Uploaded by User113869

bu-yuni-2.-jurnal-taufiq-halaman-89-104

advertisement
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM RANGKA
MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT.
TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK.
(PERIODE 2014-2018)
Tri Puji Astuti* dan Mohammad Taufiq
Program Studi Akuntansi, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
*e-mail: [email protected]
Abstract
This research is a qualitative research with descriptive approach. Data collection
techniques in this study are documentation techniques with secondary data, namely
financial statement from 2014 to 2018 which include balance sheet and income
statements and annual reports from 2014 to 2018. Ratio analsis techniques which
include Liquidity ratio, Solvability, Activity, and Profitability. While the method used is
time series analysis. After the analysis is carried out, it can be seen that the company’s
financial performance is carried out from a good level of Liquidity in meeting its short
term obligations, because the Current
Ratio and Cash Ratio are able to pay current debts and operating costs. The value
of the Solvability ratio, namely the Debt Ratio and Debt to Equity Ratio, were below the
average service industry. This shows the decrease in company operations that are
financed by loan funds. The value of the Activity ratio, namely Total Asset Turnover and
Fixed Asset Turnover, which turnover is very slow, and the ratio is below the average of
the service industry. The value of the Profitabilityratio, namely Gross Profit Margin and
Net Profit Margin, is in poor condition, because the value is below the service industry
average, but in good condition based on the Rate On Equity. And the condition of
company’s performance from a financial perspective is said good, and based on the
customer perspective it is said to be good.
Keywords: Financial Performance, Company Performance.
Abstrak
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi dengan sumber data sekunder, yaitu laporan keuangan tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018 yang meliputi neraca dan laporan laba rugi dan laporan tahunan
2014 sampai dengan 2018. Penelitian ini menggunakan teknik analisis rasio yang
meliputi rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Sedangkan metode
yang digunakan adalah time series analysis. Setelah dilakukan analisis, dapat
diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan yang dilakukan dari tingkat likuiditas
baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dikarenakan Current Ratio dan
Cash Ratio mampu membayar hutang lancar dan biaya operasionalnya.
89
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
Nilai rasio solvabilitas yakni Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio nilainya di
bawah rata-rata industri jasa. Hal ini menunjukkan semakin berkurangnya operasi
perusahaan yang dibiayai oleh dana pinjaman. Nilai rasio aktivitas yakni Total Asset
Turnover dan Fixed Asset Turnover yang perputarannya sangat lambat dan nilai rasio
di bawah rata-rata industri jasa. Nilai rasio profitabilitas yakni Gross Profit Margin
dan Net Profit Margin dalam kondisi kurang baik karena nilainya di bawah rata-rata
industri jasa, tetapi dalam keadaan baik berdasarkan Rate On Equity Ratio. Dan kondisi
kinerja perusahaan dalam perspektif keuangan dikatakana kurang baik, dan berdasarkan
perspektif pelanggan dikatakan baik.
Kata kunci: Kinerja Keuangan, Kinerja Perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan tidak
hanya berguna bagi manajer sebagai alat
pengambilan keputusan, tetapi juga
berguna bagi manajer para pemangku
kepentingan (seperti Pemilik perusahaan,
investor dan calon investor, serta kreditor
dan kreditor potensial). Bagi pemilik
perusahaandan investor
serta calon
investor, evaluasi kinerja keuangan
membantu Menilai dan mengevaluasi
apakah modal diinvestasikan dalam
bentuk aset atau kas telah di olah dengan
baik dan dipakai agar memperolh
keuntungan yang diharapkan.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,
itu yaitu salah satu monopoli negara
yang berbentuk BUMN. Dengan hal
ini, negara bisa memainkan peran utama
dalam regulator dan operator, karena
dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1989 (UU Telekomunikasi 1989), cuma
Badan Pengatur Usaha Milik Negara
(BUMN)
yang
berwenang
untuk
beroperasi. Perizinan jasa telekomunikasi
sebagai hak eksklusif (monopoli). Karena
adanya persaingan telekomunikasi yang
sangat
penting
dalam
bisnis
telekomunikasi, maka pemerintah bekerja
keras
untuk
merumuskan
PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk, yaitu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
1.
PENDAHULUAN
Di era perubahan teknologi yang
pesat ini, tingkat persaingan antar
perusahaan sangat ketat, Oleh karena itu,
perusahaan membutuhkan informasi yang
cepat wilayah dan Negara. Hal ini
menjadikan telekomunikasi memiliki
peran yang sangat penting. karena itu,
perlu pemanfaatan telekomunikasi adalah
salah satu alat tukar informasi dengan
lebih
memperhatikan
kualitasnya,
terutama dalam hal pelayanan. Usaha
telekomunikasi adalah usaha stratgis yang
energik
dan
pelopor
dalam
mengembangkan ekspansi global. Jika
status keuangan suatu perusahaan baik
maka dapat dikatakan sebagai perusahaan,
unggul dan maju. Untuk menilai baik atau
tidaknya
kesehatan
keuangansuatu
perusahaan, diperlukan tolok ukur.
