘lokal’ .
c. Laporkan definisi yang digunakan untuk ‘lokasi operasi yang signifikan’.
PANDUAN
Relevansi
Pengaruh yang dimiliki organisasi terhadap ekonomi lokal
tidak hanya lapangan kerja langsung dan pembayaran upah
dan pajak. Dengan mendukung organisasi lokal dalam rantai
pasokan, organisasi secara tidak langsung meningkatkan
investasi tambahan bagi ekonomi lokal.
Organisasi dapat memperoleh atau mempertahankan
lisensi sosial mereka untuk beroperasi sebagian dengan
menunjukkan dampak positif ekonomi lokal. Penyediaan
sumber lokal bisa menjadi strategi untuk memastikan
pasokan, mendukung ekonomi lokal yang stabil, dan dapat
membuktikan lebih efisien bagi pengaturan jarak jauh.
Proporsi pengeluaran lokal juga dapat menjadi faktor
penting dalam kontribusi terhadap ekonomi lokal dan
mempertahankan hubungan komunitas. Namun, keseluruhan
dampak pengadaan sumber lokal juga akan bergantung pada
keberlanjutan pemasok dalam jangka panjang.
Penyusunan
Hitung persentase berdasarkan faktur atau komitmen yang
dibuat selama periode pelaporan (yaitu, menggunakan basis
akrual)
Pembelian lokal dapat dilakukan dari anggaran yang dikelola
di lokasi operasi atau di kantor pusat organisasi.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pemasok lokal
84
BAGIAN 4
KATEGORI: LINGKUNGAN
Pendahuluan
Dimensi keberlanjutan lingkungan berkaitan dengan dampak
organisasi pada sistem alam yang hidup dan tidak hidup,
termasuk tanah, udara, air, dan ekosistem.
Kategori Lingkungan meliputi dampak yang terkait dengan
input (seperti energi dan air) dan output (seperti emisi,
efluen, dan limbah). Termasuk juga keanekaragaman hayati,
transportasi, dan dampak yang berkaitan dengan produk dan
jasa, serta kepatuhan dan biaya lingkungan.
Tautan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Kategori ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab VI. Lingkungan Organisasi
untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD),
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional, 2011.
‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan BangsaBangsa
Pengungkapan Standar berdasarkan Kategori ini membantu
melaporkan tentang penerapan Prinsip 7, 8, dan 9 ‘Sepuluh
Prinsip’ Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2000.
Referensi
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi Rio
tentang Lingkungan dan Pembangunan’, 1992.
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa’, 2000.
85
BAGIAN 4
Aspek: Bahan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-EN1
G4-EN2
Bahan yang digunakan berdasarkan bobot atau volume
Panduan hlm. 86
Persentase bahan yang digunakan yang merupakan bahan input daur ulang
Panduan hlm. 87
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
86
BAGIAN 4
Indikator
G4-EN1
BAHAN YANG DIGUNAKAN BERDASARKAN BERAT ATAU VOLUME
a. Laporkan berat atau volume total bahan yang digunakan untuk memproduksi dan mengemas produk dan jasa utama
organisasi selama periode pelaporan, berdasarkan:
ŸŸ Bahan tak terbarukan yang digunakan
ŸŸ Bahan terbarukan yang digunakan
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini menggambarkan kontribusi organisasi terhadap
konservasi basis sumber daya global dan upayanya untuk
mengurangi intensitas bahan dan meningkatkan efisiensi
ekonomi. Hal-hal ini merupakan sasaran yang ditetapkan
Dewan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi (OECD) dan berbagai strategi keberlanjutan nasional.
Untuk manajer internal dan pihak lain yang berkepentingan
dengan status keuangan organisasi, konsumsi bahan berkaitan
langsung dengan keseluruhan biaya operasional. Menelusuri
konsumsi ini secara internal, baik berdasarkan produk atau
kategori produk, memfasilitasi pemantauan efisiensi bahan
dan biaya arus bahan.
Penyusunan
Identifikasi produk dan jasa utama organisasi.
Identifikasi total bahan yang digunakan. Termasuk di
dalamnya, setidaknya:
ŸŸ Bahan mentah (yaitu, sumber daya alam yang digunakan
untuk konversi ke produk atau jasa seperti bijih, mineral,
kayu)
ŸŸ Bahan proses ikutan (yaitu, material yang diperlukan untuk
proses manufaktur tetapi bukan bagian dari produk akhir,
seperti pelumas untuk mesin produksi)
ŸŸ Barang atau komponen semi-manufaktur, termasuk semua
bentuk materi dan komponen selain bahan mentah yang
merupakan bagian dari produk akhir
ŸŸ Bahan untuk tujuan pengemasan, yang mencakup kertas,
karton, dan plastik
Untuk setiap jenis bahan, identifikasi apakah bahan dibeli
dari pemasok eksternal atau diambil secara internal (seperti
melalui captive production dan aktivitas penggalian)
Untuk setiap jenis bahan, identifikasi apakah bahan berasal
dari sumber tak terbarukan atau sumber terbarukan.
Nyatakan apakah data ini diperkirakan atau diambil dari
pengukuran langsung. Jika diperlukan estimasi, identifikasi
metode yang digunakan. Data penggunaan tidak dimanipulasi
lebih lanjut dan disajikan ‘sebagaimana adanya’ daripada
berdasarkan ‘bahan / berat kering’.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Bahan tak terbarukan
ŸŸ Bahan terbarukan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial meliputi sistem penagihan
dan akuntansi organisasi, dan bagian manajemen pengadaan
atau pasokan.
87
BAGIAN 4
G4-EN2
PERSENTASE BAHAN YANG DIGUNAKAN YANG MERUPAKAN BAHAN INPUT DAUR ULANG
a. Laporkan persentase bahan input berupa bahan daur ulang yang digunakan untuk pembuatan produk dan jasa utama
perusahaan.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini untuk mengidentifikasi kemampuan organisasi
untuk menggunakan bahan input daur ulang. Menggunakan
bahan ini membantu mengurangi permintaan bahan perawan
dan berkontribusi pada konservasi basis sumber daya global.
Untuk manajer internal dan pihak lain yang berkepentingan
dalam kinerja finansial organisasi, penggantian materi daur
ulang dapat berkontribusi pada penurunan keseluruhan
biaya operasional. Kecenderungan yang diperlihatkan oleh
Indikator ini menunjukkan kemajuan manajemen dalam
mengurangi ketergantungan organisasi pada sumber daya
alam.
Penyusunan
IIdentifikasi bobot atau volume total bahan yang digunakan
sebagaimana dilaporkan dalam G4-EN1.
Dari bahan tersebut, identifikasi bobot atau volume total dari
bahan input daur ulang. Jika diperlukan estimasi, identifikasi
metode estimasi.
Dengan menggunakan informasi ini, hitung persentase bahan
input daur ulang yang digunakan dengan rumus berikut:
Persentase bahan input daur ulang yang digunakan
=
Total bahan input daur ulang yang digunakan
______________________________________ x 100
Total bahan input yang digunakan
Jika pengukuran bobot dan volume material dinyatakan
sebagai satuan yang berbeda, mungkin diperlukan konversi
untuk menstandarkan Satuan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Bahan input daur ulang
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial meliputi sistem penagihan
dan akuntansi, bagian manajemen pengadaan atau pasokan,
dan catatan produksi dan pembuangan limbah internal.
88
BAGIAN 4
Aspek: Energi
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 88
G4-DMA
INDIKATOR
G4-EN3
G4-EN4
G4-EN5
G4-EN6
G4-EN7
Konsumsi energi dalam organisasi
Panduan hlm. 89-90
Konsumsi energi di luar organisasi
Panduan hlm. 91-92
Intensitas energi
Panduan hlm. 93
Pengurangan konsumsi energi
Panduan hlm. 94
Pengurangan kebutuhan energi pada produk dan jasa
Panduan hlm. 95
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Jelaskan apakah organisasi termasuk yang harus mematuhi
peraturan tertentu dari negara, regional atau industri dan
kebijakan untuk energi. Berikan contoh peraturan dan
kebijakan tersebut.
89
BAGIAN 4
Indikator
G4-EN3
KONSUMSI ENERGI DALAM ORGANISASI
a. Laporkan konsumsi total bahan bakar dari sumber yang tak terbarukan dalam satuan joule atau kelipatannya, termasuk jenis
bahan bakar yang digunakan.
b. Laporkan konsumsi total bahan bakar dari sumber bahan bakar terbarukan dalam satuan joule atau kelipatannya, termasuk
jenis bahan bakar yang digunakan.
c. Laporkan dalam satuan joule, watt jam atau kelipatannya, total dari:
ŸŸ Konsumsi listrik
ŸŸ Konsumsi pemanas
ŸŸ Konsumsi pendingin
ŸŸ Konsumsi uap
d. Laporkan dalam satuan joule, watt jam atau kelipatannya, total dari::
ŸŸ Listrik yang dijual
ŸŸ Pemanas yang dijual
ŸŸ Pendingin yang dijual
ŸŸ Uap yang dijual
e. Laporkan konsumsi energi total dalam satuan joule atau kelipatannya.
f. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
g. Laporkan sumber faktor konversi yang digunakan.
PANDUAN
Relevansi
Konsumsi energi memiliki pengaruh langsung pada biaya
operasional dan dapat meningkatkan paparan fluktuasi
pasokan energi dan harga. Jejak lingkungan organisasi
sebagian terbentuk karena terhadap sumber energi yang
dipilihnya. Perubahan dalam keseimbangan sumber tersebut
menunjukkan upaya organisasi untuk meminimalkan dampak
lingkungannya.
Untuk sebagian organisasi, listrik adalah satu-satunya
bentuk energi yang signifikan yang mereka konsumsi. Untuk
organisasi lain, sumber energi lain mungkin juga penting,
seperti uap atau air yang diperoleh dari pembangkit pemanas
atau pendingin di distrik.
Konsumsi bahan bakar tak terbarukan merupakan
penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca (GRK) langsung
(Cakupan 1), yang dilaporkan dalam Indikator G4-EN15.
Konsumsi listrik, pemanas, pendingin, dan uap yang dibeli
menyumbang emisi GRK tidak langsung (Cakupan 2) energi
organisasi, yang dilaporkan dalam Indikator G4-EN16.
Penyusunan
Identifikasi jenis energi (bahan bakar, listrik, pemanas,
pendingin, dan uap) yang dikonsumsi di dalam organisasi.
Identifikasi jumlah energi (bahan bakar, listrik, pemanas,
pendingin, dan uap) yang dikonsumsi di dalam organisasi,
dalam satuan joule atau kelipatannya.
Saat melaporkan konsumsi energi yang dihasilkan sendiri,
organisasi tidak menghitung dua kali konsumsi bahan bakar.
Misalnya, jika organisasi menghasilkan listrik dari batu bara
dan kemudian mengonsumsi listrik yang dihasilkan, konsumsi
energi dihitung satu kali pada konsumsi bahan bakar.
Energi dapat dibeli dari sumber di luar organisasi atau
diproduksi oleh organisasi itu sendiri (dihasilkan sendiri).
Hanya energi yang dikonsumsi oleh entitas yang dimiliki atau
dikontrol oleh organisasi yang dilaporkan dalam Indikator ini.
90
BAGIAN 4
G4-EN3 LANJUTAN
Bahan bakar
Laporkan konsumsi bahan bakar secara terpisah untuk sumber
bahan bakar tak terbarukan dan terbarukan sebagai berikut:
ŸŸ Sumber bahan bakar tak terbarukan mencakup bahan
bakar untuk pembakaran di ketel uap, alat pemanas, tungku
pembakaran, turbin, suar bakar, tempat pembakaran sampah,
generator, dan kendaraan, yang dimiliki atau dikendalikan
oleh organisasi. Sumber bahan bakar tak terbarukan
mencakup bahan bakar yang dibeli serta bahan bakar yang
dihasilkan oleh kegiatan organisasi, seperti pertambangan
batu bara dan gas dari pertambangan minyak dan gas.
ŸŸ Sumber bahan bakar terbarukan adalah sumber yang dimiliki
atau dikendalikan oleh organisasi, termasuk bahan bakar
hayati (yang dibeli untuk digunakan langsung) atau biomassa
Listrik, pemanasan, pendingin, dan uap
Dengan menggunakan jenis energi yang dibeli untuk
konsumsi dan dihasilkan sendiri yang teridentifikasi, hitung
konsumsi energi di dalam organisasi dalam satuan joule atau
kelipatannya menggunakan rumus berikut:
Total konsumsi energi di dalam organisasi
=
Bahan bakar tak terbarukan yang dikonsumsi
+
Bahan bakar terbarukan yang dikonsumsi
+
Listrik, pemanasan, pendingin, dan uap yang dibeli untuk
dikonsumsi
+
Listrik, pemanasan, pendingin, dan uap yang dihasilkan sendiri
–
Listrik, pemanasan, pendingin, dan uap yang dijual
Organisasi diharapkan melaporkan standar, metodologi, dan
asumsi yang digunakan untuk menghitung dan mengukur
konsumsi energi, beserta referensi ke cara-cara penghitungan
yang digunakan. Organisasi yang harus mengikuti standar dan
metodologi yang berbeda harus mengidentifikasi pendekatan
untuk melakukan pemilihan atasnya.
Organisasi diharapkan untuk menerapkan faktor konversi
secara konsisten untuk semua data yang dilaporkan dalam
Aspek Energi. Faktor konversi lokal untuk mengonversi bahan
bakar ke satuan joule, atau kelipatannya, digunakan bila
memungkinkan. Bila faktor konversi lokal tidak tersedia, faktor
konversi umum dapat digunakan.
Organisasi diharapkan untuk memilih Boundary yang
konsisten untuk konsumsi energi. Bila memungkinkan,
Boundary harus sesuai dengan Boundary yang digunakan
dalam Indikator G4-EN15 dan G4-EN16.
Organisasi dapat memisahkan data konsumsi energi
lebih lanjut di mana hal ini membantu transparansi atau
keterbandingan dari waktu ke waktu. Misalnya, organisasi
dapat memisahkan data menurut:
ŸŸ Unit atau fasilitas bisnis
ŸŸ Negara
ŸŸ Jenis sumber (Lihat Definisi untuk daftar sumber energi
terbarukan dan sumber energi tak terbarukan)
ŸŸ Jenis aktivitas
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Sumber energi tak terbarukan
ŸŸ Sumber energi terbarukan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup faktur, pengukuran
atau penghitungan, atau taksiran. Unit yang dilaporkan dapat
diambil secara langsung dari faktur atau penghitung, atau
dikonversi dari unit asal menjadi unit yang dilaporkan.
91
BAGIAN 4
G4-EN4
KONSUMSI ENERGI DI LUAR ORGANISASI
a. Laporkan energi yang dikonsumsi di luar organisasi, dalam satuan joule atau kelipatannya.
b. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
c. Laporkan sumber faktor konversi yang digunakan.
PANDUAN
Relevansi
Konsumsi energi terjadi di seluruh kegiatan hulu dan
hilir organisasi yang terkait dengan operasinya, termasuk
penggunaan produk yang dijual oleh konsumen dan
penanganan akhir dari produk yang dijual setelah dipakai oleh
konsumen.
ŸŸ Memenuhi kriteria tambahan untuk menentukan relevansi,
dikembangkan oleh organisasi atau oleh organisasi di
sektornya
Mengukur konsumsi energi di luar organisasi memberikan
dasar untuk penghitungan beberapa emisi GRK tidak langsung
lainnya (Cakupan 3) dalam Indikator G4-EN17. Menelusuri
dan mengurangi konsumsi energi di luar organisasi dapat
meningkatkan keseluruhan performa siklus hidup produk
dan jasa, dan menjadi bagian dari program desain yang
komprehensif.
Hulu
1. Barang dan jasa yang dibeli
2. Barang modal
3. Aktivitas yang berhubungan dengan bahan bakar dan
energi (yang tidak disertakan dalam Indikator G4-EN3)
4. Transportasi dan distribusi hulu
5. Limbah yang ditimbulkan dalam operasional
6. Perjalanan bisnis
7. Karyawan komuter
8. Aset hulu yang disewa-guna-usaha
Hulu lainnya
Penyusunan
Organisasi dapat menilai aktivitas mana yang menyebabkan
konsumsi energi di luar organisasi itu sendiri dan menilai
jumlah yang ditimbulkan. Untuk Indikator ini, kecualikan
konsumsi energi yang dilaporkan dalam Indikator G4-EN3.
Saat menentukan relevansi aktivitas tersebut, identifikasi
apakah konsumsi energi aktivitas tersebut:
ŸŸ Berkontribusi besar terhadap total konsumsi energi di luar
organisasi yang telah diantisipasi
ŸŸ Memberikan potensi untuk pengurangan yang dapat
dilakukan atau dipengaruhi oleh organisasi
ŸŸ Berkontribusi pada paparan risiko organisasi pada risiko
yang terkait perubahan iklim seperti risiko finansial,
peraturan, rantai pasokan, produk dan pelanggan, litigasi,
dan reputasi
ŸŸ Dianggap penting oleh pemangku kepentingan utama
(seperti pelanggan, pemasok, investor, atau masyarakat sipil)
ŸŸ Dihasilkan dari aktivitas pengalihdayaan yang sebelumnya
dilakukan secara internal, atau aktivitas yang biasanya
dilakukan secara internal oleh organisasi lain di sektor yang
sama
ŸŸ Telah teridentifikasi sebagai signifikan dalam panduan
spesifik-sektor
Identifikasi konsumsi energi hulu atau hilir dalam kategori dan
aktivitas berikut:
Hilir
9. Transportasi dan distribusi hilir
10. Pemrosesan produk yang dijual
11. Penggunaan produk yang terjual
12. Akhir siklus produk yang terjual
13. Aset hilir yang disewa-guna-usaha
14. Waralaba
15. Investasi
Hilir lainnya
Kategori dan aktivitas hilir/hulu di atas termasuk penomoran
sesuai dengan kategori dan aktivitas yang didokumentasikan
dalam ‘GHG Protocol Corporate Value Chain (Scope 3)
Accounting and Reporting Standard’ WRI dan WBCSD.
Penomoran ini dijaga konsistensinya untuk kemudahan
referensi antara G4 dan ‘GHG Protocol Corporate Value
Chain (Scope 3) Accounting and Reporting Standard’ WRI
dan WBCSD. Hitung atau perkirakan jumlah energi yang
dikonsumsi dalam kategori dan aktivitas yang relevan di atas.
92
BAGIAN 4
G4-EN4 LANJUTAN
Organisasi dapat melaporkan konsumsi energi secara terpisah
untuk sumber energi tak terbarukan dan terbarukan.
Organisasi diharapkan melaporkan standar, metodologi, dan
asumsi yang digunakan untuk menghitung dan mengukur
konsumsi energi, beserta referensi ke cara-cara penghitungan
yang digunakan. Organisasi yang harus mengikuti standar dan
metodologi yang berbeda harus mengidentifikasi pendekatan
untuk melakukan pemilihan atasnya.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Sumber energi tak terbarukan
ŸŸ Sumber energi terbarukan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup informasi pemasok,
dan penghitungan atau taksiran siklus hidup yang dilakukan
secara internal atau oleh organisasi penelitian.
Referensi
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG Protocol
Corporate Value Chain (Scope 3) Accounting and Reporting
Standard’, 2011.
93
BAGIAN 4
G4-EN5
INTENSITAS ENERGI
a. Laporkan rasio intensitas energi.
b. Laporkan metrik yang spesifik organisasi (penyebut rasio) yang dipilih untuk menghitung rasio tersebut.
c. Laporkan jenis energi yang dicakup dalam rasio intensitas: bahan bakar, listrik, pemanas, pendingin, uap, atau seluruhnya.
d. Laporkan apakah rasio sudah memperhitungkan energi yang dikonsumsi di dalam organisasi, di luar organisasi, atau keduanya.
PANDUAN
Relevansi
Rasio intensitas menentukan konsumsi energi organisasi
dalam konteks metrik khusus organisasi. Intensitas dihitung
dengan membagi konsumsi energi absolut (pembilang)
dengan metrik khusus organisasi (penyebut).
Intensitas emisi menyatakan energi yang dibutuhkan per
satuan aktivitas, hasil, atau metrik khusus organisasi. Rasio
intensitas sering disebut sebagai data dampak lingkungan
yang dinormalkan. Rasio intensitas dapat mencakup:
ŸŸ Intensitas produk (seperti energi yang dikonsumsi per
satuan yang diproduksi)
ŸŸ Intensitas Layanan (seperti energi yang dikonsumsi per
fungsi atau per layanan)
ŸŸ Intensitas penjualan (seperti energi yang dikonsumsi per
satuan moneter penjualan)
Dalam kombinasi dengan konsumsi energi total organisasi,
yang dilaporkan dalam Indikator G4-EN3 dan G4-EN4, intensitas
energi membantu untuk meletakkan konteks efisiensi
organisasi, termasuk hubungannya dengan organisasi lain.
Penyusunan
Pilih penyebut rasio yang sesuai untuk menunjukkan output
per satuan, aktivitas, dan metrik khusus organisasi lainnya.
Termasuk di dalamnya:
ŸŸ Satuan produk
ŸŸ Volume produksi (ton metrik, liter, MWh)
ŸŸ Ukuran (luas lantai m2)
ŸŸ Jumlah total karyawan purnawaktu
ŸŸ Satuan moneter (pendapatan, penjualan)
Organisasi dapat melaporkan beberapa rasio intensitas energi
yang dapat membantu transparansi atau keterbandingan.
Misalnya, organisasi dapat menghitung rasio terpisah menurut:
ŸŸ Unit atau fasilitas bisnis
ŸŸ Negara
ŸŸ Jenis sumber (Lihat Definisi untuk daftar sumber energi
terbarukan dan sumber energi tak terbarukan)
ŸŸ Jenis aktivitas
Intensitas dihitung dengan membagi konsumsi energi absolut
(pembilang) dengan metrik khusus organisasi (penyebut).
Organisasi dapat melaporkan intensitas energi yang
dikonsumsi di dalam organisasi atau di luar organisasi.
Jika rasio dihitung untuk energi yang dikonsumsi di dalam
organisasi dan di luar organisasi, sajikan rasio tersebut secara
terpisah.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Sumber energi tak terbarukan
ŸŸ Sumber energi terbarukan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial untuk pembilang mencakup
faktur, pengukuran atau penghitungan, atau taksiran. Unit
yang dilaporkan dapat diambil secara langsung dari faktur
atau penghitung, atau dikonversi dari unit asal menjadi unit
yang dilaporkan. Sumber informasi yang potensial untuk
penyebut meliputi panduan tingkat sektor dan negara
mengenai pelaporan energi.
Referensi
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG Protocol
Corporate Accounting and Reporting Standard’, Edisi Revisi,
2004.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘Greenhouse Gas
Protocol Accounting Notes, No. 1, Accounting and Reporting
Standard Amendment’, 2012.
94
BAGIAN 4
G4-EN6
PENGURANGAN KONSUMSI ENERGI
a. Laporkan jumlah pengurangan konsumsi energi yang dicapai yang merupakan hasil langsung dari inisiatif konservasi dan
efisiensi, dalam satuan joule atau kelipatannya.
b. Laporkan jenis energi yang termasuk dalam pengurangan: bahan bakar, listrik, pemanas, pendingin, dan uap.
c. Laporkan dasar untuk penghitungan pengurangan konsumsi energi misalnya tahun dasar atau garis dasar, dan alasan
pemilihannya.
d. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
PANDUAN
Relevansi
Kemampuan organisasi untuk menggunakan energi secara
efisien dapat diungkapkan berdasarkan pengurangan
konsumsi energi. Konsumsi energi memiliki pengaruh
langsung pada jejak lingkungan organisasi, biaya
operasionalnya, dan paparan terhadap fluktuasi pasokan
energi dan harga.
Penyusunan
Hitung atau perkirakan energi yang dihemat melalui inisiatif
untuk mengurangi penggunaan energi dan meningkatkan
efisiensi energi. Pengurangan dalam konsumsi energi
yang dihasilkan dari pengurangan kapasitas produksi atau
pengalihan daya tidak termasuk dalam Indikator ini.
Inisiatif mencakup, setidaknya:
ŸŸ Perancangan ulang proses
ŸŸ Konversi dan retrofit peralatan
ŸŸ Perubahan perilaku karyawan
ŸŸ Perubahan operasional
Tunjukkan apakah penghematan energi merupakan estimasi,
model, atau bersumber dari pengukuran langsung. Jika
estimasi atau model digunakan, ungkapkan metode yang
digunakan.
Organisasi dapat memilih untuk:
ŸŸ melaporkan pengurangan konsumsi energi dengan
menggabungkan jenis energi
ŸŸ melaporkan pengurangan konsumsi energi secara terpisah
untuk bahan bakar, listrik, pemanas, pendingin, dan uap
Organisasi dapat memilih untuk melaporkan pengurangan
yang dipisahkan dari inisiatif atau sekumpulan inisiatif.
Organisasi dengan banyak inisiatif untuk mengurangi
konsumsi energi dapat memprioritaskan pelaporan tentang
inisiatif yang diterapkan dalam periode pelaporan, dan
yang memiliki potensi untuk berkontribusi penting dalam
mengurangi konsumsi energi. Inisiatif tersebut dan target
terkaitnya dapat diuraikan dalam DMA untuk Aspek Energi.
Organisasi diharapkan melaporkan standar, metodologi, dan
asumsi yang digunakan untuk menghitung dan mengukur
konsumsi energi, beserta referensi ke cara-cara penghitungan
yang digunakan. Organisasi yang harus mengikuti standar dan
metodologi yang berbeda harus mengidentifikasi pendekatan
untuk melakukan pemilihan atasnya.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Garis dasar
ŸŸ Inisiatif konservasi dan efisiensi
ŸŸ Pengurangan energi
ŸŸ Tahun dasar
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial mencakup pengukuran
energi internal dan informasi pemasok (seperti spesifikasi
terkait energi dari mesin baru, bola lampu hemat energi).
95
BAGIAN 4
G4-EN7
PENGURANGAN KEBUTUHAN ENERGI PADA PRODUK DAN JASA
a. Laporkan pengurangan kebutuhan energi pada produk dan jasa yang dijual, yang dicapai selama periode pelaporan, dalam
satuan joule atau kelipatannya.
b. Laporkan dasar untuk penghitungan pengurangan konsumsi energi misalnya tahun dasar atau garis dasar, dan alasan
pemilihannya.
c. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
PANDUAN
Relevansi
Konsumsi energi merupakan penyumbang terbesar
pada perubahan iklim karena pembakaran bahan bakar
tak terbarukan menghasilkan gas rumah kaca (GRK) dan
menyebabkan dampak lingkungan lainnya. Menggunakan
energi secara lebih efisien penting untuk melawan perubahan
iklim. Menyediakan produk dan jasa yang hemat energi
merupakan bagian penting dari inisiatif penatagunaan
produk.
Penyusunan
Angka yang berorientasi pada penggunaan mencakup,
contohnya, kebutuhan energi untuk mobil atau komputer.
Pola konsumsi mencakup, misalnya, penggunaan energi 10%
lebih sedikit per 100 km perjalanan per satuan waktu (jam, hari
kerja rata-rata).
Bila tersedia, lihat standar penggunaan energi untuk
mendapatkan informasi ini (seperti konsumsi bahan bakar
mobil untuk 100 km pada kecepatan 90 km/jam)
Organisasi diharapkan melaporkan standar, metodologi, dan
asumsi yang digunakan untuk menghitung dan mengukur
konsumsi energi, beserta referensi ke cara-cara penghitungan
yang digunakan. Organisasi yang harus mengikuti standar dan
metodologi yang berbeda harus mengidentifikasi pendekatan
untuk melakukan pemilihan atasnya.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Garis dasar
ŸŸ Pengurangan energi
ŸŸ Tahun dasar
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial mencakup pengujian
atau pengukuran produk internal, penelitian pada pola
penggunaan, asesmen siklus hidup, dan standar industri.
96
BAGIAN 4
Aspek: Air
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-EN8
G4-EN9
G4-EN10
Total pengambilan air berdasarkan sumber
Panduan hlm. 97
Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi oleh pengambilan air
Panduan hlm. 98
Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan digunakan kembali
Panduan hlm. 99
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Ceres, The Ceres Aqua Gauge: A Framework for 21th Century
Water Risk Management, 2011.
97
BAGIAN 4
Indikator
G4-EN8
TOTAL PENGAMBILAN AIR BERDASARKAN SUMBER
a. Laporkan total volume pengambilan air dari sumber berikut ini:
ŸŸ Air permukaan, termasuk air dari rawa, sungai, danau, dan laut
ŸŸ Air tanah
ŸŸ Air hujan yang dikumpulkan secara langsung dan disimpan oleh organisasi
ŸŸ Air limbah dari organisasi lain
ŸŸ Pasokan air kota atau perusahaan air lainnya
b. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
PANDUAN
Relevansi
Melaporkan volume total air yang diambil menurut sumber
memberikan pemahaman keseluruhan terhadap skala dampak
dan risiko potensial yang berkaitan dengan penggunaan
air oleh organisasi. Volume total yang diambil memberikan
indikasi mengenai ukuran dan kepentingan relatif organisasi
sebagai pengguna air, dan memberikan angka garis dasar
untuk perhitungan lain yang berkaitan dengan efisiensi dan
penggunaan.
Usaha sistematis untuk memantau dan memperbaiki
penggunaan air yang efisien dalam organisasi secara langsung
berhubungan dengan biaya konsumsi air. Penggunaan air
total juga dapat menunjukkan tingkat risiko yang ditimbulkan
oleh gangguan pada ketersediaan air atau peningkatan
dalam biaya air. Air tawar menjadi semakin langka, dan
dapat berdampak pada proses produksi yang mengandalkan
air dalam volume besar. Di wilayah di mana sumber air
sangat terbatas, pola konsumsi air organisasi juga dapat
memengaruhi hubungan dengan pemangku kepentingan
lainnya.
Penyusunan
Identifikasi volume total air yang diambil dari sumber air mana
pun. Termasuk meliputi abstraksi air pendingin. Identifikasi
apakah penghitungan ini diestimasi, model, atau bersumber
dari pengukuran langsung. Jika menggunakan estimasi atau
model, identifikasi metode yang digunakan.
Indikator ini mungkin mencakup air yang diambil secara
langsung oleh organisasi maupun melalui perantara seperti
perusahaan air.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Total pengambilan air
Sumber dokumentasi
Informasi tentang pengambilan air organisasi dapat diambil
dari meteran air, tagihan air, penghitungan yang berasal dari
data air yang tersedia lainnya atau (jika meteran air maupun
tagihan air atau data referensi tidak ada) perkiraan sendiri
organisasi.
98
BAGIAN 4
G4-EN9
SUMBER AIR YANG SECARA SIGNIFIKAN DIPENGARUHI OLEH PENGAMBILAN AIR
a. Laporkan jumlah total sumber air yang secara signifikan terkena dampak pengambilan air berdasarkan jenis:
ŸŸ Ukuran sumber air
ŸŸ Apakah sumber tersebut merupakan kawasan lindung (secara nasional atau internasional) atau tidak
ŸŸ Nilai keanekaragaman hayati (seperti keragaman spesies dan endemik, jumlah spesies yang dilindungi)
ŸŸ Nilai atau pentingnya sumber air terhadap masyarakat lokal dan masyarakat adat
b. Report standards, methodologies, and assumptions used.
PANDUAN
Relevansi
Pengambilan dari sistem air akan memengaruhi lingkungan
dengan menurunkan tinggi muka air, mengurangi volume air
yang tersedia untuk digunakan, atau mengubah kemampuan
ekosistem dalam menjalankan fungsinya. Perubahan tersebut
memiliki dampak yang lebih luas pada kualitas hidup di
daerah tersebut, termasuk konsekuensi ekonomi dan sosial.
Indikator ini mengukur skala dampak yang terkait dengan
penggunaan air oleh organisasi. Dalam hal hubungannya
dengan pengguna lain sumber air yang sama, indikator ini
juga memungkinkan asesmen bidang spesifik risiko atau
perbaikan, sekaligus stabilitas sumber air organisasi itu sendiri.
Penyusunan
Identifikasi sumber air yang sangat dipengaruhi oleh
pengambilan air oleh organisasi. Pengambilan yang signifikan
memenuhi satu atau beberapa kriteria berikut:
ŸŸ Pengambilan yang menyumbang rata-rata 5% atau lebih
dari volume rata-rata tahunan badan air tertentu
ŸŸ Pengambilan dari badan air yang diakui oleh para
profesional sebagai sangat sensitif karena ukuran relatifnya,
fungsi, atau statusnya sebagai sistem yang langka, terancam,
atau terancam punah atau terhadap dukungannya bagi
spesies tumbuhan atau hewan yang terancam punah
tertentu
ŸŸ Setiap pengambilan dari lahan basah yang tercantum di
Konvensi Ramsar78 atau daerah konservasi lainnya yang
dinyatakan secara nasional maupun internasional terlepas
dari tingkat pengambilan
ŸŸ Sumber air telah diidentifikasi sebagai memiliki nilai
keanekaragaman hayati yang tinggi (seperti keragaman
spesies dan endemis, jumlah total spesies yang dilindungi)
ŸŸ Sumber air telah diidentifikasi sebagai memiliki nilai
atau kepentingan yang tinggi bagi masyarakat lokal dan
masyarakat adat
Jika air disediakan oleh perusahaan air publik atau swasta,
badan atau sumber air yang asli harus diidentifikasi dan
dilaporkan.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial untuk karakteristik sumber air
atau kawasan lindung dapat diperoleh dari kementerian
atau departemen pemerintah lokal atau nasional yang
berhubungan dengan air, atau penelitian seperti asesmen
dampak lingkungan.
Referensi
ŸŸ International Union for Conservation of Nature (IUCN), Red
List Spesies Terancam Punah, http://www.iucnredlist.org/,
diakses 1 Mei 2013.
99
BAGIAN 4
G4-EN10
PERSENTASE DAN TOTAL VOLUME AIR YANG DIDAUR ULANG DAN DIGUNAKAN KEMBALI
a. Laporkan total volume air yang didaur ulang dan digunakan kembali oleh organisasi.
b. Laporkan total volume air yang didaur ulang dan digunakan kembali dalam persentase total pengambilan air yang dilaporkan
dalam Indikator G4-EN8.
c. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini mengukur air yang diproses sebelum digunakan
kembali dan air yang tidak diproses sebelum digunakan
kembali. Grey water (yaitu air hujan yang ditampung dan air
limbah yang dihasilkan dari proses rumah tangga seperti cuci
piring, cuci baju, dan mandi) termasuk.
Tingkat penggunaan kembali dan daur ulang air adalah
ukuran efisiensi dan menunjukkan keberhasilan organisasi
dalam mengurangi total pengambilan dan pembuangan air.
Pengunaan kembali dan daur ulang yang meningkat dapat
mengakibatkan pengurangan konsumsi, perawatan dan
biaya pembuangan air. Pengurangan konsumsi air dari waktu
ke waktu melalui penggunaan kembali dan daur ulang juga
dapat berkontribusi pada sasaran lokal, nasional, atau regional
untuk mengelola persediaan air.
Penyusunan
Identifikasi volume air yang didaur ulang dan digunakan kembali.
Identifikasi apakah meteran air tidak tersedia dan digunakan
estimasi atau model.
Misalnya, jika organisasi memiliki siklus produksi yang
memerlukan 20 meter kubik air per siklus, organisasi
menarik 20 kubik meter untuk satu siklus proses produksi
dan kemudian menggunakannya kembali untuk tiga
siklus tambahan. Volume total air yang didaur ulang dan
digunakan kembali untuk proses tersebut adalah 60 meter
kubik.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Daur ulang dan penggunaan kembali air
Sumber dokumentasi
Informasi dapat diperoleh dari meteran air atau aliran.
100
BAGIAN 4
Aspek: Keanekaragaman Hayati
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 100
G4-DMA
INDIKATOR
Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa, dikelola di dalam, atau yang berdekatan dengan, kawasan
G4-EN11 lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung
Panduan hlm. 101
G4-EN12
Uraian dampak signifikan kegiatan, produk, dan jasa terhadap keanekaragaman hayati di kawasan lindung dan
kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung
Panduan hlm. 102
G4-EN13
G4-EN14
Habitat yang dilindungi atau dipulihkan
Panduan hlm. 103
Jumlah total spesies dalam IUCN Red List dan spesies dalam daftar spesies yang dilindungi nasional dengan
habitat di tempat yang dipengaruhi operasional, berdasarkan tingkat risiko kepunahan
Panduan hlm. 104
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ BirdLife International, Important Bird Areas, http://www.
birdlife.org/action/science/sites/index.html, diakses 1 Mei
2013.
ŸŸ International Union for Conservation of Nature (IUCN),
Guidelines for Applying Protected Area Management
Categories, 2008.
ŸŸ International Union for Conservation of Nature (IUCN), Red
List Spesies Terancam Punah, http://www.iucnredlist.org/,
diakses 1 Mei 2013.
ŸŸ Konvensi Ramsar, ‘Konvensi Internasional untuk Konservasi
dan Pemanfaatan Lahan Basah Secara Berkelanjutan’, 1994.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
tentang Keanekaragaman Hayati ’, 1992.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
Perdagangan Internasional untuk Spesies-spesies Tumbuhan
dan Satwa Liar yang Terancam Punah (CITES)’, 1979.
ŸŸ Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), Biosphere Reserves,
www.unesco.org/new/en/natural-sciences/environment/
ecological-sciences/biosphere-reserves/, diakses 1 Mei 2013.
ŸŸ Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), Situs Warisan Dunia,
http://whc.unesco.org/en/list, diakses 1 Mei 2013.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Jelaskan strategi organisasi untuk melaksanakan kebijakannya
terkait pengelolaan keanekaragaman hayati. Contohnya
adalah integrasi pertimbangan keanekaragaman hayati
dalam piranti analitis, seperti asesmen dampak lingkungan
di lokasi.
101
BAGIAN 4
Indikator
G4-EN11
LOKASI-LOKASI OPERASIONAL YANG DIMILIKI, DISEWA, DIKELOLA DI DALAM, ATAU YANG BERDEKATAN DENGAN,
KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN DENGAN NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI DI LUAR KAWASAN LINDUNG
a. Laporkan informasi berikut untuk setiap lokasi operasional yang dimiliki, disewa, dikelola di dalam, atau berdekatan dengan,
kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung:
ŸŸ Lokasi geografis
ŸŸ Lahan di bawah permukaan dan bawah tanah yang mungkin dimiliki, disewa, atau dikelola oleh organisasi
ŸŸ Posisi dalam hubungannya dengan kawasan lindung (di dalam, berdekatan dengan, atau terdapat bagian dari kawasan
lindung) atau Kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung
ŸŸ Jenis operasi (kantor, pabrik atau produksi, atau pertambangan)
ŸŸ Ukuran lokasi operasional dalam satuan km2
ŸŸ Nilai keanekeragaman hayati dicirikan berdasarkan:
–– Atribut kawasan lindung atau kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung (ekosistem
darat, air tawar, atau laut)
–– Penetapan status perlindungan (seperti IUCN Protected Area Management Categories67, Konvensi Ramsar78, peraturan
nasional)
PANDUAN
Relevansi
Dengan melaporkan tentang dampak potensial pada lahan
yang terletak dalam, berisi, atau berdekatan dengan kawasan
yang dilindungi secara hukum, dan kawasan dengan nilai
keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung,
organisasi dapat mengidentifikasi dan memahami risiko
tertentu yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati.
Memantau aktivitas yang berlangsung di kawasan lindung
dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di
luar kawasan lindung memungkinkan organisasi untuk dapat
mengurangi risiko dampak. Pemantauan juga memungkinkan
organisasi untuk mengelola dampak pada keanekaragaman
hayati atau menghindari kesalahan pengelolaan. Kegagalan
dalam mengelola dampak tersebut secara memadai dapat
mengakibatkan kerusakan reputasi, keterlambatan dalam
mendapatkan izin perencanaan, dan kehilangan lisensi sosial
untuk beroperasi.
Penyusunan
Identifikasi lokasi dan ukuran lokasi operasional yang dimiliki,
disewa, dikelola, atau berdekatan dengan, atau yang berisi,
kawasan lindung atau kawasan dengan nilai keanekaragaman
hayati tinggi di luar kawasan lindung. Sertakan informasi lokasi
operasi di masa mendatang yang telah diumumkan secara
resmi.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi
ŸŸ Kawasan lindung
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial yang meliputi kontrak pembelian,
kontrak sewa-menyewa, atau pendaftaran lahan nasional atau
regional.
Di tingkat nasional, lembaga-lembaga pemerintah yang
bertanggung jawab untuk perlindungan dan konservasi
lingkungan akan memiliki informasi tentang kawasan lindung
secara internasional dan nasional serta kawasan dengan
nilai keanekaragaman hayati tinggi. Selain itu, Strategi
Keanekaragaman Hayati Nasional dan Rencana Tindakan
juga menyertakan informasi dan daftar kawasan lindung dan
kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi.
102
BAGIAN 4
G4-EN12
URAIAN DAMPAK SIGNIFIKAN KEGIATAN, PRODUK, DAN JASA TERHADAP KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KAWASAN
LINDUNG DAN KAWASAN DENGAN NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI DI LUAR KAWASAN LINDUNG
a. Laporkan sifat dampak langsung dan tidak langsung yang signifikan pada keanekaragaman hayati yang dikaitkan pada satu
atau beberapa dari hal berikut ini:
ŸŸ Pembangunan atau penggunaan pabrik produksi, tambang, dan infrastruktur transportasi
ŸŸ Polusi (masuknya zat-zat yang tidak secara alamiah terjadi dalam habitat dari titik tertentu dan non-titik)
ŸŸ Masuknya spesies pengganggu, hama, dan wabah penyakit
ŸŸ Berkurangnya spesies
ŸŸ Perubahan habitat
ŸŸ Perubahan proses ekologis di luar jangkauan variasi alam (seperti salinitas atau perubahan tinggi air tanah)
b. Laporkan dampak positif dan negatif, langsung dan tidak langsung, yang signifikan dengan referensi sebagai berikut:
ŸŸ Spesies yang terkena dampak
ŸŸ Luasan kawasan terkena dampak
ŸŸ Durasi dampak
ŸŸ Keterpulihan atau ketidakpulihan dampak
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini memberikan informasi tentang dampak langsung
dan tidak langsung yang signifikan dari organisasi terhadap
keanekaragaman hayati di kawasan lindung dan kawasan
dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan
lindung. Indikator ini juga memberikan latar belakang untuk
memahami (dan mengembangkan) strategi organisasi
untuk mengurangi dampak tersebut. Melalui penyajian
informasi terstruktur dan kualitatif, Indikator memungkinkan
dilakukannya perbandingan ukuran, skala, dan sifat dampak
relatif dari waktu ke waktu dan lintas organisasi.
Penyusunan
Identifikasi dampak positif dan negatif yang signifikan
terhadap keanekaragaman hayati yang berkaitan dengan
aktivitas, produk, dan layanan organisasi, termasuk dampak
langsung dan juga dampak tidak langsung (seperti rantai
pasokan).
Kawasan terkena dampak tidak terbatas pada kawasan yang
dilindungi secara formal dan meliputi pertimbangan dampak
pada zona penyangga serta kawasan yang ditetapkan secara
formal sebagai memiliki kepentingan atau kepekaan khusus.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Dampak signifikan terhadap keanekaragaman hayati
ŸŸ Kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial meliputi sistem pengelolaan
lingkungan organisasi atau dokumentasi internal lain.
Informasi juga dapat diperoleh dari asesmen dampak
lingkungan dan sosial atau asesmen siklus hidup, serta dari
hulu dan hilir organisasi lainnya.
103
BAGIAN 4
G4-EN13
HABITAT YANG DILINDUNGI DAN DIPULIHKAN
a. Laporkan ukuran dan lokasi semua kawasan habitat yang dilindungi atau kawasan yang dipulihkan, dan apakah keberhasilan
tindakan pemulihan telah atau disetujui oleh ahli independen eksternal.
b. Laporkan apakah ada kemitraan dengan pihak ketiga untuk melindungi atau memulihkan kawasan habitat yang berbeda dari
lokasi yang diawasi organisasi dan upaya-upaya yang telah dilakukan untuk pemulihan dan perlindungan.
c. Laporkan status dari setiap kawasan berdasarkan kondisinya pada penutupan periode pelaporan.
d. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
PANDUAN
Relevansi
Memastikan integritas habitat alam dapat meningkatkan
reputasi organisasi, stabilitas dan sumber lingkungan alam
sekitar, dan penerimaan oleh masyarakat sekitar. Strategi
keanekaragaman hayati mengandung kombinasi elemen
yang berhubungan dengan pencegahan, pengelolaan, dan
perbaikan kerusakan terhadap habitat alami yang ditimbulkan
oleh aktivitas organisasi. Indikator ini mengukur penerapan
strategi tertentu untuk mencegah atau memperbaiki dampak
negatif yang berkaitan dengan aktivitas.
Penyusunan
Indikator ini merujuk pada kawasan yang remediasinya
telah selesai atau kawasan dilindungi secara aktif (lihat
Definisi). Area di mana operasi masih aktif dapat dihitung jika
memenuhi definisi ‘dipulihkan’ atau ‘dilindungi’.
Jika ada persyaratan peraturan atau izin untuk perlindungan
atau pemulihan habitat, informasi yang disajikan pada
Indikator ini dibuat selaras dengan persyaratan tersebut.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Kawasan yang dilindungi
ŸŸ Kawasan yang dipulihkan
Sumber dokumentasi
Informasi tentang kawasan lindung dapat ditemukan pada
dokumentasi sistem pengelolaan lingkungan organisasi,
rencana situs, asesmen dampak lingkungan dan sosial, atau
kebijakan organisasi.
Informasi tentang pemulihan lahan (yaitu, persyaratan untuk
pemulihan lahan) dapat ditemukan dalam kontrak sewa
menyewa atau penjualan lahan, atau dalam asesmen dampak
lingkungan dan sosial atau catatan risiko.
104
BAGIAN 4
G4-EN14
JUMLAH TOTAL SPESIES DALAM IUCN RED LIST DAN SPESIES DALAM DAFTAR SPESIES YANG DILINDUNGI NASIONAL
DENGAN HABITAT DI TEMPAT YANG DIPENGARUHI OPERASIONAL, BERDASARKAN TINGKAT RISIKO KEPUNAHA
a. Laporkan jumlah spesies IUCN Red List dan spesies dalam daftar spesies yang dilindungi nasional dengan habitat di wilayah
yang dipengaruhi oleh operasional, berdasarkan tingkat risiko kepunahan:
ŸŸ Kritis (critically endangered)
ŸŸ Genting (endangered)
ŸŸ Rentan (vulnerable)
ŸŸ Hampir terancam (near threatened)
ŸŸ Berisiko rendah (least concern)
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini membantu organisasi untuk mengidentifikasi
di mana dari aktivitasnya memberikan ancaman terhadap
spesies tumbuhan dan binatang yang terancam punah.
Dengan mengidentifikasi ancaman tersebut, organisasi dapat
memulai langkah yang sesuai untuk menghindari bahaya dan
mencegah kepunahan spesies. IUCN Red List Spesies Terancam
Punah dan daftar konservasi nasional berfungsi sebagai pihak
yang berwenang mengenai kepekaan habitat di area yang
dipengaruhi oleh operasi, dan kepentingan relatif habitat
tersebut dari perspektif pengelolaan.
jumlah total spesies di habitat untuk setiap kategori risiko
kepunahan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ IUCN Red List Spesies Terancam Punah
Penyusunan
Identifikasi lokasi habitat yang dipengaruhi oleh operasi
organisasi yang meliputi spesies dalam IUCN Red List Spesies
Terancam Punah, dan pada daftar konservasi nasional atau
regional.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mengenai keberadaan spesies
dalam IUCN Red List Spesies Terancam Punah dan daftar
konservasi nasional termasuk lembaga konservasi nasional atau
regional, otoritas setempat, atau organisasi nirlaba lingkungan.
Untuk organisasi yang melakukan operasi di atau yang
berdekatan dengan kawasan lindung atau kawasan dengan
nilai keanekaragaman hayati tinggi, studi perencanaan atau
materi perizinan lainnya juga dapat berisi informasi tentang
keanekaragaman hayati dalam kawasan lindung tersebut.
Bandingkan informasi dalam daftar yang disebutkan di
atas dengan spesies yang diuraikan dalam dokumentasi
perencanaan dan catatan pemantauan untuk memastikan
konsistensi. Gunakan informasi ini untuk mengidentifikasi
Referensi
ŸŸ International Union for Conservation of Nature (IUCN), Red
List Spesies Terancam Punah, http://www.iucnredlist.org/,
diakses 1 Mei 2013.
105
BAGIAN 4
Aspek: Emisi
Pendahuluan
Dalam Pedoman, Aspek Emisi meliputi Indikator-indikator
emisi gas rumah kaca (GRK) dan juga bahan perusak ozon,
NOX, SOX, dan emisi udara penting lainnya.
Pelaporan emisi GRK didasarkan pada persyaratan pelaporan
‘GHG Protocol Corporate Accounting and Reporting Standard ’
(Protokol GRK) dari WRI dan WBCSD.
Protokol GRK mengatur klasifikasi emisi GRK yang disebut
‘Cakupan’ – Cakupan 1, Cakupan 2, dan Cakupan 3.
Cakupan adalah klasifikasi atas pembatasan operasional
ketika emisi GRK terjadi. Cakupan mengklasifikasikan apakah
emisi GRK tersebut dihasilkan oleh organisasi itu sendiri atau
dihasilkan oleh organisasi lain yang terkait, misalnya pemasok
listrik atau perusahaan transportasi, sebagai berikut:
ŸŸ Emisi Langsung (Cakupan 1) dari operasional yang dimiliki
atau dikendalikan oleh organisasi
ŸŸ Emisi energi tidak langsung (Cakupan 2) dihasilkan dari
pembangkit listrik yang dibeli atau didapat, pemanas,
pendingin, dan uap yang dikonsumsi dalam organisasi
ŸŸ Emisi Tidak Langsung (Cakupan 3) lainnya adalah semua
emisi tidak langsung (tidak termasuk dalam Cakupan 2)
yang terjadi di luar perusahaan, termasuk emisi di hulu dan
di hilir
Cakupan 1, 2 dan 3 Protokol GRK diselaraskan dengan definisi
ISO 14064 dan Indikator GRI sebagai berikut:
ŸŸ Cakupan 1 = emisi GRK langsung (Indikator GRI G4-EN15)
ŸŸ Cakupan 2 = emisi GRK energi tidak langsung (Indikator GRI
G4-EN16)
ŸŸ Cakupan 3 = emisi GRK tidak langsung lainnya (Indikator GRI
G4-EN17)
Protokol GRK mengatur pelaporan emisi langsung (Cakupan 1)
dan emisi energi tidak langsung (Cakupan 2). Pelaporan emisi
tidak langsung (Cakupan 3) lainnya tidak wajib. ‘GHG Protocol
Corporate Value Chain (Scope 3) Accounting and Reporting
Standard’ dari WRI dan WBCSD mengatur pelaporan emisi
tidak langsung (Cakupan 3) lainnya.
Referensi
ŸŸ Konvensi Rerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
‘Konvensi Rerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim’,
1992.
ŸŸ Protokol Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Protokol Kyoto
tentang Konvensi Rerangka Kerja PBB tentang Perubahan
Iklim’, 1997.
