EVALUASI STABILITAS ENZIM PAL PADA TIGA KONDISI LINGKUNGAN YANG BERBEDA (Evaluation of PAL Enzyme Stability on Three Different Environments) Nirmala F. Devy1, Chaereni Martasari1 dan Karsinah2 BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA 2 BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH SOLOK 1 ABSTRAK Lingkungan serta umur sangat mempengaruhi proses fisiologis pada suatu tanaman, salah satunya adalah aktivitas enzim PAL (phenil alanin amonialiase). Menurut Salisbury dan Ross (1992), enzim PAL merupakan katalisator dalam reaksi konversi phenilalanin menjadi asam sinamik, dengan proses deaminasi pada siklus asam sikimik. Siklus ini sangat penting pada tanaman karena produk akhirnya akan dirubah menjadi protein, phytoaleksin, kaumarin, lignin, dan berbagai flavonoid seperti anthosianin. Untuk melihat sampai sejauh mana lingkungan mempengaruhi stabilitas enzim tersebut, maka penelitian 'Evaluasi stabilitas enzim PAL pada tiga kondisi lingkungan yang berbeda' ini dilakukan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Desember 2004 di Lolitjeruk Tlekung dan Balitbu Solok, Sumbar. Tanaman yang digunakan adalah hasil sambungan antara batang bawah JC dengan tanaman hasil perkawinan silang antara 2 (dua) kultivar Siam (Siam Pekanbaru/SP, Siam Madu/SM,) dan 3 (tiga) kultivar Keprok (K. Dancy/KD, KCK, dan K.51) serta 2 (dua) kultivar Pamelo (Pasaman/BP dan King/PK). Tanaman sampel diperlakukan pada 3 kondisi lingkungan, yaitu normal (kontrol), kekeringan dan genangan yang masing-masing dilakukan selama 1 minggu. Untuk mengukur aktivitas enzim PAL, ekstrak didapat dari 1 g daun yang digerus dalam 10 ml buffer Borat. Aktivitas enzim PAL yang berasal dari supernatant diukur dengan menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang λ= 290 nm. Dari penelitian ini secara umum dihasilkan bahwa rata-rata nilai enzim PAL pada setiap individu yang dicobakan adalah berbeda. Perlakuan kering maupun genangan pada tanaman juga memberikan efek yang berbeda pada setiap sampel/asesi maupun jenisnya. Pada jenis BP, SM, SP/KCK, dan SP/PK secara umum perlakuan kering maupun genangan mendorong terjadinya peningkatan aktivitas enzim PAL dibandingkan kontrol, dimana kenaikan aktivitas tersebut berkisar antara 1-37% dan 2-62% pada masing-masing perlakuan pengeringan dan penggenangan. Sedangkan jenis lainnya (PK, SP/K51, KD/SP, dan BP/SP) hanya perlakuan kering yang dapat meningkatkan (2-21%) nilai tersebut, sedangkan perlakuan genangan cenderung menurunkan (3-53%) aktivitasnya. Jika dilihat secara keseluruhan, maka perlakuan pengeringan selama 1 minggu meningkatkan (13.6%) aktivitas enzim PAL, sedangkan perlakuan genangan cenderung menurunkannya (3.8%) dibandingkan dengan kontrol. Kata kunci : Jeruk (Citrus sp.), enzim PAL (phenil alanin amonialiase), kekeringan, genangan, spektrofotometer. 152 Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika Indonesia 2005 ABSTRACT The environment and age would be influence on plant physiological processes, such as PAL (phenil alanin amonialiase) enzyme activity. According to Salisbury and Ross (1992), PAL enzyme is a catalyst on conversion of phenylalanine to cinnamic acid by shikimic acid pathway. This pathway is very important because phenolics as its product would be converted into several derivates besides protein, like phytoalexins, caumarins, lignin and various flavonoids such as the anthocyanins. The study of PAL enzyme stability on three different environments was done on January - December 2004 at Cistrophres Tlekung and Balitbu Solok. Used plants were hybrid of 2 Siam (Siam Pekanbaru/SP, Siam Madu/SM,) crossed into 3 mandarins (K. Dancy/KD, KCK, and K.51) and 2 cultivars of Pamelo (Pasaman/BP and King/PK) that grafted on JC rootstock. Those plants were