Analisis rasio keuangan adalah
menganalisis
aktivitas
Bandingkan
laporan keuangan suatu akun dengan
akun lain dalam laporan keuangan.
Perbandingan tersebut dapat berupa
perbandingan antara akun di neraca dan
laporan laba rugi. Analisis laporan
Keuangan menggambarkan hubungan dan
perbandingan antara jumlah akun dan
jumlah akun lainnya dalam suatu laporan
keuangan.
90
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
memiliki potensi yang cukup bagi
bersaing
untuk
perusahaan
telekomunikasi lain.
Menurut
Sukamulja
(2019:3),
laporan keuangan merupakan informasi
terlengkap yang disediakan perusahaan.
Pihak eksternal adalah investor, kreditor,
pemerintah,
dan
semua
relasi
berkepentingan sama perkembangan
perusahaan. Menurut Sujarweni (2017:1),
laporan keuangan merupakan penilaian
informasi keuangan perusahaan batas
waktu akuntansi dapat dipakai sebagai
menggambarkan kinerja perusahaan.
ada
dalam
laporan
keuangan,
perbandingan tersebut bisa antar akun
dalam laporan keuangan neraca maupun
laba rugi. Jenis-jenis rasio keuangan
yang biasanya digunakan adalah:
1) Rasio
Likuiditas berguna dalam
mengukur kemampuan perusahaan
dalam Melakukan kewajiban keuangan
jangka pendek, berupa hutang jangka
pendek. Rasio ini ditunjukkan dengan
besarnya aset lancar. Rasio likuiditas
terdiri dari:
a) Current Ratio (Rasio Lancar)
adalah rasio yang dipakai untuk
mengukur kemampuan perusahaan
dalam hal melunasi hutang jangka
pendek dengan aset lancarnya.
Current Ratio dapat dihitung dengan
rumus:
1.1. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Sujarweni (2017:35),
analisis laporan keuangan merupakan
analisis yang bertujuan melihat status
keuangan perusahaan, prestasi perusahaan
di masa lalu, sekarang dan masa lalu yang
diprediksi, dan analisis laporan keuangan
tersebut akan digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan oleh semua
pihak. Analisis laporan keuangan perlu
dilakukan dengan
cermat melalui
penggunaan metode dan teknik analisis
yang tepat agar hasil yang diharapkan
benar-benar akurat. Kesalahan saat
memasukkan
angka
atau
rumus
mengakibatkan
hasil
yang
salah.
Kemudian menganalisa dan menjelaskan
hasil perhitungan untuk memahami situasi
keuanga sebenarnya. Semua ini harus
dilakukan dengan
hati-hati, teliti,
dan jujur.
Current Ratio = Aktiva Lancar x 100%
Hutang Lancar
b) Cash
Ratio
(Rasio
Lambat)
adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka
pendek dengan kas yang disimpan di
bank. Adapun Rasio ini dapat
dihitung dengan rumus yaitu :
Cash Ratio = Kas + Efek x 100%
Hutang Lancar
2) Rasio
Solvabilitas,
Rasio
ini
dipakai untuk mengukur kemapuan
perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Rasio
Solvabilitas terdiri dari :
a) Debt
Ratio
(Rasio
Hutang),’ Rasio
ini merupakan
perbandingan antara hutang lancar
dan hutang jangka panjang dan
1.2. Analisis Rasio Keuangan
Sujarweni
(2017:59)
Menurut
Analisis rasio keuangan merupakan
aktivitas untuk menganalisis laporan
keuangan dengan cara membandingkan
satu akun ‘dengan akun lainnya yang
91
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
jumlah
seluruh
aktiva
diketahui.’Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus yaitu :
perputaran’yang
efektif
dan
mempengaruhi
keuangan
perusahaan. Rasio ini dapat
dihitung dengan rumus yaitu:
Debt Ratio = Total Hutang x 100%
Total Aktiva
FAT =
b) Debt to Equity Ratio (Rasio
Hutang
terhadap
Ekuitas)
’perbandingkan antara hutang dan
ekuitas untuk dana perusahaan, yang
menunjukkan kemampuan dana
perusahaan itu sendiri untuk
memenuhi semua kewajibannya.
’Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus yaitu:
Penjualan
Total Aktiva Tetap
4) Rasio
Profitabilitas’digunakan
untuk mengukur tingkat imbalan atau
perolehan
(keuntungan)
dibanding’penjualan
atau
aktiva,
mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam
hubungan dengan penjualan, aktiva
maupun laba dan modal sendiri.
