David Menier: Evolusi Geologis Kelautan Pengaruhi Ekosistem Dikirim oleh humas3 pada 02 Januari 2013 | Komentar : 0 | Dilihat : 4626 Pakar Marine Geologist UTP AP. Dr. David Menier: Evolusi geologis pangaruhi ekosistem Proses evolusi yang telah berjalan ribuan tahun mampu mengubah ekosistem. Perubahan ini kadang bermanfaat dan kadang juga tidak, terutama untuk spesies lokal, karena sangat kompetitif. Pakar Marine Geologist asal Perancis, AP. Dr. David Menier menyampaikan hal ini di depan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK-UB) Kamis (27/12). Dalam kesempatan tersebut ia memberikan kuliah tamu mengenai evolusi geologi kelautan kepada mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana. Sejak 15 tahun silam, Menier telah menekuni penelitian ini terutama di sepanjang pesisir Perancis. Pakar geologi kelautan tersebut kini mengajar di Universiti Teknologi Petronas dan dipercaya Pemerintah Malaysia untuk menyusun Present-Day Carbonate Platform di Sabah. Salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah kenaikan muka air laut yang menurutnya juga merupakan permasalahan universal. Pencairan es di kutub, sebagai salah satu efek perubahan iklim global, turut menyokong percepatan fenomena yang selama ini terjadi dalam rentang waktu ribuan tahun. Meskipun sama-sama terjadi kenaikan muka air laut, tetapi evolusi geologis ini berbeda dengan tsunami. Tsunami Aceh (9.3 SR) pada 26 Desember 2004 misalnya, yang melanda hingga 175 km kawasan pantai di Aceh dan sekitarnya, telah menyapu daratan hingga 800 meter dengan tinggi gelombang 4-34 meter. Menier yang juga pengajar di University of Southern Brittany Perancis ini menandaskan bahwa garis pantai selalu berubah setiap harinya. Perubahan tersebut bukan hanya terkait tinggi muka air laut tapi juga morfologinya. Karena itu, menurutnya Pemerintah Perancis memutuskan mengurangi aktivitas masyarakat di pinggir pantai. "Karena pertimbangan ekonomi, berbagai aktivitas tersebut tidak langsung dihentikan," tandas Menier. Salah satu indikasinya adalah terus turunnya harga properti di kawasan pesisir. Usai menyampaikan kuliah tamu di FPIK, Menier kemudian berkunjung ke Laboratorium Sentral Ilmu Hayati Universitas Brawijaya (LSIH-UB). Kunjungan ini diterima oleh Direktur LSIH, Prof. Ir. Yenny Risjani, DEA, Ph.D. Dalam kesempatan tersebut ia meninjau berbagai sarana prasarana yang tersedia di sana. Yenny menjelaskan, diantara fasilitas tersebut ada juga yang bisa dimanfaatkan untuk penelitian geologi seperti Confocal Laser Scanning Microscope (CLSM). [nok] Artikel terkait Dies Natalis 54 FPIK UB, Awal Menuju Reputasi Internasional FPIK UB Berangkatkan 152 Peserta KKN 2015 Tiga Mahasiswa FPIK Gagas Nusantara Park Undewater di Pulau Sebatik Mahasiswa FPIK Tularkan The Warior Of Sea Pada Siswa SMP James: Sponge Sangat Penting Dalam Ekosistem Laut