EFEK PEMBERIAN JUS BUAH KIWI (Actinidia deliciosa

advertisement
EFEK PEMBERIAN JUS BUAH KIWI (Actinidia deliciosa)
TERHADAP PERKEMBANGAN JANIN MENCIT HAMIL
YANG TERPAPAR ASAP ROKOK
ARTIKEL
Oleh :
DESTIANA PRATAMI
NIM. 050111a004
PROGRAM STUDI FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
Agustus, 2016
EFEK PEMBERIAN JUS BUAH KIWI (Actinidia deliciosa)
TERHADAP PERKEMBANGAN JANIN MENCIT HAMIL
YANG TERPAPAR ASAP ROKOK
ARTIKEL
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Oleh :
DESTIANA PRATAMI
NIM. 050111a004
PROGRAM STUDI FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
Agustus, 2016
2
3
Efek Pemberian Jus Buah Kiwi (Actinidia deliciosa) Terhadap
Perkembangan Janin Mencit Hamil Yang Terpapar Asap Rokok
Destiana Pratami
Program studi farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran,
Email : [email protected]
ABSTRAK
Latar belakang : Bahan kimia yang dikeluarkan asap rokok jika terhisap akan
berpengaruh kepada kehamilan, mempengaruhi plasenta dan pertumbuhan janin
serta bisa terjadi hipoksia pada induk. Kiwi dikenal sebagai sumber utama
flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa antioksidan yang poten. Tujuan :
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas jus kiwi terhadap
perkembangan janin mencit hamil yang terpapar asap rokok dan untuk
mengetahui pada dosis berapa jus kiwi berpengaruh terhadap perkembangan janin
mencit hamil yang terpapar asap rokok yang sebanding dengan vitamin E.
Metode : Jenis rancangan penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan post
test only control group design dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
terdiri dari satu kelompok kontrol negatif (aquadest dan 3 batang rokok/hari), satu
kelompok kontrol positif (vitamin E dosis 0,2ml/20gBB dan 3 batang rokok/hari),
dan dua kelompok perlakuan (jus kiwi (Actinidia deliciosa) dosis 0,4ml/20gBB
dan 0,5ml/20gBB dan 3 batang rokok/hari). Data dianalisis menggunakan uji
ANOVA satu jalan dan uji Kruskall-Wallis.
Hasil : Hasil analisis menunjukan bahwa kelompok perlakuan jus kiwi (Actinidia
deliciosa) pada dosis 0,4ml/20gBB dilihat dari parameter PKBP induk dan BB
fetus memiliki nilai signifikan kurang dari α 0,05. Sedangkan perlakuan jus kiwi
pada dosis 0,5ml/20gBB dilihat dari parameter PKBP induk dan BB janin
memiliki efek yang sebanding dengan kelompok kontrol positif (vitamin E dosis
0,2 ml/20gBB) yaitu dengan nilai signifikansi lebih dari α 0,05.
Kata kunci
vitamin E.
: Buah kiwi (Actinida deliciosa), Flavonoid, efek asap rokok,
Kepustakaan : 35 (1964 - 2015)
4
ABSTRACT
Background : Chemicals sucked from the smoke of cigarette can affect
pregnancy, , placenta and fetal growth and can cause fetal hypoxia. Kiwi is known
as a major source of flavonoids. Flavonoid contains potens antioxidants. Purpose
: The purpose of this study is to determine the effectiveness of kiwi juice on fetal
development of pregnant mice exposed to smoke and to know at what dose kiwi
juice affects fetal development of pregnant mice exposed to cigarette smoke
which is comparable to vitamin E.
Method : This type of research design was pure experimental with post test only
control group design with Complete Random Design, which consisted of a
negative control group (aquadest and 3 cigarettes/day), a positive control group
(vitamin E with the dose of 0, 2 ml/gBW and 3 cigarettes/day), and two treatment
groups (kiwi juice (Actinidia deliciosa) with the doses of 0, 4ml/20gBW and 0, 5
ml/20gBW with 3 cigarettes/day). The data were analyzed by using the ANOVA
of test one way and Kruskall-wallis test.
Result : The results of the analysis show that the treatment group of kiwi juice
(Actinidia deliciosa) at the dose of 0,4ml / 20gBW seen from main PKBP
parameter and BW fetus has a significant value less than α 0.05. While the kiwi
juice treatment at the dose of 0,5ml / 20gBB seen from main PKBP parameter and
BB fetus has an effect that is comparable to the positive control group (vitamin E
with the dose of 0.2 ml / 20gBB) with the significant value of α 0.05.
