FILSAFAT Oleh: DEDY WIJAYA KUSUMA, ST., M.Pd. A. PENGERTIAN FILSAFAT Secara etimologis: • “philo” berarti cinta • “sophia” berarti kebenaran Sehingga bisa diartikan: “cinta dengan kebijaksanaan” atau “ingin mengerti dengan mendalam” (I.R. Pudjawijatna, 1963) Menurut para ahli/filusuf: • Pythagoras (572 – 479 SM): “The love of wisdom”, menurutnya, manusia yang paling tinggi nilainya adalah manusia pecinta kebijakan. • Socrates (469 – 399 SM): Suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau perenungan terhadap asasasas dari kehidupan yang adil dan bahagia (principles of the just and happy life). • Plato (427 – 347 SM): Pengetahuan tentang segala yang ada, serta pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli. • Aristoteles (384 – 332 SM): Ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Dia juga berpendapat bahwa filsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda. Lanjutan... • Cicero (106 – 43 SM): Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usahausaha mencapai hal tersebut. • Al Kindi (801 – 873 M): Filsafat adalah pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu dalam batasbatas kemampuan manusia. • Al Farabi (870 – 950 M): Filsafat sebagai ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada. • Immanuel Kant (1724 – 1804): Filsafat adalah ilmu yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup masalah epistemologi, etika dan masalah ketuhanan. Mengapa pengertian filsafat berbeda-beda? • Setiap tokoh hidup dalam kurun waktu yang berbeda • Setiap tokoh tumbuh dan berkembang dalam lingkungan hidup yang berbeda • Setiap tokoh dengan kapasitas keilmuan dan lain-lain memiliki konotasi dan kesan makna yang berbeda tentang definisi filsafat • Keyakinan hidup yang dianut masing-masing tokoh berbeda • Karena perkembangan filsafat itu sendiri B. CIRI-CIRI FILSAFAT • Menurut Sutan Takdir Alisjahbana, syarat-syarat berfikir yang disebut berfilsafat yaitu: a. Berfikir dengan teliti b. Berfikir menurut aturan yang pasti. Dua ciri tersebut menandakan berfikir yang insaf, dan berfikir yang demikianlah yang disebut berfilsafat. • Sidi Gazalba (1976) menyatakan bahwa ciri ber-Filsafat: a. Radikal bermakna berfikir sampai ke akar-akarnya (Radix artinya akar), tidak tanggung-tanggung sampai dengan berbagai konsekuensinya dengan tidak terbelenggu oleh berbagai pemikiran yang sudah diterima umum. b. Sistematik artinya berfikir secara teratur dan logis dengan urutanurutan yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan. c. Universal artinya berfikir secara menyeluruh tidak pada bagianbagian khusus yang sifatnya terbatas. Sudarto (1996) menyatakan bahwa ciri-ciri berfikir Filsafat adalah : • Metodis : menggunakan metode, cara, yang lazim digunakan oleh filsuf (akhli filsafat) dalam proses berfikir • Sistematis : berfikir dalam suatu keterkaitan antar unsur-unsur dalam suatu keseluruhan sehingga tersusun suatu pola pemikiran Filsufis. • Koheren : diantara unsur-unsur yang dipikirkan tidak terjadi sesuatu yang bertentangan dan tersusun secara logis • Rasional : mendasarkan pada kaidah berfikir yang benar dan logis (sesuai dengan kaidah logika) • Komprehensif : berfikir tentang sesuatu dari berbagai sudut (multidimensi). • Radikal : berfikir secara mendalam sampai ke akar-akarnya atau sampai pada tingkatan esensi yang sedalam-dalamnya • Universal : muatan kebenarannya bersifat universal, mengarah pada realitas kehidupan manusia secara keseluruhan C. OBJEK FILSAFAT • Objek adalah sesuatu yang menjadi bahan dari kajian suatu penelaahan atau penelitian tentang pengetahuan. Objek yang diselidiki filsafat meliputi objek materiil dan objek formal • Objek materiil: suatu kajian penelaahan atau pembentukan pengetahuan itu, yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. • Objek formal: penyelidikan yang mendalam. Objek penelitian filsafat ada pada daerah tidak dapat diriset, tetapi dapat dipikirkan secara logis. D. PENDEKATAN MEMPELAJARI FILSAFAT Menurut Donny Gahral Adian (2002), terdapat 4 pendekatan dalam melihat/memahami filsafat yaitu: • Pendekatan Definisi. Dalam pendekatan ini filsafat dicoba difahami melalui berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli, dan dalam hubungan ini penelusuran asal kata menjadi penting, mengingat kata filsafat itu sendiri pada dasarnya merupakan kristalisasi/representasi dari konsep-konsep yang terdapat dalam definisi itu sendiri, sehingga pemahaman atas kata filsafat itu sendiri akan sangat membantu dalam memahami definisi filsafat. • Pendekatan Sistimatika. Objek material Filsafat adalah semua yang ada dengan berbagai variasi substansi dan tingkatan. Objek material ini bisa ditelaah dari berbagai sudut sesuai dengan fokus keterangan yang diinginkan. Variasi fokus telaahan yang mengacu pada objek formal melahirkan berbagai bidang kajian dalam filsafat yang menggambarkan sistimatika. Lanjutan... • Pendekatan Tokoh. Pada umumnya para filsuf jarang membahas secara tuntas seluruh wilayah filsafat, seorang filsuf biasanya mempunyai fokus utama dalam pemikiran filsafatnya. Dalam pendekatan ini seseorang mencoba mendalami filsafat melalui penelaahan pada pemikiran-pemikiran yang dikemukakan oleh para Filsuf, yang terkadang mempunyai kekhasan tersendiri, sehingga membentuk suatu aliran filsafat tertentu, oleh karena itu pendekatan tokoh juga dapat dikelompokan sebagai pendekatan Aliran, meskipun tidak semua Filsuf memiliki aliran tersendiri. • Pendekatan Sejarah. Pendekatan ini berusaha memahami filsafat dengan melihat aspek sejarah dan perkembangan pemikiran filsafat dari waktu ke waktu dengan melihat kecenderungan-kecenderungan umum sesuai dengan semangat zamannya, kemudian dilakukan periodisasi untuk melihat perkembangan pemikiran filsafat secara kronologis. E. BIDANG KAJIAN FILSAFAT • Kosmologi, suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan dg alam semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai ciptaan Tuhan, serta proses kejadian dan perkembangan hidup manusia di alam nyata, dsb. • Ontologi, suatu pemikiran tentang asal-usul kejadian alam semesta, dari mana dan ke arah mana proses kejadiannya. • Phylosophy of mind, pemikiran filosofis tentang jiwa dan bagaimana hubungannya dengan jasmani serta bagaimana kebiasaan berkehendak manusia, dsb. • Epistemologi, pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan manusia diperoleh. • Aksiologi, pemikiran tentang masalah-masalah nilai, termasuk nilainilai tinggi dari Tuhan. F. ALIRAN atau MAZHAB dalam FILSAFAT • Rasionalisme Aliran ini sangat mementingkan rasio dalam memutuskan atau menyelesaikan suatu masalah. Tokoh: Rene Descartes (1595 – 1650) • Empirisme Aliran ini memberikan tekanan pada empirisme atau pengalaman indrawi sebagai sumber pengetahuan. Tokoh: Thomas Hobbes (1588 – 1679), John Locke (1632 – 1704) • Kritisisme Aliran ini menjembatani aliran rasionalisme dan empirisme. Tokoh utamanya adalah Immanuel Kant yang menganggap bahwa Rasionalisme dan Empirisme yang hanya mementingkan satu sisi dari dua unsur (akal dan pengalaman) dalam mencapai kebenaran. Jadi filsafatnya dimaksudkan sebagai penyadaran atas kemampuankemampuan rasio secara objektif dan menentukan batas-batas kemampuannya, untuk memberi tempat kepada pengalaman. Lanjutan... • Materialisme Aliran ini mengatakan bahwa materi itu ada sebelum jiwa dan materialisme adalah asal atau hakikat dari segala sesuatu, dimana asal atau hakikat dari segala sesuatu ialah materi. Tokoh: Karl Marx (1818 – 1883) • Idealisme Aliran ini menekankan akal (mind) sebagai hal yang lebih dahulu daripada materi, bahwa akal itulah yang riil dan materi hanyalah produk sampingan. Tokoh: Plato (427 – 347 SM), G.W.F. Hegel (1770 – 1831) • Positivisme Positivisme berasal dari kata “positif” yang berarti faktual, yaitu apa yang berdasarkan fakta. Pengetahuan kita tidak boleh melebihi faktafakta. Tokoh: Auguste Comte (1798 – 1857) Lanjutan... • Pragmatisme Aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibatakibatnya yang bermanfaat secara praktis. Tokoh: John Dewey (1858 – 1952) • Filsafat Islam Aliran ini adalah perkembangan pemikiran umat Islam dalam masalah ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam semesta yang disinari oleh ajaran Islam. Tokoh: Al-Kindi (801 – 873), Al Farabi (870 – 950), Al-Ghazali (10591111)