kata pengantar

advertisement
LAPORAN PENGENALAN BISNIS
PT. BANK SYARIAH MANDIRI
DISUSUN OLEH
RISANTO PARTAHIAN LASE
0521101133
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS KRISTEN IMMANUEL
YOGYAKARTA
2006
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang diembankan oleh Bapak Dosen
Pengasuh Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Adapun tugas yang diberikan tersebut adalah menyusun Laporan Pengenalan
Bisnis, dan pada kesempatan ini saya mencoba untuk menyusun Laporan Pengenalan
Bisnis yang menyangkut tentang Kegiatan Bank Syariah Mandiri.
Terimakasih saya ucapkan kepada rekan-rekan yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari bahwa didalam penyusunan laporan ini terdapat banyak
kesalahan baik itu mengenai isi dari laporan ini maupun juga mengenai penyususnan
dan penggunaan bahasa.
Untuk itu, segala kritik dan saran yang diberikan demi kesempurnaan laporan
dan wawasan kita sendiri saya ucapkan terimakasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
A. Nama Perusahaan ................................................................................. 3
B. Bidang Operasional .............................................................................. 3
C. Alamat Perusahaan............................................................................... 3
D. Struktur Organisasi .............................................................................. 3
BAB II. DESKRIPSI OPERASIONAL BISNIS ...................................................... 5
A. Prinsip Syariah ..................................................................................... 5
B. Prinsip Operasi Bank Syariah Mandiri ................................................ 5
C. Perbedaan Bank Syariah Mandiri dengan Bank Konvensional ........... 6
D. Budaya Perusahaan .............................................................................. 8
BAB III. PEMBAHASAN ......................................................................................... 9
A. Kegiatan Usaha Bank Syariah Mandiri................................................ 9
B. Prospek Bisnis Bank Syariah Mandiri ............................................... 11
C. Strategi Bisinis yang Perlu Dikembangkan ....................................... 12
BAB IV. PENUTUP................................................................................................. 14
A. KESIMPULAN .................................................................................. 14
B. SARAN .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15
ii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Nama Perusahaan
PT. Bank Syariah Mandiri
B. Bidang Operasional
PT. Bank Syariah Mandiri bergerak dalam bidang perbankan yang dalam
kegiatan operasionalnya mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani
yang melandasi operasinya.
C. Alamat Perusahaan
PT. Bank Syariah Mandiri beralamat di:
Jl. Kyai Mojo No. 27-29, DI. Yogyakarta 55231
Telp. : (0274) 555022 – 555024
Fax. : (0274) 5550
D. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mandiri digambarkan sebagai berikut:
RUPS
Annual Shareholder Meeting
Dewan Pengawas
Syariah
Direktur
Pemasaran
Korporasi
Direktur
Treasury
& International
President Direktur
Direktur Kepatuhan
&
Manjemen Resiko
Dewan Komisaris
Direktur
Human
Resources &
TI
Staff Ahli
Direksi
Divisi
Pengawasan
Intern
3
Direktur
Pemasaran
Korporasi
Divisi Pembiayaan
Korporasi satu
Divisi Pembiayaan
Korporasi Dua
Divisi Penyelesaian
Pembiayaan &
Hukum
Divisi Operasi &
Akunting
SKD
Audit/Pemb/ISO
Divisi Treasury
&
Mikro
SKD Card Center
&
Haji
Divisi Perencanaan
& Pengembangan
SKD
Komunikasi Produk
Direktur
Treasury
&
International
Divisi Pembinaan
Cabang
Cabang
Divisi Internasional
Banking
Cabang
Unit Pembiayaan
Mikro
Cabang
Direktur
Kepatuhan &
Manajemen
Resiko
Unit Kepatuhan &
Sisdur
Divisi Manajemen
Resiko
Divisi
Pengembangan &
Pengendalian
Produk dan SDM
Direktur Human
Resource
&
TI
Divisi Sumber Daya
Insani
Divisi Teknologi &
Informasi
Divisi Sarana
Logistik
Office Of Corporate
Secretariate
4
BAB II.