Rasio’profitabilitas terdiri dari:
a) Gross Profit Margin (Margin
Laba
Kotor)
Merupakan’penjualan
bersih
dikurangi
biaya
penjualan
dibandingkan
berdasarkan
tingkat’penjualan,
rasio
ini
menggambarkan diperoleh dari
volume penjualan. ’Rasio ini
dapat’dihitung dengan rumus
yaitu :
DER = Total Hutang x 100%
Modal Sendiri
3) Rasio Aktivitas digunakan untuk
mengukur
tingkat
efektivitas
penggunaan aktiva, atau kekayaan
perusahaan. seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai engan hutang atau
dibiayai oleh pihak luar. Rasio aktivitas
terdiri dari :
a) Total
Assets
Turnover
adalah’Kemampuan
untuk
menyimpan dana dalam total aset
lancar untuk jangka waktu tertentu,
atau
kemampuan’untuk
menghasilkan "pendapatan" dari
modal yang diinvestasikan. Rasio
ini dapat dihitung dengan rumus
yaitu:
Gross PM. = Laba Kotor x 100%
Penjualan
b) Net Profit Margin (Margin Laba
Bersih) Merupakan rasio gunakan
untuk diukur laba bersih setelah
pajak
dan
kemudian
membandingkannya
dengan
penjualan.Rasio
ini
dapat
dihitung dengan rumus yaitu:
Total Assets Turnover = Penjualan
Total Aktiva
Net P. M. = Laba Bersih x 100%
Penjualan Bersih
b) Fixed Asset Turnover disebut’juga
dengan perputaran aktiva tetap.
Rasio melihat sejauh mana aset
tetap
perusahaan
mempunyai
c) Rate On Return For The
Owners merupakan rasio yang
92
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
digunakan
untuk’mengukur
kemampuan modal sendiri dapat
hasilkan keuntungan’bagi semua
pemilik saham (saham preferen).
Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus yaitu:
latar’penelitian. Berdasarkan pengertian
tersebut
peneliti
mendeskripsikan
subjek’penelitianini adalah perusahaan
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Objek dalam penelitian ini adalah
teks atau dokumen. objek’penelitianini
adalah data laporan keuangan dan laporan
tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk, periode tahun 2014 sampai 2018.
ROE = Laba Bersih S. Pajak x 100%
Modal Sendiri
2.4 Rancangan Penelitian
Desain
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif dan menggunakan pendekatan
deskriptif. Menurut Rate On Equity /
ROE= Laba Bersih Setelah Pajak x 100%
Modal Sendiri
2. METODE PENELITIAN
2.1 Pendekatan Penelitian
kualitatif
dengan
Penelitian
menggunakan metode’deskriptif dalam
penelitian ini. Menurut definisi Bogdan
dan Taylor (2017:4) dalam Mogong,
metodologi kualitatif merupakan proses
penelitian
yang
menghasilkan
data’deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan manusia dan perilaku yang
dapat diamati. Dalam penelitian ini’adalah
tentang menganalisis laporan keuangan
untuk mengevaluasi kinerja’perusahaan
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,
2014 hingga 2018.
2.5 Kinerja Perusahaan
Menurut
Sujarweni
(2017:71)
Kinerja merupakan hasil dari evaluasi
terhadap pekerjaan yang telah selesai
dilakukan, hasil pekerjaan
tersebut
dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditetapkan bersama. Setiap pekerjaan
yang telah selesai dilakukan perlu
dilakukan penilaian/pengukuran secara
periodik. Penelitian Moleong (2017:127)
penelitian ini terbagi dalam beberapa
tahapan yang terbagi menjadi tiga tahapan
yaitu : Tahap Pra- Penelitian, Tahap
Pekerjaan’Lapangan
dan
Tahap
Analisis’Data.
2.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,
tetapi tidak langsung
dikirim
ke
perusahaan,
digunakan
untuk
pengambilan data’situs www.idx.co.id
dan www.telkom.co.id.Sedangkan Waktu
penelitian sekitar 3 bulan, yaitu sejak
bulan Juli sampai September 2020.
2.6 Ruang Lingkup Penelitian
Fokus permasalahan Inilah ruang
lingkup penelitian ini yaitu analisis rasio
keuangan perusahaan. Data-data yang
digunakan adalah data laporan’keuangan
dan laporan tahunan periode 2014 sampai
2018 PT. Telekomunikasi
Indonesia,
Tbk. Dengan analisis rasio keuangan
untuk menilai kinerja perusahaan.
2.3 Subjek dan Objek Penelitian
Menurut
Moleong
(2017:132)
mendeskripsikan
subjek’penelitian sebagai informan, yang
artinya orang pada latar penelitian yang
dimanfaatkan
untuk
memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi
93
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
2.7 Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan penulis
dalam penelitian’ini ialah data analisis
deskriptif,
merupakan
melaporkan
hasil penelitian berdasarkan fakta-fakta
yang ada tentang kinerja PT berdasarkan
laporan keuangan yang berkaitan dengan
analisis
laporan
keuangan.
Telekomunikasi Indonesia Tbk, di sana.
Penelitian ini juga akan melakukan
analisis kualitatif dengan membandingkan
rasio keuangan yang merupakan metode
analisis
laporan
keuangan
untuk
mengukur kinerja PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk.. Sumber’data pembantu
penelitian ini berasal dari berbagai
sumber, antara Dokumen, laporan, buku,
artikel, jurnal dan informasi perusahaan
lainnya lain yang relevan dan Terkait
dengan
masalah
yang
dibahas
dalam’penelitian ini.
ada serta berguna bagipenyusunan
penelitian ini.
2.9 Uji Keabsahan Data
Untuk membangun kredibilitas
data diperlukan suatu teknik’pemeriksaan.