grown on 3 different environments, i.e. normal/optima (control), one-week of drought and under waterlogged conditions. Activity of PAL enzyme was done by measuring spectrophotometric (λ= 290 nm) of extract sample supernatant. From this study, generally it could be concluded that the average value of enzyme PAL activity and effect raised from unfavorable environment on individual plant was different. The BP, SM, SP/KCK, and SP/PK plants both on drought and waterlogged conditions had higher number of enzyme activity (1-37% and 2-62%, respectively) than control treatment. On the other hand, on drought condition, PK, SP/K51, KD/SP, and BP/SP plants induced higher enzyme activity 2-21% but decreased 3-53% this activity on waterlogged one. Overall, one-week drought condition treatment would induce average of PAL enzyme activity up to 13.6% and waterlogged one decrease it up to 3.8% than control. Keywords : Citrus (Citrus sp.), PAL (phenil alanin amonialiase) enzyme, drought, waterlogged, spectrophotometer. PENDAHULUAN Perbaikan tanaman jeruk melalui hibridisasi tidak banyak diminati oleh pemulia tanaman, karena menyebabkan perubahan besar sifat tanaman dan memerlukan waktu relatif lama. Namun perkembangan teknik korelasi genetik dan pembuatan mutan yang diintegrasikan ke dalam konsep pemuliaan konvensional mampu mempercepat proses seleksi dan pembuatan keragaman genetik yang diperlukan. Teknis korelasi genetik mampu menganalisis keterkaitan antara aktifitas enzim tertentu pada tanaman dengan penampilan morfologi yang disebabkannya, sehingga proses seleksi dapat dilakukan lebih dini pada fase awal pertumbuhan. Keberhasilan penggunaan teknik mutasi dan hibridisasi sekarang dapat dideteksi lebih dini melalui analisis enzim yang terkait dengan eksresi Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika Indonesia 2005 153 morfologi tanaman dan analisis sitologinya. Enzim yang berkaitan dengan kualitas buah seperti rasa manis, adalah sukrosa phospat sintetase (SPS), Invertase (Al), dan sukrosa sintetase (SS) (Hubbart et al., 1989; Yamachi and Ishikawa, 1986; Sugiharto et al., 1996). Tekstur buah dikendalikan oleh phenil alanin amonialiase (PAL), sedangkan kadar asam oleh phenol. Warna buah terutama penampilan warna merah terkait dengan aktivitas produk metabolit sekunder antosianin (Gianfagna and Berkowitz, 1986 dan Andersen, 1987), sedangkan kriteria produktif oleh enzim Esterase (Purnomo et al., 1996). Dari hasil analisa enzim PAL yang dilakukan pada F1 hasil silangan antara 4 (empat) kultivar Siam (Siam Pekanbaru, Siam Madu, Siam Banjar, dan Siam Bengkulu) dan 3 (tiga) kultivar Keprok (K. Dancy, KCK, dan K.51) serta 2 (dua) kultivar Pamelo (Nambangan dan Pamelo) dihasilkan bahwa nilai enzim PAL pada daun dalam setiap asesi berbeda (Devy et al., 2004), sehingga untuk memastikan bahwa nilai enzim tsb akan stabil pada setiap kondisi, maka diperlukan studi mengenai stabilitas enzim PAL jeruk pada kondisi yang berbeda, yaitu kondisi optimal, tergenang dan kering. Menurut Salisbury dan Ross (1992), enzim PAL merupakan katalisator dalam reaksi konversi phenilalanin menjadi asam sinamik, dengan proses deaminasi pada siklus asam sikimik. Siklus ini sangat penting pada tanaman karena produk akhirnya akan dirubah menjadi protein, phytoaleksin, kaumarin, lignin, dan berbagai flavonoid seperti anthosianin. Selain hal tersebut, enzim PAL juga sangat penting dalam pembentukan komponen phenolik yang berperan pada pemulihan luka yang terjadi pada tanaman. Ditambahkan pula, dalam siklusnya aktivitas enzim PAL dalam tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan tanaman itu sendiri dan lingkungan dimana tanaman tersebut berada. Pada tanaman yang telah tua, kandungan ethyline yang meningkat akan meningkatkan pula aktivitasnya; sedangkan lingkungan yang sangat berpengaruh adalah cahaya, stress air maupun hama atau penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stabilitas kandungan Enzim PAL pada tanaman jeruk dalam kondisi yang berbeda. 