DESKRIPSI OPERASIONAL BISNIS
A. Prinsip Syariah
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank
dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.
Bank Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. (UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang
Perbankan).
Kegiatan usaha Bank Syariah Mandiri antara lain:
1. Mudharabah
2. Musyarakah
3. Murabahah
4. Ijarah
5. Ar-Rahnu
6. Hawalah
7. Istishna
8. Mudharabah al-Mutlaqah
9. Mudharabah Muqqayadah
10. Wakalah
B. Prinsip Operasi Bank Syariah Mandiri
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya
Bank Syariah
Mandiri
menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Prinsip Keadilan
Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan
pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara Bank dan Nasabah .
5
2. Prinsip Kemitraan
Bank Syariah menempatkan nasabah penyimpanan dana, nasabah pengguna
dana, maupun Bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. Hal
ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan yang berimbang di antara
nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun Bank. Dalam hal ini bank
berfungsi sebagai intermediary institution lewat skim-skim pembiayaan yang
dimilikinya.
3. Prinsip Keterbukaan
Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan,
nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank
4. Univeralitas
Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku, agama,
ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan
lil'alamiin.
C. Perbedaan Bank Syariah Mandiri dengan Bank Konvensional
Bank Syariah
1. Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah titipan/amanah Allah
SWT sehingga cara memperoleh, mengelola, dan memanfaatkannya harus sesuai
ajaran Islam
2. Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan harta nasabah
(simpanan) sesuai ajaran Islam
3. Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelola bank
pada posisi yang sangat penting dan menempatkan sikap akhlakul karimah sebagai
sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank
4. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip keadilan, prinsip
kesederajatan dan prinsip ketentraman antara Pemegang Saham, Pengelola Bank
dan Nasabah atas jalannya usaha bank syariah.
6
5. Prinsip bagi hasil:
a. Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi
b. Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
c. Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan
d. Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil
e. Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek
itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama
oleh kedua belah pihak
Bank Konvensional
1. Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah memperoleh
imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang kepentingan pemegang saham
adalah diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku bunga simpanan
dan suku bunga pinjaman (mengoptimalkan interest difference). Dilain pihak
kepentingan pemakai dana (debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah
(biaya murah). Dengan demikian terhadap ketiga kepentingan dari tiga pihak
tersebut terjadi antagonisme yang sulit diharmoniskan. Dalam hal ini bank
konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara saja
2. Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham, Pengelola Bank
dan Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai keinginan yang bertolak
belakang.
3. Sistem bunga:
a. Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu
untung untuk pihak Bank
b. Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.
Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu
untung untuk pihak Bank
7
c. Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan
berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik
d. Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama
Islam
e. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek
yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi
D. Budaya Perusahaan
Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah
Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap akhlaqul karimah
(budi pekerti mulia), yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu :
1. Siddiq (Integritas)
Menjaga Martabat dengan Integritas. Awali dengan niat dan hati tulus, berpikir
jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan.
2. Istiqomah (Konsistensi)
Konsisten adalah Kunci Menuju Sukses. Pegang teguh komitmen, sikap optimis,
pantang menyerah, kesabaran dan percaya diri.
3. Fathanah (Profesionalisme)
Profesional adalah Gaya Kerja Kami. Semangat belajar berkelanjutan, cerdas,
inovatif, terampil dan adil.
4. Amanah (Tanggung-jawab)
Terpercaya karena Penuh Tanggung Jawab. Menjadi terpercaya, cepat tanggap,
obyektif, akurat dan disiplin
5. Tabligh (Kepemimpinan)
Kepemimpinan Berlandaskan Kasih-Sayang. Selalu transparan, membimbing,
visioner, komunikatif dan memberdayakan.
8
BAB III.
