Department Anesthesiology Medical Faculty of Unissula PRINSIP TERAPI OKSIGEN SISTEM RESPIRASI Berkaitan dengan: Delivery O2 adekuat & eliminasi CO2 Maintenance acid – base balance Fungsi optimal respirasi tergantung: Dinding dada & otot-otot pernafasan Jalan nafas & paru-paru Sistem saraf pusat & spinal cord Sistem kardiovaskular Sistem endokrin Delivery O2 tergantung: Fungsi kardiovaskular yang adekuat cardiac output Hematologi Hb & afinitas terhadap O2 Sistem respirasi PaO2 DEFINISI Pemberian O2 sebagai intervensi medis untuk berbagai keperluan baik akut atau kronis Dengan me↑ suplai O2 ke paru-paru me↑ ketersediaan O2 ke jaringan Hypoxia: kekurangan O2 pada tingkat jaringan Hypoxemia: p↓ konsentrasi oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri (SaO2) dibawah nilai normal Nilai normal PaO285-100 mmHg SaO2 ≥ 95% Hipoksemia dibedakan menjadi: Hipoksemia ringan PaO2 60-79 mmHg , SaO2 90-94%, Hipoksemia sedang PaO2 40-60 mmHg, SaO2 75%-89% Hipoksemia berat PaO2 ˂ 40 mmHg , SaO2 ˂75% TUJUAN TERAPI O2 Mempertahankan oksigen jaringan yang kuat Menurunkan kerja napas Menurunkan kerja jantung Maintain PaO2 > 60 mmHg (Blood Gas Analysis) will provide 90% saturation of arterial blood (SaO2 90%), but if acidosis is present, PaO2 ˃80 mmHg is required INDIKASI TERAPI O2 Gagal napas akut Syok oleh berbagai penyebab Infark miokard akut Keadaan di mana metabolisme rate tinggi (tirotoksikosis, sepsis, hipertermia) Keracunan gas CO (karbon monoksida) Penderita tidak sadar Untuk mengatasi keadaan – keadaan : emfisema pasca bedah, emboli udara, pneumothorax Asidosis Anemia berat RESPIRATORY FAILURE TYPE I (Lung Failure): Hypoxemic Interference with the pulmonary system's ability to adequately oxygenate the blood as is circulates through the alveolar capillaries. PaO2 (room air) < 60 mmHg. (Normal PaO2: 75-100 mmHg) TYPE II (Ventilation Failure) : Hypercapnic Failure to prevent CO2 retention (e.g., severe airflow obstruction, central resp. failure, neuromuscular resp. failure) PaCO2 > 50 mmHg. (Normal PaCO2: 35-45 mmHg) Example: COPD, bronchial asthma, neuromuscular disease, chest wall disorders. ETIOLOGI GAGAL NAFAS A. Defective Ventilation Respiratory centre depression: Drugs (narcotics, anesthetics and sedatives) Cerebral infraction Cerebral Trauma Neuromuscular Disease: Myasthenia Gravis, Guillan Barre syndrome, brain or spinal injuries, polio. Airway Obstruction: COPD, acute severe asthma Restrictive defects: Interstitial lung disease, bilateral diaphragmatic palsy, severe obesity B. Impaired diffusion and gas exchange Pulmonary edema Acute respiratory distress syndrome (ARDS) Pulmonary Fibrosis Pulmonary Thromboembolism C. Ventilation – perfusion abnormalities COPD Pulmonary Fibrosis ARDS Pulmonary Thromboembolism Etiologi Gagal Nafas Tipe 1 Ketidak normalan tekanan partial oksigen inspirasi (low PIO2) Kegagalan difusi oksigen Ketidak seimbangan ventilasi / perfusi [V/Q mismatch] Pirau kanan ke kiri Hipoventilasi alveolar Konsumsi oksigen jaringan yang tinggi Kelumpuhan saraf frenikus Gangguan metabolisme Deformitas dada Distensi abdomen massif Obstruksi jalan nafas Etiologi Gagal Nafas Tipe 2 Kerusakan pengaturan sentral Kelemahan neuromuskuler Trauma spina servikal Keracunan obat Infeksi Penyakit neuromuskuler Kelelahan otot respirasi MANAJEMEN GAGAL NAFAS In type 1 RF high concentration of O2 is given to correct hypoxemia. Should be determined whether the hypoxemia can be relieved by oxygen therapy alone or it needs oxygen and ventilatory intervention. Patient with ARDS do not improve with simple oxygen therapy and they need mechanical ventilation (Positive End Expiratory Pressure- PEEP) . In type 2 RF with previous normal lungs, there is inadequate alveolar ventilation and in these patient ventilatory assistance is needed. In patient with previous lung disease as in acute exacerbation of COPD, controlled oxygen therapy is needed. HOW TO ASSESS PATIENT CONDITION IN 10S? 1. STIMULATE VERBAL RESPONSE: good response = airway is clear, breathing and ventilation adequate. 