Penerapan teknologi inspeksi didasarkan
pada banyak standar khusus Moleong
(2017:324) kriteria keabsahan data ada
empat macam yaitu: (1) Reputasi, (2)
transferabilitas, (3) reliabilitas, (4)
konfirmabilitas.
2.10 Teknik Analisis
Dalam
penelitian
ini
menggunakan’teknik
analisa
dalam
menganalisa data, yaitu dengan analisis
rasio keuangan yang terdiri dari
analisis rasio’likuiditas, solvabilitas,
aktivitas danprofitabilitas.
3. HASIL DAN DISKUSI
3.1 Analisis Rasio Likuiditas
a) Current ratio
2.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
dipakai dalam penelitian ini. Teknik
pengumpulan data yang digunakan
sebagai berikut:
a) Dokumentasi, yaitu dengan memeriksa
bahan tertulis perusahaan yang terkait
dengan penelitian, seperti laporan
keuangan dan laporan tahunan.
Telekomunikasi Indonesia Tbk, dari
tahun 2014 hingga 2018 yang
diterbitkan oleh PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk.
b) Studi Kepustakaan, yaitu untuk untuk
memperoleh landasan teori analisis
laporan keuangan bisa mengevaluasi
kinerja perusahaan melalui rumus
analisis rasio keuangan, melalui studi
pustaka, laporan, makalah, seminar,
jurnal, catatan kuliah dan surat kabar
yang berkaitan dengan masalah yang
Current Ratio = Aktiva lancar x 100%
Hutang lancar
Tahun 2014
Current Ratio = 34.294.000 x 100%
32.318.000
= 1,06%
Tahun 2015
Current Ratio = 47.912.000 x 100%
35.413.000
= 1,35%
Tahun 2016
Current Ratio = 47.701.000 x 100%
39.762.000
= 1,20%
94
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
Tahun 2017
Current Ratio = 47.561.000 x 100%
45.376.000
= 1,05%
Tahun 2016
Cash Ratio = 25.145.000 x 100%
45.376.000
= 0,55%
Tahun 2018
Current Ratio = 43.268.000 x 100%
46.261.000
= 0,94%
Tahun 2017
Cash Ratio =
Tabel 1. Current Ratio Periode 20142018
Tahun 2018
Cash Ratio =
29.767.000 x 100%
39.762.000
= 0,75%
17.439.000 x 100%
46.261.000
= 0,38%
Sumber data: diolah oleh penulis
Tabel 2. Cash Ratio Periode 2014-2018
Berdasarkan hasil perhitungan pada
Tabel 1, nilai current ratio berfluktuasi
yaitu 1,06% saat tahun 2014 dan
1,35% pada tahun 2015. Kenaikan nilai
rasio ini disebabkan oleh peningkatan aset
lancar sebesar 1,20% pada tahun 2016. Itu
1,05%. Pada 2017 dan 0,94% pada
2018. Turun nilai rasio ini disebabkan
oleh peningkatan utang perusahaan yang
berlebihan, di mana utang lancar lebih
tinggi dari total aset lancar.
Sumber data: diolah oleh penulis
Berdasarkan hasil perhitungan tabel
2 di atas terlihat bahwa nilai cash ratio
mengalami tren menurun. Pada tahun
2014 menurun sebesar 0,55%, meningkat
sebesar 0,79% pada tahun 2015,
menurun sebesar 0,75% pada tahun
2016, menurun sebesar 0,55% pada
tahun 2017, dan menurun pada tahun
2018. 0,38%. Nilai rasio ini menurun
pada tahun 2014-2018 karena perusahaan
memiliki jumlah piutang yang besar.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan
bertambahnya kewajiban lancar, maka
perusahaan tidak bersedia membagikan
kas
bahkan
menambah
jumlah
piutangnya, dan kas perusahaan menjadi
jumlah piutang yang paling sedikit. Hal
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
kurang efisien dalam menggunakan
tersedia kas untuk membayar hutang
jangka pendek.
b) Cash Ratio (Rasio Lambat)
Cash Ratio = Kas + Efek
x 100%
Hutang Lancar
Tahun 2014
Cash Ratio = 17.672.000
32.318.000
= 0,55%
x 100%
Tahun 2015
Cash Ratio = 28.117.000 x 100%
35.413.000
= 0,79%
95
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
menunjukkan bahwa modal pinjaman
perseroan untuk memenuhi kebutuhan
usahanya semakin meningkat. Penurunan
sebesar 0,41% pada tahun 2016
disebabkan oleh penurunan hutang jangka
panjang,
meskipun
hutang lancar
mengalami sedikit peningkatan. Hal ini
menunjukkan
jumlah
operasional
perusahaan yang dibiayai dengan dana
pinjaman semakin menurun. Meningkat
0,44% di tahun 2017.
Peningkatan ini disebabkan oleh
peningkatan utang yang besar
dan
peningkatan
rasio
utang. Kenaikan
rasio ini menunjukkan bahwa lebih
banyak aset dibiayai oleh hutang atau
oleh pihak luar. Semakin tinggi rasio
hutang perusahaan maka semakin besar
dampak keuangan perusahaan.