PEMBAHASAN
Bank Syariah Mandiri bergerak dalam bidang perbankan dengan prinsip
Keseimbangan Berekonomi dimana Bank Syariah Mandiri mengkombinasikan antara
idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani dalam operasinya. Bank Syariah Mandiri
merupakan pelopor dalam memberikan layanan perbankan syariah modern di
Indonesia. Bank Syariah Mandiri senantiasa menjalin kemitraan dengan semua
kalangan, tanpa membedakan latarbelakang suku, agama dan warna kulit dalam
bingkai semangat Islam sebagai "rahmatan lil'alamiin".
Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah
satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di
Indonesia.
A. Kegiatan Usaha Bank Syariah Mandiri
Kegiatan usaha yang dilakasanakan oleh Bank Syariah Mandiri adalah sebagai
berikut:
1. Mudharabah
Adalah kerjasama antara dua pihak dimana shahibul maal (pihak pertama)
menyediakan modal sedangkan mudharib (pihak kedua) menjadi pengelola dana
dimana keuntungan dan kerugian dibagi menurut kesepakatan dimuka.
2. Musyarakah
Adalah perjanjian pembiayaan antara Bank Syariah dengan nasabah yang
membutuhkan pembiayaan, dimana Bank dan nasabah secara bersama membiayai
suatu usaha atau proyek yang juga dikelola secara bersama atas prinsip bagi hasil
sesuai dengan penyertaan dimana keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatan
dimuka.
9
3. Murabahah
Adalah suatu perjanjian yang disepakati antara Bank Syariah dengan nasabah,
dimana Bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja
lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar
harga jual bank (harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan.
4. Ijarah
Perjanjian sewa yang memberikan kepada penyewa untuk memanfaatkan
barang yang akan disewa dengan imbalan uang sewa sesuai dengan persetujuan dan
setelah masa sewa berakhir maka barang dikembalikan kepada pemilik, namun
penyewa dapat juga memiliki barang yang disewa dengan pilihan pemindahan
kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
5. Ar-Rahnu
Adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta (nilai ekonomis)
sebagai jaminan hutang, hingga pemilik barang yang bersangkutan boleh mengambil
hutang. Ar-Rahn berarti juga pledge atau pawn (gadai), yaitu kontrak atau akad
penjaminan dan mengikat saat hak penguasaan atas barang jaminan berpindah tangan.
6. Hawalah
Adalah akad pemindahan
piutang nasabah kepada bank untuk membantu
nasabah mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya dan bank
mendapat imbalan atas jasa pemindahan piutang tersebut.
7. Istishna
Adalah pembiayaan jual beli yang dilakukan antara bank dan nasabah dimana
penjual (pihak bank) membuat barang yang dipesan oleh nasabah. Bank untuk
memenuhi pesanan nasabah dapat mensubkan pekerjaannya kepada pihak lain.
8. Mudharabah al-Mutlaqah
Adalah kerjasama antara dua pihak dimana shahibul maal (pihak pertama)
menyediakan modal dan memberikan kewenangan penuh kepada mudharib (pihak
kedua) dalam menentukan jenis dan tempat investasi, sedangkan keuntungan dan
kerugian dibagi menurut kesepakatan dimuka.
10
9. Mudharabah Muqqayadah
Adalah kerjasama antara dua pihak dimana shahibul maal menyediakan modal
dan memberikan kewenangan terbatas kepada mudharib dalam menentukan jenis dan
tempat investasi, dimana keuntungan dan kerugian dibagi menurut kesepakatan
dimuka.
10. Wakalah
Adalah akad perwakilan antara kedua belah pihak (bank dan nasabah) dimana
nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan
atau jasa tertentu.
B. Prospek Bisnis Bank Syariah Mandiri
Saat ini walaupun peranan bank syariah dalam perbankan nasional masih kecil
namun dari segi perkembangan dan peranannya dalam meningkatkan kesejahteraan
nasional cukup meyakinkan. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank Syariah
Mandiri banyak yang mengarah pada usaha mikro, kecil dan menengah. Kegiatan
usaha tersebut selain membantu kelangsungan usaha-usaha mikro, kecil dan menengah
juga memberikan konstribusi laba terhadap Bank Syariah Mandiri.
