Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM RANGKA MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK. (PERIODE 2014-2018) Tri Puji Astuti* dan Mohammad Taufiq Program Studi Akuntansi, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo *e-mail: [email protected] Abstract This research is a qualitative research with descriptive approach. Data collection techniques in this study are documentation techniques with secondary data, namely financial statement from 2014 to 2018 which include balance sheet and income statements and annual reports from 2014 to 2018. Ratio analsis techniques which include Liquidity ratio, Solvability, Activity, and Profitability. While the method used is time series analysis. After the analysis is carried out, it can be seen that the company’s financial performance is carried out from a good level of Liquidity in meeting its short term obligations, because the Current Ratio and Cash Ratio are able to pay current debts and operating costs. The value of the Solvability ratio, namely the Debt Ratio and Debt to Equity Ratio, were below the average service industry. This shows the decrease in company operations that are financed by loan funds. The value of the Activity ratio, namely Total Asset Turnover and Fixed Asset Turnover, which turnover is very slow, and the ratio is below the average of the service industry. The value of the Profitabilityratio, namely Gross Profit Margin and Net Profit Margin, is in poor condition, because the value is below the service industry average, but in good condition based on the Rate On Equity. And the condition of company’s performance from a financial perspective is said good, and based on the customer perspective it is said to be good. Keywords: Financial Performance, Company Performance. Abstrak Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dengan sumber data sekunder, yaitu laporan keuangan tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 yang meliputi neraca dan laporan laba rugi dan laporan tahunan 2014 sampai dengan 2018. Penelitian ini menggunakan teknik analisis rasio yang meliputi rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Sedangkan metode yang digunakan adalah time series analysis. Setelah dilakukan analisis, dapat diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan yang dilakukan dari tingkat likuiditas baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dikarenakan Current Ratio dan Cash Ratio mampu membayar hutang lancar dan biaya operasionalnya. 89 Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 Nilai rasio solvabilitas yakni Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio nilainya di bawah rata-rata industri jasa. Hal ini menunjukkan semakin berkurangnya operasi perusahaan yang dibiayai oleh dana pinjaman. Nilai rasio aktivitas yakni Total Asset Turnover dan Fixed Asset Turnover yang perputarannya sangat lambat dan nilai rasio di bawah rata-rata industri jasa. Nilai rasio profitabilitas yakni Gross Profit Margin dan Net Profit Margin dalam kondisi kurang baik karena nilainya di bawah rata-rata industri jasa, tetapi dalam keadaan baik berdasarkan Rate On Equity Ratio. Dan kondisi kinerja perusahaan dalam perspektif keuangan dikatakana kurang baik, dan berdasarkan perspektif pelanggan dikatakan baik. Kata kunci: Kinerja Keuangan, Kinerja Perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan tidak hanya berguna bagi manajer sebagai alat pengambilan keputusan, tetapi juga berguna bagi manajer para pemangku kepentingan (seperti Pemilik perusahaan, investor dan calon investor, serta kreditor dan kreditor potensial). Bagi pemilik perusahaandan investor serta calon investor, evaluasi kinerja keuangan membantu Menilai dan mengevaluasi apakah modal diinvestasikan dalam bentuk aset atau kas telah di olah dengan baik dan dipakai agar memperolh keuntungan yang diharapkan. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, itu yaitu salah satu monopoli negara yang berbentuk BUMN. Dengan hal ini, negara bisa memainkan peran utama dalam regulator dan operator, karena dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1989 (UU Telekomunikasi 1989), cuma Badan Pengatur Usaha Milik Negara (BUMN) yang berwenang untuk beroperasi. Perizinan jasa telekomunikasi sebagai hak eksklusif (monopoli). Karena adanya persaingan telekomunikasi yang sangat penting dalam bisnis telekomunikasi, maka pemerintah bekerja keras untuk merumuskan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), 1. PENDAHULUAN Di era perubahan teknologi yang pesat ini, tingkat persaingan antar perusahaan sangat ketat, Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan informasi yang cepat wilayah dan Negara. Hal ini menjadikan telekomunikasi memiliki peran yang sangat penting. karena itu, perlu pemanfaatan telekomunikasi adalah salah satu alat tukar informasi dengan lebih memperhatikan kualitasnya, terutama dalam hal pelayanan. Usaha telekomunikasi adalah usaha stratgis yang energik dan pelopor dalam mengembangkan ekspansi global. Jika status keuangan suatu perusahaan baik maka dapat dikatakan sebagai perusahaan, unggul dan maju. Untuk menilai baik atau tidaknya kesehatan keuangansuatu perusahaan, diperlukan tolok ukur. Analisis rasio keuangan adalah menganalisis aktivitas Bandingkan laporan keuangan suatu akun dengan akun lain dalam laporan keuangan. Perbandingan tersebut dapat berupa perbandingan antara akun di neraca dan laporan laba rugi. Analisis laporan Keuangan menggambarkan hubungan dan perbandingan antara jumlah akun dan jumlah akun lainnya dalam suatu laporan keuangan. 90 Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 memiliki potensi yang cukup bagi bersaing untuk perusahaan telekomunikasi lain. Menurut Sukamulja (2019:3), laporan keuangan merupakan informasi terlengkap yang disediakan perusahaan. Pihak eksternal adalah investor, kreditor, pemerintah, dan semua relasi berkepentingan sama perkembangan perusahaan. Menurut Sujarweni (2017:1), laporan keuangan merupakan penilaian informasi keuangan perusahaan batas waktu akuntansi dapat dipakai sebagai menggambarkan kinerja perusahaan. ada dalam laporan keuangan, perbandingan tersebut bisa antar akun dalam laporan keuangan neraca maupun laba rugi. Jenis-jenis rasio keuangan yang biasanya digunakan adalah: 1) Rasio Likuiditas berguna dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam Melakukan kewajiban keuangan jangka pendek, berupa hutang jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan dengan besarnya aset lancar. Rasio likuiditas terdiri dari: a) Current Ratio (Rasio Lancar) adalah rasio yang dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal melunasi hutang jangka pendek dengan aset lancarnya. Current Ratio dapat dihitung dengan rumus: 1.1. Analisis Laporan Keuangan Menurut Sujarweni (2017:35), analisis laporan keuangan merupakan analisis yang bertujuan melihat status keuangan perusahaan, prestasi perusahaan di masa lalu, sekarang dan masa lalu yang diprediksi, dan analisis laporan keuangan tersebut akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh semua pihak. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan dengan cermat melalui penggunaan metode dan teknik analisis yang tepat agar hasil yang diharapkan benar-benar akurat. Kesalahan saat memasukkan angka atau rumus mengakibatkan hasil yang salah. Kemudian menganalisa dan menjelaskan hasil perhitungan untuk memahami situasi keuanga sebenarnya. Semua ini harus dilakukan dengan hati-hati, teliti, dan jujur. Current Ratio = Aktiva Lancar x 100% Hutang Lancar b) Cash Ratio (Rasio Lambat) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang disimpan di bank. Adapun Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu : Cash Ratio = Kas + Efek x 100% Hutang Lancar 2) Rasio Solvabilitas, Rasio ini dipakai untuk mengukur kemapuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio Solvabilitas terdiri dari : a) Debt Ratio (Rasio Hutang),’ Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan 1.2. Analisis Rasio Keuangan Sujarweni (2017:59) Menurut Analisis rasio keuangan merupakan aktivitas untuk menganalisis laporan keuangan dengan cara membandingkan satu akun ‘dengan akun lainnya yang 91 Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 jumlah seluruh aktiva diketahui.’Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu : perputaran’yang efektif dan mempengaruhi keuangan perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu: Debt Ratio = Total Hutang x 100% Total Aktiva FAT = b) Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas) ’perbandingkan antara hutang dan ekuitas untuk dana perusahaan, yang menunjukkan kemampuan dana perusahaan itu sendiri untuk memenuhi semua kewajibannya. ’Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu: Penjualan Total Aktiva Tetap 4) Rasio Profitabilitas’digunakan untuk mengukur tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding’penjualan atau aktiva, mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri. Rasio’profitabilitas terdiri dari: a) Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) Merupakan’penjualan bersih dikurangi biaya penjualan dibandingkan berdasarkan tingkat’penjualan, rasio ini menggambarkan diperoleh dari volume penjualan. ’Rasio ini dapat’dihitung dengan rumus yaitu : DER = Total Hutang x 100% Modal Sendiri 3) Rasio Aktivitas digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas penggunaan aktiva, atau kekayaan perusahaan. seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai engan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Rasio aktivitas terdiri dari : a) Total Assets Turnover adalah’Kemampuan untuk menyimpan dana dalam total aset lancar untuk jangka waktu tertentu, atau kemampuan’untuk menghasilkan "pendapatan" dari modal yang diinvestasikan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu: Gross PM. = Laba Kotor x 100% Penjualan b) Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Merupakan rasio gunakan untuk diukur laba bersih setelah pajak dan kemudian membandingkannya dengan penjualan.Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu: Total Assets Turnover = Penjualan Total Aktiva Net P. M. = Laba Bersih x 100% Penjualan Bersih b) Fixed Asset Turnover disebut’juga dengan perputaran aktiva tetap. Rasio melihat sejauh mana aset tetap perusahaan mempunyai c) Rate On Return For The Owners merupakan rasio yang 92 Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 digunakan untuk’mengukur kemampuan modal sendiri dapat hasilkan keuntungan’bagi semua pemilik saham (saham preferen). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu: latar’penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut peneliti mendeskripsikan subjek’penelitianini adalah perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Objek dalam penelitian ini adalah teks atau dokumen. objek’penelitianini adalah data laporan keuangan dan laporan tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, periode tahun 2014 sampai 2018. ROE = Laba Bersih S. Pajak x 100% Modal Sendiri 2.4 Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif. Menurut Rate On Equity / ROE= Laba Bersih Setelah Pajak x 100% Modal Sendiri 2. METODE PENELITIAN 2.1 Pendekatan Penelitian kualitatif dengan Penelitian menggunakan metode’deskriptif dalam penelitian ini. Menurut definisi Bogdan dan Taylor (2017:4) dalam Mogong, metodologi kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan data’deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan manusia dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini’adalah tentang menganalisis laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja’perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, 2014 hingga 2018. 2.5 Kinerja Perusahaan Menurut Sujarweni (2017:71) Kinerja merupakan hasil dari evaluasi terhadap pekerjaan yang telah selesai dilakukan, hasil pekerjaan tersebut dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama. Setiap pekerjaan yang telah selesai dilakukan perlu dilakukan penilaian/pengukuran secara periodik. Penelitian Moleong (2017:127) penelitian ini terbagi dalam beberapa tahapan yang terbagi menjadi tiga tahapan yaitu : Tahap Pra- Penelitian, Tahap Pekerjaan’Lapangan dan Tahap Analisis’Data. 2.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, tetapi tidak langsung dikirim ke perusahaan, digunakan untuk pengambilan data’situs www.idx.co.id dan www.telkom.co.id.Sedangkan Waktu penelitian sekitar 3 bulan, yaitu sejak bulan Juli sampai September 2020. 