3.2 Analisis Rasio Solvabilitas
a) Debt Ratio
Debt Ratio = Total Hutang x 100%
Total Aktiva
Tahun 2014
Debt Ratio =
55.830.000 x 100%
141.822.000
= 0,39%
Tahun 2015
Debt Ratio = 72.745.000 x 100%
166.173.000
= 0,44%
Tahun 2016
Debt Ratio = 74.067.000 x 100%
179.611.000
= 0,41%
Tahun 2017
Debt Ratio = 86.354.000 x100%
198.484.000
= 0,44%
b) Debt to Equity Ratio (Rasio
Hutang terhadap Ekuitas)
DER
Tahun 2018
Debt Ratio = 88.893.000 x 100%
206.196.000
= 0,43%
=
Tahun 2014
DER =
Tabel 3. Debt Ratio Periode 2014-2018
=
Tahun 2015
DER =
Sumber data: diolah oleh penulis
Hasil perhitungan tabel 3 di atas,
terlihat bahwa nilai debt ratio mengalami
fluktuasi yaitu 0,39% pada tahun 2014
dan 0,44% pada tahun 2015. Penyebab
peningkatan tersebut adalah peningkatan
jumlah hutang, yaitu hutang lancar dan
hutang jangka panjang. Hal ini
=
Tahun 2016
DER =
=
96
Total Hutang x 100%
Modal Sendiri
55.830.000 x 100%
141.822.000
0,39%
72.745.000 x 100%
166.173.000
0,44%
74.067.000 x 100%
179.611.000
0,41%
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
Tahun 2017
DER =
=
Tahun 2018
DER =
=
86.354.000 x 100%
198.484.000
0,44%
Tahun 2015
Total Asset Turnover = 102.470.000
166.173.000
= 0,62
88.893.000 x 100%
206.196.000
0,43%
Tahun 2016
Total Asset Turnover = 116.333.000
179.611.000
= 0,65
Tabel 4. Debt to Equity Ratio Periode
2014-2018
Tahun 2017
Total Asset Turnover = 128.256.000
198.484.000
= 0,65
Sumber data: diolah oleh penulis
Tahun 2018
Total Asset Turnover= 130.784.000
206.196.000
= 0,63
Berdasarkan
hasil perhitungan
tabel 4. Di atas, terlihat nilai debt-toequity ratio
perusahaan
PT.
Telekomunikasi Indonesia
Tbk
cenderung
berfluktuasi sebesar 0,39%
pada tahun 2014, meningkat 0,44% pada
tahun 2015, dan menurun sebesar
0,41% pada tahun 2016. Pada tahun 2017
meningkat sebesar 0,44% karena adanya
peningkatan hutang dan penurunan dana
sendiri. Pada tahun 2018 mengalami
penurunan sebesar 0,43%. Penyebab
penurunan tersebut adalah penurunan
jumlah hutang yaitu hutang jangka
panjang yang tidak dapat menambah dana
sendiri.
Tabel 5. Total Asset Turnover Periode
2014-2018
Sumber data: diolah oleh penulis
Berdasarkan hasil perhitungan tabel
4.3.5 diatas menunjukkan nilai total asset
turnover perusahaan PT. Tren volatilitas
Telekomunikasi Indonesia Tbk 0,63
tahun 2014 dan turun 0,62 pada
tahun 2015. Penurunan ini disebabkan
oleh penurunan
penjualan,
bukan
penurunan total aset. Peningkatan sebesar
0,63 pada tahun 2018 ini disebabkan oleh
peningkatan total aset yang lebih besar
dari peningkatan penjualan.
3.3 Analisis Rasio Aktivitas
a) Total Assets Turnover
Total Asset Turnover = Penjualan
Total Aktiva
Tahun 2014
Total Asset Turnover = 89.696.0000
141.822.000
= 0,63
b) Fixed Asset Turnover (FAT)
FAT =
Penjualan
Total Aktiva Tetap
97
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
Tahun 2014
FAT =
=
Tahun 2015
FAT =
=
Tahun 2016
FAT =
=
Tahun 2017
FAT =
=
Tahun 2018
FAT =
=
penjualan. Penurunannya 0,85 kali pada
2017 dan 0,80 kali pada 2018. Alasan
penurunan tersebut adalah perusahaan
telah memperoleh aset tetap yang tinggi
dan penjualan yang rendah.
89.696.000
107.528.000
0,83 kali
102.470.000
118.261.000
0,87 kali
3.4 Analisis Rasio Profitabilitas
a) Gross Profit Margin (Margin
Laba Kotor)
GPM =
Laba Kotor x 100%
Penjualan
116.333.000
131.910.000
0,88 kali
Tahun 2014
GPM =
=
128.256.000
150.923.000
0,85 kali
Tahun 2015
GPM =
=
130.784.000
162.928.000
0,80 kali
Tahun 2016
GPM =
=
Tabel 6. FixedAsset Turnover Periode
2014-2018
Tahun 2017
GPM =
Sumber data: diolah oleh penulis
=
Berdasarkan
hasil perhitungan
tabel 6 di atas, maka total nilai perputaran
aset
Perusahaan
PT
ditampilkan.