ŸŸ Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP)
dan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Integrated
Assessment of Black Carbon and Tropospheric Ozone, 2011.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG Protocol
Corporate Accounting and Reporting Standard’, Edisi Revisi,
2004.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG Protocol
Corporate Value Chain (Scope 3) Accounting and Reporting
Standard’, 2011.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘Greenhouse Gas
Protocol Accounting Notes, No. 1, Accounting and Reporting
Standard Amendmen, 2012.
106
BAGIAN 4
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 106
G4-DMA
INDIKATOR
G4-EN15
G4-EN16
G4-EN17
G4-EN18
G4-EN19
G4-EN20
G4-EN21
Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung (Cakupan 1)
Panduan hlm. 107-109
Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung (Cakupan 2)
Panduan hlm. 110-111
Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung lainnya (Cakupan 3)
Panduan hlm. 112-114
Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)
Panduan hlm. 115
Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK)
Panduan hlm. 116-117
Emisi bahan perusak ozon (BPO)
Panduan hlm. 118
NOX, SOX, dan emisi udara signifikan lainnya.
Panduan hlm. 119-120
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Menjelaskan apakah organisasi harus mematuhi peraturan dan
kebijakan negara, regional atau industri untuk emisi. Berikan
contoh peraturan dan kebijakan tersebut.
Untuk menambahkan penggunaan Panduan DMA untuk
melaporkan tentang target, saat melaporkan target emisi
GRK, identifikasi apakah offset digunakan untuk memenuhi
target. Jelaskan jenis, jumlah, kriteria atau skema yang menjadi
bagian itu.
107
BAGIAN 4
Indikator
G4-EN15
EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) LANGSUNG (CAKUPAN 1)
a. Laporkan emisi bruto GRK langsung (Cakupan 1) dalam satuan metrik ton setara CO2 tidak termasuk dari perdagangan GRK,
seperti pembelian, penjualan, atau pengalihan offset atau pertukaran.
b. Laporkan gas yang diperhitungkan dalam kalkulasi (CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, SF6, NF3, atau seluruhnya).
c. Laporkan emisi CO2 biogenik dalam satuan metrik ton setara CO2 terpisah dari emisi bruto GRK langsung (Cakupan 1).
d. Laporkan tahun dasar yang dipilih, alasan pemilihan tahun dasar tersebut, emisi pada tahun dasar, dan konteks untuk
perubahan apa pun yang signifikan pada emisi yang mengakibatkan kalkulasi ulang pada emisi tahun dasar.
e. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
f. Laporkan acuan sumber faktor emisi yang digunakan dan tingkat potensi pemanasan global (GWP) yang digunakan atau
referensi sumber GWP.
g. Laporkan pendekatan pengkonsolidasian yang dipilih untuk emisi (porsi saham, kontrol finansial, kontrol operasional).
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini mencakup pengungkapan emisi GRK langsung
(Cakupan 1), dalam setara CO2 GRK yang tercakup oleh ‘Kyoto
Protocol’ PBB serta ‘GHG Protocol Corporate Accounting and
Reporting Standard’ WRI dan WBCSD:
ŸŸ Karbon dioksida (CO2)
ŸŸ Metana (CH4)
ŸŸ Dinitrogen oksida (N2O)
ŸŸ Hidrofluorokarbon (HFCs)
ŸŸ Perfluorokarbon (PFCs)
ŸŸ Belerang heksaflorid (SF6)
ŸŸ Nitrogen triflorida (NF3)
Emisi GRK adalah kontributor terbesar pada perubahan iklim
dan diatur oleh ‘Konvensi Rerangka Kerja Perserikatan BangsaBangsa mengenai Perubahan Iklim’100 PBB dan ‘Protokol Kyoto’
PBB yang mengikutinya. Beberapa GRK, termasuk metana
(CH4), juga merupakan pencemar udara yang memiliki dampak
merugikan yang signifikan terhadap ekosistem, kualitas air,
agrikultur, dan kesehatan manusia dan hewan. Sebagai hasilnya,
terdapat peraturan nasional dan internasional yang berbedabeda serta terdapat sistem insentif (seperti izin emisi yang dapat
diperdagangkan) yang bermaksud untuk mengontrol volume
dan memberikan penghargaan atas pengurangan emisi GRK.
Emisi GRK Langsung (Cakupan 1) berasal dari sumber (satuan
fisik atau proses yang melepaskan GRK ke atmosfer) yang
dimiliki atau dikendalikan oleh organisasi.
Emisi GRK Langsung (Cakupan 1) mencakup, namun tidak
terbatas pada emisi CO2 dari konsumsi bahan bakar yang
dilaporkan dalam Indikator G4-EN3.
Indikator ini dapat digunakan dalam kombinasi dengan
Indikator G4-EN16 (emisi Cakupan 2 energi tidak langsung)
dan G4-EN17 (emisi Cakupan 3 tidak langsung lainnya) untuk
melaporkan emisi GRK total organisasi.
Kombinasi emisi langsung dan tidak langsung memberikan
wawasan atas implikasi biaya dari perpajakan atau sistem
perdagangan. Kombinasi emisi langsung dan tidak langsung
juga memberikan wawasan mengenai jejak karbon dan kinerja
lingkungan organisasi.
Penyusunan
Identifikasi emisi langsung GRK dari sumber yang dimiliki atau
dikontrol oleh organisasi, termasuk:
ŸŸ Pembangkitan listrik, pemanasan, pendingin, dan uap emisi
tersebut dihasilkan dari pembakaran bahan bakar di sumber
yang stasioner (seperti ketel uap, perapian, turbin) dan dari
proses pembakaran lainnya, semisal suar bakar
ŸŸ Pemrosesan fisik atau kimia. Sebagian besar emisi tersebut
dihasilkan dari manufaktur atau pemrosesan bahan kimia
dan material (seperti semen, baja, aluminium, amonia, dan
pemrosesan limbah)
ŸŸ Pengangkutan material, produk, limbah, karyawan, dan
penumpang. Emisi tersebut dihasilkan dari pembakaran
108
BAGIAN 4
G4-EN15 LANJUTAN
bahan bakar di sumber pembakaran bergerak yang dimiliki
atau dikendalikan oleh organisasi (seperti truk, kereta, kapal,
pesawat udara, bus, mobil)
ŸŸ Emisi Fugitif. Emisi ini dihasilkan dari pelepasan disengaja
atau tidak disengaja, seperti kebocoran peralatan dari
sambungan, segel, kemasan, dan paking; emisi metan dari
tambang batu bara dan pelepasan; emisi hydrofluorokarbon
(HFC) dari peralatan pendinginan dan AC; dan kebocoran
metana dari transportasi gas
Dengan menggunakan sumber yang teridentifikasi, hitung
emisi bruto GRK langsung organisasi dengan menggunakan
tingkat GWP yang relevan, dalam setara CO2 selama periode
pelaporan. Kecualikan perdagangan GRK, seperti pembelian,
penjualan, atau pengalihan offset dan pertukaran.
Organisasi diharapkan melaporkan standar, metodologi, dan
asumsi yang digunakan untuk menghitung dan mengukur
emisi, dengan referensi ke alat-alat penghitungan yang
digunakan. Organisasi yang diwajibkan menggunakan standar
dan metodologi berbeda harus menjelaskan pendekatan untuk
memilih standar dan metodologi tersebut.
Pilih pendekatan pengkonsolidasian yang konsisten untuk
emisi, dan terapkan pendekatan itu untuk menghitung
emisi bruto GRK langsung (Cakupan 1). Bila memungkinkan,
pilih pendekatan yang konsisten dengan pendekatan yang
digunakan pada Indikator G4-EN16.
Pilih dan identifikasi tahun dasar yang data emisinya tersedia,
dan identifikasi alasan untuk memilih tahun tersebut. Untuk
penghitungan ulang emisi tahun sebelumnya, organisasi
dapat mengikuti pendekatan dalam ‘GHG Protocol Corporate
Accounting and Reporting Standard’ WRI dan WBCSD.
Organisasi dapat melaporkan emisi CO2 biogenik; namun, emisi
tersebut dilaporkan secara terpisah dan tidak ditambahkan
pada total emisi GRK langsung (Cakupan 1). Emisi ini mengacu
pada emisi CO2 dari pembakaran atau biodegradasi biomassa
saja, bukan emisi dari GRK lainnya (seperti as CH4 and N2O),
atau emisi GRK yang terjadi dalam siklus biomassa selain
dari pembakaran atau biodegradasi (seperti emisi GRK dari
pemrosesan atau transportasi biomassa).
Informasi tentang offset dapat dilaporkan dalam DMA untuk
Aspek Emisi.
Metodologi yang digunakan untuk menghitung emisi dapat
mencakup:
ŸŸ Pengukuran langsung sumber daya yang dikonsumsi (batu
bara, gas) atau kerugian (isi ulang) sistem pendingin dan
konversi ke GRK (setara dengan CO2)
ŸŸ Penghitungan neraca massa
ŸŸ Penghitungan yang didasarkan pada data khusus lokasi
(seperti untuk analisis komposisi bahan bakar)
ŸŸ Penghitungan yang didasarkan pada kriteria yang
dipublikaskan (seperti faktor emisi dan GWP)
ŸŸ Estimasi. Jika estimasi digunakan karena kurangnya angka
standar, organisasi menunjukkan dasar dan asumsi yang
digunakan untuk memperkirakan angka tersebut
ŸŸ Pengukuran GRK langsung (seperti continuous Online
analyzers)
Organisasi dapat memisahkan lebih jauh data emisi GRK
langsung (Cakupan 1) di mana hal ini membantu transparansi
atau keterbandingan dari waktu ke waktu. Misalnya, organisasi
dapat memisahkan data menurut:
ŸŸ Unit atau fasilitas bisnis
ŸŸ Negara
ŸŸ Jenis sumber (pembakaran stasioner, proses, fugitif )
ŸŸ Jenis aktivitas
Bila memungkinkan, organisasi menerapkan faktor emisi dan
tingkat GWP secara konsisten untuk data yang dilaporkan
dalam Aspek Emisi. Faktor emisi mungkin berasal dari
persyaratan pelaporan wajib, rerangka kerja pelaporan
sukarela, atau dikembangkan oleh kelompok industri. Taksiran
perubahan GWP dari waktu ke waktu seiring perkembangan
penelitian ilmiah. Organisasi dapat menggunakan GWP dari
Assessment Reports dari Panel Antarpemerintah tentang
Perubahan Iklim (IPCC). Karena GWP dari Second Assessment
Report IPCC digunakan sebagai dasar untuk negosiasi
internasional berdasarkan ‘Protokol Kyoto’ PBB, rasio tersebut
dapat digunakan untuk mengungkapkan emisi GRK bila tidak
bertentangan dengan persyaratan pelaporan nasional atau
regional. Organisasi juga dapat menggunakan GWP terbaru
dari Assessment Reports IPCC terbaru. GWP dinyatakan selama
sejumlah jangka waktu berbeda dalam Assessment Reports
IPCC. Organisasi menggunakan faktor-faktor tersebut untuk
rentang waktu 100 tahun.
Perincian dan panduan lebih lanjut untuk indikator ini tersedia
dalam GHG Protocol Corporate Accounting and Reporting
Standard’ dan dalam dokumen dari IPCC.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Emisi GRK langsung (Cakupan 1)
ŸŸ Potensi pemanasan global (GWP)
ŸŸ Setara karbon dioksida
ŸŸ Tahun dasar
109
BAGIAN 4
G4-EN15 LANJUTAN
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mengenai emisi GRK langsung
(Cakupan 1) mencakup bagian data yang dilaporkan dalam
Indikator G4-EN3.
Referensi
ŸŸ Carbon Disclosure Project (CDP), Investor CDP Information
Request, diperbarui setiap tahun.
ŸŸ Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC),
Climate Change 1995: The Science of Climate Change,
Contribution of Working Group I to the Second Assessment
Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change,
1995.
ŸŸ Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC),
Climate Change 2007: The Physical Science Basis, Contribution
of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the
Intergovernmental Panel on Climate Change, 2007.
ŸŸ Protokol Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Protokol Kyoto
terhadap Konvensi Rerangka Kerja Perserikatan BangsaBangsa tentang Perubahan Iklim’, 1997.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG Protocol
Corporate Accounting and Reporting Standard’, Edisi Revisi,
2004.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘Greenhouse Gas
Protocol Accounting Notes, No. 1, Accounting and Reporting
Standard Amendment, 2012.
110
BAGIAN 4
G4-EN16
EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) ENERGI TIDAK LANGSUNG (CAKUPAN 2)
a. Laporkan emisi GRK energi tidak langsung (Cakupan 2) dari energi bruto dalam satuan metrik ton setara CO2 tidak termasuk
dari perdagangan GRK, seperti pembelian, penjualan, atau pengalihan offset atau pertukaran.
b. Laporkan gas-gas yang disertakan dalam penghitungan, jika tersedia.
c. Laporkan tahun dasar yang dipilih, alasan pemilihan tahun dasar tersebut, emisi pada tahun dasar, dan konteks untuk
perubahan apa pun yang signifikan pada emisi yang mengakibatkan kalkulasi ulang pada emisi tahun dasar.
d. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
e. Laporkan acuan sumber faktor emisi yang digunakan dan tingkat potensi pemanasan global (GWP) yang digunakan atau
referensi sumber GWP, jika tersedia.
f. Laporkan pendekatan konsolidasi yang dipilih untuk emisi (porsi saham, kontrol finansial, kontrol operasional).
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini mencakup data emisi GRK tidak langsung
(Cakupan 2) energi, dalam setara CO2 dari GRK yang tercakup
dalam ‘Protokol Kyoto’ PBB serta ‘GHG Protocol Corporate
Accounting and Reporting Standard’ WRI dan WBCSD.
Emisi GRK adalah kontributor terbesar pada perubahan
iklim dan diatur oleh ‘Konvensi Rerangka Kerja Perserikatan
Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim’100 PBB dan
‘Protokol Kyoto’ PBB yang mengikutinya. Beberapa GRK,
termasuk metana (CH4), juga merupakan pencemar udara
yang memiliki dampak merugikan yang signifikan terhadap
ekosistem, kualitas air, agrikultur, dan kesehatan manusia
dan hewan. Sebagai hasilnya, terdapat peraturan nasional
dan internasional yang berbeda-beda serta terdapat sistem
insentif (seperti izin emisi yang dapat diperdagangkan) yang
bermaksud untuk mengontrol volume dan memberikan
penghargaan atas pengurangan emisi GRK.
Emisi GRK tidak langsung (Cakupan 2) energi organisasi
dihasilkan dari pembangkitan listrik, pemanasan, pendinginan,
dan uap yang dibeli dari organisasi lain untuk konsumsi
sendiri.
Bagi banyak organisasi, emisi GRK tidak langsung (Cakupan 2)
energi yang dihasilkan dari pembelian listrik jauh lebih besar
daripada emisi GRK langsung mereka.
Indikator ini dapat digunakan dalam kombinasi dengan
Indikator G4-EN15 (Emisi Cakupan 1) dan G4-EN17 (Emisi
Cakupan 3) untuk melaporkan emisi GRK total organisasi.
Kombinasi emisi langsung dan tidak langsung memberikan
wawasan atas implikasi biayadari perpajakan atau sistem
perdagangan. Kombinasi emisi langsung dan tidak langsung
juga memberikan wawasan mengenai jejak karbon dan kinerja
lingkungan organisasi.
Penyusunan
Identifikasi emisi tidak langsung GRK yang dihasilkan dari
pembangkitan listrik, pemanasan, pendingin, dan uap
yang dibeli atau didapatkan untuk konsumsi sendiri oleh
organisasi.
Kecualikan emisi tidak langsung lainnya (Cakupan 3). Emisi
tidak langsung lainnya (Cakupan 3) tersebut dilaporkan pada
Indikator G4-EN17.
Hitung emisi bruto GRK energi tidak langsung yang dihasilkan
dari pembangkitan listrik, pemanasan, pendingin, dan uap
yang dibeli. Kecualikan perdagangan GRK, seperti pembelian,
penjualan, atau offset dan pertukaran.
Pilih pendekatan pengkonsolidasian yang konsisten untuk
emisi, dan terapkan pendekatan itu untuk menghitung
emisi GRK bruto tidak langsung (Cakupan 2) energi. Bila
memungkinkan, pilih pendekatan yang sesuai dengan
pendekatan yang digunakan pada Indikator G4-EN15.
Organisasi dapat memilih berdasarkan pembagian saham,
kontrol finansial, atau metode kontrol operasional yang
diuraikan dalam ‘GHG Protocol Corporate Accounting and
Reporting Standard’ WRI dan WBCSD.
Pilih dan laporkan tahun dasar yang data emisinya tersedia,
dan cantumkan alasan untuk memilih tahun tersebut.
111
BAGIAN 4
G4-EN16 LANJUTAN
Organisasi diharapkan melaporkan standar, metodologi, dan
asumsi yang digunakan untuk menghitung dan mengukur
emisi, dengan referensi ke piranti penghitungan yang
digunakan. Organisasi yang diwajibkan menggunakan standar
dan metodologi berbeda harus menjelaskan pendekatan
untuk memilih standar dan metodologi tersebut.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Emisi GRK energi tidak langsung (Cakupan 2)
ŸŸ Potensi pemanasan global (GWP)
ŸŸ Setara karbon dioksida
ŸŸ Tahun dasar
Organisasi dapat memisahkan lebih jauh data emisi GRK
tidak langsung (Cakupan 2) energi di mana hal ini membantu
transparansi atau keterbandingan dari waktu ke waktu.
Misalnya, organisasi dapat memisahkan data menurut:
ŸŸ Unit atau fasilitas bisnis
ŸŸ Negara
ŸŸ Jenis sumber (listrik, pemanas, pendingin, dan uap)
ŸŸ Jenis aktivitas
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial tentang emisi energi tidak
langsung (Cakupan 2) meliputi konsumsi listrik, pemanasan,
pendinginan, dan uap yang dilaporkan pada Indikator G4-EN3.
Untuk penghitungan ulang emisi tahun sebelumnya,
organisasi dapat mengikuti pendekatan dalam ‘GHG Protocol
Corporate Accounting and Reporting Standard’ WRI dan
WBCSD.
Bila memungkinkan, organisasi menerapkan faktor emisi dan
tingkat GWP secara konsisten untuk data yang dilaporkan
dalam Aspek Emisi. Faktor emisi mungkin berasal dari
persyaratan pelaporan wajib, rerangka kerja pelaporan
sukarela, atau dikembangkan oleh kelompok industri. Taksiran
perubahan GWP dari waktu ke waktu seiring perkembangan
penelitian ilmiah. Organisasi dapat menggunakan GWP dari
Assessment Reports dari Panel Antarpemerintah tentang
Perubahan Iklim (IPCC). Karena GWP dari Second Assessment
Report IPCC digunakan sebagai dasar untuk negosiasi
internasional berdasarkan ‘Protokol Kyoto’ PBB, rasio tersebut
dapat digunakan untuk mengungkapkan emisi GRK bila tidak
bertentangan dengan persyaratan pelaporan nasional atau
regional. Organisasi juga dapat menggunakan GWP terbaru
dari Assessment Reports IPCC terbaru. GWP dinyatakan selama
sejumlah jangka waktu berbeda dalam Assessment Reports IPCC.
Organisasi menggunakan faktor-faktor tersebut untuk rentang
waktu 100 tahun.
Referensi
ŸŸ Carbon Disclosure Project (CDP), Investor CDP Information
Request, diperbarui setiap tahun.
ŸŸ Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC),
Climate Change 1995: The Science of Climate Change,
Contribution of Working Group I to the Second Assessment
Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change,
1995.
ŸŸ Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC),
Climate Change 2007: The Physical Science Basis, Contribution
of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the
Intergovernmental Panel on Climate Change, 2007.
ŸŸ Protokol Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Protokol Kyoto
terhadap Konvensi Rerangka Kerja PBB tentang Perubahan
Iklim’, 1997.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG Protocol
Corporate Accounting and Reporting Standard’, Edisi Revisi,
2004.
112
BAGIAN 4
G4-EN17
EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) TIDAK LANGSUNG LAINNYA (CAKUPAN 3)
a. Laporkan emisi bruto GRK tidak langsung lainnya (Cakupan 3) dalam satuan metrik ton setara CO2 , tidak termasuk emisi tidak
langsung dari dihasilkan dari listrik, pemanas, pendingin, dan uap yang dibeli atau diperoleh yang digunakan perusahaan
(emisi tidak langsung ini dilaporkan dalam Indikator G4-EN16). Kecualikan perdagangan GRK apa pun, seperti pembelian,
penjualan, atau pengalihan offset atau pertukaran.
b. Laporkan gas-gas yang disertakan dalam penghitungan, jika tersedia.
c. Laporkan emisi CO2 biogenik dalam satuan metrik ton setara CO2 terpisah dari emisi GRK bruto tidak langsung (Cakupan 3)
lainnya.
d. Laporkan kategori emisi tidak langsung lainnya (Cakupan 3) dan aktivitas yang diperhitungkan dalam kalkulasi.
e. Laporkan tahun dasar yang dipilih, alasan pemilihan tahun dasar tersebut, emisi pada tahun dasar, dan konteks untuk
perubahan apa pun yang signifikan pada emisi yang mengakibatkan kalkulasi ulang pada emisi tahun dasar.
f. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
g. Laporkan acuan sumber faktor emisi yang digunakan dan tingkat potensi pemanasan global (GWP) yang digunakan atau
referensi sumber GWP, jika tersedia.
PANDUAN
Relevansi
Emisi GRK adalah kontributor terbesar pada perubahan iklim
dan diatur oleh ‘Konvensi Rerangka Kerja Perserikatan BangsaBangsa mengenai Perubahan Iklim’100 PBB dan ‘Protokol Kyoto’
PBB yang mengikutinya. Beberapa GRK, termasuk metana
(CH4), juga merupakan pencemar udara yang memiliki dampak
merugikan yang signifikan terhadap ekosistem, kualitas air,
agrikultur, dan kesehatan manusia dan hewan.
Untuk beberapa organisasi, emisi GRK dari luar organisasi,
atau yang dihasilkan dari penggunaan produk mereka, jauh
lebih besar daripada emisi GRK langsung (Cakupan 1) mereka
atau emisi GRK tidak langsung (Cakupan 2) energi. Mengukur
dan mengkomunikasikan upaya untuk mengurangi emisi
tidak langsung (Cakupan 3) lainnya dapat menunjukkan
kepemimpinan dalam mengatasi perubahan iklim.
Emisi tidak langsung (Cakupan 3) lainnya adalah akibat dari
aktivitas organisasi, namun terjadi dari sumber yang tidak
dimiliki atau dikontrol oleh organisasi. Beberapa contoh
aktivitas Cakupan 3 adalah ekstraksi dan produksi dari material
yang dibeli; transportasi bahan bakar yang dibeli dalam
kendaraan yang tidak dimiliki atau dikontrol oleh organisasi;
dan penggunaan akhir produk dan jasa.
Dalam Pedoman, pelaporan emisi GRK didasarkan pada
persyaratan pelaporan ‘GHG Protocol Corporate Accounting
and Reporting Standard’130 dan ‘GHG Protocol Corporate
Value Chain (Scope 3) Accounting and Reporting Standard’
yang diberikan oleh World Resources Institute (WRI) dan
World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD).
Indikator ini dapat digunakan dalam kombinasi dengan
Indikator G4-EN15 (emisi Cakupan 1) dan G4-EN16 (emisi
Cakupan 2) untuk melaporkan emisi total GRK organisasi.
Penyusunan
Indikator ini mencakup data emisi tidak langsung (Cakupan
3) lainnya, dalam setara CO2 dari GRK yang tercakup oleh
‘Protokol Kyoto’ PBB dan ‘GHG Protocol Corporate Value
Chain (Scope 3) Accounting and Reporting Standard’ WRI dan
WBCSD’130:
ŸŸ Karbon dioksida (CO2)
ŸŸ Metana (CH4)
ŸŸ Dinitrogen oksida (N2O)
ŸŸ Hidrofluorokarbon (HFCs)
ŸŸ Perfluorokarbon (PFCs)
ŸŸ Belerang heksaflorid (SF6)
ŸŸ Nitrogen triflorida (NF3)
Identifikasi emisi tidak langsung yang terjadi di luar organisasi
yang tidak dilaporkan dalam Indikator G4-EN16. Termasuk
emisi hulu maupun hilir. Emisi tidak langsung juga dapat
datang dari proses penguraian limbah organisasi, emisi
terkait proses selama pembuatan barang-barang yang dibeli,
dan emisi fugitif dalam fasilitas yang tidak dimiliki atau
dikendalikan oleh organisasi.
113
BAGIAN 4
G4-EN17 LANJUTAN
Lakukan penilaian atas aktivitas organisasi mana saja yang
menyebabkan emisi tidak langsung, dan hitung jumlah yang
terkait dengannya.
Untuk setiap kategori dan aktivitas di atas, berikan angka
dalam setara CO2 atau penjelasan mengapa data tertentu
tidak disertakan.
Saat memutuskan relevansi aktivitas tersebut, pertimbangkan
apakah emisi aktivitas tersebut:
ŸŸ Berkontribusi secara signifikan pada emisi total Cakupan 3
organisasi yang diantisipasi
ŸŸ Terdapat potensi untuk pengurangan yang dapat dilakukan
atau dipengaruhi oleh organisasi
ŸŸ Berkontribusi pada paparan organisasi terhadap perubahan
iklim yang berhubungan dengan risiko seperti risiko
finansial, peraturan, rantai pasokan, produk dan pelanggan,
proses pengadilan, dan reputasi.
ŸŸ Dianggap penting oleh pemangku kepentingan utama
(seperti pelanggan, pemasok, pemodal, atau masyarakat
sipil)
ŸŸ Dihasilkan dari aktivitas yang dialihdayakan yang
sebelumnya dilakukan sendiri, atau aktivitas yang biasanya
dilakukan sendiri oleh organisasi lain di sektor yang sama
ŸŸ Telah diidentifikasi sebagai signifikan dalam panduan
spesifik-sektor
ŸŸ Memenuhi kriteria tambahan untuk menentukan relevansi,
yang dikembangkan oleh organisasi atau oleh organisasi di
sektornya
Kategori dan aktivitas hilir/hulu termasuk penomorannya
sesuai dengan kategori dan aktivitas yang didokumentasikan
dalam ‘GHG Protocol Corporate Value Chain (Scope 3)
Accounting and Reporting Standard’ WRI dan WBCSD.
Penomoran telah dijaga konsistensinya untuk kemudahan
referensi antara G4 dan ‘GHG Protocol Corporate Value Chain
(Scope 3) Accounting and Reporting Standard’ WRI dan
WBCSD.
Saat melaporkan emisi untuk Indikator ini, organisasi dapat
memisahkan data dengan kategori dan aktivitas berikut:
Upstream
1. Barang dan jasa yang dibeli
2. Barang modal
3. Aktivitas yang berhubungan dengan bahan bakar dan
energi (aktivitas yang tidak disertakan dalam emisi
Cakupan 1 atau Cakupan 2)
4. Transportasi dan distribusi hulu
5. Limbah yang dihasilkan dalam operasional
6. Perjalanan bisnis
7. Karyawan komuter
8. Aset hulu yang disewa
Hulu lainnya
Hilir
9. Transportasi dan distribusi hilir
10. Pemrosesan produk yang terjual
11. Penggunaan produk yang terjual
12. Akhir siklus pelayanan produk yang terjual
13. Aset hilir yang disewa
14. Waralaba
15. Investasi
Hilir lainnya
Organisasi dapat melaporkan emisi CO2 biogenik; akan
tetapi, emisi tersebut dilaporkan secara terpisah dan tidak
ditambahkan ke emisi langsung total lainnya (Cakupan 3).
Emisi ini mengacu pada emisi CO2 dari pembakaran atau
biodegradasi biomassa saja, bukan emisi dari GRK lainnya
(seperti CH4 dan N2O), atau emisi GRK yang terjadi dalam siklus
biomassa selain dari pembakaran atau biodegradasi (seperti
emisi GRK dari pemrosesan atau transportasi biomassa).
Organisasi dapat memisahkan data emisi tidak langsung
lainnya (Cakupan 3) lebih jauh di mana hal ini membantu
transparansi dan keterbandingan dari waktu ke waktu.
Misalnya, organisasi dapat memisahkan data menurut:
ŸŸ Unit atau fasilitas bisnis
ŸŸ Negara
ŸŸ Jenis sumber
ŸŸ Jenis aktivitas
Organisasi diharapkan untuk memilih dan melaporkan tahun
dasar untuk data emisi mana yang tersedia, dan menentukan
alasan mereka untuk memilih tahun tertentu tersebut. Untuk
penghitungan ulang emisi tahun sebelumnya, organisasi
dapat mengikuti pendekatan dalam ‘GHG Protocol Corporate
Value Chain (Scope 3) Accounting and Reporting Standard’
WRI dan WBCSD.
Organisasi diharapkan melaporkan standar, metodologi, dan
asumsi yang digunakan untuk menghitung dan mengukur
emisi, dengan referensi piranti penghitungan yang digunakan.
Organisasi yang diwajibkan menggunakan standar dan
metodologi berbeda harus menjelaskan pendekatan untuk
memilih standar dan metodologi tersebut.
Bila memungkinkan, organisasi diharapkan untuk menerapkan
faktor emisi dan tingkat GWP secara konsisten untuk data yang
dilaporkan dalam Aspek Emisi. Faktor emisi mungkin berasal
dari persyaratan pelaporan wajib, rerangka kerja pelaporan
sukarela, atau dikembangkan oleh kelompok industri. Taksiran
114
BAGIAN 4
G4-EN17 LANJUTAN
perubahan GWP dari waktu ke waktu seiring perkembangan
penelitian ilmiah. Organisasi dapat menggunakan GWP dari
Assessment Reports dari Panel Antarpemerintah tentang
Perubahan Iklim (IPCC). Karena GWP dari Second Assessment
Report IPCC digunakan sebagai dasar untuk negosiasi
internasional berdasarkan ‘Protokol Kyoto’ PBB, rasio tersebut
dapat digunakan untuk mengungkapkan emisi GRK bila tidak
bertentangan dengan persyaratan pelaporan nasional atau
regional. Organisasi juga dapat menggunakan GWP terbaru
dari Assessment Reports IPCC terbaru. GWP dinyatakan selama
sejumlah jangka waktu berbeda dalam Assessment Reports
IPCC. Organisasi menggunakan faktor-faktor tersebut untuk
rentang waktu 100 tahun.
Perincian lebih lanjut tentang kompilasi Indikator ini tersedia
dalam ‘GHG Protocol Corporate Value Chain (Scope 3)
Accounting and Reporting Standard’ WRI dan WBCSD’.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Emisi GRK tidak langsung lainnya (Cakupan 3)
ŸŸ Potensi pemanasan global (GWP)
ŸŸ Setara karbon dioksida
ŸŸ Tahun dasar
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mengenai emisi tidak langsung
lainnya (Cakupan 3) mencakup konsumsi energi di luar
organisasi yang dilaporkan dalam Indikator G4-EN4. Sumber
informasi potensial lainnya mencakup apa yang disediakan
oleh pemasok produk dan jasa eksternal. Untuk jenis emisi
tidak langsung tertentu seperti perjalanan bisnis, organisasi
mungkin perlu mengkombinasikan catatannya sendiri dengan
data dari sumber eksternal agar sesuai dengan perkiraan.
Referensi
ŸŸ British Standards Institution (BSI), Assessing the Life-Cycle
Greenhouse Gas Emissions of Goods and Services PAS 2050,
2011.
ŸŸ Carbon Disclosure Project (CDP), Investor CDP Information
Request, diperbarui setiap tahun.
ŸŸ Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC),
Climate Change 1995: The Science of Climate Change,
Contribution of Working Group I to the Second Assessment
Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change,
1995.
ŸŸ Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC),
Climate Change 2007: The Physical Science Basis, Contribution
of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the
Intergovernmental Panel on Climate Change, 2007.
ŸŸ Protokol Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Protokol Kyoto
terhadap Konvensi Rerangka Kerja PBB tentang Perubahan
Iklim’, 1997.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG Protocol
Corporate Value Chain (Scope 3) Accounting and Reporting
Standard’, 2011.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG Protocol
Product Life Cycle Accounting and Reporting Standard’,
2011.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘Greenhouse Gas
Protocol Accounting Notes, No. 1, Accounting and Reporting
Standard Amendment’, 2012.
115
BAGIAN 4
G4-EN18
INTENSITAS EMISI GAS RUMAH KACA (GRK)
a. Laporkan rasio intensitas emisi GRK.
b. Laporkan metrik khusus organisasi (rasio penyebut) yang dipilih untuk menghitung rasio tersebut.
c. Laporkan jenis emisi GRK yang termasuk dalam rasio intensitas: langsung (Cakupan 1), energi tidak langsung (Cakupan 2),
tidak langsung lainnya (Cakupan 3).
d. Laporkan gas-gas yang termasuk dalam penghitungan.
PANDUAN
Relevansi
Rasio intensitas menetapkan emisi GRK organisasi dalam
konteks metrik khusus organisasi. Intensitas dihitung dengan
membagi emisi absolut (pembilang) dengan metrik khusus
organisasi (penyebut).
Intensitas emisi GRK menyatakan emisi GRK per satuan dari
aktivitas, output, atau metrik khusus organisasi lainnya.
Banyak organisasi menelusuri kinerja lingkungan dengan
menggunakan rasio intensitas. Rasio intensitas sering disebut
sebagai data dampak lingkungan yang dinormalkan.
Rasio intensitas dapat termasuk tetapi tidak terbatas pada:
ŸŸ Intensitas emisi produk (seperti ton metrik emisi CO2 per
satuan yang diproduksi)
ŸŸ Intensitas Layanan (seperti ton metrik emisi CO2 per fungsi
atau per layanan)
ŸŸ Intensitas penjualan (seperti ton metrik emisi CO2 per penjualan)
Dalam kombinasi dengan emisi absolut GRK organisasi,
yang diungkap dalam Indikator G4-EN15, G4-EN16,
dan G4-EN17, intensitas emisi GRK membantu untuk
mengkontekstualisasikan efisiensi organisasi, termasuk dalam
hubungannya dengan organisasi lain.
Penyusunan
Pilih penyebut rasio yang sesuai untuk menunjukkan output
per satuan, aktivitas, dan metrik khusus organisasi lainnya.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
ŸŸ Satuan produk
ŸŸ Volume produksi (ton metrik, liter, MWh)
ŸŸ Ukuran (luas lantai m2)
ŸŸ Jumlah karyawan purnawaktu
ŸŸ Satuan moneter (pendapatan, penjualan)
Organisasi dapat melaporkan beberapa rasio intensitas emisi GRK
di mana hal ini membantu transparansi dan keterbandingan.
Misalnya, organisasi dapat menghitung rasio terpisah menurut:
ŸŸ Unit atau fasilitas bisnis
ŸŸ Negara
ŸŸ Jenis sumber
ŸŸ Jenis aktivitas
Intensitas dihitung dengan membagi emisi absolut
(pembilang) menurut metrik khusus organisasi (penyebut).
Jika pelaporan mengombinasikan rasio intensitas langsung
(Cakupan 1) dan tidak langsung (Cakupan 2), tambahkan angka
yang dilaporkan dalam Indikator G4-EN15 dan G4-EN16 untuk
menentukan jumlah absolut total emisi GRK. Atau, gunakan
angka emisi GRK yang dilaporkan dalam Indikator G4-EN15 dan
G4-EN16 secara terpisah.
Organisasi dapat melaporkan rasio intensitas emisi GRK tidak
langsung lainnya (Cakupan 3) dengan Indikator ini; namun,
rasio ini diharapkan disajikan secara terpisah, dan tidak
dikombinasikan dengan rasio intensitas langsung (Cakupan 1)
atau energi tidak langsung (Cakupan 2).
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial untuk pembilang mencakup
faktur, pengukuran atau penghitungan, atau taksiran. Sumber
informasi potensial untuk penyebut meliputi panduan tingkat
sektor dan negara pada pelaporan emisi GRK.
Referensi
ŸŸ Carbon Disclosure Project (CDP), Investor CDP Information
Request, diperbarui setiap tahun.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG Protocol
Corporate Accounting and Reporting Standard’, Edisi Revisi,
2004.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘Greenhouse Gas
Protocol Accounting Notes, No. 1, Accounting and Reporting
Standard Amendment’, 2012.
116
BAGIAN 4
G4-EN19
PENGURANGAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK)
a. Laporkan jumlah pengurangan emisi GRK yang dicapai sebagai hasil langsung inisiatif pengurangan emisi, dalam satuan
metrik ton setara CO2.
b. Laporkan gas-gas yang termasuk dalam penghitungan (CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, SF6, NF3, atau seluruhnya).
c. Laporkan tahun dasar atau garis dasar yang dipilih serta alasan pemilihannya.
d. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
e. Laporkan apakah pengurangan emisi GRK terjadi dalam emisi langsung (Cakupan 1), emisi energi tidak langsung (Cakupan 2),
emisi tidak langsung lainnya (Cakupan 3.
PANDUAN
Relevansi
Emisi GRK adalah kontributor terbesar pada perubahan iklim
dan diatur oleh ‘Konvensi Rerangka Kerja Perserikatan BangsaBangsa mengenai Perubahan Iklim’100 PBB dan ‘Protokol Kyoto’
PBB yang mengikutinya. Sebagai hasilnya, terdapat peraturan
nasional dan internasional yang berbeda-beda serta terdapat
sistem insentif (seperti izin emisi yang dapat diperdagangkan)
yang bermaksud untuk mengontrol volume dan memberikan
penghargaan atas pengurangan emisi GRK.
Indikator ini dapat digunakan dengan kombinasi dengan
Indikator G4-EN15, G4-EN16, dan G4-EN17 untuk memantau
pengurangan emisi GRK dengan merujuk kepada target
organisasi, atau pada sistem peraturan dan perdagangan di
tingkat internasional dan nasional.
Penyusunan
Identifikasi inisiatif yang telah diterapkan dan telah
mengurangi pembangkitan emisi GRK.
Inisiatif dapat termasuk tetapi tidak terbatas pada:
ŸŸ Perancangan ulang proses
ŸŸ Konversi dan retrofit peralatan
ŸŸ Peggantian bahan bakar
ŸŸ Perubahan perilaku karyawan
ŸŸ Offset
Organisasi dengan banyak inisiatif untuk mengurangi
emisi GRK dapat memprioritaskan pelaporan inisiatif yang
diterapkan dalam periode pelaporan, dan yang memiliki
potensi untuk berkontribusi penting untuk mengurangi emisi.
Inisiatif dan target pengurangannya dapat diuraikan dalam
DMA untuk Aspek Emisi.
Organisasi dapat memilih untuk melaporkan pengurangan
yang dipisahkan dari inisiatif atau sekumpulan inisiatif.
Laporkan pengurangan emisi GRK secara terpisah untuk emisi
langsung (Cakupan 1), energi tidak langsung (Cakupan 2),
dan emisi tidak langsung lainnya (Cakupan 3). Pengurangan
dalam emisi yang dihasilkan dari kapasitas produksi atau
pengalihdayaan tidak disertakan dalam Indikator ini.
Pengurangan dari offset harus dilaporkan secara terpisah dari
pengurangan lainnya.
Organisasi dapat memilih menggunakan metode inventaris
atau akuntansi proyek untuk pengurangan emisi. Metode
inventaris membandingkan pengurangan emisi pada
tahun dasar sedangkan metode proyek membandingkan
pengurangan emisi pada garis dasar. Perincian lebih lanjut
tentang metode inventaris dan akuntansi pengurangan proyek
tersedia dalam ‘GHG Protocol Corporate Value Chain (Scope
3) Accounting and Reporting Standard ’ WRI dan WBCSD, dan
‘GHG Protocol for Project Accounting’ WRI dan WBCSD.
Organisasi diharapkan untuk melaporkan standar, metodologi,
dan asumsi yang digunakan untuk menghitung dan
mengukur pengurangan emisi GRK, dengan referensi kepada
piranti penghitungan yang digunakan. Organisasi yang
diwajibkan menggunakan standar dan metodologi berbeda
harus menjelaskan pendekatan untuk memilih standar dan
metodologi tersebut.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Garis dasar
ŸŸ Penurunan GRK
ŸŸ Tahun dasar
117
BAGIAN 4
G4-EN19 LANJUTAN
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup data yang dilaporkan
dalam Indikator G4-EN15, G4-EN16, dan G4-EN17, dari
pengukuran emisi, dari estimasi, atau yang dihitung dari
data akuntansi. Informasi tentang inisiatif cenderung
dipertahankan oleh pihak yang bertanggung jawab untuk
pengelolaan lingkungan, seperti pengelola energi atau
fasilitas.
Referensi
ŸŸ Carbon Disclosure Project (CDP), Investor CDP Information
Request, diperbarui setiap tahun.
ŸŸ Protokol Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Protokol Kyoto
terhadap Konvensi Rerangka Kerja PBB tentang Perubahan
Iklim’, 1997.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG Protocol
Corporate Accounting and Reporting Standard’ , Edisi Revisi,
2004.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG Protocol
Corporate Value Chain (Scope 3) Accounting and Reporting
Standard’, 2011.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG Protocol for
Project Accounting’, 2005.
ŸŸ World Resources Institute (WRI) dan World Business Council
for Sustainable Development (WBCSD), ‘Greenhouse Gas
Protocol Accounting Notes, No. 1, Accounting and Reporting
Standard Amendment’, 2012.
118
BAGIAN 4
G4-EN20
EMISI BAHAN PERUSAK OZON (BPO)
a. Laporkan produksi, impor, dan ekspor bahan perusak ozon (BPO) dalam satuan metrik ton setara CFC-11.
b. Laporkan bahan-bahan yang termasuk dalam penghitungan.
c. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
d. Laporkan sumber acuan faktor emisi yang digunakan.
PANDUAN
Relevansi
Lapisan ozon menyaring sebagian besar radiasi ultraviolet
matahari (UV-B) yang berbahaya secara biologi. Penipisan ozon
yang diamati dan diproyeksikan karena BPO menimbulkan
keprihatinan di seluruh dunia. ‘Protokol Montreal tentang
Bahan Perusak Ozon’ UNEP mengatur penghapusan bertahap
BPO secara internasional.
Mengukur produksi, impor, dan ekspor BPO yang memungkinkan
asesmen tentang seberapa baik organisasi mematuhi legislasi
dan mengelola risikonya. Hal ini secara khusus relevan untuk
organisasi yang memproduksi atau menggunakan BPO dalam
proses, produk, dan layanan mereka dan kini harus bertransisi
ke teknologi baru untuk memenuhi komitmen penghentian
secara bertahap. Hasil organisasi pada penghapusan bertahap
BPO membantu mengindikasikan tingkat kepemimpinan
teknologinya, dan posisi kompetitifnya dalam pasar untuk produk
dan jasa yang dipengaruhi oleh aturan BPO.
Penyusunan
Indikator ini mencakup produksi, impor, dan ekspor zat yang
tercakup dalam Lampiran A, B, C, dan E ‘Protokol Montreal
tentang Bahan Perusak Ozon’ UNEP serta BPO lainnya yang
dihasilkan, diimpor, atau diekspor oleh organisasi.
Identifikasi BPO yang diproduksi, diimpor, atau diekspor oleh
organisasi.
Hitung produksi BPO sebagai jumlah BPO yang diproduksi,
dikurangi jumlah yang dimusnahkan dengan teknologi
yang disetujui dan dikurangi jumlah yang digunakan secara
keseluruhan sebagai bahan baku dalam manufaktur kimia lainnya.
Kecualikan BPO yang didaur ulang dan digunakan kembali.
Organisasi dapat memisahkan data BPO lebih jauh di mana hal
ini membantu transparansi dan keterbandingan dari waktu ke
waktu. Misalnya, organisasi dapat memisahkan data menurut:
ŸŸ Unit atau fasilitas bisnis
ŸŸ Negara
ŸŸ Jenis sumber
ŸŸ Jenis aktivitas
Organisasi dapat melaporkan data BPO untuk zat yang relevan
secara terpisah atau bersama-sama.
Organisasi diharapkan untuk melaporkan standar, metodologi,
dan asumsi yang digunakan untuk memperhitungkan dan
mengukur data BPO, dengan referensi kepada alat penghitungan
yang digunakan. Organisasi yang diwajibkan menggunakan
standar dan metodologi berbeda harus menjelaskan pendekatan
untuk memilih standar dan metodologi tersebut.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Bahan Perusak Ozon (BPO)
ŸŸ Setara CFC­-11
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup pengukuran emisi,
penghitungan dari data dan standar akuntansi, atau perkiraan.
Referensi
ŸŸ Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), Climate
Change 1995: The Science of Climate Change, Contribution
of Working Group I to the Second Assessment Report of the
Intergovernmental Panel on Climate Change, 1995.
ŸŸ Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC),
Climate Change 2007: The Physical Science Basis, Contribution
of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the
Intergovernmental Panel on Climate Change, 2007.
ŸŸ Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP),
‘Protokol Montreal tentang Bahan Perusak Ozon’, 1987.
ŸŸ Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP),
Standards and Codes of Practice to Eliminate Dependency on
Halons - Handbook of Good Practices in the Halon Sector, 2001.
119
BAGIAN 4
G4-EN21
NOX, SOX, DAN EMISI UDARA SIGNIFIKAN LAINNYA
a.Laporkan jumlah emisi udara yang signifikan, dalam satuan kilogram atau kelipatannya untuk setiap hal berikut:
ŸŸ NOX
ŸŸ SOX
ŸŸ Pencemar organik persisten (POP)
ŸŸ Senyawa organik volatil (VOC)
ŸŸ Pencemar udara berbahaya (HAP)
ŸŸ Debu (PM)
ŸŸ Kategori emisi udara standar lainnya yang diidentifikasi dalam peraturan yang relevan
b. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
c. Laporkan sumber acuan faktor emisi yang digunakan.
PANDUAN
Relevansi
Pencemar udara yang memiliki pengaruh yang merugikan
terhadap iklim, ekosistem, kualitas udara, habitat, pertanian,
serta kesehatan manusia dan hewan. Kemerosotan kualitas
udara, oksidasi, degradasi hutan, dan persoalan kesehatan
publik telah menghasilkan peraturan lokal dan internasional
untuk mengontrol emisi udara. Pengurangan pencemar yang
diatur menghasilkan perbaikan kondisi kesehatan pekerja dan
masyarakat sekitar. Pengurangan, atau pelaksanaan melebihi
kepatuhan, dapat meningkatkan hubungan dengan masyarat
dan pekerja, dan kemampuan untuk mempertahankan atau
memperluas operasi. Di wilayah dengan batasan emisi, volume
emisi juga memiliki implikasi biaya langsung.
menjelaskan pendekatan untuk memilih standar dan
metodologi tersebut. Karena memperhitungkan emisi
udara tertentu (seperti NOX) memerlukan upaya hitungan
yang rumit, tunjukkan metodologi yang digunakan untuk
penghitungan, dengan memilih salah satu dari pendekatan
berikut:
ŸŸ Pengukuran langsung emisi (seperti online analyzers)
ŸŸ Penghitungan berdasarkan data-spesifik lokasi
ŸŸ Penghitungan berdasarkan pada faktor emisi yang
diterbitkan
ŸŸ Estimasi (jika estimasi digunakan karena tidak adanya
angka standar, tunjukkan dasar yang digunakan untuk
memperkirakan angka tersebut)
Indikator ini juga dapat mengukur skala emisi udara organisasi
dan mendemonstrasikan ukuran dan kepentingan relatif emisi
dibandingkan dengan organisasi lainnya.
Organisasi dapat memisahkan data emisi udara lebih lanjut di
mana hal ini membantu transparansi atau keterbandingan dari
waktu ke waktu. Misalnya, organisasi dapat memisahkan data
menurut:
ŸŸ Unit atau fasilitas bisnis
ŸŸ Negara
ŸŸ Jenis sumber
ŸŸ Jenis aktivitas
Penyusunan
Identifikasi pencemar udara yang signifikan yang dikeluarkan
oleh organisasi dan sumber emisi udara signifikan yang
dilepas ke lingkungan.
Dengan menggunakan pencemar udara dan sumber
pencemaran yang diidentifikasi di atas, hitung jumlah emisi
udara penting yang dilepaskan ke lingkungan.
Organisasi diharapkan untuk melaporkan standar, metodologi,
dan asumsi yang digunakan untuk memperhitungkan
dan mengukur emisi udara, dengan referensi kepada alat
penghitungan yang digunakan. Organisasi yang diwajibkan
menggunakan standar dan metodologi berbeda harus
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Emisi udara yang signifikan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup pengukuran emisi,
penghitungan dari data dan standar akuntansi, atau estimasi.
120
BAGIAN 4
G4-EN21 LANJUTAN
Referensi
ŸŸ Konvensi Komisi Ekonomi untuk Eropa Perserikatan BangsaBangsa (UNECE), ‘Geneva Protocol concerning the Control
of Emissions of Volatile Organic Compounds or their
Transboundary Fluxes’, 1991.
ŸŸ Konvensi Komisi Ekonomi untuk Eropa Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNECE), ‘Gothenburg Protocol to Abate
Acidification, Eutrophication and Ground-level Ozone’, 1999.
ŸŸ Konvensi Komisi Ekonomi untuk Eropa Perserikatan Bangsa-
Bangsa (UNECE), ‘Helsinki Protocol on the Reduction of
Sulphur Emissions or their Transboundary Fluxes’, 1985.
ŸŸ Konvensi Komisi Ekonomi untuk Eropa Perserikatan BangsaBangsa (UNECE), ‘Sofia Protocol concerning the Control of
Emissions of Nitrogen Oxides or their Transboundary Fluxes’,
1988.
ŸŸ Konvensi Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(UNEP), ‘Stockholm Convention on Persistent Organic
Pollutants (POPs)’, Annex A, B, dan C, 2009.
121
BAGIAN 4
Aspek: Efluen dan Limbah
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-EN22
G4-EN23
G4-EN24
Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan
Panduan hlm. 122
Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan
Panduan hlm. 123
Jumlah dan volume total tumpahan signifikan
Panduan hlm. 124
Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut ketentuan konvensi Basel2 Lampiran I, II, III, dan VIII yang
G4-EN25 diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah, dan persentase limbah yang diangkut untuk pengiriman internasional
Panduan hlm. 125
Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai keanekaragaman hayati dari badan air dan habitat terkait yang
G4-EN26 secara signifikan terkena dampak dari pembuangan dan air limpasan dari organisasi
Panduan hlm. 126
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Konvensi Basel, ´Amendemen Atas Konvensi Basel Tentang
Pengawasan Perpindahan Lintas Batas Limbah Berbahaya
dan Pembuangannya´, 1995.
ŸŸ Konvensi Organisasi Maritim Internasional (IMO), ‘Convention
on the Prevention of Marine Pollution by Dumping of Wastes
and Other Matter’ (Konvensi London), 1972.
ŸŸ Konvensi Organisasi Maritim Internasional (IMO),
‘International Convention for the Prevention of Pollution
from Ships (Marpol)’, 1973, sebagaimana diubah oleh
Protokol 1978.
ŸŸ Konvensi Ramsar, ‘Konvensi Internasional untuk Konservasi
dan Pemanfaatan Lahan Basah Secara Berkelanjutan’, 1994.