2. NO RESPONSE: LOOK, LISTEN , FEEL Look: chest movement, sign of hypoxia (cyanosis), accessory respiratory muscle Listen: snoring, gurgling, stridor, hoarness or no sound (apnea?) Feel : air movement in front of nose. 3. UNCONSCIOUS PATIENT, AIRWAY OBSTRUCTION? Chin lift, jaw thrust (head tilt). 4. SPONTANEOUS BREATHING OR APNEA (NOT BREATHING?) Still breathing: give oxygen (NRM with 12 lpm) Apnea : positive pressure ventilation with 100% oxygen (10-12 lpm). Prescriptions should include: 1. 2. 3. 4. Flow rate Delivery system Duration Instructions for monitoring Delivery Methods Sources (Compressed gas storage, high pressure) pressure regulator flow meter (litres per minute /lpm, range from 0-15 lpm) BAGAIMANA CARANYA? TENTUKAN PASIEN & DIAGNOSIS HIPOKSIA PILIH CARA YANG SESUAI TENTUKAN FiO2 : TINGGI >60% SEDANG 35 - 60% RENDAH PEMANTAUAN KLINIS KESADARAN DAN SISTEM KARDIOVASKULAR ANALISIS GAS DARAH KALAU PERLU UBAH CARA PEMBERIAN Untuk memantau keefektifan pemberian oksigen dan membantu titrasi konsentrasi oksigen inspirasi (FiO2), dapat dengan pemeriksaan invasif yaitu analisa gas darah (PaO2 dan SaO2) dan secara non – invasif dengan alat oksimetri denyut (pulse oxymetri) KRITERIA PEMBERIAN O2 DENGAN SISTEM ALIRAN RENDAH KONDISI KLINIK PASIEN HARUS STABIL VOLUME TIDAL PASIEN DALAM BATAS NORMAL FREKUENSI NAFAS NORMAL TIPE PERNAFASAN REGULER & MENETAP Cara Pemberian Aliran O2 (L/mnt) FiO2 (%) 1–2 24 – 28 3–4 30 – 35 5–6 38 – 44 Simple face mask 6-10 35-60 Non-rebreathing mask 6-7 60-70 8-9 80-90 10 – 15 95 – 99 aliran tetap 24 – 35 8 – 10 40 bervariasi 21 – 100 Nasal kanul Masker venturi Head box Ventilator mekanik METODE PEMBERIAN O2 Kadar yang dihasilkan tergantung pada besarnya aliran dan volume tidal pernapasan pasien. Kadar oksigen bertambah 4% untuk setiap tambahan 1 liter/menit oksigen Sistem Aliran Rendah Aliran rendah konsentrasi rendah Kanul binasal Flow rates of 1-6 L/mnt dgn FiO2 24-40% Flow rates ˃ 4 L/mnt discomfort & drying of mucous membranes Aliran rendah konsentrasi tinggi Simple face mask 6 – 10 L/mnt dgn FiO2 mencapai 60% Rebreathing mask 6 – 10 L/mnt dgn FiO2 mencapai 80% Udara inspirasi sebagian bercampur dengan udara ekspirasi. 1/3 vol ekshalasi masuk ke kantong, 2/3 vol ekshalasi melewati lubang – lubang pada bagian samping. Non rebreathing mask 8 – 12 L/menit FiO2 mencapai 100%. Udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi & tidak dipengaruhi oleh udara luar REBREATHING MASK NON REBREATHING MASK Sistem Aliran Tinggi Aliran tinggi konsentrasi rendah Sungkup venturi Aliran bervariasi dengan FiO2 berkisar 24 – 50%. Dipakai pada pasien dengan tipe ventilasi yang tidak teratur Alat ini digunakan pada pasien hiperkarbi yang disertai hipoksemia sedang sampai berat Aliran tinggi konsentrasi tinggi Head box Sungkup CPAP (continuous positive airway pressure) VENTURI MASK Humidification Is recommended if more than 4 litres/min is delivered. Helps prevent drying of mucous membranes. Helps prevent the formation of tenacious sputum. Monitoring Oxygen Therapy SpO2 >90% (PaO2 60 mmHg) PULSE OXYMETRI WHEN TO STOP OXYGEN THERAPY? Patient becomes comfortable Underlying disease stabilized Blood pressure, pulse rate, respiratory rate and oxymetry are within normal range KOMPLIKASI TERAPI OKSIGEN Hipoksia terjadi pembentukan radikal bebas Hipoventilasi & narkose CO2 Supresi hipoxic respiratory drive Pada pasien hiperkapnia kronik hipoksemia mjd stimulan sistem respirasi Keracunan O2 FiO2 > 50% terus-menerus selama 1-2 hari terbentuknya metabolik oksigen yang merangsang sel PMN & H2O2 enzim proteolotik & enzim lisosom kerusakan jaringan paru Gejala: batuk non produktif, distres substernal, kongesti hidung, malaise Ateletaksis O2 dlm alveoli diabsorbsi kapiler pulmonal terjadi kolaps alveoli Fibroplasia retrolental Perubahan jaringan vaskular retina kerusakan endotel