Telekomunikasi
Indonesia
Tbk
berfluktuasi sebesar 0,83 kali tahun 2014,
meningkat 0,87 kali pada ditahun 2015,
dan meningkat sebesar 0,88 kali pada
tahun 2016. Peningkatan nilai rasio
ini disebabkan oleh penurunan jumlah
aktiva tetap dan peningkatan jumlah
Tahun 2018
GPM =
=
29.206.000
89.696.000
0,33%
x 100%
32.418.000 x 100%
102.470.000
0,32%
39.195.000 x 100%
116.333.000
0,34%
43.933.000 x 100%
128.256.000
0,34%
38.845.000 x 100%
130.784.000
0,30%
Tabel 7. Gross Profit Margin
2014-2018
Sumber data: diolah oleh penulis
98
Periode
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
Berdasarkan
hasil perhitungan
tabel 7 di atas, terlihat nilai margin laba
kotor perusahaan PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk turun 0,33% pada 2014,
0,32% pada 2015, dan 0,30% pada 2018.
Alasan penurunan tersebut adalah karena
laba kotor meningkat terlalu tinggi,
sehingga
mengakibatkan
penurunan
penjualan. Besarnya laba kotor akan
memperlambat perputaran rasio ini,
sehingga mempengaruhi tingkat penjualan
dan pada akhirnya menurunkan laba
bersih yang dihasilkan.
Tabel 8. Net Profit Margin Periode 20142018
Sumber data: diolah oleh penulis
Berdasarkan hasil perhitungan
tabel 8 di atas menunjukkan nilai margin
laba
bersih
perusahaan
PT.
Telekomunikasi Indonesia
Tbk
cenderung
mengalami penurunan,
dengan penurunan 0,24% pada tahun
2014, penurunan 0,23% pada tahun
2015, dan penurunan 0,21% pada tahun
2018. Penurunan ini disebabkan kecilnya
laba bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan.
b) Net Profit Margin (Margin Laba
Bersih)
Net Profit Margin = Laba Bersih x100%
Penjualan
c) Rate On Return For The Owners
(Rate Of Return On Net Worth)
Rate On Equity (ROE)
ROE = Laba Bersih S. Pajak x100%
Modal Sendiri
Tahun 2014
Net Profit Margin =
21.274.000 x 100%
89.696.000
= 0,24%
Tahun 2015
Net Profit Margin =
Tahun 2014
ROE =
23.317.000 x 100%
102.470.000
= 0,23%
=
Tahun 2016
Net Profit Margin =
Tahun 2015
ROE =
29.172.000 x 100%
116.333.000
= 0,25%
=
Tahun 2017
Net Profit Margin =
32.701.000 x 100%
128.256.000
= 0,25%
ROE =
=
Tahun 2017
ROE =
Tahun 2018
Net Profit Margin =
26.979.000 x 100%
130.784.000
= 0,21%
=
99
21.274.000
85.992.000
24,7%
x 100%
23.317.000
93.428.000
25,0%
x 100%
29.172.000 x 100%
105.544.000
27,6%
32.701.000 x 100%
112.130.000
29,2%
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
Tahun 2018
ROE =
=
lebih rendah dari tingkat pertumbuhan
modal.
26.979.000 x 100%
117.303.000
23,0%
3.5 Kondisi Kinerja Keuangan dan
Kinerja
Perusahaan
Selama
Periode 2014 sampai 2018
a) Kondisi Kinerja Keuangan
Periode 2014 – 2018
Berdasarkan tabel 10, Kesimpulan
dari hasil analisis rasio likuiditas baik
secara keseluruhan, rasio solvabilitas PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk, tahun
2014 - 2018 dalam kondisi kurang baik,
rasio aktivitas menunjukkan kondisi
perusahaan kurang baik karena tidak
mencapai
estándar industri dan rasio
profitabilitas
menunjukkan
PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk, dalam
kondisi kurang baik berdasarkan Gross
Profit Margin dan Net Profit Margin
tetapi dalam keadaan baik berdasarkan
Rate On Equity.
Tabel 9. Rate On Equity / ROE Periode
2014-2018
Sumber data: diolah oleh penulis
Berdasarkan hasil perhitungan di
atas pada Tabel 4.3.9 menunjukkan nilai
rasio ekuitas saham perusahaan PT.