122
BAGIAN 4
Indikator
G4-EN22
TOTAL AIR YANG DIBUANG BERDASARKAN KUALITAS DAN TUJUAN
a. Laporkan volume total air terencana dan tidak terencana yang dibuang berdasarkan:
ŸŸ Tujuan
ŸŸ Kualitas air termasuk metode penanganan
ŸŸ Apakah digunakan kembali oleh organisasi lain atau tidak
b. Laporkan standar, metodologi, dan asumsi yang digunakan.
PANDUAN
Relevansi
Jumlah dan kualitas air yang dilepaskan oleh organisasi
secara langsung dikaitkan pada dampak ekologi dan biaya
operasional. Dengan memperbaiki secara bertahap kualitas
air yang dibuang atau mengurangi volumenya, organisasi
memiliki potensi untuk mengurangi dampaknya pada
lingkungan sekitar. Pembuangan efluen dengan kandungan
kimia atau nutrien yang tinggi (utamanya nitrogen, fosfor,
atau potasium) yang tidak terkelola dapat berdampak
signifikan pada badan air penerima. Hal ini, pada gilirannya,
dapat memengaruhi kualitas pasokan air yang tersedia untuk
organisasi serta hubungannya dengan masyarakat dan
pengguna air lainnya.
dengan mengurangi estimasi volume yang dikonsumsi di
lokasi dari volume yang diambil seperti yang dilaporkan dalam
G4-EN8.
Melepaskan efluen atau memproses air ke fasilitas untuk
pengolahan tidak hanya mengurangi tingkat polusi, namun
juga dapat menurunkan biaya finansial organisasi dan risiko
tindakan peraturan atas ketidakpatuhan terhadap peraturan
lingkungan. Semua ini meningkatkan lisensi sosial organisasi
untuk beroperasi.
Metrik kualitas air dapat berbeda-beda bergantung pada
peraturan nasional dan regional.
Penyusunan
Identifikasi pembuangan air yang direncanakan dan tidak
direncanakan (tidak termasuk air hujan yang ditampung dan
limbah rumah tangga) menurut tujuan dan jelaskan cara
pengelolaannya. Jika organisasi tidak memiliki meteran untuk
mengukur air yang dilepaskan, angka ini harus diperkirakan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial tentang volume air yang
dilepaskan oleh organisasi termasuk meteran aliran (buangan
sumber tertentu (point-source) atau saat buangan dilepaskan
melalui pipa) dan izin peraturan.
Organisasi yang melepaskan efluen atau air proses,
melaporkan kualitas air dalam volume total efluen
menggunakan parameter standar efluen seperti Biological
Oxygen Demand (BOD) atau Padatan tidak terlarut Total (TSS).
Pemilihan spesifik dari parameter kualitas berbeda-beda
bergantung pada produk, layanan, dan operasi organisasi.
Pemilihan parameter harus konsisten dengan yang digunakan
dalam sektor organisasi.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Total air yang dibuang
123
BAGIAN 4
G4-EN23
BOBOT TOTAL LIMBAH BERDASARKAN JENIS DAN METODE PEMBUANGAN
a. Laporkan bobot total limbah berbahaya dan tidak berbahaya, dengan metode pembuangan sebagai berikut:
ŸŸ Penggunaan kembali
ŸŸ Daur ulang
ŸŸ Pengomposan
ŸŸ Pemulihan, termasuk pemulihan energi
ŸŸ Pembakaran (pembakaran massa)
ŸŸ Injeksi sumur dalam
ŸŸ Tempat pembuangan akhir (TPA)
ŸŸ Penyimpanan di tempat
ŸŸ Lainnya (ditentukan oleh organisasi)
b. Laporkan bagaimana metode pembuangan limbah ditentukan:
ŸŸ Dibuang langsung oleh organisasi atau jika tidak, dikonfirmasi secara langsung
ŸŸ Informasi yang diberikan oleh kontraktor pembuangan limbah
ŸŸ Standar organisasi untuk kontraktor pembuangan limbah
PANDUAN
Relevansi
Data tentang angka limbah yang ditimbulkan selama
beberapa tahun menunjukkan tingkat kemajuan yang
berhasil dicapai organisasi dalam upaya pengurangan
limbah. Hal tersebut juga menunjukkan potensi perbaikan
dalam efisiensi proses dan produktivitas. Dari perspektif
finansial, pengurangan limbah berkontribusi secara langsung
terhadap pengurangan biaya untuk material, pemrosesan, dan
pembuangan.
Informasi tentang tujuan pembuangan mengungkapkan
sejauh mana organisasi telah mengelola keseimbangan
di antara opsi pembuangan dan ketidakberimbangan
dampak lingkungan. Misalnya, penimbunan dan daur ulang
menciptakan jenis dampak lingkungan dan efek residual
yang sangat berbeda-beda. Sebagian besar strategi minimasi
limbah menekankan pilihan prioritas untuk penggunaan
kembali, daur ulang, dan pemulihan dibandingkan pilihan
pembuangan yang lain.
Penyusunan
Identifkasi bobot limbah yang dihasilkan oleh operasi
organisasi, yang dikategorikan sebagai:
ŸŸ Limbah berbahaya (seperti yang didefinisikan dalam
perundang-undangan nasional di mana ditimbulkan)
ŸŸ Limbah tidak berbahaya (semua bentuk lain limbah padat
atau cair, tidak termasuk air limbah)
Jika data bobot tidak tersedia, estimasikan bobot
menggunakan informasi yang tersedia mengenai kepadatan
dan volume limbah yang dikumpulkan, neraca massa, atau
informasi yang serupa.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Metode pembuangan limbah
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup audit limbah eskternal
oleh penyedia layanan pembuangan atau neraca limbah dari
penyedia tersebut, serta sistem penagihan dan akuntansi
internal organisasi, dan bagian pengadaan atau pengelolaan
pasokan.
124
BAGIAN 4
G4-EN24
JUMLAH DAN VOLUME TOTAL TUMPAHAN SIGNIFIKAN
a. Laporkan jumlah dan volume total tumpahan signifikan yang tercatat.
b. Untuk tumpahan yang dilaporkan dalam laporan keuangan organisasi, laporkan informasi tambahan berikut untuk setiap
kejadian tumpahan tersebut:
ŸŸ Lokasi tumpahan
ŸŸ Volume tumpahan
ŸŸ Bahan yang tumpah, dikategorikan menurut:
–– Tumpahan minyak (permukaan tanah atau air)
–– Tumpahan bahan bakar (permukaan tanah atau air)
–– Tumpahan limbah (permukaan tanah atau air)
–– Tumpahan zat kimia (sebagian besar permukaan tanah atau air)
–– Lainnya (ditentukan oleh organisasi)
c. Laporkan dampak tumpahan yang signifikan.
PANDUAN
Relevansi
Tumpahan bahan kimia, minyak, dan bahan bakar dapat
memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap
lingkungan sekitar, berpotensi memengaruhi tanah, air, udara,
keanekaragaman hayati, dan kesehatan manusia. Upaya
sistematis untuk menghindari tumpahan bahan berbahaya
akan secara langsung dikaitkan dengan pemenuhan
organisasi dengan peraturan, risiko finansial dari kehilangan
bahan baku, biaya remediasi, risiko tindakan peraturan, serta
kerusakan reputasi. Indikator ini juga berfungsi sebagai ukuran
tidak langsung untuk mengevaluasi keterampilan organisasi
untuk melakukan pemantauan.
Penyusunan
Identifikasi tumpahan signifikan yang dicatat dan volume
tumpahan tersebut.
Identifikasi tumpahan mana yang telah dan akan dilaporkan
pada pernyataan finansial organisasi.
Untuk tumpahan yang dilaporkan dalam laporan keuangan
organisasi, laporkan informasi tambahan berikut untuk setiap
tumpahan tersebut:
ŸŸ Lokasi tumpahan
ŸŸ Volume tumpahan
ŸŸ Bahan tumpahan, dikategorikan menurut:
–– Tumpahan minyak (permukaan tanah atau air)
–– Tumpahan bahan bakar (permukaan tanah atau air)
–– Tumpahan limbah (permukaan tanah atau air)
–– Tumpahan zat kimia (sebagian besar permukaan tanah
atau air)
–– Lainnya (harus ditentukan oleh organisasi)
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Tumpahan
ŸŸ Tumpahan yang signifikan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial mengenai tumpahan bahan
bakar, minyak, dan bahan kimia dapat meliputi catatan
internal dalam sisitem pengelolaan lingkungan yang ada,
serta penyataan resmi yang dibuat kepada atau oleh badan
pengatur lingkungan yang terkait.
125
BAGIAN 4
G4-EN25
BOBOT LIMBAH YANG DIANGGAP BERBAHAYA MENURUT KETENTUAN KONVENSI BASEL2 LAMPIRAN I, II, III, DAN
VIII YANG DIANGKUT, DIIMPOR, DIEKSPOR, ATAU DIOLAH, DAN PERSENTASE LIMBAH YANG DIANGKUT UNTUK
PENGIRIMAN INTERNASIONAL
a. Laporkan bobot total untuk tiap-tiap hal berikut ini:
ŸŸ Limbah berbahaya yang diangkut
ŸŸ Limbah berbahaya yang diimpor
ŸŸ Limbah berbahaya yang diekspor
ŸŸ Limbah berbahaya yang diolah
b. Laporkan persentase limbah berbahaya yang dikirimkan internasional.
PANDUAN
Relevansi
Manajemen limbah berbahaya adalah bidang permasalahan
penting bagi banyak pemangku kepentingan. Pengangkutan
limbah berbahaya yang tidak patut, khususnya ke negaranegara yang tidak memiliki infrastruktur dan peraturan nasional
untuk menangani limbah tersebut, dapat membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pengelolaan
limbah berbahaya yang buruk menciptakan kewajiban yang
dikaitkan dengan ketidakpatuhan terhadap peraturan nasional
dan internasional, serta potensi rusaknya reputasi.
Penyusunan
Identifikasi limbah berbahaya yang diangkut oleh atau atas
nama organisasi dalam periode pelaporan menurut tujuan.
Termasuk disini transportasi di seluruh perbatasan operasional
bisnis dan dalam operasional.
Dengan menggunakan informasi ini, hitung bobot total limbah
berbahaya yang diangkut menggunakan persamaan berikut:
Bobot total limbah berbahaya yang diangkut
berdasarkan tujuan
=
Bobot limbah berbahaya yang diangkut ke organisasi
menurut tujuan dari sumber/pemasok eksternal yang
tidak dimiliki oleh organisasi
+
Bobot limbah berbahaya yang diangkut dari organisasi
menurut tujuan ke sumber/pemasok eksternal yang tidak
dimiliki organisasi
+
Berat limbah berbahaya yang diangkut secara nasional
dan internasional menurut tujuan antara lokasi-lokasi
yang dimiliki, disewakan, atau dikelola oleh organisasi
Identifikasi bobot total limbah berbahaya yang diangkut di
seluruh batas internasional dan yang memasuki perbatasan
organisasi, menurut tujuan. Limbah yang diangkut di antara
lokasi yang berbeda-beda dari organisasi tidak dihitung
sebagai diimpor.
Identifikasi proporsi jumlah total limbah berbahaya yang
diangkut menurut tujuan yang diangkut dari organisasi
ke lokasi di luar negeri. Sertakan semua limbah yang
meninggalkan Batas organisasi yang melintasi perbatasan
internasional, tidak termasuk transportasi di antara lokasilokasi yang berbeda dalam organisasi.
Identifikasi bagian dari jumlah total limbah yang diangkut dan
diekspor menurut tujuan yang telah diolah organisasi.
Identifikasi bagian dari jumlah total limbah menurut tujuan
yang diolah oleh sumber/pemasok eksternal, yang telah
diangkut, diekspor, atau diimpor oleh organisasi.
Konversi volume menjadi estimasi bobot dengan penjelasan
singkat mengenai metodologi yang digunakan.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial meliputi data penagihan
dari kontraktor logistik atau pembuangan, sistem akuntansi,
serta bagian pembelian atau pengelolaan persediaan.
Beberapa negara memerlukan dokumentasi untuk menyertai
pengiriman limbah berbahaya yang akan menyediakan semua
data relevan untuk Indikator ini.
126
BAGIAN 4
G4-EN26
IDENTITAS, UKURAN, STATUS LINDUNG, DAN NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI DARI BADAN AIR DAN HABITAT
TERKAIT YANG SECARA SIGNIFIKAN TERKENA DAMPAK DARI AIR BUANGAN DAN LIMPASAN DARI ORGANISASI
a. Laporkan badan air dan habitat terkait yang secara signifikan terkena dampak air buangan berdasarkan kriteria yang
dijelaskan pada bagian Penyusunan di bawah ini, dengan menambahkan informasi tentang:
ŸŸ Ukuran badan air dan habitat terkait
ŸŸ Apakah badan air dan habitat terkait merupakan sebagai kawasan lindung (secara nasional atau internasional) atau tidak
ŸŸ Nilai keanekaragaman hayati (seperti jumlah total spesies yang dilindungi)
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini adalah pasangan kualitatif untuk Indikator
kuantitatif dari pembuangan air dan membantu menjelaskan
dampak pembuangan tersebut. Buangan dan limpahan
yang memengaruhi habitat air dapat memiliki dampak
signifikan pada ketersediaan sumber daya air. Mengidentifikasi
badan air yang dipengaruhi oleh buangan memberikan
kesempatan untuk mengidentifikasi aktivitas di wilayah
yang membutuhkan perhatian khusus, atau daerah di mana
organisasi mungkin menghadapi risiko spesifik seperti
permasalahan masyarakat dan sumber daya air yang terbatas.
terancam punah (atau mendukung spesies tumbuhan atau
hewan tertentu yang terancam punah)
ŸŸ Pembuangan apa pun ke lahan basah yang tercantum dalam
Konvensi Ramsar78 atau daerah konservasi yang dinyatakan
secara nasional atau internasional tanpa melihat tingkat
pembuangan.
ŸŸ Sumber air telah diidentifikasi sebagai memiliki nilai
keanekaragaman hayati yang tinggi (seperti keragaman
spesies dan endemis, jumlah total spesies yang dilindungi)
ŸŸ Sumber air telah diidentifikasi sebagai bernilai tinggi atau
penting bagi masyarakat lokal
Penyusunan
Identifikasi badan air yang secara signifikan dipengaruhi
oleh pembuangan air organisasi yang memenuhi satu atau
beberapa kriteria berikut:
ŸŸ Buangan menyumbang rata-rata 5% atau lebih volume ratarata tahunan badan air.
ŸŸ Buangan yang atas pendapat para ahli yang sesuai (seperti
otoritas kota), dikenal memiliki atau cenderung memiliki
dampak signifikan pada badan air dan habitat terkait.
ŸŸ Buangan ke badan air yang menurut para profesional
sebagai sangat sensitif karena ukuran relatif, fungsi, atau
statusnya sebagai sistem yang langka, terancam, atau
Sumber dokumentasi
Informasi tentang status sumber air atau kawasan lindung
dapat diperoleh dari kementerian lokal atau nasional yang
berkaitan dengan air atau departemen pemerintahan, atau
melalui penelitian yang diprakarsai oleh organisasi atau
institusi lain, seperti studi dampak lingkungan.
Referensi
ŸŸ International Union for Conservation of Nature (IUCN), Red
List Spesies Terancam Punah, http://www.iucnredlist.org/,
diakses 1 Mei 2013.
127
BAGIAN 4
Aspek: Produk dan Jasa
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-EN27
G4-EN28
Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak lingungan produk dan jasa
Panduan hlm. 128
Persentase produk yang terjual dan kemasannya yang direklamasi menurut kategori
Panduan hlm. 129
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
128
BAGIAN 4
Indikator
G4-EN27
TINGKAT MITIGASI DAMPAK TERHADAP DAMPAK LINGUNGAN PRODUK DAN JASA
a. Laporkan secara kuantitatif sejauh mana dampak lingkungan dari produk dan jasa yang telah dimitigasi selama periode
pelaporan.
b. Jika menggunakan angka-angka yang dikaitkan pada penggunaan, laporkan asumsi dasar yang dipakai terkait pola konsumsi
atau faktor normalisasi.
PANDUAN
Relevansi
Untuk beberapa sektor, dampak produk dan jasa selama
tahap penggunaannya (seperti konsumsi air untuk mesin cuci)
dan pada akhir siklus kegunaannya dapat sama atau lebih
besar signifikansinya dibandingkan pada tahap produksi.
Signifikansi dampak tersebut ditentukan oleh perilaku
pelanggan dan rancangan umum produk atau jasa. Organisasi
diharapkan untuk mengambil pendekatan lebih proaktif untuk
menilai dan memperbaiki dampak lingkungan atas produk
dan jasanya.
Langkah ini memberikan asesmen terhadap tindakan yang
dilakukan organisasi untuk mengurangi dampak lingkungan
negatif dan meningkatkan dampak positif dari rancangan
produk dan jasanya serta penghantarannya. Mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan ke dalam rancangan produk dan
jasa dapat membantu mengidentifikasi peluang bisnis baru,
mendiferensiasi produk dan jasa, dan merangsang inovasi
dalam teknologi. Hal ini juga dapat menurunkan risiko
ketidaksesuaian dengan perundang-undangan lingkungan di
masa mendatang, serta meningkatkan reputasi.
Penyusunan
Dampak berikut tidak disertakan karena tercakup dalam
Indikator Lingkungan lainnya:
ŸŸ Melakukan reclaimed produk dan kemasan produk (G4-EN28)
ŸŸ Dampak terhadap keanekaragaman hayati (G4-EN12)
Identifikasi inisiatif tertentu yang dilakukan dalam periode
pelaporan untuk mengurangi dampak lingkungan yang paling
signifikan dari kelompok-kelompok produk dan jasa dalam
kaitannya dengan:
ŸŸ Penggunaan material (seperti penggunaan bahan tak
terbarukan, bahan padat energi, bahan beracun)
ŸŸ Penggunaan air (seperti volume yang digunakan selama
produksi atau penggunaan)
ŸŸ Emisi (seperti GRK, racun, emisi yang menguras ozon)
ŸŸ Efluen (seperti kualitas air yang digunakan selama produksi
atau penggunaan)
ŸŸ Kebisingan
ŸŸ Limbah (seperti material atau senyawa racun yang tidak
dapat diperbarui)
Identifikasi sejauh mana dampak lingkungan produk dan jasa
telah dikurangi selama periode pelaporan.
Misalnya, saat mempertimbangkan penggunaan air untuk
mesin cuci, pola konsumsi atau faktor normalisasi dapat
dinyatakan sebagai memakai 10% lebih sedikit penggunaan
air per 5 kg cucian.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial meliputi asesmen siklus
hidup produk (LCA) atau dokumen yang berhubungan dengan
rancangan, pengembangan, dan pengujian produk.
129
BAGIAN 4
G4-EN28
PERSENTASE PRODUK YANG TERJUAL DAN KEMASANNYA YANG DIREKLAMASI MENURUT KATEGORI
a. Laporkan persentase produk dan bahan kemasannya yang direklamasi untuk setiap kategori produk.
b. Laporkan bagaimana data untuk Indikator ini diperoleh.
PANDUAN
Relevansi
Pembuangan produk dan material kemasan pada akhir
tahap penggunaan adalah tantangan lingkungan yang terus
menerus berkembang. Mengembangkan sistem daur ulang
dan penggunaan kembali yang efektif untuk menutup siklus
produk berkontribusi secara signifikan untuk meningkatkan
efisiensi material dan sumber daya. Hal tersebut juga
mengurangi masalah dan biaya yang behubungan dengan
pembuangan.
Indikator ini memberikan wawasan mengenai sejauh mana
produk, komponen, atau material organisasi dikumpulkan
dan berhasil dikonversi menjadi material yang berguna untuk
proses produksi baru. Hal ini juga memberikan wawasan
tentang sejauh mana organisasi telah merancang produk
dan kemasan yang dapat didaur ulang atau digunakan
kembali. Langkah ini mungkin menjadi sumber penting untuk
mendiferensiasi kompetitif pada sektor yang menghadapi
persyaratan formal untuk mendaur ulang produk dan material
kemasannya.
Penyusunan
Identifikasi jumlah produk reclaimed dan material kemasannya
(yaitu, didaur ulang atau digunakan kembali) pada akhir
siklus kegunaannya dalam periode pelaporan. Jangan hitung
produk rusak dan dikembalikan. Laporkan daur ulang atau
penggunaan kembali kemasan secara terpisah.
Untuk menghitung persentase produk yang direklaim dan
material kemasan setiap kategori produknya, gunakan formula
berikut:
Persentase produk reclaimed dan
materi kemasannya
=
produk reclaimed dan materi kemasannya
dalam periode pelaporan
__________________________________________
x 100
produk terjual dalam periode pelaporan
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Kategori produk
ŸŸ Reklamasi
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial meliputi data yang dikumpulkan
dari sistem pengumpulan internal atau data yang diberikan
oleh sistem pengumpulan eksternal yang memperoleh
kembali produk atas nama organisasi.
130
BAGIAN 4
Aspek: Kepatuhan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
G4-DMA
Panduan hlm. 64-65
INDIKATOR
Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total sanksi non-moneter atas ketidakpatuhan terhadap undangG4-EN29 undang dan peraturan lingkungan
Panduan hlm. 131
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
131
BAGIAN 4
Indikator
G4-EN29
NILAI MONETER DENDA SIGNIFIKAN DAN JUMLAH TOTAL SANKSI NON-MONETER KARENA KETIDAKPATUHAN
TERHADAP UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN LINGKUNGAN
a. Laporkan denda dan sanksi non-moneter yang signifikan dalam bentuk:
ŸŸ Nilai moneter total dari denda yang signifikan
ŸŸ Jumlah total sanksi non-moneter
ŸŸ Kasus yang diajukan melalui mekanisme penyelesaian sengketa
b. Bila organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap undang-undang atau peraturan, pernyataan singkat
mengenai fakta ini sudah cukup.
PANDUAN
Relevansi
Tingkat ketidakpatuhan organisasi membantu
mengindikasikan kemampuan manajemen untuk memastikan
bahwa operasinya memenuhi parameter kinerja tertentu.
Dari perspektif ekonomi, memastikan kepatuhan membantu
mengurangi risiko finansial yang terjadi, baik secara langsung
melalui denda atau tidak langsung melalui dampak terhadap
reputasi. Dalam beberapa keadaan, ketidakpatuhan dapat
menyebabkan kewajiban untuk membersihkan atau
pertanggungjawaban lingkungan yang lainnya yang berbiaya
mahal. Kekuatan catatan kepatuhan organisasi dapat juga
memengaruhi kemampuannya untuk memperluas operasi dan
memeroleh izin.
Penyusunan
Identifikasi sanksi administratif atau hukum karena kegagalan
untuk mematuhi undang-undang dan peraturan lingkungan,
termasuk, setidaknya:
ŸŸ Deklarasi internasional, konvensi, dan perjanjian, serta
peraturan nasional, sub nasional, regional, dan lokal.
Sertakan ketidakpatuhan yang berhubungan dengan
tumpahan yang diungkap di G4-EN24 yang memenuhi
kriteria untuk G4-EN29
ŸŸ Perjanjian lingkungan sukarela dengan otoritas pengatur
yang dianggap mengikat dan disusun sebagai pengganti
untuk menerapkan peraturan baru. Di yurisdiksi tertentu,
perjanjian tersebut disebut sebagai ‘kovenan’
ŸŸ Kasus yang diajukan terhadap organisasi melalui
penggunaan mekanisme perselisihan internasional atau
mekanisme perselisihan nasional diawasi oleh lembaga
pemerintah
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Undang-undang dan peraturan lingkungan hidup
Sumber dokumentasi
Sumber data meliput hasil audit, sistem pelacakan peraturan
yang dioperasikan oleh bagian legal, atau sistem pengelolaan
lingkungan. Informasi mengenai nilai denda moneter
keseluruhan dapat ditemukan dalam bagian akuntansi.
132
BAGIAN 4
Aspek: Transportasi
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
G4-DMA
Panduan hlm. 64-65
INDIKATOR
Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan produk dan barang lain serta bahan untuk operasional
G4-EN30 organisasi, dan pengangkutan tenaga kerja
Panduan hlm. 133
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
‘Rekomendasi tentang Pengangkutan Barang Berbahaya’,
2001.
133
BAGIAN 4
Indikator
G4-EN30
DAMPAK LINGKUNGAN SIGNIFIKAN DARI PENGANGKUTAN PRODUK DAN BARANG LAIN SERTA BAHAN UNTUK
OPERASIONAL ORGANISASI, DAN PENGANGKUTAN TENAGA KERJA
a.Laporkan dampak lingkungan yang signifikan dari pengangkutan produk dan barang lain serta bahan untuk operasional
organisasi, dan pengangkutan tenaga kerja. Jika data kuantitatif tidak diberikan, laporkan alasannya.
b.Laporkan bagaimana dampak lingkungan dari pengangkutan produk, tenaga kerja organisasi, dan barang serta bahan lainnya
dikurangi.
c.Laporkan kriteria dan metodologi yang digunakan untuk menentukan mana dampak lingkungan yang signifikan.
PANDUAN
Relevansi
Dampak lingkungan sistem pengangkutan memiliki
jangkauan yang luas, dari pemanasan global hingga kabut
asap dan kebisingan. Untuk beberapa organisasi, khususnya
organisasi dengan jaringan pasokan dan distribusi yang luas,
dampak lingkungan yang dikaitkan dengan logistik mewakili
sebagian besar jejak lingkungan mereka. Asesmen dampak
transportasi produk, barang, dan material untuk tujuan
logistik, dan transportasi tenaga kerja organisasi, adalah
bagian dari pendekatan komprehensif untuk merencanakan
strategi pengelolaan lingkungan.
Penyusunan
Identifikasi dampak signifikan lingkungan dari mode
transportasi yang digunakan oleh organisasi. Analisis meliputi,
setidaknya:
ŸŸ Penggunaan energi (seperti minyak, minyak tanah, bahan
bakar, listrik)
ŸŸ Emisi (seperti emisi gas rumah kaca, bahan perusak ozon,
NOX, SOX, dan emisi udara lainnya)
ŸŸ Efluen (seperti berbagai jenis bahan kimia)
ŸŸ Limbah (seperti jenis material kemasan yang berbeda-beda)
ŸŸ Kebisingan
ŸŸ Tumpahan (seperti tumpahan bahan kimia, minyak, dan
bahan bakar)
Identifikasi bagaimana pengurangan dampak produk yang
diangkut, tenaga kerja organisasi, dan barang serta material
lainnya.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Transportasi
ŸŸ Transportasi anggota tenaga kerja organisasi
ŸŸ Tujuan logistik
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup faktur dari penyedia
dan pemasok layanan logistik, laporan dari bagian logistik,
catatan penggunaan dan pemeliharaan kendaraan, dan
pemantauan atau pengukuran yang dilakukan oleh,
contohnya, bagian lingkungan.
134
BAGIAN 4
Aspek: Lain-lain
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-EN31
Total pengeluaran dan investasi perlindungan lingkungan berdasarkan jenis
Panduan hlm. 135
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Federasi Internasional Akuntan (IFAC), International Guidance
Document: Environmental Management Accounting, 2005.
ŸŸ Divisi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pembangunan
Berkelanjutan (UNDSD), ‘Environmental Management
Accounting Procedures and Principles’, 2001.
135
BAGIAN 4
Indikator
G4-EN31
TOTAL PENGELUARAN DAN INVESTASI PERLINDUNGAN LINGKUNGAN BERDASARKAN JENIS
a. Laporkan total pengeluaran perlindungan lingkungan berdasarkan:
ŸŸ Biaya pembuangan limbah, pengolahan emisi, dan remediasi
ŸŸ Biaya pencegahan dan manajemen lingkungan
PANDUAN
Relevansi
Mengukur biaya mitigasi dan perlindungan lingkungan
memungkinkan organisasi untuk menilai efisiensi inisiatif
lingkungan mereka. Hal ini juga merupakan masukan yang
bernilai untuk analisis laba rugi internal. Data tentang
kinerja lingkungan yang diukur terhadap pengeluaran
untuk mitigasi dan perlindungan lingkungan memberikan
wawasan mengenai seberapa efektif organisasi menggunakan
sumber daya untuk meningkatkan kinerja. Saat ditelusuri
dan dianalisis secara komprehensif dari waktu ke waktu, data
pengeluaran ini memungkinkan organisasi untuk menaksir
nilai investasi untuk organisasi atau teknologi yang kompleks
untuk meningkatkan kinerja lingkungan.
Adalah mungkin untuk menetapkan sistem penuh akuntansi
manajemen lingkungan (full environmental management
accounting) dalam organisasi yang menelusuri beberapa
kategori informasi. Indikator ini berfokus pada pembuangan
limbah, penanganan emisi, dan biaya remediasi, serta biaya
pencegahan dan pengelolaan lingkungan.
Penyusunan
Identifikasi biaya pembuangan limbah, pengolahan emisi, dan
remediasi berdasarkan pada pengeluaran yang mencakup,
setidaknya:
ŸŸ Pengolahan dan pembuangan limbah
ŸŸ Pengolahan emisi (seperti pengeluaran untuk penyaringan,
agen)
ŸŸ Pengeluaran untuk pembelian dan penggunaan sertifikat
emisi
ŸŸ Pengeluaran untuk peralatan, pemeliharaan, dan
pengoperasian material dan layanan, serta biaya individu
terkait
ŸŸ Asuransi untuk tanggung jawab lingkungan
ŸŸ Biaya pembersihan, termasuk biaya untuk perbaikan
tumpahan seperti yang dilaporkan pada G4-EN24
Identifikasi biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan
berdasarkan pengeluaran yang termasuk, sebagai setidaknya:
ŸŸ Pendidikan dan pelatihan lingkungan
ŸŸ Layanan eksternal untuk pengelolaan lingkungan
ŸŸ Sertifikasi eksternal sistem manajemen
ŸŸ Penelitian dan pengembangan
ŸŸ Pengeluaran tambahan untuk menggunakan teknologi
bersih (seperti biaya tambahan di luar teknologi standar)
ŸŸ Pengeluaran tambahan untuk pembelian ramah lingkungan
ŸŸ Pengeluaran pengelolaan lingkungan lainnya
Penyusunan dari pengeluaran dalam Indikator ini
mengecualikan kategori yang ditetapkan dalam Dokumen
Panduan Internasional tentang Akuntansi Pengelolaan
Lingkungan21 IFAC berikut:
ŸŸ Denda atas ketidakpatuhan dengan peraturan lingkungan
(lihat G4-EN29)
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pengeluaran perlindungan lingkungan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup sistem penagihan dan
akuntansi (seperti Akuntansi Pengelolaan Lingkungan), serta
bagian pengadaan, sumber daya manusia, dan legal.
136
BAGIAN 4
Aspek: Asesmen Pemasok atas Lingkungan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 136-137
G4-DMA
INDIKATOR
G4-EN32
G4-EN33
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria lingkungan
Panduan hlm. 138
Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil
Panduan hlm. 139
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka
Kerja “Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan”
Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia, 2008.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John
Ruggie, 2011.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan khusus-Aspek untuk G4-DMA-­b.
Jelaskan sistem yang digunakan untuk menyaring pemasok baru
dengan menggunakan kriteria lingkungan. Cantumkan kriteria
lingkungan yang digunakan untuk menyaring pemasok baru.
Kriteria lingkungan atau asesmen dampak lingkungan dapat
mencakup Aspek dalam Kategori Lingkungan.
Jelaskan proses yang digunakan, seperti uji tuntas, untuk
mengidentifikasi dan menilai dampak lingkungan negatif
signifikan aktual dan potensial dalam rantai pasokan. Dampak
negatif mencakup dampak yang disebabkan oleh atau
merupakan andil dari organisasi, atau yang berhubungan
dengan kegiatan, produk, atau layanannya berdasarkan
hubungannya dengan pemasok.
Jelaskan bagaimana organisasi mengidentifikasi dan
memprioritaskan pemasok untuk asesmen dampak terhadap
lingkungan. Asesmen dapat diinformasikan melalui audit,
reviu kontraktual, Keterlibatan dua arah, serta mekanisme
pengaduan dan keluhan.
Jelaskan tindakan yang diambil untuk mengatasi dampak
negatif signifikan aktual dan potensial terhadap lingkungan
yang diidentifikasi pada rantai pasokan. Jelaskan jika tindakan
tersebut dimaksudkan untuk mencegah, mengurangi, atau
memulihkan dampak. Tindakan yang diambil dapat mencakup
penyesuaian praktik pengadaan oleh organisasi, penyesuaian
ekspektasi kinerja, pengembangan kapasitas, pelatihan,
perubahan pada proses, dan penghentian hubungan dengan
pemasok.
Jelaskan bagaimana ekspektasi-ekspektasi tersebut ditetapkan
dan diuraikan dalam kontrak dengan pemasok untuk
mendukung pencegahan, pengurangan, dan perbaikan
137
BAGIAN 4
PANDUAN SPESIFIK-ASPEK UNTUK G4-DMA­-B LANJUTAN
dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial
(termasuk target dan tujuan).
Jelaskan apakah pemasok diberikan insentif dan penghargaan
untuk pencegahan, pengurangan, dan perbaikan dampak
lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial.
Jelaskan praktik untuk menilai dan mengaudit pemasok
serta produk dan jasa mereka dengan menggunakan kriteria
lingkungan.
Cantumkan jenis, sistem, cakupan, frekuensi, penerapan
asesmen dan audit saat ini, dan bagian mana dalam rantai
pasokan yang telah disertifikasi dan diaudit. Asesmen dan
audit pemasok serta produk dan jasanya menggunakan
kriteria lingkungan dapat dilakukan oleh organisasi, oleh pihak
kedua atau pihak ketiga.
Jelaskan sistem yang diterapkan untuk menilai potensi
dampak negatif dari pemutusan hubungan dengan pemasok
sebagai akibat dari asesmen dampak lingkungan, dan strategi
organisasi untuk mengurangi dampak tersebut.
138
BAGIAN 4
Indikator
G4-EN32
PERSENTASE PENAPISAN PEMASOK BARU MENGGUNAKAN KRITERIA LINGKUNGAN
a. Laporkan persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria lingkungan.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini menginformasikan kepada pemangku
kepentingan tentang persentase pemasok yang dipilih atau
dikontrak yang harus menjalani proses uji tuntas terkait
dengan lingkungan. Uji tuntas harus dilakukan sedini mungkin
dalam pengembangan hubungan baru dengan pemasok.
Identifikasi jumlah total pemasok baru yang disaring
menggunakan kriteria lingkungan.
Kriteria lingkungan dapat termasuk Aspek dalam Kategori
Lingkungan.
Dampak lingkungan negatif potensial yang signifikan dapat
dicegah atau dikurangi pada tahap penyusunan kontrak atau
perjanjian lain.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pemasok
ŸŸ Seleksi pemasok
Penyusunan
Identifikasi jumlah total pemasok baru yang dipertimbangkan
organisasi untuk dipilih atau diajak mengadakan kontrak.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian pengadaan,
pembelian, dan legal organisasi.
139
BAGIAN 4
G4-EN33
DAMPAK LINGKUNGAN NEGATIF SIGNIFIKAN AKTUAL DAN POTENSIAL DALAM RANTAI PASOKAN DAN TINDAKAN
YANG DIAMBIL
a. Laporkan jumlah pemasok yang harus menjalani asesmen dampak lingkungan.
b. Laporkan jumlah pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak negatif signifikan aktual dan potensial terhadap lingkungan.
c. Laporkan dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial yang teridentifikasi pada rantai pasokan.
d. Laporkan persentase pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak negatif signifikan aktual dan potensial terhadap
lingkungan yang telah disepakati untuk diperbaiki berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan.
e. Laporkan persentase pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak negatif signifikan aktual dan potensial terhadap
lingkungan yang diputuskan hubungannya berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan, beserta alasannya.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini menginformasikan pemangku kepentingan
tentang kesadaran organisasi tentang dampak lingkungan
negatif signifikan aktual dan potensial dalam rantai pasokan.
Proses yang mengidentifikasi dan menilai dampak lingkungan
negatif signifikan aktual dan potensial dalam rantai
pasokan memungkinkan organisasi untuk dapatmelakukan
penanganan.
Penyusunan
Jika dapat memberikan konteks yang sesuai pada dampak
signifikan, organisasi dianjurkan untuk mengelompokkan
informasi yang diminta oleh Indikator ini menurut lokasi
pemasok dan dampak lingkungan negatif signifikan aktual
dan potensial.
Dampak negatif mencakup dampak yang disebabkan oleh
atau merupakan andil dari organisasi, atau yang berhubungan
dengan kegiatan, produk, atau layanannya berdasarkan
hubungannya dengan pemasok.
Asesmen dampak lingkungan dapat meliputi Aspek dalam
Kategori Lingkungan.
Asesmen dapat dilakukan terhadap ekspektasi kinerja yang
disepakati yang ditetapkan dan disampaikan kepada pemasok
sebelum asesmen.
Asesmen dapat diinformasikan melalui audit, reviu
kontraktual, Keterlibatan dua arah, serta mekanisme
pengaduan dan keluhan.
Peningkatan dapat mencakup penyesuaian praktik pengadaan
oleh organisasi pelapor, penyesuaian harapan kinerja,
pengembangan kapasitas, pelatihan, dan perubahan pada
proses.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pemasok
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian pengadaan,
pembelian, dan legal.
140
BAGIAN 4
Aspek: Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
G4-DMA
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 140
INDIKATOR
Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme
G4-EN34 pengaduan resmi
Panduan hlm. 141
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka
Kerja “Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan”
Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia, 2008.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Jelaskan ketersediaan dan aksesibilitas mekanisme pengaduan
dan proses remediasi terkait dampak lingkungan, termasuk
sepanjang rantai pasokan organisasi, dan hubungan dengan
pemangku kepentingan dalam memantau keefektifannya.
Pemangku kepentingan yang terlibat dalam pemantauan
keefektifan mekanisme pengaduan dan proses remediasi
perusahaan dapat menyertakan pemasok dan masyarakat
lokal serta perwakilan pekerja.
Cantumkan jenis pelatihan mengenai ketersediaan dan
kemudahan akses mekanisme pengaduan dan proses
remediasi.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John
Ruggie, 2011.
141
BAGIAN 4
Indikator
G4-EN34
JUMLAH PENGADUAN TENTANG DAMPAK LINGKUNGAN YANG DIAJUKAN, DITANGANI, DAN DISELESAIKAN MELALUI
MEKANISME PENGADUAN RESMI
a. Laporkan jumlah total pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan melalui mekanisme pengaduan resmi selama
periode pelaporan.
b. Dari pengaduan yang teridentifikasi, laporkan jumlah yang:
ŸŸ Ditangani selama periode pelaporan
ŸŸ Diselesaikan selama periode pelaporan
c. Laporkan jumlah total pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan sebelum periode pelaporan yang telah
diselesaikan selama periode pelaporan.
PANDUAN
Relevansi
Sengketa dapat terjadi terkait dampak lingkungan aktivitas
organisasi dan dengan hubungan lainnya (seperti entitas
dalam rantai pasokan). Mekanisme pengaduan yang efektif
berperan penting dalam memulihkan dampak terhadap
lingkungan.
Penyusunan
Identifikasi mekanisme pengaduan resmi yang ada.
Mekanisme pengaduan resmi dapat dikelola oleh organisasi
pelapor atau oleh pihak eksternal.
Jika dapat memberikan konteks yang sesuai mengenai
dampak yang signifikan, organisasi dianjurkan untuk
mengelompokkan jumlah pengaduan berdasarkan sifat dan
lokasi pengaduan, serta pihak yang mengajukan pengaduan.
Pihak yang mengajukan pengaduan dapat mencakup:
ŸŸ Pemangku kepentingan internal (seperti karyawan)
ŸŸ Pemangku kepentingan eksternal (seperti pemasok,
masyarakat lokal)
ŸŸ Individu atau sekelompok orang yang diidentifikasi oleh:
–– Keanggotaan kelompok sosial yang kurang terwakili
–– Indikator keranekaragaman lainnya
Identifikasi jumlah total pengaduan tentang dampak
lingkungan yang diajukan melalui mekanisme pengaduan
resmi selama periode pelaporan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Mekanisme pengaduan resmi
Identifikasi jumlah total pengaduan yang diatasi atau
diselesaikan selama periode pelaporan dari pengajuan
pengaduan tahun berjalan dan tahun sebelumnya.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal,
kepatuhan, pengadaan, pembelian, dan SDM organisasi.
BAGIAN 4
KATEGORI: SOSIAL
Pendahuluan
Dimensi keberlanjutan sosial membahas dampak yang
dimiliki organisasi terhadap sistem sosial di mana organisasi
beroperasi.
Kategori Sosial berisi sub-Kategori:
ŸŸ Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja
ŸŸ Hak Asasi Manusia
ŸŸ Masyarakat
ŸŸ Tanggung Jawab atas Produk
Sebagian besar konten sub-Kategori didasarkan pada standar
universal yang diakui secara internasional atau referensi
internasional lainnya yang relevan.
142
143
BAGIAN 4
SUB-KATEGORI: PRAKTIK KETENAGAKERJAAN DAN KENYAMANAN
BEKERJA
Pendahuluan
Aspek pada sub-Kategori Praktik Ketenagakerjaandidasarkan
pada standar universal yang diakui secara internasional,
termasuk:
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi Hak
Asasi Manusia Universal’, 1948
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Kovenan
Internasional tentang Hak Sipil dan Politik’, 1966
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Kovenan
Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya’, 1966
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi tentang
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita
(CEDAW)’, 1979
ŸŸ Deklarasi Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Deklarasi
tentang Prinsip-prinsip Dasar dan Hak-hak di Tempat Kerja’,
1998 yang didasarkan pada delapan Konvensi inti ILO:
–– Konvensi 29 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Kerja Paksa’, 1930
–– Konvensi 87 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk
Berorganisasi’, 1948.
–– Konvensi 98 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Hak untuk Berorganisasi dan Perjanjian Kerja
Bersama’, 1949
–– Konvensi 100 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Kesetaraan Remunerasi’, 1951
–– Konvensi 105 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Penghapusan Kerja Paksa’, 1957
–– Konvensi 111 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan)’, 1958
–– Konvensi 138 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Batas-batas Usia Minimum’, 1973
–– Konvensi 182 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk
Anak’, 1999
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi Wina
dan Program Aksi’, 1993
Indikator Praktik Ketenagakerjaanjuga menggunakan dua
instrumen yang terkait tanggung jawab sosial perusahaan
bisnis:
ŸŸ Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Deklarasi Tripartit
tentang Prinsip-prinsip Mengenai Perusahaan Multinasional
dan Kebijakan Sosial’, 1977
ŸŸ Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(OECD), Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional, 2011
Tautan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan sub-Kategori ini
membantu melaporkan tentang penerapan Bab V. Pekerjaan
dan Hubungan Industrial Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk
Perusahaan Multinasional, 2011.
‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan BangsaBangsa
Pengungkapan Standar berdasarkan sub-Kategori ini
membantu melaporkan tentang penerapan Prinsip 6 ‘Sepuluh
Prinsip’ Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2000.
Referensi tambahan
ŸŸ Deklarasi Organisasi Buruh Internasional (ILO) , ‘Declaration
Concerning the Aims and Purposes of the International
Labour Organization (Declaration of Philadelphia)’, 1944.
ŸŸ Deklarasi Organisasi Buruh Internasional (ILO) , ‘Declaration
of Social Justice for a Fair Globalization’, 2008.
ŸŸ Organisasi Buruh Internasional (ILO) ), ‘Kerja Layak’, 1999.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak Pekerja Migran
dan Anggota Keluarganya’, 1990
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa’, 2000.
144
BAGIAN 4
Aspek: Kepegawaian
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 144-145
G4-DMA
INDIKATOR
G4-LA1
Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover karyawan menurut kelompok umur, gender,
dan wilayah
Panduan hlm. 146
G4-LA2
Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu yang tidak diberikan bagi karyawan sementara atau
paruh waktu, berdasarkan lokasi operasi yang signifikan
Panduan hlm. 147
G4-LA3
Tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah cuti melahirkan, menurut gender
Panduan hlm. 148
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Konvensi 102 Organisasi Buruh Internasional (ILO) , ‘Konvensi
Jaminan Sosial (Standar Minimum)’, 1952.
ŸŸ Konvensi 121 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Employment Injury Benefits Convention’, 1964.
ŸŸ Konvensi 128 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Invalidity,
Old-Age and Survivors’ Benefits Convention’, 1967.
ŸŸ Konvensi 130 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Medical
Care and Sickness Benefits Convention’, 1969.
ŸŸ Konvensi 132 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Libur dengan bayaran (yang diperbaiki)’, 1970.
ŸŸ Konvensi 140 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Paid
Educational Leave Convention’, 1974.
ŸŸ Konvensi 156 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Workers
with Family Responsibilities Convention’, 1981.
ŸŸ Konvensi 157 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Maintenance of Social Security Rights Convention’, 1982.
ŸŸ Konvensi 168 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Employment Promotion and Protection against
Unemployment Convention’, 1988.
ŸŸ Konvensi 183 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Perlindungan Maternitas’, 2000.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Uraikan tindakan yang diambil untuk menentukan dan
menangani situasi di mana pekerjaan yang dilakukan dalam
rantai pasokan organisasi tidak berada dalam rerangka
kerja institusional dan legal yang sesuai. Pekerjaan yang
berlangsung dalam rerangka kerja kelembagaan dan
hukum yang sesuai biasanya akan memerlukan hubungan
ketenagakerjaan yang pemberi kerja yang jelas dan diakui
secara hukum.
Uraikan tindakan yang diambil untuk menentukan dan
menangani situasi di mana orang yang bekerja untuk
pemasok tidak diberi perlindungan sosial dan tenaga kerja
yang berhak mereka terima berdasarkan undang-undang
tenaga kerja nasional.
145
BAGIAN 4
PANDUAN SPESIFIK-ASPEK UNTUK G4-DMA­-B LANJUTAN
Uraikan tindakan yang diambil untuk menentukan dan
menangani situasi di mana kondisi kerja dalam rantai
pasokan organisasi tidak memenuhi standar tenaga kerja
internasional atau undang-undang nasional. Kondisi
pekerjaan termasuk; kompensasi, waktu kerja, masa istirahat,
liburan, tata tertib dan praktik pemecatan, asuransi bersalin,
lingkungan tempat kerja, keselamatan dan kesehatan
pekerja, kualitas akomodasi hidup yang disediakan, dan
masalah kesejahteraan seperti air minum yang aman, kantin,
dan akses ke layanan medis.
dengan memadai dapat meliputi:
ŸŸ Dialog dengan pemasok mengenai hubungan tentang
harga yang dibayarkan kepada pemasok dan upah yang
dibayarkan kepada pekerja
ŸŸ Perubahan pada praktik pengadaan organisasi
ŸŸ Dukungan atas perundingan bersama untuk menentukan
upah
ŸŸ Menentukan sejauh mana waktu lembur dimanfaatkan,
apakah wajib, dan apakah dikompensasi dengan tarif
premium
Jelaskan tindakan yang diambil untuk menentukan dan
menyelesaikan situasi bila pekerjaan yang dilakukan dalam
rantai pasokan organisasi dibayar secara tidak memadai.
Pekerjaan yang dibayar dengan memadai berarti bahwa
upah dan kompensasi untuk jam kerja standar dalam
seminggu, termasuk lembur, memenuhi aturan standar
minimum berdasarkan hukum dan industri dan cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasar pekerja dan keluarga mereka
serta memberikan pendapatan diskresioner. Tindakan yang
diambil untuk menangani situasi jika pekerjaan tidak dibayar
Jelaskan tindakan yang diambil untuk menentukan dan
menangani situasi hubungan kerja yang tersamar di mana
pekerja di dalam rantai pasokan organisasi secara tidak benar
diakui sebagai bekerja mandiri atau di mana tidak ada pemberi
kerja yang diakui secara hukum.
Jelaskan tindakan yang diambil untuk menentukan dan
menangani situasi di mana pekerjaan yang dilakukan dalam
rantai pasokan organisasi yang dikerjakan di rumah yang tidak
dilakukan menurut kontrak yang diakui hukum.
146
BAGIAN 4
Indikator
G4-LA1
JUMLAH TOTAL DAN TINGKAT PEREKRUTAN KARYAWAN BARU DAN TURNOVER KARYAWAN MENURUT KELOMPOK
UMUR, GENDER, DAN WILAYAH
a. Laporkan jumlah total dan tingkat rekrut karyawan baru selama periode pelaporan, menurut kelompok usia, gender, dan
wilayah.
b. Laporkan jumlah total dan tingkat turnover karyawan selama periode pelaporan, menurut kelompok usia, gender, dan
wilayah.
PANDUAN
Relevansi
Jumlah, umur, gender, dan wilayah di mana dilakukan
perekrutan karyawan oleh organisasi dapat mengindikasikan
strategi organisasi dan kemampuan untuk menarik karyawan
terpilih yang beragam. Informasi ini menunjukkan upaya
organisasi untuk menerapkan perekrutan yang inklusif
berdasarkan pada umur dan gender, dan penggunaan optimal
dari tenaga kerja dan talenta yang tersedia di wilayah yang
berbeda.
Identifikasi turnover karyawan selama periode pelaporan,
menurut kelompok umur: di bawah 30 tahun, 30-50 tahun, di
atas 50 tahun, gender, dan wilayah.
Laju pergantian karyawan yang tinggi dapat mengindikasikan
tingkat ketidakyakinan dan ketidakpuasan antara karyawan,
atau menandakan perubahan dasar dalam struktur operasi
inti organisasi. Pola pergantian karyawan yang tidak
merata menurut usia atau gender dapat mengindikasikan
ketidaksesuaian atau potensi ketidakadilan di tempat kerja.
Turnover mengakibatkan perubahan pada modal manusia dan
intelektual organisasi dan dapat memengaruhi produktivitas.
Pergantian memiliki implikasi biaya langsung dalam hal
pengurangan gaji atau biaya yang lebih besar untuk merekrut
tenaga kerja baru.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Perekrutan karyawan baru
ŸŸ Turnover karyawan
Penyusunan
Identifikasi jumlah total perekrutan karyawan baru selama
periode pelaporan, berdasarkan kelompok usia: di bawah
30 tahun, 30-50 tahun, di atas 50 tahun, gender, dan wilayah.
Penciptaan lapangan kerja bersih dapat ditaksir menggunakan
data yang dilaporkan dalam G4-10.
Laju dihitung menggunakan angka karyawan total di akhir
periode pelaporan.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial termasuk informasi daftar gaji
yang tersedia pada tingkat nasional atau lokasi. Rencana
operasional dan uraian baru target strategi utama organisasi
dapat memberikan penjelasan untuk variasi besar dalam
angka ini.
147
BAGIAN 4
G4-LA2
TUNJANGAN YANG DIBERIKAN BAGI KARYAWAN PURNAWAKTU YANG TIDAK DIBERIKAN BAGI KARYAWAN
SEMENTARA ATAU PARUH WAKTU, BERDASARKAN LOKASI OPERASIONAL YANG SIGNIFIKAN
a. Laporkan tunjangan yang merupakan standar untuk karyawan purnawaktu dari organisasi tetapi tidak diberikan kepada
karyawan sementara atau paruh-waktu, berdasarkan lokasi operasi yang signifikan. Hal ini mencakup, setidaknya:
ŸŸ Asuransi jiwa
ŸŸ Asuransi kesehatan
ŸŸ Perlindungan kecacatan dan ketidakmampuan
ŸŸ Cuti melahirkan
ŸŸ Pemberian pensiun
ŸŸ Kepemilikan saham
ŸŸ Lainnya
b. Laporkan definisi yang digunakan untuk ‘lokasi operasi yang signifikan’.