Keywords
vitamin E.
: Kiwi (Actinidia deliciosa), flavonoid, effects of cigarette smoke,
Biliographies : 35 (1964 - 2015)
5
1. PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat terbebas dari
senyawa radikal bebas. Asap rokok, makanan yang digoreng, dibakar,
paparan sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat
tertentu, racun dan polusi udara merupakan beberapa sumber
pembentuk senyawa radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul
yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan.
Elektron-elektron yang tidak berpasangan ini menyebabkan radikal
bebas menjadi senyawa yang sangat reaktif terhadap sel-sel tubuh
dengan cara mengikat elektron molekul sel (Pietta, 1999;
Wijaya,1996).
Rokok merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat
menyebabkan cacat lahir. Kebiasaan merokok pada wanita hamil dapat
menyebabkan abortus spontan dan kematian janin prenatal, bahkan
dapat menyebabkan meromelia. Pada wanita perokok berat yang
merokok 20 batang atau lebih perhari, dapat menyebabkan kelahiran
prematur dua kali lebih sering dibanding ibu-ibu yang tidak merokok,
dan bayinya memiliki berat badan rendah (kurang dari 2000g) yang
sering menyebabkan kematian janin (Razak 2005).
Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa resiko penyakit kronis
akibat senyawa radikal bebas dapat dikurangi dengan memanfaatkan
peran senyawa anti oksidan seperti vitamin C, E, A, karoten, asamasam fenol, polifenol dan flavonoid (Robinson, 1995). Karakter utama
senyawa antioksidan adalah kemampuannya untuk menangkap dan
menstabilkan radikal bebas (Robinson, 1995). Untuk menangkal
radikal bebas yang ditimbulkan asap rokok, tubuh memerlukan
antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan
radikal bebas dengan menghambat dampak negatif senyawa yang
terdapat dalam asap rokok (Oktavianis, 2011).
Pada penelitian mengenai pengaruh pemberian kuersetin terhadap
fetus mencit dari induk yang diberi ekstrak air tembakau diperoleh
hasil pemberian kuersetin dengan dosis 3,9 mg/20g BB dan 7,8
mg/20g BB dapat mencegah kerusakan dan kematian fetus yang
diakibatkan pemberian ekstrak air tembakau rokok (Mayasari, 2008).
Berdasarkan peranan flavonoid khususnya kuersetin sebagai
antioksidan, maka peneliti tertarik untuk membuktikan ada tidaknya
pengaruh flavonoid yang terkandung dalam jus buah kiwi (Actinidia
deliciosa) dalam mengurangi efek yang ditimbulkan dari paparan asap
rokok.
2. TUJUAN PENELITIAN
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh jus buah kiwi
(Actinidia deliciosa) terhadap perkembangan janin mencit hamil yang
terpapar asap rokok?
6
b. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui dosis jus buah kiwi (Actinidia deliciosa) yang
berpengaruh terhadap mencit hamil yang terpapar asap rokok yang
sebanding dengan vitamin E dosis 0,2ml /kgBB ?
3. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni untuk
mengetahui efektivitas jus kiwi terhadap efek dari asap rokok selama
periode kehamilan mencit. Rancangan eksperimen yang digunakan untuk
penelitian ini adalah Post Test Only Control Group Design dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dengan randomisasi sederhana
penelitian ini membagi sampel menjadi empat kelompok, yaitu kontrol
negatif yang diberi paparan asap rokok 3 batang/hari, satu kelompok
kontrol positif yang diberi vitamin E 0,2ml/gBB, dan dua kelompok
perlakuan yang diberi jus kiwi dengan dosis 0,4ml/20gBB dan dosis
0,5ml/20gBB. Pengukuran dilakukan pada post test, dengan
membandingkan hasil penghitungan berat badan mencit selama kehamilan,
berat badan fetus, jumlah fetus, jumlah fetus yang mati, kecacatan dan
resorpsi pada fetus yang diberi paparan asap rokok dengan pemberian jus
kiwi dan paparan asap rokok.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Rata-rata (PKBP) mencit hamil, Rata–rata berat badan janin, dan
rata–rata janin mencit
Kelompok
PKBP induk
(Mean ± SD)