Labapun terus meningkat. Selama masa krisis ekonomi, ternyata Bank Syariah
Mandiri memiliki kekuatan dan kinerja yang relatif lebih baik (NPHF yang rendah,
tidak terjadi negative spread, konsisten dalam fungsi intermediasi dan mampu untuk
bertahan).
Namun demikian dalam operasional perbankan syariah selama ini ada beberapa
masalah yang perlu diperhatikan antara lain: kerangka pengaturan perbankan syariah
yang belum lengkap; jaringan kantor yang terbatas; kurangnya pengetahuan dan
pemahaman mengenai produk dan jasa perbankan syariah sehingga aplikasinya kadang
mengecewakan nasabah; institusi pendukung yang belum lengkap dan efektif;
dominasi pembiayaan non-bagi hasil; dan kemampuan untuk memenuhi standar
keuangan syariah internasional yang telah ditetapkan oleh IFSB (Islamic Financial
Service Board) dan IAAOIFI (International Accounting and Auditing Organisation for
Islamic Financial Institution).
11
C. Strategi Bisinis yang Perlu Dikembangkan
Dalam menghadapi era kompetisi dewasa ini maka yang pertama harus
dihindari adalah persaingan antar Bank Syariah. Persaingan perlu dieliminasi dalam
memperebutkan nasabah dengan jalan pemberian pelayanan yang terbaik dalam
menarik nasabah muslim maupun non-muslim.
Pemberian return atas dasar bagi hasil baik deposan maupun pembiayaan perlu
ada margin tertentu yang tidak saling mematikan. Menghadapi bank konvensional
kinerja bank syariah yang telah ditunjukkan menghadapi krisis merupakan modal dasar
dalam persaingan peran secara nasional.
Sistem pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang menunjukkan
kekuatannya dalam masa krisis, dan memiliki kinerja yang lebih baik dibanding sistem
perbankan konvensional yang terlihat pada non performing financing (NPF) yang lebih
rendah, tidak adanya negative spread dan konsisten dalam menjalankan fungsi
intermediasi harus dipertahankan bila perlu ditingkatkan.
Dalam mengembangkan strategi kebijakan, tentu yang memegang peran
penting adalah Bank Indonesia sendiri sebagai pengendali kehidupan perbankan
nasional baik dari segi market driven yang mengarahkan pertumbuhan berdasarkan
kebutuhan dan kondisi pasar, maupun dari segi fair treatment untuk membangun
persaingan industri perbankan yang sehat berdasarkan keunikan dan karakteristik
masing-masing sebagai aset nasional.
Selain itu pendekatan hendaknya berdasarkan situasi dan kondisi, secara
bertahap dan berkesinambungan (gradual and sustainable approach) di samping
pengembangan infra struktur sesuai dengan prinsip syariah.
Secara internal selain mengeliminasi persaingan antar bank syariah, maka
pelayanan bank syariah terhadap nasabah (muslim dan non muslim) perlu terus
ditingkatkan sekurang-kurangnya sama bahkan harus lebih baik dari bentuk pelayanan
dari bank konvensional terutama pada penggunaan information and communication
technology (ICT).
Para nasabah harus tahu membedakan dan mengetahui kelebihan dari bank
syariah terhadap bank konvensional terutama dari produk yang ditawarkan seperti
12
sistem mudharabah, musyarakah, murabahah, hawalah, ijarah, istishna, kafalah, dan
lain-lain. Selain istilah yang dirasakan asing, juga banyak yang menganggap prinsip ini
sama saja dengan sistem konvensional terutama prosedur pembiayaan bagi hasil dan
murabahah.
Petugas bank jangan hanya pandai memberikan pengertian seolah-olah berfatwa
dengan ayat dan hadits, tetapi bagaimana secara inovatif menerangkan aplikasi dan
prosedur sehingga mereka tertarik untuk memilih menggunakan produk tersebut.