PANDUAN
Relevansi
Data yang dilaporkan dalam Indikator ini memberikan
ukuran mengenai investasi organisasi pada sumber daya
manusia dan tunjangan minimal yang ditawarkan organisasi
kepada karyawan purnawaktunya. Kualitas imbalan
bagi staf purnawaktu merupakan faktor penting dalam
mempertahankan karyawan.
Penyusunan
Identifikasi imbalan standar yang ditawarkan untuk karyawan
purnawaktu, menurut lokasi operasi yang signifikan.
Identifikasi dan ungkapkan di antara imbalan standar berikut
mana saja yang tidak diberikan kepada karyawan sementara
atau paruh-waktu, berdasarkan lokasi operasi yang signifikan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Imbalan
ŸŸ Imbalan standar
ŸŸ Karyawan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial termasuk perjanjian bersama
lokal atau pusat, yang dapat memberi contoh tunjangan
yang dibayarkan di luar upah minimum berdasarkan hukum.
Sumber lain dapat meliputi ringkasan imbalan, materi
orientasi dan permulaan karyawan, dan kontrak karyawan.
148
BAGIAN 4
G4-LA3
TINGKAT KEMBALI BEKERJA DAN TINGKAT RETENSI SETELAH CUTI MELAHIRKAN, MENURUT GENDER
a. Laporkan jumlah total karyawan yang berhak mendapatkan cuti melahirkan, menurut gender.
b. Laporkan jumlah total karyawan yang mengambil cuti melahirkan, menurut gender.
c. Laporkan jumlah total karyawan yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan berakhir, menurut gender.
d. Laporkan jumlah total karyawan yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan berakhir yang masih dipekerjakan dua belas
bulan setelah mereka kembali bekerja, menurut gender.
e. Laporkan tingkat karyawan yang kembali bekerja dan tingkat retensi karyawan yang mengambil cuti melahirkan, menurut
gender.
PANDUAN
Relevansi
Banyak negara telah memperkenalkan perundang-undangan
yang memberikan cuti melahirkan. Tujuan perundangundangan tersebut adalah untuk memungkinkan karyawan
mengambil cuti dan kembali bekerja pada posisi yang sama
atau yang sebanding.
Penerapan perundang-undangan ini bervariasi sesuai dengan
penafsiran pemerintah, pemberi kerja, dan karyawan. Banyak
perempuan yang dihambat untuk mengambil cuti tersebut
karena praktik yang dilakukan pemberi kerja dengan cara
memengaruhi kepastian kerja, remunerasi, dan jenjang
karir. Banyak laki-laki dihambat untuk mengambil cuti yang
merupakan hak mereka.
Kesetaraan gender untuk cuti hamil dan melahirkan, dan hak
cuti lainnya, dapat menyebabkan rekruitmen dan retensi staff
berkualitas yang lebih baik, dan menaikkan semangat dan
produktivitas karyawan. Opsi pengambilan cuti melahirkan
untuk laki-laki dapat mengindikasikan sejauh mana organisasi
mendorong para ayah untuk mengambil cuti tersebut.
Semakin banyak laki-laki memanfaatkan hak cuti, memiliki
efek positif untuk perempuan agar mengambil cuti tanpa
mengkhawatirkan jenjang karir mereka.
Penyusunan
Identifikasi posisi karyawan, menurut gender, yang tercakup
oleh kebijakan organisasi, perjanjian, atau kontrak yang berisi
hak cuti melahirkan.
Identifikasi jumlah total karyawan, menurut gender:
ŸŸ Yang mengambil cuti melahirkan dalam periode pelaporan
ŸŸ Yang kembali bekerja dalam periode pelaporan setelah cuti
berakhir
ŸŸ Yang setelah kembali bekerja masih dipekerjakan selama 12
bulan kemudian. Untuk melengkapi bagian ini, lihat catatan
dari periode pelaporan sebelumnya.
Dengan menggunakan informasi ini, hitung rasio kembali bekerja
dan retensi berikut menurut gender. Gunakan rumus berikut:
Jumlah total karyawan
yang kembali bekerja
setelah cuti melahirkan
Tingkat kembali bekerja = ______________________ X100
Jumlah total karyawan
yang dijadwalkan kembali bekerja
setelah cuti melahirkan
Jumlah total karyawan
yang masih dipekerjakan selama 12 bulan
setelah kembali bekerja
seusai cuti melahirkan
_______________________________
Tingkat retensi =
X100
Jumlah total karyawan
yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan
pada periode pelaporan sebelumnya
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Cuti melahirkan
ŸŸ Karyawan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial termasuk bagian sumber daya
manusia organisasi.
149
BAGIAN 4
Aspek: Hubungan Industrial
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-LA4
Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai perubahan operasional, termasuk apakah hal tersebut
tercantum dalam perjanjian bersama
Panduan hlm. 150
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Sepuluh Prinsip Global Compact Perserikatan BangsaBangsa
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Prinsip 3 ‘Sepuluh Prinsip’
Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2000.
Referensi
ŸŸ Konvensi 87 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Kebebasan
Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi’, 1948.
ŸŸ Konvensi 98 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Hak untuk Berorganisasi dan Perundingan Bersama’, 1949.
ŸŸ Konvensi 135 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
tentang Perwakilan Pekerja’, 1971.
ŸŸ Konvensi 154 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
tentang Perundingan Bersama’, 1981.
ŸŸ Konvensi 158 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Pemutusan Hubungan Kerja’, 1982.
ŸŸ Rekomendasi 91 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Rekomendasi tentang Perjanjian Kerja Bersama’, 1951.
ŸŸ Rekomendasi 94 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Cooperation at the Level of the Undertaking Recommendation’,
1952.
ŸŸ Rekomendasi 163 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Rekomendasi tentang Perundingan Bersama’, 1981.
ŸŸ Organisasi Buruh Internasional (ILO), Key Indicators of the
Labour Market (KILM), http://kilm.ilo.org/kilmnet, diakses 1
Mei 2013.
ŸŸ Organisasi Buruh Internasional (ILO), LABORSTA Internet,
http://laborsta.ilo.org/, diakses 1 Mei 2013.
150
BAGIAN 4
Indikator
G4-LA4
JANGKA WAKTU MINIMUM PEMBERITAHUAN MENGENAI PERUBAHAN OPERASIONAL, TERMASUK APAKAH HAL
TERSEBUT TERCANTUM DALAM PERJANJIAN BERSAMA
a. Laporkan berapa minggu waktu minimum yang biasanya diberikan untuk pemberitahuan perubahan kepada karyawan
dan perwakilan terpilih sebelum penerapan perubahan operasional signifikan yang dapat memengaruhi mereka secara
substansial.
b. Untuk organisasi dengan perjanjian kerja bersama, laporkan apakah masa pemberitahuan dan ketentuan untuk konsultasi
dan negosiasi telah dicantumkan dalam perjanjian bersama.
PANDUAN
Relevansi
Jangka waktu minimum pemberitahuan adalah indikator dari
kemampuan organisasi untuk mempertahankan kepuasan dan
motivasi karyawan sekaligus menerapkan perubahan yang
signifikan pada operasi.
Indikator ini memberikan wawasan mengenai praktik
organisasi dalam memastikan diskusi yang tepat waktu
mengenai perubahan operasional yang signifikan, dan
melibatkan karyawan serta perwakilan mereka untuk
menegosiasikan dan menerapkan perubahan tersebut
(yang mungkin memiliki implikasi positif atau negatif bagi
karyawan). Konsultasi yang tepat waktu dan efektif dengan
pekerja dan pihak terkait lainnya, bila dapat diterapkan
(seperti dengan lembaga pemerintah), membantu
meminimalkan dampak negatif dari perubahan operasi
terhadap pekerja dan masyarakat terkait.
Indikator ini juga memungkinkan dilakukannya asesmen atas
praktik konsultasi organisasi sehubungan dengan ekspektasi
yang dinyatakan dalam norma internasional yang relevan.
Praktik konsultasi yang menghasilkan hubungan industrial
yang baik membantu menciptakan lingkungan kerja yang
positif, mengurangi pergantian, dan meminimalkan gangguan
operasional.
Penyusunan
Identifikasi jangka waktu pemberitahuan minimal yang ada
dalam kebijakan korporat dan kontrak kerja standar. Berbagai
pernyataan kebijakan mungkin ada di tingkat regional.
Identifikasi perjanjian perundingan bersama sesuai dengan
G4-11 dan tinjau klausul jangka waktu pemberitahuan dalam
dokumen ini.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Karyawan
ŸŸ Perubahan operasional yang signifikan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup kebijakan perusahaan,
kontrak kerja standar, dan perjanjian perundingan bersama
yang disimpan oleh bagian sumber daya manusia atau legal.
151
BAGIAN 4
Aspek: Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 151
G4-DMA
INDIKATOR
G4-LA5
Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite bersama formal manajemen-pekerja yang membantu
mengawasi dan memberikan saran program kesehatan dan keselamatan kerja
Panduan hlm. 152
G4-LA6
Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari hilang, dan kemangkiran, serta jumlah total kematian
akibat kerja, menurut daerah dan gender
Panduan hlm. 153-154
G4-LA7
G4-LA8
Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena penyakit yang terkait dengan pekerjaan mereka
Panduan hlm. 155
Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian formal dengan serikat pekerja
Panduan hlm. 156
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab VI. Lingkungan Organisasi
untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD),
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional, 2011.
Referensi
ŸŸ Konvensi 155 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja’ dan Protokol 155 yang
terkait, 1981.
ŸŸ Konvensi 161 Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
‘Konvensi Pelayanan Kesehatan Kerja’, 1985.
ŸŸ Organisasi Buruh Internasional (ILO), Code of Practice on
Recording and Notification of Occupational Accidents and
Diseases, 1996.
ŸŸ Organisasi Buruh Internasional (ILO), Guidelines on
Occupational Safety and Health Management Systems (ILOOSH 2001), 2001.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Jelaskan program yang terkaitdengan penyediaan bantuan
bagi anggota tenaga kerja, keluarga mereka, atau anggota
masyarakat terkait penyakit serius, termasuk apakah program
tersebut mencakup edukasi dan pelatihan, konseling, tindakan
pencegahan dan pengendalian risiko, atau pengobatan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pengendalian risiko penyakit
152
BAGIAN 4
Indikator
G4-LA5
PERSENTASE TOTAL TENAGA KERJA YANG DIWAKILI DALAM KOMITE BERSAMA FORMAL MANAJEMEN-PEKERJA YANG
MEMBANTU MENGAWASI DAN MEMBERIKAN SARAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
a. Laporkan pada tingkat mana setiap komite bersama formal manajemen-pekerja untuk kesehatan dan keselamatan biasanya
berjalan dalam organisasi.
b. Laporkan persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite bersama formal manajemen-pekerja kesehatan dan
keselamatan.
PANDUAN
Relevansi
Komite kesehatan dan keselamatan kerja dengan perwakilan
bersama dapat memfasilitasi budaya kesehatan dan
keselamatan yang positif. Penggunaan komite merupakan
satu cara untuk melibatkan pekerja dalam mendorong
peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja.
Indikator ini memberikan suatu ukuran mengenai sejauh
mana tenaga kerja secara aktif terlibat dalam kesehatan dan
keselamatan.
Penyusunan
Identifikasi komite kesehatan dan keselamatan formal yang
membantu mengawasi, mengumpulkan masukan, dan
memberikan saran tentang program keselamatan kerja.
Komite ini mungkin ada di tingkat fasilitas atau di tingkat
multifasilitas, wilayah, grup, atau organisasi.
Hitung jumlah total pekerja yang diwakili oleh komite
tersebut, sebagai persentase angka total tenaga kerja.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Komite formal
ŸŸ Total tenaga kerja
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup prosedur
organisasional berita acara komite kesehatan dan keselamatan
kerja.
153
BAGIAN 4
G4-LA6
JENIS DAN TINGKAT CEDERA, PENYAKIT AKIBAT KERJA, HARI HILANG, DAN KEMANGKIRAN, SERTA JUMLAH TOTAL
KEMATIAN AKIBAT KERJA, MENURUT DAERAH DAN GENDER
a. Laporkan jenis cedera, tingkat cedera (IR), Tingkat penyakit akibat kerja (ODR), tingkat hari hilang (LDR), tingkat mangkir (AR),
dan kematian akibat kerja, untuk total tenaga kerja (yaitu, jumlah karyawan ditambah pengawas/mandor) , berdasarkan:
ŸŸ Wilayah
ŸŸ Gender
b. Laporkan jenis cedera, tingkat cedera (IR), tingkat penyakit akibat kerja (ODR), tingkat hari hilang (LDR), tingkat mangkir (AR),
dan kematian akibat kerja,untuk kontraktor independen yang bekerja di lokasi kerja yang keselamatan kerjanya menjadi
tanggung jawab organisasi, berdasarkan:
ŸŸ Wilayah
ŸŸ Gender
c. Laporkan sistem aturan yang diterapkan dalam pencatatan dan pelaporan statistik kecelakaan.
PANDUAN
Relevansi
Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja adalah ukuran
penting pelaksanaan kepedulian organisasi. Tingkat cedera
dan tingkat mangkir yang rendah biasanya dihubungkan
dengan tren positif pada moral dan produktivitas staf.
Indikator ini menunjukkan apakah praktik manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja menghasilkan penurunan
Insiden kesehatan dan keselamatan kerja. Evaluasi tren dan
pola juga dapat menunjukkan potensi ketidakadilan di tempat
kerja.
Penyusunan
Identifikasi sistem aturan yang diterapkan dalam pencatatan
dan pelaporan statistik kecelakaan. Code of Practice on
Recording and Notification of Occupational Accidents and
Diseases56 ILO dikembangkan untuk pelaporan, pencatatan,
dan pemberitahuan kecelakaan di tempat kerja. Bilamana
aturan nasional mengikuti ILO Code, cukup nyatakan bahwa
fakta dan praktik itu sesuai dengan aturan tersebut. Dalam
situasi ketika aturan nasional tidak mengikuti ILO Code,
tunjukkan system pengaturan yang diterapkannya serta
hubungannya dengan ILO Code.
Identifikasi sistem yang digunakan untuk menelusuri dan
melaporkan insiden dan kinerja kesehatan dan keselamatan
kerja. Pastikan bahwa sistem ini mencakup semua operasi
dan lokasi geografis yang signifikan. Dalam beberapa kasus,
beberapa sistem dapat digunakan di seluruh organisasi.
Gunakan informasi dalam sistem ini untuk menghitung
statistik berikut.
Kematian
Identifikasi jumlah absolut kematian akibat kerja yang terjadi
selama periode pelaporan.
Laporkan informasi ini secara terpisah untuk total tenaga kerja
(yaitu jumlah total karyawan ditambah pengawas/mandor)
dan kontraktor independen yang bekerja di tempat yang
merupakan tanggung jawab organisasi untuk memastikan
keselamatan umum lingkungan kerja, berdasarkan:
ŸŸ Wilayah
ŸŸ Gender
Tingkat cedera (IR)
Identifikasi tingkat cedera (IR) yang dialami selama periode
pelaporan.
Karena beberapa organisasi menyertakan cedera ringan
(tingkat pertolongan pertama) dalam data mereka, tunjukkan
apakah cedera tersebut disertakan atau tidak.
Laporkan informasi ini secara terpisah untuk total tenaga kerja
(yaitu jumlah total karyawan ditambah pengawas/mandor)
dan kontraktor independen yang bekerja di tempat yang
merupakan tanggung jawab organisasi untuk memastikan
keselamatan umum lingkungan kerja, berdasarkan:
ŸŸ Wilayah
ŸŸ Gender
Tingkat cedera termasuk kematian akibat kerja.
154
BAGIAN 4
G4-LA6 LANJUTAN
Tingkat penyakit akibat kerja (ODR)
Identifikasi tingkat penyakit akibat kerja (ODR) yang dialami
selama periode pelaporan.
Tingkat mangkir (AR)
Identifikasi tingkat mangkir (AR) yang dialami selama periode
pelaporan.
Laporkan informasi ini secara terpisah untuk total tenaga kerja
(yaitu jumlah total karyawan ditambah pengawas/mandor)
dan kontraktor independen yang bekerja di tempat yang
merupakan tanggung jawab organisasi untuk memastikan
keselamatan umum lingkungan kerja, berdasarkan:
ŸŸ Wilayah
ŸŸ Gender
Laporkan informasi ini secara terpisah untuk total tenaga kerja
(yaitu jumlah total karyawan ditambah pengawas/mandor)
dan kontraktor independen yang bekerja di tempat yang
merupakan tanggung jawab organisasi untuk memastikan
keselamatan umum lingkungan kerja, berdasarkan:
ŸŸ Wilayah
ŸŸ Gender
Tingkat hari hilang (LDR)
Identifikasi tingkat hari hilang (LDR) yang dialami selama
periode pelaporan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Cedera
ŸŸ Hari yang hilang
ŸŸ Kematian
ŸŸ Mangkir
ŸŸ Pengawas/mandor
ŸŸ Penyakit akibat kerja
ŸŸ Tingkat cedera
ŸŸ Tingkat hari hilang
ŸŸ Tingkat mangkir
ŸŸ Tingkat penyakit akibat kerja
ŸŸ Total tenaga kerja
Dalam menghitung ‘hari hilang’, tunjukkan:
ŸŸ Apakah yang dimaksud dengan ‘hari’ di sini adalah ‘hari
kalender’ atau ‘hari bekerja yang terjadwal’
ŸŸ Kapan mulai perhitungan ‘hari hilang’ (sebagai contoh, hari
setelah kecelakaan atau 3 hari setelah kecelakaan)
Laporkan informasi ini secara terpisah untuk total tenaga kerja
(yaitu jumlah total karyawan ditambah pengawas/mandor)
dan kontraktor independen yang bekerja di tempat yang
merupakan tanggung jawab organisasi untuk memastikan
keselamatan umum lingkungan kerja, berdasarkan:
ŸŸ Wilayah
ŸŸ Gender
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup catatan karyawan,
kontrak karyawan, catatan kehadiran, dan catatan kecelakaan.
155
BAGIAN 4
G4-LA7
PEKERJA YANG SERING TERKENA ATAU BERISIKO TINGGI TERKENA PENYAKIT YANG TERKAIT DENGAN PEKERJAAN
MEREKA
a. Laporkan apakah ada pekerja yang dalam kegiatan kerja yang sering terkena, atau berisiko tinggi terkena, penyakit tertentu.
PANDUAN
Relevansi
Sebagai bagian dari strategi preventif untuk menangani
kesehatan dan keselamatan tenaga kerjanya, Indikator ini
relevan bagi semua organisasi. Indikator ini memiliki relevansi
yang spesifik bagi organisasi yang bekerja di negara-negara
dengan risiko atau kejadian yang tinggi penyakit menular,
dan mereka yang bergiat dalam profesi yang memiliki tingkat
kejadian yang tinggi penyakit tertentu. Mencegah penyakit
serius berkontribusi pada kesehatan, kepuasan, dan stabilitas
tenaga kerja, dan membantu mempertahankan lisensi sosial
organisasi untuk beroperasi di suatu masyarakat atau wilayah.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pekerja
ŸŸ Penyakit serius
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup kebijakan dan
prosedur operasi organisasi, berita acara komite kesehatan
kerja internal, serta catatan sumber daya manusia dan pusat
kesehatan.
156
BAGIAN 4
G4-LA8
TOPIK KESEHATAN DAN KESELAMATAN YANG TERCAKUP DALAM PERJANJIAN FORMAL DENGAN SERIKAT PEKERJA
a. Laporkan apakah perjanjian formal (baik lokal atau global) dengan serikat pekerja mencakup kesehatan dan keselamatan.
b. Jika ya, laporkan sejauh mana, dalam persentase, berbagai topik kesehatan dan keselamatan dicakup oleh perjanjian ini.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini menunjukkan salah satu cara yang dilakukan
untuk memastikan kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja. Perjanjian formal dapat mendorong keberterimaan
tanggung jawab oleh kedua belah pihak dan pengembangan
budaya kesehatan dan keselamatan yang positif. Indikator ini
menyingkap sejauh mana tenaga kerja secara aktif terlibat
dalam perjanjian buruh-manajemen formal yang menentukan
pengaturan pengelolaan kesehatan dan keselamatan.
Penyusunan
Identifikasi apakah organisasi menerapkan perjanjian lokal
atau global dengan serikat pekerja selama periode pelaporan.
Identifikasi sejauh mana dan cakupan topik kesehatan dan
keselamatan dalam perjanjian ini.
Perjanjian di tingkat lokal biasanya membahas topik yang
mungkin mencakup:
ŸŸ Alat perlindungan diri
ŸŸ Komite bersamamanajemen-karyawan kesehatan dan
keselamatan kera
ŸŸ Partisipasi perwakilan pekerja dalam inspeksi kesehatan dan
keselamatan kerja, audit, dan investigasi kecelakaan
ŸŸ Pelatihan dan Pendidikan
ŸŸ Mekanisme keluhan
ŸŸ Hak untuk menolak pekerjaan yang tidak aman
ŸŸ Inspeksi berkala
Perjanjian di tingkat global biasanya membahas topik yang
mungkin mencakup:
ŸŸ Kepatuhan terhadap Organisasi Buruh Internasional (ILO)
ŸŸ Pengaturan atau struktur untuk menyelesaikan masalah
ŸŸ Komitmen tentang standar kinerja target atau tingkat
praktik yang akan diterapkan
Dengan menggunakan informasi ini, hitung persentase
perbedaan antara perjanjian yang berisi informasi ini
dibandingkan dengan perjanjian yang tidak mengandung
informasi tersebut.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Perjanjian formal
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup perjanjian bersama
dengan serikat pekerja.
157
BAGIAN 4
Aspek: Pelatihan dan Pendidikan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-LA9
G4-LA10
Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut gender, dan menurut kategori karyawan
Panduan hlm. 158-159
Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran seumur hidup yang mendukung keberkelanjutan
kerja karyawan dan membantu mereka mengelola purna bakti
Panduan hlm. 160
G4-LA11
Persentase karyawan yang menerima reviu kinerja dan pengembangan karier secara reguler, menurut gender
dan kategori karyawan
Panduan hlm. 161
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Referensi
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab VI. Lingkungan Organisasi
untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD),
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional, 2011.
ŸŸ Konvensi 140 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Paid
Educational Leave Convention’, 1974.
ŸŸ Konvensi 142 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Human
Resources Development Convention’, 1975.
ŸŸ Konvensi 155 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja’ dan Protokol 155 yang
terkait, 1981.
ŸŸ Konvensi 168 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Employment Promotion and Protection against
Unemployment Convention’, 1988.
158
BAGIAN 4
Indikator
G4-LA9
JAM PELATIHAN RATA-RATA PER TAHUN PER KARYAWAN MENURUT GENDER, DAN MENURUT KATEGORI KARYAWAN
a. Laporkan jam pelatihan rata-rata yang telah diambil oleh karyawan organisasi selama periode pelaporan, menurut:
ŸŸ Gender
ŸŸ Kategori karyawan
PANDUAN
Relevansi
Mempertahankan dan meningkatkan SDM, khususnya melalui
pelatihan yang memperluas pengetahuan karyawan adalah
unsur penting dalam pengembangan organisasi. Indikator ini
memberikan wawasan mengenai skala investasi organisasi
dalam bidang ini dan sejauh mana investasi dilakukan kepada
keseluruhan karyawan. Akses terhadap kesempatan pelatihan
juga dapat mendukung kemajuan di bidang kinerja sosial
lainnya, seperti menjamin kesetaraan peluang di tempat kerja.
Hal ini juga berkontribusi untuk memotivasi perbaikan di
tingkat pribadi dan organisasi.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total karyawan, menurut gender. Gunakan
informasi dari G4-10.
Jumlah karyawan dapat dinyatakan sebagai jumlah kepala
atau Setara Purnawaktu (Full Time Equivalent (FTE)).
Pendekatan ini diungkapkan dan diterapkan secara konsisten
dalam periode dan di antara periode.
Identifikasi jumlah total karyawan di setiap kategori karyawan.
Informasi ini dapat diambil dari G4-LA12.
Identifikasi jumlah jam pelatihan yang dijalani sepanjang
periode pelaporan bagi seluruh karyawan, dan untuk masingmasing kategori pekerjaan.
Identifikasi jumlah rata-rata jam pelatihan yang dijalani oleh
karyawan sepanjang periode pelaporan. Gunakan rumus
berikut:
Jam pelatihan rata-rata per karyawan
=
Total jam pelatihan yang diberikan kepada karyawan
_________________________________________________
Jumlah total karyawan
Identifikasi jumlah rata-rata jam pelatihan yang dijalani oleh
karyawan sepanjang periode pelaporan, berdasarkan gender.
Gunakan rumus berikut:
Jam pelatihan rata-rata per karyawan perempuan
=
Total jam pelatihan yang diberikan
kepada karyawan perempuan
________________________________
Jumlah total karyawan perempuan
Jam pelatihan rata-rata per karyawan laki-laki
=
Total jam pelatihan yang diberikan
kepada karyawan laki-laki
______________________________
Jumlah total karyawan laki-laki
Identifikasi jumlah rata-rata jam pelatihan yang dijalani oleh
karyawan sepanjang periode pelaporan, berdasarkan kategori
karyawan. Gunakan rumus berikut:
159
BAGIAN 4
G4-LA9 LANJUTAN
Jam pelatihan rata-rata per kategori karyawan
=
Total jam pelatihan yang diberikan
kepada setiap kategori karyawan
_________________________________________
Jumlah total karyawan dalam kategori
Sejumlah perhitungan dapat dilakukan untuk melaporkan
tentang kategori karyawan. Penghitungan ini bersifat spesifik
untuk setiap organisasi.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Karyawan
ŸŸ Kategori karyawan
ŸŸ Pelatihan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial termasuk catatan karyawan
dan jadwal pelatihan.
160
BAGIAN 4
G4-LA10
PROGRAM UNTUK MANAJEMEN KETERAMPILAN DAN PEMBELAJARAN SEUMUR HIDUP YANG MENDUKUNG
KEBERLANJUTAN KERJA KARYAWAN DAN MEMBANTU MEREKA MENGELOLA PURNA BAKTI
a. Laporkan jenis dan cakupan program yang dilaksanakan dan bantuan yang diberikan untuk meningkatkan keterampilan
karyawan.
b. Laporkan program bantuan transisi yang diberikan untuk memfasilitasi keberlanjutan kerja dan pengelolaan purna bakti
akibat pensiun atau pemutusan hubungan kerja.
PANDUAN
Relevansi
Program untuk manajemen keterampilan memungkinkan
organisasi merencanakan perolehan keterampilan yang
akan membekali karyawan untuk dapat memenuhi target
strategis yang berubah-ubah di tempat kerja. Tenaga kerja
yang lebih terampil dan berwawasan meningkatkan sumber
daya manusia organisasi dan berkontribusi kepada kepuasan
karyawan, yang berkorelasi kuat dengan peningkatan kinerja.
Bagi mereka yang menghadapi pensiun, kepercayaan diri dan
kualitas hubungan kerja ditingkatkan melalui pengetahuan
bahwa mereka akan didukung dalam transisi dari bekerja
menuju masa pensiun. Tujuan dari pembelajaran seumur
hidup adalah mempromosikan pengembangan pengetahuan
dan kompetensi yang akan memungkinkan setiap warga
negara untuk beradaptasi dengan pasar tenaga kerja yang
berubah pesat, dan untuk berpartisipasi secara aktif di semua
lingkup kehidupan ekonomi.
Penyusunan
Identifikasi program pelatihan karyawan yang bertujuan
meningkatkan keterampilan. Hal ini mencakup, setidaknya:
ŸŸ Kursus pelatihan internal
ŸŸ Dukungan pendanaan untuk pelatihan atau pendidikan
eksternal
ŸŸ Penyediaan periode cuti panjang dengan jaminan kembali
untuk bekerja
Identifikasi program bantuan peralihan yang diberikan untuk
mendukung karyawan yang pensiun atau yang diberhentikan
kerja. Hal ini mencakup, setidaknya:
ŸŸ Rencana pra-pensiun bagi calon pensiunan
ŸŸ Pelatihan ulang bagi mereka yang bermaksud lanjut bekerja
ŸŸ Uang pesangon
ŸŸ Jika uang pesangon diberikan, apakah hal itu
mempertimbangkan usia dan masa bakti karyawan.
ŸŸ Layanan penempatan kerja
ŸŸ Bantuan (seperti pelatihan, konseling) mengenai peralihan
ke kehidupan purna bakti
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Karyawan
ŸŸ Keberlanjutan kerja
ŸŸ Manajemen keterampilan
ŸŸ Pembelajaran seumur hidup
ŸŸ Purna Baktu
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup prosedur
organisasional untuk pemutusan hubungan kerja dan catatan
karyawan.
161
BAGIAN 4
G4-LA11
PERSENTASE KARYAWAN YANG MENERIMA REVIU KINERJA DAN PENGEMBANGAN KARIER RUTIN SECARA REGULER,
MENURUT GENDER DAN KATEGORI KARYAWAN
a. Laporkan persentase karyawan total berdasarkan gender dan berdasarkan kategori karyawan yang mendapat reviu kinerja
rutin dan pengembangan karir selama periode pelaporan.
PANDUAN
Relevansi
Menilai kinerja karyawan terhadap target yang umum dapat
membantu pengembangan pribadi setiap karyawan, dan
berkontribusi terhadap manajemen keterampilan serta
pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi.
Kepuasan karyawan juga dapat ditingkatkan, yang berkorelasi
dengan peningkatan kinerja organisasi. Indikator ini secara
tidak langsung menunjukkan bagaimana organisasi berusaha
memantau dan mempertahankan serangkaian keahlian yang
dimiliki karyawannya. Bila dilaporkan bersama dengan G4LA10, Indikator ini membantu mengilustrasikan bagaimana
organisasi memperlakukan peningkatan keterampilan.
Persentase karyawan yang menerima reviu pengembangan
kinerja dan karier rutin menurut gender menunjukkan sejauh
mana sistem ini diterapkan di seluruh organisasi dan apakah
terdapat ketidakadilan akses kepada peluang tersebut.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total karyawan, menurut gender dan
menurut kategori karyawan. Informasi ini dapat diambil dari
G4-10 dan G4-LA12.
Identifikasi persentase karyawan berdasarkan gender dan
berdasarkan kategori karyawan, yang menerima reviu kinerja
dan pengembangan karier rutin selama periode pelaporan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Karyawan
ŸŸ Reviu rutin kinerja dan pengembangan karir
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup catatan karyawan.
162
BAGIAN 4
Aspek: Keberagaman dan Kesetaraan Peluang
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-LA12
Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan per kategori karyawan menurut gender, kelompok usia,
keanggotaan kelompok minoritas, dan indikator keberagaman lainnya
Panduan hlm. 163-164
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Konvensi 111 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan)’, 1958.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Wanita (CEDAW)’, 1979.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Rasial’, 1965.
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi bagi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Intoleransi
yang Didasarkan atas Kepercayaan atau Agama ’, 1981.
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi tentang
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial’, 1963.
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi Hakhak Setiap Orang untuk Memiliki Kebangsaan, atau Etnis,
Agama dan Bahasa Minoritas’, 1992.
ŸŸ Konferensi Perempuan Sedunia Keempat Perserikatan
Bangsa-Bangsa, ‘Deklarasi dan Landasan Aksi Beijing’, 1995.
ŸŸ Deklarasi Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO),
‘Deklarasi tentang Ras dan Prasangka Ras’, 1978.
ŸŸ Entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan
Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) dan
Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, ‘Prinsip-prinsip
Pemberdayaan Perempuan’, 2011.
163
BAGIAN 4
Indikator
G4-LA12
KOMPOSISI BADAN TATA KELOLA DAN PEMBAGIAN KARYAWAN PER KATEGORI KARYAWAN MENURUT GENDER,
KELOMPOK USIA, KEANGGOTAAN KELOMPOK MINORITAS, DAN INDIKATOR KEBERAGAMAN LAINNYA
a. Laporkan persentase individu-individu dalam badan tata kelola organisasi di setiap kategori keanekaragaman berikut:
ŸŸ Gender
ŸŸ Kelompok usia: di bawah 30 tahun, 30-50 tahun, di atas 50 tahun
ŸŸ Kelompok minoritas
ŸŸ Indikator keberagaman lainnya bila relevan
b. Laporkan persentase karyawan per kategori karyawan di setiap kategori keanekaragaman berikut:
ŸŸ Gender
ŸŸ Kelompok usia: di bawah 30 tahun, 30-50 tahun, di atas 50 tahun
ŸŸ Kelompok minoritas
ŸŸ Indikator keberagaman lainnya bila relevan
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini memberikan ukuran kuantitatif mengenai
keanekaragaman dalam sebuah organisasi dan dapat
digunakan sehubungan dengan tolok ukur sektoral atau
regional. Tingkat keragaman dalam organisasi memberikan
wawasan mengenai sumber daya manusia dari organisasi
tersebut. Perbandingan antara keberagaman tenaga kerja
yang luas dan keberagaman tim manajemen juga memberikan
informasi tentang peluang yang setara. Informasi terperinci
mengenai komposisi tenaga kerja juga membantu dalam
menilai masalah mana yang mungkin sangat relevan
khususnya bagi segmen tenaga kerja tertentu.
Penyusunan
Badan-badan tata kelola
Identifikasi badan-badan tata kelola yang ada dalam organisasi,
seperti dewan direksi, komite manajemen, atau badan serupa
untuk organisasi non-korporat.
Identifikasi jumlah total individu dan/atau karyawan yang
membentuk badan tata kelola tersebut dan analisis informasi
ini menggunakan kategori keanekaragaman yang tercantum di
bawah ini:
ŸŸ Gender
ŸŸ Kelompok usia: di bawah 30 tahun, 30-50 tahun, di atas 50
tahun
ŸŸ Kelompok minoritas
ŸŸ Indikator keranekaragaman lainnya bila relevan
Identifikasi indikator keranekaragaman lainnya yang
digunakan oleh organisasi dalam pemantauan dan
pencatatannya sendiri yang mungkin relevan untuk pelaporan.
Kategori karyawan
Identifikasi jumlah total karyawan di setiap kategori karyawan.
Sejumlah penghitungan dilakukan untuk melaporkan tentang
kategori karyawan. Penghitungan ini bersifat spesifik untuk
setiap organisasi. Untuk Panduan lebih lanjut, lihat definisi
‘kategori karyawan’.
Jumlah total karyawan yang cocok dengan yang dilaporkan
dalam G4-10. Identifikasi jumlah total karyawan dalam setiap
kategori menurut:
ŸŸ Gender
ŸŸ Kelompok usia: di bawah 30 tahun, 30-50 tahun, di atas 50
tahun
ŸŸ Kelompok minoritas
ŸŸ Indikator keranekaragaman lainnya bila relevan
Identifikasi indikator keranekaragaman lainnya yang
digunakan oleh organisasi dalam pemantauan dan
pencatatannya sendiri yang mungkin relevan untuk pelaporan.
BAGIAN 4
G4-LA12 LANJUTAN
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Badan tata kelola
ŸŸ Indikator keranekaragaman
ŸŸ Karyawan
ŸŸ Kategori karyawan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup catatan karyawan dan
berita acara komite kesetaraan peluang.
164
165
BAGIAN 4
Aspek: Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-laki
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 165
G4-DMA
INDIKATOR
G4-LA13
Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan terhadap laki-laki menurut kategori karyawan, berdasarkan
lokasi operasional yang signifikan
Panduan hlm. 166
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Konvensi 100 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Kesetaraan Remunerasi’, 1951.
ŸŸ Konvensi 111 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan)’, 1958.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Wanita (CEDAW)’, 1979.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-a.
Jelaskan lingkungan hukum dan sosial ekonomi yang
memberikan peluang bagi, dan rintangan terhadap,
kesetaraan gender di tempat kerja. Termasuk di sini rasio
partisipasi tenaga kerja perempuan, partisipasi mereka di
tingkat tata kelola tertinggi, dan remunerasi yang setara.
ŸŸ Konferensi Perempuan Sedunia Keempat Perserikatan
Bangsa-Bangsa, ‘Deklarasi dan Landasan Aksi Beijing’, 1995.
ŸŸ Entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan
Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) dan
Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, ‘Prinsip-prinsip
Pemberdayaan Perempuan’, 2011.
166
BAGIAN 4
Indikator
G4-LA13
RASIO GAJI POKOK DAN REMUNERASI BAGI PEREMPUAN TERHADAP LAKI-LAKI MENURUT KATEGORI KARYAWAN,
BERDASARKAN LOKASI OPERASIONAL YANG SIGNIFIKAN
a. Laporkan rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan terhadap laki-laki untuk setiap kategori karyawan, berdasarkan
lokasi operasi yang signifikan.
b. Laporkan definisi yang digunakan untuk ‘lokasi operasi yang signifikan’.
PANDUAN
Relevansi
Banyak negara telah memperkenalkan perundang-undangan
untuk memberlakukan prinsip upah setara untuk pekerjaan
dengan nilai yang setara. Persoalan ini didukung oleh Konvensi
ILO 100 ‘Konvensi Kesetaraan Remunerasi’27. Kesetaraan
remunerasi merupakan faktor dalam mempertahankan
karyawan yang memenuhi syarat dalam tenaga kerja. Bila
terdapat ketimpangan, organisasi berisiko mempertaruhkan
reputasinya dan keberatan hukum atas dasar diskriminasi.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total karyawan di setiap kategori
karyawan, di seluruh operasianal organisasi, menurut gender
menggunakan informasi dari G4-LA12. Kategori karyawan
ditentukan berdasarkan sistem sumber daya manusia dari
organisasi itu sendiri. Jumlah total karyawan dan wilayah
tempat mereka dipekerjakan yang cocok dengan yang
dilaporkan dalam G4-10.
Identifikasi gaji pokok bagi perempuan dan bagi laki-laki di
setiap kategori karyawan.
Identifikasi remunerasi bagi perempuan dan bagi lakilaki di setiap kategori karyawan. Remunerasi dasar di atas
pembayaran rata-rata dari setiap kelompok gender dalam
setiap kategori karyawan.
Dengan menggunakan informasi ini, hitung rasio gaji pokok
dan remunerasi bagi perempuan terhadap laki-laki menurut
kategori pekerjaan, berdasarkan lokasi operasi yang signifikan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Gaji pokok
ŸŸ Kategori karyawan
ŸŸ Remunerasi
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial termasuk skala gaji, serta
catatan karyawan dan pembayaran.
167
BAGIAN 4
Aspek: Asesmen Pemasok atas Praktik Ketenagakerjaan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 167-168
G4-DMA
INDIKATOR
G4-LA14
G4-LA15
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria praktik ketenagakerjaan
Panduan hlm. 169
Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap praktik ketenagakerjaandalam rantai pasokan
dan tindakan yang diambil
Panduan hlm. 170
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka
Kerja “Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan”
Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia, 2008.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John
Ruggie, 2011.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA-­b.
Jelaskan sistem yang digunakan untuk menyaring pemasok
baru menggunakan kriteria praktik perburuhan. Cantumkan
kriteria praktik perburuhan yang digunakan untuk menyaring
pemasok baru. Kriteria praktik ketenagakerjaandan asesmen
dampak terhadap praktik ketenagakerjaanmungkin
mencakup:
ŸŸ Praktik pemberian kerja
ŸŸ Praktik kesehatan dan keselamatan kerja
ŸŸ Insiden (seperti pelecehan lisan, psikologis, fisik atau seksual,
pemaksaan atau gangguan)
ŸŸ Hubungan industrial
ŸŸ Upah dan kompensasi
ŸŸ Jam kerja
Jelaskan proses yang digunakan, seperti uji tuntas, untuk
mengidentifikasi dan menilai dampak negatif signifikan aktual
dan potensial terhadap masyarakat untuk praktik perburuhan
dalam rantai pasokan. Dampak negatif mencakup dampak
yang disebabkan oleh atau merupakan andil dari organisasi,
atau yang berhubungan dengan kegiatan, produk, atau
layanannya berdasarkan hubungannya dengan pemasok.
Jelaskan bagaimana organisasi mengidentifikasi dan
memprioritaskan pemasok untuk asesmen dampak terhadap
praktik perburuhan. Asesmen dapat diinformasikan melalui
audit, reviu kontraktual, Keterlibatan dua arah, serta
mekanisme pengaduan dan keluhan.
168
BAGIAN 4
PANDUAN SPESIFIK-ASPEK UNTUK G4-DMA­-B LANJUTAN
Jelaskan tindakan yang diambil untuk mengatasi dampak yang
benar-benar negatif dan potensi dampak negatifnya signifikan
terhadap praktik perburuhan yang diidentifikasi pada rantai
pasokan. Jelaskan jika tindakan tersebut dimaksudkan untuk
mencegah, mengurangi, atau memulihkan dampak. Tindakan
yang diambil dapat mencakup penyesuaian praktik pengadaan
oleh organisasi, penyesuaian ekspektasi kinerja, pengembangan
kapasitas, pelatihan, perubahan pada proses, dan penghentian
hubungan dengan pemasok.
Jelaskan bagaimana ekspektasi dibuat dan ditentukan
dalam kontrak dengan pemasok untuk mempromosikan
pencegahan, pengurangan, dan remediasi dampak negatif
signifikan aktual dan potensial terhadap masyarakat (termasuk
target dan tujuan).
Jelaskan apakah pemasok diberikan insentif dan penghargaan
untuk pencegahan, pengurangan, dan remediasi dampak
negatif signifikan aktual dan potensial untuk praktik
perburuhan.
Jelaskan praktik untuk menilai dan mengaudit pemasok
serta produk dan jasa mereka menggunakan kriteria praktik
perburuhan.
Cantumkan jenis, sistem, cakupan, frekuensi, penerapan
asesmen dan audit saat ini, dan bagian mana dalam rantai
pasokan yang telah disertifikasi dan diaudit. Asesmen dan
audit pemasok serta produk dan jasanya menggunakan
kriteria praktik perburuhan dapat dilakukan oleh organisasi,
oleh pihak kedua atau pihak ketiga.
Jelaskan sistem yang diterapkan untuk menilai dampak
negatif potensial pengakhiran hubungan dengan pemasok
sebagai hasil asesmen dampak terhadap praktik perburuhan,
dan strategi organisasi untuk mengurangi dampak tersebut.
169
BAGIAN 4
Indikator
G4-LA14
PERSENTASE PENAPISAN PEMASOK BARU MENGGUNAKAN KRITERIA PRAKTIK KETENAGAKERJAAN
a. Laporkan persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria praktik ketenagakerjaan.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini menginformasikan kepada pemangku
kepentingan tentang persentase pemasok yang dipilih atau
dikontrak yang harus menjalani proses uji tuntas untuk praktik
perburuhan. Uji tuntas harus dilakukan sedini mungkin dalam
pengembangan hubungan baru dengan pemasok.
Potensi dampak negatif yang signifikan terhadap praktik
perburuhan dapat dicegah atau dikurangi pada tahap
penyusunan kontrak atau perjanjian lainnya.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total pemasok baru yang dipertimbangkan
organisasi untuk dipilih atau diajak mengadakan kontrak.
Identifikasi jumlah total penapisan pemasok baru
menggunakan kriteria praktik perburuhan.
Kriteria praktik perburuhan dapat mencakup:
ŸŸ Praktik pemberian kerja
ŸŸ Praktik kesehatan dan keselamatan kerja
ŸŸ Insiden (seperti pelecehan lisan, psikologis, fisik atau seksual,
pemaksaan atau gangguan)
ŸŸ Hubungan industrial
ŸŸ Upah dan kompensasi
ŸŸ Jam kerja
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pemasok
ŸŸ Seleksi pemasok
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian pengadaan,
pembelian, dan legal organisasi.
170
BAGIAN 4
G4-LA15
DAMPAK NEGATIF AKTUAL DAN POTENSIAL YANG SIGNIFIKAN TERHADAP PRAKTIK KETENAGAKERJAAN DALAM
RANTAI PASOKAN DAN TINDAKAN YANG DIAMBIL
a. Laporkan jumlah pemasok yang harus menjalani asesmen dampak untuk praktik ketenagakerjaan.
b. Laporkan jumlah pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan untuk praktik
ketenagakerjaan.
c. Laporkan dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan untuk praktik ketenagakerjaanyang diidentifikasi pada rantai
pasokan.
d. Laporkan persentase pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan untuk praktik
ketenagakerjaanyang telah disepakati untuk diperbaiki berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan.
e. Laporkan persentase pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan untuk praktik
ketenagakerjaanyang diputuskan hubungannya berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan, beserta alasannya.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini menginformasikan kepada pemangku
kepentingan tentang kesadaran organisasi mengenai dampak
negatif signifikan aktual dan potensial atas praktik perburuhan
dalam rantai pasokan.
ŸŸ Insiden (seperti pelecehan lisan, psikologis, fisik atau seksual,
pemaksaan atau gangguan)
ŸŸ Hubungan industrial
ŸŸ Upah dan kompensasi
ŸŸ Jam kerja
Proses untuk mengidentifikasi dan menilai dampak negatif
signifikan aktual dan potensial atas praktik perburuhan
dalam rantai pasokan bisa memungkinkan organisasi untuk
menanganinya.
Asesmen dapat dilakukan terhadap harapan kinerja yang
disepakati yang ditetapkan dan disampaikan sebelum
asesmen.
Penyusunan
Jika hal tersebut dapat memberikan konteks yang sesuai
pada dampak signifikan, organisasi dianjurkan untuk
mengelompokkan informasi yang diminta oleh Indikator ini
menurut lokasi pemasok dan dampak negatif signifikan aktual
dan potensial atas praktik perburuhan.
Dampak negatif mencakup dampak yang disebabkan oleh
atau merupakan andil dari organisasi, atau yang berhubungan
dengan kegiatan, produk, atau layanannya berdasarkan
hubungannya dengan pemasok.
Asesmen dampak untuk praktik perburuhan mungkin
mencakup:
ŸŸ Praktik pemberian kerja
ŸŸ Praktik kesehatan dan keselamatan
Asesmen dapat diinformasikan melalui audit, reviu
kontraktual, Keterlibatan dua arah, serta mekanisme
pengaduan dan keluhan.
Peningkatan dapat mencakup penyesuaian praktik pengadaan
oleh organisasi pelapor, penyesuaian harapan kinerja,
pengembangan kapasitas, pelatihan, dan perubahan pada
proses.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pemasok
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian pengadaan,
pembelian, dan legal.
171
BAGIAN 4
Aspek: Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 171
G4-DMA
INDIKATOR
G4-LA16
Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjaanyang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan resmi
Panduan hlm. 172
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Referensi
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab VII. Melawan Suap,
Godaan Suap, dan Pemerasan dari Organisasi untuk Kerja
Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD
untuk Perusahaan Multinasional, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka
Kerja “Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan”
Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia, 2008.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John
Ruggie, 2011.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-­DMA-­b.
Jelaskan ketersediaan dan aksesibilitas mekanisme pengaduan
dan proses remediasi untuk dampak terhadap praktik
perburuhan, termasuk sepanjang rantai pasokan organisasi,
dan hubungan dengan pemangku kepentingan dalam
memantau keefektifan mereka. Pemangku kepentingan
yang terlibat dalam pemantauan keefektifan mekanisme
pengaduan dan proses remediasi perusahaan dapat
menyertakan pemasok dan masyarakat lokal serta perwakilan
pekerja.
Cantumkan jenis pelatihan mengenai ketersediaan dan
kemudahan akses mekanisme pengaduan dan proses
remediasi.
172
BAGIAN 4
Indikator
G4-LA16
JUMLAH PENGADUAN TENTANG PRAKTIK KETENAGAKERJAAN YANG DIAJUKAN, DITANGANI, DAN DISELESAIKAN
MELALUI MEKANISME PENGADUAN RESMI
a. Laporkan jumlah total pengaduan tentang praktik ketenagakerjaan yang diajukan melalui mekanisme pengaduan resmi
selama periode pelaporan.
b. Dari pengaduan yang teridentifikasi, laporkan jumlah yang:
ŸŸ Ditangani selama periode pelaporan
ŸŸ Diselesaikan selama periode pelaporan
c. Laporkan jumlah total pengaduan tentang praktik ketenagakerjaanyang diajukan sebelum periode pelaporan yang telah
diselesaikan selama periode pelaporan.
PANDUAN
Relevansi
Perselisihan mungkin terjadi terkait praktik
ketenagakerjaandari kegiatan organisasi dan hubungan
dengan pihak lain (seperti entitas dalam rantai pasokan).
Mekanisme pengaduan yang efektif berperan penting dalam
memulihkan dampak praktik ketenagakerjaan.
Penyusunan
Identifikasi mekanisme pengaduan resmi yang ada.
Mekanisme pengaduan resmi mungkin dikelola oleh
organisasi pelapor atau oleh pihak eksternal.
Jika dapat memberikan konteks yang sesuai mengenai
dampak yang signifikan, organisasi dianjurkan untuk
mengelompokkan jumlah pengaduan berdasarkan sifat dan
lokasi pengaduan, serta pihak yang mengajukan pengaduan.
Pihak yang mengajukan pengaduan dapat mencakup:
ŸŸ Pemangku kepentingan internal (seperti karyawan)
ŸŸ Pemangku kepentingan eksternal (seperti pemasok,
masyarakat lokal)
ŸŸ Individu atau sekelompok orang yang diidentifikasi oleh:
–– Keanggotaan kelompok sosial yang kurang terwakili
–– Indikator keberagaman lainnya
Identifikasi jumlah total pengaduan tentang praktik
ketenagakerjaanyang diajukan melalui mekanisme pengaduan
resmi selama periode pelaporan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Mekanisme pengaduan resmi
Identifikasi jumlah total pengaduan yang diatasi atau
diselesaikan selama periode pelaporan dari pengajuan
pengaduan tahun berjalan dan tahun sebelumnya.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal,
kepatuhan, pengadaan, pembelian, dan SDM organisasi.
173
BAGIAN 4
SUB-KATEGORI: HAK ASASI MANUSIA
Pendahuluan
Sub Kategori Hak Asasi Manusia membahas sejauh mana
proses telah diterapkan, Insiden pelanggaran hak asasi
manusia, dan perubahan kemampuan pemangku kepentingan
untuk mendapatkan dan menggunakan hak asasi mereka.
Di antara masalah hak asasi manusia yang dicakup antara
lain adalah non-diskriminasi, kesetaraan gender, kebebasan
berserikat, perjanjian kerja bersama, pekerja anak, pekerja
paksa atau wajib kerja, dan hak-hak adat.
Terdapat konsensus global yang semakin berkembang yang
menyatakan bahwa organisasi memiliki tanggung jawab
untuk menghormati hak asasi manusia.
Rerangka kerja hukum internasional untuk hak asasi manusia
terdiri dari badan hukum yang terdiri dari perjanjian, konvensi,
deklarasi, dan instrumen lainnya. Landasan hak asasi manusia
adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) International Bill of
Rights yang diwujudkan oleh tiga instrumen:
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi Hak
Asasi Manusia Universal’, 1948
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Perjanjian
Internasional tentang Hak Sipil dan Politik’, 1966
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Perjanjian
Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya’, 1966
Ketiga instrumen tersebut merupakan titik acuan utama
bagisetiap organisasi yang melaporkan masalah terkait
hak asasi manusia. Selain ketiga instrumen utama tersebut,
rerangka kerja hukum internasional untuk hak asasi manusia
juga didukung oleh lebih dari 80 instrumen lainnya.