2.6 Ruang Lingkup Penelitian Fokus permasalahan Inilah ruang lingkup penelitian ini yaitu analisis rasio keuangan perusahaan. Data-data yang digunakan adalah data laporan’keuangan dan laporan tahunan periode 2014 sampai 2018 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dengan analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan. 2.3 Subjek dan Objek Penelitian Menurut Moleong (2017:132) mendeskripsikan subjek’penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi 93 Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 2.7 Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian’ini ialah data analisis deskriptif, merupakan melaporkan hasil penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada tentang kinerja PT berdasarkan laporan keuangan yang berkaitan dengan analisis laporan keuangan. Telekomunikasi Indonesia Tbk, di sana. Penelitian ini juga akan melakukan analisis kualitatif dengan membandingkan rasio keuangan yang merupakan metode analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.. Sumber’data pembantu penelitian ini berasal dari berbagai sumber, antara Dokumen, laporan, buku, artikel, jurnal dan informasi perusahaan lainnya lain yang relevan dan Terkait dengan masalah yang dibahas dalam’penelitian ini. ada serta berguna bagipenyusunan penelitian ini. 2.9 Uji Keabsahan Data Untuk membangun kredibilitas data diperlukan suatu teknik’pemeriksaan. Penerapan teknologi inspeksi didasarkan pada banyak standar khusus Moleong (2017:324) kriteria keabsahan data ada empat macam yaitu: (1) Reputasi, (2) transferabilitas, (3) reliabilitas, (4) konfirmabilitas. 2.10 Teknik Analisis Dalam penelitian ini menggunakan’teknik analisa dalam menganalisa data, yaitu dengan analisis rasio keuangan yang terdiri dari analisis rasio’likuiditas, solvabilitas, aktivitas danprofitabilitas. 3. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Analisis Rasio Likuiditas a) Current ratio 2.8 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut: a) Dokumentasi, yaitu dengan memeriksa bahan tertulis perusahaan yang terkait dengan penelitian, seperti laporan keuangan dan laporan tahunan. Telekomunikasi Indonesia Tbk, dari tahun 2014 hingga 2018 yang diterbitkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. b) Studi Kepustakaan, yaitu untuk untuk memperoleh landasan teori analisis laporan keuangan bisa mengevaluasi kinerja perusahaan melalui rumus analisis rasio keuangan, melalui studi pustaka, laporan, makalah, seminar, jurnal, catatan kuliah dan surat kabar yang berkaitan dengan masalah yang Current Ratio = Aktiva lancar x 100% Hutang lancar Tahun 2014 Current Ratio = 34.294.000 x 100% 32.318.000 = 1,06% Tahun 2015 Current Ratio = 47.912.000 x 100% 35.413.000 = 1,35% Tahun 2016 Current Ratio = 47.701.000 x 100% 39.762.000 = 1,20% 94 Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 Tahun 2017 Current Ratio = 47.561.000 x 100% 45.376.000 = 1,05% Tahun 2016 Cash Ratio = 25.145.000 x 100% 45.376.000 = 0,55% Tahun 2018 Current Ratio = 43.268.000 x 100% 46.261.000 = 0,94% Tahun 2017 Cash Ratio = Tabel 1. Current Ratio Periode 20142018 Tahun 2018 Cash Ratio = 29.767.000 x 100% 39.762.000 = 0,75% 17.439.000 x 100% 46.261.000 = 0,38% Sumber data: diolah oleh penulis Tabel 2. Cash Ratio Periode 2014-2018 Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 1, nilai current ratio berfluktuasi yaitu 1,06% saat tahun 2014 dan 1,35% pada tahun 2015. Kenaikan nilai rasio ini disebabkan oleh peningkatan aset lancar sebesar 1,20% pada tahun 2016. Itu 1,05%. Pada 2017 dan 0,94% pada 2018. Turun nilai rasio ini disebabkan oleh peningkatan utang perusahaan yang berlebihan, di mana utang lancar lebih tinggi dari total aset lancar. Sumber data: diolah oleh penulis Berdasarkan hasil perhitungan tabel 2 di atas terlihat bahwa nilai cash ratio mengalami tren menurun. Pada tahun 2014 menurun sebesar 0,55%, meningkat sebesar 0,79% pada tahun 2015, menurun sebesar 0,75% pada tahun 2016, menurun sebesar 0,55% pada tahun 2017, dan menurun pada tahun 2018. 0,38%. Nilai rasio ini menurun pada tahun 2014-2018 karena perusahaan memiliki jumlah piutang yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa dengan bertambahnya kewajiban lancar, maka perusahaan tidak bersedia membagikan kas bahkan menambah jumlah piutangnya, dan kas perusahaan menjadi jumlah piutang yang paling sedikit. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan kurang efisien dalam menggunakan tersedia kas untuk membayar hutang jangka pendek. b) Cash Ratio (Rasio Lambat) Cash Ratio = Kas + Efek x 100% Hutang Lancar Tahun 2014 Cash Ratio = 17.672.000 32.318.000 = 0,55% x 100% Tahun 2015 Cash Ratio = 28.117.000 x 100% 35.413.000 = 0,79% 95 Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 menunjukkan bahwa modal pinjaman perseroan untuk memenuhi kebutuhan usahanya semakin meningkat. Penurunan sebesar 0,41% pada tahun 2016 disebabkan oleh penurunan hutang jangka panjang, meskipun hutang lancar mengalami sedikit peningkatan. Hal ini menunjukkan jumlah operasional perusahaan yang dibiayai dengan dana pinjaman semakin menurun. Meningkat 0,44% di tahun 2017. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan utang yang besar dan peningkatan rasio utang. Kenaikan rasio ini menunjukkan bahwa lebih banyak aset dibiayai oleh hutang atau oleh pihak luar. Semakin tinggi rasio hutang perusahaan maka semakin besar dampak keuangan perusahaan. 3.2 Analisis Rasio Solvabilitas a) Debt Ratio Debt Ratio = Total Hutang x 100% Total Aktiva Tahun 2014 Debt Ratio = 55.830.000 x 100% 141.822.000 = 0,39% Tahun 2015 Debt Ratio = 72.745.000 x 100% 166.173.000 = 0,44% Tahun 2016 Debt Ratio = 74.067.000 x 100% 179.611.000 = 0,41% Tahun 2017 Debt Ratio = 86.354.000 x100% 198.484.000 = 0,44% b) Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas) DER Tahun 2018 Debt Ratio = 88.893.000 x 100% 206.196.000 = 0,43% = Tahun 2014 DER = Tabel 3. Debt Ratio Periode 2014-2018 = Tahun 2015 DER = Sumber data: diolah oleh penulis Hasil perhitungan tabel 3 di atas, terlihat bahwa nilai debt ratio mengalami fluktuasi yaitu 0,39% pada tahun 2014 dan 0,44% pada tahun 2015. Penyebab peningkatan tersebut adalah peningkatan jumlah hutang, yaitu hutang lancar dan hutang jangka panjang. Hal ini = Tahun 2016 DER = = 96 Total Hutang x 100% Modal Sendiri 55.830.000 x 100% 141.822.000 0,39% 72.745.000 x 100% 166.173.000 0,44% 74.067.000 x 100% 179.611.000 0,41% Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 Tahun 2017 DER = = Tahun 2018 DER = = 86.354.000 x 100% 198.484.000 0,44% Tahun 2015 Total Asset Turnover = 102.470.000 166.173.000 = 0,62 88.893.000 x 100% 206.196.000 0,43% Tahun 2016 Total Asset Turnover = 116.333.000 179.611.000 = 0,65 Tabel 4. Debt to Equity Ratio Periode 2014-2018 Tahun 2017 Total Asset Turnover = 128.256.000 198.484.000 = 0,65 Sumber data: diolah oleh penulis Tahun 2018 Total Asset Turnover= 130.784.000 206.196.000 = 0,63 Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4. Di atas, terlihat nilai debt-toequity ratio perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk cenderung berfluktuasi sebesar 0,39% pada tahun 2014, meningkat 0,44% pada tahun 2015, dan menurun sebesar 0,41% pada tahun 2016. Pada tahun 2017 meningkat sebesar 0,44% karena adanya peningkatan hutang dan penurunan dana sendiri. Pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 0,43%. Penyebab penurunan tersebut adalah penurunan jumlah hutang yaitu hutang jangka panjang yang tidak dapat menambah dana sendiri. Tabel 5. Total Asset Turnover Periode 2014-2018 Sumber data: diolah oleh penulis Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.3.5 diatas menunjukkan nilai total asset turnover perusahaan PT. Tren volatilitas Telekomunikasi Indonesia Tbk 0,63 tahun 2014 dan turun 0,62 pada tahun 2015. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan penjualan, bukan penurunan total aset. Peningkatan sebesar 0,63 pada tahun 2018 ini disebabkan oleh peningkatan total aset yang lebih besar dari peningkatan penjualan. 3.3 Analisis Rasio Aktivitas a) Total Assets Turnover Total Asset Turnover = Penjualan Total Aktiva Tahun 2014 Total Asset Turnover = 89.696.0000 141.822.000 = 0,63 b) Fixed Asset Turnover (FAT) FAT = Penjualan Total Aktiva Tetap 97 Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 Tahun 2014 FAT = = Tahun 2015 FAT = = Tahun 2016 FAT = = Tahun 2017 FAT = = Tahun 2018 FAT = = penjualan. Penurunannya 0,85 kali pada 2017 dan 0,80 kali pada 2018. Alasan penurunan tersebut adalah perusahaan telah memperoleh aset tetap yang tinggi dan penjualan yang rendah. 