Telekomunikasi
Indonesia
Tbk
berfluktuasi mencapai 24,7% pada tahun
2014 dan meningkat 25,0% pada tahun
2015. Ini meningkat 27,6% pada 2016,
29,2% pada 2017, dan turun 23,0 pada
2018. Kenaikan nilai rasio ini disebabkan
karena laba bersih pemilik perusahaan
dari modal investasi lebih besar daripada
laba bersih. Penurunan nilai rasio ini
dikarenakan tingkat pendapatan bersih
Tabel 10. Kinerja Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Sumber data: diolah oleh penulis
b) Kondisi Kinerja Perusahaan
Periode 2014 - 2018
1) Perspektif Keuangan
Kinerja
PT.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk, pada perspektif keuangan
adalah kurang baik. Hasil nilai rasio
100
Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
likuiditas selama periode 2014 - 2018 baik, karena tidak mencapai estándar
dikatakan baik, karena di atas rata-rata industri. Hasil nilai rasio profitabilitas
industri. Hasil nilai rasio solvabilitas periode 2014 - 2018 dalam kondisi kurang
periode 2014 - 2018 di katakan kurang baik berdasarkan Gross ProfitMargin
baik, karena tidak mencapai standar dan Net Profit Margin tetapi dalam
industri. Hasil nilai rasio aktivitas keadaan baikberdasarkan Rate On Equity.
periode 2014 – 2018 di katakan kurang
Tabel 11. Pelanggan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, periode 2014-2018
Pelanggan
Pelanggan
Selule r
Pasca bayar
(kartu Halo)
Pra bayar
(simPATI, Kartu
AS,
Loop)
Total Pelanggan
Selule r
Pelanggan
B roadband
Fixed boardband
Mobile broadband
2014
2015
2016
2017
2018
2.851
Juta
3.509
Juta
4.180
Juta
4.739
Juta
5.400
Juta
137.734
Jut a
149.131
Juta
169.740
Juta
191.583
Juta
157.587
Juta
140.585
Juta
152.641
Juta
173.920 196.322
Juta
Juta
162.987
Juta
3.400
Juta
31.216
Juta
3.983
Juta
43.786
Juta
4.329
Juta
60.030
Juta
5.266
Juta
105.808
Juta
7.260
Juta
106.553
Juta
5.104
Juta
113.813
Juta
34.616
Juta
47.769
Juta
64.359
Juta
2.965
Juta
111.074
Juta
9.698
Juta
4.404
Juta
14.102
Juta
10.277
Juta
10.663
Juta
10.957
Juta
11.111
Juta
10.277
Juta
10.663
Juta
10.957
Juta
11.111
juta
Indi Home
Total Pelanggan
B roadband
Pelanggan
Telepon Tetap
Fixed wireline
(POST)
Fixed wireless
Total Pelanggan
Telepon Tetap
2) Perspektif Pelanggan
Kinerja
perusahaan
PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk, pada
perspektif pelanggan meningkat. Hasil
dari membandingkan data laporan
tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk, periode 2014 - 2018 setiap tahun
mengalami
peningkatan,
yang
menunjukkan bahwa perusahaan berhasil
untuk mempertahankan hubungan dengan
pelanggannya.
101
Greenomika, Vol. 1 No. 1 Juni 2019
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
dalam keadaan buruk, namun keadaan
berdasarkan rasio ekuitas dalam
keadaan baik.
5) Dari
hasil
analisis
Rasio
Likuiditas perusahaan dalam kondisi
baik tetapi berdasarkan analisis Rasio
Solvabilitas,
Aktivitas
dan
PSrofitabilitas dari tahun 2014 - 2018
tersebut, maka dapat diketahui bahwa
kondisi kinerja keuangan kurang baik
karena dibawah rata-rata industri jasa.
6) Berdasarkan perspektif keuangan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk, di
katakan kurang baik, dan berdasarkan
perspektif
pelanggan
PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk, di
katakan baik.
4.
KESIMPULAN
Berdasarkan
analisis
data,
kinerja keuangan dan interpretasi dan
evaluasi kinerja
perusahaan,
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang
dibahas pada bab diatas, bisa diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1) Melalui analisis Rasio Likuiditas
perusahaan
PT.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk, dalam lima tahun
terakhir (yakni dari 2014 hingga
2018), dalam kondisi baik karena
mampu membayar utang jangka
pendek.
2) Dari analisis Rasio Solvabilitas
perusahaan
PT.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk, dalam lima tahun
terakhir (2014 hingga 2018), berada
dalam situasi yang buruk karena
prestasi perusahaan untuk melunasi
utang jangka panjangnya yang relatif
rendah.
Hal
ini
dikarenakan
perusahaan memiliki jumlah hutang
jangka panjang yang besar, dan aset
yang dimilikinya tidak’cukup untuk
menutupi
hutang
dan
biaya
operasional.
3) Diperoleh
dari
hasil
análisis
tingkat aktivitas perusahaan PT.
Telekomunikasi Indonesia.Tbk, berada
dalam situasi yang memprihatinkan
selama lima tahun terakhir (dari
2014 hingga 2018), karena semakin
rendah nilai kedua rasio tersebut maka
perputaran
aset
perusahaa
semakin lambat.
4) Dari
hasil
analisis’Profitabilitas
perusahaan
PT.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk, lima tahun terakhir
(2014 hingga 2018), menuirut marjin
laba kotor dan marjin laba bersih
Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian,
analisis yang telah
dilakukan
dan
kesimpulan yang diambil,
penulis
memberikan saran, diantaranya sebagai
berikut:
1) Untuk meningkatkan
Likuiditas,
perusahaan dapat melakukan hal
tersebut dengan cara mengurangi
jumlah hutang jangka pendek dan
memaksimalkan penggunaan aset
lancar dengan cara meningkatkan
pendapatan perusahaan.