Instrumen-instrumen tersebut terdiri dari deklarasi ringan
dan prinsip-prinsip panduan untuk perjanjian dan konvensi
yang mengikat, dan berkisar dari instrumen universal hingga
regional.
Organisasi dapat memberi pengaruh terhadap berbagai
macam hak-hak asasi manusia. Dalam menilai hak asasi
manusia yang relevan untuk pelaporan, organisasi harus
mempertimbangkan semua hak asasi manusia.
Instrumen tambahan yang mungkin berguna bagi organisasi
untuk dipertimbangkan antara lain:
ŸŸ Deklarasi Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Deklarasi
tentang Prinsip-prinsip Dasar dan Hak-hak di Tempat Kerja’,
1998 yang didasarkan pada delapan Konvensi inti ILO IX:
–– Konvensi 29 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Kerja Paksa’, 1930
–– Konvensi 87 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk
Berorganisasi’, 1948
–– Konvensi 98 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Hak untuk Berorganisasi dan Perundingan
Bersama’, 1949
–– Konvensi 100, Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Kesetaraan Remunerasi’, 1951
–– Konvensi 105, Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Penghapusan Pekerja Paksa’, 1957
–– Konvensi 111, Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan)’, 1958
–– Konvensi 138, Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Batas-batas Usia Minimum’, 1973
–– Konvensi 182 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk
Anak’, 1999
ŸŸ Konvensi regional, yang berpegang pada prinsip
universalitas dalam Pernyataan Hak Asasi Manusia
Internasional, untuk area tempat organisasi beroperasi,
termasuk:
–– Piagam Uni Afrika, ‘Piagam Afrika tentang Hak Asasi
Manusia dan Bangsa’, 1981
–– Liga Negara-negara Arab, ‘Piagam Arab mengenai Hak
Asasi Manusia’, 1994
–– Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), ‘Konvensi
Amerika tentang Hak Asasi Manusia’, 1969
–– Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia, ‘Konvensi
Eropa untuk Perlindungan Hak Asasi Manusia dan
Kebebasan Fundamental’, 1950
ŸŸ Konvensi yang melindungi hak-hak individu yang mungkin
terpengaruh oleh pekerjaan di organisasi, termasuk namun
tidak terbatas pada:
–– Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Wanita (CEDAW)’, 1979
–– Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
tentang Hak-hak Anak’, 1989
–– Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Rasial’, 1965
–– Konvensi 107 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Penduduk Pribumi dan Masyarakat Adat’, 1957
IX Konvensi 100 dan 111 berkaitan dengan non-diskriminasi; Konvensi
87 dan 98 berkaitan dengan kebebasan berserikat dan perundingan
bersama; Konvensi 138 dan 182 berkaitan dengan penghapusan pekerja
anak; dan Konvensi 29 dan 105 berkaitan dengan pencegahan pekerja
paksa atau wajib.
174
BAGIAN 4
SUB-KATEGORI: HAK ASASI MANUSIA LANJUTAN
–– Konvensi 169 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Masyarakat Adat dan Suku’, 1991
–– Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Hak Masyarakat
Adat’, 2007
–– Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
tentang Hak Orang-Orang dengan Disabilitas’, 2006
Penting untuk diperhatikan bahwa ada banyak Aspek yang
dapat memberikan wawasan mengenai penerapan dan
dampak hak asasi manusia dapat ditemukan di (sub-)Kategori
lain dalam Pedoman, dan tidak terbatas hanya pada subKategori Hak Asasi Manusia.
Tautan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan sub-Kategori ini
membantu melaporkan tentang penerapan Bab IV. Hak Asasi
Manusia Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk Perusahaan
Multinasional, 2011.
‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan BangsaBangsa
Pengungkapan Standar berdasarkan sub-Kategori ini
membantu melaporkan tentang penerapan Prinsip 1 dan 2
‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa,
2000.
Referensi tambahan
ŸŸ Organisasi Buruh Internasional (ILO), Committee of Experts
on the Application of Conventions and Recommendations,
Report III - Information and reports on the application of
Conventions and Recommendations, diperbarui setiap tahun.
ŸŸ Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Deklarasi Tripartit
tentang Prinsip-prinsip Mengenai Perusahaan Multinasional
dan Kebijakan Sosial’, 1977.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), , ‘Konvensi
Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak Pekerja Migran
dan Anggota Keluarganya’, 1990.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Rasial’, 1965.
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
tentang Hak atas Pembangunan’, 1986.
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa’, 2000.
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi Wina
dan Program Aksi’, 1993.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka
Kerja “Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan”
Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia, 2008.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John
Ruggie, 2011.
175
BAGIAN 4
Aspek: Investasi
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 175
G4-DMA
INDIKATOR
G4-HR1
Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak investasi yang signifikan yang menyertakan klausul terkait
hak asasi manusia atau penapisan berdasarkan hak asasi manusia
Panduan hlm. 176
G4-HR2
Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak asasi manusia terkait dengan Aspek
hak asasi manusia yang relevan dengan operasi, termasuk persentase karyawan yang dilatih
Panduan hlm. 177
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Jelaskan strategi untuk memperluas kebijakan dan prosedur
yang berlaku bagi pihak eksternal, seperti usaha patungan dan
anak perusahaan.
Jelaskan penggunaan kriteria hak asasi manusia atau klausul
dalam kontrak, termasuk jenis klausul serta ragam kontrak dan
perjanjian yang pada umumnya menerapkan kebijakan dan
prosedur tersebut (seperti investasi, usaha bersama).
176
BAGIAN 4
Indikator
G4-HR1
JUMLAH TOTAL DAN PERSENTASE PERJANJIAN DAN KONTRAK INVESTASI YANG SIGNIFIKAN YANG MENYERTAKAN
KLAUSUL TERKAIT HAK ASASI MANUSIA ATAU PENAPISAN BERDASARKAN HAK ASASI MANUSIA
a. Laporkan jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak investasi signifikan yang menyertakan klausul terkait hak asasi
manusia atau penapisan berdasarkan hak asasi manusia.
b. Laporkan definisi ‘perjanjian investasi yang signifikan’ yang digunakan oleh organisasi.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini merupakan satu ukuran dari sejauh mana
pertimbangan hak asasi manusia diintegrasikan dalam
keputusan ekonomi organisasi. Hal ini secara khusus relevan
untuk organisasi yang beroperasi, atau merupakan mitra
usaha, di wilayah di mana perlindungan terhadap hak
asasi manusia merupakan permasalahan yang signifikan.
Pengintegrasian kriteria hak asasi manusia dalam penapisan
atau penyertaan hak asasi manusia dalam persyaratan kinerja
dapat menjadi bagian dari strategi untuk mengurangi risiko
investasi. Masalah pada rekam jejak hak asasi manusia sebuah
organisasi dapat mengakibatkan kerusakan reputasi bagi
investor dan dapat memengaruhi stabilitas investasi.
Identifikasi apakah perjanjian dan kontrak ini berisi klausul
tentang hak asasi manusia. Jika demikian, hitung jumlah total
perjanjian yang mengandung klausul tersebut.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total perjanjian investasi yang signifikan
dan kontrak yang difinalisasi selama periode pelaporan di
mana terjadi organisasi berubah ke posisi kepemilikan di
entitas lain atau memprakarsai proyek investasi modal yang
penting bagi keuangan organisasi.
Hitung persentase dengan membandingkan jumlah total
perjanjian dan kontrak yang signifikan yang berisi klausul
atau disaring dengan perjanjian dan kontrak yang tidak
mengandung klausul atau penapisan yang tidak berdasarkan
hak asasi manusia.
Identifikasi hanya perjanjian dan kontrak yang signifikan
dalam hal ukuran atau kepentingan strategis.
Signifikansi perjanjian dan kontrak dapat ditentukan
berdasarkan tingkat persetujuan yang dibutuhkan dalam
organisasi untuk investasi atau kriteria lain yang dapat
diterapkan secara konsisten pada perjanjian. Jika beberapa
perjanjian investasi yang signifikan dilakukan dan kontrak
ditandatangani dengan mitra yang sama, jumlah total
perjanjian mencerminkan jumlah total proyek terpisah yang
dilakukan atau entitas yang dibuat.
Identifikasi program yang dilakukan untuk menyaring
perjanjian atau kontrak yang ada terkait dengan hak asasi
manusia. Hitung jumlah total penapisan perjanjian dan
kontrak berdasarkan hak asasi manusia.
Dengan menggunakan informasi ini, tambahkan jumlah total
perjanjian dan kontrak yang signifikan yang berisi klausul
terkait hak asasi manusia atau penapisan berdasarkan hak
asasi manusia.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Klausul hak asasi manusia
ŸŸ Penapisan hak asasi manusia
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal,
hubungan investor, audit internal, dan keuangan organisasi,
serta dokumentasi yang dikumpulkan melalui sistem
manajemen kualitas.
177
BAGIAN 4
G4-HR2
JUMLAH WAKTU PELATIHAN KARYAWAN TENTANG KEBIJAKAN ATAU PROSEDUR HAK ASASI MANUSIA TERKAIT
DENGAN ASPEK HAK ASASI MANUSIA YANG RELEVAN DENGAN OPERASI, TERMASUK PERSENTASE KARYAWAN YANG
DILATIH
a. Laporkan jumlah total waktu dalam periode pelaporan yang digunakan untuk pelatihan tentang kebijakan atau prosedur hak
asasi manusia terkait dengan Aspek hak asasi manusia yang relevan dengan operasional.
b. Laporkan persentase karyawan dalam periode pelaporan yang dilatih mengenai kebijakan hak asasi manusia atau prosedur
yang terkait dengan Aspek hak asasi manusia yang relevan dengan operasi.
PANDUAN
Relevansi
Informasi yang dihasilkan dari Indikator ini menyajikan
wawasan tentang kapasitas organisasi untuk menerapkan
kebijakan dan prosedur hak asasi manusianya. Hak asasi
manusia telah mulai tersusun dengan baik dalam standar dan
hukum internasional, dan hal ini telah mewajibkan organisasi
untuk menerapkan pelatihan khusus yang membekali
karyawan untuk berurusan dengan hak asasi manusia dalam
menjalankan pekerjaan rutin mereka. Jumlah total karyawan
yang dilatih dan jumlah pelatihan yang mereka terima,
keduanya berkontribusi pada asesmen mengenai kedalaman
pengetahuan organisasi tentang hak asasi manusia.
Identifikasi karyawan yang telah menerima pelatihan formal
dalam kebijakan atau prosedur hak asasi manusia organisasi
yang terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan
dengan operasional, termasuk penerapan kebijakan atau
prosedur hak asasi manusia pada pekerjaan karyawan. Hal ini
dapat mengacu pada pelatihan yang didedikasikan pada topik
hak asasi manusia atau pada modul hak asasi manusia dalam
program pelatihan umum.
Penyusunan
Identifikasi jumlah jam yang disediakan untuk pelatihan
karyawan, dengan menggunakan data dari G4-LA9.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial termasuk catatan karyawan
tentang pelatihan dan jadwal pelatihan.
Identifikasi jumlah total karyawan, menggunakan data dari
G4-10.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Karyawan
178
BAGIAN 4
Aspek: Non-diskriminasi
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-HR3
Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan korektif yang diambil
Panduan hlm. 179
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab V. Pekerjaan dan
Hubungan Industrial Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk
Perusahaan Multinasional, 2011.
‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan BangsaBangsa
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Prinsip 6 ‘Sepuluh Prinsip’
Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2000.
Referensi
ŸŸ Konvensi 100 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Kesetaraan Remunerasi’, 1951.
ŸŸ Konvensi 111 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan)’, 1958.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Wanita (CEDAW)’, 1979.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Rasial’, 1965.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Kovenan
Internasional tentang Hak Sipil dan Politik’, 1966, dan
Protokol terkait.
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi bagi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Intoleransi
yang Didasarkan atas Kepercayaan atau Agama ’, 1981.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Rasial’, 1965.
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), , ‘Deklarasi Hakhak Setiap Orang untuk Memiliki Kebangsaan, atau Etnis,
Agama dan Bahasa Minoritas’, 1992.
ŸŸ Konferensi Perempuan Sedunia Keempat Perserikatan
Bangsa-Bangsa, ‘Deklarasi dan Landasan Aksi Beijing’, 1995
ŸŸ Deklarasi Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO),
‘Deklarasi tentang Ras dan Prasangka Ras’, 1978.
ŸŸ Entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan
Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) dan
Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, ‘Prinsip-prinsip
Pemberdayaan Perempuan’, 2011.
179
BAGIAN 4
Indikator
G4-HR3
JUMLAH TOTAL INSIDEN DISKRIMINASI DAN TINDAKAN PERBAIKAN YANG DIAMBIL
a. Laporkan jumlah total insiden diskriminasi selama periode pelaporan.
b. Laporkan status insiden dan tindakan yang diambil dengan merujuk pada hal-hal berikut:
ŸŸ Insiden yang ditinjau oleh organisasi
ŸŸ Rencana remediasi yang sedang diterapkan
ŸŸ Rencana remediasi telah diterapkan dan hasilnya telah ditinjau melalui proses reviu manajemen rutin
ŸŸ Insiden yang bukan merupakan hal untuk ditindak
PANDUAN
Relevansi
Hak asasi manusia menjangkau melebihi hak karyawan di tempat
kerja. Kebijakan anti-diskriminasi adalah persyaratan utama dari
konvensi dan legislasi sosial serta pedoman internasional.
Masalah diskriminasi juga disampaikan oleh Konvensi ILO
100 ‘Konvensi Kesetaraan Remunerasi’27 dan 111 ‘Konvensi
Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan)’31. Sistem pemantauan
yang efektif diperlukan untuk memastikan kepatuhan di
seluruh operasi organisasi. Pemangku kepentingan meminta
jaminan bahwa kebijakan dan pemantauan tersebut efektif.
Penyusunan
Identifikasi insiden-insiden diskriminasi yang berlandaskan
pada ras, warna kulit, gender, agama, opini politik, keturunan
nasional, atau asal usul sosial seperti yang didefinisikan oleh
ILO, atau segala bentuk diskriminasi lainnya yang relevan yang
melibatkan pemangku kepentingan internal dan eksternal di
seluruh operasional dalam periode pelaporan.
Identifikasi status setiap insiden, termasuk apakah reviu
organisasi pada insiden awal telah dilakukan atau tidak,
rencana remediasi yang diterapkan, dan hasil yang ditinjau
melalui proses reviu manajemen internal rutin, dan apakah
perlu atau tidak inisiden ditindaklanjuti (yaitu, diselesaikan,
kasus selesai, atau tidak ada tindakan lebih lanjut yang
dibutuhkan oleh organisasi).
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Diskriminasi
ŸŸ Insiden
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal dan
kepatuhan organisasi.
180
BAGIAN 4
Aspek: Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Bersama
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 180
G4-DMA
INDIKATOR
G4-HR4
Operations and suppliers identified in which the right to exercise freedom of association and collective
bargaining may be violated or at significant risk, and measures taken to support these rights
Panduan hlm. 181
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Referensi
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab V. Pekerjaan dan
Hubungan Industrial Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk
Perusahaan Multinasional, 2011.
ŸŸ Konvensi 87 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Kebebasan
Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi’, 1948.
ŸŸ Konvensi 98 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Hak untuk Berorganisasi dan Perundingan Bersama’, 1949.
ŸŸ Konvensi 154 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
tentang Perundingan Bersama’, 1981.
ŸŸ Rekomendasi 163 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Rekomendasi tentang Perundingan Bersama’, 1981.
ŸŸ Organisasi Buruh Internasional (ILO), Committee on Freedom
of Association, Freedom of association -Digest of decisions
and principles of the Freedom of Association Committee of the
Governing Body of the ILO. Edisi kelima (revisi), 2006.
‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan BangsaBangsa
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Prinsip 3 ‘Sepuluh Prinsip’
Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2000.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA-­b.
Jelaskan satu atau beberapa kebijakan yang dapat dianggap
mungkin dapat memengaruhi keputusan karyawan untuk
bergabung dengan serikat pekerja atau untuk berunding
bersama.
181
BAGIAN 4
Indikator
G4-HR4
OPERASI DAN PEMASOK TERIDENTIFIKASI YANG MUNGKIN MELANGGAR ATAU BERISIKO TINGGI MELANGGAR
HAK UNTUK MELAKSANAKAN KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA, DAN TINDAKAN YANG
DIAMBIL UNTUK MENDUKUNG HAK-HAK TERSEBUT
a. Laporkan operasi dan pemasok di mana hak karyawan untuk menjalankan kebebasan berserikat atau perjanjian kerja bersama
mungkin dilanggar atau berisiko tinggi untuk dilanggar baik dalam hal:
ŸŸ Jenis operasi (seperti pabrik produksi) dan pemasok
ŸŸ Negara atau area geografis dengan operasi dan pemasok yang dianggap berisiko
b. Laporkan tindakan yang diambil oleh organisasi dalam periode pelaporan yang dimaksudkan untuk mendukung
terlaksananya hak kebebasan berserikat dan perjanjian kerja bersama.
PANDUAN
Relevansi
Sejalan dengan hak kebebasan berserikat dan perjanjian
kerja bersama adalah perlindungan hak pekerja (dan pemberi
kerja) untuk bersama-sama mengatur dalam organisasi
pilihan mereka sendiri. Hak Kebebasan Berserikat merupakan
ketentuan mendasar dari ‘Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia’ PBB97 dan didefinisikan oleh Konvensi ILO 87
‘Konvensi Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk
Berorganisasi’ 25 dan 98 ‘Konvensi Hak Berorganisasi dan
Perundingan Bersama’26.
Indikator ini bertujuan untuk mengungkapkan tindakan yang
dilakukan organisasi untuk mengevaluasi apakah terdapat
peluang atau tidak bagi karyawan untuk melaksanakan hak
mereka dalam hal kebebasan berserikat dan perjanjian kerja
bersama.
Hal ini juga bertujuan untuk menyingkap tindakan yang telah
diambil untuk mendukung hak tersebut di seluruh operasional
organisasi. Indikator ini tidak mengharuskan organisasi
mengungkapkan opini tertentu mengenai kualitas sistem
hukum nasional.
Penyusunan
Identifikasi operasi dan pemasok yang teridentifikasi di mana
hak karyawan untuk menjalankan kebebasan berserikat atau
perundingan bersama mungkin dilanggar atau berisiko tinggi
untuk dilanggar baik dalam hal:
ŸŸ Jenis operasi (seperti pabrik produksi) dan pemasok
ŸŸ Negara atau area geografis dengan operasi dan pemasok
yang dianggap berisik
Proses identifikasi harus mencerminkan pendekatan
organisasi terhadap asesmen risiko mengenai masalah ini
dan dapat diambil dari sumber data internasional yang telah
diakui seperti ILO Information and reports on the application
of Conventions and Recommendations57 dan ILO Freedom of
association - Digest of decisions and principles of the Freedom of
Association Committee of the Governing Body of the ILO58.
Identifikasi tindakan yang diambil oleh organisasi dalam
periode pelaporan yang dimaksudkan untuk mendukung
hak kebebasan berserikat dan perjanjian kerja bersama. Lihat
ILO, ‘Deklarasi Tripartit tentang Prinsip-Prinsip Mengenai
Perusahaan Multinasional dan Kebijakan Sosial‘64 dan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional73 untuk
panduan lebih lanjut.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Kebebasan berserikat
ŸŸ Pemasok
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal,
kepatuhan, dan SDM organisasi.
182
BAGIAN 4
Aspek: Pekerja Anak
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-HR5
Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan eksploitasi pekerja anak dan tindakan yang
diambil untuk berkontribusi dalam penghapusan pekerja anak yang efektif
Panduan hlm. 183
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab V. Pekerjaan dan
Hubungan Industrial Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk
Perusahaan Multinasional, 2011.
‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan BangsaBangsa
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Prinsip 5 ‘Sepuluh Prinsip’
Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2000.
Referensi
ŸŸ Konvensi 142 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Human
Resources Development Convention’, 1975.
ŸŸ Konvensi 182 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk
Anak’, 1999.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
tentang Hak-hak Anak’, 1989.
183
BAGIAN 4
Indikator
G4-HR5
OPERASI DAN PEMASOK YANG DIIDENTIFIKASI BERISIKO TINGGI MELAKUKAN EKSPLOITASI PEKERJA ANAK DAN
TINDAKAN YANG DIAMBIL UNTUK BERKONTRIBUSI DALAM PENGHAPUSAN PEKERJA ANAK YANG EFEKTIF
a. Laporkan operasi dan pemasok yang dianggap berisiko tinggi atas terjadinya eksploitasi:
ŸŸ Pekerja anak
ŸŸ Pekerja muda yang dipekerjakan untuk pekerjaan yang berbahaya
b. Laporkan operasi dan pemasok yang dianggap berisiko tinggi atas terjadinya eksploitasi pekerja anak baik dalam hal:
ŸŸ Jenis operasi (seperti pabrik produksi) dan pemasok
ŸŸ Negara atau area geografis dengan operasi dan pemasok yang dianggap berisiko
c. Laporkan tindakan yang diambil oleh organisasi dalam periode pelaporan yang dimaksudkan untuk berkontribusi dalam
penghapusan Pekerja anak yang efektif.
PANDUAN
Relevansi
Penghapusan pekerja anak merupakan prinsip dan tujuan
utama dari sebagian besar deklarasi dan perundangundangan hak asasi manusia, dan mematuhi Konvensi ILO 138
‘Konvensi Usia Minimum’37 dan 182 ‘Konvensi Bentuk Terburuk
Pekerja anak’48. Adanya kebijakan tentang pekerja anak dan
penerapannya yang efektif merupakan ekspektasi dasar dari
perilaku bertanggung jawab secara sosial.
Penyusunan
Identifikasi operasi dan pemasok yang dianggap berisiko
tinggi atas terjadinya eksploitasi::
ŸŸ Pekerja anak
ŸŸ Pekerja muda yang dipekerjakan untuk pekerjaan yang
berbahaya
Proses identifikasi harus mencerminkan pendekatan organisasi
terhadap asesmen risiko mengenai masalah ini dan dapat
mengambil dari sumber data internasional yang telah diakui
seperti ILO Information and reports on the application of
Conventions and Recommendations57.
Identifikasi operasi dan pemasok yang dianggap berisiko
tinggi atas terjadinya eksploitasi pekerja anak baik dalam hal
berikut, dan jelaskan bagaimana perbedaannya:
ŸŸ Jenis operasi (seperti pabrik produksi) dan pemasok
ŸŸ Negara atau area geografis dengan operasi dan pemasok
yang dianggap berisiko
Identifikasi tindakan yang diambil oleh organisasi dalam
periode pelaporan di masing-masing bidang untuk
berkontribusi dalam penghapusan pekerja anak secara
efektif. Lihat ILO, ‘Deklarasi Tripartit tentang Prinsip-Prinsip
Mengenai Perusahaan Multinasional dan Kebijakan Sosial‘64
dan Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional73 untuk
panduan lebih lanjut.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Anak
ŸŸ Pekerja muda
ŸŸ Pemasok
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal,
kepatuhan, dan SDM organisasi.
184
BAGIAN 4
Aspek: Pekerja Paksa atau Wajib Kerja
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-HR6
Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan pekerja paksa atau wajib kerja dan tindakan
untuk berkontribusi dalam penghapusan segala bentuk pekerja paksa atau wajib kerja
Panduan hlm. 185
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Referensi
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab V. Pekerjaan dan
Hubungan Industrial Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk
Perusahaan Multinasional, 2011.
ŸŸ Konvensi 29 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Kerja Paksa’, 1930.
ŸŸ Konvensi 105 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Penghapusan Kerja Paksa’, 1957.
ŸŸ Konvensi Liga Bangsa-Bangsa, ‘Konvensi untuk Menghapus
Perbudakan dan Perdagangan Budak’, 1926.
ŸŸ Konvensi Tambahan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
Konvensi Tambahan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai
Penghapusan Perbudakan, Perdagangan Budak dan
Lembaga-lembaga dan Praktik-praktik Sejenis Perbudakan,
1956.
‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan BangsaBangsa
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Prinsip 4 ‘Sepuluh Prinsip’
Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2000.
185
BAGIAN 4
Indikator
G4-HR6
OPERASI DAN PEMASOK YANG DIIDENTIFIKASI BERISIKO TINGGI MELAKUKAN PEKERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA
DAN TINDAKAN UNTUK BERKONTRIBUSI DALAM PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK PEKERJA PAKSA ATAU WAJIB
KERJA
a. Laporkan operasi dan pemasok yang dianggap berisiko tinggi atas terjadinya eksploitasi pekerja paksa atau wajib kerja baik
dalam hal:
ŸŸ Jenis operasi (seperti pabrik produksi) dan pemasok
ŸŸ Negara atau area geografis dengan operasi dan pemasok yang dianggap berisiko
b. Laporkan tindakan yang diambil oleh organisasi dalam periode pelaporan yang dimaksudkan untuk berkontribusi dalam
penghapusan semua bentuk pekerja paksa atau wajib kerja.
PANDUAN
Relevansi
Tidak diperlakukan sebagai pekerja paksa atau wajib kerja
merupakan hak asasi manusia mendasar dan merupakan
ketentuan dari ‘Deklarasi Universal mengenai Hak Asasi
Manusia’ PBB97 dan tunduk pada Konvensi ILO 29 ‘Konvensi
Buruh Paksa’24 dan 105 ‘Konvensi Penghapusan Buruh Paksa’29.
Pekerja paksa atau wajib kerja ada dalam berbagai bentuk
dan data yang diberikan akan menunjukkan tantangan bagi
organisasi dalam berkontribusi untuk menghilangkan praktik
perburuhan tersebut.
Penyusunan
Identifikasi operasi dan pemasok yang dianggap berisiko
tinggi atas terjadinya eksploitasi pekerja paksa atau wajib kerja
baik dalam hal:
ŸŸ Jenis operasi (seperti pabrik produksi) dan pemasok
ŸŸ Negara atau area geografis dengan operasi dan pemasok
yang dianggap berisiko
Proses identifikasi harus mencerminkan pendekatan organisasi
terhadap asesmen risiko mengenai masalah ini dan dapat
mengambil dari sumber data internasional yang telah diakui
seperti ILO Information and reports on the application of
Conventions and Recommendations57.
Identifikasi tindakan yang diambil oleh organisasi dalam
periode pelaporan yang dimaksudkan untuk berkontribusi
dalam penghapusan semua bentuk pekerja paksa atau wajib
kerja. Lihat ILO, ‘Deklarasi Tripartit tentang Prinsip-Prinsip
Mengenai Perusahaan Multinasional dan Kebijakan Sosial‘64
dan Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional73 untuk
panduan lebih lanjut.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pekerja paksa atau wajib kerja
ŸŸ Pemasok
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal,
kepatuhan, dan SDM organisasi.
186
BAGIAN 4
Aspek: Praktik Pengamanan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-HR7
Persentase petugas pengamanan yang dilatih dalam kebijakan atau prosedur hak asasi manusia di organisasi
yang relevan dengan operasi
Panduan hlm. 187
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ International Code of Conduct for Private Security Service
Providers, 2010.
ŸŸ Voluntary Principles on Security and Human Rights,
http://voluntaryprinciples.org/, diakses 1 Mei 2013.
187
BAGIAN 4
Indikator
G4-HR7
PERSENTASE PETUGAS PENGAMANAN YANG DILATIH DALAM KEBIJAKAN ATAU PROSEDUR HAK ASASI MANUSIA DI
ORGANISASI YANG RELEVAN DENGAN OPERASI
a. Laporkan persentase petugas pengamanan yang telah menerima pelatihan formal mengenai kebijakan hak asasi manusia
atau prosedur tertentu di organisasi dan penerapannya pada pengamanan.
b. Laporkan apakah persyaratan pelatihan juga berlaku untuk organisasi pihak ketiga yang menyediakan petugas pengamanan.
PANDUAN
Relevansi
Perilaku petugas pengamananterhadap pihak ketiga
tergantung pada pelatihan mereka dalam hak asasi manusia,
terutama terkait penggunaan kekuatan. Melatih petugas
pengamanandapat membantu mencegah risiko reputasi
dan litigasi yang timbul dari tindakan yang tidak patut atau
pendekatan yang tidak dibenarkan oleh organisasi. Informasi
yang diberikan dalam Indikator ini membantu menunjukkan
sejauh mana sistem manajemen yang berhubungan dengan
hak asasi manusia diterapkan. Langkah ini menunjukkan
proporsi petugas pengamananyang dapat secara wajar
diasumsikan mengetahui ekspektasi organisasi dalam
pelaksanaan hak asasi manusia.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total petugas pengamananyang
dipekerjakan organisasi secara langsung.
Identifikasi jumlah total petugas pengamananyang menerima
pelatihan resmi dalam kebijakan hak asasi manusia atau
prosedur tertentu di organisasi dan penerapannya pada
pengamanan. Pelatihan dapat mengacu pada pelatihan khusus
atau pada modul dalam program pelatihan yang lebih umum.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Petugas pengamanan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian sumber daya
manusia organisasi, serta catatan mengenai pelatihan yang
telah diterima oleh petugas pengamananinternal dan program
audit internal.
Kontraktor dapat menyimpan informasi serupa sehubungan
dengan karyawan mereka.
188
BAGIAN 4
Aspek: Hak Adat
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-HR8
Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat dan tindakan yang diambil
Panduan hlm. 189
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Lembaga Keuangan Internasional (IFC), Performance
Standards on Environmental and Social Sustainability, 2012.
ŸŸ Konvensi 107 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Penduduk Pribumi dan Masyarakat Adat’, 1957.
ŸŸ Konvensi 169 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Masyarakat Adat dan Suku’, 1991.
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Hak Masyarakat
Adat’, 2007.
189
BAGIAN 4
Indikator
G4-HR8
JUMLAH TOTAL INSIDEN PELANGGARAN YANG MELIBATKAN HAK-HAK MASYARAKAT ADAT DAN TINDAKAN YANG
DIAMBIL
a. Laporkan jumlah total insiden pelanggaran yang diidentifikasi yang melibatkan hak-hak masyarakat adat selama periode
pelaporan.
b. Laporkan status insiden dan tindakan yang diambil dengan merujuk pada:
ŸŸ Insiden yang ditinjau oleh organisasi
ŸŸ Rencana remediasi yang sedang diterapkan
ŸŸ Rencana remediasi telah diterapkan dan hasilnya telah ditinjau melalui proses reviu manajemen rutin
ŸŸ Insiden yang bukan merupakan hal untuk ditindak
PANDUAN
Relevansi
Jumlah total insiden tercatat yang melibatkan hak-hak
masyarakat adat memberikan informasi tentang penerapan
kebijakan organisasi yang berkaitan dengan masyarakat adat.
Informasi ini akan membantu menunjukkan status hubungan
dengan komunitas pemangku kepentingan tersebut, terutama
di wilayah di mana masyarakat adat bermukim atau memiliki
kepentingan di dekat daerah operasional organisasi. Informasi
tersebut juga memberikan ruang masuk tambahan untuk
kelompok pendukung. Konvensi ILO 107 ‘Konvensi Penduduk
Adat dan Kesukuan’30 dan 169 ‘Konvensi Masyarakat Adat dan
Kesukuan’47 mengatur tentang hak masyarakat adat.
Penyusunan
Identifikasi Insiden yang melibatkan hak adat di antara
karyawan organisasi, dan di komunitas yang ada di dekat
operasional yang kemungkinan dipengaruhi oleh operasi
mendatang organisasi yang direncanakan atau diusulkan.
Identifikasi status Insiden dan tindakan yang diambil dengan
merujuk pada:
ŸŸ Insiden yang ditinjau oleh organisasi
ŸŸ Rencana remediasi yang sedang diterapkan
ŸŸ Rencana remediasi telah diterapkan dan hasilnya telah
ditinjau melalui proses reviu manajemen rutin
ŸŸ Insiden yang bukan merupakan hal untuk ditindak
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Insiden
ŸŸ Masyarakat adat
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup prosedur operasional
organisasi dan pedoman mengenai persoalan. Informasi lainnya
mungkin diberikan oleh manajer regional dan oleh pakar
hukum di organisasi. Data tentang masyarakat adat dalam
tenaga kerja mungkin dapat diperoleh dari catatan karyawan.
190
BAGIAN 4
Aspek: Asesmen
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-HR9
Jumlah total dan persentase operasi yang telah melakukan reviu atau asesmen dampak hak asasi manusia
Panduan hlm. 191
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka
Kerja “Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan”
Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia (Protect, Respect and Remedy: a Framework for
Business and Human Rights), 2008.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John
Ruggie, 2011.
ŸŸ Global Compact dan Prinsip-prinsip Investasi yang
Bertanggung Jawab Perserikatan Bangsa-Bangsa (PRI),
Guidance on Responsible Business in Conflict-Affected and
High-Risk Areas: A Resource for Companies and Investors, 2010.
ŸŸ Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, Global
Compact Business Guide for Conflict Impact Assessment and
Risk Management, 2002.
191
BAGIAN 4
Indikator
G4-HR9
JUMLAH TOTAL DAN PERSENTASE OPERASI YANG TELAH MELAKUKAN REVIU ATAU ASESMEN DAMPAK HAK ASASI
MANUSIA
a. Laporkan jumlah total dan persentase operasi yang merupakan subyek untuk dilakukan reviu atau asesmen dampak hak asasi
manusia, berdasarkan negara.
PANDUAN
Relevansi
Organisasi harus menyadari tanggung jawab mereka
khususnya untuk menghormati hak asasi manusia. Keberadaan
operasional organisasi dapat memberi pengaruh positif dan
negatif sehubungan dengan penghormatan perlindungan
hak asasi manusia. Organisasi dapat memengaruhi hak asasi
manusia secara langsung, melalui tindakan dan operasi
mereka sendiri, dan secara tidak langsung, melalui interaksi
dan hubungan mereka dengan orang lain, termasuk
pemerintah, masyarakat lokal, dan pemasok.
Informasi yang dilaporkan untuk Indikator ini akan
memberikan wawasan tentang seberapa jauh organisasi
mempertimbangkan hak asasi manusia ketika mengambil
keputusan di lokasi operasionalnya. Indikator ini juga
memberikan informasi yang memungkinkan evaluasi atas
kemungkinan bagi organisasi untuk dikaitkan dengan atau
dianggap terlibat dalam, pelanggaran hak asasi manusia.
Penyusunan
Identifikasi negara-negara di mana organisasi beroperasi.
Identifikasi jumlah total operasional, menurut negara.
Identifikasi jumlah operasi yang sudah ditetapkan telah
menjalani reviu hak asasi manusia atau asesmen dampak hak
asasi manusia, berdasarkan negara.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Reviu hak asasi manusia
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal,
kepatuhan, dan sumber daya manusia organisasi; informasi
yang diberikan oleh manajer regional; program audit internal;
kantor manajemen risiko; dan asesmen eksternal apa pun
yang dilakukan.
192
BAGIAN 4
Aspek: Asesmen Pemasok atas Hak Asasi Manusia
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 192-193
G4-DMA
INDIKATOR
G4-HR10
G4-HR11
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak asasi manusia
Panduan hlm. 194
Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap hak asasi manusia dalam rantai pasokan dan
tindakan yang diambil
Panduan hlm. 195
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka
Kerja “Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan”
Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia, 2008.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John
Ruggie, 2011.
ŸŸ Global Compact dan Prinsip-prinsip Investasi yang
Bertanggung Jawab Perserikatan Bangsa-Bangsa (PRI),
Guidance on Responsible Business in Conflict-Affected and High
-Risk Areas: A Resource for Companies and Investors, 2010.
ŸŸ Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, Global
Compact Business Guide for Conflict Impact Assessment and
Risk Management, 2002.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Jelaskan sistem yang digunakan untuk menyaring pemasok
baru menggunakan kriteria hak asasi manusia. Cantumkan
kriteria hak asasi manusia yang digunakan untuk menyaring
pemasok baru. Kriteria hak asasi manusia atau asesmen
dampak hak asasi manusia mungkin mencakup:
ŸŸ Pekerja anak
ŸŸ Diskriminasi
ŸŸ Pekerja Paksa atau Wajib Kerja
ŸŸ Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Bersama
ŸŸ Hak adat
ŸŸ Praktik Pengamanan
Jelaskan proses yang digunakan, seperti uji tuntas, untuk
mengidentifikasi dan menilai dampak negatif signifikan
aktual dan potensial terhadap hak asasi manusia dalam
rantai pasokan. Dampak negatif mencakup dampak yang
disebabkan oleh atau merupakan andil dari organisasi, atau
yang berhubungan dengan kegiatan, produk, atau layanannya
berdasarkan hubungannya dengan pemasok.
Jelaskan bagaimana organisasi mengidentifikasi dan
memprioritaskan pemasok untuk asesmen dampak terhadap
hak asasi manusia. Asesmen dapat diinformasikan melalui
audit, reviu kontraktual, Keterlibatan dua arah, serta
mekanisme pengaduan dan keluhan.
193
BAGIAN 4
PANDUAN SPESIFIK-ASPEK UNTUK G4-DMA­-B LANJUTAN
Jelaskan tindakan yang diambil untuk mengatasi dampak
yang benar-benar negatif dan potensi dampak negatifnya
yang signifikan terhadap hak asasi manusia yang
diidentifikasi pada rantai pasokan. Jelaskan jika tindakan
tersebut dimaksudkan untuk mencegah, mengurangi, atau
memulihkan dampak. Tindakan yang diambil dapat mencakup
penyesuaian praktik pengadaan oleh organisasi, penyesuaian
ekspektasi kinerja, pengembangan kapasitas, pelatihan,
perubahan pada proses, dan penghentian hubungan dengan
pemasok.
Jelaskan bagaimana ekspektasi ditetapkan dan ditentukan
dalam kontrak dengan pemasok untuk mendukung
pencegahan, pengurangan, dan remediasi dampak negatif
signifikan aktual dan potensial terhadap hak asasi manusia
(termasuk target dan tujuan).
Jelaskan apakah pemasok diberikan insentif dan penghargaan
untuk pencegahan, pengurangan, dan remediasi dampak
negatif signifikan aktual dan potensial hak asasi manusia.
Jelaskan praktik untuk menilai dan mengaudit pemasok serta
produk dan jasa mereka menggunakan kriteria hak asasi
manusia.
Cantumkan jenis, sistem, cakupan, frekuensi, penerapan
asesmen dan audit saat ini, dan bagian mana dalam rantai
pasokan yang telah disertifikasi dan diaudit. Asesmen dan
audit pemasok serta produk dan jasanya menggunakan
kriteria hak asasi manusia dapat dilakukan oleh organisasi,
oleh pihak kedua atau pihak ketiga.
Jelaskan sistem yang diterapkan untuk menilai potensi
dampak negatif dari penghentian hubungan dengan pemasok
sebagai akibat dari asesmen dampak hak asasi manusia, dan
strategi organisasi untuk mengurangi dampak tersebut.
194
BAGIAN 4
Indikator
G4-HR10
PERSENTASE PENAPISAN PEMASOK BARU MENGGUNAKAN KRITERIA HAK ASASI MANUSIA
a. Laporkan persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak asasi manusia.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini menginformasikan kepada pemangku
kepentingan tentang persentase pemasok yang dipilih atau
dikontrak yang harus menjalani proses uji tuntas untuk hak
asasi manusia dari organisasi.
Piagam PBB Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan:
Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia107 telah
mengonfirmasikan ekspektasi bahwa organisasi harus
menghormati hak asasi manusia di seluruh aktivitas dan
hubungan mereka dengan pihak lain.
Uji tuntas hak asasi manusia harus dilakukan sedini mungkin
dalam pengembangan hubungan baru dengan pemasok.
Potensi dampak negatif yang signifikan terhadap hak
asasi manusia dapat dicegah atau dikurangi pada tahap
penyusunan kontrak atau perjanjian lainnya.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total pemasok baru yang dipertimbangkan
organisasi untuk dipilih atau dikontrak.
Identifikasi jumlah total pemasok baru yang disaring
menggunakan kriteria hak asasi manusia.
Kriteria hak asasi manusia dapat mencakup:
ŸŸ Pekerja anak
ŸŸ Diskriminasi
ŸŸ Pekerja paksa atau wajib kerja
ŸŸ Kebebasan berserikat dan perjanjian kerja bersama
ŸŸ Hak adat
ŸŸ Praktik pengamanan
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pemasok
ŸŸ Seleksi pemasok
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian pengadaan,
pembelian, dan legal organisasi.
195
BAGIAN 4
G4-HR11
DAMPAK NEGATIF SIGNIFIKAN AKTUAL DAN POTENSIAL TERHADAP HAK ASASI MANUSIA DALAM RANTAI PASOKAN
DAN TINDAKAN YANG DIAMBIL
a. Laporkan jumlah pemasok yang harus menjalani asesmen terkait dampak hak asasi manusia.
b. Laporkan jumlah pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak yang benar-benar negatif dan potensi dampak negatif yang
signifikan terhadap hak asasi manusia.
c. Laporkan dampak negatif aktual dan potensial hak asasi manusia signifikan yang diidentifikasi dalam rantai pasokan.
d. Laporkan persentase pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak hak asasi manusia negatif signifikan aktual dan potensial
dalam rantai pasokan yang telah disepakati untuk diperbaiki berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan.
e. Laporkan persentase pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak hak asasi manusia negatif signifikan aktual dan potensial
yang diputuskan hubungannya berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan, beserta alasannya.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini menginformasikan kepada pemangku
kepentingan tentang kesadaran organisasi mengenai dampak
negatif signifikan aktual dan potensial terhadap hak asasi
manusia dalam rantai pasokan.
Piagam PBB Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan:
Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia107 telah
mengonfirmasikan ekspektasi bahwa organisasi harus
menghormati hak asasi manusia di seluruh aktivitas dan
hubungan mereka dengan pihak lain.
Proses untuk mengidentifikasi dan menilai dampak negatif
signifikan aktual dan potensial terhadap hak asasi manusia
dalam rantai pasokan memungkinkan organisasi untuk
menanganinya.
Penyusunan
Jika dapat menjelaskan konteks yang sesuai pada dampak
signifikan, organisasi dianjurkan untuk mengelompokkan
informasi yang diminta oleh Indikator ini menurut lokasi
pemasok dan dampak negatif signifikan aktual dan potensial
terhadap hak asasi manusia.
Dampak negatif mencakup dampak yang disebabkan oleh
atau merupakan andil dari organisasi, atau yang berhubungan
dengan kegiatan, produk, atau layanannya berdasarkan
hubungannya dengan pemasok.
Asesmen hak asasi manusia dapat mencakup:
ŸŸ Pekerja anak
ŸŸ Diskriminasi
ŸŸ Pekerja paksa atau wajib kerja
ŸŸ Kebebasan berserikat dan perjanjian kerja bersama
ŸŸ Hak adat
ŸŸ Praktik pengamanan
Asesmen dapat dilakukan terhadap ekspektasi kinerja yang
disepakati yang ditetapkan dan disampaikan sebelum
asesmen.
Asesmen dapat diinformasikan melalui audit, reviu
kontraktual, Keterlibatan dua arah, serta mekanisme
pengaduan dan keluhan.
Peningkatan dapat mencakup penyesuaian praktik pengadaan
organisasi, penyesuaian ekspektasi kinerja, pengembangan
kapasitas, pelatihan, dan perubahan pada proses.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pemasok
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian pengadaan,
pembelian, dan legal.
196
BAGIAN 4
Aspek: Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
G4-DMA
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 196
INDIKATOR
Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asasi manusia yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan
G4-HR12 melalui mekanisme pengaduan formal
Panduan hlm. 197
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka
Kerja “Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan”
Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia, 2008.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Jelaskan ketersediaan dan aksesibilitas mekanisme pengaduan
dan proses remediasi untuk dampak terhadap praktik hak asasi
manusia, termasuk sepanjang rantai pasokan organisasi, dan
hubungan dengan pemangku kepentingan dalam memantau
keefektifan mereka. Pemangku kepentingan yang terlibat
dalam pemantauan keefektifan mekanisme pengaduan dan
proses remediasi perusahaan dapat menyertakan pemasok
dan masyarakat lokal serta perwakilan pekerja.
Cantumkan jenis pelatihan mengenai ketersediaan dan
kemudahan akses mekanisme pengaduan dan proses
remediasi.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John
Ruggie, 2011.
197
BAGIAN 4
Indikator
G4-HR12
JUMLAH PENGADUAN TENTANG DAMPAK TERHADAP HAK ASASI MANUSIA YANG DIAJUKAN, DITANGANI, DAN
DISELESAIKAN MELALUI MEKANISME PENGADUAN FORMAL
a. Laporkan jumlah total pengaduan tentang dampak hak asasi manusia yang diajukan melalui mekanisme pengaduan formal
selama periode pelaporan.
b. Dari pengaduan yang teridentifikasi, laporkan jumlah yang:
ŸŸ Ditangani selama periode pelaporan
ŸŸ Diselesaikan selama periode pelaporan
c. Laporkan jumlah total pengaduan tentang dampak hak asasi manusia yang diajukan sebelum periode pelaporan yang telah
diselesaikan selama periode pelaporan.
PANDUAN
Relevansi
Perselisihan dapat terjadi mengenai dampak hak asasi
manusia dari kegiatan organisasi dan hubungannya dengan
yang lain (seperti entitas dalam rantai pasokan). Mekanisme
pengaduan yang efektif berperan penting dalam keberhasilan
melindungi hak asasi manusia.
Penyusunan
Identifikasi mekanisme pengaduan resmi yang ada.
Mekanisme pengaduan resmi mungkin dikelola oleh
organisasi pelapor atau oleh pihak eksternal.
Jika dapat menjelaskan konteks yang sesuai mengenai
dampak yang signifikan, organisasi dianjurkan untuk
mengelompokkan jumlah pengaduan berdasarkan sifat dan
lokasi pengaduan, serta pihak yang mengajukan pengaduan.
Pihak yang mengajukan pengaduan dapat mencakup:
ŸŸ Pemangku kepentingan internal (seperti karyawan)
ŸŸ Pemangku kepentingan eksternal (seperti pemasok,
masyarakat lokal)
ŸŸ Individu atau sekelompok orang yang diidentifikasi oleh:
–– Keanggotaan kelompok sosial yang kurang terwakili
–– Indikator keranekaragaman lainnya
Identifikasi jumlah total pengaduan tentang dampak hak asasi
manusia yang diajukan melalui mekanisme pengaduan resmi
selama periode pelaporan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Mekanisme pengaduan resmi
Identifikasi jumlah total pengaduan yang diatasi atau
diselesaikan selama periode pelaporan dari pengajuan
pengaduan tahun berjalan dan tahun sebelumnya.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal,
kepatuhan, pengadaan, pembelian, dan SDM organisasi.
198
BAGIAN 4
SUB-KATEGORI: MASYARAKAT
Pendahuluan
Sub-Kategori Masyarakat membahas dampak yang dimiliki
organisasi terhadap masyarakat dan masyarakat lokal.
Anggota masyarakat memiliki hak-hak individual berdasarkan:
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi Hak
Asasi Manusia Universal’, 1948
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Kovenan
Internasional tentang Hak Sipil dan Politik’, 1966
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Kovenan
Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya’, 1966
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
tentang Hak atas Pembangunan’, 1986
Hak kolektif masyarakat serta hak-hak masyarakat adat dan
kesukuan diakui menurut:
ŸŸ Konvensi 107 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Penduduk Pribumi dan Masyarakat Adat’, 1957
ŸŸ Konvensi 169 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi
Masyarakat Adat dan Suku’, 1991
ŸŸ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Hak Masyarakat
Adat’, 2007
Dalam hal identitas, hak masyarakat tersebut didasarkan pada
kolektif dan individual. Hak mereka atas untuk dikonsultasikan
secara bebas, sebelum, dan perolehan informasi (free, prior and
informed) untuk mendapatkan persetujuan merupakan hak
dasar yang secara tegas diakui dalam poin referensi di atas.
199
BAGIAN 4
Aspek: Masyarakat Lokal
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 199
G4-DMA
INDIKATOR
G4-SO1
Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen dampak, dan program pengembangan yang
diterapkan
Panduan hlm. 200-201
G4-SO2
Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat lokal
Panduan hlm. 202-203
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Referensi
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab IV. Hak Asasi Manusia;
V. Pekerjaan dan Hubungan Industrial; dan VI Lingkungan
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(OECD), Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional, 2011.
ŸŸ Lembaga Keuangan Internasional (IFC), Performance
Standards on Environmental and Social Sustainability, 2012.
ŸŸ Lembaga Keuangan Internasional (IFC), Stakeholder
Engagement: A Good Practice Handbook for Companies Doing
Business in Emerging Markets, 2007.
ŸŸ Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(OECD), Risk Awareness Tool for Multinational Enterprises in
Weak Governance Zones, 2006.
‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan BangsaBangsa
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Prinsip 1 ‘Sepuluh Prinsip’
Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2000.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Jelaskan:
ŸŸ Referensi dan pernyataan terkait hak kolektif dari masyarakat
lokal
ŸŸ Bagaimana keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat lokal
ŸŸ Bagaimana dewan kerja, komite kesehatan dan keselamatan
kerja, dan badan perwakilan karyawan independen lainnya
diberdayakan untuk menangani, dan telah menangani,
dampak terhadap masyarakat lokal
200
BAGIAN 4
Indikator
G4-SO1
PERSENTASE OPERASI DENGAN PELIBATAN MASYARAKAT LOKAL, ASESMEN DAMPAK, DAN PROGRAM
PENGEMBANGAN YANG DITERAPKAN
a. Laporkan persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen dampak, dan program pengembangan yang
diterapkan, termasuk penggunaan:
ŸŸ Asesmen dampak sosial, termasuk asesmen dampak gender, berdasarkan pada proses partisipasi
ŸŸ Asesmen dampak lingkungan dan pemantauan berkelanjutan
ŸŸ Pengungkapan publik atas hasil asesmen dampak lingkungan dan sosial
ŸŸ Program pengembangan masyarakat lokal berdasarkan kebutuhan masyarakat lokal
ŸŸ Rencana pelibatan pemangku kepentingan berdasarkan pemetaan pemangku kepentingan
ŸŸ Komite konsultasi masyarakat lokal berbasis luas dan proses yang menyertakan kelompok rentan
ŸŸ Dewan kerja, komite kesehatan dan keselamatan kerja, dan badan perwakilan karyawan lainnya untuk menangani dampak
ŸŸ Proses pengaduan formal masyarakat lokal
PANDUAN
Relevansi
Elemen penting dalam mengelola dampak pada orang-orang
di masyarakat lokal adalah asesmen dan perencanaan untuk
memahami dampak aktual dan potensial, serta Keterlibatan
yang kuat dengan masyarakat lokal untuk memahami harapan
dan kebutuhan mereka. Ada banyak elemen yang dapat
dipadukan ke dalam program Keterlibatan, asesmen dampak,
dan pengembangan. Indikator ini berupaya mengidentifikasi
elemen mana yang telah diterapkan secara konsisten di
seluruh organisasi.
Keterlibatan, asesmen dampak, dan program pengembangan,
yang dikombinasikan dengan konsistensi penerapannya,
memberikan wawasan mengenai keseluruhan kualitas usaha
organisasi, serta tingkatannya dalam menindaklanjuti satu
atau beberapa kebijakan.