BB janin
(Mean ± SD)
Jumlah janin
(Mean ± SD)
Kontrol negatif
Kontrol positif
Kiwi kons. 75% v/v
Kiwi kons. 100% v/v
0,48 ± 0,08
0,98 ± 0,08
0,82 ± 0,08
1,00 ± 0,06
0,92 ± 0,08
1,40 ± 0,06
1,28 ± 0,08
1,43 ± 0,08
9,17 ± 1,72
10,67 ± 1,21
10,33 ± 0,82
10,83 ± 0,41
Hasil penelitian menunjukan nilai PKBP kelompok kontrol positif
(vitamin E dosis 0,2ml/20gBB) dan kelompok jus kiwi konsentrasi 100%
v/v mempunyai nilai PKBP paling besar yaitu vitamin E 0,98 gram dan jus
kiwi konsentrasi 100% v/v 1,00 gram. Diikuti dengan kelompok kontrol
jus kiwi konsentrasi 75% v/v sebesar 0,82 gram. Dan rata-rata nilai PKBP
kontrol negatif 0,48 gram. Nilai PKBP pada kelompok kontrol positif dan
kelompok jus kiwi pada setiap dosis lebih besar dibandingkan dengan
kontrol negatif. Sedangkan rata-rata berat badan janin dengan nilai
tertinggi ialah kelompok jus kiwi konsentrasi 100% v/v yaitu 1,43 gram
dan kontrol positif yaitu 1,40 gram, diikuti kelompok kontrol jus kiwi
konsentrasi 75% v/v yaitu 1,28 gram dan berat janin terendah yaitu
kontrol negatif sebesar 0,92 gram. Sedangkan untuk jumlah janin
kelompok kontrol positif, kelompok kontrol jus kiwi konsentrasi 75% v/v
dan konsentrasi 100% v/v mempunyai nilai rata- rata jumlah janin lahir 10
ekor, diikuti kelompok kontrol negatif dengan rata-rata lahir 9 ekor.
7
a. Analisis purata kenaikan berat badan perhari pada induk
Hasil uji normalitas diperoleh p-value untuk kelompok kontrol
negatif, kontrol positif, jus kiwi konsentrasi 75% v/v dan 100% v/v
masing-masing berturut-turut sebesar 0,212, 0,212, 0,212, dan 0,101.
Karena semuan nilai p-value tersebut lebih besar dari α (0,05) ini
menunjukan bahwa data-data tersebut terdistribusi normal.
Hasil uji homogenitas varian menggunakan lavene test diperoleh pvalue 0,792 > α (0,05) ini menunjukan bahwa data-data diperoleh
memiliki varian yang homogen.
Hasil uji Anava satu jalan diperoleh f hitung = 65,688 dengan pvalue 0,000. Karena nilai p-value kurang dari α (0,05) maka disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan secara bermakna kenaikan BB induk diantara
keempat perlakuan. Utuk mengetahui perlakuan-perlakuan mana yang
memiliki efek berbeda terhadap kenaikan berat badan induk, dilakukan uji
LSD, yang disajikan berikut ini.
Pasangan perlakuan
Kontrol negatif vs kontrol
positif
Kontrol negatif vs konsentrasi
75% v/v
Kontrol negatif vs konsentrasi
100% v/v
Kontrol positif vs konsentrasi
75% v/v
Kontrol positif vs konsentrasi
100% v/v
Kons. 75% v/v vs kons. 100%
v/v
p-value
Kesimpulan
0,000
Berbeda signifikan
0,000
Berbeda signifikn
0,000
Berbeda signifikan
0,001
Berbeda signifikan
0,695
Berbeda tidak signifikan
0,000
Berbeda signifikan
Berdasarkan tabel diatas hasil dari uji post hoc menggunakan uji
LSD diperoleh pasangan perlakuan yang memiliki nilai p-value < 0,05
memiliki efek yang berbeda secara bermakna, sedangkan yang memiliki
nilai p > 0,05 berarti efeknya tidak berbeda secara bermakna terhadap
kenaikan berat badan induk.
b. Analisis data pada berat badan janin
Hasil uji normalitas diperoleh p-value untuk kelompok kontrol
negatif, kontol positif, jus kiwi konsentrasi 75% v/v dan konsentrasi 100
% v/v masing masing berturut-turut sebesar 0,212; 0,101; 1,212; 0,91 ini
menunjukan bahwa data-data tersebut berdistribusi normal karena
memiliki nilai lebh besar dari α (0,05).
Hasil uji homogenitas varian menggunakan lavene test diperoleh pvlue 0,628. Karena nilai p-value lebih besar dari nilai α (0,05) ini
menunjukan bahwa data-data tersebut memiliki varian yang homogen.
8
Hasil uji anova satu jalan diperoleh f hitung = 61,111 dengan pvalue 0,000. Oleh karena nilai p-value lebih kecil dari nilai α (0,05) maka
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan secara bermakna terhadap BB
janin. Untuk mengetahui perlakuan-perlakuan yang mana yang memiliki
efek secara berbeda terhadap BB janin, dilakukan uji post hoc
menggunakan uji LSD yang disajikan berikut ini.