2) Untuk meningkatkan Solvabilitas,
perusahaan harus memperbaiki hutang
dengan
menggunakan
hutang
berdasarkan proporsi dan prioritas,
sehingga
dapat
menghindari
penumpukan hutang atau mengurangi
hutang.
3) Untuk
meningkatkan
jumlah
Aktivitas, perusahaan dapat menambah
jumlah perusahaan dengan cara
meningkatkan efektivitas penjualan.
102
Greenomika, Vol. 1 No. 1 Juni 2019
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
4) Dalam
rangka
meningkatkan
Profitabilitas,
perusahaan
perlu
meningkatkan
penjualan
dan
menekan biaya, sehingga perusahaan
dapat memperoleh keuntungan yang
lebih besar.
5) Ketika
kinerja
keuangan
perusahaan menurun, perusahaan harus
memperbaiki keadaan keuangannya.
Misalnya, meningkatkan aset lancar
dalam total aset, mengurangi jumlah
pinjaman perusahaan jangka pendek ,
mengurangi biaya perusahaan untuk
meningkatkan laba bersih, dan
meningkatkan ekuitas dan total aset
agar perusahaan lebih stabil.
6) Meningkatkan
pelayanan
kepada
konsumen,
menarik
pengetahuan
profesional
konsumen,
dan
meningkatkan kenyamanan produk.
Redvieved from www.pelajaran
.co.id:https://www.pelajaran.co.id/20
17/26/pengertian-tujuan-pengukurandan-penilaian-kinerja- keuangan.html
(Diakses pada tanggal 13 Maret
2020).
Moleong, Lexy J. (2017). Metode
Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nur Mutiara, Rahmah, Komariah Euis.
(2016). Analisis Laporan Keuangan
Dalam Menilai Kinerja Keuangan
Industri Yang Terdaftar di BEI (Studi
Kasus PT. Indocement
Tunggal
Prakarsa
Tbk). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Bina Insani
Vol. 1 No. 1 (2016) Kota Bekasi.
Pengetahuan, S. (2017, 08). 10
Pengertian
Kinerja
Keuangan,
Tujuan, Pengukuran dan Penialian
serta Analisisnya. Retrieved from
seputarpengetahuan.co.id:https://ww
w.seputarpengetahuann.co.id/2017/08
/peengertian-kinerja-keuangan menu
rut-para-ahli-tujuan-pengukuran-danpenilaian-analisis.html (Diakses pada
tanggal 13 Maret 2010).
Safriadi,
Pohan
(2017).
Analisis
Laporan Keuangan Untuk Mengukur
Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Yang Go Public di Bursa Efek
Indonesia (Studi Kasus Pada PT.
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa STIE AlWashliyah Vol. 1 No. 1 (2017) Kota
Sibolga, Sumatera Utara.
Sugiyono.
(2015).
Metode
Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta, CV.
Sujarweni, Wiratna. 2017. Analisis
Laporan Keuangan, Teori, Aplikasi,
dan Hasil Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
DAFTAR PUSTAKA
Erica Denny. (2018) Analisis Rasio
Laporan Keuangan Untuk Menilai
Kinerja Perusahaan
PT.
Kino
Indonesia
Tbk. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa AMIK BSI Vol. 2 No. 1
(2018) Kota Jakarta.
Fahmi,
Irham.
(2017).
Analisis
Laporan
Keuangan.
Bandung:
Alfabeta.
Khanjaya Yuliane Cindy, Adi Moelya
Triyogo. (2016). Analisis Laporan
Keuangan PT. Ciputra Property Tbk
Sebagai Dasar Penilaian Kinerja
Perusahaan Pada Periode
20112014. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Bina Insani Vol. 1 No. 1
(2016) Kota Bekasi.
Manis, S. (2017, 08 26). Pengertian,
Tujuan, Pengukuran Dan Penialian
Kinerja
Keuangan
Terlengkap.
103
Greenomika, Vol. 1 No. 1 Juni 2019
P-ISSN: 2657-0114
E-ISSN: 2657-0122
Sukamulja.
Sukmawati.
2017.
Analisis Laporan Keuangan. Sebagai
Dasar Pengambilan
Keputusan
Investasi. Yogyakarta: Andi dengan
BPFE
Syarfan Ode La & Dewi Kurnia
Ramadhan. (2016). Analisis Laporan
Keuangan Mahasiswa.
Sidoarjo:
Universitas
Nahdlatul
Ulama
Sidoarjo Dalam Menilai Kinerja
Perusahaan
Pada
PT.
Ricky
Kurniawan Kertapersada (Makin
Group)
Jambi.
Jurnal
Ilmiah
Mahasiswa dan Dosen Universitas
Islam Vol. 2 No. 2 (2016) Kota Riau.
Trianto
Anton.
(2017).
Analisis
Laporan Keuangan Sebagai Alat
Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan Pada PT. Bukit Asam
(Persero) Tbk. Tanjung Enim. Jurnal
Ilmiah
Mahasiswa
Politektik
Darusalam Vol. 8 No. 3 (2017) Kota
Palembang.
Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo.
2017. Pedoman Teknis Penulisan
Skripsi.
104
Download