ŸŸ Pengungkapan publik atas hasil asesmen dampak
lingkungan dan sosial
ŸŸ Program pengembangan masyarakat lokal berdasarkan
kebutuhan masyarakat lokal
ŸŸ Rencana hubungan dengan pemangku kepentingan
berdasarkan pemetaan pemangku kepentingan
ŸŸ Komite konsultasi masyarakat lokal berbasis luas dan proses
yang menyertakan kelompok rentan
ŸŸ Dewan kerja, komite kesehatan dan keselamatan kerja,
dan badan perwakilan karyawan lainnya untuk menangani
dampak
ŸŸ Proses pengaduan resmi masyarakat lokal
Identifikasi jumlah total operasional yang telah menjalankan
Keterlibatan masyarakat lokal, asesmen dampak, dan program
pengembangan di seluruh organisasi.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total operasi. Jumlah total operasi sama
dengan operasi yang dilaporkan pada G4-9.
Dengan menggunakan informasi ini, hitung persentase
operasi dengan Keterlibatan masyarakat lokal, asesmen
dampak, dan program pengembangan yang diterapkan.
Identifikasi program Keterlibatan masyarakat lokal, asesmen
dampak, dan program pengembangan di seluruh organisasi,
termasuk penggunaan:
ŸŸ Asesmen dampak sosial, termasuk asesmen dampak gender,
berdasarkan proses partisipatif
ŸŸ Asesmen dampak lingkungan dan pemantauan berjalan
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Kelompok rentan
ŸŸ Masyarakat lokal
ŸŸ Program pengembangan masyarakat
201
BAGIAN 4
G4-SO1 LANJUTAN
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial untuk Indikator ini mencakup:
ŸŸ Konsultasi publik dan rencana konsultasi
ŸŸ Laporan agenda dan pertemuan dewan kerja, komite
kesehatan dan keselamatan kerja, dan badan perwakilan
karyawan lainnya
ŸŸ Studi dasar – seperti studi sosial ekonomi, kesehatan,
lingkungan, budaya
ŸŸ Asesmen dampak sosial
ŸŸ Asesmen dampak gender
ŸŸ Asesmen dampak kesehatan
ŸŸ Asesmen dampak lingkungan
ŸŸ Rencana tindakan sosial
ŸŸ Rencana tindakan pemindahan
ŸŸ Rencana pengembangan masyarakat
ŸŸ Mekanisme pengaduan atau keluhan
ŸŸ Dokumen yang disimpan di pusat informasi masyarakat
202
BAGIAN 4
G4-SO2
OPERASI DENGAN DAMPAK NEGATIF AKTUAL DAN POTENSIAL YANG SIGNIFIKAN TERHADAP MASYARAKAT LOKAL
a. Laporkan operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat lokal, termasuk:
ŸŸ Lokasi operasi
ŸŸ Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan dari operasi
PANDUAN
Relevansi
Operasi organisasi yang terkait pada saat memasuki,
menjalankan, dan meninggalkan wilayah operasi dapat
memiliki sejumlah dampak negatif yang signifikan terhadap
masyarakat lokal. Indikator dalam Pedoman ini, seperti emisi
lingkungan atau data ekonomi, akan menyajikan gambaran
keseluruhan mengenai dampak positif dan negatif, namun
mungkin tidak dapat menunjukkan hubungannya dengan
masyarakat lokal.
ŸŸ Data kinerja aktual
ŸŸ Rencana investasi internal dan asesmen risiko terkait
ŸŸ Seluruh data yang dikumpulkan dengan Indikator GRI
(seperti G4-EC8, G4-EN1, G4-EN3, G4-EN8, G4-EN12, G4EN14, G4-EN20 hingga G4-EN27, G4-EN30, G4-LA7, G4-HR5
to G4-HR8, G4-SO11, G4-PR1, G4-PR2) dikaitkan dengan
masyarakat tertentu
Indikator ini menginformasikan kepada pemangku
kepentingan tentang kesadaran organisasi mengenai
dampak yang dimilikinya terhadap masyarakat lokal. Hal
ini juga memungkinkan organisasi untuk memprioritaskan
dengan lebih baik dan meningkatkan perhatian keseluruhan
organisasi terhadap masyarakat lokal.
Identifikasi dampak negatif potensial yang signifikan,
termasuk, sebagai setidaknya, pertimbangan atas::
ŸŸ Kerentanan dan risiko terhadap masyarakat lokal dari
potensi dampak karena faktor-faktor, seperti:
–– Tingkat isolasi masyarakat lokal secara fisik atau ekonomi
–– Tingkat pengembangan sosial ekonomi yang mencakup
tingkat kesetaraan gender dalam masyarakat
–– Keadaan infrastruktur sosial ekonomi (kesehatan,
pendidikan)
–– Kedekatan dengan operasional
–– Tingkat organisasi sosial
–– Kekuatan dan kualitas tata kelola institusi lokal dan
nasional di sekitar masyarakat lokal
Dengan memahami operasional yang memiliki tantangan
tertentu, yang digabungkan dengan informasi tentang
proses di keseluruhan organisasi, akan memungkinkan
pemangku kepentingan untuk menilai dengan lebih baik
kinerja kemasyarakatan organisasi secara keseluruhan.
Analisis dampak negatif memungkinkan organisasi untuk
mencerminkan pendekatannya dalam sistem pengelolaan
dan konsekuensinya meningkatkan nama dan reputasi
organisasi sebagai mitra yang potensial. Hal ini secara
bersama-sama memperkuat kemampuan sebuah organisasi
untuk mempertahankan operasi yang ada dan untuk memulai
operasi yang baru.
Identifikasi paparan masyarakat lokal terhadap operasional
organisasi karena penggunaan sumber daya bersama yang
melebihi rata-rata atau dampak pada sumber daya bersama.
Hal itu dapat mencakup:
ŸŸ Penggunaan bahan berbahaya yang berdampak pada
lingkungan dan kesehatan manusia pada umumnya, dan
kesehatan reproduksi pada khususnya
ŸŸ Volume dan jenis cemaran yang dilepaskan
ŸŸ Status sebagai penyedia lapangan pekerjaan terbesar di
masyarakat lokal
ŸŸ Konversi lahan dan perpindahan
ŸŸ Konsumsi sumber daya alam
Penyusunan
Identifikasi sumber internal informasi tentang dampak negatif
aktual dan potensial dari operasi terhadap masyarakat lokal,
termasuk sumber seperti:
Identifikasi dampak negatif signifikan aktual dan potensial
terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan bagi
masyarakat lokal dan hak-hak mereka. Hal itu dapat mencakup
pertimbangan tentang:
Indikator ini berfokus pada dampak negatif signifikan aktual
dan potensial terkait dengan operasional dan bukan pada
investasi atau donasi masyarakat (yang disampaikan pada
G4-EC1)
BAGIAN 4
G4-SO2 LANJUTAN
ŸŸ Intensitas atau keparahan dampak
ŸŸ Kemungkinan durasi dampak
ŸŸ Keterpulihan dampak
ŸŸ Skala dampak
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Masyarakat lokal
ŸŸ Lokasi operasional dengan dampak negatif signifikan aktual
dan potensial pada masyarakat lokal
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup kebijakan dan prosedur
asesmen risiko terkait organisasi; hasil pengumpulan data
dari program masyarakat lokal; dan hasil analisis dari forum
pemangku kepentingan eksternal, komite bersama komunitas,
laporan pemangku kepentingan, dan masukan lainnya.
203
204
BAGIAN 4
Aspek: Anti-korupsi
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 205
G4-DMA
INDIKATOR
G4-SO3
Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko terkait dengan korupsi dan risiko signifikan
yang teridentifikasi
Panduan hlm. 206
G4-SO4
G4-SO5
Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti-korupsi
Panduan hlm. 207
Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil
Panduan hlm. 208
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab VII. Melawan Suap,
Godaan Suap, dan Pemerasandari Organisasi untuk Kerja Sama
dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk
Perusahaan Multinasional, 2011.
‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan BangsaBangsa
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Prinsip 10 ‘Sepuluh Prinsip’
Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2000.
Referensi
ŸŸ Departemen Kehakiman Inggris, The Bribery Act 2010
Guidance, 2011.
ŸŸ Criminal Division of the U.S. Department of Justice and
Enforcement Division of the U.S. Security and Exchange
Commission, A Resource Guide to the U.S. Foreign Corrupt
Practices Act, 2012.
ŸŸ Konvensi Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi (OECD), ‘Convention on Combating Bribery
of Foreign Public Officials in International Business
Transactions’, 1997.
ŸŸ Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(OECD), Good Practice Guidance on Internal Controls, Ethics,
and Compliance, 2010.
ŸŸ Transparency International, ‘Business Principles for
Countering Bribery’, 2011.
ŸŸ Transparency International, Corruption Perceptions Index,
http://www.transparency.org/research/cpi/overview, diakses
1 Mei 2013.
ŸŸ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi Anti
Korupsi’, 2003.
ŸŸ Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa dan
Transparency International, Reporting Guidance on the 10th
Principle Against Corruption, 2009.
ŸŸ Bank Dunia, Indikator Tata Kelola Global (WGI), Control of
Corruption, http://info.worldbank.org/governance/wgi/
mc_countries.asp, diakses 1 Mei 2013.
205
BAGIAN 4
ASPEK ANTI-KORUPSI LANJUTAN
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-a.
Jelaskan prosedur asesmen risiko organisasi untuk korupsi,
termasuk kriteria yang digunakan dalam asesmen risiko
tersebut (seperti lokasi, aktivitas, sektor).
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA-­b.
Jelaskan bagaimana organisasi mengidentifikasi dan
menangani konflik kepentingan yang mungkin dimiliki oleh
karyawan atau orang-orang yang berhubungan dengan
aktivitas, produk, atau layanan organisasi. Konflik kepentingan
untuk badan tata kelola tertinggi dicakup dalam G4-41.
Jelaskan bagaimana organisasi memastikan bahwa donasi
amal dan sponsor (finansial dan natura) yang telah diberikan
kepada organisasi lain tidak dimanfaatkan sebagai bentuk
penyamaran dari suap. Penerima donasi amal dan sponsor
(finansial dan natura) dapat mencakup organisasi nirlaba,
organisasi keagamaan, organisasi swasta, dan acara-acara.
Jelaskan sejauh mana komunikasi dan pelatihan tentang antikorupsi disesuaikan bagi anggota badan tata kelola, karyawan,
dan mitra bisnis yang telah diidentifikasi sebagai memiliki
risiko tinggi Insiden korupsi.
Jelaskan pada tahapan mana diberikan pelatihan mengenai
anti-korupsi untuk anggota badan tata kelola, karyawan,
dan mitra bisnis (seperti ketika karyawan baru bergabung
dengan organisasi, ketika hubungan dengan mitra bisnis
baru dibentuk) dan frekuensi pelatihan (seperti tahunan, dwi
tahunan).
Jelaskan aktivitas tindakan kolektif untuk memerangi korupsi
yang diikuti organisasi, termasuk:
ŸŸ Strategi aktivitas tindakan kolektif.
ŸŸ Daftar inisiatif tindakan kolektif yang diikuti organisasi
ŸŸ Uraian komitmen utama dalam inisiatif tersebut
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Konflik kepentingan
ŸŸ Korupsi
ŸŸ Tindakan kolektif untuk memerangi korupsi
206
BAGIAN 4
Indikator
G4-SO3
JUMLAH TOTAL DAN PERSENTASE OPERASI YANG DINILAI TERHADAP RISIKO TERKAIT DENGAN KORUPSI DAN RISIKO
SIGNIFIKAN YANG TERIDENTIFIKASI
a. Laporkan jumlah total dan persentase operasi yang dinilai untuk risiko terkait dengan korupsi.
b. Laporkan risiko yang signifikan terkait dengan korupsi yang diidentifikasi melalui asesmen risiko.
PANDUAN
Relevansi
Upaya untuk mengelola risiko insiden korupsi membutuhkan
sistem dengan adanya prosedur pendukung. Indikator ini
mengukur sejauh mana penerapan asesmen risiko di seluruh
organisasi. Asesmen risiko membantu menilai potensi
terjadinya korupsi dalam dan berkaitan dengan organisasi,
serta membantu organisasi untuk merancang kebijakan dan
prosedur untuk memerangi korupsi.
Penyusunan
Identifikasi operasi yang dinilai untuk risiko terkait dengan
korupsi. Hal ini mengacu pada asesmen risiko resmi yang
difokuskan pada korupsi atau penyertaan korupsi sebagai
faktor risiko dalam keseluruhan asesmen risiko.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Korupsi
ŸŸ Lokasi operasi
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup laporan pemantauan,
pencatatan risiko, atau sistem manajemen risiko.
207
BAGIAN 4
G4-SO4
KOMUNIKASI DAN PELATIHAN MENGENAI KEBIJAKAN DAN PROSEDUR ANTI-KORUPSI
a. Laporkan jumlah total dan persentase anggota badan tata kelola yang telah diinformasikan mengenai kebijakan dan prosedur
anti-korupsi organisasi, yang dikelompokkan menurut wilayah.
b. Laporkan jumlah total dan persentase karyawan yang telah diinformasikan mengenai kebijakan dan prosedur anti-korupsi
organisasi, yang dikelompokkan menurut kategori karyawan dan wilayah.
c. Laporkan jumlah total dan persentase mitra bisnis yang telah diinformasikan mengenai kebijakan dan prosedur anti-korupsi
organisasi, yang dikelompokkan menurut jenis mitra bisnis dan wilayah.
d. Laporkan jumlah total dan persentase anggota badan tata kelola yang telah menerima pelatihan mengenai anti-korupsi, yang
dikelompokkan menurut wilayah.
e. Laporkan jumlah total dan persentase karyawan yang telah menerima pelatihan mengenai anti-korupsi, yang dikelompokkan
menurut kategori karyawan dan wilayah.
PANDUAN
Relevansi
Komunikasi dan pelatihan membangun kesadaran internal
dan eksternal dan kapasitas yang diperlukan untuk
memerangi korupsi. Indikator ini menyingkap proporsi
anggota badan tata kelola, karyawan, dan mitra bisnis
organisasi yang dapat secara wajar diasumsikan mengetahui
kebijakan dan prosedur anti-korupsi organisasi.
Penyusunan
Dengan menggunakan data dari G4-LA12, identifikasi:
ŸŸ Badan tata kelola yang ada dalam organisasi (seperti dewan
direksi, komite manajemen, atau lembaga serupa untuk
organisasi non-korporat)
ŸŸ Jumlah total individu dan/atau karyawan yang membentuk
badan tata kelola tersebut
ŸŸ Jumlah total karyawan di setiap kategori karyawan (kecuali
anggota badan tata kelola)
Jumlah total mitra bisnis diestimasi.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Karyawan
ŸŸ Kategori karyawan
ŸŸ Korupsi
ŸŸ Mitra bisnis
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup catatan pelatihan.
208
BAGIAN 4
G4-SO5
INSIDEN KORUPSI YANG TERBUKTI DAN TINDAKAN YANG DIAMBIL
a. Laporkan jumlah total dan sifat insiden korupsi yang terbukti.
b. Laporkan jumlah total insiden terbukti di mana karyawan dikenakan pemutusan hubungan kerja atau sanksi disiplin karena
korupsi.
c. Laporkan jumlah total insiden yang terbukti saat kontrak dengan mitra bisnis diakhiri atau tidak diperpanjang karena
pelanggaran terkait korupsi.
d. Laporkan kasus hukum publik terkait korupsi yang diajukan terhadap organisasi atau karyawannya selama periode pelaporan
dan hasil dari kasus tersebut.
PANDUAN
Relevansi
Korupsi dapat menjadi risiko signifikan bagi reputasi dan bisnis
organisasi. Hal ini dihubungkan secara luas pada dampak
negatif seperti kemiskinan dalam perekonomian transisi,
kerusakan lingkungan, pelanggaran hak asasi manusia,
penyalahgunaan demokrasi, kesalahan pengalokasian
investasi, dan mengacaukan aturan hukum. Organisasi
semakin diharapkan oleh pasar, norma internasional, dan
pemangku kepentingan untuk menunjukkan ketaatan mereka
terhadap praktik integritas, tata kelola, dan bisnis yang baik.
Indikator ini menunjukkan tindakan tertentu yang diambil
untuk membatasi paparan terhadap risiko korupsi. Untuk
pemangku kepentingan, terdapat kepentingan baik terhadap
terjadinya insiden maupun respon dari organisasi.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total Insiden korupsi yang terbukti. Insiden
korupsi yang telah dibuktikan mengacu pada setiap kasus
korupsi individual yang diketahui telah dibuktikan dengan
fakta-fakta.
Identifikasi sifat dari Insiden korupsi yang terbukti.
Kasus hukum publik terkait korupsi termasuk investigasi
publik yang sedang berjalan, penuntutan, atau kasus yang
telah diselesaikan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Insiden korupsi yang terbukti
ŸŸ Karyawan
ŸŸ Korupsi
ŸŸ Mitra bisnis
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup catatan kasus bagian
legal yang diajukan terhadap organisasi, karyawannya, atau
mitra bisnisnya; berita acara dengar pendapat disipliner
internal; dan kontrak dengan mitra bisnis.
209
BAGIAN 4
Aspek: Kebijakan Publik
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 209
G4-DMA
INDIKATOR
G4-SO6
Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan penerima/penerima manfaat
Panduan hlm. 210
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Referensi
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab VII. Melawan Suap,
Godaan Suap, dan Pemerasan dari Organisasi untuk Kerja
Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD
untuk Perusahaan Multinasional, 2011.
ŸŸ Prinsip-prinsip Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD), Prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan’, 2004.
ŸŸ Rekomendasi Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD), ‘Recommendation of the
Council on Principles for Transparency and Integrity in
Lobbying’, 2010.
‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact Perserikatan BangsaBangsa
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Prinsip 10 ‘Sepuluh Prinsip’
Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2000.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Jelaskan masalah signifikan yang merupakan fokus dari
keikutsertaan organisasi dalam pembuatan dan lobi kebijakan
publik. Hal ini mengacu pada partisipasi di tingkat keseluruhan
organisasi, alih-alih operasional individu.
Berikan posisi inti organisasi pada setiap masalah yang
teridentifikasi dan jelaskan setiap perbedaan yang signifikan
antara posisi lobby dan pernyataan kebijakan, sasaran
keberlanjutan, atau posisi publik lainnya.
210
BAGIAN 4
Indikator
G4-SO6
NILAI TOTAL KONTRIBUSI POLITIK BERDASARKAN NEGARA DAN PENERIMA/PENERIMA MANFAAT
a. Laporkan total nilai moneter dari kontribusi politik secara finansial dan non-finansial yang dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung oleh organisasi menurut negara dan penerima/penerima manfaat.
b. Laporkan cara memperkirakan nilai finansial dari kontribusi non-finansial, jika ada.
PANDUAN
Relevansi
Tujuan dari Indikator ini adalah untuk mengidentifikasi
dukungan organisasi untuk prakarsa-prakarsa politis (political
causes), dan untuk memastikan integritas dan transparansi
dalam urusan dan hubungan politis.
Penyusunan
Identifikasi di negara mana dan kepada partai politik, politikus,
atau prakarsa mana kontribusi politik finansial dan natura
telah dilakukan secara langsung atau tidak langsung oleh
organisasi.
Kontribusi langsung atau tidak langsung kepada tujuantujuan politis dapat menimbulkan risiko korupsi karena
kontribusi tersebut dapat digunakan untuk menciptakan
pengaruh yang tidak semestinya atau merusak proses politik.
Di banyak negara terdapat undang-undang yang membatasi
pembelanjaan bagi partai dan kandidat politik untuk
keperluan kampanye, dan memberi kontribusi bisa dilakukan
dengan cara yang tidak benar untuk mengakali aturan
tersebut. Termasuk di dalamnya penyaluran kontribusi secara
tidak langsung melalui perantara, pelobi, atau organisasi yang
terhubung dengan prakarsa politik.
Hitung kontribusi politik finansial sesuai dengan aturan
akuntansi nasional (bila hal tersebut ada).
Nilai kontribusi politik natura akan diperkirakan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Kontribusi politik
ŸŸ Kontribusi politik tidak langsung
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial mencakup catatan akuntansi
mengenai pembayaran eksternal dan kontribusi natura serta
laporan data publik.
211
BAGIAN 4
Aspek: Anti Persaingan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-SO7
Jumlah total tindakan hukum terkait Anti Persaingan, anti-trust, serta praktik monopoli dan hasilnya
Panduan hlm. 212
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab X. Persaingan dan XI.
Perpajakan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk Perusahaan
Multinasional, 2011.
212
BAGIAN 4
Indikator
G4-SO7
JUMLAH TOTAL TINDAKAN HUKUM TERKAIT ANTI-PERSAINGAN, ANTI-TRUST, SERTA PRAKTIK MONOPOLI DAN
HASILNYA
a. Laporkan jumlah total tindakan hukum yang tertunda atau diselesaikan selama periode pelaporan terkait dengan anti
persaingan dan pelanggaran undang-undang anti-trust dan monopoli yang organisasi teridentifikasi ikut serta.
b. Laporkan hasil utama dari tindakan hukum yang diselesaikan, termasuk setiap keputusan atau pertimbangan.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini berkaitan dengan tindakan hukum yang
dilakukan berdasarkan hukum nasional atau internasional
yang dirancang terutama untuk mengatur anti persaingan,
anti-trust, atau praktik monopoli.
Anti persaingan, anti-trust, dan praktik monopoli dapat
memengaruhi pilihan konsumen, penetapan harga, dan
faktor lainnya yang penting bagi pasar yang efisien. Banyak
Peraturan perundangan yang telah diperkenalkan di banyak
negara untuk mengontrol atau mencegah monopoli, dengan
asumsi mendasar bahwa persaingan di antara perusahaan
juga menunjang efisiensi ekonomi dan pertumbuhan
berkelanjutan. Tindakan hukum menunjukkan suatu situasi
ketika tindakan pasar atau status organisasi telah melampaui
skala yang pantas untuk patut diperhatikan oleh pihak ketiga.
Keputusan hukum yang timbul dari situasi tersebut dapat
menimbulkan risiko gangguan yang signifikan dari aktivitas
pasar untuk organisasi serta tindakan hukuman.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total tindakan hukum yang tertunda
atau selesai selama periode pelaporan terkait dengan anti
persaingan dan pelanggaran undang-undang anti-trust dan
monopoli yang organisasi teridentifikasi ikut serta.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Anti persaingan
ŸŸ Anti-trust dan praktik monopoli
Sumber dokumentasi
Sumber informasi yang potensial mencakup catatan bagian
legal dan catatan publik.
213
BAGIAN 4
Aspek: Kepatuhan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-SO8
Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total sanksi non-moneter atas ketidakpatuhan terhadap
undang-undang dan peraturan
Panduan hlm. 214
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab X. Persaingan dan XI.
Perpajakan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk Perusahaan
Multinasional, 2011.
214
BAGIAN 4
Indikator
G4-SO8
NILAI MONETER DENDA YANG SIGNIFIKAN DAN JUMLAH TOTAL SANKSI NON-MONETER ATAS KETIDAKPATUHAN
TERHADAP UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN
a. Laporkan denda dan sanksi non-moneter yang signifikan dari segi:
ŸŸ Nilai moneter total dari denda yang signifikan
ŸŸ Jumlah total sanksi non-moneter
ŸŸ Kasus yang diajukan melalui mekanisme penyelesaian sengketa
b. Jika organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap undang-undang atau peraturan, pernyataan singkat
mengenai fakta ini sudah cukup.
c. Laporkan konteks atas denda dan sanksi non-moneter yang signifikan yang terjadi.
PANDUAN
Relevansi
Tingkat ketidakpatuhan merupakan indikator kemampuan
pengelolaan dalam organisasi untuk memastikan bahwa
operasionalnya sesuai dengan parameter kinerja tertentu.
Dari perspektif ekonomi, memastikan kepatuhan membantu
mengurangi risiko finansial yang terjadi baik secara langsung
melalui denda atau tidak langsung melalui dampak terhadap
reputasi. Kekuatan rekam jejak kepatuhan organisasi juga
memengaruhi kemampuannya untuk memperluas operasi
atau memperoleh izin.
Indikator G4-EN29 dan G4-PR9 menangani kepatuhan dengan
aspek tertentu dalam hukum. Catatan keseluruhan kepatuhan
organisasi terhadap berbagaiperaturanyang mendasari
operasinya juga sama menariknya. Indikator ini dimaksudkan
untuk memperlihatkan denda dan sanksi non-moneter yang
signifikan berdasarkan undang-undang atau peraturan yang
tidak dicakup oleh G4-EN29 dan G4-PR9, seperti undang-
undang dan peraturan yang berkaitan dengan penggelapan
akuntansi, diskriminasi di tempat kerja, atau korupsi.
Penyusunan
Identifikasi sanksi administratif atau hukum yang dikenakan
terhadap organisasi karena kegagalan untuk mematuhi
undang-undang atau peraturan, termasuk:
ŸŸ Deklarasi internasional, konvensi, dan perjanjian; dan
peraturan nasional, subnasional, regional, dan lokal.
ŸŸ Kasus yang diajukan terhadap organisasi melalui
penggunaan mekanisme perselisihan internasional atau
mekanisme perselisihan nasional diawasi oleh lembaga
pemerintah
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup hasil audit atau sistem
pelacakan pengaturan yang dijalankan oleh bagian legal.
Informasi mengenai denda moneter dapat ditemukan di
bagian akuntansi.
215
BAGIAN 4
Aspek: Asesmen Pemasok atas Dampak pada Masyarakat
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 215-216
G4-DMA
INDIKATOR
G4-SO9
G4-SO10
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria untuk dampak terhadap masyarakat
Panduan hlm. 217
Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan
yang diambil
Panduan hlm. 218
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Referensi
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab IV. Hak Asasi Manusia;
VI. Lingkungan; VII. Melawan Suap, Godaan Suap, dan
Pemerasan; dan X. Persaingan Organisasi untuk Kerja Sama
dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk
Perusahaan Multinasional, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka Kerja
“Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan” Perserikatan
Bangsa-Bangsa, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia, 2008.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John
Ruggie, 2011.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Jelaskan sistem yang digunakan untuk menyaring pemasok
baru menggunakan kriteria untuk dampak terhadap
masyarakat. Cantumkan kriteria yang digunakan untuk
menyaring pemasok baru berdasarkan dampaknya terhadap
masyarakat. Kriteria atau asesmen untuk dampak terhadap
masyarakat dapat mencakup Aspek dalam Sub-Kategori
Masyarakat.
Jelaskan proses yang digunakan, seperti uji tuntas, untuk
mengidentifikasi serta menilai dampak negatif signifikan
aktual dan potensial terhadap masyarakat pada rantai
pasokan. Dampak negatif mencakup dampak yang
disebabkan oleh atau merupakan andil dari organisasi, atau
yang berhubungan dengan kegiatan, produk, atau layanannya
berdasarkan hubungannya dengan pemasok.
Jelaskan bagaimana organisasi mengidentifikasi dan
memprioritaskan pemasok untuk asesmen dampak terhadap
masyarakat. Asesmen dapat diinformasikan melalui audit,
reviu kontraktual, Keterlibatan dua arah, serta mekanisme
pengaduan dan keluhan.
216
BAGIAN 4
PANDUAN SPESIFIK-ASPEK UNTUK G4-DMA­-B LANJUTAN
Jelaskan tindakan yang diambil untuk mengatasi dampak
yang benar-benar negatif dan potensi dampak negatifnya
yang signifikan terhadap masyarakat yang diidentifikasi pada
rantai pasokan. Jelaskan jika tindakan tersebut dimaksudkan
untuk mencegah, mengurangi, atau memulihkan dampak.
Tindakan yang diambil dapat mencakup penyesuaian praktik
pengadaan oleh organisasi, penyesuaian ekspektasi kinerja,
pengembangan kapasitas, pelatihan, perubahan pada proses,
dan penghentian hubungan dengan pemasok.
Jelaskan bagaimana ekspektasi dibuat dan ditentukan
dalam kontrak dengan pemasok untuk mempromosikan
pencegahan, pengurangan, dan remediasi dampak yang
benar-benar negatif dan potensi dampak negatif yang
signifikan terhadap masyarakat (termasuk target dan tujuan).
Jelaskan apakah pemasok diberikan insentif dan penghargaan
untuk pencegahan, pengurangan, dan remediasi dampak
negatif signifikan aktual dan potensial terhadap masyarakat.
Jelaskan praktik untuk menilai dan mengaudit pemasok serta
produk dan jasa mereka menggunakan kriteria untuk dampak
terhadap masyarakat.
Cantumkan jenis, sistem, cakupan, frekuensi, penerapan
asesmen dan audit saat ini, dan bagian mana dalam rantai
pasokan yang telah disertifikasi dan diaudit. Asesmen dan
audit pemasok serta produk dan jasanya menggunakan
kriteria untuk dampak terhadap masyarakat dapat dilakukan
oleh organisasi, pihak kedua, atau pihak ketiga.
Jelaskan sistem yang diterapkan untuk menilai dampak
negatif potensial pengakhiran hubungan dengan pemasok
sebagai hasil asesmen dampak terhadap masyarakat, dan
strategi organisasi untuk mengurangi dampak tersebut.
217
BAGIAN 4
Indikator
G4-SO9
PERSENTASE PENAPISAN PEMASOK BARU MENGGUNAKAN KRITERIA DAMPAK TERHADAP MASYARAKAT
a. Laporkan persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria dampak terhadap masyarakat.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini menginformasikan kepada pemangku
kepentingan tentang persentase pemasok yang dipilih atau
dikontrak yang harus menjalani proses uji tuntas terkait
dampak terhadap masyarakat. Uji tuntas harus dilakukan
sedini mungkin dalam pengembangan hubungan baru
dengan pemasok.
Potensi dampak negatif yang signifikan terhadap masyarakat
dapat dicegah atau dikurangi pada tahap penyusunan kontrak
atau perjanjian lainnya.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total pemasok baru yang dipertimbangkan
organisasi untuk dipilih atau akan dikontrak.
Identifikasi jumlah total penapisan pemasok baru
menggunakan kriteria terkait dampak terhadap masyarakat.
Kriteria untuk dampak terhadap masyarakat dapat mencakup
Aspek dalam Sub-Kategori Masyarakat.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pemasok
ŸŸ Seleksi pemasok
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian pengadaan,
pembelian, dan legal organisasi.
218
BAGIAN 4
G4-SO10
DAMPAK NEGATIF AKTUAL DAN POTENSIAL YANG SIGNIFIKAN TERHADAP MASYARAKAT DALAM RANTAI PASOKAN
DAN TINDAKAN YANG DIAMBIL
a. Laporkan jumlah pemasok yang harus menjalani asesmen untuk dampak terhadap masyarakat.
b. Laporkan jumlah pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak negatif signifikan aktual dan potensial terhadap masyarakat.
c. Laporkan dampak negatif signifikan aktual dan potensial terhadap masyarakat yang diidentifikasi pada rantai pasokan.
d. Laporkan persentase pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak negatif signifikan aktual dan potensial terhadap
masyarakat yang telah disepakati untuk diperbaiki berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan.
e. Laporkan persentase pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak negatif signifikan aktual dan potensial terhadap
masyarakat yang diputuskan hubungannya berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan, beserta alasannya.
PANDUAN
Relevansi
Indikator ini menginformasikan kepada pemangku
kepentingan tentang kesadaran organisasi terhadap dampak
negatif yang actual dan potensial yang signifikan terhadap
masyarakat dalam rantai pasokan.
Proses untuk mengidentifikasi dan menilai dampak negatif
signifikan aktual dan potensial terhadap masyarakat dalam
rantai pasokan akan memungkinkan organisasi untuk
menanganinya.
Penyusunan
Jika dapat memberikan konteks yang sesuai pada dampak
signifikan, organisasi dianjurkan untuk mengelompokkan
informasi yang diminta oleh Indikator ini menurut lokasi
pemasok dan dampak negatif signifikan aktual dan potensial
terhadap masyarakat.
Dampak negatif mencakup dampak yang disebabkan oleh
atau merupakan andil dari organisasi, atau yang berhubungan
dengan kegiatan, produk, atau layanannya berdasarkan
hubungannya dengan pemasok.
Asesmen untuk dampak terhadap masyarakat dapat
mencakup Aspek dalam Sub-Kategori Masyarakat.
Asesmen dapat dilakukan terhadap ekspektasi kinerja yang
disepakati yang ditetapkan dan disampaikan sebelum
asesmen.
Asesmen dapat diinformasikan melalui audit, reviu
kontraktual, Keterlibatan dua arah, serta mekanisme
pengaduan dan keluhan.
Peningkatan dapat mencakup penyesuaian praktik pengadaan
oleh organisasi pelapor, penyesuaian ekspektasi kinerja,
pengembangan kapasitas, pelatihan, dan perubahan pada
proses.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Pemasok
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian pengadaan,
pembelian, dan legal.
219
BAGIAN 4
Aspek: Mekanisme Pengaduan Dampak terhadap Masyarakat
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
G4-DMA
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 219
INDIKATOR
Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui
G4-SO11 mekanisme pengaduan resmi
Panduan hlm. 220
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Referensi
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan Aspek ini membantu
melaporkan tentang penerapan Bab IV. Hak Asasi Manusia;
VI. Lingkungan; VII. Melawan Suap, Godaan Suap, dan
Pemerasan; dan X. Persaingan Organisasi untuk Kerja Sama
dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk
Perusahaan Multinasional, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka
Kerja “Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan”
Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia, 2008.
ŸŸ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John
Ruggie, 2011.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Jelaskan ketersediaan dan aksesibilitas mekanisme pengaduan
dan proses remediasi untuk dampak terhadap masyarakat,
termasuk sepanjang rantai pasokan organisasi, dan hubungan
dengan pemangku kepentingan dalam memantau keefektifan
mereka. Pemangku kepentingan yang terlibat dalam
pemantauan keefektifan mekanisme pengaduan dan proses
remediasi perusahaan dapat menyertakan pemasok dan
masyarakat lokal serta perwakilan pekerja.
Cantumkan jenis pelatihan mengenai ketersediaan dan
kemudahan akses mekanisme pengaduan dan proses
remediasi.
220
BAGIAN 4
Indikator
G4-SO11
JUMLAH PENGADUAN TENTANG DAMPAK TERHADAP MASYARAKAT YANG DIAJUKAN, DITANGANI, DAN
DISELESAIKAN MELALUI MEKANISME PENGADUAN RESMI
a. Laporkan jumlah total pengaduan tentang dampak pada masyarakat yang diajukan melalui mekanisme pengaduan resmi
selama periode pelaporan.
b. Dari pengaduan yang teridentifikasi, laporkan jumlah yang:
ŸŸ Ditangani selama periode pelaporan
ŸŸ Diselesaikan selama periode pelaporan
c. Laporkan jumlah total pengaduan tentang dampak pada masyarakat yang diajukan sebelum periode pelaporan yang telah
diselesaikan selama periode pelaporan.
PANDUAN
Relevansi
Perselisihan dapat terjadi pada dampak terhadap masyarakat
dalam aktivitas dan hubungan organisasi dengan pihak lain
(seperti entitas dalam rantai pasokan). Mekanisme pengaduan
yang efektif berperan penting dalam memulihkan dampak
terhadap masyarakat.
Penyusunan
Identifikasi mekanisme pengaduan resmi yang ada.
Mekanisme pengaduan resmi mungkin dikelola oleh
organisasi pelapor atau oleh pihak eksternal.
Jika dapat memberikan konteks yang sesuai mengenai
dampak yang signifikan, organisasi dianjurkan untuk
mengelompokkan jumlah pengaduan berdasarkan sifat dan
lokasi pengaduan, serta pihak yang mengajukan pengaduan.
Pihak yang mengajukan pengaduan dapat mencakup:
ŸŸ Pemangku kepentingan internal (seperti karyawan)
ŸŸ Pemangku kepentingan eksternal (seperti pemasok,
masyarakat lokal)
ŸŸ Individu atau sekelompok orang yang diidentifikasi oleh:
–– Keanggotaan kelompok sosial yang kurang terwakili
–– Indikator keranekaragaman lainnya
Identifikasi jumlah total pengaduan tentang dampak pada
masyarakat yang diajukan melalui mekanisme pengaduan
resmi.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Mekanisme pengaduan resmi
Identifikasi jumlah total pengaduan yang diatasi atau
diselesaikan selama periode pelaporan dari pengajuan
pengaduan tahun berjalan dan tahun sebelumnya.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal,
kepatuhan, pengadaan, pembelian, dan SDM organisasi.
BAGIAN 4
SUB-KATEGORI: TANGGUNG JAWAB ATAS PRODUK
Pendahuluan
Aspek dalam sub-Kategori Tanggung Jawab atas Produk
berhubungan dengan produk dan jasa yang secara langsung
memengaruhi pemangku kepentingan, dan secara khusus
kepada para pelanggan.
Tautan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan sub-Kategori ini
membantu melaporkan tentang penerapan Bab VIII.
Kepentingan Konsumen Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk
Perusahaan Multinasional, 2011.
221
222
BAGIAN 4
Aspek: Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 222
G4-DMA
INDIKATOR
G4-PR1
Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan dampaknya terhadap kesehatan dan keselamatan yang
dinilai untuk peningkatan
Panduan hlm. 223
G4-PR2
Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela terkait dampak kesehatan dan
keselamatan dari produk dan jasa sepanjang daur hidup, menurut jenis hasil
Panduan hlm. 224
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Tautan
Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional
Pengungkapan Standar berdasarkan sub-Kategori ini
membantu melaporkan tentang penerapan Bab VII.
Kepentingan Konsumen Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk
Perusahaan Multinasional, 2011.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Di setiap tahapan daur hidup berikut, jelaskan apakah dampak
kesehatan dan keselamatan produk dan jasa dinilai untuk
peningkatan:
ŸŸ Pengembangan konsep produk
ŸŸ Penelitian dan pengembangan
ŸŸ Sertifikasi
ŸŸ Manufaktur dan produksi
ŸŸ Pemasaran dan promosi
ŸŸ Distribusi penyimpanan dan pasokan
ŸŸ Penggunaan dan layanan
ŸŸ Pembuangan, penggunaan kembali, atau daur ulang
223
BAGIAN 4
Indikator
G4-PR1
PERSENTASE KATEGORI PRODUK DAN JASA YANG SIGNIFIKAN YANG DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN DAN
KESELAMATAN YANG DINILAI UNTUK PENINGKATAN
a. Laporkan persentase kategori produk dan jasa yang signifikan dampak kesehatan dan keselamatannya yang telah dinilai
untuk ditingkatkan.
PANDUAN
Relevansi
Pengukuran ini membantu mengidentifikasi adanya dan
cakupan upaya yang sistematis untuk menangani kesehatan
dan keselamatan di seluruh siklus hidup produk atau jasa.
Pelanggan mengharapkan produk dan jasa menjalankan
fungsinya yang dituju secara memuaskan, dan tidak
menimbulkan risiko bagi kesehatan dan keselamatan.
Tanggung jawab ini bukan hanya harus tunduk pada
hukum dan peraturan, tetapi juga ditangani dalam koda
standar sukarela seperti Pedoman OECD untuk Perusahaan
Multinasional73.
Upaya yang dilakukan untuk melindungi kesehatan dan
keselamatan mereka yang menggunakan atau mengirim
produk atau jasa memiliki dampak langsung terhadap
reputasi organisasi, risiko legal dan finansial organisasi karena
penarikan kembali, perbedaan pasar sehubungan dengan
kualitas, dan motivasi karyawan.
Penyusunan
Idenfitikasi kategori produk dan jasa signifikan yang
dampaknya terhadap kesehatan dan keselamatan dinilai untuk
peningkatan.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal dan
penjualan organisasi, serta dokumentasi yang dikumpulkan
melalui sistem manajemen kualitas.
224
BAGIAN 4
G4-PR2
TOTAL JUMLAH INSIDEN KETIDAKPATUHAN TERHADAP PERATURAN DAN KODA SUKARELA TERKAIT DAMPAK
KESEHATAN DAN KESELAMATAN DARI PRODUK DAN JASA SEPANJANG DAUR HIDUP, MENURUT JENIS HASIL
a. Laporkan jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela tentang dampak kesehatan dan
keselamatan dari produk dan jasa dalam periode pelaporan, menurut:
ŸŸ Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan yang mengakibatkan denda atau penalti
ŸŸ Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan yang mengakibatkan pemberian peringatan
ŸŸ Insiden ketidakpatuhan terhadap koda sukarela
b. Jika organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap peraturan dan koda sukarela, pernyataan singkat
mengenai fakta ini sudah cukup.
PANDUAN
Relevansi
Perlindungan terhadap kesehatan dan keselamatan
merupakan tujuan yang diakui dalam banyak peraturan
nasional dan internasional. Ketidakpatuhan terhadap
persyaratan hukum menunjukkan sistem dan prosedur
pengelolaan internal tidak memadai atau penerapan tidak
efektif. Selain konsekuensi finansial langsung (lihat G4-PR9),
ketidakpatuhan yang terus berlangsung meningkatkan risiko
finansial karena rusaknya reputasi dan motivasi karyawan.
Insiden ketidakpatuhan yang dipastikan bukan kesalahan
organisasi tidak dihitung dalam Indikator ini.
Indikator ini membahas daur hidup produk atau jasa setelah
produk atau jasa tersebut tersedia untuk digunakan dan oleh
karena itu wajib mematuhi peraturan dan aturan sukarela
berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan dari produk dan
jasa.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Jenis ketidakpatuhan
Tren yang diungkap oleh Indikator ini mungkin menunjukkan
peningkatan atau penurunan keefektifan pengendalian internal.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap
peraturan dan koda sukarela tentang dampak kesehatan dan
keselamatan dari produk dan jasa selama periode pelaporan.
Insiden terkait pelabelan ditangani dalam G4-PR4.
Indikator ini mengacu pada Insiden ketidakpatuhan dalam
periode pelaporan. Jika sejumlah Insiden terkait dengan
kejadian pada periode sebelumnya, identifikasi Insiden
tersebut.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal,
kesehatan dan keselamatan kerja, sumber daya manusia,
penelitian dan pengembangan (litbang) organisasi, serta
dokumentasi yang dikumpulkan melalui sistem manajemen
kualitas.
225
BAGIAN 4
Aspek: Pelabelan Produk dan Jasa
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan: DMA Generik hlm. 64-65; khusus Aspek hlm. 225
G4-DMA
INDIKATOR
G4-PR3
Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh prosedur organisasi terkait dengan informasi dan
pelabelan produk dan jasa, serta persentase kategori produk dan jasa yang signifikan harus mengikuti
persyaratan informasi sejenis
Panduan hlm. 226
G4-PR4
Jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela terkait dengan informasi dan
pelabelan produk dan jasa, menurut jenis hasil
Panduan hlm. 227
G4-PR5
Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan
Panduan hlm. 228
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
PANDUAN - PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan spesifik-Aspek untuk G4-DMA­-b.
Jelaskan praktik yang diterapkan di seluruh organisasi untuk
menilai dan menjaga kepuasan pelanggan. Hal itu dapat
mencakup:
ŸŸ Frekuensi pengukuran kepuasan pelanggan
ŸŸ Persyaratan standar berkenaan dengan metodologi survei
ŸŸ Mekanisme bagi pelanggan untuk memberikan masukan
226
BAGIAN 4
Indikator
G4-PR3
JENIS INFORMASI PRODUK DAN JASA YANG DIHARUSKAN OLEH PROSEDUR ORGANISASI TERKAIT DENGAN
INFORMASI DAN PELABELAN PRODUK DAN JASA, SERTA PERSENTASE KATEGORI PRODUK DAN JASA YANG
SIGNIFIKAN HARUS MENGIKUTI PERSYARATAN INFORMASI SEJENIS
a.Laporkan apakah informasi produk dan jasa berikut diharuskan berdasarkan prosedur organisasi terkait dengan informasi dan
pelabelan produk dan jasa:
YA
TIDAK
Sumber komponen produk atau jasa
Konten, terutama yang berkaitan dengan bahan yang dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan atau sosial
Penggunaan produk atau jasa dengan aman
Pembuangan produk dan dampak terhadap lingkungan/sosial
Lainnya (jelaskan)
b. Laporkan persentase kategori produk dan jasa yang signifikan yang dicakup oleh dan dinilai berdasarkan kepatuhan terhadap
prosedur tersebut.
PANDUAN
Relevansi
Informasi yang mudah diakses dan memadai mengenai
dampak keberlanjutan produk dan jasa (positif maupun
negatif ) penting bagi pelanggan dan pengguna akhir
untuk menentukan pilihan pembelian yang tepat, dan agar
preferensi tersebut dapat tecermin di pasar. Pemberian
informasi dan pelabelan yang sesuai terkait dengan dampak
keberlanjutan dihubungkan langsung dengan kepatuhan
terhadap jenis perundang-undangan dan aturan tertentu
(seperti peraturan nasional atau Pedoman OECD untuk
Perusahaan Multinasional73) dan, secara potensial, dengan
strategi untuk pembedaan merek dan pasar. Indikator ini
mengungkapkan sejauh tingkatan mana informasi dan
pelabelan menangani dampak produk atau jasa terhadap
keberlanjutan.
Identifikasi apakah informasi produk dan jasa berikut
diharuskan oleh prosedur organisasi terkait informasi dan
pelabelan layanan produk:
ŸŸ Sumber komponen produk atau jasa
ŸŸ Konten, terutama yang berkaitan dengan bahan yang
mungkin menimbulkan dampak terhadap lingkungan atau
sosial
ŸŸ Penggunaan produk atau jasa dengan aman
ŸŸ Pembuangan produk dan dampak terhadap lingkungan atau
sosial terkait
ŸŸ Lainnya (jelaskan)
Penyusunan
Identifikasi jumlah total kategori produk atau jasa yang
signifikan.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal dan
penjualan, serta dokumentasi yang dikumpulkan melalui
sistem manajemen kualitas.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Informasi dan pelabelan produk dan jasa
227
BAGIAN 4
G4-PR4
JUMLAH TOTAL INSIDEN KETIDAKPATUHAN TERHADAP PERATURAN DAN KODA SUKARELA TERKAIT DENGAN
INFORMASI DAN PELABELAN PRODUK DAN JASA, MENURUT JENIS HASIL
a. Identifikasi jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela tentang informasi dan pelabelan
produk dan jasa, menurut:
ŸŸ Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan yang mengakibatkan denda atau penalti
ŸŸ Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan yang mengakibatkan peringatan
ŸŸ Insiden ketidakpatuhan terhadap koda sukarela
b. Jika organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap peraturan dan koda sukarela, pernyataan singkat
mengenai fakta ini sudah cukup.
PANDUAN
Relevansi
Tampilan dan penyediaan informasi dan pelabelan untuk
produk dan jasa diatur dalam banyak peraturan dan undangundang. Ketidakpatuhan menunjukkan sistem dan prosedur
pengelolaan internal tidak memadai atau penerapan tidak
efektif. Selain konsekuensi finansial langsung, seperti penalti
dan denda (lihat G4-PR9), ketidakpatuhan berisiko terhadap
reputasi serta kesetiaan dan kepuasan pelanggan.
Insiden ketidakpatuhan yang dipastikan bukan kesalahan
organisasi tidak dihitung dalam Indikator ini.
Indikator ini mengacu pada Insiden ketidakpatuhan dalam
periode pelaporan. Jika sejumlah Insiden terkait dengan
kejadian pada periode sebelumnya, identifikasi Insiden
tersebut.
Tren yang diungkap oleh Indikator ini mungkin menunjukkan
peningkatan atau penurunan keefektifan pengendalian
internal.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Informasi dan pelabelan produk dan jasa
ŸŸ Jenis ketidakpatuhan
Penyusunan
Identifikasi jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap
peraturan dan koda sukarela tentang informasi dan pelabelan
produk dan jasa selama periode pelaporan.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal dan teknis
organisasi, serta dokumentasi yang dikumpulkan melalui
sistem manajemen kualitas.
228
BAGIAN 4
G4-PR5
HASIL SURVEI UNTUK MENGUKUR KEPUASAN PELANGGAN
a. Laporkan hasil atau kesimpulan utama dari survei kepuasan pelanggan (berdasarkan ukuran sampel yang relevan secara
statistik) yang dilakukan dalam periode pelaporan terkait dengan informasi tentang:
ŸŸ Organisasi secara keseluruhan
ŸŸ Kategori produk atau jasa utama
ŸŸ Lokasi operasi yang signifikan
PANDUAN
Relevansi
Kepuasan pelanggan merupakan satu ukuran dari sensitivitas
organisasi terhadap kebutuhan dan preferensi pelanggannya
dan, dari perspektif organisasi, penting untuk keberhasilan
jangka panjang. Dalam konteks keberlanjutan, kepuasan
pelanggan memberikan wawasan mengenai bagaimana
organisasi melakukan pendekatan pada hubungannya dengan
satu kelompok pemangku kepentingan (pelanggan). Hal
ini juga dapat digunakan dalam kombinasi dengan ukuran
keberlanjutan lainnya.
Kebutuhan dan preferensi pelanggan mungkin berbeda
berdasarkan gender dan faktor keberagaman lainnya.
Kepuasan pelanggan dapat memberikan wawasan mengenai
pada tingkatan mana organisasi mempertimbangkan
kebutuhan pemangku kepentingan yang lain.
Penyusunan
Untuk hasil survei apa pun yang dilaporkan, identifikasi
kategori produk atau layanan, atau pada lokasi operasi mana
hasil tersebut berlaku
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian hubungan
pelanggan, pemasaran, serta penelitian dan pengembangan
(litbang) organisasi.
229
BAGIAN 4
Aspek: Komunikasi Pemasaran
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-PR6
G4-PR7
Penjualan produk yang dilarang atau disengketakan
Panduan hlm. 230
Jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela tentang komunikasi pemasaran,
termasuk iklan, promosi, dan sponsor, menurut jenis hasil
Panduan hlm. 231
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
Referensi
ŸŸ Kamar Dagang Internasional (ICC), Consolidated Code of
Advertising and Marketing Communication Practice, 2011.
230
BAGIAN 4
Indikator
G4-PR6
PENJUALAN PRODUK YANG DILARANG ATAU DISENGKETAKAN
a. Laporkan apakah organisasi menjual produk yang:
ŸŸ Dilarang di pasar tertentu
ŸŸ Menjadi subjek dari pertanyaan pemangku kepentingan atau debat publik
b. Laporkan cara organisasi menjawab pertanyaan atau kekhawatiran mengenai produk tersebut.
PANDUAN
Penyusunan
Identifikasi, dengan meninjau portofolio produk organisasi,
apakah organisasi menjual produk yang:
ŸŸ Dilarang di pasar tertentu
ŸŸ Menjadi subjek dari pertanyaan pemangku kepentingan
atau debat publik
Identifikasi mekanisme yang digunakan organisasi untuk
menelusuri hubungan dengan pemangku kepentingan
mengenai masalah tersebut dan bagaimana organisasi
menjawab pertanyaan atau kekhawatiran mengenai produk
tersebut.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal,
penjualan, dan pemasaran organisasi.
