Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur di Indonesia

advertisement
Pembangunan
dan Pengelolaan
Infrastruktur di
Indonesia
Fauziah Zen
CSIS, 14 Juni 2016
 Latar
Belakang
 Isu kunci
 Peraturan Terbaru
 Rekomendasi
 Kebutuhan
infrastruktur yang melebihi
kemampuan supply (APBN hanya mampu
memenuhi 20% dari full scenario)
 Peran BUMN dan swasta
 Ada banyak kendala dan tantangan,
sebagian sudah dan mulai diselesaikan
oleh pemerintahan baru; sebagian masih
harus didorong lebih tegas.
 Pendanaan
 Manajemen
aset infrastruktur
 Meningkatkan peran sektor swasta
 Penyediaan lahan
Pendanaan





Isu jangka panjang: pasar modal dan bank
Financing v. Funding
Pemahaman ini terutama penting untuk
pengelola aset non KPBU.
Perbedaan karakteristik antara pembiayaan
konstruksi dan pemeliharaan/operasional
membuka beberapa peluang skema
manajemen cash flow.
Berkaitan erat dengan isu manajemen aset.
Manajemen Aset Infrastruktur





Pengelolaan aset pada umumnya sangat
buruk terutama di daerah
Laju depresiasi aset sangat tinggi/life cycle
pendek
Biaya perbaikan sangat mahal
Jumlah investasi baru sektor air minum lebih
kecil daripada nilai depresiasi
Penyebab:


Struktur insentif
Sistem akuntabilitas/reporting dan sanction
 Fair
risk sharing: Prinsip dan teknis. IIGF dan
SMI mengeluarkan panduan, tetapi
pemahaman adalah ranah tersendiri,
terutama di level daerah.
 BUMN vs Swasta:


SOEs can crowd out private
Proses investment decision making dan
procurement method decision (eg.: PSC)
 Channeling:
long term issues
 Suatu
perkembangan yang progresif.
 Beberapa yang perlu ditindaklanjuti:




Capacity building dan pelaksanaan teknis
Proses menentukan skema procurement
(VfM dan komparasi skema)
Peran BUMN/BUMD sebagai PJPK dan juga
sebagai Badan Usaha
Aspek Institusi: KPPI, PPP Center (Bappenas
dan Kemenkeu), di daerah?


Perpres 38/2015 memberikan tanggung jawab
penyediaan lahan ke pihak PJPK atau
pemerintah.
Level pelaksanaan: apakah UU 12/2012, Perpres
30/2015 dan Perpres 148/2015 dapat
menyelesaikan masalah pengadaan lahan?




Percepatan waktu yang signifikan.
Otoritas pelaksana yang diperluas dari
sebelumnya cuma BPN.
Peran Kepala Daerah dan PTUN/MA yang lebih
besar.
Maksimal keputusan (ditetapkan atau ganti lokasi)
= 158 hari kerja (32 minggu kalender)






Penawaran ke swasta dan BUMN berdasar prinsip
persaingan sehat.
Standar penerapan VfM dan komparasi KPBU dengan
skema lainnya untuk mendapatkan modalitas terbaik.
PDF sebelum tender dilaksanakan.
Sosialisasi/Edukasi terutama ke daerah
Jika pembebasan lahan masih menjadi kendala, perlu
peraturan teknis mengenai penilaian tanah dan
pemberian kompensasi yang berprinsip pada keadilan dan
mengeliminasi permainan spekulan.
Membuat sistem manajemen aset infrastruktur berbasis
kinerja (sistem insentif dan sanksi yang tepat)
[email protected]
Download