154 Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika Indonesia 2005 BAHAN DAN METODE Penelitian akan dilaksanakan di nursery house Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropika dan Laboratorium Balitbu Solok, Sumbar mulai bulan Januari sampai November 2004. Bahan tanaman yang digunakan berasal dari benih F1 hasil persilangan antara Siam Pekanbaru (SP) x Keprok Kacang (KCK); SP x K51; SP X K Dancy; SP X Pamelo King (PK); KD X SP; S Madu (SM) X PK; Besar Pasaman (BP) X SP, dan induk dari BP, PK, SM, SP, KCK, K51, serta KD masing-masing sejumlah 5-10 asesi setiap hasil silangan, sedang induk diambil 1-2 tanaman. Tanaman-tanaman akan diuji ulang enzim PAL nya pada beberapa kondisi tanaman, yaitu optimal, kering, dan tergenang. Prosedur Pelaksanaan Tanaman F1 hasil silangan akan dikelompokkan menjadi 3, yaitu yang mempunyai enzim PAL < 11; 11-20; > 20. Pada tanaman terpilih tersebut dijadikan untuk induk dan disambungkan pada batang bawah JC yang berumur antara 8-10 bulan. Tanaman yang tumbuh akan dikelompokkan dan diperlakukan pada 3 lingkungan, yaitu lingkungan tumbuh yang optimal, kering, dan tergenang. Masingmasing perlakuan menggunakan unit perlakuan sebanyak 5 tanaman. Setelah 7 hari perlakuan, aktivitas enzim PAL-nya dianalisa. Analisa enzim PAL : Menimbang sampel 1 g daun jeruk segar, kemudian dihaluskan dengan mortar dan diekstrak menggunakan 10 ml buffer Borat 0,1 M pH 3,8 + 20 mM Mercaptoethanol + polyclar AT (0,4 g/g daun). Larutan tersebut disaring, supernatan disentrifugasi selama 30 menit, bagian yang jernih dipisahkan dengan endapannya. Protein diendapkan dari supernatan dengan menggunakan (NH 4) 2SO 4 jenuh, kemudian disentrifugasi selama 15 menit. Endapan tersebut kemudian dilarutkan dalam 5 ml buffer Borat pH 8,8 dan 1 ml 60 µM phenil alanin, diinkubasi pada suhu 35°C selama 1 jam. Aktivitas enzim PAL ditetapkan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 290 nm. Aktivitas enzim PAL dinyatakan dalan 1 unit aktivitas enzim PAL. Penilaian aktivitas PAL juga dilakukan terhadap tanaman dewasa yaitu dari daun tanaman tetua. Parameter pengamatan adalah : aktivitas enzim PAL pada daun tanaman setelah perlakuan penggenangan/pengeringan. Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika Indonesia 2005 155 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pelaksanaan analisa aktivitas enzim PAL pada daun tanaman sampel secara keseluruhan, secara umum dihasilkan bahwa nilai enzim PAL pada setiap individu yang dicobakan adalah berbeda. Demikian pula perlakuan kering maupun genangan pada tanaman tersebut juga memberikan efek yang berbeda pada setiap sampel/asesi maupun jenisnya (Tabel 1, Gambar 1). Tabel 1. Rata-rata Nilai Enzim PAL Tanaman Jeruk pada 3 Keadaan Lingkungan. (Average Value of Citrus PAL Enzyme on Three Different Environments) ASESI Perlakuan Lingkungan Tumbuh SP/KCK 22.1 SP/KCK 22.2 SP/KCK 24.1 SP/KCK 56.9 SP/KCK 40.1 SP/KCK 55.2 SP/KCK 55.3 SP/KCK 55.6 SP/KCK 55.8 SP/KCK 55.15 Kontrol 16.46 18.20 16.94 17.54 17.68 13.10 9.04 9.70 14.12 12.80 Kering 18.16 17.76 17.74 15.58 18.42 12.78 17.66 15.40 18.66 9.70 Genangan 16.36 16.56 17.60 15.56 17.44 15.6 15.10 7.70 15.18 12.62 BNT 5%=1.42 14.56 a 16.18 b 14.97 a 18.50 10.72 16.36 15.58 15.40 14.32 18.58 18.98 16.66 17.82 12.96 19.12 12.62 13.56 13.62 10.40 11.78 16.24 15.14 b 17.35 c 13.03 a 15.64 8.68 11.4 16.52 1174 18.28 12.84 11.64 17.46 17.44 14.58 14.14 8.92 16.72 7.48 SP/K51 62.1 SP/K51 66.1 SP/K51 66.4 SP/K51 66.6 SP/K51 66.8 SP/KD 95.2 BNT 5%= 0.83 SP/BN 32.1 SP/BN 43.1 SP/BN 