231
BAGIAN 4
G4-PR7
JUMLAH TOTAL INSIDEN KETIDAKPATUHAN TERHADAP PERATURAN DAN KODA SUKARELA TENTANG KOMUNIKASI
PEMASARAN, TERMASUK IKLAN, PROMOSI, DAN SPONSOR, MENURUT JENIS HASIL
a. Laporkan jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela tentang komunikasi pemasaran,
termasuk iklan, promosi, dan sponsor, menurut:
ŸŸ Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan yang mengakibatkan denda atau penalti
ŸŸ Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan yang mengakibatkan pemberian peringatan
ŸŸ Insiden ketidakpatuhan terhadap aturan sukarela
b. Jika organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap peraturan dan koda sukarela, pernyataan singkat
mengenai fakta ini sudah cukup.
PANDUAN
Relevansi
Komunikasi pemasaran mencakup iklan, promosi, dan
sponsor untuk produk dan jasa diatur oleh banyak peraturan
dan undang-undang. Ketidakpatuhan menunjukkan sistem
dan prosedur pengelolaan internal tidak memadai atau
penerapannya tidak efektif. Selain konsekuensi finansial
langsung, seperti penalti dan denda (lihat G4-PR9),
ketidakpatuhan berisiko terhadap reputasi serta kesetiaan
dan kepuasan pelanggan. Tren yang diungkap oleh Indikator
ini mungkin menunjukkan peningkatan atau penurunan
keefektifan pengendalian internal.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap
peraturan dan aturan sukarela tentang komunikasi pemasaran,
termasuk iklan, promosi, dan sponsor, selama periode pelaporan.
Insiden ketidakpatuhan yang dipastikan bukan kesalahan
organisasi tidak dihitung dalam Indikator ini.
Indikator ini mengacu pada Insiden ketidakpatuhan dalam
periode pelaporan. Jika sejumlah Insiden terkait dengan
kejadian pada periode sebelumnya, identifikasi Insiden
tersebut.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Jenis ketidakpatuhan
ŸŸ Komunikasi pemasaran
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian legal,
penjualan, dan pemasaran organisasi.
232
BAGIAN 4
Aspek: Privasi Pelanggan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-PR8
Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan pelanggaran privasi pelanggan dan hilangnya data
pelanggan
Panduan hlm. 233
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
233
BAGIAN 4
Indikator
G4-PR8
JUMLAH TOTAL KELUHAN YANG TERBUKTI TERKAIT DENGAN PELANGGARAN PRIVASI PELANGGAN DAN HILANGNYA
DATA PELANGGAN
a. Laporkan jumlah total keluhan yang terbukti yang diterima tentang pelanggaran privasi pelanggan, yang dikategorikan
menurut:
ŸŸ Keluhan yang diterima dari pihak luar dan terbukti terkait dengan organisasi
ŸŸ Keluhan dari badan regulator
b. Laporkan jumlah total kebocoran, pencurian, atau hilangnya data pelanggan yang teridentifikasi.
c. Jika organisasi tidak mengidentifikasi keluhan yang terbukti, pernyataan singkat mengenai fakta ini sudah cukup.
PANDUAN
Relevansi
Perlindungan privasi pelanggan merupakan tujuan yang
umum diterima dalam peraturan nasional dan kebijakan
organisasional. Ketidakpatuhan menunjukkan sistem
dan prosedur pengelolaan internal tidak memadai atau
penerapannya tidak efektif. Indikator ini memberikan evaluasi
mengenai keberhasilan sistem dan prosedur manajemen yang
berkaitan dengan perlindungan privasi pelanggan. Selain
konsekuensi finansial langsung, seperti penalti dan denda,
ketidakpatuhan berisiko terhadap reputasi serta kesetiaan
dan kepuasan pelanggan. Tren yang diungkap oleh Indikator
ini menunjukkan peningkatan atau penurunan keefektifan
pengendalian internal.
Penyusunan
Identifikasi jumlah total keluhan tentang pelanggaran privasi
pelanggan selama periode pelaporan.
Jika sejumlah besar pelanggaran ini terkait dengan
Insiden pada tahun-tahun sebelumnya, hal tersebut harus
ditunjukkan.
Definisi
Lihat Daftar Istilah di Panduan Penerapan, hlm. 244
ŸŸ Keluhan yang terbukti
ŸŸ Pelanggaran terhadap privasi pelanggan
ŸŸ Privasi pelanggan
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup bagian yang
bertanggung jawab pada masalah layanan pelanggan,
hubungan masyarakat, atau masalah hukum.
234
BAGIAN 4
Aspek: Kepatuhan
Jika Aspek ini diidentifikasi sebagai material, Pedoman membuat Pengungkapan Standar dan Panduan berikut tersedia:
Gambaran Umum*
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN
Panduan hlm. 64-65
G4-DMA
INDIKATOR
G4-PR9
Nilai moneter denda yang signifikan atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan terkait
penyediaan dan penggunaan produk dan jasa
Panduan hlm. 235
*Semua nomor halaman dalam ikhtisar ini merujuk pada Panduan Penerapan.
235
BAGIAN 4
Indikator
G4-PR9
NILAI MONETER DENDA YANG SIGNIFIKAN ATAS KETIDAKPATUHAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN
TERKAIT PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN PRODUK DAN JASA
a. Laporkan total nilai moneter dari denda yang signifikan untuk ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan
terkait dengan penyediaan dan penggunaan produk dan jasa.
b. Jika organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap undang-undang atau peraturan, pernyataan singkat
mengenai fakta ini sudah cukup.
PANDUAN
Relevansi
Tingkat ketidakpatuhan dalam organisasi merupakan
indikator kemampuan pengelolaan untuk memastikan bahwa
operasional sesuai dengan parameter kinerja tertentu. Dari
perspektif ekonomi, memastikan kepatuhan membantu
mengurangi risiko finansial yang terjadi baik secara langsung
melalui denda atau tidak langsung melalui dampak terhadap
reputasi. Kekuatan catatan kepatuhan organisasi dapat juga
memengaruhi kemampuannya untuk memperluas operasi
atau memperoleh izin.
Penyusunan
Identifikasi sanksi administratif atau hukum yang dikenakan
terhadap organisasi karena kegagalan untuk mematuhi
undang-undang dan peraturan, termasuk deklarasi
internasional, konvensi, dan perjanjian, serta peraturan
nasional, subnasional, regional, dan lokal berkenaan dengan
penyediaan dan penggunaan produk dan jasa organisasi.
Informasi yang relevan untuk Indikator ini mencakup data dari
G4-PR2, G4-PR4, dan G4-PR7.
Sumber dokumentasi
Sumber informasi potensial mencakup hasil audit atau sistem
pelacakan pengaturan yang dijalankan oleh bagian legal.
Informasi mengenai denda moneter dapat ditemukan di
bagian akuntansi.
PEDOMAN
PELAPORAN
KEBERLANJUTAN
BAGIAN 5
237
5
REFERENSI
Apabila terjemahan resmi judul dari suatu publikasi tersedia, terjemahan tersebut digunakan. Jika tidak, judul tetap dalam
bahasa Inggris.
1.
Piagam Uni Afrika, Piagam Afrika tentang Hak Asasi
Manusia dan Bangsa, 1981
2.
Konvensi Basel, ´Amendemen Atas Konvensi Basel
Tentang Pengawasan Perpindahan Lintas Batas Limbah
Berbahaya dan Pembuangannya´, 1995.
3.
BirdLife International, Kawasan Penting Burung,
http://www.birdlife.org/action/science/sites/index.html,
diakses 1 Mei 2013.
4.
Departemen Kehakiman Inggris, The Bribery Act 2010
Guidance, 2011.
5.
British Standards Institution (BSI), Assessing the Life-Cycle
Greenhouse Gas Emissions of Goods and Services PAS 2050,
2011.
6.
7.
12. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC),
Climate Change 1995: The Science of Climate Change,
Contribution of Working Group I to the Second Assessment
Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change,
1995.
13. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim
(IPCC), Climate Change 2007: The Physical Science Basis,
Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment
Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change,
2007.
14. Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), IAS 12
Pajak Penghasilan, 2001.
Carbon Disclosure Project (CDP), Guidance for companies
responding to the Investor CDP Information Request,
diperbarui setiap tahun.
15. Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), IAS 18
Pendapatan, 2001.
Carbon Disclosure Project (CDP), Investor CDP Information
Request, diperbarui setiap tahun.
16. Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), IAS 19
Imbalan Kerja, 2001.
8.Ceres, The Ceres Aqua Gauge: A Framework for 21th Century
Water Risk Management, 2011.
9.
11. Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia, ‘Konvensi
Eropa untuk Perlindungan Hak Asasi Manusia dan
Kebebasan Fundamental’, 1950.
Climate Disclosure Standards Board (CDBS), Climate
Change Reporting Framework – Edition 1.0, 2010 dan
Climate Change Reporting Framework Boundary Update,
Juni 2012.
10. Criminal Division of the U.S. Department of Justice and
Enforcement Division of the U.S. Security and Exchange
Commission, A Resource Guide to the U.S. Foreign Corrupt
Practices Act, 2012.
17. Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), IAS 20
Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan
Pemerintah, 2001.
18. Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), IFRS 8
Segmen Operasi, 2006.
19. Kamar Dagang Internasional (ICC), Consolidated Code of
Advertising and Marketing Communication Practice, 2011.
20. International Code of Conduct for Private Security Service
Providers, 2010.
238
BAGIAN 5
21. Lembaga Keuangan Internasional (IFC), International
Guidance Document: Environmental Management
Accounting, 2005.
22. Lembaga Keuangan Internasional (IFC), Performance
Standards on Environmental and Social Sustainability,
2012.
36. Konvensi 135 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi tentang Perwakilan Pekerja’, 1971.
37. Konvensi 138 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Batas-Batas Usia Minimum’, 1973.
38. Konvensi 140 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Paid
Educational Leave Convention’, 1974.
23. Lembaga Keuangan Internasional (IFC), Stakeholder
Engagement: A Good Practice Handbook for Companies
Doing Business in Emerging Markets, 2007.
39. Konvensi 142 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Human Resources Development Convention’, 1975.
24. Konvensi 29 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Kerja Paksa’, 1930.
40. Konvensi 154 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi tentang Perundingan Bersama’, 1981.
25. Konvensi 87 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk
Berorganisasi’, 1948.
41. Konvensi 155 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja’ dan Protokol
155 yang terkait, 1981.
26. Konvensi 98 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Hak untuk Berorganisasi dan Perundingan
Bersama’, 1949.
42. Konvensi 156 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Workers with Family Responsibilities Convention’, 1981.
27. Konvensi 100 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Kesetaraan Remunerasi’, 1951.
28. Konvensi 102 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Jaminan Sosial (Standar Minimum)’, 1952.
29. Konvensi 105 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Penghapusan Kerja Paksa’, 1957.
43. Konvensi 157 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Maintenance of Social Security Rights Convention’, 1982.
44. Konvensi 158 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Pemutusan Hubungan Kerja’, 1982.
45. Konvensi 161 Konvensi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, ‘Konvensi Pelayanan Kesehatan Kerja’, 1985.
30. Konvensi 107 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Penduduk Pribumi dan Masyarakat Adat’, 1957.
46. Konvensi 168 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Employment Promotion and Protection against
Unemployment Convention’, 1988.
31. Konvensi 111 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan)’, 1958.
47. Konvensi 169 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Masyarakat Adat dan Suku’, 1991.
32. Konvensi 121 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Employment Injury Benefits Convention’, 1964.
48. Konvensi 182 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak’,
1999.
33. Konvensi 128 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Invalidity, Old-Age and Survivors’ Benefits Convention’,
1967.
34. Konvensi 130 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Medical Care and Sickness Benefits Convention’, 1969.
35. Konvensi 132 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Libur dengan bayaran (yang diperbaiki)’, 1970.
49. Konvensi 183 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Konvensi Perlindungan Maternitas’, 2000.
50. Deklarasi Organisasi Buruh Internasional (ILO) ,
‘Declaration Concerning the Aims and Purposes of
the International Labour Organization (Declaration of
Philadelphia)’, 1944.
239
BAGIAN 5
51. Deklarasi Organisasi Buruh Internasional (ILO) ,
‘Declaration of Social Justice for a Fair Globalization’,
2008.
64. Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Deklarasi
Tripartit tentang Prinsip-prinsip Mengenai Perusahaan
Multinasional dan Kebijakan Sosial’, 1977.
52. Deklarasi Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Deklarasi
tentang Prinsip-prinsip Dasar dan Hak-hak di Tempat
Kerja’, 1998.
65. Konvensi Organisasi Maritim Internasional (IMO),
‘Convention on the Prevention of Marine Pollution by
Dumping of Wastes and Other Matter’ (Konvensi London),
1972.
53. Rekomendasi 91 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Rekomendasi tentang Perjanjian Kerja Bersama’, 1951.
54. Rekomendasi 94 Organisasi Buruh Internasional
(ILO), ‘Co-operation at the Level of the Undertaking
Recommendation’, 1952.
66. Konvensi Organisasi Maritim Internasional (IMO),
‘International Convention for the Prevention of Pollution
from Ships (Marpol)’, 1973, sebagaimana diubah oleh
Protokol 1978.
55. Rekomendasi 163 Organisasi Buruh Internasional (ILO),
‘Rekomendasi tentang Perundingan Bersama’, 1981.
67. Serikat Antarbangsa bagi Konservasi Alam (IUCN),
Guidelines for Applying Protected Area Management
Categories, 2008.
56. Organisasi Buruh Internasional (ILO), Code of Practice on
Recording and Notification of Occupational Accidents and
Diseases, 1996.
68. Serikat Antarbangsa bagi Konservasi Alam (IUCN), Red
List Spesies Terancam Punah, http://www.iucnredlist.org/,
diakses 1 Mei 2013.
57. Organisasi Buruh Internasional (ILO), Committee
of Experts on the Application of Conventions and
Recommendations, Report III - Information and reports
on the application of Conventions and Recommendations,
diperbarui setiap tahun.
69. Liga Negara-Negara Arab, ‘Piagam Arab tentang Hak
Asasi Manusia’,1994.
58. Organisasi Buruh Internasional (ILO), Committee on
Freedom of Association, Freedom of association - Digest
of decisions and principles of the Freedom of Association
Committee of the Governing Body of the ILO. Edisi kelima
(revisi), 2006
71. Konvensi Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD), ‘Convention on
Combating Bribery of Foreign Public Officials in
International Business Transactions’, 1997.
59. Organisasi Buruh Internasional (ILO) ), ‘Kerja Layak’, 1999.
60. Organisasi Buruh Internasional (ILO), Guidelines on
Occupational Safety and Health Management Systems (ILOOSH 2001), 2001.
61. Organisasi Buruh Internasional (ILO), Key Indicators of the
Labour Market (KILM), http://kilm.ilo.org/kilmnet, diakses
1 Mei 2013.
62. Organisasi Buruh Internasional (ILO), LABORSTA Internet,
http://laborsta.ilo.org/m accessed on diakses 1 Mei 2013.
63. Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Resolution
concerning the International Classification of Status in
Employment (ICSE)’, 1993.
70. Konvensi Liga Bangsa-Bangsa, ‘Konvensi untuk
Menghapus Perbudakan dan Perdagangan Budak’, 1926.
72. Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(OECD), Good Practice Guidance on Internal Controls,
Ethics, and Compliance, 2010.
73. Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(OECD), Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional,
2011.
74. Prinsip-prinsip Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD), Prinsip-prinsip Tata
Kelola Perusahaan’, 2004.
75. Rekomendasi Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD), ‘Recommendation of the
Council on Principles for Transparency and Integrity in
Lobbying’, 2010.
240
BAGIAN 5
76. Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(OECD), Risk Awareness Tool for Multinational Enterprises in
Weak Governance Zones, 2006.
77. Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), ‘Konvensi
Amerika tentang Hak Asasi Manusia’, 1969.
78. Konvensi Ramsar, ‘Konvensi Internasional untuk
Konservasi dan Pemanfaatan Lahan Basah Secara
Berkelanjutan’, 1994.
79. Transparency International, ‘Business Principles for
Countering Bribery’, 2011.
80. Transparency International, Corruption Perceptions
Index, http://www.transparency.org/research/cpi/
overview, diakses 1 Mei 2013.
81. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
Anti Korupsi’, 2003.
82. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Wanita (CEDAW)’, 1979.
83. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
tentang Keanekaragaman Hayati ’, 1992.
84. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
Perdagangan Internasional Tumbuhan dan Satwa Liar
Spesies Terancam (CITES)’, 1979.
85. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
tentang Hak-hak Penyandang Disabilitas’, 2006.
86. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
tentang Hak-hak Anak’, 1989.
87. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Rasial’, 1965.
88. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Konvensi
Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak Pekerja
Migran dan Anggota Keluarganya’, 1990.
89. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Kovenan
Internasional tentang Hak Sipil dan Politik’, 1966.
90. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
bagi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan
Intoleransi yang Didasarkan atas Kepercayaan atau
Agama ’, 1981.
91. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial’,
1963.
92. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
tentang Hak atas Pembangunan’, 1986.
93. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
Hak-hak Setiap Orang untuk Memiliki Kebangsaan, atau
Etnis, Agama dan Bahasa Minoritas’, 1992.
94. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan’, 1992.
95. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Hak Masyarakat
Adat’, 2007.
96. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa’, 2000.
97. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia’, 1948.
98. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi
Wina dan Program Aksi’, 1993.
99. Konferensi Perempuan Sedunia Keempat Perserikatan
Bangsa-Bangsa, ‘Deklarasi dan Landasan Aksi Beijing’, 1995.
100. Konvensi Rerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), ‘Konvensi Rerangka Kerja Perserikatan BangsaBangsa tentang Perubahan Iklim’, 1992.
101. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) International Bill of Rights:
Ÿ Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia’, 1948
Ÿ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik’, 1966
Ÿ Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Kovenan
Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya’,
1966
102. Protokol Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Protokol
Kyoto terhadap Konvensi Rerangka Kerja PBB tentang
Perubahan Iklim’, 1997.
241
BAGIAN 5
103. Rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
‘Rekomendasi tentang Pengangkutan Barang Berbahaya’,
2001.
104. Konvensi Tambahan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
‘Konvensi Tambahan Perserikatan Bangsa-Bangsa
mengenai Penghapusan Perbudakan, Perdagangan
Budak dan Lembaga-lembaga dan Praktek-praktek
Sejenis Perbudakan’, 1956.
105. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Composition of macro
geographical (continental) regions, geographical subregions, and selected economic and other groupings,
http://unstats.un.org/unsd/methods/m49/m49regin.htm,
diakses 1 Mei 2013.
106. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip
Panduan untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan
Kerangka Kerja “Melindungi, Menghormati, dan
Memulihkan” Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
107. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi,
Menghormati, dan Memulihkan: Kerangka Kerja untuk
Bisnis dan Hak Asasi Manusia, 2008.
108. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya,
John Ruggie, 2011.
109. Divisi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pembangunan
Berkelanjutan (UNDSD), ‘Environmental Management
Accounting Procedures and Principles’, 2001.
110. Konvensi Komisi Ekonomi untuk Eropa Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNECE), ‘Geneva Protocol concerning the
Control of Emissions of Volatile Organic Compounds or
their Transboundary Fluxes’, 1991.
111. Konvensi Komisi Ekonomi untuk Eropa Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNECE), ‘Gothenburg Protocol to Abate
Acidification, Eutrophication and Ground-level Ozone’,
1999.
112. Konvensi Komisi Ekonomi untuk Eropa Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNECE), ‘Helsinki Protocol on the
Reduction of Sulphur Emissions or their Transboundary
Fluxes’, 1985.
113. Konvensi Komisi Ekonomi untuk Eropa Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNECE), ‘Sofia Protocol concerning
the Control of Emissions of Nitrogen Oxides or their
Transboundary Fluxes’, 1988.
114. Deklarasi Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO),
‘Deklarasi tentang Ras dan Prasangka Ras’, 1978.
115. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO),
Biosphere Reserves, www.unesco.org/new/en/naturalsciences/environment/ecological-sciences/biospherereserves/, diakses 1 Mei 2013.
116. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), Situs
Warisan Dunia, http://whc.unesco.org/en/list, diakses 1
Mei 2013.
117. Entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan
Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) and
Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, ‘Prinsipprinsip Pemberdayaan Perempuan’, 2011.
118. Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP)
dan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Integrated
Assessment of Black Carbon and Tropospheric Ozone, 2011.
119. Konvensi Program Lingkungan Perserikatan BangsaBangsa (UNEP), ‘Stockholm Convention on Persistent
Organic Pollutants (POPs)’, Annex A, B, and C, 2009.
120. Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(UNEP), ‘Protokol Montreal tentang Zat yang Menguras
Lapisan Ozon’, 1987.
121. Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(UNEP), Standards and Codes of Practice to Eliminate
Dependency on Halons - Handbook of Good Practices in the
Halon Sector, 2001.
122. Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGC)
dan Prinsip-prinsip Investasi yang Bertanggung
Jawab Perserikatan Bangsa-Bangsa (PRI), Guidance on
Responsible Business in Conflict-Affected and High -Risk
Areas: A Resource for Companies and Investors, 2010.
123. Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGC) dan
Transparency International, Reporting Guidance on the
10th Principle Against Corruption, 2009.
242
BAGIAN 5
124. Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGC)
LEAD dan Principles for Responsible Investment (PRI),
Integrating ESG issues into Executive Pay, 2012.
125. Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGC)
LEAD, A New Agenda for the Board of Directors: Adoption
and Oversight of Corporate Sustainability, 2012.
126. Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGC),
Global Compact Business Guide for Conflict Impact
Assessment and Risk Management, 2002.
127. Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGC),
‘Sepuluh Prinsip’, 2000.
128. Voluntary Principles on Security and Human Rights,
http://voluntaryprinciples.org/, diakses 1 Mei 2013.
129. Bank Dunia, Indikator Tata Kelola Global (WGI), Control of
Corruption, http://info.worldbank.org/governance/wgi/
mc_countries.asp, diakses 1 Mei 2013.
130. World Resources Institute (WRI) dan World Business
Council for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG
Protocol Corporate Accounting and Reporting Standard’,
Edisi Revisi, 2004.
131. World Resources Institute (WRI) dan World Business
Council for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG
Protocol Corporate Value Chain (Scope 3) Accounting and
Reporting Standard’, 2011.
132. World Resources Institute (WRI) dan World Business
Council for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG
Protocol for Project Accounting’, 2005.
133. World Resources Institute (WRI) and World Business
Council for Sustainable Development (WBCSD), ‘GHG
Protocol Product Life Cycle Accounting and Reporting
Standard’, 2011.
134. World Resources Institute (WRI) dan World Business
Council for Sustainable Development (WBCSD),
‘Greenhouse Gas Protocol Accounting Notes, No. 1,
Accounting and Reporting Standard Amendment’, 2012.
135. Referensi berikut menjelaskan definisi dari ‘Bahan
terbarukan’ dalam G4-EN1:
Ÿ European Environment Information and Observation
Network (EIONET), GEMET Thesaurus – Renewable
Raw Material, http://www.eionet.europa.eu/gemet/
concept?ns=1&cp=7084, diakses 1 Mei 2013
Ÿ National Non-Food Crops Centre (NNFCC), Glossary - Renewable Materials, http://www.nnfcc.co.uk/glossary, diakses 1 Mei 2013
Ÿ Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Resource Productivity in the G8 and the
OECD – A report in the Framework of the Kobe 3R Action
Plan, http://www.oecd.org/env/waste/47944428.pdf,
diakses 1 Mei 2013
Ÿ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Komisi Eropa (EC),
Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi untuk
Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD),
Bank Dunia, Integrated Environmental and Economic
Accounting – Handbook of National Accounting, 2003
PEDOMAN
PELAPORAN
KEBERLANJUTAN
BAGIAN 6
244
6
DAFTAR ISTILAH
DEFINISI ISTILAH PENTING
Aspek
Kata Aspek digunakan dalam Pedoman ini untuk merujuk
pada daftar subyek yang dicakup oleh Pedoman.
Aspek Boundary
Mengacu pada uraian tempat dampak terjadi untuk setiap
Aspek Material. Dalam menetapkan Aspek Boundary,
organisasi harus mempertimbangkan dampak di dalam dan di
luar organisasi. Aspek Boundary bervariasi berdasarkan pada
Aspek yang dilaporkan.
Aspek Material
Aspek Material adalah aspek yang mencerminkan dampak
ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi yang signifikan;
atau yang secara nyata memengaruhi asesmen dan
pengambilan keputusan para pemangku kepentingan. Analisis
kualitatif, asesmen kuantitatif, dan diskusi diperlukan untuk
menentukan penting tidaknya suatu Aspek.
Cakupan
Rentang Aspek yang dicakup dalam laporan.
Dampak
Dalam Pedoman ini, kecuali dinyatakan sebaliknya, istilah
‘dampak’ merujuk pada dampak terhadap ekonomi,
lingkungan, dan sosial yang signifikan yang bersifat: positif,
negatif, aktual, potensial, langsung, tidak langsung, jangka
pendek, jangka panjang, direncanakan, tidak direncanakan.
Pemangku Kepentingan
Pemangku Kepentingan didefinisikan sebagai entitas atau
individu yang cukup dapat diperkirakan secara signifikan
terpengaruh oleh kegiatan, produk, dan layanan organisasi;
dan mereka yang tindakannya diperkirakan cukup dapat
memengaruhi kemampuan organisasi dalam keberhasilannya
menerapkan strategi dan mencapai tujuannya. Juga termasuk
entitas atau individu yang hak-haknya, berdasarkan hukum
atau konvensi internasional, dapat mengajukan klaim yang sah
kepada organisasi dan sebaliknya.
Pemangku Kepentingan dapat mencakup siapa saja yang
berkomitmen dalam organisasi (seperti karyawan, pemegang
saham, pemasok) serta siapa saja yang memiliki hubungan
lainnya dengan organisasi (seperti kelompok rentan dalam
masyarakat lokal, masyarakat sipil.
Pengungkapan Standar Khusus (Specific Standard Disclosure)
Pengungkapan Standar Khusus memberikan informasi
mengenai manajemen dan kinerja organisasi terkait dengan
Aspek Material.
Pengungkapan Standar Umum (General Standard Disclosure)
Pengungkapan Standar Umum memberikan uraian tentang
organisasi dan proses pelaporan.
Prinsip Pelaporan
Konsep yang menjelaskan hasil yang harus dicapai oleh
laporan dan yang memandu keputusan yang dibuat selama
proses pelaporan, seperti Indikator yang harus direspon dan
cara memberikan respon.
Topik
Kata topik digunakan dalam Pedoman ini untuk merujuk pada
semua kemungkinan subjek keberlanjutan.
245
BAGIAN 6
DAFTAR ISTILAH*
Anak
Istilah ini berlaku untuk semua orang yang berusia di bawah 15
tahun atau di bawah usia penuntasan wajib sekolah (manapun
yang lebih tinggi), kecuali di negara-negara dengan ekonomi
serta fasilitas pendidikan yang belum berkembang secara
memadai dan usia minimum 14 tahun mungkin berlaku.
Negara-negara yang dikecualikan tersebut disebutkan oleh
Organisasi Buruh Internasional (ILO) sebagai tanggapan
untuk penerapan khusus oleh negara yang bersangkutan dan
konsultasi dengan organisasi representatif pemberi kerja dan
pekerja.
Perhatikan: Konvensi ILO 138 ‘Konvensi Usia Minimum’37
mengacu pada pekerja anak dan pekerja muda. Lihat definisi
‘pekerja muda’ di hlm. 254 pada Panduan Penerapan.
Anti persaingan
Tindakan organisasi atau karyawan yang dapat menimbulkan
persekongkolan dengan calon pesaing untuk menentukan
harga; mengoordinasikan tawaran; membuat pembatasan
pasar atau hasil; membebankan kuota geografis; atau
mengalokasikan pelanggan, pemasok, area geografis, dan lini
produk, dengan tujuan membatasi pengaruh persaingan pasar.
Anti-trust dan praktik monopoli
Tindakan organisasi yang dapat menimbulkan persekongkolan
untuk mendirikan rintangan pada pintu masuk sektor; praktik
bisnis yang tidak adil; penyalahgunaan posisi pasar; kartel;
merger anti-persaingan; penetapan harga; dan tindakan
kongkalikong lainnya yang mencegah adanya persaingan.
Bahan perusak ozon (BPO)
Segala zat yang memiliki potensi penipisan ozon (ODP)
lebih besar daripada 0 yang dapat menipiskan lapisan ozon
stratosfer. Sebagian besar BPO dikendalikan berdasarkan UNEP
‘Protokol Montreal mengenai Zat yang Menguras Lapisan
Ozon’120 dan perubahannya, serta termasuk CFC, HCFC, halon,
dan metil bromida.
Bahan tak terbarukan
Sumber daya yang tidak diperbarui dalam jangka waktu
singkat, seperti mineral, logam, minyak, gas, atau batu bara.
Bahan terbarukan
Bahan terbarukan adalah material yang berasal dari sumber
daya yang berlimpah yang tergantikan dengan cepat melalui
siklus ekologi atau proses pertanian sehingga layanan yang
diberikannya dan sumber daya terkait lainnya tidak terancam
dan tetap tersedia untuk generasi mendatang.135
Bantuan finansial
Imbalan finansial langsung atau tidak langsung yang tidak
mewakili transaksi barang dan jasa, namun yang merupakan
insentif atau kompensasi atas tindakan yang dilakukan,
biaya aset, atau pengeluaran yang terjadi. Penyedia bantuan
finansial tidak mengharapkan imbal balik finansial langsung
dari bantuan yang ditawarkan.
Cedera
Cedera yang tidak fatal atau fatal sebagai akibat dari atau pada
saat melaksanakan pekerjaan.
Badan tata kelola
Komite atau dewan yang bertanggung jawab atas panduan
strategis organisasi, pemantauan manajemen yang efektif, dan
akuntabilitas manajemen terhadap organisasi yang lebih luas
dan para pemangku kepentingannya.
Clawback
Pengembalian kompensasi yang telah diterima sebelumnya
yang wajib dilakukan oleh seorang eksekutif kepada pemberi
kerjanya dalam hal kondisi pemberian kerja tertentu atau
target tidak terpenuhi.
Badan tata kelola tertinggi
Kelompok orang yang dibentuk dengan beban tanggung
jawab kewenangan tertinggi di dalam organisasi. Dalam hal
bila badan tata kelola tertinggi terdiri dari dua tingkatan,
kedua tingkatan tersebut harus dilibatkan.
Cuti melahirkan
Cuti yang diberikan kepada pekerja laki-laki dan perempuan
atas dasar kelahiran seorang anak.
Bahan input daur ulang
Material pengganti bahan yang belum diolah sama sekali,
yang dibeli atau diperoleh dari sumber internal atau eksternal,
yang bukan produk sampingan atau output non-produk (NPO)
terproduksi oleh organisasi.
Dampak ekonomi
Perubahan pada potensi produktif perekonomian yang
memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan dan prospek
perkembangan jangka panjang dari masyarakat atau
pemangku kepentingan.
*Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini: Untuk kembali ke halaman sebelumnya, silakan klik “alt” + panah kiri.
246
BAGIAN 6
Dampak ekonomi tidak langsung
Konsekuensi tambahan dari dampak langsung transaksi
finansial dan arus uang antara organisasi dan pemangku
kepentingan.
Dampak signifikan terhadap keanekaragaman hayati
Dampak yang dapat memengaruhi secara negatif integritas
kawasan atau wilayah geografis, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Ini terjadi melalui perubahan substansial
karakteristik, struktur, dan fungsi ekologisnya di seluruh
kawasan dan selama jangka waktu yang lama. Ini berarti
bahwa habitat, tingkat populasinya, dan spesies tertentu yang
menjadikan habitat tersebut penting tidak dapat dilestarikan.
Pada tingkat spesies, dampak yang signifikan menyebabkan
kemerosotan populasi atau perubahan dalam penyebaran
sehingga pengerahan alami (reproduksi atau imigrasi dari wilayah
yang tidak terpengaruh) tidak dapat mengembalikan ke tingkat
sebelumnya dalam jumlah generasi terbatas. Dampak yang
signifikan juga dapat memengaruhi penggunaan sumber daya
penghidupan atau komersial pada tingkatan ketika kesejahteraan
pengguna terpengaruh selama jangka waktu panjang.
Daur ulang dan penggunaan kembali air
Tindakan memproses air yang sudah digunakan dan air limbah
melalui siklus lain sebelum dibuang ke pengolahan akhir dan
dibuang ke lingkungan. Secara umum, ada tiga jenis daur
ulang dan penggunaan ulang air:
ŸŸ Air limbah didaur ulang kembali dalam proses yang sama
atau penggunaan air daur ulang yang lebih tinggi dalam
siklus proses tersebut
ŸŸ Air limbah didaur ulang dan digunakan kembali dalam
proses yang berbeda, namun di fasilitas yang sama
ŸŸ Air limbah digunakan kembali di fasilitas yang lainnya dalam
organisas
Diskriminasi
Tindakan dan akibat dari memperlakukan orang lain secara
tidak sama dengan menentukan beban yang tidak sama
rata atau meniadakan imbalan, alih-alih memperlakukan
setiap orang secara adil atas dasar jasa dari setiap individu.
Diskriminasi juga dapat mencakup pelecehan, didefinisikan
sebagai serangkaian komentar atau tindakan yang tidak
disukai, atau seharusnya secara wajar sudah diketahui sebagai
tidak disukai, kepada orang yang dimaksud.
Eksekutif senior
Anggota manajemen tingkat teratas dari suatu organisasi
yang mencakup Chief Executive Officer (CEO) dan individu
yang melaporkan langsung kepada CEO atau badan tata kelola
tertinggi. Setiap organisasi menentukan siapa saja anggota
tim manajemen mereka yang menjadi eksekutif senior.
Emisi GRK energi tidak langsung (Cakupan 2)
Emisi yang dihasilkan dari produksi listrik, pemanasan,
pendinginan, dan uap yang dibeli atau didapatkan yang
dipakai oleh organisasi.
Emisi GRK langsung (Cakupan 1)
Emisi yang berasal dari pengoperasian yang dimiliki atau
dikendalikan oleh organisasi.
Emisi GRK Langsung (Cakupan 1) berasal dari sumber (satuan
fisik atau proses yang melepaskan GRK ke atmosfer) yang
dimiliki atau dikendalikan oleh organisasi.
Emisi GRK Langsung (Cakupan 1) mencakup, namun tidak
terbatas pada emisi CO2 dari konsumsi bahan bakar yang
dilaporkan dalam Indikator G4-EN3.
Emisi GRK tidak langsung lainnya (Cakupan 3)
Emisi GRK tidak langsung lainnya adalah semua emisi tidak
langsung (yang tidak termasuk dalam Cakupan 2) yang terjadi
di luar organisasi, termasuk emisi hulu dan hilir.
Emisi udara yang signifikan
Emisi udara yang diatur berdasarkan konvensi internasional
dan/atau undang-undang atau peraturan nasional, termasuk
yang tercantum dalam izin lingkungan untuk aktivitas
operasional organisasi.
Gaji pokok
Jumlah minimum tetap yang dibayarkan kepada karyawan
karena telah melaksanakan tugas-tugasnya. Jumlah ini tidak
termasuk remunerasi tambahan, seperti pembayaran uang
lembur atau bonus.
Garis dasar
Titik awal yang digunakan untuk perbandingan. Untuk
Indikator G4-EN6, G4-EN7, dan G4-EN19, garis dasar adalah
konsumsi energi yang diproyeksikan sewaktu tidak ada
aktivitas pengurangan energi.
Hari hilang
Waktu (‘hari’) yang kerja tidak berjalan (dan oleh karena itu
‘hilang’) sebagai konsekuensi dari seorang atau beberapa
pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan mereka seperti biasa
karena kecelakaan atau sakit akibat pekerjaan. Pengembalian
ke tugas terbatas atau pekerjaan alternatif untuk organisasi
yang sama tidak diperhitungkan sebagai hari yang hilang.
*Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini: Untuk kembali ke halaman sebelumnya, silakan klik “alt” + panah kiri.
247
BAGIAN 6
Imbalan
Imbalan mengacu pada imbalan langsung yang diberikan
dalam bentuk kontribusi finansial, perawatan yang dibayar
oleh organisasi, atau penggantian biaya yang dikeluarkan oleh
karyawan. Pembayaran redundansi selain jumlah minimum
yang sah, kompensasi PHK, santunan tambahan kecelakaan
kerja, santunan penyintas, dan tunjangan ekstra liburan digaji
juga boleh disertakan. Imbalan non-uang seperti penyediaan
fasilitas olahraga atau penitipan anak, makanan gratis selama
jam kerja, dan program kesejahteraan karyawan umum yang
sejenis tidak termasuk dalam Indikator G4-LA2.
Insiden
Tindakan hukum, keluhan yang diajukan kepada organisasi
atau otoritas yang kompeten melalui proses resmi, atau
peristiwa ketidakpatuhan yang diidentifikasi oleh organisasi
melalui prosedur yang ditetapkan, seperti audit sistem
manajemen atau program pemantauan resmi.
Imbalan standar
Imbalan standar mengacu pada imbalan yang lazim
ditawarkan kepada mayoritas karyawan purnawaktu. Imbalan
semacam itu tidak perlu ditawarkan kepada setiap karyawan
purnawaktu perusahaan. Tujuan dari Indikator G4-LA2 adalah
mengungkapkan apa yang dapat diharapkan secara wajar
oleh karyawan purnawaktu.
IUCN Red List Spesies Terancam Punah
Inventarisasi status konservasi global dari spesies tanaman dan
hewan yang disusun oleh Serikat Antarbangsa bagi Konservasi
Alam (IUCN)68.
Indikator
Informasi kualitatif atau kuantitatif tentang hasil atau akibat
yang dikaitkan dengan organisasi yang dapat dibandingkan
dan menunjukkan perubahan seiring dengan waktu.
Indikator keranekaragaman
Indikator keranekaragaman yang datanya dikumpulkan oleh
organisasi dapat mencakup kewarganegaraan, asal nenek
moyang dan etnik, kepercayaan, dan kecacatan.
Informasi dan pelabelan produk dan jasa
Informasi dan pelabelan digunakan secara sinonim dan
menggambarkan komunikasi yang diberikan bersama produk
atau jasa yang menjelaskan karakteristiknya.
Infrastruktur
Fasilitas (seperti fasilitas pasokan air, jalan, sekolah, atau rumah
sakit) yang dibangun terutama untuk memberikan layanan
publik atau tujuan baik alih-alih untuk tujuan komersial, dan
organisasi tidak berusaha untuk mendapatkan keuntungan
ekonomi langsung dari hal tersebut.
Inisiatif konservasi dan efisiensi
Modifikasi organisasi atau teknologi yang memungkinkan
proses atau tugas yang ditetapkan dilakukan dengan
menggunakan lebih sedikit energi. Ini mencakup perancangan
ulang proses, konversi dan peningkatan peralatan (seperti
lampu hemat energi), atau penghapusan penggunaan energi
yang tidak perlu akibat perubahan perilaku.
Insiden korupsi yang terbukti
Insiden korupsi yang telah dibuktikan. Ini tidak termasuk
Insiden korupsi yang masih dalam penyelidikan tatkala
periode pelaporan.
Jasa
Tindakan suatu organisasi untuk memenuhi permintaan atau
kebutuhan.
Jasa dukungan
Layanan yang memberikan manfaat bagi publik baik melalui
pembayaran langsung biaya operasional atau melalui
penyediaan staf pada fasilitas atau layanan dengan karyawan
dari organisasi. Manfaat publik juga dapat mencakup layanan
publik.
Jenis ketidakpatuhan
Keputusan pengadilan atas ketidakmampuan untuk bertindak
sesuai dengan peraturan atau hukum, yang dikategorikan
berdasarkan sifat dari hukum atau peraturan yang dilanggar.
Jenis pekerjaan
Purnawaktu: ‘Karyawan purnawaktu’ didefinisikan sesuai
dengan perundang-undangan dan praktik nasional yang
berkenaan dengan waktu kerja (sebagaimana perundangundangan nasional mendefinisikan bahwa ‘purnawaktu’ berarti
bekerja minimal sembilan bulan per tahun dan minimal 30 jam
per minggu).
Paruh waktu: ‘Karyawan paruh waktu’ adalah karyawan yang
memiliki jam kerja per minggu, bulan, atau tahun kurang dari
‘purnawaktu’ seperti didefinisikan di atas.
Karyawan
Individu yang, berdasarkan hukum atau praktik nasional,
diakui sebagai karyawan dari organisasi.
*Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini: Untuk kembali ke halaman sebelumnya, silakan klik “alt” + panah kiri.
248
BAGIAN 6
Karyawan lokal
Individu yang lahir atau yang memiliki hak sah untuk tinggal
tanpa batas (seperti warga negara naturalisasi atau pemegang
visa permanen) di pasar geografis yang sama dengan lokasi
operasi. Definisi geografis dari ‘lokal’ mungkin mencakup
masyarakat di sekitar lokasi operasional, wilayah di dalam
suatu negara, atau suatu negara.
Kategori karyawan
Pengelompokan karyawan berdasarkan tingkatan (seperti
manajemen senior, manajemen menengah) dan fungsi (seperti
teknis, administratif, produksi). Informasi ini berasal dari sistem
sumber daya manusia yang dimiliki oleh sebuah organisasi.
Kategori produk
Kumpulan produk terkait yang berbagi sekumpulan
karakteristik umum dan terkelola yang memenuhi kebutuhan
spesifik dari pasar pilihan.
Kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi
Area yang tidak termasuk mendapatkan perlindungan hukum
namun diakui sebagai karakteristik keanekaragaman hayati
yang penting oleh sejumlah organisasi pemerintah dan
non-pemerintah. Ini mencakup habitat yang merupakan
prioritas untuk konservasi (kerap dijabarkan dalam Strategi
dan Rencana Tindakan Keanekaragaman Hayati Nasional yang
disusun berdasarkan ‘Konvensi mengenai Keanekaragaman
Hayati’ PBB 83). Beberapa organisasi konservasi internasional
telah mengidentifikasi kawasan tertentu dengan nilai
keanekaragaman hayati yang tinggi.
Kawasan lindung
Kawasan yang ditentukan secara geografis yang ditunjuk, diatur,
atau dikelola untuk mencapai tujuan konservasi yang spesifik.
Kawasan yang dilindungi
Kawasan yang dilindungi dari kerusakan selama kegiatan
operasional, dan lingkungan tetap dalam kondisinya semula
dengan ekosistem yang berfungsi dengan baik.
Kawasan yang dipulihkan
Kawasan yang digunakan selama atau terkena dampak kegiatan
operasional, dan tindakan remediasi telah memulihkan
lingkungan tersebut kembali ke keadaannya semula atau ke
keadaan dengan ekosistem yang baik dan berfungsi.
Kebebasan berserikat
Hak pekerja dan karyawan untuk mendirikan dan bergabung
dengan organisasi pilihan mereka sendiri tanpa perlu izin
sebelumnya.
Keberlanjutan Kerja
Adaptasi terhadap permintaan yang selalu berubah dari
tempat kerja melalui perolehan keahlian baru.
Kelompok rentan
Kelompok rentan adalah kumpulan atau subkumpulan orangorang dengan kondisi atau karakteristik fisik, sosial, politik,
dan ekonomi tertentu yang membuat kelompok tersebut
berisiko lebih tinggi untuk menanggung beban, atau berisiko
menanggung beban yang tidak seimbang dampak sosial,
ekonomi, atau lingkungan dari aktivitas organisasi. Kelompok
rentan dapat mencakup anak-anak dan remaja, orang lanjut
usia, orang-orang dengan disabilitas, mantan pejuang,
pengungsi dalam negeri, pengungsi atau pengungsi yang
kembali, rumah tangga yang terinfeksi HIV/AIDS, masyarakat
adat, atau etnis minoritas. Kerentanan dan dampak mungkin
berbeda berdasarkan gender.
Kelompok sosial yang kurang terwakili
Populasi yang, dibandingkan dengan jumlahnya dalam
masyarakat tertentu, memiliki sedikit kesempatan untuk
menyatakan kebutuhan dan pandangan ekonomi, sosial,
atau politiknya. Kelompok tertentu yang termasuk dalam
definisi ini tidak sama untuk setiap organisasi. Organisasi
menentukan kelompok yang relevan berdasarkan konteks
pengoperasiannya.
Keluhan yang terbukti
Pernyataan tertulis dari badan pengatur atau badan
resmi sejenis yang ditujukan kepada organisasi, yang
mengidentifikasi pelanggaran terhadap privasi pelanggan,
atau keluhan yang diajukan kepada organisasi yang telah
diakui sebagai sah oleh organisasi.
Kematian
Kematian pekerja yang terjadi dalam periode pelaporan saat ini,
yang diakibatkan oleh cedera karena pekerjaan atau penyakit
yang diderita atau tertular, tatkala dipekerjakan oleh organisasi.
Klausul hak asasi manusia
Ketentuan spesifik dalam perjanjian tertulis yang
mendefinisikan ekspektasi minimum dari pelaksanaan
sehubungan dengan hak asasi manusia sebagai persyaratan
investasi.
Komite formal
‘Komite formal’ adalah komite yang keberadaan dan fungsinya
diintegrasikan dalam struktur organisasional dan struktur
kewenangan organisasi, dan yang beroperasi sesuai dengan
aturan tertulis tertentu yang disepakati.
*Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini: Untuk kembali ke halaman sebelumnya, silakan klik “alt” + panah kiri.
249
BAGIAN 6
Komunikasi pemasaran
Kombinasi strategi, sistem, metode, dan aktivitas yang
digunakan oleh organisasi untuk mempromosikan reputasi,
merek, produk, dan jasanya kepada khalayak sasaran.
Komunikasi pemasaran dapat mencakup aktivitas seperti
periklanan, penjualan langsung, promosi, hubungan
masyarakat, dan sponsor.
Konflik kepentingan
Situasi ketika seorang individu dihadapkan dengan pilihan
antara tuntutan pekerjaannya dan kepentingan pribadinya.
Kontrak kerja
Kontrak kerja sebagaimana yang diakui menurut hukum
atau praktik nasional yang mungkin dibuat secara tertulis,
lisan, atau implisit (yakni, bila semua karakteristik pekerjaan
terpenuhi namun tanpa kontrak tertulis atau kontrak lisan
yang disaksikan).
Kontrak tak terbatas atau permanen: Kontrak kerja permanen
adalah kontrak dengan karyawan untuk pekerjaan purnawaktu
atau paruh waktu selama jangka waktu yang tidak pasti.
Kontrak jangka waktu tetap atau sementara: Kontrak kerja
jangka waktu tetap adalah kontrak kerja sebagaimana
didefinisikan di atas yang berakhir pada saat jangka waktu
tertentu telah berakhir, atau saat tugas tertentu yang
memiliki estimasi waktu telah selesai dikerjakan. Kontrak kerja
sementara berlaku selama jangka waktu terbatas dan berakhir
karena Insiden tertentu, termasuk berakhirnya proyek atau
fase pekerjaan atau staf yang digantikan telah kembali.
Kontribusi politik
Segala bentuk dukungan finansial atau non-uang secara
langsung atau tidak langsung kepada partai politik,
perwakilan terpilih mereka, atau orang yang menginginkan
jabatan politik. Kontribusi finansial dapat mencakup donasi,
pinjaman, sponsor, komisi, atau pembelian tiket untuk
acara pengumpulan dana. Kontribusi non-uang dapat
mencakup iklan, penggunaan fasilitas, desain dan percetakan,
sumbangan peralatan, atau penyediaan keanggotaan dewan,
pemekerjaan atau konsultasi untuk politikus terpilih atau
kandidat yang memperebutkan jabatan.
Kontribusi politik tidak langsung
Segala bentuk dukungan finansial atau non-uang kepada
partai politik, perwakilan mereka, atau kandidat yang
memperebutkan kedudukan yang dilakukan melalui
organisasi perantara seperti pelobi atau badan amal atau
dukungan yang diberikan kepada organisasi seperti wadah
pemikir atau asosiasi dagang yang terhubung dengan atau
mendukung partai politik atau prakarsa sosial tertentu.
Korupsi
Korupsi adalah ‘penyalahgunaan kekuasaan yang diamanatkan
demi keuntungan pribadi’X dan dapat dipicu oleh perorangan
atau organisasi. Dalam Pedoman, korupsi meliputi praktik
seperti suap, pembayaran pelicin, penipuan, pemerasan,
kolusi, dan pencucian uang. Ini juga mencakup penawaran
atau penerimaan hadiah, pinjaman, komisi, upah, atau
keuntungan lainnya untuk atau dari siapa pun sebagai
bujukan agar melakukan sesuatu yang tidak jujur, ilegal,
atau melanggar kepercayaan dalam menjalankan bisnis
perusahaanXI. Ini dapat mencakup imbalan tunai atau
non-uang, seperti barang gratis, hadiah, dan paket liburan,
atau layanan pribadi khusus yang diberikan untuk tujuan
keunggulan yang tidak patut atau yang dapat mengakibatkan
desakan moral untuk menerima keunggulan tersebut.
Lokasi operasi
Suatu lokasi yang digunakan oleh organisasi untuk melakukan
produksi, penyimpanan, dan/atau distribusi dari barang dan
jasanya, atau untuk tujuan administratif (seperti kantor).
Dalam satu lokasi operasi, mungkin terdapat beberapa lini
produksi, gudang, atau aktivitas lainnya. Misalnya, satu pabrik
mungkin digunakan untuk beberapa produk atau satu outlet
ritel mungkin berisi beberapa aktivitas ritel yang berbeda yang
dimiliki atau dikelola oleh organisasi.
Lokasi operasional dengan dampak negatif signifikan aktual
dan potensial pada masyarakat lokal
Ini mengacu terutama pada operasional yang dipertimbangkan
tersendiri atau sehubungan dengan karakteristik masyarakat
lokal, yang memiliki lebih tinggi dari rata-rata potensi dampak
negatif, atau dampak negatif aktual, terhadap kesejahteraan
sosial, ekonomi, atau lingkungan masyarakat lokal (misalnya,
kesehatan dan keselamatan masyarakat lokal).
Manajemen keterampilan
Kebijakan dan program yang berfokus dalam
mengembangkan keterampilan karyawan untuk memenuhi
kebutuhan strategis organisasi atau industri yang semakin
berkembang.
X Transparency International
XI Definisi ini didasarkan pada Transparency International, ‘Prinsip-prinsip
Bisnis untuk Melawan Penyuapan ‘, 2011.
*Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini: Untuk kembali ke halaman sebelumnya, silakan klik “alt” + panah kiri.
250
BAGIAN 6
Mangkir
Karyawan yang tidak masuk kerja karena ketidakmampuan,
apa pun jenisnya, bukan hanya sebagai akibat dari cedera atau
sakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Mangkir karena
cuti yang diizinkan seperti cuti liburan, studi, melahirkan, atau
cuti kelahiran (bagi suami), serta cuti duka cita tidak termasuk.
Masyarakat adat
Masyarakat adat adalah mereka yang keadaan sosial, budaya,
politik, dan ekonominya membedakannya dari bagian
masyarakat nasional yang dominan lainnya, atau yang
dianggap sebagai pribumi karena merupakan keturunan
dari populasi yang mendiami negara atau wilayah geografis
tempat negara tersebut berada, pada saat penaklukan atau
kolonisasi atau pembentukan batas negara yang ada saat
ini, dan mereka yang, terlepas dari status hukum mereka,
mempertahankan sebagian atau seluruh institusi sosial,
ekonomi, budaya, dan politik mereka sendiri.