89.696.000 107.528.000 0,83 kali 102.470.000 118.261.000 0,87 kali 3.4 Analisis Rasio Profitabilitas a) Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) GPM = Laba Kotor x 100% Penjualan 116.333.000 131.910.000 0,88 kali Tahun 2014 GPM = = 128.256.000 150.923.000 0,85 kali Tahun 2015 GPM = = 130.784.000 162.928.000 0,80 kali Tahun 2016 GPM = = Tabel 6. FixedAsset Turnover Periode 2014-2018 Tahun 2017 GPM = Sumber data: diolah oleh penulis = Berdasarkan hasil perhitungan tabel 6 di atas, maka total nilai perputaran aset Perusahaan PT ditampilkan. Telekomunikasi Indonesia Tbk berfluktuasi sebesar 0,83 kali tahun 2014, meningkat 0,87 kali pada ditahun 2015, dan meningkat sebesar 0,88 kali pada tahun 2016. Peningkatan nilai rasio ini disebabkan oleh penurunan jumlah aktiva tetap dan peningkatan jumlah Tahun 2018 GPM = = 29.206.000 89.696.000 0,33% x 100% 32.418.000 x 100% 102.470.000 0,32% 39.195.000 x 100% 116.333.000 0,34% 43.933.000 x 100% 128.256.000 0,34% 38.845.000 x 100% 130.784.000 0,30% Tabel 7. Gross Profit Margin 2014-2018 Sumber data: diolah oleh penulis 98 Periode Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 Berdasarkan hasil perhitungan tabel 7 di atas, terlihat nilai margin laba kotor perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk turun 0,33% pada 2014, 0,32% pada 2015, dan 0,30% pada 2018. Alasan penurunan tersebut adalah karena laba kotor meningkat terlalu tinggi, sehingga mengakibatkan penurunan penjualan. Besarnya laba kotor akan memperlambat perputaran rasio ini, sehingga mempengaruhi tingkat penjualan dan pada akhirnya menurunkan laba bersih yang dihasilkan. Tabel 8. Net Profit Margin Periode 20142018 Sumber data: diolah oleh penulis Berdasarkan hasil perhitungan tabel 8 di atas menunjukkan nilai margin laba bersih perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk cenderung mengalami penurunan, dengan penurunan 0,24% pada tahun 2014, penurunan 0,23% pada tahun 2015, dan penurunan 0,21% pada tahun 2018. Penurunan ini disebabkan kecilnya laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. b) Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Net Profit Margin = Laba Bersih x100% Penjualan c) Rate On Return For The Owners (Rate Of Return On Net Worth) Rate On Equity (ROE) ROE = Laba Bersih S. Pajak x100% Modal Sendiri Tahun 2014 Net Profit Margin = 21.274.000 x 100% 89.696.000 = 0,24% Tahun 2015 Net Profit Margin = Tahun 2014 ROE = 23.317.000 x 100% 102.470.000 = 0,23% = Tahun 2016 Net Profit Margin = Tahun 2015 ROE = 29.172.000 x 100% 116.333.000 = 0,25% = Tahun 2017 Net Profit Margin = 32.701.000 x 100% 128.256.000 = 0,25% ROE = = Tahun 2017 ROE = Tahun 2018 Net Profit Margin = 26.979.000 x 100% 130.784.000 = 0,21% = 99 21.274.000 85.992.000 24,7% x 100% 23.317.000 93.428.000 25,0% x 100% 29.172.000 x 100% 105.544.000 27,6% 32.701.000 x 100% 112.130.000 29,2% Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 Tahun 2018 ROE = = lebih rendah dari tingkat pertumbuhan modal. 26.979.000 x 100% 117.303.000 23,0% 3.5 Kondisi Kinerja Keuangan dan Kinerja Perusahaan Selama Periode 2014 sampai 2018 a) Kondisi Kinerja Keuangan Periode 2014 – 2018 Berdasarkan tabel 10, Kesimpulan dari hasil analisis rasio likuiditas baik secara keseluruhan, rasio solvabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, tahun 2014 - 2018 dalam kondisi kurang baik, rasio aktivitas menunjukkan kondisi perusahaan kurang baik karena tidak mencapai estándar industri dan rasio profitabilitas menunjukkan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, dalam kondisi kurang baik berdasarkan Gross Profit Margin dan Net Profit Margin tetapi dalam keadaan baik berdasarkan Rate On Equity. Tabel 9. Rate On Equity / ROE Periode 2014-2018 Sumber data: diolah oleh penulis Berdasarkan hasil perhitungan di atas pada Tabel 4.3.9 menunjukkan nilai rasio ekuitas saham perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk berfluktuasi mencapai 24,7% pada tahun 2014 dan meningkat 25,0% pada tahun 2015. Ini meningkat 27,6% pada 2016, 29,2% pada 2017, dan turun 23,0 pada 2018. Kenaikan nilai rasio ini disebabkan karena laba bersih pemilik perusahaan dari modal