Kesiapan sumber daya insani yang mampu mengaplikasikan sistem syariah
tersebut dan rising demand atas kegiatan operasionalnya menghendaki tersedianya
pusat-pusat pendidikan yang mampu menelorkan tenaga untuk mengisi kebutuhan top,
middle maupun staff manajemen yang memiliki sifat STAF (Shiddiq/jujur,
Tabliqh/komunikatif/transparan, Amanah/accountable, Fathonah/ cerdas, terampil) dan
menjadikan DUIIIIIIIIT (doa, usaha, ibadah, iman ikhlas, ihsan, IPTEK, istiqamah,
islami, introspeksi dan taqwa) sebagai prinsip dasar dalam berusaha.
Karena faktor kepercayaan (trust) merupakan indikator utama suatu bank maka
sebagai staf harus memiliki kemampuan mengkaji tentang manajemen risiko, prinsip
kehati-hatian (prudential) menjaga CAR, mengetahui SUKUK Malaysia dan lain-lain.
Salah satu peran yang sangat menentukan dalam mengembangkan Bank
Syariah Mandiri adalah fatwa ulama dari MUI, terutama yang bertugas sebagai anggota
Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Di samping
keahliannya sebagai ahli syariah mereka harus tahu dan perlu mengikuti perkembangan
dan praktik produk yang ditawarkan apakah sesuai syariah atau tidak sebagai hal yang
lumrah terjadi dalam kehidupan perbankan (bank habitness) seperti denda (ta'wida) fee
dan lain-lain.
Akhirnya untuk mengatasi dan membuat kebijakan yang sesuai situasi perlu
penelitian yang teratur dan berkesinambungan untuk mengkaji penyebab timbulnya
masalah, menganalisis dan mencoba mencari pemecahan dari monitoring dan evaluasi
instansi terkait dan informasi dari masyarakat.
13
BAB IV.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik bahwa kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank
Syariah Mandiri bukan hanya mencari solusi mengenai pembiayaan bagi hasil
perbankan syariah tetapi juga mengarah pada seluruh kegiatan perbankan yang
mengacu pada sistem prinsip bank syariah mandiri.
Sistem Prinsip Bank Syariah Mandiri tersebut sudah dapat dijadikan sebagai
solusi alternatif dalam era kompetisi pada dual banking system yang dianut dewasa ini
dalam menghidupkan sektor riil terutama sektor usaha mikro, kecil, koperasi, dan
menengah yang seharusnya menjadi pusat keberpihakan para perumus dan pengambil
kebijakan.
B. SARAN
Untuk
memelihara
perkembangan
tersebut
secara
teratur
dan
berkesinambungan maka sasaran pengembangan perbankan syariah diarahkan pada
beberapa hal. Pertama, Meningkatkan manfaat perbankan syariah bagi kesejahteraan
masyarakat.Kedua, mewujudkan perbankan syariah yang sehat, kompetitif, dan efisien;
Ketiga, menjamin pemenuhan prinsip syariah secara konsisten berdasarkan
mudharabah (partnership); Keempat, menjamin penerapan prinsip kehati-hatian
(prudential) dalam operasional perbankan syariah; dan Kelima, sistem perbankan
syariah tidak hanya memfokuskan diri untuk menghindari praktik bunga tetapi harus
pula mengimplementasikan semua prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi (islamisasi
ekonomi).
Selain itu perlunya kesiapan sumberdaya insani yang bukan hanya untuk
keperluan perbankan syariah tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan institusi syariah
non-bank seperti asuransi, gadai, pasar modal dan lain-lain, yang merupakan institusi
komplemen dari bank syariah. Selain itu mereka harus menguasai dan mampu
mengaplikasikan standar administrasi dan pengelolaan prinsip syariah pada
pengelolaan keuangan yang telah ditetapkan oleh IFSB dan IAAOIFI.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. www. Tempointeraktif.com
2. Prinsip Dasar Perbankan Syariah Mandiri, oleh Achmad Baraba
3. Menyelamatkan Ideologi Ekonomi Islam-PPSDMS Online
15
Download