43.3 SP/BN 43.4 SP/BN 35.5 BNT 5%= 1.00 12.79 a 15.53 b 12.37 a SP/PK 137.7 SP/PK 138.13 11.26 18.82 11.72 18.66 15.14 17.08 BNT 5%= 0.17 15.04 a 15.19 a 16.11 b 156 Rata-rata 16.99tn 17.50 17.42 16.22 17.84 13.82 13.93 10.93 15.98 11.70 16.56 tn 14.42 15.54 14.60 13.38 16.56 16.16 tn 11.89 10.65 16.90 12.22 12.70 tn 18.18 Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika Indonesia 2005 ASESI Perlakuan Lingkungan Tumbuh KD/SP 46.1 KD/SP 46.2 KD/SP 46.3 KD/SP 47.1 KD/SP 47.2 KD/SP 47.3 KD/SP 47.3 Kontrol 8.90 18.14 7.86 12.80 19.10 5.64 13.60 Kering 17.40 18.30 12.50 10.58 11.12 8.72 9.88 Genangan 7.22 14.60 6.24 7.67 8.90 12.76 11.52 BNT 5%= 0.31 12.29 b 12.64 c 9.84 a 9.66 10.64 13.04 18.60 17.74 12.58 16.82 5.98 16.78 9.80 10.48 16.44 12.94 17.60 16.50 12.98 16.60 14.60 17.82 13.42 10.74 6.16 7.60 9.42 10.88 13.74 10.82 6.92 13.34 12.68 BNT 5%= 0.31 13.16 a 14.94 b 10.23 a Besar Pasaman Pamelo King Siam Madu 8.34 a 13.22 b 12.56 a 9.29 a 14.66 b 17.28 c 13.52 b 6.20 a 16.38 b BP/SP 54.1 BP/SP 54.3 BP/SP 54.7 BP/SP 54.9 BP/SP 54.9 BP/SP 54.15 BP/SP 54.17 BP/SP 54.19 BP/SP 54.24 BP/SP 54.25 Rata-rata 11.17 tn 17.01 8.86 10.34 13.04 9.04 11.66 10.29 tn 11.08 11.19 15.20 15.04 13.10 14.74 9.16 15.98 11.96 10.38 tn 11.36 15.40 BNT 5%= 1.93 Keterangan : *)tn = tidak nyata pada uji BNT 5% Di dalam satu kolom, angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada BNT 5%. Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika Indonesia 2005 157 Nilai PAL 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Jenis jeruk Besar Pasaman (BP) Pamelo King (PK) KD/SP BP/SP SP/BN SP/K51 SP/KCK Siem Madu (SM) SP/PK Gambar 1. Rata-rata Nilai Aktivitas Enzim PAL secara Umum pada 9 Jenis Tanaman Jeruk. (Average Value of Generally PAL Enzyme Activity on Nine Types of Citrus) Pada jenis BP, SM, SP/KCK, dan SP/PK secara umum perlakuan kering maupun genangan mendorong terjadinya peningkatan aktivitas enzim PAL dibandingkan kontrol, dimana kenaikan aktivitas tersebut berkisar antara 1-37% dan 2-62% pada masing-masing perlakuan pengeringan dan penggenangan Sedangkan jenis lainnya (PK, SP/K51, KD/SP, dan BP/SP) hanya perlakuan kering yang dapat meningkatkan (2-21%) nilai tersebut, sedangkan perlakuan genangan cenderung menurunkan (3-53%) aktivitasnya (Gambar 2). 158 Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika Indonesia 2005 20 Nilai PAL 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 BP PK SM SP/KCK SP/K51 SP/BN SP/PK KD/SP BP/SP Jenis Tanaman Kontrol Kering Genangan Gambar 2. Rata-rata Nilai Aktivitas Enzim PAL pada 6 Jenis F1 serta 3 Jenis Induk Jeruk Masing-masing Sesudah Perlakuan Kering, Genangan dan Optimal (Kontrol). (Average Value of PAL Enzyme Activity on Six Types of F1 and Three Types of Mother-plant, Each on After Treatment of Drought, Waterlogged and Optimal (Control) Condition) Namun demikian bila dilihat secara keseluruhan, walaupun secara analisa statistika tidak nyata, perlakuan pengeringan selama 1 minggu dapat meningkatkan aktivitas enzim PAL, sedangkan perlakuan genangan cenderung menurunkannya dibandingkan dengan kontrol masing-masing sebanyak 13.6% dan 3.8% (Gambar 3). Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika Indonesia 2005 159 14.78 15 14.5 14 13.5 13.01 13 12.51 12.5 12 11.5 11 Nilai PAL Lingkungan tumbuh Kontrol Kering Genangan Gambar 3. Rata-rata Nilai Aktivitas Enzim PAL Secara Umum pada Tanaman Jeruk Masingmasing Sesudah Perlakuan Kering, Genangan dan Optimal (Kontrol). (Average Value of Generally PAL Enzyme Activity on Citrus Plants Each on After Treatment of Drought, Waterlogged and Optimal (Control) Condition) Perlakuan kekeringan maupun genangan merupakan suatu signal yang secara sistematik menyebabkan reaksi fisiologis dalam tanaman untuk mengurangi dampak