Pasangan perlakuan
Kontrol negatif vs kontrol
positif
Kontrol negatif vs konsentrasi
75% v/v
Kontrol negatif vs konsentrasi
100% v/v
Kontrol positif vs konsentrasi
75% v/v
Kontrol positif vs konsentrasi
100% v/v
Kons. 75% v/v vs kons. 100%
v/v
p-value
Kesimpulan
0,000
Berbeda signifikan
0,000
Berbeda signifikan
0,000
Berbeda signifikan
0,013
Berbeda signifikan
0,445
Tidak berbeda signifikan
0,002
Berbeda signifikan
Berdasarkan tabel diatas bahwa dari hasil uji post hoc
menggunakan uji LSD diperoleh pasangan perlakuan yang memiliki nilai
p-value lebih kecil dari α (0,05) memiliki efek yang berbeda secara
bermakna, sedangkan yang memiliki nilai lebih dari nilai α (0,05) berarti
memiliki efek yang tidak berbeda secara bermakna terhadap berat badan
janin.
c. Analisis data pada jumlah janin
Hasil uji normalitas jumlah fetus diperoleh nilai p-value 0,212
untuk kontrol negatif, kontrol positif 0,003, jus kiwi konsentrasi 75% v/v
0,091, dan jus kiwi konsentrasi 100 % v/v 0,000. Ini menunjukan bahwa
data kelompok ontol negatif, kontrol positif dan jus kiwi konsentrasi 75%
v/v berdistribusi normal, sedangkan jus kiwi konsentrasi 100% v/v
memiliki nilai p-value kurang dari α (0,05), ini berarti jumlah janin pada
kwlompok kontrol yang diberikan jus kiwi 100% v/v tidak berdistribusi
normal. Dan hasil uji homogenitas varian menggunakan uji lavenne test
diproleh nilai p-value 0,211 lebih dari nilai α (0,05) berarti data-data yang
diperoleh memiliki varian yang homogen. Tetapi karena data yang
diperoleh ada yang tidak berdistribusi normal, maka uji perbedaan efek
keempat perlakuan terhadap jumlah janin dilakukan dengan menggunakan
uji kruskal walls.
Variabel dependen
Jumlah janin
X2 hitung
6,515
p-value
0,089
Berdasarkan tabel uji kruskal walls diatas diperoleh p-value 0,089.
Karena p-value tersebut lebih dari nilai α (0,05) maka disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan secara bermakna terhadap jumlah janin diantara
9
keempat perlakuan. Ini menunjukan bahwa semua perlakuan memiliki
efek yang sama terhadap jumlah janin.
5. SIMPULAN
a.
Berdasarkan penelitian pemberian jus kiwi memiliki efek terhadap
mencit hamil yang terpapar asap rokok dilihat dari adanya
peningkatan PKBP induk mencit dan berat badan fetus.
b.
Dilihat dari parameter yang sudah diteliti pemberian jus kiwi pada
konsentrasi 100% memiliki efek yang sebanding dengan vitamin E,
dilihat dari PKBP induk mencit dan BB fetus yang memiliki nilai
signifikan > 0,05.
6. UCAPAN TERIMAKASIH
Seluruh civitas akademika STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Ketua
Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Drs. Jatmiko
Susilo, Apt., M.Kes, Dosen Pembimbing I Richa Yuswantina S. Farm.,
Apt., M.Si., Dosen Pembimbing II Dian Oktianti S.Far., Apt., M.Sc., Ayah
dan Ibu saya tercinta serta adik-adik saya.
7. DAFTAR PUSTAKA
Mayasari, R. (2008). Pengaruh Pemberian Kuersetin Terhadap Fetus Mecit
dari Induk yang Diberi Ekstrak Air Tembakau. Skripsi. Padang:
Universitas Andalas.
Oktavianis. (2011). Efek pemberian Asap Rokok terhadap Kehamilan tikus
putih (rattus norvegicus). Tesis. Padang : Program Studi Ilmu Biomedik
Program Pascasarjana Universitas Andalas.
Pietta P.G., 1999. Flavonoid as Antioxidant. Reviews, J. Nat. Prod., 63,
1035-1042.
Razak, Datu. (2005). Cacat Lahir Disebabkan Oleh Faktor Lingkungan.
Bagian Anatomi FK Universitas Hasanudin. J. Med Nus. Vol 26 No. 3
Juli-September.
Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerbit ITB :
Bandung.
10
Download