investasi lebih besar daripada laba bersih. Penurunan nilai rasio ini dikarenakan tingkat pendapatan bersih Tabel 10. Kinerja Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Sumber data: diolah oleh penulis b) Kondisi Kinerja Perusahaan Periode 2014 - 2018 1) Perspektif Keuangan Kinerja PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, pada perspektif keuangan adalah kurang baik. Hasil nilai rasio 100 Greenomika, Vol. 2 No. 2 Desember 2020 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 likuiditas selama periode 2014 - 2018 baik, karena tidak mencapai estándar dikatakan baik, karena di atas rata-rata industri. Hasil nilai rasio profitabilitas industri. Hasil nilai rasio solvabilitas periode 2014 - 2018 dalam kondisi kurang periode 2014 - 2018 di katakan kurang baik berdasarkan Gross ProfitMargin baik, karena tidak mencapai standar dan Net Profit Margin tetapi dalam industri. Hasil nilai rasio aktivitas keadaan baikberdasarkan Rate On Equity. periode 2014 – 2018 di katakan kurang Tabel 11. Pelanggan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, periode 2014-2018 Pelanggan Pelanggan Selule r Pasca bayar (kartu Halo) Pra bayar (simPATI, Kartu AS, Loop) Total Pelanggan Selule r Pelanggan B roadband Fixed boardband Mobile broadband 2014 2015 2016 2017 2018 2.851 Juta 3.509 Juta 4.180 Juta 4.739 Juta 5.400 Juta 137.734 Jut a 149.131 Juta 169.740 Juta 191.583 Juta 157.587 Juta 140.585 Juta 152.641 Juta 173.920 196.322 Juta Juta 162.987 Juta 3.400 Juta 31.216 Juta 3.983 Juta 43.786 Juta 4.329 Juta 60.030 Juta 5.266 Juta 105.808 Juta 7.260 Juta 106.553 Juta 5.104 Juta 113.813 Juta 34.616 Juta 47.769 Juta 64.359 Juta 2.965 Juta 111.074 Juta 9.698 Juta 4.404 Juta 14.102 Juta 10.277 Juta 10.663 Juta 10.957 Juta 11.111 Juta 10.277 Juta 10.663 Juta 10.957 Juta 11.111 juta Indi Home Total Pelanggan B roadband Pelanggan Telepon Tetap Fixed wireline (POST) Fixed wireless Total Pelanggan Telepon Tetap 2) Perspektif Pelanggan Kinerja perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, pada perspektif pelanggan meningkat. Hasil dari membandingkan data laporan tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, periode 2014 - 2018 setiap tahun mengalami peningkatan, yang menunjukkan bahwa perusahaan berhasil untuk mempertahankan hubungan dengan pelanggannya. 101 Greenomika, Vol. 1 No. 1 Juni 2019 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 dalam keadaan buruk, namun keadaan berdasarkan rasio ekuitas dalam keadaan baik. 5) Dari hasil analisis Rasio Likuiditas perusahaan dalam kondisi baik tetapi berdasarkan analisis Rasio Solvabilitas, Aktivitas dan PSrofitabilitas dari tahun 2014 - 2018 tersebut, maka dapat diketahui bahwa kondisi kinerja keuangan kurang baik karena dibawah rata-rata industri jasa. 6) Berdasarkan perspektif keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, di katakan kurang baik, dan berdasarkan perspektif pelanggan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, di katakan baik. 4. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data, kinerja keuangan dan interpretasi dan evaluasi kinerja perusahaan, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang dibahas pada bab diatas, bisa diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Melalui analisis Rasio Likuiditas perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, dalam lima tahun terakhir (yakni dari 2014 hingga 2018), dalam kondisi baik karena mampu membayar utang jangka pendek. 2) Dari analisis Rasio Solvabilitas perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, dalam lima tahun terakhir (2014 hingga 2018), berada dalam situasi yang buruk karena prestasi perusahaan untuk melunasi utang jangka panjangnya yang relatif rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki jumlah hutang jangka panjang yang besar, dan aset yang dimilikinya tidak’cukup untuk menutupi hutang dan biaya operasional. 3) Diperoleh dari hasil análisis tingkat aktivitas perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk, berada dalam situasi yang memprihatinkan selama lima tahun terakhir (dari 2014 hingga 2018), karena semakin rendah nilai kedua rasio tersebut maka perputaran aset perusahaa semakin lambat. 