negatifnya. Menurut Salisbury dan Ross (1992), dalam siklusnya aktivitas enzim PAL dalam tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan tanaman itu sendiri dan lingkungan dimana tanaman tersebut berada. Pada tanaman yang telah tua, kandungan ethyline yang meningkat akan meningkatkan pula aktivitasnya; sedangkan lingkungan yang sangat berpengaruh adalah cahaya, stress air maupun hama atau penyakit. Perlakuan pengeringan diduga merupakan signal lingkungan yang menyebabkan aktivitas beberapa enzim meningkat, salah satunya adalah PAL. Peningkatan aktivitas ini bertujuan untuk melindungi diri dari lingkungan yang tidak menguntungkan. Hal ini sesuai dengan penelitian Smith-Becker et al. (1998), dimana disimpulkan bahwa tanaman ketimun yang daunnya diinfeksi oleh Pseudomonas syringae pv syringae menyebabkan meningkatnya aktivitas enzim PAL pada tangkai daun yang terinfeksi dan pada batang yang terletak di atas daun tersebut dan diikuti oleh peningkatan konsentrasi SA (salicylic acid) dan 4HBA (4hydroxybenzoid). Kedua senyawa tersebut terbentuk merupakan suatu respon dari signal yang berasal perlakuan infeksi untuk melindungi tanaman. Meningkatnya aktivitas PAL ini umumnya terjadi di jaringan vaskular yang diduga merupakan jaringan prekursor untuk penumpukan lignin di xilem. 160 Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika Indonesia 2005 KESIMPULAN Secara umum dari penelitian ini dihasilkan bahwa rata-rata nilai enzim PAL pada setiap individu yang dicobakan adalah berbeda serta lingkungan yang tidak optimal mendorong terjadinya perubahan nilai aktivitas enzim tersebut. Perlakuan kering maupun genangan pada tanaman juga memberikan efek yang berbeda pada setiap sampel/asesi maupun jenisnya. Pada jenis BP, SM, SP/KCK, dan SP/PK secara umum perlakuan kering maupun genangan mendorong terjadinya peningkatan aktivitas enzim PAL dibandingkan kontrol. Sedangkan pada jenis PK, SP/K51, KD/SP, dan BP/SP hanya perlakuan kering yang dapat meningkatkan nilai tersebut, sedangkan perlakuan genangan cenderung menurunkan aktivitasnya. Jika dilihat secara keseluruhan, maka perlakuan pengeringan selama 1 minggu meningkatkan 13.6% aktivitas enzim PAL, sedangkan perlakuan genangan cenderung menurunkannya 3.8% dibandingkan dengan kontrol. DAFTAR PUSTAKA Devy, N.F. C. Martasari, D. Agisimanto, Hardiyanto, Karsinah dan Jati. 2003. Seleksi F1 Jeruk Berstekstur 'Renyah' Berdasarkan Aktivitas Enzim PAL. Laporan Akhir Penelitian TA. 2003. Lolit Jeruk Tlekung (Tidak dipublikasikan) Hubbart, N.L., S.C. Huber, and D.M. Pharr. 1989. Sucrose phosphate synthase and acid invertase as determinants os sucrose concentration in developing musk - melon (Cucumis melo L. ) fruits. Plant Physiol. 91 : 1527 -1534. Purnomo, S., S. Handayani, dan S. Hosni. 1996. Penentuan kriteria dan seleksi kultivar mangga produktif. Jurnal Hortikultura, 6 (4) : 325 - 334. Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1992. Plant Physiology (4th ed). Wadsworth Pub. Com. Belmont, California. 682 pp. Smith-Becker, J., E. Marios, E. J. Huguet, S.L. Midland, J.J. Sims and N.T. Keen. 1998. Accumulation of salicylic acid and 4-hydroxybenzoic acid in phloem fluids of cucumber during systemic acquired resistence is preceded by a trancient increase in phenylalanine ammonia-lyase activity in petioles and stems. Plant Physiol. 116:231-238 Sugiharto, B., T. Handoyo dan Sumadi. 1996. Variasi dan korelasi enzim fotosintetik dan enzim metabolisme sukrosa pada beberapa genotip tebu. Zuriat, 7 (2) : 76 - 84. Yamachi, S., and Ishikawa, 1986. Roles of four sorbitol related enzymes and invertase in the seasonal alteration of sugar metabolism in citrus leaf. J. Japan. Soc. Hort. Sci, 59 307 312. Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika Indonesia 2005 161