Masyarakat lokal
Orang-orang atau sekelompok orang yang tinggal dan/
atau bekerja di kawasan yang secara ekonomi, sosial, atau
lingkungan terdampak (secara positif atau negatif ) oleh
aktivitas organisasi. Masyarakat lokal dapat mencakup mulai
dari orang-orang yang tinggal berdekatan dengan aktivitas
operasi sampai permukiman terpencil yang jauh dari aktivitas
yang mungkin mengalami dampak dari operasional tersebut.
Mekanisme pengaduan resmi
Sistem yang terdiri dari prosedur, peran, dan aturan yang
ditentukan untuk menangani keluhan serta mengatasi
perselisihan secara sistematis. Mekanisme pengaduan resmi
diharapkan logis, mudah diakses, dapat diprediksi, adil, sesuai
dengan hak, jelas dan transparan, serta berdasarkan dialog
dan mediasi.
Mekanisme untuk melaporkan permasalahan tentang
perilaku tidak etis atau melanggar hukum dan masalah yang
terkait dengan integritas
Sistem dan proses yang dapat digunakan individu atau
organisasi untuk melaporkan permasalahan tentang praktik
ilegal, tidak lazim, berbahaya, atau tidak etis terkait dengan
aktivitas organisasi. Individu dapat termasuk anggota
badan tata kelola, karyawan, mitra bisnis, atau pemangku
kepentingan lainnya dari organisasi tersebut.
Metode pembuangan limbah
Metode yang digunakan untuk menangani atau membuang
limbah, termasuk pembuatan kompos, penggunaan kembali,
daur ulang, pemanfaatan kembali, pembakaran, penimbunan,
sumur injeksi/ sumur dalam, dan penyimpanan di lokasi.
Mitra bisnis
Mitra bisnis mencakup, di antara yang lainnya, pemasok,
agen, pelobi dan perantara lainnya, mitra usaha ventura
dan konsorsium, pemerintah, pelanggan, dan klien. Dalam
Pedoman, pemasok mencakup makelar, konsultan, kontraktor,
distributor, penerima waralaba atau penerima lisensi, pekerja
dari rumah, kontraktor independen, pabrikan, produsen
utama, subkontraktor, dan pemborong.
Pekerja
Istilah umum untuk orang yang melakukan pekerjaan, apa pun
hubungan kontraktualnya.
Pekerja muda
Orang yang berusia di atas usia bekerja minimum yang
berlaku dan lebih muda dari 18 tahun.
Pekerja Paksa atau Wajib Kerja
Semua pekerjaan dan layanan yang diminta dari orang
yang berada dalam ancaman hukuman, dan orang yang
dimaksud tidak menawarkan dirinya secara sukarela untuk
melakukannya (Konvensi ILO 29 ‘Konvensi Pekerja Paksa’24).
Contoh yang paling ekstrem adalah pekerja budak dan pekerja
terikat utang, namun utang juga dapat digunakan sebagai alat
untuk mempertahankan pekerja dalam status pekerja paksa.
Contoh pekerja paksa mencakup:
ŸŸ Menahan surat-surat identitas
ŸŸ Mengharuskan setoran wajib
ŸŸ Memaksa pekerja, di bawah ancaman pemecatan, agar
bekerja di luar jam kerja yang tidak mereka sepakati
sebelumnya
Pelanggaran terhadap privasi pelanggan
Meliputi segala ketidakpatuhan terhadap peraturan hukum
dan standar (sukarela) yang ada terkait dengan perlindungan
privasi pelanggan.
Pelatihan
Mengacu pada:
ŸŸ Semua jenis pelatihan dan instruksi kejuruan
ŸŸ Cuti studi yang dibayar yang diberikan oleh organisasi untuk
karyawannya
ŸŸ Pelatihan atau edukasi yang diikuti secara eksternal dan
dibayar secara keseluruhan atau sebagian oleh organisasi
ŸŸ Pelatihan mengenai topik tertentu seperti kesehatan dan
keselamatan
Pelatihan tidak termasuk pembinaan di lokasi oleh pengawas.
*Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini: Untuk kembali ke halaman sebelumnya, silakan klik “alt” + panah kiri.
251
BAGIAN 6
Pemasok
Organisasi atau orang yang menyediakan produk atau jasa
yang digunakan dalam rantai pasokan dari organisasi pelapor.
Pemasok dapat memiliki hubungan langsung atau tidak
langsung dengan organisasi.
Contoh pemasok antara lain:
ŸŸ Makelar: Orang atau organisasi yang membeli dan menjual
produk, jasa, atau aset untuk orang lain, termasuk agen
kontraktor yang memasok tenaga kerja
ŸŸ Konsultan: Orang atau organisasi yang memberikan saran
ahli dan layanan berbasis profesional dan komersial yang
diakui sah secara hukum. Konsultan secara hukum diakui
sebagai wiraswasta atau secara hukum diakui sebagai
karyawan organisasi lain
ŸŸ Kontraktor: Orang atau organisasi yang bekerja di lokasi atau
di luar lokasi atas nama organisasi dalam hubungan yang
ditentukan berdasarkan kontrak. Kontraktor dapat merekrut
stafnya sendiri secara langsung atau merekrut subkontraktor
atau kontraktor independen
ŸŸ Distributor: Agen yang memasok produk kepada pihak lain
ŸŸ Penerima waralaba atau penerima lisensi: Orang atau
organisasi yang diberikan waralaba atau lisensi oleh
organisasi pelapor. Izin waralaba dan lisensi mengizinkan
aktivitas komersial yang ditentukan (seperti produksi dan
penjualan suatu produk)
ŸŸ Pekerja dari rumah: Orang yang berada di rumah atau di
tempat lain yang mereka pilih, selain tempat kerja karyawan,
yang melakukan pekerjaan untuk mendapatkan remunerasi
dan yang menghasilkan produk atau layanan seperti yang
ditentukan oleh perusahaan pemberi kerja, terlepas dari
siapa yang memberikan peralatan, material, atau masukan
lain yang digunakan
ŸŸ Kontraktor independen: Orang atau organisasi yang bekerja
untuk organisasi, kontraktor, atau subkontraktor, dalam
hubungan yang ditentukan berdasarkan kontrak. Kontraktor
independen tidak memiliki hubungan kerja dengan
organisasi
ŸŸ Pabrikan: Orang atau organisasi yang membuat produk
untuk dijual
ŸŸ Produsen utama: Orang atau organisasi yang memelihara,
memanen, atau mengekstrak bahan mentah.
ŸŸ Subkontraktor: Orang atau organisasi yang bekerja di lokasi
atau di luar lokasi atas nama organisasi yang memiliki
hubungan kontraktual langsung dengan kontraktor atau
subkontraktor tetapi belum tentu dengan organisasi.
Subkontraktor dapat merekrut stafnya sendiri secara
langsung atau merekrut kontraktor independen
ŸŸ Pemborong: Penjual produk dalam jumlah besar untuk
diecerkan oleh pihak lain
Pemasok lokal
Organisasi atau orang yang menyediakan produk atau
jasa kepada organisasi pelapor dan yang berbasis di pasar
geografis yang sama dengan organisasi pelapor (yaitu, tidak
ada pembayaran trans-nasional kepada pemasok yang
dilakukan). Definisi geografis dari ‘lokal’ mungkin mencakup
masyarakat di sekitar lokasi operasional, wilayah di dalam
suatu negara, atau suatu negara.
Pembayaran uang pesangon
Semua pembayaran yang dilakukan dan santunan yang
diberikan kepada eksekutif yang keluar atau anggota badan
tata kelola tertinggi yang penugasannya telah berakhir. Ini
melampaui pembayaran berupa uang hingga pemberian
properti dan pemberian otomatis atau vesting yang
dipercepat dari insentif sehubungan dengan seseorang
meninggalkan perusahaan.
Pembelajaran seumur hidup
Mendapatkan dan memperbarui kemampuan, pengetahuan,
kualifikasi, dan minat sepanjang hidup, mulai dari tahun-tahun
pra-sekolah sampai pasca-pensiun.
Penapisan hak asasi manusia
Proses formal atau terdokumentasi yang menerapkan
sekumpulan kriteria pelaksanaan hak asasi manusia sebagai
salah satu faktor dalam menentukan apakah akan melanjutkan
hubungan bisnis atau tidak.
Pengawas/mandor
Individu yang melakukan pekerjaan rutin di lokasi untuk, atau
atas nama, organisasi namun tidak diakui sebagai karyawan
menurut hukum atau praktik nasional.
Pengeluaran perlindungan lingkungan
Seluruh pengeluaran untuk perlindungan lingkungan oleh
organisasi, atau atas namanya, untuk mencegah, mengurangi,
mengendalikan, dan mendokumentasikan aspek, dampak,
dan bahaya terkait lingkungan. Pengeluaran ini juga
mencakup pengeluaran untuk pembuangan, perawatan,
sanitasi, dan pembersihan.
Pengendalian risiko penyakit
Praktik yang berusaha untuk membatasi kontak dengan
penyakit dan penyebaran penyakit.
*Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini: Untuk kembali ke halaman sebelumnya, silakan klik “alt” + panah kiri.
252
BAGIAN 6
Pengurangan energi
Jumlah energi yang tidak lagi digunakan atau diperlukan
untuk melakukan proses atau pekerjaan yang sama. Istilah
ini tidak mencakup pengurangan secara keseluruhan dalam
konsumsi energi dari pengurangan kapasistas produksi atau
pengalihdayaan aktivitas organisasi.
Penurunan GRK
Penurunan emisi GRK atau peningkatan pembuangan atau
penyimpanan GRK dari atmosfer, relatif terhadap emisi garis
dasar. Efek utama akan mengakibatkan penurunan GRK,
begitu pun beberapa efek sekunder. Penurunan GRK total
pada permulaan diukur sebagai jumlah efek utamanya yang
terkait dan efek sekunder yang siginifikan (yang mungkin
mencakup penurunan atau peningkatan pengimbang pada
emisi GRK).
Penyakit akibat kerja
Penyakit yang timbul akibat situasi atau aktivitas pekerjaan
(seperti stres atau rutin terpapar kimia berbahaya), atau akibat
cedera yang terkait dengan pekerjaan.
Penyakit serius
Gangguan kesehatan yang berhubungan atau tidak
berhubungan dengan pekerjaan dengan konsekuensi serius
bagi karyawan, keluarga mereka, dan masyarakat. Ini dapat
mencakup HIV/AIDS, diabetes, cedera regang berulang (RSI),
malaria, dan stres.
Perekrutan karyawan baru
Karyawan baru yang bergabung dengan organisasi untuk
pertama kalinya.
Periode pelaporan
Periode pelaporan adalah jangka waktu tertentu yang dicakup
oleh informasi yang dilaporkan.
Perjanjian formal
Perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh kedua belah pihak
yang menyatakan niat bersama untuk mematuhi apa yang
terkandung dalam dokumen tersebut. Perjanjian ini dapat
mencakup, misalnya, perjanjian perundingan bersama lokal
serta perjanjian kerangka kerja nasional dan internasional.
Perjanjian kerja bersama
Perjanjian kerja bersama yang mengikat mencakup perjanjian
yang ditandatangani oleh organisasi itu sendiri atau oleh
organisasi-organisasi pemberi kerja di mana organisasi
menjadi anggotanya. Perjanjian tersebut dapat berlangsung di
tingkat sektor, nasional, regional, organisasi, atau tempat kerja.
Pertanggungan penuh
Aset rencana yang memenuhi atau melampaui kewajiban
rencana.
Perubahan operasional yang signifikan
Perubahan pada pola pengoperasian organisasi yang
memiliki konsekuensi positif atau negatif yang penting bagi
karyawannya. Perubahan semacam itu dapat mencakup,
misalnya, restrukturisasi, pengalihdayaan pengoperasian,
penutupan, ekspansi, pembukaan baru, pengambilalihan,
penjualan semua atau bagian dari organisasi, atau merger.
Petugas pengamanan
Individu yang dipekerjakan untuk tujuan melindungi properti
milik organisasi; pengendalian massa; pencegahan kerugian;
dan mengawal orang, barang, dan harta berharga.
Potensi pemanasan global (GWP)
Nilai GWP menggambarkan dampak pemaksaan radiasi dari
satu satuan GRK tertentu yang relatif terhadap satu satuan
karbon dioksida selama jangka waktu tertentu. Nilai GWP
mengonversi data emisi GRK untuk gas non-CO2 menjadi
satuan setara CO2.
Prinsip Kehati-hatian
Prinsip Kehati-hatian adalah pendekatan yang dilakukan
untuk mengatasi potensi dampak lingkungan. Lihat Deklarasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ‘Deklarasi Rio tentang
Lingkungan dan Pembangunan’, 1992. ‘Prinsip 15: In order to
protect the environment, the precautionary approach shall be
widely applied by States according to their capabilities. Where
there are threats of serious or irreversible damage, lack of full
scientific certainty shall not be used as a reason for postponing
cost-effective measures to prevent environmental degradation’
(Untuk melindungi lingkungan, pendekatan kehati-hatian harus
diterapkan secara luas oleh Negara sesuai dengan kemampuan
mereka. Bila terdapat ancaman kerusakan yang serius atau
tidak dapat diubah, tidak adanya kepastian ilmiah penuh tidak
boleh digunakan sebagai alasan untuk menunda tindakan yang
hemat biaya untuk mencegah degradasi lingkungan’).
Privasi pelanggan
Hak pelanggan atas privasi dan perlindungan pribadi,
termasuk hal-hal seperti perlindungan data, penggunaan
informasi/data hanya untuk tujuannya semula yang
dimaksudkan (kecuali secara khusus disepakati sebaliknya),
kewajiban untuk menjaga kerahasiaan, dan perlindungan dari
penyalahgunaan atau pencurian. Pelanggan dipahami sebagai
mencakup pelanggan akhir (konsumen) serta pelanggan
bisnis ke bisnis.
*Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini: Untuk kembali ke halaman sebelumnya, silakan klik “alt” + panah kiri.
253
BAGIAN 6
Produk
Barang atau zat yang ditawarkan untuk dijual atau merupakan
bagian dari layanan yang diberikan oleh organisasi.
lembur, utang waktu dari perusahaan kepada karyawan, dan
tunjangan tambahan lainnya (seperti tunjangan transportasi,
biaya hidup, dan perawatan anak).
Program imbalan pasti
Program imbalan pascakerja selain program iuran pasti.
Reviu hak asasi manusia
Proses asesmen formal atau terdokumentasi yang menerapkan
sekumpulan kriteria pelaksanaan hak asasi manusia.
Program iuran pasti
Program imbalan pascakerja di mana suatu entitas
membayarkan kontribusi tetap ke dalam entitas terpisah
(dana), dan tidak akan memiliki kewajiban hukum atau
konstruktif untuk membayarkan kontribusi lebih lanjut jika
dana tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar seluruh
santunan karyawan yang terkait dengan masa kerja karyawan
dalam periode saat ini dan sebelumnya.
Program pengembangan masyarakat
Rencana yang memerinci tindakan untuk meminimalkan,
mengurangi, dan mengimbangi dampak sosial dan ekonomi
yang merugikan, serta untuk mengidentifikasi peluang dan
tindakan untuk meningkatkan dampak positif dari proyek
tersebut terhadap masyarakat.
Purna bakti
Pensiun karena mencapai usia pensiun wajib nasional atau
pemutusan hubungan kerja.
Rantai pasokan
Rangkaian aktivitas atau pihak yang menyediakan produk atau
layanan kepada organisasi.
Reklamasi
Merujuk pada pengumpulan, penggunaan kembali, atau
daur ulang produk dan bahan kemasannya pada akhir masa
pakainya. Pengumpulan dan pengerjaan mungkin dilakukan
oleh produsen produk atau oleh kontraktor. Ini merujuk pada
produk dan bahan kemasannya yang:
ŸŸ Dikumpulkan oleh atau atas nama organisasi
ŸŸ Dipisahkan menjadi bahan mentah (seperti baja, kaca,
kertas, beberapa jenis plastik) atau komponen mentah
ŸŸ Digunakan oleh organisasi atau pengguna lain
Remunerasi
Gaji pokok ditambah jumlah tambahan seperti yang
didasarkan pada lama masa kerja, bonus termasuk uang tunai
dan ekuitas seperti saham, pembayaran santunan,
Reviu rutin kinerja dan pengembangan karir
Target dan reviu kinerja didasarkan pada kriteria yang sudah
diketahui karyawan dan pengawasnya. Reviu ini dilakukan
dengan sepengetahuan karyawan setidaknya sekali setahun.
Ini dapat mencakup evaluasi oleh pengawas langsung
karyawan, rekan, atau sekumpulan karyawan yang lebih luas.
Reviu juga dapat melibatkan staf dari bagian sumber daya
manusia.
Seleksi pemasok
Proses formal atau terdokumentasi yang menerapkan
sekumpulan kriteria pelaksanaan sebagai salah satu faktor
dalam menentukan apakah akan lanjut berhubungan dengan
pemasok atau tidak.
Setara CFC-­11
Setara CFC-11 adalah ukuran yang digunakan untuk
membandingkan berbagai zat berdasarkan potensi perusakan
ozon relatif zat-zat tersebut. Tingkat referensi 1 adalah potensi
CFC-11 dan CFC-12 menyebabkan penipisan ozon.
Setara karbon dioksida
Setara CO2 (karbon dioksida) adalah satuan pengukuran
universal yang digunakan untuk membandingkan emisi dari
berbagai GRK (Gas Rumah Kaca/Green House Gas) berdasarkan
potensi pemanasan global (GWP, Global-warming Potential)
mereka. Setara CO2 untuk suatu gas ditentukan dengan
mengalikan metrik ton gas tersebut dengan GWP (Globalwarming Potential/ potensi pemanasan global) yang terkait.
Sistem dewan dua tingkat
Sistem tata kelola yang ditemukan di sejumlah wilayah hukum
terbatas di mana pengawasan dan manajemen dipisah atau
di mana undang-undang setempat menentukan dewan
pengawas yang diangkat dari non-eksekutif guna mengawasi
dewan manajemen eksekutif.
*Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini: Untuk kembali ke halaman sebelumnya, silakan klik “alt” + panah kiri.
254
BAGIAN 6
Sumber energi tak terbarukan
Sumber energi yang tidak dapat tergantikan, diproduksi
kembali, ditumbuhkan, atau dibuat dalam jangka waktu
singkat melalui siklus ekologi.
Tingkat mangkir
Mengacu pada ukuran hari mangkir aktual yang hilang,
yang dinyatakan sebagai persentase total hari tenaga kerja
terjadwal bekerja untuk periode yang sama.
Sumber energi tak terbarukan mencakup:
ŸŸ Bahan bakar yang disuling dari minyak bumi atau minyak
mentah (seperti bensin, bahan bakar diesel, bahan bakar jet,
minyak pemanas)
ŸŸ Gas alam (seperti gas alam terkompresi (CNG), gas alam cair
(LNG))
ŸŸ Bahan bakar yang diekstrak dari pemrosesan gas alam dan
penyaringan minyak bumi (seperti butana, propana, gas
minyak bumi yang dicairkan (LPG))
ŸŸ Batu bara
ŸŸ Tenaga nuklir.
Tingkat penyakit akibat kerja
Frekuensi penyakit akibat kerja relatif terhadap total waktu
bekerja dari total tenaga kerja dalam periode pelaporan.
Sumber energi terbarukan
Sumber energi yang dapat tergantikan dalam waktu singkat
melalui siklus ekologi. Sumber energi terbarukan mencakup:
ŸŸ Panas bumi
ŸŸ Angin
ŸŸ Tenaga surya
ŸŸ Air
ŸŸ Biomassa
Tahun dasar
Datum historis (seperti tahun) yang digunakan untuk
menelusuri konsumsi energi suatu organisasi dari waktu ke
waktu.
Tindakan kolektif untuk memerangi korupsi
Tindakan kolektif adalah keterlibatan sukarela dengan
prakarsa dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan
lingkungan operasional yang lebih luas dan budaya
memerangi korupsi. Tindakan ini dapat mencakup kolaborasi
proaktif dengan sejawat, pemerintah, dan sektor publik yang
lebih luas, serikat dagang, dan organisasi masyarakat sipil.
Tingkat cedera
Frekuensi cedera relatif terhadap total waktu bekerja dari total
tenaga kerja dalam periode pelaporan.
Tingkat hari hilang
Dampak kecelakaan dan sakit akibat pekerjaan seperti yang
terlihat dalam jangka waktu tidak bekerja dari karyawan
yang bersangkutan. Ini dinyatakan dengan membandingkan
total hari yang hilang dengan jumlah total jam tenaga kerja
terjadwal bekerja dalam periode pelaporan.
Total air yang dibuang
Jumlah efluen yang dilepaskan selama periode pelaporan ke
air bawah permukaan, air permukaan, selokan yang mengarah
ke sungai, laut, danau, rawa, fasilitas pengolahan, dan air tanah
baik melalui:
ŸŸ Titik pembuangan yang ditentukan (pembuangan sumber titik)
ŸŸ Di atas tanah secara menyebar atau tidak menetap
(pembuangan non-sumber titik)
ŸŸ Air limbah yang dibuang dari organisasi dengan
menggunakan truk. Pembuangan air hujan yang
dikumpulkan dan limbah rumah tangga tidak dianggap
sebagai pembuangan air
Total kompensasi tahunan
Total kompensasi tahunan meliputi:
ŸŸ Gaji
ŸŸ Bonus
ŸŸ Bonus saham
ŸŸ Bonus opsi saham
ŸŸ Kompensasi program insentif non-ekuitas
ŸŸ Perubahan pada nilai pensiun dan penghasilan kompensasi
tangguhan yang tidak memenuhi syarat
ŸŸ Semua kompensasi lainnya
Total pengambilan air
Jumlah seluruh air yang dimasukkan ke dalam batas area
organisasi dari semua sumber (termasuk air permukaan, air
tanah, air hujan, dan pasokan air kota) untuk penggunaan apa
pun selama periode pelaporan.
Total tenaga kerja
Jumlah total orang yang bekerja untuk organisasi pada
akhir periode pelaporan (yaitu jumlah seluruh karyawan dan
pengawas/mandor.
Tujuan logistik
Aliran maju atau aliran balik serta penyimpanan barang dan
jasa antara titik asal dan titik konsumsi.
*Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini: Untuk kembali ke halaman sebelumnya, silakan klik “alt” + panah kiri.
255
BAGIAN 6
Transportasi
Tindakan memindahkan sumber daya dan barang dari
satu lokasi ke lokasi lain (antara pemasok, pabrik produksi,
gudang, dan pelanggan), menggunakan mode transportasi
yang berbeda, termasuk transportasi penumpang (seperti
perjalanan pulang-pergi dan perjalanan bisnis karyawan).
Transportasi anggota tenaga kerja organisasi
Transportasi yang digunakan untuk berangkat ke atau pulang
dari tempat kerja oleh anggota tenaga kerja atau perjalanan
untuk tujuan bisnis termasuk pesawat, kereta, bus, dan bentuk
perjalanan dengan kendaraan bermotor dan tidak bermotor
lainnya.
Tumpahan
Pembuangan zat berbahaya secara tidak sengaja yang dapat
memengaruhi kesehatan manusia, tanah, vegetasi, badan air,
dan air tanah.
Tumpahan yang signifikan
Semua tumpahan yang disertakan dalam laporan keuangan
organisasi (seperti akibat kewajiban yang timbul) atau dicatat
sebagai tumpahan oleh organisasi.
Turnover karyawan
Karyawan yang meninggalkan organisasi secara sukarela atau
karena pemberhentian, pensiun, atau meninggal saat masih
dalam tugas.
Undang-undang dan peraturan lingkungan hidup
Mengacu pada peraturan yang terkait dengan semua jenis
masalah lingkungan (yaitu, emisi, pembuangan, dan limbah,
serta penggunaan material, energi, air, dan keanekaragaman
hayati) yang berlaku untuk organisasi. Ini mencakup
perjanjian sukarela yang mengikat yang dibuat dengan
otoritas pengaturan dan dikembangkan sebagai pengganti
untuk menerapkan peraturan baru. Perjanjian sukarela dapat
diterapkan jika organisasi secara langsung ikut serta dalam
perjanjian tersebut atau jika lembaga-lembaga pemerintah
membuat perjanjian tersebut diberlakukan terhadap
organisasi-organisasi di wilayah mereka melalui perundangundangan atau peraturan.
Upah minimum regional
Upah minimum adalah kompensasi per jam atau satuan
waktu lainnya untuk pekerjaan yang diizinkan berdasarkan
hukum. Karena beberapa negara memiliki banyak sekali upah
minimum (seperti menurut negara bagian atau provinsi atau
berdasarkan kategori pekerjaan), identifikasi upah minimum
yang sedang digunakan.
Upah pegawai pemula (entry level)
Upah pegawai pemula (entry level) adalah upah purnawaktu
yang ditawarkan kepada karyawan yang berada pada kategori
pekerjaan paling rendah. Upah praktik kerja atau magang
tidak diperhitungkan.
*Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini: Untuk kembali ke halaman sebelumnya, silakan klik “alt” + panah kiri.
PEDOMAN
PELAPORAN
KEBERLANJUTAN
BAGIAN 7
257
7
CATATAN
PELAPORAN
UMUM
7.1 LAPORAN MENGENAI TREN
Informasi harus disajikan untuk periode pelaporan saat ini (seperti tahun berjalan) dan setidaknya dua periode sebelumnya, serta
target masa depan, yang telah ditetapkan, untuk jangka pendek dan menengah.
7.2 PENYAJIAN DATA
Dalam beberapa kasus, rasio atau data yang dinormalkan berguna dan merupakan format yang tepat untuk presentasi data.
Jika rasio atau data yang dinormalkan digunakan, data absolut juga harus diberikan. Catatan yang memberikan penjelasan
disarankan.
7.3 PENGGABUNGAN DAN PEMISAHAN DATA
Organisasi perlu menentukan tingkat penggabungan untuk menyajikan informasi. Hal ini membutuhkan penyeimbangan
upaya yang dibutuhkan terhadap kebermaknaan tambahan dari informasi yang dilaporkan secara terpisah (seperti negara atau
lokasi). Penggabungan informasi dapat mengakibatkan kerugian jumlah makna yang signifikan, dan juga dapat gagal menyoroti
kinerja yang secara khusus kuat atau buruk di bidang tertentu. Di sisi lain, pemisahan data yang tidak perlu dapat memengaruhi
kemudahan untuk memahami informasi. Organisasi harus memisahkan informasi pada tingkat yang sesuai menggunakan
Prinsip dan Panduan dalam Panduan Penerapan. Pemisahan mungkin bervariasi menurut Indikator, namun biasanya akan
memberikan wawasan lebih banyak daripada satu angka gabungan.
7.4 METRIK
Data yang dilaporkan harus disajikan menggunakan metrik internasional yang telah disepakati secara umum (seperti kilogram,
ton, liter) dan dihitung menggunakan faktor konversi standar. Bila terdapat konvensi internasional yang spesifik (seperti setara
GRK), metrik ini biasanya dicantumkan dalam Panduan Indikator yang disajikan dalam Pedoman Penerapan.
7.5 FORMAT DAN FREKUENSI LAPORAN
PELAPORAN PENGUNGKAPAN STANDAR WAJIB DENGAN MENGGUNAKAN REFERENSI
Informasi yang terkait dengan Pengungkapan Standar yang diharuskan oleh opsi ‘sesuai’ mungkin sudah disajikan dalam
laporan lain yang dipersiapkan oleh organisasi, seperti laporan tahunan untuk pemegang saham atau laporan wajib atau laporan
sukarela lainnya. Dalam kondisi semacam ini, organisasi dapat memilih untuk tidak mengulang informasi tersebut dalam laporan
keberlanjutannya, dan alih-alih menambahkan rujukan di mana informasi yang relevan dapat ditemui.
Penyajian ini dapat diterima selama referensinya spesifik (misalnya, referensi bersifat umum berupa laporan tahunan untuk para
pemegang saham saja, tidak dapat diterima, kecuali mencantumkan bagian, tabel, dll.) dan informasi tersebut tersedia secara
BAGIAN 7
umum dan dapat diakses dengan mudah. Hal ini dapat terjadi bila laporan keberlanjutan disajikan dalam format elektronik atau
berbasis web dan tautan disediakan ke laporan elektronik atau laporan berbasis web lainnya.
MEDIA PELAPORAN
Pelaporan elektronik atau berbasis web dan laporan berformat cetakan adalah media yang tepat untuk pelaporan. Organisasi
dapat memilih untuk menggunakan kombinasi laporan berbasis web dan laporan cetakan atau hanya menggunakan salah
satunya saja. Misalnya, organisasi dapat memilih untuk memberikan laporan yang terperinci dalam situs web, sedangkan
ringkasan eksekutif, termasuk informasi strategi dan analisis serta kinerja mereka, disajikan dalam bentuk cetakan. Pemilihan
media bergantung pada keputusan organisasi pada periode pelaporan, cara untuk memperbarui konten laporan, pengguna
laporan, dan faktor praktis lainnya, misalnya strategi pendistribusian.
Setidaknya satu media (web atau kertas) harus dapat memberikan akses bagi pengguna ke informasi yang lengkap pada suatu
periode pelaporan.
FREKUENSI PELAPORAN
Organisasi harus menentukan periode pelaporan yang konsisten untuk menerbitkan laporan. Bagi kebanyakan organisasi, hal
ini akan dilakukan setahun sekali, meskipun beberapa organisasi memilih untuk membuat laporan setiap dua tahun sekali.
Organisasi dapat memilih untuk memperbarui informasi di antara penerbitan akun kinerja terkonsolidasi. Hal ini bermanfaat
dalam hal memberikan akses yang lebih cepat menuju informasi bagi pemangku kepentingan, namun merugikan dalam
hal keterbandingan informasi. Namun, organisasi tetap harus mempertahankan siklus yang dapat diprediksi di mana semua
informasi yang dilaporkan mencakup periode waktu tertentu.
Pelaporan tentang kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial dapat bertepatan atau diintegrasikan dengan pelaporan
organisasional lainnya, seperti laporan keuangan tahunan. Periode yang dapat dikoordinasikan memperkuat hubungan antara
kinerja finansial dan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial.
MEMPERBARUI KONTEN LAPORAN
Saat menyiapkan laporan baru, organisasi dapat mengidentifikasi area informasi yang belum berubah sejak laporan sebelumnya
(seperti kebijakan yang belum diubah). Organisasi dapat memilih untuk hanya memperbarui topik dan Indikator yang telah
berubah dan untuk menerbitkan ulang Pengungkapan Standar yang tidak berubah. Misalnya, suatu organisasi mungkin memilih
untuk memperbanyak informasi tentang kebijakan yang belum berubah dan hanya memperbarui Indikatornya. Fleksibilitas
untuk mengambil pendekatan tersebut sebagian besar akan bergantung pada pilihan media pelaporan organisasi. Beberapa
topik seperti Strategi dan Analisis serta DMA dan Indikator, kemungkinan menunjukkan perubahan pada setiap periode
pelaporan, sementara topik lainnya, seperti profil organisasi dan tata kelola, mungkin berubah secara lebih lambat. Apa pun
strategi yang digunakan, rangkaian lengkap informasi yang berlaku untuk periode pelaporan harus dapat diakses di satu lokasi
(baik dokumen kertas atau dokumen berbasis web).
258
PEDOMAN
PELAPORAN
KEBERLANJUTAN
BAGIAN 8
260
8
PENGEMBANGAN
KONTEN
PEDOMAN G4
8.1 PROSES WAJIB GRI
Semua dokumen dalam Kerangka Kerja GRI harus dikembangkan sesuai dengan prinsip proses wajib yang telah disetujui oleh
Dewan Direksi GRI dan dijelaskan dalam dokumen ini. Komite Penasihat Teknis bertanggung jawab mengevaluasi apakah
pengembangan Dokumen Rerangka Kerja telah mengikuti proses uji tuntas yang dijelaskan dalam dokumen ini. Uraian Proses
Uji Tuntas lengkap dapat ditemukan di www.globalreporting.org.
PRINSIP PROSES UJI TUNTAS MENYELURUH
1.Kelompok Kerja GRI merupakan sarana utama dalam mengembangkan dan merevisi teks dokumen Rerangka Kerja GRI.
2.Kelompok Kerja GRI harus terdiri dari banyak pemangku kepentingan dalam komposisi konstituen mereka. Kelompok Kerja yang
mengembangkan Dokumen Rerangka Kerja Pelaporan untuk penerapan global, susunan kelompok kerja tersebut juga harus
mencakup seluruh dunia. Para pemilih utama untuk kelompok kerja harus: bisnis, lembaga mediasi, buruh, dan masyarakat sipil.
3.Setiap individu dapat berkiprah di Kelompok Kerja GRI. Penunjukan pada kelompok kerja didasarkan pada keahlian individu
dan kebutuhan komposisi dari Kelompok Kerja.
4.Sekretariat membentuk Kelompok Kerja GRI berdasarkan arahan Dewan Direksi untuk melaksanakan agenda teknis. Individu
yang dilibatkan dalam kelompok kerja diajak dan dipilih oleh Sekretariat yang mempertimbangkan calon peserta dari Dewan
Pemangku Kepentingan dan Komite Penasihat Teknis.
5.Keanggotaan kelompok kerja dialokasikan kepada perorangan alih-alih organisasi. Sekretariat GRI bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi penggantian yang sesuai bila salah satu anggota harus mengundurkan diri dari kelompok kerja sebelum
menyelesaikan tugasnya.
6.Kelompok Kerja GRI berusaha untuk mencapai keputusan melalui konsensus. Apabila konsensus ternyata tidak mungkin,
opini minoritas harus didokumentasikan untuk pertimbangan Komite Penasihat Teknis selama reviu mereka terhadap
hasil kelompok kerja. Penyelesaian masalah tersebut harus dikomunikasikan kepada Dewan Direksi dan Dewan Pemangku
Kepentingan untuk setiap dokumen dalam Rerangka GRI yang selanjutnya diteruskan ke lembaga tersebut untuk mereka
tinjau dan putuskan.
MENYUSUN PROPOSAL UNTUK REVISI
1.Revisi proposal pada teks Pedoman atau protokol harus dibuat drafnya oleh Kelompok Kerja GRI seperti yang dijelaskan
dalam Prinsip Proses Uji Tuntas Menyeluruh. Komposisi para pemilih dari kelompok kerja tersebut harus berupaya untuk
menyesuaikan dengan distribusi wilayah pemilihan dalam Dewan Pemangku Kepentingan.
2.Anggota Dewan Pemangku Kepentingan GRI akan dinilai sebagai kandidat untuk Kelompok Kerja GRI atas dasar keahlian
individual mereka, ketersediaan mereka, dan kebutuhan komposisi dalam kelompok kerja tersebut.
3.Untuk perubahan kecil pada Pedoman dan Protokol, Komite Penasihat Teknis dapat mengusulkan revisi pada teks Pedoman
dan protokol atas dasar hasil dari aktivitas penelitian dan pemantauan Sekretariat jika sudah ada konsultasi yang cukup
beragam dalam hal konstituensi dan geografi, dan konsultasi telah cukup luas dalam skala. Proses yang mendasari proposal ini
harus dijelaskan kepada Dewan Direksi dan Dewan Pemangku Kepentingan.
4.Komite Penasihat Teknis bertanggung jawab untuk meninjau proposal Kelompok Kerja GRI dan proses konsultatif lainnya.
Sekretariat GRI bertanggung jawab untuk menyiapkan “Draf Revisi terhadap Pedoman untuk Komentar Publik”. Draf Revisi
dapat mengusulkan perubahan pada hanya satu bagian dari Kerangka GRI atau pada beberapa bagian.
5.“Draf Revisi terhadap Pedoman untuk Komentar Publik” harus disediakan untuk Badan Tata Kelola GRI dan semua pihak eksternal
yang berkepentingan selama jangka waktu setidaknya 90 hari. Komentar yang diterima akan dianggap sebagai data publik.
BAGIAN 8
PERSETUJUAN PEDOMAN
1.Komite Penasihat Teknis bertanggung jawab untuk mengawasi penggabungan komentar publik ke dalam draf dokumen.
Sekretariat akan menyelesaikan Draf Revisi Pedoman untuk ditinjau oleh badan tata kelola.
2.Dewan Pemangku Kepentingan dan Komite Penasihat Teknis memberikan rekomendasi setuju/tidak setuju dan Dewan Direksi
bertanggung jawab terhadap persetujuan akhir.
3.Dewan Direksi GRI akan memutuskan cara dan waktu peluncuran pembaruan pada Pedoman.
8.2 B
ADAN TATA KELOLA GRI, SEKRETARIAT, DAN KELOMPOK KERJA G4
DEWAN DIREKSI
Dewan Direksi (BoD) GRI memiliki fidusia pokok, tanggung jawan finansial dan hukum atas GRI, termasuk wewenang
pengambilan keputusan akhir pada revisi Pedoman GRI, strategi organisasi, dan rencana kerja.
Ketua Dewan Direksi pada saat penerbitan Pedoman G4: Herman Mulder.
DEWAN PEMANGKU KEPENTINGAN
Dewan Pemangku Kepentingan (SC) adalah forum kebijakan pemangku kepentingan resmi dalam struktur tata kelola GRI.
Dewan Pemangku Kepentingan menyarankan Dewan Direksi terkait masalah strategis. Fungsi tata kelola utama Dewan
Pemangku Kepentingan mencakup penunjukan anggota Dewan Direksi dan pembuatan rekomendasi terkait kebijakan, rencana
bisnis, dan aktivitas mendatang.
Hingga 50 anggota duduk dalam Dewan Pemangku Kepentingan. Keanggotaannya berbeda-beda dan diambil dari semua
wilayah yang ditentukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa: Afrika, Asia Pasifik/Oseania, Amerika Latin/Karibia, Amerika Utara/
Eropa/CIS, dan Asia Barat. Para anggotanya mewakili konstituensi inti dalam jaringan GRI: Bisnis, Organisasi Masyarakat Sipil,
Buruh, dan Lembaga Mediasi.
Dewan Pemangku Kepentingan mengajukan rekomendasi setuju/tidak setuju kepada Dewan Direksi tentang penerbitan semua
dokumen pelaporan GRI.
Ketua Dewan Pemangku Kepentingan pada saat penerbitan Pedoman G4: Karin Ireton.
KOMITE PENASIHAT TEKNIS
Komite Penasihat Teknis (TAC) membantu Dewan Direksi GRI dan Sekretariat dalam menjaga keseluruhan kualitas dan koherensi
Rerangka GRI dengan memberikan saran dan keahlian teknis tingkat tinggi.
Dengan maksimum 15 anggota, TAC merekomendasikan rencana pengelolaan, petunjuk teknis khusus, dan formulir konten
teknis GRI. TAC juga memastikan bahwa konten teknis GRI dikembangkan dengan mengikuti proses uji tuntas.
Komite Penasihat Teknis mengajukan rekomendasi setuju/tidak setuju kepada Dewan Direksi tentang penerbitan semua
dokumen pelaporan GRI.
Ketua Komite Penasihat Teknis pada saat penerbitan Pedoman G4: Denise Esdon.
SEKRETARIAT GRI
Dipimpin oleh Direktur Eksekutif, Sekretariat menerapkan rencana kerja teknis yang disetujui oleh Dewan Direksi. Sekretariat
juga mengelola komunikasi jaringan dan komunikasi institusional, aktivitas pembelajaran, layanan dukungan, penjangkauan,
hubungan pemangku kepentingan, dan administrasi keuangan.
Direktur Eksekutif pada saat pemublikasian Pedoman G4: Ernst Ligteringen.
261
262
BAGIAN 8
KELOMPOK KERJA G4
Kelompok Kerja Anti-Korupsi
Ann Marley Chilton, Environmental Resources Management
(ERM)
Chong San Lee, Transparency International
Christiane Meyer, Banarra
Daniel Kronen, Siemens
Dante Pesce, Pontificia Universidad Católica de Valparaíso Centro Vincular
Dayna Linley-Jones, Sustainalytics
Dongsoo Kim, Korea Productivity Center (KPC)
Eileen Kohl Kaufman, Social Accountability International (SAI)
Eileen Radford, TRACE International
Jacques Marnewicke, Sanlam
Janine Juggins, Rio Tinto
Jayn Harding, FTSE
Julia Kochetygova, S&P Dow Jones Indices
Kirstine Drew, Trade Union Advisory Committee (TUAC) to the
OECD
Kris Dobie, Ethics Institute of South Africa
Loi Kheng Min, Transparency International
Luis Piacenza, Crowe Horwath
Olajobi Makinwa, United Nations Global Compact (UNGC)
Peter Wilkinson, Transparency International
Sabrina Strassburger, Fiat
Samuel Kimeu, Transparency International
Simon Miller, World Vision International (WVI)
Kelompok Kerja Tingkat Aplikasi
Amanda Nuttall, Net Balance Foundation
Anna-Sterre Nette, SynTao
Claire White, International Council on Mining and Metals
(ICMM)
Dan Sonnenberg, Russell and Associates
David Martin Kingma, Holcim
Deborah Evans, Lloyd’s Register Quality Assurance Ltd (LRQA)
Grace Williams, Oxfam International
Maria Helena Meinert, BSD Consulting
Matthéüs van de Pol, Ministry of Economic Affairs
Michal Pelzig, Essar Group
Oh, SunTae, Korean Standards Association (KSA)
Pierre Habbard, Trade Union Advisory Committee (TUAC) to
the OECD
Santhosh Jayaram, Det Norske Veritas (DNV)
Sonal Kohli, Essar Group
Kelompok Kerja Boundary
Andrew Cole, LendLease
Ashling Seely, the International Textile, Garment and Leather
Workers Federation (ITGLWF)
Christian Hell, KPMG
Connie L. Lindsey, the Northern Trust Company
David Vermijs, David Vermijs Consulting
Francesca Poggiali, Ferrero
Francis J. Maher, Verasiti Inc.
Hariom Newport, Shell
Joris Oldenziel, SOMO - Centre for Research on Multinational
Corporations
Kirstine Drew, Trade Union Advisory Committee (TUAC) to the
OECD
Luis Perera, PricewaterhouseCoopers (PwC)
Maali Qasem Khader, Schema
Mardi McBrien, CDP
Michelle Cox, CDP
Ornella Cilona, CGIL Nazionale
Ralph Thurm, Deloitte
Ramesh Chhagan, Exxaro Resources
Shikhar Jain, CII-ITC Centre of Excellence for Sustainable
Development
Yuki Yasui, United Nations Environment Programme Finance
Initiative (UNEP FI)
Kelompok Kerja Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Bruno Bastit, Hermes Equity Ownership Services
Bruno Sarda, Dell, Inc.
Carlota Garcia-Manas, EIRIS
Dongsoo Kim, Korea Productivity Center (KPC)
Dwight Justice, International Trade Union Confederation (ITUC)
Glenn Frommer, MTR Corporation Ltd.
Milagros L. Zamudio, Electroperú S.A.
Paul Davies, Banarra
Julia Robbins, Vancity
Sandra Cossart, SHERPA
Sanjib Kumar Bezbaroa, ITC Ltd.
Victor Ricco, Centro de Derechos Humanos y Ambiente
(CEDHA)
William R. Blackburn, William Blackburn Consulting, Ltd.
263
BAGIAN 8
Kelompok Kerja Tata Kelola dan Remunerasi
Cyrille Jégu, The Next Step
Frank Curtiss, RPMI Railpen
Heather Slavkin, AFL-CIO
Hugh Grant, Australian Sustainability Leaders Forum (ASLF)
Isabelle Cabos, European Investment Bank
Jan van de Venis, Stand Up For Your Rights
Janet Williamson, Kongres Serikat Pekerja
Karen Egger, Transparency International
Luiz Fernando Dalla Martha, IBGC - Brazilian Institute of
Corporate Governance
Marleen Janssen Groesbeek, Eumedion
Sarah Repucci, Independent consultant
Wesley Gee, Stantec Consulting Ltd.
Yogendra Saxena, The Tata Power Company Limited
Kelompok Kerja Emisi Gas Rumah Kaca
Andrea Smith, CDP
Christina Schwerdtfeger, Coto Consulting
Guo Peiyuan, Syntao
Ian Noble, Global Adaptation Institute (GAIN)
Jeong-Seok Seo, Korea Productivity Center (KPC)
Jiang Shan, China Minmetals Corporation
Kishore Kavadia, Terracon Ecotech
Mathew Nelson, Ernst & Young
Michael Cass, Shell
Nicholas Bollons, Bureau Veritas
Olivier Elamine, alstria office REIT AG
Pablo Salcido, Ministry of Environment and Natural Resources
Patrick Browne, UPS
Pedro Cabral Santiago Faria, CDP
Peggy Foran, The Climate Registry
Peter Colley, The Mining & Energy Division of the Construction,
Forestry, Mining and Energy Union (CFMEU)
Rudolf Schwob, F. Hoffmann-La Roche
Shamini Harrington, Sasol
Vince(Yoonjae) Heo, Bloomberg
8.3 PENGAWASAN PROYEK G4
PENGAWASAN UMUM
Nelmara Arbex
MANAJEMEN PROYEK
Bastian Buck
Ásthildur Hjaltadóttir
DESAIN DAN TATA LETAK
Mark Bakker, scribbledesign.nl
Kelompok Kerja Pengungkapan Rantai Pasokan
Ang-Ting Shih, Delta Electronics and KPMG Taiwan
Clóvis Scherer, DIEESE - Escritório do Distrito Federal
Cody Sisco, Business for Social Responsibility (BSR)
Dante Pesce, Pontificia Universidad Católica de Valparaíso Centro Vincular
Douglas Kativu, African Institute of Corporate Citizenship
(AICC)
Dwight Justice, International Trade Union Confederation (ITUC)
Jane Hwang, Social Accountability International (SAI)
Jayson Cainglet, Agribusiness Action Initiative (AAI)
José Figueiredo Soares, EDP - Energias de Portugal
Juan Carlos Corvalán, Sodimac
Mike Lombardo, Calvert
Mohamed El-Husseiny, Industrial Modernisation Center (IMC)
Ole Henning Sommerfelt, Ethical Trading Initiative Norway
Sanjiv Pandita, Asia Monitor Resource Centre (AMRC)
Willie Johnson, Procter & Gamble
Zhang Long/Yu Ziqiang, Baosteel
KOMENTAR PUBLIK
Sekitar 2.550 masukan diterima sebagai tanggapan terhadap
dua Periode Komentar Publik yang diselenggarakan
sehubungan dengan pengembangan Pedoman G4. Periode
Komentar Publik tersebut masing-masing berlangsung dari
Agustus - November 2011 dan Juni - November 2012.
264
BAGIAN 8
8.4 PENGHARGAAN
ATAS PARTISIPASI MEREKA DALAM KONSORSIUM SPONSOR G4
Wim Bartels (KPMG)
Krista Bauer (GE)
Juan Costa Climent (Ernst & Young)
Rodolfo Guttilla (former Natura)
Jessica Fries (PricewaterhouseCoopers (PwC))
Eric Hespenheide (Deloitte)
Kim Hessler (GE)
Andrew Howard (former Goldman Sachs)
Kevin Mcknight (Alcoa)
Marina Migliorato (Enel)
Rupert Thomas (Shell)
ATAS SARAN MEREKA DALAM EDISI TEKNIS
Roger Adams (Association of Chartered Certified Accountants (ACCA)), John Purcell (CPA Australia), Kirsten Simpson (Net Balance)
dan Matty Yates (Ernst & Young)
ATAS KONTRIBUSI KHUSUS MEREKA TERHADAP PROYEK
Amina Batool, Jack Boulter, Laura Espinach, Alice van den Heuvel (Ernst & Young), Jennifer Iansen-Rogers (former KPMG), Katja
Kriege, Maggie Lee, Youri Lie, Anna Nefedova (Deloitte), Daniele Spagnoli, Anne Spira, Karlien van der Staak, Enrique Torres,
Anouk Wentink (PricewaterhouseCoopers (PwC))
Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI dikembangkan dalam bahasa Inggris. Walau pemenuhan kualitas yang ketat diterapkan
pada terjemahan ini, namun versi Bahasa Inggris adalah dokumen resmi. Pengembangan lebih lanjut dari versi Bahasa Inggris
dari Pedoman Pelaporan Keberlanjutan akan dipublikasikan di laman web GRI (www.globalreporting.org).
Terjemahan dan tata letak versi Bahasa Indonesia dikerjakan oleh Strategic Agenda LLP dan diperiksa secara khusus oleh:
ŸŸ Ariefin Makaminan, Deputi Direktur Eksekutif, National Center for Sustainability Reporting (NCSR) (Pimpinan Penelaahan
Sejawat)
ŸŸ Ali Darwin, Direktur Eksekutif, National Center for Sustainability Reporting (NCSR)
ŸŸ Ali Rahmadi, Kepala Divisi, Jasa Sustainability Assurance, Mazars Indonesia
ŸŸ Ario Tranggono, Spesialis Keberlanjutan, Yayasan Pembangunan Berkelanjutan
ŸŸ Chandra Wirman, Spesialis Keberlanjutan, Yayasan Pembangunan Berkelanjutan
Terjemahan disponsori oleh Sekretariat Negara untuk Urusan Ekonomi (SECO).
Schweizerische Eidgenossenschaft
Confédération suisse
Confederazione Svizzera
Confederaziun svizra
Swiss Confederation
Federal Department of Economic Affairs,
Education and Research EAER
State Secretariat for Economic Affairs SECO
TANGGUNG JAWAB HUKUM
Dokumen ini, yang dirancang untuk menggalakkan pelaporan keberlanjutan, telah disusun
melalui proses konsultatif multi-pemangku kepentingan khusus yang melibatkan perwakilan
dari organisasi dan pengguna laporan informasi dari seluruh dunia. Meskipun Dewan Direksi GRI
menganjurkan penggunaan Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI (Pedoman GRI) oleh seluruh
organisasi, penyusunan dan publikasi laporan yang secara keseluruhan atau sebagian didasarkan
pada Pedoman GRI sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembuatnya. Baik Dewan Direksi
GRI maupun Stichting Global Reporting Initiative tidak bertanggung jawab atas segala akibat atau
kerusakan yang ditimbulkan secara langsung atau tidak langsung, dari penggunaan Pedoman GRI
dalam penyusunan laporan atau penggunaan laporan berdasarkan Pedoman GRI.
INFORMASI HAK CIPTA DAN MEREK DAGANG
Hak cipta dokumen ini dilindungi oleh Stichting Global Reporting Initiative (GRI). Diizinkan
memperbanyak dan menyebarluaskan dokumen ini untuk tujuan informasi dan/atau digunakan
dalam menyusun laporan keberlanjutan tanpa izin terlebih dahulu dari GRI. Namun, baik dokumen
ini maupun ekstraksi dari dokumen ini tidak boleh diperbanyak, disimpan, diterjemahkan, atau
ditransfer dalam bentuk apa pun atau dengan cara apa pun (elektronik, mekanik, fotokopi,
rekaman, atau lainnya) untuk tujuan lain tanpa izin tertulis sebelumnya dari GRI.
Global Reporting Initiative, logo Global Reporting Initiative, Pedoman Pelaporan Keberlanjutan,
dan GRI adalah merek dagang dari Global Reporting Initiative.
KONSORSIUM G4
Global Reporting Initiative
PO Box 10039
1001 EA Amsterdam
The Netherlands
Tel: +31 (0) 20 531 00 00
Fax: +31 (0) 20 531 00 31
Informasi lebih lanjut mengenai GRI dan Pedoman
Pelaporan Keberlanjutan dapat diperoleh dari:
www.globalreporting.org
[email protected]
© 2013 Global Reporting Initiative.
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Download