4) Dari hasil analisis’Profitabilitas perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, lima tahun terakhir (2014 hingga 2018), menuirut marjin laba kotor dan marjin laba bersih Saran Berdasarkan hasil penelitian, analisis yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diambil, penulis memberikan saran, diantaranya sebagai berikut: 1) Untuk meningkatkan Likuiditas, perusahaan dapat melakukan hal tersebut dengan cara mengurangi jumlah hutang jangka pendek dan memaksimalkan penggunaan aset lancar dengan cara meningkatkan pendapatan perusahaan. 2) Untuk meningkatkan Solvabilitas, perusahaan harus memperbaiki hutang dengan menggunakan hutang berdasarkan proporsi dan prioritas, sehingga dapat menghindari penumpukan hutang atau mengurangi hutang. 3) Untuk meningkatkan jumlah Aktivitas, perusahaan dapat menambah jumlah perusahaan dengan cara meningkatkan efektivitas penjualan. 102 Greenomika, Vol. 1 No. 1 Juni 2019 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 4) Dalam rangka meningkatkan Profitabilitas, perusahaan perlu meningkatkan penjualan dan menekan biaya, sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar. 5) Ketika kinerja keuangan perusahaan menurun, perusahaan harus memperbaiki keadaan keuangannya. Misalnya, meningkatkan aset lancar dalam total aset, mengurangi jumlah pinjaman perusahaan jangka pendek , mengurangi biaya perusahaan untuk meningkatkan laba bersih, dan meningkatkan ekuitas dan total aset agar perusahaan lebih stabil. 6) Meningkatkan pelayanan kepada konsumen, menarik pengetahuan profesional konsumen, dan meningkatkan kenyamanan produk. Redvieved from www.pelajaran .co.id:https://www.pelajaran.co.id/20 17/26/pengertian-tujuan-pengukurandan-penilaian-kinerja- keuangan.html (Diakses pada tanggal 13 Maret 2020). Moleong, Lexy J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nur Mutiara, Rahmah, Komariah Euis. (2016). Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Industri Yang Terdaftar di BEI (Studi Kasus PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Bina Insani Vol. 1 No. 1 (2016) Kota Bekasi. Pengetahuan, S. (2017, 08). 10 Pengertian Kinerja Keuangan, Tujuan, Pengukuran dan Penialian serta Analisisnya. Retrieved from seputarpengetahuan.co.id:https://ww w.seputarpengetahuann.co.id/2017/08 /peengertian-kinerja-keuangan menu rut-para-ahli-tujuan-pengukuran-danpenilaian-analisis.html (Diakses pada tanggal 13 Maret 2010). Safriadi, Pohan (2017). Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk). Jurnal Ilmiah Mahasiswa STIE AlWashliyah Vol. 1 No. 1 (2017) Kota Sibolga, Sumatera Utara. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV. Sujarweni, Wiratna. 2017. Analisis Laporan Keuangan, Teori, Aplikasi, dan Hasil Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. DAFTAR PUSTAKA Erica Denny. (2018) Analisis Rasio Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan PT. Kino Indonesia Tbk. Jurnal Ilmiah Mahasiswa AMIK BSI Vol. 2 No. 1 (2018) Kota Jakarta. Fahmi, Irham. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta. Khanjaya Yuliane Cindy, Adi Moelya Triyogo. (2016). Analisis Laporan Keuangan PT. Ciputra Property Tbk Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Perusahaan Pada Periode 20112014. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Bina Insani Vol. 1 No. 1 (2016) Kota Bekasi. Manis, S. (2017, 08 26). Pengertian, Tujuan, Pengukuran Dan Penialian Kinerja Keuangan Terlengkap. 103 Greenomika, Vol. 1 No. 1 Juni 2019 P-ISSN: 2657-0114 E-ISSN: 2657-0122 Sukamulja. Sukmawati. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi. Yogyakarta: Andi dengan BPFE Syarfan Ode La & Dewi Kurnia Ramadhan. (2016). Analisis Laporan Keuangan Mahasiswa. Sidoarjo: Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo Dalam Menilai Kinerja Perusahaan Pada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Group) Jambi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa dan Dosen Universitas Islam Vol. 2 No. 2 (2016) Kota Riau. Trianto Anton. (2017). Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Politektik Darusalam Vol. 8 No. 3 (2017) Kota Palembang. Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo. 2017. Pedoman Teknis Penulisan Skripsi. 104